15 0 3 MB
TUGAS BESAR PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE DI KABUPATEN BANJARNEGARA
Disusun oleh: Uci Multhaza 18513222 DOSEN: Dr. Andik Yulianto, ST, MT ASISTEN DOSEN: Yebi Yuriandala, ST, M.eng
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2020
DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
LEMBAR PENGESAHAN Judul
: Tugas Besar Perencanaan Drainase dan Sewerage Kab. Banjarnegara
Nama
: Uci Multhaza
NIM
: 18513222
Telah diperiksa dan disetujui sebagai persyaratan laporan untuk memenuhi tugas mata kuliah Drainase dan Sewerage. Yogyakarta, ………………………...
Asisten Pembimbing,
Yebi Yuriandala, ST, M.Eng
Dosen Pengampu Mata Kuliah,
Dr. Andik Yulianto, ST, MT
2
DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
KATA PENGANTAR Alhamdulillahirabbil’alamin segala puji dan syukur kita panjatkan kehadirat ALLAH SWT karena dengan rahmat dan karunia nya kita masih diberi nikmat sehat,nikmat iman sehingga saya dapat meyelesaikan tugas besar perencanaan drainase Pengelolaan Sampah sebagai syarat wajib mata kuliah Pengelolaan Sampah semester ganjil tahun ajaran 2020/2021. Semoga dengan terselesaikan perencanaan tugas besar ini bisa mendapatkan hasil yang memuaskan dan mendapatkan ilmu serta pengetahuan yang bermanfaat sebagai bekal di dunia pekerjaan nanti. Selanjutnya penyusun menyadari masih banyak kekurangan dalam proses penyusunan. Penyusun juga menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan ini. Penyusun meyakini tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak tugas besar ini tidak dapat terselesaikan. Pada kesempatan kali ini saya mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam pembuatan tugas perencanaan ini.Bapak Dr. Andik Yulianto, ST, MT selaku dosen mata kuliah Pengelolaan Sampah yang telah memberikan ilmu agar tugas besar perencanaan ini dapat diselesaikan tepat waktu.Bapak Yebi Yuriandala, ST, M.Eng selaku asisten dosen dalam pelaksanaan pengerjaan tugas besar mata kuliah Pengelolaan Sampah yang telah membimbing hingga tugas besar ini dapat diselesaikan sebaik mungkin.Tak lupa ucapan terimakasih kepada keluarga saya yang telah memberikan semangat dalam proses pengerjaan tugas besar perencanaan ini. Harapan saya semoga laporan ini dapat memberikan manfaat dan menambah ilmu pengetahuan bagi siapapun yang membacanya. Saya sangat menyadari keterbatasan ilmu dan pengalaman membuat laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karna itu,saya membutuhkan kritik dan saran dari pembaca agar kedepannya laporan ini menjadi lebih baik.
3
DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
DAFTAR ISI TUGAS BESAR
1
PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE DI KABUPATEN BANJARNEGARA
1
LEMBAR PENGESAHAN
2
KATA PENGANTAR
3
DAFTAR ISI
4
DAFTAR TABEL
7
DAFTAR GAMBAR BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.2 MAKSUD DAN TUJUAN PERENCANAAN 1.3 RUANG LINGKUP PERENCANAAN 1.3.1 Ruang Lingkup Perencanaan Sistem Drainase 1.3.2 Ruang Lingkup Perencanaan Sistem Sewerage 1.4 ACUAN PERENCANAAN BAB II KONDISI UMUM WILAYAH DAERAH PERENCANAAN 2.1 WILAYAH ADMINISTRASI 2.2 ASPEK KEPENDUDUKAN 2.3 DATA FASILITAS UMUM BAB III KRITERIA PERENCANAAN
3.1 DRAINASE 3.1.1 kriteria Perencanaan Hidrologi 3.1.2 Dasar Dasar Perencanaan 3.2 SEWERAGE 3.2.1 Kependudukan 3.2.2. Desain Aktual 3.2.4 Bangunan Pelengkap
10 12 12 13 13 13 13 15 16 16 19 21 26 26 26 30 33 33 37 41
4
DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA BAB IV PERENCANAAN DRAINASE 4.1 PENENTUAN DAERAH PELAYANAN 4.2 PERENCANAAN SISTEM JARINGAN DRAINASE 4.2.1 Penentuan Sistem Yang Direncanakan 4.2.2 Layout Jaringan 4.3 PERHITUNGAN BEBAN ALIRAN 4.3.1 Penentuan blok pelayanan 4.3.2 Perhitungan kapasitas aliran 4.4 BENTUK DAN BAHAN SALURAN 4.5 DIMENSI, ELEVASI, DAN SALURAN DRAINASE 4.5.1 elevasi saluran 4.5.2 Perhitungan Debit 4.5.3 dimensi saluran 4.5.4 perhitungan elevasi saluran 4.6 BANGUNAN PELENGKAP 4.6.1 gorong gorong 4.6.2 street inlet
44 44 44 44 45 45 45 46 85 86 86 88 90 92 97 97 100
BAB V
103
PERENCANAAN SEWERAGE 5.1 DAERAH PELAYANAN 5.2 PERHITUNGAN BEBAN ALIRAN 5.2.1 penentuan area pelayanan 5.3 PERHITUNGAN KAPASITAS ALIRAN 5.3.1 Proyeksi penduduk 5.4 DEBIT AIR LIMBAH 5.5 DEBIT PUNCAK 5.6 DIMENSI SALURAN 5.6.1 elevasi saluran 5.6.2 dimensi saluran 5.6.3 kontrol kecepatan 5.7 ELEVASI SALURAN 5.9 BANGUNAN PELENGKAP 5.9.1 manhole
103 103 103 103 104 104 109 112 115 115 117 118 119 120 120
BAB VI BOQ DAN RAB 6.1 BILL OF QUANTITY (BOQ)
122 122
5
DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA 6.1.1 BOQ drainase 6.1.2 BOQ sewerage 6.2 RANCANGAN ANGGARAN BIAYA (RAB)
122 129 132
6
DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
DAFTAR TABEL tabel 2. 1 batas wilayah kabupaten Banjarnegara..........................................................................14 tabel 2. 2 luas per kecamatan di Kabupaten Banjarnegara tahun 2019.........................................14 tabel 2. 3 jumlah penduduk per kecamatan tahun 2019.................................................................17 tabel 2. 4Sarana Dan Prasarana Kesehatan Kabupaten Banjarnegara...........................................18 tabel 2.5Sarana Pendidikan Kabupaten Banjarnegara...................................................................18 tabel 2. 6 Sarana Ibadah Kabupaten Banjarnegara........................................................................20 tabel 2. 7 Sarana Perdagangan Kabupaten Banjarnegara..............................................................21 Y
tabel 3. 11 Kategori Wilayah Berdasarkan Jumlah Penduduk......................................................30 tabel 3. 2faktor puncak praktis.......................................................................................................34 tabel 3. 3koefisien kekasaran pipa.................................................................................................35 tabel 3. 4kecepatan pengaliran pipa...............................................................................................35 tabel 3. 5kemiringan pipa minimal praktis untuk berbagai diameter............................................36 tabel 3. 6Jarak antar Manhole pada Jalan Lurus............................................................................39 tabel 4. 1koefisien pengaliran saluran sekunder............................................................................45 tabel 4. 2koefisien pengaliran saluran sekunder............................................................................47 tabel 4. 3data curah hujan..............................................................................................................48 tabel 4. 4cek selisih nilai R............................................................................................................49 tabel 4. 5curah hujan rata rata menggunakan metode aritmatika..................................................50 tabel 4. 6nilai Yn............................................................................................................................51 tabel 4. 7nilai Yt............................................................................................................................51 tabel 4. 8nilai Sn............................................................................................................................51 tabel 4. 9curah hujan maksimum metode gumbel.........................................................................52 tabel 4. 10nilai PUH 2, 5, 10, 25, dan 50 tahun metode gumbel...................................................53 tabel 4. 11koefisien kemencengan (Cs) distribusi log person III..................................................54 tabel 4. 12curah hujan maksimum metode log person III.............................................................55 tabel 4. 13nilai PUH 2, 5, 10, 25, dan 50 tahun metode log person III.........................................56 tabel 4. 14nilai દ............................................................................................................................57 tabel 4. 15nilai Bi...........................................................................................................................57 tabel 4. 16curah hujan maksimum metode iwai kadoya................................................................57 tabel 4. 17nilai PUH 2, 5, 10, 25, dan 50 tahun metode iwai kadoya............................................58 tabel 4. 18perbandingan metode curah hujan harian maksimum..................................................59 tabel 4. 19PUH 2 tahun metode hasper weduwen.........................................................................60 tabel 4. 20PUH 5 tahun metode hasper weduwen.........................................................................60 tabel 4. 21PUH 10 tahun metode hasper weduwen.......................................................................61 tabel 4. 22PUH 25 tahun metode hasper weduwen.......................................................................61 tabel 4. 23PUH 50 tahun metode hasper weduwen.......................................................................63 7
DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA tabel 4. 24intensitas hujan metode hasper weduwen.................................................63 tabel 4. 25intensitas hujan metode tablot PUH 2 tahun.................................................................64 tabel 4. 26intensitas hujan metode tablot PUH 5 tahun.................................................................64 tabel 4. 27intensitas hujan metode tablot PUH 10 tahun...............................................................66 tabel 4. 28intensitas hujan metode tablot PUH 25 tahun...............................................................66 tabel 4. 29intensitas hujan metode tablot PUH 50 tahun...............................................................68 tabel 4. 30 intensitas hujan metode tablot......................................................................................68 tabel 4. 31intensitas hujan metode sherman PUH 2 tahun............................................................69 tabel 4. 32intensitas hujan metode sherman PUH 5 tahun............................................................69 tabel 4. 33tensitas hujan metode sherman PUH 10 tahun.............................................................70 tabel 4. 34intensitas hujan metode sherman PUH 25 tahun..........................................................70 tabel 4. 35intensitas hujan metode sherman PUH 50 tahun..........................................................71 tabel 4. 36intensitas hujan metode sherman..................................................................................71 tabel 4. 37 intensitas hujan metode ishiguro PUH 2 tahun............................................................72 tabel 4. 38intensitas hujan metode ishiguro PUH 5 tahun.............................................................73 tabel 4. 39intensitas hujan metode ishiguro PUH 10 tahun...........................................................73 tabel 4. 40intensitas hujan metode ishiguro PUH 25 tahun...74tabel 4. 42intensitas hujan metode ishiguro..........................................................................................................................................75 tabel 4. 43intensitas PUH 2 tahun..................................................................................................76 tabel 4. 44intensitas PUH 5 tahun..................................................................................................76 tabel 4. 45intensitas PUH 10 tahun................................................................................................78 tabel 4. 46intensitas PUH 25 tahun................................................................................................78 tabel 4. 47intensitas PUH 50 tahun................................................................................................80 tabel 4. 48koefisen kekasaran mannings.......................................................................................84 tabel 4. 49kemiringan permukaan tanah saluran primer................................................................84 tabel 4. 50kemiringan permukaan tanah saluran sekunder............................................................85 tabel 4. 51debit saluran primer......................................................................................................86 tabel 4. 52debit saluran sekunder...................................................................................................87 tabel 4. 53dimensi saluran primer..................................................................................................89 tabel 4. 54dimensi saluran sekunder..............................................................................................90 tabel 4. 55elevasi saluran primer...................................................................................................92 tabel 4. 56elevasi saluran sekunder...............................................................................................93 tabel 4. 57gorong gorong saluran primer.......................................................................................95 tabel 4. 58gorong gorong saluran sekunder...................................................................................96 tabel 4. 59street inlet saluran primer..............................................................................................98 tabel 4. 60street inlet saluran sekunder........................................................................................100 Y
8
DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA tabel 5. 1jumlah penduduk dan persen penduduk kabupaten banjarnegara.............103 tabel 5. 2proyeksi aritmatik.........................................................................................................104 tabel 5. 3proyeksi geometrik........................................................................................................104 tabel 5. 4proyeksi metode least square........................................................................................105 tabel 5. 5proyeksi penduduk kabupaten banjarnegara.................................................................107 tabel 5. 6debit air limbah domestik..............................................................................................109 tabel 5. 7debit air limbah non domestik.......................................................................................109 tabel 5. 8debit air limbah saluran primer.....................................................................................110 tabel 5. 9debit air limbah saluran sekunder.................................................................................110 tabel 5. 10debit puncak saluran primer........................................................................................111 tabel 5. 11debit puncak saluran sekunder....................................................................................113 tabel 5. 12kemiringan saluran primer..........................................................................................115 tabel 5. 13kemiringan saluran sekunder......................................................................................115 tabel 5. 14dimensi pipa saluran primer........................................................................................116 tabel 5. 15dimensi pipa saluran sekunder....................................................................................116 tabel 5. 16kontrol kecepatan saluran primer................................................................................117 tabel 5. 17kontrol kecepatan saluran sekunder............................................................................118 tabel 5. 18 elevasi saluran primer................................................................................................118 tabel 5. 19 elevasi saluran sekunder............................................................................................119 tabel 5. 20 jarak antar manhole....................................................................................................119 tabel 5. 21 manhole saluran primer..............................................................................................120 tabel 5. 22 manhole saluran sekunder..........................................................................................120 tabel 6. 1 BOQ U-ditch saluran primer........................................................................................122 tabel 6. 2 BOQ U-ditch saluran sekunder....................................................................................123 tabel 6. 3 BOQ street inlet saluran primer...................................................................................124 tabel 6. 4 BOQ street inlet saluran sekunder...............................................................................125 tabel 6. 5 OQ gorong gorong saluran primer...............................................................................126 tabel 6. 6 BOQ gorong gorong saluran sekunder........................................................................127 tabel 6. 7 BOQ pengerjaan saluran primer.................................................................................128 tabel 6. 8 BOQ pipa saluran primer.............................................................................................129 tabel 6. 9 BOQ pipa saluran sekunder.........................................................................................129 tabel 6. 10 BOQ manhole saluran primer....................................................................................130 tabel 6. 11 BOQ manhole saluran sekunder................................................................................130 tabel 6. 12 RAB galian saluran primer........................................................................................131 tabel 6. 13 RAB galian saluran sekunder.....................................................................................132 tabel 6. 14 RAB urugan pasir saluran primer..............................................................................133 tabel 6. 15 RAB urugan pasir saluran sekunder..........................................................................134 tabel 6. 16 RAB saluran drainase................................................................................................135
9
DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA tabel 6. 17 RAB total saluran drainase.....................................................................136 tabel 6. 18 RAB pipa sewerage....................................................................................................136 tabel 6. 19 RAB saluran sewerage...............................................................................................137 tabel 6. 20 RAB total saluran sewerage.......................................................................................147
10
DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
DAFTAR GAMBAR gambar 2. 1wilayah administrasi kabupaten Banjarnegara...........................................................16 gambar 3. 1 pola jaringan drainase siku........................................................................................31 gambar 3. 2 pola jaringan drainase paralel....................................................................................32 gambar 3. 3 pola jaringan drainase grid iron.................................................................................32 gambar 3. 4pola jaringan drainase alamiah...................................................................................32 gambar 3. 5pola jaringan drainase radial.......................................................................................33 gambar 3. 6Grafik Elemen Hidrolis Untuk Saluran Circular........................................................40 gambar 4. 1Daerah Pelayanan.......................................................................................................44 gambar 4. 2peta jaringam drainase................................................................................................45 gambar 4. 3blok pelayanan drainase..............................................................................................46 gambar 4. 4lengkung intensitas PUH 2.........................................................................................83 gambar 4. 5lengkung intensitas PUH 5.........................................................................................83 gambar 4. 6lengkung intensitas PUH 10.......................................................................................84 gambar 4. 7lengkung intensitas PUH 25.......................................................................................85 gambar 4. 8 lengkung intensitas PUH 50......................................................................................85 gambar 4. 9bentuk bentuk saluran.................................................................................................86 gambar 5. 1daerah pelayanan jaringan sewerage........................................................................103 gambar 5. 2grafik proyeksi penduduk kabupaten banjarnegara..................................................109 gambar 5. 3grafik rasio................................................................................................................115
11
DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Indonesia merupakan negara yang dilewati garis katulistiwa yang yang beriklim tropis.Indonesia sendiri mempunyai 2 musim yang utama, yaitu musim kemarau dan musim hujan, yang mana normal nya kedua musim ini bergantian setiap 6 bulan sekali.Ketika masa musim kemarau, debit air yang tercurah di melalui air hujan hanyalah sedikit, sedangkan saat musim hujan debit air yang tercurah akan tinggi.Maka dari itu, untuk mengatasi debit air yang tinggi tersebut air yang memiliki debit tinggi harus di alirkan ke badan air misalnya seperti sungai ataupun laut yang mana memerlukan saluran drainase.Jika membicarakan jaringan drainase, maka tidak akan terlepas juga dengan jaringan sewerage.Kedua jaringan ini sangat berkaitan, tetapi memliki fungsi yang berbeda. Drainase merupakan sebuah jalur terbuka yang fungsinya untuk mengalirkan air hujan ke badan air.Sedangkan sewerage sebuah jalur tertutup yang fungsinya mengalirkan air limbah yang mana akan di salurkan ke IPAL dan akan diproses menjadi air yang memiliki baku mutu lalu selanjutnya dapat di alirkan ke badan air.Saat ini, kedua jaringan tersebut sudah menjadi kebutuhan pokok yang sangat penting.Besarnya saluran penampung dan saluran pembuangan harus cukup untuk mengalirkan debit air yang berasal dari daerah aliran masing masing.Demikian juga gorong gorong, dip, got, talang, dan lain sebagainya harus cukup besar untuk dapat mengalirkan atau menampung debit air tersebut sesuai dengan waktu yang di tentukan. Di kabupaten Banjarnegara sendiri masih banyak daerah atau kecamatan yang jaringan drainase dan sewerage nya belum memadai, sehingga dapat menyebabkan banjir.Selain itu, masyarakat masih gemar membuang sampah sembarangan sehingga membuat saluran tersebut tersumbat. Ada 2 sistem penyaluran air hujan dan air limbah, yakni secara terpisah dan secara gabungan.Sistem terpisah merupakan suatu sistem dimana dilakukan pemisahan dalam menyalurkan air limbah dan air hujan, yaitu mengalirkan nya kedalam 2 saluran yang berbeda.Sedangkan secara gabungan yaitu jalur drainase dan sewerage dijadikan satu dan harus tertutup.Didalam perencanaan yang akan dilakukan kali ini menggunakan sistem yang terpisah antara drainase dan sewerage.
12
DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
1.2 MAKSUD DAN TUJUAN PERENCANAAN Perencanaan sistem drainase dam sewerage di Kabupaten Banjarnegara ini memiliki maksud dan tujuan sebagai berikut : a. Meminimalisir daerah limpasan dan genangan air. b. Mengendalikan akumulasi limpasan air hujan yang berlebihan yang berlebihan dan memanfaatkan sebesar besarnya untuk imnuhan air tanah. c. Mengurangi dan menghilangkan pengaruh negatif air buangan pada kesehatan manusia dan lingkungannya yang akan berdampak pada terciptanya suatu kondisi lingkungan yang sehat. 1.3 RUANG LINGKUP PERENCANAAN 1.3.1 Ruang Lingkup Perencanaan Sistem Drainase Ruang lingkup perencanaan drainase pada Kabupaten Banjarneagara meliputi : a. Penentuan daerah pelayanan b. Penentuan sistem jaringan drainase yang meliputi : 1. Penentuan sistem yang direncanakan 2. Layout jaringan c. Perhitungan beban aliran ; 1. Penentuan blok layanan (sub area) 2. Perhitungan kapasitas aliran (sesuai tata guna lahan)/ 3. Analisa hidrologi dengan acuan SNI 2415-2016 tentang tata cara perhitungan debit banjir rencana d. Pemilihan bentuk dan beban saluran e. Perhitungan potensi pengurangan aliran hujan menggunakan acuan permen PU 11/2014 f. Perhitungan dimensi dan elevasi saluran mengacu Permen PU 12/2014 tentang penyelenggaraan Drainase g. Rencana bangunan pelengkap h. BOQ dan RAB 1.3.2 Ruang Lingkup Perencanaan Sistem Sewerage Ruang lingkup perencanaan Sewerage pada Kabupaten Banjarnegara meliputi : a. Perencanaan jaringan sewerage meliputi : 1. Area pelayanan 2. Penentuan sistem yang direncanakan b. Kriteria perencanaan c. Perhitungan beban aliran 1. Penentuan sub area pelayanan
13
DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA 2. Perhitungan kapasitas aliran (perumahan, komersial, industri, dan lain lain) d. Perhitungan dimensi saluran e. Rencana bangunan pelengkap f. BOQ dan RAB
14
DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
1.4 ACUAN PERENCANAAN NO
NSPM
Keterkaitan dengan tugas perencanaan
1
Undang undang no 17 tahun Sebagai pedoman dalam pengelolaan sumber daya 2019 tentang sumber daya air air yang mana mengandung kerangka dasar dalam merencanakan, melaksanakan, memantau, dan mengevaluasi kegiatan konservasi sumber daya air, pendayagunaan sumber daya air, dan pengendalian daya rusak air.
2
Undang undang no 38 tahun Sebagai pedoman wewenang dan tanggungjawab 2007 tentang pembagian pemerintah dalam pengelolaan sumber daya air urusan pemerintahan antara pada masing masing tingkat pemerintahan. pemerintah, pemerintah daerah propinsi dan pemerintah daerah kabupaten/kota
3
Permen PU 12/PRT/M/2014 pengelenggaraan Drainase Perkotaan
4
Permen PU 4/2017 tentang Sebagai pedoman dalam menyelenggarakan sistem penyelenggaraan sistem pengelolaan air limbah agar tidak berdampak pengelolaan air limbah negatif terhadap lingkungan. domestik
no Sebagai pedoman dalam menyelenggarakan sistem tentang drainase sesuai dengan ketentuan yang Sistem sebagaimana telah ditetapkan.
15
DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
BAB II KONDISI UMUM WILAYAH DAERAH PERENCANAAN 2.1 WILAYAH ADMINISTRASI Kabupaten Banjarnegara terletak secara astronomis antara 7° 12' - 7° 31' Lintang Selatan dan 109° 29' - 109° 45'50" Bujur Timur.Luas Wilayah Kabupaten Banjarnegara adalah 106.970,997 ha atau 3,10 % dari luas seluruh Wilayah Provinsi Jawa Tengah.Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Pekalongan dan Kabupaten Batang di sebelah utara, Kabupaten Wonosobo di sisi timur, Kabupaten Kebumen di sisi selatan, serta Kabupaten Banyumas dan Kabupaten Purbalingga di sebelah barat.Perencanaan rencana Drainase dan Sewerage ini akan diterapkan pada Kabupaten Banjarnegara dengan wilayah administrasi daerah perencanaan dapatdi lihat pada gambar 2.1.
gambar 2. 1wilayah administrasi kabupaten Banjarnegara (Sumber: pusdataru Jatengprov)
16
DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA Berikut merupakan batas wilayah Kabupaten Banjarnegara yang dijelaskan di tabel 2.1 tabel 2. 1 batas wilayah kabupaten Banjarnegara ARAH
BATAS WILAYAH
Utara
Kabupaten Pekalongan dan Kabupaten Batang
Selatan
Kabupaten Kebumen
Barat
Kabupaten Purbalingga
Timur
Kabupaten Wonosobo (Sumber : Badan Pusat Statistik Kab. Banjarnegara)
Berikut merupakan kecamatan yang ada di Kabupaten Banjarnegara beserta dengan luas wilayahnya yang disajikan dalam tabel 2.2 tabel 2. 2 luas per kecamatan di Kabupaten Banjarnegara tahun 2019 2019 NO
KECAMATAN luas (ha)
1
persentase
5265,67
4,92
Purwareja Klampok
2.186,67
2,04
3
Mandiraja
5261,58
4,92
4
Purwanegara
7.386,53
6,91
2
susukan
17
DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
5
Bawang
5520,64
5,16
6
Banjarnegara
2.624,20
2,45
7
Pagedongan
8055,24
7,53
8
Sigaluh
3.855,95
3,7
9
Madukara
4820,15
4,51
10
Banjarmangu
4.635,61
4,33
11
Wanadadi
2827,41
2,64
12
Rakit
3.244,62
3,03
13
Punggelan
10284,01
9,61
14
Karangkobar
3.906,94
3,65
15
Pagentan
4618,98
4,32
16
Pejawaran
5.224,97
4,88
17
Batur
4717,1
4,41
18
DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
18
Wanayasa
8.201,56
7,67
19
Kalibening
8377,56
7,83
20
Pandanarum
5.856,05
5,47 (Sumber : Badan Pusat Statistik Kab. Banjarnegara)
2.2 ASPEK KEPENDUDUKAN Kabupaten Banjarnegara terletak di provinsi Jawa Tengah terdiri dari 20 kecamatan, 268 kelurahan/desa.Pada tahun 2019, jumlah penduduknya mencapai 901.814 jiwa dengan luas wilayah 1.070 km² dan sebaran penduduk 843 jiwa/km².Pusat pemerintahan berada di Kecamatan Banjarnegara, dengan kecamatan terluas dan memiliki penduduk terbanyak adalah kecamatan Punggelan.
19
DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA tabel 2. 3 jumlah penduduk per kecamatan tahun 2019 KECAMATAN Susukan Purwareja Klampok Mandiraja Purwanegara Bawang Banjarnegara Pagedongan Sigaluh Madukara Banjarmangu Wanadadi Rakit Punggelan karangkobar pagentan pejawaran batur wanayasa kalibening pandanarum jumlah
LAKI LAKI
PEREMPUAN 2690 20704 32437 33825 28048 34866 17725 16068 22358 22144 14528 23668 37603 15613 18525 21505 19979 24327 21315 10187 438115
27466 21229 33078 34661 28166 34577 17750 15467 21921 21672 14831 24085 37673 15078 18101 20895 19437 23261 21250 10189 460787
(Sumber : Badan Pusat Statistik Kab. Banjarnegara)
20
DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
2.3 DATA FASILITAS UMUM tabel 2. 4Sarana Dan Prasarana Kesehatan Kabupaten Banjarnegara
(sumber : Profil Kesehatan Kab. Banjarnegara) tabel 2.5Sarana Pendidikan Kabupaten Banjarnegara NO
KECAMATAN
TK
SD
NEGRI SWASTA NEGRI SWASTA
1
Susukan
0
25
47
5
2
Purwareja Klampok 1
28
31
12
3
Mandiraja
0
38
45
13
4
Purwanegara
0
39
47
11
5
Bawang
1
38
36
14
6
Banjarnegara
0
36
29
12
7
Sigaluh
0
19
23
6
8
Madukara
1
26
28
5
9
Banjarmangu
0
34
29
12
10 Wanadadi
1
31
22
10
11 Rakit
0
58
32
20
12 Punggelan
0
66
43
26
13 Karangkobar
0
18
27
5
14 Pagentan
0
7
28
3
21
DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA 15 Pejawaran
0
15
29
10
16 Batur
0
18
24
5
17 Wanayasa
0
22
29
16
18 Kalibening
0
16
30
7
19 Pandanarum
0
7
20
3
20 Pagedongan
0
23
22
17
564
621
212
JUMLAH 4
NO
KECAMATAN
SMP
SMA
SMK
NEGRI SWASTA NEGRI SWASTA NEGRI SWASTA
1
Susukan
4
2
0
0
1
0
2
Purwareja Klampok 3
4
1
2
0
4
3
Mandiraja
4
5
0
1
1
0
4
Purwanegara
6
3
1
0
0
0
5
Bawang
5
2
2
2
2
0
6
Banjarnegara
7
7
2
4
0
6
7
Sigaluh
2
2
1
2
0
1
8
Madukara
3
4
0
1
0
0
9
Banjarmangu
2
3
0
0
0
1
10 Wanadadi
2
3
1
1
0
1
11 Rakit
4
3
0
1
0
1
12 Punggelan
6
4
0
0
1
0
13 Karangkobar
3
2
1
1
0
1
14 Pagentan
5
0
0
0
0
0
15 Pejawaran
4
3
0
0
1
1
16 Batur
2
1
1
0
0
0
17 Wanayasa
4
3
0
1
1
0
18 Kalibening
6
3
0
2
0
1
19 Pandanarum
4
0
0
0
1
0
22
DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA 20 Pagedongan
3
JUMLAH 79
5
0
2
0
0
59
10
20
8
17
(sumber : Data Referensi Kemendikbud) tabel 2. 6 Sarana Ibadah Kabupaten Banjarnegara NO
Kecamatan
Masjid
Mushola
Gereja Gereja Protestan Katholik
Pura
Vihara
1 Susukan
97
151
0
0
0
1
2 Purwareja Klampok
47
117
9
1
0
0
3 Mandiraja
49
345
4
1
0
1
113
285
7
1
0
1
92
269
0
0
0
0
6 Banjarnegara
102
178
8
1
0
2
7 Pagedongan
87
177
0
0
1
0
8 Sigaluh
84
64
0
0
0
0
9 Madukara
97
126
1
0
0
1
10 Banjarmangu
99
181
0
0
0
0
11 Wanadadi
63
110
0
0
0
0
12 Rakit
74
249
0
0
0
0
173
304
0
0
0
0
14 Karangkobar
57
80
1
0
0
0
15 Pagentan
73
74
0
0
0
3
16 Pejawaran
83
109
0
0
0
0
17 Batur
36
94
0
0
0
0
18 Wanayasa
78
144
0
0
0
0
19 Kalibening
89
103
0
0
0
0
20 Pandanarum
56
48
0
0
0
0
1649
3208
30
4
1
9
4 Purwanegara 5 Bawang
13 Punggelan
Jumlah
23
DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA (Sumber : Badan Pusat Statistik Kab. Banjarnegara) tabel 2. 7 Sarana Perdagangan Kabupaten Banjarnegara NO
JENIS PASAR
1 pasar umum
2018
20
2
pasar hewan
2
3
pasar buah
1
4
pasar sepeda
0
5
pasar ikan
0
6
pasar lainnya
0
JUMLAH 23
24
DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
BAB III KRITERIA PERENCANAAN 3.1 DRAINASE 3.1.1 kriteria Perencanaan Hidrologi Perencanaan hidrologi dalam perencanaan sistem drainase dan sewerage di Kabupaten Banjarnegara dilakukan untuk mengetahui karakteristik hujan, menganalisis hujan rancangan dan analisis debit rancangan.Untuk mengetahui langkah tersebut, maka dari itu diperlukan data curah hujan, kondisi tataguna lahan, dan kemiringan lahan.Perencanaan hidrologi terdiri dari : 1) Hujan dengan ketentuan sebagai berikut : a. Perkiraan hujan dilakukan dengan analisis frekuensi terhadap data curah hujan harian maksimum tahunan, dengan lama pengamatan sekurang kurang nya 10 tahun. b. Analisis frekuensi curah hujan menggunakan metode probabilitas distribusi aritmatik, gumbel, log pearson tipe III, dan iway kadoya.Perhitungan dilakkan berdasarkan ketentuan yang telah disepakati. 2) Perhitungan intensitas hujan ditentukan menggunakan metode hasper der weduwen. 3) Debit rencana banjir dengan ketentuan sebagai berikut : a. Debit rencana dihitung dengan metode rasional yang telah dimodifikasi b. Koefisien limpasan (runoff) ditentukan berdasarkan tataguna lahan daerah tangkapan. c. Waktu konsentrasi adalah jumlah dari waktu pengaliran di permukaan dan waktu drainase d. Koefisien penyimpangan dihitung dari rumus waktu konsentrasi dan waktu drainase. 3.1.1.1 Data Curah Hujan Data curah hujan yang akan digunakan yaitu data curah hujan jangka panjang atau disebut juga data curah hujan tahunan yang dimulai dari tahun 2000 hingga tahun 2018.Dari data yang didapatkan, terdapat data curah hujan yang hilang, yang mana disebabkan oleh faktor sebagai berikut : 1. Kerukan alat 2. Kelalaian petugas 3. Penggantian alat 4. bencana Data curah hujan dapat ditemukan dengan cara berikut : a. Apabila perbedaan hujan tahunan normal pada stasiun yang datanya < 10%, maka perkiraan data curah hujan yang hilang dicari dengan 25
DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA mengambil harga rata rata aritmatik dari stasiun stasiun yang mengelilingi nya.Rumus yang digunakan yakni :
r x =( r 1+ r 2+ r 3+...+ r n)/n Dimana : rx = data curah hujan hilang yang dicari r1, r2, … rn = nilai curah hujan rata rata tahunan pada stasiun ke n n = jumlah stasiun hujan pembanding b. Apabila perbedaan tersebut > 10%, maka perkiraan curah hujan yang hilang dihitung dengan metode rasio normal.Rumus yang digunakan: r x=
Rx r1 r2 rn ( + +...+ ) n ❑❑ R1 R2 Rn
Dimana : rx = data curah hujan hilang yang dicari R1, R2, … Rn = nilai curah hujan rata rata tahunan pada stasiun ke n Rx = curah hujan rata rata tahunan pada stasiun x yang datanya akan dilengkapi n = jumlah stasiun hujan pembanding 3.1.1.2 Frekuensi Curah Hujan Distribusi frekuensi digunakan untuk memperoleh probabilitas besaran curah hujan rencana dalam berbagai periode ulang.Dasar perhitungan distribusi frekuensi adalah parameter yang berkaitan dengan analisis data yang meliputi rerata, simpangan baku, koefisien variasi dan koefisien skewness (kecondongan atau kemiringan). Analisis frekuensi terhadap data hujan yang tersedia dapat dilakukan dengan metode gumbel, metode log person III, dan metode iway kadoya. 3.1.1.3 Intensitas Hujan Intensitas hujan adalah tinggi atau kedalaman air hujan persatuan waktu.Sifat umum hujan dalah makin singkat hujan berlangsung intensitasnya cenderung makin tinggi dan makin besar pariode ulangnya makin tinggi pula intensitasnya.apabila data hujan jangka pendek tidak tersedia, yang ada data hujan harian maka intensitas hujan dapat dihitung dengan rumus monobe.Jika data
26
DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA hujan jangka pendek tersedia, maka menggunakan rumus metode talbot, metode sherman, dan metode ishiguro. 1. Metode talbot
Dimana : I = intensitas hujan (mm/jam) T = lamanya hujan (jam) a dan b = konstanta yang tergantung pada lamanya hujan yang terjadi di DAS 2. Metode sherman
Dimana : I = intensitas curah hujan (mm/jam) T = waktu curah hujan (menit) a = konstanta yang tergantung pada lama curah hujan di daerah aliran. 3. Metode ishiguro
27
DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
Dimana : I = intensitas curah hujan (mm/jam) T = waktu curah hujan (menit) a,b = konstanta Pemilihan intensitas hujan ditentukan berdasarkan selisih terkecil awal dan intensitas teoristis hasil perhitungan dengan rumus diatas.Persamaan intensitas hujan dengan selisih terkecil digunakan untuk perhitungan debit. 3.1.1.4 Debit Rencana Debit rencana adalah debit maksimum yang akan dialirkan oleh saluran drainase untuk mencegah terjadinya genangan.Untuk drainase perkotaan dan jalan raya, sebagai debit rencana debit banjir maksimum periode ulang 5 tahun, mempunyai makna kemungkinan banjir maksimum tersebut disamai atau dilampaui 1 kali dalam 5 tahun atau 2 kali dalam 10 tahun atau 20 kali dalam 100 tahun. Penetapan debit banjir maksimum periode 5 tahun berdasarkan pada pertimbangan : a. Risiko akibat genangan yang ditimbulkan oleh hujan relatif kecil dibandingkan dengan banjir yang ditimbulkan meluapnya sebuah sungai. b. Luas lahan perkotaan relatif terbatas apabila ingin direncanakan saluran yang melayani debit rencana banjir maksimum periode lebih besar dari 5 tahun c. Daerah perkotaan mengalami perubahan dalam periode tertentu sehingga mengakibatkan perubahan pada saluran drainase.Perencanaan debit rencana untuk drainase perkotaan dan jalan raya dihadapi dengan persoalan tidak tersedianya data aliran.Umumnya untuk menentukan debit aliran akibat air hujan diperoleh dari hubungan rasional antara air hujan dengan limpasannya (metode rasional).
28
DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
3.1.1.5 Koefisien Pengairan Koefisien pengairan adalah perbandingan antara jumlah air hujan yang mengalir atau melimpas di permukaan tanah (surface runoff) dengan jumlah air hujan yang jatuh dari atmosfer (hujan total yang terjadi).Besaran ini dipengaruhi oleh tataguna lahan, kemiringan lahan, jenis dan kondisi tanah.Pemilihan koefisien pengaliran mempunyai nilai antara dan sebaiknya nilai pengairan untuk analisis dipergunakan nilai terbesar atau nilai maksimum. 3.1.1.6 Waktu Konsentrasi Menurut wesli (2008) pengertian waktu konsentrasi adalah waktu yang diperlukan untuk mengalirkan air dari titik yang paling jauh pada daerah aliran ke titik kontrol yang ditentukan dibagian hilir suatu saluran.Pada prinsipnya waktu konsentrasi dapat dibagi menjadi : a. Inlet time (to) yaitu waktu yang diperlukan oleh air untuk mengalir di atas permukaan tanah menuju saluran drainase. b. Conduit time (td) yaitu waktu yang diperlukan oleh air untuk mengalir di sepanjang saluran sampai titik kontrol yang ditentukan dibagian hilir. 3.1.1.7 Kriteria Perencanaan Hidraulika Kriteria perencanaan hidraulika ditentukan sebagai berikut : 1. Kapasitas saluran dihitung dengan rumusmanning atau yang sesuai. 2. Untuk saluran drainase yang terpengaruh oleh pengempangan (back water effect) perlu diperhitungkan pasang surutnya dengan standard step method. 3. Kecepatan maksimum ditentukan oleh dinding dan dasar saluran, untuk saluran tanah v = 0,7 m/dt, pasangan batu kali v = 2m/dt dan pasangan beton v = 3 m/dt. 3.1.2 Dasar Dasar Perencanaan Dalam perencanaan drainase di Kabupaten Banjarnegara, sistem yang digunakan adalah sistem terpisah dari saluran pengumpul air buangan kota.Sistem penyaluran air hujan ini menggunakan beberapa parameter yang merupakan dasar perencanaan sistem. Dalam menentukan arah jalur saluran air hujan yang direncanakan terdapat batasan batasan yaitu : a. Arah aliran dalam saluran mengikuti garis ketinggian yang ada sehingga diharapkan pengaliran secara gravitasi dan menghidarkan pemompaan.
29
DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA b. Pemanfaatan sungai atau anak sungai sebagai badan air penerima dan outfall yang direncanakan. c. Menghindari banyaknya perlintasan saluran pada jalan sehingga mengurangi penggunaan gorong gorong. 3.1.2.1 Bentuk saluran Bentuk dan tipe saluran drainase di sesuaikan dengan keaadan lingkungan.Bentuk dan tipe saluran adalah sebagai berikut : a. Saluran tertutup Saluran tertutup terbuat dari beton tidak bertulang dan diterapkan pada daerah yang padat penduduk atau jalan sempit.Sistem pengaliran air hujan dijalan yang digunakan adalah sistem pengairan street inlet.Pada jarak tertentu, terdapat sumur pemeriksa (manhole) dan atau perubahan dimensi saluran (drop manhole) b. Saluran terbuka Saluran terbuka memiliki dua bentuk, yaitu saluran segi empat dan modifikasinya serta saluran trapesium dan modifikasinya.Saluran segi empat dan modifikasinya dibuat dari pasangan batu kali atau batu belah dan ditetapkan pada daerah dengan ruang yang tersedia terbatas seperti pada lingkungan pemungkiman penduduk.Sedangkan saluran trapesium dan modifikasinya dibuat tanpa pengerasan bila batas kecepatan maksimum tidak terpenuhi. 3.1.2.2 Pola Saluran Pola jaringan drainase bermacam macam, diantaranya : a. Siku Pola jaringan drainase siku dibuat pada daerah dengan topografi sedikit lebih tinggi daripada sungai.Sungai sebagai saluran pembungang akhir berada pada tengah kota.
gambar 3. 1 pola jaringan drainase siku
30
DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
b. Paralel Pada pola jaringan drainase paralel, saluran utama terletak sejajar dengan saluran cabang.Dengan saluran cabang (sekunder) yang cukup banyak dan pendek pendek, apabila terjadi perkembangan kota, saluran saluran akan dapat menyesuaikan diri.
gambar 3. 2 pola jaringan drainase paralel c. Grid iron Pola jaringan drainase grid iron adalah untuk daerah dimana sungainya terletak pada pinggiran kota, sehingga saluran saluran dikumpulkan terlebih dahulu pada saluran pengumpulan.
gambar 3. 3 pola jaringan drainase grid iron d. Alamiah Pola jaringan drainase alamiah sama seperti pola jarigan siku, yang membedakan hanyalah beban sunai pada pola jaringan alamiah lebih besar.
gambar 3. 4pola jaringan drainase alamiah 31
DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
e. Radial Pola jaringan diperuntukan untuk daerah yang berbukit sehingga pola saluran memencar kesegala arah.
gambar 3. 5pola jaringan drainase radial 3.2 SEWERAGE 3.2.1 Kependudukan 3.2.1.1 Ketentuan Teknis Ketentuan teknis untuk tata cara survei dan pengkajian demografi adalah : 1. Wilayah sasaran survei harus dikelompokan kedalam kategori wilayah berdasarkan jumlah penduduk sebagai berikut : tabel 3. 11 Kategori Wilayah Berdasarkan Jumlah Penduduk No.
Kategori Wilayah
Jumlah Penduduk
Jumlah Rumah
(jiwa)
(buah)
1
Kota
> 1.000.000
> 200.000
2
Metropolitan
500.000 – 1.000.000
100.000 – 200.000
3
Kota Besar
100.000 – 500.000
20.000-100.000
4
Kota Sedang
10.000
2000-20.000
5
Kota Kecil Desa
3.000
600 – 2.000
2. Cari data jumlah penduduk awal perencanaan 3. Tentukan nilai presentase pertambahan penduduk per tahun (r).
32
DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA 4. Hitung pertambahan nilai penduduk sampai akhir tahun perencanaan dengan menggunakan salah satu metode aritmatik, geometrik, dan least squre; Pn Po + Ka (Tn-To) Namun, metode yang biasa digunakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) adalah Metode Geometrik. 5. Rumus rumus perhitungan proyeksi jumlah penduduk : a. Metode aritmatik :
Dimana : Pn = jumlah penduduk pada n tahun mendatang Po = jumlah penduduk pada awal tahun data c = jumlah pertambahan penduduk konstan (nilai absolut) r = angka pertambahan penduduk (%) n = periode (waktu) antara tahun awal dan tahun n b. Metode geometrik
Dimana : r = angka pertumbuhan penduduk (%) Po = jumlah penduduk pada awal data Pn = jumlah penduduk pada tahun n n = selang waktu (tahun n - tahun akhir) c. Metode least square
33
DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
Dimana : Ŷ X a b
= nilai variabel berdasarkan garis regresi = variabel bebas = konstanta = koefisien regresi linier
6. Untuk menentukan pilihan rumus proyeksi jumlah penduduk yang akan digunakan dengan hasil perhitungan yang akan digunakan dengan hasil perhitungan yang paling mendekati kebenaran harus dilakukan dengan menghitung standar deviasi atau koefisien kolerasi. 7. Rumus standar deviasi dan koefisien korelasi adalah sebagai berikut : a. Standar deviasi
Dimana : S = standar deviasi Xi = variabel independen X (jumlah penduduk) X = rata rata X n = jumlah data Metode perhitungan proyeksi penduduk yang paling tepat adalah metode yang memberikan harga standar deviasi terkecil. 3.2.1.2 Pengkajian Demografi 1. Hitung mundur jumlah penduduk per tahun untuk tahun tahun sebelumnya dengan menggunakan metoda aritmatik, geometrik, dan least square dengan menggunakan data jumlah penduduk tahun terakhir.
34
DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA 2. Hitung standar deviasi masing masing hasil perhitungan mundur tersebut terhadap data penduduk eksisting, nilai standar deviasi terkecil dari tiga perhitungan diatas adalah paling mendekati kebenaran. 3. Guanakan metoda yang memperlihatkan standar deviasi terkecil untuk menghitung proyeksi jumlah penduduk.
35
DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
3.2.2. Desain Aktual 3.2.2.1 Desain Kapasitas Pada setiap seksi pipa dengan awal manhole yang mendapat tambahan debit, dibuat khusus dalam lembar kerja perhitungan, seperti debit rata rata, debit minimal, dan debit puncak dari domestik, industri dan infiltrasi.Data debit ini digunakan lebih lanjut dalam lembar perhitungan desain hidrolika. 1. Debit rata rata a. Debit rata rata suatu seksi pipa merupakan komulatif debit rata rata seksi pipa hulu yang mengkontribusinya. b. Debit rata rata suatu seksi pipa (qR) bisa terdiri dari debit satu atau beberapa sumber air limbah dengan air limbah spesifik qr (m3/hr.ha) dan luas, a (m2) yang berbeda. c. Debit air limbah spesifik dari daerah permungkiman. d. Debit air limbah spesifik dari daerah komersil, perkantoran atau high rise building. e. Debit air limbah spesifik dari rumah sakit besarnya debit air limbah tergantung pada data pemakaian air bersih dan faktor air limbah (70%-80%). 2. Debit jam maksimal (puncak) a. Debit puncak suatu seksi pipa merupakan debit rata rata di seksi yang bersangkutan (tanpa infiltrasi) dikalikan dengan faktor puncak sesuai dengan dimensi pipanya. b. Faktor puncak (praktis) untuk dimensi pipa air limbah tabel 3. 2faktor puncak praktis jenis pipa
fp = qp/qR
Pipa SR
6
pipa lateral
04-Jun
pipa cabang
3
pipa induk
2,5
pipa pembawa (trunk) atau outfal
2
3.2.2.2 Desain Hidrolika
36
DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA Dibuat dalam lembar perhitungan tersendiri, dengan berbagai keluaran seperti diameter, kemiringan, kecepatan, elevasi invert saluran dan manhole. 1. Kecepatan pipa dan kemiringan pipa a. Kemiringan pipa minimal diperlukan agar didalam pengoperasiannya diperoleh kecepatan pengaliran minimal dengan daya pembilasan sendiri (tranctive force) guna mengurangi gangguan endapan di pasar pipa. b. Koefisien kekasaran manning untuk berbagai bahan pipa tabel 3. 3koefisien kekasaran pipa no
jenis saluran
koefisien kekasaran
pipa besi tanpa lapisan
0,012-0,015
dengan lapisan semen
0,012-0,013
dengan lapisan gelas
0,011-0,017
2
pipa asbestos semen
0,010-0,015
3
saluran pasang batu bata
0,012-0,017
4
pipa beton
0,012-0,016
5
pipa baja spiral & pipa kelingan
0,013-0,017
6
pipa plastik halus (PVC)
0,002-0,012
1
c. Kecepatan pengaliran pipa minimal saat full flow atas dasar tabel 3. 4kecepatan pengaliran pipa diamater
kecepatan self cleansing (m/s) = 0,013
n = 0,015
200
0,47
0,41
250
0,49
0,42
300
0,5
0,44
375
0,52
0,45
450
0,54
0,47
37
DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA d. Kemiringan pipa minimal praktis untuk berbagai diameter atas dasar kecepatan 0,6 m/s saat pengaliran penuh adalah : tabel 3. 5kemiringan pipa minimal praktis untuk berbagai diameter diamater
kecepatan self cleansing (m/s) n = 0,013
n = 0,015
200
0,0033
0,0044
250
0,0025
0,0033
300
0,0019
0,0026
375
0,0014
0,0019
450
0,0011
0,0015
e. Kemiringan muka tanah yang lebih curam daripada kemiringan pipa minimal bisa dipakai sebagai kemiringan desain selama kecepatannya masih dibawah kecepatan maksimal 2. Kedalaman pipa a. Kedalaman perletakan pipa minimal diperlukan untuk perlindungan pipa dari beban diatasnya dan gangguan lain. b. Kedalaman galian pipa : ● Pipa persil ≥ 0,4 m (beban ringan), ≥ 0,8 m (beban berat) ● Pipa sevice 0,75 m ● Pipa lateral (1-1,2) m c. Kedalaman maksimal pipa induk untuk open trench 7 m atau dipilih kedalaman ekonomis atas pertimbangan biaya dan kemudahan/resiko pelaksanaan galian dan pemasangan pipa. 3. Hidrolika pipa a. Metode atau formula desain pipa full flow yang digunakan dalam pedoman ini adala manning. b. Ada 4 parameter utama dalam mendesain pipa full flow, yaitu debit, QF (m3/s), VF (m/s), kemiringan S (m/m), dan diameter (mm).
38
DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
gambar 3. 6Grafik Elemen Hidrolis Untuk Saluran Circular Gambar 3.1 Grafik Elemen Hidrolis Untuk Saluran Circular c. Penggalian didalam pipa air limbah adalah pengaliran secara graavitasi (tidak bertekanan) kecuali pada bangunan perlintasan (sifon) dan bila ada pemompaan. d. Pada pengaliran secara gravitasi air limbah hanya mengisi penampang pipa dengan kedalaman air hingga < (70 - 80) % terhadap diameter pipa, atau debit puncak = (70 - 80) % terhadap debit full atau allowance = (20 - 30) % 3.2.2.3 Desain Struktur Dalam mendesain saluran sewerage, perlu memperatikan kualitas media kontak (cairan yang akan dialirkan, kualitas tanah dan tinggi muka air tanah), beban, keamanan pekerja dan umur ekonomis struktur.Beberapa konstruksi yang perlu diperhatikan adalah: 1. Pemilihan bahan pipa Pemilihan bahan pipa harus benar benar dipertimbangkan mengingat air limbah banyak mengandung bahan yang mengganggu kekuatan pipa.Demikian pula selama pengangkutan dan pemasangannya diperlukan kemudahan serta kekuatan fisik yang memadai.Sehingga berbagai faktor yang perlu diperhatikan dalam pemilihan pipa secara menyeluruh adalah : ● Kekuatan struktur ● Biaya suplai, transpor dan pemasangan ● Ketersediaan di lapangan 39
DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA ● Ketahanan terhadap disolusi di dalam air ● Kekedapan dinding ● Kemudahan pemasangan sambungan 2. Bentuk penampang pipa Penampang pipa yang dugunakan dapat berbentuk bundar, empat persegi panjang atau bulat telur. 3. Beban diatas pipa dan bedding a. Perhitungan beban beban yang bekerja diatas pipa dapat dipakai untuk mengontrol atau merencanakan pemasangan pipa agar dapat menahan beban yang bekerja sesuai dengan kekuatannya. b. Kekuatan pipa dapat ditingkatkan dengan pemilihan konstruksi landasan pipa (bedding) c. Ada 6 tipe konstruksi bedding dengan load faktor 1,1 - 1,5 - 1,9 - 2,4 - dan 4,5 3.2.4 Bangunan Pelengkap 3.2.4.1 Manhole 1. Lokasi manhole a. Pada jalur saluran yang lurus, dengan jarak tertentu tergantung diameter saluran, tapi perlu disesuaikan juga terhadap panjang peralatan pembersih yang akan dipakai. b. Pada setiap perubahan kemiringan saluran, perubahan diameter, dan perubahan arah aliran, baik vertikal maupun horizontal. c. Pada lokasi sambungan, persilangan atau percabangan (intersection) dengan pipa atau bangunan lain. tabel 3. 6Jarak antar Manhole pada Jalan Lurus DIAMETER (mm) (20-50) (50-75) (100-150) (150-200) 1000
2. Klasifikasi manhole a. Manhole dangkal b. Manhole normal
JARAK ANTAR MH (m) 50-75 75-125 125-150 150-200 100-150
REFERENSI materi training + hammer materi training + hammer materi training + hammer materi training + hammer bandung (jl. soekarno hatta)
: kedalaman (0,75 - 0,9) m, dengan cover kedap : kedalaman 1,5 m, dengan cover berat
40
DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA c. Manhole dalam : kedalaman diatas 1,5 m, dengan cover berat Khusus ‘MH dalam’ dapat diklasifikasikan lagi sesuai dengan kedalaman, ketebalan dinding, keberadaan drop, keberadaan pompa dan lain lain sesuai dengan kebutuhan 3. Eksentrisitas a. Eksentrisitas manhole pada suatu jalur sistem perpipaan tergantung pada diameter salurannya b. Untuk pipa dimensi besar (D > 1,20 m), manhole diletakkan secara eksentrik agar memudahkan operator turun ke dasar saluran. c. Untuk pipa dimensi kecil [D (0,2 - 1,2) m], manhole diletakkan secara sentrik, langsung diatas pipa 4. Dimensi manhole a. Dimensi horizontal harus cukup untuk melakukan pemeriksaan dn pembersihan dengan masuk kedalam saluran.Dimensi vertikal tergantung pada kedalamannya. b. Lubang masuk (acces shaft), minimal 50 cm x 50 cm atau diameter 60 cm c. Dimensi minimal disebelah bawah lubang masuk - Untuk kedalaman sampai 0,8 m : 75 cm x 75 cm - Untuk kedalaman (0,8 - 2,1) m : 120 cm x 90 cm atay diameter 1,2 m - Untuk kedalaman > 2,1 m : 120 x 90 cm atau diameter 140 cm 5. Manhole step atau ladder ring a. Perlengkapan ini merupakan sebuah tangga besi yang dipasang menempel di dinding manhole sebelah dalam untuk keperluan operasional. b. Dipasang vertikal dan zig zag 20 cm dengan jarak vertikal masing masing (30 - 40) cm.
41
DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
BAB IV PERENCANAAN DRAINASE 4.1 PENENTUAN DAERAH PELAYANAN Daerah yang akan dilayani adalah yaitu Kabupaten Banjarnegara dengan luas wilayah 1.069,73 km2 (Badan Pusat Statistik Kabupaten Banjarnegara 2019).Sistem pengumpul air hujan biasanya dibangun bersamaan dengan pembangunan jalan, namun masih banyak yang masih membangun saluran pengumpul air hujan untuk menampung air hujan berupa limpasan ke badan air terdekat.
gambar 4. 1Daerah Pelayanan 4.2 PERENCANAAN SISTEM JARINGAN DRAINASE 4.2.1 Penentuan Sistem Yang Direncanakan Sistem jaringan yang akan direncanakan pada daerah Kabupaten Banjarnegara adalah sistem drainase mayor.Sistem drainase Mayor adalah sistem drainase yang
42
DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA menjadikan sungai sebagai saluran pembuangan utama.Jika dilihat dari segi fisiknya, sistem drainase mayor dapat dibagi menjadi 2, yaitu : a. Saluran primer : adalah saluran yang memanfaatkan sungai dan anak sungai untuk menerimaaliran dari saluran sekunder. b. Saluran sekunder : adalah saluran yang digunakan untuk menghubungkan saluran tersier dengan saluran primer. 4.2.2 Layout Jaringan Berikut ini adalah layout jaringan saluran drainase yang direncanakan :
gambar 4. 2peta jaringam drainase 4.3 PERHITUNGAN BEBAN ALIRAN 4.3.1 Penentuan blok pelayanan Penentuan blok pelayanan jaringan drainase biasanya ditentukan dari kepadatan penduduk, keadaan torpografi, tataguna lahan, dan perkembangan daerah.Berikut ini adalah pembagian blok pelayanan pada kabupaten Banjarnegara:
43
DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
gambar 4. 3blok pelayanan drainase
4.3.2 Perhitungan kapasitas aliran 4.3.2.1 perhitungan koefesien pengaliran (C) Koefisien pengairan (C) tiap daerah berbeda beda tergantung dari tataguna suatu lahan dan faktor faktor yang berkaitan dengan aliran permukaan di dalam sungai terutama kelembapan tanah.Penetapan koefisien pengairan (C) sesuai dengan tataguna lahan yang dilewati saluran setiap blok yang dilayani.Langkah langkah dalam perhitungan koefisien pengairan adalah sebagai berikut : 1. Menentukan nilai C dari lahan yang sudah ada 2. Menghitung luas (A) dalam persen untuk mempermudah perhitungannya 3. Menghitung luas wilayah setiap koefisien pengairan
44
DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA 4. Nilai A dan C dikalikan kemudian dijumlahkan sehingga didapatkan nilai C gabungan dari setiap lahan pada suatu blok pelayanan Berikut adalah hasil perhitungan koefisien pengairan saluran sekunder dan saluran primer : tabel 4. 1koefisien pengaliran saluran sekunder N O 1
KOEFISIEN PENGALIRAN DRAINASE SALURAN PRIMER SALURAN PELAYAN LUAS LUAS TOTAL TIPE DAERAH PRIMER AN (Ha) (Ha) ALIRAN C A (%) A (Ha) TOTAL A C.A TOTAL CA C GAB A-A1' 1925 pemungkiman 0.7 30% 1924.8 1347.36
2
A1'-A2'
3
A2'-A'
4
B-B1'
5
B1'-B2'
BLOK 1
2566
lahan hijau
0.1 60%
3849.6
1925
jalan
0.9 10%
641.6
2367
pemungkiman
0.7 40%
3156
2209.2
lahan hijau
0.1 40%
3156
315.6
jalan
0.9 20%
1578
1420.2
6416
2367 BLOK 2
6416
577.44
6
B2'B3'
7
B3'B'
789
8
C-C2'
2984
pemungkiman
0.7 20%
2984
2088.8
9
C2'-C'
1492
lahan hijau
0.1 70%
10444
1044.4
10
D-D2'
1492
jalan
0.9 10%
1492
1342.8
11
D2'-D1'
12
D1'-D'
2984
13
E-E1'
746
14
E1'-E'
2238
15
F1-F3'
1424
pemungkiman
0.7 20%
1424.2
996.94
16
F3'-F1'
1424
lahan hijau
0.1 60%
4272.6
427.26
17
F1'-F2'
jalan
0.9 20%
1424.2
1281.78
18
F2'-F'
19
G-G2'
20
G2'G3'
21
G3'-G'
BLOK 3
BLOK 4
2367
7890
384.96
2984
3561
7890
14920
7121
7121
955 1910 6685
0.36
3945
0.5
4476
0.3
2705.98
0.38
3438
0.36
14920
712
BLOK 5
2309.76
9550
pemungkiman
0.7 30%
2865
2005.5
lahan hijau
0.1 60%
5730
573
jalan
0.9 10%
955
9550
859.5
45
DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
46
DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
tabel 4. 2koefisien pengaliran saluran sekunder N O
SALURAN SEKUNDER
1
A1-A1'
2
A2-A2'
3
A3-A
4
B1-B1'
5
B2-B2'
6
B3-B3'
7
PELAYA NAN
KOEFISIEN PENGALIRAN DRAINASE SALURAN SEKUNDER LUAS LUAS TOTAL TIPE DAERAH (Ha) (Ha) ALIRAN C A (%) A (Ha) TOTAL A 843
C.A
Pemungkimnan
0.7 30%
1102
lahan hijau
0.1 60%
2204
3680
jalan
0.9 10%
367
331
551
Pemungkimnan
0.7 40%
928
650
lahan hijau
0.1 40%
928
4550
jalan
0.9 20%
464
418
C1-C
667
Pemungkimnan
0.7 20%
1836
1285
8
C2-C2'
1050
lahan hijau
0.1 70%
6425
643
9
D1-D1'
jalan
0.9 10%
918
10
D2-D2'
4320
11
E1-E1'
1242
12
F1-F1'
300
Pemungkimnan
0.7 20%
732
13
F2-F2'
lahan hijau
0.1 60%
2195
14
F3-F3'
5540
jalan
0.9 20%
732
15
G1-G
2932
Pemungkimnan
16
G2-G2'
2131
17
G3-G3'
18
G4-G
BLOK 1
BLOK 2
BLOK 3
BLOK 4
BLOK 5
2830
1769
1900
3359
1151
3673
2320
9179
3659
6214
`
30%
1864
lahan hijau
0.1 60%
3728
jalan
0.9 10%
621
TOTAL CA C GAB
771 3673
2320
9179
220
93
826
1322
0.4
1160
0.5
2754
0.4
1390
0.4
932
0.2
512 3659
220 659
373 6214
559
6544
47
DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA 4.3.2.2 analisa hidrologi a. Analisa data curah hujan yang hilang Berikut adalah tabel data curah hujan yang hilang : tabel 4. 3data curah hujan NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
TAHUN 2000 2001 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
STASIUN A 62 72 99 59 93 61 51 56 40 39 63 72 60 60 46 68
STASIUN B 53 75 64 90 93 59 50 57 42 40 62 66 58 55 48 64
STASUN E 60 72 96 60 88 90 62 45 38 40 58 69 61 53 44 63
Untuk menghitung data curah hujan yang hilang maka dihitung dulu R selisih di tiap tiap stasiun dengan rumus berikut :
|R−Rd|
R selisih=
R
×100 %
48
DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA Maka akan didapatkan R selisih tiap tiap stasiun sebagai berikut : tabel 4. 4cek selisih nilai R CEK SELISIH STASIUN A R(A-B)
2%
R(A-E)
0%
1%
STASIUN B R(B-A)
3%
R(B-E)
2%
2%
STASIUN E R(E-A)
0%
R(E-B)
2%
1%
Dikarenakan selisih nya kurang dari 10%, maka perhitungan nya menggunakan metode aritmatik.Metode aritmatik dapat dikatakan sebagai metode yang paling sederhana untuk mencari curah hujan rata rata suatu wilayah.Pengukuran curah hujan di beberapa stasiun dijumlahkan dan dibagi dengan jumlah stasiun.perhitungan dengan metode aritmatik dapat menggunakan rumus sebagai berikut : Prata−rata=
P1+ P 2+ P 3+ P 4+...+ Pn n
49
DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
tabel 4. 5curah hujan rata rata menggunakan metode aritmatika NO TAHUN 1 2000 2 2001 3 2003 4 2004 5 2005 6 2006 7 2007 8 2008 9 2009 10 2010 11 2011 12 2012 13 2013 14 2014 15 2015 16 2016 17 2017 18 2018 JUMLAH RATA RATA
STASIUN A 62 72 99 59 93 91.5 61 51 56 40 39 63 72 60 60 54 46 68 1146.5 64
STASIUN B 53 75 97.5 64 90 93 59 50 57 42 40 62 70.5 66 58 55 48 64 1144 64
STASUN E 60 72 96 60 88 90 62 45 56.5 38 40 58 69 61 59 53 44 63 1114.5 62
ARITMATIK 58 73 98 61 90 92 61 49 57 40 40 61 71 62 59 54 46 65 1135 63
b. Curah hujan harian maksimum Pada perencanaan ini, analisis curah hujan harian maksimum terhadap data hujan yang tersedia untuk periode ulang tertentu dilakukan dengan tiga metode, yaitu metode gumbel, log persin III dan iway kadoya. 1. Metode gumbel Langkah langkah dalam menyelesaikan metode gumbel adalah sebgai berikut : - Menghitung besarnya curah hujan rata rata wilayah 1 ❑ x= × ∑ ❑(x) n ❑
50
DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
-
Menghitung standar deviasi σ R=
-
√
❑
❑ Σ( x−x)❑2 ∑ ❑
n−1 Mencari nilai Yn, Yt, dan Sn untuk periode ulang hujan (PUH) 2, 5, 10, dan 25 tahun dengan bantuan tabel berikut : tabel 4. 6nilai Yn
tabel 4. 7nilai Yt
51
DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA tabel 4. 8nilai Sn
-
Menghitung curah hujan harian maksimum denga menggunakan persamaan sebagai berikut : Xt atau HMM =x+
σR (Yt −Yn) σn
tabel 4. 9curah hujan maksimum metode gumbel No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Tahun 2000 2001 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Metode Gumbel Xi (mm) Xi-X 58 4.72 73 9.94 98 34.44 61 2.06 90 27.28 92 28.44 61 2.39 49 14.39 57 6.56 40 23.06 40 23.39 61 2.06 71 7.44 62 0.72 59 4.06 54 9.06 46 17.06 65 1.94
(Xi-X)² 22.30 98.89 1186.42 4.23 744.08 809.09 5.71 207.04 42.98 531.56 547.04 4.23 55.42 0.52 16.45 82.00 290.89 3.78
52
DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA Jumlah X σR
1135 63 16.54336 745
219.00 12.17
4652.61 258.48
53
DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
tabel 4. 10nilai PUH 2, 5, 10, 25, dan 50 tahun metode gumbel PUH
Yt
2 5 10 25 50
0.37 1.50 2.25 3.20 3.90
Hujan Harian Maksimum dengan Metode Gumbel Yn σn σR HHM k b Se RK 90% = 1.64 0.52 0.52 0.52 0.52 0.52
1.05 1.05 1.05 1.05 1.05
68.21 34.11 22.74 13.92 9.74
53 95 101 99 94
-0.15 0.93 1.65 2.55 3.22
0.91 1.78 2.48 3.39 4.08
14.68 14.32 13.27 11.12 9.36
24.07 23.48 21.77 18.24 15.35
HHM Maks Min 77.13 118.38 122.31 116.84 109.81
29.00 71.42 78.78 80.36 79.11
2. Metode log person III Berikut adalah langkah langkah yang harus dilakukan untuk menghitung curah hujan maksimum menggunakan metode log person III : - Menghitung standar deviasi σ Xi= -
√
❑
❑¿ ¿ ¿ ∑ ❑
Menghitung koefisien kemencengan ❑
Cs=
n. ∑ ❑( Xi−X )❑3 ❑
(n−1)(n−2)(σXi)❑3
54
DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
-
Menentukan nilai K dan Cs
tabel 4. 11koefisien kemencengan (Cs) distribusi log person III
55
DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
-
Menghitung logaritma dari masing masing data curah hujan untuk periode ulang T tertentu tabel 4. 12curah hujan maksimum metode log person III
No
Tahun
R (mm)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
2000 2001 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
58 73 98 61 90 92 61 49 57 40 40 61 71 62 59 54 46 65
Metode Log Pearson III Hujan Tahunan Xi= log R Xi-X rerata Terurut 98 1.766 -0.02023 92 1.863 0.07717 90 1.989 0.20285 73 1.785 -0.00082 71 1.956 0.16970 65 1.961 0.17527 62 1.783 -0.00320 61 1.687 -0.09892 61 1.752 -0.03410 61 1.602 -0.18409 59 1.598 -0.18773 58 1.785 -0.00082 57 1.848 0.06204 54 1.795 0.00857 49 1.771 -0.01530 46 1.732 -0.05376 40 1.663 -0.12339 40 1.813 0.02676
(Xi-Xrerata)²
(Xi-Xrerata)³
0.00041 0.00596 0.04115 0.00000 0.02880 0.03072 0.00001 0.00979 0.00116 0.03389 0.03524 0.00000 0.00385 0.00007 0.00023 0.00289 0.01523 0.00072
-0.000008 0.000460 0.008347 0.000000 0.004887 0.005384 0.000000 -0.000968 -0.000040 -0.006239 -0.006616 0.000000 0.000239 0.000001 -0.000004 -0.000155 -0.001879 0.000019
Jumlah
1135
1135
32.151
0.000
0.210
0.003
Rata-rata
63
63
1.786
0.000
0.012
0.000
56
DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA tabel 4. 13nilai PUH 2, 5, 10, 25, dan 50 tahun metode log person III PUH 2 5 10 25 50
x
Kx Kx.σx -0.033 -0.004 0.830 0.000 1.301 0.215 2.818 0.000 2.159 0.000 Rata-rata
XT 1.782 1.878 1.931 2.099 2.026
RT (HHM) 61 76 85 126 106 91
1.786
Standar deviasi σXi 0.1111726979 Skew Koefisien Cs = 0.2
3. Metode iwai kadoya Metode iway kadoya adalah metode dimana mengubah variabel (x) dari kurva kemungkinan kerapatan dari curah hujan harian maksimum ke log x atau mengubah kurva distribusi yang asismetis menjadi kurva distribusi normal, sehingga perhitungannya adalah variabel normal.Berikut adalah langkah langkah perhitungan curah hujan maksimum untuk metode iwai kadoya : - Menyusun data data curah hujan ® mulai dari harga yang terbesar sampai dengan harga terkecil. - Memperkirakan harga x dengan persamaan : X =logR n 1 X O = ∑ ❑ log Ri n i=1 -
Memperkirakan nilai b a. Nilai Xs merupakan angka tertinggi dari curah hujan tahunan yang ditentukan dari m.Nilai m dapat diketahui dengan rumus berikut : m = n/10 b. Nilai Xt merupakan angka terendah yang disesuaikan dengan Rs c. Nilai bi dapat dicari dengan rumus : X . X −X o ❑2 ❑❑ bi= s t 2 X i−( X s+ X t )
57
DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
d. Nilai b dapat dicari dengan rumus berikut : n
b=
1 ∑ ❑ bi m i=1
Jika nilai b yang sudah didapatkan kemudian dijumlahkan dengan data awal, di logkan dan dijumlahkan kmudian dicai rata rata nya. e. Menentukan nilai દ tabel 4. 14nilai દ
tabel 4. 15nilai Bi No
Xs
XT
(Xs * XT)-Xo²
1 2
97.50 91.50
39.67 40.00
132.40 -75.10
2Xo-(Xs+XT) -14.94 -9.27 JUMLAH
bi -8.86 8.10 -0.76
tabel 4. 16curah hujan maksimum metode iwai kadoya Metode Iwai Kadoya No Tahun R (mm) 1 2 3 4 5 6 7
2000 2001 2003 2004 2005 2006 2007
58 73 98 61 90 92 61
R urut
Xi= Log R
R+b
98 92 90 73 71 65 62
1.766 1.863 1.989 1.785 1.956 1.961 1.783
57.909 72.576 97.076 60.576 89.909 91.076 60.243
Log (R+b) (Log(R+b))² 1.763 1.861 1.987 1.782 1.954 1.959 1.780
3.107 3.463 3.949 3.177 3.817 3.839 3.168
58
DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
49 57 40 40 61 71 62 59 54 46 65
61 61 61 59 58 57 54 49 46 40 40
1.687 1.752 1.602 1.598 1.785 1.848 1.795 1.771 1.732 1.663 1.813
48.243 56.076 39.576 39.243 60.576 70.076 61.909 58.576 53.576 45.576 64.576
1.683 1.749 1.597 1.594 1.782 1.846 1.792 1.768 1.729 1.659 1.810
2.834 3.058 2.552 2.540 3.177 3.406 3.210 3.125 2.989 2.751 3.276
Jumlah
1135
32.151
1127.368
32.095
57.439
Rata-rata
63
1.786
62.632
1.783
3.191
b LogXo Xo m
1/c
-0.4240 1.79 61.12 1.80 1.78 3.19 0.01
tabel 4. 17nilai PUH 2, 5, 10, 25, dan 50 tahun metode iwai kadoya PUH
ε
1/C x (1)
Log(Xo+b)+(2)
antilog(3)
HHM=4-b
tahun 2 5 10 25 50
1 0.000 0.595 0.906 1.238 1.452
2 0 0.007 0.011 0.015 0.017
3 1.78 1.79 1.79 1.80 1.80
4 60.69 61.68 62.21 62.77 63.14
5 61.12 62.11 62.63 63.20 63.57
59
DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
4. Perbandingan curah hujan Setelah dilakukan perhitungan curah hujan harian maksimum menggunakan tiga metode yaitu metode gumbel, log person III, dan iwai kadoya, didapatkan perbandingan sebagai berikut : tabel 4. 18perbandingan metode curah hujan harian maksimum Perbandingan Nilai Curah Hujan Gumbel
PUH
Log Pearson III
Iwai Kadoya
Minimum
Tanpa Rk
Maksimum
2 5 10 25 50 Jumlah
29.00 71.42 78.78 80.36 79.11 259.55
53.06 94.90 100.54 98.60 94.46 347.11
77.13 118.38 122.31 116.84 109.81 434.67
60.60 75.58 85.27 125.73 106.21 347.18
61.12 62.11 62.63 63.20 63.57 249.05
Rata-Rata
64.89
86.78
108.67
86.80
62.26
Dari Tabel didapatkan untuk Xt yang tertinggi adalah metode Gumbel maka untuk membuat lengkung intensitas digunakan metode Gumbel. 4.3.2.3 distribusi curah hujan Distribusi Hujan digunakan untuk mencari nilai intensitas hujan berdasarkan waktu konsentrasi yang nantinya akan berguna untuk mencari nilai debit rencana. Metode yang dapat digunakan untuk menghitung distribusi hujan ada tiga yaitu Metode Van Breen, Metode Hasper Weduwen, dan Metode BellTanimoto. Dalam tugas ini hanya digunakan metode Metode Hasper Weduwen saja. Berikut langkah-langkah untuk menganalisis intensitas hujan dengan metode Hasper-Weduwen : 1. Menentukan PUH antara 2-10 Tahun. PUH yang dipilih adalah 2, 5, 10, 25, dan 50 tahun. Periode Ulang Hujan ini nantinya akan digunakan untuk menghitung intensitas. 2. Menentukan durasi hujan (t), durasi yang dipilih yaitu : 5, 10, 20, 30, 40, 50, 60, 70, 80, 90, 100, 110, 120.
60
DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA 3. Menghitung RT dengan persamaan sebagai berikut : a. Untuk t antara 1 jam – 24 jam :
b. Untuk t antara 0 jam – 1 jam
XT adalah CHH dari metode yang dipilih c. Mencari Intensitas Hujan dengan persamaan sebagai berikut :
tabel 4. 19PUH 2 tahun metode hasper weduwen
No
T (menit)
1 2 3 4 5 6 7 8
5 10 20 30 40 60 80 120
T (jam) 0.08 0.17 0.33 0.50 0.67 1.00 1.33 2.00
HHM (mm/hari)
Ri
Rt
intensitas (mm/jam)
53.1 53.1 53.1 53.1 53.1 53.1 53.1 53.1
55.074 53.226 53.136 53.102 53.083 53.064 53.054 53.044
9.443 12.741 17.549 20.979 23.677 27.790 30.859 35.242
113.31 76.45 52.65 41.96 35.52 27.79 23.14 17.62
tabel 4. 20PUH 5 tahun metode hasper weduwen
No
T (menit)
1 2 3 4
5 10 20 30
T (jam) 0.08 0.17 0.33 0.50
HHM (mm/hari)
Ri
Rt
intensitas (mm/jam)
94.9 94.9 94.9 94.9
78.922 83.787 89.588 92.059
13.532 20.057 29.588 36.369
162.38 120.34 88.76 72.74
61
DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA 5 6 7 8
40 60 80 120
0.67 1.00 1.33 2.00
94.9 94.9 94.9 94.9
93.428 94.898 95.676 96.483
41.672 49.699 55.650 64.102
62.51 49.70 41.74 32.05
tabel 4. 21PUH 10 tahun metode hasper weduwen
No
T (menit)
1 2 3 4 5 6 7 8
5 10 20 30 40 60 80 120
T (jam) 0.08 0.17 0.33 0.50 0.67 1.00 1.33 2.00
HHM (mm/hari)
Ri
Rt
intensitas (mm/jam)
100.5 100.5 100.5 100.5 100.5 100.5 100.5 100.5
81.434 87.360 94.190 97.135 98.775 100.544 101.482 102.459
13.962 20.912 31.108 38.375 44.057 52.656 59.028 68.072
167.55 125.47 93.32 76.75 66.08 52.66 44.27 34.04
tabel 4. 22PUH 25 tahun metode hasper weduwen
No
T (menit)
1 2 3 4 5 6 7 8
5 10 20 30 40 60 80 120
T (jam) 0.08 0.17 0.33 0.50 0.67 1.00 1.33 2.00
HHM (mm/hari)
Ri
Rt
intensitas (mm/jam)
98.6 98.6 98.6 98.6 98.6 98.6 98.6 98.6
80.584 86.143 92.614 95.392 96.937 98.601 99.482 100.399
13.816 20.621 30.587 37.686 43.237 51.638 57.864 66.704
165.80 123.72 91.76 75.37 64.86 51.64 43.40 33.35
62
DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
tabel 4. 23PUH 50 tahun metode hasper weduwen
No
T (menit)
1 2 3 4 5 6 7 8
5 10 20 30 40 60 80 120
T (jam)
HHM (mm/hari)
Ri
Rt
intensitas (mm/jam)
94.5 94.5 94.5 94.5 94.5 94.5 94.5 94.5
78.722 83.505 89.228 91.664 93.012 94.461 95.226 96.021
13.497 19.989 29.469 36.213 41.486 49.470 55.389 63.795
161.97 119.94 88.41 72.43 62.23 49.47 41.54 31.90
0.08 0.17 0.33 0.50 0.67 1.00 1.33 2.00
tabel 4. 24intensitas hujan metode hasper weduwen PUH t (menit) 5 10 20 30 40 60 80 120
2
5
10
25
50
113.31 76.45 52.65 41.96 35.52 27.79 23.14 17.62
162.38 120.34 88.76 72.74 62.51 49.70 41.74 32.05
167.55 125.47 93.32 76.75 66.08 52.66 44.27 34.04
165.80 123.72 91.76 75.37 64.86 51.64 43.40 33.35
161.97 119.94 88.41 72.43 62.23 49.47 41.54 31.90
4.3.2.4 Intensitas Hujan Untuk menghitung intensitas hujan dan lengkung intensitas digunakan tiga metode yaitu Metode Ishiguro, Metode Talbot, dan Metode Sherman. Metode yang dipilih adalah yang nilainya paling mendekati dengan nilai Hasper-Weduwen. a. Metode tablot Berikut adalah nilai intensitas hujan yang diperoleh dari metode Talbot :
63
DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA tabel 4. 25intensitas hujan metode tablot PUH 2 tahun t PUH
2
i i*t
I^2
I^2*t
I talbot
113.31
9.4
12839.7
1070.0
102.141
0.17
76.45
12.7
5844.1
974.0
82.052
20
0.33
52.65
17.5
2771.7
923.9
58.887
30
0.50
41.96
21.0
1760.4
880.2
45.923
40
0.67
35.52
23.7
1261.3
840.9
37.637
60
1.00
27.79
27.8
772.3
772.3
27.656
80
1.33
23.14
30.9
535.7
714.2
21.860
120
2.00
17.62
35.2
310.5
621.0
15.403
JUMLAH
388.43
178.28
26095.72
6796.50
menit
jam
mm/jam
5
0.08
10
391.56 a 34.76475 b 0.25703
tabel 4. 26intensitas hujan metode tablot PUH 5 tahun t PUH
5
i i*t
I^2
I^2*t
I talbot
162.38
13.53
26366.65
2197.22
148.401
0.17
120.34
20.06
14481.96
2413.66
125.785
20
0.33
88.76
29.59
7878.86
2626.29
96.401
30
0.50
72.74
36.37
5290.93
2645.47
78.146
40
0.67
62.51
41.67
3907.18
2604.79
65.704
60
1.00
49.70
49.70
2470.01
2470.01
49.835
80
1.33
41.74
55.65
1742.04
2322.72
40.141
120
2.00
32.05
64.10
1027.26
2054.52
28.897
JUMLAH
630.22
310.67
63164.89
19334.67 633.31 a 68.77982 b 0.38014
menit
jam
mm/jam
5
0.08
10
64
DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
65
DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
tabel 4. 27intensitas hujan metode tablot PUH 10 tahun t PUH
10
i i*t
I^2
I^2*t
I talbot
167.55
14.0
28071.5
2339.3
153.431
0.17
125.47
20.9
15743.3
2623.9
130.794
20
0.33
93.32
31.1
8709.1
2903.0
100.993
30
0.50
76.75
38.4
5890.4
2945.2
82.253
40
0.67
66.08
44.1
4367.2
2911.5
69.379
60
1.00
52.66
52.7
2772.6
2772.6
52.838
80
1.33
44.27
59.0
1959.9
2613.2
42.666
120
2.00
34.04
68.1
1158.5
2316.9
30.805
JUMLAH
660.14
328.2
68672.6
21425.7
menit
jam
mm/jam
5
0.08
10
663.16 a 73.87654 b 0.39816
tabel 4. 28intensitas hujan metode tablot PUH 25 tahun t PUH
25
i i*t
I^2
I^2*t
I talbot
165.80
13.82
27488.86
2290.74
151.725
0.17
123.72
20.62
15307.82
2551.30
129.090
20
0.33
91.76
30.59
8420.13
2806.71
99.424
30
0.50
75.37
37.69
5681.03
2840.51
80.846
40
0.67
64.86
43.24
4206.20
2804.13
68.117
60
1.00
51.64
51.64
2666.51
2666.51
51.805
80
1.33
43.40
57.86
1883.42
2511.22
41.796
120
2.00
33.35
66.70
1112.35
2224.69
30.146
JUMLAH
649.90
322.15
66766.31
20695.83
652.95
menit
jam
mm/jam
5
0.08
10
66
DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA a 72.10788 b 0.39192
67
DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
tabel 4. 29intensitas hujan metode tablot PUH 50 tahun t PUH
50
i i*t
I^2
I^2*t
I talbot
161.97
13.50
26232.90
2186.07
148.001
0.17
119.94
19.99
14384.67
2397.45
125.389
20
0.33
88.41
29.47
7815.68
2605.23
96.041
30
0.50
72.43
36.21
5245.58
2622.79
77.826
40
0.67
62.23
41.49
3872.49
2581.66
65.418
60
1.00
49.47
49.47
2447.27
2447.27
49.603
80
1.33
41.54
55.39
1725.70
2300.93
39.945
120
2.00
31.90
63.79
1017.44
2034.88
28.750
JUMLAH
627.87
309.31
62741.73
19176.28 630.97 a 68.38987 b 0.37876
menit
jam
mm/jam
5
0.08
10
tabel 4. 30 intensitas hujan metode tablot PUH t (menit) 5 10 20 30 40 60 80 120
2
5
10
25
50
102.14 82.05 58.89 45.92 37.64 27.66 21.86 15.40
148.40 125.78 96.40 78.15 65.70 49.84 40.14 28.90
153.43 130.79 100.99 82.25 69.38 52.84 42.67 30.81
151.72 129.09 99.42 80.85 68.12 51.80 41.80 30.15
148.00 125.39 96.04 77.83 65.42 49.60 39.95 28.75
b. Metode sherman Berikut adalah nilai intensitas hujan yang diperoleh dari metode sherman :
68
DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA tabel 4. 31intensitas hujan metode sherman PUH 2 tahun t PUH
2
I I^2
log t
log I
log t * log I
(log t)^2
I sherman
113.31
12839.7
-1.08
2.05
-2.22
1.16
115.64
0.17
76.45
5844.10
-0.78
1.88
-1.47
0.61
77.41
20
0.33
52.65
2771.69
-0.48
1.72
-0.82
0.23
51.81
30
0.50
41.96
1760.42
-0.30
1.62
-0.49
0.09
40.97
40
0.67
35.52
1261.33
-0.18
1.55
-0.27
0.03
34.68
60
1.00
27.79
772.30
0.00
1.44
0.00
0.00
27.42
80
1.33
23.14
535.67
0.12
1.36
0.17
0.02
23.22
120
2.00
17.62
310.50
0.30
1.25
0.38
0.09
18.36
388.43
26095.7
-2.39
12.89
-4.72
2.23
389.51
(menit)
(jam)
(mm/jam)
5
0.08
10
JUMLAH log a 1.438 a 27.424 n 0.579
tabel 4. 32intensitas hujan metode sherman PUH 5 tahun t PUH
5
I I^2
log t
log I
log t * log I
(log t)^2
I sherman
(menit)
(jam)
(mm/jam)
5
0.08
162.38
26366.6
-1.08
2.21
-2.39
1.16
171.70
10
0.17
120.34
14481.9
-0.78
2.08
-1.62
0.61
120.94
20
0.33
88.76
7878.86
-0.48
1.95
-0.93
0.23
85.19
30
0.50
72.74
5290.93
-0.30
1.86
-0.56
0.09
69.40
40
0.67
62.51
3907.18
-0.18
1.80
-0.32
0.03
60.01
60
1.00
49.70
2470.01
0.00
1.70
0.00
0.00
48.89
80
1.33
41.74
1742.04
0.12
1.62
0.20
0.02
42.27
120
2.00
32.05
1027.26
0.30
1.51
0.45
0.09
34.44
JUMLAH
630.22
63164.89
-2.39
14.72
-5.15
2.23
632.84
69
DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA log a 1.689 a 48.888 n 0.506
tabel 4. 33tensitas hujan metode sherman PUH 10 tahun t PUH
10
I I^2
log t
log I
log t * log I
(log t)^2
I sherman
(menit)
(jam)
(mm/jam)
5
0.08
167.55
28071.4
-1.08
2.22
-2.40
1.16
177.81
10
0.17
125.47
15743.3
-0.78
2.10
-1.63
0.61
126.03
20
0.33
93.32
8709.14
-0.48
1.97
-0.94
0.23
89.33
30
0.50
76.75
5890.44
-0.30
1.89
-0.57
0.09
73.04
40
0.67
66.08
4367.19
-0.18
1.82
-0.32
0.03
63.32
60
1.00
52.66
2772.65
0.00
1.72
0.00
0.00
51.77
80
1.33
44.27
1959.91
0.12
1.65
0.21
0.02
44.88
120
2.00
34.04
1158.46
0.30
1.53
0.46
0.09
36.70
660.14
68672.56
-2.39
14.90
-5.19
2.23
662.89
JUMLAH log a 1.714 a 51.77 n 0.497
tabel 4. 34intensitas hujan metode sherman PUH 25 tahun t PUH 25
I I^2
log t
log I
log t * log I
(log t)^2
I sherman
(menit)
(jam)
(mm/jam)
5
0.08
165.80
27488.8
-1.08
2.22
-2.40
1.16
175.74
10
0.17
123.72
15307.8
-0.78
2.09
-1.63
0.61
124.30
20
0.33
91.76
8420.13
-0.48
1.96
-0.94
0.23
87.92
30
0.50
75.37
5681.03
-0.30
1.88
-0.57
0.09
71.79
40
0.67
64.86
4206.20
-0.18
1.81
-0.32
0.03
62.18
60
1.00
51.64
2666.51
0.00
1.71
0.00
0.00
50.78
70
DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA 80
1.33
43.40
1883.42
0.12
1.64
0.20
0.02
43.98
120
2.00
33.35
1112.35
0.30
1.52
0.46
0.09
35.92
649.90
66766.3
-2.39
14.84
-5.18
2.23
652.61
JUMLAH log a 1.706 a 50.780 n 0.500
tabel 4. 35intensitas hujan metode sherman PUH 50 tahun t PUH
50
I I^2
log t
log I
log t * log I
(log t)^2
I sherman
(menit)
(jam)
(mm/jam)
5
0.08
161.97
26232.9
-1.08
2.21
-2.38
1.16
171.21
10
0.17
119.94
14384.6
-0.78
2.08
-1.62
0.61
120.54
20
0.33
88.41
7815.68
-0.48
1.95
-0.93
0.23
84.87
30
0.50
72.43
5245.58
-0.30
1.86
-0.56
0.09
69.12
40
0.67
62.23
3872.49
-0.18
1.79
-0.32
0.03
59.75
60
1.00
49.47
2447.27
0.00
1.69
0.00
0.00
48.66
80
1.33
41.54
1725.70
0.12
1.62
0.20
0.02
42.07
120
2.00
31.90
1017.44
0.30
1.50
0.45
0.09
34.26
627.87
62741.7
-2.39
14.71
-5.15
2.23
630.48
JUMLAH log a 1.687 a 48.664 n 0.506
tabel 4. 36intensitas hujan metode sherman PUH t (menit) 5 10 20 30 40
2
5
10
25
50
115.64 77.41 51.81 40.97 34.68
171.70 120.94 85.19 69.40 60.01
177.81 126.03 89.33 73.04 63.32
175.74 124.30 87.92 71.79 62.18
171.21 120.54 84.87 69.12 59.75
71
DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA 60 80 120
27.42
48.89
51.77
50.78
48.66
23.22 18.36
42.27 34.44
44.88 36.70
43.98 35.92
42.07 34.26
c. Metode ishiguro Berikut adalah nilai intensitas hujan yang diperoleh dari metode ishiguro : tabel 4. 37 intensitas hujan metode ishiguro PUH 2 tahun t PUH
2
I I^2
√t
I*√t
I^2*√t
I Ishiguro
113.31
12839.72
0.29
32.71
3706.51
117.57
0.17
76.45
5844.10
0.41
31.21
2385.84
75.91
20
0.33
52.65
2771.69
0.58
30.40
1600.23
50.57
30
0.50
41.96
1760.42
0.71
29.67
1244.81
40.25
40
0.67
35.52
1261.33
0.82
29.00
1029.87
34.35
60
1.00
27.79
772.30
1.00
27.79
772.30
27.57
80
1.33
23.14
535.67
1.15
26.73
618.54
23.63
120
2.00
17.62
310.50
1.41
24.92
439.11
19.07
388.43
26095.72
6.37
232.42
11797.21
388.91
(menit)
(jam)
(mm/jam)
5
0.08
10
JUMLAH a 25.614 b -0.071
tabel 4. 38intensitas hujan metode ishiguro PUH 5 tahun t PUH 5
I I^2
√t
I*√t
I^2*√t
I Ishiguro
162.38
26366.65
0.29
46.87
7611.40
169.76
0.17
120.34
14481.96
0.41
49.13
5912.24
120.19
20
0.33
88.76
7878.86
0.58
51.25
4548.86
85.06
30
0.50
72.74
5290.93
0.71
51.43
3741.25
69.48
(menit)
(jam)
(mm/jam)
5
0.08
10
72
DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA 40
0.67
62.51
3907.18
0.82
51.04
3190.20
60.18
60
1.00
49.70
2470.01
1.00
49.70
2470.01
49.15
80
1.33
41.74
1742.04
1.15
48.19
2011.53
42.58
120
2.00
32.05
1027.26
1.41
45.33
1452.77
34.77
630.22
63164.89
6.37
392.94
30938.26
631.18
JUMLAH a 49.215 b 0.001
tabel 4. 39intensitas hujan metode ishiguro PUH 10 tahun t PUH
10
I I^2
√t
I*√t
I^2*√t
I Ishiguro
167.55
28071.46
0.29
48.37
8103.53
175.34
0.17
125.47
15743.31
0.41
51.22
6427.18
125.41
20
0.33
93.32
8709.14
0.58
53.88
5028.22
89.41
30
0.50
76.75
5890.44
0.71
54.27
4165.17
73.27
40
0.67
66.08
4367.19
0.82
53.96
3565.80
63.59
60
1.00
52.66
2772.65
1.00
52.66
2772.65
52.06
80
1.33
44.27
1959.91
1.15
51.12
2263.11
45.15
120
2.00
34.04
1158.46
1.41
48.13
1638.31
36.93
660.14
68672.56
6.37
413.61
33963.97
661.17
(menit)
(jam)
(mm/jam)
5
0.08
10
JUMLAH a 52.664 b 0.012
tabel 4. 40intensitas hujan metode ishiguro PUH 25 tahun t PUH 25
I I^2
√t
I*√t
I^2*√t
I Ishiguro
165.80
27488.86
0.29
47.86
7935.35
173.45
0.17
123.72
15307.82
0.41
50.51
6249.39
123.63
20
0.33
91.76
8420.13
0.58
52.98
4861.36
87.92
30
0.50
75.37
5681.03
0.71
53.30
4017.09
71.97
(menit)
(jam)
(mm/jam)
5
0.08
10
73
DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA 40
0.67
64.86
4206.20
0.82
52.95
3434.35
62.42
60
1.00
51.64
2666.51
1.00
51.64
2666.51
51.06
80
1.33
43.40
1883.42
1.15
50.11
2174.78
44.26
120
2.00
33.35
1112.35
1.41
47.17
1573.09
36.19
649.90
66766.31
6.37
406.52
32911.94
650.91
JUMLAH a 51.469 b 0.008
74
DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA tabel 4. 41intensitas hujan metode ishiguro PUH 50 tahun t PUH
50
I I^2
√t
I*√t
I^2*√t
I Ishiguro
161.97
26232.90
0.29
46.76
7572.79
169.32
0.17
119.94
14384.67
0.41
48.96
5872.52
119.78
20
0.33
88.41
7815.68
0.58
51.04
4512.38
84.72
30
0.50
72.43
5245.58
0.71
51.21
3709.19
69.18
40
0.67
62.23
3872.49
0.82
50.81
3161.88
59.92
60
1.00
49.47
2447.27
1.00
49.47
2447.27
48.93
80
1.33
41.54
1725.70
1.15
47.97
1992.66
42.38
120
2.00
31.90
1017.44
1.41
45.11
1438.88
34.60
627.87
62741.73
6.37
391.33
30707.56
628.83
(menit)
(jam)
(mm/jam)
5
0.08
10
JUMLAH a 48.950 b 0.000
tabel 4. 42intensitas hujan metode ishiguro PUH t (menit) 5 10 20 30 40 60 80 120
2
5
10
25
50
117.57 75.91 50.57 40.25 34.35 27.57 23.63 19.07
169.76 120.19 85.06 69.48 60.18 49.15 42.58 34.77
175.34 125.41 89.41 73.27 63.59 52.06 45.15 36.93
173.45 123.63 87.92 71.97 62.42 51.06 44.26 36.19
169.32 119.78 84.72 69.18 59.92 48.93 42.38 34.60
4.3.2.5 perbandingan metode intensitas hujan Berikut adalah perbandingan hasil dari perhitungan intensitas hujan dengan tiga metode yaitu Metode Sherman, Metode Talbot, dan Metode Ishiguro :
75
DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA tabel 4. 43intensitas PUH 2 tahun LENGKUNG INTENSITAS PUH
2
DURASI
HASPER INTENSITAS ∆ INTENSITAS ∆ INTENSITAS ∆ WEDUWEN TALBOT MUTLAK SHERMAN MUTLAK ISHIGURO MUTLAK
5
113.31
102.14
115.64
117.57
10
76.45
82.05
77.41
75.91
20
52.65
58.89
51.81
50.57
30
41.96
45.92
40.97
40.25
40
35.52
37.64
34.68
34.35
60
27.79
27.66
80
23.14
21.86
23.22
23.63
120
17.62
15.40
18.36
19.07
JUMLAH
388.43
391.56
389.51
388.91
RATA RATA
48.55
48.94
48.69
48.61
3.12
27.42
1.07
27.57
0.48
tabel 4. 44intensitas PUH 5 tahun LENGKUNG INTENSITAS PUH DURASI
5
HASPER WEDUWEN
INTENSITAS ∆ INTENSITAS ∆ INTENSITAS ∆ TALBOT MUTLAK SHERMAN MUTLAK ISHIGURO MUTLAK 3.10
2.62
5
162.38
148.40
10
120.34
125.78
120.94
120.19
20
88.76
96.40
85.19
85.06
30
72.74
78.15
69.40
69.48
40
62.51
65.70
60.01
60.18
60
49.70
49.84
48.89
49.15
80
41.74
40.14
42.27
42.58
120
32.05
28.90
34.44
34.77
JUMLAH
630.22
633.31
632.84
631.18
171.70
169.76
0.96
76
DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA RATA RATA
78.78
79.16
79.10
78.90
77
DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA tabel 4. 45intensitas PUH 10 tahun LENGKUNG INTENSITAS PUH DURASI
HASPER INTENSITAS ∆ INTENSITAS ∆ INTENSITAS ∆ WEDUWEN TABLOT MUTLAK SHERMAN MUTLAK ISHIGURO MUTLAK
5
167.55
153.43
177.81
175.34
10
125.47
130.79
126.03
125.41
20
93.32
100.99
89.33
89.41
30
76.75
82.25
73.04
73.27
40
66.08
69.38
63.32
63.59
60
52.66
52.84
80
44.27
42.67
44.88
45.15
120
34.04
30.81
36.70
36.93
JUMLAH
660.14
663.16
662.89
661.17
RATA RATA
82.52
82.89
82.86
82.65
10
3.02
51.77
2.75
52.06
1.03
tabel 4. 46intensitas PUH 25 tahun LENGKUNG INTENSITAS PUH DURASI
25
HASPER INTENSITAS INTENSITAS ∆ INTENSITAS ∆ WEDUWEN TALBOT ∆ MUTLAK SHERMAN MUTLAK ISHIGURO MUTLAK 3.05
2.71
5
165.80
151.72
10
123.72
129.09
124.30
123.63
20
91.76
99.42
87.92
87.92
30
75.37
80.85
71.79
71.97
40
64.86
68.12
62.18
62.42
60
51.64
51.80
50.78
51.06
80
43.40
41.80
43.98
44.26
120
33.35
30.15
35.92
36.19
JUMLAH
649.90
652.95
652.61
650.91
175.74
173.45
1.01
78
DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA RATA RATA
81.24
81.62
81.58
81.36
79
DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA tabel 4. 47intensitas PUH 50 tahun LENGKUNG INTENSITAS PUH DURASI
HASPER INTENSITAS INTENSITAS ∆ INTENSITAS ∆ WEDUWEN TALBOT ∆ MUTLAK SHERMAN MUTLAK ISHIGURO MUTLAK
5
161.97
148.00
171.21
169.32
10
119.94
125.39
120.54
119.78
20
88.41
96.04
84.87
84.72
30
72.43
77.83
69.12
69.18
40
62.23
65.42
59.75
59.92
60
49.47
49.60
80
41.54
39.95
42.07
42.38
120
31.90
28.75
34.26
34.60
JUMLAH
627.87
630.97
630.48
628.83
RATA RATA
78.48
78.87
78.81
78.60
50
3.10
48.66
2.61
48.93
0.95
Setelah dilakukan perhitungan dengan ketiga metode diatas dan dibandingkan Intensitas dan Nilai Mutlaknya terhadap metode Hasper-Weduwen, Metode Sherman adalah metode yang dipilih sebagai hasil perhitungan intensitas hujan karena memiliki nilai mutlak paling kecil mendekati dengan metode Hasper-Weduwen. Berikut adalah Grafik Lengkung Intensitas Hujan per Metode :
80
DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
gambar 4. 4lengkung intensitas PUH 2
gambar 4. 5lengkung intensitas PUH 5
81
DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
gambar 4. 6lengkung intensitas PUH 10
82
DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
gambar 4. 7lengkung intensitas PUH 25
gambar 4. 8 lengkung intensitas PUH 50 4.4 BENTUK DAN BAHAN SALURAN Bentuk dan bahan saluran direncanakan berbentuk persegi empat dengan bahan yang digunakan adalah beton.Nilah b atau lebar saluran awalnya sama dengan dua kali tinggi atau h dan dapat dirumuskan b=2h. Persamaan tersebut digunakan karena saluran yang akan direncanakan adalah saluran yang ekonomis yaitu saluran yang mampu mengalirkan debit optimum namun memiliki keliling basah minimal dan sesuai dengan kebutuhan saluran U-Ditch yang ada di pasaran. Bahan saluran yang digunakan adalah beton dengan koefisien manning 0,015.
83
DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
gambar 4. 9bentuk bentuk saluran tabel 4. 48koefisen kekasaran mannings
4.5 DIMENSI, ELEVASI, DAN SALURAN DRAINASE 4.5.1 elevasi saluran Kemiringan permukaan tanah saluran dapat ditentukan dengan ditentukan dengan cara membagi perbedaan ketinggian saluran di awal dan di akhir kemudian dibagi dengan panjang saluran atau dituliskan dengan persamaan sebagai berikut : Sd = (Elevasi Tanah-Elevasi Tanah Akhir)/Panjang Saluran Berikut adalah perhitungan kemiringan permukaan tanah saluran sekunder dan primer : tabel 4. 49kemiringan permukaan tanah saluran primer NO 1 2 3
SALURAN PRIMER A-A1' A1'-A2' A2'-A'
Lo Aliran ( meter) 1293 2552.7 5060.14
Ld Saluran (meter) 1278.3 2580.8 2056
Muka Tanah Muka Tanah Awal Akhir So 112.5 87.5 0.01934 87.5 70 0.00686 70 62.5 0.00148
Sd 0.0196 0.0068 0.0036
84
DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
B-B1' B1'-B2' B2'B3' B3'B' C-C2' C2'-C' D-D2' D2'-D1' D1'-D' E-E1' E1'-E' F1-F3' F3'-F1' F1'-F2' F2'-F' G-G2' G2'G3' G3'-G'
2554 2553.3 2636 1040 5608.3 2815.6 2107.29 3392.2 2846.6 379.3 3421.8 658.5 483 3605.2 399 313.6 603.78 3132.34
1723.6 2300.7 2426.3 912.4 4530.2 2186.8 1981.7 3282.4 2210.5 372.5 3095.4 587.7 499.7 2797.7 397.4 320.18 617.7 2809.1
170.5 162.5 150 130 287.5 225 500 480.5 420 237.5 230 558 550 549 500 289 287.5 286
162.5 150 130 120 225 212.5 480.5 420 400 230 190.5 550 549 530 490 287.5 286 284.5
0.00313 0.00490 0.00759 0.00962 0.01114 0.00444 0.00925 0.01784 0.00703 0.01977 0.01154 0.01215 0.00207 0.00527 0.02506 0.00478 0.00248 0.00048
0.0046 0.0054 0.0082 0.0110 0.0138 0.0057 0.0098 0.0184 0.0090 0.0201 0.0128 0.0136 0.0020 0.0068 0.0252 0.0047 0.0024 0.0005
So 0.02913 0.00513 0.00455 0.01511 0.00419 0.00733 0.02894 0.01921 0.01395 0.00228 0.00691 0.00779 0.00102 0.00080 0.00086
Sd 0.01934 0.00979 0.00504 0.00979 0.00490 0.02750 0.00892 0.01314 0.02942 0.00442 0.03427 0.01519 0.00932 0.00153 0.00638
tabel 4. 50kemiringan permukaan tanah saluran sekunder NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
SALURAN SEKUNDER A1-A1' A2-A2' A3-A B1-B1' B2-B2' B3-B3' C1-C C2-C2' D1-D1' D2-D2' E1-E1' F1-F1' F2-F2' F3-F3' G1-G
Lo Aliran ( meter) 858.21 4877.92 5608.4 1654.07 2985.07 9885.2 1727.81 1926.07 4443.01 6567.94 1882.3 1282.98 4391.45 6835.56 2319.23
Ld Saluran (meter) 1293 2552.7 5060.14 2554 2553.3 2636 5608.3 2815.6 2107.29 3392.2 379.3 658.5 483 3605.2 313.6
Muka Tanah Awal 87.5 87.5 87.5 187.5 150 135 300 237 337 315 250 400 390 385.5 310
Muka Tanah Akhir 62.5 62.5 62 162.5 137.5 62.5 250 200 275 300 237 390 385.5 380 308
85
DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA G216 17 18
G2' G3-G3' G4-G
688.22 670.16 9588.2
313.6 603.78 3132.34
308 305 295.5
305 295.5 290.5
0.00436 0.00957 0.01418 0.01573 0.00052 0.00160
4.5.2 Perhitungan Debit Debit rencana dihitung agar aliran air tidak menggenang dan dapat dibuang secepatnya ke badan air terdekat.Jika intensitas hujan tidak diketahui maka dicari dengan terlebihdahulu menghitung waktu koefisien (tc). Waktu koefisien (tc) adalah waktu yang diperlukan untuk mengalirkan air hujan dari titik terjauh menuju suatu titik tinjauan tertentu sehingga didapatkan debit maksumum. tabel 4. 51debit saluran primer LD LO ALIRAN SALURAN SALURAN (m) (m)
MUKA TANAH AWAL
MUKA TANAH AKHIR
A-A1'
1293
1278.3
112.5
87.5
A1'-A2'
2553
2580.8
87.5
70
A2'-A'
5060
2056
70
62.5
B-B1'
2554
1723.6
170.5
162.5
B1'-B2'
2553
2300.7
162.5
150
B2'B3'
2636
2426.3
150
130
B3'B'
1040
912.4
130
120
C-C2'
5608
4530.2
287.5
225
C2'-C'
2816
2186.8
225
212.5
D-D2'
2107
1981.7
500
480.5
D2'-D1'
3392
3282.4
480.5
420
D1'-D'
2847
2210.5
420
400
E-E1'
379
372.5
237.5
230
E1'-E'
3422
3095.4
230
190.5
F1-F3'
659
587.7
558
550
F3'-F1'
483
499.7
550
549
F1'-F2'
3605
2797.7
549
530
C GAB So 0.019 34 0.006 86 0.001 48 0.003 13 0.004 90 0.007 59 0.009 62 0.011 14 0.004 44 0.009 25 0.017 84 0.007 03 0.019 77 0.011 54 0.012 15 0.002 07
Sd 0.019 6 0.006 8 0.003 6 0.004 6 0.005 4 0.008 2 0.011 0 0.013 8 0.005 7 0.009 8 0.018 4 0.009 0 0.020 1 0.012 8 0.013 6 0.002 0
0.005 0.006
0.36 0.36 0.36 0.5 0.5 0.5 0.5 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.38 0.38 0.38
V to td (m/de (menit (meni A (Ha) t) ) t) 10.65 1925 2 178.16 3 21.50 2566 2 629.24 7 3647.7 17.13 1925 2 1 3 1377.4 14.36 2367 2 0 3 19.17 2367 2 881.21 3 20.21 2367 2 574.61 9 789 2984 1492 1492 2984 2984 746 2238 1424
2 333.58 7.603 37.75 2 501.89 2 1003.6 18.22 2 1 3 16.51 2 437.59 4 27.35 2 265.66 3 18.42 2 636.46 1 2 116.29 3.104 25.79 2 411.63 5
tc I (meni (mm/j Q t) am) (m3/s) 188.8 11 0.361 0.696 650.7 47 0.105 0.270 3664. 840 0.019 0.036 1391. 759 0.049 0.162 900.3 85 0.076 0.250 594.8 28 0.115 0.378 341.1 83 0.200 0.219 539.6 44 0.127 0.315 1021. 832 0.067 0.083 454.1 00 0.150 0.187 293.0 16 0.233 0.580 654.8 78 0.104 0.260 119.3 91 0.571 0.355 437.4 25 0.156 0.291 231.9 54 0.294 0.442 1206. 968 0.057 0.085
1424
2 227.06 4.898 1202.8 2 0 4.164
3561
2 917.29 23.31 940.6
0.073
0.273
86
DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
F2'-F'
399
397.4
500
490
G-G2'
314
320.18
289
287.5
G2'G3'
604
617.7
287.5
286
G3'-G'
3132
2809.1
286
284.5
27 0.025 06 0.004 78 0.002 48 0.000 48
8 0.025 2 0.004 7 0.002 4 0.000 5
4 0.38 0.36 0.36 0.36
712
2 93.29
955
2 451.48 2.668 1079.0 2 0 5.148 9637.3 23.40 2 9 9
1910 6685
3.312
06 96.60 2 454.1 43 1084. 150 9660. 798
0.705
0.530
0.150
0.144
0.063
0.120
0.007
0.047
tabel 4. 52debit saluran sekunder Lo Ld SALURAN Aliran Saluran SEKUNDER ( meter) (meter) 1293
Muka Tanah Awal
Muka Tanah Akhir
87.5
62.5
A1-A1'
858.21
A2-A2'
4877.92 2552.7
87.5
62.5
A3-A
5608.4 5060.14
87.5
62
B1-B1'
1654.07
187.5
162.5
B2-B2'
2985.07 2553.3
150
137.5
B3-B3'
9885.2
135
62.5
2554
2636
C1-C
1727.81 5608.3
300
250
C2-C2'
1926.07 2815.6
237
200
D1-D1'
4443.01 2107.29
337
275
D2-D2'
6567.94 3392.2
315
300
E1-E1'
1882.3
379.3
250
237
F1-F1'
1282.98
658.5
400
390
F2-F2'
4391.45
483
390
385.5
F3-F3'
6835.56 3605.2
385.5
380
G1-G
2319.23
313.6
310
308
G2-G2'
688.22
313.6
308
305
G3-G3'
670.16
603.78
305
295.5
So 0.029 13 0.005 13 0.004 55 0.015 11 0.004 19 0.007 33 0.028 94 0.019 21 0.013 95 0.002 28 0.006 91 0.007 79 0.001 02 0.000 80 0.000 86 0.004 36 0.014 18
Sd 0.019 34 0.009 79 0.005 04 0.009 79 0.004 90 0.027 50 0.008 92 0.013 14 0.029 42 0.004 42 0.034 27 0.015 19 0.009 32 0.001 53 0.006 38 0.009 57 0.015 73
C GAB 0.4 0.4 0.4 0.5 0.5 0.5 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.2 0.2 0.2
V to A (m/d (meni (Ha) et) t) 103.3 843 2 4 1042. 2830 2 21 1230. 3680 2 16 247.3 551 2 3 1084. 1769 2 74 919.4 4550 2 7 131.0 667 2 5 204.6 1050 2 2 371.1 1900 2 6 2580. 4320 2 09 564.8 1242 2 6 441.0 300 2 4 5035. 3359 2 02 7420. 5540 2 48 4846. 2932 2 43 642.1 2131 2 0 195.7 1151 2 2
td (meni t) 10.77 1 21.27 3 42.16 8 21.28 3 21.27 8 21.96 7 46.73 6 23.46 3 17.56 1 28.26 8 3.161 5.488 4.025 30.04 3 2.613 2.613 5.032
tc (meni t) 114.1 15 1063. 487 1272. 325 268.6 16 1106. 015 941.4 37 177.7 88 228.0 88 388.7 23 2608. 357 568.0 17 446.5 27 5039. 043 7450. 521 4849. 047 644.7 11 200.7 53
I Q (mm/j (m3/s am) ) 0.597 0.560 0.064 0.202 0.054 0.220 0.254 0.195 0.062 0.152 0.073 0.459 0.384 0.284 0.299 0.349 0.176 0.371 0.026 0.126 0.120 0.166 0.153 0.051 0.014 0.051 0.009 0.057 0.014 0.023 0.106 0.126 0.340 0.217
87
DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA G4-G
9588.2 3132.34
295.5
290.5
0.000 0.001 52 60
0.2
6544
2
12802 26.10 1282 .22 3 8.324 0.005 0.019
4.5.3 dimensi saluran Sebelum melakukan perhitungan dimensi saluran, terlebih dahulu kita tentukan kriteria perencanaan untuk saluran yang akan dibuat, yaitu saluran berbentuk persegi empat terbuat dari beton dipoles dengan nilai kekasaran manning sebesar 0,015 (U-Ditch precast) dengan kecepatan saluran 0,6-3 m/dt.
88
DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
tabel 4. 53dimensi saluran primer SALURAN PRIMER
PELAYANAN
H (m)
b (m)
A (m²)
P (m)
R (m)
C
Fb
0.70
0.02 0.015 0.347
0.693
0.240
1.386
0.173
0.036
0.112
2.898
2.898
0.27
0.01 0.015 0.296
0.592
0.175
1.185
0.148
0.033
0.100
1.537
1.537
A2'-A'
0.04
0.00 0.015 0.156
0.312
0.049
0.625
0.078
0.024
0.062
0.736
0.736
B-B1'
0.16
0.00 0.015 0.262
0.525
0.138
1.050
0.131
0.032
0.091
1.173
1.173
0.25
0.01 0.015 0.300
0.600
0.180
1.200
0.150
0.034
0.101
1.387
1.387
0.38
0.01 0.015 0.324
0.648
0.210
1.296
0.162
0.035
0.107
1.799
1.799
B3'B'
0.22
0.01 0.015 0.251
0.501
0.126
1.002
0.125
0.031
0.088
1.748
1.747
C-C2'
0.31
0.01 0.015 0.275
0.550
0.151
1.099
0.137
0.032
0.094
2.085
2.085
C2'-C'
0.08
0.01 0.015 0.197
0.394
0.077
0.787
0.098
0.027
0.073
1.074
1.074
D-D2'
0.19
0.01 0.015 0.241
0.482
0.116
0.963
0.120
0.030
0.085
1.613
1.613
0.58
0.02 0.015 0.327
0.654
0.214
1.309
0.164
0.035
0.107
2.707
2.707
D1'-D'
0.26
0.01 0.015 0.277
0.553
0.153
1.106
0.138
0.032
0.095
1.696
1.696
E-E1'
0.36
0.02 0.015 0.268
0.536
0.143
1.071
0.134
0.032
0.092
2.476
2.476
E1'-E'
0.29
0.01 0.015 0.271
0.542
0.147
1.083
0.135
0.032
0.093
1.986
1.986
F1-F3'
0.44
0.01 0.015 0.313
0.626
0.196
1.252
0.156
0.034
0.104
2.259
2.259
0.09
0.00 0.015 0.242
0.483
0.117
0.967
0.121
0.030
0.085
0.729
0.729
0.27
0.01 0.015 0.298
0.595
0.177
1.190
0.149
0.034
0.100
1.543
1.543
F2'-F'
0.53
0.03 0.015 0.298
0.597
0.178
1.194
0.149
0.034
0.100
2.975
2.975
G-G2'
0.14
0.00 0.015 0.251
0.501
0.126
1.003
0.125
0.031
0.088
1.143
1.143
0.12
0.00 0.015 0.265
0.531
0.141
1.062
0.133
0.032
0.092
0.855
0.855
0.05
0.00 0.015 0.248
0.497
0.123
0.994
0.124
0.031
0.087
0.384
0.383
A-A1' A1'-A2'
BLOK 1
B1'-B2' B2'B3'
D2'-D1'
BLOK 2
BLOK 3
F3'-F1' F1'-F2'
G2'G3' G3'-G'
BLOK 4
BLOK 5
Q (m3/s)
Sd
n
V (m/s)V kontrol (m/s)
89
DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
tabel 4. 54dimensi saluran sekunder SALURAN SEKUNDER
PELAYANAN Q (m3/s)
H (m)
b (m)
A (m²)
P (m)
R (m)
C
Fb
0.56
0.02 0.015
0.320
0.640
0.205
1.280
0.160
0.035
0.105
2.733
2.732
0.20
0.01 0.015
0.248
0.496
0.123
0.993
0.124
0.031
0.087
1.641
1.641
A3-A
0.22
0.01 0.015
0.290
0.580
0.168
1.160
0.145
0.033
0.098
1.306
1.306
B1-B1'
0.19
0.01 0.015
0.245
0.489
0.120
0.979
0.122
0.030
0.086
1.625
1.625
0.15
0.00 0.015
0.254
0.508
0.129
1.016
0.127
0.031
0.089
1.178
1.178
B3-B3'
0.46
0.03 0.015
0.278
0.556
0.155
1.112
0.139
0.032
0.095
2.967
2.967
C1-C
0.28
0.01 0.015
0.287
0.574
0.165
1.148
0.144
0.033
0.097
1.726
1.726
C2-C2'
0.35
0.01 0.015
0.288
0.577
0.166
1.153
0.144
0.033
0.098
2.101
2.101
0.37
0.03 0.015
0.254
0.507
0.129
1.014
0.127
0.031
0.089
2.886
2.886
D2-D2'
0.13
0.00 0.015
0.241
0.482
0.116
0.965
0.121
0.030
0.085
1.082
1.082
E1-E1'
0.17
0.03 0.015
0.182
0.365
0.066
0.729
0.091
0.026
0.069
2.499
2.499
F1-F1'
0.05
0.02 0.015
0.136
0.273
0.037
0.546
0.068
0.023
0.056
1.371
1.371
0.05
0.01 0.015
0.149
0.298
0.044
0.596
0.075
0.024
0.059
1.140
1.140
F3-F3'
0.06
0.00 0.015
0.218
0.436
0.095
0.872
0.109
0.029
0.079
0.594
0.594
G1-G
0.02
0.01 0.015
0.119
0.238
0.028
0.476
0.059
0.021
0.050
0.811
0.811
0.13
0.01 0.015
0.208
0.417
0.087
0.834
0.104
0.028
0.077
1.444
1.444
0.22
0.02 0.015
0.233
0.467
0.109
0.933
0.117
0.030
0.083
1.997
1.997
0.02
0.00 0.015
0.145
0.289
0.042
0.579
0.072
0.023
0.058
0.463
0.463
A1-A1' A2-A2'
B2-B2'
D1-D1'
F2-F2'
BLOK 1
BLOK 2
BLOK 3
BLOK 4
G2-G2' G3-G3'
BLOK 5
G4-G
a. b. c. d. e. f. g.
Sd
n
V (m/s)V kontrol (m/s)
4.5.4 perhitungan elevasi saluran Perhitungan elevasi saluran drainase diperlukan data data sebagai berikut : Panjang saluran (Ld) Kemiringan saluran (Sd) Tinggi saluran (h) Lebar saluran (D) Freeboard saluran (Fb) Elevasi muka tanah awal Elevasi muka tanah akhir
90
DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
tabel 4. 55elevasi saluran primer ELEVASI DASAR SALURAN
ELEVASI MUKA SALUR PELAYANA Ld Saluran AN N (meter)
Sd
H (m)
Fb
Hf (m)
87.5
0.0196
0.53
0.112
87.5
70
0.0068
0.34
2056
70
62.5
0.0036
1723.6
170.5
162.5
2300.7
162.5
2426.3
B3'B'
AWAL (m)
AKHIR (m)
1278.3
112.5
2580.8
A2'-A' B-B1'
KEDALAMAN
ELEVASI MUKA AIR
awal (m)
akhir (m)
awal (m)
akhir (m)
awal (m)
akhir (m)
25
111.86
86.86
0.64
0.64
112.39
87.39
0.100
17.5
87.06
69.56
0.44
0.44
87.40
69.90
0.25
0.062
7.5
69.69
62.19
0.31
0.31
69.94
62.44
0.0046
0.32
0.091
8
170.09 162.09
0.41
0.41
170.41 162.41
150
0.0054
0.34
0.101
12.5
162.06 149.56
0.44
0.44
162.40 149.90
150
130
0.0082
0.40
0.107
20
149.49 129.49
0.51
0.51
149.89 129.89
912.4
130
120
0.0110
0.43
0.088
10
129.49 119.49
0.51
0.51
129.91 119.91
C-C2'
4530.2
287.5
225
0.0138
0.56
0.094
62.5
286.85 224.35
0.65
0.65
287.41 224.91
C2'-C'
2186.8
225
212.5
0.0057
0.37
0.073
12.5
224.56 212.06
0.44
0.44
224.93 212.43
D-D2'
1981.7
500
480.5
0.0098
0.52
0.085
19.5
499.39 479.89
0.61
0.61
499.91 480.41
3282.4
480.5
420
0.0184
0.67
0.107
60.5
479.72 419.22
0.78
0.78
480.39 419.89
D1'-D'
2210.5
420
400
0.0090
0.49
0.095
20
419.41 399.41
0.59
0.59
419.91 399.91
E-E1'
372.5
237.5
230
0.0201
0.59
0.092
7.5
236.81 229.31
0.69
0.69
237.41 229.91
E1'-E'
3095.4
230
190.5
0.0128
0.51
0.093
39.5
229.39 189.89
0.61
0.61
229.91 190.41
F1-F3'
587.7
558
550
0.0136
0.60
0.104
8
557.30 549.30
0.70
0.70
557.90 549.90
499.7
550
549
0.0020
0.29
0.085
1
549.62 548.62
0.38
0.38
549.91 548.91
2797.7
549
530
0.0068
0.46
0.100
19
548.44 529.44
0.56
0.56
548.90 529.90
F2'-F'
397.4
500
490
0.0252
0.74
0.100
10
499.16 489.16
0.84
0.84
499.90 489.90
G-G2'
320.18
289
287.5
0.0047
0.36
0.088
1.5
288.56 287.06
0.44
0.44
288.91 287.41
617.7
287.5
286
0.0024
0.28
0.092
1.5
287.13 285.63
0.37
0.37
287.41 285.91
2809.1
286
284.5
0.0005
0.16
0.087
1.5
285.76 284.26
0.24
0.24
285.91 284.41
A-A1' A1'-A2'
BLOK 1
B1'-B2' B2'B3'
D2'-D1'
BLOK 2
BLOK 3
F3'-F1' F1'-F2'
G2'G3' G3'-G'
BLOK 4
BLOK 5
91
DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA tabel 4. 56elevasi saluran sekunder ELEVASI DASAR SALURAN
ELEVASI MUKA SALUR PELAYANA Ld saluran AN N (meter)
Sd
H (m)
Fb
Hf (m)
62.5
0.0193 4
0.51
0.105
87.5
62.5
0.0097 9
0.40
5060.14
87.5
62
0.0050 4
2554
187.5
162.5
2553.3
150
B3-B3'
2636
C1-C C2-C2'
AWAL (m)
AKHIR (m)
1293
87.5
2552.7
A3-A B1-B1'
KEDALAMAN
ELEVASI MUKA AIR
awal (m)
akhir (m)
awal (m)
akhir (m)
awal (m)
akhir (m)
25
86.88
61.88
0.62
0.62
87.39
62.39
0.087
25
87.01
62.01
0.49
0.49
87.41
62.41
0.31
0.098
25.5
87.09
61.59
0.41
0.41
87.40
61.90
0.0097 9
0.44
0.086
25
186.97 161.97
0.53
0.53
187.41 162.41
137.5
0.0049 0
0.32
0.089
12.5
149.59 137.09
0.41
0.41
149.91 137.41
135
62.5
0.0275 0
0.69
0.095
72.5
134.21
61.71
0.79
0.79
134.91
5608.3
300
250
0.0089 2
0.47
0.097
50
299.43 249.43
0.57
0.57
299.90 249.90
2815.6
237
200
0.0131 4
0.52
0.098
37
236.38 199.38
0.62
0.62
236.90 199.90
2107.29
337
275
0.0294 2
0.76
0.089
62
336.16 274.16
0.84
0.84
336.91 274.91
D2-D2'
3392.2
315
300
0.0044 2
0.36
0.085
15
314.56 299.56
0.44
0.44
314.91 299.91
E1-E1'
379.3
250
237
0.0342 7
0.74
0.069
13
249.19 236.19
0.81
0.81
249.93 236.93
F1-F1'
658.5
400
390
0.0151 9
0.59
0.056
10
399.36 389.36
0.64
0.64
399.94 389.94
483
390
385.5
0.0093 2
0.49
0.059
4.5
389.45 384.95
0.55
0.55
389.94 385.44
F3-F3'
3605.2
385.5
380
0.0015 3
0.25
0.079
5.5
385.17 379.67
0.33
0.33
385.42 379.92
G1-G
313.6
310
308
0.0063 8
0.40
0.050
2
309.55 307.55
0.45
0.45
309.95 307.95
G2-G2'
313.6
308
305
0.0095 7
0.47
0.077
3
307.45 304.45
0.55
0.55
307.92 304.92
G3-G3'
603.78
305
295.5
0.0157 3
0.57
0.083
9.5
304.35 294.85
0.65
0.65
304.92 295.42
G4-G
3132.34
295.5
290.5
0.0016 0
0.24
0.058
5
295.20 290.20
0.30
0.30
295.44 290.44
A1-A1' A2-A2'
B2-B2'
D1-D1'
F2-F2'
BLOK 1
BLOK 2
BLOK 3
BLOK 4
BLOK 5
62.41
92
DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
93
DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
4.6 BANGUNAN PELENGKAP 4.6.1 gorong gorong Gorong gorong adalah salah satu bangunan pelengkap yang digunakan pada sistem jaringan drainase untuk melalui perlintasan seperti jalan raya, ataupun rel kereta api. Lebar gorong gorong umumnya sama seperti lebar jalan raya dan bentuk persegi empat dan terbuat dari beton. Kecepatan yang ada pada gorong gorong direncanakan agar lebih cepat dibandingkan dengan kecepatan saluran drainase sehingga saluran gorong gorong tidak membawa endapan lumpur. tabel 4. 57gorong gorong saluran primer SECTIO N
PELAY SALUR ANAN Q AN (m3/s)
SALURAN Sd
V (m/s)
GORONG GORONG b (m)
JUMLA V H (m/s)
L (m) b (m) H (m)
KEHILANGAN TEKANAN A (m2)
Q (m3/s)
Hf in (m)
Hf out Hf gesek Hf total (m) (m) (m)
A-A1'
0.696
0.020 2.8977 0.6930
1
2
10
0.693 0.347
0.24
0.48
0.010
0.021
0.196
0.226
A1'-A2'
0.270
0.007 1.5366 0.5923
1
2
10
0.592 0.296
0.18
0.35
0.003
0.005
0.068
0.076
0.036
0.004 0.7358 0.3125
1
2
10
0.312 0.156
0.05
0.10
0.020
0.041
0.036
0.098
B-B1'
0.162
0.005 1.1728 0.5248
1
2
10
0.525 0.262
0.14
0.28
0.009
0.017
0.046
0.073
B1'-B2'
0.250
0.005 1.3872 0.5999
1
2
10
0.600 0.300
0.18
0.36
0.005
0.010
0.054
0.069
B2'B3'
0.378
0.008 1.7989 0.6481
1
2
10
0.648 0.324
0.21
0.42
0.001
0.001
0.082
0.084
0.219
0.011 1.7476 0.5011
1
2
10
0.501 0.251
0.13
0.25
0.001
0.002
0.110
0.112
C-C2'
0.315
0.014 2.0852 0.5496
1
2
10
0.550 0.275
0.15
0.30
0.000
0.000
0.138
0.138
C2'-C'
0.083
0.006 1.0743 0.3935
1
2
10
0.394 0.197
0.08
0.15
0.011
0.022
0.057
0.090
D-D2'
0.187
0.010 1.6128 0.4817
1
2
10
0.482 0.241
0.12
0.23
0.002
0.004
0.098
0.104
D2'D1'
0.580
0.018 2.7075 0.6544
1
2
10
0.654 0.327
0.21
0.43
0.006
0.013
0.184
0.203
D1'-D'
0.260
0.009 1.6961 0.5532
1
2
10
0.553 0.277
0.15
0.31
0.001
0.002
0.090
0.094
E-E1'
0.355
0.020 2.4758 0.5355
1
2
10
0.536 0.268
0.14
0.29
0.003
0.006
0.201
0.210
0.291
0.013 1.9861 0.5417
1
2
10
0.542 0.271
0.15
0.29
0.000
0.000
0.128
0.128
0.442
0.014 2.2588 0.6259
1
2
10
0.626 0.313
0.20
0.39
0.001
0.002
0.136
0.139
F3'-F1'
0.085
0.002 0.7290 0.4833
1
2
10
0.483 0.242
0.12
0.23
0.021
0.041
0.020
0.082
F1'-F2'
0.273
0.007 1.5427 0.5951
1
2
10
0.595 0.298
0.18
0.35
0.003
0.005
0.068
0.076
A2'-A'
B3'B'
E1'-E' F1-F3'
BLOK 1
BLOK 2
BLOK 3 BLOK 4
94
DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA F2'-F'
0.530
0.025 2.9754 0.5969
1
2
10
0.597 0.298
0.18
0.36
0.012
0.024
0.252
0.288
G-G2'
0.144
0.005 1.1430 0.5014
1
2
10
0.501 0.251
0.13
0.25
0.009
0.019
0.047
0.075
G2'G3'
0.120
0.002 0.8548 0.5309
1
2
10
0.531 0.265
0.14
0.28
0.017
0.033
0.024
0.074
0.047
0.001 0.3835 0.4968
1
2
10
0.497 0.248
0.12
0.25
0.033
0.067
0.005
0.105
G3'-G'
BLOK 5
tabel 4. 58gorong gorong saluran sekunder SECTIO N
SALURAN
PELAY SALUR ANAN Q AN (m3/s)
GORONG GORONG
Sd
V (m/s)
b (m)
0.560
0.019
2.733
0.640
1
A2-A2' BLOK 1 0.202
0.010
1.641
0.496
A1-A1'
JUMLA V H (m/s)
KEHILANGAN TEKANAN Q (m3/s)
Hf in (m)
Hf Hf out gesek (m) (m)
Hf total (m)
0.20
0.41
0.007
0.014
0.193
0.214
0.248
0.12
0.25
0.002
0.003
0.098
0.103
L (m)
b (m)
H (m) A (m2)
2
10
0.640
0.320
1
2
10
0.496
A3-A
0.220
0.005
1.306
0.580
1
2
10
0.580
0.290
0.17
0.34
0.006
0.012
0.050
0.069
B1-B1'
0.195
0.010
1.625
0.489
1
2
10
0.489
0.245
0.12
0.24
0.002
0.004
0.098
0.103
B2-B2' BLOK 2 0.152
0.005
1.178
0.508
1
2
10
0.508
0.254
0.13
0.26
0.009
0.017
0.049
0.075
B3-B3'
0.459
0.028
2.967
0.556
1
2
10
0.556
0.278
0.15
0.31
0.012
0.024
0.275
0.311
C1-C
0.284
0.009
1.726
0.574
1
2
10
0.574
0.287
0.16
0.33
0.001
0.002
0.089
0.092
C2-C2'
0.349
0.013
2.101
0.577
1
2
10
0.577
0.288
0.17
0.33
0.000
0.000
0.131
0.132
D1-D1' BLOK 3 0.371
0.029
2.886
0.507
1
2
10
0.507
0.254
0.13
0.26
0.010
0.020
0.294
0.324
D2-D2'
0.126
0.004
1.082
0.482
1
2
10
0.482
0.241
0.12
0.23
0.011
0.021
0.044
0.076
E1-E1'
0.166
0.034
2.499
0.365
1
2
10
0.365
0.182
0.07
0.13
0.003
0.006
0.343
0.352
F1-F1'
0.051
0.015
1.371
0.273
1
2
10
0.273
0.136
0.04
0.07
0.005
0.010
0.152
0.167
F2-F2' BLOK 4 0.051
0.009
1.140
0.298
1
2
10
0.298
0.149
0.04
0.09
0.009
0.019
0.093
0.121
F3-F3'
0.057
0.002
0.594
0.436
1
2
10
0.436
0.218
0.10
0.19
0.025
0.050
0.015
0.091
G1-G
0.023
0.006
0.811
0.238
1
2
10
0.238
0.119
0.03
0.06
0.018
0.036
0.064
0.118
G2-G2'
0.126
0.010
1.444
0.417
1
2
10
0.417
0.208
0.09
0.17
0.004
0.008
0.096
0.107
0.217
0.016
1.997
0.467
1
2
10
0.467
0.233
0.11
0.22
0.000
0.000
0.157
0.157
0.019
0.002
0.463
0.289
1
2
10
0.289
0.145
0.04
0.08
0.030
0.060
0.016
0.106
G3-G3' G4-G
BLOK 5
95
DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
4.6.2 street inlet Street inlet adalah bangunan pelengkap dalam jaringan drainase yang berguna untuk mengalirkan air dalam jalan yang tergenang. tabel 4. 59street inlet saluran primer Ld Saluran (meter) 1278.3
LEBAR JALAN 5
0.019
2580.8
5
0.007
50
52
A2'-A'
2056
5
0.001
50
41
B-B1'
1723.6
5
0.003
50
34
B1'-B2'
2300.7
5
0.005
50
46
2426.3
5
0.008
50
49
B3'B'
912.4
5
0.010
50
18
C-C2'
4530.2
5
0.011
50
91
C2'-C'
2186.8
5
0.004
50
44
D-D2'
1981.7
5
0.009
50
40
3282.4
5
0.018
50
66
D1'-D'
2210.5
5
0.007
50
44
E-E1'
372.5
5
0.020
50
7
E1'-E'
3095.4
5
0.012
50
62
F1-F3'
587.7
5
0.012
50
12
F3'-F1'
499.7
5
0.002
50
10
2797.7
5
0.005
50
56
F2'-F'
397.4
5
0.025
50
8
G-G2'
320.18
5
0.005
50
6
617.7
5
0.002
50
12
2809.1
5
0.000
50
56
SALURAN PELAYANAN A-A1' A1'-A2'
B2'B3'
D2'-D1'
F1'-F2'
G2'G3' G3'-G'
BLOK 1
BLOK 2
BLOK 3
BLOK 4
BLOK 5
So
JARAK TIAP STREET JUMLAH STREET INLET INLET (m) 50 26
96
DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
97
DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
tabel 4. 60street inlet saluran sekunder Ld saluran (meter) 1293
LEBAR JALAN 5
0.029
2552.7
5
0.005
50
51
A3-A
5060.14
5
0.005
50
101
B1-B1'
2554
5
0.015
50
51
2553.3
5
0.004
50
51
B3-B3'
2636
5
0.007
50
53
C1-C
5608.3
5
0.029
50
112
C2-C2'
2815.6
5
0.019
50
56
2107.29
5
0.014
50
42
D2-D2'
3392.2
5
0.002
50
68
E1-E1'
379.3
5
0.007
50
8
F1-F1'
658.5
5
0.008
50
13
483
5
0.001
50
10
F3-F3'
3605.2
5
0.001
50
72
G1-G
313.6
5
0.001
50
6
G2-G2'
313.6
5
0.004
50
6
603.78
5
0.014
50
12
3132.34
5
0.001
50
63
SALURAN PELAYANAN A1-A1' A2-A2'
B2-B2'
D1-D1'
F2-F2'
G3-G3' G4-G
BLOK 1
BLOK 2
BLOK 3
BLOK 4
BLOK 5
So
JARAK TIAP STREET JUMLAH STREET INLET INLET (m) 50 26
98
DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
BAB V PERENCANAAN SEWERAGE 5.1 DAERAH PELAYANAN Jaringan penyaluran air buangan atau jaringan sewerage disesuaikan dengan kebutuhan. Pada tugas perencanaan ini tidak semua dilayani, hanya beberapa wilayah dengan kepadatan penduduk yang cukup dan elevasi yang relevan untuk dibuatkan saluran sewerage. Berikut adalah peta pelayanan jaringan sewerage Kabupaten Banjarnegara :
gambar 5. 1daerah pelayanan jaringan sewerage 5.2 PERHITUNGAN BEBAN ALIRAN 5.2.1 penentuan area pelayanan Dalam menghitung beban aliran diperlukan data berupa data jumlah penduduk yang nantinya akan diproyeksikan. Data penduduk direncanakan akan diproyeksi 15 tahun kedepan. Setelah didapatkan proyeksi penduduk baru didapatkan jumlah air limbah yang dihasilkan setiap individu yang diakumulasikan pada setiap area pelayanannya.
99
DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA 5.3 PERHITUNGAN KAPASITAS ALIRAN 5.3.1 Proyeksi penduduk Proyeksi penduduk dilakukan untukmenentukan estimasi jumlah penduduk di daerah pelayanan pada tahun perencanaan. Terdapat 3 metode yang digunakan dalam proyeksi penduduk dengan mengacu pada peraturan menteri pekerjaan umum No: 18/ PRT/ M/ 2007 tentang penyelenggaraan pengembangan sistem penyediaan air minum, yaitu metode aritmatik, geometrik dan least square. tabel 5. 1jumlah penduduk dan persen penduduk kabupaten banjarnegara No
Tahun
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 Jumlah rata rata
Pertumbuhan Penduduk
Jumlah Penduduk (Jiwa) 877898 878736 883694 889921 895986 901814 907440 912876 917262 922212 8987839 898784
Jiwa
Persentase (%)
838 4958 6227 6065 5828 5626 5436 4386 4950 44314 4924
0.00% 0.10% 0.56% 0.70% 0.68% 0.65% 0.62% 0.60% 0.48% 0.54% 4.91% 0.49%
Sebelum menghitung dengan metode aritmatik, diharuskan pertama tama menghitung nilai ka menggunakan rumus : % rata rata pertumbuhan penduduk r= jumlah data Dalam menggunakan metode ini, selanjutnya menghitung royeksi mundur. Proyeksi mundur dilakukan untuk mengetahui standar deviasi masing masing metode. Standar deviasi yang paling kecil akan digunakan untuk metode proyeksi. Berikut adalah tabel perhitungan proyeksi mundur : tabel 5. 2proyeksi aritmatik Tahun
Tahun
Jumlah
Pertumbuhan
Hasil
(Xi-
(Xi-Xmean)²
100
DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA Ke-n (X)
Penduduk Penduduk
Jiwa
Ratio
Perhitungan Aritmatik (Xi)
Xmean)
2010 2011 2012 2013 2014 2015
1 2 3 4 5 6
877898 878736 883694 889921 895986 901814
838 4958 6227 6065 5828
0.00% 0.10% 0.56% 0.70% 0.68% 0.65%
8344222 7417086 6489950 5562815 4635679 3708543
2016
7
907440
5626
0.62%
2781407
2017
8
912876
5436
0.60%
1854272
2018
9
917262
4386
0.48%
927136
2019
10
922212
4950
0.54%
922212
Jumlah 55 8987839 rata 5.5 898784 rata Standar Deviasi 2666369
44314
4.91%
42643322
4079890 16645500780144 3152754 9939857924638 2225618 4953376570004 1298482 1686056716241 371347 137898363349 -555789 308901511328 2199066160178 1482925 5808392309900 2410061 11136879960493 3337196 11169767431248 3342120 63985697727523
4923.8
0.49%
4264332
6398569772752
Ka P
4923.78 877898
tabel 5. 3proyeksi geometrik Tahun Ke-n (X)
Jumlah Penduduk
2010 2011 2012 2013 2014
1 2 3 4 5
877898 878736 883694 889921 895986
2015
6
901814
2016
7
907440
Tahun
Pertumbuhan Penduduk Jiwa
Ratio
838 4958 6227 6065
0.00% 0.10% 0.56% 0.70% 0.68%
5828
0.65%
5626
0.62%
Hasil (XiPerhitungan Xmean) Geometrik (Xi)
10477856 7998363 6105621 4660779 3557847 198407 2073216
6599355 4119863 2227120 782279 -320654 3680094 1805284
(Xi-Xmean)²
43551490525992 43551490525992 43551490525992 43551490525992 43551490525992 43551490525992 43551490525992
101
DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA 2017
8
912876
2018
9
917262
2019
10
922212
Jumlah 55 8987839 rata 5.5 898784 rata Standar Deviasi 6956331 R
5436
0.60%
4386
0.48%
4950 44314
0.54% 4.91%
38785008
43551490525992 2295893 43551490525992 2670403 43551490525992 2956289 435514905259923
4924
0.49%
3878501
871029810519845
1582608 1208098 922212
0.31 %
tabel 5. 4proyeksi metode least square Tahun Jumlah Tahun Ke-n Pendudu (X) k (Y)
XY
X²
Pertumbuhan Penduduk Jiwa
Ratio
Hasil Perhitungan Least Square (Xi)
2010
1
877898 877898
1
-
0.00%
850050
2011
2
878736
175579 6
4
838
0.10%
223473
2012
3
883694
263369 4
9
4958
0.56%
850050
2013
4
889921
351159 2
16
6227
0.70%
850050
2014
5
895986
438949 0
25
6065
0.68%
850050
2015
6
526738 901814 8
2016
7
907440 614528 6
36
5828
0.65%
194865209
49
5626
0.62%
850050
(XiXmean (Xi-Xmean)² )
19338 858 19965 435 19338 858 19338 858 19338 858
373991435 723343.00 398618601 944528.00 373991435 723343.00 373991435 723343.00 373991435 723343.00
305118099 17467 99686000. 6301 00 373991435 19338 723343.00 102
DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
2017
8
912876
702318 4
64
5436
0.60%
850050
2018
9
917262
790108 2
81
4386
0.48%
850050
2019
10
922212
877898 100 0
4950
0.54%
850050
Jumla h
55
898783 482843 385 9 90
44314
4.91%
201889083
rata rata
5.5
898784
482843 38.5 9
4924
0.49%
20188908
b a
858 19338 858 19338 858 19338 858
373991435 723343.00 373991435 723343.00 373991435 723343.00 339023600 87417300. 00 339023600 8741730.0 0
Standar 61375311.8 Deviasi -13924 97536 5.5333
Setelah dilakukan proyeksi didapatkan standar deviasi terkecil adalah metode geometrik, dengan demikian metode aritmatik digunakan untuk proyrksi penduduk 15 tahun. Berikut adalah proyeksi penduduk 15 tahun kabupaten banjarnegara :
tabel 5. 5proyeksi penduduk kabupaten banjarnegara N o 1 2 3 4 5 6 7
Tahun
n
Jumlah Penduduk
2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025
0 1 2 3 4 5 6
922212 926740 931290 935862 940457 945074 949714
103
DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA 8 9 10 11 12 13 14 15
2026 2027 2028 2029 2030 2031 2032 2033 r
7
954377
8 9 10 11 12 13 14
959063 963771 968503 973258 978037 982839 987664 0.49%
gambar 5. 2grafik proyeksi penduduk kabupaten banjarnegara 5.4 DEBIT AIR LIMBAH Debit air limbah adalah air limbah yang dihasilkan dari penduduk. Rata rata pemakaian air bersih sekitar 120-250 L/orang/hari dengan % limbah 70%-80% dari pemakaian air bersih.
104
DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
tabel 5. 6debit air limbah domestik Daerah Per Blok Pelayanan
No
Jumlah Jumlah Jumlah Luas Per % Penduduk Penduduk Pemakaia Blok Per Blok Pelayan Terlayani n Air an Ha Jiwa Jiwa L/org/hari
1 BLOK 1
6450.9
140602
80% 112481.57
150
2 BLOK 2
8508.2
185442
80% 148353.82
150
3 BLOK 3
9659.1
210527
80% 168421.57
150
4 BLOK 4
3802.1
82869
80%
66295.58
150
5 BLOK 5
8692.8
189466
80% 151572.62
150
6 BLOK 6 Luas Total Area Dilayani (Ha)
8201.5
178758
80% 143006.03
150
45314.6
penduduk th 2033
987664
Q Air Bersih
Q Q Q Limbah Limbah Limbah Debit Domesti Domesti Domesti k (Qd) k (Qd) k (Qd) Infiltrasi
L/hari
L/hari
168722 35 222530 74 252632 36 994433 7 227358 92 214509 04
1349778 8 1780245 9 2021058 9 7955470 1818871 4 1716072 3
m3/hari
m3/detik
13498
0.16
1350
17802
0.21
1780
20211
0.23
2021
7955
0.09
796
18189
0.21
1819
17161
0.20
1716
94815.74
9481.57
tabel 5. 7debit air limbah non domestik
No
Daerah Per Blok Pelayanan
Debit Domestik (Qd)
Debit Non Domestik (Qnon)
Debit Non Domestik (Qnon)
Debit Non Domestik (Qnon)
Debit Limbah Total Rata-rata
L/hari
L/hari
m3/hari
m3/detik
m3/hari
1 BLOK 1
13497788
2699558
2700
0.03
17547
2 BLOK 2
17802459
3560492
3560
0.04
23143
3 BLOK 3
20210589
4042118
4042
0.05
26274
4 BLOK 4
7955470
1591094
1591
0.02
10342
5 BLOK 5
18188714
3637743
3638
0.04
23645
6 BLOK 6
17160723
3432145
3432
0.04
22309
18963.15
123260.47
105
DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
tabel 5. 8debit air limbah saluran primer Pemakaia Q Q Q Q Q Saluran Jumlah n Air Domestik Domestik Domestik Buangan Buangan SALURA Primer Penduduk L/org/har SEWERAG N Terlayani i L//hari L/detik m3/detik m3/detik L/detik E
Q Buangan m3/hari
A1-A2 A2-A3
A
140602
150
21090294
244.10
0.24
0.95
946.99
81819.71
B
185442
150
27816342
321.95
0.32
0.93
930.68
80410.68
C
210527
150
31579045
365.50
0.37
0.92
921.68
79633.04
A3-A4 B1-B2 B2-B3 B3-B4 B4-B5 C1-C2 C2-C3 C3-C4 C4-C5
tabel 5. 9debit air limbah saluran sekunder Q Saluran Jumlah Pemakaian Air Domestik Sekunder Penduduk SEWERAGE Terlayani L/org/hari L//hari
Q Domestik
Q Q Buangan Q Buangan Q Buangan Domestik
L/detik
m3/detik
m3/detik
L/detik
m3/hari
A1'-A1 A2'-A2
326044
150
48906636
566.05
0.57
0.45
452.84
39125.31
293396
150
44009467
509.37
0.51
0.41
407.50
35207.57
368223
150
55233496
639.28
0.64
0.51
511.42
44186.80
A3'-A3 B2'-B2 B3'-B3 B4'-B4 C2'-C2 C3'-C3
106
DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA C4'-C4
5.5 DEBIT PUNCAK Dalam perencanaan ini dilakukan debit pincak agar diketahui puncak pada suatu saluran. Dalam perhitungan debit puncak dibutuhkan data seperti infiltrasi dan faktor puncak. tabel 5. 10debit puncak saluran primer
N o
Saluran Primer
Luas Jumlah Daerah Penduduk Pelayana dilayani n
% Pelayan an
Jumlah Penduduk Terlayani
Jumlah Pemakaian Air
Q Air Bersih
Q Domesti k
Jiwa
L/org/hari
L/hari
L/hari
Q Q Non Infiltras Domestik i L/hari
L/hari
Q Limbah Total RataRata
Fp
Ha
Jiwa
L/hari
14959.1
326044
80%
260835.39
150
3912530 3130024 6260049.4 313002 1. 40690321.34 8.98 7.18 4 4.72 97
13461.2
293396
80%
234717.16
150
3520757 2816605 5633211.7 281660 2. 36615876.19 3.26 8.61 2 5.86 01
16894.3
368223
80%
294578.64
150
4418679 3534943 7069887.4 353494 1. 45954268.35 6.49 7.20 4 3.72 93
1 A1-A2 2 A2-A3 3 A3-A4 4 B1-B2 5 B2-B3 6 B3-B4 7 B4-B5 8 C1-C2 9 C2-C3 1 0 C3-C4 1 1 C4-C5 Luas Total (Ha) 45314.6 Jumlah 987663.9 Penduduk 9 Kepadatan penduduk 21.79571 (Jiwa/Ha) 241
Q Puncak
Q Puncak
Q Minimum
Q Minimum Q Puncak Q Minimum
L/hari
m3/hari
L/hari
m3/hari
m3/detik
m3/detik
80339276.22
80339.28
24762496.06
24762.50
0.093
0.029
107
DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
73579773.78
73579.77
21817671.23
21817.67
0.085
0.025
88907674.39
88907.67
28654715.65
28654.72
0.103
0.033
108
DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
tabel 5. 11debit puncak saluran sekunder
Saluran Sekunder
Luas Daerah Pelayana n
Jumlah Penduduk Per Blok
Ha
Jiwa
14959.1
326044.24
6470.6
293396.44
Jumlah Penduduk Terlayani
Jumlah Pemakaian Air
Q Air Bersih
Q Domesti k
Q Non Domestik
Q Infiltras i
Q Limbah Total RataRata
Jiwa
L/org/hari
L/hari
L/hari
L/hari
L/hari
L/hari
80%
260835.39
150
3912530 3130024 6260049.4 313002 1. 40690321.34 8.98 7.18 4 4.72 97
80%
234717.16
150
3520757 2816605 5633211.7 281660 2. 36615876.19 3.26 8.61 2 5.86 01
% Pelayan an
Fp
A1'-A1 A2'-A2 A3'-A3 B2'-B2 B3'-B3 B4'-B4 C2'-C2
C3'-C3
6470.6
368223.30
80%
294578.64
150
4418679 6.49 3534943 7069887.4 353494 1. 45954268.35 7.20 4 3.72 93
C4'-C4
Q Puncak
Q Puncak
Q Minimum
Q Minimum Q Puncak Q Minimum
L/hari
m3/hari
L/hari
m3/hari
m3/detik
m3/detik
80339276.22
80339.28
24762496.06
24762.50
0.09
0.03
73579773.78
73579.77
21817671.23
21817.67
0.09
0.03
88907674.39
88907.67
28654715.65
28654.72
0.10
0.03
109
DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA 5.6 DIMENSI SALURAN Dalam perhitungan sistem perpipaan buangan atau sewerage, maka bagian yang terpenting adalah memperhitungkan dimensi saluran dan mengecek slope/kemiringan saluran. Utntuk saluran yang mengalir penuh atau setengah penuhtidak terdapat banyak kesulitan untuk menentukan dimensi pipa, tetapi untuk saluran dengan ketinggian renang 0.5Dmemerlukan analasisa yang agak panjang. Tinggi renang saluran air buangan umumnya diambil 0.2D-0.8D untuk mempermudah perhitungan dapat dilakukan dengan menggunakan mantuan grafik elemen hidrolisis untuk saluran sirkular.
gambar 5. 3grafik rasio Grafik ini terdiri dari 3 bagian : rasio d/D, nilai elemen hidrolisis (v/vf, Q/Qf, A/Af, R/Rf), dan garis yang menunjukan hubungan diantara keduanya. Pada perencanaan saluran, hal yang diketahui terlebihdahulu adalah : debit puncak dan angka kekasaran manning untuk jenis pipa tertentu. Dua data yang diasumsikan adalah tinggi renang (d/D) dan slope. Asumsi slope awal berdasar pada kemiringan medan di lapangan, sedangkan tinggi renang diambil dari kriteria desain. 5.6.1 elevasi saluran Kemiringan saluran adalah perbedaan ketinggian saluran dibagi dengn panjang saluran (m).berikut adalah persamaan mencari kemiringan saluran : ∆ ET Sd = Ld
tabel 5. 12kemiringan saluran primer Saluran
Panjang Pipa
Elevasi Tanah
Sd
Sd
110
DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
A1-A2 A2-A3 A3-A4 B1-B2 B2-B3 B3-B4 B4-B5 C1-C2 C2-C3 C3-C4 C4-C5
m
Awal
Akhir
9543 7654 5606 5200 4892 8651 1201 6100 7571 4814 7718
80 62 63 255 225 215 212 197 193 190 175
75 57 60 253 222 212 210 195 192 187 173
% 0.0005 0.0007 0.0005 0.0004 0.0006 0.0003 0.0017 0.0003 0.0001 0.0006 0.0003
5% 7% 5% 4% 6% 3% 17% 3% 1% 6% 3%
tabel 5. 13kemiringan saluran sekunder Panjang Pipa
Saluran A1'-A1 A2'-A2 A3'-A3 B2'-B2 B3'-B3 B4'-B4 C2'-C2 C3'-C3 C4'-C4
Elevasi Tanah
Sd Sd
m
Awal
Akhir
3532 3949 2126 5061 4847 5628 5606 2855 4002
82 63 65 256 257 214 198 191 176
80 60 62 254 254 213 196 189 175
% 0.0006 0.0008 0.0014 0.0004 0.0006 0.0002 0.0004 0.0007 0.0002
6% 8% 14% 4% 6% 2% 4% 7% 2%
5.6.2 dimensi saluran tabel 5. 14dimensi pipa saluran primer Elevasi (m) Saluran
Panjang Saluran
Slope Awal
Akhir
A1-A2
9543.000
80
75
0.0005
A2-A3
7654.000
62
57
A3-A4
5606.000
63
60
Debit Koefisie Saluran n Mannin m3/deti g (n) k
d/D
Qfull Ratio Qp/Qful m3/deti l k
Diameter Pipa
Diameter Digunakan
m
mm
m
mm
0.011
0.09
0.6
0.85
0.109
0.513
513
0.500
500
0.0007
0.011
0.09
0.6
0.85
0.109
0.492
492
0.500
500
0.0005
0.011
0.09
0.6
0.85
0.109
0.511
511
0.500
500
111
DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA B1-B2
5200.000
255
253
0.0004
0.011
0.09
0.6
0.85
0.100
0.526
526
0.560
560
B2-B3
4892.000
225
222
0.0006
0.011
0.09
0.6
0.85
0.100
0.482
482
0.500
500
B3-B4
8651.000
215
212
0.0003
0.011
0.09
0.6
0.85
0.100
0.536
536
0.560
560
B4-B5
1201.000
212
210
0.0017
0.011
0.09
0.6
0.85
0.100
0.400
400
0.400
400
C1-C2
6100.000
197
195
0.0003
0.011
0.10
0.6
0.85
0.121
0.582
582
0.560
560
C2-C3
7571.000
193
192
0.0001
0.011
0.10
0.6
0.85
0.121
0.690
690
0.710
710
C3-C4
4814.000
190
187
0.0006
0.011
0.10
0.6
0.85
0.121
0.516
516
0.500
500
C4-C5
7718.000
175
173
0.0003
0.011
0.10
0.6
0.85
0.121
0.608
608
0.630
630
tabel 5. 15dimensi pipa saluran sekunder Elevasi (m) Saluran
Panjang Saluran
Slope Awal
Akhir
Debit Koefisie Saluran n Mannin m3/deti g (n) k
d/D
Qfull Ratio Qp/Qful m3/deti l k
Diameter Pipa
Diameter Digunakan
m
mm
m
mm
A1'-A1
3532.000
82
80
0.0006
0.011
0.09
0.7
0.85
0.109
0.506
506
0.500
500
A2'-A2
3949.000
63
60
0.0008
0.011
0.09
0.7
0.85
0.109
0.479
479
0.500
500
2126.000
65
62
0.0014
0.011
0.09
0.7
0.85
0.109
0.426
426
0.450
450
5061.000
256
254
0.0004
0.011
0.09
0.7
0.85
0.100
0.523
523
0.560
560
4847.000
257
254
0.0006
0.011
0.09
0.7
0.85
0.100
0.481
481
0.500
500
5628.000
214
213
0.0002
0.011
0.09
0.7
0.85
0.100
0.608
608
0.630
630
5606.000
198
196
0.0004
0.011
0.10
0.7
0.85
0.121
0.573
573
0.560
560
2855.000
191
189
0.0007
0.011
0.10
0.7
0.85
0.121
0.505
505
0.500
500
4002.000
176
175
0.0002
0.011
0.10
0.7
0.85
0.121
0.612
612
0.630
630
A3'-A3 B2'-B2 B3'-B3 B4'-B4 C2'-C2 C3'-C3 C4'-C4
5.6.3 kontrol kecepatan Selanjutnya, dapat dihitung kontrol kecepatan di saluran sewerage. Berikut adalah hasil perhitungan dri kontrol kecepatan : tabel 5. 16kontrol kecepatan saluran primer Saluran
D Pembulatan
Slope
Koefisien Manning
Qfull
Qpeak
Qpeak/Qfull
d/D
Vpeak/Vfull
Vfull
Vpeak
A1-A2
0.5
0.0005
0.011
0.109
0.09
0.85
0.7
1.12
0.56
0.62
A2-A3
0.5
0.0007
0.011
0.109
0.09
0.85
0.7
1.12
0.56
0.62
A3-A4
0.5
0.0005
0.011
0.109
0.09
0.85
0.7
1.12
0.56
0.62
B1-B2
0.6
0.0004
0.011
0.100
0.09
0.85
0.7
1.12
0.41
0.46
B2-B3
0.5
0.0006
0.011
0.100
0.09
0.85
0.7
1.12
0.51
0.57
B3-B4
0.6
0.0003
0.011
0.100
0.09
0.85
0.7
1.12
0.41
0.46
B4-B5
0.4
0.0017
0.011
0.100
0.09
0.85
0.7
1.12
0.80
0.89
112
DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA C1-C2
0.6
0.0003
0.011
0.121
0.10
0.85
0.7
1.12
0.49
0.55
C2-C3
0.7
0.0001
0.011
0.121
0.10
0.85
0.7
1.12
0.31
0.34
C3-C4
0.5
0.0006
0.011
0.121
0.10
0.85
0.7
1.12
0.62
0.69
C4-C5
0.6
0.0003
0.011
0.121
0.10
0.85
0.7
1.12
0.39
0.44
113
DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
tabel 5. 17kontrol kecepatan saluran sekunder Saluran
D Pembulatan
Slope
Koefisien Manning
Qfull
Qpeak
Qpeak/Qfull
d/D
Vpeak/Vfull
Vfull
Vpeak
A1'-A1
0.5
0.0006
0.011
0.109
0.09
0.85
0.7
1.12
0.56
0.62
0.5
0.0008
0.011
0.109
0.09
0.85
0.7
1.12
0.56
0.62
0.011
A2'-A2 A3'-A3
0.5
0.0014
0.109
0.09
0.85
0.7
1.12
0.69
0.77
B2'-B2
0.6
0.0004
0.011
0.100
0.09
0.85
0.7
1.12
0.41
0.46
B3'-B3
0.5
0.0006
0.011
0.100
0.09
0.85
0.7
1.12
0.51
0.57
B4'-B4
0.6
0.0002
0.011
0.100
0.09
0.85
0.7
1.12
0.32
0.36
C2'-C2
0.6
0.0004
0.011
0.121
0.10
0.85
0.7
1.12
0.49
0.55
C3'-C3
0.5
0.0007
0.011
0.121
0.10
0.85
0.7
1.12
0.62
0.69
C4'-C4
0.6
0.0002
0.011
0.121
0.10
0.85
0.7
1.12
0.39
0.44
5.7 ELEVASI SALURAN Dalam menghitung elevasi saluran sewerage, diperlukan data data yang menunjang, seperti : 1. Panjang saluran (Ld) 2. Kemiringan saluran (Sd) 3. Galian awal 4. Diameter sesuai pasaran 5. Hf saluran 6. Elevasi muka tanah awal 7. Elevasi muka tanah akhir tabel 5. 18 elevasi saluran primer Panjang
Elevasi Tanah
m
m
Awal
Akhir
Awal
Headloss
Akhir
Awal
Akhir
Awal
Akhir
A1-A2 9543.000 0.0005
0.5
80
75
78.5
5
73.5
78.0
73.0
2.0
2.0
1.5
A2-A3 7654.000 0.0007
0.5
62
57
59.5
5
54.5
59.0
54.0
3.0
3.0
2.5
A3-A4 5606.000 0.0005
0.5
63
60
59.5
3
56.5
59.0
56.0
4.0
4.0
3.5
B1-B2 5200.000 0.0004
0.6
255
253
250.5
2
248.5
249.9
247.9
5.1
5.1
4.5
B2-B3 4892.000 0.0006
0.5
225
222
219.5
3
216.5
219.0
216.0
6.0
6.0
5.5
B3-B4 8651.000 0.0003
0.6
215
212
208.5
3
205.5
207.9
204.9
7.1
7.1
6.5
B4-B5 1201.000 0.0017
0.4
212
210
204.5
2
202.5
204.1
202.1
7.9
7.9
7.5
C1-C2 6100.000 0.0003
0.6
197
195
188.5
2
186.5
187.9
185.9
9.1
9.1
8.5
C2-C3 7571.000 0.0001
0.7
193
192
183.5
1
182.5
182.8
181.8
10.2
10.2
9.5
Saluran
Elevasi Atas Pipa
Elevasi Dasar Pipa
D Sd
Kedalaman Penanaman
Penanam an Awal
114
DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA C3-C4 4814.000 0.0006
0.5
190
187
179.5
3
176.5
179.0
176.0
11.0
11.0
10.5
C4-C5 7718.000 0.0003
0.6
175
173
163.5
2
161.5
162.9
160.9
12.1
12.1
11.5
tabel 5. 19 elevasi saluran sekunder Panjang Saluran
Elevasi Atas Pipa
Elevasi Tanah
m
Awal
Akhir
Awal
Headloss
Akhir
Awal
Akhir
Awal
Akhir
Sd m
Elevasi Dasar Pipa
D
Kedalaman Penanaman
Penanam an Awal
A1'-A1
3532
0.0006
0.5
82
80
80.5
2
78.5
80.0
78.0
2.0
2.0
1.5
A2'-A2
3949
0.0008
0.5
63
60
60.5
3
57.5
60.0
57.0
3.0
3.0
2.5
A3'-A3
2126
0.0014
0.5
65
62
61.5
3
58.5
61.1
58.1
4.0
4.0
3.5
B2'-B2
5061
0.0004
0.6
256
254
251.5
2
249.5
250.9
248.9
5.1
5.1
4.5
B3'-B3
4847
0.0006
0.5
257
254
251.5
3
248.5
251.0
248.0
6.0
6.0
5.5
B4'-B4
5628
0.0002
0.6
214
213
207.5
1
206.5
206.9
205.9
7.1
7.1
6.5
C2'-C2
5606
0.0004
0.6
198
196
190.5
2
188.5
189.9
187.9
8.1
8.1
7.5
C3'-C3
2855
0.0007
0.5
191
189
182.5
2
180.5
182.0
180.0
9.0
9.0
8.5
C4'-C4
4002
0.0002
0.6
176
175
166.5
1
165.5
165.9
164.9
10.1
10.1
9.5
5.9 BANGUNAN PELENGKAP 5.9.1 manhole Manhole adalah bangunan pelengkap dalam jarigan sewerage yang terdiri dari manhole saluran lurus, manhole saluran belokan, dan manhole saluran cabang. Manhole dipasang karena berguna untuk tempat pemeriksaan saluran secara berkala atau jika terjadi masalah, seperti ventilasi, dan jalan untuk pekerja membersihkan saluran, manhole ditanam setiap jalan lurus tergantung dari diameter saluran, perubahan ketinggian atau belokan, dan pertemuan dengan bangunan lain. tabel 5. 20 jarak antar manhole Diameter (m) 0.02-0.05 0.05-0.075 0.1-0.15 0.15-0.2 1
Jarak Antar Manhole (m) 50-75 75-125 125-150 150-200 100-150
tabel 5. 21 manhole saluran primer Saluran Primer
Panjang Pipa
Diameter Pipa (m)
lurus
belokan cabang
Jumlah
115
DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA A1-A2 A2-A3 A3-A4 B1-B2 B2-B3 B3-B4 B4-B5 C1-C2 C2-C3 C3-C4 C4-C5
9543 7654 5606 5200 4892 8651 1201 6100 7571 4814 7718
0.500 0.500 0.500 0.560 0.500 0.560 0.400 0.560 0.710 0.500 0.630
64 51 37 35 33 58 8 41 50 32 51
8 3 1 8 8 11 2 15 10 8 13
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 TOTAL
72 54 38 43 41 69 10 56 60 40 64 547
tabel 5. 22 manhole saluran sekunder Saluran Sekunder
Panjang Pipa
A1'-A1 A2'-A2 A3'-A3 B2'-B2 B3'-B3 B4'-B4 C2'-C2 C3'-C3 C4'-C4
3532 3949 2126 5061 4847 5628 5606 2855 4002
Diameter Pipa (m) 0.500 0.500 0.450 0.560 0.500 0.630 0.560 0.500 0.630 TOTAL
lurus 24 26 14 34 32 38 37 19 27
belokan cabang 1 0 1 0 2 0 5 0 3 0 3 0 3 0 2 0 5 0
Jumlah 25 27 16 39 35 41 40 21 32 276
116
DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
BAB VI BOQ DAN RAB 6.1 BILL OF QUANTITY (BOQ) Bill of quantity adalah jumlah peralatan dan semua kebutuhan yang harus diperlukan dalam jaringan drainase dan sewerage. 6.1.1 BOQ drainase Berikut adalah lampiran BOQ yang direncanakan untuk sistem drainase kabupaten banjarnegara :
117
DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
tabel 6. 1 BOQ U-ditch saluran primer SECTION
PEKERJAAN BETON
GALIAN TANAH
PEKERJA AN LUAS
KEBUTUHAN TANAH URUG
VOLUME BETON DARI KE
b h salur saluran an (m) (m)
TANAH BUANGAN
KEBUTUHAN PASIR URUG
Fb
luas 1
luas 2
luas 3
panjang saluran (m)
volume beton (m3)
volume galian (m3)
luas pekerja an
luas (m2)
volume (m3)
volume (m3)
volume (m3)
A-A1'
0.35
0.69
0.11
0.120
0.123
0.164
1293
527
1441
1930
0.123
160
1281
141
A1'-A2'
0.30
0.59
0.10
0.120
0.098
0.149
2553
937
2474
3554
0.098
251
2223
253
A2'-A'
0.16
0.31
0.06
0.120
0.027
0.107
5060
1285
3131
5629
0.027
137
2994
361
B-B1'
0.26
0.52
0.09
0.120
0.081
0.139
2554
868
2241
3384
0.081
208
2034
236
B1'-B2'
0.30
0.60
0.10
0.120
0.100
0.150
2553
945
2502
3574
0.100
256
2246
255
B2'B3'
0.32
0.65
0.11
0.120
0.112
0.157
2636
1027
2764
3817
0.112
296
2468
276
B3'B'
0.25
0.50
0.09
0.120
0.075
0.135
1040
344
880
1353
0.075
78
802
94
C-C2'
0.27
0.55
0.09
0.120
0.088
0.142
5608
1963
5108
7569
0.088
491
4616
533
C2'-C'
0.20
0.39
0.07
0.120
0.048
0.119
2816
808
2005
3361
0.048
135
1870
223
D-D2'
0.24
0.48
0.09
0.120
0.070
0.132
2107
680
1731
2701
0.070
148
1582
186
D2'-D1'
0.33
0.65
0.11
0.120
0.114
0.158
3392
1330
3588
4934
0.114
386
3202
358
D1'-D'
0.28
0.55
0.09
0.120
0.088
0.143
2847
1000
2606
3852
0.088
252
2355
271
E-E1'
0.27
0.54
0.09
0.120
0.084
0.140
379
131
338
507
0.084
32
306
35
E1'-E'
0.27
0.54
0.09
0.120
0.086
0.141
3422
1187
3080
4591
0.086
293
2787
322
F1-F3'
0.31
0.63
0.10
0.120
0.107
0.154
659
251
669
939
0.107
70
599
68
F3'-F1'
0.24
0.48
0.09
0.120
0.071
0.133
483
156
398
620
0.071
34
364
43
F1'-F2'
0.30
0.60
0.10
0.120
0.099
0.149
3605
1328
3509
5030
0.099
357
3152
359
F2'-F'
0.30
0.60
0.10
0.120
0.099
0.150
399
147
389
557
0.099
40
350
40
G-G2'
0.25
0.50
0.09
0.120
0.075
0.135
314
104
266
408
0.075
24
242
28
G2'G3'
0.27
0.53
0.09
0.120
0.083
0.140
604
207
535
804
0.083
50
485
56
G3'-G'
0.25
0.50
0.09
0.120
0.074
0.135
3132
1030
2634
4062
0.074
233
2401
281
TOTAL
63175
38358
4419
118
DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
tabel 6. 2 BOQ U-ditch saluran sekunder SECTION
PEKERJAAN BETON
GALIAN TANAH
PEKERJAA N LUAS
KEBUTUHAN TANAH URUG
VOLUME BETON DARI KE
h b saluran saluran (m) (m)
Fb
luas 1
luas 2
luas 3
panjang volume volume luas saluran (m) beton (m3) galian (m3) pekerjaan
luas (m2)
KEBUT TANAH UHAN BUANG PASIR AN URUG
volume volume volume (m3) (m3) (m3)
A1-A1'
0.32
0.64
0.11
0.120
0.110
0.156
858.21
331
890
1236
0.110
95
795
89
A2-A2'
0.25
0.50
0.09
0.120
0.074
0.134
4877.92
1603
4098
6323
0.074
362
3737
437
0.095
0.147
5608.4
2031
5340
7740
0.095
534
4807
550
A3-A
0.29
0.58
0.10
0.120
B1-B1'
0.24
0.49
0.09
0.120
0.072
0.133
1654.07
539
1375
2133
0.072
120
1255
147
B2-B2'
0.25
0.51
0.09
0.120
0.077
0.136
2985.07
995
2553
3904
0.077
230
2323
271
B3-B3'
0.28
0.56
0.09
0.120
0.089
0.143
9885.2
3486
9090
13406
0.089
882
8208
945
0.094
0.146
1727.81
622
1631
2374
0.094
162
1469
168
C1-C
0.29
0.57
0.10
0.120
C2-C2'
0.29
0.58
0.10
0.120
0.094
0.146
1926.07
695
1825
2651
0.094
182
1643
188
D1-D1'
0.25
0.51
0.09
0.120
0.077
0.136
4443.01
1479
3796
5808
0.077
342
3454
403
D2-D2'
0.24
0.48
0.09
0.120
0.071
0.132
6567.94
2121
5400
8422
0.071
464
4936
579
0.041
0.115
1882.3
518
1276
2192
0.041
76
1200
144
E1-E1'
0.18
0.36
0.07
0.120
F1-F1'
0.14
0.27
0.06
0.120
0.017
0.101
1282.98
305
738
1376
0.017
22
717
86
F2-F2'
0.15
0.30
0.06
0.120
0.023
0.105
4391.45
1090
2648
4822
0.023
103
2545
307
F3-F3'
0.22
0.44
0.08
0.120
0.059
0.125
6835.56
2080
5222
8449
0.059
402
4820
572
G1-G
0.12
0.24
0.05
0.120
0.008
0.096
2319.23
518
1249
2407
0.008
18
1232
148
0.054
0.123
688.22
204
510
838
0.054
37
472
56
G2-G2'
0.21
0.42
0.08
0.120
G3-G3'
0.23
0.47
0.08
0.120
0.067
0.130
670.16
212
538
849
0.067
45
493
58
G4-G
0.14
0.29
0.06
0.120
0.021
0.103
9588.2
2345
5690
10446
0.021
203
5487
661
TOTAL
85376
49593
5810
119
DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
tabel 6. 3 BOQ street inlet saluran primer KEBUTUHAN BAJA STREET INLET
DIMENSI STREET INLET saluran primer panjang (m) A-A1'
jumlah street inlet total volume (m3)
lebar (m)
tinggi (m3)
volume (m3)
volume lubang (m3)
volume inlet (m3)
0.3
0.2
0.2
0.012
0.000216
0.011784
26
0.30
A1'-A2'
0.3
0.2
0.2
0.012
0.000216
0.011784
52
0.61
A2'-A'
0.3
0.2
0.2
0.012
0.000216
0.011784
41
0.48
0.000216
0.011784
34
0.41
B-B1'
0.3
0.2
0.2
0.012
B1'-B2'
0.3
0.2
0.2
0.012
0.000216
0.011784
46
0.54
B2'B3'
0.3
0.2
0.2
0.012
0.000216
0.011784
49
0.57
B3'B'
0.3
0.2
0.2
0.012
0.000216
0.011784
18
0.22
C-C2'
0.3
0.2
0.2
0.012
0.000216
0.011784
91
1.07
C2'-C'
0.3
0.2
0.2
0.012
0.000216
0.011784
44
0.52
D-D2'
0.3
0.2
0.2
0.012
0.000216
0.011784
40
0.47
D2'-D1'
0.3
0.2
0.2
0.012
0.000216
0.011784
66
0.77
D1'-D'
0.3
0.2
0.2
0.012
0.000216
0.011784
44
0.52
E-E1'
0.3
0.2
0.2
0.012
0.000216
0.011784
7
0.09
E1'-E'
0.3
0.2
0.2
0.012
0.000216
0.011784
62
0.73
F1-F3'
0.3
0.2
0.2
0.012
0.000216
0.011784
12
0.14
F3'-F1'
0.3
0.2
0.2
0.012
0.000216
0.011784
10
0.12
F1'-F2'
0.3
0.2
0.2
0.012
0.000216
0.011784
56
0.66
F2'-F'
0.3
0.2
0.2
0.012
0.000216
0.011784
8
0.09
G-G2'
0.3
0.2
0.2
0.012
0.000216
0.011784
6
0.08
0.000216
0.011784
12
0.15
0.000216
0.011784
56
0.66
G2'G3'
0.3
0.2
0.2
0.012
G3'-G'
0.3
0.2
0.2
0.012
TOTAL
9.18
120
DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
tabel 6. 4 BOQ street inlet saluran sekunder KEBUTUHAN BAJA STREET INLET
DIMENSI STREET INLET
saluran sekunder panjang (m)
lebar (m)
tinggi (m3)
volume (m3)
volume lubang volume inlet jumlah street (m3) (m3) inlet total volume (m3)
A1-A1'
0.3
0.2
0.2
0.012
0.000216
0.011784
26
0.30
A2-A2'
0.3
0.2
0.2
0.012
0.000216
0.011784
51
0.60
A3-A
0.3
0.2
0.2
0.012
0.000216
0.011784
101
1.19
B1-B1'
0.3
0.2
0.2
0.012
0.000216
0.011784
51
0.60
0.000216
0.011784
51
0.60
B2-B2'
0.3
0.2
0.2
0.012
B3-B3'
0.3
0.2
0.2
0.012
0.000216
0.011784
53
0.62
C1-C
0.3
0.2
0.2
0.012
0.000216
0.011784
112
1.32
C2-C2'
0.3
0.2
0.2
0.012
0.000216
0.011784
56
0.66
D1-D1'
0.3
0.2
0.2
0.012
0.000216
0.011784
42
0.50
D2-D2'
0.3
0.2
0.2
0.012
0.000216
0.011784
68
0.80
E1-E1'
0.3
0.2
0.2
0.012
0.000216
0.011784
8
0.09
F1-F1'
0.3
0.2
0.2
0.012
0.000216
0.011784
13
0.16
F2-F2'
0.3
0.2
0.2
0.012
0.000216
0.011784
10
0.11
F3-F3'
0.3
0.2
0.2
0.012
0.000216
0.011784
72
0.85
G1-G
0.3
0.2
0.2
0.012
0.000216
0.011784
6
0.07
G2-G2'
0.3
0.2
0.2
0.012
0.000216
0.011784
6
0.07
G3-G3'
0.3
0.2
0.2
0.012
0.000216
0.011784
12
0.14
G4-G
0.3
0.2
0.2
0.012
0.000216
0.011784
63
0.74
TOTAL
9.44
121
DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
tabel 6. 5 OQ gorong gorong saluran primer
SALURA N PRIMER
PEKERJAAN BETON
GALIAN TANAH volume galian (m3)
A-A1'
11.89
A1'-A2'
10.39
A2'-A'
PEKERJAA N LUAS
VOLUME BETON h b salura salura luas luas n (m) n (m) part 1 part 2 luas part 3
KEBUTUHAN TANAH URUG
panjang luas saluran volum pekerjaan luas (m) e (m3) (m2) (m3)
TANAH KEBUTUHAN BUANGAN PASIR URUG
volume (m3) volume (m3 volume (m3)
0.69
0.06
0.08
0.13
10
2.76
6.93
0.52
5.17
6.72
1.49
0.30
0.59
0.06
0.07
0.12
10
2.53
5.92
0.48
4.77
5.62
1.39
6.74
0.16
0.31
0.06
0.05
0.08
10
1.90
3.12
0.36
3.65
3.09
1.11
B-B1'
9.44
0.26
0.52
0.06
0.07
0.11
10
2.38
5.25
0.45
4.50
4.94
1.32
B1'-B2'
10.50
0.30
0.60
0.06
0.07
0.12
10
2.55
6.00
0.48
4.80
5.70
1.40
B2'B3'
11.21
0.32
0.65
0.06
0.08
0.13
10
2.66
6.48
0.50
4.99
6.22
1.45
B3'B'
9.12
0.25
0.50
0.06
0.07
0.11
10
2.33
5.01
0.44
4.40
4.71
1.30
C-C2'
9.78
0.27
0.55
0.06
0.07
0.11
10
2.44
5.50
0.46
4.60
5.18
1.35
C2'-C'
7.72
0.20
0.39
0.06
0.06
0.09
10
2.09
3.94
0.40
3.97
3.75
1.19
D-D2'
8.85
0.24
0.48
0.06
0.07
0.10
10
2.28
4.82
0.43
4.33
4.53
1.28
D2'-D1'
11.30
0.33
0.65
0.06
0.08
0.13
10
2.67
6.54
0.50
5.02
6.29
1.45
D1'-D'
9.83
0.28
0.55
0.06
0.07
0.11
10
2.44
5.53
0.46
4.61
5.22
1.35
E-E1'
9.59
0.27
0.54
0.06
0.07
0.11
10
2.40
5.36
0.45
4.54
5.04
1.34
E1'-E'
9.67
0.27
0.54
0.06
0.07
0.11
10
2.42
5.42
0.46
4.57
5.10
1.34
F1-F3'
10.88
0.31
0.63
0.06
0.08
0.12
10
2.61
6.26
0.49
4.90
5.98
1.43
F3'-F1'
8.88
0.24
0.48
0.06
0.07
0.10
10
2.29
4.83
0.43
4.33
4.54
1.28
F1'-F2'
10.43
0.30
0.60
0.06
0.07
0.12
10
2.54
5.95
0.48
4.78
5.65
1.40
F2'-F'
10.45
0.30
0.60
0.06
0.07
0.12
10
2.54
5.97
0.48
4.79
5.67
1.40
G-G2'
9.12
0.25
0.50
0.06
0.07
0.11
10
2.33
5.01
0.44
4.41
4.71
1.30
G2'G3'
9.52
0.27
0.53
0.06
0.07
0.11
10
2.39
5.31
0.45
4.52
5.00
1.33
G3'-G'
9.06
0.25
0.50
0.06
0.07
0.10
10
2.32
4.97
0.44
4.39
4.67
1.30
0.35
TOTAL 50.88
114.12
9.60
96.05
108.33
28.21
122
DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
tabel 6. 6 BOQ gorong gorong saluran sekunder PEKERJAAN BETON
GALIAN TANAH SALURAN SEKUNDER
volume galian (m3)
A1-A1'
11.09
A2-A2'
9.05
A3-A
PEKERJA AN LUAS
VOLUME BETON h panjang saluran b saluran luas part luas luas saluran (m) (m) 1 part 2 part 3 (m)
volu me (m3)
luas pekerjaa n (m2)
TANAH KEBUTUHAN KEBUTUHAN BUANGA TANAH URUG PASIR URUG N luas volume (m3) (m3)
volume (m3) volume (m3)
0.64
0.06
0.08
0.13
10
2.64
6.40
0.50
4.96
6.13
1.44
0.25
0.50
0.06
0.07
0.10
10
2.32
4.96
0.44
4.39
4.67
1.30
10.21
0.29
0.58
0.06
0.07
0.12
10
2.51
5.80
0.47
4.72
5.49
1.38
B1-B1'
8.96
0.24
0.49
0.06
0.07
0.10
10
2.30
4.89
0.44
4.36
4.60
1.29
B2-B2'
9.20
0.25
0.51
0.06
0.07
0.11
10
2.34
5.08
0.44
4.43
4.77
1.31
B3-B3'
9.87
0.28
0.56
0.06
0.07
0.11
10
2.45
5.56
0.46
4.62
5.25
1.36
C1-C
10.13
0.29
0.57
0.06
0.07
0.12
10
2.49
5.74
0.47
4.70
5.43
1.37
C2-C2'
10.16
0.29
0.58
0.06
0.07
0.12
10
2.50
5.77
0.47
4.71
5.46
1.38
D1-D1'
9.20
0.25
0.51
0.06
0.07
0.11
10
2.34
5.07
0.44
4.43
4.77
1.31
D2-D2'
8.86
0.24
0.48
0.06
0.07
0.10
10
2.29
4.82
0.43
4.33
4.53
1.28
E1-E1'
7.36
0.18
0.36
0.06
0.06
0.08
10
2.02
3.65
0.39
3.86
3.50
1.16
F1-F1'
6.29
0.14
0.27
0.06
0.05
0.07
10
1.81
2.73
0.35
3.49
2.80
1.07
F2-F2'
6.58
0.15
0.30
0.06
0.05
0.07
10
1.87
2.98
0.36
3.59
2.99
1.10
F3-F3'
8.26
0.22
0.44
0.06
0.06
0.10
10
2.18
4.36
0.41
4.14
4.11
1.24
G1-G
5.91
0.12
0.24
0.06
0.05
0.07
10
1.74
2.38
0.34
3.35
2.55
1.04
G2-G2'
8.01
0.21
0.42
0.06
0.06
0.09
10
2.14
4.17
0.41
4.07
3.95
1.22
G3-G3'
8.66
0.23
0.47
0.06
0.07
0.10
10
2.25
4.67
0.43
4.27
4.39
1.27
G4-G
6.48
0.14
0.29
0.06
0.05
0.07
10
1.85
2.89
0.36
3.56
2.92
1.09
0.32
TOTAL
81.92
7.60
75.97
78.31
22.59
123
DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
6.1.2 BOQ sewerage Berikut adalah lampiran BOQ yang direncanakan untuk sistem sewerage kabupaten banjarnegara : tabel 6. 7 BOQ pengerjaan saluran primer Diame Panjang ter Saluran
Jumlah Pipa
Volume Pipa
Batang
m3
Kedalaman
Lebar Galian
Lebar Pasir Landasan
Luas Pengerjaan
m
m
m2
Salura n m
A1-A2
0.500
A2-A3
0.500
A3-A4
0.500
B1-B2
0.560
B2-B3
0.500
B3-B4
0.560
B4-B5
0.400
C1-C2
0.560
C2-C3
0.710
C3-C4
0.500
C4-C5
0.630
m
9543.00 0 7654.00 0 5606.00 0 5200.00 0 4892.00 0 8651.00 0 1201.00 0 6100.00 0 7571.00 0 4814.00 0 7718.00 0
Awal
Akhir
Pekerjaan Tanah
Bongkaran Galian Tanah Aspal
Urugan Pasir
Urugan Tanah
Buangan Tanah
Pengaspalan Jalan
m2
m3
m3
m3
m3
m2
1591
1872.81
2.0
2.0
1.50
0.1
14314.500
14314.500
28629.000
8147.336
20040.300
28629.000
14313.940
1276
1502.10
3.0
3.0
1.50
0.1
11481.000
11481.000
34443.000
6534.603
27554.400
34443.000
11480.440
935
1100.18
4.0
4.0
1.50
0.1
8409.000
8409.000
33636.000
4786.123
28590.600
33636.000
8408.440
867
1280.12
5.1
5.1
1.56
0.1
8112.000
8112.000
41046.720
4885.005
35692.800
41046.720
8111.440
816
960.06
6.0
6.0
1.50
0.1
7338.000
7338.000
44028.000
4176.545
39625.200
44028.000
7337.440
1442
2129.67
7.1
7.1
1.56
0.1
13495.560
13495.560
95278.654
8126.957
86371.584
95278.654
13495.000
201
150.85
7.9
7.9
1.40
0.1
1681.400
1681.400
13283.060
857.994
12442.360
13283.060
1680.840
1017
1501.67
9.1
9.1
1.56
0.1
9516.000
9516.000
86214.960
5730.486
79934.400
86214.960
9515.440
1362
2995.98
10.2
10.2
1.71
0.1
12946.410
12946.410
132182.846
8785.248
121696.254
132182.846
12945.850
803
944.75
11.0
11.0
1.50
0.1
7221.000
7221.000
79431.000
4109.953
75098.400
79431.000
7220.440
1287
2404.67
12.1
12.1
1.63
0.1
12580.340
12580.340
152599.524
8037.012
143415.876
152599.524
12579.780
Tabel 6.8 BOQ pengerkaan saluran sekunder Diame Panjang ter Saluran
Jumlah Pipa
Volume Pipa
Batang
m3
Kedalaman
Lebar Galian
Lebar Pasir Landasan
Luas Pengerjaa n
m
m
m2
Salura n m
A1'-A1
0.500
A2'-A2
0.500
A3'-A3
0.450
B2'-B2
0.560
B3'-B3
0.500
B4'-B4
0.630
C2'-C2
0.560
C3'-C3
0.500
m
3532.00 0 3949.00 0 2126.00 0 5061.00 0 4847.00 0 5628.00 0 5606.00 0 2855.00
Awal
Akhir
Pekerjaan Tanah
Bongkaran Aspal
Galian Tanah
Urugan Pasir
Urugan Tanah
Buangan Tanah
Pengaspalan Jalan
m2
m3
m3
m3
m3
m2
589
693.16
2.0
2.0
1.50
0.1
5298.000
5298.000
10596.000 3015.445
7417.200
10596.000
5297.440
659
774.99
3.0
3.0
1.50
1.1
5923.500
5923.500
17770.500 3371.459
14216.400
17770.500
5922.940
355
337.95
4.0
4.0
1.45
2.1
3082.700
3082.700
12176.665 1665.801
10481.180
12176.665
3082.140
844
1245.90
5.1
5.1
1.56
3.1
7895.160
7895.160
39949.510 4754.425
34738.704
39949.510
7894.600
808
951.22
6.0
6.0
1.50
4.1
7270.500
7270.500
43623.000 4138.126
39260.700
43623.000
7269.940
938
1753.50
7.1
7.1
1.63
5.1
9173.640
9173.640
65408.053 5860.625
58711.296
65408.053
9173.080
935
1380.06
8.1
8.1
1.56
6.1
8745.360
8745.360
70487.602 5266.411
64715.664
70487.602
8744.800
476
560.29
9.0
9.0
1.50
7.1
4282.500
4282.500
38542.500 2437.456
35973.000
38542.500
4281.940
124
DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA C4'-C4
0.630
0 4002.00 0
667
1246.89
10.1
10.1
1.63
8.1
6523.260
6523.260
66080.624 4167.417
61318.644
66080.624
6522.700
tabel 6. 8 BOQ pipa saluran primer Diamete r Saluran
A1-A2 A2-A3 A3-A4 B1-B2 B2-B3 B3-B4 B4-B5 C1-C2 C2-C3 C3-C4 C4-C5
Panjang Panjang Saluran Pipa Satuan Banyak Pipa Pembulatan
mm
m
m
500 500 500 560 500 560 400 560 710 500 630
9543.000 7654.000 5606.000 5200.000 4892.000 8651.000 1201.000 6100.000 7571.000 4814.000 7718.000
6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6
1590.50 1275.67 934.33 866.67 815.33 1441.83 200.17 1016.67 1261.83 802.33 1286.33
1591 1276 935 867 816 1442 201 1017 1362 803 1287
tabel 6. 9 BOQ pipa saluran sekunder Diameter
Panjang Saluran
mm
m
500 500 450 560 500 630 560 500 630
3532.000 3949.000 2126.000 5061.000 4847.000 5628.000 5606.000 2855.000 4002.000
Saluran A1'-A1 A2'-A2 A3'-A3 B2'-B2 B3'-B3 B4'-B4 C2'-C2 C3'-C3 C4'-C4
Panjang Pipa Satuan Banyak Pipa Pembulatan m 6 6 6 6 6 6 6 6 6
588.67 658.17 354.33 843.50 807.83 938.00 934.33 475.83 667.00
589 659 355 844 808 938 935 476 667
125
DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA tabel 6. 10 BOQ manhole saluran primer
No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Jumlah Saluran Manhole A1-A2 72 A2-A3 54 A3-A4 38 B1-B2 43 B2-B3 41 B3-B4 69 B4-B5 10 C1-C2 56 C2-C3 60 C3-C4 40 C4-C5 64 TOTAL
h
Volume Beton
Volume Galian
Volume Volume Beton Total Galian Total
m
m3
m3
m3
m3
0.5 0.5 0.5 0.6 0.5 0.6 0.4 0.6 0.7 0.5 0.6
1.79 1.79 1.79 1.80 1.79 1.80 1.76 1.80 1.85 1.79 1.82 19.79
0.98 0.98 0.98 1.10 0.98 1.10 0.78 1.10 1.39 0.98 1.23 11.60
128.06 96.60 68.61 77.00 72.62 123.94 17.61 100.47 111.68 71.69 117.59 985.87
70.19 52.95 37.61 46.83 39.80 75.38 7.85 61.10 84.15 39.29 79.59 594.73
tabel 6. 11 BOQ manhole saluran sekunder
No
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Jumlah Saluran Manhole A1'-A1 25 A2'-A2 27 A3'-A3 16 B2'-B2 39 B3'-B3 35 B4'-B4 41 C2'-C2 40 C3'-C3 21 C4'-C4 32 TOTAL
h
Volume Beton
Volume Galian
m
m3
m3
0.5 0.5 0.5 0.6 0.5 0.6 0.6 0.5 0.6
1.79 1.79 1.77 1.80 1.79 1.82 1.80 1.79 1.82 16.18
0.98 0.98 0.88 1.10 0.98 1.23 1.10 0.98 1.23 9.47
Volume Volume Beton Total Galian Total m3 43.89 48.86 28.69 69.92 63.14 73.92 72.87 37.61 57.80 496.69
m3 24.06 26.78 14.26 42.52 34.61 50.03 44.31 20.61 39.12 296.31
6.2 RANCANGAN ANGGARAN BIAYA (RAB) Nama pekerjaan
: pembangunan sistem drainase dan sewerage
126
DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA Lokasi
: kabupaten Banjarnegara provinsi Jawa Tengah tabel 6. 12 RAB galian saluran primer
URAIAN PEKERJAAN
SATUAN
VOLUME
HARGA SATUAN
JUMLAH HARGA
saluran A-A1'
m3
1441
Rp 58,410
Rp 84,146,377
A1'-A2'
m3
2474
Rp 58,410
Rp 144,517,796
A2'-A'
m3
3131
Rp 58,410
Rp 182,890,944
B-B1'
m3
2241
Rp 58,410
Rp 130,914,520
B1'-B2'
m3
2502
Rp 58,410
Rp 146,135,740
B2'B3'
m3
2764
Rp 58,410
Rp 161,427,482
B3'B'
m3
880
Rp 58,410
Rp 51,419,679
C-C2'
m3
5108
Rp 58,410
Rp 298,336,103
C2'-C'
m3
2005
Rp 58,410
Rp 117,140,302
D-D2'
m3
1731
Rp 58,410
Rp 101,100,390
D2'-D1'
m3
3588
Rp 58,410
Rp 209,552,371
D1'-D'
m3
2606
Rp 58,410
Rp 152,240,605
E-E1'
m3
338
Rp 58,410
Rp 19,757,876 Rp 179,887,298
E1'-E'
m3
3080
Rp 58,410
F1-F3'
m3
669
Rp 58,410
Rp 39,102,995
F3'-F1'
m3
398
Rp 58,410
Rp 23,232,023
F1'-F2'
m3
3509
Rp 58,410
Rp 204,937,939
F2'-F'
m3
389
Rp 58,410
Rp 22,738,003
G-G2'
m3
266
Rp 58,410
Rp 15,512,560
G2'G3'
m3
535
Rp 58,410
Rp 31,232,340
G3'-G'
m3
2634
Rp 58,410
Rp 153,839,225
TOTAL
Rp 2,470,062,567
UPAH tukang gali
oh
0.4000
Rp 70,000
Rp 28,000
kepala tukang gali
oh
0.0400
Rp 80,000
Rp 3,200
pekerja
oh
0.4000
Rp 55,000
Rp 440,000
mandor
oh
0.0400
Rp 80,000
Rp 3,200
TOTAL
Rp 474,400
JUMLAH PEKERJAAN GALIAN SALURAN PRIMER
Rp 2,470,536,967
127
DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA tabel 6. 13 RAB galian saluran sekunder URAIAN PEKERJAAN
SATUAN
VOLUME
HARGA SATUAN
JUMLAH HARGA
saluran A1-A1'
m3
890
Rp 58,410
Rp 51,968,530
A2-A2'
m3
4098
Rp 58,410
Rp 239,392,464
A3-A
m3
5340
Rp 58,410
Rp 311,936,716
B1-B1'
m3
1375
Rp 58,410
Rp 80,300,949
B2-B2'
m3
2553
Rp 58,410
Rp 149,094,941
B3-B3'
m3
9090
Rp 58,410
Rp 530,953,839
C1-C
m3
1631
Rp 58,410
Rp 95,289,599
C2-C2'
m3
1825
Rp 58,410
Rp 106,594,451
D1-D1'
m3
3796
Rp 58,410
Rp 221,696,293
D2-D2'
m3
5400
Rp 58,410
Rp 315,399,683
E1-E1'
m3
1276
Rp 58,410
Rp 74,547,947
F1-F1'
m3
738
Rp 58,410
Rp 43,120,654
F2-F2'
m3
2648
Rp 58,410
Rp 154,660,247
F3-F3'
m3
5222
Rp 58,410
Rp 305,015,339
G1-G
m3
1249
Rp 58,410
Rp 72,973,617
G2-G2'
m3
510
Rp 58,410
Rp 29,765,213
G3-G3'
m3
538
Rp 58,410
Rp 31,402,998
G4-G
m3
5690
Rp 58,410 TOTAL
Rp 332,380,255 Rp 3,146,493,732
UPAH tukang gali
oh
0.4000
Rp 70,000
Rp 28,000
kepala tukang gali
oh
0.0400
Rp 80,000
Rp 3,200
pekerja
oh
0.4000
Rp 55,000
Rp 440,000
mandor
oh
0.0400
Rp 80,000
Rp 3,200
TOTAL
Rp 474,400
JUMLAH PEKERJAAN GALIAN SALURAN SEKUNDER
Rp 3,146,968,132
tabel 6. 14 RAB urugan pasir saluran primer URAIAN PEKERJAAN
SATUAN
saluran A-A1' A1'-A2'
m3 m3
VOLUME
HARGA SATUAN
141 Rp 189,970 253 Rp 189,971
JUMLAH HARGA Rp 26,838,293 Rp 48,120,393
128
DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA A2'-A' B-B1' B1'-B2' B2'B3' B3'B' C-C2' C2'-C' D-D2' D2'-D1' D1'-D' E-E1' E1'-E' F1-F3' F3'-F1' F1'-F2' F2'-F' G-G2' G2'G3' G3'-G'
361 236 255 276 94 533 223 186 358 271 35 322 68 43 359 40 28 56 281
Rp 189,972 Rp 189,973 Rp 189,974 Rp 189,975 Rp 189,976 Rp 189,977 Rp 189,978 Rp 189,979 Rp 189,980 Rp 189,981 Rp 189,982 Rp 189,983 Rp 189,984 Rp 189,985 Rp 189,986 Rp 189,987 Rp 189,988 Rp 189,989 Rp 189,990 TOTAL
Rp 68,488,154 Rp 44,871,139 Rp 48,501,474 Rp 52,484,276 Rp 17,804,003 Rp 101,176,139 Rp 42,446,928 Rp 35,297,967 Rp 67,949,334 Rp 51,550,974 Rp 6,741,367 Rp 61,216,168 Rp 12,834,855 Rp 8,105,761 Rp 68,160,896 Rp 7,556,879 Rp 5,370,818 Rp 10,678,108 Rp 53,369,312 Rp 839,563,237
0.3 0.01
Rp 39,600 Rp 44,000 TOTAL
Rp 237,600 Rp 440 Rp 238,040
m3 m3 m3 m3 m3 m3 m3 m3 m3 m3 m3 m3 m3 m3 m3 m3 m3 m3 m3 UPAH
pekerja mandor
oh oh
JUMLAH PEKERJAAN URUGAN PASIR SALURAN PRIMER
Rp 839,801,277
tabel 6. 15 RAB urugan pasir saluran sekunder URAIAN PEKERJAAN
SATUAN
VOLUME
HARGA SATUAN JUMLAH HARGA
saluran A1-A1' A2-A2' A3-A B1-B1' B2-B2' B3-B3'
m3 m3 m3 m3 m3 m3
89 437 550 147 271 945
Rp 189,970 Rp 189,970 Rp 189,970 Rp 189,970 Rp 189,970 Rp 189,970
Rp 16,954,597 Rp 83,057,442 Rp 104,413,973 Rp 27,943,987 Rp 51,476,266 Rp 179,554,191 129
DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA C1-C C2-C2' D1-D1' D2-D2' E1-E1' F1-F1' F2-F2' F3-F3' G1-G G2-G2' G3-G3' G4-G
m3 m3 m3 m3 m3 m3 m3 m3 m3 m3 m3 m3
168 188 403 579 144 86 307 572 148 56 58 661
Rp 189,970 Rp 189,970 Rp 189,970 Rp 189,970 Rp 189,970 Rp 189,970 Rp 189,970 Rp 189,970 Rp 189,970 Rp 189,970 Rp 189,970 Rp 189,970
Rp 31,975,974 Rp 35,732,764 Rp 76,563,543 Rp 110,084,777 Rp 27,337,542 Rp 16,397,119 Rp 58,241,696 Rp 108,568,764 Rp 28,107,695 Rp 10,680,514 Rp 11,033,758 Rp 125,587,286 Rp TOTAL 1,103,711,887
0.3 0.01
Rp 39,600 Rp 44,000
UPAH pekerja mandor
oh oh
TOTAL JUMLAH PEKERJAAN URUGAN PASIR SALURAN SEKUNDER
Rp 237,600 Rp 440 Rp 238,040 Rp 1,103,949,927
130
DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
tabel 6. 16 RAB saluran drainase NO
1
URAIAN PEKERJAAN
HARGA SATUAN SATUAN VOLUME (Rp) A. pekerjaan persiapan
JUMLAH HARGA (Rp)
pengukuran dan pengambaran
Ls
1
pembersihan lapangan
m2
0
Rp 2,000
Rp -
rambu lalu lintas
Bh
20
Rp 90,000
Rp 1,800,000
papan nama proyek
Bh
2
Rp 55,000
Rp 110,000
administrasi dokumentasi
Ls
1
Rp 3,000,000
Rp 1,500,000
TOTAL
Rp 1,500,000
Rp 3,000,000 Rp 6,410,000
B. pekerjaan tanah
2
pekerjaan galian tanah
RAB terlampir
Rp 5,617,505,100
pekerjaan urugan tanah
RAB terlampir
Rp 1,943,751,204
pekerjaan pembuangan tanah
m3
operasional
Ls
pasir urug
m3
Rp 2,500
Rp 195,776
30
Rp 900,000
Rp 27,000,000
4419
Rp 67,450
Rp 298,078,450
78.31
TOTAL
Rp 7,886,530,529
C. pekerjaan saluran (penggunaan precast u-ditch) 3
saluran sekunder
RAB terlampir
Rp 220,462,771,765
saluran primer
RAB terlampir
Rp 34,625,484,577 TOTAL
Rp 255,088,256,342
D. pekerjaan gorong gorong (beton brtulang komposisi 1pc : 2ps : 3 Kr) 4
saluran primer
m3
50.88
Rp 1,050,000
Rp 53,420,305
saluran sekunder
m3
40.03
Rp 1,050,000
Rp 42,034,053
TOTAL
Rp 95,454,357
131
DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA E. pekerjaan street inlet (street inlet bahan baja) 5
saluran primer
Bh
9.18
Rp 550,000
Rp 5,051,069
saluran sekunder
bh
9.44
Rp 550,000
Rp 5,192,912
TOTAL
Rp 10,243,981
tabel 6. 17 RAB total saluran drainase JENIS PEKERJAAN pekerjaan persiapan pekerjaan tanah pekerjaan saluran pekerjaan gorong gorong pengadaan street inlet JUMLAH
JUMLAH Rp 6,410,000 Rp 7,886,530,529 Rp 255,088,256,342 Rp 95,454,357 Rp 10,243,981 Rp 263,086,895,209
tabel 6. 18 RAB pipa sewerage Jumlah Primer
Jumlah sekunder
Jumlah Total
mm
Batang
batang
Batang
400 450 500 560 630 710
201 355 2532 1779 1605
201 355 5032 3459 2235 710
Diameter
2500 1680 630 710
Harga Satuan Rp 1,742,100 Rp 2,206,300 Rp 2,723,000 Rp 3,381,000 Rp 4,346,550 Rp 5,342,380
TOTAL
Jumlah Harga Rp 350,162,100 Rp 783,236,500 Rp 13,702,136,000 Rp 11,694,879,000 Rp 9,714,539,250 Rp 3,793,089,800 Rp 40,038,042,650
tabel 6. 19 RAB saluran sewerage
Jenis
Keterangan
A. PEKERJAAN PERSIAPAN 1. Pengukuran Satuan Volume Harga Satuan
Jumlah Harga
132
DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
Upah
Jenis
Bahan
Pengawas
oh
1
Rp 40,920
Rp 40,920
Ass. Ahli Ukur
oh
2
Rp 82,500
Rp 165,000
Pekerja
oh
8
Rp 39,600
Rp 316,800
Mandor
oh
2
Rp 44,000
Rp 88,000
Sewa Alat Ukur
oh
1
Rp 82,500
Rp 82,500
Jumlah 2. Pemasangan Bouwplank Keterangan Satuan Volume Harga Satuan Kayu Bangkirai 0.012 Rp 9,050,800 m3 kg
0.02
Rp 13,200
Rp 264
Papan
m3
0.007
Rp 4,400,000
Rp 30,800
1
Rp 52,250
Rp 139,674 Rp 52,250
Jumlah oh
Kepala Tukang Kayu
oh
1
Rp 37,400
Rp 37,400
Pekerja
oh
1
Rp 39,600
Rp 39,600
Mandor
oh
1
Rp 44,000
Rp 44,000
Jumlah total 3. Pekerjaan Pembersihan Lapangan Jenis Upah
Keterangan Pekerja
Satuan oh
Volume 1
Mandor
oh
1
Bahan
Keterangan Kayu Bangkirai
Satuan m3
Volume 0.05
Seng Plat
m2
Paku
Rp 173,250 Rp 312,924
Harga Satuan Rp 39,600
Jumlah Harga Rp 39,600
Rp 44,000
Rp 44,000
Jumlah 4. Pekerjaan Papan Nama Proyek Jenis
Jumlah Harga Rp 108,610
Paku
Tukang Kayu Upah
Rp 693,220
Rp 83,600
Harga Satuan Rp 9,050,800
Jumlah Harga Rp 452,540
1.62
Rp 25,630
Rp 41,521
kg
0.6
Rp 13,200
Rp 7,920
Cat Kayu
kg
1.5
Rp 32,450
Rp 48,675
Beton Cor
m3
0.1
Rp 1,033,056
Rp 103,306
Jumlah
Rp 653,961
133
DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
Upah
Diameter
Tukang Kayu
oh
1
Rp 52,250
Rp 52,250
Tukang Cat
oh
1
Rp 28,600
Rp 28,600
Pekerja
oh
2
Rp 39,600
Rp 79,200
Mandor
oh
1
Rp 44,000
Rp 44,000
Jumlah total Jumlah Pekerjaan Persiapan B. PENGADAAN PIPA HDPE Jumlah Jumlah Jumlah Primer Sekunde Total Harga Satuan r
mm
Batang
400 450 500 560 630 710
201
Jenis Saluran Saluran Primer
Batang
Rp 204,050 Rp 858,011 Rp 1,947,755
Jumlah Harga
Batang
201 Rp 1,742,100 355 355 Rp 2,206,300 2500 2532 5032 Rp 2,723,000 1680 1779 3459 Rp 3,381,000 630 1605 2235 Rp 4,346,550 710 710 Rp 5,342,380 Jumlah Pengadaan Pipa HDPE C. PEKERJAAN GALIAN SALURAN
Rp 350,162,100 Rp 783,236,500 Rp 13,702,136,000 Rp 11,694,879,000 Rp 9,714,539,250 Rp 3,793,089,800 Rp 40,038,042,650
Jalur Saluran
Satuan
Volume Galian
Harga Satuan
Jumlah Harga
A1-A2
m3
28629.000
Rp 10,230
Rp 292,874,670
A2-A3
m3
34443.000
Rp 10,230
Rp 352,351,890
A3-A4
m3
33636.000
Rp 10,230
Rp 344,096,280
B1-B2
m3
41046.720
Rp 10,230
Rp 419,907,946
B2-B3
m3
44028.000
Rp 10,230
Rp 450,406,440
B3-B4
m3
95278.654
Rp 10,230
Rp 974,700,626
B4-B5
m3
13283.060
Rp 10,230
Rp 135,885,704
C1-C2
m3
86214.960
Rp 10,230
Rp 881,979,041
134
DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
Saluran Sekunder
C2-C3
m3
132182.846
Rp 10,230
Rp 1,352,230,516
C3-C4
m3
79431.000
Rp 10,230
Rp 812,579,130
C4-C5
m3
152599.524
Rp 10,230
Rp 1,561,093,133
A1'-A1
m3
10596.000
Rp 10,230
Rp 108,397,080
A2'-A2
m3
17770.500
Rp 10,230
Rp 181,792,215
A3'-A3
m3
12176.665
Rp 10,230
Rp 124,567,283
B2'-B2
m3
39949.510
Rp 10,230
Rp 408,683,483
B3'-B3
m3
43623.000
Rp 10,230
Rp 446,263,290
B4'-B4
m3
65408.053
Rp 10,230
Rp 669,124,384
C2'-C2
m3
70487.602
Rp 10,230
Rp 721,088,164
C3'-C3
m3
38542.500
Rp 10,230
Rp 394,289,775
C4'-C4
m3
66080.624
Rp 10,230
Rp 676,004,781
jumlah PENGGALIAN 1m3 TANAH SEDALAM 2 METER Jenis Upah
Keterangan
Satuan
Volume
Harga Satuan
Pekerja
OH
1
Rp 39,600
Rp 39,600
Mandor
OH
1
Rp 44,000
Rp 44,000
Jumlah PENGGALIAN 1m3 TANAH SEDALAM 3 METER Jenis Upah
Jumlah Harga
Rp 83,600
Keterangan
Satuan
Volume
Harga Satuan
Pekerja
oh
2
Rp 39,600
Rp 79,200
Mandor
oh
2
Rp 44,000
Rp 88,000
Jumlah total Jumlah Pekerjaan Galian Saluran D. PEKERJAAN BUANGAN TANAH Jenis Saluran
Rp 11,308,315,831
Jalur Saluran
Satuan
Volume Galian
Harga Satuan
Jumlah Harga
Rp 167,200 Rp 250,800 Rp 11,308,733,831
Jumlah Harga
135
DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
Saluran Primer
Saluran Sekunder
A1-A2
m3
28629.000
Rp 49,392
Rp 1,414,043,568
A2-A3
m3
34443.000
Rp 49,392
Rp 1,701,208,656
A3-A4
m3
33636.000
Rp 49,392
Rp 1,661,349,312
B1-B2
m3
41046.720
Rp 49,392
Rp 2,027,379,594
B2-B3
m3
44028.000
Rp 49,392
Rp 2,174,630,976
B3-B4
m3
95278.654
Rp 49,392
Rp 4,706,003,259
B4-B5
m3
13283.060
Rp 49,392
Rp 656,076,900
C1-C2
m3
86214.960
Rp 49,392
Rp 4,258,329,304
C2-C3
m3
132182.846
Rp 49,392
Rp 6,528,775,135
C3-C4
m3
79431.000
Rp 49,392
Rp 3,923,255,952
C4-C5
m3
152599.524
Rp 49,392
Rp 7,537,195,699
A1'-A1
m3
10596.000
Rp 49,392
Rp 523,357,632
A2'-A2
m3
17770.500
Rp 49,392
Rp 877,720,536
A3'-A3
m3
12176.665
Rp 49,392
Rp 601,429,838
B2'-B2
m3
39949.510
Rp 49,392
Rp 1,973,186,178
B3'-B3
m3
43623.000
Rp 49,392
Rp 2,154,627,216
B4'-B4
m3
65408.053
Rp 49,392
Rp 3,230,634,564
C2'-C2
m3
70487.602
Rp 49,392
Rp 3,481,523,618
C3'-C3
m3
38542.500
Rp 49,392
Rp 1,903,691,160
C4'-C4
m3
66080.624
Rp 49,392
Rp 3,263,854,171
jumlah PEMBUANGAN TANAH 1m3
Rp 54,598,273,267
Jenis
Keterangan
Satuan
Volume
Harga Satuan
Jumlah Harga
Upah
Back Hoe
Jam
0.0331
Rp 458,400
Rp 15,173
Dump Truck
Jam
0.0044
Rp 292,300
Rp 1,286
Operator Back Hoe
oh
0.0333
Rp 5,000
Rp 167
136
DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA Operator Dump Truck
oh
0.1108
Rp 4,285
Rp 475
Pekerja
oh
1
Rp 39,600
Rp 39,600
Mandor
oh
1
Rp 44,000
Rp 44,000
Jumlah Jumlah Pekerjaan Buangan Tanah
Rp 100,700 Rp 100,700
E. PEKERJAAN BUANGAN ASPAL 1m2 Jenis
Upah
Keterangan
Satuan
Volume
Harga Satuan
Pekerja
oh
1
Rp 39,600
Rp 39,600
Mandor
oh
1
Rp 44,000
Rp 44,000
Alat Bantu
Jam
1
Rp 3,850
Jumlah Jumlah Pekerjaan Buangan Aspal F. PEKERJAAN URUGAN PASIR Jenis Saluran
Saluran Primer
Saluran
Jumlah Harga
Rp 3,850 Rp 87,450 Rp 54,598,360,717
Jalur Saluran
Satuan
Volume Galian
Harga Satuan
Jumlah Harga
A1-A2
m3
8147.336
Rp 64,000
Rp 521,429,520
A2-A3
m3
6534.603
Rp 64,001
Rp 418,221,095
A3-A4
m3
4786.123
Rp 64,002
Rp 306,321,412
B1-B2
m3
4885.005
Rp 64,003
Rp 312,654,962
B2-B3
m3
4176.545
Rp 64,004
Rp 267,315,586
B3-B4
m3
8126.957
Rp 64,005
Rp 520,165,884
B4-B5
m3
857.994
Rp 64,006
Rp 54,916,790
C1-C2
m3
5730.486
Rp 64,007
Rp 366,791,243
C2-C3
m3
8785.248
Rp 64,008
Rp 562,326,176
C3-C4
m3
4109.953
Rp 64,009
Rp 263,073,950
C4-C5
m3
8037.012
Rp 64,010
Rp 514,449,135
A1'-A1
m3
3015.445
Rp 64,000
Rp 192,988,480
137
DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
Sekunder
A2'-A2
m3
3371.459
Rp 64,000
Rp 215,773,360
A3'-A3
m3
1665.801
Rp 64,000
Rp 106,611,246
B2'-B2
m3
4754.425
Rp 64,000
Rp 304,283,191
B3'-B3
m3
4138.126
Rp 64,000
Rp 264,840,080
B4'-B4
m3
5860.625
Rp 64,000
Rp 375,079,996
C2'-C2
m3
5266.411
Rp 64,000
Rp 337,050,300
C3'-C3
m3
2437.456
Rp 64,000
Rp 155,997,200
C4'-C4
m3
4167.417
Rp 64,000
Rp 266,714,667
jumlah URUGAN PASIR 1m3
Rp 6,327,004,273
Jenis
Keterangan
Satuan
Volume
Bahan
Pasir Urug Pekerja
m3 oh
1.2 1
Rp 126,500 Rp 39,600
Rp 151,800 Rp 39,600
Mandor
oh
1
Rp 44,000
Rp 44,000
Upah
Harga Satuan
Jumlah Jumlah Pekerjaan Urugan Pasir G. PEKERJAAN URUGAN TANAH Jenis Saluran Saluran Primer
Jumlah Harga
Rp 235,400 Rp 6,327,239,673
Jalur Saluran
Satuan
Volume Galian
Harga Satuan
Jumlah Harga
A1-A2
m3
20040.300
Rp 10,300
Rp 206,415,090
A2-A3
m3
27554.400
Rp 10,300
Rp 283,810,320
A3-A4
m3
28590.600
Rp 10,300
Rp 294,483,180
B1-B2
m3
35692.800
Rp 10,300
Rp 367,635,840
B2-B3
m3
39625.200
Rp 10,300
Rp 408,139,560
B3-B4
m3
86371.584
Rp 10,300
Rp 889,627,315
B4-B5
m3
12442.360
Rp 10,300
Rp 128,156,308
C1-C2
m3
79934.400
Rp 10,300
Rp 823,324,320
138
DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
Saluran Sekunder
C2-C3
m3
121696.254
Rp 10,300
Rp 1,253,471,416
C3-C4
m3
75098.400
Rp 10,300
Rp 773,513,520
C4-C5
m3
143415.876
Rp 10,300
Rp 1,477,183,523
A1'-A1
m3
7417.200
Rp 10,300
Rp 76,397,160
A2'-A2
m3
14216.400
Rp 10,300
Rp 146,428,920
A3'-A3
m3
10481.180
Rp 10,300
Rp 107,956,154
B2'-B2
m3
34738.704
Rp 10,300
Rp 357,808,651
B3'-B3
m3
39260.700
Rp 10,300
Rp 404,385,210
B4'-B4
m3
58711.296
Rp 10,300
Rp 604,726,349
C2'-C2
m3
64715.664
Rp 10,300
Rp 666,571,339
C3'-C3
m3
35973.000
Rp 10,300
Rp 370,521,900
C4'-C4
m3
61318.644
Rp 10,300
Rp 631,582,033
jumlah URUGAN TANAH 1m3 Jenis Upah
Rp 10,272,138,109
Keterangan
Satuan
Volume
Harga Satuan
Pekerja
oh
1
Rp 39,600
Rp 39,600
Mandor
oh
1
Rp 44,000
Rp 44,000
Jumlah Jumlah Pekerjaan Urugan Tanah H. PEKERJAAN MANHOLE GALIAN MANHOLE Jenis Saluran Saluran Sekunder
Jumlah Harga
Rp 83,600 Rp 10,272,221,709
Jalur Saluran
Satuan
Volume Galian
Harga Satuan
Jumlah Harga
A1'-A1
m3
0.98
Rp 10,230
Rp 10,025
A2'-A2
m3
0.98
Rp 10,230
Rp 10,025
A3'-A3
m3
0.88
Rp 10,230
Rp 9,023
B2'-B2
m3
1.10
Rp 10,230
Rp 11,228
139
DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
Saluran Primer
B3'-B3
m3
0.98
Rp 10,230
Rp 10,025
B4'-B4
m3
1.23
Rp 10,230
Rp 12,632
C2'-C2
m3
1.10
Rp 10,230
Rp 11,228
C3'-C3
m3
0.98
Rp 10,230
Rp 10,025
C4'-C4
m3
1.23
Rp 10,230
Rp 12,632
A1-A2
m3
0.98
Rp 10,230
Rp 10,025
A2-A3
m3
0.98
Rp 10,230
Rp 10,025
A3-A4
m3
0.98
Rp 10,230
Rp 10,025
B1-B2
m3
1.10
Rp 10,230
Rp 11,228
B2-B3
m3
0.98
Rp 10,230
Rp 10,025
B3-B4
m3
1.10
Rp 10,230
Rp 11,228
B4-B5
m3
0.78
Rp 10,230
Rp 8,020
C1-C2
m3
1.10
Rp 10,230
Rp 11,228
C2-C3
m3
1.39
Rp 10,230
Rp 14,236
C3-C4
m3
0.98
Rp -
C4-C5
m3
1.23
Rp -
jumlah BETON MANHOLE Jenis Saluran Saluran Sekunder
Rp 192,889
Jalur Saluran
Satuan
Volume Galian
Harga Satuan
Jumlah Harga
A1'-A1
m3
1.79
Rp 40,000
Rp 71,520
A2'-A2
m3
1.79
Rp 40,000
Rp 71,520
A3'-A3
m3
1.77
Rp 40,000
Rp 70,960
B2'-B2
m3
1.80
Rp 40,000
Rp 72,192
B3'-B3
m3
1.79
Rp 40,000
Rp 71,520
B4'-B4
m3
1.82
Rp 40,000
Rp 72,976
140
DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
Saluran Primer
C2'-C2
m3
1.80
Rp 40,000
Rp 72,192
C3'-C3
m3
1.79
Rp 40,000
Rp 71,520
C4'-C4
m3
1.82
Rp 40,000
Rp 72,976
A1-A2
m3
1.79
Rp 40,000
Rp 71,520
A2-A3
m3
1.79
Rp 40,001
Rp 71,522
A3-A4
m3
1.79
Rp 40,002
Rp 71,524
B1-B2
m3
1.80
Rp 40,003
Rp 72,197
B2-B3
m3
1.79
Rp 40,004
Rp 71,527
B3-B4
m3
1.80
Rp 40,005
Rp 72,201
B4-B5
m3
1.76
Rp 40,006
Rp 70,411
C1-C2
m3
1.80
Rp 40,007
Rp 72,205
C2-C3
m3
1.85
Rp 40,008
Rp 73,887
C3-C4
m3
1.79
Rp 40,009
Rp 71,536
C4-C5
m3
1.82
Rp 40,010
Rp 72,994
jumlah PEKERJAAN BETON CAMPURAN 1Pc : 2 Ps : 3 Kr Jenis
Bahan
Upah
Rp 1,438,899
Keterangan
Satuan
Volume
Harga Satuan
Jumlah Harga
Pc
kg
232
Rp 1,210
Rp 280,720
Krikil
m3
0.78
Rp 152,450
Rp 118,911
pasir pasang
m3
0.52
Rp 107,250
Rp 55,770
Tukang Batu
oh
1
Rp 46,750
Rp 46,750
Kepala Tukang Batu
oh
1
Rp 33,000
Rp 33,000
Pekerja
oh
1
Rp 39,600
Rp 39,600
Mandor
oh
1
Rp 44,000
Rp 44,000
Jumlah Jumlah Pekerjaan Manhole
Rp 618,751 Rp 2,250,539
141
DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
tabel 6. 20 RAB total saluran sewerage Jenis Pekerjaan A. Pekerjaan Persiapan B. Pengadaan Pipa HDPE C. Pekerjaan Galian Saluran D. Pekerjaan Buangan Tanah E. Pekerjaan Buangan Aspal F. Pekerjaan Urugan Pasir G. Pekerjaan Urugan Tanah H. Galian Manhole I. Beton Manhole J. Jumlah Pekerjaan Manhole Total
Jumlah Rp 1,947,755 Rp 40,038,042,650 Rp 11,308,733,831 Rp 54,598,360,717 Rp 54,598,360,717 Rp 6,327,239,673 Rp 10,272,221,709 Rp 192,889 Rp 1,438,899 Rp 2,250,539 Rp 177,147,157,590
142
DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
LAMPIRAN
Layout jaringan drainase
143
DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
Layout jaringan sewerage
144
DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
Desain street inlet
145
DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
Desain goromg gorong
146
DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
Desain manhole
147
DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
148