Laporan Kasus - Keterlambatan Bicara [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Laporan Kasus



GANGGUAN BICARA DAN BAHASA



Disusun oleh: Tasya Lianda Sari, S.Ked



04054822022111



Yuriza Martanisa, S.Ked



04084822124086



Pembimbing: dr. Rismarini, SpA(K)



BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK RUMAH SAKIT UMUM PUSAT DR. MOHAMMAD HOESIN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2021



HALAMAN PENGESAHAN Laporan Kasus Topik SPEECH AND LANGUAGE DELAY Oleh Tasya Lianda Sari, S.Ked



04054822022111



Yuriza Martanisa, S.Ked



04084822124086



Pembimbing dr. Rismarini, SpA(K)



Telah diterima dan disetujui sebagai salah satu syarat dalam mengikuti Kepaniteraan Klinik di Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Univesitas Sriwijaya / Rumah Sakit Mohammad Hoesin Palembang periode 19 April – 23 Mei 2021



Palembang, April 2021 Pembimbing,



dr. Rismarini, SpA(K)



2



KATA PENGANTAR Segala puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kasus dengan topik “Gangguan Bicara dan Bahasa”. Di kesempatan ini penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dr. Rismarini, SpA(K) selaku pembimbing yang telah membantu dalam penyelesaian laporan kasus ini. Laporan kasus ini merupakan salah satu syarat dalam mengikuti kepaniteraan klinik di Departemen Ilmu Kesehatan Anak FK UNSRI-RSUP Dr. Moh. Hoesin Palembang. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman, dan semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan kasus ini, sehingga laporan kasus ini dapat diselesaikan oleh penulis. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan kasus ini masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, segala saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Demikianlah penulisan laporan ini, semoga dapat bermanfaat bagi semua pihak.



Palembang, April 2021



Penulis



3



DAFTAR ISI Halaman Judul..................................................................................................i Halaman Pengesahan........................................................................................ii Kata Pengantar..................................................................................................iii Daftar Isi...........................................................................................................iv BAB I Pendahuluan..........................................................................................1 BAB II Status Pasien........................................................................................2 BAB III Tinjauan Pustaka................................................................................18 3.1. Perkembangan Bicara dan Bahasa....................................................18 3.2. Gangguan Bicara dan Bahasa...........................................................18 3.2.1 Definisi.........................................................................................18 3.2.2 Epidemiologi................................................................................19 3.2.3 Etiologi.........................................................................................20 3.2.4 Manifestasi Klinis........................................................................24 3.2.5 Diagnosis dan Algoritma Penegakan Diagnosis..........................27 3.2.6 Diagnosis Banding, tatalaksana, dan prognosis...........................30 3.2.7 Pencegahan..................................................................................33 3.28 SKDI.............................................................................................34 BAB IV Analisis Kasus....................................................................................36 Daftar Pustaka...................................................................................................38



4



BAB I PENDAHULUAN Salah satu penyebab gangguan perkembangan yang paling sering ditemukan pada anak adalah keterlambatan bicara. 1 Dikatakan sebuah keterlambatan apabila ketika seorang anak tidak dapat mencapai tahap perkembangan normal pada usia yang diharapkan. Salah satu penelitian menyebutkan bahwa keterlambatan bicara dan bahasa yang tidak ditatalaksana akan menetap pada 40-60% anak dan berisiko lebih tinggi untuk memiliki masalah sosial, emosional, perilaku, dan kognitif dimasa yang akan mendatang dibandingkan dengan anak yang tidak memiliki keterlambatan bicara.2 Berdasarkan data dari WHO tahun 2015, gangguan perkembangan pada sektor bicara dan bahasa pada anak yaitu sebesar 4-5%. Angka kejadian keterlambatan bicara yang dilaporkan pada anak adalah sebesar 0,9% terjadi pada anak dibawah usia 5 tahun dan 1,94% pada anak yang berusia 5-14 tahun. 3 Berdasarkan data yang diperoleh dari IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia), keterlambatan bicara dialami sebesar 5-8% anak usia prasekolah. Pada penelitian yang dilakukan di Departemen Rehabilitas Medik RSCM, terdapat 10,13% anak terdiagnosis terlambat bicara dan Bahasa.1 Penyebab keterlambatan bicara pada anak dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor seperti adanya gangguan pendengaran, kelainan organ bicara, retradasi mental,



kelainan genetik atau kromosom, kelainan organik,



keterlambatan fungsional, serta faktor dari lingkungan seperti status ekonomi sosial, sikap orang tua, dan pola asuh orang tua.4 Perkembangan bicara dan bahasa pada anak sangatlah penting. Oleh karena itu, penulisan laporan ini diharapkan dapat menjadi salah satu referensi untuk mendiagnosis keterlambatan bicara pada anak serta melakukan tatalaksana yang cepat dan tepat.



5



BAB II STATUS PEDIATRIK A.



IDENTIFIKASI Nama



: An. FZP



Tanggal Lahir



: Palembang, 11 Februari 2020



Umur



: 1 tahun 2 bulan



Jenis Kelamin



: Perempuan



Agama



: Islam



Alamat



: Jl. H.B.R. Motik omp. Kelapa Indah Blok F-23



Nama Ayah



: Tn. RA



Pekerjaan



:



Pendidikan



: S1



Nama Ibu



: Ny. HMM



Pekerjaan



: Dosen



Pendidikan



: S2



B. ANAMNESIS 1.



Anamnesis (Alloanamnesis) Alloanamnesis dilakukan dengan ibu pasien pada hari Senin, 26 April 2021 di poliklinik tumbuh kembang dan pediatrik sosial RSMH. Keluhan Utama



: Baru bisa bicara Ca-ca



Keluhan Tambahan



: Tidak ada



Riwayat Penyakit Sekarang Ibu pasien mengeluh anaknya belum bisa berbicara dengan jelas. Anak baru bisa mengatakan “ca-ca” dari usia 11 bulan. Perkataan caca tidak spesifik jika menginginkan sesuatu. Anak sudah bisa berjalan dan berlari. Jika diperintah dengan menunjuk, anak merespon. Saat dipanggil namanya anak menoleh. Gerakan berulang tidak ada, gangguan tidur tidak ada, kesulitan menyusu menurut ibu tidak ada, namun …



6



Riwayat kejang tidak ada, riwayat trauma tidak ada, anak belum mendapat imunisasi BCG karena kondisi pandemi covid-19. Riwayat berobat sebelumnya tidak ada. Jika menginginkan sesuatu, pasien menunjuk dan mengeluarkan suara seperti “aa..aa”. Orang tua baru sadar anaknya terlambat bicara saat usia 1 tahun. Pasien belum bisa membentuk suatu kalimat. Jika diputarkan lagu yang memiliki gerakan, pasien bisa menirukan gerakannya namun tidak ikut bernyanyi dan tidak bisa mengucapkan lirik atau kata-katanya. Sekarang, pasien hanya bisa babbling “ma...ma, ba..ba” pertama kali pada usia 12 bulan, terkadang hanya isyarat dan hanya menjerit-jerit. Pasien jika diminta untuk menirukan suatu kata pasien tidak mengikuti. Pasien belum bisa memanggil orang tuanya dengan sebutan ibu atau ummi. Pasien jika mendengar suara pesawat langsung keluar. Pasien makan masih disuapi oleh ibunya, belum bisa menggosok gigi sendiri, dan belum bisa memakai maupun melepas baju sendiri. Pasien bisa berlari, melompat, naik dan turun tangga, serta melempar bola. Pasien juga bisa menyusun balok >6 secara vertikal, bisa menendang bola dan mencoret-coret. Pasien berteriak bila marah atau saat tidak suka. Pasien sering menangis seperti merengek-rengek selama ±5 menit, kadang setiap hari, namun tidak terus menerus hanya sekali-sekali. Pasien jika bertemu teman hanya saling pandang saja, lalu pasien main sendiri. Pasien bisa bermain pura-pura seperti main kuda-kudaan. Pasien susah menoleh bila dipanggil namanya, jika hanya dipanggil sekali pasien tidak menoleh, namun jika dipanggil berkali-kali pasien menoleh karena pasien sibuk sendiri. Pasien diasuh oleh ibunya sendiri. Sejak usia 7 bulan, pasien bermain atau menonton game di HP dan usia 1 tahun menonton TV dengan durasi gabungan +10 jam per hari, terkadang pasien hanya bermain hp dan menonton TV dari bangun tidur pagi hingga tidur malam atau dari pagi hingga sore. Pasien lebih sering bermain HP



7



dibandingkan menonton TV. Pasien dibawa berobat ke klinik di Talang Kelapa dan konsul ke Rumah Sakit Umum Ar-Rasyid dan dicurigai mengalami speech delay atau keterlambatan bicara. Lalu, pasien dirujuk ke poliklinik Anak divisi Tumbuh Kembang RSMH Palembang.



Riwayat Sebelum Masuk Rumah Sakit 1. Riwayat Kehamilan dan Kelahiran Masa kehamilan



: Hamil 34 minggu



Partus



: G2P2A0, normal pervaginam



Tempat



: Di Rumah Sakit Siti Hawa Padang



Ditolong oleh



: dokter Sp.OG



Tanggal



: 11 Februari 2020



BB



: 2400 gram



PB



: 47 cm



Lingkar kepala



:-



IMT



: 8,15 kg/cm2



Lila



:-



Kehamilan: Ibu rutin kontrol kehamilan setiap bulan ke Sp.OG. Riwayat darah tinggi, kencing manis, hipertensi, asma, stress saat hamil, konsumsi obat kejang saat hamil disangkal. Obat yang dikonsumsi selama hamil hanya obat maag serta mengkonsumsi vitamin. Riwayat merokok dan minum alkohol saat hamil disangkal. Memelihara hewan berbulu seperti kucing (-) Kesan: Riwayat prenatal baik. Persalinan : Bayi laki-laki lahir dari ibu G2P2A0 hamil 34 minggu lahir secara spontan pervaginam ditolong oleh dokter spesialis obgyn. Anak lahir langsung menangis. Berat badan lahir 2400 gram, panjang badan



8



lahir 47 cm, lingkar kepala tidak diketahui, APGAR score tidak diketahui. Injeksi vitamin K (-). Kesan : Neonatus cukup bulan dan baik. 2. Riwayat Makanan Umur



Makanan



Frekuensi



0-6 bulan



ASI







±7-8 kali/hari



6-12 bulan







Menu utama: bubur nasi dengan lauk







1 piring kecil, 1 kali makan, 3x sehari







Snack: biskuit promina











Buah seperti pisang







½ - 1 keping  sekitar 2x/hari 1x/hari



 ASI + susu formula Kesan: Asupan menu utama dan asupan susu cukup 3. Riwayat Imunisasi



BCG DPT 1 Hepatiti s B1 Hib 1 Polio 0 Campak



Umur 2 bulan 2 bulan 2 bulan 1 bulan 9 bulan



Imunisasi Dasar Umur



Umur



DPT 2 3 bulan Hepatitis 3 bulan



DPT 3 Hepatiti



4 bulan 4 bulan



B2 Hib 2 Polio 1



s B3 Hib 3 Polio 2 Polio 3



4 bulan 3 bulan 4 bulan



3 bulan 2 bulan



Ulangan Umur



Kesan : Imunisasi dasar dan PPI tidak lengkap 4. Riwayat Perkembangan Gigi pertama : 6 bulan



Berdiri



: 9 bulan



Berbalik



: 3 bulan



Berjalan



: 11 bulan



Tengkurap



: 6 bulan



Berlari



: 1 tahun



Merangkak



: 1 tahun



Berbicara



: 1 tahun (babbling “ca-ca”)



Duduk



: 1 tahun



Belum bisa mengucapkan kata hingga



9



sekarang Kesan



: Terdapat keterlambatan bicara



5. Riwayat Penyakit yang Pernah Diderita Tidak ada 6. Riwayat Penyakit dalam Keluarga Tante (adik kandung ayah pasien) dan kakak kandung pasien memiliki gejala yang sama. 7. Riwayat Sosial Ekonomi Ayah bekerja sebagai PNS dan ibu tidak bekerja, menanggung 1 orang anak. Tinggal di rumah sendiri yang dihuni 3 orang. Pasien memiliki hubungan yang harmonis dengan seluruh anggota keluarganya, namun pasien lebih banyak sibuk sendiri karena lebih banyak bermain HP, sehingga waktu berinteraksi atau bermain dengan orang tua sangat sedikit. Pola asuh anak dirumah dilakukan oleh ibu, dibantu ayah bila sedang dirumah. Keuangan cukup dan sisa pendapatan dapat ditabung. Kesan: Keadaan sosio-ekonomi menengah atau cukup. C. PEMERIKSAAN FISIK Dilakukan hari kamis, 7 Januari 2021 di poliklinik tumbuh kembang anak RSMH. Pemeriksaan Fisis Umum Keadaan Umum



: Tampak Sehat



Kesadaran



: Compos Mentis



Berat Badan



: 8,7 kg



Tinggi Badan



: 77 cm



Lingkar Kepala



: 44 cm



Status Gizi BB/U



: -2 SD < Z < 0 (Normoweight)



TB/U



: 0 < Z < 2 SD (Normal stature)



10



BB/TB



: Z = -1 SD (Gizi Baik)



Lingkar Kepala



: -2 SD < Z < - 1 SD (normosefali)



Tekanan Darah



: mmHg



Nadi



: 110 x/menit, regular, isi dan tegangan



cukup Pernapasan



: 24 x/menit, regular



Suhu



: 36,5℃



D. Pemeriksaan Fisik Khusus Kepala



: Normosefali, wajah dismorfik (-)



Mata



: Konjungtiva pucat (-/-), sklera ikterik (-/-) , refleks cahaya (+/+), ukuran pupil (3mm/3mm)



Telinga



: Simetris, Low set ear (-), nyeri tekan tragus(-)



Hidung



: Hidung luar tampak normal, deviasi septum nasal (-), mukosa edema (-), sekret purulent (-)



Mulut



: Bibir kering (-), tonsil T1-T1



Lidah



: tongue tie (+), atropi papil (-)



Thoraks



: Barel chest (-), Pectus excavatum (-), pectus carinatum (-)



COR



: Bunyi jantung I, II normal



Pulmo



: Vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronkhi (-/-)



Abdomen Inspeksi



: Datar, lemas



Palpasi



: Nyeri (-), hepar dan lien tidak teraba (-)



Perkusi



: Timpani



Auskultasi



: Bising usus (+) normal



Genital



: Tidak ada kelainan



Ekstremitas



: Akral hangat, CRT 6 secara vertikal, bisa menendang bola, dan mencoret-coret



 Pasien bisa bermain pura-pura seperti kuda-kudaan  Pasien susah menoleh jika dipanggil namanya  Pasien memiliki durasi gabungan screen time ±10 jam sejak usia 7 bulan baik itu bermain game di hp ataupun menonton TV Dari hasil anamnesis, dicurigai anak mengalami keterlambatan bicara. Pada anak usia 26 bulan, seharusnya pasien sudah memiliki banyak perbendaharaan kata setiap bulannya, dapat menggunakan 1-2 kata pertanyaan, dapat menggabungkan dua kata bersama, serta dapat menunjuk beberapa bagian tubuhnya jika diminta. Keterlambatan bicaa dapat dijumpai pada anak dengan autism spectrum disorder, gangguan pendengaran, retardasi mental, dan anak yang kurang distimulasi. Dinilai dari anamnesis, kemungkinan autism spectrum disorder disingkirkan karena tidak terdapat gerakan repetitif pada pasien, pasien



40



masih tertarik dengan anak lain, pasien tidak terganggu dengan suara yang bising, dan pasien juga tampak tenang. Pasien merespon ketika dipanggil namanya namun harus dipanggil berulang kali, pasien akan keluar jika mendengar suara pesawat, dan pasien juga akan menari jika mendengarkan lagu yang memiliki gerakan sehingga kemungkinan gangguan pendengaran dari anamnesis dapat disingkirkan karena pasien masih dapat merespon suara yang menurut pasien menarik. Sejak usia 7 bulan pasien sering main game dan menonton di HP serta menonton TV dan diketahui durasi screen time pasien perhari ±10 jam. Hal ini bisa menjadi faktor risiko keterlambatan bicara pada pasien karena paparan screen time yang berlebihan pada usianya. Berdasarkan Canadian pediatric society dan WHO, screen time untuk anak usia kurang dari 2 tahun tidak direkomendasikan, dan untuk anak usia 2 sampai 5 tahun, screen time rutin atau reguler dibatasi hingga kurang dari 1 jam per hari. Pada anamnesis tentang riwayat makan, didapatkan menu utama pasien adalah makanan keluarga dengan tambahan snack, buah serta susu. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat gangguan makan pada pasien. Pada pemeriksaan fisik didapatkan antropometri dengan kesan status gizi menurut kriteria WHO, gizi baik. Hasil pemeriksaan Denver II didapatkan keterlambatan pada aspek bicara dan bahasa, tidak terdapat keterlambatan pada aspek personal sosial, motorik halus, dan motorik kasar. Hasil anamnesis juga memenuhi seluruh kriteria DSM V untuk language disorder (gangguan bahasa) sehingga dapat disimpulkan bahwa pasien mengalami keterlambatan bicara. Pada pengamatan langsung didapatkan kontak mata adekuat dan pasien bermain dengan tenang. Pada pasien dilakukan pemeriksaan M-CHAT dikarenakan terdapat masalah komunikasi pada tes Denver II. Hasil M-CHAT didapatkan nilai 0 yaitu risiko rendah ASD sehingga tidak diperlukan tindakan lain karena pasien tidak memilik gejala yang mengarah ke ASD dan diagnosis banding ASD dapat disingkirkan.



41



DAFTAR PUSTAKA 1.



Azizah, U. 2017. Keterlambatan Bicara dan Implikasinya dalam Pembelajaran Anak Usia Dini. Hikmah: Jurnal Pendidikan Islam, 281-297.



2.



Rohmah, M., Astikasari, N. D., & Weto, I. 2018. Analisis Pola Asuh Orantua dengan Keterlambatan Bicara pada Anak Usia 35 Tahun. Oksitosin,Kebidanan, 32-34.



3.



Nur, H., Tairas, M. M., & Hendriani, W. 2018.The experience of hope for mother with speech-language delay children. Journal of Educational,Health, and Community Psychology, 7, 104-117.



4.



Ayib,



Nur



Muhammad. Pengaruh



Edukatif Dengan Media Flashcard Terhadap Anak



Usia



5-6



Tahun



di



TK



Bermain



Perkembangan



Bahasa



Negeri Pembina Wates Kulonprogo.



Naskah Publikasi 5.



Sari, S. N., Memy, Y. D., & Ghanie, A. 2015. Angka Kejadian Delayed Speech Disertai Gangguan Pendengaran pada Anak yang Menjalani Pemeriksaan Pendengaran di Bagian Neurootologi IKTHTKL SUP Dr.Moh. Hoesin. Jurnal Kedokteran dan Kesehatan, 121-127.



6.



Syamsuardi. 2015. Speech Delay and Its Affecting Factors( Case Study in a Child with Initial Aq) . Journal OF Education, 6 (32). Hal. 68-71.



7.



Hasanah N & Sugito. 2020. Analisis Pola Asuh Orang Tua terhadap Keterlambatan Bicara pada Anak Usia Dini. Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini. Vol 4(2). Hal.913-22.



8.



Shetty P. 2012. Speech and language delay in children: A review and the role of a pediatric dentist. J Indian Soc Pedodontics and Preventive Dentistry 2012;30(2):103-8.



9.



Hartanto WS. Deteksi Keterlambatan Bicara dan Bahasa pada Anak. CDK-266. 2018;45(7):545–9.



10.



R M. Permasalahan Perkembangan Bahasa dan Komunikasi Anak. J Pendidik Sekol Dasar. 2015;1(2).



42



11.



Divisi Pediatri Sosial. Gangguan Bicara dan Bahasa pada Anak. In: Panduan Praktis Klinis Departemen Kesehatan Anak RSMH. Palembang; 2016. p. 3–7.



12.



Masitoh. Gangguan Bahasa dalam Perkembangan Bicara Anak. J Elsa. 2019;17(1).



13.



Dewanti A, Widjaja JA, Tjandrajani A, Burhany A. Karakteristik Keterlambatan Bicara di Klinik Khusus Tumbuh Kembang Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita Tahun 2008 - 2009. Sari Pediatr. 2016;14(4):230–4.



14.



Safitri A. Hubungan Pola Menonton Televisi dengan Keterlambatan Bicara Studi pada Anak Usia 1-3 Tahun di Semarang. Universitas Diponegoro; 2016.



15.



Simms



MD.



Language



Development



and



Communication Disorders. In: Kliegman RM, ST Geme J, Blum NJ, Shah SS, Tasker RC, Wilson KM, et al., editors. Nelson Textbook of Pediatrics. 21st ed. Canada: Elsevier; 2020. p. 1651–87. 16.



Wooles N, Swann J, Hoskinson E. Speech and language delay in children: a case to learn from. Br J Gen Pract. 2018;68(666):47–8.



17.



McLaughlin MR. 2011. Speech and language delay in children. Am Fam Physician 2011; 83(10):1183-8.



18.



Wallace IF, Berkman ND, Watson LR, Beasley TC, Wood CT, Cullen K, et al. 2015. Screening for speech and language delay in children 5 years old and younger: A systematic review. Pediatrics 2015;136(2):1-15



19.



Vameghi



R,



Bakhtiar



M,



Shirinbayan



P,



Hatamizadeh N, Biglarian A. 2015. Delayed referral in children with speech and language disorders for rehabilitation services. Iranian Rehabil J. 2015;13(1):16-21 20.



Dale PS. 2017. Early identification of language delay. Encyclopedia on Early Childhood Development [Internet]. Available



43



from:



http://www.child-encyclopedia.com/sites/default/files/textes-



experts/en/622/early-identification-of-language-delay.pdf 21.



Sambo CM. 2017. Mencegah Terlambat Bicara pada Anak. Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia.



22.



Konsil



Kedokteran



Indonesia.



2019.



Standar



Nasional Pendidikan Profesi Dokter Indonesia. Jakarta: Konsil Kedokteran Indonesia



44