Laporan Kasus Kelompok Abortus Imminiens [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN KASUS RUANG KB RAWATAN PRAKTEK KLINIK PRA – PROFESI SIKLUS 1 MINGGU 1



MANAJEMEN KEBIDANAN PADA NY. F G2 P1 A0 AH0 USIA KEHAMILAN 10-11 MINGGU DENGAN ABORTUS IMMINIENS RSU MAYJEN H.A THALIB KERINCI TAHUN 2021



Disusun Oleh : 1. Nurul Hayati 2. Brilyanita Hendrie 3. Moni Oci



PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA TERAPAN FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS FORT DE KOCK BUKITTINGGI TAHUN 2021



KATA PENGANTAR



Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga laporan kasus kelompok Praktik Klinik Pra-Profesi di RSU Mayjen H.A Thalib Kerinci ini dapat terselesaikan tepat pada waktu yang telah ditetapkan. Laporan ini merupakan tugas kelompok dalam pelaksaan Praktik Klinik PraProfesi di RSU Mayjen H.A Thalib Kerinci yang dimulai dari tanggal 31 Mei s/d 20 Juni 2021. Dalam penulisan laporan ini penulis banyak menemui hambatan serta kesulitan, namun dengan adanya bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak maka laporan kelompok dapat terselesaikan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan. Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada: 1. Ibu Dr. Evi Hasnita, S.Pd, M.Kes, selaku Rektor Universitas Fort De Kock kota Bukittinggi. 2. Ibu Oktavianis, S.ST, M.Biomed, selaku Dekan Fakultas Kesehatan Universitas Fort De Kock kota Bukittinggi. 3. Ibu Febriniwati Rifdi, S.SiT, M.Biomed, selaku Ketua Program Studi Kebidanan Program sarjana Terapan Kebidanan. 4. Ibu Sari Ida Miharti, S.ST, M.Keb, selaku Koordinator Praktik Lapangan Universitas Fort De Kock kota Bukittinggi. 5. Ibu Vitria Komala Sari, S.ST, M.Keb, selaku Koordinator Praktik Lapangan Universitas Fort De Kock kota Bukittinggi. 6. Ibu Resti Noflida Putri S.ST, M.Kes, selaku Pembimbing/CI Akademik Universitas Fort De Kock kota Bukittinggi. 7. Ibu Mike Sri Ayu M, Amd. Keb, selaku Pembimbing/CI Lapangan di RSU Mayjen H.A Thalib Kerinci. 8. Seluruh staff Ruangan Kebidanan Rawatan RSU Mayjen H.A Thalib Kerinci yang telah membantu dalam memberikan informasi dan data untuk laporan kami.



Semoga semua kebaikan yang telah diberikan selama kegiatan Praktik Klinik Pra-Profesi ini mendapatkan limpahan rahmat dan hidayah-Nya. Kami mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak untuk kesempurnaan laporan ini, semoga bermanfaat bagi kita semua.



Kerinci, Juni 2021



Penulis,



DAFTAR ISI



LEMBAR PERSETUJUAN .................................... Error! Bookmark not defined. KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii DAFTAR ISI .......................................................................................................... v BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 6 A. Latar Belakang ............................................................................................ 6 B. Tujuan.......................................................................................................... 8 BAB II TINJAUAN TEORI ............................................................................... 10 A. Kehamilan ................................................................................................. 10 B. Abortus ...................................................................................................... 10 C. Konsep Dasar Abortus Imminens ............................................................. 16 BAB III TINJAUAN KASUS ............................................................................... 1 ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN PADA NY. F G2 P1 A0 AH0 USIA KEHAMILAN 10-11 MINGGU DENGAN ABORTUS IMMINIENS 1 BAB IV PENUTUP ............................................................................................. 30 A. Kesimpulan................................................................................................ 30 B. Saran .......................................................................................................... 31 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 32



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Abortus merupakan salah satu masalah di dunia yang mempengaruhi kesehatan, kesakitan dan kematian ibu hamil. Abortus merupakan pengeluaran hasil konsepsi yang terjadi pada umur kehamilan < 20 minggu dan berat badan janin ≤ 500 gram. Dampak dari abortus jika tidak mendapatkan penanganan yang cepat dan tepat akan menambah angka kematian ibu yang disebabkan oleh komplikasi dari abortus yaitu dapat terjadi perdarahan, perforasi, infeksi dan syok. Abortus dapat terjadi secara tidak sengaja maupun disengaja. Abortus yang berlangsung tanpa tindakan disebut abortus spontan, sedangkan abortus yang dilakukan dengan sengaja disebut abortus provokatus dan abortus yang terjadi berulang tiga kali secara berturut-turut disebut habitualis (Siregar, dkk, 2018). Berdasarkan studi WHO satu dari setiap empat kehamilan berakhir dengan abortus. Estimasi kejadian abortus tercatat oleh WHO sebanyak 40-50 juta, sama halnya dengan 125.000 abortus per hari. Angka kematian akibat abortus di dunia yaitu 30 per 100.000 KH. Di negara berkembang, pada wanita usia 15-44 tahun kejadian abortion sekitar 21.200.000 dengan rata-rata 16 per 1000. Di Asia Tenggara, angka kejadian abortus berkisar 3.130.000 dengan rata-rata 22 per 1000 wanita usia 15- 44 tahun. Tingginya angka abortus ini menyumbang 47.000 kematian ibu di negara berkembang dan 2.300 kematian ibu di Asia Tenggara (Siregar, dkk, 2018). Berdasarkan data Profil Kesehatan Indonesia tahun 2019, angka kematian ibu kembali menunjukkan penurunan menjadi 305 kemarian ibu per 100.000 kelahiran hidup berdasarkan hasil Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 2015. Indikator ini tidak hanya mampu menilai program kesehatan ibu, terlebih lagi mampu menilai derajat kesehatan masyarakat, karena sensitifitasnya terhadap perbaikan pelayanan kesehatan, baik dari sisi aksesibilitas maupun kualitas. Walaupun terjadi kecenderunganpenurunan angka kematian ibu, namun tidak berhasil mencapai target MDGs yang harus dicapai yaitu sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015 (Profil Kesehatan Indonesia 2019).



Hasil laporan dari Seksi Kesga dan Gizi Bidang Kesehatan Masyarakat terdapat jumlah kematian ibu (hamil, bersalin, nifas) di provinsi jambi tahun 2019 adalah 59 kasus dengan jumlah kelahiran hidup 65.762. jika diproyeksikan angka kematian ibu diprovinsi jambi 2019 adalah 90 per 100.000 kelahiran hidup. Selama 6 tahun terakhir, konversi AKI mengalami kenaikan dan penurunan, walaupun angka kematian ini jauh dibawah angka nasional yaitu 359/100.000 KH berdasarkan hasil SDKI 2012, jumlah kematian ini tetap harus harus mnedapatkan perhatian. Cakupan komplikasi kebidanan menurut kabupaten atau kota diprovinsi jambi tahun 2019 sebagian besar kabupaten/kota sudah mencapai taget cakupan penanganan komplikasi kebidanan sebesar 82,00%. Cakupan penanganan komplikasi kebidanan provinsi jambi tahun 2019 sebesar 86,97%. Kabupaten dengan capaian terendah adalah kota sungai penuh dengan cakupan sebedar 52,63% (Profil Kesehatan Provinsi jambi 2019). Rata-rata terjadi 114 kasus abortus per jam. Sebagian besar studi menyatakan kejadian abortus antara 15-20 % dari semua kehamilan. Kalau dikaji lebih jauh kejadian abortus sebenarnya bisa mendekati 50%. Hal ini dikarenakan tingginya angka chemical pregnancy loss yang tidak diketahui pada 2-4 minggu setelah konsepsi. Sebagian besar kegagalan kehamilan ini dikarenakan kegagalan gamet, misalnya sperma dan disfungsi oosit (Prawirohardjo, 2014). Abortus merupakan ancaman atau pengeluaran konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar kandungan, dan abortus usia kehamilan yang kurang dari 20 minggu atau berat janin yang kurang dari 500 gram. Abortus inkomplet berarti walaupun janin dikeluarkan sebagian atau seluruh bagian plasenta tertahan. Terjadi perdarahan hebat, walaupun nyeri dapat hilang. Serviks tertutup sebagian kondisi ini lebih cenderung terjadi pada trimester 2 pada kehamilan.Abortus merupakan kegagalan kehamilan sebelum umur 28 minggu atau berat janin kurang dari 1000 gram. Gejala utama abortus adalah sakit perut, perdarahan yang diikuti dengan pengeluaran jaringan hasil konsepsi. Bentuk abortus dibagi menurut terjadinya abortus spontan , abortus provokatus (kriminalis, medisinalis) dan menurut bentuk klinis (abortus imminens, abortus insipiens, abortus



inkomplitus, abortus habitualis, dan abortus infeksiosis. Menurut WHO (World Health Organization) Angka Kematian Ibu (AKI) dilaporkan terdapat 830 wanita meninggal setiap saat karena komplikasi selama masa kehamilan atau persalinan pada tahun 2017, mengurangi resiko kematian ibu global dari 216 per 100.000 kelahiran hidup, pada tahun 2015 menjadi sedikit dari 70 per 100.000 kelahiran hidup, dan target SDG pada tahun 2030 nantinya akan membutuhkan tingkat pengurangan tahunan global pada sekitarnya. Abortus disebabkan oleh 3 faktor, faktor janin, dimana penyebab keguguran adalah kelainan genetik, dan faktor yang paling sering dijumpai pada abortus adalah ganguan pertumbuhan zigot, embrio, janin ataupun plasenta. Faktor genetik, dimana penyebab yang paling sering menimbulkan abortus adalah abnormalitas kromosom pada janin. Faktor imunologi, dimana terdapat antibodikardiolipid yang mengakibatkan pembekuan darah dibelakang ari-ari sehingga mengakibatkan kematian janin karena kurangnya aliran darah ke ari- ari tersebut. Dan abortus dapat dialami oleh semua ibu hamil, dan adapun faktorfaktor resiko meliputi usia dan adanya paritas, dan faktor diatas penyebab lainnya dari abortus yaitu faktor genetic, faktor anatomi, faktor endokrin, faktor infeksi, faktor imunologi, dan faktor psikologi. B. Tujuan 1. Tujuan Umum Melaksanakan Asuhan Kebidanan pada kasus kehamilan Abortus serta dapat menerapkan manajemen asuhan kebidanan secara nyata sesuai standar dan wewenang bidan di RSU Mayjen H.A Thalib Kerinci. 2. Tujuan Khusus a. Melaksanakan Pengumpulan Data pada kasus kehamilan Abortus di RSU Mayjen H.A Thalib Kerinci. b. Melaksanakan Interpretasi data dasar pada kasus kehamilan Abortus di RSU Mayjen H.A Thalib Kerinci. c. Melaksanakan Identifikasi diagnosa/masalah potensial pada kasus kehamilan Abortus di RSU Mayjen H.A Thalib Kerinci.



d. Melaksanakan Identifikasi tindakan segera atau kolaborasi pada kasus kehamilan Abortus di RSU Mayjen H.A Thalib Kerinci. e. Melaksanakan rencana tindakan asuhan kebidanan sesuai dengan kasus kehamilan Abortus di RSU Mayjen H.A Thalib Kerinci. f. Melaksanakan implementasi/tindakan asuhan kebidanan pada kasus kehamilan Abortus di RSU Mayjen H.A Thalib Kerinci. g. Melaksanakan evaluasi tindakan asuhan kebidanan pada kasus kehamilan Abortus di RSU Mayjen H.A Thalib Kerinci.



BAB II TINJAUAN TEORI A. Kehamilan 1. Definisi Kehamilan Definisi kehamilan adalah lama kehamilan yaitu 280 hari atau 40 pekan minggu atau 10 bulan. Ibu termuda yang hamil dan melahirkan adalah linamedina, berumur 4 tahun 8 bulan, ibu tertua yang hamil dan melahirkan berumur 52 tahun. Kehamilan dibagi 3 triwulan : Kehamilan triwulan 1 antara minggu 0-12, kehamilan triwulan 2 antara minggu 12-28, dan kehamilan 3 antara minggu 28-40. Kehamilan merupakan hal yang fisiologis. Namun kehamilan yang normal dapat berubah menjadi patologi. Salah satu asuhan yang dilakukan oleh seorang bidan untuk menapis adanya resiko ini yaitu melakukan pendeteksian dini adanya komplikasi/ penyakit yang mungkin terjadi pada masa



kehamilan



muda



meliputi



perdarahan



pervaginam,



hipertensi



gravidarum maupun nyeri perut bagian bawah. Kehamilan merupakan proses fisiologis yang memberikan perubahan pada ibu maupun lingkungannya. Dengan adanya kehamilan maka seluruh system genitalia wanita mengalami perubahan yang mendasar untuk mendukung perkembangan dan pertumbuhan janin dalam rahim Selama proses kehamilan berlangsung. B. Abortus 1. Pengertian Abortus atau lebih dikenal dengan istilah keguguran adalah pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar rahim. Janin belum mampu hidup di luar rahim, jika beratnya kurang dari 500 g, atau usia kehamilan kurang dari 28 minggu karena pada saat ini proses plasentasi belum selesai. Pada bulan pertama kehamilan yang mengalami abortus, hampir selalu didahului dengan matinya janin dalam Rahim (Manuaba, 2007:683).



2. Etiologi Penyebab keguguran sebagian besar tidak diketahui secara pasti, tetapi beberapa faktor yang berpengaruh adalah : a. Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi dapat menimbulkan kematian janin dan cacat bawaan yang menyebabkan hasil konsepsi dikeluarkan, gangguan pertumbuhan hasil kosepsi dapat terjadi karena: 1) Faktor kromosom: Gangguan terjadi sejak semula pertemuan kromosom, termasuk kromosorn seks. 2) Faktor lingkungan endometritum.Endometrium belurn siap untuk menerima implasi hasil konsepsi.Gizi ibu kurang karena anemia atau terlalu pendek jarak kehamilan. b. Pengaruh luar 1) Infeksi endometrium, endometrium tidak siap menerima hasil konsepsi. 2) Hasil konsepsi terpengaruh oleh obat dan radiasi menyebabkan pertumbuhan hasil konsepsi terganggu. c. Kelainan pada plasenta 1) Infeksi pada plasenta dengan berbagai sebab, sehingga palsenta tidak dapat berfungsi. 2) Gangguan pembuluh darah palsenta, diantaranya pada diabetes melitus. 3) Hipertensi menyebabkan gangguan peredaran darah palsenta sehingga menimbulkan keguguran. d. Penyakit ibu Penyakit ibu dapat secara langsung mempengaruhi pertumbuhan janin dalam kandungan melalui plasenta: 1) Penyakit abdominalis,



infeksi seperti



pneumonia, tifus



malaria, sifilis.



2) Anemia ibu melalui gangguan nutrisi dan peredaran O2 menuju sirkulasi retroplasenter. 3) Penyakit menahun ibu seperti hipertensi, penyakit ginjal, penyakit hati, penyakit diabetes melitus.



e. Kelainan yang terdapat dalam rahim Rahim merupakan tempat tumbuh kembangnya janin dijumpai keadaan abnormal dalam bentuk mioma uteri, uterus arkatus, uterus septus, retrofleksi uteri, serviks inkompeten, bekas operasi pada serviks (konisasi, amputasi serviks), robekan serviks postpartum. f. Faktor antibody autoimun, terutama : Antibody antiphosfolipid : 1) Menimbulkan thrombosis, infrak plasenta, perdarahan 2) Gangguan sirkulasi dan nutrisi menuju janin dan diikuti abortus 3) Antibody anticardiolipin, dalam lupus anticoagulant (LAC) 4) Menghalangi



terbentuknya



jantung



janin



sehingga



akan



menyebabkan abortu 3. Manifestasi Klinis a. Nyeri hebat b. Perdarahan banyak, Perdarahan memanjang, sampai terjadi keadaan anemis. c. Perdarahan mendadak banyak menimbulkan keadaan gawat. d. Sudah terjadi abortus dengan mengeluarkan jaringan tetapi sebagian masih berada di dalam uterus e. Pemeriksaan dalam : 1) Servik masih membuka, mungkin teraba jaringan sisa 2) Perdarahan mungkin bertambah setelah pemeriksaan dalam f. Pembesaran uterus sesuai usia kehamilan g. Tes kehamilan mungkin masih positif akan tetapi kehamilan tidak dapat dipertahankan. h. Terjadi infeksi ditandai dengan suhu tinggi. i. Dapat terjadi degenerasi ganas (kario karsinoma). j. Setelah terjadi abortus dengan pengeluaran jaringan, perdarahan berlangsung terus. k. Sering serviks tetap terbuka karena masih ada benda di dalam rahim yang di anggap corpusglium, maka uterus akan berusaha mengeluarkan dengan mengadakan kontraksi. Tetapi kalau keadaan ini di biarkan lama, serviks akan menutup kembali.



4. Patofisiologi Pada awal abortus terjadi perdarahan dalam desidua basalis kemudian diikuti oleh nekrosis jaringan sekitarnya. Hal tersebut menyebabkan hasil konsepsi terlepas sebagian atau seluruhnya, sehingga merupakan benda asing dalam uterus. Keadaan ini menyebabkan uterus berkontraksi untuk mengeluarkan isinya. Pada kehamilan kurang dari 8 minggu hasil konsepsi itu biasanya dikeluarkan seluruhnya karena villi korialis belum menembus desidua secara mendalam. Pada kehamilan antara 8 sampai 14 minggu villi korialis menembus desidua lebih dalam, sehingga umumnya plasenta tidak dilepaskan sempurna yang dapat menyebabkan banyak perdarahan. Pada kehamilan 14 minggu keatas umumnya yang dikeluarkan setelah ketuban pecah ialah janin, disusul beberapa waktu kemudian plasenta. Perdarahan tidak banyak jika plasenta segera terlepas dengan lengkap. Peristiwa abortus ini menyerupai persalinan dalam bentuk miniature. Hasil konsepsi pada abortus dapat dikeluarkan dalam berbagai bentuk. Ada kalanya kantong amnion kosong atau tampak di dalamnya benda kecil tanpa bentuk yang jelas dan mungkin pula janin telah mati lama. Apabila mudigah yang mati tidak dikeluarkan dalam waktu yang cepat maka ia dapat diliputi oleh lapisan bekuan darah, isi uterus dinamakan mola kruenta. Bentuk ini menjadi mola karnosa apaila pigmen darah telah diserap dan dalam sisanya terjadi organisasi sehingga semuanya tampak seperti daging. Bentuk lain adalah mola tuberose, dalam hal ini amnion tampak berbenjol – benjol karena terjadi hematoma antara amnion dan korion. Pada janin yang telah meninggal dan tidak dikeluarkan dapat terjadi proses mumifikasi diamana janin mengering dan karena cairan amnion berkurang maka ia jadi gepeng (fetus kompressus). Dalam tingkat lebih lanjut ia menjadi tipis seperti kertas perkamen (fetus papiraseus). Kemungkinan lain pada janin mati yang tidak segera dikeluarkan adalah terjadinya maserasi, kulit terkupas, tengkorak menjadi lembek, perut membesar karena terisi cairan dan seluruh janin berwarna kemerah – merahan dan dapat menyebabkan infeksi pada ibu apabila perdarahan yang terjadi sudah berlangsung lama. (Prawirohardjo, 2005).



5. Klasifikasi Klasifikasi abortus digolongkan menjadi 2 yaitu: a. Abortus spontaneous yaitu abortus yang terjadi dengan tidak didahului faktor- faktor mekanis atau medisinalis, tetapi karena faktor alamiah. Aspek klinis abortus spontaneus meliputi: 1) Abortus Imminiens Abortus Imminens adalah peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu, dimana hasil konsepsi masih dalam uterus, dan tanpa adanya dilatasi serviks. Diagnosis abortus imminens ditentukan apabila terjadi perdarahan pervaginam pada paruh pertama kehamilan. Yang pertama kali muncul biasanya adalah perdarahan, dari beberapa jam sampai beberapa hari kemudian terjadi nyeri kram perut. Nyeri abortus mungkin terasa di anterior dan jelas bersifat ritmis, nyeri dapat berupa nyeri punggung bawah yang menetap disertai perasaan tertekan di panggul, atau rasa tidak nyaman atau nyeri tumpul di garis tengah suprapubis. Kadang-kadang terjadi perdarahan ringan selama beberapa minggu. 2) Abortus Insipiens Abortus Insipiens adalah peristiwa perdarahan uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan adanya dilatasi serviks uteri yang meningkat tetapi hasil konsepsi masih dalam uterus. Dalam hal ini rasa mules menjadi lebih sering dan kual perdarahan bertambah. 3) Abortus Inkompletus Pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa tertinggal dalam uterus. Apabila plasenta (seluruhnya atau sebagian) tertahan di uterus, cepat



atau



lambat



akan



terjadi



perdarahan



yang merupakan tanda utama abortus inkompletus. Pada abortus yang lebih lanjut, perdarahan kadang-kadang sedemikian masif sehingga menyebabkan hipovolemia berat.



4) Abortus Kompletus Pada abortus kompletus semua hasil konsepsi sudah dikeluarkan. Pada penderita ditemukan perdarahan sedikit, ostium uteri telah menutup, dan uterus sudah banyak mengecil. Diagnosis dapat dipermudah apabila hasil konsepsi dapat diperiksa dan dapat dinyatakan bahwa semuanya sudah keluar dengan lengkap. 5) Abortus Servikalis Pada abortus servikalis keluarnya hasil konsepsi dari uterus dihalangi oleh ostium uteri eksternum yang tidak membuka, sehingga semuanya terkumpul dalam kanalis servikalis dan serviks uteri menjadi besar, kurang lebih bundar, dengan dinding menipis. Pada pemeriksaan ditemukan serviks membesar dan di atas ostium uteri eksternum teraba jaringan. Terapi terdiri atas dilatasi serviks dengan busi Hegar dan kerokan untuk mengeluarkan hasil konsepsi dari kanalis servikalis. 6) Missed Abortion Missed abortion adalah kematian janin berusia sebelum 20 minggu, tetapi janin yang telah mati itu tidak dikeluarkan selama 8 minggu atau lebih. Etiologi missed abortion tidak diketahui, tetapi diduga pengaruh hormone progesterone. Pemakaian Hormone progesterone pada abortus imminens mungkin juga dapat menyebabkan missed abortion. 7) Abortus Habitualis Abortus habitualis adalah abortus spontan yang terjadi 3 kali atau lebih berturut turut. Pada umumnya penderita tidak sukar menjadi hamil, tetapi kehamilannya berakhir sebelum 28 minggu b. Abortus provokatus (abortus yang sengaja dibuat) yaitu menghentikan kehamilan sebelum janin dapat hidup di luar tubuh ibu. Pada umumnya dianggap bayi belum dapat hidup diluar kandungan apabila kehamilan belum mencapai umur 28 minggu, atau berat badanbayi belum 1000 gram, walaupun terdapat kasus bahwa bayi dibawah 1000 gram dapat terus hidup. Abortus ini terbagi menjadi dua yaitu :



1) Abortus Medisinalis (abortus therepeutika) Abortus medisinalis adalah abortus karena tindakan kita sendiri,



dengan



alasan



bila



kehamilan



dilanjutkan,



dapat



membahayakan jiwa ibu ( berdasarkan indikasi medis). Biasanya perlu mendapat persetujuan dua sampai tiga tim dokter ahli 2) Abortus Kriminalis Abortus kriminlis adalah abortus yang terjadi oleh karena tindakantindakan yang tidak legal atau tidak berdasarkan indikasi medis. C. Konsep Dasar Abortus Imminens 1. Definisi Abortus Imminens Abortus Imminens adalah proses awal dari suatu keguguran, yang ditandai dengan perdarahan pervaginam, sementara ostium uteri eksternum masih tertutup dan janin masih baik (Achadiat, 2010). Abortus Imminens adalah terjadinya perdarahan uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu, janin masih dalam uterus, tanpa adanya dilatasi serviks (Fauziyah, 2012).Abortus Imminens adalah perdarahan pervaginam dan os servikal tertutup (Naylor, 2010). Etiologi Abortus Imminens Pada beberapa bulan pertama kehamilan, ekspulsi hasil konsepsi yang terjadi secara spontan hampir selalu didahului kematian embrio atau janin, namun pada kehamilan beberapa bulan berikutnya, sering janin sebelum ekspulsi masih hidup dalam uterus. Kematian janin sering disebabkan oleh abnormalitas pada ovum atau zigot atau oleh penyakit sistemik pada ibu, dan kadang-kadang mungkin juga disebabkan oleh penyakit dari ayahnya a. Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi. Biasanya menyebabkan abortus pada kehamilan sebelum usia 8minggu. Kelainan hasil konsepsi yang berat dapat menyebabkan kematian mudigah pada kehamilan muda. Faktor yang menyebabkan kelainan ini adalah: 1) Kelainan kromosom, terutama trimosoma dan monosoma X



Abnormalitas embrio atau janin merupakan penyebab paling sering untuk abortus dini dan kejadian ini kerap kali disebabkan oleh cacat kromosom. Kelainan yang sering ditemukan pada abortus spontan adalah trisomi, poliploidi dan kemungkinan pula kelainan kromosom seks. 2) Lingkungan sekitar tempat implantasi kurang sempurna Bila lingkungan di endometrium di sekitar tempat implantasi kurang sempurna sehinga pemberian zat-zat makanan pada hasil konsepsi terganggu.Endometrium belum siap untuk menerima implasi hasil konsepsi.Bisa juga karena gizi ibu kurang karena anemia atau terlalu pendek jarak kehamilan. 3) Pengaruh akibat radiasi, virus, obat-obatan tembakau dan alcohol. Radiasi, virus, obat-obatan, dan sebagainya dapat mempengaruhi baik



hasil



konsepsi



maupun



lingkungan



hidupnya



dalam



uterus.Pengaruh ini umumnya dinamakan pengaruh teratogen. Zat teratogen yang lain misalnya tembakau, alkohol, kafein, dan lainnya. b. Kelainan pada plasenta Endarteritis dapat terjadi dalam vili koriales dan menyebabkan oksigenisasi plasenta terganggu, sehingga menyebabkan gangguan pertumbuhan dan kematian janin.Keadaan ini biasa terjadi sejak kehamilan muda misalnya karena hipertensi menahun.Infeksi pada plasenta dengan berbagai sebab, sehingga palsenta tidak dapat berfungsi.Gangguan pembuluh darah plasenta, diantaranya pada diabetes melitus. Hipertensi menyebabkan gangguan peredaran darah palsenta sehingga menimbulkan keguguran. c. Faktor maternal Penyakit-penyakit maternal dan penggunaan obat: penyakit menyangkut infeksi virus akut, panas tinggi dan inokulasi, misalnya pada vaksinasi terhadap penyakit cacar. nefritis kronis dan gagal jantung dapat mengakibatkan anoksia janin. Kesalahan pada metabolisme asam folat yang diperlukan untuk perkembangan janin akan mengakibatkan kematian janin. Obat-obat tertentu, khususnya preparat sitotoksik akan mengganggu proses normal pembelahan sel yang cepat. Prostaglandin akan menyebabkan abortus dengan merangsang kontraksi



uterus. Penyakit infeksi dapat menyebabkan abortus yaitu pneumonia, tifus abdominalis, pielonefritis, malaria, dan lainnya.Toksin, bakteri, virus, atau plasmodium dapat melalui plasenta masuk ke janin, sehingga menyebabkan kematian janin, kemudian terjadi abortus. Kelainan endokrin misalnya diabetes mellitus, berkaitan dengan derajat kontrol metabolik pada trimester pertama.selain itu juga hipotiroidisme dapat meningkatkan resiko terjadinya abortus, dimana autoantibodi tiroid menyebabkan peningkatan insidensi abortus walaupun tidak terjadi hipotiroidism yang nyata. d. Kelainan traktus genetalia Abnoramalitas uterus yang mengakibatkan kalinan kavum uteri atau halangan terhadap pertumbuhan dan pembesaran uterus, misalnya fibroid, malformasi kongenital, prolapsus atau retroversio uteri.Kerusakan pada servik akibat robekan yang dalam pada saat melahirkan atau akibat tindakan pembedahan (dilatasi, amputasi). Rahim merupakan tempat tumbuh kembangnya janin dijumpai keadaan abnormal dalam bentuk mioma uteri, uterus arkatus, uterus septus, retrofleksi uteri, serviks inkompeten, bekas operasi pada serviks (konisasi, amputasi serviks), robekan serviks postpartum. e. Trauma Biasanya jika terjadi langsung pada kavum uteri.Hubungan seksual khususnya kalau terjadi orgasme, dapat menyebabkan abortus pada wanita dengan riwayat keguguran yang berkali-kali. f. Faktor-faktor hormonal. Misalnya penurunan sekresi progesteron diperkirakan sebagai penyebab terjadinya abortus pada usia kehamilan 10 sampai 12 minggu, yaitu saat plasenta mengambil alih funngsi korpus luteum dalam produksi hormon. g. Sebab-sebab psikosomatik. Stress dan emosi yang kat diketahui dapat mempengaruhi fungsi uterus lewat hipotalamus-hipofise.



2. Patofisiologi



3. Manifestasi Klinis a. Tanda dan gejala secara umum pada abortus imminen adalah: Terlambat haid atau amenorhe kurang dari 20 minggu b. Pada pemeriksaan fisik : keadaan umum tampak lemah kesadaran menurun, tekanan darah normal atau menurun, denyut nadi normal atau cepat dan kecil, suhu badan normal atau meningkat c. Perdarahan pervagina mungkin disertai dengan keluarnya jaringan hasil konsepsi d. Rasa mulas atau kram perut, didaerah atas simfisis, sering nyeri pingang akibat kontraksi uterus e. Pemeriksaan ginekologi: 1)



Inspeksi Vulva : perdarahan pervagina ada atau tidak jaringan hasil



konsepsi, tercium bau busuk dari vulva 2)



Inspekulo : perdarahan dari cavum uteri, osteum uteri terbuka atau sudah tertutup, ada atau tidak jaringan keluar dari ostium, ada atau tidak cairan atau jaringan berbau busuk dari ostium



3)



Colok vagina : porsio masih terbuka atau sudah tertutup, teraba atau tidak jaringan dalam cavum uteri, besar uterus sesuai atau lebih kecil dari usia kehamilan, tidak nyeri saat porsio digoyang, tidak nyeri pada perabaan adneksa, cavum douglas tidak menonjol dan tidak nyeri



4)



Hasil pemeriksaan kehamilan masih positif.



f. Terdapat keterlambatan datang bulan g. Terdapatnya perdarahan, disertai sakit perut (mules) h. Pada pemeriksaan dijumpai besarnya rahim sama dengan umur kehamilan dan terjadi kontraksi otot rahim. i.



Hasil pemeriksaan dalam terdapat perdarahan dari kanalis servikalis, kanalis servikalis masih tertutup, dapat dirasakan kontraksi otot rahim.



j.



Hasil pemeriksaan tes hamil masih positif (Manuaba IGB, : 2009).



4. Pemeriksaan Penunjang a. Test HCG Urine Indikator kehamilan Positif. Positif bila janin masih hidup, bahkan 2-3 minggu setelah abortus b. Pemeriksaaan Doppler atau USG untuk menentukan apakah janin masih hidup c. Kadar Hemoglobin Status Hemodinamika Penurunan (< 10 mg%) dan Pemeriksaan kadar fibrinogen darah pada missed abortion d. Kadar Sdp Resiko Infeksi Meningkat (>10.000 U/dl) e. Kultur Kuman spesifik ditemukan kuman. 5. Komplikasi Komplikasi yang sering terjadi pada ibu dengan abortus imminens adalah sebagai berikut :



a. Perdarahan Perdarahan dapat diatasi denga pengosongan uterus dari sisa-sisa hasil konsepsi dan jika perlInfeksiu pemberian transpusi darah, Kematian karena perdarahan dapatb terjadi apabila pertolongan tidak diberikan pada waktunya. b. Perforasi Perforasi uterus pada kerokan dapat terjadi terutama pada uterus dalam posisi hiperretrofleksi.Jika terjadi peristiwa ini pendrita perlu diamati dengan teliti.Jika ada tanda bahaya, perlu segera dilakukan laparotomi, dan tergantung dari luas dan bentuk perforasi. c. Infeksi Keguguran disertai infeksi berat dengan penyebaran kuman atau toksinnya ke dalam peredaran darah atau peritonium. d. Syok Syok pada abortus bisa terjadi karena pendarahan (syok Hemoragik) dan karena infeksi berat (syok endoseptik). 6. Penatalaksanaan Abortus Imminens a. Istirahat baring agar aliran darah ke uterus bertambah dan rangsangan mekanik berkurang. b. Periksa denyut nadi dan suhu badan dua kali sehari bila klien tidak panas dan tiap empat bila pasien panas. c. Tes kehamilan dapat dilakukan bila hasil negative, mungkin janin sudah mati, periksa USG untuk menentukan apakah janin masih hidup. d. Berikan obat penenang, biasanya Fenobarbital 3x30mg, berikan Preparat Hemafinik misalnya Sulfas Ferosus 600-1000mg. e. Diet tinggi protein dan tambahan vitamin C. f. Bersihkan vulva minimal 2x sehari dengan cairan anti septik untuk mencegah infeksi terutama saat masih mengeluarkan cairan cokelat. 7. Penatalaksanaan Medik Abortus Imminens a. Tirah baring b. Pemberian hormone progesterone, sebelumnya dipastikan dulu karena



adanya kekurangan hormone progesterone c. USG: Penentuan kondisi janin d. Pemeriksaan lanjut untuk mncari penyebab abortus. Perhatikan juga involusi uterus dan kadar B-Hcg 1-2 bulan kemudian e. Pasien dianjurkan jangan hamil dulu selama 3 bulan kemudian (jika perlu, anjurkan pemakaian kontrasepsi kondom atau pil.



BAB III TINJAUAN KASUS ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN PADA NY. F G2 P1 A0 AH0 USIA KEHAMILAN 10-11 MINGGU DENGAN ABORTUS IMMINIENS



Tempat praktek



: RSU Mayjen H.A Thalib



Nama Mahasiswa : -



Nomor MR



:-



No.Absen



Masuk RS.H/Tgl/Jam : Senin/19.40/31-05-2021 Keterampilan ke



::-



1. Pengkajian data 1. Identitas ISTRI



SUAMI



Nama



: Ny. F



: Tn. M



Umur



: 32 Tahun



: 42 Tahun



Agama



: Islam



: Islam



Suku/Bangsa



: Melayu/Indonesia



: Melayu /Indonesia



Pendidikan



: S1



: SMA



Pekerjaan



: Honorer



: Tani



Alamat



: Koto Baru



: Koto Baru



2. Anamnesia (Data Subjektif) a. Alasan Datang



: Memeriksakan kehamilan



Keluhan Utama : Keluar darah dari kemaluan sejak 3 hari yang Lalu b. Riwayat Perkawinan Kawin



: 1 kali



Menikah pada umur : 26 Tahun Lamanya



: 6 Tahun.



c. Riwayat Haid Menarche Umur



: 14 tahun,



Cyclus



: 28 hari



HPHT



: 21-03-2021



TP



: 28-12-2021



Teratur/tidak



:Teratur



Sakit/tidak



:Tidak



Lamanya



:7 hari



Sifat Darah



: Encer



Bau



: Khas



Flour Albus



: Tidak ada



d. Riwayat Obstetri : G2 P1 A0 AH0 NO



Usia



Proses



BAYI



Kehamilan



Persalinan



BB



NIFAS JK



/Penolong 1



Aterm



Normal/bi



Hidup/



Pendarahan



Mati 2.800 g



L



Mati



Penyulit Lain



-



dan 2



Ket



Ini



e. Kontrasepsi Terakhir • Alat/Cara



: Tidak ada



• Mulai Pakai



: Tidak ada



• Berhenti



: Tidak ada



• Alasan



: Tidak ada AH



f. Riwayat Kesehatan Ibu • Penyakit yang diderita ibu



: Tidak ada



• Penyakit menular yang diderita ibu



: Tidak ada



g. Riwayat kesehatan keluarga • Penyakit yang menurun



: Tidak ada



• Penyakit yang menular



: Tidak ada



• Gangguan Mental



: Tidak ada



Operasi



: Tidak ada



-



h. Riwayat Kehamilan Sekarang 1. Selama hamil ibu periksa di



: Bidan



2. Mulai periksa UK



: 4 Minggu



3. Frekuensi



: TMT I



:1



TMT II



:-



TMT III



:-



Jumlah



:1



4. Kapan mulai merasakan pergerakan anak pertama kali : Belum merasakan 5. Pergerakan fetus dalam 24 jam terakhir: Belum ada 6. Imunisasi T.T (tanggal)



: Belum dilakukan



7. Obat yang diminum



: Tidak ada



8. Jamu yang di minum



: Tidak ada



9. Keluhan/Masalah/Keadaan yang dirasakan IBU TMT Lalu : TMT



Keluhan/Keadaan



Tindakan



Oleh



I



Mual muntah



Obat anti mual



bidan



muntah II III



i. Pola Kebutuhan Sehari-hari 1) Nutrisi •



Porsi makan perhari



: Sedang







Frekuensi makan



: 3 x sehari







Jenis makanan



: Nasi, Lauk pauk, sayur,buah







Makanan Pantangan



: Tidak ada







Perubahan pola makan 1. Nafsu makan



: Bertambah



2. Ngidam



: Tidak Ada



Ket



2) Eliminasi a. BAK •



Frekuensi



: ± 5x sehari







Warna



: Kuning jernih







Keluhan



: Tidak ada



b. BAB •



Frekuensi



: 1 x sehari







Sifat



: Lunak







Warna



: Kuning







Keluhan



: Tidak ada



3) Istirahat a. Siang



: 1 jam



b. Malam



: 7 Jam



c. Keluhan



: Tidak ada



4) Aktifitas Sehari-hari Keluhan



: Memasak, menyapu : tidak ada



5) Personal Hygiene` a. Kebiasaan membersihkan alat kelamin : Mandi, setiap kali BAK/BAB b. Kebiasaan mengganti pakaian dalam :Sesudah mandi c. Kebiasaan ibu mandi



: 2 x sehari



d. Jenis bahan pakaian yang dipakai



: Kaos, Katun



6) Aktifitas seksual Frekuensi



: Tidak ada



Keluhan



: Tidak ada



j. Data Psikososial, Spiritual •



Tanggapan ibu terhadap keadaan dirinya



: Menerima







Tanggapan ibu terhadap kehamilan



: Bahagia







Ketaatan ibu beribadah



: Taat







Coping/pemecahan masalah dari ibu



: Berdoa dan



cerita dengan ortu/suami k. Sumber informasi mengenai kehamilan



: Orangtua



l. Lingkungan yang berpengaruh 1. Ibu tinggal dengan siapa : Suami dan ortu 2. Hewan Peliharaan : Dalam Rumah/Luar Rumah •



Kucing



: Tidak ada







Kambing



: Tidak ada







Burung



: Tidak ada







Dan lain-lain, sebutkan



: Tidak ada



m. Hubungan sosial ibu dengan mertua, orang tua, anggota keluarga yang lain : Baik. n. Penentu Pengambil Keputusan •



Dalam Keluarga



: Suami







Untuk Akses Transportasi



: Motor



o. Jumlah Penghasilan Keluarga



: > Rp1.000.000.00,-



p. Yang menanggung biaya ANC dan Persalinan : Suami 3. Data Obyektif a. Pemeriksaan Umum •



Kesadaran



: Compos Mentis







TB



: 140 Cm







BB sebelum hamil



: 35 Kg







BB sekarang



: 37 Kg







LILA



: 20 Cm







TD



: 80/70 mmHg







Suhu



: 36,5˚C







Nadi



: 79 x /i







Pernafasan



: 17 x /i



b. Pemeriksaan Khusus (Obstetri) 1. Inspeksi Kepala



: Distribusi rambut merata, tidak ada ketombe, tidak ada lesi



Muka



: Pucat (+), oedema (-), tidak ada cloasma gravidarum.



: Konjungtiva merah muda , skelera



Mata



tdk ikterik, palvebra tidak oedema. : Bersih, tidak ada sariawan, tidak ada



Mulut/gigi



caries pada gigi, lidah kering. : Tidak ada pembengkakan Kelenjar



Leher



tyroid/Kelenjar limfe , Tidak ada pembendungan Vena jugularis. : Simetris, Tidak ada massa, Papila



Mammae



menonjol, Areola menghitam : Tidak ada lesi, tidak ada striae, tidak



Perut



ada Bekas OP Punggung/Pinggang



: Tidak ada nyeri ketuk : Tidak ada varises, tidak ada oedema,



Vulva



nampak pengeluaran darah dari vagina : Tidak ada hemoroid



Anus



: Tidak oedema, tidak varises,



Kaki



2. Palpasi Leopold I



: Tidak dilakukan pemeriksaan



Leopold II



: Tidak dilakukan pemeriksaan



Leopold III



: Tidak dilakukan pemeriksaan



Leopold IV



: Tidak dilakukan pemeriksaan



Mc. Donald



: Tidak dilakukan pemeriksaan



TBJ



: Tidak dilakukan pemeriksaan



3. Auskultasi



: ( Djj Belum terdengar)



4. Perkusi Reflek Patella Ka/Ki



: (+) ka/ki



5. Ukuran Panggul Luar a. Distansia Spinarum



: Tidak dilakukan



b. Distansia Cristarum



: Tidak dilakukan



c. Distansia Bondelague



: Tidak dilakukan



d. Lingkar Panggul



: Tidak dilakukan



Periksa dalam (kalau perlu)



: Tidak dilakukan



In Spekulo (kalau perlu)



: Tidak dilakukan



4. Pemeriksaan Penunjang Laboratorium Darah •



HB







Golongan Darah : -







Rapid test



: 12,9 gram/%



: (-)



Pemeriksaan ultrasonografi (USG), pukul 12:00 WIB Hasil USG: Kesan sisa jaringan



II. INTERPRETASI DATA DASAR S



: - Ibu mengatakan masuk ruangan kebidanan jam 19.40 WIB - Ibu mengatakan keluar darah dari kemaluan sejak 3 hari yang Lalu dan baru periksa tadi sore ke dokter SPoG - Ibu mengatakan hamil anak ke 2 - Ibu mengatakan HPHT 21-03-2021



O



: Kesadaran : Compos Mentis TTV :TD : 80/70 mmhg S



: 36.5 ºC



N



:79 x/i



Rr :17 x/i Hasil USG : Kesan sisa jaringan Diagnosa



: Ny. F G2P1A0AH0 gravida 10-11 minggu, janin intra Uterin dengan Abortus Imminiens.



Masalah



: Ibu merasa cemas, lemas dan takut kehilangan janinnya



Kebutuhan



: - Informasi tentang keadaan ibu - Kebutuhan tentang cara mengatasi masalah ibu - Kebutuhan tentang terapi dan bedres total - Kolaborasi dengan dokter SPoG



III. MENGIDENTIFIKASI DX/MASALAH POTENSIAL Potensial terjadi abortus inkomplit atau komplit IV. IDENTIFIKASI TINDAKAN SEGERA -



Kolaborasi Dengan Dr.SpoG



-



Pemasangan infus



V. RENCANA TINDAKAN 1. Informasikan keadaan ibu 2. Informasikan tentang cara mengatasi masalah ibu 3. Kolaborasi dengan dr.SpoG VI. IMPLEMENTASI 1. Memberitahu keadaan ibu melalui hasil pemeriksaan TTV : TD : 80/70 mmhg



S



: 36,5 ºC



N : 79 x/i Rr : 17 x/i 2. Memberitahu ibu tentang cara mengatasi masalah ibu. a. Anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup. b. Anjurkan ibu untuk tidak melakukan aktifitas yang terlalu berat. c. Anjurkan ibu mengkonsumsi makanan yang bergizi dengan menu seimbang. 3. Melakukan kolaborasi dengan dr.Spog a. Cairan infus Ecosol-RL b. Preabor 2x1 c. Folamil 1x1 d. Anjurkan ibu untuk istirahat diatas tempat tidur jika ibu ingin BAB & BAK anjurkan keluarga untuk membantu ke kamar mandi. VII. EVALUASI 1. Ibu telah mengetahui tentang keadaan 2. Ibu sudah mengerti cara mengatasi masalahnya. 3. Cairan infus Ecosol-RL telah terpasang dan obat Oral telah diberikan.



TABEL EVALUASI



NO HARI/TANGGAL



1.



DIAGNOSA



CATATAN



KEBIDANAN



PERKEMBANGAN



Selasa/



G2P1A0AH0



S:



01 Juni 2021



Gravida 10-11



-



Sift pagi



minggu janin intra uterin



Ibu mengatakan masih merasa lemas



-



Ibu mengatakan



dengan Abortus



perdarahan mengalir



Imminiens.



disertai nyeri O: K/U : Sedang TD : 100/70 mmhg S



:36,7 °C



N



:80 x/i



Rr : 20 x/i OS. USG : Abortus Inkomplit Perdarahan Stosel (+)



A: G2P1A0AH0 Gravida 10-11 minggu janin intra uterin dengan Abortus Inkomplit.



P: Terapi Lanjut -



Mengontrol K/U dan TTV



TTD



-



OS rencana curetage jam 15.00 WIB



-



Preabor 2x1 jam 09.30 WIB sudah diberikan



-



Folamil 1x1 jam 21.30 WIB



-



IUFD drip oxytocin 1 Amp



2.



Selasa/



G2P1A0AH0



S:



01 Juni 2021



Gravida 10-11



-



Sift Sore



minggu janin intra uterin



Ibu masih sedikit lemas.



-



Ibu mengatakan



dengan Abortus



perdarahan mengalir



Inkomplit.



disertai nyeri



O: K/U : Sedang TD : 100/70 mmhg S



:36,5 °C



N



:84 x/i



Rr : 22 x/i



A: G2P1A0AH0 Gravida 10-11 minggu janin intra uterin dengan Abortus Inkomplit.



P: Terapi Lanjut



-



Mengontrol K/U dan TTV



Jam 15.00 WIB -



OS telah selesai curetage jam 15.00 WIB



-



IUFD drip oxytocin 1 Amp



3.



Selasa/



G2P1A1AH0



S:



01 Juni 2021



Ibu Post



-



Sift Malam



Curretage 5 jam



Ibu mengatakan curetage jam 15.00 WIB



-



Ibu masih sedikit lemas.



O: K/U : Sedang TD : 110/80 mmhg S



: 36,5 °C



N



: 80 x/i



Rr : 20 x/ -



OS Post Curetage jam 15.00 WIB



-



Kontraksi uterus baik



-



Perdarahan biasa



A: G2P1A1AH0 Ibu Post Curretage 5 jam



P: Terapi Lanjut -



Mengontrol K/U dan TTV



-



Amoxicillin 2x1



-



Asam mefenamat 2x1



-



4.



Vitamin 2x1



Rabu/



G2P1A1AH0



S:



02 Juni 2021



Ibu Post



-



Sift Pagi



Curretage hari ke-



keadaannya sudah



2



mulai membaik



Ibu mengatakan



O: K/U : Baik TD : 110/80 mmhg S



:36,5 °C



N



:80 x/i



Rr : 20 x/i -



Kontraksi uterus baik



-



Perdarahan biasa



A: G2P1A1AH0 Ibu Post Curretage hari ke-2



P: -



Intervensi dihentikan



-



Pasien dalam



keadaan baik -



Pasien rencana pulang



-



Mengontrol K/U dan TTV



BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Pengkajian pertama dilakukan pada tanggal 31 Mei 2021, Setelah melakukan pengkajian, penulis melaksanakan asuhan kebidanan pada pasien dengan Abortus Imminiens di Ruang KB Rawatan di RSU Mayjen H.A Thalib Kerinci, maka dapat diambil kesimpulan : 1. Abortus atau lebih dikenal dengan istilah keguguran adalah pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar rahim. Abortus Imminens ialah terjadinya pendarahan dari uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan atau tanpa kontraksi uterus yang nyata dengan hasil konsepsi dalam uterus dan tanpa adanya dilatasi servik uteri (Manuaba, 2007) 2. Pengkajian pada Ny. F dengan Abortus Imminiens dilakukan secara komprehensif dengan cara wawancara (interview), pengamatan (observasi), pemeriksaan fisik dan study dokumentasi dengan mempelajari status-status pasien dan data lain seperti rekam medik. 3. Dari hasil pengkajian pada Ny. F dengan Abortus Imminiens didapatkan data pasien mengatakan mengalami pengeluaran darah dari kemaluan sejak 3 hari yang lalu, lemas, pasien mengatakan takut kehilangan bayinya, cemas, gelisah, Hb : 12,9 gr/dl. 4. Diagnosa yang didapatkan pada Ny. R adalah beresiko tinggi untuk mengalami Abortus Inkomplit atau Komplit. 5. Pelaksanaan yang telah diberikan pada Ny. F



dengan Abortus Imminiens



dilakukan secara dependent, independent dan kolaboratif untuk mencapai hasil yang optimal. 6. Berdasarkan hasil evaluasi yang penulis lakukan selama pelaksanaan asuhan kebidanan pada Ny. F dengan Abortus Imminiens setelah dilakukan pemantauan akhirnya pasien dilakukan Curetage karena beralih menjadi Abortus Inkomplit setalah dilakukan tindakan tersebut dapat dilihat



keberhasilan seperti tanda-tanda vital dalam batas normal, perdarahan yang keluar normal, pasien kelihatan tenang. 7. Semua tindakan kebidanan yang dilakukan, didokumentasikan pada status pasien. Setelah dilakukan pengkajian faktor penyebab terjadinya abortus dari Ny. F yaitu didapatkan bahwa ibu riwayat abortus sebelumnya yang dapat memungkinkan terjadi abortus untuk kehamilan selanjutnya, paritas lebih dari 2 tetapi tidak ada anak hidup. Sesuai dengan penelitian Septia, dkk, 2019 tentang Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Abortus di RSU Mitra Medika Tanjung Mulia Medan Tahun 2019 bahwa ada hubungan umur, pekerjaan, paritas, riwayat abortus ibu hamil dengan kejadian abortus dan tidak ada hubungan kegagalan kontrasepsi ibu hamil dengan kejadian abortus di RSU Mitra Medika Tanjung Mulia Medan Tahun 2019. B. Saran 1. Pasien Jika ibu berkeinginan hamil lagi setelah ini diharapkan ibu dapat berhatihati selama masa kehamilannya karena awal-awal kehamilan biasanya rentan terjadi abortus untuk itu ibu harus selalu menjaga dirinya dengan tidak bekerja terlalu berat serta nutrisi ibu harus terpenuhi. 2. RSU Mayjen H.A Thalib Kerinci Sebagai bahan informasi dan masukan bagi RSU Mayjen H.A Thalib Kerinci 3. Mahasiswa Universitas Fort De Kock Mahasiswa dapat menerapkan teori yang didapat dari pendidikan dan langsung di terapkan secara nyata di masyarakat dan merupakan bahan pembelajaran, sumber pengetahuan dan pengalaman bagi penulis dalam menangani kehamilan dengan kejadian Abortus.



DAFTAR PUSTAKA



John P. Comstock dan Alan J. Garber. 2011. Ketonuria. Metode klinis: Sejarah, Fisika,



dan Laboratorium Pemeriksaan. 3rd edition. New York:



Macmillan Septia, dkk. (2019). Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Abortus di RSU Mitra Medika Tanjung Mulia Medan Tahun 2019 Siregar, dkk. (2018). Hubungan Kadar Hemoglobin Dengan Kejadian Abortus di RSUD Raden Mattaher Provinsi Jambi tahun 2018 Manuaba, dkk. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC. Manuaba, IAC. 2014. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC. Margareth, ZH. 2013. Kehamilan, Persalinan dan Nifas. Yogyakarta: Nuha Medika. Profil Kesehatan Indonesia tahun 2019 Profil Kesehatan Jambi tahun 2019 Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Prawirohardjo, Sarwono. 2014. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina PustakaSarwono Prawirohardjo. Rahmawati, N.E. 2011. Ilmu Praktis Kebidanan. Surabaya: Victory Inti Cipta. Varney, H. 2007. Asuhan Kebidanan. Jakarta: EGC. Wiknjosastro, H. 2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka SarwonoPrawirohardjo. http://repositori.uin-alauddin.ac.id/3661/1/Eka%20suryaningrat.pdf