Laporan Hasil Pratikum Budikdamber [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN HASIL PRATIKUM REKAYASA AKUAKULTUR BUDIDAYA IKAN DALAM EMBER Ikan Lele (Clarias Sp)



Kelompok 1: 1. Ari Aprianto



442020020



2. Heiti Meilinda



442020011



3. Putra Ramadhani



442020003



4. Aliatunnisa Amanda



442020013



5. Epan Parezi



442020010



Dosen Pengampu : Muhammad Indra Wahyu Pratama, S.Pi.,M.P PROGRAM STUDI AKUKULTUR FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG TAHUN 2022



KATA PENGANTAR Assalamualaikum Wr. Wb Puji syukur marilah kita panjantkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-nya sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Pratikum ini yang berjudul “Budidaya Ikan Dalam Ember Ikan Lele (Clarias Sp) ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah untuk memenuhi melengkapi tugas Pratikum Mata Kuliah Rekayasa Akuakultur, Selain itujuga menambah wawasankami tentang Budidaya Ikan Dalam Ember pada Jenis Ikan Lele. kami jugamengucapkan terima kasih kepada Bapak Muhammad Indra Wahyu Pratama, S.Pi.,M.P Selaku Dosen Mata Kuliah Rekayasa Akuakultur yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan kami sesuai dengan mata kuliah dan bidang studi yang kami tekuni saat ini. Selain itu kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu selama kegiatanPratikum ini berlangsung, sehingga kami dapat menyelesaikan pratikum ini dengan baik. Kami menyadari Laporan Pratikum yang kami buat ini masih terdapat salah dan kekurangan, oleh karena itu mohon untuk kritik dan sarannya guna untukkesempurnaan laporan ini



Wassalamualaikum Wr. Wb



Palembang, 14 Desember 2022



Penulis



i



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR............................................................................................................................i DAFTAR ISI...........................................................................................................................................ii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang..............................................................................................................................1 1.2 Tujuan ..........................................................................................................................................2 ...................................................................................................................................................... BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Ikan Lele......................................................................................................................3 2.2 Klasifikasi Kangkung....................................................................................................................4 2.3 Pertumbuhan Ikan..........................................................................................................................5 2.4 Pertumbuhan Tanaman..................................................................................................................7 2.5 Budidaya Ikan Dalam Ember.........................................................................................................9 2.6 Kualitas Air...................................................................................................................................10 BAB III METODE PRATIKUM 3.1 Waktu dan Tempat........................................................................................................................11 3.2 Alat................................................................................................................................................11 3.3 Bahan.............................................................................................................................................11 3.4 Prosedur Kerja...............................................................................................................................11 3.5 Parameter ......................................................................................................................................12 3.5.1 Pertumbuhan..........................................................................................................................12 3.5.2 Pakan.....................................................................................................................................13 3.5.3 FCR.......................................................................................................................................14 3.6 Jadwal Pemberian Pakan...............................................................................................................14 ii



DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................15



iii



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ikan lele merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang mempunyai nilai ekonomi tinggi. Ikan jenis ini sudah dibudidayakan secara komersial oleh masyarakat Indonesia, dan merupakan salah satu sumber penghasilan yang potensial di kalangan pembudidaya ikan. Perkembangan pesat kegiatan budidaya lele di tanah air tidak terlepas dari penerimaan masyarakat secara luas terhadap jenis ikan ini. Ikan lele merupakan jenis ikan yang mudah dibudidayakan. Kemampuan adaptasinya pun cukup tinggi,



sehingga



dalam



proses



penyebarannya



tidak



mengalami



kesulitan,



terutama



dalam



perkembangbiakannya. Pada awalnya lele belum memiliki varietas yang dapat di unggulkan sehingga usaha budidaya ini belum dilirik oleh masyarakat. Usaha budidaya lele (Clarias sp), bermula dari kegiatan menghasilkan benih, untuk selanjutnya didederkan dan dibesarkan sampai mencapai ukuran konsumsi. Saat ini berkat perkembangan dan spesifikasi pola usaha dalam budidaya lele, kegiatan pembenihan, selain dilakukan terintegrasi dengan pendederan dan pembesaran, juga bisa dijadikan cabang usaha tersendiri. Artinya sangat mungkin bagi pembudidaya atau calon pembudidaya lele (Clarias sp), untuk hanya berspesialisasi menjadi pembenih. Teknik pembenihan lele mengalami perkembangan dari pembenihan secara alami, pembenihan dengan perangsangan pemijahan, hingga pembenihan buatan yang sepenuhnya melibatkan campur tangan manusia dan aplikasi teknologi. Media pembenihan pun beragam, dari kolam tanah sederhana di lahan terbuka, penggunaan bak pemijahan khusus, hingga pemijahan terkontrol dalam ruangan tertutup. Walaupun perkembangan teknik pemijahan semakin maju dan aplikasi teknologinya pun semakin mudah dan praktis, tetap saja ada kendala yang ditemui. Para pembenih pemula umumnya butuh waktu yang lama untuk dapat menjalankan usahanya dengan mulus. Persoalan utamanya adalah resiko pada stadium benih yang masih cukup tinggi



1



Berdasarkan data sasaran peningkatan produksi perikanan budidaya tahun 2015-2019 ikan lele merupakan salah satu komoditas air tawar yang menunjukkan peningkatan produksi setiap tahunnya di Indonesia (Perikanan, 2016). Hasil produksi ikan lele konsumsi mengalami kenaikan sebesar 18,3% per tahun yaitu dari hasil produksi sebesar 24.991 ton pada tahun 1999 menjadi 57.740 ton pada tahun 2003. Revitalisasi produksi ikan lele konsumsi sampai dengan akhir tahun 2009 ditargetkan mencapai 175.000 ton atau meningkat rataan 21,64% per tahun. Kebutuhan benih ikan lele mengalami peningkatan dari tahun 1999-2003 pada angka 156 juta ekor menjadi 360 juta ekor ini sama artinya dengan meningkat rataan 46% per tahun, untuk itu diperkirakan kebutuhan benih ikan lele mencapai 1,95 miliar ekor pada akhir tahun 2009 Seiring dengan perkembangan pembangunan, lahan untuk budidaya ikan ataupun berkebun semakin terbatas, sedangkan kebutuhan protein nabati dan hewani semakin terus bertambah. Budidaya Ikan dalam Ember (Budikdamber) menjadi solusi potensial bagi budidaya perikanan dan pertanian di lahan yang sempit dengan penggunaan udara yang lebih hemat, mudah dilakukan oleh masyarakat di rumah masingmasing dengan modal yang relatif kecil, serta pada akhirnya mampu mencukupi kebutuhan gizi masyarakat. Selain itu, bagai “Sekali mendayung, dua tiga pulau terlampaui” , Budikdamber juga merupakan cara lengkap untuk budidaya ikan dan menanam sayur dalam satu media yang sama yaitu Ember. Sistem kerja dari Budikdamber adalah membudidayakan ikan dan sayuran dalam satu ember yang merupakan sistem akuaponik (polikultur ikan dan sayuran). Namun, perbedaannya adalah Budikdamber tidak serumit akuaponik yang membutuhkan pompa dan filter yang akhirnya membutuhkan listrik, lahan yang luas, biaya yang mahal, dan rumit. Budikdamber justru memiliki keunggulan seperti organisme air yang menguntungkan, perawatan yang mudah, dan tanpa bahan kimia.



1.2 Tujuan 1. untuk menjadi solusi potensial bagi budidaya perikanan dan pertanian di lahan yang sempit dan penggunaan air yang lebih hemat, mudah dilakukan dengan modal yang relatif kecil. 2. menganalisis perkembangan ikan serta pertumbuhan kangkung. 3. Mendapatkan 2 keuntungan saat satu kali panen yaitu Ikan Lele dan Sayur Kangkung.



2



BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Ikan Lele



Menurut Widodo dalam Pratiwi (2014), ikan lele memiliki kedudukan taksonomi sebagai berikut: Kingdom : Animalia Phylum : Chordata Class : Pisces Ordo : Ossariophyyci Familia : Clariidae Genus : Clarias Spesies : Clarias gariepinus. Ikan lele adalah ikan yang hidup di perairan umum dan merupakan ikan yang bernilai ekonomis, serta disukai oleh masyarakat. Ikan lele tergolong hewan nocturnal, yaitu lebih aktif mencari makan di malam hari. Ikan lele umumnya memiliki warna kehitaman atau ke abuan dengan bentuk tubuh yang panjang dan pipih ke bawah. Memiliki kepala yang pipih dan tidak memiliki sisik dan terdapat alat pernapasan bantuan. Insang pada ikan lele berukuran kecil dan terletak dibagian belakang kepala. Jumlah sirip ikan lele sebanyak 68-79, di bagian sirip dada ada 9-10, di bagian sirip perut 5-6, di sirip dubur 50-60, dan memiliki 4 pasang sungut. Sirip dada di lengkapi dengan duri tajam patil yang memiliki panjang



3



maksimum hingga mencapai 400 mm. Matanya berukuran 1/8 dari panjang kepalanya. Giginya berbentuk villiform dan menempel pada rahangnya. Ikan lele (Clarias Sp) merupakan salah satu komoditas perikanan yang cukup popular di masyarakat. Ikan lele ini berasal dari benua Afrika dan pertama kali dibawah ke Indonesia pada tahun 1984. Ikan lele atau ikan keli, adalah sejenis ikan yang hidup di air tawar. Panjang baku 5-6 kali tinggi badan dan perbandingan antara panjang baku terhadap panjang kepala adalah 1: 3-4. Kepala pipih, simetris dan dari kepala sampai punggung berwarna coklat kehitaman, mulut lebar dan tidak bergerigi, bagian badan bulat dan memipih ke arah ekor, memiliki patil serta memiliki alat pernapasan tambahan (accesory breathing organ) berupa kulit tipis menyerupai spons, yang dengan alat pernapasan tambahan ini lele dapat hidup pada air dengan kadar oksigen rendah. Ikan ini memiliki kulit berlendir dan tidak bersisik (mempunyai pigmen hitam yang berubah menjadi pucat bila terkena cahaya matahari), dua buah lubang penciuman yang terletak di belakang bibir atas, sirip punggung dan anal memanjang sampai ke pangkal ekor namun tidak menyatu dengan sirip ekor, mempunyai senjata berupa patil atau taji untuk melindungi dirinya terhadap serangan atau ancaman dari luar yang membahayakan.



2.2 Klasifikasi Kangkung



Kingdom : Plantae (tumbuhan) Subkingdom : Tracheobionta (berpembuluh) Superdivisio : Spermatophyta (menghasilkan biji) Divisio : Magnoliophyta (berbunga) Kelas : Dicotyledone (berkeping dua/dikotil) Sub kelas : Asteridae 4



Ordo : Solanales Familia : Convolvulaceae (suku kangkung-kangkungan) Genus : Ipomoea Spesies : Ipomoea reptans Poir. Kangkung berasal dari India yang kemudian menyebar ke Malaysia, Burma, Indonesia, China Selatan, Australia dan bagian negara Afrika. Kangkung termasuk ke dalam famili convolvulaceae atau kangkungkangkungan. Kangkung merupakan sumber vitamin A, vitamin C dan mineral seperti zat besi, kalsium, kalium, dan fosfor. Kangkung dapat berfungsi sebagai obat tidur karena dapat menenangkan saraf. Akarnya digunakan untuk mengobati penyakit wasir sedangkan zat besi yang terkandung didalamnya berguna untuk pertumbuhan tubuh. Bagian tanaman kangkung yang paling penting adalah batang muda dan pucuk-pucuknya sebagai bahan sayur-mayur. Kangkung merupakan tanaman yang tumbuh cepat dan memberikan hasil dalam waktu 4-6 minggu sejak dari benih. Biasa ditemukan di dataran rendah hingga 1.000 m di atas permukaan laut. Tanaman kangkung terdiri dari dua varietas, yakni kangkung darat yang disebut kangkung cina dan kangkung air yang tumbuh secara alami di sawah, rawa, atau parit. Batang tanaman berbentuk bulat panjang, berbuku-buku, banyak mengandung air (herbaceous), dan berlubang-lubang. Perakaran tanaman kangkung berpola perakaran tunggang dan cabang akarnya menyebar kesemua arah, dapat menembus tanah sampai kedalaman 60 – 100 cm. Kangkung memiliki tangkai daun melekat pada buku-buku batang dan di ketiak daunnya terdapat mata tunas yang dapat tumbuh menjadi percabangan baru. Bentuk daun umumnya runcing ataupun tumpul, permukaan daun sebelah atas berwarna hijau tua, dan permukaan daun bagian bawah berwarna hijau muda. Bentuk bunga kangkung umumnya berbentuk “terompet” dan daun mahkota bunga berwarna putih atau merah lembayung. Sedangkan buah kangkung berbentuk bulat telur yang didalamnya berisi tiga butir biji. Bentuk buah kangkung seperti melekat dengan bijinya. Warna buah hitam jika sudah tua dan hijau ketika muda. Buah kangkung berukuran kecil sekitar 10 mm, dan umur buah kangkung tidak lama. Bentuk biji kangkung bersegi-segi atau tegak bulat. Berwarna cokelat atau kehitam-hitaman, dan termasuk biji berkeping dua. Pada jenis kangkung darat biji kangkung berfungsi sebagai alat perbanyakan tanaman secara generatif. Kangkung Darat (Ipomoea reptans P) dapat tumbuh pada daerah yang beriklim panas dan beriklim dingin. Jumlah curah hujan yang baik untuk pertumbuhan tanaman ini berkisar antara 1500-2500 mm/tahun. Tanaman kangkung dapat tumbuh di dataran rendah sampai dataran tinggi dengan suhu 20 –



5



30 OC. Intensitas cahaya matahari yang dibutuhkan tanaman kangkung tergolong sedang yaitu 200 – 400 footcandels. Sedangkan untuk kelembaban tergolong tinggi yaitu > 60%



2.3 Pertumbuhan Ikan Berikut ini adalah fase pertumbuhan ikan, antara lain: 1. Fase Luar •



Makanan (kualitas dan kuantitas)







Kimia perairan (kekeruhan, 02, C02, pH, alkalinitas, NH3, H2S)







Suhu perairan; Di daerah yang bermusim 4suhu optimum untuk pertumbuhan adalah sebelum & sesudah musim panas. Pada waktu ini disebut musimpertumbuhan. Sedangkan di daerah Tropis suhu padaumumnya optimum



2. Fase Dalam •



Faktor seksual, pada waktu terjadi kematangangonad pertama kali pertumbuhan menjadi lambatkarena energi digunakan untuk pembuatan sarang,pemijahan dan penjagaan keturunan.- Umur, umur ikan antara 3 -5 pertumbuhan cepat,ikan tua pertumbuhan lambat, karena energi digunakanuntuk pemeliharaan tubuh & pergerakan.Penyakit, terutama penyakit



yang



menyerang



sistempencernaan



digunakanuntuk penyembuhan.



Menghitung Pertumbuhan Ikan  Berat Wt = Wo gt = Wt/Wo Keterangan : Wt = Berat pada waktu t Wo = Berat awal G =koefisien pertumbuhan



6



atau



organ



vital,



sehingga



energi



 Panjang Lt = L∞ [1 – e-K(t-to)] Lt = L∞ (1 – e-Kt) + Lo e-Kt Keterangan : Lt = Panjang pada waktu t L∞= Panjang maksimum Lo = Panjang awal  Kelangsungan hidup (SR) SR% = Nt/No x 100% Keterangan : SR = Kelangsungan Hidup Nt = Jumlah ikan saat waktu t No = Jumlah ikan saat waktu 0  Pertumbuhan Spesifik SGR = (W B/Bo – 1) x 100% Keterangan : SGR = Laju pertumbuhan W



= Waktu yang dibutuhkan



B



= Berat tubuh akhir (gr)



Bo = Berat tubuh awal (gr)



7







Masa Pemijahan, ikan Lele membutuhkan waktu 12-24 jam untuk pemijahan.







Masa Telur, telur yang sudah dibuahi oleh Lele Pejantan akan menjadi nener (benih kecil ikan lele) dalam jangka waktu 3-5 hari setelah terjadi pemijahan.







Masa Pertumbuhan benih ikan Lele jenis Sangkuriang, dari nener ke ukuran benih 5-6 cm, memerlukan waktu 40-50 hari.







Masa Pertumbuhan benih ikan Lele jenis Sangkuriang, dari ukuran benih 5-6 cm ke 8-10 cm, memerlukan waktu 10-15 hari.







Masa Pertumbuhan benih ikan Lele jenis Sangkuriang, dari ukuran benih 8-10 cm, hingga siap panen yakni berat 12,5-15 ons, memerlukan waktu 40-50 hari.



2.4 Pertumbuhan Tanaman Pertumbuhan merupakan peristiwa bertambahnya ukuran sel makhluk hidup baik massa, tinggi, atau volumenya. Peristiwa ini bersifat irreversible artinya tidak dapat kembali seperti keadaan awal karena adanya pertambahan jumlah dan ukuran sel di dalam prosesnya. Akibatnya ukuran tubuh tanaman akan semakin besar seiring berjalannya waktu. Sementara itu, perkembangan merupakan sebuah proses menuju kedewasaan sehingga memiliki kemampuan untuk menghasilkan keturunan. Pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan akan terjadi sepanjang hidup tumbuhan tersebut. Dimana, pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan diawali dengan adanya perkecambahan. Berdasarkan lamanya waktu yang digunakan dari mulai perkecambahan hingga tumbuhan dewasa, maka tumbuhan dikelompokkan menjadi 3, antara lain: 1. Tumbuhan annual, merupakan tumbuhan yang menyelesaikan siklus hidupnya (dari perkecambahan, berbunga, hingga dewasa), selama sekitar 1 tahun. Contohnya, pada padi dan gandum. 2. Tumbuhan bienial, merupakan tumbuhan yang menyelesaikan siklus hidupnya selama sekitar 2 tahun. Contohnya pada bit dan wortel. 3. Tumbuhan paranial, merupakan tumbuhan yang menyelesaikan siklus hidupnya selama beberapa tahun. Contohnya, pada kelompok pohon, perdu, dan tumbuh-tumbuhan. 8



Parameter Pertumbuhan •



Pertumbuhan dapat dilihat dari beberapa parameter berikut ini :







Peningkatan berat kering organ tumbuhan seperti akar, batang, daun, serta buah.







Penambahan jumlah sel akibat aktivitas pembelahan sel yang berlangsung terus-menerus.







Peningkatan tinggi tanaman.







Peningkatan luas atau ketebalan.







Peningkatan volume tanaman.







Tahap Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman



Pada proses pertumbuhan tanaman akan mengalami beberapa tahapan-tahapan yang cukup panjang. Tumbuhan memerlukan energi berupa adenosin triposfat (ATP) agar mampu melakukan fungsi pertumbuhannya. Energi ini berfungsi untuk memecah senyawa-senyawa kompleks agar menjadi senyawa yang dibutuhkan oleh tubuh tumbuhan. Tahapan-tahapan pertumbuhan pada tumbuhan terdiri dari tahap perkembangan embrio, perkecambahan, pertumbuhan primer, dan pertumbuhan sekunder.  Perkembangan Embrio Pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan diawali dengan tahap fertilasi serbuk sari dikepala putik melalui pembuahan ganda. Setelah itu, bakal biji yang mengandung inti kandung lembaga sekunder dan zigot akan berkembang menjadi endosperm yang berfungsi sebagai cadangan makanan. Zigot akan berkembang menjadi embrio dan bakal biji akan berkembang menjadi biji.  Perkecambahan Jika keadaan lingkungan mendukung dan biji tidak mengalami dormansi, biji akan memulai perkecambahan. Tahapan ini dimulai melalui proses imbibisi yaitu masuknya air ke dalam biji. Imbibisi memecah kulit biji dan memicu aktifnya hormon giberelin pada embrio. Hormon ini akan mengaktifkan enzim amilase untuk memecah cadangan makanan pada endosperm atau kotiledon dan mengirimkannya kebagian titik tumbuh dari embrio.  Pertumbuhan Primer 9



Pertumbuhan primer merupakan pertumbuhan yang terjadi karena aktivitas sel-sel meristem primer yang banyak terdapat pada ujung akar dan ujung batang (tunas). Meristem merupakan sel yang belum terdifirensiasi dan aktif melakukan pembelahan secara mitosis. Aktivitas meristem ini menyebabkan akar dan batang bertambah panjang.  Pertumbuhan Sekunder Pertumbuhan yang memungkinkan terjadinya pembesaran diameter batang dan akar disebut pertumbuhan sekunder. Pertumbuhan sekunder terjadi pada tumbuhan dikotil dan gymnospermae. Pertumbuhan sekunder terjadi karena aktivitas meristem lateral yaitu kambium vaskuler dan kambium gabus (felogen).



2.5 Budidaya Ikan Dalam Ember Budikdamber merupakan singkatan dari budidaya ikan dalam ember. Budikdamber dikembangkan oleh Bapak Juli Nursandi, S.Pi, M.Si dari Politeknik negeri Lampung. Teknik ini merupakan teknik pengembangan dari aquaponik dimana ikan dan tanaman tumbuh dalam satu tempat. Solusi ini didapat untuk mengatasi masalah lahan dalam budidaya tanaman dan ikan. Budikdamber cocok untuk wilayah perkotaan dimana lahan pekarangan pun sudah semakin sempit, kualitas dan kuantitas air nya juga sudah semakin berkurang. Budikdamber bida diterapkan untuk mengatasi solusi pangan masa depan. Budidaya ikan dalam ember dengan sistem aquaponik berpeluang meningkatkan kebutuhan akan protein hewani dan sayuran serta memudahkan masyarakat mendapatkan ikan dan sayur di lingkungan tempat tinggal. Cara ini sangat baik dikembangkan diperumahan, perkotaan, apartemen, kontrakan, dan tempat-tempat pengungsian karena bencana atau daerah perkotaan yang sempit lahan tinggal. Selain mudah dilakukan, budikdamper menggunakan media yang kecil, portabel, hemat air dan tidak membutuhkan listrik. Keuntungan dari budidaya ikan dalam ember adalah hemat energy, karena tidak memerlukan aliran listrik seperti yang dilakukan pada budidaya hidroponik/aquaponik dan tidak perlu suplai oksigen maupun sirkulasi air kolam. Sederhana, murah dan tergolong mudah dalam pembuatannya. Budikdamber juga sangat hemat tempat. 1 ember bisa menampung 80 ekor lele. Dibanding kolam atau keramba. Hemat waktu dalam pemeliharaan, saat menguras air, pemanenan tanaman dan ikan. Cukup membuang air dalam ember, ikan bisa dipanen. Kangkung tinggal potong. Budikdamber bisa berfungsi sebagai lahan pekarang sebagai warung hidup. Bisa menyediakan sayuran dan sumber protein dalam bentuk segar. Gizi tersedia setiap saat.



2.6 Kualitas Air Kualitas adalah karakteristik mutu yang diperlukan untuk pemanfaatan tertentu dari berbagai sumber air. Kreteria mutu air merupakan suatu dasar baku mengenai sayaratat kualitas air yang dapat dimanfaatkan. Baku mutu air adalah suatu peraturan yang disiapkan oleh suatu negara atau suatu daerah yang bersangkutan.



10



Kualitas air dapat diketahui dengan melakukan pengujian tertentu terhadap air tersebut. Pengujian yang dilakukan adalah uji kimia, fisik, biologi, atau uji kenampakan (bau dan warna). Pengelolaan kualitas air adalah upaya pemeliharaan air sehingga tercapai kualitas air yang diinginkan sesuai peruntukannya untuk menjamin agar kondisi air tetap dalam kondisi alamiahnya. Standart Kualitas Air adalah Karakteristik mutu yang dibutuhkan untuk pemanfaatan tertentu dari sumber – sumber air. Dengan adanya standard kualitas air, orang dapat mengukur kualitas dari berbagai macam air. Setiap jenis air dapat diukur konsentrasi kandungan unsur yang tercantum didalam standard kualitas, dengan demikian dapat diketahui syarat kualitasnya, dengan kata lain standard kualitas dapat digunakan sebagai tolak ukur. Standar kualitas air bersih dapat diartikan sebagai ketentuan-ketentuan berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan standar kualitas air minum No.492/MENKES/PER/1V/2010 yang biasanya dituangkan dalam bentuk pernyataan atau angka yang menunjukkan persyaratan– persyaratan yang harus dipenuhi agar air tersebut tidak menimbulkan gangguan kesehatan, penyakit, gangguan teknis, serta gangguan dalam segi estetika.



1. Suhu Temperatur air akan mempengaruhi penerimaan masyarakat akan air tersebut dan dapat pula mempengaruhi reaksi kimia dalam pengolahannya terutama apabila temperatur sangat tinggi. Temperatur yang diinginkan adalah ±3ºC suhu udara disekitarnya yang dapat memberikan rasa segar, tetapi iklim setempat atau jenis dari sumber-sumber air akan mempengaruhi temperatur air. Disamping itu, temperaturpada air mempengaruhi secara langsung toksisitas. 2. Derajat Keasaman (pH) Derajat keasaman (pH) ditetapkan berdasarkan tinggi rendahnya konsentrasi ion hydrogen dalam air, derajat keasaman mempunyai nilai antara 1-14 kondisi air normal berkisar antara 6,5-8,5. Pada pH yang kurang dari 6,5 akan menyebabkan air bersifat asam sedangkan pH yang lebih dari 8,5 akan menyebabkan air bersifat basa. Air yang mempunyai pH tinggi atau rendah menjadikan air steril dan menyebabkan terbunuhnya mikroorganisme air yang diperlukan, demikian juga makhluk lain seperti ikan tidak dapat hidup. Air yang mempunyai nilai pH rendah menyebabkan air bersifat korosif terhadap bahan konstruksi besi. (Gintings, 1995). Apabila pH lebih kecil dari 6,5 dan lebih besar dari 9,2 mengakibatkan : a. Korosifitas pada pipa-pipa air yang dibuat dari logam. b. Beberapa senyawa kimia berubah menjadi racun yang dapat mengganggu kesehatan manusia. c. Mempengaruhi pertumbuhan mikroba didalam air, karena sebagian besar mikroba akan tumbuh dengan baik pada pH 6,0-8,0.



11



BAB III METODE PRATIKUM 3.1 Waktu dan Tempat Pratikum Budidaya Ikan Dalam Ember (Budikdamber) Ikan Lele Dilaksanakan pada tanggal 24November 2022 sampai sekarang Pukul 11.30 di Rooftop Fakultas Pertanian Universitas Muahmmadiyah Palembang. 3.2 Alat Alat yang digunakanpada pratikum Budidaya Ikan Dalam Ember disajikan dalam Tabel 1.1 Alat Ember



Foto



Spesifikasi Plastik



Kawat



Tali



Kegunaan Wadah tumbuh dan berkembangnya ikan pada saat budidaya



Sebagai tempat



Plastik



Alat untukmengikat kawat ke ember



Gelas Cup



Tempat tumbuhnya tanaman



Aerator



Sebagai alat untukmembantu melarutkan oksigen yang ada diudarah kedalam air/tempat budidaya



12



Selang Aerasi



Sebagai penyalur oksigen



Batu Aerasi



Untuk membuatgelembumg di dalam air



Gunting



Sebagai alat bantu untuk memotong tali, kawat, kain flannel dan gelas cup pada saat proses persiapan



Cutter



Sebagai alat bantu untuk memotong gelas cup dan rockwool Sebagai tempat media tanam/benih yang mampu menyerap banyak pupuk cair sekaligus udara yang membantu pertumbuhan akar dalam penyerapan unsur hara, mulai dari tahap persemaian sampai pada fase produksi. sumbu hidroponik sistem wick (air tergenang), membantu penyerapan air nutrisi pada tanaman, dipasangkan pada gelas cup Sebagai alat bantu untuk menandai gelas tanaman



Rockwool



Kain Flannel



Spidol



Penggaris



Sebagai alat ukur



13



PH meter



Untuk mengukur pH keasaman/kebasahan pada suatu cairan



Termometer



Alat pengukur suhu pada suatu tempat budidaya



3.3 Bahan Bahan yang digunakanpada pratikum Budidaya Ikan Dalam Ember disajikan dalam Tabel 1.1 Air



Bahan



Foto



Spesifikasi



Ikan Lele



Benih Kangkung



Pelet



EM4



14



Kegunaan Komponen penting dalam budidaya perikanan, karena di dalam air ikan dan hewan air lainnya hidup, tumbuh, dan berkembang.



3.4 Prosedur Kerja 3.4.1 Persiapan perlengkapan Persiapkan ember, EM4, tali, kawat, gunting, curter, gelas plastic, rockwool, kain flannel dan spidol. Pertama bersihkan ember menggunakan air bersih, lalu potong kawat menggunakan gunting sesuai ukuran gelas plastik sebanyak 10 lobang, setelah itu lobangi bagian bawah gelas plastik menggunakan curter untuk memasang kain flannel, potong kain flannel sebanyak 10 potongan dengan ukuran 2 cm. Setelah itu isi air kedalam ember, lalu berikan EM4 sebanyak satu tutup botol, setelah itu pasangkan kawat yang sudah di lobangi dan ikat menggunakan tali agar terpasang dengan kencang. Setelah itu pasangkan kain flannel di gelas plastik yang sudah di lobangi, lalu susun gelas pada lobang-lobang kawat, jika kurang air tambahkan sampai air menyentuh pada bagian bawah gelas. 3.4.2



Persiapan Penyemaian Benih Kangkung Persiapkan benih kangkung, rockwool, curter, dan gunting. Pertama potong rockwool menggunakan curter berukuran 3x3 cm menyesuaikan ukuran bawah gelas sebanyak 10 potongan, lalu lobangi rockwool sebanyak 5 lobang menggunakan ujung gunting untuk memasukan biji benih kangkung, lalu masukan benih kangkung sebanyak 2 biji di setiap lobang, setelah itu masukan rockwool kedalam gelas yang sudah disusun pada kawat, lalu siram/basahi rockwool agar merangsang pertumbuhan kangkung.



3.4.3 Persiapan Penebaran benih ikan lele 3.4.4 Pengamatan dan Pemberian Pakan  Bersihkan ember  Masukkan air  Tambahkan EM4 sebanyak 1 Tutup Botol  Lobangi Kawat sesuai ukuran gelas, dan lobangi gelas  Setelah itu potong kain flannel dan Rockwool  Lobangi Rockwool guna untuk menaruh benih kangkung  Masukkan Kain flannel kegelas yang telah dilobangi tadi  Setelah itu masukkan Rockwool kedalam gelas  Pasang kawat ke atas ember lalu ikat dengan tali sampai erat  Lalu susun gelas ke kawat yang telah dilobangi tadi  Tandai satu-satu gelas yang telah disusun tadi dengan spidol  Ukur Panjang dan berat ikan  Setalah 3 hari masukkan Ikan Lele sebanyak 20 ekor  Pasang Aerasi  Lalu setelah 3 hari baru diberi pakan  Setiap 3 hari sekali diukur pertumbuhan kankung sampai panen  Setelah panen ukur pertumbuhan ikan. 3.5 Parameter 3.5.1 Pertumbuhan Untuk mengetahui laju pertumbuhan ikan, dihitung menggunakan rumus sebagai berikut : 15



 Berat Wt = Wo gt = Wt/Wo Keterangan : Wt = Berat pada waktu t Wo = Berat awal G =koefisien pertumbuhan  Panjang Lt = L∞ [1 – e-K(t-to)] Lt = L∞ (1 – e-Kt) + Lo e-Kt Keterangan : Lt = Panjang pada waktu t L∞= Panjang maksimum Lo = Panjang awal  Kelangsungan hidup (SR) SR% = Nt/No x 100% Keterangan : SR = Kelangsungan Hidup Nt = Jumlah ikan saat waktu t No = Jumlah ikan saat waktu 0  Pertumbuhan Spesifik SGR = (W B/Bo – 1) x 100% Keterangan : SGR = Laju pertumbuhan 16



W



= Waktu yang dibutuhkan



B



= Berat tubuh akhir (gr)



Bo = Berat tubuh awal (gr)



3.5.2



Pakan



Jenis pakan yang digunakan adalah PF1000 Detail produk dari PF1000 Pakan Ikan Pelet Benih Ikan    



PF1000 Prima Feed Matahari Sakti Pakan Benih Ikan Kemasan 1Kg Repacking kemasan 500g Ukuran Pakan : 1.3 – 1.7mm Kandungan : Protein Min 39-41%, Lemak Min 5% Serat Max 6%, Abu Max 18%, Kadar Air Max 10%



3.5.3



FCR



FCR (Feed Conversion Ratio) pada budidaya ikan adalah suatu ukuran yang menyatakan rasio jumlah pakan yang dibutuhkan untuk menghasilkan 1 kg daging ikan. FCR juga sering digunakan untuk mengetahui kualitas pakan yang diberikan terhadap pertumbuhan ikan. Rumus FCR FCR = Total pakan yang diberikan (kg) Total Bobot Ikan (kg)



3.6 Jadwal Pemberian Pakan



17



BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil 4.1.1 Pertumbuhan Ikan Lele (Clarias sp) Hasil yang didapatkan pada pratikum Budidaya Ikan Dalam Ember disajikan pada tabel 4.1 sebagai berikut : Tabel 4.1 Data Pertumbuhan Ikan Lele selama pemeliharaan Jumlah Ikan Lele 1 2 3 4 5 6 87 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20



Berat Ikan (g) Awal Tebar Setelah Panen 4,8 5,2 5,1 7,0 6,1 6.0 8,3 4,8 4,6 4,4 6,8



Panjangi Ikan (cm) Awal Tebar Setelah Panen 7,5 7,5 8 8 8,5 8 10 8 7.5 8 9



4.1.2 Pertumbuhan Kangkung Hasil yang didapatkan pada pratikum Budidaya Ikan Dalam Ember dengan media tanam kangkung disajikan pada tabel 4.2 sebagai berikut : 18



Masa Budidaya Hari Ke-6 30 Nov 2022 Hari Ke-12 6 Des 2022 Hari Ke-16 10 Des 2022 Hari Ke-19 13 Des 2022 Hari Ke-21 30 Des 2022 Hari Ke-23 17 Des 2022



1 8 11 14,5 18 21 28



2 7 10,5 12,5 17 21 26



3 8 9 15 21 26 53



Pertumbuhan Kangkung (cm) 4 5 6 7 8 5 8 7,5 3 7,5 6 12 11 6 11 10 16,5 15,5 7,5 15 15 22 19 10 19 18 28 25 13 23,5 22,5 35 30 15



9 1 7,5 10,5 13 18,5 21



10 3 9 11 17 20 22



4.1.3 Kualitas Air



BAB V PENUTUP 1.1 Kesimpulan 1.2 Saran



DAFTAR PUSTAKA Dharmawan, Agus. 2016. TA : Rancang Bangun Aplikasi Perhitungan Investasi Budidaya Pembesaran Ikan Lele (Studi Kasus Kelompok Tani Makmur dan Mina Tani Sebani Kecamatan Tarik Kab. Sidoarjo). Skripsi, Stikom Surabaya. KelasPintar, 2022. Pertumbuhan dan Perkembangan Pada Tumbuhan. Diakses dari https://www.kelaspintar.id/blog/tips-pintar/kelas-12/pertumbuhan-dan-perkembangan-padatumbuhan-17548. Diakses 12 Desember 2022 19



Gusrina. (2008). Budidaya Ikan Jilid 2. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajememen Pendidikan Dasar dan Menengah, Dapartemen Pendidikan Nasional, Jakarta Effendie, M.I. 1997. Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusatantara. Bogor. DosenPendidikan2, 2022. Fase pertumbuhan ikan. Di publikasikan https://www.dosenpendidikan.co.id/fase-pertumbuhan-ikan. Diakses 12 Desember 2022.



dalam



Nursandi, J. 2018. Budidaya Ikan Dalam Bara “Budikdamber” dengan Aquaponik di Lahan Sempit. Dipublikasikan dalam Seminar Nasional Pengembangan Teknologi Pertanian Politeknik Negeri Lampung, Lampung: 08 Oktober 2018. Hal 129-136. Amri, K., dan Khairuman. 2008. Buku Pintar Budidaya 15 Ikan Konsumsi. Agro Media Pustaka. Jakarta. Ginting, P. 1995. Mencegah dan Mengendalikan Pencemaran Industri. Pustaka Sinar Harapan, Jakarta.halaman 32-45. Acehpedia. 2010. Fungsi Unsur Hara. Diakses dari http://acehpedia.org/ Fungsi Unsur Hara. Diakses 25 Mei 2016 Catatandokterikan, 2018. FCR (Food Convertion Ratio / Rasio Konversi Pakan) dalam Perikanan. Diakses dari http://www.catatandokterikan.com/2018/10/fcr-food-convertion-ratio-rasio.html?m=1. Diakses 13 Desember 2022



20