12 0 150 KB
LAPORAN KASUS I. IDENTITAS PASIEN Nama
: Tn. A
Umur
: 26 tahun
Jenis kelamin
: Laki-laki
Suku
: Tolaki
Agama
: Islam
Alamat
: Kolaka
No. Register
: 15420
Pekerjaan
:-
RS
: BKMM
Tanggal pemeriksaan
: 9 September 2013
Dokter Pemeriksa
: dr. P
II. ANAMNESIS Keluhan utama
:Kabur pada kedua mata
Anamnesis terpimpin :Dialami sejak kurang lebih dua puluh tahun yang lalu dan makin memberat sejak 2 tahun terakhir. Awalnya pasien agak kesulitan untuk melihat jauh, lama kelamaan pasien merasa melihat seperti kabut asap yang menghalangi pandangannya, keluhan mata merah (-), air mata berlebih (-), kotoran mata berlebih (-), silau (+), sakit kepala (+) kadangkadang, mual/muntah (-), riwayat trauma (-), riwayat penggunaan kacamata (-), riwayat konsumsi obat-obatan tertentu dalam jangka waktu lama disangkal, riwayat keluarga dengan penyakit yang sama (-). Riwayat kehamilan dan persalinan tidak diketahui.
1
III. PEMERIKSAAN OFTALMOLOGI A. INSPEKSI
No
Pemeriksaan
OD
OS
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Palpebra App.Lakrimalis Silia Konjungtiva Bola mata Mekanisme Muskular
Edema (-) Lakrimasi (-) Sekret (-) Hiperemis (-) Normal Ke segala arah
Edema (-) Lakrimasi (-) Sekret (-) Hiperemis (-) Normal Ke segala arah
7. 8. 9. 10. 11.
Kornea BMD Iris Pupil Lensa
Jernih Normal Coklat, kripte (+) Bulat, sentral Keruh
Jernih Normal Coklat, kripte (+) Bulat, sentral, Keruh
FOTO KLINIS
2
B. PALPASI PALPASI 1. Tensi Okuler 2. Nyeri tekan 3. Massa tumor 4. Glandula preaurikuler
OD Tn (-) (-) Tidak ada Pembesaran
OS Tn (-) (-) Tidak ada Pembesaran
C. VISUS VOD : 4/60 VOS
: 5/20
D. TONOMETRI VOD : 5/5,5 = 17,3 mmHg VOS
: 5/5,5 = 17,3 mmHg
E. CAMPUS VISUAL Tidak dilakukan pemeriksaan F. COLOR SENSE Tidak dilakukan pemeriksaan G. LIGHT SENSE Tidak dilakukan pemeriksaan H. OFTALMOSKOPI FOD: Refleks fundus (+), segmen posterior sulit dievaluasi karena terhalang oleh kekeruhan lensa. FOS: Refleks fundus (+), retina perifer kesan tipis, bagian dari segmen posterior lain sulit dievaluasi karena terhalang kekeruhan lensa
3
I. PENYINARAN OBLIK No. 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Pemeriksaan Konjungtiva Kornea Bilik mata depan Iris Pupil Lensa
OD Hiperemis (-) Jernih Normal Coklat, kripte (+) Bulat, sentral, RC(+) Keruh
OS Hiperemis (-) Jernih Normal Coklat, kripte (+) Bulat, sentral, RC(+) Keruh
J. DIAFANOSKOPI Tidak dilakukan pemeriksaan K. SLIT LAMP SLOD : Konjungtiva hiperemis (-), kornea jernih, BMD kesan normal, iris coklat, kripte (+), pupil bulat, sentral, refleks cahaya (+), lensa keruh padat. SLOS : Konjungtiva hiperemis (-), kornea jernih, BMD kesan normal, iris coklat, kripte (+), pupil bulat, sentral, refleks cahaya(+), lensa keruh padat. L. BIOMETRI AXL OS : 44,25 D AXL OD : 44,00 D
IV. RESUME Laki-laki berumur 26 tahun datang ke poliklinik mata BKMM dengan keluhan utama kabur pada kedua mata yang Dialami sejak kurang lebih dua puluh tahun yang
4
lalu dan makin memberat sejak 2 tahun terakhir. Awalnya pasien agak kesulitan untuk melihat jauh, lama kelamaan pasien merasa melihat seperti kabut asap yang menghalangi pandangannya, keluhan mata merah (-), air mata berlebih (-), kotoran mata berlebih (-), silau (+), sakit kepala (+) kadang-kadang, mual/muntah (-), riwayat trauma (-), riwayat penggunaan kacamata (-), riwayat konsumsi obat-obatan tertentu dalam jangka waktu lama disangkal, riwayat keluarga dengan penyakit yang sama (-). Riwayat kehamilan dan persalinan tidak diketahui. Pada pemeriksaan fisik, inspeksi didapatkan ODS tampak keruh pada kedua lensa, pemeriksaan visus didapatkan VOD: 4/60 dan VOS: 5/20, FOD refleks fundus (+), retina perifer kesan tipis, bagian dari segmen posterior lain sulit dievaluasi karena terhalang kekeruhan lensa, FOS refleks fundus (-), segmen posterior sulit dievaluasi karena terhalang oleh kekeruhan lensa, SLODS keruh padat pada lensa. V. DIAGNOSIS KERJA ODS Katarak Juvenil VI. RENCANA USG B SCAN VII. TERAPI Ekstraksi Katarak + implantasi IOL VII. PROGNOSIS Quad ad Vitam
: Bonam
Quad ad sanationem
: Bonam
Quad ad visam
: Dubia
Quad ad kosmeticam
: Bonam
VIII. DISKUSI
5
Dari anamnesis yang dilakukan pada seorang laki-laki 26 tahun ddidapatkan keluhan kedua mata terasa kabur dan berkabut, semakin lama terasa semakin parah. Gejala ini umumnya timbul pada mata dengan katarak, sedangkan pada mata dengan kelainan refraksi seperti miopi, terjadi gangguan dalam refraksi, tidak didapatkan adanya penglihatan yang berkabut. Hasil pemeriksaan fisik pada kedua mata pasien, terdapat tajam penglihatan visus
OD 4/60 dan OS 5/20. Hal ini mengindikasikan bahwa kelainan fungsi
penglihatan berupa mata kabur pada pasien bukan disebabkan oleh kelainan refraksi, namun oleh penyebab organik. Inspeksi langsung pada mata, mata terlihat tenang. Pemeriksaan pada mata selanjutnya memberikan gambaran kornea yang jernih, ini menandakan gejala penglihatan kabur yang mungkin disebabkan oleh terganggunya fungsi korena sebagai media refraksi, dapat disingkirkan. Kemudian lebih dalam lagi terlihat opasitas pada lensa, terlihat lensa keruh, yang mengarahkan kemungkinan diagnosis ke arah katarak. Kemudian untuk mengetahui lokasi terjadinya opasitas lensa tersebut, dilakukanlah pemeriksaan dengan menggunakan slit lamp. Kemudian diadapatkan bahwa opasitas terdapat pada bagian polus anterior. Dari hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik yang kemudian mengarahkan diagnosis kerja pada katarak juvenil. Maka penatalaksanaan dilakukan sesuai penatalaksanaan penyakit mata yang ada. Keluhan utama pasien adalah katarak, sehingga yang perlu adalah operasi pada katarak.
6