Laporan Drainase Sewerage [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TUGAS BESAR PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE DI KABUPATEN BANJARNEGARA



Disusun oleh: Uci Multhaza 18513222 DOSEN: Dr. Andik Yulianto, ST, MT ASISTEN DOSEN: Yebi Yuriandala, ST, M.eng



PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2020



DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA



LEMBAR PENGESAHAN Judul



: Tugas Besar Perencanaan Drainase dan Sewerage Kab. Banjarnegara



Nama



: Uci Multhaza



NIM



: 18513222



Telah diperiksa dan disetujui sebagai persyaratan laporan untuk memenuhi tugas mata kuliah Drainase dan Sewerage. Yogyakarta, ………………………...



Asisten Pembimbing,



Yebi Yuriandala, ST, M.Eng



Dosen Pengampu Mata Kuliah,



Dr. Andik Yulianto, ST, MT



2



DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA



KATA PENGANTAR Alhamdulillahirabbil’alamin segala puji dan syukur kita panjatkan kehadirat ALLAH SWT karena dengan rahmat dan karunia nya kita masih diberi nikmat sehat,nikmat iman sehingga saya dapat meyelesaikan tugas besar perencanaan drainase Pengelolaan Sampah sebagai syarat wajib mata kuliah Pengelolaan Sampah semester ganjil tahun ajaran 2020/2021. Semoga dengan terselesaikan perencanaan tugas besar ini bisa mendapatkan hasil yang memuaskan dan mendapatkan ilmu serta pengetahuan yang bermanfaat sebagai bekal di dunia pekerjaan nanti. Selanjutnya penyusun menyadari masih banyak kekurangan dalam proses penyusunan. Penyusun juga menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan ini. Penyusun meyakini tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak tugas besar ini tidak dapat terselesaikan. Pada kesempatan kali ini saya mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam pembuatan tugas perencanaan ini.Bapak Dr. Andik Yulianto, ST, MT selaku dosen mata kuliah Pengelolaan Sampah yang telah memberikan ilmu agar tugas besar perencanaan ini dapat diselesaikan tepat waktu.Bapak Yebi Yuriandala, ST, M.Eng selaku asisten dosen dalam pelaksanaan pengerjaan tugas besar mata kuliah Pengelolaan Sampah yang telah membimbing hingga tugas besar ini dapat diselesaikan sebaik mungkin.Tak lupa ucapan terimakasih kepada keluarga saya yang telah memberikan semangat dalam proses pengerjaan tugas besar perencanaan ini. Harapan saya semoga laporan ini dapat memberikan manfaat dan menambah ilmu pengetahuan bagi siapapun yang membacanya. Saya sangat menyadari keterbatasan ilmu dan pengalaman membuat laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karna itu,saya membutuhkan kritik dan saran dari pembaca agar kedepannya laporan ini menjadi lebih baik.



3



DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA



DAFTAR ISI TUGAS BESAR



1



PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE DI KABUPATEN BANJARNEGARA



1



LEMBAR PENGESAHAN



2



KATA PENGANTAR



3



DAFTAR ISI



4



DAFTAR TABEL



7



DAFTAR GAMBAR BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.2 MAKSUD DAN TUJUAN PERENCANAAN 1.3 RUANG LINGKUP PERENCANAAN 1.3.1 Ruang Lingkup Perencanaan Sistem Drainase 1.3.2 Ruang Lingkup Perencanaan Sistem Sewerage 1.4 ACUAN PERENCANAAN BAB II KONDISI UMUM WILAYAH DAERAH PERENCANAAN 2.1 WILAYAH ADMINISTRASI 2.2 ASPEK KEPENDUDUKAN 2.3 DATA FASILITAS UMUM BAB III KRITERIA PERENCANAAN



3.1 DRAINASE 3.1.1 kriteria Perencanaan Hidrologi 3.1.2 Dasar Dasar Perencanaan 3.2 SEWERAGE 3.2.1 Kependudukan 3.2.2. Desain Aktual 3.2.4 Bangunan Pelengkap



10 12 12 13 13 13 13 15 16 16 19 21 26 26 26 30 33 33 37 41



4



DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA BAB IV PERENCANAAN DRAINASE 4.1 PENENTUAN DAERAH PELAYANAN 4.2 PERENCANAAN SISTEM JARINGAN DRAINASE 4.2.1 Penentuan Sistem Yang Direncanakan 4.2.2 Layout Jaringan 4.3 PERHITUNGAN BEBAN ALIRAN 4.3.1 Penentuan blok pelayanan 4.3.2 Perhitungan kapasitas aliran 4.4 BENTUK DAN BAHAN SALURAN 4.5 DIMENSI, ELEVASI, DAN SALURAN DRAINASE 4.5.1 elevasi saluran 4.5.2 Perhitungan Debit 4.5.3 dimensi saluran 4.5.4 perhitungan elevasi saluran 4.6 BANGUNAN PELENGKAP 4.6.1 gorong gorong 4.6.2 street inlet



44 44 44 44 45 45 45 46 85 86 86 88 90 92 97 97 100



BAB V



103



PERENCANAAN SEWERAGE 5.1 DAERAH PELAYANAN 5.2 PERHITUNGAN BEBAN ALIRAN 5.2.1 penentuan area pelayanan 5.3 PERHITUNGAN KAPASITAS ALIRAN 5.3.1 Proyeksi penduduk 5.4 DEBIT AIR LIMBAH 5.5 DEBIT PUNCAK 5.6 DIMENSI SALURAN 5.6.1 elevasi saluran 5.6.2 dimensi saluran 5.6.3 kontrol kecepatan 5.7 ELEVASI SALURAN 5.9 BANGUNAN PELENGKAP 5.9.1 manhole



103 103 103 103 104 104 109 112 115 115 117 118 119 120 120



BAB VI BOQ DAN RAB 6.1 BILL OF QUANTITY (BOQ)



122 122



5



DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA 6.1.1 BOQ drainase 6.1.2 BOQ sewerage 6.2 RANCANGAN ANGGARAN BIAYA (RAB)



122 129 132



6



DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA



DAFTAR TABEL tabel 2. 1 batas wilayah kabupaten Banjarnegara..........................................................................14 tabel 2. 2 luas per kecamatan di Kabupaten Banjarnegara tahun 2019.........................................14 tabel 2. 3 jumlah penduduk per kecamatan tahun 2019.................................................................17 tabel 2. 4Sarana Dan Prasarana Kesehatan Kabupaten Banjarnegara...........................................18 tabel 2.5Sarana Pendidikan Kabupaten Banjarnegara...................................................................18 tabel 2. 6 Sarana Ibadah Kabupaten Banjarnegara........................................................................20 tabel 2. 7 Sarana Perdagangan Kabupaten Banjarnegara..............................................................21 Y



tabel 3. 11 Kategori Wilayah Berdasarkan Jumlah Penduduk......................................................30 tabel 3. 2faktor puncak praktis.......................................................................................................34 tabel 3. 3koefisien kekasaran pipa.................................................................................................35 tabel 3. 4kecepatan pengaliran pipa...............................................................................................35 tabel 3. 5kemiringan pipa minimal praktis untuk berbagai diameter............................................36 tabel 3. 6Jarak antar Manhole pada Jalan Lurus............................................................................39 tabel 4. 1koefisien pengaliran saluran sekunder............................................................................45 tabel 4. 2koefisien pengaliran saluran sekunder............................................................................47 tabel 4. 3data curah hujan..............................................................................................................48 tabel 4. 4cek selisih nilai R............................................................................................................49 tabel 4. 5curah hujan rata rata menggunakan metode aritmatika..................................................50 tabel 4. 6nilai Yn............................................................................................................................51 tabel 4. 7nilai Yt............................................................................................................................51 tabel 4. 8nilai Sn............................................................................................................................51 tabel 4. 9curah hujan maksimum metode gumbel.........................................................................52 tabel 4. 10nilai PUH 2, 5, 10, 25, dan 50 tahun metode gumbel...................................................53 tabel 4. 11koefisien kemencengan (Cs) distribusi log person III..................................................54 tabel 4. 12curah hujan maksimum metode log person III.............................................................55 tabel 4. 13nilai PUH 2, 5, 10, 25, dan 50 tahun metode log person III.........................................56 tabel 4. 14nilai દ............................................................................................................................57 tabel 4. 15nilai Bi...........................................................................................................................57 tabel 4. 16curah hujan maksimum metode iwai kadoya................................................................57 tabel 4. 17nilai PUH 2, 5, 10, 25, dan 50 tahun metode iwai kadoya............................................58 tabel 4. 18perbandingan metode curah hujan harian maksimum..................................................59 tabel 4. 19PUH 2 tahun metode hasper weduwen.........................................................................60 tabel 4. 20PUH 5 tahun metode hasper weduwen.........................................................................60 tabel 4. 21PUH 10 tahun metode hasper weduwen.......................................................................61 tabel 4. 22PUH 25 tahun metode hasper weduwen.......................................................................61 tabel 4. 23PUH 50 tahun metode hasper weduwen.......................................................................63 7



DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA tabel 4. 24intensitas hujan metode hasper weduwen.................................................63 tabel 4. 25intensitas hujan metode tablot PUH 2 tahun.................................................................64 tabel 4. 26intensitas hujan metode tablot PUH 5 tahun.................................................................64 tabel 4. 27intensitas hujan metode tablot PUH 10 tahun...............................................................66 tabel 4. 28intensitas hujan metode tablot PUH 25 tahun...............................................................66 tabel 4. 29intensitas hujan metode tablot PUH 50 tahun...............................................................68 tabel 4. 30 intensitas hujan metode tablot......................................................................................68 tabel 4. 31intensitas hujan metode sherman PUH 2 tahun............................................................69 tabel 4. 32intensitas hujan metode sherman PUH 5 tahun............................................................69 tabel 4. 33tensitas hujan metode sherman PUH 10 tahun.............................................................70 tabel 4. 34intensitas hujan metode sherman PUH 25 tahun..........................................................70 tabel 4. 35intensitas hujan metode sherman PUH 50 tahun..........................................................71 tabel 4. 36intensitas hujan metode sherman..................................................................................71 tabel 4. 37 intensitas hujan metode ishiguro PUH 2 tahun............................................................72 tabel 4. 38intensitas hujan metode ishiguro PUH 5 tahun.............................................................73 tabel 4. 39intensitas hujan metode ishiguro PUH 10 tahun...........................................................73 tabel 4. 40intensitas hujan metode ishiguro PUH 25 tahun...74tabel 4. 42intensitas hujan metode ishiguro..........................................................................................................................................75 tabel 4. 43intensitas PUH 2 tahun..................................................................................................76 tabel 4. 44intensitas PUH 5 tahun..................................................................................................76 tabel 4. 45intensitas PUH 10 tahun................................................................................................78 tabel 4. 46intensitas PUH 25 tahun................................................................................................78 tabel 4. 47intensitas PUH 50 tahun................................................................................................80 tabel 4. 48koefisen kekasaran mannings.......................................................................................84 tabel 4. 49kemiringan permukaan tanah saluran primer................................................................84 tabel 4. 50kemiringan permukaan tanah saluran sekunder............................................................85 tabel 4. 51debit saluran primer......................................................................................................86 tabel 4. 52debit saluran sekunder...................................................................................................87 tabel 4. 53dimensi saluran primer..................................................................................................89 tabel 4. 54dimensi saluran sekunder..............................................................................................90 tabel 4. 55elevasi saluran primer...................................................................................................92 tabel 4. 56elevasi saluran sekunder...............................................................................................93 tabel 4. 57gorong gorong saluran primer.......................................................................................95 tabel 4. 58gorong gorong saluran sekunder...................................................................................96 tabel 4. 59street inlet saluran primer..............................................................................................98 tabel 4. 60street inlet saluran sekunder........................................................................................100 Y



8



DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA tabel 5. 1jumlah penduduk dan persen penduduk kabupaten banjarnegara.............103 tabel 5. 2proyeksi aritmatik.........................................................................................................104 tabel 5. 3proyeksi geometrik........................................................................................................104 tabel 5. 4proyeksi metode least square........................................................................................105 tabel 5. 5proyeksi penduduk kabupaten banjarnegara.................................................................107 tabel 5. 6debit air limbah domestik..............................................................................................109 tabel 5. 7debit air limbah non domestik.......................................................................................109 tabel 5. 8debit air limbah saluran primer.....................................................................................110 tabel 5. 9debit air limbah saluran sekunder.................................................................................110 tabel 5. 10debit puncak saluran primer........................................................................................111 tabel 5. 11debit puncak saluran sekunder....................................................................................113 tabel 5. 12kemiringan saluran primer..........................................................................................115 tabel 5. 13kemiringan saluran sekunder......................................................................................115 tabel 5. 14dimensi pipa saluran primer........................................................................................116 tabel 5. 15dimensi pipa saluran sekunder....................................................................................116 tabel 5. 16kontrol kecepatan saluran primer................................................................................117 tabel 5. 17kontrol kecepatan saluran sekunder............................................................................118 tabel 5. 18 elevasi saluran primer................................................................................................118 tabel 5. 19 elevasi saluran sekunder............................................................................................119 tabel 5. 20 jarak antar manhole....................................................................................................119 tabel 5. 21 manhole saluran primer..............................................................................................120 tabel 5. 22 manhole saluran sekunder..........................................................................................120 tabel 6. 1 BOQ U-ditch saluran primer........................................................................................122 tabel 6. 2 BOQ U-ditch saluran sekunder....................................................................................123 tabel 6. 3 BOQ street inlet saluran primer...................................................................................124 tabel 6. 4 BOQ street inlet saluran sekunder...............................................................................125 tabel 6. 5 OQ gorong gorong saluran primer...............................................................................126 tabel 6. 6 BOQ gorong gorong saluran sekunder........................................................................127 tabel 6. 7 BOQ pengerjaan saluran primer.................................................................................128 tabel 6. 8 BOQ pipa saluran primer.............................................................................................129 tabel 6. 9 BOQ pipa saluran sekunder.........................................................................................129 tabel 6. 10 BOQ manhole saluran primer....................................................................................130 tabel 6. 11 BOQ manhole saluran sekunder................................................................................130 tabel 6. 12 RAB galian saluran primer........................................................................................131 tabel 6. 13 RAB galian saluran sekunder.....................................................................................132 tabel 6. 14 RAB urugan pasir saluran primer..............................................................................133 tabel 6. 15 RAB urugan pasir saluran sekunder..........................................................................134 tabel 6. 16 RAB saluran drainase................................................................................................135



9



DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA tabel 6. 17 RAB total saluran drainase.....................................................................136 tabel 6. 18 RAB pipa sewerage....................................................................................................136 tabel 6. 19 RAB saluran sewerage...............................................................................................137 tabel 6. 20 RAB total saluran sewerage.......................................................................................147



10



DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA



DAFTAR GAMBAR gambar 2. 1wilayah administrasi kabupaten Banjarnegara...........................................................16 gambar 3. 1 pola jaringan drainase siku........................................................................................31 gambar 3. 2 pola jaringan drainase paralel....................................................................................32 gambar 3. 3 pola jaringan drainase grid iron.................................................................................32 gambar 3. 4pola jaringan drainase alamiah...................................................................................32 gambar 3. 5pola jaringan drainase radial.......................................................................................33 gambar 3. 6Grafik Elemen Hidrolis Untuk Saluran Circular........................................................40 gambar 4. 1Daerah Pelayanan.......................................................................................................44 gambar 4. 2peta jaringam drainase................................................................................................45 gambar 4. 3blok pelayanan drainase..............................................................................................46 gambar 4. 4lengkung intensitas PUH 2.........................................................................................83 gambar 4. 5lengkung intensitas PUH 5.........................................................................................83 gambar 4. 6lengkung intensitas PUH 10.......................................................................................84 gambar 4. 7lengkung intensitas PUH 25.......................................................................................85 gambar 4. 8 lengkung intensitas PUH 50......................................................................................85 gambar 4. 9bentuk bentuk saluran.................................................................................................86 gambar 5. 1daerah pelayanan jaringan sewerage........................................................................103 gambar 5. 2grafik proyeksi penduduk kabupaten banjarnegara..................................................109 gambar 5. 3grafik rasio................................................................................................................115



11



DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA



BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Indonesia merupakan negara yang dilewati garis katulistiwa yang yang beriklim tropis.Indonesia sendiri mempunyai 2 musim yang utama, yaitu musim kemarau dan musim hujan, yang mana normal nya kedua musim ini bergantian setiap 6 bulan sekali.Ketika masa musim kemarau, debit air yang tercurah di melalui air hujan hanyalah sedikit, sedangkan saat musim hujan debit air yang tercurah akan tinggi.Maka dari itu, untuk mengatasi debit air yang tinggi tersebut air yang memiliki debit tinggi harus di alirkan ke badan air misalnya seperti sungai ataupun laut yang mana memerlukan saluran drainase.Jika membicarakan jaringan drainase, maka tidak akan terlepas juga dengan jaringan sewerage.Kedua jaringan ini sangat berkaitan, tetapi memliki fungsi yang berbeda. Drainase merupakan sebuah jalur terbuka yang fungsinya untuk mengalirkan air hujan ke badan air.Sedangkan sewerage sebuah jalur tertutup yang fungsinya mengalirkan air limbah yang mana akan di salurkan ke IPAL dan akan diproses menjadi air yang memiliki baku mutu lalu selanjutnya dapat di alirkan ke badan air.Saat ini, kedua jaringan tersebut sudah menjadi kebutuhan pokok yang sangat penting.Besarnya saluran penampung dan saluran pembuangan harus cukup untuk mengalirkan debit air yang berasal dari daerah aliran masing masing.Demikian juga gorong gorong, dip, got, talang, dan lain sebagainya harus cukup besar untuk dapat mengalirkan atau menampung debit air tersebut sesuai dengan waktu yang di tentukan. Di kabupaten Banjarnegara sendiri masih banyak daerah atau kecamatan yang jaringan drainase dan sewerage nya belum memadai, sehingga dapat menyebabkan banjir.Selain itu, masyarakat masih gemar membuang sampah sembarangan sehingga membuat saluran tersebut tersumbat. Ada 2 sistem penyaluran air hujan dan air limbah, yakni secara terpisah dan secara gabungan.Sistem terpisah merupakan suatu sistem dimana dilakukan pemisahan dalam menyalurkan air limbah dan air hujan, yaitu mengalirkan nya kedalam 2 saluran yang berbeda.Sedangkan secara gabungan yaitu jalur drainase dan sewerage dijadikan satu dan harus tertutup.Didalam perencanaan yang akan dilakukan kali ini menggunakan sistem yang terpisah antara drainase dan sewerage.



12



DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA



1.2 MAKSUD DAN TUJUAN PERENCANAAN Perencanaan sistem drainase dam sewerage di Kabupaten Banjarnegara ini memiliki maksud dan tujuan sebagai berikut : a. Meminimalisir daerah limpasan dan genangan air. b. Mengendalikan akumulasi limpasan air hujan yang berlebihan yang berlebihan dan memanfaatkan sebesar besarnya untuk imnuhan air tanah. c. Mengurangi dan menghilangkan pengaruh negatif air buangan pada kesehatan manusia dan lingkungannya yang akan berdampak pada terciptanya suatu kondisi lingkungan yang sehat. 1.3 RUANG LINGKUP PERENCANAAN 1.3.1 Ruang Lingkup Perencanaan Sistem Drainase Ruang lingkup perencanaan drainase pada Kabupaten Banjarneagara meliputi : a. Penentuan daerah pelayanan b. Penentuan sistem jaringan drainase yang meliputi : 1. Penentuan sistem yang direncanakan 2. Layout jaringan c. Perhitungan beban aliran ; 1. Penentuan blok layanan (sub area) 2. Perhitungan kapasitas aliran (sesuai tata guna lahan)/ 3. Analisa hidrologi dengan acuan SNI 2415-2016 tentang tata cara perhitungan debit banjir rencana d. Pemilihan bentuk dan beban saluran e. Perhitungan potensi pengurangan aliran hujan menggunakan acuan permen PU 11/2014 f. Perhitungan dimensi dan elevasi saluran mengacu Permen PU 12/2014 tentang penyelenggaraan Drainase g. Rencana bangunan pelengkap h. BOQ dan RAB 1.3.2 Ruang Lingkup Perencanaan Sistem Sewerage Ruang lingkup perencanaan Sewerage pada Kabupaten Banjarnegara meliputi : a. Perencanaan jaringan sewerage meliputi : 1. Area pelayanan 2. Penentuan sistem yang direncanakan b. Kriteria perencanaan c. Perhitungan beban aliran 1. Penentuan sub area pelayanan



13



DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA 2. Perhitungan kapasitas aliran (perumahan, komersial, industri, dan lain lain) d. Perhitungan dimensi saluran e. Rencana bangunan pelengkap f. BOQ dan RAB



14



DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA



1.4 ACUAN PERENCANAAN NO



NSPM



Keterkaitan dengan tugas perencanaan



1



Undang undang no 17 tahun Sebagai pedoman dalam pengelolaan sumber daya 2019 tentang sumber daya air air yang mana mengandung kerangka dasar dalam merencanakan, melaksanakan, memantau, dan mengevaluasi kegiatan konservasi sumber daya air, pendayagunaan sumber daya air, dan pengendalian daya rusak air.



2



Undang undang no 38 tahun Sebagai pedoman wewenang dan tanggungjawab 2007 tentang pembagian pemerintah dalam pengelolaan sumber daya air urusan pemerintahan antara pada masing masing tingkat pemerintahan. pemerintah, pemerintah daerah propinsi dan pemerintah daerah kabupaten/kota



3



Permen PU 12/PRT/M/2014 pengelenggaraan Drainase Perkotaan



4



Permen PU 4/2017 tentang Sebagai pedoman dalam menyelenggarakan sistem penyelenggaraan sistem pengelolaan air limbah agar tidak berdampak pengelolaan air limbah negatif terhadap lingkungan. domestik



no Sebagai pedoman dalam menyelenggarakan sistem tentang drainase sesuai dengan ketentuan yang Sistem sebagaimana telah ditetapkan.



15



DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA



BAB II KONDISI UMUM WILAYAH DAERAH PERENCANAAN 2.1 WILAYAH ADMINISTRASI Kabupaten Banjarnegara terletak secara astronomis antara 7° 12' - 7° 31' Lintang Selatan dan 109° 29' - 109° 45'50" Bujur Timur.Luas Wilayah Kabupaten Banjarnegara adalah 106.970,997 ha atau 3,10 % dari luas seluruh Wilayah Provinsi Jawa Tengah.Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Pekalongan dan Kabupaten Batang di sebelah utara, Kabupaten Wonosobo di sisi timur, Kabupaten Kebumen di sisi selatan, serta Kabupaten Banyumas dan Kabupaten Purbalingga di sebelah barat.Perencanaan rencana Drainase dan Sewerage ini akan diterapkan pada Kabupaten Banjarnegara dengan wilayah administrasi daerah perencanaan dapatdi lihat pada gambar 2.1.



gambar 2. 1wilayah administrasi kabupaten Banjarnegara (Sumber: pusdataru Jatengprov)



16



DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA Berikut merupakan batas wilayah Kabupaten Banjarnegara yang dijelaskan di tabel 2.1 tabel 2. 1 batas wilayah kabupaten Banjarnegara ARAH



BATAS WILAYAH



Utara



Kabupaten Pekalongan dan Kabupaten Batang



Selatan



Kabupaten Kebumen



Barat



Kabupaten Purbalingga



Timur



Kabupaten Wonosobo (Sumber : Badan Pusat Statistik Kab. Banjarnegara)



Berikut merupakan kecamatan yang ada di Kabupaten Banjarnegara beserta dengan luas wilayahnya yang disajikan dalam tabel 2.2 tabel 2. 2 luas per kecamatan di Kabupaten Banjarnegara tahun 2019 2019 NO



KECAMATAN luas (ha)



1



persentase



5265,67



4,92



Purwareja Klampok



2.186,67



2,04



3



Mandiraja



5261,58



4,92



4



Purwanegara



7.386,53



6,91



2



susukan



17



DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA



5



Bawang



5520,64



5,16



6



Banjarnegara



2.624,20



2,45



7



Pagedongan



8055,24



7,53



8



Sigaluh



3.855,95



3,7



9



Madukara



4820,15



4,51



10



Banjarmangu



4.635,61



4,33



11



Wanadadi



2827,41



2,64



12



Rakit



3.244,62



3,03



13



Punggelan



10284,01



9,61



14



Karangkobar



3.906,94



3,65



15



Pagentan



4618,98



4,32



16



Pejawaran



5.224,97



4,88



17



Batur



4717,1



4,41



18



DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA



18



Wanayasa



8.201,56



7,67



19



Kalibening



8377,56



7,83



20



Pandanarum



5.856,05



5,47 (Sumber : Badan Pusat Statistik Kab. Banjarnegara)



2.2 ASPEK KEPENDUDUKAN Kabupaten Banjarnegara terletak di provinsi Jawa Tengah terdiri dari 20 kecamatan, 268 kelurahan/desa.Pada tahun 2019, jumlah penduduknya mencapai 901.814 jiwa dengan luas wilayah 1.070 km² dan sebaran penduduk 843 jiwa/km².Pusat pemerintahan berada di Kecamatan Banjarnegara, dengan kecamatan terluas dan memiliki penduduk terbanyak adalah kecamatan Punggelan.



19



DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA tabel 2. 3 jumlah penduduk per kecamatan tahun 2019 KECAMATAN Susukan Purwareja Klampok Mandiraja Purwanegara Bawang Banjarnegara Pagedongan Sigaluh Madukara Banjarmangu Wanadadi Rakit Punggelan karangkobar pagentan pejawaran batur wanayasa kalibening pandanarum jumlah



LAKI LAKI



PEREMPUAN 2690 20704 32437 33825 28048 34866 17725 16068 22358 22144 14528 23668 37603 15613 18525 21505 19979 24327 21315 10187 438115



27466 21229 33078 34661 28166 34577 17750 15467 21921 21672 14831 24085 37673 15078 18101 20895 19437 23261 21250 10189 460787



(Sumber : Badan Pusat Statistik Kab. Banjarnegara)



20



DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA



2.3 DATA FASILITAS UMUM tabel 2. 4Sarana Dan Prasarana Kesehatan Kabupaten Banjarnegara



(sumber : Profil Kesehatan Kab. Banjarnegara) tabel 2.5Sarana Pendidikan Kabupaten Banjarnegara NO



KECAMATAN



TK



SD



NEGRI SWASTA NEGRI SWASTA



1



Susukan



0



25



47



5



2



Purwareja Klampok 1



28



31



12



3



Mandiraja



0



38



45



13



4



Purwanegara



0



39



47



11



5



Bawang



1



38



36



14



6



Banjarnegara



0



36



29



12



7



Sigaluh



0



19



23



6



8



Madukara



1



26



28



5



9



Banjarmangu



0



34



29



12



10 Wanadadi



1



31



22



10



11 Rakit



0



58



32



20



12 Punggelan



0



66



43



26



13 Karangkobar



0



18



27



5



14 Pagentan



0



7



28



3



21



DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA 15 Pejawaran



0



15



29



10



16 Batur



0



18



24



5



17 Wanayasa



0



22



29



16



18 Kalibening



0



16



30



7



19 Pandanarum



0



7



20



3



20 Pagedongan



0



23



22



17



564



621



212



JUMLAH 4



NO



KECAMATAN



SMP



SMA



SMK



NEGRI SWASTA NEGRI SWASTA NEGRI SWASTA



1



Susukan



4



2



0



0



1



0



2



Purwareja Klampok 3



4



1



2



0



4



3



Mandiraja



4



5



0



1



1



0



4



Purwanegara



6



3



1



0



0



0



5



Bawang



5



2



2



2



2



0



6



Banjarnegara



7



7



2



4



0



6



7



Sigaluh



2



2



1



2



0



1



8



Madukara



3



4



0



1



0



0



9



Banjarmangu



2



3



0



0



0



1



10 Wanadadi



2



3



1



1



0



1



11 Rakit



4



3



0



1



0



1



12 Punggelan



6



4



0



0



1



0



13 Karangkobar



3



2



1



1



0



1



14 Pagentan



5



0



0



0



0



0



15 Pejawaran



4



3



0



0



1



1



16 Batur



2



1



1



0



0



0



17 Wanayasa



4



3



0



1



1



0



18 Kalibening



6



3



0



2



0



1



19 Pandanarum



4



0



0



0



1



0



22



DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA 20 Pagedongan



3



JUMLAH 79



5



0



2



0



0



59



10



20



8



17



(sumber : Data Referensi Kemendikbud) tabel 2. 6 Sarana Ibadah Kabupaten Banjarnegara NO



Kecamatan



Masjid



Mushola



Gereja Gereja Protestan Katholik



Pura



Vihara



1 Susukan



97



151



0



0



0



1



2 Purwareja Klampok



47



117



9



1



0



0



3 Mandiraja



49



345



4



1



0



1



113



285



7



1



0



1



92



269



0



0



0



0



6 Banjarnegara



102



178



8



1



0



2



7 Pagedongan



87



177



0



0



1



0



8 Sigaluh



84



64



0



0



0



0



9 Madukara



97



126



1



0



0



1



10 Banjarmangu



99



181



0



0



0



0



11 Wanadadi



63



110



0



0



0



0



12 Rakit



74



249



0



0



0



0



173



304



0



0



0



0



14 Karangkobar



57



80



1



0



0



0



15 Pagentan



73



74



0



0



0



3



16 Pejawaran



83



109



0



0



0



0



17 Batur



36



94



0



0



0



0



18 Wanayasa



78



144



0



0



0



0



19 Kalibening



89



103



0



0



0



0



20 Pandanarum



56



48



0



0



0



0



1649



3208



30



4



1



9



4 Purwanegara 5 Bawang



13 Punggelan



Jumlah



23



DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA (Sumber : Badan Pusat Statistik Kab. Banjarnegara) tabel 2. 7 Sarana Perdagangan Kabupaten Banjarnegara NO



JENIS PASAR



1 pasar umum



2018



20



2



pasar hewan



2



3



pasar buah



1



4



pasar sepeda



0



5



pasar ikan



0



6



pasar lainnya



0



JUMLAH 23



24



DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA



BAB III KRITERIA PERENCANAAN 3.1 DRAINASE 3.1.1 kriteria Perencanaan Hidrologi Perencanaan hidrologi dalam perencanaan sistem drainase dan sewerage di Kabupaten Banjarnegara dilakukan untuk mengetahui karakteristik hujan, menganalisis hujan rancangan dan analisis debit rancangan.Untuk mengetahui langkah tersebut, maka dari itu diperlukan data curah hujan, kondisi tataguna lahan, dan kemiringan lahan.Perencanaan hidrologi terdiri dari : 1) Hujan dengan ketentuan sebagai berikut : a. Perkiraan hujan dilakukan dengan analisis frekuensi terhadap data curah hujan harian maksimum tahunan, dengan lama pengamatan sekurang kurang nya 10 tahun. b. Analisis frekuensi curah hujan menggunakan metode probabilitas distribusi aritmatik, gumbel, log pearson tipe III, dan iway kadoya.Perhitungan dilakkan berdasarkan ketentuan yang telah disepakati. 2) Perhitungan intensitas hujan ditentukan menggunakan metode hasper der weduwen. 3) Debit rencana banjir dengan ketentuan sebagai berikut : a. Debit rencana dihitung dengan metode rasional yang telah dimodifikasi b. Koefisien limpasan (runoff) ditentukan berdasarkan tataguna lahan daerah tangkapan. c. Waktu konsentrasi adalah jumlah dari waktu pengaliran di permukaan dan waktu drainase d. Koefisien penyimpangan dihitung dari rumus waktu konsentrasi dan waktu drainase. 3.1.1.1 Data Curah Hujan Data curah hujan yang akan digunakan yaitu data curah hujan jangka panjang atau disebut juga data curah hujan tahunan yang dimulai dari tahun 2000 hingga tahun 2018.Dari data yang didapatkan, terdapat data curah hujan yang hilang, yang mana disebabkan oleh faktor sebagai berikut : 1. Kerukan alat 2. Kelalaian petugas 3. Penggantian alat 4. bencana Data curah hujan dapat ditemukan dengan cara berikut : a. Apabila perbedaan hujan tahunan normal pada stasiun yang datanya < 10%, maka perkiraan data curah hujan yang hilang dicari dengan 25



DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA mengambil harga rata rata aritmatik dari stasiun stasiun yang mengelilingi nya.Rumus yang digunakan yakni :



r x =( r 1+ r 2+ r 3+...+ r n)/n Dimana : rx = data curah hujan hilang yang dicari r1, r2, … rn = nilai curah hujan rata rata tahunan pada stasiun ke n n = jumlah stasiun hujan pembanding b. Apabila perbedaan tersebut > 10%, maka perkiraan curah hujan yang hilang dihitung dengan metode rasio normal.Rumus yang digunakan: r x=



Rx r1 r2 rn ( + +...+ ) n ❑❑ R1 R2 Rn



Dimana : rx = data curah hujan hilang yang dicari R1, R2, … Rn = nilai curah hujan rata rata tahunan pada stasiun ke n Rx = curah hujan rata rata tahunan pada stasiun x yang datanya akan dilengkapi n = jumlah stasiun hujan pembanding 3.1.1.2 Frekuensi Curah Hujan Distribusi frekuensi digunakan untuk memperoleh probabilitas besaran curah hujan rencana dalam berbagai periode ulang.Dasar perhitungan distribusi frekuensi adalah parameter yang berkaitan dengan analisis data yang meliputi rerata, simpangan baku, koefisien variasi dan koefisien skewness (kecondongan atau kemiringan). Analisis frekuensi terhadap data hujan yang tersedia dapat dilakukan dengan metode gumbel, metode log person III, dan metode iway kadoya. 3.1.1.3 Intensitas Hujan Intensitas hujan adalah tinggi atau kedalaman air hujan persatuan waktu.Sifat umum hujan dalah makin singkat hujan berlangsung intensitasnya cenderung makin tinggi dan makin besar pariode ulangnya makin tinggi pula intensitasnya.apabila data hujan jangka pendek tidak tersedia, yang ada data hujan harian maka intensitas hujan dapat dihitung dengan rumus monobe.Jika data



26



DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA hujan jangka pendek tersedia, maka menggunakan rumus metode talbot, metode sherman, dan metode ishiguro. 1. Metode talbot



Dimana : I = intensitas hujan (mm/jam) T = lamanya hujan (jam) a dan b = konstanta yang tergantung pada lamanya hujan yang terjadi di DAS 2. Metode sherman



Dimana : I = intensitas curah hujan (mm/jam) T = waktu curah hujan (menit) a = konstanta yang tergantung pada lama curah hujan di daerah aliran. 3. Metode ishiguro



27



DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA



Dimana : I = intensitas curah hujan (mm/jam) T = waktu curah hujan (menit) a,b = konstanta Pemilihan intensitas hujan ditentukan berdasarkan selisih terkecil awal dan intensitas teoristis hasil perhitungan dengan rumus diatas.Persamaan intensitas hujan dengan selisih terkecil digunakan untuk perhitungan debit. 3.1.1.4 Debit Rencana Debit rencana adalah debit maksimum yang akan dialirkan oleh saluran drainase untuk mencegah terjadinya genangan.Untuk drainase perkotaan dan jalan raya, sebagai debit rencana debit banjir maksimum periode ulang 5 tahun, mempunyai makna kemungkinan banjir maksimum tersebut disamai atau dilampaui 1 kali dalam 5 tahun atau 2 kali dalam 10 tahun atau 20 kali dalam 100 tahun. Penetapan debit banjir maksimum periode 5 tahun berdasarkan pada pertimbangan : a. Risiko akibat genangan yang ditimbulkan oleh hujan relatif kecil dibandingkan dengan banjir yang ditimbulkan meluapnya sebuah sungai. b. Luas lahan perkotaan relatif terbatas apabila ingin direncanakan saluran yang melayani debit rencana banjir maksimum periode lebih besar dari 5 tahun c. Daerah perkotaan mengalami perubahan dalam periode tertentu sehingga mengakibatkan perubahan pada saluran drainase.Perencanaan debit rencana untuk drainase perkotaan dan jalan raya dihadapi dengan persoalan tidak tersedianya data aliran.Umumnya untuk menentukan debit aliran akibat air hujan diperoleh dari hubungan rasional antara air hujan dengan limpasannya (metode rasional).



28



DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA



3.1.1.5 Koefisien Pengairan Koefisien pengairan adalah perbandingan antara jumlah air hujan yang mengalir atau melimpas di permukaan tanah (surface runoff) dengan jumlah air hujan yang jatuh dari atmosfer (hujan total yang terjadi).Besaran ini dipengaruhi oleh tataguna lahan, kemiringan lahan, jenis dan kondisi tanah.Pemilihan koefisien pengaliran mempunyai nilai antara dan sebaiknya nilai pengairan untuk analisis dipergunakan nilai terbesar atau nilai maksimum. 3.1.1.6 Waktu Konsentrasi Menurut wesli (2008) pengertian waktu konsentrasi adalah waktu yang diperlukan untuk mengalirkan air dari titik yang paling jauh pada daerah aliran ke titik kontrol yang ditentukan dibagian hilir suatu saluran.Pada prinsipnya waktu konsentrasi dapat dibagi menjadi : a. Inlet time (to) yaitu waktu yang diperlukan oleh air untuk mengalir di atas permukaan tanah menuju saluran drainase. b. Conduit time (td) yaitu waktu yang diperlukan oleh air untuk mengalir di sepanjang saluran sampai titik kontrol yang ditentukan dibagian hilir. 3.1.1.7 Kriteria Perencanaan Hidraulika Kriteria perencanaan hidraulika ditentukan sebagai berikut : 1. Kapasitas saluran dihitung dengan rumusmanning atau yang sesuai. 2. Untuk saluran drainase yang terpengaruh oleh pengempangan (back water effect) perlu diperhitungkan pasang surutnya dengan standard step method. 3. Kecepatan maksimum ditentukan oleh dinding dan dasar saluran, untuk saluran tanah v = 0,7 m/dt, pasangan batu kali v = 2m/dt dan pasangan beton v = 3 m/dt. 3.1.2 Dasar Dasar Perencanaan Dalam perencanaan drainase di Kabupaten Banjarnegara, sistem yang digunakan adalah sistem terpisah dari saluran pengumpul air buangan kota.Sistem penyaluran air hujan ini menggunakan beberapa parameter yang merupakan dasar perencanaan sistem. Dalam menentukan arah jalur saluran air hujan yang direncanakan terdapat batasan batasan yaitu : a. Arah aliran dalam saluran mengikuti garis ketinggian yang ada sehingga diharapkan pengaliran secara gravitasi dan menghidarkan pemompaan.



29



DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA b. Pemanfaatan sungai atau anak sungai sebagai badan air penerima dan outfall yang direncanakan. c. Menghindari banyaknya perlintasan saluran pada jalan sehingga mengurangi penggunaan gorong gorong. 3.1.2.1 Bentuk saluran Bentuk dan tipe saluran drainase di sesuaikan dengan keaadan lingkungan.Bentuk dan tipe saluran adalah sebagai berikut : a. Saluran tertutup Saluran tertutup terbuat dari beton tidak bertulang dan diterapkan pada daerah yang padat penduduk atau jalan sempit.Sistem pengaliran air hujan dijalan yang digunakan adalah sistem pengairan street inlet.Pada jarak tertentu, terdapat sumur pemeriksa (manhole) dan atau perubahan dimensi saluran (drop manhole) b. Saluran terbuka Saluran terbuka memiliki dua bentuk, yaitu saluran segi empat dan modifikasinya serta saluran trapesium dan modifikasinya.Saluran segi empat dan modifikasinya dibuat dari pasangan batu kali atau batu belah dan ditetapkan pada daerah dengan ruang yang tersedia terbatas seperti pada lingkungan pemungkiman penduduk.Sedangkan saluran trapesium dan modifikasinya dibuat tanpa pengerasan bila batas kecepatan maksimum tidak terpenuhi. 3.1.2.2 Pola Saluran Pola jaringan drainase bermacam macam, diantaranya : a. Siku Pola jaringan drainase siku dibuat pada daerah dengan topografi sedikit lebih tinggi daripada sungai.Sungai sebagai saluran pembungang akhir berada pada tengah kota.



gambar 3. 1 pola jaringan drainase siku



30



DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA



b. Paralel Pada pola jaringan drainase paralel, saluran utama terletak sejajar dengan saluran cabang.Dengan saluran cabang (sekunder) yang cukup banyak dan pendek pendek, apabila terjadi perkembangan kota, saluran saluran akan dapat menyesuaikan diri.



gambar 3. 2 pola jaringan drainase paralel c. Grid iron Pola jaringan drainase grid iron adalah untuk daerah dimana sungainya terletak pada pinggiran kota, sehingga saluran saluran dikumpulkan terlebih dahulu pada saluran pengumpulan.



gambar 3. 3 pola jaringan drainase grid iron d. Alamiah Pola jaringan drainase alamiah sama seperti pola jarigan siku, yang membedakan hanyalah beban sunai pada pola jaringan alamiah lebih besar.



gambar 3. 4pola jaringan drainase alamiah 31



DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA



e. Radial Pola jaringan diperuntukan untuk daerah yang berbukit sehingga pola saluran memencar kesegala arah.



gambar 3. 5pola jaringan drainase radial 3.2 SEWERAGE 3.2.1 Kependudukan 3.2.1.1 Ketentuan Teknis Ketentuan teknis untuk tata cara survei dan pengkajian demografi adalah : 1. Wilayah sasaran survei harus dikelompokan kedalam kategori wilayah berdasarkan jumlah penduduk sebagai berikut : tabel 3. 11 Kategori Wilayah Berdasarkan Jumlah Penduduk No.



Kategori Wilayah



Jumlah Penduduk



Jumlah Rumah



(jiwa)



(buah)



1



Kota



> 1.000.000



> 200.000



2



Metropolitan



500.000 – 1.000.000



100.000 – 200.000



3



Kota Besar



100.000 – 500.000



20.000-100.000



4



Kota Sedang



10.000



2000-20.000



5



Kota Kecil Desa



3.000



600 – 2.000



2. Cari data jumlah penduduk awal perencanaan 3. Tentukan nilai presentase pertambahan penduduk per tahun (r).



32



DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA 4. Hitung pertambahan nilai penduduk sampai akhir tahun perencanaan dengan menggunakan salah satu metode aritmatik, geometrik, dan least squre; Pn Po + Ka (Tn-To) Namun, metode yang biasa digunakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) adalah Metode Geometrik. 5. Rumus rumus perhitungan proyeksi jumlah penduduk : a. Metode aritmatik :



Dimana : Pn = jumlah penduduk pada n tahun mendatang Po = jumlah penduduk pada awal tahun data c = jumlah pertambahan penduduk konstan (nilai absolut) r = angka pertambahan penduduk (%) n = periode (waktu) antara tahun awal dan tahun n b. Metode geometrik



Dimana : r = angka pertumbuhan penduduk (%) Po = jumlah penduduk pada awal data Pn = jumlah penduduk pada tahun n n = selang waktu (tahun n - tahun akhir) c. Metode least square



33



DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA



Dimana : Ŷ X a b



= nilai variabel berdasarkan garis regresi = variabel bebas = konstanta = koefisien regresi linier



6. Untuk menentukan pilihan rumus proyeksi jumlah penduduk yang akan digunakan dengan hasil perhitungan yang akan digunakan dengan hasil perhitungan yang paling mendekati kebenaran harus dilakukan dengan menghitung standar deviasi atau koefisien kolerasi. 7. Rumus standar deviasi dan koefisien korelasi adalah sebagai berikut : a. Standar deviasi



Dimana : S = standar deviasi Xi = variabel independen X (jumlah penduduk) X = rata rata X n = jumlah data Metode perhitungan proyeksi penduduk yang paling tepat adalah metode yang memberikan harga standar deviasi terkecil. 3.2.1.2 Pengkajian Demografi 1. Hitung mundur jumlah penduduk per tahun untuk tahun tahun sebelumnya dengan menggunakan metoda aritmatik, geometrik, dan least square dengan menggunakan data jumlah penduduk tahun terakhir.



34



DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA 2. Hitung standar deviasi masing masing hasil perhitungan mundur tersebut terhadap data penduduk eksisting, nilai standar deviasi terkecil dari tiga perhitungan diatas adalah paling mendekati kebenaran. 3. Guanakan metoda yang memperlihatkan standar deviasi terkecil untuk menghitung proyeksi jumlah penduduk.



35



DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA



3.2.2. Desain Aktual 3.2.2.1 Desain Kapasitas Pada setiap seksi pipa dengan awal manhole yang mendapat tambahan debit, dibuat khusus dalam lembar kerja perhitungan, seperti debit rata rata, debit minimal, dan debit puncak dari domestik, industri dan infiltrasi.Data debit ini digunakan lebih lanjut dalam lembar perhitungan desain hidrolika. 1. Debit rata rata a. Debit rata rata suatu seksi pipa merupakan komulatif debit rata rata seksi pipa hulu yang mengkontribusinya. b. Debit rata rata suatu seksi pipa (qR) bisa terdiri dari debit satu atau beberapa sumber air limbah dengan air limbah spesifik qr (m3/hr.ha) dan luas, a (m2) yang berbeda. c. Debit air limbah spesifik dari daerah permungkiman. d. Debit air limbah spesifik dari daerah komersil, perkantoran atau high rise building. e. Debit air limbah spesifik dari rumah sakit besarnya debit air limbah tergantung pada data pemakaian air bersih dan faktor air limbah (70%-80%). 2. Debit jam maksimal (puncak) a. Debit puncak suatu seksi pipa merupakan debit rata rata di seksi yang bersangkutan (tanpa infiltrasi) dikalikan dengan faktor puncak sesuai dengan dimensi pipanya. b. Faktor puncak (praktis) untuk dimensi pipa air limbah tabel 3. 2faktor puncak praktis jenis pipa



fp = qp/qR



Pipa SR



6



pipa lateral



04-Jun



pipa cabang



3



pipa induk



2,5



pipa pembawa (trunk) atau outfal



2



3.2.2.2 Desain Hidrolika



36



DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA Dibuat dalam lembar perhitungan tersendiri, dengan berbagai keluaran seperti diameter, kemiringan, kecepatan, elevasi invert saluran dan manhole. 1. Kecepatan pipa dan kemiringan pipa a. Kemiringan pipa minimal diperlukan agar didalam pengoperasiannya diperoleh kecepatan pengaliran minimal dengan daya pembilasan sendiri (tranctive force) guna mengurangi gangguan endapan di pasar pipa. b. Koefisien kekasaran manning untuk berbagai bahan pipa tabel 3. 3koefisien kekasaran pipa no



jenis saluran



koefisien kekasaran



pipa besi tanpa lapisan



0,012-0,015



dengan lapisan semen



0,012-0,013



dengan lapisan gelas



0,011-0,017



2



pipa asbestos semen



0,010-0,015



3



saluran pasang batu bata



0,012-0,017



4



pipa beton



0,012-0,016



5



pipa baja spiral & pipa kelingan



0,013-0,017



6



pipa plastik halus (PVC)



0,002-0,012



1



c. Kecepatan pengaliran pipa minimal saat full flow atas dasar tabel 3. 4kecepatan pengaliran pipa diamater



kecepatan self cleansing (m/s) = 0,013



n = 0,015



200



0,47



0,41



250



0,49



0,42



300



0,5



0,44



375



0,52



0,45



450



0,54



0,47



37



DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA d. Kemiringan pipa minimal praktis untuk berbagai diameter atas dasar kecepatan 0,6 m/s saat pengaliran penuh adalah : tabel 3. 5kemiringan pipa minimal praktis untuk berbagai diameter diamater



kecepatan self cleansing (m/s) n = 0,013



n = 0,015



200



0,0033



0,0044



250



0,0025



0,0033



300



0,0019



0,0026



375



0,0014



0,0019



450



0,0011



0,0015



e. Kemiringan muka tanah yang lebih curam daripada kemiringan pipa minimal bisa dipakai sebagai kemiringan desain selama kecepatannya masih dibawah kecepatan maksimal 2. Kedalaman pipa a. Kedalaman perletakan pipa minimal diperlukan untuk perlindungan pipa dari beban diatasnya dan gangguan lain. b. Kedalaman galian pipa : ● Pipa persil ≥ 0,4 m (beban ringan), ≥ 0,8 m (beban berat) ● Pipa sevice 0,75 m ● Pipa lateral (1-1,2) m c. Kedalaman maksimal pipa induk untuk open trench 7 m atau dipilih kedalaman ekonomis atas pertimbangan biaya dan kemudahan/resiko pelaksanaan galian dan pemasangan pipa. 3. Hidrolika pipa a. Metode atau formula desain pipa full flow yang digunakan dalam pedoman ini adala manning. b. Ada 4 parameter utama dalam mendesain pipa full flow, yaitu debit, QF (m3/s), VF (m/s), kemiringan S (m/m), dan diameter (mm).



38



DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA



gambar 3. 6Grafik Elemen Hidrolis Untuk Saluran Circular Gambar 3.1 Grafik Elemen Hidrolis Untuk Saluran Circular c. Penggalian didalam pipa air limbah adalah pengaliran secara graavitasi (tidak bertekanan) kecuali pada bangunan perlintasan (sifon) dan bila ada pemompaan. d. Pada pengaliran secara gravitasi air limbah hanya mengisi penampang pipa dengan kedalaman air hingga < (70 - 80) % terhadap diameter pipa, atau debit puncak = (70 - 80) % terhadap debit full atau allowance = (20 - 30) % 3.2.2.3 Desain Struktur Dalam mendesain saluran sewerage, perlu memperatikan kualitas media kontak (cairan yang akan dialirkan, kualitas tanah dan tinggi muka air tanah), beban, keamanan pekerja dan umur ekonomis struktur.Beberapa konstruksi yang perlu diperhatikan adalah: 1. Pemilihan bahan pipa Pemilihan bahan pipa harus benar benar dipertimbangkan mengingat air limbah banyak mengandung bahan yang mengganggu kekuatan pipa.Demikian pula selama pengangkutan dan pemasangannya diperlukan kemudahan serta kekuatan fisik yang memadai.Sehingga berbagai faktor yang perlu diperhatikan dalam pemilihan pipa secara menyeluruh adalah : ● Kekuatan struktur ● Biaya suplai, transpor dan pemasangan ● Ketersediaan di lapangan 39



DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA ● Ketahanan terhadap disolusi di dalam air ● Kekedapan dinding ● Kemudahan pemasangan sambungan 2. Bentuk penampang pipa Penampang pipa yang dugunakan dapat berbentuk bundar, empat persegi panjang atau bulat telur. 3. Beban diatas pipa dan bedding a. Perhitungan beban beban yang bekerja diatas pipa dapat dipakai untuk mengontrol atau merencanakan pemasangan pipa agar dapat menahan beban yang bekerja sesuai dengan kekuatannya. b. Kekuatan pipa dapat ditingkatkan dengan pemilihan konstruksi landasan pipa (bedding) c. Ada 6 tipe konstruksi bedding dengan load faktor 1,1 - 1,5 - 1,9 - 2,4 - dan 4,5 3.2.4 Bangunan Pelengkap 3.2.4.1 Manhole 1. Lokasi manhole a. Pada jalur saluran yang lurus, dengan jarak tertentu tergantung diameter saluran, tapi perlu disesuaikan juga terhadap panjang peralatan pembersih yang akan dipakai. b. Pada setiap perubahan kemiringan saluran, perubahan diameter, dan perubahan arah aliran, baik vertikal maupun horizontal. c. Pada lokasi sambungan, persilangan atau percabangan (intersection) dengan pipa atau bangunan lain. tabel 3. 6Jarak antar Manhole pada Jalan Lurus DIAMETER (mm) (20-50) (50-75) (100-150) (150-200) 1000



2. Klasifikasi manhole a. Manhole dangkal b. Manhole normal



JARAK ANTAR MH (m) 50-75 75-125 125-150 150-200 100-150



REFERENSI materi training + hammer materi training + hammer materi training + hammer materi training + hammer bandung (jl. soekarno hatta)



: kedalaman (0,75 - 0,9) m, dengan cover kedap : kedalaman 1,5 m, dengan cover berat



40



DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA c. Manhole dalam : kedalaman diatas 1,5 m, dengan cover berat Khusus ‘MH dalam’ dapat diklasifikasikan lagi sesuai dengan kedalaman, ketebalan dinding, keberadaan drop, keberadaan pompa dan lain lain sesuai dengan kebutuhan 3. Eksentrisitas a. Eksentrisitas manhole pada suatu jalur sistem perpipaan tergantung pada diameter salurannya b. Untuk pipa dimensi besar (D > 1,20 m), manhole diletakkan secara eksentrik agar memudahkan operator turun ke dasar saluran. c. Untuk pipa dimensi kecil [D (0,2 - 1,2) m], manhole diletakkan secara sentrik, langsung diatas pipa 4. Dimensi manhole a. Dimensi horizontal harus cukup untuk melakukan pemeriksaan dn pembersihan dengan masuk kedalam saluran.Dimensi vertikal tergantung pada kedalamannya. b. Lubang masuk (acces shaft), minimal 50 cm x 50 cm atau diameter 60 cm c. Dimensi minimal disebelah bawah lubang masuk - Untuk kedalaman sampai 0,8 m : 75 cm x 75 cm - Untuk kedalaman (0,8 - 2,1) m : 120 cm x 90 cm atay diameter 1,2 m - Untuk kedalaman > 2,1 m : 120 x 90 cm atau diameter 140 cm 5. Manhole step atau ladder ring a. Perlengkapan ini merupakan sebuah tangga besi yang dipasang menempel di dinding manhole sebelah dalam untuk keperluan operasional. b. Dipasang vertikal dan zig zag 20 cm dengan jarak vertikal masing masing (30 - 40) cm.



41



DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA



BAB IV PERENCANAAN DRAINASE 4.1 PENENTUAN DAERAH PELAYANAN Daerah yang akan dilayani adalah yaitu Kabupaten Banjarnegara dengan luas wilayah 1.069,73 km2 (Badan Pusat Statistik Kabupaten Banjarnegara 2019).Sistem pengumpul air hujan biasanya dibangun bersamaan dengan pembangunan jalan, namun masih banyak yang masih membangun saluran pengumpul air hujan untuk menampung air hujan berupa limpasan ke badan air terdekat.



gambar 4. 1Daerah Pelayanan 4.2 PERENCANAAN SISTEM JARINGAN DRAINASE 4.2.1 Penentuan Sistem Yang Direncanakan Sistem jaringan yang akan direncanakan pada daerah Kabupaten Banjarnegara adalah sistem drainase mayor.Sistem drainase Mayor adalah sistem drainase yang



42



DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA menjadikan sungai sebagai saluran pembuangan utama.Jika dilihat dari segi fisiknya, sistem drainase mayor dapat dibagi menjadi 2, yaitu : a. Saluran primer : adalah saluran yang memanfaatkan sungai dan anak sungai untuk menerimaaliran dari saluran sekunder. b. Saluran sekunder : adalah saluran yang digunakan untuk menghubungkan saluran tersier dengan saluran primer. 4.2.2 Layout Jaringan Berikut ini adalah layout jaringan saluran drainase yang direncanakan :



gambar 4. 2peta jaringam drainase 4.3 PERHITUNGAN BEBAN ALIRAN 4.3.1 Penentuan blok pelayanan Penentuan blok pelayanan jaringan drainase biasanya ditentukan dari kepadatan penduduk, keadaan torpografi, tataguna lahan, dan perkembangan daerah.Berikut ini adalah pembagian blok pelayanan pada kabupaten Banjarnegara:



43



DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA



gambar 4. 3blok pelayanan drainase



4.3.2 Perhitungan kapasitas aliran 4.3.2.1 perhitungan koefesien pengaliran (C) Koefisien pengairan (C) tiap daerah berbeda beda tergantung dari tataguna suatu lahan dan faktor faktor yang berkaitan dengan aliran permukaan di dalam sungai terutama kelembapan tanah.Penetapan koefisien pengairan (C) sesuai dengan tataguna lahan yang dilewati saluran setiap blok yang dilayani.Langkah langkah dalam perhitungan koefisien pengairan adalah sebagai berikut : 1. Menentukan nilai C dari lahan yang sudah ada 2. Menghitung luas (A) dalam persen untuk mempermudah perhitungannya 3. Menghitung luas wilayah setiap koefisien pengairan



44



DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA 4. Nilai A dan C dikalikan kemudian dijumlahkan sehingga didapatkan nilai C gabungan dari setiap lahan pada suatu blok pelayanan Berikut adalah hasil perhitungan koefisien pengairan saluran sekunder dan saluran primer : tabel 4. 1koefisien pengaliran saluran sekunder N O 1



KOEFISIEN PENGALIRAN DRAINASE SALURAN PRIMER SALURAN PELAYAN LUAS LUAS TOTAL TIPE DAERAH PRIMER AN (Ha) (Ha) ALIRAN C A (%) A (Ha) TOTAL A C.A TOTAL CA C GAB A-A1' 1925 pemungkiman 0.7 30% 1924.8 1347.36



2



A1'-A2'



3



A2'-A'



4



B-B1'



5



B1'-B2'



BLOK 1



2566



lahan hijau



0.1 60%



3849.6



1925



jalan



0.9 10%



641.6



2367



pemungkiman



0.7 40%



3156



2209.2



lahan hijau



0.1 40%



3156



315.6



jalan



0.9 20%



1578



1420.2



6416



2367 BLOK 2



6416



577.44



6



B2'B3'



7



B3'B'



789



8



C-C2'



2984



pemungkiman



0.7 20%



2984



2088.8



9



C2'-C'



1492



lahan hijau



0.1 70%



10444



1044.4



10



D-D2'



1492



jalan



0.9 10%



1492



1342.8



11



D2'-D1'



12



D1'-D'



2984



13



E-E1'



746



14



E1'-E'



2238



15



F1-F3'



1424



pemungkiman



0.7 20%



1424.2



996.94



16



F3'-F1'



1424



lahan hijau



0.1 60%



4272.6



427.26



17



F1'-F2'



jalan



0.9 20%



1424.2



1281.78



18



F2'-F'



19



G-G2'



20



G2'G3'



21



G3'-G'



BLOK 3



BLOK 4



2367



7890



384.96



2984



3561



7890



14920



7121



7121



955 1910 6685



0.36



3945



0.5



4476



0.3



2705.98



0.38



3438



0.36



14920



712



BLOK 5



2309.76



9550



pemungkiman



0.7 30%



2865



2005.5



lahan hijau



0.1 60%



5730



573



jalan



0.9 10%



955



9550



859.5



45



DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA



46



DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA



tabel 4. 2koefisien pengaliran saluran sekunder N O



SALURAN SEKUNDER



1



A1-A1'



2



A2-A2'



3



A3-A



4



B1-B1'



5



B2-B2'



6



B3-B3'



7



PELAYA NAN



KOEFISIEN PENGALIRAN DRAINASE SALURAN SEKUNDER LUAS LUAS TOTAL TIPE DAERAH (Ha) (Ha) ALIRAN C A (%) A (Ha) TOTAL A 843



C.A



Pemungkimnan



0.7 30%



1102



lahan hijau



0.1 60%



2204



3680



jalan



0.9 10%



367



331



551



Pemungkimnan



0.7 40%



928



650



lahan hijau



0.1 40%



928



4550



jalan



0.9 20%



464



418



C1-C



667



Pemungkimnan



0.7 20%



1836



1285



8



C2-C2'



1050



lahan hijau



0.1 70%



6425



643



9



D1-D1'



jalan



0.9 10%



918



10



D2-D2'



4320



11



E1-E1'



1242



12



F1-F1'



300



Pemungkimnan



0.7 20%



732



13



F2-F2'



lahan hijau



0.1 60%



2195



14



F3-F3'



5540



jalan



0.9 20%



732



15



G1-G



2932



Pemungkimnan



16



G2-G2'



2131



17



G3-G3'



18



G4-G



BLOK 1



BLOK 2



BLOK 3



BLOK 4



BLOK 5



2830



1769



1900



3359



1151



3673



2320



9179



3659



6214



`



30%



1864



lahan hijau



0.1 60%



3728



jalan



0.9 10%



621



TOTAL CA C GAB



771 3673



2320



9179



220



93



826



1322



0.4



1160



0.5



2754



0.4



1390



0.4



932



0.2



512 3659



220 659



373 6214



559



6544



47



DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA 4.3.2.2 analisa hidrologi a. Analisa data curah hujan yang hilang Berikut adalah tabel data curah hujan yang hilang : tabel 4. 3data curah hujan NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18



TAHUN 2000 2001 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018



STASIUN A 62 72 99 59 93 61 51 56 40 39 63 72 60 60 46 68



STASIUN B 53 75 64 90 93 59 50 57 42 40 62 66 58 55 48 64



STASUN E 60 72 96 60 88 90 62 45 38 40 58 69 61 53 44 63



Untuk menghitung data curah hujan yang hilang maka dihitung dulu R selisih di tiap tiap stasiun dengan rumus berikut :



|R−Rd|



R selisih=



R



×100 %



48



DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA Maka akan didapatkan R selisih tiap tiap stasiun sebagai berikut : tabel 4. 4cek selisih nilai R CEK SELISIH STASIUN A R(A-B)



2%



R(A-E)



0%



1%



STASIUN B R(B-A)



3%



R(B-E)



2%



2%



STASIUN E R(E-A)



0%



R(E-B)



2%



1%



Dikarenakan selisih nya kurang dari 10%, maka perhitungan nya menggunakan metode aritmatik.Metode aritmatik dapat dikatakan sebagai metode yang paling sederhana untuk mencari curah hujan rata rata suatu wilayah.Pengukuran curah hujan di beberapa stasiun dijumlahkan dan dibagi dengan jumlah stasiun.perhitungan dengan metode aritmatik dapat menggunakan rumus sebagai berikut : Prata−rata=



P1+ P 2+ P 3+ P 4+...+ Pn n



49



DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA



tabel 4. 5curah hujan rata rata menggunakan metode aritmatika NO TAHUN 1 2000 2 2001 3 2003 4 2004 5 2005 6 2006 7 2007 8 2008 9 2009 10 2010 11 2011 12 2012 13 2013 14 2014 15 2015 16 2016 17 2017 18 2018 JUMLAH RATA RATA



STASIUN A 62 72 99 59 93 91.5 61 51 56 40 39 63 72 60 60 54 46 68 1146.5 64



STASIUN B 53 75 97.5 64 90 93 59 50 57 42 40 62 70.5 66 58 55 48 64 1144 64



STASUN E 60 72 96 60 88 90 62 45 56.5 38 40 58 69 61 59 53 44 63 1114.5 62



ARITMATIK 58 73 98 61 90 92 61 49 57 40 40 61 71 62 59 54 46 65 1135 63



b. Curah hujan harian maksimum Pada perencanaan ini, analisis curah hujan harian maksimum terhadap data hujan yang tersedia untuk periode ulang tertentu dilakukan dengan tiga metode, yaitu metode gumbel, log persin III dan iway kadoya. 1. Metode gumbel Langkah langkah dalam menyelesaikan metode gumbel adalah sebgai berikut : - Menghitung besarnya curah hujan rata rata wilayah 1 ❑ x= × ∑ ❑(x) n ❑



50



DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA



-



Menghitung standar deviasi σ R=



-











❑ Σ( x−x)❑2 ∑ ❑



n−1 Mencari nilai Yn, Yt, dan Sn untuk periode ulang hujan (PUH) 2, 5, 10, dan 25 tahun dengan bantuan tabel berikut : tabel 4. 6nilai Yn



tabel 4. 7nilai Yt



51



DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA tabel 4. 8nilai Sn



-



Menghitung curah hujan harian maksimum denga menggunakan persamaan sebagai berikut : Xt atau HMM =x+



σR (Yt −Yn) σn



tabel 4. 9curah hujan maksimum metode gumbel No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18



Tahun 2000 2001 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018



Metode Gumbel Xi (mm) Xi-X 58 4.72 73 9.94 98 34.44 61 2.06 90 27.28 92 28.44 61 2.39 49 14.39 57 6.56 40 23.06 40 23.39 61 2.06 71 7.44 62 0.72 59 4.06 54 9.06 46 17.06 65 1.94



(Xi-X)² 22.30 98.89 1186.42 4.23 744.08 809.09 5.71 207.04 42.98 531.56 547.04 4.23 55.42 0.52 16.45 82.00 290.89 3.78



52



DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA Jumlah X σR



1135 63 16.54336 745



219.00 12.17



4652.61 258.48



53



DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA



tabel 4. 10nilai PUH 2, 5, 10, 25, dan 50 tahun metode gumbel PUH



Yt



2 5 10 25 50



0.37 1.50 2.25 3.20 3.90



Hujan Harian Maksimum dengan Metode Gumbel Yn σn σR HHM k b Se RK 90% = 1.64 0.52 0.52 0.52 0.52 0.52



1.05 1.05 1.05 1.05 1.05



68.21 34.11 22.74 13.92 9.74



53 95 101 99 94



-0.15 0.93 1.65 2.55 3.22



0.91 1.78 2.48 3.39 4.08



14.68 14.32 13.27 11.12 9.36



24.07 23.48 21.77 18.24 15.35



HHM Maks Min 77.13 118.38 122.31 116.84 109.81



29.00 71.42 78.78 80.36 79.11



2. Metode log person III Berikut adalah langkah langkah yang harus dilakukan untuk menghitung curah hujan maksimum menggunakan metode log person III : - Menghitung standar deviasi σ Xi= -











❑¿ ¿ ¿ ∑ ❑



Menghitung koefisien kemencengan ❑



Cs=



n. ∑ ❑( Xi−X )❑3 ❑



(n−1)(n−2)(σXi)❑3



54



DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA



-



Menentukan nilai K dan Cs



tabel 4. 11koefisien kemencengan (Cs) distribusi log person III



55



DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA



-



Menghitung logaritma dari masing masing data curah hujan untuk periode ulang T tertentu tabel 4. 12curah hujan maksimum metode log person III



No



Tahun



R (mm)



1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18



2000 2001 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018



58 73 98 61 90 92 61 49 57 40 40 61 71 62 59 54 46 65



Metode Log Pearson III Hujan Tahunan Xi= log R Xi-X rerata Terurut 98 1.766 -0.02023 92 1.863 0.07717 90 1.989 0.20285 73 1.785 -0.00082 71 1.956 0.16970 65 1.961 0.17527 62 1.783 -0.00320 61 1.687 -0.09892 61 1.752 -0.03410 61 1.602 -0.18409 59 1.598 -0.18773 58 1.785 -0.00082 57 1.848 0.06204 54 1.795 0.00857 49 1.771 -0.01530 46 1.732 -0.05376 40 1.663 -0.12339 40 1.813 0.02676



(Xi-Xrerata)²



(Xi-Xrerata)³



0.00041 0.00596 0.04115 0.00000 0.02880 0.03072 0.00001 0.00979 0.00116 0.03389 0.03524 0.00000 0.00385 0.00007 0.00023 0.00289 0.01523 0.00072



-0.000008 0.000460 0.008347 0.000000 0.004887 0.005384 0.000000 -0.000968 -0.000040 -0.006239 -0.006616 0.000000 0.000239 0.000001 -0.000004 -0.000155 -0.001879 0.000019



Jumlah



1135



1135



32.151



0.000



0.210



0.003



Rata-rata



63



63



1.786



0.000



0.012



0.000



56



DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA tabel 4. 13nilai PUH 2, 5, 10, 25, dan 50 tahun metode log person III PUH 2 5 10 25 50



x



Kx Kx.σx -0.033 -0.004 0.830 0.000 1.301 0.215 2.818 0.000 2.159 0.000 Rata-rata



XT 1.782 1.878 1.931 2.099 2.026



RT (HHM) 61 76 85 126 106 91



1.786



Standar deviasi σXi 0.1111726979 Skew Koefisien Cs = 0.2



3. Metode iwai kadoya Metode iway kadoya adalah metode dimana mengubah variabel (x) dari kurva kemungkinan kerapatan dari curah hujan harian maksimum ke log x atau mengubah kurva distribusi yang asismetis menjadi kurva distribusi normal, sehingga perhitungannya adalah variabel normal.Berikut adalah langkah langkah perhitungan curah hujan maksimum untuk metode iwai kadoya : - Menyusun data data curah hujan ® mulai dari harga yang terbesar sampai dengan harga terkecil. - Memperkirakan harga x dengan persamaan : X =logR n 1 X O = ∑ ❑ log Ri n i=1 -



Memperkirakan nilai b a. Nilai Xs merupakan angka tertinggi dari curah hujan tahunan yang ditentukan dari m.Nilai m dapat diketahui dengan rumus berikut : m = n/10 b. Nilai Xt merupakan angka terendah yang disesuaikan dengan Rs c. Nilai bi dapat dicari dengan rumus : X . X −X o ❑2 ❑❑ bi= s t 2 X i−( X s+ X t )



57



DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA



d. Nilai b dapat dicari dengan rumus berikut : n



b=



1 ∑ ❑ bi m i=1



Jika nilai b yang sudah didapatkan kemudian dijumlahkan dengan data awal, di logkan dan dijumlahkan kmudian dicai rata rata nya. e. Menentukan nilai દ tabel 4. 14nilai દ



tabel 4. 15nilai Bi No



Xs



XT



(Xs * XT)-Xo²



1 2



97.50 91.50



39.67 40.00



132.40 -75.10



2Xo-(Xs+XT) -14.94 -9.27 JUMLAH



bi -8.86 8.10 -0.76



tabel 4. 16curah hujan maksimum metode iwai kadoya Metode Iwai Kadoya No Tahun R (mm) 1 2 3 4 5 6 7



2000 2001 2003 2004 2005 2006 2007



58 73 98 61 90 92 61



R urut



Xi= Log R



R+b



98 92 90 73 71 65 62



1.766 1.863 1.989 1.785 1.956 1.961 1.783



57.909 72.576 97.076 60.576 89.909 91.076 60.243



Log (R+b) (Log(R+b))² 1.763 1.861 1.987 1.782 1.954 1.959 1.780



3.107 3.463 3.949 3.177 3.817 3.839 3.168



58



DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18



2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018



49 57 40 40 61 71 62 59 54 46 65



61 61 61 59 58 57 54 49 46 40 40



1.687 1.752 1.602 1.598 1.785 1.848 1.795 1.771 1.732 1.663 1.813



48.243 56.076 39.576 39.243 60.576 70.076 61.909 58.576 53.576 45.576 64.576



1.683 1.749 1.597 1.594 1.782 1.846 1.792 1.768 1.729 1.659 1.810



2.834 3.058 2.552 2.540 3.177 3.406 3.210 3.125 2.989 2.751 3.276



Jumlah



1135



32.151



1127.368



32.095



57.439



Rata-rata



63



1.786



62.632



1.783



3.191



b LogXo Xo m



1/c



-0.4240 1.79 61.12 1.80 1.78 3.19 0.01



tabel 4. 17nilai PUH 2, 5, 10, 25, dan 50 tahun metode iwai kadoya PUH



ε



1/C x (1)



Log(Xo+b)+(2)



antilog(3)



HHM=4-b



tahun 2 5 10 25 50



1 0.000 0.595 0.906 1.238 1.452



2 0 0.007 0.011 0.015 0.017



3 1.78 1.79 1.79 1.80 1.80



4 60.69 61.68 62.21 62.77 63.14



5 61.12 62.11 62.63 63.20 63.57



59



DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA



4. Perbandingan curah hujan Setelah dilakukan perhitungan curah hujan harian maksimum menggunakan tiga metode yaitu metode gumbel, log person III, dan iwai kadoya, didapatkan perbandingan sebagai berikut : tabel 4. 18perbandingan metode curah hujan harian maksimum Perbandingan Nilai Curah Hujan Gumbel



PUH



Log Pearson III



Iwai Kadoya



Minimum



Tanpa Rk



Maksimum



2 5 10 25 50 Jumlah



29.00 71.42 78.78 80.36 79.11 259.55



53.06 94.90 100.54 98.60 94.46 347.11



77.13 118.38 122.31 116.84 109.81 434.67



60.60 75.58 85.27 125.73 106.21 347.18



61.12 62.11 62.63 63.20 63.57 249.05



Rata-Rata



64.89



86.78



108.67



86.80



62.26



Dari Tabel didapatkan untuk Xt yang tertinggi adalah metode Gumbel maka untuk membuat lengkung intensitas digunakan metode Gumbel. 4.3.2.3 distribusi curah hujan Distribusi Hujan digunakan untuk mencari nilai intensitas hujan berdasarkan waktu konsentrasi yang nantinya akan berguna untuk mencari nilai debit rencana. Metode yang dapat digunakan untuk menghitung distribusi hujan ada tiga yaitu Metode Van Breen, Metode Hasper Weduwen, dan Metode BellTanimoto. Dalam tugas ini hanya digunakan metode Metode Hasper Weduwen saja. Berikut langkah-langkah untuk menganalisis intensitas hujan dengan metode Hasper-Weduwen : 1. Menentukan PUH antara 2-10 Tahun. PUH yang dipilih adalah 2, 5, 10, 25, dan 50 tahun. Periode Ulang Hujan ini nantinya akan digunakan untuk menghitung intensitas. 2. Menentukan durasi hujan (t), durasi yang dipilih yaitu : 5, 10, 20, 30, 40, 50, 60, 70, 80, 90, 100, 110, 120.



60



DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA 3. Menghitung RT dengan persamaan sebagai berikut : a. Untuk t antara 1 jam – 24 jam :



b. Untuk t antara 0 jam – 1 jam



XT adalah CHH dari metode yang dipilih c. Mencari Intensitas Hujan dengan persamaan sebagai berikut :



tabel 4. 19PUH 2 tahun metode hasper weduwen



No



T (menit)



1 2 3 4 5 6 7 8



5 10 20 30 40 60 80 120



T (jam) 0.08 0.17 0.33 0.50 0.67 1.00 1.33 2.00



HHM (mm/hari)



Ri



Rt



intensitas (mm/jam)



53.1 53.1 53.1 53.1 53.1 53.1 53.1 53.1



55.074 53.226 53.136 53.102 53.083 53.064 53.054 53.044



9.443 12.741 17.549 20.979 23.677 27.790 30.859 35.242



113.31 76.45 52.65 41.96 35.52 27.79 23.14 17.62



tabel 4. 20PUH 5 tahun metode hasper weduwen



No



T (menit)



1 2 3 4



5 10 20 30



T (jam) 0.08 0.17 0.33 0.50



HHM (mm/hari)



Ri



Rt



intensitas (mm/jam)



94.9 94.9 94.9 94.9



78.922 83.787 89.588 92.059



13.532 20.057 29.588 36.369



162.38 120.34 88.76 72.74



61



DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA 5 6 7 8



40 60 80 120



0.67 1.00 1.33 2.00



94.9 94.9 94.9 94.9



93.428 94.898 95.676 96.483



41.672 49.699 55.650 64.102



62.51 49.70 41.74 32.05



tabel 4. 21PUH 10 tahun metode hasper weduwen



No



T (menit)



1 2 3 4 5 6 7 8



5 10 20 30 40 60 80 120



T (jam) 0.08 0.17 0.33 0.50 0.67 1.00 1.33 2.00



HHM (mm/hari)



Ri



Rt



intensitas (mm/jam)



100.5 100.5 100.5 100.5 100.5 100.5 100.5 100.5



81.434 87.360 94.190 97.135 98.775 100.544 101.482 102.459



13.962 20.912 31.108 38.375 44.057 52.656 59.028 68.072



167.55 125.47 93.32 76.75 66.08 52.66 44.27 34.04



tabel 4. 22PUH 25 tahun metode hasper weduwen



No



T (menit)



1 2 3 4 5 6 7 8



5 10 20 30 40 60 80 120



T (jam) 0.08 0.17 0.33 0.50 0.67 1.00 1.33 2.00



HHM (mm/hari)



Ri



Rt



intensitas (mm/jam)



98.6 98.6 98.6 98.6 98.6 98.6 98.6 98.6



80.584 86.143 92.614 95.392 96.937 98.601 99.482 100.399



13.816 20.621 30.587 37.686 43.237 51.638 57.864 66.704



165.80 123.72 91.76 75.37 64.86 51.64 43.40 33.35



62



DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA



tabel 4. 23PUH 50 tahun metode hasper weduwen



No



T (menit)



1 2 3 4 5 6 7 8



5 10 20 30 40 60 80 120



T (jam)



HHM (mm/hari)



Ri



Rt



intensitas (mm/jam)



94.5 94.5 94.5 94.5 94.5 94.5 94.5 94.5



78.722 83.505 89.228 91.664 93.012 94.461 95.226 96.021



13.497 19.989 29.469 36.213 41.486 49.470 55.389 63.795



161.97 119.94 88.41 72.43 62.23 49.47 41.54 31.90



0.08 0.17 0.33 0.50 0.67 1.00 1.33 2.00



tabel 4. 24intensitas hujan metode hasper weduwen PUH t (menit) 5 10 20 30 40 60 80 120



2



5



10



25



50



113.31 76.45 52.65 41.96 35.52 27.79 23.14 17.62



162.38 120.34 88.76 72.74 62.51 49.70 41.74 32.05



167.55 125.47 93.32 76.75 66.08 52.66 44.27 34.04



165.80 123.72 91.76 75.37 64.86 51.64 43.40 33.35



161.97 119.94 88.41 72.43 62.23 49.47 41.54 31.90



4.3.2.4 Intensitas Hujan Untuk menghitung intensitas hujan dan lengkung intensitas digunakan tiga metode yaitu Metode Ishiguro, Metode Talbot, dan Metode Sherman. Metode yang dipilih adalah yang nilainya paling mendekati dengan nilai Hasper-Weduwen. a. Metode tablot Berikut adalah nilai intensitas hujan yang diperoleh dari metode Talbot :



63



DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA tabel 4. 25intensitas hujan metode tablot PUH 2 tahun t PUH



2



i i*t



I^2



I^2*t



I talbot



113.31



9.4



12839.7



1070.0



102.141



0.17



76.45



12.7



5844.1



974.0



82.052



20



0.33



52.65



17.5



2771.7



923.9



58.887



30



0.50



41.96



21.0



1760.4



880.2



45.923



40



0.67



35.52



23.7



1261.3



840.9



37.637



60



1.00



27.79



27.8



772.3



772.3



27.656



80



1.33



23.14



30.9



535.7



714.2



21.860



120



2.00



17.62



35.2



310.5



621.0



15.403



JUMLAH



388.43



178.28



26095.72



6796.50



menit



jam



mm/jam



5



0.08



10



391.56 a 34.76475 b 0.25703



tabel 4. 26intensitas hujan metode tablot PUH 5 tahun t PUH



5



i i*t



I^2



I^2*t



I talbot



162.38



13.53



26366.65



2197.22



148.401



0.17



120.34



20.06



14481.96



2413.66



125.785



20



0.33



88.76



29.59



7878.86



2626.29



96.401



30



0.50



72.74



36.37



5290.93



2645.47



78.146



40



0.67



62.51



41.67



3907.18



2604.79



65.704



60



1.00



49.70



49.70



2470.01



2470.01



49.835



80



1.33



41.74



55.65



1742.04



2322.72



40.141



120



2.00



32.05



64.10



1027.26



2054.52



28.897



JUMLAH



630.22



310.67



63164.89



19334.67 633.31 a 68.77982 b 0.38014



menit



jam



mm/jam



5



0.08



10



64



DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA



65



DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA



tabel 4. 27intensitas hujan metode tablot PUH 10 tahun t PUH



10



i i*t



I^2



I^2*t



I talbot



167.55



14.0



28071.5



2339.3



153.431



0.17



125.47



20.9



15743.3



2623.9



130.794



20



0.33



93.32



31.1



8709.1



2903.0



100.993



30



0.50



76.75



38.4



5890.4



2945.2



82.253



40



0.67



66.08



44.1



4367.2



2911.5



69.379



60



1.00



52.66



52.7



2772.6



2772.6



52.838



80



1.33



44.27



59.0



1959.9



2613.2



42.666



120



2.00



34.04



68.1



1158.5



2316.9



30.805



JUMLAH



660.14



328.2



68672.6



21425.7



menit



jam



mm/jam



5



0.08



10



663.16 a 73.87654 b 0.39816



tabel 4. 28intensitas hujan metode tablot PUH 25 tahun t PUH



25



i i*t



I^2



I^2*t



I talbot



165.80



13.82



27488.86



2290.74



151.725



0.17



123.72



20.62



15307.82



2551.30



129.090



20



0.33



91.76



30.59



8420.13



2806.71



99.424



30



0.50



75.37



37.69



5681.03



2840.51



80.846



40



0.67



64.86



43.24



4206.20



2804.13



68.117



60



1.00



51.64



51.64



2666.51



2666.51



51.805



80



1.33



43.40



57.86



1883.42



2511.22



41.796



120



2.00



33.35



66.70



1112.35



2224.69



30.146



JUMLAH



649.90



322.15



66766.31



20695.83



652.95



menit



jam



mm/jam



5



0.08



10



66



DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA a 72.10788 b 0.39192



67



DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA



tabel 4. 29intensitas hujan metode tablot PUH 50 tahun t PUH



50



i i*t



I^2



I^2*t



I talbot



161.97



13.50



26232.90



2186.07



148.001



0.17



119.94



19.99



14384.67



2397.45



125.389



20



0.33



88.41



29.47



7815.68



2605.23



96.041



30



0.50



72.43



36.21



5245.58



2622.79



77.826



40



0.67



62.23



41.49



3872.49



2581.66



65.418



60



1.00



49.47



49.47



2447.27



2447.27



49.603



80



1.33



41.54



55.39



1725.70



2300.93



39.945



120



2.00



31.90



63.79



1017.44



2034.88



28.750



JUMLAH



627.87



309.31



62741.73



19176.28 630.97 a 68.38987 b 0.37876



menit



jam



mm/jam



5



0.08



10



tabel 4. 30 intensitas hujan metode tablot PUH t (menit) 5 10 20 30 40 60 80 120



2



5



10



25



50



102.14 82.05 58.89 45.92 37.64 27.66 21.86 15.40



148.40 125.78 96.40 78.15 65.70 49.84 40.14 28.90



153.43 130.79 100.99 82.25 69.38 52.84 42.67 30.81



151.72 129.09 99.42 80.85 68.12 51.80 41.80 30.15



148.00 125.39 96.04 77.83 65.42 49.60 39.95 28.75



b. Metode sherman Berikut adalah nilai intensitas hujan yang diperoleh dari metode sherman :



68



DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA tabel 4. 31intensitas hujan metode sherman PUH 2 tahun t PUH



2



I I^2



log t



log I



log t * log I



(log t)^2



I sherman



113.31



12839.7



-1.08



2.05



-2.22



1.16



115.64



0.17



76.45



5844.10



-0.78



1.88



-1.47



0.61



77.41



20



0.33



52.65



2771.69



-0.48



1.72



-0.82



0.23



51.81



30



0.50



41.96



1760.42



-0.30



1.62



-0.49



0.09



40.97



40



0.67



35.52



1261.33



-0.18



1.55



-0.27



0.03



34.68



60



1.00



27.79



772.30



0.00



1.44



0.00



0.00



27.42



80



1.33



23.14



535.67



0.12



1.36



0.17



0.02



23.22



120



2.00



17.62



310.50



0.30



1.25



0.38



0.09



18.36



388.43



26095.7



-2.39



12.89



-4.72



2.23



389.51



(menit)



(jam)



(mm/jam)



5



0.08



10



JUMLAH log a 1.438 a 27.424 n 0.579



tabel 4. 32intensitas hujan metode sherman PUH 5 tahun t PUH



5



I I^2



log t



log I



log t * log I



(log t)^2



I sherman



(menit)



(jam)



(mm/jam)



5



0.08



162.38



26366.6



-1.08



2.21



-2.39



1.16



171.70



10



0.17



120.34



14481.9



-0.78



2.08



-1.62



0.61



120.94



20



0.33



88.76



7878.86



-0.48



1.95



-0.93



0.23



85.19



30



0.50



72.74



5290.93



-0.30



1.86



-0.56



0.09



69.40



40



0.67



62.51



3907.18



-0.18



1.80



-0.32



0.03



60.01



60



1.00



49.70



2470.01



0.00



1.70



0.00



0.00



48.89



80



1.33



41.74



1742.04



0.12



1.62



0.20



0.02



42.27



120



2.00



32.05



1027.26



0.30



1.51



0.45



0.09



34.44



JUMLAH



630.22



63164.89



-2.39



14.72



-5.15



2.23



632.84



69



DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA log a 1.689 a 48.888 n 0.506



tabel 4. 33tensitas hujan metode sherman PUH 10 tahun t PUH



10



I I^2



log t



log I



log t * log I



(log t)^2



I sherman



(menit)



(jam)



(mm/jam)



5



0.08



167.55



28071.4



-1.08



2.22



-2.40



1.16



177.81



10



0.17



125.47



15743.3



-0.78



2.10



-1.63



0.61



126.03



20



0.33



93.32



8709.14



-0.48



1.97



-0.94



0.23



89.33



30



0.50



76.75



5890.44



-0.30



1.89



-0.57



0.09



73.04



40



0.67



66.08



4367.19



-0.18



1.82



-0.32



0.03



63.32



60



1.00



52.66



2772.65



0.00



1.72



0.00



0.00



51.77



80



1.33



44.27



1959.91



0.12



1.65



0.21



0.02



44.88



120



2.00



34.04



1158.46



0.30



1.53



0.46



0.09



36.70



660.14



68672.56



-2.39



14.90



-5.19



2.23



662.89



JUMLAH log a 1.714 a 51.77 n 0.497



tabel 4. 34intensitas hujan metode sherman PUH 25 tahun t PUH 25



I I^2



log t



log I



log t * log I



(log t)^2



I sherman



(menit)



(jam)



(mm/jam)



5



0.08



165.80



27488.8



-1.08



2.22



-2.40



1.16



175.74



10



0.17



123.72



15307.8



-0.78



2.09



-1.63



0.61



124.30



20



0.33



91.76



8420.13



-0.48



1.96



-0.94



0.23



87.92



30



0.50



75.37



5681.03



-0.30



1.88



-0.57



0.09



71.79



40



0.67



64.86



4206.20



-0.18



1.81



-0.32



0.03



62.18



60



1.00



51.64



2666.51



0.00



1.71



0.00



0.00



50.78



70



DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA 80



1.33



43.40



1883.42



0.12



1.64



0.20



0.02



43.98



120



2.00



33.35



1112.35



0.30



1.52



0.46



0.09



35.92



649.90



66766.3



-2.39



14.84



-5.18



2.23



652.61



JUMLAH log a 1.706 a 50.780 n 0.500



tabel 4. 35intensitas hujan metode sherman PUH 50 tahun t PUH



50



I I^2



log t



log I



log t * log I



(log t)^2



I sherman



(menit)



(jam)



(mm/jam)



5



0.08



161.97



26232.9



-1.08



2.21



-2.38



1.16



171.21



10



0.17



119.94



14384.6



-0.78



2.08



-1.62



0.61



120.54



20



0.33



88.41



7815.68



-0.48



1.95



-0.93



0.23



84.87



30



0.50



72.43



5245.58



-0.30



1.86



-0.56



0.09



69.12



40



0.67



62.23



3872.49



-0.18



1.79



-0.32



0.03



59.75



60



1.00



49.47



2447.27



0.00



1.69



0.00



0.00



48.66



80



1.33



41.54



1725.70



0.12



1.62



0.20



0.02



42.07



120



2.00



31.90



1017.44



0.30



1.50



0.45



0.09



34.26



627.87



62741.7



-2.39



14.71



-5.15



2.23



630.48



JUMLAH log a 1.687 a 48.664 n 0.506



tabel 4. 36intensitas hujan metode sherman PUH t (menit) 5 10 20 30 40



2



5



10



25



50



115.64 77.41 51.81 40.97 34.68



171.70 120.94 85.19 69.40 60.01



177.81 126.03 89.33 73.04 63.32



175.74 124.30 87.92 71.79 62.18



171.21 120.54 84.87 69.12 59.75



71



DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA 60 80 120



27.42



48.89



51.77



50.78



48.66



23.22 18.36



42.27 34.44



44.88 36.70



43.98 35.92



42.07 34.26



c. Metode ishiguro Berikut adalah nilai intensitas hujan yang diperoleh dari metode ishiguro : tabel 4. 37 intensitas hujan metode ishiguro PUH 2 tahun t PUH



2



I I^2



√t



I*√t



I^2*√t



I Ishiguro



113.31



12839.72



0.29



32.71



3706.51



117.57



0.17



76.45



5844.10



0.41



31.21



2385.84



75.91



20



0.33



52.65



2771.69



0.58



30.40



1600.23



50.57



30



0.50



41.96



1760.42



0.71



29.67



1244.81



40.25



40



0.67



35.52



1261.33



0.82



29.00



1029.87



34.35



60



1.00



27.79



772.30



1.00



27.79



772.30



27.57



80



1.33



23.14



535.67



1.15



26.73



618.54



23.63



120



2.00



17.62



310.50



1.41



24.92



439.11



19.07



388.43



26095.72



6.37



232.42



11797.21



388.91



(menit)



(jam)



(mm/jam)



5



0.08



10



JUMLAH a 25.614 b -0.071



tabel 4. 38intensitas hujan metode ishiguro PUH 5 tahun t PUH 5



I I^2



√t



I*√t



I^2*√t



I Ishiguro



162.38



26366.65



0.29



46.87



7611.40



169.76



0.17



120.34



14481.96



0.41



49.13



5912.24



120.19



20



0.33



88.76



7878.86



0.58



51.25



4548.86



85.06



30



0.50



72.74



5290.93



0.71



51.43



3741.25



69.48



(menit)



(jam)



(mm/jam)



5



0.08



10



72



DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA 40



0.67



62.51



3907.18



0.82



51.04



3190.20



60.18



60



1.00



49.70



2470.01



1.00



49.70



2470.01



49.15



80



1.33



41.74



1742.04



1.15



48.19



2011.53



42.58



120



2.00



32.05



1027.26



1.41



45.33



1452.77



34.77



630.22



63164.89



6.37



392.94



30938.26



631.18



JUMLAH a 49.215 b 0.001



tabel 4. 39intensitas hujan metode ishiguro PUH 10 tahun t PUH



10



I I^2



√t



I*√t



I^2*√t



I Ishiguro



167.55



28071.46



0.29



48.37



8103.53



175.34



0.17



125.47



15743.31



0.41



51.22



6427.18



125.41



20



0.33



93.32



8709.14



0.58



53.88



5028.22



89.41



30



0.50



76.75



5890.44



0.71



54.27



4165.17



73.27



40



0.67



66.08



4367.19



0.82



53.96



3565.80



63.59



60



1.00



52.66



2772.65



1.00



52.66



2772.65



52.06



80



1.33



44.27



1959.91



1.15



51.12



2263.11



45.15



120



2.00



34.04



1158.46



1.41



48.13



1638.31



36.93



660.14



68672.56



6.37



413.61



33963.97



661.17



(menit)



(jam)



(mm/jam)



5



0.08



10



JUMLAH a 52.664 b 0.012



tabel 4. 40intensitas hujan metode ishiguro PUH 25 tahun t PUH 25



I I^2



√t



I*√t



I^2*√t



I Ishiguro



165.80



27488.86



0.29



47.86



7935.35



173.45



0.17



123.72



15307.82



0.41



50.51



6249.39



123.63



20



0.33



91.76



8420.13



0.58



52.98



4861.36



87.92



30



0.50



75.37



5681.03



0.71



53.30



4017.09



71.97



(menit)



(jam)



(mm/jam)



5



0.08



10



73



DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA 40



0.67



64.86



4206.20



0.82



52.95



3434.35



62.42



60



1.00



51.64



2666.51



1.00



51.64



2666.51



51.06



80



1.33



43.40



1883.42



1.15



50.11



2174.78



44.26



120



2.00



33.35



1112.35



1.41



47.17



1573.09



36.19



649.90



66766.31



6.37



406.52



32911.94



650.91



JUMLAH a 51.469 b 0.008



74



DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA tabel 4. 41intensitas hujan metode ishiguro PUH 50 tahun t PUH



50



I I^2



√t



I*√t



I^2*√t



I Ishiguro



161.97



26232.90



0.29



46.76



7572.79



169.32



0.17



119.94



14384.67



0.41



48.96



5872.52



119.78



20



0.33



88.41



7815.68



0.58



51.04



4512.38



84.72



30



0.50



72.43



5245.58



0.71



51.21



3709.19



69.18



40



0.67



62.23



3872.49



0.82



50.81



3161.88



59.92



60



1.00



49.47



2447.27



1.00



49.47



2447.27



48.93



80



1.33



41.54



1725.70



1.15



47.97



1992.66



42.38



120



2.00



31.90



1017.44



1.41



45.11



1438.88



34.60



627.87



62741.73



6.37



391.33



30707.56



628.83



(menit)



(jam)



(mm/jam)



5



0.08



10



JUMLAH a 48.950 b 0.000



tabel 4. 42intensitas hujan metode ishiguro PUH t (menit) 5 10 20 30 40 60 80 120



2



5



10



25



50



117.57 75.91 50.57 40.25 34.35 27.57 23.63 19.07



169.76 120.19 85.06 69.48 60.18 49.15 42.58 34.77



175.34 125.41 89.41 73.27 63.59 52.06 45.15 36.93



173.45 123.63 87.92 71.97 62.42 51.06 44.26 36.19



169.32 119.78 84.72 69.18 59.92 48.93 42.38 34.60



4.3.2.5 perbandingan metode intensitas hujan Berikut adalah perbandingan hasil dari perhitungan intensitas hujan dengan tiga metode yaitu Metode Sherman, Metode Talbot, dan Metode Ishiguro :



75



DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA tabel 4. 43intensitas PUH 2 tahun LENGKUNG INTENSITAS PUH



2



DURASI



HASPER INTENSITAS ∆ INTENSITAS ∆ INTENSITAS ∆ WEDUWEN TALBOT MUTLAK SHERMAN MUTLAK ISHIGURO MUTLAK



5



113.31



102.14



115.64



117.57



10



76.45



82.05



77.41



75.91



20



52.65



58.89



51.81



50.57



30



41.96



45.92



40.97



40.25



40



35.52



37.64



34.68



34.35



60



27.79



27.66



80



23.14



21.86



23.22



23.63



120



17.62



15.40



18.36



19.07



JUMLAH



388.43



391.56



389.51



388.91



RATA RATA



48.55



48.94



48.69



48.61



3.12



27.42



1.07



27.57



0.48



tabel 4. 44intensitas PUH 5 tahun LENGKUNG INTENSITAS PUH DURASI



5



HASPER WEDUWEN



INTENSITAS ∆ INTENSITAS ∆ INTENSITAS ∆ TALBOT MUTLAK SHERMAN MUTLAK ISHIGURO MUTLAK 3.10



2.62



5



162.38



148.40



10



120.34



125.78



120.94



120.19



20



88.76



96.40



85.19



85.06



30



72.74



78.15



69.40



69.48



40



62.51



65.70



60.01



60.18



60



49.70



49.84



48.89



49.15



80



41.74



40.14



42.27



42.58



120



32.05



28.90



34.44



34.77



JUMLAH



630.22



633.31



632.84



631.18



171.70



169.76



0.96



76



DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA RATA RATA



78.78



79.16



79.10



78.90



77



DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA tabel 4. 45intensitas PUH 10 tahun LENGKUNG INTENSITAS PUH DURASI



HASPER INTENSITAS ∆ INTENSITAS ∆ INTENSITAS ∆ WEDUWEN TABLOT MUTLAK SHERMAN MUTLAK ISHIGURO MUTLAK



5



167.55



153.43



177.81



175.34



10



125.47



130.79



126.03



125.41



20



93.32



100.99



89.33



89.41



30



76.75



82.25



73.04



73.27



40



66.08



69.38



63.32



63.59



60



52.66



52.84



80



44.27



42.67



44.88



45.15



120



34.04



30.81



36.70



36.93



JUMLAH



660.14



663.16



662.89



661.17



RATA RATA



82.52



82.89



82.86



82.65



10



3.02



51.77



2.75



52.06



1.03



tabel 4. 46intensitas PUH 25 tahun LENGKUNG INTENSITAS PUH DURASI



25



HASPER INTENSITAS INTENSITAS ∆ INTENSITAS ∆ WEDUWEN TALBOT ∆ MUTLAK SHERMAN MUTLAK ISHIGURO MUTLAK 3.05



2.71



5



165.80



151.72



10



123.72



129.09



124.30



123.63



20



91.76



99.42



87.92



87.92



30



75.37



80.85



71.79



71.97



40



64.86



68.12



62.18



62.42



60



51.64



51.80



50.78



51.06



80



43.40



41.80



43.98



44.26



120



33.35



30.15



35.92



36.19



JUMLAH



649.90



652.95



652.61



650.91



175.74



173.45



1.01



78



DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA RATA RATA



81.24



81.62



81.58



81.36



79



DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA tabel 4. 47intensitas PUH 50 tahun LENGKUNG INTENSITAS PUH DURASI



HASPER INTENSITAS INTENSITAS ∆ INTENSITAS ∆ WEDUWEN TALBOT ∆ MUTLAK SHERMAN MUTLAK ISHIGURO MUTLAK



5



161.97



148.00



171.21



169.32



10



119.94



125.39



120.54



119.78



20



88.41



96.04



84.87



84.72



30



72.43



77.83



69.12



69.18



40



62.23



65.42



59.75



59.92



60



49.47



49.60



80



41.54



39.95



42.07



42.38



120



31.90



28.75



34.26



34.60



JUMLAH



627.87



630.97



630.48



628.83



RATA RATA



78.48



78.87



78.81



78.60



50



3.10



48.66



2.61



48.93



0.95



Setelah dilakukan perhitungan dengan ketiga metode diatas dan dibandingkan Intensitas dan Nilai Mutlaknya terhadap metode Hasper-Weduwen, Metode Sherman adalah metode yang dipilih sebagai hasil perhitungan intensitas hujan karena memiliki nilai mutlak paling kecil mendekati dengan metode Hasper-Weduwen. Berikut adalah Grafik Lengkung Intensitas Hujan per Metode :



80



DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA



gambar 4. 4lengkung intensitas PUH 2



gambar 4. 5lengkung intensitas PUH 5



81



DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA



gambar 4. 6lengkung intensitas PUH 10



82



DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA



gambar 4. 7lengkung intensitas PUH 25



gambar 4. 8 lengkung intensitas PUH 50 4.4 BENTUK DAN BAHAN SALURAN Bentuk dan bahan saluran direncanakan berbentuk persegi empat dengan bahan yang digunakan adalah beton.Nilah b atau lebar saluran awalnya sama dengan dua kali tinggi atau h dan dapat dirumuskan b=2h. Persamaan tersebut digunakan karena saluran yang akan direncanakan adalah saluran yang ekonomis yaitu saluran yang mampu mengalirkan debit optimum namun memiliki keliling basah minimal dan sesuai dengan kebutuhan saluran U-Ditch yang ada di pasaran. Bahan saluran yang digunakan adalah beton dengan koefisien manning 0,015.



83



DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA



gambar 4. 9bentuk bentuk saluran tabel 4. 48koefisen kekasaran mannings



4.5 DIMENSI, ELEVASI, DAN SALURAN DRAINASE 4.5.1 elevasi saluran Kemiringan permukaan tanah saluran dapat ditentukan dengan ditentukan dengan cara membagi perbedaan ketinggian saluran di awal dan di akhir kemudian dibagi dengan panjang saluran atau dituliskan dengan persamaan sebagai berikut : Sd = (Elevasi Tanah-Elevasi Tanah Akhir)/Panjang Saluran Berikut adalah perhitungan kemiringan permukaan tanah saluran sekunder dan primer : tabel 4. 49kemiringan permukaan tanah saluran primer NO 1 2 3



SALURAN PRIMER A-A1' A1'-A2' A2'-A'



Lo Aliran ( meter) 1293 2552.7 5060.14



Ld Saluran (meter) 1278.3 2580.8 2056



Muka Tanah Muka Tanah Awal Akhir So 112.5 87.5 0.01934 87.5 70 0.00686 70 62.5 0.00148



Sd 0.0196 0.0068 0.0036



84



DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21



B-B1' B1'-B2' B2'B3' B3'B' C-C2' C2'-C' D-D2' D2'-D1' D1'-D' E-E1' E1'-E' F1-F3' F3'-F1' F1'-F2' F2'-F' G-G2' G2'G3' G3'-G'



2554 2553.3 2636 1040 5608.3 2815.6 2107.29 3392.2 2846.6 379.3 3421.8 658.5 483 3605.2 399 313.6 603.78 3132.34



1723.6 2300.7 2426.3 912.4 4530.2 2186.8 1981.7 3282.4 2210.5 372.5 3095.4 587.7 499.7 2797.7 397.4 320.18 617.7 2809.1



170.5 162.5 150 130 287.5 225 500 480.5 420 237.5 230 558 550 549 500 289 287.5 286



162.5 150 130 120 225 212.5 480.5 420 400 230 190.5 550 549 530 490 287.5 286 284.5



0.00313 0.00490 0.00759 0.00962 0.01114 0.00444 0.00925 0.01784 0.00703 0.01977 0.01154 0.01215 0.00207 0.00527 0.02506 0.00478 0.00248 0.00048



0.0046 0.0054 0.0082 0.0110 0.0138 0.0057 0.0098 0.0184 0.0090 0.0201 0.0128 0.0136 0.0020 0.0068 0.0252 0.0047 0.0024 0.0005



So 0.02913 0.00513 0.00455 0.01511 0.00419 0.00733 0.02894 0.01921 0.01395 0.00228 0.00691 0.00779 0.00102 0.00080 0.00086



Sd 0.01934 0.00979 0.00504 0.00979 0.00490 0.02750 0.00892 0.01314 0.02942 0.00442 0.03427 0.01519 0.00932 0.00153 0.00638



tabel 4. 50kemiringan permukaan tanah saluran sekunder NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15



SALURAN SEKUNDER A1-A1' A2-A2' A3-A B1-B1' B2-B2' B3-B3' C1-C C2-C2' D1-D1' D2-D2' E1-E1' F1-F1' F2-F2' F3-F3' G1-G



Lo Aliran ( meter) 858.21 4877.92 5608.4 1654.07 2985.07 9885.2 1727.81 1926.07 4443.01 6567.94 1882.3 1282.98 4391.45 6835.56 2319.23



Ld Saluran (meter) 1293 2552.7 5060.14 2554 2553.3 2636 5608.3 2815.6 2107.29 3392.2 379.3 658.5 483 3605.2 313.6



Muka Tanah Awal 87.5 87.5 87.5 187.5 150 135 300 237 337 315 250 400 390 385.5 310



Muka Tanah Akhir 62.5 62.5 62 162.5 137.5 62.5 250 200 275 300 237 390 385.5 380 308



85



DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA G216 17 18



G2' G3-G3' G4-G



688.22 670.16 9588.2



313.6 603.78 3132.34



308 305 295.5



305 295.5 290.5



0.00436 0.00957 0.01418 0.01573 0.00052 0.00160



4.5.2 Perhitungan Debit Debit rencana dihitung agar aliran air tidak menggenang dan dapat dibuang secepatnya ke badan air terdekat.Jika intensitas hujan tidak diketahui maka dicari dengan terlebihdahulu menghitung waktu koefisien (tc). Waktu koefisien (tc) adalah waktu yang diperlukan untuk mengalirkan air hujan dari titik terjauh menuju suatu titik tinjauan tertentu sehingga didapatkan debit maksumum. tabel 4. 51debit saluran primer LD LO ALIRAN SALURAN SALURAN (m) (m)



MUKA TANAH AWAL



MUKA TANAH AKHIR



A-A1'



1293



1278.3



112.5



87.5



A1'-A2'



2553



2580.8



87.5



70



A2'-A'



5060



2056



70



62.5



B-B1'



2554



1723.6



170.5



162.5



B1'-B2'



2553



2300.7



162.5



150



B2'B3'



2636



2426.3



150



130



B3'B'



1040



912.4



130



120



C-C2'



5608



4530.2



287.5



225



C2'-C'



2816



2186.8



225



212.5



D-D2'



2107



1981.7



500



480.5



D2'-D1'



3392



3282.4



480.5



420



D1'-D'



2847



2210.5



420



400



E-E1'



379



372.5



237.5



230



E1'-E'



3422



3095.4



230



190.5



F1-F3'



659



587.7



558



550



F3'-F1'



483



499.7



550



549



F1'-F2'



3605



2797.7



549



530



C GAB So 0.019 34 0.006 86 0.001 48 0.003 13 0.004 90 0.007 59 0.009 62 0.011 14 0.004 44 0.009 25 0.017 84 0.007 03 0.019 77 0.011 54 0.012 15 0.002 07



Sd 0.019 6 0.006 8 0.003 6 0.004 6 0.005 4 0.008 2 0.011 0 0.013 8 0.005 7 0.009 8 0.018 4 0.009 0 0.020 1 0.012 8 0.013 6 0.002 0



0.005 0.006



0.36 0.36 0.36 0.5 0.5 0.5 0.5 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.38 0.38 0.38



V to td (m/de (menit (meni A (Ha) t) ) t) 10.65 1925 2 178.16 3 21.50 2566 2 629.24 7 3647.7 17.13 1925 2 1 3 1377.4 14.36 2367 2 0 3 19.17 2367 2 881.21 3 20.21 2367 2 574.61 9 789 2984 1492 1492 2984 2984 746 2238 1424



2 333.58 7.603 37.75 2 501.89 2 1003.6 18.22 2 1 3 16.51 2 437.59 4 27.35 2 265.66 3 18.42 2 636.46 1 2 116.29 3.104 25.79 2 411.63 5



tc I (meni (mm/j Q t) am) (m3/s) 188.8 11 0.361 0.696 650.7 47 0.105 0.270 3664. 840 0.019 0.036 1391. 759 0.049 0.162 900.3 85 0.076 0.250 594.8 28 0.115 0.378 341.1 83 0.200 0.219 539.6 44 0.127 0.315 1021. 832 0.067 0.083 454.1 00 0.150 0.187 293.0 16 0.233 0.580 654.8 78 0.104 0.260 119.3 91 0.571 0.355 437.4 25 0.156 0.291 231.9 54 0.294 0.442 1206. 968 0.057 0.085



1424



2 227.06 4.898 1202.8 2 0 4.164



3561



2 917.29 23.31 940.6



0.073



0.273



86



DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA



F2'-F'



399



397.4



500



490



G-G2'



314



320.18



289



287.5



G2'G3'



604



617.7



287.5



286



G3'-G'



3132



2809.1



286



284.5



27 0.025 06 0.004 78 0.002 48 0.000 48



8 0.025 2 0.004 7 0.002 4 0.000 5



4 0.38 0.36 0.36 0.36



712



2 93.29



955



2 451.48 2.668 1079.0 2 0 5.148 9637.3 23.40 2 9 9



1910 6685



3.312



06 96.60 2 454.1 43 1084. 150 9660. 798



0.705



0.530



0.150



0.144



0.063



0.120



0.007



0.047



tabel 4. 52debit saluran sekunder Lo Ld SALURAN Aliran Saluran SEKUNDER ( meter) (meter) 1293



Muka Tanah Awal



Muka Tanah Akhir



87.5



62.5



A1-A1'



858.21



A2-A2'



4877.92 2552.7



87.5



62.5



A3-A



5608.4 5060.14



87.5



62



B1-B1'



1654.07



187.5



162.5



B2-B2'



2985.07 2553.3



150



137.5



B3-B3'



9885.2



135



62.5



2554



2636



C1-C



1727.81 5608.3



300



250



C2-C2'



1926.07 2815.6



237



200



D1-D1'



4443.01 2107.29



337



275



D2-D2'



6567.94 3392.2



315



300



E1-E1'



1882.3



379.3



250



237



F1-F1'



1282.98



658.5



400



390



F2-F2'



4391.45



483



390



385.5



F3-F3'



6835.56 3605.2



385.5



380



G1-G



2319.23



313.6



310



308



G2-G2'



688.22



313.6



308



305



G3-G3'



670.16



603.78



305



295.5



So 0.029 13 0.005 13 0.004 55 0.015 11 0.004 19 0.007 33 0.028 94 0.019 21 0.013 95 0.002 28 0.006 91 0.007 79 0.001 02 0.000 80 0.000 86 0.004 36 0.014 18



Sd 0.019 34 0.009 79 0.005 04 0.009 79 0.004 90 0.027 50 0.008 92 0.013 14 0.029 42 0.004 42 0.034 27 0.015 19 0.009 32 0.001 53 0.006 38 0.009 57 0.015 73



C GAB 0.4 0.4 0.4 0.5 0.5 0.5 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.2 0.2 0.2



V to A (m/d (meni (Ha) et) t) 103.3 843 2 4 1042. 2830 2 21 1230. 3680 2 16 247.3 551 2 3 1084. 1769 2 74 919.4 4550 2 7 131.0 667 2 5 204.6 1050 2 2 371.1 1900 2 6 2580. 4320 2 09 564.8 1242 2 6 441.0 300 2 4 5035. 3359 2 02 7420. 5540 2 48 4846. 2932 2 43 642.1 2131 2 0 195.7 1151 2 2



td (meni t) 10.77 1 21.27 3 42.16 8 21.28 3 21.27 8 21.96 7 46.73 6 23.46 3 17.56 1 28.26 8 3.161 5.488 4.025 30.04 3 2.613 2.613 5.032



tc (meni t) 114.1 15 1063. 487 1272. 325 268.6 16 1106. 015 941.4 37 177.7 88 228.0 88 388.7 23 2608. 357 568.0 17 446.5 27 5039. 043 7450. 521 4849. 047 644.7 11 200.7 53



I Q (mm/j (m3/s am) ) 0.597 0.560 0.064 0.202 0.054 0.220 0.254 0.195 0.062 0.152 0.073 0.459 0.384 0.284 0.299 0.349 0.176 0.371 0.026 0.126 0.120 0.166 0.153 0.051 0.014 0.051 0.009 0.057 0.014 0.023 0.106 0.126 0.340 0.217



87



DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA G4-G



9588.2 3132.34



295.5



290.5



0.000 0.001 52 60



0.2



6544



2



12802 26.10 1282 .22 3 8.324 0.005 0.019



4.5.3 dimensi saluran Sebelum melakukan perhitungan dimensi saluran, terlebih dahulu kita tentukan kriteria perencanaan untuk saluran yang akan dibuat, yaitu saluran berbentuk persegi empat terbuat dari beton dipoles dengan nilai kekasaran manning sebesar 0,015 (U-Ditch precast) dengan kecepatan saluran 0,6-3 m/dt.



88



DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA



tabel 4. 53dimensi saluran primer SALURAN PRIMER



PELAYANAN



H (m)



b (m)



A (m²)



P (m)



R (m)



C



Fb



0.70



0.02 0.015 0.347



0.693



0.240



1.386



0.173



0.036



0.112



2.898



2.898



0.27



0.01 0.015 0.296



0.592



0.175



1.185



0.148



0.033



0.100



1.537



1.537



A2'-A'



0.04



0.00 0.015 0.156



0.312



0.049



0.625



0.078



0.024



0.062



0.736



0.736



B-B1'



0.16



0.00 0.015 0.262



0.525



0.138



1.050



0.131



0.032



0.091



1.173



1.173



0.25



0.01 0.015 0.300



0.600



0.180



1.200



0.150



0.034



0.101



1.387



1.387



0.38



0.01 0.015 0.324



0.648



0.210



1.296



0.162



0.035



0.107



1.799



1.799



B3'B'



0.22



0.01 0.015 0.251



0.501



0.126



1.002



0.125



0.031



0.088



1.748



1.747



C-C2'



0.31



0.01 0.015 0.275



0.550



0.151



1.099



0.137



0.032



0.094



2.085



2.085



C2'-C'



0.08



0.01 0.015 0.197



0.394



0.077



0.787



0.098



0.027



0.073



1.074



1.074



D-D2'



0.19



0.01 0.015 0.241



0.482



0.116



0.963



0.120



0.030



0.085



1.613



1.613



0.58



0.02 0.015 0.327



0.654



0.214



1.309



0.164



0.035



0.107



2.707



2.707



D1'-D'



0.26



0.01 0.015 0.277



0.553



0.153



1.106



0.138



0.032



0.095



1.696



1.696



E-E1'



0.36



0.02 0.015 0.268



0.536



0.143



1.071



0.134



0.032



0.092



2.476



2.476



E1'-E'



0.29



0.01 0.015 0.271



0.542



0.147



1.083



0.135



0.032



0.093



1.986



1.986



F1-F3'



0.44



0.01 0.015 0.313



0.626



0.196



1.252



0.156



0.034



0.104



2.259



2.259



0.09



0.00 0.015 0.242



0.483



0.117



0.967



0.121



0.030



0.085



0.729



0.729



0.27



0.01 0.015 0.298



0.595



0.177



1.190



0.149



0.034



0.100



1.543



1.543



F2'-F'



0.53



0.03 0.015 0.298



0.597



0.178



1.194



0.149



0.034



0.100



2.975



2.975



G-G2'



0.14



0.00 0.015 0.251



0.501



0.126



1.003



0.125



0.031



0.088



1.143



1.143



0.12



0.00 0.015 0.265



0.531



0.141



1.062



0.133



0.032



0.092



0.855



0.855



0.05



0.00 0.015 0.248



0.497



0.123



0.994



0.124



0.031



0.087



0.384



0.383



A-A1' A1'-A2'



BLOK 1



B1'-B2' B2'B3'



D2'-D1'



BLOK 2



BLOK 3



F3'-F1' F1'-F2'



G2'G3' G3'-G'



BLOK 4



BLOK 5



Q (m3/s)



Sd



n



V (m/s)V kontrol (m/s)



89



DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA



tabel 4. 54dimensi saluran sekunder SALURAN SEKUNDER



PELAYANAN Q (m3/s)



H (m)



b (m)



A (m²)



P (m)



R (m)



C



Fb



0.56



0.02 0.015



0.320



0.640



0.205



1.280



0.160



0.035



0.105



2.733



2.732



0.20



0.01 0.015



0.248



0.496



0.123



0.993



0.124



0.031



0.087



1.641



1.641



A3-A



0.22



0.01 0.015



0.290



0.580



0.168



1.160



0.145



0.033



0.098



1.306



1.306



B1-B1'



0.19



0.01 0.015



0.245



0.489



0.120



0.979



0.122



0.030



0.086



1.625



1.625



0.15



0.00 0.015



0.254



0.508



0.129



1.016



0.127



0.031



0.089



1.178



1.178



B3-B3'



0.46



0.03 0.015



0.278



0.556



0.155



1.112



0.139



0.032



0.095



2.967



2.967



C1-C



0.28



0.01 0.015



0.287



0.574



0.165



1.148



0.144



0.033



0.097



1.726



1.726



C2-C2'



0.35



0.01 0.015



0.288



0.577



0.166



1.153



0.144



0.033



0.098



2.101



2.101



0.37



0.03 0.015



0.254



0.507



0.129



1.014



0.127



0.031



0.089



2.886



2.886



D2-D2'



0.13



0.00 0.015



0.241



0.482



0.116



0.965



0.121



0.030



0.085



1.082



1.082



E1-E1'



0.17



0.03 0.015



0.182



0.365



0.066



0.729



0.091



0.026



0.069



2.499



2.499



F1-F1'



0.05



0.02 0.015



0.136



0.273



0.037



0.546



0.068



0.023



0.056



1.371



1.371



0.05



0.01 0.015



0.149



0.298



0.044



0.596



0.075



0.024



0.059



1.140



1.140



F3-F3'



0.06



0.00 0.015



0.218



0.436



0.095



0.872



0.109



0.029



0.079



0.594



0.594



G1-G



0.02



0.01 0.015



0.119



0.238



0.028



0.476



0.059



0.021



0.050



0.811



0.811



0.13



0.01 0.015



0.208



0.417



0.087



0.834



0.104



0.028



0.077



1.444



1.444



0.22



0.02 0.015



0.233



0.467



0.109



0.933



0.117



0.030



0.083



1.997



1.997



0.02



0.00 0.015



0.145



0.289



0.042



0.579



0.072



0.023



0.058



0.463



0.463



A1-A1' A2-A2'



B2-B2'



D1-D1'



F2-F2'



BLOK 1



BLOK 2



BLOK 3



BLOK 4



G2-G2' G3-G3'



BLOK 5



G4-G



a. b. c. d. e. f. g.



Sd



n



V (m/s)V kontrol (m/s)



4.5.4 perhitungan elevasi saluran Perhitungan elevasi saluran drainase diperlukan data data sebagai berikut : Panjang saluran (Ld) Kemiringan saluran (Sd) Tinggi saluran (h) Lebar saluran (D) Freeboard saluran (Fb) Elevasi muka tanah awal Elevasi muka tanah akhir



90



DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA



tabel 4. 55elevasi saluran primer ELEVASI DASAR SALURAN



ELEVASI MUKA SALUR PELAYANA Ld Saluran AN N (meter)



Sd



H (m)



Fb



Hf (m)



87.5



0.0196



0.53



0.112



87.5



70



0.0068



0.34



2056



70



62.5



0.0036



1723.6



170.5



162.5



2300.7



162.5



2426.3



B3'B'



AWAL (m)



AKHIR (m)



1278.3



112.5



2580.8



A2'-A' B-B1'



KEDALAMAN



ELEVASI MUKA AIR



awal (m)



akhir (m)



awal (m)



akhir (m)



awal (m)



akhir (m)



25



111.86



86.86



0.64



0.64



112.39



87.39



0.100



17.5



87.06



69.56



0.44



0.44



87.40



69.90



0.25



0.062



7.5



69.69



62.19



0.31



0.31



69.94



62.44



0.0046



0.32



0.091



8



170.09 162.09



0.41



0.41



170.41 162.41



150



0.0054



0.34



0.101



12.5



162.06 149.56



0.44



0.44



162.40 149.90



150



130



0.0082



0.40



0.107



20



149.49 129.49



0.51



0.51



149.89 129.89



912.4



130



120



0.0110



0.43



0.088



10



129.49 119.49



0.51



0.51



129.91 119.91



C-C2'



4530.2



287.5



225



0.0138



0.56



0.094



62.5



286.85 224.35



0.65



0.65



287.41 224.91



C2'-C'



2186.8



225



212.5



0.0057



0.37



0.073



12.5



224.56 212.06



0.44



0.44



224.93 212.43



D-D2'



1981.7



500



480.5



0.0098



0.52



0.085



19.5



499.39 479.89



0.61



0.61



499.91 480.41



3282.4



480.5



420



0.0184



0.67



0.107



60.5



479.72 419.22



0.78



0.78



480.39 419.89



D1'-D'



2210.5



420



400



0.0090



0.49



0.095



20



419.41 399.41



0.59



0.59



419.91 399.91



E-E1'



372.5



237.5



230



0.0201



0.59



0.092



7.5



236.81 229.31



0.69



0.69



237.41 229.91



E1'-E'



3095.4



230



190.5



0.0128



0.51



0.093



39.5



229.39 189.89



0.61



0.61



229.91 190.41



F1-F3'



587.7



558



550



0.0136



0.60



0.104



8



557.30 549.30



0.70



0.70



557.90 549.90



499.7



550



549



0.0020



0.29



0.085



1



549.62 548.62



0.38



0.38



549.91 548.91



2797.7



549



530



0.0068



0.46



0.100



19



548.44 529.44



0.56



0.56



548.90 529.90



F2'-F'



397.4



500



490



0.0252



0.74



0.100



10



499.16 489.16



0.84



0.84



499.90 489.90



G-G2'



320.18



289



287.5



0.0047



0.36



0.088



1.5



288.56 287.06



0.44



0.44



288.91 287.41



617.7



287.5



286



0.0024



0.28



0.092



1.5



287.13 285.63



0.37



0.37



287.41 285.91



2809.1



286



284.5



0.0005



0.16



0.087



1.5



285.76 284.26



0.24



0.24



285.91 284.41



A-A1' A1'-A2'



BLOK 1



B1'-B2' B2'B3'



D2'-D1'



BLOK 2



BLOK 3



F3'-F1' F1'-F2'



G2'G3' G3'-G'



BLOK 4



BLOK 5



91



DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA tabel 4. 56elevasi saluran sekunder ELEVASI DASAR SALURAN



ELEVASI MUKA SALUR PELAYANA Ld saluran AN N (meter)



Sd



H (m)



Fb



Hf (m)



62.5



0.0193 4



0.51



0.105



87.5



62.5



0.0097 9



0.40



5060.14



87.5



62



0.0050 4



2554



187.5



162.5



2553.3



150



B3-B3'



2636



C1-C C2-C2'



AWAL (m)



AKHIR (m)



1293



87.5



2552.7



A3-A B1-B1'



KEDALAMAN



ELEVASI MUKA AIR



awal (m)



akhir (m)



awal (m)



akhir (m)



awal (m)



akhir (m)



25



86.88



61.88



0.62



0.62



87.39



62.39



0.087



25



87.01



62.01



0.49



0.49



87.41



62.41



0.31



0.098



25.5



87.09



61.59



0.41



0.41



87.40



61.90



0.0097 9



0.44



0.086



25



186.97 161.97



0.53



0.53



187.41 162.41



137.5



0.0049 0



0.32



0.089



12.5



149.59 137.09



0.41



0.41



149.91 137.41



135



62.5



0.0275 0



0.69



0.095



72.5



134.21



61.71



0.79



0.79



134.91



5608.3



300



250



0.0089 2



0.47



0.097



50



299.43 249.43



0.57



0.57



299.90 249.90



2815.6



237



200



0.0131 4



0.52



0.098



37



236.38 199.38



0.62



0.62



236.90 199.90



2107.29



337



275



0.0294 2



0.76



0.089



62



336.16 274.16



0.84



0.84



336.91 274.91



D2-D2'



3392.2



315



300



0.0044 2



0.36



0.085



15



314.56 299.56



0.44



0.44



314.91 299.91



E1-E1'



379.3



250



237



0.0342 7



0.74



0.069



13



249.19 236.19



0.81



0.81



249.93 236.93



F1-F1'



658.5



400



390



0.0151 9



0.59



0.056



10



399.36 389.36



0.64



0.64



399.94 389.94



483



390



385.5



0.0093 2



0.49



0.059



4.5



389.45 384.95



0.55



0.55



389.94 385.44



F3-F3'



3605.2



385.5



380



0.0015 3



0.25



0.079



5.5



385.17 379.67



0.33



0.33



385.42 379.92



G1-G



313.6



310



308



0.0063 8



0.40



0.050



2



309.55 307.55



0.45



0.45



309.95 307.95



G2-G2'



313.6



308



305



0.0095 7



0.47



0.077



3



307.45 304.45



0.55



0.55



307.92 304.92



G3-G3'



603.78



305



295.5



0.0157 3



0.57



0.083



9.5



304.35 294.85



0.65



0.65



304.92 295.42



G4-G



3132.34



295.5



290.5



0.0016 0



0.24



0.058



5



295.20 290.20



0.30



0.30



295.44 290.44



A1-A1' A2-A2'



B2-B2'



D1-D1'



F2-F2'



BLOK 1



BLOK 2



BLOK 3



BLOK 4



BLOK 5



62.41



92



DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA



93



DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA



4.6 BANGUNAN PELENGKAP 4.6.1 gorong gorong Gorong gorong adalah salah satu bangunan pelengkap yang digunakan pada sistem jaringan drainase untuk melalui perlintasan seperti jalan raya, ataupun rel kereta api. Lebar gorong gorong umumnya sama seperti lebar jalan raya dan bentuk persegi empat dan terbuat dari beton. Kecepatan yang ada pada gorong gorong direncanakan agar lebih cepat dibandingkan dengan kecepatan saluran drainase sehingga saluran gorong gorong tidak membawa endapan lumpur. tabel 4. 57gorong gorong saluran primer SECTIO N



PELAY SALUR ANAN Q AN (m3/s)



SALURAN Sd



V (m/s)



GORONG GORONG b (m)



JUMLA V H (m/s)



L (m) b (m) H (m)



KEHILANGAN TEKANAN A (m2)



Q (m3/s)



Hf in (m)



Hf out Hf gesek Hf total (m) (m) (m)



A-A1'



0.696



0.020 2.8977 0.6930



1



2



10



0.693 0.347



0.24



0.48



0.010



0.021



0.196



0.226



A1'-A2'



0.270



0.007 1.5366 0.5923



1



2



10



0.592 0.296



0.18



0.35



0.003



0.005



0.068



0.076



0.036



0.004 0.7358 0.3125



1



2



10



0.312 0.156



0.05



0.10



0.020



0.041



0.036



0.098



B-B1'



0.162



0.005 1.1728 0.5248



1



2



10



0.525 0.262



0.14



0.28



0.009



0.017



0.046



0.073



B1'-B2'



0.250



0.005 1.3872 0.5999



1



2



10



0.600 0.300



0.18



0.36



0.005



0.010



0.054



0.069



B2'B3'



0.378



0.008 1.7989 0.6481



1



2



10



0.648 0.324



0.21



0.42



0.001



0.001



0.082



0.084



0.219



0.011 1.7476 0.5011



1



2



10



0.501 0.251



0.13



0.25



0.001



0.002



0.110



0.112



C-C2'



0.315



0.014 2.0852 0.5496



1



2



10



0.550 0.275



0.15



0.30



0.000



0.000



0.138



0.138



C2'-C'



0.083



0.006 1.0743 0.3935



1



2



10



0.394 0.197



0.08



0.15



0.011



0.022



0.057



0.090



D-D2'



0.187



0.010 1.6128 0.4817



1



2



10



0.482 0.241



0.12



0.23



0.002



0.004



0.098



0.104



D2'D1'



0.580



0.018 2.7075 0.6544



1



2



10



0.654 0.327



0.21



0.43



0.006



0.013



0.184



0.203



D1'-D'



0.260



0.009 1.6961 0.5532



1



2



10



0.553 0.277



0.15



0.31



0.001



0.002



0.090



0.094



E-E1'



0.355



0.020 2.4758 0.5355



1



2



10



0.536 0.268



0.14



0.29



0.003



0.006



0.201



0.210



0.291



0.013 1.9861 0.5417



1



2



10



0.542 0.271



0.15



0.29



0.000



0.000



0.128



0.128



0.442



0.014 2.2588 0.6259



1



2



10



0.626 0.313



0.20



0.39



0.001



0.002



0.136



0.139



F3'-F1'



0.085



0.002 0.7290 0.4833



1



2



10



0.483 0.242



0.12



0.23



0.021



0.041



0.020



0.082



F1'-F2'



0.273



0.007 1.5427 0.5951



1



2



10



0.595 0.298



0.18



0.35



0.003



0.005



0.068



0.076



A2'-A'



B3'B'



E1'-E' F1-F3'



BLOK 1



BLOK 2



BLOK 3 BLOK 4



94



DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA F2'-F'



0.530



0.025 2.9754 0.5969



1



2



10



0.597 0.298



0.18



0.36



0.012



0.024



0.252



0.288



G-G2'



0.144



0.005 1.1430 0.5014



1



2



10



0.501 0.251



0.13



0.25



0.009



0.019



0.047



0.075



G2'G3'



0.120



0.002 0.8548 0.5309



1



2



10



0.531 0.265



0.14



0.28



0.017



0.033



0.024



0.074



0.047



0.001 0.3835 0.4968



1



2



10



0.497 0.248



0.12



0.25



0.033



0.067



0.005



0.105



G3'-G'



BLOK 5



tabel 4. 58gorong gorong saluran sekunder SECTIO N



SALURAN



PELAY SALUR ANAN Q AN (m3/s)



GORONG GORONG



Sd



V (m/s)



b (m)



0.560



0.019



2.733



0.640



1



A2-A2' BLOK 1 0.202



0.010



1.641



0.496



A1-A1'



JUMLA V H (m/s)



KEHILANGAN TEKANAN Q (m3/s)



Hf in (m)



Hf Hf out gesek (m) (m)



Hf total (m)



0.20



0.41



0.007



0.014



0.193



0.214



0.248



0.12



0.25



0.002



0.003



0.098



0.103



L (m)



b (m)



H (m) A (m2)



2



10



0.640



0.320



1



2



10



0.496



A3-A



0.220



0.005



1.306



0.580



1



2



10



0.580



0.290



0.17



0.34



0.006



0.012



0.050



0.069



B1-B1'



0.195



0.010



1.625



0.489



1



2



10



0.489



0.245



0.12



0.24



0.002



0.004



0.098



0.103



B2-B2' BLOK 2 0.152



0.005



1.178



0.508



1



2



10



0.508



0.254



0.13



0.26



0.009



0.017



0.049



0.075



B3-B3'



0.459



0.028



2.967



0.556



1



2



10



0.556



0.278



0.15



0.31



0.012



0.024



0.275



0.311



C1-C



0.284



0.009



1.726



0.574



1



2



10



0.574



0.287



0.16



0.33



0.001



0.002



0.089



0.092



C2-C2'



0.349



0.013



2.101



0.577



1



2



10



0.577



0.288



0.17



0.33



0.000



0.000



0.131



0.132



D1-D1' BLOK 3 0.371



0.029



2.886



0.507



1



2



10



0.507



0.254



0.13



0.26



0.010



0.020



0.294



0.324



D2-D2'



0.126



0.004



1.082



0.482



1



2



10



0.482



0.241



0.12



0.23



0.011



0.021



0.044



0.076



E1-E1'



0.166



0.034



2.499



0.365



1



2



10



0.365



0.182



0.07



0.13



0.003



0.006



0.343



0.352



F1-F1'



0.051



0.015



1.371



0.273



1



2



10



0.273



0.136



0.04



0.07



0.005



0.010



0.152



0.167



F2-F2' BLOK 4 0.051



0.009



1.140



0.298



1



2



10



0.298



0.149



0.04



0.09



0.009



0.019



0.093



0.121



F3-F3'



0.057



0.002



0.594



0.436



1



2



10



0.436



0.218



0.10



0.19



0.025



0.050



0.015



0.091



G1-G



0.023



0.006



0.811



0.238



1



2



10



0.238



0.119



0.03



0.06



0.018



0.036



0.064



0.118



G2-G2'



0.126



0.010



1.444



0.417



1



2



10



0.417



0.208



0.09



0.17



0.004



0.008



0.096



0.107



0.217



0.016



1.997



0.467



1



2



10



0.467



0.233



0.11



0.22



0.000



0.000



0.157



0.157



0.019



0.002



0.463



0.289



1



2



10



0.289



0.145



0.04



0.08



0.030



0.060



0.016



0.106



G3-G3' G4-G



BLOK 5



95



DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA



4.6.2 street inlet Street inlet adalah bangunan pelengkap dalam jaringan drainase yang berguna untuk mengalirkan air dalam jalan yang tergenang. tabel 4. 59street inlet saluran primer Ld Saluran (meter) 1278.3



LEBAR JALAN 5



0.019



2580.8



5



0.007



50



52



A2'-A'



2056



5



0.001



50



41



B-B1'



1723.6



5



0.003



50



34



B1'-B2'



2300.7



5



0.005



50



46



2426.3



5



0.008



50



49



B3'B'



912.4



5



0.010



50



18



C-C2'



4530.2



5



0.011



50



91



C2'-C'



2186.8



5



0.004



50



44



D-D2'



1981.7



5



0.009



50



40



3282.4



5



0.018



50



66



D1'-D'



2210.5



5



0.007



50



44



E-E1'



372.5



5



0.020



50



7



E1'-E'



3095.4



5



0.012



50



62



F1-F3'



587.7



5



0.012



50



12



F3'-F1'



499.7



5



0.002



50



10



2797.7



5



0.005



50



56



F2'-F'



397.4



5



0.025



50



8



G-G2'



320.18



5



0.005



50



6



617.7



5



0.002



50



12



2809.1



5



0.000



50



56



SALURAN PELAYANAN A-A1' A1'-A2'



B2'B3'



D2'-D1'



F1'-F2'



G2'G3' G3'-G'



BLOK 1



BLOK 2



BLOK 3



BLOK 4



BLOK 5



So



JARAK TIAP STREET JUMLAH STREET INLET INLET (m) 50 26



96



DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA



97



DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA



tabel 4. 60street inlet saluran sekunder Ld saluran (meter) 1293



LEBAR JALAN 5



0.029



2552.7



5



0.005



50



51



A3-A



5060.14



5



0.005



50



101



B1-B1'



2554



5



0.015



50



51



2553.3



5



0.004



50



51



B3-B3'



2636



5



0.007



50



53



C1-C



5608.3



5



0.029



50



112



C2-C2'



2815.6



5



0.019



50



56



2107.29



5



0.014



50



42



D2-D2'



3392.2



5



0.002



50



68



E1-E1'



379.3



5



0.007



50



8



F1-F1'



658.5



5



0.008



50



13



483



5



0.001



50



10



F3-F3'



3605.2



5



0.001



50



72



G1-G



313.6



5



0.001



50



6



G2-G2'



313.6



5



0.004



50



6



603.78



5



0.014



50



12



3132.34



5



0.001



50



63



SALURAN PELAYANAN A1-A1' A2-A2'



B2-B2'



D1-D1'



F2-F2'



G3-G3' G4-G



BLOK 1



BLOK 2



BLOK 3



BLOK 4



BLOK 5



So



JARAK TIAP STREET JUMLAH STREET INLET INLET (m) 50 26



98



DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA



BAB V PERENCANAAN SEWERAGE 5.1 DAERAH PELAYANAN Jaringan penyaluran air buangan atau jaringan sewerage disesuaikan dengan kebutuhan. Pada tugas perencanaan ini tidak semua dilayani, hanya beberapa wilayah dengan kepadatan penduduk yang cukup dan elevasi yang relevan untuk dibuatkan saluran sewerage. Berikut adalah peta pelayanan jaringan sewerage Kabupaten Banjarnegara :



gambar 5. 1daerah pelayanan jaringan sewerage 5.2 PERHITUNGAN BEBAN ALIRAN 5.2.1 penentuan area pelayanan Dalam menghitung beban aliran diperlukan data berupa data jumlah penduduk yang nantinya akan diproyeksikan. Data penduduk direncanakan akan diproyeksi 15 tahun kedepan. Setelah didapatkan proyeksi penduduk baru didapatkan jumlah air limbah yang dihasilkan setiap individu yang diakumulasikan pada setiap area pelayanannya.



99



DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA 5.3 PERHITUNGAN KAPASITAS ALIRAN 5.3.1 Proyeksi penduduk Proyeksi penduduk dilakukan untukmenentukan estimasi jumlah penduduk di daerah pelayanan pada tahun perencanaan. Terdapat 3 metode yang digunakan dalam proyeksi penduduk dengan mengacu pada peraturan menteri pekerjaan umum No: 18/ PRT/ M/ 2007 tentang penyelenggaraan pengembangan sistem penyediaan air minum, yaitu metode aritmatik, geometrik dan least square. tabel 5. 1jumlah penduduk dan persen penduduk kabupaten banjarnegara No



Tahun



1 2 3 4 5 6 7 8 9 10



2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 Jumlah rata rata



Pertumbuhan Penduduk



Jumlah Penduduk (Jiwa) 877898 878736 883694 889921 895986 901814 907440 912876 917262 922212 8987839 898784



Jiwa



Persentase (%)



838 4958 6227 6065 5828 5626 5436 4386 4950 44314 4924



0.00% 0.10% 0.56% 0.70% 0.68% 0.65% 0.62% 0.60% 0.48% 0.54% 4.91% 0.49%



Sebelum menghitung dengan metode aritmatik, diharuskan pertama tama menghitung nilai ka menggunakan rumus : % rata rata pertumbuhan penduduk r= jumlah data Dalam menggunakan metode ini, selanjutnya menghitung royeksi mundur. Proyeksi mundur dilakukan untuk mengetahui standar deviasi masing masing metode. Standar deviasi yang paling kecil akan digunakan untuk metode proyeksi. Berikut adalah tabel perhitungan proyeksi mundur : tabel 5. 2proyeksi aritmatik Tahun



Tahun



Jumlah



Pertumbuhan



Hasil



(Xi-



(Xi-Xmean)²



100



DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA Ke-n (X)



Penduduk Penduduk



Jiwa



Ratio



Perhitungan Aritmatik (Xi)



Xmean)



2010 2011 2012 2013 2014 2015



1 2 3 4 5 6



877898 878736 883694 889921 895986 901814



838 4958 6227 6065 5828



0.00% 0.10% 0.56% 0.70% 0.68% 0.65%



8344222 7417086 6489950 5562815 4635679 3708543



2016



7



907440



5626



0.62%



2781407



2017



8



912876



5436



0.60%



1854272



2018



9



917262



4386



0.48%



927136



2019



10



922212



4950



0.54%



922212



Jumlah 55 8987839 rata 5.5 898784 rata Standar Deviasi 2666369



44314



4.91%



42643322



4079890 16645500780144 3152754 9939857924638 2225618 4953376570004 1298482 1686056716241 371347 137898363349 -555789 308901511328 2199066160178 1482925 5808392309900 2410061 11136879960493 3337196 11169767431248 3342120 63985697727523



4923.8



0.49%



4264332



6398569772752



Ka P



4923.78 877898



tabel 5. 3proyeksi geometrik Tahun Ke-n (X)



Jumlah Penduduk



2010 2011 2012 2013 2014



1 2 3 4 5



877898 878736 883694 889921 895986



2015



6



901814



2016



7



907440



Tahun



Pertumbuhan Penduduk Jiwa



Ratio



838 4958 6227 6065



0.00% 0.10% 0.56% 0.70% 0.68%



5828



0.65%



5626



0.62%



Hasil (XiPerhitungan Xmean) Geometrik (Xi)



10477856 7998363 6105621 4660779 3557847 198407 2073216



6599355 4119863 2227120 782279 -320654 3680094 1805284



(Xi-Xmean)²



43551490525992 43551490525992 43551490525992 43551490525992 43551490525992 43551490525992 43551490525992



101



DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA 2017



8



912876



2018



9



917262



2019



10



922212



Jumlah 55 8987839 rata 5.5 898784 rata Standar Deviasi 6956331 R



5436



0.60%



4386



0.48%



4950 44314



0.54% 4.91%



38785008



43551490525992 2295893 43551490525992 2670403 43551490525992 2956289 435514905259923



4924



0.49%



3878501



871029810519845



1582608 1208098 922212



0.31 %



tabel 5. 4proyeksi metode least square Tahun Jumlah Tahun Ke-n Pendudu (X) k (Y)



XY







Pertumbuhan Penduduk Jiwa



Ratio



Hasil Perhitungan Least Square (Xi)



2010



1



877898 877898



1



-



0.00%



850050



2011



2



878736



175579 6



4



838



0.10%



223473



2012



3



883694



263369 4



9



4958



0.56%



850050



2013



4



889921



351159 2



16



6227



0.70%



850050



2014



5



895986



438949 0



25



6065



0.68%



850050



2015



6



526738 901814 8



2016



7



907440 614528 6



36



5828



0.65%



194865209



49



5626



0.62%



850050



(XiXmean (Xi-Xmean)² )



19338 858 19965 435 19338 858 19338 858 19338 858



373991435 723343.00 398618601 944528.00 373991435 723343.00 373991435 723343.00 373991435 723343.00



305118099 17467 99686000. 6301 00 373991435 19338 723343.00 102



DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA



2017



8



912876



702318 4



64



5436



0.60%



850050



2018



9



917262



790108 2



81



4386



0.48%



850050



2019



10



922212



877898 100 0



4950



0.54%



850050



Jumla h



55



898783 482843 385 9 90



44314



4.91%



201889083



rata rata



5.5



898784



482843 38.5 9



4924



0.49%



20188908



b a



858 19338 858 19338 858 19338 858



373991435 723343.00 373991435 723343.00 373991435 723343.00 339023600 87417300. 00 339023600 8741730.0 0



Standar 61375311.8 Deviasi -13924 97536 5.5333



Setelah dilakukan proyeksi didapatkan standar deviasi terkecil adalah metode geometrik, dengan demikian metode aritmatik digunakan untuk proyrksi penduduk 15 tahun. Berikut adalah proyeksi penduduk 15 tahun kabupaten banjarnegara :



tabel 5. 5proyeksi penduduk kabupaten banjarnegara N o 1 2 3 4 5 6 7



Tahun



n



Jumlah Penduduk



2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025



0 1 2 3 4 5 6



922212 926740 931290 935862 940457 945074 949714



103



DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA 8 9 10 11 12 13 14 15



2026 2027 2028 2029 2030 2031 2032 2033 r



7



954377



8 9 10 11 12 13 14



959063 963771 968503 973258 978037 982839 987664 0.49%



gambar 5. 2grafik proyeksi penduduk kabupaten banjarnegara 5.4 DEBIT AIR LIMBAH Debit air limbah adalah air limbah yang dihasilkan dari penduduk. Rata rata pemakaian air bersih sekitar 120-250 L/orang/hari dengan % limbah 70%-80% dari pemakaian air bersih.



104



DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA



tabel 5. 6debit air limbah domestik Daerah Per Blok Pelayanan



No



Jumlah Jumlah Jumlah Luas Per % Penduduk Penduduk Pemakaia Blok Per Blok Pelayan Terlayani n Air an Ha Jiwa Jiwa L/org/hari



1 BLOK 1



6450.9



140602



80% 112481.57



150



2 BLOK 2



8508.2



185442



80% 148353.82



150



3 BLOK 3



9659.1



210527



80% 168421.57



150



4 BLOK 4



3802.1



82869



80%



66295.58



150



5 BLOK 5



8692.8



189466



80% 151572.62



150



6 BLOK 6 Luas Total Area Dilayani (Ha)



8201.5



178758



80% 143006.03



150



45314.6



penduduk th 2033



987664



Q Air Bersih



Q Q Q Limbah Limbah Limbah Debit Domesti Domesti Domesti k (Qd) k (Qd) k (Qd) Infiltrasi



L/hari



L/hari



168722 35 222530 74 252632 36 994433 7 227358 92 214509 04



1349778 8 1780245 9 2021058 9 7955470 1818871 4 1716072 3



m3/hari



m3/detik



13498



0.16



1350



17802



0.21



1780



20211



0.23



2021



7955



0.09



796



18189



0.21



1819



17161



0.20



1716



94815.74



9481.57



tabel 5. 7debit air limbah non domestik



No



Daerah Per Blok Pelayanan



Debit Domestik (Qd)



Debit Non Domestik (Qnon)



Debit Non Domestik (Qnon)



Debit Non Domestik (Qnon)



Debit Limbah Total Rata-rata



L/hari



L/hari



m3/hari



m3/detik



m3/hari



1 BLOK 1



13497788



2699558



2700



0.03



17547



2 BLOK 2



17802459



3560492



3560



0.04



23143



3 BLOK 3



20210589



4042118



4042



0.05



26274



4 BLOK 4



7955470



1591094



1591



0.02



10342



5 BLOK 5



18188714



3637743



3638



0.04



23645



6 BLOK 6



17160723



3432145



3432



0.04



22309



18963.15



123260.47



105



DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA



tabel 5. 8debit air limbah saluran primer Pemakaia Q Q Q Q Q Saluran Jumlah n Air Domestik Domestik Domestik Buangan Buangan SALURA Primer Penduduk L/org/har SEWERAG N Terlayani i L//hari L/detik m3/detik m3/detik L/detik E



Q Buangan m3/hari



A1-A2 A2-A3



A



140602



150



21090294



244.10



0.24



0.95



946.99



81819.71



B



185442



150



27816342



321.95



0.32



0.93



930.68



80410.68



C



210527



150



31579045



365.50



0.37



0.92



921.68



79633.04



A3-A4 B1-B2 B2-B3 B3-B4 B4-B5 C1-C2 C2-C3 C3-C4 C4-C5



tabel 5. 9debit air limbah saluran sekunder Q Saluran Jumlah Pemakaian Air Domestik Sekunder Penduduk SEWERAGE Terlayani L/org/hari L//hari



Q Domestik



Q Q Buangan Q Buangan Q Buangan Domestik



L/detik



m3/detik



m3/detik



L/detik



m3/hari



A1'-A1 A2'-A2



326044



150



48906636



566.05



0.57



0.45



452.84



39125.31



293396



150



44009467



509.37



0.51



0.41



407.50



35207.57



368223



150



55233496



639.28



0.64



0.51



511.42



44186.80



A3'-A3 B2'-B2 B3'-B3 B4'-B4 C2'-C2 C3'-C3



106



DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA C4'-C4



5.5 DEBIT PUNCAK Dalam perencanaan ini dilakukan debit pincak agar diketahui puncak pada suatu saluran. Dalam perhitungan debit puncak dibutuhkan data seperti infiltrasi dan faktor puncak. tabel 5. 10debit puncak saluran primer



N o



Saluran Primer



Luas Jumlah Daerah Penduduk Pelayana dilayani n



% Pelayan an



Jumlah Penduduk Terlayani



Jumlah Pemakaian Air



Q Air Bersih



Q Domesti k



Jiwa



L/org/hari



L/hari



L/hari



Q Q Non Infiltras Domestik i L/hari



L/hari



Q Limbah Total RataRata



Fp



Ha



Jiwa



L/hari



14959.1



326044



80%



260835.39



150



3912530 3130024 6260049.4 313002 1. 40690321.34 8.98 7.18 4 4.72 97



13461.2



293396



80%



234717.16



150



3520757 2816605 5633211.7 281660 2. 36615876.19 3.26 8.61 2 5.86 01



16894.3



368223



80%



294578.64



150



4418679 3534943 7069887.4 353494 1. 45954268.35 6.49 7.20 4 3.72 93



1 A1-A2 2 A2-A3 3 A3-A4 4 B1-B2 5 B2-B3 6 B3-B4 7 B4-B5 8 C1-C2 9 C2-C3 1 0 C3-C4 1 1 C4-C5 Luas Total (Ha) 45314.6 Jumlah 987663.9 Penduduk 9 Kepadatan penduduk 21.79571 (Jiwa/Ha) 241



Q Puncak



Q Puncak



Q Minimum



Q Minimum Q Puncak Q Minimum



L/hari



m3/hari



L/hari



m3/hari



m3/detik



m3/detik



80339276.22



80339.28



24762496.06



24762.50



0.093



0.029



107



DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA



73579773.78



73579.77



21817671.23



21817.67



0.085



0.025



88907674.39



88907.67



28654715.65



28654.72



0.103



0.033



108



DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA



tabel 5. 11debit puncak saluran sekunder



Saluran Sekunder



Luas Daerah Pelayana n



Jumlah Penduduk Per Blok



Ha



Jiwa



14959.1



326044.24



6470.6



293396.44



Jumlah Penduduk Terlayani



Jumlah Pemakaian Air



Q Air Bersih



Q Domesti k



Q Non Domestik



Q Infiltras i



Q Limbah Total RataRata



Jiwa



L/org/hari



L/hari



L/hari



L/hari



L/hari



L/hari



80%



260835.39



150



3912530 3130024 6260049.4 313002 1. 40690321.34 8.98 7.18 4 4.72 97



80%



234717.16



150



3520757 2816605 5633211.7 281660 2. 36615876.19 3.26 8.61 2 5.86 01



% Pelayan an



Fp



A1'-A1 A2'-A2 A3'-A3 B2'-B2 B3'-B3 B4'-B4 C2'-C2



C3'-C3



6470.6



368223.30



80%



294578.64



150



4418679 6.49 3534943 7069887.4 353494 1. 45954268.35 7.20 4 3.72 93



C4'-C4



Q Puncak



Q Puncak



Q Minimum



Q Minimum Q Puncak Q Minimum



L/hari



m3/hari



L/hari



m3/hari



m3/detik



m3/detik



80339276.22



80339.28



24762496.06



24762.50



0.09



0.03



73579773.78



73579.77



21817671.23



21817.67



0.09



0.03



88907674.39



88907.67



28654715.65



28654.72



0.10



0.03



109



DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA 5.6 DIMENSI SALURAN Dalam perhitungan sistem perpipaan buangan atau sewerage, maka bagian yang terpenting adalah memperhitungkan dimensi saluran dan mengecek slope/kemiringan saluran. Utntuk saluran yang mengalir penuh atau setengah penuhtidak terdapat banyak kesulitan untuk menentukan dimensi pipa, tetapi untuk saluran dengan ketinggian renang 0.5Dmemerlukan analasisa yang agak panjang. Tinggi renang saluran air buangan umumnya diambil 0.2D-0.8D untuk mempermudah perhitungan dapat dilakukan dengan menggunakan mantuan grafik elemen hidrolisis untuk saluran sirkular.



gambar 5. 3grafik rasio Grafik ini terdiri dari 3 bagian : rasio d/D, nilai elemen hidrolisis (v/vf, Q/Qf, A/Af, R/Rf), dan garis yang menunjukan hubungan diantara keduanya. Pada perencanaan saluran, hal yang diketahui terlebihdahulu adalah : debit puncak dan angka kekasaran manning untuk jenis pipa tertentu. Dua data yang diasumsikan adalah tinggi renang (d/D) dan slope. Asumsi slope awal berdasar pada kemiringan medan di lapangan, sedangkan tinggi renang diambil dari kriteria desain. 5.6.1 elevasi saluran Kemiringan saluran adalah perbedaan ketinggian saluran dibagi dengn panjang saluran (m).berikut adalah persamaan mencari kemiringan saluran : ∆ ET Sd = Ld



tabel 5. 12kemiringan saluran primer Saluran



Panjang Pipa



Elevasi Tanah



Sd



Sd



110



DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA



A1-A2 A2-A3 A3-A4 B1-B2 B2-B3 B3-B4 B4-B5 C1-C2 C2-C3 C3-C4 C4-C5



m



Awal



Akhir



9543 7654 5606 5200 4892 8651 1201 6100 7571 4814 7718



80 62 63 255 225 215 212 197 193 190 175



75 57 60 253 222 212 210 195 192 187 173



% 0.0005 0.0007 0.0005 0.0004 0.0006 0.0003 0.0017 0.0003 0.0001 0.0006 0.0003



5% 7% 5% 4% 6% 3% 17% 3% 1% 6% 3%



tabel 5. 13kemiringan saluran sekunder Panjang Pipa



Saluran A1'-A1 A2'-A2 A3'-A3 B2'-B2 B3'-B3 B4'-B4 C2'-C2 C3'-C3 C4'-C4



Elevasi Tanah



Sd Sd



m



Awal



Akhir



3532 3949 2126 5061 4847 5628 5606 2855 4002



82 63 65 256 257 214 198 191 176



80 60 62 254 254 213 196 189 175



% 0.0006 0.0008 0.0014 0.0004 0.0006 0.0002 0.0004 0.0007 0.0002



6% 8% 14% 4% 6% 2% 4% 7% 2%



5.6.2 dimensi saluran tabel 5. 14dimensi pipa saluran primer Elevasi (m) Saluran



Panjang Saluran



Slope Awal



Akhir



A1-A2



9543.000



80



75



0.0005



A2-A3



7654.000



62



57



A3-A4



5606.000



63



60



Debit Koefisie Saluran n Mannin m3/deti g (n) k



d/D



Qfull Ratio Qp/Qful m3/deti l k



Diameter Pipa



Diameter Digunakan



m



mm



m



mm



0.011



0.09



0.6



0.85



0.109



0.513



513



0.500



500



0.0007



0.011



0.09



0.6



0.85



0.109



0.492



492



0.500



500



0.0005



0.011



0.09



0.6



0.85



0.109



0.511



511



0.500



500



111



DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA B1-B2



5200.000



255



253



0.0004



0.011



0.09



0.6



0.85



0.100



0.526



526



0.560



560



B2-B3



4892.000



225



222



0.0006



0.011



0.09



0.6



0.85



0.100



0.482



482



0.500



500



B3-B4



8651.000



215



212



0.0003



0.011



0.09



0.6



0.85



0.100



0.536



536



0.560



560



B4-B5



1201.000



212



210



0.0017



0.011



0.09



0.6



0.85



0.100



0.400



400



0.400



400



C1-C2



6100.000



197



195



0.0003



0.011



0.10



0.6



0.85



0.121



0.582



582



0.560



560



C2-C3



7571.000



193



192



0.0001



0.011



0.10



0.6



0.85



0.121



0.690



690



0.710



710



C3-C4



4814.000



190



187



0.0006



0.011



0.10



0.6



0.85



0.121



0.516



516



0.500



500



C4-C5



7718.000



175



173



0.0003



0.011



0.10



0.6



0.85



0.121



0.608



608



0.630



630



tabel 5. 15dimensi pipa saluran sekunder Elevasi (m) Saluran



Panjang Saluran



Slope Awal



Akhir



Debit Koefisie Saluran n Mannin m3/deti g (n) k



d/D



Qfull Ratio Qp/Qful m3/deti l k



Diameter Pipa



Diameter Digunakan



m



mm



m



mm



A1'-A1



3532.000



82



80



0.0006



0.011



0.09



0.7



0.85



0.109



0.506



506



0.500



500



A2'-A2



3949.000



63



60



0.0008



0.011



0.09



0.7



0.85



0.109



0.479



479



0.500



500



2126.000



65



62



0.0014



0.011



0.09



0.7



0.85



0.109



0.426



426



0.450



450



5061.000



256



254



0.0004



0.011



0.09



0.7



0.85



0.100



0.523



523



0.560



560



4847.000



257



254



0.0006



0.011



0.09



0.7



0.85



0.100



0.481



481



0.500



500



5628.000



214



213



0.0002



0.011



0.09



0.7



0.85



0.100



0.608



608



0.630



630



5606.000



198



196



0.0004



0.011



0.10



0.7



0.85



0.121



0.573



573



0.560



560



2855.000



191



189



0.0007



0.011



0.10



0.7



0.85



0.121



0.505



505



0.500



500



4002.000



176



175



0.0002



0.011



0.10



0.7



0.85



0.121



0.612



612



0.630



630



A3'-A3 B2'-B2 B3'-B3 B4'-B4 C2'-C2 C3'-C3 C4'-C4



5.6.3 kontrol kecepatan Selanjutnya, dapat dihitung kontrol kecepatan di saluran sewerage. Berikut adalah hasil perhitungan dri kontrol kecepatan : tabel 5. 16kontrol kecepatan saluran primer Saluran



D Pembulatan



Slope



Koefisien Manning



Qfull



Qpeak



Qpeak/Qfull



d/D



Vpeak/Vfull



Vfull



Vpeak



A1-A2



0.5



0.0005



0.011



0.109



0.09



0.85



0.7



1.12



0.56



0.62



A2-A3



0.5



0.0007



0.011



0.109



0.09



0.85



0.7



1.12



0.56



0.62



A3-A4



0.5



0.0005



0.011



0.109



0.09



0.85



0.7



1.12



0.56



0.62



B1-B2



0.6



0.0004



0.011



0.100



0.09



0.85



0.7



1.12



0.41



0.46



B2-B3



0.5



0.0006



0.011



0.100



0.09



0.85



0.7



1.12



0.51



0.57



B3-B4



0.6



0.0003



0.011



0.100



0.09



0.85



0.7



1.12



0.41



0.46



B4-B5



0.4



0.0017



0.011



0.100



0.09



0.85



0.7



1.12



0.80



0.89



112



DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA C1-C2



0.6



0.0003



0.011



0.121



0.10



0.85



0.7



1.12



0.49



0.55



C2-C3



0.7



0.0001



0.011



0.121



0.10



0.85



0.7



1.12



0.31



0.34



C3-C4



0.5



0.0006



0.011



0.121



0.10



0.85



0.7



1.12



0.62



0.69



C4-C5



0.6



0.0003



0.011



0.121



0.10



0.85



0.7



1.12



0.39



0.44



113



DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA



tabel 5. 17kontrol kecepatan saluran sekunder Saluran



D Pembulatan



Slope



Koefisien Manning



Qfull



Qpeak



Qpeak/Qfull



d/D



Vpeak/Vfull



Vfull



Vpeak



A1'-A1



0.5



0.0006



0.011



0.109



0.09



0.85



0.7



1.12



0.56



0.62



0.5



0.0008



0.011



0.109



0.09



0.85



0.7



1.12



0.56



0.62



0.011



A2'-A2 A3'-A3



0.5



0.0014



0.109



0.09



0.85



0.7



1.12



0.69



0.77



B2'-B2



0.6



0.0004



0.011



0.100



0.09



0.85



0.7



1.12



0.41



0.46



B3'-B3



0.5



0.0006



0.011



0.100



0.09



0.85



0.7



1.12



0.51



0.57



B4'-B4



0.6



0.0002



0.011



0.100



0.09



0.85



0.7



1.12



0.32



0.36



C2'-C2



0.6



0.0004



0.011



0.121



0.10



0.85



0.7



1.12



0.49



0.55



C3'-C3



0.5



0.0007



0.011



0.121



0.10



0.85



0.7



1.12



0.62



0.69



C4'-C4



0.6



0.0002



0.011



0.121



0.10



0.85



0.7



1.12



0.39



0.44



5.7 ELEVASI SALURAN Dalam menghitung elevasi saluran sewerage, diperlukan data data yang menunjang, seperti : 1. Panjang saluran (Ld) 2. Kemiringan saluran (Sd) 3. Galian awal 4. Diameter sesuai pasaran 5. Hf saluran 6. Elevasi muka tanah awal 7. Elevasi muka tanah akhir tabel 5. 18 elevasi saluran primer Panjang



Elevasi Tanah



m



m



Awal



Akhir



Awal



Headloss



Akhir



Awal



Akhir



Awal



Akhir



A1-A2 9543.000 0.0005



0.5



80



75



78.5



5



73.5



78.0



73.0



2.0



2.0



1.5



A2-A3 7654.000 0.0007



0.5



62



57



59.5



5



54.5



59.0



54.0



3.0



3.0



2.5



A3-A4 5606.000 0.0005



0.5



63



60



59.5



3



56.5



59.0



56.0



4.0



4.0



3.5



B1-B2 5200.000 0.0004



0.6



255



253



250.5



2



248.5



249.9



247.9



5.1



5.1



4.5



B2-B3 4892.000 0.0006



0.5



225



222



219.5



3



216.5



219.0



216.0



6.0



6.0



5.5



B3-B4 8651.000 0.0003



0.6



215



212



208.5



3



205.5



207.9



204.9



7.1



7.1



6.5



B4-B5 1201.000 0.0017



0.4



212



210



204.5



2



202.5



204.1



202.1



7.9



7.9



7.5



C1-C2 6100.000 0.0003



0.6



197



195



188.5



2



186.5



187.9



185.9



9.1



9.1



8.5



C2-C3 7571.000 0.0001



0.7



193



192



183.5



1



182.5



182.8



181.8



10.2



10.2



9.5



Saluran



Elevasi Atas Pipa



Elevasi Dasar Pipa



D Sd



Kedalaman Penanaman



Penanam an Awal



114



DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA C3-C4 4814.000 0.0006



0.5



190



187



179.5



3



176.5



179.0



176.0



11.0



11.0



10.5



C4-C5 7718.000 0.0003



0.6



175



173



163.5



2



161.5



162.9



160.9



12.1



12.1



11.5



tabel 5. 19 elevasi saluran sekunder Panjang Saluran



Elevasi Atas Pipa



Elevasi Tanah



m



Awal



Akhir



Awal



Headloss



Akhir



Awal



Akhir



Awal



Akhir



Sd m



Elevasi Dasar Pipa



D



Kedalaman Penanaman



Penanam an Awal



A1'-A1



3532



0.0006



0.5



82



80



80.5



2



78.5



80.0



78.0



2.0



2.0



1.5



A2'-A2



3949



0.0008



0.5



63



60



60.5



3



57.5



60.0



57.0



3.0



3.0



2.5



A3'-A3



2126



0.0014



0.5



65



62



61.5



3



58.5



61.1



58.1



4.0



4.0



3.5



B2'-B2



5061



0.0004



0.6



256



254



251.5



2



249.5



250.9



248.9



5.1



5.1



4.5



B3'-B3



4847



0.0006



0.5



257



254



251.5



3



248.5



251.0



248.0



6.0



6.0



5.5



B4'-B4



5628



0.0002



0.6



214



213



207.5



1



206.5



206.9



205.9



7.1



7.1



6.5



C2'-C2



5606



0.0004



0.6



198



196



190.5



2



188.5



189.9



187.9



8.1



8.1



7.5



C3'-C3



2855



0.0007



0.5



191



189



182.5



2



180.5



182.0



180.0



9.0



9.0



8.5



C4'-C4



4002



0.0002



0.6



176



175



166.5



1



165.5



165.9



164.9



10.1



10.1



9.5



5.9 BANGUNAN PELENGKAP 5.9.1 manhole Manhole adalah bangunan pelengkap dalam jarigan sewerage yang terdiri dari manhole saluran lurus, manhole saluran belokan, dan manhole saluran cabang. Manhole dipasang karena berguna untuk tempat pemeriksaan saluran secara berkala atau jika terjadi masalah, seperti ventilasi, dan jalan untuk pekerja membersihkan saluran, manhole ditanam setiap jalan lurus tergantung dari diameter saluran, perubahan ketinggian atau belokan, dan pertemuan dengan bangunan lain. tabel 5. 20 jarak antar manhole Diameter (m) 0.02-0.05 0.05-0.075 0.1-0.15 0.15-0.2 1



Jarak Antar Manhole (m) 50-75 75-125 125-150 150-200 100-150



tabel 5. 21 manhole saluran primer Saluran Primer



Panjang Pipa



Diameter Pipa (m)



lurus



belokan cabang



Jumlah



115



DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA A1-A2 A2-A3 A3-A4 B1-B2 B2-B3 B3-B4 B4-B5 C1-C2 C2-C3 C3-C4 C4-C5



9543 7654 5606 5200 4892 8651 1201 6100 7571 4814 7718



0.500 0.500 0.500 0.560 0.500 0.560 0.400 0.560 0.710 0.500 0.630



64 51 37 35 33 58 8 41 50 32 51



8 3 1 8 8 11 2 15 10 8 13



0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 TOTAL



72 54 38 43 41 69 10 56 60 40 64 547



tabel 5. 22 manhole saluran sekunder Saluran Sekunder



Panjang Pipa



A1'-A1 A2'-A2 A3'-A3 B2'-B2 B3'-B3 B4'-B4 C2'-C2 C3'-C3 C4'-C4



3532 3949 2126 5061 4847 5628 5606 2855 4002



Diameter Pipa (m) 0.500 0.500 0.450 0.560 0.500 0.630 0.560 0.500 0.630 TOTAL



lurus 24 26 14 34 32 38 37 19 27



belokan cabang 1 0 1 0 2 0 5 0 3 0 3 0 3 0 2 0 5 0



Jumlah 25 27 16 39 35 41 40 21 32 276



116



DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA



BAB VI BOQ DAN RAB 6.1 BILL OF QUANTITY (BOQ) Bill of quantity adalah jumlah peralatan dan semua kebutuhan yang harus diperlukan dalam jaringan drainase dan sewerage. 6.1.1 BOQ drainase Berikut adalah lampiran BOQ yang direncanakan untuk sistem drainase kabupaten banjarnegara :



117



DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA



tabel 6. 1 BOQ U-ditch saluran primer SECTION



PEKERJAAN BETON



GALIAN TANAH



PEKERJA AN LUAS



KEBUTUHAN TANAH URUG



VOLUME BETON DARI KE



b h salur saluran an (m) (m)



TANAH BUANGAN



KEBUTUHAN PASIR URUG



Fb



luas 1



luas 2



luas 3



panjang saluran (m)



volume beton (m3)



volume galian (m3)



luas pekerja an



luas (m2)



volume (m3)



volume (m3)



volume (m3)



A-A1'



0.35



0.69



0.11



0.120



0.123



0.164



1293



527



1441



1930



0.123



160



1281



141



A1'-A2'



0.30



0.59



0.10



0.120



0.098



0.149



2553



937



2474



3554



0.098



251



2223



253



A2'-A'



0.16



0.31



0.06



0.120



0.027



0.107



5060



1285



3131



5629



0.027



137



2994



361



B-B1'



0.26



0.52



0.09



0.120



0.081



0.139



2554



868



2241



3384



0.081



208



2034



236



B1'-B2'



0.30



0.60



0.10



0.120



0.100



0.150



2553



945



2502



3574



0.100



256



2246



255



B2'B3'



0.32



0.65



0.11



0.120



0.112



0.157



2636



1027



2764



3817



0.112



296



2468



276



B3'B'



0.25



0.50



0.09



0.120



0.075



0.135



1040



344



880



1353



0.075



78



802



94



C-C2'



0.27



0.55



0.09



0.120



0.088



0.142



5608



1963



5108



7569



0.088



491



4616



533



C2'-C'



0.20



0.39



0.07



0.120



0.048



0.119



2816



808



2005



3361



0.048



135



1870



223



D-D2'



0.24



0.48



0.09



0.120



0.070



0.132



2107



680



1731



2701



0.070



148



1582



186



D2'-D1'



0.33



0.65



0.11



0.120



0.114



0.158



3392



1330



3588



4934



0.114



386



3202



358



D1'-D'



0.28



0.55



0.09



0.120



0.088



0.143



2847



1000



2606



3852



0.088



252



2355



271



E-E1'



0.27



0.54



0.09



0.120



0.084



0.140



379



131



338



507



0.084



32



306



35



E1'-E'



0.27



0.54



0.09



0.120



0.086



0.141



3422



1187



3080



4591



0.086



293



2787



322



F1-F3'



0.31



0.63



0.10



0.120



0.107



0.154



659



251



669



939



0.107



70



599



68



F3'-F1'



0.24



0.48



0.09



0.120



0.071



0.133



483



156



398



620



0.071



34



364



43



F1'-F2'



0.30



0.60



0.10



0.120



0.099



0.149



3605



1328



3509



5030



0.099



357



3152



359



F2'-F'



0.30



0.60



0.10



0.120



0.099



0.150



399



147



389



557



0.099



40



350



40



G-G2'



0.25



0.50



0.09



0.120



0.075



0.135



314



104



266



408



0.075



24



242



28



G2'G3'



0.27



0.53



0.09



0.120



0.083



0.140



604



207



535



804



0.083



50



485



56



G3'-G'



0.25



0.50



0.09



0.120



0.074



0.135



3132



1030



2634



4062



0.074



233



2401



281



TOTAL



63175



38358



4419



118



DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA



tabel 6. 2 BOQ U-ditch saluran sekunder SECTION



PEKERJAAN BETON



GALIAN TANAH



PEKERJAA N LUAS



KEBUTUHAN TANAH URUG



VOLUME BETON DARI KE



h b saluran saluran (m) (m)



Fb



luas 1



luas 2



luas 3



panjang volume volume luas saluran (m) beton (m3) galian (m3) pekerjaan



luas (m2)



KEBUT TANAH UHAN BUANG PASIR AN URUG



volume volume volume (m3) (m3) (m3)



A1-A1'



0.32



0.64



0.11



0.120



0.110



0.156



858.21



331



890



1236



0.110



95



795



89



A2-A2'



0.25



0.50



0.09



0.120



0.074



0.134



4877.92



1603



4098



6323



0.074



362



3737



437



0.095



0.147



5608.4



2031



5340



7740



0.095



534



4807



550



A3-A



0.29



0.58



0.10



0.120



B1-B1'



0.24



0.49



0.09



0.120



0.072



0.133



1654.07



539



1375



2133



0.072



120



1255



147



B2-B2'



0.25



0.51



0.09



0.120



0.077



0.136



2985.07



995



2553



3904



0.077



230



2323



271



B3-B3'



0.28



0.56



0.09



0.120



0.089



0.143



9885.2



3486



9090



13406



0.089



882



8208



945



0.094



0.146



1727.81



622



1631



2374



0.094



162



1469



168



C1-C



0.29



0.57



0.10



0.120



C2-C2'



0.29



0.58



0.10



0.120



0.094



0.146



1926.07



695



1825



2651



0.094



182



1643



188



D1-D1'



0.25



0.51



0.09



0.120



0.077



0.136



4443.01



1479



3796



5808



0.077



342



3454



403



D2-D2'



0.24



0.48



0.09



0.120



0.071



0.132



6567.94



2121



5400



8422



0.071



464



4936



579



0.041



0.115



1882.3



518



1276



2192



0.041



76



1200



144



E1-E1'



0.18



0.36



0.07



0.120



F1-F1'



0.14



0.27



0.06



0.120



0.017



0.101



1282.98



305



738



1376



0.017



22



717



86



F2-F2'



0.15



0.30



0.06



0.120



0.023



0.105



4391.45



1090



2648



4822



0.023



103



2545



307



F3-F3'



0.22



0.44



0.08



0.120



0.059



0.125



6835.56



2080



5222



8449



0.059



402



4820



572



G1-G



0.12



0.24



0.05



0.120



0.008



0.096



2319.23



518



1249



2407



0.008



18



1232



148



0.054



0.123



688.22



204



510



838



0.054



37



472



56



G2-G2'



0.21



0.42



0.08



0.120



G3-G3'



0.23



0.47



0.08



0.120



0.067



0.130



670.16



212



538



849



0.067



45



493



58



G4-G



0.14



0.29



0.06



0.120



0.021



0.103



9588.2



2345



5690



10446



0.021



203



5487



661



TOTAL



85376



49593



5810



119



DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA



tabel 6. 3 BOQ street inlet saluran primer KEBUTUHAN BAJA STREET INLET



DIMENSI STREET INLET saluran primer panjang (m) A-A1'



jumlah street inlet total volume (m3)



lebar (m)



tinggi (m3)



volume (m3)



volume lubang (m3)



volume inlet (m3)



0.3



0.2



0.2



0.012



0.000216



0.011784



26



0.30



A1'-A2'



0.3



0.2



0.2



0.012



0.000216



0.011784



52



0.61



A2'-A'



0.3



0.2



0.2



0.012



0.000216



0.011784



41



0.48



0.000216



0.011784



34



0.41



B-B1'



0.3



0.2



0.2



0.012



B1'-B2'



0.3



0.2



0.2



0.012



0.000216



0.011784



46



0.54



B2'B3'



0.3



0.2



0.2



0.012



0.000216



0.011784



49



0.57



B3'B'



0.3



0.2



0.2



0.012



0.000216



0.011784



18



0.22



C-C2'



0.3



0.2



0.2



0.012



0.000216



0.011784



91



1.07



C2'-C'



0.3



0.2



0.2



0.012



0.000216



0.011784



44



0.52



D-D2'



0.3



0.2



0.2



0.012



0.000216



0.011784



40



0.47



D2'-D1'



0.3



0.2



0.2



0.012



0.000216



0.011784



66



0.77



D1'-D'



0.3



0.2



0.2



0.012



0.000216



0.011784



44



0.52



E-E1'



0.3



0.2



0.2



0.012



0.000216



0.011784



7



0.09



E1'-E'



0.3



0.2



0.2



0.012



0.000216



0.011784



62



0.73



F1-F3'



0.3



0.2



0.2



0.012



0.000216



0.011784



12



0.14



F3'-F1'



0.3



0.2



0.2



0.012



0.000216



0.011784



10



0.12



F1'-F2'



0.3



0.2



0.2



0.012



0.000216



0.011784



56



0.66



F2'-F'



0.3



0.2



0.2



0.012



0.000216



0.011784



8



0.09



G-G2'



0.3



0.2



0.2



0.012



0.000216



0.011784



6



0.08



0.000216



0.011784



12



0.15



0.000216



0.011784



56



0.66



G2'G3'



0.3



0.2



0.2



0.012



G3'-G'



0.3



0.2



0.2



0.012



TOTAL



9.18



120



DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA



tabel 6. 4 BOQ street inlet saluran sekunder KEBUTUHAN BAJA STREET INLET



DIMENSI STREET INLET



saluran sekunder panjang (m)



lebar (m)



tinggi (m3)



volume (m3)



volume lubang volume inlet jumlah street (m3) (m3) inlet total volume (m3)



A1-A1'



0.3



0.2



0.2



0.012



0.000216



0.011784



26



0.30



A2-A2'



0.3



0.2



0.2



0.012



0.000216



0.011784



51



0.60



A3-A



0.3



0.2



0.2



0.012



0.000216



0.011784



101



1.19



B1-B1'



0.3



0.2



0.2



0.012



0.000216



0.011784



51



0.60



0.000216



0.011784



51



0.60



B2-B2'



0.3



0.2



0.2



0.012



B3-B3'



0.3



0.2



0.2



0.012



0.000216



0.011784



53



0.62



C1-C



0.3



0.2



0.2



0.012



0.000216



0.011784



112



1.32



C2-C2'



0.3



0.2



0.2



0.012



0.000216



0.011784



56



0.66



D1-D1'



0.3



0.2



0.2



0.012



0.000216



0.011784



42



0.50



D2-D2'



0.3



0.2



0.2



0.012



0.000216



0.011784



68



0.80



E1-E1'



0.3



0.2



0.2



0.012



0.000216



0.011784



8



0.09



F1-F1'



0.3



0.2



0.2



0.012



0.000216



0.011784



13



0.16



F2-F2'



0.3



0.2



0.2



0.012



0.000216



0.011784



10



0.11



F3-F3'



0.3



0.2



0.2



0.012



0.000216



0.011784



72



0.85



G1-G



0.3



0.2



0.2



0.012



0.000216



0.011784



6



0.07



G2-G2'



0.3



0.2



0.2



0.012



0.000216



0.011784



6



0.07



G3-G3'



0.3



0.2



0.2



0.012



0.000216



0.011784



12



0.14



G4-G



0.3



0.2



0.2



0.012



0.000216



0.011784



63



0.74



TOTAL



9.44



121



DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA



tabel 6. 5 OQ gorong gorong saluran primer



SALURA N PRIMER



PEKERJAAN BETON



GALIAN TANAH volume galian (m3)



A-A1'



11.89



A1'-A2'



10.39



A2'-A'



PEKERJAA N LUAS



VOLUME BETON h b salura salura luas luas n (m) n (m) part 1 part 2 luas part 3



KEBUTUHAN TANAH URUG



panjang luas saluran volum pekerjaan luas (m) e (m3) (m2) (m3)



TANAH KEBUTUHAN BUANGAN PASIR URUG



volume (m3) volume (m3 volume (m3)



0.69



0.06



0.08



0.13



10



2.76



6.93



0.52



5.17



6.72



1.49



0.30



0.59



0.06



0.07



0.12



10



2.53



5.92



0.48



4.77



5.62



1.39



6.74



0.16



0.31



0.06



0.05



0.08



10



1.90



3.12



0.36



3.65



3.09



1.11



B-B1'



9.44



0.26



0.52



0.06



0.07



0.11



10



2.38



5.25



0.45



4.50



4.94



1.32



B1'-B2'



10.50



0.30



0.60



0.06



0.07



0.12



10



2.55



6.00



0.48



4.80



5.70



1.40



B2'B3'



11.21



0.32



0.65



0.06



0.08



0.13



10



2.66



6.48



0.50



4.99



6.22



1.45



B3'B'



9.12



0.25



0.50



0.06



0.07



0.11



10



2.33



5.01



0.44



4.40



4.71



1.30



C-C2'



9.78



0.27



0.55



0.06



0.07



0.11



10



2.44



5.50



0.46



4.60



5.18



1.35



C2'-C'



7.72



0.20



0.39



0.06



0.06



0.09



10



2.09



3.94



0.40



3.97



3.75



1.19



D-D2'



8.85



0.24



0.48



0.06



0.07



0.10



10



2.28



4.82



0.43



4.33



4.53



1.28



D2'-D1'



11.30



0.33



0.65



0.06



0.08



0.13



10



2.67



6.54



0.50



5.02



6.29



1.45



D1'-D'



9.83



0.28



0.55



0.06



0.07



0.11



10



2.44



5.53



0.46



4.61



5.22



1.35



E-E1'



9.59



0.27



0.54



0.06



0.07



0.11



10



2.40



5.36



0.45



4.54



5.04



1.34



E1'-E'



9.67



0.27



0.54



0.06



0.07



0.11



10



2.42



5.42



0.46



4.57



5.10



1.34



F1-F3'



10.88



0.31



0.63



0.06



0.08



0.12



10



2.61



6.26



0.49



4.90



5.98



1.43



F3'-F1'



8.88



0.24



0.48



0.06



0.07



0.10



10



2.29



4.83



0.43



4.33



4.54



1.28



F1'-F2'



10.43



0.30



0.60



0.06



0.07



0.12



10



2.54



5.95



0.48



4.78



5.65



1.40



F2'-F'



10.45



0.30



0.60



0.06



0.07



0.12



10



2.54



5.97



0.48



4.79



5.67



1.40



G-G2'



9.12



0.25



0.50



0.06



0.07



0.11



10



2.33



5.01



0.44



4.41



4.71



1.30



G2'G3'



9.52



0.27



0.53



0.06



0.07



0.11



10



2.39



5.31



0.45



4.52



5.00



1.33



G3'-G'



9.06



0.25



0.50



0.06



0.07



0.10



10



2.32



4.97



0.44



4.39



4.67



1.30



0.35



TOTAL 50.88



114.12



9.60



96.05



108.33



28.21



122



DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA



tabel 6. 6 BOQ gorong gorong saluran sekunder PEKERJAAN BETON



GALIAN TANAH SALURAN SEKUNDER



volume galian (m3)



A1-A1'



11.09



A2-A2'



9.05



A3-A



PEKERJA AN LUAS



VOLUME BETON h panjang saluran b saluran luas part luas luas saluran (m) (m) 1 part 2 part 3 (m)



volu me (m3)



luas pekerjaa n (m2)



TANAH KEBUTUHAN KEBUTUHAN BUANGA TANAH URUG PASIR URUG N luas volume (m3) (m3)



volume (m3) volume (m3)



0.64



0.06



0.08



0.13



10



2.64



6.40



0.50



4.96



6.13



1.44



0.25



0.50



0.06



0.07



0.10



10



2.32



4.96



0.44



4.39



4.67



1.30



10.21



0.29



0.58



0.06



0.07



0.12



10



2.51



5.80



0.47



4.72



5.49



1.38



B1-B1'



8.96



0.24



0.49



0.06



0.07



0.10



10



2.30



4.89



0.44



4.36



4.60



1.29



B2-B2'



9.20



0.25



0.51



0.06



0.07



0.11



10



2.34



5.08



0.44



4.43



4.77



1.31



B3-B3'



9.87



0.28



0.56



0.06



0.07



0.11



10



2.45



5.56



0.46



4.62



5.25



1.36



C1-C



10.13



0.29



0.57



0.06



0.07



0.12



10



2.49



5.74



0.47



4.70



5.43



1.37



C2-C2'



10.16



0.29



0.58



0.06



0.07



0.12



10



2.50



5.77



0.47



4.71



5.46



1.38



D1-D1'



9.20



0.25



0.51



0.06



0.07



0.11



10



2.34



5.07



0.44



4.43



4.77



1.31



D2-D2'



8.86



0.24



0.48



0.06



0.07



0.10



10



2.29



4.82



0.43



4.33



4.53



1.28



E1-E1'



7.36



0.18



0.36



0.06



0.06



0.08



10



2.02



3.65



0.39



3.86



3.50



1.16



F1-F1'



6.29



0.14



0.27



0.06



0.05



0.07



10



1.81



2.73



0.35



3.49



2.80



1.07



F2-F2'



6.58



0.15



0.30



0.06



0.05



0.07



10



1.87



2.98



0.36



3.59



2.99



1.10



F3-F3'



8.26



0.22



0.44



0.06



0.06



0.10



10



2.18



4.36



0.41



4.14



4.11



1.24



G1-G



5.91



0.12



0.24



0.06



0.05



0.07



10



1.74



2.38



0.34



3.35



2.55



1.04



G2-G2'



8.01



0.21



0.42



0.06



0.06



0.09



10



2.14



4.17



0.41



4.07



3.95



1.22



G3-G3'



8.66



0.23



0.47



0.06



0.07



0.10



10



2.25



4.67



0.43



4.27



4.39



1.27



G4-G



6.48



0.14



0.29



0.06



0.05



0.07



10



1.85



2.89



0.36



3.56



2.92



1.09



0.32



TOTAL



81.92



7.60



75.97



78.31



22.59



123



DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA



6.1.2 BOQ sewerage Berikut adalah lampiran BOQ yang direncanakan untuk sistem sewerage kabupaten banjarnegara : tabel 6. 7 BOQ pengerjaan saluran primer Diame Panjang ter Saluran



Jumlah Pipa



Volume Pipa



Batang



m3



Kedalaman



Lebar Galian



Lebar Pasir Landasan



Luas Pengerjaan



m



m



m2



Salura n m



A1-A2



0.500



A2-A3



0.500



A3-A4



0.500



B1-B2



0.560



B2-B3



0.500



B3-B4



0.560



B4-B5



0.400



C1-C2



0.560



C2-C3



0.710



C3-C4



0.500



C4-C5



0.630



m



9543.00 0 7654.00 0 5606.00 0 5200.00 0 4892.00 0 8651.00 0 1201.00 0 6100.00 0 7571.00 0 4814.00 0 7718.00 0



Awal



Akhir



Pekerjaan Tanah



Bongkaran Galian Tanah Aspal



Urugan Pasir



Urugan Tanah



Buangan Tanah



Pengaspalan Jalan



m2



m3



m3



m3



m3



m2



1591



1872.81



2.0



2.0



1.50



0.1



14314.500



14314.500



28629.000



8147.336



20040.300



28629.000



14313.940



1276



1502.10



3.0



3.0



1.50



0.1



11481.000



11481.000



34443.000



6534.603



27554.400



34443.000



11480.440



935



1100.18



4.0



4.0



1.50



0.1



8409.000



8409.000



33636.000



4786.123



28590.600



33636.000



8408.440



867



1280.12



5.1



5.1



1.56



0.1



8112.000



8112.000



41046.720



4885.005



35692.800



41046.720



8111.440



816



960.06



6.0



6.0



1.50



0.1



7338.000



7338.000



44028.000



4176.545



39625.200



44028.000



7337.440



1442



2129.67



7.1



7.1



1.56



0.1



13495.560



13495.560



95278.654



8126.957



86371.584



95278.654



13495.000



201



150.85



7.9



7.9



1.40



0.1



1681.400



1681.400



13283.060



857.994



12442.360



13283.060



1680.840



1017



1501.67



9.1



9.1



1.56



0.1



9516.000



9516.000



86214.960



5730.486



79934.400



86214.960



9515.440



1362



2995.98



10.2



10.2



1.71



0.1



12946.410



12946.410



132182.846



8785.248



121696.254



132182.846



12945.850



803



944.75



11.0



11.0



1.50



0.1



7221.000



7221.000



79431.000



4109.953



75098.400



79431.000



7220.440



1287



2404.67



12.1



12.1



1.63



0.1



12580.340



12580.340



152599.524



8037.012



143415.876



152599.524



12579.780



Tabel 6.8 BOQ pengerkaan saluran sekunder Diame Panjang ter Saluran



Jumlah Pipa



Volume Pipa



Batang



m3



Kedalaman



Lebar Galian



Lebar Pasir Landasan



Luas Pengerjaa n



m



m



m2



Salura n m



A1'-A1



0.500



A2'-A2



0.500



A3'-A3



0.450



B2'-B2



0.560



B3'-B3



0.500



B4'-B4



0.630



C2'-C2



0.560



C3'-C3



0.500



m



3532.00 0 3949.00 0 2126.00 0 5061.00 0 4847.00 0 5628.00 0 5606.00 0 2855.00



Awal



Akhir



Pekerjaan Tanah



Bongkaran Aspal



Galian Tanah



Urugan Pasir



Urugan Tanah



Buangan Tanah



Pengaspalan Jalan



m2



m3



m3



m3



m3



m2



589



693.16



2.0



2.0



1.50



0.1



5298.000



5298.000



10596.000 3015.445



7417.200



10596.000



5297.440



659



774.99



3.0



3.0



1.50



1.1



5923.500



5923.500



17770.500 3371.459



14216.400



17770.500



5922.940



355



337.95



4.0



4.0



1.45



2.1



3082.700



3082.700



12176.665 1665.801



10481.180



12176.665



3082.140



844



1245.90



5.1



5.1



1.56



3.1



7895.160



7895.160



39949.510 4754.425



34738.704



39949.510



7894.600



808



951.22



6.0



6.0



1.50



4.1



7270.500



7270.500



43623.000 4138.126



39260.700



43623.000



7269.940



938



1753.50



7.1



7.1



1.63



5.1



9173.640



9173.640



65408.053 5860.625



58711.296



65408.053



9173.080



935



1380.06



8.1



8.1



1.56



6.1



8745.360



8745.360



70487.602 5266.411



64715.664



70487.602



8744.800



476



560.29



9.0



9.0



1.50



7.1



4282.500



4282.500



38542.500 2437.456



35973.000



38542.500



4281.940



124



DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA C4'-C4



0.630



0 4002.00 0



667



1246.89



10.1



10.1



1.63



8.1



6523.260



6523.260



66080.624 4167.417



61318.644



66080.624



6522.700



tabel 6. 8 BOQ pipa saluran primer Diamete r Saluran



A1-A2 A2-A3 A3-A4 B1-B2 B2-B3 B3-B4 B4-B5 C1-C2 C2-C3 C3-C4 C4-C5



Panjang Panjang Saluran Pipa Satuan Banyak Pipa Pembulatan



mm



m



m



500 500 500 560 500 560 400 560 710 500 630



9543.000 7654.000 5606.000 5200.000 4892.000 8651.000 1201.000 6100.000 7571.000 4814.000 7718.000



6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6



1590.50 1275.67 934.33 866.67 815.33 1441.83 200.17 1016.67 1261.83 802.33 1286.33



1591 1276 935 867 816 1442 201 1017 1362 803 1287



tabel 6. 9 BOQ pipa saluran sekunder Diameter



Panjang Saluran



mm



m



500 500 450 560 500 630 560 500 630



3532.000 3949.000 2126.000 5061.000 4847.000 5628.000 5606.000 2855.000 4002.000



Saluran A1'-A1 A2'-A2 A3'-A3 B2'-B2 B3'-B3 B4'-B4 C2'-C2 C3'-C3 C4'-C4



Panjang Pipa Satuan Banyak Pipa Pembulatan m 6 6 6 6 6 6 6 6 6



588.67 658.17 354.33 843.50 807.83 938.00 934.33 475.83 667.00



589 659 355 844 808 938 935 476 667



125



DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA tabel 6. 10 BOQ manhole saluran primer



No



1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11



Jumlah Saluran Manhole A1-A2 72 A2-A3 54 A3-A4 38 B1-B2 43 B2-B3 41 B3-B4 69 B4-B5 10 C1-C2 56 C2-C3 60 C3-C4 40 C4-C5 64 TOTAL



h



Volume Beton



Volume Galian



Volume Volume Beton Total Galian Total



m



m3



m3



m3



m3



0.5 0.5 0.5 0.6 0.5 0.6 0.4 0.6 0.7 0.5 0.6



1.79 1.79 1.79 1.80 1.79 1.80 1.76 1.80 1.85 1.79 1.82 19.79



0.98 0.98 0.98 1.10 0.98 1.10 0.78 1.10 1.39 0.98 1.23 11.60



128.06 96.60 68.61 77.00 72.62 123.94 17.61 100.47 111.68 71.69 117.59 985.87



70.19 52.95 37.61 46.83 39.80 75.38 7.85 61.10 84.15 39.29 79.59 594.73



tabel 6. 11 BOQ manhole saluran sekunder



No



1 2 3 4 5 6 7 8 9



Jumlah Saluran Manhole A1'-A1 25 A2'-A2 27 A3'-A3 16 B2'-B2 39 B3'-B3 35 B4'-B4 41 C2'-C2 40 C3'-C3 21 C4'-C4 32 TOTAL



h



Volume Beton



Volume Galian



m



m3



m3



0.5 0.5 0.5 0.6 0.5 0.6 0.6 0.5 0.6



1.79 1.79 1.77 1.80 1.79 1.82 1.80 1.79 1.82 16.18



0.98 0.98 0.88 1.10 0.98 1.23 1.10 0.98 1.23 9.47



Volume Volume Beton Total Galian Total m3 43.89 48.86 28.69 69.92 63.14 73.92 72.87 37.61 57.80 496.69



m3 24.06 26.78 14.26 42.52 34.61 50.03 44.31 20.61 39.12 296.31



6.2 RANCANGAN ANGGARAN BIAYA (RAB) Nama pekerjaan



: pembangunan sistem drainase dan sewerage



126



DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA Lokasi



: kabupaten Banjarnegara provinsi Jawa Tengah tabel 6. 12 RAB galian saluran primer



URAIAN PEKERJAAN



SATUAN



VOLUME



HARGA SATUAN



JUMLAH HARGA



saluran A-A1'



m3



1441



Rp 58,410



Rp 84,146,377



A1'-A2'



m3



2474



Rp 58,410



Rp 144,517,796



A2'-A'



m3



3131



Rp 58,410



Rp 182,890,944



B-B1'



m3



2241



Rp 58,410



Rp 130,914,520



B1'-B2'



m3



2502



Rp 58,410



Rp 146,135,740



B2'B3'



m3



2764



Rp 58,410



Rp 161,427,482



B3'B'



m3



880



Rp 58,410



Rp 51,419,679



C-C2'



m3



5108



Rp 58,410



Rp 298,336,103



C2'-C'



m3



2005



Rp 58,410



Rp 117,140,302



D-D2'



m3



1731



Rp 58,410



Rp 101,100,390



D2'-D1'



m3



3588



Rp 58,410



Rp 209,552,371



D1'-D'



m3



2606



Rp 58,410



Rp 152,240,605



E-E1'



m3



338



Rp 58,410



Rp 19,757,876 Rp 179,887,298



E1'-E'



m3



3080



Rp 58,410



F1-F3'



m3



669



Rp 58,410



Rp 39,102,995



F3'-F1'



m3



398



Rp 58,410



Rp 23,232,023



F1'-F2'



m3



3509



Rp 58,410



Rp 204,937,939



F2'-F'



m3



389



Rp 58,410



Rp 22,738,003



G-G2'



m3



266



Rp 58,410



Rp 15,512,560



G2'G3'



m3



535



Rp 58,410



Rp 31,232,340



G3'-G'



m3



2634



Rp 58,410



Rp 153,839,225



TOTAL



Rp 2,470,062,567



UPAH tukang gali



oh



0.4000



Rp 70,000



Rp 28,000



kepala tukang gali



oh



0.0400



Rp 80,000



Rp 3,200



pekerja



oh



0.4000



Rp 55,000



Rp 440,000



mandor



oh



0.0400



Rp 80,000



Rp 3,200



TOTAL



Rp 474,400



JUMLAH PEKERJAAN GALIAN SALURAN PRIMER



Rp 2,470,536,967



127



DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA tabel 6. 13 RAB galian saluran sekunder URAIAN PEKERJAAN



SATUAN



VOLUME



HARGA SATUAN



JUMLAH HARGA



saluran A1-A1'



m3



890



Rp 58,410



Rp 51,968,530



A2-A2'



m3



4098



Rp 58,410



Rp 239,392,464



A3-A



m3



5340



Rp 58,410



Rp 311,936,716



B1-B1'



m3



1375



Rp 58,410



Rp 80,300,949



B2-B2'



m3



2553



Rp 58,410



Rp 149,094,941



B3-B3'



m3



9090



Rp 58,410



Rp 530,953,839



C1-C



m3



1631



Rp 58,410



Rp 95,289,599



C2-C2'



m3



1825



Rp 58,410



Rp 106,594,451



D1-D1'



m3



3796



Rp 58,410



Rp 221,696,293



D2-D2'



m3



5400



Rp 58,410



Rp 315,399,683



E1-E1'



m3



1276



Rp 58,410



Rp 74,547,947



F1-F1'



m3



738



Rp 58,410



Rp 43,120,654



F2-F2'



m3



2648



Rp 58,410



Rp 154,660,247



F3-F3'



m3



5222



Rp 58,410



Rp 305,015,339



G1-G



m3



1249



Rp 58,410



Rp 72,973,617



G2-G2'



m3



510



Rp 58,410



Rp 29,765,213



G3-G3'



m3



538



Rp 58,410



Rp 31,402,998



G4-G



m3



5690



Rp 58,410 TOTAL



Rp 332,380,255 Rp 3,146,493,732



UPAH tukang gali



oh



0.4000



Rp 70,000



Rp 28,000



kepala tukang gali



oh



0.0400



Rp 80,000



Rp 3,200



pekerja



oh



0.4000



Rp 55,000



Rp 440,000



mandor



oh



0.0400



Rp 80,000



Rp 3,200



TOTAL



Rp 474,400



JUMLAH PEKERJAAN GALIAN SALURAN SEKUNDER



Rp 3,146,968,132



tabel 6. 14 RAB urugan pasir saluran primer URAIAN PEKERJAAN



SATUAN



saluran A-A1' A1'-A2'



m3 m3



VOLUME



HARGA SATUAN



141 Rp 189,970 253 Rp 189,971



JUMLAH HARGA Rp 26,838,293 Rp 48,120,393



128



DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA A2'-A' B-B1' B1'-B2' B2'B3' B3'B' C-C2' C2'-C' D-D2' D2'-D1' D1'-D' E-E1' E1'-E' F1-F3' F3'-F1' F1'-F2' F2'-F' G-G2' G2'G3' G3'-G'



361 236 255 276 94 533 223 186 358 271 35 322 68 43 359 40 28 56 281



Rp 189,972 Rp 189,973 Rp 189,974 Rp 189,975 Rp 189,976 Rp 189,977 Rp 189,978 Rp 189,979 Rp 189,980 Rp 189,981 Rp 189,982 Rp 189,983 Rp 189,984 Rp 189,985 Rp 189,986 Rp 189,987 Rp 189,988 Rp 189,989 Rp 189,990 TOTAL



Rp 68,488,154 Rp 44,871,139 Rp 48,501,474 Rp 52,484,276 Rp 17,804,003 Rp 101,176,139 Rp 42,446,928 Rp 35,297,967 Rp 67,949,334 Rp 51,550,974 Rp 6,741,367 Rp 61,216,168 Rp 12,834,855 Rp 8,105,761 Rp 68,160,896 Rp 7,556,879 Rp 5,370,818 Rp 10,678,108 Rp 53,369,312 Rp 839,563,237



0.3 0.01



Rp 39,600 Rp 44,000 TOTAL



Rp 237,600 Rp 440 Rp 238,040



m3 m3 m3 m3 m3 m3 m3 m3 m3 m3 m3 m3 m3 m3 m3 m3 m3 m3 m3 UPAH



pekerja mandor



oh oh



JUMLAH PEKERJAAN URUGAN PASIR SALURAN PRIMER



Rp 839,801,277



tabel 6. 15 RAB urugan pasir saluran sekunder URAIAN PEKERJAAN



SATUAN



VOLUME



HARGA SATUAN JUMLAH HARGA



saluran A1-A1' A2-A2' A3-A B1-B1' B2-B2' B3-B3'



m3 m3 m3 m3 m3 m3



89 437 550 147 271 945



Rp 189,970 Rp 189,970 Rp 189,970 Rp 189,970 Rp 189,970 Rp 189,970



Rp 16,954,597 Rp 83,057,442 Rp 104,413,973 Rp 27,943,987 Rp 51,476,266 Rp 179,554,191 129



DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA C1-C C2-C2' D1-D1' D2-D2' E1-E1' F1-F1' F2-F2' F3-F3' G1-G G2-G2' G3-G3' G4-G



m3 m3 m3 m3 m3 m3 m3 m3 m3 m3 m3 m3



168 188 403 579 144 86 307 572 148 56 58 661



Rp 189,970 Rp 189,970 Rp 189,970 Rp 189,970 Rp 189,970 Rp 189,970 Rp 189,970 Rp 189,970 Rp 189,970 Rp 189,970 Rp 189,970 Rp 189,970



Rp 31,975,974 Rp 35,732,764 Rp 76,563,543 Rp 110,084,777 Rp 27,337,542 Rp 16,397,119 Rp 58,241,696 Rp 108,568,764 Rp 28,107,695 Rp 10,680,514 Rp 11,033,758 Rp 125,587,286 Rp TOTAL 1,103,711,887



0.3 0.01



Rp 39,600 Rp 44,000



UPAH pekerja mandor



oh oh



TOTAL JUMLAH PEKERJAAN URUGAN PASIR SALURAN SEKUNDER



Rp 237,600 Rp 440 Rp 238,040 Rp 1,103,949,927



130



DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA



tabel 6. 16 RAB saluran drainase NO



1



URAIAN PEKERJAAN



HARGA SATUAN SATUAN VOLUME (Rp) A. pekerjaan persiapan



JUMLAH HARGA (Rp)



pengukuran dan pengambaran



Ls



1



pembersihan lapangan



m2



0



Rp 2,000



Rp -



rambu lalu lintas



Bh



20



Rp 90,000



Rp 1,800,000



papan nama proyek



Bh



2



Rp 55,000



Rp 110,000



administrasi dokumentasi



Ls



1



Rp 3,000,000



Rp 1,500,000



TOTAL



Rp 1,500,000



Rp 3,000,000 Rp 6,410,000



B. pekerjaan tanah



2



pekerjaan galian tanah



RAB terlampir



Rp 5,617,505,100



pekerjaan urugan tanah



RAB terlampir



Rp 1,943,751,204



pekerjaan pembuangan tanah



m3



operasional



Ls



pasir urug



m3



Rp 2,500



Rp 195,776



30



Rp 900,000



Rp 27,000,000



4419



Rp 67,450



Rp 298,078,450



78.31



TOTAL



Rp 7,886,530,529



C. pekerjaan saluran (penggunaan precast u-ditch) 3



saluran sekunder



RAB terlampir



Rp 220,462,771,765



saluran primer



RAB terlampir



Rp 34,625,484,577 TOTAL



Rp 255,088,256,342



D. pekerjaan gorong gorong (beton brtulang komposisi 1pc : 2ps : 3 Kr) 4



saluran primer



m3



50.88



Rp 1,050,000



Rp 53,420,305



saluran sekunder



m3



40.03



Rp 1,050,000



Rp 42,034,053



TOTAL



Rp 95,454,357



131



DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA E. pekerjaan street inlet (street inlet bahan baja) 5



saluran primer



Bh



9.18



Rp 550,000



Rp 5,051,069



saluran sekunder



bh



9.44



Rp 550,000



Rp 5,192,912



TOTAL



Rp 10,243,981



tabel 6. 17 RAB total saluran drainase JENIS PEKERJAAN pekerjaan persiapan pekerjaan tanah pekerjaan saluran pekerjaan gorong gorong pengadaan street inlet JUMLAH



JUMLAH Rp 6,410,000 Rp 7,886,530,529 Rp 255,088,256,342 Rp 95,454,357 Rp 10,243,981 Rp 263,086,895,209



tabel 6. 18 RAB pipa sewerage Jumlah Primer



Jumlah sekunder



Jumlah Total



mm



Batang



batang



Batang



400 450 500 560 630 710



201 355 2532 1779 1605



201 355 5032 3459 2235 710



Diameter



2500 1680 630 710



Harga Satuan Rp 1,742,100 Rp 2,206,300 Rp 2,723,000 Rp 3,381,000 Rp 4,346,550 Rp 5,342,380



TOTAL



Jumlah Harga Rp 350,162,100 Rp 783,236,500 Rp 13,702,136,000 Rp 11,694,879,000 Rp 9,714,539,250 Rp 3,793,089,800 Rp 40,038,042,650



tabel 6. 19 RAB saluran sewerage



Jenis



Keterangan



A. PEKERJAAN PERSIAPAN 1. Pengukuran Satuan Volume Harga Satuan



Jumlah Harga



132



DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA



Upah



Jenis



Bahan



Pengawas



oh



1



Rp 40,920



Rp 40,920



Ass. Ahli Ukur



oh



2



Rp 82,500



Rp 165,000



Pekerja



oh



8



Rp 39,600



Rp 316,800



Mandor



oh



2



Rp 44,000



Rp 88,000



Sewa Alat Ukur



oh



1



Rp 82,500



Rp 82,500



Jumlah 2. Pemasangan Bouwplank Keterangan Satuan Volume Harga Satuan Kayu Bangkirai 0.012 Rp 9,050,800 m3 kg



0.02



Rp 13,200



Rp 264



Papan



m3



0.007



Rp 4,400,000



Rp 30,800



1



Rp 52,250



Rp 139,674 Rp 52,250



Jumlah oh



Kepala Tukang Kayu



oh



1



Rp 37,400



Rp 37,400



Pekerja



oh



1



Rp 39,600



Rp 39,600



Mandor



oh



1



Rp 44,000



Rp 44,000



Jumlah total 3. Pekerjaan Pembersihan Lapangan Jenis Upah



Keterangan Pekerja



Satuan oh



Volume 1



Mandor



oh



1



Bahan



Keterangan Kayu Bangkirai



Satuan m3



Volume 0.05



Seng Plat



m2



Paku



Rp 173,250 Rp 312,924



Harga Satuan Rp 39,600



Jumlah Harga Rp 39,600



Rp 44,000



Rp 44,000



Jumlah 4. Pekerjaan Papan Nama Proyek Jenis



Jumlah Harga Rp 108,610



Paku



Tukang Kayu Upah



Rp 693,220



Rp 83,600



Harga Satuan Rp 9,050,800



Jumlah Harga Rp 452,540



1.62



Rp 25,630



Rp 41,521



kg



0.6



Rp 13,200



Rp 7,920



Cat Kayu



kg



1.5



Rp 32,450



Rp 48,675



Beton Cor



m3



0.1



Rp 1,033,056



Rp 103,306



Jumlah



Rp 653,961



133



DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA



Upah



Diameter



Tukang Kayu



oh



1



Rp 52,250



Rp 52,250



Tukang Cat



oh



1



Rp 28,600



Rp 28,600



Pekerja



oh



2



Rp 39,600



Rp 79,200



Mandor



oh



1



Rp 44,000



Rp 44,000



Jumlah total Jumlah Pekerjaan Persiapan B. PENGADAAN PIPA HDPE Jumlah Jumlah Jumlah Primer Sekunde Total Harga Satuan r



mm



Batang



400 450 500 560 630 710



201



Jenis Saluran Saluran Primer



Batang



Rp 204,050 Rp 858,011 Rp 1,947,755



Jumlah Harga



Batang



201 Rp 1,742,100 355 355 Rp 2,206,300 2500 2532 5032 Rp 2,723,000 1680 1779 3459 Rp 3,381,000 630 1605 2235 Rp 4,346,550 710 710 Rp 5,342,380 Jumlah Pengadaan Pipa HDPE C. PEKERJAAN GALIAN SALURAN



Rp 350,162,100 Rp 783,236,500 Rp 13,702,136,000 Rp 11,694,879,000 Rp 9,714,539,250 Rp 3,793,089,800 Rp 40,038,042,650



Jalur Saluran



Satuan



Volume Galian



Harga Satuan



Jumlah Harga



A1-A2



m3



28629.000



Rp 10,230



Rp 292,874,670



A2-A3



m3



34443.000



Rp 10,230



Rp 352,351,890



A3-A4



m3



33636.000



Rp 10,230



Rp 344,096,280



B1-B2



m3



41046.720



Rp 10,230



Rp 419,907,946



B2-B3



m3



44028.000



Rp 10,230



Rp 450,406,440



B3-B4



m3



95278.654



Rp 10,230



Rp 974,700,626



B4-B5



m3



13283.060



Rp 10,230



Rp 135,885,704



C1-C2



m3



86214.960



Rp 10,230



Rp 881,979,041



134



DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA



Saluran Sekunder



C2-C3



m3



132182.846



Rp 10,230



Rp 1,352,230,516



C3-C4



m3



79431.000



Rp 10,230



Rp 812,579,130



C4-C5



m3



152599.524



Rp 10,230



Rp 1,561,093,133



A1'-A1



m3



10596.000



Rp 10,230



Rp 108,397,080



A2'-A2



m3



17770.500



Rp 10,230



Rp 181,792,215



A3'-A3



m3



12176.665



Rp 10,230



Rp 124,567,283



B2'-B2



m3



39949.510



Rp 10,230



Rp 408,683,483



B3'-B3



m3



43623.000



Rp 10,230



Rp 446,263,290



B4'-B4



m3



65408.053



Rp 10,230



Rp 669,124,384



C2'-C2



m3



70487.602



Rp 10,230



Rp 721,088,164



C3'-C3



m3



38542.500



Rp 10,230



Rp 394,289,775



C4'-C4



m3



66080.624



Rp 10,230



Rp 676,004,781



jumlah PENGGALIAN 1m3 TANAH SEDALAM 2 METER Jenis Upah



Keterangan



Satuan



Volume



Harga Satuan



Pekerja



OH



1



Rp 39,600



Rp 39,600



Mandor



OH



1



Rp 44,000



Rp 44,000



Jumlah PENGGALIAN 1m3 TANAH SEDALAM 3 METER Jenis Upah



Jumlah Harga



Rp 83,600



Keterangan



Satuan



Volume



Harga Satuan



Pekerja



oh



2



Rp 39,600



Rp 79,200



Mandor



oh



2



Rp 44,000



Rp 88,000



Jumlah total Jumlah Pekerjaan Galian Saluran D. PEKERJAAN BUANGAN TANAH Jenis Saluran



Rp 11,308,315,831



Jalur Saluran



Satuan



Volume Galian



Harga Satuan



Jumlah Harga



Rp 167,200 Rp 250,800 Rp 11,308,733,831



Jumlah Harga



135



DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA



Saluran Primer



Saluran Sekunder



A1-A2



m3



28629.000



Rp 49,392



Rp 1,414,043,568



A2-A3



m3



34443.000



Rp 49,392



Rp 1,701,208,656



A3-A4



m3



33636.000



Rp 49,392



Rp 1,661,349,312



B1-B2



m3



41046.720



Rp 49,392



Rp 2,027,379,594



B2-B3



m3



44028.000



Rp 49,392



Rp 2,174,630,976



B3-B4



m3



95278.654



Rp 49,392



Rp 4,706,003,259



B4-B5



m3



13283.060



Rp 49,392



Rp 656,076,900



C1-C2



m3



86214.960



Rp 49,392



Rp 4,258,329,304



C2-C3



m3



132182.846



Rp 49,392



Rp 6,528,775,135



C3-C4



m3



79431.000



Rp 49,392



Rp 3,923,255,952



C4-C5



m3



152599.524



Rp 49,392



Rp 7,537,195,699



A1'-A1



m3



10596.000



Rp 49,392



Rp 523,357,632



A2'-A2



m3



17770.500



Rp 49,392



Rp 877,720,536



A3'-A3



m3



12176.665



Rp 49,392



Rp 601,429,838



B2'-B2



m3



39949.510



Rp 49,392



Rp 1,973,186,178



B3'-B3



m3



43623.000



Rp 49,392



Rp 2,154,627,216



B4'-B4



m3



65408.053



Rp 49,392



Rp 3,230,634,564



C2'-C2



m3



70487.602



Rp 49,392



Rp 3,481,523,618



C3'-C3



m3



38542.500



Rp 49,392



Rp 1,903,691,160



C4'-C4



m3



66080.624



Rp 49,392



Rp 3,263,854,171



jumlah PEMBUANGAN TANAH 1m3



Rp 54,598,273,267



Jenis



Keterangan



Satuan



Volume



Harga Satuan



Jumlah Harga



Upah



Back Hoe



Jam



0.0331



Rp 458,400



Rp 15,173



Dump Truck



Jam



0.0044



Rp 292,300



Rp 1,286



Operator Back Hoe



oh



0.0333



Rp 5,000



Rp 167



136



DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA Operator Dump Truck



oh



0.1108



Rp 4,285



Rp 475



Pekerja



oh



1



Rp 39,600



Rp 39,600



Mandor



oh



1



Rp 44,000



Rp 44,000



Jumlah Jumlah Pekerjaan Buangan Tanah



Rp 100,700 Rp 100,700



E. PEKERJAAN BUANGAN ASPAL 1m2 Jenis



Upah



Keterangan



Satuan



Volume



Harga Satuan



Pekerja



oh



1



Rp 39,600



Rp 39,600



Mandor



oh



1



Rp 44,000



Rp 44,000



Alat Bantu



Jam



1



Rp 3,850



Jumlah Jumlah Pekerjaan Buangan Aspal F. PEKERJAAN URUGAN PASIR Jenis Saluran



Saluran Primer



Saluran



Jumlah Harga



Rp 3,850 Rp 87,450 Rp 54,598,360,717



Jalur Saluran



Satuan



Volume Galian



Harga Satuan



Jumlah Harga



A1-A2



m3



8147.336



Rp 64,000



Rp 521,429,520



A2-A3



m3



6534.603



Rp 64,001



Rp 418,221,095



A3-A4



m3



4786.123



Rp 64,002



Rp 306,321,412



B1-B2



m3



4885.005



Rp 64,003



Rp 312,654,962



B2-B3



m3



4176.545



Rp 64,004



Rp 267,315,586



B3-B4



m3



8126.957



Rp 64,005



Rp 520,165,884



B4-B5



m3



857.994



Rp 64,006



Rp 54,916,790



C1-C2



m3



5730.486



Rp 64,007



Rp 366,791,243



C2-C3



m3



8785.248



Rp 64,008



Rp 562,326,176



C3-C4



m3



4109.953



Rp 64,009



Rp 263,073,950



C4-C5



m3



8037.012



Rp 64,010



Rp 514,449,135



A1'-A1



m3



3015.445



Rp 64,000



Rp 192,988,480



137



DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA



Sekunder



A2'-A2



m3



3371.459



Rp 64,000



Rp 215,773,360



A3'-A3



m3



1665.801



Rp 64,000



Rp 106,611,246



B2'-B2



m3



4754.425



Rp 64,000



Rp 304,283,191



B3'-B3



m3



4138.126



Rp 64,000



Rp 264,840,080



B4'-B4



m3



5860.625



Rp 64,000



Rp 375,079,996



C2'-C2



m3



5266.411



Rp 64,000



Rp 337,050,300



C3'-C3



m3



2437.456



Rp 64,000



Rp 155,997,200



C4'-C4



m3



4167.417



Rp 64,000



Rp 266,714,667



jumlah URUGAN PASIR 1m3



Rp 6,327,004,273



Jenis



Keterangan



Satuan



Volume



Bahan



Pasir Urug Pekerja



m3 oh



1.2 1



Rp 126,500 Rp 39,600



Rp 151,800 Rp 39,600



Mandor



oh



1



Rp 44,000



Rp 44,000



Upah



Harga Satuan



Jumlah Jumlah Pekerjaan Urugan Pasir G. PEKERJAAN URUGAN TANAH Jenis Saluran Saluran Primer



Jumlah Harga



Rp 235,400 Rp 6,327,239,673



Jalur Saluran



Satuan



Volume Galian



Harga Satuan



Jumlah Harga



A1-A2



m3



20040.300



Rp 10,300



Rp 206,415,090



A2-A3



m3



27554.400



Rp 10,300



Rp 283,810,320



A3-A4



m3



28590.600



Rp 10,300



Rp 294,483,180



B1-B2



m3



35692.800



Rp 10,300



Rp 367,635,840



B2-B3



m3



39625.200



Rp 10,300



Rp 408,139,560



B3-B4



m3



86371.584



Rp 10,300



Rp 889,627,315



B4-B5



m3



12442.360



Rp 10,300



Rp 128,156,308



C1-C2



m3



79934.400



Rp 10,300



Rp 823,324,320



138



DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA



Saluran Sekunder



C2-C3



m3



121696.254



Rp 10,300



Rp 1,253,471,416



C3-C4



m3



75098.400



Rp 10,300



Rp 773,513,520



C4-C5



m3



143415.876



Rp 10,300



Rp 1,477,183,523



A1'-A1



m3



7417.200



Rp 10,300



Rp 76,397,160



A2'-A2



m3



14216.400



Rp 10,300



Rp 146,428,920



A3'-A3



m3



10481.180



Rp 10,300



Rp 107,956,154



B2'-B2



m3



34738.704



Rp 10,300



Rp 357,808,651



B3'-B3



m3



39260.700



Rp 10,300



Rp 404,385,210



B4'-B4



m3



58711.296



Rp 10,300



Rp 604,726,349



C2'-C2



m3



64715.664



Rp 10,300



Rp 666,571,339



C3'-C3



m3



35973.000



Rp 10,300



Rp 370,521,900



C4'-C4



m3



61318.644



Rp 10,300



Rp 631,582,033



jumlah URUGAN TANAH 1m3 Jenis Upah



Rp 10,272,138,109



Keterangan



Satuan



Volume



Harga Satuan



Pekerja



oh



1



Rp 39,600



Rp 39,600



Mandor



oh



1



Rp 44,000



Rp 44,000



Jumlah Jumlah Pekerjaan Urugan Tanah H. PEKERJAAN MANHOLE GALIAN MANHOLE Jenis Saluran Saluran Sekunder



Jumlah Harga



Rp 83,600 Rp 10,272,221,709



Jalur Saluran



Satuan



Volume Galian



Harga Satuan



Jumlah Harga



A1'-A1



m3



0.98



Rp 10,230



Rp 10,025



A2'-A2



m3



0.98



Rp 10,230



Rp 10,025



A3'-A3



m3



0.88



Rp 10,230



Rp 9,023



B2'-B2



m3



1.10



Rp 10,230



Rp 11,228



139



DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA



Saluran Primer



B3'-B3



m3



0.98



Rp 10,230



Rp 10,025



B4'-B4



m3



1.23



Rp 10,230



Rp 12,632



C2'-C2



m3



1.10



Rp 10,230



Rp 11,228



C3'-C3



m3



0.98



Rp 10,230



Rp 10,025



C4'-C4



m3



1.23



Rp 10,230



Rp 12,632



A1-A2



m3



0.98



Rp 10,230



Rp 10,025



A2-A3



m3



0.98



Rp 10,230



Rp 10,025



A3-A4



m3



0.98



Rp 10,230



Rp 10,025



B1-B2



m3



1.10



Rp 10,230



Rp 11,228



B2-B3



m3



0.98



Rp 10,230



Rp 10,025



B3-B4



m3



1.10



Rp 10,230



Rp 11,228



B4-B5



m3



0.78



Rp 10,230



Rp 8,020



C1-C2



m3



1.10



Rp 10,230



Rp 11,228



C2-C3



m3



1.39



Rp 10,230



Rp 14,236



C3-C4



m3



0.98



Rp -



C4-C5



m3



1.23



Rp -



jumlah BETON MANHOLE Jenis Saluran Saluran Sekunder



Rp 192,889



Jalur Saluran



Satuan



Volume Galian



Harga Satuan



Jumlah Harga



A1'-A1



m3



1.79



Rp 40,000



Rp 71,520



A2'-A2



m3



1.79



Rp 40,000



Rp 71,520



A3'-A3



m3



1.77



Rp 40,000



Rp 70,960



B2'-B2



m3



1.80



Rp 40,000



Rp 72,192



B3'-B3



m3



1.79



Rp 40,000



Rp 71,520



B4'-B4



m3



1.82



Rp 40,000



Rp 72,976



140



DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA



Saluran Primer



C2'-C2



m3



1.80



Rp 40,000



Rp 72,192



C3'-C3



m3



1.79



Rp 40,000



Rp 71,520



C4'-C4



m3



1.82



Rp 40,000



Rp 72,976



A1-A2



m3



1.79



Rp 40,000



Rp 71,520



A2-A3



m3



1.79



Rp 40,001



Rp 71,522



A3-A4



m3



1.79



Rp 40,002



Rp 71,524



B1-B2



m3



1.80



Rp 40,003



Rp 72,197



B2-B3



m3



1.79



Rp 40,004



Rp 71,527



B3-B4



m3



1.80



Rp 40,005



Rp 72,201



B4-B5



m3



1.76



Rp 40,006



Rp 70,411



C1-C2



m3



1.80



Rp 40,007



Rp 72,205



C2-C3



m3



1.85



Rp 40,008



Rp 73,887



C3-C4



m3



1.79



Rp 40,009



Rp 71,536



C4-C5



m3



1.82



Rp 40,010



Rp 72,994



jumlah PEKERJAAN BETON CAMPURAN 1Pc : 2 Ps : 3 Kr Jenis



Bahan



Upah



Rp 1,438,899



Keterangan



Satuan



Volume



Harga Satuan



Jumlah Harga



Pc



kg



232



Rp 1,210



Rp 280,720



Krikil



m3



0.78



Rp 152,450



Rp 118,911



pasir pasang



m3



0.52



Rp 107,250



Rp 55,770



Tukang Batu



oh



1



Rp 46,750



Rp 46,750



Kepala Tukang Batu



oh



1



Rp 33,000



Rp 33,000



Pekerja



oh



1



Rp 39,600



Rp 39,600



Mandor



oh



1



Rp 44,000



Rp 44,000



Jumlah Jumlah Pekerjaan Manhole



Rp 618,751 Rp 2,250,539



141



DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA



tabel 6. 20 RAB total saluran sewerage Jenis Pekerjaan A. Pekerjaan Persiapan B. Pengadaan Pipa HDPE C. Pekerjaan Galian Saluran D. Pekerjaan Buangan Tanah E. Pekerjaan Buangan Aspal F. Pekerjaan Urugan Pasir G. Pekerjaan Urugan Tanah H. Galian Manhole I. Beton Manhole J. Jumlah Pekerjaan Manhole Total



Jumlah Rp 1,947,755 Rp 40,038,042,650 Rp 11,308,733,831 Rp 54,598,360,717 Rp 54,598,360,717 Rp 6,327,239,673 Rp 10,272,221,709 Rp 192,889 Rp 1,438,899 Rp 2,250,539 Rp 177,147,157,590



142



DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA



LAMPIRAN



Layout jaringan drainase



143



DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA



Layout jaringan sewerage



144



DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA



Desain street inlet



145



DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA



Desain goromg gorong



146



DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA



Desain manhole



147



DRAINASE DAN SEWERAGE JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA



148