Laporan Fardas Serbuk Bagi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Farmasi adalah ilmu yang mempelajari cara membuat, mencampur, meracik formulasi obat, identifikasi, analisis dan standarlisasi/pembakuan obat serta pengobatan, termasuk pula sifat-sifat obat dan distribusinya serta penggunaannya yang aman. Farmasi mempunyai beberapa ruang lingkup salah satunya Farmasetika (Syamsuni, 2006). Farmasetika merupakan ilmu yang mempelajari tentang cara penyediaan obat meliputi pengumpulan, pengenalan, pengawetan, dan pembakuan bahan obatobatan, seni peracikan obat, serta pembuatan sediaan farmasi menjadi bentuk tertentu hingga siap digunakan sebagai obat, serta perkembangan obat yang meliputi ilmu dan teknologi pembuatan obat dalam bentuk sediaan yang dapat digunakan dan diberikan kepada pasien.selain ittu termasuk juga meliputi segala hal mengenai resep (Syamsuni, 2006). Resep adalah permintaan tertulis dari seorang dokter, dokter gigi, dokter hewan, yang di beri ijin berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku kepada apoteker pengelola apotek (APA) untuk menyiapkan dan untuk membuat meracik serta menyerahkan obat kepada pasient (Syamsuni, 2006). Obat adalah suatu bahan atau campuran bahan untuk dipergunakan dalam menentukan diagnosis, mencegah, mengurangi, menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit luka atau kelainan badaniah atau rohania pada manusia atau hewan termasuk untuk memperelok tubuh atau bagian tubuh manusia. Obat terdiri dari sediaan-sediaan yang telah beredar saat ini umumnya dibedakan atas sediaan padat, sediaan cair, dan sediaan semi padat. Sediaan padat merupakan sedian yang sudah popular di masyarakat, salah satunya ialah sediaan serbuk (Syamsuni,2005). Serbuk adalah campuran kering bahan obat atau zat kimia yang dihalusakan,di tujukan untuk pemakaian oral atau untuk pemakaian luar. Karena mempunyai luas permukaan yang luas, serbuk lebih mudah terdispersi dan lebih larut dari pada bentuk sediaan yang dipadatkan. Oleh masyarakat terutama bagi



1



anak-anak dan orang tua yang sukar menelan obat dalam bentuk tablet, pil, atau pun kapsul.serbuk dapat di bedakan menjadi serbuk terbagi (Pulveres) atau tidak terbagi (pulvis) (Depkes RI, 1995). Serbuk bagi (pulveres) adalah serbuk yang dibagi dalam bobot yang kurang lebih sama dibungkus dengan kertas perkamen atau pengemas lain yang cocok. Sedangkan serbuk tak terbagi atau serbuk tabor (pulvis) adalah serbuk ringan yang digunakan untuk pemakaian topikal dikemas dalam wadah yang bagian atasnya berlubang untuk memudahkan penggunaan pada kulit (Syamsuni, 2006). 1.2



Maksud dan Tujuan Percobaan



1.2.1 Maksud Percobaan Agar kita



dapat



melakukan praktikum



farmasetika dengan baik



dan mengetahui lebih jelas dan mendalam tentang sedian berupa serbuk terbagi atau pulveres, khususnya cara pembuatan dan pengemasannya. 1.2.2 Tujuan Percobaan Adapun tujuan dilakukannya percobaan ini diantaranya : 1. Mahasiswa mampu mengetahui tentang serbuk bagi 2. Mahasiswa mampu mengetahui cara pembuatan serbuk bagi 3. Mahasiswa mampu mengetahui metode-metode pembuatan serbuk bagi 1.2.3 Prinsip Percobaan Pada percobaan ini, prinsip yang digunakan adalah menggerus obat dengan metode Trituration. Trituration adalah metode mencampurkan bahan obat dalam mortar dengan stemper.



2



BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1



Dasar Teori



2.1.1 Definisi Obat Obat adalah suatu bahan atau campuran bahan yang dimaksudkan untuk digunakan dalam menentukan diagnosis, mencegah, mengurangi, menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau kelainan badaniah atau rohaniah pada manusia atau hewan, termasuk memperelok tubuh atau bagian tubuh manusia. Meskipun obat dapat menyembuhkan penyakit, tetapi masih banyak juga orang yang menderita akibat keracunan obat. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa obat dapat bersifat sebagai obat dan dapat juga bersifat sebagai racun (Syamsuni, 2006). Obat itu akan bersifat sebagai obat apabila tepat digunakan dalam pengobatan suatu penyakit dengan dosis dan waktu yang tepat. Jadi, apabila obat salah digunakan dalam pengobatan atau dengan dosis yang berlebih maka akan menimbulkan keracunan dan bila dosisnya kecil tidak akan memperoleh penyembuhan (Anief, 1991). Bahan obat jarang diberikan sendiri-sendiri, lebih sering merupakan suatu formula yang dikombinasi dengan satu atau lebih zat yang bukan obat yang bermanfaat untuk kegunaan farmasi. Bentuk-bentuk sediaan yang dapat digunakan beragam. Bentuk yang populer adalah sebuk, tablet, kapsul, kaplet, suspense dan berbagai larutan sediaan farmasi (Ansel, 1989) 2.1.2 Definisi Serbuk Bagi Serbuk bagi (pulveres) adalah serbuk yang dibagi dalam bobot yang kurang lebih sama dibungkus dengan kertas perkamen atau pengemas lain yang cocok. Sedangkan serbuk tak terbagi atau serbuk tabor (pulvis) adalah serbuk ringan yang digunakan untuk pemakain topical dikemas dalam wadah yang bagian atasnya berlubang untuk memudahkan penggunaan pada kulit. Serbuk mempunyai luas permukaan yang luas, sehingga serbuk mudah terdispersi dan lebih larut daripada bentuk sediaan yang dipadatkan (Tantri, 2012).



3



Serbuk (pulvis) adalah campuran kering bahan obat atau zat kimia yang dihaluskan, ditujukan untuk pemakaian luar karena memiliki luas permukaan yang luas, serbuk mudah terdispersi dan lebih larut daripada bentuk sediaan yang dipadatkan. Anak-anak dan orang dewasa yang sukar menelan kapsul atau tabet lebih mudah menggunakan obat dalam bentuk serbuk (Depkes, 1995). Dalam membuat serbuk lebih baik bila bahan-bahan baku serbuk kering. Maka itu untuk menggerus halus serbuk Kristal lebih baik menggunakan mortir panas. Jika jumlah obat kurang dari 50 mg atau jumlah tersebut tidak dapat ditimbang, harus dilakukan pengenceran menggunakan zat tambahan yang cocok. Obat bermassa lembek misalnya ekstrak kental dilarutkan kedalam pelarut yang sesuai secukupnya dan diserbukkan dengan pertolongan zat tambahan yang cocok. Jika serbuk obat mengandung bahan yang mudah menguap, dikeringkan dengan pertolongan kapur tohor atau bahan pengering lain yang cocok (Depkes, 1979). 2.1.3 Metode Pembuatan Menurut Syamsuni (2006 ) cara mencampur bahan obat untuk serbuk yaitu: 1. Triturition, mencampurkan bahan obat dalam mortir dengan stamper 2. Spatulation, mencampur bahan obat langsung diatas kertas 3. Sifting, cara mencampurkan bahan obat dalam suatu ayakan tertutup 4. Tumbling, cara mencampurkan bahan obat dalam tempat tertutup yang dilengkapi dengan bola logam sebagai penggiling kemudian digoyanggoyangkan. 2.1.4 Syarat Serbuk Adapun syarat dalam sediaan serbuk adalah : 1. Kering 2. Halus 3. Homogen 4. Memenuhi uji keseragaman bobot (seragam dalam bobot) atau keseragaman kandungan ( seragan dalam zat yang terkandung ) yang berlaku untuk serbuk bagi/pulveres yang mengandung obat keras, narkotika, dan psikotropika.



4



a. Keuntungan sediaan serbuk bagi: (Syamsuni, 2006) 1. Dokter lebih leluasa dalam memilih dosis yang sesuai dengan keadaan si penderita. 2. Lebih stabil terutama obat yang rusak oleh air 3. Penyerapan lebih cepat dan lebih sempurna 4. Cocok digunakan untuk anak-anak dan orang dewasa yang sukar menelan kapsul atau tablet 5. Obat yang terlalu besar volumenya untuk dibuat tablet dan kapsul, dapat dibuat serbuk b. Kerugiaan sediaan sebuk bagi : (Syamsuni, 2006) 1. Tidak tertutupnya rasa tidak enak, pahit, lengket, dilidah (bisa diatasi dengan corigons sapposig) 2. Pada penyimpanan menjadi lembab 2.2 Uraian Bahan 2.2.1 Alkohol (Dirjen POM, 1979) 1. Nama resmi



: AETHANOLUM



2. Nama lain



: Alkohol,methanol,etanol,,isopropil alkohol



3. Rumus molekul



: C2H5OH



4. Rumus Struktur



:



5. Berat molekul



: 46,07 g/mol



6. Pemerian



: Cairan tidak berwarna, jernih, mudah menguap dan mudah terbakar, berbau khas panas, mudah terbakar dan memberikan nyala biru yang tidak berasap



7. Kelarutan



: Sangat mudah larut dalam air, dalam kloroform P dan dalam eter P



8. Penyimpanan



: Dalam wadah tertutup rapat, terhindar dari cahaya, ditempat sejuk jauh dari nyala api.



5



9. Kegunaan 10. Khasiat



: zat pensteril : Sebagai antiseptik (menghambat pertumbuhan bakteri)



2.2.2 Amoxicillin (Dirjen POM, 1995) 1. Nama resmi



: AMOXICILLIN



2. Nama lain



: amoksisilin,amoxsan,pamoxicillin,penmox,trimox



3. Rumus molekul



: C16H19N3O4S



4. Struktur Kimia



:



5. Berat Molekul



: 349,40 g/mol



6. Pemerian



: Serbuk hablur, putih, praktis tidak berbau



7. Kelarutan



: Sukar larut dalam air dalam methanol : tidak larutan dalam benzena karena dalam karbon tetraklorida dan dalam kloroform



8. Penyimanan



: Dalam wadah tertutup.



9. Kegunaan



: zat aktif



10. Khasiat



: Sebagai antibiotik (membunuh bakteri dan mikroorganisme



2.2.3 Paracetamol(Dirjen POM, 1995) 1. Nama resmi



: ACETAMINOPHENUM



2. Nama lain



: Paracetamol,acitaminofen,acetamidophenol



3. Rumus molekul



: C8H9N02



4. Struktur kimia



:



5. Berat molekul



: 151, 16 g/mol



6. Pemerian



: Serbuk hablur, putih, tidak berbau, rasa sedikit pahit



6



7. Kelarutan



: Larut dalam air mendidih dan dalam natrium hidroksidan mudah larut dalam etanol



8. Penyimpanan



: Wadah tertutup rapat, tidak tembus cahaya



9. Khasiat



: Sebagai obat pereda nyeri (analgesik) dan penurun demam (antipiretik)



10. Kegunaan



: zat aktif



2.2.4 CTM (DepKes, 1995) 1. Nama resmi



: CHLORPHENIRAMINI MALEAS



2. Nama lain



: Klorfeniramina Maleat,kolephrin,



3. Rumus molekul



: C16H19CIN2.C4H4O4



4. Struktur kimia



:



5. Berat molekul



: 390, 87 g/mol



6. Pemerian



: Serbuk hablur, putih, tidak berbau, larutan mempunyai PH antara 4 dan 5



7. Kelarutan



: Mudah larut dalam air, larut dalam etanol dan dalam kloroform, sukar larut dalam eter dan dalam benzene.



8. Penyimpanan



: Wadah tertutup rapat, tidak tembus cahaya



9. Khasiat



: Antihistamin, sedative (Harkness, 1989)



10. Kegunaan



: zat aktif



2.2.5 Ranitidine (Dirjen POM, 1995) 1. Nama resmi



: RANITIDINI HYDROCHLORIDUM



2. Nama lain



: Ranitidin



3. Rumus molekul



: C13H22N4O3S.HCL



4. Struktur kimia



:



7



5. Berat molekul



: 350, 87 g/mol



6. Pemerian



: Serbuk hablur, putih sampai kering pucat parktis tidak berbau, peka terhadap cahaya dan kelembaban melebur pada suhu kurang lebih 140 derajat disertai perusalan



7. Kelarutan



: Sangat mudah larut dalam air. Cukup larut dalam etanol dan sukar larut dalam kloroform



8. Penyimpanan



: Disimpan pada suhu ruangan, jauhkan dari cahaya langsung dan tempat yang lembab



9. Khasiat



: Sebagai antihistamin pada berbagai kondisi alergi Pada kulit



10. Kegunaan



: zat aktif



8



BAB 3 METODE PRAKTIKUM 3.1



Waktu dan Pelaksanaan Praktikum Praktikum mengenai Serbuk Bagi di laksanakan di Laboratorium Teknologi



Farmasi, Fakultas Olahraga dan Kesehatan, Universitas Negeri Gorontalo pada hari Rabu, tanggal 17 Oktober 2018 Pukul 14.00-17.00 WITA. 3.2



Alat dan Bahan



3.2.1 Alat Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu



Alu,



ayakan



no. 44, lap halus, lap kasar, lumping, sudip, cawan porselin, dan spatula 3.2.2 Bahan Adapun bahan yang digunakan yaitu Alkohol 70 %,Copy resep, etiket, plastik obat, dan tissue. 3.3 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.



Cara Kerja Disiapkan alat dan bahan. Dibersihkan alat dengan alcohol 70%. Dihitung bahan obat yang akan digunakan. Digerus setiap bahan obat dengan menggunakan lumpang dan alu Diayak bahan obat yang telah digerus. Dicampurkan semua bahan obat satu persatu sesuai persyaratan. Dibagi serbuk pada setiap kertas perkamen dengan bobot kurang lebih sama. Dilipat kertas perkamen dengan rapi. Dikemas sediaan serbuk ke dalam plastik obat. Diberi etiket dan copy rese



9



BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil



Gambar 4.1.1 Serbuk Bagi 4.2



Pembahasan Pulveres adalah serbuk yang diracik dari satu atau beberapa bahan aktif ,



dicampurkan menjadi satu dan dihaluskan, setelah itu dibagi dalam bagian-bagian yang sama rata dan dibungkus menggunakan kertas perkamen, biasanya ditujukan untuk pemakaian oral. Pada percobaan pertama kali ini kita akan membuat serbuk bagi. siapkan alat dan bahan yang akan digunakan, alat yang digunakan yaitu lumpang dan alu serta ayakan no.44, dan bahan yang digunakan yaitu amoxicillin 500 mg, paracetamol 250 mg, CTM 2 mg, dan ranitidine 10 mg. Kemudian untuk membersihkan alat harus dibersihkan menggunakan alkohol 70%. Karena menurut Noviansari, dkk (2013), alkohol mempunyai aktivitas sebagai bakterisid yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri, dan alkohol juga mengandung antiseptik dan desinfektan. Karena menurut Joseph (1865), antiseptik bertujuan untuk menghambat atau merusak mikroorganisme dipermukaan suatu jaringan hidup sehingga dapat mencegah infeksi. sedangkan desinfektan yaitu mengeliminasi atau membunuh bentuk-bentuk vegetative dari sebagian besar organisme yang berbahaya dan pathogen, tetapi tidak ditujukan untuk membunuh semua mikroba (Signaterdadie, 2009).



10



Langkah pertama yang dilakukan yaitu menggerus terlebih dahulu amoxicillin karena amoxicillin tidak dapat digerus bersamaan dengan obat lain. Menurut Kupiec (2003) Pencampuran antibiotik (misal ampicilin) dan obat-obat AINS (misal paracetamol, asam mefenamat, ibuprofen, dll) dalam bentuk sediaan puyer bukan merupakan peresepan yang ideal karena antibiotik merupakan obat yang diminum sampai habis sedangkan obat-obat AINS merupakan obat yang hanya diminum hanya bila perlu saja. Perlu diketahui bahwa antibiotik seperti ampicilin seharusnya tidak boleh digerus karena dapat menyebabkan syok anafilaktik yang bisa membahayakan pasien atau petugas yang meracik obat. Kemudian letakkan diatas kertad perkamen yang telah tersedia. Kemudian langkah selanjutnya masukkan ranitidine 10 mg, lalu digerus sampai halus setelah itu letakkan di atas ayakan dengan nomor 44. Menurut (Voigt, 1994) alasan menggunakan ayakan nomor 44 agar material yang kita dapatkan akan lebih halus serta salutan dari ranitidine akan tertinggal, setelah diayak letakkan diatas kertas perkamen yang telah tersedia. Kemudian, masukkan CTM 2 mg ke dalam lumpang lalu digerus sampai halus, dan tambahkan dengan paracetamol 250 gram lalu digerus kembali sampai halus, dan homogen. Kemudian bagilah dalam bagian yang sama banyak, sebanyak 10 bagian lalu bungkus dengan kertas perkamen, setelah itu masukkan ke dalam sak obat lalu diberi etiket putih beserta keterangannya.



11



4.3



Deskripsi Resep



4.3.1 Resep dr. Alfian Sp. A SIP : 234/FM/GTO/01 Jl. Kenangan No.12A Telp 0435-1234 GTLO, 18/10/2018 R/ Amoxicillin



250 mg



PCT



500 mg



CTM



1/2 tab



Ranitidine



1/3 tab



R/



m.f pulv d.t.d No X ∫ 3.d.d 1 p.c Pro



: Tiwi



Umur : 11 tahun 4.3.2



Narasi Resep



4.3.2.1 Narasi Resep Perkata Singkatan Latin



Nama Latin



Arti







Signa



Tandai



500



Centum quinque



Lim ratus



250



Ducenta Quinguaginta



Dua ratus lima puluh



2



Duo



Dua



10



Decem



Sepuluh



1



Unus



Satu



3.d.d



Ter de die



Tiga kali sehari



d.t.d



Da tales doses



Berikan sekian takaran



12



m.f



Misce fac



Campur dan buatlah



Mg



Miligramma



Milligram



No



Nomero



Sebanyak



p.c



Post coenam



Seduah makan



Pro



Pro



Untuk



Pulv



Pulvis



Serbuk



R/



Recipe



Ambilah



X



Decem



Sepuluh



4.3.2.2 Narasi Resep dalam Bahasa latin Recipe, amoxicillin



miligramma, paracetamol ducenta quinguaginta



miligramma, ctm duo miligramma, ranitidine decem miligramma, misce fac pulvis da tales doses numero decem. Signa ter de die unus post coenam (Syamsuni, 2006). 4.3.2.3 Narasi Resep dalam Bahasa Indonesia Ambilah, amoxicillin lima ratus miligram, paracetamol dua ratus lima puluh milligram, ctm 2 miligram, ranitidine 10 miligram. Campur dan buatlah serbuk berikan sekian takaran sebanyak sepuluh. Tandai tiga kali sehari sesudah makan (Syamsuni, 2006). 4.3.3



Perhitungan Bahan



1. Amoxicillin



=



2. Paracetamol



=



3.



CTM



=



4. Ranitidine



=



4.3.4



250 mg 500 mg 250 mg 500 mg 2 mg



x 6 = 3 Tablet x 6 = 3 Tablet x 6 = 3 Tablet



4 mg 10 mg 150 mg



x 6 = 0,4 mg = 0,5 Tablet



Perhitungan Dosis



1. Amoxicilin (250-500 mg) (Gunawan, 2007) -



Dosis sekali



= =



n 20 13 20



x dosis dewasa x 250 mg



13



= 162,5 mg % sekali



=



100 mg



x 100%



162,5mg



= 61,5% (Tidak OD) -



Dosis sehari



n



= 20 x dosis dewasa 13



= 20 x 500 mg = 325 mg % sehari



=



100 mg 325mg



x 100%



= 30,7% (Tidak OD) 2. Paracetamol (500-1000) (Tjay, T.H dan Rohardja, 2007) -



Dosis sekali



= =



n 20 13 20



x dosis dewasa x 500 mg



= 325 mg % sekali



=



250 mg 325 mg



x 100%



= 80% (Tidak OD) -



Dosis sehari



n



= 20 x dosis dewasa =



13 20



x 1000 mg



= 650 mg % sehari



=



250 mg 650mg



x 100%



= 38,46% (Tidak OD) 3. CTM (2 mg - 6 mg) (Sukandar dan Andarajati, 2009) -



Dosis sekali



= =



n 20 13 20



x dosis dewasa x 2 mg



= 1,3 mg % sekali



=



2 mg 1,3 mg



x 100%



= 153,8% (OD) -



Dosis sehari



n



= 20 x dosis dewasa



14



=



13 20



x 6 mg



= 3,9 mg % sehari



2 mg



= 3,9mgx 100% = 51,28% (Tidak OD)



4. Ranitidine (75 mg - 150 mg) (Siswondo dan Soekardjo, 1995) -



Dosis sekali



= =



n 20 13 20



x dosis dewasa x 75 mg



= 48,75 mg % sekali



=



10 mg 48,75mg



x 100%



= 20,51% ( Tidak OD) -



Dosis sehari



n



= 20 x dosis dewasa 13



= 20 x 150 mg = 97,5 mg % sehari



10 mg



= 97,5 mgx 100% = 10,25 % ( Tidak OD)



4.3.5 Kekurangan Resep Kekurangan pada resep ini adalah tidak terdapat paraf atau tanda tangan dokter penulis resep dan tidak ada tanggal penulisan resep. Menurut Rahmawati, dkk (2002) paraf atau tanda tangan dokter harus diperlukan karena jika tidak terdapat paraf membuat keaslian resep itu diragukan. Sedangkan menurut Syamsuni (2006) paraf dokter harus dicantumkan karena sudah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 4.3.6



Indikasi Resep



1. Amoxicillin Untuk infeksi saluran pernapasan, bronkopneumonia, atitis media, infeksi saluran napas, saluran kemih, infeksi dalam kelamin wanita (Sirait, 2015). 2. Paracetamol



15



Untuk meringankan rasa nyeri pada sakit kepala, sakit gigi, dan menurunkan demam (Sirait, 2015). 3. CTM Diindikasikan untuk gangguan alergi (antialergi)



pada kulit termasuk



urtikaria, pruritus, gigitan serangga, beberapa alergi obat dan alergi akibat kontak tanaman (Sirait,2015). 4. Ranitidin Diindikasikan untuk pengobatan jangka pendek tuka duodenum aktif tuka lambung. Mengurangi gejala refluks esofagitis, tetapi memelihara setelah penyembuhan luka duodenum dan lambung sindroma, dunger, Ellison (Sirait, 2015). 4.3.7 Penyampaian Informasi 1. Pemakaian Serbuk ini digunakan secara oral atau pemakaian dalam, penggunaanya dikonsumsi 3x1 sebanyak 1 bungkus dalam setiap kali konsumsi dengan dilarutkan terlebih dahulu dengan air secukupnya (Dirjen POM, 1995) 2. Cara Penyimpanan Disimpan ditempat yang sejuk dalam wadah tertutup rapat terlindungi dari panas dan cahaya. Pada penyimpanan kadang terjadi lembab atau basah sehingga membutuhkan tempat yang tertutup dari udara lembab (Ansel, 2011). 3. Jangka Waktu Obat ini berjumlah 10 bungkus dalam sehari 3 x 1, 1 bungkus pada pagi, siang dan malam sesudah makan setiap 8 jam 4.3.8 Farmakologi 1. Amoxicillin Amoxicillin adalah antibiotik golongan pensilin semi sintetik, dipakai dalam parenteral, aktif terhadap bakteri gram positif dan resitif dengan spektrum



anti



bakteri,



ampicilin



berbentuk



anhidrat



atau



trihidrat



mengandung tidak kurang dari 900 Hg tiap milligram C16H19N3O4S dihitung terhadap zat anhidrat. Secara komersial, sediaan ampicilin tersedia dalam



16



bentuk trihidrat untuk sediaan oral dan gram natrium pensilin dihitung berdasarkan anhidiotis (Fandi, 2011). 2. Paracetamol Obat yang mempunyai efek mengurangi nyeri (analgetik) dan menurunkan demam (antipiretik). Paracetamol mengurangi nyeri dengan cara menghambat impuls/rangsang nyeri pada radang sendi (arthitis) tapi tidak mempunyai efek mengobati penyebab peradangan dan pembengkakan sendi. (Intan, 2016) 3. CTM CTM berfungsi menurunkan sensitifitas saraf terhadap histamin, suatu hormon manusia yang akan dikeluarkan bila ada zat yang asing tak dikenal dan memunculkan reaksi disebut “alergi” bisa gatal, bersin-bersin, sesak nafas (asma) karena itu CTM disebut antihistamin yang efek jelasnya adalah sedative (ngantuk). Sedangkan maleat pada CTM itu adalah peng-esternya, sehingga CTM adalah bentuk garam antara chlorpheniramin dengan maleat acid, suatu asam karboksilat (Reza, 2014). 4. Ranitidine Antagonis reseptop H2 diperkenalkan pada pertengahan tahun 1970-an, senyawa ini telah digunakan secara luas. Antagonis reseptor H2 dapat berkompetisi secara reversible dengan histamin pada respotor H2. Untuk ulkus yang aktif, ranitidine dapat diberikan dengan dosis 150 mg. 2x sehari atau 300 mg pada waktu tidur. Dengan dosis yang menghambat sekresi asam lambung, ranitidine mempunyai efek rendah terhadap jantung dan tekanan darah (Katzung, 1998).



17



BAB 5 PENUTUP 5.1



Kesimpulan



5.1.1 Serbuk Bagi Dari praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa serbuk bagi (pulveres) adalah serbuk yang dapat dibagi dalam bobot yang sama, dibungkus menggunakan kemasan untuk sekali minum, serbuk terbagi boleh dibagi secara visual/penglihatan, maksimal 10 serbuk secara bersamaan. Umumnya serbuk berbobot 0,5 gram, pengisinya laktosa. 5.1.2 Cara Pembuatan Serbuk Bagi Cara pembuatan serbuk bagi, yang pertama menyiapkan alat dan bahan, yang kedua membersihkan alat dengan menggunakan alkohol 70%, ketiga menghitung semua bahan obat yang akan digunakan, yang keempat memasukkan paracetamol, CTM, ranitidine ke dalam lumpang. Yang kelima menggerus sampai homogen semua bahan. Yang keenam memasukkan ampicilin ke dalam lumpang terpisah, digerus hingga halus. Pada obat antibiotik harus digerus dan ditaru ditempat yang berbeda, serta pada obat yang bersalut pun harus digerus dengan lumpang yang berbeda dan diayak terlebih dahulu sebelum dicampur dengan obat yang lainnya. 5.2



Saran



5.2.1 Untuk Jurusan Diharapkan agar dapat melengkapi fasilitisnya berupa alat-alat dan bahanbahan yang menunjang dalam proses praktikum, agar praktikum yang dilaksanakan dapat berjalan dengan lancar. 5.2.2 Untuk Asisten Diharapkan agar kerja sama antara asisten dengan praktikan lebih ditingkatkan dengan banyak memberi wawasan tentang serbuk. Asisten dan praktikan diharapkan tidak ada missed communication selama proses praktikum agar hubungan asisten dan praktikan diharapkan selalu terjaga keharmonisannya agar dapat tercipta suasana kerja sama yang baik.



18



5.2.3 Untuk Praktikan Praktikan



diharapkan



dipraktikum



selanjutnya



bisa



melaksanakan



praktikum lebih baik lagi dan tidak membuatkan kesalahan dalam menghitung dosis obat yang diminta. Selain itu, berhati-hatilah dalam mencampur obat dan juga didalam praktikum keseriusan diutamakan.



19