18 0 993 KB
LAPORAN KASUS ABSES BEZOLD
Pembimbing: dr. Dian Nurul Al Amini, Sp THT-KL
Oleh: M Rizky Setiawan (2015730093)
KEPANITERAAN KLINIK STASE THT RSIJ PONDOK KOPI JAKARTA TIMUR FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA 2019
BAB I IDENTITAS PASIEN A. IDENTITAS PASIEN Nama
: An. R
Umur
: 17 tahun
Jenis kelamin
: Laki-laki
Alamat
: Cakung
Status Pernikahan
: Belum Menikah
Tanggal Pemeriksaan
: 6 November 2019
B. ANAMNESIS (AUTOANAMNESIS) Keluhan Utama Benjolan pada belakang telinga kiri sejak 7 hari SMRS. Riwayat Penyakit Sekarang Benjolan dirasakan pada belakang telinga kiri sejak 7 hari SMRS. Benjolan dirasakan nyeri saat ditekan. Keluhan disertai dengan keluarnya cairan dari lubang telinga kiri dan leher yang sukar digerakan. Riwayat demam (-), batuk pilek (+), pusing (-), telinga berdengung (-). Riwayat Penyakit Dahulu Pasien mengatakan belum pernah mengalami keluhan yang sama. Riwayat penyakit keluarga Tidak ada keluarga yang memiliki keluhan yang sama. Riwayat Alergi Tidak ada alergi terhadap cuaca, makanan maupun obat-obatan. Riwayat Pengobatan Pasien belum pernah berobat untuk mengobati keluhannya saat ini.
C. PEMERIKSAAN FISIK Keadaan umum
: Tampak sakit ringan
Kesadaran
: Composmentis
Status Generalis
Kepala
: Normochepal
Mata
: Sklera ikterik (-/-), konjungtiva anemis (-/-), edema (-/-)
THT
: Status Lokalis
Mulut
: Bibir kering (-), sianosis (-), pucat (-)
Thorax
: Simetris
Abdomen
: Tidak dinilai
Ekstremitas
: Sianosis (-) edema (-)
Kulit
: Scar (-)
Status lokalis THT Tabel Pemeriksaan Telinga AD
AS
Normotia, hematoma (-), perikondritis
Normotia, hematoma (-), perikondritis
(-), helix sign (-), edema (-), nyeri
Aurikula
tekan tragus (-), nyeri tarik (-)
tekan tragus (-), nyeri tarik (-)
Peradangan (-), pus (-), nyeri tekan (-), Pembesaran KGB (-)
Peradangan (-), pus (-), nyeri tekan (-), Preaurikula
Peradangan (-), pus (-), nyeri tekan (-), Pembesaran KGB (-)
(-), helix sign (-) edema (-), nyeri
Pembesaran KGB (-) Peradangan (+), pus (+), nyeri tekan
Retroaurikula
(+), Pembesaran KGB (-) Tenang, udem(-), serumen(-),sekret
Tenang,udem(-), serumen(-), sekret (-)
CAE
(+) berwarna putih, tidak berbau
Intak, hiperemis (-), reflex cahaya (+)
Membran
Intak, hiperemis (-), refleks cahaya (-),
di jam 5, retraksi (-)
timpani
retraksi (-)
2
Tabel Pemeriksaan Hidung Hidung Luar
Deformitas
Tidak Ada
Kelainan Kongenital
Tidak Ada
Trauma
Tidak Ada
Radang
Tidak Ada
Rinoskopi Anterior Dextra
Rinoskopi anterior
Sinistra
Tenang
Mukosa
Tenang
(-)
Sekret
(-)
Eutrofi, tenang, permukaan licin
Konka inferior
Eutrofi, tenang, permukaan licin
(-)
Massa
(-)
(+)
Passase udara
(+)
Septum Deviasi (-)
Tabel Pemeriksaan Orofaring Dextra
Pemeriksaan Orofaring
Sinistra
Mulut Tenang
Mukosa mulut
Tenang
Simetris (normal) bersih
Lidah
Simetris (normal) bersih
Simetris (normal) bersih
Palatum molle
Simetris (normal) bersih
Gangren radiks (-)
Gigi
Gangren radiks (-)
Simetris (normal) bersih
Uvula
Simetris (normal) bersih
Tonsil Tenang
Mukosa
T1
Tenang T1
(tidak melebar)
Kripta
(tidak melebar)
-
Detritus
-
Faring Tenang
Mukosa
Tenang
-
Granula
3
D. RESUME Benjolan dirasakan pada belakang telinga kiri sejak 7 hari SMRS. Benjolan dirasakan nyeri saat ditekan. Keluhan disertai dengan keluarnya cairan dari lubang telinga kiri dan leher yang sukar digerakan. Pasien mengatakan bahwa telinganya terasa penuh dan pasien sering mengorek-ngorek telinganya dengan menggunakan tangan. Riwayat demam (-), batuk pilek (+), pusing (-), telinga berdengung (-).
E. DIAGNOSA KERJA Abses Bezold
4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Anatomi dan Fisiologi Telinga tengah adalah ruang berisi udara di dalam pars petrosa os temporalis. Telinga tengah (cavitas tympani) berbentuk celah sempit yang dilapisi oleh membran mukosa. Ruang ini berisi tulang-tulang pendengaran yang berfungsi meneruskan getaran membran timpani (gendang telinga) ke perilympha telinga dalam. Didepan ruang ini berhubungan dengan nasopharynx melalui tuba auditiva dan di belakang dengan antrum mastoideum. Telinga tengah mempunyai atap, lantai, dinding anterior, dinding posterior, dinding lateral, dan dinding medial.
Atap dibentuk oleh lempeng tipis tulang, disebut tegmen tympani, yang merupakan bagian dari pars petrosa ossis temporalis. Lempeng ini memisahkan cavitas tympani dari meningen dan lobus temporalis cerebri di dalam fossa cranii media.
Lantai dibentuk di bawah oleh lempeng tipis tulang, yang mungkin sebagian diganti oleh jaringan fibrosa. Lempeng ini memisahkan cavitas tympani dari bulbus superior vena jugularis interna.
Dinding anterior dibentuk di bawah oleh lempeng tipis tulang yang memisahkan cavitas tympani dari arteria carotis interna. Pada bagian atas dinding anterior terdapat muara dari dua buah saluran. Saluran yang lebih besar dan terletak lebih bawah menuju ke tuba auditiva, dan yang terletak lebih atas dan lebih kecil menuju ke saluran untuk musculus tensor tympani. Septum tulang tipis, yang memisahkan saluran-saluran ini diperpanjang ke belakang pada dinding medial, yang akan membentuk tonjolan mirip kerang.
Di bagian atas dinding posterior terdapat sebuah lubang besar yang tidak beraturan, yaitu aditus ad antrum. Di bawah ini terdapat penonjolan yang berbentuk kerucut, sempit, kecil, disebut pyramis. Dari puncak pyramis ini keluar tendo musculus stapedius. Dinding lateral sebagian besar dibentuk oleh membrana tympanica.
20
Dinding medial dibentuk oleh dinding lateral telinga dalam. Bagian terbesar dari dinding memperlihatkan penonjolan bulat, disebut promontorium, yang disebabkan oleh lengkung pertama cochlea yang ada di bawahnya. Di atas dan belakang promontorium terdapat fenestra vestibuli, yang berbentuk lonjong dan ditutupi oleh basis stapedis. Pada sisi medial fenestra terdapat perilympha scalae vestibuli telinga dalam.
Gambar 1. Bagian luar telinga tengah kanan, dilihat dari depan.
Mastoid merupakan sel-sel udara berbentuk seperti sarang lebah yang letaknya dibelakang telinga. Merupakan bagian terbesar dari tulang temporal di sebelah posterior dan inferior. Karena letaknya yang tersembunyi itu sering kali mastoid sering terlewatkan sewaktu pemeriksaan THT. Mastoid berhubungan dengan bagian-bagian telinga dimana mekanisme pendengaran dan keseimbangan berada. Penyakit-penyakit seperti infeksi dan kolesteatoma dapat melibatkan mastoid. Sistem sel udara mastoid (MACS = Mastoid Air Cell System) berperan sebagai penyedia gas bagi telinga tengah dan counter regulation pada tekanan telinga tengah dimana mastoid meregulasi tekanan yang rendah sedangkan tuba Eustachius meregulasi tekanan yang lebih tinggi. (Doyle, National 21
Institude, Gaihede, B.Magnuson). Volume MACS yang lebih besar akan menjaga telinga tengah dari beberapa kondisi patologis dengan menurunkan
frekuensi
pembukaan
tuba
dan
pembukaan
tuba
Eustachiusnya menjadi lebih efisien dibandingkan jika volume MACS nya kecil. Antrum mastoideum terletak di belakang cavitas tympani di dalam pars petrosa ossis temporalis. Berhubungan dengan cavitas tympani melalui aditus. Mengetahui batasan-batasan dari antrum mastoideum dapat berguna untuk mengetahui penyebaran dari infeksi dari tempat ini.
Dinding anterior berbatasan dengan cavitas tympani dan berisi aditus ad antrum.
Dinding posterior memisahkan antrum dari sinus sigmoideus dan cerebellum.
Dinding lateral tebalnya 1,5 cm dan membentuk dasar trigonum suprameatum.
Dinding medial berbatasan dengan canalis semicircularis posterior.
Dinding superior merupakan lempeng tipis tulang, tegmen tympani, yang berbatasan dengan meningen pada fossa cranii media dan lobus temporalis cerebri.
Dinding inferior berlubang-lubang, menghubungkan antrum dengan cellulae mastoideae.
Gambar 2. Lokasi antrum mastoid
22
Gambar 3. A.Dinding lateral cavitas tympani dilihat dari sisi medial. B. dinding medial cavitas tympani dextra dilihat dari sisi lateral.
23
2. Definisi Abses Bezold adalah abses di leher akibat mastoiditis akut (Bezold mastoiditis) yang pusnya merembes sampai ke permukaan superior m. Sternocleidomastoideus dan sepanjang venter posterior m. digastricus (Dorland, 2010:6). Abses Bezold merupakan komplikasi yang sangat jarang terlihat dari otitis media supuratif kronis dan mastoiditis. Harus diingat, meskipun abses Bezold merupakan komplikasi yang jarang namun diagnosis sering terlambat ditegakkan karena kondisi ini tidak dikenali secara keseluruhan. Abses berkembang dari waktu ke waktu oleh penyebaran pus ke jaringan dalam karena erosi dari mastoid. Abses Bezold pertama kali dilaporkan pada tahun 1881 dan peristiwa ini terjadi ketika otomastoiditis purulen mengikis ujung mastoid. Abses subperiosteal, yang timbul dari erosi permukaan luar dari Proccesus mastoideus, yang lebih umum dibandingkan abses Bezold, dimana pus dapat bergerak
sepanjang
permukaan
sternocleidomastoideus,
dengan
fasia
otot
konsekuensi
digastricus potensial
dan yang
menghancurkan jika infeksi turun menuju ruang perivisceral, laring, dan mediastinum.
Gambar 1. Abses Bezold
24
3. Epidemiologi Angka kejadian abses Bezold ini sekarang sangat sedikit karena penggunaan antibiotik. Doan et al. melaporkan bahwa melihat 27 kasus abses Bezold antara tahun 1966 dan 2001 sedangkan Uchida et al. mengatakan bahwa menemukan 18 kasus abses Bezold antara tahun 1960 dan 2002. Abses Bezold merupakan komplikasi yang jarang ditemukan dari Otitis Media Supuratif Kronik (OMSK) dan mastoiditis. Di Indonesia sendiri khususnya Rumah Sakit H. Adam Malik – Medan ditemukan OMSK dengan perhitungan prevalensi umum sekitar 154 pasien (3,9%) di tahun 2008. Selanjutnya, ditemukan OMSK sebanyak 117 pasien dan yang mengalami komplikasi sekitar 43 pasien (24 pasien laki-laki dan 19 pasien wanita) pada Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin – Bandung.
4. Etiologi Terdapat beberapa flora mikrobiologi dari telinga tengah yang bervariasi dan tergantung pada jenis otitis media. Dalam bentuk akut, yang menjadi organisme utama adalah Hemophilus influenza, Streptococcus pneumoniae, Pseudomonas aeruginosa dan bakteri anaerobik. Tabel 1. Isolasi organisme (N=126) Organisms isolated Gram negative organism
Gram positive organism
isolates
N (%)
P. aeruginosa
57 (45.24)
Klebsiella Spp
8 (6.35)
Escherichia coli
6 (4.76)
Proteus mirabilis
8 (6.35)
Proteus vulgaris
6 (4.76)
Acinetobacter
3 (2.38)
S. aureus
28 (22.22)
CONS
(Coagulase
Negative 10 (7.93)
Staphylococcus)
25
Kultur abses Bezold dapat diambil selama atau sebelum operasi. Menurut beberapa literatur, mikroorganisme yang paling sering diisolasi adalah
Streptococcus
pneumoniae.
Gram
(+)
aerobik
adalah
mikroorganisme yang paling sering diisolasi dari kultur abses, diantaranya, S. pneumoniae, Staphylococcus, dan Enterococcus. Kuman gram (-) aerobik (Klebsiella, Pseudomonas, Proteus spp) dan anaerobik (Peptostreptococcus dan Fusobacterium spp) dapat diisolasi. Mikroorganisme campuran terisolasi juga. Kultur abses yang mungkin steril diakibatkan oleh terapi antibiotik yang diterapkan sebelumnya. Kesimpulannya, beberapa agen bakteri dapat menyebabkan infeksi yang lebih cepat dibandingkan hanya satu agen bakteri (tunggal). 5. Patogenesis Abses bezold ini dapat terjadi setelah koalesen mastoiditis akut, ketika pus berhenti melalui sisi medial yang tipis dari ujung mastoid. Ketika mastoiditis purulen mengikis tulang ujung dari mastoid. Proses infeksi dicegah untuk mencapai permukaan kulit dengan cara intervensi dari otot-otot leher. Pembengkakan pada daerah leher atas terjadi karena adanya pus. kelanjutan abses yang terjadi bila tidak diobati adalah 1. Abses mungkin terletak jauh ke m. sternokleidomastoid, dan mendorong otot ke arah luar, 2. Mengikuti M. digastricus, Venter posterior (Posterior belly of digastrics) dan kemudian muncul sebagai pembengkakkan antara ujung mastoid dan sudut dari rahang,
Gambar 2. Anatomi Leher
26
3. Hadir di bagian atas segitiga posterior, 4. Mencapai ruang parapharyngeal, atau berjalan turun sepanjang pembuluh darah carotid.
Gambar 3. Lokasi Abses
6. Penegakan Diagnosis 6.1 Anamnesis Pasien dengan abses Bezold onsetnya mendadak, biasanya tanda-tanda umum dan gejala yang ditemukan ialah riwayat otore (cairan dari telinga) dan demam, kemudian ada rasa sakit, pembengkakan (lunak) di leher dan tortikolis (kontraksi otot halus). Bengkak pada daerah servikal, mobilitas servikal terbatas, dan hypoacusis (kesulitan mendengar). 6.2 Pemeriksaan fisik Keadaan umum pasien baik, terlihat dalam kondisi sangat kelelahan, demam ringan, dan kepala pasien dominan miring ke satu sisi serta gerakan leher pasien sangat terbatas. Pada pemeriksaan palpasi tidak teraba adanya fluktuasi dengan baik, hal ini dikarenakan abses yang terletak terlalu dalam dan sulit untuk diraba. Pada pemeriksaan fisik sering ditemukan gejala yang atipikal, dari inspeksi ditemukan peningkatan volume leher (bengkak) dan membran timpani yang tidak terlalu jelas.
27
6.3 Pemeriksaan penunjang Pada
pemeriksaan
laboratorium
sering
tidak
spesifik.
Computerized Tomography scan (CT scan) adalah tes skrining terbaik untuk abses Bezold. CT scan sangat disarankan untuk menunjang diagnosis dan pengobatan. CT scan dari tulang temporal dan leher memainkan peran penting dalam diagnosis. CT scan juga membantu ahli bedah dalam merencanakan pendekatan operasi. Salah satu keuntungan lebih lanjut dari CT scan adalah bahwa dapat membantu mendiagnosa abses yang tidak dapat didiagnosis secara klinis. Temuan yang didapat meliputi adanya cairan di telinga tengah, mastoid, dan demineralisasi dari trabekula mastoid.
Gambar 4. A. pasien karena otitis media yang menjadi painful neck swelling dengan tortikolis. B. CT scan memperlihatkan rongga abses yang melibatkan otot Sternokleidomastoid kanan.
7. Diagnosis Banding Abses infektif, dan lymphadenopathies sangat penting dalam diagnosis banding dari abses Bezold. Abses Bezold harus dibedakan dari :
28
1. Abses Parapharyngeal Merupakan hasil dari infeksi sel peritubal, karena mastoiditis koalesen akut. Ruang parapharyngeal adalah bagian dari pyramidal dengan basis di dasar tengkorak dan puncaknya pada tulang hyoid. Infeksi ruang parapharyngeal dapat terjadi dari : a. Faring, infeksi akut dan kronis dari tonsil dan adenoid, pecahnya abses peritonsilar, b. Gigi, infeksi gigi biasanya berasal dari gigi molar bawah yang terakhir, c. Telinga, abses Bezold dan petrositis, d. Ruang lain, infeksi parotis, retropharyngeal dan ruang submaxilaris, e. Trauma external, luka tembus leher, injeksi anastesi local untuk tonsilektomi atau blok saraf mandibula Gambaran klinis tergantung pada kompartemen yang terlibat. Infeksi kompartemen Anterior menghasilkan trias gejala yaitu prolaps dari tonsil dan fossa tonsil, trismus (karena spasme otot pterygoideus medial), dan pembengkakkan eksternal bagian sudut belakang sudut rahang. Ditandai odynophagia (nyeri saat menelan) yang berhubungan dengan trias gejala. Keterlibatan
dari
kompartemen
posterior
menghasilkan
tonjolan faring belakang pilar posterior, kelumpuhan CN IX, X, XI dan XII serta rantai simpatik, dan pembengkakan daerah parotis. Ada trismus minimal atau prolaps tonsil. Demam, odynophagia (nyeri saat menelan), sakit tenggorokan, tortikolis (karena kejang otot prevertebral) dan tanda-tanda toksemia umum untuk kedua kompartemen (Dhingra, 2007:248).
29
8. Terapi Pembedahan dan antibiotik spektrum luas adalah metode yang paling signifikan dalam terapi abses Bezold. 2. 6. 1 Farmakoterapi Jenis
obat
(methicillin),
yang
apabila
diberikan terjadi
adalah
resistensi
golongan
penisilin
methicillin
terhadap
Staphylococcus aureus maka dapat diberikan clindamycin atau ceftriaxone. Clindamycin, dosis oral untuk dewasa (klindamisin hidroklorida 150-300mg setiap 6 jam; untuk infeksi parah, 300-600mg setiap 6 jam). Anak-anak (sebaiknya, klindamisin palmitat hidroklorida 8-12mg/kg per hari dalam 3 atau 4 dosis, atau untuk infeksi yang parah 13-25mg/kg per hari). Ceftriaxone (S. pneumoniae) termasuk dalam golongan sefalosporin, dosis dewasa untuk infeksi parah (injeksi 2g setiap 12-24 jam; setengah tablet diberikan tiap 8 jam). Untuk rasa nyeri dan demamnya berikan anak (Paracetamol (PO) 15 mg/kg 6 jam seperlunya) dan dewasa (Paracetamol (PO) 1 g 4-6 jam maksimal
4 dosis/24 jam).
Tabel 2. Antibiotik berdasarkan golongan Golongan Penisilin (spektrum luas)
Jenis obat Ampisilin (PO) Amoksisilin (PO)
Dosis Dewasa : 0,5-1 g 4 kali/hari a.c Dewasa : 375-1000mg 3 kali/hari Anak :