Laporan Kasus Ii Gadar [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN TUTORIAL KEPERAWATAN GAWAT DARURAT



Disusun oleh : 1. Febiola



(21118070)



2. Fernika Restiani



(21118071)



3. Hayati Oktafiani



(21118072)



4. Ifrohati Fitri



(21118073)



5. Indriana Eka Yulianti



(21118074)



6. Jumisi



(21118075)



7. Khotibul Umam



(21118076)



8. Kiki Meilinda Sari



(21118077)



9. Kiki Rizki Amelia



(21118078)



10.Lusiana Sari



(21118079)



11.Mei Anggraeni



(21118080)



12. Meilinda Aristiani



(21118081)



13. Messi Ayu Carolin



(21118082)



Dosen Pembimbing : Suratun., S.Kep., NS., M.Kep PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN INSTITUT ILMU HUKUN KESEHATAN & TEKNOLOGI MUHAMMADIYAH PALEMBANG TAHUN AKADEMIK 2018/2019



KASUS 2 TUTORIAL Seorang laki-laki berusia 35 tahun datang ke IGD dengan keluhan mengalami luka bakar/combustio di daerah muka. Kurang lebih 6 jam sebelum masuk rumah sakit pasien memperbaiki motornya. Pada saat kejadian listrik di rumah pasien padam. Pasien memperbaiki motor dengan penerangan lilin. Pada saat pasien membuka tangki bensin dan ingin melihat isi bensin, api dari lilin menyambar bensin dan terjadilah kebakaran. Api ikut membakar pasien mulai dari muka, kedua lengan, kedua ekstremitas bawah tekena sebagian. Leher, dada, dan punggung tidak terpapar api. Setelah kejadian pasien dibawa ke puskesmas, dari puskesmas pasien langsung dibawa ke RS. Di IGD dilakukan pemeriksaan fisik dengan hasil: Keadaan umum lemah, pasien mengalami penurunan kesadaran, tanda vital Frekuensi pernapasan 40x/m (cepat dan dangkal, terdapat penggunaan otot bantu napas, wheezing dan ronchi tidak ada), Tekanan darah 100/60 mmHg, denyut nadi 110x/menit, suhu tubuh dingin terutama di ujung ekstremitas, CRT > 3 detik pada kaki kanan dan kiri, sianosis pada kaki dan tangan (+), akral dingin. Rambut kepala masih utuh (tidak ikut terbakar), konjunctiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, alis dan bulu mata hangus terbakar, bulu hidung terbakar, muka sampai leher melepuh terbakar, luka bakar derajat II 5%. Luka bakar grade II pada tangan kanan dan kiri 15%, paha kanan dan kiri 7,5%, tungkai kanan dan kiri 7,5 %. Berat badan pasien kurang lebih 70 Kg. Saturasi oksigen pasien 92 %. Dari hasil pengkajian pasien didiagnosa medis trauma inhalasi luka bakar grade II TBSA 35% Kemudian dilakukan intubasi dengan ETT ukuran 7,5 kedalaman 20 cm tersambung dengan jackson rees O2 10 liter. Dan dilakukan resusitasi cairan dengan pemasangan IV line 2 jalur. dan sekarang terpasang infus RL dengan cairan masih masuk 4534 cc (6 jam setelah kejadian) Tahap 1 (Istilah) 1. Combustio (Lusiana Sari) 2. Ekstremitas ( Messi Ayu) 3. Wheezing (Kiki Rizki) 4. Ronchi (Kiki Mei) 5. Sianosis (hayati) 6. Konjunctiva (Umam) 7. Sklera (meilinda aristiani)



8. Anemis(Febiola) 9. Grade (Mei Anggraeni) 10. Saturasi oksigen (ifro) 11. Trauma Inhalasi (Indri) 12. Inthubasi ( Fernika ) 13. jackson Rees(Jumisi) Jawaban Step 1 1. Combustio (Lusiana Sari) Jawaban : Luka Bakar (Kiki Rizki) 2. Ekstremitas ( Messi Ayu) Jawaban : Ekstremitas adalah anggota gerak misalnya kaki (dijawab Lusiana Sari) 3. Wheezing (Kiki Rizki) Jawaban : Mengi, atau disebut juga wheezing, adalah suara khas yang dihasilkan ketika udara mengalir melalui saluran napas yang menyempit. (Ifroh) 4. Ronchi (Kiki Mei) Jawaban : Ronchi merupakan suara napas tambahan yang bernada rendah yang terjadi akibat adanya penyumbatan jalan napas biasanya akibat adanya lendir. Ronkhi dapat terjadi pada inspirasi (saat mengambil napas) maupun ekspirasi.(Jumisi) 5. Sianosis (hayati) Jawaban : Sianosis adalah kondisi ketika jari tangan, kuku, dan bibir tampak berwarna kebiruan karena kurangnya oksigen dalam darah. Sianosis umumnya disebabkan oleh suatu kondisi atau penyakit yang memerlukan penanganan segera dari dokter. (Messi Ayu ) 6. Konjunctiva (Umam) Jawaban : Konjungtiva ini merupakan selaput bening yang melapisi seluruh bagian terdepan mata dan menjadi pelindung pada mata. Saat terjadi konjungtivitis atau peradangan, mata akan terlihat merah dan berair serta terasa perih (Indri) 7. Sklera (meilinda aristiani) Jawaban : Jawaban: Sklera adalah bagian berwarna putih dan keras pada bola mata (Mei Anggraeni) 8. Amenis (Febiola) Jawaban : Kondisi ketika darah tidak memiliki sel darah merah sehat yang cukup. yang disebabkan oleh kurangnya sel darah merah atau sel darah merah yang tidak



berfungsi di dalam tubuh. Ini menyebabkan aliran oksigen berkurang ke organ tubuh. (Fernika)



9. Grade (Mei Anggraeni) Jawaban : Dalam kasus luka bakar kata grade itu berarti (tingkat) keparahan atau seberapa dalam kulit yang terdampak dimana digunakan untuk membagi sebuah ukuran/tingkat keparahan dari luka bakar, serta membagi jenis luka bakar tersebut. (Meilinda Aristiani) 10. Saturasi oksigen ( Ifrohati Fitri) Jawaban :Merupakan tolak ukur kesehatan untuk menentukan besarnya kadar oksigen dalam alliran darah. (Umam) 11. Trauma Inhalasi (Indri) Jawaban : Trauma Inhalasi merupakan komplikasi yang terjadi pada luka bakar dengan presentase sekitar 10 sampai 20% pasien dan secara signifikan meningkatkan morbiditas dan mortalitas (Wallker,et all., 2015) , dulunya diketahui dengan luka bakar traktur respirasi, sangat erat dengan kaitannya dengan luka bakar pada leher dan kepala. 45% pasien dengan luka bakar pada wajah memiliki trauma inhalasi. (Hayati) 12. Inthubasi ( Fernika ) Jawaban :Intubasi adalah prosedur medis untuk memasukkan alat bantu napas berupa tabung ke dalam tenggrorokan (trakea) melalui mulut atau hidung.(oleh Lusiana Sari) 13. Jackson Rees(Jumisi) Jawaban : Jackson rees merupakan modifikasi dari Mapleson E dikenal sebagai Jackson Rees. Pada respirasi spontan, mekanisme bantuan dari kantung dibiarkan terbuka penuh. (Kiki meilinda) Tahap 2 (Pertanyaan Seputar Kasus) 1. Bagaimana penanganan utama dari kasus di atas? ( Messi Ayu ) 2. Apa saja target resusitasi yang dicapai dalam trauma inhalasi? (Kiki Rizki) 3. Apa tujuan di lakukan intubasi dg ETT ukuran 7,5? (Indri) 4. Bagaimana cara mengatasi pasien saat mengalami penurunan kesadaran (Lusiana Sari) 5. Ada 3 mekanisme yang dapat menyebabkan cedera pada trauma inhalasi yaitu ? (Hayati)



6. Apa pertimbangan awal klien pada kasus tersebut sehingga dilakukan intubasi ? (Umam) 7. Bagaimana cara Edukasi dan Promosi Kesehatan pada kasus tersebut?(Jumisi) 8. Apa saja jenis-jenis luka bakar? (Kiki meilinda) 9. Mengapa Pada kasus terdapat dinyatakannya ada luka bakar derajat II 5% dan bisa dilihat pada hasil pemeriksaan fisik mana yang menunjukkan bahwa bisa dinyatakan nya luka bakar derajat II 5%? (Meilinda aristiani) 10. Apa tujuan dilakukannya resusitasi cairan pada kasus diatas? (Mei Anggraeni) 11. Bagaimana hasil pemfis pd kasus tersebut?(Febiola) Tahap 3 (Menjawab Pertanyaan Tahap 2) 1. Bagaimana penanganan utama dari kasus di atas? ( Messi Ayu )Jawaban : Pertolongan pertama untuk menangani luka bakar adalah memadamkan api ataupun mengangkat benda yang masih membara dari penderita, yang dilanjutkan dengan pelepasan baju atau kain yang menempel pada kulit yang terbakar.Penderita selanjutnya dapat mendinginkan luka bakar dengan air mengalir dan mengonsumsi parasetamol untuk meredakan sakit. Jika luka bakarnya parah, penderita disarankan untuk mendapat pengobatan lanjutan di rumah sakit (Kiki Rizki) 2. Apa saja target resusitasi yang dicapai tv dalam trauma inhalasi? (Kiki Rizki) Jawaban : Pada pasien penderita trauma inhalasi, target resusitasi yang tercapai yaitu urin output, tekanan darah sistolik, ekstremitas, sensoris dan base deficit < 2. Terapi suportif lain yaitu pemberian nutrisi dengan target kalori lebih tinggi dan target protein 1,5 - 2,5 gr/kg BB. Selain itu juga dilakukan pencegahan infeksi, escharotomy, koreksi koagulopati (Sheridan RL, 2018) ( Messi Ayu Carolin ) 3. Apa tujuan di lakukan intubasi dg ETT ukuran 7,5? (Indri) Jawaban : Tujuan Intubasi adalah membantu agar saluran pernapasan pasien tetap terbuka dan mencegah pasien mengalami kekurangan oksigen akibat gagal napas. ( Lusiana Sari) 4. Bagaimana cara mengatasi pasien saat mengalami penurunan kesadaran (Lusiana Sari) Jawaban : Penanganan penurunan kesadaran tergantung pada penyebabnya. Pada penurunan kesadaran yang disebabkan oleh efek samping obat-obatan, dokter akan meresepkan obat penggantinya. Sedangkan bila penyebab penurunan kesadaran adalah cedera kepala, dokter mungkin perlu segera melakukan operasi.Perlu



diketahui, tidak semua penyebab penurunan kesadaran bisa diatasi, misalnya penurunan kesadaran yang disebabkan oleh penyakit Alzheimer. Namun, dokter dapat memberikan obat atau terapi untuk meredakan gejala dan membantu pasien agar bisa beraktivitas. (ifroh) 5. Ada 3 mekanisme yang dapat menyebabkan cedera pada trauma inhalasi yaitu ? (Hayati) Jawaban :Ada 3 mekanisme yang dapat menyebabkan cidera trauma inhalasi yaitu kerusakan jaringan karena suhu yang sangat tinggi/bahan iritan, iritasi paruparu/hipoksemia dan asfiksia. (Umam) 6. Apa pertimbangan awal klien pada kasus tersebut sehingga dilakukan intubasi ? (Umam) Jawaban : Pertimbangan awal pada klien sehingga dilakukan intubasi yaitu muka terbakar, rambut hidung hangus, penurunan tingkat kesadaran, napas cepat dan dangkal, terdapat penggunaan otot bantu napas, wheezing, sianosis pada kaki dan tangan dan pada intinya terdapat gangguan pada jalan napas akibat trauma inhalasi. (hayati) 7. Bagaimana cara Edukasi dan Promosi Kesehatan pada kasus tersebut?(Jumisi) Jawaban : a. Edukasi Pasien. Kebanyakan kasus luka bakar merupakan kasus ringan yang dapat ditangani di rumah, namun pasien harus diedukasi kasus di mana harus mencari pertolongan medis: b. Luka bakar yang melibatkan wajah, tangan/jari, daerah genitalia, dada, dan leherJika luka bakar melibatkan daerah persendian (contoh: lutut, bahu)Jika luka bakar dalam (kedalaman parsial atau penuh) atau luka bakar yang luas (> 7,5 cm)Jika pasien berusia 70 tahunJika ada tanda-tanda infeksi sekunder seperti: demam (suhu > 38oC), daerah kulit kemerahan, nyeri, bernanah. (Febiola) 8. Apa saja jenis-jenis luka bakar? (Kiki meilinda) Jawaban : a. Luka bakar termal: luka bakar yang disebabkan oleh api, uap, ataupun cairan mendidih. Luka bakar melepuh adalah luka bakar yang paling umum pada anakanak dan orang dewasa. b. Luka bakar setrum: luka bakar yang disebabkan oleh kontak langsung dengan sumber listrik atau kilat.



c. Luka bakar akibat zat kimia: luka bakar yang disebabkan oleh kontak langsung dengan zat kimia rumahan atau industri, baik dalam bentuk cairan, padat, ataupun gas. d. Luka bakar radiasi: luka bakar yang disebabkan oleh sinar matahari, alat tanning (menggelapkan) kulit, x-ray, atau terapi radiasi untuk pengobatan kanker. e. Luka bakar gesekan: luka bakar yang diakibatkan oleh kontak dengan permukaan keras, seperti ketika kulit terseret di aspal atau karpet. Biasanya, luka bakar jenis ini dampaknya adalah goresan ataupun lecet pada kulit. Luka bakar jenis ini paling sering terjadi pada atlet. ( Fernika restiani ) 9. Mengapa Pada kasus terdapat dinyatakannya ada luka bakar derajat II 5% dan bisa dilihat pada hasil pemeriksaan fisik mana yang menunjukkan bahwa bisa dinyatakan nya luka bakar derajat II 5%? (Meilinda aristiani) Jawaban : Jika dilihat dari pengertian luka bakar derajat II sendiri yaitu lukabakar derajat II (partial



thickness



burns) merupakan



kedalaman mencapai dermis biasanya ditekan, dan



ditandai



ditemukan



adanyabulla berisi



luka



bakar yang



nyeri, pucat



cairan eksudat



keluar daripembuluh darah karena permeabilitas dindingya



jika yang



meningkat.



Dan



pada kasus bisa dilihat dari hasil pemeriksaan fisik yaitu muka sampai leher melepuh terbakar yang menunjukkan lokasi luka bakar derajat II 5% hanya pada muka sampai leher (Mei Anggraeni) 10. Apa tujuan dilakukannya resusitasi cairan pada kasus diatas? (Mei Anggraeni) Jawaban : Tujuan utama dari resusitasi cairan adalah untuk menjaga dan mengembalikan perfusi jaringan tanpa menimbulkan edema. Kehilangan cairan terbesar adalah pada 4 jam pertama terjadinya luka dan akumulasi maksimum edema adalah pada 24 jam pertama setelah luka bakar (Meilinda Aristiani) 11. Bagaimana hasil pemfis pd kasus tersebut?(Febiola) Jawaban : Pemeriksaan fisik dengan hasil: Keadaan umum lemah, pasien mengalami penurunan kesadaran, tanda vital Frekuensi pernapasan 40x/m (cepat dan dangkal, terdapat penggunaan otot bantu napas, wheezing dan ronchi tidak ada), Tekanan darah 100/60 mmHg, denyut nadi 110x/menit, suhu tubuh dingin terutama di ujung ekstremitas, CRT > 3 detik pada kaki kanan dan kiri, sianosis pada kaki dan tangan (+), akral dingin. Rambut kepala masih utuh (tidak ikut terbakar), konjunctiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, alis dan bulu mata hangus terbakar, bulu hidung terbakar, muka sampai leher melepuh terbakar, luka bakar derajat II 5%. Luka bakar grade II



pada tangan kanan dan kiri 15%, paha kanan dan kiri 7,5%, tungkai kanan dan kiri 7,5 %. Berat badan pasien kurang lebih 70 Kg. (Jumisi)



Tahap 4 (Pathway)



Luka bakar



Kontak dengan permukaan kulit



Kerusakan integritas kulit atau jaringan



Tekanan darah menurun karena kadar oksigen berkurang



Trauma pada jalan napas atas karena temperatur panas dan PH asam



Terdengar wheezing



Bersihan jalan napas tidak efektif



Asap



Trauma inhalasi



Konsentrasi Co meningkat dalam ruangan



CO dihurup berlibih dalam tubuh sehingga O2 menipis



Kadar oksigen dalam darah dan jaringan menurun



Terjadi penurunan kesadaran



Kompensasi tubuh takikardi dan takipnea



Pola napas tidak efektif



Tahap 5 (Merumuskan Learning Objective(LO)) 1. Mahasiswa mampu mengetahui definisi dari trauma inhalasi ( Messi Ayu Carolin ) 2. Mahasiswa mampu mengetahui 3 komponen trauma inhalasi (Kiki Rizki) 3. Mahasiswa mampu mengetahui etiologi trauma Intubasi (Lusiana Sari) 4. Mahasiswa mampu mengetahui pemeriksaan penunjang trauma inhalasi (kiki meilinda) 5. Mahasiswa mampu mengetahui faktor risiko trauma inhalasi ( Fernika restiani ) 6. Mahasiswa mampu mengetahui epidemiologi pada trauma inhalasi (hayati) 7. Mahasiswa mampu mengetahui komplikasi yang sering terjadi pada trauma inhalasi (meilinda aristiani) 8. Mahasiswa mampu mengetahui manajemen cidera/trauma inhalasi (Umam) 9. Mahasiswa mampu mengetahui gambaran klinis yang terjadi pada trauma inhalasi(Jumisi) 10. Mahasiswa mampu mengetahui Manifestasi klinis trauma inhalasi (ifroh) 11. Mahasiswa mampu mengetahui klasifikasi trauma inhalasi (Indri) 12. Mahasiswa mampu mengetahui pengobatan trauma inhalasi (Febiola) 13. Mahasiswa mampu mengetahui patofisiologi dari trauma inhalasi (Mei Anggraeni)\ Tahap 6 (Belajar Mandiri) Tahap 7 (Menjawab LO) 1. Mahasiswa mampu mengetahui definisi dari trauma inhalasi ( Messi Ayu Carolin ) Jawaban: Trauma inhalasi merupakan cedera saluran napas yang sering menjadi penyebab kematian korban kebakaran. Kondisi ini umumnya dialami oleh orang yang terjebak dalam kebakaran di ruang tertutup. Asap kebakaran dalam jumlah besar masuk ke dalam saluran napas, memicu iritasi dan peradangan di saluran pernapasan. Akibatnya, saluran napas dapat mengalami pembengkakan. Saluran napas menjadi



amat sempit sehingga oksigen tak dapat masuk ke dalam paru. Hal ini bisa mengakibatkan kematian. 2. Mahasiswa mampu mengetahui 3 komponen trauma inhalasi (Kiki Rizki) Jawaban: Trauma inhalasi sendiri meliputi 3 komponen: a. Keracunan sistemik karena gas carbonmonoksida dan hydrogren cyanide (HCN) b. Obstruksi jalan nafas atas karena efek panas dan edema c. Injuri pada saluran nafas bawah, karena zat kimia dan partikel. Pada pasien ini tidak dapat diperiksa kadar karbonmonoksida darah, karena tidak tersedia di RS perujuk. Namun dengan pemberian oksigen konsentrasi tinggi, kadar CO akan mudah dieliminasi dalam 3-4 jam (Sheridan RL, 2018) (International Society of Burn Injury, 2016) 3. Mahasiswa mampu mengetahui Klasifikasi derajat etiologi trauma inhalasi (Lusiana Sari) Jawaban: Kerusakan jaringan akibat trauma suhu atau termal, terkena cairan panas serta tersengat aliran listrik tegangan tinggi atau electrical injury high voltage. 4. Mahasiswa mampu mengetahui pemeriksaan penunjang trauma inhalasi (kiki meilinda) Jawaban: a. Laboratorium b. Pulse Oximetry. Digunakan untuk mengukur saturasi hemoglobin yang meningkat palsu akibat ikatan CO terhadap hemoglobin, sehingga kadar karboksihemoglobin seringkali diartikan sebagai oksihemaglon. c. Analisa Gas Darah. Untuk mengukur kadar karboksihemoglobin, keseimbangan asam basa, dan kadar sianida. Sianida dihasilkan dari kebakaran rumah tangga dan biasanya terjadi peningkatan kadar laktat plasma. d. Elektrolit. Untuk memonitor abnormalitas elektrolit sebagai hasil dari resusitasi cairan dalam jumlah besar. e. Darah Lengkap. Hemokonsentrasi akibat kehilangan cairan biasanya terjadi sesaat setelah trauma. Hematokrit yang menurun secara progresif akibat pemulihan volume intravaskular. Anemia berat biasanya terjadi akibat hipoksia atau ketidakseimbangan hemodinamik. Peningkatan sel darah putih untuk melihat adanya infeksi. f. Foto Thorax. Biasanya normal dalam 3-5 hari, gambaran yang dapat muncul sesudahnya termasuk atelektasis, edema paru, dan ARDS.



g. Laringoskopi dan Bronkoskpi Fiberoptik. Keduanya dapat digunakan sebagai alat diagnostik maupun terapeutik. Pada bronkoskopi biasanya didapatkan gambaran jelaga, eritema, sputum dengan arang, petekie, daerah pink sampai abu-abu karena nekrosis, ulserasi, sekresi, mukopurulen. Bronkoskopi serial berguna untuk menghilangkan debris dan sel-sel nekrotik pada kasus-kasus paru atau jika suction dan ventilasi tekanan positif tidak cukup memadai. 5. Mahasiswa mampu mengetahui faktor risiko trauma inhalasi ( Fernika restiani ) Jawaban: Luka bakar digambarkan dengan kedalaman, keparahan, dan gen penyebab. Keparahan cedera luka bakar diklasifikasikan berdasarkan pada resiko mortilitas dan resiko kecacatan fungsi. Faktor-faktor yang mempengaruhi keparahan cedera termasuk sebgai berikut : a. Kedalaman luka bakar. Umumnya luka bakar mempunyai kedalaman yang tidak sama. Setiap area mempunyai tiga zona cedera yaitu:  zona koagulasi terjadi kematian seluler  zona statis disebut are pertengahan, tempat terjadinya gannguan suplay darah, inflamasi, dan cedera jaringan  zona hiperemia merupakan area terluar, berhubungan dengan luka bakar derajat I yang seharusnya sembuh dalam seminggu. b. Keparahan luka bakar. Cedera luka bakar dapat berkisar dari lepuh kecil sampai luka bakar masif derajat III. Luka bakar dikategorikan kedalam luka bakar :  Cedera luka bakar minor/ ringan  Cedera ketebalan partial