LAPORAN KASUS Perimenopause [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN KASUS



ASUHAN KEBIDANAN PADA PERIMENOPAAUSE DI UPT.PUSKESMAS GEDUNG SURIAN



Disusun guna Memenuhi Persyaratan Ketuntasan Praktik Klinik Asuhan Kebidanan Remaja dan Perimenopause Program Studi Profesi Bidan



Disusun Oleh :



Nama : Yayang Khomsatun Khoiriah NPM : 20390044



FAKULTAS KEDOKTERAN PROGRAM PROFESI BIDAN UNIVERSITAS MALAHAYATI BANDAR LAMPUNG TAHUN 2021



Kata Pengantar Dengan mengucap Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Kasus Remaja dan Perimenopause. Kami mengucapkan terimakasih banyak kepada para pembimbing dan semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas ini atas semua bantuan, bimbingan, dan kemudahan yang telah diberikan kepada kami dalam menyelesaikan laporan kasus. Penulisan Laporan Kasus merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan Tugas Stase Remaja dan Peromenopause Meskipun kami telah berusaha dengan segenap kemampuan, namun kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini. Wassalamu’alaikum wr.wb



Gedung Surian, Maret 2021



Penyusun



ii



HALAMAN PERSTUJUAN



LAPORAN KASUS ASUHAN KEBIDANAN PERIMENOPAUSE TERHADAP Ny.A DI UPT.PKM GEDUNG SURIAN Disusun Oleh: Nama : Yayang Khomsatun Khoiriah NPM : 20390044



Tanggal Pemberian Asuhan : 10-03-2021



Disetujui: Pembimbing Lapangan Tanggal : Di :



(



)



Pembimbing Institusi Tanggal : Di :



(



)



iii



DAFTAR ISI Text



Halaman



Kata Pengantar



ii



Halaman Persetujuan



iii



Daftar Isi



iv



1.1. 1.2. 1.3. 1.4. 2.1.



Latar Belakang.............................................................................................................1 Rumusan Masalah........................................................................................................3 Tujuan..........................................................................................................................3 Manfaat........................................................................................................................3 Tinjauan Teori ............................................................................................................4 A Pengertian Perimenopause..................................................................................4 B Perubahan yang dialami saat perimenopause......................................................5 C Gejala Perimenopause.........................................................................................6 D Faktor-faktor yang mempengaruhi gejala perimeopause....................................8 E Fisiologis Perimenopause....................................................................................9 F Patologis syndroma perimenopause..................................................................11 G Upaya Pencegahan dan Penanganan Perimenopause.......................................14 F Pelayanan Kesehatan Bagi Wanita Premenopause............................................11



5.1. Kesimpulan................................................................................................................27 5.2. Saran..........................................................................................................................27



iv



BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Premenopause merupakan suatu fase transisi yang dialami para perempuan dalam menuju masa menopause, fase ini adalah satu kondisi fisiologis pada perempuan yang telah memasuki proses penuaan (aging), yang ditandai dengan menurunnya kadar hormonal estrogen dari ovarium. Masa ini bisa terjadi selama 2- 5 tahun, sebelum menopause (Proverawati, 2010). Premenopause sendiri terjadi ketika perempuan mulai memasuki usia 39 – 51 tahun, namun umur terjadinya premenopause pada masingmasing individu tidaklah sama (Lauren dkk, 2012). Pada masa ini perempuan menyesuaikan diri dengan menurunnya produksi hormon yang dihasilkan oleh ovarium yang dampaknya sangat bevariasi (Proverawati,2010). World Health Organization (WHO) mengatakan tahun 2030 jumlah perempuan di seluruh dunia yang memasuki masa menopause diperkirakan mencapai 1,2 miliar orang (WHO, 2014). Tahun 2025 diperkirakan di Indonesia akan ada 60 juta perempuan menopause dan pada tahun 2016 perempuan menopause mencapai 14 juta atau 7,4 % dari total populasi yang ada. Sementara perkiraan umur rata-rata usia menopause di Indonesia adalah 48 tahun. Jumlah perempuan menopause di Bali tahun 2013 sebanyak 605.701 orang (Dinkes, 2014). Jumlah perempuan menopause di Kota Denpasar tahun 2013 sebanyak 149.758orang (BPS, 2013).



Gejala premenopause untuk sebagian perempuan masih dianggap tabu dan sedikit juga dari mereka yang belum siap berada pada kondisi tersebut. Hal ini disebabkan karena mereka belum memahami dan kurangnya pengetahuan tentang perubahan fisiologis dan psikologis yang terjadi pada perempuan menjelang masa premenopause sehingga memunculkan sikap-sikap yang menimbulkan ketidaknyamanan diusia menjelang menopause. Perempuan dalam menghadapi premenopause berbeda-beda karena hal ini berkaitan dengan beberapa faktor antara lain tingkat pengetahuan (Prawirohardjo, 2007). Keluhan yang sering dirasakan dan paling sering dijumpai yaitu ketidakteraturan siklus haid, adanya semburan panas (hot flushes) dari dada keatas yang sering disusul dengan keringat banyak dan berlangsung selama beberapa detik sampai 5 menit, merasa pusing disertai sakit kepala, nafsu seks menurun, kekeringan pada vagina, rasa sakit saat berhubungan seksual, susah tidur, hipertensi, mudah terjadi fraktur pada tulang (Proverawati, 2010). Keluhan psikis yang dirasakan yaitu merasa cemas, adanya ketakutan, lebih cepat marah, emosi kurang terkontrol, mudah tersinggung, sulit berkonsentrasi, gugup, rasa kesunyian, tidak sabar, rasa lelah, merasa tidak berguna, stres, dan bahkan hingga mengalami depresi, hal tersebut tentunya akan semakin memperbesar terjadinya sindrom premenopause (Anwar, 2011). Fungsi reproduksi yang menurun menimbulkan dampak yaitu ketidaknyamanan dalam menjalani kehidupan. Bagi sebagian perempuan, premenopause menimbulkan rasa cemas dan risau. Kecemasan merupakan kekhawatiran yang tidak jelas yang berkaitan dengan perasaan ketidakpastian dan ketidakberdayaan, perasaan isolasi, keterasingan dan ketidaknyamanan. Kecemasan merupakan kekhawatiran yang tidak jelas yang berkaitan 2



dengan perasaan ketidakpastian dan ketidakberdayaan, perasaan isolasi, keterasingan dan ketidaknyamanan. Dalam hal ini dilakukan penyuluhan tentang keluhan pada masa premenopause, dan diperoleh bahwa ketidak tahuan masyarakat di wilayah UPT.Puskesmas Gedung Surian masih tinggi sehingga dilakukan penyuluhan kepada wanita premenopause. 1.2. Rumusan Masalah Bagaimana Mengatasi Keluhan Premenopause di Wilayah UPT.Puskesmas Gedung Surian, Lampung Barat? 1.3. Tujuan Untuk mengatasi keluhan premenopause di wilayah UPT.Puskesmas Gedung Surian. 1.4. Manfaat a. Manfaat Teoretis Secara teoritis informasi hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk mengembangkan dan menambah wawasan sebagai upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi keluhan pada premenopause. b. Manfaat Bagi Instansi Dapat memberikan masukan bagi puskesmas dan wilayah setempat untuk membuat program yang dapat membantu ibu premenopause mengatasi keluhan yang terjadi serta mengadakan penyuluhan mengenai premenopause dan menopause. 3



BAB II TINJUAN TEORI



2.1. Tinjauan Teori A. Pengertian Perimenopause Perimenopause adalah masa sebelum, selama dan sesudah menopause. Perimenopause terjadi karena turunnya jumlah folikel pada indung telur sehingga estrogen mengalami penurunan jumlah produksi. Akibat dari penurunan estrogen terjadi gejala- gejala seperti timbul misalnya rasa panas membakar di wajah yang sering timbul pada malam hari, kekeringan pada vagina, siklus menstruasi tidak teratur dan tanda perubahan lainnya. Usia perimenopause wanita biasanya 45 tahun sampai terjadinya menopause. Atau 5 tahun sebelum terjadinya menopause. Prameopause adalah masa sekitar usia 40 thn dengan dimulainya dengan siklus haid yang tidak teratur, memanjang, sedikit atau banyak, yang kadang kadang disertai dengan rasa nyeri. Pada beberapa wanita telah muncul keluhan vasomotorik atau keluhan sindrom prahaid. Dari hasil analisa hormonal dapat ditemukan kadar FSH dan estrogen yang tinggi atau normal. Kadar FSH yang tinggi dapat menyebabkan terjadinya stimulasi ovarium yang berlebihan ( hiperstimulasi ), sehingga kadang kadang dijumpai kadar estrogen yang tinggi. Keluhan yang muncul dapat disebabka karena hormon yang normal maupun tinggi. Sedangkan keluhan yang muncul pada masa pascamenopause disebabkan karena kadar hormon yang rendah.



4



Perimenopause merupakan fase klimakterium. Klimakterium adalah masa peralihan antara masa reproduksi dan masa senium. Klimakterium terdiri atas masa: 1. Pramenopause Masa premenopause adalah waktu sebelum periode menstruasi berakhir, biasanya sebelum gejala mulai muncul. Pramenopause terjadi pada umur 40 tahun. 2. Perimenopause adalah masa sebelum selama dan setelah menopause. 3. Menopause Menopause yaitu sebuah keadaan wanita yang tidak mendapat haid selama 12 bulan disertai adanya tanda tanda menopause sampai menuju senium. Menopause terjadi pada usia antara 45 sampai 51 tahun. 4. Pascamenopause atau postmenopause Pasca menopause adalah waktu dalam kehidupan wanita setelah periode berhenti paling tidak satu tahun.



B. Perubahan yang Dialami Saat Perimenopause 1. Perubahan Hormon Memasuki masa perimenopause aktivitas folikel dalam ovarium mulai berkurang. Ketika ovarium tidak menghasilkan ovum dan berhenti memproduksi estradiol, kelenjar hipofise berusaha merangsang ovarium untuk menghasilkan estrogen sehingga terjadi peningkatan produksi FSH dan LH. Meskipun perubahan ini mulai terjadi 3 tahun sebelum menopause, penurunan produksi estrogen oleh ovarium baru tampak sekitar 6 bulan sebelum menopause. Terdapat pula penurunan kadar



5



hormone androgen seperti androstenedion dan testosterone yang sulit dideteksi pada masa perimenopause. C. Gejala Perimenopause 1. Gangguan vasomotor Hot flush atau perasaan panas dari dada hingga wajah sehingga wajah dan leher menjadi kemerahan dan berkeringat. Perasaan panas terjadi akibat peningkatan aliran darah di dalam pembuluh darah wajah, leher, dada dan punggung. Hal ini disebabkan oleh peningkatan pengeluaran hormone adrenalin dan neurotensin oleh tubuh wanita tersebut. Selain itu terjadi penurunan sekresi hormone noradrenalin sehingga terjadi vasidilatasi pembuluh darah kulit menjadikan temperatur kulit meningkat dan timbul perasaan panas. Beberapa kali semburan panas muncul per harinya dan intensitasnya berbeda setiap individu. Pada keadaan berat semburan panas dapat muncul sampai 20 kali per harinya. Jika semburan panas muncul pada malam hari akan menyebabkan wanita tersebut terganggu saat beristirahat. 2. Drynes vaginal (kekeringan pada vagina) 3. Dengan meningkatknya usia maka makin sering dijumpai gangguan seksual. Hal itu dapat terjadi karena adanya perubahan pada vagina seperti kekeringan, sel epitel vagina menjadi tipis dan mudah cidera yang akan membuat daerah vagina sakit saat berhubungan. Libido atau gairah seskaula wanita menurun dikarenakan perubahan hormonal, kegelisahan, atau citra tubuh yang tidak baik. 4. Penurunan daya ingat dan mudah tersinggung Penururnan kadar estrogen berpengaruh terhadap neurotransmitor yang ada di otak. Neurotransmiter yang dapat di otak antara lain:dopamine, serotonin dan



6



endrofin. Neurotransmiter ini berfungsi dalam menunjang kehidupan. Dopamin mempunyai fungsi untuk mempengaruhi emosi, system kekebalan tubuh dan kadar seksual. Kadar dopamine dipengaruhi oleh estrogen, selain itu endofrin dapat merangsang terbentuknya dopamine. Serotonin berfungsi mempengaruhi suasana hati dan aktifitas istirahat. Sedangkan endofrin menjalankan fungsi yang berhubungan dengan ingatan dan perasaan seperti nyeri atau sakit. Produksi endrofin pada premenopause mengalami penurunan hal ini terjadi kadar estrogen dalam darah juga mengalami penurunan. Penurunan kadar endrofin, dopamine dan serotonin mengakibatkan gangguan yang berupa menurunnya daya ingat dan suasana hati yang sering berupa menurunnya daya ingat dan suasana hati yang sering berubah atau mudah tersinggung. 5. Inkontinensia urin Kadar estrogen yang rendah akan menyebabkan penipisan pada jaringan kandung kemih dan saluran kemih. Hal ini menyebabkan terjadinya penurunan control dari kandung kemih sehingga sulit untuk menahan buang air kecil. 6. Ketidakaturan siklus haid Perdarahan yaitu keluarnya darah dari vagina. Gejala ini biasanya akan terlihat pada awal permulaan masa menopause. Perdarahan akan terlihat beberapa kali dalam rentang beberapa bulan dan akhirnyaakan. berhenti sama sekali. Gejala ini sering kali disebut dengan gejala peralihan. Apabila perdarahan bertambah berat sebaiknya melakukan pemeriksaan untuk memastikan tidak ada. 7. Perubahan Kulit



7



Sebagian besar perubahan kulit yang diperhatikan wanita pada masa menopause adalah kerusakan karena terkena sinar matahari. Perubahan lain meliputi kulit kering, banyak berkeringat, pengerutan, perubhan fungsi pelindung dan kulit menjadi tipis. Lemak di bawah kulit juga berkurang sehingga kulit juga menjadi kendur dan mudah terbakar sinar matahari. Kulit yang terbakar sinar matahri akan berpigmentasi serta menjadi hitam atau timbul bintik bintik hitam.



D. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Gejala Perimenopause 1. Faktor Psikis Keadaan psikis seorang wanita akan mempengauhi terjadinya menopause. Keadaan seseorang wanita yang tidak menikah dan bekerja akan mempengaruhi perkembangan psikis seorang wanita 2. Faktor Sosial Ekonomi Keadaan sosial ekonomi mempengaruhi keadaan fisik, kesehatan dan pendidikan seseorang. Apabila faktor- faktor tersebut cukup baik, akan mengurangi beban fisiologis dan psikologis. 3. Faktor Budaya dan Lingkungan Faktor lingkungan juga memiliki peran terhadap kesehatan, beban, pola pikir dan pendidikan seseorang. Lingkungan juga mempengaruhi wanita dalam menyesuaikan diri terhadap dirinya. 4. Usia Menarch Wanita yang mudah mengalami menarch maka akan semakin tua atau lama untuk memasuki usia menopause.



8



5. Usia Melahirkan Penelitian yang dilakukan oleh Beth Israel Deaconness Medcal Center in Boston mengungkapakan bahwa wanita yang masih melahirkan diatas 40 tahun akan mengalami usia menopause yang lebih tua atau lama. Menopause yang terlambat itu disebabkan oleh kehamilan dan persalinan akan memperlambat system kerja organ reproduksi. Bahkan akan memperlambat system penuaan tubuh. 6. Pemakaian Kontrasepsi Kontrasepsi yang mempengaruhi menopause seseorang adalah kontrasepsi hormonal karena cara kerja kontrasepsi hormonal yang menekan kerja ovarium atau indung telur. Wanita yang menggunakan alat kontrasepsi hormonal akan lebih lama atau tua memasuki masa menopause. 7. Status Gizi Faktor yang mempengaruhi menopause lebih awal biasanya dikarenakan konsumsi yang sembarangan. Jika ingin mencegah menopause lebih awal dapat dilakukan dengan menerapkan pola hidup sehat seperti tidak merokok, serta mengkonsumsi makanan yang baik misalnya sejak masih muda rajin mengkonsumsi makanan sehat seperti kedelai, kacang merah, bengkoang atau papaya E. Fisologis premenopause Proses menjadi tua pada dasarnya telah dimulai ketika sorang wanita memasuki usia 40 tahun. Pada waktu lahir, seorang wanita memiliki jumlah folikel sebanyak ± 750.000 buah dan jumlah ini akan terus berkurang seiring berjalannya usia hingga akhirnya tinggal beberapa ribu buah saja ketika mengalami menopause. Semakin bertambah usia, khususnya ketika memasuki masa perimenopause, folikel-folikel itu akan



9



mengalami peningkatan resistensi terhadap rangsangan gonadotropin. Hal ini mengakibatkan pertumbuhan folikel, ovulasi, dan pembentukan korpus luteum dalam siklus ovarium berhenti secara perlahan-lahan. Pada wanita diatas 40 tahun, 25% diantaranya mengalami siklus haid yang anovulatoar. Resistensi folikel terhadap gonadotropin ini mengakibatkan penurunan peroduksi estrogen dan peningkatan kadar hormon gonadotropin. Tingginya kadar gonadotropin ini menyebabkan rendahnya estrogen sehingga tidak ada umpan balik negatif dalam poros hipotalamus dan hipofisis. Walaupun secara endrokinologi terjadi perubahan hormonal, namun tidak ada kriteria khusus pengukuran kadar hormon untuk menentukan fase awal atau akhir dari masa transisi menopause. Penyebab menopause adalah “matinya” (burning out) ovarium. Sepanjang kehidupan seksual seorang wanita, kira-kira 400 folikel primordial tumbuh menjadi folikel matang dan berovulasi, dan beratus-ratus dari ribuan ovum berdegenerasi. Pada usia sekitar 45 tahun, hanya tinggal beberapa folikel-folikel primordial yang akan dirangsang oleh FSH dan LH, dan produksi estrogen dari ovarium berkurang sewaktu jumlah folikel primordial mencapai nol. Ketika produksi estrogen turun di bawah nilai kritis, estrogen tidak lagi menghambat produksi gonadotropin FSH dan LH. Sebaliknya, gonadotropin FSH dan LH (terutama FSH) diproduksi sesudah menopause dalam jumlah besar dan kontinu, tetapi ketika folikel primordial yang tersisa menjadi atretik, produksi estrogen oleh ovarium turun secara nyata menjadi nol (Guyton, 2011). Bertolak belakang dengan keyakinan umum, kadar estrogen perempuan sering relatif stabil atau bahkan meningkat di masa pramenopause. Kadar itu tidak berkurang selama kurang dari satu tahun sebelum periode menstruasi terakhir. Sebelum menopause,



10



estrogen utama yang dihasilkan tubuh seorang wanita adalah estradiol. Namun selama masa premenopause, tubuh wanita mulai menghasilkan lebih banyak estrogen dari jenis yang berbeda, yang dinamakan estron, yang dihasilkan di dalam indung telur maupun dalam lemak tubuh. Kadar testosteron biasanya tidak turun secara nyata selama pramenopause. Kenyataannya, indung telur pascamenopause dari kebanyakan wanita mengeluarkan testosterone lebih banyak daripada indung telur pramenopause.



Gambar 1 Hubungan kadar Hormon esterogen dengan usia (Fritz,2010). F. Patofisiologi Sindroma Perimenopause Sindrom perimenopause adalah sekumpulan gejala dan tanda yang terjadi pada masa perimenopause. Kurang lebih 70% wanita usia peri dan pascamenopause mengalami keluhan vasomotor, keluhan psikis, depresi, dan keluhan lainnya dengan derajat berat-ringan yang berbeda-beda pada setiap individu. Keluhan tersebut akan mencapai puncaknya pada saat menjelang dan setelah menopause kemuadian berangsurangsur berkurang seiring dengan bartambahnya usia dan tecapainya keseimbangan hormon pada masa senium 1. Keluhan dan Gejala Vasomotor 11



Keluhan vasomotor yang dijumpai berupa perasaan/semburan panas (hot flushes) yang muncul secara tiba-tiba dan kemudian disertai keringat yang banyak. Keluhan ini muncul di malam hari dan menjelang pagi kemudian perlahan-lahan akan dirasakan juga pada siang hari. Semburan panas ini mula-mula dirasakan di daerah kepala, leher, dan dada. Kulit di area tersebut terlihat kemerahan, namun suhu badan tetap normal meskipun pasien merasakan panas. Segera setelah panas, area yang dirasakan panas tersebut mengeluarkan keringat (night sweats)dalam jumlah yang banyak pada bagian tubuh terutama seluruh kepala, leher, dada bagian atas, dan punggung. Selain itu, dapat juga diikuti dengan adanya sakit kepala, vertigo, perasaan kurang nyaman, dan palpitasi. Hot flushes pada wanita dalam masa transisi menopause ratarata mulai dirasakan 2 tahun sebelum Final Menstrual Period (FMP) dan 85 persen wanita akan terus mengalaminya setidaknya selama 2 tahun. Diantara wanita tersebut, 25 sampai 50 persen mengalami hot flusehes selama 2 tahun, bahkan ada yang lebih dari 15 tahun.3 Durasi tiap episode serangan hot flushes bervariasi, hingga mencapai 10 menit lamanya, dengan rata-rata durasi serangan 10 menit. mekanisme yang mendasarinya adalah bersifat endokrinologi dan berhubungan dengan berkurangnya jumlah estrogen di ovarium maupun meningkatnya sekresi gonadrotropin oleh pituitari. 2. Keluhan dan Gejala Urogenital Alat genital wanita serta saluran kemih bagian bawah merupakan organ yang sangat dipengaruhi oleh hormon estrogen. Reseptor estrogen dan progesteron



12



teridentifikasi di vulva, vagina, kandung kemih, uretra, otot dasar pelvis serta fasia endopelvis. Pada usia perimenopause ini, serviks mengalami proses involusi, berkerut, sel epitelnya menipis sehingga mudah cedera. Kelenjar endoservikal mengalami atrofi sehingga lendir serviks yang diproduksi berkurang jumlahnya. Tanpa efek lokal estrogen vagina akan kehilangan kolagen, jaringan lemak dan kemampuan untuk menahan cairan, dinding vagina menyusut, rugae menjadi mendatar, dan akan nampak merah muda pucat. Permukaan epitel vagina menipis hingga beberapa lapis sel sehingga mengurangi rasio sel permukaan dan sel basal. Pada akhirnya, vagina menjadi lebih rapuh, kering dan mudah berndarah dengan trauma minimal. Pembuluh darah di vagina menyempit sehingga seiring berjalannya waktu vagina akan terus menegang dan kehilangan fleksibilitasnya. 3. Keluhan dan Gejala Psikologis Suasana hati, perilaku, fungsi kognitif, fungsi sensorik, dan kerja susunan saraf pusat dipengaruhi oleh hormon steroid seks. Apabila timbul perubahan pada hormon ini maka akan timbul keluhan psikis dan perubahan fungsi kognitif. Berkurangnya sirkulasi darah ke otak juga mempersulit konsentrasi sehingga mudah lupa. Pada akhirnya, akibat berkurangnya hormon steroid seks ini, pada wanita perimenopause dapat terjadi keluhan seperti mudah tersinggung, cepat marah, perasaan tertekan. Pada dasarnya kejadian depresi pada pria dan wanita memiliki angka perbandingan yang sama, akan tetapi dengan terapi pemberian estrogen keluhan depresi dapat ditekan. Oleh karena itu, estrogen dianggap sebagai salah satu faktor predisposisi



13



terjadinya depresi. Penyebab depresi diduga akibat meningkatnya aktivitas serotonin di otak. Faktor psikososial dapat mempengruhi gejala perubahan mood dan kognitif, bahkan sejak memasuki masa transisi menopause, wanita telah menghadapi berbagai tekanan seperti halnya penyakit yang dihadapi, merawat orang tua, perceraian, perubahan karir dan pensiun.



G. Upaya pencegahan dan pengobatan pre menoupouse Petras (1999) dalam bukunya menyatakan bahwa Hormon Replacement Therapy (HRT) dalam jangka pendek memberi lebih banyak manfaat bagi mereka yang mengalami menopause prematur. Pengobatan HRT tersedia dalam berbagai bentuk, beberapa yang sudah ada yaitu secara oral (pil, kapsul, tablet), koyo dan cream. Namun, Petras mengingatkan bahwa pemakaian HRT harus didasarkan atas konsultasi dokter dan memperhatikan sejarah kesehatan pasien. Ada beberapa orang yang tidak boleh melakukan HRT antara lain: 1. yang memiliki penyakit diabetes, 2. lupus, 3. tekanan darah tinggi, 4. penyakit hati, 5.



kanker payudara dan



6.



endometriosis. Studi paling mutakhir dari JAMA (Journal of the American Medical Association) dan



WHI (Women Health Initiatives) menjelaskan bahwa HRT meningkatkan risiko inkontensia, stroke, kanker payudara, penyakit hati dan dementia. Keuntungan dari HRT yaitu mengurangi kemungkinan kanker colon dan patah tulang (Napoli, 2005).Pencegahan yang dianggap ampuh justru berasal dari nasehat turun temurun dan sangat murah dan mudah untuk dilakukan. Beberapa di antaranya: a.



Selalu berdiri, duduk dan berjalan dengan tegak.



b.



Mengurangi pemakaian garam untuk menghindari penumpukan air oleh jaringan. 14



c.



Berolahraga,



mulai



dari



berjalan



jauh



atau



senam



jantung.



Mengkonsumsi beberapa jenis vitamin (A, B, C, E complex, D, Bioflavonoid) dan kalsium atau jenis makanan yang mengandung keduanya. d.



Jangan



merokok,



minum



alkohol



dan



minum



banyak



air



putih.



Memeriksakan kesehatan secara berkala (Petras, 1999). e.



Rasa tidak nyaman atau nyeri pada saat berhubungan intim karena kurangnya cairan vagina bisa diatasi dengan pemberian jelly atau lubricant yang banyak dijual di apotek. Hal lain yang perlu dipahami adalah pemahaman mengenai sistem metabolisme tubuh



manusia. Reitz (1979) menerangkan bahwa dengan berhentinya menstruasi tidak berarti produksi estrogen juga berhenti. Tubuh manusia adalah satu kesatuan, bila yang satu tidak dapat melakukan fungsinya ada kemungkinan organ lain mengambil alih tugas itu, walau dengan jumlah yang berbeda. H. Pelayanan Kesehatan bagi Wanita Menopause Hal ini dilakukan sebagai cara termudah dan teraman yang dapat mereka usahakan Dalam menghadapi menopause, wanita perlu memeriksakan tubuhnya. Untuk memeriksa penyakit arteriosklerosis dan osteoporosis datanglah ke dokter penyakit dalam. Sementara untuk mengidentifikasi kelainan pada alat reproduksi dan payudara bisa datang ke dokter kandungan. Seorang psikolog juga dapat membantu mempersiapkan mental dalam menghadapi perubahan kondisi tubuh. Tetapi memang tidak semua wanita menopause mau mengkonsultasikan gangguan yang dialami kepada dokter kandungan atau penyakit dalam. Alasannya bisa karena rasa malu, tidak menganggap penting masalah kesehatan, diremehkan oleh dokter dan tidak mempunyai biaya. Samil (1988) mengatakan bahwa dalam masa menopause hendaknya wanita memeriksakan dirinya secara berkala paling sedikit 6 bulan sekali. Sementara Reitz menekankan bahwa lebih dari 90% kanker ditemukan oleh wanita sendiri daripada oleh dokter. Dapat disimpulkan bahwa deteksi kelainan secara dini menentukan kualitas kesehatan dan pengobatan efektif bagi wanita menopause. Wanita menopause di Indonesia biasa menggunakan ramuan tradisional dan obat yang dijual bebas (obat 15



warung) sebagai bagian dari pemeliharaan kesehatan mereka. Tindakan bagi tubuh mereka sendiri.



BAB III KASUS



ASUHAN KEBIDANAN PREMENOPAUSE PADA NY. A USIA 49 TAHUN DENGAN PERIMENOPAUSE DI UPT.PUSKESMAS GEDUNG SURIAN TAHUN 2021 Hari tanggal : 10 Maret 2021 Tempat : Puskesmas Rawat Inap Gedung Surian Waktu : 09.00 wib A. DATA SUBYEKTIF 1. Biodata Istri



Suami



Nama : Ny. A



Nama : Tn. M



Umur : 49 Tahun



Umur : 58 tahun



Agama : Islam



Agama : Islam



Suku/ Bangsa: Sunda/Indonesia



Suku :Sunda/Indonesia



Pendidikan



: SMP



Pendidikan: SMP



Pekerjaan



: Petani



Pekerjaan : Petani



Alamat



: Puramulya, Mekarjaya, Gedung Surian, Lam-Bar



2. Keluhan utama



16



-



Ibu mengatakan, sering merasakan panas pada tubuh, berkeringat, nyeri pada sendi, gelisah, mudah tersinggung, sulit tidur pada malam hari, mudah lelah.



-



Ibu mengatakan



menstruasi tidak teratur sejak 8 bulan ini, menstruasi terakhir



hanya1-2 hari keluar darah sedikit kadang babyak dan tidak teratur 3. Riwayat perkawinan a.



Jumlah perkawinan



: Satu Kali



b.



Usia perkawinan pertama: 22 tahun



4. Riwayat Haid a. Usia menarche



: 13 tahun



b. Siklus



: 28-32 hari



c. Teratur/ tidak



: teratur



d. Lamanya



: 6-7 hari



e. Dysminorrhea



: iya pernah



5. Riwayat Ginekologi a. perdarahan Haid



: Tidak Pernah



b. Riwayat perdarahan setelah Hub. Seksual : Tidak pernah c. Riwayat nyeri saat berhubungan badan : tidak pernah d. Riwayat ada massa, tumor pada payudara dan alat kandungan : Tidak ada e. Lain-lain : Tidak ada 6. Riwayat obstetri a. Jumlah anak : Dua (2) b. Riwayat keguguran



: Tidak pernah



7. Riwayat keluarga berencana a. Jenis alat kontrasepsi : Suntik b. Lama : 10 tahun c. Masalah: Tidak ada masalah 8. Riwayat kesehatan a. Riwayat penyakit keturunan yang pernah diderita ibu :



17



Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menurun yang diturunkan dari keluarga b. Riwayat penyakit keturunn yang pernah diderita keluarga Ibu mengatakan keluarga tidak pernah menderita penyakit menurun 9. Pola kebutuhan sehari-hari a. Nutrisi -



Jenis makanan yang dikonsumsi : Nasi dan Lauk Pauk



-



Frekuensi : 3 kali sehari



-



Porsi makan : Normal



-



Jenis minuman yang dikonsumsi : Air putih, Teh atau kopi



-



Frekuensi : kurang lebih 5-6 gelas air putih perhari, 1 gelas kopi/teh pada pagi hari



-



Pantangan : Tidak ada pantangan



b. Eliminasi -



BAB Frekuensi : 1 kali sehari, atau 2 hari sekali Konsistensi : Normal Warna



-



: Normal



BAK Frekuensi : kurang lebih 4-5 kali sehari Konsistensi: Normal cair Warna



: Jernih kekuningan



c. Personal Hygiene -



Mandi Frekuensi : 2 kali sehari Keramas : 4-5 kali dalam satu minggu



-



Gosok gigi Frekuensi : 2 kali sehari



-



Ganti pakaian Frekuensi : 2 kali sehari 18



d. Aktifitas -



Tidur/ Istirahat a. Siang : ½ - 1 jam sehari b. Malam : ± 8 jam sehari c. Masalah : mengalami gangguan tidur 3 bulan terakhir



10. Data psikologi dan spiritual a. Tanggapan ibu terhadap keadaan dirinya -



Ibu mengatakan cemas terhadap keadaannya sekarang, karena ibu merasakan ketidaknyamanan selama beberapa bulan terakhir, seperti sering merasa panas, gangguan mood, gangguan tidur.



b. Ketaatan beribadah -



Ibu mengatakan tetap melakukan shalat 5 waktu



c. Pengetahuan ibu tentang penyakit yang diderita -



Ibu mengatakan tidak mengetahui



d. Hubungan sosial ibu dan keluarga -



Ibu mengatakan hubungannya dengan keluarga baik-baik saja dan tidak memiliki masalah dalam keluarga.



e. Penentu dan pengambil keputusan dalam keluarga -



Penentu dan pengambil keputusan dalam keluarga adalah suami



B. DATA OBYEKTIF 1. Pemeriksaan umum a. Keadaan umum b. Kesadaran



: Baik : Composmentis



c. Tanda-tanda vital -



Tekanan darah



: 120/90 Mmhg



-



Pernapasan



: 20 Kali/ Menit



-



Suhu



: 36,2OC



-



Nadi



: 82 Kali/ Menit



d. BB dan TB 19



-



BB : 49 Kg



-



TB : 148 Cm



2. Pemeriksaan Khusus Pemeriksaan inpeksi dan palpasi a. Kepala : -



Normal, tidak ada benjolan, rambut tidak rontok, rambut hitam ada sedikit bagian rambut yang sudah memutih.



b. Muka : -



Simetris, normal, tidak odema, tidak ada benjolan/massa, ada sedikit flek, dan tidak ada nyeri tekan



c. Mata : -



Simetris, Normal, tidak ikterik, konjungtiva tidak anemis, tidak ada tandatanda infeksi



d. Telinga : -



Simetris, tidak ada nyeri saat disentuh, tidak ada tanda-tanda infeksi, pendengaran ibu baik



e. Hidung : -



Simetris, tidak odema, tidak ada benjola/masa, tidak ada polip, dan tidak ada pengeluaran cairan, tidak ada tanda-tanda infeksi



f. Mulut : -



Simetris, tidak odema, mukosa mulut normal, gigi dan lidah bersih, tidak ada infeksi maupun sariawan



g. Leher : -



Tidak ada pembengkakan kelenjar getah bening dan kelenjar tyhroid, maupun vena jugularis, normal, tidak nyeri tekan maupun nyeri saat menelan, dan tidak ada massa/benjolan



h. Dada : -



Normal, simetris, tidak ada retraksi dinding dada ang berlebih saat melakukan pernafasan, bunyi paru=\-paru dan jantung normal.



i. Mammae :



20



-



Normal, tidak ada pembengkakan, tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan/massa, tidak ada pengeluaran cairan, kulit payudara normal



j. Perut : -



Normal, tidak ada nyeri tekan, tidak ada masa/benjolan, bising usus normal



k. Ekstremitas -



Kanan



: Tidak bengkak, turgor kulit baik



-



Kiri



: Tidak bengkak, turgor kulit baik



-



Reflek patella : Ada , Kanan+ Kiri +



-



Varises



l. Genetalia



: Tidak ada varises : Tidak dilakukan pemeriksaan



3. Pemeriksaan penunjang (Laboratorium) Tanggal : 24 maret 2021 HB : 12,6 gr/dl GDS : 115 mg/dl C. ANALISA DATA 1. Diagnosa kebidanan -



Ny. A usia 49 tahun dengan premenopause



2. Masalah : Ketidak nyamanan gejala premenopause 3. Kebutuhan -



Mengurangi ketidak nyaman pada gejala premenopause



-



KIE dan dukungan pada ibu dalam menghadapi premenopause



D. PLANNING OF ACTION Tanggal : 10 Maret 2021 1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan dan hasil anamnesa yang telah dilakukan : -



TD : 120/90 mmHg, Nadi : 82 x/mnt, Respirasi : 21 x/m Suhu : 36,2°C



-



Ibu mengalami premenopause



Rasional : agar ibu mengetahui keadaannya Evaluasi : ibu mengetahui hasil pemeriksaan 21



2. Menjelaskan pada ibu, tentang premenopause yang dialami saat ini adalah periode atau masa peralihan yang dialami wanita saat akan memasuki masa berakhirnya menstruasi (menopause). Ketidaknyamanan yang dirasakan ibu sekarang seperti badan terasa panas, sering berkeringat, mudah tersinggung, suasana hati mudah berubah-ubah, mudah lelah, gangguan tidur, dan tidak menstruasi yang dialami ibu selama 3 bulan terakhir Rasional : agar ibu mengetahui apa itu premenopause dan menopause yang sedang dialaminya. Evaluasi : ibu sudah mengerti penjelasan yang diberikan 3. Menganjurkan ibu untuk mengatasi keluhan dan lebih menjaga kebersihan diri yaitu dengan cara : a. Tingkatkan kebersihan mandi 2x sehari b. Menggunakan pakaian dalam dari bahan katun, tidak ketat, dan memiliki daya serap c. Cara cebok yang benar yaitu dari arah vagina kebelakang d. Selalu keringkan vulva setelah BAB dan BAK e. Mengganti celana dalam setiap kali basah Rasional : agar ibu mengetahui cara mengatasi keluhan mudah berkeringat yang dialaminya saat ini Evaluasi : ibu mengerti dan ibu bersedia menjaga kebersihan diri 4. Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan yang mengandung protein dan mengandung firoestrogen (hormon alami), seperti kacang-kacangan, kedelai dan olahan (tempe, tahu, susuh kedelai). Namun tetap mengkonsumsi makanan yang lain seperti sayuran, ikan, daging, telur, dan susu Rasional : agar ibu mendaptakan nutrisi, dan hormon estrogen alami yang didapatkan dari mengkonsumsi kacang-kacangan maupun nutrisi dari hewani dan nabati. Evaluasi : ibu mengerti dan bersedia mengkonumsi makanan sesuai yang dianjurkan oleh bidan 5. Menganjurkan ibu untuk banyak melakukan aktivitas fisik, olahraga ringan, seperti berjalan-jalan ± 30 menit saat pagi, dan senam 1-2 kali dalam seminggu



22



Rasional : agar ibu mendapatkan relaksasi tubuh, memperlancar aliran darah dalam tubuh, menurunkan risiko terkena penyakit kardiovaskuler, menjaga persendian dan otot agar tetap kuat dan mencegah terjadinya osteoporosis. Evaluasi : ibu mengerti dan bersedia, melakukan saran yang diberikan bidan untuk mengtasi ketidaknyamanan premenopause yang ia rasakan. 6. Menganjurkan ibu istirahat yang cukup minimal 30 menit pada siang hari dan 8 jam pada malam hari, untuk mengatasi mudah lelah yang sering ibu rasakan dalam bebrapa buulan terakhir Rasional : agar ibu dapat beristirahat dengan cukup dan dapat mengatasi ketidaknayaman yang ia rasakan saat ini Evaluasi : ibu menerti dan bersedia istirahat yang cukup 7. Menganjurkan ibu melakukan relaksasi pada malam hari, dengan cara melakukan peranapasan dalam, seperti menarik nafas dari hidung dan keluarkan lewat mulut selama 3-5 kali siklus tarik nafas. Lalu dapat membaca buku, atau bersantai nonton tv sebelum akan tidur Rasional : agar ibu bisa mengatasi gangguan tidurnya pada malam hari Evaluasi : ibu mengerti dan bersedia melakukan relaksasi 8. Memberikan dukungan semangat pada ibu, bahwa masa perimenopause hingga menopause bukanlah akhir dari kehidupan seorang wanita, melainakan suatu tingkatan hidup di mana masih diberikan umur panjang. Ibu harus tetap semangat dalam menjalani aktivitas sehari-hari tanpa harus takut dalam menghadapi gejala premenopause yang sedang dihadapi. Rasional : agar ibu tidak merasa cemas dalam menghadapi keadaanya saat ini. Evaluasi : ibu mengerti dan merasa nyaman senang, dengan dukungan yang diberikan padanya. 9. Melakukan follow up pada ibu Rasional : agar ibu dapat mengulangi penejlasan yang telah diberikan bidan, serta dapat mencegah terjadinya kesalahan komunikasi yang diberikan bidan pada ibu tentang keadaanya saat ini Evaluasi : ibu dapat melakukan follow up



23



10. Menganjurkan ibu untuk segera datang kepetugas kesehatan terdekat jika mengalami keluhan yang semakin memburuk. Rasional : agar dapat dilakukan penanganan dan tindakan yang lebih mendalam dan menunjang pada ibu, serta melakukan kolaborasi dengan dokter Evaluasi : ibu mengerti dan bersedia.



Pembimbing Lapangan



Wiwik Yuli Setyorini,ST



Gedung Surian, 15 Maret 2021 Praktikan



Yayang Khomsatun Khoiriah



Mengetahui Pembimbing Prodi



Sunarsuh,S.ST.,M.Kes



24



BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Analisis Temuan Kasus dengan Kajian Teori Dan Jural Penilitian Asuhan Kebidanan pada ibu premenopause saya mendapatkan kasus pada tanggal 10 Maret 2021 pada saat itu penulis bertemu dengan ibu premenopause usia 49 tahun di UPT.Puskesmas Gedung Surian. Penulis bertemu ibu dan mengkaji beberapa data ibu di ruangan KIA dan meminta persetujuan ibu untuk diberikan asuhan kebidan kepada ibu tentang premenopause dan gangguan haid yang terjadi pada ibu. Ibu mengatakan, sering merasakan panas pada tubuh, berkeringat, nyeri pada sendi, gelisah, mudah tersinggung, sulit tidur pada malam hari, mudah lelah serta Ibu mengatakan menstruasi tidak teratur sejak 8 bulan ini, menstruasi terakhir hanya1-2 hari keluar darah sedikit kadang banyak dan tidak teratur. Dilakukanlah pemeriksaan pada ibu dari tekanan darah Tekanan darah: 120/90 MmHg, Pernapasan: 20 Kali/ Menit, Suhu: 36,2OC Nadi:82x/Menit. Dilakukan juga pemeriksaan fisik pada ibu. Saya menemukan data responden bahwa ibu mengalami 25



Ketidak nyamanan dan mengalami kecemasan pada premenopause. Saya dapat menyimpulkan inforamasi yang didapat dari ibu atau responden menurut teori kecemasan merupakan rasa yang diakibatkan oleh ketidaknyamanan yang ditimbulkan pada masa premenopause. Kecemasan tersebut dapat mengganggu psikologis ibu, dan berakibat pada kehidupan selanjutnya. Apabila keceasan tidak di atasi dengan baik, maka akan timbil masalah baru dikehidupan. Maka kecemasan yang di alami oleh ibu salah satunya terapi afirmasi positif. Dimana afirmasi positif sendiri membuat penegasan hal-hal positif untuk diri sendiri. Afirmasi bisa dilakukan sendiri dengan cara mereflesikan diri kita, mengatur posisi senyaman mungkin dan berfikir positif tentang diri kita. Seperti kelebihan-kelebihan yang kita miliki, dan cita-cita atau harapan yang diinginkan. Kemudian tuliskan semua hal itu pada secarik kertas dan baca setiap hari terutama saat akan tidur pada malam hari dan membaca do’a setelah itu. Sindrom perimenopause adalah sekumpulan gejala dan tanda yang terjadi pada masa perimenopause. Kurang lebih 70% wanita usia peri dan pascamenopause mengalami keluhan vasomotor, keluhan psikis, depresi, dan keluhan gangguan haid. Dengan derajat



berat-ringan yang berbeda-beda pada setiap individu. Keluhan tersebut akan mencapai puncaknya pada saat menjelang dan setelah menopause kemudian berangsur-angsur berkurang seiring dengan bartambahnya usia dan tecapainya keseimbangan hormon pada masa senium dan pada kasus ini ada keluhan Ibu mengatakan, sering merasakan panas pada tubuh, berkeringat, nyeri pada sendi, gelisah, mudah tersinggung, sulit tidur pada malam hari, mudah lelah serta Ibu mengatakan menstruasi tidak teratur sejak 8 bulan ini, menstruasi terakhir hanya1-2 hari keluar darah sedikit kadang banyak dan tidak teratur.



26



Pada hari Sabtu tanggal 20 maret 2021 di lakukan evaluasi keadaan ibu bahwa tanda –tanda vital ibu baik dan ibu sudah melakukan anjuran yang sudah diberikan dan keluhan rasa sakit pada badan dan panas tubuh sudah mulai sedikit berkurang. Dilanjutkan pemeriksaan dan ibu mengatakan sudah melakukan anjuran yang diberikan dan keluhan yang dirasakan ibu sudah mulai menghilang dan ibu sudah mengetahui apa saja yang harus dilakukan ketikan rasa sakit itu ada dan cara mengatasinya. Saya kemudian melakukan pemeriksaan objektif kepada ibu dengan keadaan umum, pemeriksaan fisik, kesadaran, dan tanda- tanda vital pada ibu. hasil yang di dapat keadaan umum ibu baik dan tanda-tanda vital baik.



27



BAB V PENUTUP 5.1.



Kesimpulan Premenopause merupakan suatu fase transisi yang dialami para perempuan dalam menuju masa menopause, fase ini adalah satu kondisi fisiologis pada perempuan yang telah memasuki proses penuaan (aging), yang ditandai dengan menurunnya kadar hormonal estrogen dari ovarium. Penatalaksanaan pada ibu premenopause ini dengan memberikan asuhan, memantau keadaan ibu nya, menjaga kebersihan diri dan pola istrahatnya.serta mengevaluasi asuhan kebidanan yang sudah diberikan pada ibu premenopause mendapat asuhan yang sudah dilaksanan sesuai dengan teori yang ada. Setelah dilakukan pemantauan



5.2.



Saran Disarankan kepada pelayanan kesehatan agar dapat melakukan penatalaksanaan asuhan kebidanan pada ibu premenopause, lebih tanggap dalam melakukan tatalaksana asuhan sehingga ibu dapat mengetahui cara untuk mengatasi masalah yang terjadi pada ibu premenopause.



28



DAFTAR PUSTAKA



Aqila, Smart, 2010. Bahagia di Usia Menopause. Yogyakarta: Rohima Press. Elvira, D. 2016. Disfungsi Seksual pada Perempuan. Jakarta : Balai Penerbit FKUI. Fritz MA, Speroff L. 2010. Clinical Gynecologic Endrocinology and Infertility. Jakarta: Salemba Medika. Mubarak. 2012. Ilmu Kesehatan Masyarakat Konsep Dan Aplikasi Dalam Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika Sastrawinata, S .2014. Klimakterium dan Menopause. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Prawiroharjo.



29