Laporan Hasil Refleksi Pendekatan Culturallyresponsive: Teaching (CRT) Dalam Pembelajaran [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN HASIL REFLEKSI PENDEKATAN CULTURALLYRESPONSIVE TEACHING (CRT) DALAM PEMBELAJARAN SIKLUS 2 TOPIK 5 KONEKSI ANTAR MATERI



Disusun untuk memenuhi tugas LMS Mata Kuliah Prinsip Pengajaran dan Asesmen yang Efektif II di PGSD Dosen Pengampu : Para Mitta Purbosari, M.Pd



Disusun oleh: 1. Erma Gus Dwita



(2221520062)



2. Ida Mawarni



(2221520042)



3. R i c k o A g u s t i a n



(2221520092)



4. Prihatin Langgeng M



(2221520090)



5. Putri Wijayanti



(2221520089)



PENDIDIKAN PROFESI GURU PRAJABATAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS VETERAN BANGUN NUSANTARA SUKOHARJO 2023



KATA PENGANTAR



Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami diberi kesempatan untuk menyelesaikan Laporan Hasil Refleksi pendekatan Culturally Responsive Teaching (CRT) dalam pembelajaran.



Laporan ini dikerjakan sebagai salah satu tugas mata kuliah Prinsip Pengajaran dan Asesmen yang Efektif II di PGSD pada semester II dengan dosen pengampu Para Mitta Purbosari, M.Pd. Tidak lupa kami sampaikan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah Prinsip Pengajaran dan Asesmen yang Efektif II di PGSD yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam pembuatan laporan ini.



Dalam penyusunan laporan ini tentunya masih banyak kekurangan dan kesalahan untuk itu mohon kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat baik untuk pembaca pada umumnya dan penyusun pada khususnya.



Sukoharjo, 30 Maret 2023



Penulis



ii



DAFTAR ISI JUDUL ................................................................................................................................. i KATA PENGANTAR ......................................................................................................... ii DAFTAR ISI........................................................................................................................ iii BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................... 1 A. Latar Belakang ...................................................................................................... 1 B. Tujuan Kegiatan.................................................................................................... 2 BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................................... 3 A. Perangkat Pembelajaran Pendekatan Culturally Responsive Teaching (CRT) .... 3 B. Simulasi Pelaksanaan Pembelajaran Pendekatan Culturally Responsive Teaching (CRT) .................................................................................................................... 8 C. Refleksi Pembelajaran dan Asesmen yang telah dilaksanakan di SD .................. 11 D. Tindak Lanjut Penyusunan dan Pelaksanaan Pembelajaran dengan Pendekatan Culturally Responsive Teaching (CRT) ............................................................... 17 BAB III PENUTUP ............................................................................................................. 19 A. Kesimpulan ........................................................................................................... 19 B. Saran ..................................................................................................................... 20 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 21 LAMPIRAN ......................................................................................................................... 22



iii



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengembangan proses pembelajaran disesuaikan dengan paradigma perubahan pembelajaran yang terjadi. Pada jenjang pendidikan sekolah dasar paradigma baru ini, memastikan bahwa praktik pembelajaran berpusat pada peserta didik yang pembelajarannyamerupakan satu siklus yang berawal dari pemetaan standar kompetensi, perencanaan proses pembelajaran, dan pelaksanaan asesmen untuk memperbaiki pembelajaran sehingga peserta didik dapat mencapai kompetensi yang diharapkan. Pembelajaran paradigma baru memberikan keleluasaan bagi pendidik untuk merumuskan rancangan pembelajaran dan asesmen sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan peserta didik Culturally Responsive Teaching (CRT). Pendekatan pembelajaran Culturally Responsive Teaching merupakan suatu pendekatan yang dapat mengembangkan potensi keberagaman siswa dengan mengeksplorasi kemampuan akademik dan kemampuan psikososial siswa. Culturally Responsive Teaching dapat merupakan jalan bagi guru untuk mensukseskan akademik siswa (Edwards, 2013). Culturally Responsive Teaching membuat suatu pembelajaran bermakna dan menghubungkan dengan kehidupan peserta didik. Pembelajaran Culturally Responsive Teaching menggunakan karakteristik dan pengalaman peserta didik. Hal ini didasarkan pada asumsi bahwa ketika pengetahuan akademik dan keterampilan ada dalam pengalaman hidup peserta didik, mereka akan mendapatkan pembelajaran bermakna dan memilikidaya tarik yang lebih tinggi serta lebih mudah memahami pembelajaran. Melalui Culturally Responsive Teaching peserta didik dapat mengalami keberhasilan akademik, mengembangkan kompetensi kultural, dan mengembangkan kesadaran kritis. Culturally Responsive Teaching merupakan pendekatan pembelajaran yang efektif dan sesuai dengan tuntutan kurikulum. Namun, tidak banyak yang mengetahui bahwa Culturally Responsive Teaching merupakan sebuah metode pembelajaran yang dapat membantu guru khususnya guru kimia untuk bekerja lebih efektif dengan beragam populasiserta untuk meningkatkan nilai ilmu pengetahuan di negaranya. Guru harus mengenal peserta didikmereka, terutama dalam masyarakat di mana mereka tinggal. Dengan demikian, pengetahuan menjadi sebuah pembelajaran kontekstual dan pengalaman yang relevansehingga memudahkan peserta didik untuk menghubungkan pengalaman sehari-hari mereka dengan apa yang mereka lakukan di kelas. Maka dari itu guru menerapkan pendekatan Culturally Responsive Teaching dalam pembelajaran. 1



B. Tujuan Kegiatan Terdapat beberapa tujuan dari kegiatan ini, diantaranya yaitu: 1. Mahasiswa/



calon



guru mampu



untuk



merancang pembelajaran



dengan



menggunakan pendekatan Culturally Responsive Teaching (CRT) 2. Mahasiswa/ calon guru mampu untuk melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Culturally Responsive Teaching (CRT) 3. Mahasiswa/ calon guru mampu untuk merefleksikan pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Culturally Responsive Teaching (CRT) yang telah dilakukan bersama rekan sewajat, guru pamong/ guru kelas, dan dosen. 4. Mahasiswa/ calon guru mampu mambuat rencana tindak lanjut mengenai pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Culturally Responsive Teaching (CRT).



2



BAB II PEMBAHASAN A. Perangkat Pembelajaran Pendekatan Culturally Responsive Teaching (CRT) Mengimplementasikan pendekatan Culturally Responsive Teaching (CRT) dalam Perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran dan asesmen intrakurikuler pada pembelajaran paradigma baru setidaknya mengikuti tujuh langkah komponen yang harus ada. Perencanaan dan Pelaksanaan pembelajaran dan asesmen intrakurikuler paradigma baru pada (Pusat Asesmen dan Pembelajaran Kemendikbudristek, 2021): 1. Menganalisis Capaian Pembelajaran (CP) Berfungsi untuk menyusun tujuan pembelajaran dan Alur Tujuan Pembelajaran 2. Capaian Pembelajaran (CP) CP merupakan kompetensi pembelajaran yang harus dicapai peserta didik pada setiap tahap perkembangan untuk setiap mata pelajaran pada satuan pendidikan usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Capaian pembelajaran memuat sekumpulan kompetensi dan lingkup materi yang disusun secara komprehensif dalam bentuk narasi. Pendidik dan satuan pendidikan dapat menggunakan berbagai strategi untuk menyusun tujuan pembelajaran dan alur tujuan. Prosedur penyusunan Alur Tujuan Pembelajaran berdasarkan fase adalah sebagai berikut: 1) merumuskan Tujuan Pembelajaran (TP) dan penyusunannya dalam alur pembelajaran untuk mencapai kompetensi pada fase tersebut, 2) menganalisis elemen Capaian Pembelajaran (CP) untuk mengidentifikasi kompetensi pada akhir fase pada elemen tersebut, dan 3) tim pendidik berkolaborasi menganalisis naskah capaian pembelajaran (CP) mata pelajaran yang menjadi fokus. Kriteria Alur Tujuan Pembelajaran yaitu: 1) Menggambarkan urutan pengembangan kompetensi yang harus dikuasai peserta didik; 2) Alur tujuan pembelajaran dalam satu fase menggambarkan cakupan dan tahapan pembelajaran yanglinear dari awal hingga akhir fase, 3) Alur tujuan pembelajaran pada keseluruhan fase menggambarkan cakupan dan tahapan pembelajaran yang menggambarkan tahapanperkembangan kompetensi antarfase dan jenjang. 3. Perencanaan dan Pelaksanaan Asesmen Diagnostik Asesmen diagnostik bertujuan untuk mengidentifikasi kompetensi, kekuatan, kelemahan peserta didik. Hasilnya digunakan pendidik sebagai rujukan dalam merencanakan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan pembelajaran peserta didik. Dalam kondisi tertentu, informasi terkait latar belakang keluarga, kesiapan 3



belajar, motivasi belajar, minat peserta didik, dan lain-lain, dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan dalam merencanakan pembelajaran. Asesmen diagnostik merupakan penilaian yang digunakan untuk mengetahui kelebihan serta kelemahan peserta didik dalam menguasai materi atau kompetensi tertentu serta faktor-faktor penyebabnya.Asesmen diagnostik dilakukan pada awal proses belajar digunakan untuk membantu gurumengukur penguasaan dan kebutuhan peserta didik terkait capaian kurikulum. 4. Mengembangkan Modul Ajar Modul ajar ialah sejumlah alat atau sarana media, metode, petunjuk, dan pedomanyang dirancang secara sistematis dan menarik. Modul ajar ialah merupakan implementasi dari Alur Tujuan Pembelajaran yang dikembangkan dari Capaian Pembelajaran dengan Profil Pelajar Pancasila sebagai sasaran. Komponen modul ajar dibutuhkan kelengkapan persiapan pembelajaran, komponen modul ajar bisa ditambahkan sesuai dengan mata pelajaran dan kebutuhan. Tujuan pengembangan modul ajar yaitu mengembangkan perangkat ajar yang memandu pendidik melaksanakan pembelajaran. Penyesuaian Pembelajaran dengan Tahap Capaian dan Karakteristik Peserta Didik Pembelajaran paradigma baru berpusat pada peserta didik, karena itu pembelajaran ini disesuaikan dengan tahapan pencapaian dan karakteristik peserta didik. Berikut ini merupakan cara penyesuaian pembelajaran peran pendidik secara umum: a. Aktif mencari dan mendengarkan pendapat, pertanyaan, sudut pandang, aspirasi dari peserta didiknya. b. Membuka kesempatan untuk eksplorasi diri dan dunia dengan memberikan pertanyaan dan tugas ‘terbuka’. c. Memberikan pertolongan dan juga tantangan bagi peserta didik yang membutuhkan. d. Memberikan umpan balik dan kesempatan bagi peserta didik untuk memberikan umpan balik kepada diri dan satu sama lain. e. Melibatkan peserta didik untuk mengambil keputusan untuk apa, mengapa, bagaimana mereka belajar. Peserta didik berlaku sebagai kolaborator dalam komunitas belajarnya. 4



f. Mengkomunikasikan ekspektasi dengan jelas kepada peserta didik. Pemahaman yang ingin dipelajari, keterampilan yang ingin dimiliki, dan profil pelajar yang dituju. g. Membuat kesepakatan bersama dengan peserta didik agar saling menghormati dan membangun rasa percaya dengan satu sama lain. h. Membangun rutinitas keseharian dengan membiasakan budaya positif, dan konsistenmenjadi teladan bagi peserta didik. 5. Perencanaan, Pelaksanaan, dan Pengolahan Asesmen Formatif dan Sumatif Asesmen merupakan penerapan prinsip praktis dari pengukuran atau cara memperoleh data melalui berbagai bentuk pengukuran. Asesmen juga merupakan prosesmenyimpulkan, menafsirkan fakta-fakta, dan membuat pertimbangan dalam mengambilkebijakan. Asesmen merupakan bagian terpadu dari proses pembelajaran, memfasilitasipembelajaran, dan menyediakan informasi yang holistik sebagai umpan balik untuk pendidik, peserta didik, dan orang tua, agar dapat memandu mereka dalam menentukan strategi pembelajaran selanjutnya. Asesmen dirancang dan dilakukan sesuai dengan fungsi asesmen tersebut, dengan keleluasaan untuk menentukan teknik dan waktu pelaksanaan asesmen agar efektif mencapai tujuan pembelajaran. Asesmen dirancang secara adil, proporsional, valid, dan dapat dipercaya (reliable) untuk menjelaskan kemajuan belajar dan menentukan keputusan tentang langkah selanjutnya. Laporan kemajuan belajar dan pencapaian peserta didik bersifat sederhana dan informatif, memberikan informasi yang bermanfaat tentang karakter dan kompetensi yang dicapai serta strategi tindak lanjutnya. Hasil asesmen digunakan oleh peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, dan orang tua sebagai bahan refleksi untuk meningkatkan mutu pembelajaran. Asesmen atas pembelajaran dilakukan untuk mengukur capaian peserta didik terhadap kompetensi yang telah ditetapkan. Asesmen untuk pembelajaran memungkinkan guru menggunakan informasi kondisi peserta didik untuk memperbaiki



pembelajaran,



sedangkan



asesmen



sebagai



pembelajaran



memungkinkan peserta didik melihat capaian dan kemajuan belajarnya untuk menentukan target belajar. 6. Pelaporan Kemajuan Belajar Pelaporan hasil adalah bagaimana sekolah mengkomunikasikan apa yang peserta didik ketahui, pahami, dan bisa lakukan. Pelaporan menggambarkan 5



perkembangan dariproses pembelajaran peserta didik, mengidentifikasi area yang perlu dikembangkan, danberkontribusi pada efektivitas pembelajaran. Asesmen tanpa umpan balik hanyalah nilaiakhir semata, oleh karena itu umpan balik mempunyai peran penting dalammenerjemahkan penilaian dan memperbaiki kinerja. Laporan kemajuan belajar berupa rapor merupakan salah satu bentuk pelaporan asesmen yang paling umum dilakukan sekolah, dan harus diperhatikan untuk memberikan informasi yang jelas agar berguna bagi orang tua peserta didik dan peserta didik. Dalam bentuk pelaporan belajar, peserta didik lebih banyak berperan dalam aktivitasnya. Pelaporan hasil belajar (rapor), dibuat oleh pendidik sebagai analisis hasil belajar dalam bentuk tertulis dan langsung dilaporkan ke orang tua peserta didik. 7. Evaluasi Pembelajaran dan Asesmen Asesmen pembelajaran merupakan proses pengumpulan informasi secara sistematis terhadap masing-masing komponen, kegiatan dan pendidikan dan/atau pembelajaran, sedangkan evaluasi merupakan proses pemberian makna, arti dan nilai terhadap asesmen. Oleh karena itu, asesmen dan evaluasi merupakan bagian integral dari pendidikan dan upaya pengendalian mutu pendidikan. Asesmen sumatif dan formatif dalam konteks pendidikan, diarahkan untuk menilai proses dan hasil belajar peserta didik dan perbaikan proses pendidikan yang dilakukan pendidik dalam membelajarkan pesertadidik. Selanjutnya berdasarkan data dan informasi yang tersedia dilakukan evaluasi untuk pengendalian dan perbaikan mutu pendidikan secara berkelanjutan. Pada perencanaan pembelajaran Culturally Responsive Teaching (CRT) yang telahdirancang berorientasi pada materi di kelas I pada elemen membaca dan menulis. Pembelajaran tersebut penting diterapkan mengingat peserta didik kelas I merupakan jenjang kelas rendah untuk membaca dan menulis. Perencanaan pembelajaran berupa modul ajar disusun dengan memperhatikan komponen pendukungnya. Komponen tersebut yaitu: a. Informasi umum • Identitas sekolah • Kompensi awal • Profil pelajar Pancasila • Sarana dan prasarana • Target peserta diidk 6



• Model pembelajaran yang digunakan b. Kompetensi Inti • Tujuan pembelajaran • Pemahaman bermakna • Pertanyaan pemantik • Kegiatan pembelajaran • Asesmen • Pengayaan dan remidial • Refleksi peserta didik dan guru c. Lampiran • Lembar kerja peserta didik (LKPD) • Bahan ajar • Glosarium • Daftar pustaka • Evaluasi Perencanaan pembelajaran tersebut dinilai baik untuk diimplementasikan pada pembelajaran Culturally Responsive Teaching (CRT). Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, modul ajar tersebut sudah terdapat komponen-komponen penting, yaitu: a. Identitas Mata Pelajaran Pada modul ajar sudah terdapat keterangan mengenai satuan pendidikan, kelas, semester, program/program keahlian, mata pelajaran atau tema pelajaran/subtema, jumlah pertemuan. b. Perumusan Capaian Pembelajaran dan ATP Modul ajar telah memiliki kesesuain dengan kompetensi dasar dan penggunaan katakerja operasional dengan kompetensi yang diukur, telah memiliki kesesuaian dalam rumusan dengan aspek pengetahuan dan keterampilan. c. Perumusan Tujuan Pembelajaran Modul ajar telah memiliki Kesesuaian dengan Indikator dan perumusan dengan aspek Audience, Behaviour, Condition, dan Degree. d. Pemilihan Materi Ajar Modul ajar telah memiliki Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran, karakteristik peserta didik, dan Keruntutan uraian materi ajar. e. Pemilihan Sumber Belajar 7



Modul ajar telah memiliki Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran, materi pembelajaran,



pendekatan



Culturally



Responsive



Teaching



(CRT),



dan



karakteristik peserta didik. f. Metode Pembelajaran Modul ajar telah memiliki Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran dan karakteristik peserta didik. Namun kesesuaian pendekatan Culturally Responsive Teaching (CRT) sudah dilakukan secara maksimal. g. Skenario Pembelajaran Modul ajar telah Menampilkan kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup dengan jelas,



menunjukkan



Kesesuaian



dengan



metode



pembelajaran,



sistematika/keruntutan materi, dan alokasi waktu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup dengan cakupan materi. Akan tetapi dalam kegiatan dengan pendekatan saintifik (mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasikan informasi, mengkomunikasikan). h. Rancangan Penilai Autentik Modul ajar telah menunjukkan Kesesuaian bentuk, teknik dan instrumen dengan indikator pencapaian kompetensi, Kesesuaian antara bentuk, teknik dan instrumen penilaian sikap, Kesesuaian antara bentuk, teknik dan instrumen penilaian pengetahuan, dan Kesesuaian antara bentuk, teknik dan instrumen penilaian keterampilan.



B. Simulasi Pelaksanaan Pembelajaran Pendekatan Culturally Responsive Teaching Berdasarkan perencanaan pembelajaran menggunakan pendekatan Culturally Responsive Teaching (CRT), dilaksanakan pembelajaran yang secara umum telah didapatkan hasil pelaksanaan pembelajaran yang sudah berjalan dengan baik. Pada kegiatan awal pembelajaran, guru membuka pelajaran dengan terlebih dahulu melakukan pengondisian kelas seperti kerapian kelas, kesiapan peserta didik, termasuk juga mempersiapkan sarana dan prasarana pendukung pembelajaran yang akan digunakan. Interaksi awal antara guru dan peserta didik dimulai dengan kegiatan presensi, saling sapa, dan berdoa bersama. Untuk menarik perhatian dan memotivasi peserta didik terhadapkegiatan pembelajaran, guru memberikan semangat dengan melakukan “Tepuk



8



Semangat”. Perhatian dan motivasi peserta didik juga didapatkan dari tayangan powerpoint yang mendukung kegiatan apersepsi maupun penyampaian tujuan pembelajaran berjalan dengan lebih menarik. Hal tersebut dilakukan dengan maksud demi terciptanya pembelajaran yang aman, nyaman, dan berpihak pada peserta didik sesuai karakteristik mereka. Dari kegiatan awal ini juga, kegiatan asesmen dilakukan sebagai serangkaian kegiatan berkala untuk mengetahui proses perkembangan yang terjadi pada peserta didik. Evaluasi pada akhir pembelajaran juga dilakukan yang bertujuan untuk mengetahui ketercapaian tujuan pembelajaran dan membantu merancang pembelajaran berikutnya. Pada kegiatan inti pembelajaran menggunakan pendekatan Culturally Responsive Teaching (CRT) ini, guru mengeksplorasi pengetahuan peserta didik melalui tayangan “keragaman budaya” dalam bentuk video yang menarik. Tanya jawab dilakukan sebagai bentuk eksplorasi lebih lanjut sebagai bahan pengantar untuk memperkenalkan macam-macam keragaman budaya. Pembelajaran disesuaikan dengan budaya daerah mayoritas peserta didik, serta guru memberikan perhatian khusus terhadap peserta didik yang membutuhkan perlakuan yang berbeda. Didukung menggunakan model pembelajaran kontekstual, peserta didik diarahkan untuk berkelompok dimana pembentukannya disesuaikan dengan asesmen formatif yang dilakukan mulai dari awal kegiatan. Selama kegiatan kelompok berlangsung, guru berkeliling memberikan bimbingan kepada setiap kelompok maupun individu yang mengalami kesulitan. Kegiatan dilanjutkan dengan mengarahkan peserta didik mengerjakan LKPD sesuai capaian belajarnya. Pada kegiatan inti yang terakhir, peserta didik berlatih secara individu tentang materi yang sudah dipelajari melalui kegiatan evaluasi. Penutup kegiatan belajar dilakukan dengan menyimpulkan bersama tentang materi pada pembelajaran yang dilakukan. Peserta didik diajak untuk menelaah hal-hal apa saja yang telah dipelajari dan dikuatkan kembali melalui penjelasan singkat dari guru. Kegiatan pengayaan diberikan kepada peserta didik yang mampu menguasai materi denganbaik untuk memperkuat pemahaman serta sebagai sarana untuk mempersiapkan mereka memahami materi selanjutnya. Sedangkan bagi peserta didik yang belum memahami materi dengan baik dilakukan kegiatan bimbingan tambahan secara intensif sebagai upaya untuk meningkatkan capaian belajar. Bimbingan tambahan dilaksanakan setelah akhir jam pelajaran selesai. Pembelajaran ditutup dengan berdoa bersama sebagai



9



salah satu wujud penanaman atau pembiasaan sikap yang mencerminkan profil pelajar Pancasila. Kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan menekankan pentingnya keterpaduan pembelajaran dengan asesmen. Kurikulum Merdeka yang diterapkan pada pendidikan saat ini sangat mendukung ketercapaian belajar peserta didik sesuai prinsip pembelajaran dan asesmen yang mengindikasikan pentingnya pengembangan strategi pembelajaran sesuai dengan tahap capaian belajar yang dikenal dengan istilah Culturally Responsive Teaching (CRT). Tujuannya adalah agar setiap anak dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan dengan memperhatikan tingkat capaian belajar masing-masing peserta didik. Perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran dan asesmen dalam pembelajaran ini telah melalui suatu tahapan siklus pendekatan Culturally Responsive Teaching (CRT). Siklus tersebut diawali dengan guru menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran, termasuk di dalamnya rencana asesmen formatif yang akan dilakukan di awal pembelajaran dan asesmen di akhir pembelajaran. Pendidik melakukan asesmen di awal pembelajaran untuk menilai kesiapan setiap individu peserta didik untuk mempelajari materi yang telah dirancang. Berdasarkan hasil asesmen, pendidik memodifikasi rencana yang dibuatnya dan/atau membuat penyesuaian untuk sebagian peserta didik. Selanjutnya, melaksanakan pembelajaran dan menggunakan berbagai metode asesmen formatif untuk memonitor kemajuan belajar serta melaksanakan asesmen di akhir pembelajaran untuk mengetahui ketercapaian tujuan pembelajaran. Asesmen ini dapat digunakan sebagai asesmen awal pada pembelajaran berikutnya. Pendekatan Culturally Responsive Teaching (CRT) yang telah dijelaskan juga dipadukan dengan model pembelajaran kontekstual. Untuk mengoptimalkan manfaat kegiatan pembelajaran melalui model kontekstual, pendidik menerapkan strategi dalam langkah- langkah pembelajaran kontekstual ini. Strategi tersebut yaitu: 1) Melalui pemecahan masalah, menggunakan LKPD yang disesuaikan antara materi dengan kehidupan sehari-hari peserta didik; 2) Mengajak peserta didik untuk berkelompok agar suasana belajar menjadi variatif. Hal itu karena suasana belajar yang baru bisa memunculkan pengalamanbaru yang menyenangkan dan mudah diingat; 3) Menjadikan peserta didik sebagai pelajar sepanjang hayat dan mandiri melalui kegiatan berkelompok dan difasilitasi LKPD, sehingga guru hanya berperan untuk mengarahkan dan mengontrol jalannya pembelajaran; 4) Membangun komunikasi efektif yang bisa diterima oleh semua peserta didik di kelas dengan berbagai karakter, sosial, budaya, suku, dan sebagainya. Komunikasi yang dijalin oleh guru pada peserta didiknya akan 10



memengaruhi tingkat ketertarikan pada materi yang diajarkan; dan 5) Memberikan penilaian yang otentik pada peserta didik. Penilaian tersebut bisa membantu guru dalam memetakan tingkat kemampuan dan motivasi peserta didik selama pembelajaran. Penerapan pendekatan pembelajaran Culturally Responsive Teaching (CRT) yang berpadu dengan model pembelajaran kontekstual serta berbagai metode dan media pendukung meningkatkan ketertarikan peserta didik untuk senantiasa belajar sesuai capaian belajarnya, sehingga mereka bisa mendapatkan pengetahuan yang bersifat fleksibel, nyaman, dan aplikatif dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga dapat memperbaiki hasil belajar peserta didik melalui peningkatan pemahaman makna materi yang sedang dipelajari. Peserta didik yang capaian belajarnya di bawah mayoritas tidak merasa tertekan atas materi yang belum dipahami dengan baik, sedangkan mereka yang mayoritas memahami materi tidak merasa bosan dengan kegiatan yang menarik ataupun menantang sesuai level capaian belajar. Pelaksanaan pembelajaran dapat mengakomodasi kemampuan yang dimiliki oleh setiap peserta didik. Pengelompokkan peserta didik berdasarkan tingkat capaian belajar masing-masing memaksimalkan pemerolehan pengetahuan mereka. LKPD dan asesmen yang digunakan dalam pembelajaran Culturally Responsive Teaching (CRT) dirancang lebih bervariasi memperhatikan kemampuan peserta didik, sehingga perencanaan pembelajaran yang dilakukan dapat berjalan secara sistematis. Pembelajaran menjadi lebih bervariatif dan menyeluruh memperhatikan kebutuhan peserta didik. Culturally Responsive Teaching (CRT) memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi guru dan peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran. Media, LKPD, dan asesmen yang digunakan memberikan pengalaman belajar yang maksimal bagi peserta didik. Penyerapan materi yang berlangsung optimal karena sesuai dengan capaian belajar peserta didik. Peserta didik mampu menyesuaikan pembelajaran sesuai dengan kemampuannya, sehingga materi dapat diterima dengan baik. Kegiatan pembelajaran secara keseluruhan juga telah merepresentasikan keterampilan dasar guru dalam mengajar. Dimulai dari keterampilan membuka dan menutup pelajaran, keterampilan bertanya, keterampilan memberikan penguatan, keterampilan membuat variasi, keterampilan menjelaskan, keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil, keterampilan mengelola kelas, serta keterampilan mengajar kelompok kecil dan peroseorangan. Pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan Culturally Responsive Teaching (CRT) memberikan pengalaman bagi guru yaitu adanya pemahaman yang lebih mendalam untuk mengetahui kebutuhan peserta didik, serta 11



pembelajaran yang fleksibel.



C. Refleksi Pembelajaran dan Asesmen yang telah dilaksanakan di SD Proses refleksi dilaksanakan dengan berbagai kegiatan yang turut melibatkan teman sejawat, guru pamong/ guru kelas, dan dosen. Beberapa kegiatan yaitu diantaranya refleksi



simulasi



pelaksanaan



pembelajaran,



refleksi



penyusunan



perangkat



pembelajaran, dan pelaksanaan pembelajaran. Berdasarkan kegiatan simulasi pelaksanaan pembelajaran yang telah dilakukan terdapat beberapa respon/ tanggapan yang diberikan mengenai asesmen, proses pembelajaran, dan pelaksanaan simulasi pembelajaran yang telah dilakukan. Secara lengkap hasilnya yaitu sebagai berikut.



12



D. Tindak Lanjut Penyusunan dan Pelaksanaan Pembelajaran dengan Pendekatan Culturally Responsive Teaching (CRT) Tindak lanjut evaluasi pembelajaran perlu dilakukan apabila hasil dari evaluasi pembelajaran menunjukkan hasil yang kurang maksimal. Tindak lanjut ini dapat dilakukan pada pembelajaran yang akan dilaksanakan selanjutnya. Pembelajaran selanjutnya merupakan keputusan tentang upaya perbaikan pembelajaran yang akan dilaksanakan sebagai upaya peningkatan mutu pembelajaran sedang tindak lanjut evaluasi pembelajaran berkenaan dengan pelaksanaan dan instrumen evaluasi yang telah dilaksanakan mengenai tujuan, proses dan instrumen evaluasi proses pembelajaran. Tindak lanjut dilakukan dengan terlebih dahulu mengidentifikasi kelebihan dan kelemahan dari hasil evaluasi. Kelebihan yang sudah ada dapat dipertahankan, sedangkan kelemahannya dapat diperbaiki dan ditingkatkan. Selanjutnya hasil identifikasi tersebut dapat dijadikan acuan dalam merancang perangkat pembelajaran, melaksanakannya, hinggakembali mengevaluasi dan merefleksikan pembelajaran yang telah yang dilakukan. Berdasarkan hasil evaluasi dan refleksi yang telah dilakukan, perangkat pembelajaran yang telah disusun sudah cukup baik sehingga perlu dipertahankan. Namun ada beberapa hal yangperlu ditingkatkan, diantaranya perlunya menyertakan asesmen diagnostik untuk mengetahui kemampuan awal, menambahkan lembar penilaian diri atau antar teman sebagai Assessment as Learning, mengembangkan Assessment of Learning sesuai dengan keberagaman kemampuan dari peserta didik sehingga tidak hanya satu asesmen yang digunakan untuk semua peserta didik, menambahkan bahan ajar serta soal evaluasi untuk kegiatan remidial dan pengayaan. Pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan juga sudah cukup baik, beberapa hal yangperlu ditingkatkan diantaranya yaitu asesmen untuk menilai sikap dan keterampilan sebaiknya dilakukan saat proses pembelajaran dengan cara berkeliling memantau aktivitas peserta didik, menerapkan pembelajaran yang mendidik dengan mengutamakan keterampilan berpikir kritis berbasis platform revolusi industri 4.0, materi tambahan bagi peserta didik yang belum memahami materi ajar dengan baik, dan memberikan materi pengayaan yang relevan dengan bahasan materi yang diajarkan, serta mengelompokkan peserta didik menjadi 3 kelompok dengan kemampuan di bawah kelas tersebut, pada kelas tersebut, dan di atas kelas tersebut. Sedangkan kaitannya dengan penerapan Culturally Responsive Teaching (CRT) pada pembelajaran, beberapa hal perlu ditingkatkan yaitu aktivitas kolaborasi diskusi/presentasipeserta didik, aktivitas projek, dan aktivitas remidial serta pengayaan. 13



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan laporan kegiatan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa dalam merancang pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Culturally Responsive Teaching (CRT) yaitu pada perencanaan pembelajaran Culturally Responsive Teaching (CRT) yang telah dirancang berorientasi pada materi di kelas IV pada elemen membaca dan menulis sudah disusun secara saksama dan sistematis dengan memperhatikan setiap kemampuan peserta didik. Dalam penyusunan perencanaan pembelajaran berupa modul ajar sudah tersusun dengan memperhatikan komponen pendukungnya. Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran pendekatan Culturally Responsive Teaching (CRT) yang telah dipadukan dengan model pembelajaran kontekstual. Untuk mengoptimalkan manfaat kegiatan pembelajaran melalui model kontekstual, pendidik menerapkan strategi dalam langkah-langkah pembelajaran kontekstual. Kegiatan pembelajaran secara keseluruhan juga telah merepresentasikan keterampilan dasar guru dalam mengajar. Dimulai dari keterampilan membuka dan menutup pelajaran, keterampilan bertanya, keterampilan memberikan penguatan, keterampilan membuat variasi, keterampilan menjelaskan, keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil, keterampilan mengelola kelas, serta keterampilan mengajar kelompok kecil dan peroseorangan. Refleksi terhadap pelaksanaan pembelajaran Culturally Responsive Teaching (CRT) yang dilakukan sudah dilaksanakan dengan baik dan sesuai. Dalam proses refleksi dilaksanakan dengan berbagai kegiatan yang melibatkan teman sejawat, guru pamong/ guru kelas, dan dosen. Beberapa kegiatan dalam refleksi diantaranya refleksi simulasi pelaksanaan pembelajaran, refleksi penyusunan perangkat pembelajaran, dan pelaksanaan pembelajaran. Kegiatan simulasi pelaksanaan pembelajaran sudah berjalan dengan baik namun beberapa hal masih perlu diperhatikan untuk dapat ditingkatkan kembali, misalnya assesmen untuk menilai sikap dan keterampilan sebaiknya dilakukan saat proses pembelajaran dengan cara berkeliling memantau aktivitas peserta didik. Refleksi penyusunan perangkat pembelajaran beberapa komponen sudah mampu dilaksanakan dengan tepat dan sesuai. Namun, terdapat beberapa poin yang harus lebih diperhatikan seperti dalam komponen asesmen diagnostik, pengayaan dan remedial. 14



Selanjutnya refleksi pelaksanaan pembelajaran sudah dilaksanakan dengan baik, hanya dalam aktivitas pembelajaran yang telah dilakukan terlihat beberapa aktivitas pembelajaran belum dilakukan oleh guru seperti pemberian asesmen diagnostik, aktivitas projek, pengayaan dan remedial. B. Saran Menyadari dalam penulisan laporan ini masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang laporan diatas dengan sumber-sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat dipertanggung jawabkan.Untuk saran bisa berisi kritik atau saran terhadap penulisan juga bisa untuk menanggapi terhadap kesimpulan dari bahasan laporan yang telah dijelaskan.



15



DAFTAR PUSTAKA Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan. (2022). Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah. Jakarta: Kemdikbudristek. Quipper Blog. (2021). Pembelajaran Kontekstual – Pengertian, Tujuan, Prinsip. Diakses melalui



https://www.quipper.com/id/blog/info-guru/pembelajaran-kontekstual/



pada 19 Februari 2023. Rombot,



Olifia.



(2020).



Keterampilan



Mengajar.



Diakses



melalui



https://pgsd.binus.ac.id/2020/07/06/keterampilan-mengajar/ pada 19 Februari 2023. Widoyoko, Eko Putro. (200). Evaluasi Program Pembelajaran, Yogyakarta: Pustaka Belajar.



16



LAMPIRAN Link Perangkat Modul Ajar : https://drive.google.com/file/d/1W1_r5BvzP5AwHa3vUfNJkju1tx9jqVws/view?usp=sharin g



17