Laporan Home Visite DBD [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN HOME VISITE PUSKESMAS TROSOBO DEMAM BERDARAH DENGUE



Disusun Oleh, Fauziah Rachmawati, S.Ked 14710012



Pembimbing : dr. B. Irawatiratna. K, MM



KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA 2016



0



Klinik Dokter Keluarga FK UWKS



No Berkas



: __________



Berkas Pembinaan Keluarga



No RM



: __________



Puskesmas Trosobo, Sidoarjo



Nama KK



: Tn.A



Tanggal kunjungan pertama kali 12 Agustus 2016 Nama Pembimbing : dr. B. Irawatiratna K. MM Nama DM pembina : Fauziah Rachmawati S,Ked



Tabel 1. CATATAN KONSULTASI PEMBIMBING (diisi setiap kali selesai satu periode pembinaan) Tanggal



Tingkat Pemahaman



Paraf Pembimbing



1



Paraf



Keterangan



KARAKTERISTIK DEMOGRAFI KELUARGA Nama KK



: Tn. A



Alamat



: Trosobo RT



Bentuk Keluarga : Nuclear Family Tabel 2. Daftar Anggota yang Tinggal dalam satu rumah No



Nama



Kedudukan L/P Umur dalam (tahun) keluarga 1 Tn. A Ayah L 63 2 Ny. I Ibu P 59 3 Tn. B Anak L 32 4 Ny. A Menantu P 30 5 Nn. S Anak P 28 6 Sdr. B Anak L 23 7 An. L Cucu P 9 Sumber : Data Primer, 12 Agustus 2016



2



Pendidikan



Pekerjaan



S1 SMA S1 SMA S1 S1 SD



Wiraswasta IRT Wiraswasta IRT Wiraswasta Wiraswasta Pelajar



Pasien Klinik Y/T Y Y T T T Y Y



Ket Sakit Sehat Sehat Sehat Sehat Sakit Sakit



BAB I PENDAHULUAN A. PENDAHULUAN Demam dengue atau dengue fever (DF) dan demam berdarah dengue (DBD) atau dengue haemorrhagic fever (DHF) adalah penyakit infeksi yang disebabkanoleh virus dengue yang disebarkan oleh nyamuk aedes aegypti dengan maniferstasi klinis demam, nyeri otot atau nyeri sendi yang disertai leukopenia, ruam, limfadenopati, trombositopenia, dan distesis hemorargik. Pada DBD perembesan plasma yang ditandai oleh hemokonsentrasi (peningkatanhematokrit) atau penumpukan cairan di rongga tubuh. Sindrom renjatan dengue(dengue shock syndrome) adalah demam berdarah dengue yang ditandai oleh renjatan/shock. Peningkatan jumlah kasus penderita DBD di Indonesiaterjadi pada tahun 2012 dibandingkan tahun 2011 yang hanya ditemukan 65.725 kasus Incidence Rate (IR), sedangkan pada tahun 2012 ditemukan banyak kasus sebanyak 90.245 dengan Incidence Rate (IR) sebesar 37,11 per 100.000 penduduk dan case fatality rate (CFR) 0,90%. Laporan ini diambil berdasarkan kasus yang diambil dari seorang pasien DHF (Dengue Hemoragic Fever) berjenis kelamin laki-laki dan berusia 63 tahun. Pasien merupakan salah satu pasien DHF yang berada di wilayah Puskesmas Trosobo, Kecamatan Taman, Kabupaten Sidoarjo. Maka perlu dicermati masalah yang dicermati tentang permasalahan hingga timbulnya DHF. Permasalahan seperti kurangnya pengetahuan masyarakan tentang awal gejala DHF, pengobatan dan pencegahan DHF. Oleh karena itu penting untuk untuk memperhatikan dan mencermati yang kemudian bisa dijadikan sebagai pengalaman di lapangan. B. Rumusan masalah 1. Bagaimana hubungan antara hubungan kehidupan sosial pasien dnegan penyakit yang diderita? 2. Bagaimana hubungan pelayanan kesehatan yang diterima pasien dengan penyakit yang diderita? 3. Bagaimana hubugan lingkungan sekitar pasien dengan penyakit yang diderita? C. Tujuan 1. Tujuan Umum a. Untuk mengetahui hubungan antara hubungan kehidupan sosial pasien dnegan penyakit yang diderita. b. Untuk mengetahui hubungan pelayanan kesehatan yang diterima pasien dengan penyakit yang diderita. 3



c. Untuk mengetahui hubugan lingkungan sekitar pasien dengan penyakit yang diderita. 2. Tujuan Khusus a. Untuk Mengetahui identifikasi pasien sesuai dengan yang ditetapkan puskesmas. b. Untuk mengetahui identifikasi kehidupan pasien dalam keluarga melalui APGAR. c. Untuk mengetahui identifikasi faktor sosial ekonomi pasien melalui SCREEM. d. Untuk mengetahui identifikasi faktor keturunan pasien melalui genogram. e. Untuk mengetahui identifikasi faktor pelayanan kesehatan. f. Untuk mengetahui identifikasi perilaku pasien disertai dengan penyakitnya. g. Untuk mengetahui faktor lingkungan (fisik, sosial, ekonomi, dsb) D. Manfaat 1. Manfaat bagi pasien dan keluarga Sebagai pendekatan dalam pemberian informasi mengenai penyakit yang diderita pasien serta hubungannya dengan sosial, ekonomi, pelayanan kesehatan, perilaku pasien dan faktor lingkugan. 2. Manfaat bagi pelayanan kesehatan Sumber evaluasi dalam memberikan pelayanan terhadap pasien DHF. 3. Manfaat bagi puskesmas Sebagai pengetahuan dan sumber evaluasi peningkatan pelayanan terhadap penyakit DHF.



BAB II A. IDENTITAS PENDERITA Nama : Tn.A Umur :63 tahun Jenis kelamin : Laki-laki Pendidikan : S1 Alamat : Trosobo RT Agama : Islam Suku : Jawa Tanggal Pemeriksaan: 6 Agustus 2016 Tanggal Homevisite : 12 Agustus2016 B. ANAMNESA 1. Keluhan utama : Panas sejak kemarin 2. Riwayat Penyakit Sekarang Pasien mengaluh panas sejak kemarin. Badan pasien juga terasa lemas, tidak nafsu makan, dan mual. Pasien rutin mengikuti program PROLANIS Puskesmas Trosobo. Saat setelah cek darah lengkap, pasien mengatakan bahwa trombositnya turun. Saat 4



itu belum muncul binti-bintik merah. BAB dan BAK dalam batas normal. Tetangga banyak yang Masuk Rumah sakit karena sakit yang sama. 3. Riwayat Penyakit Dahulu a. Belum pernah mengalami keluhan seperti ini sebelumnya. b. Riwayat kelainan jantung : Tidak ada c. Riwayat asma : Tidak ada d. Riwayat kejang : Tidak ada e. Riwayat alergi obat/makanan : Tidak ada f. Riwayat operasi : Tidak ada g. Riwayat MRS : Tidak ada 4. Penyakit Keluarga a. Riwayat asma : Tidak ada b. Riwayat alergi obat/makanan : Tidak ada 5. Riwayat Kebiasaan Pasien seorang pasien yang mempunyai mobil LAN. Saat pasien bosan pasien akan menyetir mobil LAN-nya. Pasien mandi 2 kali sehari (pagi dan sore). 6. Riwayat Sosial Ekonomi Pasien tinggal bersama istri, ketiga anaknya dan seorang cucu. Kondisi rumah berlantai 2. Lantai 2 hanya loteng. Rumah berlatai keramik dan berdinding tembok. Kebutuhan rumah tangga dipenuhi oleh Tn. A. Anak pertama dan kedua sudah bekerja dan anak terakhirnya baru lulus kuliah. Kesan perekonomian keluarga cukup dan kebutuhan sehari-hari dapat terpenuhi. 7. Riwayat Gizi Pasein mengatakan makan 3 kali sehari. 8. Riwayat Pengobatan Pasien belum pernah berobat sebelumnya. 9. Kondisi Lingkungan Rumah Rumah terdiri 3 kamar tidur, satu kamar mandi, ruang tamu, dapur dan gudang. Depan rumah tampak rapi. Di depan rumah terdapat saluran air. Gudang dan dapur pasien berantakan. Pot-pot bunga dengan air yang rang diganti. C. PEMERIKSAAN FISIK -



-



Keadaan Umum : Cukup Kesadaran : Composmentis GCS : E4V5M6 Status gizi : Normal Tanda Vital dan Status Gizi  Tanda Vital Nadi : 80 x/menit (reguler,teratur, isi dan tegangan cukup) Pernafasan :20x/menit (reguler) Suhu : 38°C di axilla Tensi :130/70 mmHg posisi duduk  Status gizi ( BMI ) BB : 55 kg TB : 168 cm BMI : BB/(TBxTB) (m) 5



BMI= 55 / (1,68x1,68) BMI= 19,5 Status Gizi : Normal -



Kulit Warna Kepala



: Sawo matang, ikterik (-), sianosis (-) : Bentuk normal, tidak ada luka, atrofi m.temporalis (-), makula (-),



Mata



papula (-), nodula (-), kelainan mimik wajah atau bell’s palsy (-) : Konjungtiva anemis (-/-), Sklera ikhterik (-/-), pupil isokor 3 mm, reflek cahaya (+/+), lagopthalmus (-/-), retraksi palpebra (-/-), Bruit tiroid (-), visus jauh dalam batas normal, warna kelopak (coklat kehitaman), radang/conjuctivitis/uveitis (-/-/-) : Hidung pelana (-) : Ulkus (-) : Penebalan cuping telinga (-), nyeri tekan mastoid (-), sekret (-),



Hidung Mulut Telinga



-



pendengaran berkurang (-). : Tonsil membesar (-), pharing hiperemis (-) : Pembesaran kelejar tiroid (-) konsistensi keras, perbesaran



Tenggorok Leher



limfonodi (-), lesi pada kulit (-) Thoraks Simetris/, retraksi interkostal (-), retraksi subkostal (-) Payudara



: Ginekomastia (-)



a. Cor : I



:



ictus cordis tak tampak



P



:



ictus cordis tak kuat angkat



P



:



batas kiri atas :



SIC II 1 cm lateral LPSS



batas kanan atas:



SIC II LPSD



batas kiri bawah:



SIC V 1 cm lateral LMCS



batas kanan bawah:



SIC IV LPSD



batas jantung kesan tidak melebar A



:



BJ I–II intensitas normal, regular, bising (-)



b. Pulmo: statis (depan dan belakang) I: pengembangan dada kanan sama dengan kiri P: fremitus raba dada kanan sama dengan kiri P: sonor/sonor A: suara dasar vesikuler (+/+) Suara tambahan Rhonci (-/-), wheezing (-/-) Dinamis (depan dan belakang) 6



-



Abdomen I : perut tampak simetris cembung, jejas (-) A: peristaltik (+) normal, P: supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba P: timpani



-



Sistem columna vertebralis I : deformitas (-), skoliosis (-), kiphosis (-), lordosis (-) P: nyeri tekan (-) P: Nyeri ketok Columna Vertebralis (-)



-



Ekstremitas Akral hangat



Oedem



:



:



+



+



+



+



-



-



-



-



a. Ektremitas superior Dextra et Sinistra Hipoestesia (-), parese (-), atrofi (-) , drop hand (-), claw hand (-) b. Ekstremitas inferior Extremitas Inferior Dextra : Hipoestesia (-), parese (-), atrofi (-), foot drop (-), claw toes (-) Ekstremitas Inferior Sinistra : Hipoestesia (-), parese (-), atrofi (-), foot drop (-), claw toes (-) -



Status Dermatologi Regio : extremitas superior et inferior, thoracalis posterior Efloresensi : dalam batas normal 7



-



Sistem genetalia : dalam batas normal



-



Pemeriksaan neurologik:



K:



-



-



Fungsi luhur



: dalam bataas normal



Fungsi vegetatif



: dalam batas normal



Fungsi sensorik



: dalam batas normal



Fungsi motorik



:dalam batas normal



5



5



T: 5



5



5



5



5



5



RF:



5



5



RP: -



-



5



5



-



-



Pemeriksaan Psikiatrik Penampilan : sesuai umur, perawatan diri cukup Kesadaran : kualitatif tidak berubah, kuantitatif compomentis Orientasi : Waktu :baik Tempat :baik Orang :baik Afek : baik Psikomotor : appropriate Proses pikir : Bentuk : realistik Isi : waham (-), halusinasi (-), ilusi(-) Arus : koheren Intelegensi ( berhitung memori) : cukup Waham :tidak ditemukan Persepsi (Halusinasi) : tidak ditemukan Insight : baik Pemeriksaan Tambahan a. Sensoris 



Tes Raba : Hipoestesi pada daerah plakat eritematosa dan kulit daerah manus







dextra et sinistra, serta pedis dextra et sinistra Tes Nyeri : Anastesi pada daerah plakat eritematosa dan kulit daerah manus







dextra et sinistra, serta pedis dextra et sinistra Tes Suhu : tidak dilakukan. b. Motoris    



Nervus Ulnaris Nervus Radialis Nervus Medianus N Peroneus Komunnis



: kuat : kuat : kuat : D sedang (+4), S Kuat 8



c. Penebalan Saraf    



Penebalan N Auricularis Magnus (-) Penebalan N Ulnaris (-) Penebalan N Peroneus Komunis (-) Penebalan N Tibialis Posterior (-)



D. PEMERIKSAAN PENUNJANG Pemeriksaan Laboratorium : Darah Lengkap Pemeriksaan



Sebelum diterapi



Hari 1 setelah



Hari 2 setelah



diterapi



diterapi



WBC RBC HGB HCT MCV MCH MCHC PLT E. RESUME Pasien berjenis kelamin laki-laki usia 63 tahun mengeluh panas sejak satu hari yang lalu sebelum periksa ke puskesmas Trosobo. Pasien merasa badannya lemas dan nafsu makan menurun. BAB dan BAK dalam batas normal.Tetangga ada yang sakit seperti ini dan dirawat di rumah sakit. Bada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum baik, compos mentis, GCS : 456. Tanda vital N: 80x/menit, Pernafasan: 20x/menit, T: 38°C, rumple lead (+), BB: 55kg, TB: 168 cm, status gizi baik. F. PATIENT CENETERED DIAGNOSIS Diagnosis Biologis : Demam Berdarah Dengue Diagnosis Psikologis : (-) Diagnosis Sosial Ekonomi dan Budaya - Status ekonomi cukup - Kondisi lingkungan rumah kurang sehat G. PENATALAKSANAAN 1. Non Medikamentosa a. Bed Rest 9



Agar virus pengebab DBD tersebut tidak semakin merajalela didalam tubuh penderita, maka akan sangat penting untuk menjaga konsidi tubuh. Untu menjaga tubuh agar tetap berstamina, makan akan sangat penting apabila penderita istirahat



yang



cukup,



selain



istirahat



yang



cukup,



penderita



tidak



diperkenankanuntuk melakukan aktivitas yang berat dan menguras banyak tenaga. b. Minum air putih yang banyak Pada penderita demam berdarah biasanya mereka akan mengalami dehidrasi karena kehilangan banyak cairan. Dehidrasi ditandai dengan rasa haus yang berlebihan. Maka dari itu, agar pasien tidak dehidrasi maka diberikan banyak minum air putih/air mineral c. Menggunakan sari buah yang bisa mempercepat produksi trombosit. 2. Medikamentosa Tidak ada terapi spesifik. Terapi hanya bersifat suportif. Tindakan yang paling penting adalah pemeliharaan volume cairan sirkulasi. a. Antipiretik untuk menurunkan panas (Paracetamol 3x1 tab) b. Pemberian cairan Intra Vena (RL,NaCl 0,9%) c. Rujuk ke FKTP H. FUNGSI FISIOLOGIS (A.P.G.A.R SCORE) Untuk menilai fungsi fisiologi keluarga menggunakan A.P.G.A.R SCORE dengan menilai selalu=2, kadang=1, hampir tidak pernah=0. A.P.G.A.R SCORE disini akan dilakukan pada masing-masing anggota keluarga yang kemudian dirata-rata untuk menentukan fungsi fisiologis keluarga secara keseluruhan. Nilai rata-rata 1-4=jelek, 5-7=sedang, 810=baik. Adaptation Dalam menghadapi masalah selama ini penderita selalu mendapatkan dukungan berupa nasehat dan motivasi dari keluarganya. Jika penderita menghadapi sesuatu masalah selalu menceritakan kepada keluarganya. Penyakitnya ini tidak mengganggu aktivitasnya seharihari. Partnership Komunikasi terjalin satu sama lain, meskipun waktu kebersamaan dirasa singkat. Saat ada permasalahan didiskusikan nersama dengan anggota keluarga lainnya. Keluarga pasien mendukung



dalam



upaya



pengobatan



sehingga



merasa



penyakitnya.



Keluarga



meyakinkannya bahwa ia bisa sembuh kembali, komunikasi antar anggota keluarga masih berjalan dengan baik. Growth Pasien sadar bahwa ia harus bersabar menghadapi penyakitnya dan merasa bersyukur masih dapat menjalani aktivitas sehari-hari. Affection 10



Pasien merasa hubungan kasih sayang dan interaksi keluarganya berjalan dengan lancar. Pasien sangat menyayangi keluarganya dan begitu pula sebaliknya. Resolve Pasien merasa cukup puas dengan kebersamaan dan waktu yang ia dapatkan bersama keluarganya walaupun tersedia tidak banyak. Skor APGAR Tn.A APGAR Tn. A terhadap keluarga A Saya puas bahwa saya dapat kembali ke keluarga saya bila saya menghadapi



Sering



Kadang



/selalu



-kadang



Jarang/tidak







masalah P



Saya puas dengan cara keluarga saya membahas dan membagi masalah dengan







saya G Saya puas dengan cara keluarga saya menerima dan mendukung keinginan saya







untuk melakukan kegiatan baru atau arah hidup yang baru A Saya puas dengan cara keluarga



saya



mengekspresikan kasih sayangnya dan







merespon emosi saya seperti kemarahan, perhatian dll R Saya puas dengan cara keluarga saya dan







saya membagi waktu bersama-sama Total poin = 9 fungsi keluarga dalam keadaan baik APGAR Ny. I Terhadap Keluarga



Sering Kadang /selalu -kadang



A Saya puas bahwa saya dapat kembali ke keluarga saya bila saya menghadapi masalah







P







Saya puas dengan cara keluarga saya membahas dan membagi masalah dengan saya 11



Jarang/tidak



G Saya puas dengan cara keluarga saya menerima dan mendukung keinginan saya untuk melakukan kegiatan baru atau arah hidup yang baru







A Saya puas dengan cara keluarga saya mengekspresikan kasih sayangnya dan merespon emosi saya seperti kemarahan, perhatian dll R Saya puas dengan cara keluarga saya dan saya membagi waktu bersama-sama











Total poin = 9, fungsi keluarga dalam keadaan baik A.P.G.A.R SCORE keluarga pasien = (9+9)/2 =9 Kesimpulan : fungsi fisiologis kelarga pasien baik Secara keseluruhan total poin dari APGAR keluarga Tn.U adalah 27, sehingga ratarata APGAR dari keluarga Tn.U adalah 9. Hal ini menunjukkan bahwa fungsi fisiologis yang dimiliki keluarga Tn.U dan anggota keluarganya dalam keadaan baik. Hubungan antar individu dalam keluarga tersebut terjalin baik. J. FUNGSI PATOLOGIS (S.C.R.E.E.M) Fungsi patologis dari keluarga Tn.A dinilai menggunakan S.C.R.E.E.M sebagai berikut: Tabel S.C.R.E.E.M SUMBER



PATHOLOGY



KET



Sosial



Interaksi sosial yang baik antar anggota keluarga juga dengan saudara partisipasi mereka dalam masyarakat cukup baik.



Cultural



Kepuasan atau kebanggaan terhadap budaya baik, hal ini dapat dilihat dari pergaulan sehari-hari baik dalam keluarga maupun di lingkungan, banyak tradisi budaya yang masih diikuti. Sering mengikuti acara yang bersifat hajatan, sunatan, nyadran dll. Menggunakan bahasa jawa, tata krama dan kesopanan



Religius Pemahaman agama cukup. Pasien dan keluarga rajin Agama menawarkan menjalankan sholat lima waktu. pengalaman spiritual yang



baik untuk



ketenangan individu 12



-



yang



tidak



didapatkan dari yang lain Ekonomi



Ekonomi keluarga ini tergolong menengah, untuk + kebutuhan primer sudah bisa terpenuhi, meski mampu mencukupi kebutuhan sekunder.



Edukasi



Pendidikan



anggota



keluarga



lumsysn



bsgud. -



Kemampuan untuk memperoleh dan memiliki fasilitas pendidikan seperti buku-buku, Koran, akses internet didapatkan dnegan mudah. Medical



Tidak mampu membiayai pelayanan kesehatan yang lebih baik. Dalam mencari pelayanan kesehatan keluarga ini biasanya menggunakan Puskesmas dan hal ini mudah dijangkau karena letaknya dekat.



Diagram 1. Genogram Keluarga Tn.A Tanggal Pembuatan 12 Agustus 2016



Sumber : Data Primer, Agustus 2016 K. Informasi Pola Interaksi Keluarga Ana k



Istri



Tn. I



Cuc u



13



-



Keterangan:



hubungan baik Hubungan tidak baik



Hubungan Tn.A dengan Istri, Anak dan Cucu sangat dekat dalam keluarga ini tidak terjadi konflik atau hubungan buruk antara anggota keluarga. L. Faktor Pelayanan Kesehatan Pelayanan kesehatan adalah termasuk pelayanan preventif (pencegahan) dan promotif (peningkatan kesehatan). Pada pasien ini mendapatkan pelayanan kesehatan untuk observasi kesehatan pasien dan edukasi kesehatan keluarga pasien. M. Identifiasi Faktor Perilaku dan Non Perilaku Keluarga a. Faktor Perilaku Keluarga Pasien mengeluh badannya panas dan lemas sejak 1 hari yang lalu. Pasien merasa malas makan. Pasien segera memeriksakan dirinya ke puskesmas. Menurut semua anggota keluarga ini, kesehatan adalah keadaan bebas sakit, dimana adalah keadaan yang mengganggu aktivitas sehari-hari. Keluarga ini menyadari pentingnya kesehatan. Keluarga mempercayakan pemeriksaan pada mantri, bidan, atau dokter puskesmas yang terletak dekat rumah. Penderita termasuk orang yang terbuka dan periang makanya jika mendapat masalah sering diceritakan ke istri atau anak. Walaupun perabot rumah tidak tertata dengan rapi namun keluarga ini berusaha menjaga kebersihan lingkungan rumahnya misalnya dengan menyapu rumah dan halaman paling tidak sehari satu kali, terutama pagi hari. Keluarga ini memiliki fasilitas mesin pompa air yang digunakan untuk memasak, mandi, dan mencuci. Untuk air minum pasien biasanya membeli galon bermerk yang diedarkan di supermarket ataupun warung. b.



Faktor Non Perilaku Dipandang dari segi ekonomi, Tn. A termasuk ekonomi menengah. Total semua penghasilan tersebut, pasien dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari walaupun belum semua kebutuhan dapat terpenuhi terutama kebutuhan sekunder dan tersier. Rumah yang dihuni keluarga ini cukup memadai. Lantai rumah menggunakan keramik berwarna putih, pencahayaan ruangan cukup, ventilasinya cukup. Pembuangan limbah keluarga memenuhi sanitasi lingkungan karena limbah keluarga 14



dialirkan. Sampah keluarga dibuang ditempat pembuangan sampah yang ada di depan rumah. Fasilitas kesehatan yang sering dikunjungi oleh keluarga ini jika sakit adalah Puskesmas Trosobo. N. Identifikasi Lingkungan Rumah 1. Gambaran Lingkungan Rumah Tn. A berukuran 6 x 15 m2. Yang terdiri dari 3 kamar tidur, kamar mandi, mushola, ruang tamu, dapur, tempat cuci, dan gudang. Dari depan rumah tampak rapi. Disebelah rumah, rumah pasien berdepetan dengan rumah tetangga pada sebelah kanan dan sebelah kiri adalah jalan umum. Depan rumah pasien terdapat saluran air dan parit-parit yang tidak terurus. Lantai rumah sudah dikeramik. Ventilasi dan penerangan ruangan cukup. Atap rumah tersusun dari genteng dan ditutupi oleh langit-langit. Dinding rumah terbuat dari batadan sudah dilapisi semen dan dicat. Perabotan rumah tangga cukup. Sumber air untuk kebutuhan sehari-hari keluarga menggunakan air sumur bor. Secara keseluruhan kebersihan rumah cukup. Sehari-hari keluarga memasak menggunakan kompor gas. Denah Rumah



mus hola



kamar



Tempat cuci



dapur



gudang



Kama r mand



Kamar Ruang tamu kama r Teras



15



garasi



BAB III PEMBAHASAN Masalah aktif Demam Berdarah Dengue Faktor resiko a. Perilaku b. Lingkungan tempat tinggal DIAGRAM PERMASALAHAN PENDERITA (Menggambarkan hubungan antara timbulnya masalah yang ada dengan faktor resiko yang ada dalam kehidupan penderita) Keturunan Tidak ada riwayat penyakit keturunan di keluarga pasien Perilaku



Lingkungan Rumah



Banyak



dekat



barang



dengan



tidak



Tn. A



saluran air



yang



dirapikan



63 tahun



Didepan



Terdapat



rumah



genangan air



terdapat



pada pot yang



parit tinggi



tidak diganti.



Pelayanan Kesehatan Pelayanan



kesehatan



terus



memantau dan mengawasi angka bebas jentik



Pembahasan Masalah Sesuai dengan H.L Blum a. Keturunan 16



rutin



Pada kasus ini tidak ada hubungan dengan keturunan karena penyakit ini tidak diturunkan tetapi didapatkan. Sehingga tidak perlu untuk dicarikan pemecahan masalah. b. Perilaku Pada kasus ini faktor resiko denga perilaku, yaitu perilaku pasien dan keluarga yang sering membiarkan genangan air pada pot-pot bunga. Yang merupakan tempat yang nyaman bagi nyamuk untuk berkembang biak dan tinggal disana. Untuk itu perlu dilakukan penyuluhan mengenai PHBS dimana hal tersebut sangat bermanfaat dalam pencegahan berbagai macam penyakit salah satu gunanya adalah memberantas demam berdarah. c. Lingkungan Pada kasus ini lingkungan merupakan salah satu faktor yang dapat menyebabkan penyakit. Pada lingkungan pasien rumah dekat dengan selokan dan di depan rumah pasien terdapat parit denngan rumput yang tinggi yang merupakan tempat yang nyaman bagi nyamuk untuk berkembang biak dan tinggal disana. Meskipun telah berulang kali dilakukan penyuluhan tentang pencegahan DBD, namun masih banyak ditemukan faktor penularan demam berdarah, sehingga pengawasan terhadap pelaksanaan 3M yang terdapat dalam penyuluhan untuk dilakukan secara berkala. d. Pelayanan Kesehatan Pada kasus ini dari puhak pelayanan kesehatan sudah gencar memberikan penyuluhan tentang DBD mencangkup pelaksanaan PSN melalui 3M, namun pengawasan hanya dilakukan saat desa terdapat pasien yang terjangkit. Untuk itu, selain perlunya dilakukan penyuluhan, maka perlu juga untuk dilakukan pengawasan pelaksanaan



PSN itu sendiri guna memantau program PSN yang



merupakan hasil penyuluhan yang sering dilakukan. Skala Prioritas Penyelesaian Msalah yang Ditemukan Untuk mempermudah penyelesaian masalah pada skenario diatas dapat menggunakan sistem scoring. Hal ini dilakukan untuk mempermudah penyelesaian masalah berdasarkan skala prioritas dari yang tertinggi sampai yang terendah. Tabel 1. Penentuan Prioritas Penyelesaian Masalah no



Kegiatan



M



I



V



C



P (MxIxV/C)



1



Pengawasan dalam pelaksanaan 3M



5



4



3



3



20



17



2



Mengaktifkan kader jumantik



5



4



4



3



26,7



3



Penyuluhan kebersihan lingkungan



4



3



4



3



16



Keterangan : P : Prioritas jalan keluar M : Magnitude, Besarnya masalah yang bisa diatasi apabila solusi ini dilaksanakan (turunnya pprevalensi dan besarnya masalah lain) I : Implementasi, Kelanggengan selesainya masalah V : Vulnerabulity, sensitivnya dalam mengatasi masalah C : Cost, biaya yang diperlukan



18



Rencana Kegiatan Pengaktifan Kader Jumantik No.



Kegiatan



Sasaran



Target



Volume Kegiatan



1



Pembentukan tim



Masyarakat



Terbentuk kader



2 kali 1. Memilih kader seminggu



2



Penyusunan



Kader dan Terbentuk tenaga rencana puskesmas program jumantik



2 kali 1. Menjelaskan Balai desa seminggu kader tentang jumantik 2. Memberikan materi tentang tata cara



3



Pelasksanaan



Kader



Sebulan seklai



Terlaksana program jumantik



Rincian Kegiatan



1. Melakukan kunjungan ke rumah-rumah 2. Mengecek tempat penampungan air dan tempat yang terdapat genangan air apakah ada jentik dan apakan sudah tertutup rapat. Untuk tempat yang sulit dikuras diberi bubuk 19



Lokasi pelaksanaan



Tenaga Pelaksana



Jadwal



Kebutuhan Pelaksanaan



Balai desa



Tenaga masyarakat



Selasa dan 1. Konsumsi jumat 2. alat tulis 3. laptop



Kader yang Selasa dan 1.Laptop terpilih jumat 2. LCD 3. Konsumsi 4. alat tulis



Rumah warga kader dan lingkungan sekitarnya



Minggu kedua



1. senter 2. konsumsi 3. alat tulis



larvasida seperti abate. 3. Membasmi keberadaan kain/pakaian yang tergantung dalam rumah 4. Mengecek kolam renang/kolam ikan agar bebas dari jentik 5. Menyambangi rumah kosong/ tidak berpenghuni cek jentik 4



Evaluasi



Kader



Peningkat an ABJ



Sebulan sekali



Pengumpulan laporan ABJ



20



Puskesmas



Kader dan Minggu tenaga keempat puskesmas



1. Konsumsi 2. LCD 3. Laptop 4. Alat tulis



BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Segi Biologis Tn. A menderita DHF 2. Segi Psikologis  Hubungan antar anggota keluarga terjalin cukup baik  Pengetahuan akan DHF cukup baik  Tingkat kepatuhan dalam bedrest dan minumobat baik, mendukung untuk penyembuhan penyakit tersebut. 3. Segi Sosial Tidak ada masalah dari segi sosial 4. Segi Fisik Lingkungan sekitar masih sedikit kurang bersih B. Saran 1. Untu masalah medis (DHF) dilakukan langkah-langkah:  Preventif : Aktifitas kader jumantik  Promotif : edukasi penderita, keluarga, dan tetangga mengenai penanggulangan DHF penggunakan 3M  Kuratif : saat ini penderita memasuki pengobatan rawat jalan  Rehabilitatif : meyakinkan penderita bahwa penderita bisa sembuh dan bekerja lagi 2. Untuk masalah lingkungan tempat tinggal dan rumah yang tidak sehat dilakukan langkah-langkah Promotif : menasehati tetangga untuk memperhatikan 3M.



21