Refleksi Kasus Dermatitis Kontak Alergi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

REFLEKSI KASUS



DERMATITIS KONTAK ALERGI



Oleh : Bertin Mallisa, S.Ked (G 501 09 047)



Pembimbing Klinik : dr. Seniwaty Ismail, Sp.KK



KEPANITERAAN KLINIS BAGIAN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN RSUD UNDATA PALU DAN UNIVERSITAS TADULAKO 2013



STATUS PASIEN BAGIAN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN RSUD UNDATA PALU I.



II.



IdentitasPasien 1) NamaPasien 2) Umur 3) JenisKelamin 4) Alamat 5) Agama 6) Pekerjaan



: Tn.MA : 24 Tahun : Laki-laki : Jalan Banteng : Islam : PNS



Anamnesis 1) Keluhan Utama : Gatal dan bengkak pada wajah. 2) Riwayat Penyakit Sekarang : Seorang Laki-laki berusia 24 tahun datang ke poli kulit dan kelamin dengan keluhan gatal dan bengkak pada daerah wajah. Seminggu yang lalu pasien mengoleskan pinang dan kayu manis untuk menghilangkan jerawat. Jerawat diwajahnya hilang, tetapi timbul merah-merah, rasa gatal dan nyeri pada wajahnya. Pada malam hari sebelum pasien datang ke poli kulit dan kelamin, muncul bengkak dan kemerahannya semakin meluas. Pasien belum pernah berobat sebelumnya. Tidak ada demam atau sakit kepala sebelumnya. Riwayat alergi makanan, obat dan bahan kontak lain sebelumnya tidak ada, riwayat penyakit asma dan alergi lainnya tidak ada. 3) Riwayat Penyakit Terdahulu : Sebelumnya pasien belum pernah mengalami penyakit seperti ini. 4) Riwayat Penyakit Keluarga : Tidak ada keluarga pasien yang mengalami penyakit serupa.



III.



PemeriksaanFisik Status Generalisata : 1. Keadaan Umum : Sakit Ringan,Gizi Baik, Kompos Mentis 2. Tanda Vital : TekananDarah Nadi Pernapasan



: 130/90 mmHg, : 85 x/menit, : 20x/menit,



Suhu



: 36o C



IV.



Status Dermatologis : Ujud Kelainan Kulit : Eritema, erosi,vesikel, papul,dan edema. Lokalisasi : Daerah diatas alis dan Pipi sinistra dan dextra, 1. Kepala : Tampak eritema,erosi, vesikel,papul dan edema pada kedua pipi dan diatas alis. 2. Leher : Tidak terdapat UKK 3. Dada : Tidak terdapat UKK 4. Punggung : Tidak terdapat UKK 5. Bokong : Tidak terdapat UKK 6. Perut : Tidak terdapat UKK 7. Genitalia : Tidak terdapat UKK 8. Ekstermitas Atas : Tidak terdapat UKK 9. Ekstermitas Bawah : Tidak terdapat UKK 10. Kelenjar Getah Bening : Tidak terdapat pembesaran kelenjar getah bening



V.



Diagnosis Banding : Dermatitis Kontak Alergi, Dermatitis Kontak Iritan, Dermatitis Atopik, Dermatitis Numularis Diagnosis Banding



Penjelasan



Dermatitis Kontak Alergi



Dermatitis yang timbul setelah dengan allergen melalui sensitisasi. Reaksi allergik reaksi hipersenstivitas tipe (tipe IV).



kontak proses adalah lambat



Dermatitis Kontak Iritan



Reaksi peradangan kulit nonimunologik atau kerusakan kulit terjadi langsung tanpa didahului proses sensitisasi. Umumnya efek iritan timbul dalam beberpa menit atau jam sesudah kulit mendapat paparan.



Dermatitis Atopik



Suatu kondisi inflamasi dari kulit yang tidak diketahui penyebabnya, sering



berhubungan dengan peningkatan kadar IgE dan riwayat pada keluarga penderita. Dermatitis Numularis



VI.



PemeriksaanPenunjang : -



VII. VIII.



Dermatitis berupa lesi berbentuk koin atau agak lonjong, berbatas tegas dengan efloresensi berupa papulovesikel, mudah pecah sehingga basah.



Patch Test Test ini dilakukan untuk menilai adanya reaksi alergi terhadap suatu zat atau bahan tertentu.



Diagnosis : Dermatitis Kontak Alergi Penatalaksanaan : Medikamentosa : 1. Sistemik - Prednison tablet 5 mg dengan dosis 3 x 2 tablet 2.Topikal : - Hidrokortison 1% - Kompres terbuka dengan larutan garam faal 0,9% 3. Non-Medikamentosa: - Memberikan edukasi kepada pasien untuk menghindari kontak dengan alergen atau bahan yang di duga sebagai agen pencetus. - Menganjurkan pasien untuk tidak melakukan garukan dan hiegenis.



IX.



Prognosis : Qua ad vitam : ad bonam Qua ad fungtionam : ad bonam



Qua ad sanationam : ad bonam Qua ad cosmetikam : ad bonam



PEMBAHASAN Pasien seorang laki-laki berusia 24 tahun masuk dengan keluhan gatal dan bengkak pada kedua pipinya. Keluhan dirasakan sejak 1 minggu yang lalu dan awalnya tampak kemerahan yang disertai rasa gatal pada wajah. Lama-kelamaan kemerahan pada pipi semakin besar dan timbul bengkak. Dari hasil pemeriksaan Ujud Kelainan Kulit dan lokalisasinya, didapatkan eritema,erosi,vesikel, papul dan edema pada pipi kiri-kanan dan diatas alis. Dari hasil pemeriksaan, pasien dapat di diagnosis menderita dermatitis kontak alergi.



Dermatitis kontak alergi adalah dermatitis yang timbul setelah kontak dengan allergen melalui proses sensitisasi. Dermatitis kontak alergi terjadi pada pasien yang mengalami hipersensitivitas (tergolong reaksi hipersensitivitas tipe IV) terhadap allergen. Reaksi yang muncul merupakan reaksi inflamasi akibat terpajannya antigen yang sebelumnya telah tersensitisasi. Bahan-bahan yang dapat bersifat sebagai allergen antara lain adalah pakaian, deterjen, antiseptik, jam tangan, sarung tangan karet, debu semen, tanaman, lipstick, pasta gigi, kosmetik, salep mata, nikel, cat kuku, parfum, kancing logam, karet, obat topikal, sepatu, formaldehid, macammacam minyak, bahan pewarna organik, cat pestisida, tanaman dan kayu,bahanbahan pengawet anti mikroba. Penderita Dermatitis Kontak Alergi biasanya datang dengan mengeluhkan adanya gatal. Mula-mula tampak adanya eritema, edema, vesikel atau bula. Vesikel atau bula yang pecah menimbulkan adanya erosi dan eksudasi. Pada pasien yang sudah lama menderita dermatitis ini, akan tampak kulit yang kering, berskuama, papul, likenifikasi dengan batas yang tidak jelas. Adanya pajanan allergen merupakan hal yang penting untuk diidentifikasi untuk mendiagnosis dermatitis tipe ini. Pengobatan Dermatitis Kontak Alergi adalah dengan mengupayakan pasien untuk mencegah terulangnya kembali kontak dengan alergen penyebab dan menekan kelainan kulit yang timbul. Pengobatan dapat diberikan secara sistemik, yaitu kortikoseroid oral, misalnya prednison dengan dosis 3x2 (30mg/hari) selama 2 minggu. Sedangkan obat topikal dapat diberikan hidrokortison 1% yang digunakan 3x perhari dan di kompres terbuka dengan larutan garam faal (Nacl 0,9%) atau larutan air salisil. Dan dapat diberikan antihistamin oral loratadin 10 mg dengan dosis 1x1.



Daftar Pustaka Djuanda, A., 2013. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Edisi Keenam. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta Amiruddin Dali M., 2003. Ilmu Penyakit Kulit. LKis, Jogjakarta Habif, T.P., 2004. A Color Guide to Diagnosis and Therapy Fourth Edition. Mosby, Philadelphia.