13 0 290 KB
Laporan Kasus Dermatitis Kontak Alergi
Sari Mufliha
160070201011084
Isma Dewi Masithah
150070200011055
Natasya Silvaira
150070200011101
Carissa Putri Irnanda
150070200011022
Ni Made Windari
150070200011071
Stephanie Astrid
150070200011090
Pembimbing dr. Anggun Putri Yuniaswan, SpKK
LABORATORIUM SMF. DERMATOLOGI DAN VENEREOLOGI RUMAH SAKIT SAIFUL ANWAR FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2017
BAB 1 PENDAHULUAN
Dermatitis kontak merupakan istilah umum pada reaksi inflamasi akut atau kronis dari suatu zat yang bersentuhan dengan kulit. Terdapat dua jenis dermatitis kontak yaitu dermatitis kontak iritan (DKI) yang disebabkan oleh iritasi kimia dan dermatitis kontak alergi (DKA) yang disebabkan oleh antigen (alergen) sehingga timbul reaksi hipersensitivitas tipe IV (cell-mediated atau tipe lambat) (Wolff K, Johnson, 2009). DKA tidak berhubungan dengan atopi dan merupakan reaksi hipersensitivitas tipe lambat yang dimediasi terutama oleh limfosit yang sebelumnya tersensitisasi, sehingga menyebabkan peradangan dan edema pada kulit. Reaksi ini terjadi melalui dua fase, yaitu fase sensitisasi dan fase elitasi. Hanya individu yang telah mengalami sensitasi dapat menderita DKA (Marks et al, 2002). Kejadian DKA sering terjadi pada masyarakat. Penyakit ini terhitung sebesar 7% dari penyakit yang terkait dengan pekerjaan di Amerika Serikat (Wolff K, Johnson, 2009). Pada penelitian yang dilakukan Paolo Pigatto dan kawankawan, didapatkan kejadian DKA meningkat dengan seiring bertambahnya usia, tingkat prevalensi 13,3 -24,5% telah dilaporkan tetapi tingkat sensitifitas tertinggi ditemukan pada anak usia 0–3 tahun (Pigatto et al, 2010). Dengan menggunakan uji tes Patch menunjukan titik prevalensi dari sensitifitas kontak sebesar 15,2% . Ada perbedaan jenis kelamin yang jelas, dengan 19,4% perempuan dan 10,3% laki-laki (Beck, Wilkinson, 2004). Pada penelitian yang dilakukan oleh Johnson dan Roberts terkait prevalensi DKA berdasarkan jenis kelamin dan kelompok umur menunjukkan bahwa tren yang jelas dari peningkatan prevalensi laki-laki. Pada wanita angka prevalensi meningkat umumnya pada usia 40 tahun. Kesulitan dalam menegakkan diagnosis DKA menyebabkan perbedaan prevalensi di berbagai tempat tersebut (Statescu et al, 2013). DKA merupakan proses multifaktorial, sehingga banyak faktor yang berperan dalam terjadinya penyakit ini. Faktor-faktor yang ikut berperan dalam terjadi DKA antara lain genetik, allergen, obat-obatan, dan pekerjaan (Duarte et al, 2012). Keluhan utama pada penderita DKA biasanya datang dengan gatal dan eritema batas tegas. Jika proses akut, akan timbul vesikel dan bula. Jika proses kronik, maka akan timbul skuama dan penebalan kulit (likenifikasi). Diagnosis DKA
berdasarkan
keluhan,
gambaran
klinis,
dan
pemeriksaan
penunjang
menggunakan Tes Patch. Selain itu kesulitan dalam menegakkan diagnosis DKA menyebabkan banyaknya kasus yang tidak terdiagnosa atau underdiagnosed (Nelson, Mowad, 2010). Tujuan penulisan laporan kasus ini adalah untuk memahami gejala dan tanda klinis dari kasus DKA sehingga sebagai dokter nantinya mampu mendiagnosis dan memberikan terapi yang tepat bila menemui penyakit ini. Dengan adanya upaya pencegahan kontak kembali dengan alergen penyebab dan menekan kelainan kulit yang timbul, penyakit ini dapat diberantas dan memberikan prognosis yang baik.
DAFTAR PUSTAKA
Beck M and Wilkinson S.Contact dermatitis: allergic. Rook's Textbook of Dermatology, Edisi Ke-8. 2004.h. 26.1-104
Marks JG, Elsner P, Deleo VA. Contact & Occupational Dermatology. 3rd ed.USA:Mosby Inc; 2002. h. 3-33. Pigatto P, Martelli A, Marsili C and Fiocchi A. Contact dermatitis in Children. Italy Journal Pediatric. [Internet]. 2010 [Diperbarui 10 Desember 2010 ; disitasi 9 Desember 2013] ; 36: 2.Tersedia pada: http://www.ijponline.net/content/36/1/2 Statescu L, Branisteanu D, Dobre C, et al. Contact Dermatitis–Epidemiological Study. Maedica. 2011. [Diperbarui Oktober 2011 ; disitasi 9 Desember 2013] ;6(4): 277281. Tersedia pada: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3391944/
Wolff K, Johnson RA. Fitzpatrick’s Color Atlas and Synopsis of Clinical Dermatology. 6th ed. New York: The McGraw-Hill Companies; 2009. h. 2033.