Laporan Iodometri [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK II



Titrasi Iodometri Selasa, 22 April 2014



Disusun oleh : Mudzilatun Nupus 1112016200049 Kelompok 4 : Devi Citra Rastuti Petri Wahyu Sari Rizki Dayu Utami



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA



2014



ABSTRAK Iodometri adalah analisa titrimetric yang secara tidak langsung untuk zat yang bersifat oksidator sperti besi III, tembaga II, dimana zat ini akan mengoksidasi iodide yang ditambahkan membentuk iodin. Iodin yang terbentuk akan ditentukan dengan menggunakan larutan baku tiosulfat. Berdasarkan titrasi iodometri dapat diperoleh nilai normalitas suatu larutan NaS2O3 sebesar 0,06 N dan kadar Cu sebesar 2,7 %.



PENDAHULUAN Tinjauan Pustaka Reaksi-reaksi kimia yang melibatkan reaksi oksidasi-reduksi dipergunakan secara luas dalam analisa titrimetric.ion-ion dari berbagai unsur dapat hadir dalam kondisi yang berbeda-beda, menghasilkan kemungkinan terjadi banyak reaksi redoks. Dalam banyak prosedur analisis, analitnya memiliki lebih dari satu kondisi oksidasi sehinggaharus dikonversi menjadi satu kondisi oksidasi tunggal sebelum titrasi (Underwood.1998:287). Titrasi dengan iodium dibedakan menjadi 1. Iodimetri (cara langsung) 2. Iodometri (cara tidak langsung) Reaksi dasar pada titrasi ini adalah: I3- + 2e -



3I- Eo = +0,54V



Pada iodometri zat yang akan ditentukan direaksikan dengan ion iodida berlebih biasanya digunakan KI berlebih. Zat pertama akan direduksi dengan membebaskan iodium yang ekivalen jumlahnya. Iodium yang dibebaskan ini kemudian dititrasi dengan larutan standar tiosulfat(Anonim)



Iodimetri adalah oksidasi kuantitatif dari senyawa pereduksi dengan menggunakan iodium. Iodimetri ini terdiri dari 2, yaitu Iodimetri metode langsung, bahan pereduksi langsung dioksidasi dengan larutan baku Iodium. Contohnya pada penetapan kadar Asam Askorbat.Iodimetri metode residual ( titrasi balik), bahan pereduksi dioksidasi dengan larutan baku iodium dalam jumlah berlebih, dan kelebihan iod akan dititrasi dengan larutan baku natrium tiosulfat. Contohnya pada penetapan kadar Natrium Bisulfit. Iodometri adalah bahan pengoksidasi yang mengoksidasi Kalium iodide (KI) dalam suasana asam, sehingga Iod yang dibebaskan ( Rahma, GM. 2011) Metode titrasi iodometri langsung (kadang-kadang dinamakan iodimetri)mengacu pada titrasi titrasi dengan suatu larutan iod standar. Metode titrasi iodometri tak langsung kadangkadang diamakan iodometri adalah berkenaan dengan titrasi dari iod yang dibebaskan dalam reaksi kimia. Potensial reduksi normal dar sistem reversibal : I2 + 2e



2I



Adalah 0,5345 volt. Persamaan di atas mengacu kepada suatu larutan air yang jenuh dengan adanya iod padat. Reaksi sel setengah ini akan terjadi misalny menjelang akhir titrasi dari iodidda menjadi relative lebih rendah. Dekat permulaan atau dalam kebanyakana titrasi iodometri, bila ion iodide berlbih, maka terbentulah ion triioidida(Vogel,1994 : )



MATERI DAN METODE Alat yang digunakan :        



Abu Erlenmeyer Buret Statif dan Klem Gelas ukur Pipet Neraca analitik Kaca arloji Spatula



Bahan yang digunakan :    



K2CrO4 H2SO4 Padatan KI NaS2O3



 



CuSO4 Amilun 1 %



Langkah kerja : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.



Ambil 25 ml larutan K2CrO4, masukkan ke dalam labu erleneyer Tambahkan asam sulfat sebanyak 5 ml Masukkan pula 0,5 gram padatan KI Tambahkan pula beberapa tetes indicator amilum Lakukan titrasi dengan larutan Natriumtiosulfat untuk menentukan konsentrasi dari Natriumtiosulfat Untuk menentukan kadar CuSO4, ambil 25 ml larutan CuSO4 Tambahkan asam sulfat sebanyak 5 ml Masukkan pula 0,5 gram padatan KI Tambahkan pula beberapa tetes indicator amilum Lakukan titrasi dengan larutan Natriumtiosulfat



HASIL DAN PEMBAHASAN



Data hasil percobaan Mencari konsentrasi Natriumtiosulfat K2CrO4 + H2SO4 + Padatan KI



larutan menjadi warna kuning



Penambahan amilum ( 6 ml)



larutan menjadi warna biru



Titrasi dengan NaS2O3 ( 37 ml)



warna biru larutan hilang



Penentuan kadar CuSO4 CuSO4+ H2SO4 + Padatan KI



larutan menjadi warna kuning



Penambahan amilum (2 ml )



larutan menjadi warna biru



Titrasi dengan NaS2O3 ( 7 ml )



warna biru larutan hilang menjadi warna coklat kekuning-kuningan



Perhitungan Normalitas Natriumtiosulfat V K2CrO4 x M K2CrO4 = V NaS2O3 x M NaS2O3



25 ml x 0,1 = 37 ml x M NaS2O3 2,5



M NaS2O3 =



37



= 0,06 M



Penentuan kadar CuSO4 V NaS2O3 = 7 ml Be =



𝐵𝑀 𝑒−1



=



W Cu2+ =



W Cu2+=



65,37 1



= 65,37



(𝑉.𝑁)NaS2O3 𝑉 𝐶𝑢𝑆𝑂4



7 𝑥 0,06 25



x Be Cu



x 65,37



W Cu2+= 1,09 gram Kadar Cu2+ =



𝑊 𝐶𝑢 𝑊 𝐶𝑢𝑆𝑂4



x 100%



1,09



Kadar Cu2+ = 0,403 x 100% Kadar Cu2+ = 2,7 %



Pembahasan Dalam praktikum ini akan dibahas mengenai titrasi iodometri (tidak langsung). Iodometri adalah analisa titrimetric yang secara tidak langsung untuk zat yang bersifat oksidator sperti besi III, tembaga II, dimana zat ini akan mengoksidasi iodide yang ditambahkan membentuk iodin. Iodin yang terbentuk akan ditentukan dengan menggunakan larutan baku tiosulfat. Langkah pertama dalam praktikum kali ini adalah standarisasi NaS2O3 terhadap K2Cr2O7 0,1 N. Dari titrasi ini kita dapat mengetahui nilai normalitas dari larutan NaS2O3. Pertama siapkan 25 ml CuSO4 , lalu tambahkan dengan 10 ml H2SO4 dan 0,5 gram padatan KI. Penambahan padatan KI bertujuan untuk pembentukan iodium. Setelah penambahan KI larutan menjadi warna kuning. Kemudian ditambahkan amilum sebanyak 6ml dan larutan pun menjadi berwarna biru. Setelah itu



larutan yang telah tercampur dititrasi dengan larutan NaS2O3. Proses titrasi dilakukan hingga warna biru pada larutan hilang, dan volume larutan NaS2O3 yang digunakan selama titrasi sebanyak 37 ml. berdasarkan data hasil perhitungan diperoleh nilai normalitas dari larutan NaS2O3 adalah 0,06 N. Setelah nilai normalitas dari larutan NaS2O3 diperoleh, selanjutnya kita akan menentukan kadar Cu pada larutan CuSO4. Ambil 25 ml larutan CuSO4 setelah itu tambahkan asam sulfat sebanyak 5 ml. Masukkan pula 0,5 gram padatan KI. Sama halnya dengan penentuan normalitas, setelah penambahan padatan KI larutan menjadi berwarna kuning. Kemudian penambahan 2ml indicator amilum membuat larutan menjadi berwarna biru. Titrasi dilakukan hingga larutan menjadi berwarna kuning kecoklatan. Warna larutan yang kuning kecoklatan diperoleh setelah 7 ml larutan NaS2O3 ditambahkan. Berdasarkan perhitungan data hasil percobaan diperoleh kadar Cu2+ yang didapat sebesar 2,7 %.



KESIMPULAN Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa : 1. Titrasi iodometri adalah salah satu titrasi reaksi reduksi – oksidasi 2. Titrasi iodometri dilakukan dengan larutan standar iodin 3. Titik akhir titrasi didapat saat larutan warna biru pada titran hilang 4. Dari titrasi iodometri kita dapat menentukan normalitas suatu larutan dan kadar dari suatu zat 5. Nilai normalitas dari larutan Na2S2O3 adalah 0,06 N 6. Kadar Cu2+ dari larutan CuSO4 adalah 2,7 %



DAFTAR PUSTAKA



A.L. Underwood, Day Jr. 1998. ANALISIS KIMIA KUANTITATIF. Jakarta : Erlangga. Basseit, J. 1991. Buku Ajar VOGEL Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik. Jakarta : Buku kedokteran EGC Anonim.http://www.ebookspdf.org/view/aHR0cDovL2ZpbGUudXBpLmVkdS9EaXJla3Rvcmk vRlBNSVBBL0pVUi5fUEVORC5fS0lNSUEvMTk1OTEyMjkxOTkxMDEyLVpBQ0tJWUFIL 01hY2FtLW1hY2FtX1RpdHJhc2lfUmVkb2t GM, Rahma. 2011. http://rgmaisyah.files.wordpress.com/2011/04/iodi-iodometri.pdf