Laporan K3 (CNC) 1 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

1



TUGAS K3 & HK.KETENAGAKERJAAN



OLEH: NAMA : JANDRI YUDA PRAMANA ANDRE LESMAN KELAS : D3 B



JURUSAN TEKNIK MESIN PROGRAM STUDI D3 FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS RIAU 2017 1



2



K ATA PENGANTAR Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan yang Esa yang telah memberikan rahmat serta hidayah kepada kita semua, sehingga karena Karunia-Nya kami dapat menyelesaikan laporan “Keselamatan kerja di laboratorium CNC ”. Laporan ini berisi tentang jenis bahaya dan resiko bekerja pada alat CNC . pengendalian bahaya dan resikonya, penggunaan alat CNC, dan manajemen sistem K3.Dalam penyusunan Laporan ini, kami tidak lupa mengucapkan banyak terimakasih pada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas laporan ini sehinggga kami dapat menyelesaikan penyusunan laporan ini.Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Olehkarena itu, kami mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari parapembaca. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan dipergunakandengan sebaik-baiknya.



PEKANBARU,8 November 2017 Penulis



2



3



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR..........................................................................i DAFTAR ISI........................................................................................ii BAB I PENDAHULUAN................................................................................1 1.1 Latar Belakang...........................................................................1 1.2 Rumusan Masalah......................................................................2 1.3 Tujuan Masalah..........................................................................2 1.4 Manfaat......................................................................................2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................3 2.1 Definisi Dan Tujuan Keselamatan Kerja...................................3 2.2 Sumber Terjadinya Kecelakaan Di Laboratorium CNC............4 2.3 Pengendalian Kecelakan Kerja Di Laboratorium CNC...........11 BAB III PENETUP 3.1 Kesimpulan................................................................................12 3.2 Saran..........................................................................................13 RINGKASAN.......................................................................................14 DAFTAR ISI........................................................................................15



3



4



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja. Mengenai penjelasan undang-undang nomor 3 tahun 1992 tentang Kesehatan telah mengamanatkan antara lain jamsostek khususnya yang termuat dalam Pasal 10 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja yang telah mengatur bahwa pengusaha wajib melaporkan kecelakaan kerja yang menimpa tenaga kerjak kepada Kantor Departemen Tenaga Kerja dan Badan Peyelengara dalam waktu tidak lebih dari 2 kali 24 jam setelah tenaga kerja yang tertimpa kecelakaan tersebut mendapatkan surat keterangan dokter yang menyatakan bahwa kondisi tenaga kerja tersebut sembuh, cacat atau meninggal dunia seperti penelitian (Kharismawan, 2014) yang mengharuskannya ada jamsostek bagi pekerja. Setiap tempat kerja harus pengembangan Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Dilaboratorium analis kesehatan melaksanakan upaya kesehatan kerja, agar tidak terjadi gangguan kesehatan pada pekerja, keluarga, masyarakat dan lingkungan disekitarnya (Anonim, 2010). Setelah mengetahui bagimana cara kerja, prinsip kerja serta pengantar kecelakaan kerja dan keamanan kerja di laboratorium maka dapat berguna bagi kita sebagai panduan sebelum melakukan praktikum di laboratorium. Cara kerja dan prinsip kerja di laboratorium ini merupakan langkah-langkah sebelum dan sesudah kita melakukan praktikum agar selama proses praktikum tidak terjadi kesalahan-kesalahan yang tidak di inginkan serta dapat menimbulkan kecelakaan yang dapat merugikan diri sendiri maupun orang lain (Salim, 2012). Untuk keamanan kerja di laboratorium kita mengetahui bagaimana agar diri kita bisa terhindar dari kecelakaan di laboratorium dan jika terjadi kecelakaan maka kita sudah mengetahui bagaimana cara menanganinya. Dalam keamanan kerja hal pertama yang 4



5



harus di patuhi adalah kedisiplinan terhadap tata tertib serta aturan-aturan yang ada di laboratorium agar tidak terjadinya kecelakaan (Subiantoro, 2011).



1.2 Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah: 1. Apa definisi dan tujuan dari keselamatan kerja? 2. Apakah sumber yang menyebabkan terjadinya kecelakaan laboratorium CNC? 3. Bagaimana contoh kasus kecelakaan kerja di laboratorium CNC? 4. Bagaimana pengendalian kecelakaan kerja di laboratorium CNC?



di



1.3 Tujuan Masalah Adapun tujuan masalah dalam makalah ini adalah: 1. Mengetahui definisi dan tujuan dari keselamatan kerja. 2. Mengetahui sumber yang menyebabkan terjadinya kecelakaan di laboratorium CNC. 3. Mengetahui contoh kasus kecelakaan kerja di laboratorium CNC. 4. Mengetahui pengendalian kecelakaan kerja di laboratorium CNC.



1.4 Manfaat Adapun manfaat dari makalah ini adalah: 1. Menambah ilmu pengetahuan Mahasiswa khususnya didalam bidang Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3). 2. Memberikan alternatif supaya dapat mengantisipasi dan menghindari kecelakaan di laboratorium CNC. 3. Memberikan informasi tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) yang sangat bermanfaat didalam dunia kerja.



5



6



BAB II TINJUAN PUSTAKA 2.1 Definisi dan Tujuan Keselamatan Kerja Sebagai seorang praktikan, sebelum melakukan praktikum kita terlebih dahulu harus mengetahui bagaimana pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di laboratorium, agar kita dapat melaksanakan praktikum dengan aman dan lancar. Keselamatan kerja adalah keselamatan yang berkaitan dengan penggunaan alat alat laboratorium, bahan dan proses praktikum, tempat praktikun & lingkungannya serta cara-cara melakukan praktikum. Menurut (Salim, 2012) keselamatan kerja menyangkut segenap proses Praktikum di laboratorium. Sedangkan kecelakaan kerja adalah kejadian yang tak terduga dan tidak diharapkan yang terjadi pada saat praktikum sedang berlangsung. Oleh karena dibelakang peristiwa itu tidak terdapat unsur kesengajaan, lebih-lebih dalam bentuk perencanaan (Rahayuningsih, 2013). Menurut (Syartini, 2010) keselamatan dan kesehatan kerja (K3) akan menciptakan terwujudnya pemeliharaan laboratorium serta juga tenaga kerja yang baik. Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) ini harus ditanamkan pada diri masing-masing individu karyawan dengan cara penyuluhan dan pembinaan yang baik agar mereka menyadari arti penting keselamatan kerja bagi dirinya maupun untuk laboratorium dan bagi para pekerja. Kesehatan kerja (Occupational health) merupakan bagian dari kesehatan masyarakat yang berkaitan dengan semua pekerjaan yang berhubungan dengan faktor potensial yang mempengaruhi kesehatan pekerja (dalam hal ini Dosen, Mahasiswa dan Karyawan). Bahaya pekerjaan (akibat kerja), seperti halnya masalah kesehatan lingkungan lain, bersifat akut atau kronis (sementara atau berkelanjutan) dan efeknya mungkin segera terjadi atau perlu waktu lama. Efek terhadap kesehatan dapat secara langsung maupun tidak langsung. Kesehatan masyarakat kerja perlu diperhatikan, oleh karena selain dapat menimbulkan gangguan tingkat produktifitas, kesehatan masyarakat kerja tersebut dapat timbul akibat pekerjaanya. Sasaran kesehatan kerja khususnya adalah para pekerja dan peralatan kerja di 6



7



lingkungan laboratorium. Dalam laboratorium harus ada manajemen K3 yang berguna untuk mengantisifasi terjadinya kecelakaan, dan harus di dukung dengan enabling factor/ pendukung (lingkungan fisik dan ketersediaan fasilitas dan alat pendukung diri) dan rein forcing factor/ faktor pendorong (dukungan sosial) dengan kecelakaan kerja yang terjadi dilaboratorium (Wulandari, 2011). Selain di laboratorium manajemen K3 juga harus diterapkan di rumah sakit (Salikkuna, 2011). Adapun contoh manajemen dalam kesehatan dan keselamatan kerja (K3) adalah pada RSIA Kasih Ibu Manado dimana disana menerapkan analisis penerapan Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3) Hasil dari penelitian ini adalah adanya komitmen dan kebijakan manajemen dalam pelaksanaan SMK3, perencanaan disusun oleh pimpinan RS secara lisan dan pelaksanaan K3 sudah terprogram tetapi belum mempunyai organisasi khusus dan ahli K3 antara lain penyediaan APD dan pelatih K3 bagi pegawai RS serta pengukuran dan evaluasi belum maksimal dilaksanakan (Toding, 2016). Menurut hasil penelitian (Sholihah, 2015) menyatakan penyuluhan K3 dalam penerapannya selama satu tahun efektif meningkatkan pengetahuan dan sikap budaya K3, namun belum efektif meningkatkan kesehatan pekerja. Penelitian ini berdasarkan hasil observasi di PT X, Rantau, Kalimantan Selatan, nilai ambang batas debu tidak diketahui. Manajemen perusahaan tambang batu bara hanya menyatakan secara lisan bahwa nilai ambang batas debu dalam keadaan normal. Kadar debu lebih dari 350 mg/m3 udara/hari (OR = 2,8; 95% CI = 1,8 - 9,9) merupakan salah satu faktor intrinsic yang terbukti berhubungan dengan penurunan kapasitas paru. Maka dari itu Penerapan dan penyuluhan K3 sangat penting supaya bisa mengantisipasi penyakit diparu-paru akibat terhisap debu.



2.2 Sumber Terjadinya Laboratorium CNC



Kecelakaan



Di



Kecelakaan kerja dapat terjadi kapan saja dan dimana saja yang dapat menimpa setiap pekerja. Kecelakaan kerja mengakibatkan kerugian baik bagi pekerja dan pihak yang mempekerjakan. Oleh karena itu perlu dilakukan identifikasi kecelakaan kerja guna mencegah terjadinya kecelakaan kerja tersebut. Melalui identifikasi bahaya kerja maka akan meminimalkan bahkan mencegah bahaya melalui pengendalian bahaya kerja 7



8



yang dilakukan sesuai hasil analisa identifikasi bahaya kerja. Agar tindak lanjut penangan dari hasil identifikasi lebih maksimal maka perlu dilakukan juga suatu penilaian risiko. Penilaian resiko adalah metode sistematis dalam melihat aktivitas kerja, memikirkan apa yang dapat menjadi buruk, dan memutuskan kendali yang cocok untuk mencegah terjadinya kerugian, kerusakan, atau cidera di tempat kerja. Penilaian ini harus juga melibatkan pengendalian yang diperlukan untuk menghilangkan, mengurangi atau meminimalkan resiko.



Selain itu terjadinya kecelakaan kerja disebabkan karena dua golongan. Golongan pertama adalah faktor mekanis dan lingkungan (unsafe condition), sedangkan golongan kedua adalah faktor manusia (unsafe action). Beberapa penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa faktor manusia menempati posisi yang sangat penting terhadap kecelakaan kerja yaitu antara 80-85% (Soyuno, 2013). Terjadinya kecelakaan dapat disebabkan oleh banyak hal, tetapi dari analisis terjadinya kecelakan menunjukkan bahwa hal-hal berikut adalah sebabsebab terjadinya kecelakan kerja di labolatorium CNC: 1. Kurangnya kejelasan petunjuk kegiatan labolatorium CNC dan juga kurangnya pengawasan yang dilakukan selama melakukan kegiatan labolatorium CNC. 2. Kurangnya bimbingan terhadap siswa atau mahasiswa yang sedang melakukan kegitan labolatorium CNC. 3. Kurangnya atau tidak tersedianya perlengkapan keamanan dan perlengkapan perlindungan kegiatan labolatorium CNC. 4. Kurang atau tidak mengikuti petunjuk atau aturan-aturan yang semestinya harus ditaati. 8



9



5. Tidak menggunakan perlengkapan pelindung yang seharusnya digunakan atau menggunakan peralatan atau bahan yang tidak sesuai. 6. Tidak bersikap hati-hati di dalam melakukan kegiatan.



9



10



10



11



Risiko bahaya, sekecil apapun kadarnya, dapat muncul di saat kapan pun, di manapun, dan dapat menimpa siapapun yang sedang melakukan pekerjaan. Bahaya kerja di laboratorium dapat berupa bahaya fisik, seperti infeksi, terluka, cidera atau bahkan cacat, serta bahaya kesehatan mental seperti stres, syok, ketakutan, yang bila intensitasnya meningkat dapat menjadi hilangnya kesadaran (pingsan) bahkan kematian. Sumber bahaya dapat dibedakan menjadi sumber dari : 1. Perangkat/alat-alat laboratorium, seperti pecahan kaca, pisau bedah, korek api, atau alat-alat logam. 2. Bahan-bahan fisik, kimia dan biologis, seperti suhu (panas-dingin), suara, gelombang elektromagnet, larutan asam, basa, alkohol, kloroform, jamur, bakteri, serbuksari atau racun gigitan serangga.



11



12



3. Proses kerja laboratorium CNC, seperti kesalahan prosedur, penggunaan alat yang tidak tepat, atau faktor psikologi kerja (terburuburu, takut dan lain-lain).



Beberapa contoh kecelakaan yang banyak terjadi di laboratorium : 



 



Konsleting listrik akibat tidak ketelitian dalam bekerja atau adanya kabel yang terputus tersenggol dan mengakibatkan tersentrum pada tubuh. Terjadi nya luka pada tangan akibat kurang sop dalam bekerja di mesin cnc. Terjadi sesak napas akibat udara yang polusi akibat pekerjaan karena tidak menggunakan masker.



12



13



Pakai sepatu anti slip, jangan pakai sepatu dengan hak tinggi, tali sepatu longgar, hati-hati bila berjalan pada lantai yang sedang dipel (basah dan licin) atau tidak rata konstruksinya dan pemeliharaan lantai dan tangga.



Selain hal diatas dalam pengantar kecelakaan kerja kita harus mengetahui pokok-pokok tindakan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) yang berguna untuk membantu dalam proses penanganan apabila terjadi kecelakaan dilaboratorium. Pertolongan pertama pada kecelakaan dimaksudkan untuk memberikan perawatan darurat bagi korban sebelum pertolongan yang lebih lanjut diberikan ke dokter. Beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam melakukan tindakan P3K yaitu : 1. Jangan panik tidak berarti boleh lamban. 2. Perhatikan pernafasan korba 3. Hentikan pendarahan. 13



14



4. Perhatikan tanda-tanda shock. 5. Jangan memindahkan korban terburu-buru.



Berdasarkan studi kasus hasil identifikasi bahaya yang dilakukan pada tiga bagian ruangan di laboratorium CNC diketahui terdapat beberapa hal yang menyebabkan terjadinya kecelakaan antara lain : 1. 2. 3. 4. 5.



Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak



tersedianya tersedianya tersedianya tersedianya tersedianya



prosedur keselamatan dan kesehatan kerja. rambu rambu keselamatan kerja peralatan kerja keselamatan kerja. kelengkapan P3K dan eyewash. alat pemadam api.



2.3 Pengendalian Laboratorium



Kecelakaan



Kerja



Di



Hal-hal yang penting dalam mengantisipasi pengendalian kecelakan kerja dilboratorium adalah untuk mengetahui aturan-aturan yang aman, bahayabahaya yang mungkin dapat terjadi dan hal-hal yang perlu dilakukan jika terjadi suatu kecelakaan. Menurut (Fathimahhayati, 2015) kecelakaan didalam laboaratorium dapat dianalisis potensi bahayanya dengan Metode Job Safety Analysis (JSA) sebagai upaya penerapan kesehatan dan keselamatan kerja di dalam laboratorium CNC. Berikut adalah dilaboratorium:



aturan



umum



yang



berkaitan



dengan



keamanan



1. Penataan ruangan yang baik sangatlah penting untuk keamanan kerja di laboratorium CNC. Ruangan perlu ditata dengan rapi, berikan tempat untuk jalan lewat dan tempatkan segala sesuatu pada tempatnya. 2. Setiap orang harus cukup akrab dengan lokasi dan perlengkapan darurat seperti kotak P3K, pemadam kebakaran, botol cuci mata dan lain-lain.



14



15



3. Sebelum mulai bekerja kenalilah dulu kemungkinan bahaya yang akan terjadi dan ambil tindakan untuk mengurangi bahaya tersebut. 4. Berikan tanda peringatan pada setiap perlengkapan, reaksi atau keadaan tertentu. 5. Eksperimen yang tanpa izin harus dilarang dan bekerja sendirian di laboratorium CNC juga perlu dicegah. 6. Semua percikan dan kebocoran harus segera dibersihkan. Beberapa perlengkapan pribadi yang biasa digunakan adalah: 1. Jas laboratorium (labjas) untuk mencegah kotornya pakaian. Pakaian pelindung harus nyaman dipakai dan mudah untuk dilepaskan bila terjadi kecelakaan. 2. Pelindung lengan, tangan, dan jari.Sarung tangan yang mudah dikenakan dan dilepas merupakan prasyarat perlindungan tangan dan jari. 3. Sepatu pengaman. Sepatu khusus dengan bagian atas yang kuat dan solnya yang padat harus dipakai saat bekerja dilaboratorium CNC atau bengkel. Jangan menggunakan sandal untuk menghindari luka dari pecahan kaca dan tertimpanya kaki oleh benda-benda berat. 4. Masker



15



16



BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Dari hasil makalah yang telah di buat ini, dapat simpulkan bahwa: 1. Keselamatan kerja adalah keselamatan yang berkaitan dengan penggunaan alat alat laboratorium, bahan dan proses praktikum. Tujuanya adalah agar kita dapat terhindar dari kecelakaan dan tidak terjadi gangguan kesehatan pada pekerja dan lingkungan disekitarnya, serta melindungi diri dengan APD. 2. 3. Sumber terjadinya kecelakaan dilaboratorium diantanya kurangnya pengetahuan dan pemahaman tentang bahan-bahan kimia, kurangnya atau tidak tersedianya perlengkapan keamanan dan perlengkapan perlindungan kegiatan laboratorium dan lain-lain. 4. Pengendalian kecelakaan kerja dilaboratorium CNC diantaranya sebelum mulai bekerja kenalilah dulu kemungkinan bahaya yang akan terjadi dan ambil tindakan untuk mengurangi bahaya tersebut, menggunakan perlengkapan keamanan, setiap orang harus mengetahui letak kotak P3K dan lain-lain.



3.2 Saran Disarankan kepada praktikan, dosen dan peneliti agar dapat mematuhi prosedur keselamatan kerja di laboratorium dan harus mempelajari pengantar kecelakaan kerja supaya dapat meminimalisir dan dapat menangani apabila terjadi kecelakaan di laboratorium.



16



17



RINGKASAN Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja. Dengan pengantar keselamatan kerja dilaboratorium maka dapat meminimalisir dan dapat dihindari kecelakaan yang akan terjadi didalam laboratorium. Sehingga dengan K3 ini maka suasana laboratorium dapat menjadi lebih aman. Apabila terjadi kecelakaan kerja didalam laboratorium maka kita sudah bisa menangani dan mengantipasi kecelakaan tersebut. Karena kecelakaan kerja dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya stres, kecapekan, kelelahan dan lain-lain yang tanpa sengaja dapat menimbulkan kecelakaan kerja. Terjadinya kecelakaan kerja disebabkan karena dua golongan. Golongan pertama adalah faktor mekanis dan lingkungan (unsafe condition), sedangkan golongan kedua adalah faktor manusia (unsafe action). Sedangkan bahaya pekerjaan (akibat kerja), seperti halnya masalah kesehatan lingkungan lain, bersifat akut atau kronis (sementara atau berkelanjutan) dan efeknya mungkin segera terjadi atau perlu waktu lama. Efek terhadap kesehatan dapat secara langsung maupun tidak langsung. Kesehatan masyarakat kerja perlu diperhatikan, oleh karena selain dapat menimbulkan gangguan tingkat produktifitas, kesehatan masyarakat kerja tersebut dapat timbul akibat pekerjaanya. Sasaran kesehatan kerja khususnya adalah para pekerja dan peralatan kerja di lingkungan laboratorium.



17



18



DAFTAR PUSTAKA Amanah Ila, dkk. 2010. Identifikasi Bahaya Dan Penilaian Risiko (Risk Assessment) Di Laboratorium Studi Kasus Di Laboratorium Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Diponegoro. Undip. Semarang. Andarini Desheila. 2014. Penilaian Risiko Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Pada Unit Laboratorium Teknik Sepeda Motor SMKN 2 Kota Palembang. UGM. Yogyakarta. Anonim. 2010. Standar Laboratorium Analisis Kesehatan Pendidik Tenaga Kesehatan. Kementerian Kesehatan RI Badan PPSDM Kesehatan Pusat Pendidik Tenaga Kerja. Jakarta. Fathimahhayati Lina, dkk. 2015. Analisis Potensi Bahaya dengan Metode JobSafety Analysis (JSA) Sebagai Upaya Penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja Di Laboraorium X. Fakultas Teknik Universitas Mulawarman. Samarinda. Vol 4 No.1 Tekinfo.



18