Perimenopause Sindrom [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

HALAMAN PENGESAHAN Yang bertandangan di bawah ini menyatakan bahwa :



Nama



: Rezki Amalia



NIM



: 111 2017 2130



Judul



: Perimenopause Sindrom



telah menyelesaikan tugas dalam rangka kepaniteraan klinik pada bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia



Makassar, Desember 2019 Pembimbing



Dr.dr. H. Abdul Rahman, Sp.OG(k)



KATA PENGANTAR



Assalamu’alaikum.Wr.Wb. Segala puji dan syukur atas kehadirat Allah S.W.T yang telah melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga Laporan dengan judul “Perimenopause Sindrom” dapat diselesaikan. Pada kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas segala bantuan dan bimbingan dari dokter pembimbing bagian Obstetri dan Ginekologi di RSUD Kota Makassar sehingga laporan



ini dapat



terselesaikan. Terima kasih yang sebesar – besarnya kami ucapkan kepada berbagai pihak yang telah membantu kami dalam penyusunan laporan ini sehingga dapat selesai tepat pada waktunya. Permohonan maaf juga kami sampaikan apabila dalam laporan ini terdapat kesalahan. Semoga laporan ini dapat menjadi acuan untuk menjadi bahan belajar berikutnya. Tidak lupa ucapan terima kasih yang setinggi-tingginya untuk kedua orang tua tercinta, yang selalu memberikan motivasi, dukungan do’a, dan selalu sabar dalam memberikan nasehat serta arahan kepada penyusun. Semoga apa yang telah kita lakukan bernilai ibadah disisi Allah SWT dan kita senantiasa mendapatkan RidhoNya.



Makassar,



Desember 2019



PENULIS



BAB I PENDAHULUAN Sudah merupakan hukum alam bahwa setiap mahluk hidup di dunia ini mengalami proses penuaan. Pada manusia proses penuaan sebenarnya terjadi sejak manusia dilahirkan dan berlangsung terus sampai mati. Setelah kurang lebih 30 tahun lamanya ovarium berfungsi menghasilkan telur dan hormon-hormonnya terutama estrogen dan progesterone, maka pada usia sekitar 45-55 tahun fungsinya akan menurun.



Berkurangnya fungsi ovarium tersebut berlangsung secara berangsur-



angsur antara 4-5 tahun. Pada masa ini, ovarium tidak lagi peka terhadap rangsangan dari otak, sehingga telur tidak dapat berkembang menjadi matang. Dengan demikian jarang terjadi ovulasi dan akhirnya berhenti. Produksi estrogen makin lama semakin berkurang sehingga haid pun menjadi tidak teratur dan akhirnya berhenti. Menopause merupakan salah satu fase dari kehidupan normal seorang wanita. Pada masa menopause, reproduksi seorang wanita berhenti dan terjadilah sejumlah perubahan fisiologis. Sebagian disebabkan oleh berhentinya fungsi ovarium dan sebagian lagi disebabkan oleh proses penuaan. 1 Menopause terjadi pada usia kurang lebih 51 tahun. Klimakterium adalah suatu masa yang sifatnya fisiologis peralihan antara masa reproduksi dan masa senium. Masa klimakterium terdiri dari masa pramenopause, menopause dan pascamenopause. Pramenopause dimulai pada saat transisi menopause dan berakhir satu tahun setelah periode menstruasi terakhir. Dalam fase ini mulai terjadi hilangnya satu atau dua kali tidak haid dalam satu tahun, tetapi estrogen masih dibentuk. 1 .



BAB II TINJAUAN PUSTAKA



2.1.DEFINISI The Society of Obstetricians dan Gynecologists Canada (SOGC) sepakat dengan World Health Organization (WHO) dan North Amerika Menopause Society (NAMS) dalam mendefinisikan perimenopause sebagai dua hingga delapan tahun sebelum menopause dan tahun pertama setelah periode menstruasi terakhir. 2 Fase sebelum menopause yang umumnya terjadi antara umur 40-50 tahun, dimana terjadi transisi dari siklus haid yang teratur menjadi suatu bentuk siklus yang tidak teratur dan periode amenore yang berhubungan dengan perubahan hormonal.2 Pada masa ini akan terjadi perubahan dari siklus ovarium menghasilkan sel telur menjadi ovarium tidak menghasilkan sel telur, dengan tanda ketidakteraturan siklus haid. Periode dimana kadar follicle stimulating hormone (FSH) lebih dari 20 IU/I adalah tahun-tahun perimenopause terjadi.2



2.2. FISIOLOGI MENOPAUSE Penurunan fungsi generatif dari ovarium menyebabkan peralihan dari fase reproduksi menuju fase usia tua (klimakterik), disebut juga fase peralihan antara pramenopause dan pascamenopause. Wanita yang mengalami klimakterium akan mengalami penurunan produksi hormon estrogen. Klimakterik yang dialami oleh perempuan terbagi dalam beberapa fase, yaitu4 : 1. Pramenopause (Premenopause) Fase



pramenopause



merupakan



awal



dimulainya



fase



klimakterik. Fase ini dimulai pada usia 40 tahun dan ditandai dengan siklus haid yang tidak teratur, Perdarahan haid yang memanjang dan jumlah darah haid yang relatif banyak, dan kadang-kadang disertai nyeri haid (dismenorea).4 2. Fase Perimenopause Perimenopause merupakan fase peralihan antara pramenopause dan pascamenopause, dimana kondisi tubuh menyesuaikan diri dengan masa menopause yang berkisar antara 2-8 tahun setelah periode terakhir menstruasi. Beberapa ahli menyatakan bahwa perimenopause terdiri dari beberapa tahap, yaitu : tahap awal perimenopause, dapat terjadi pada wanita usia 30 tahun namun umumnya dimulai antara usia 40-44 tahun dan ditandai dengan adanya perubahan siklus dan lama menstruasi; tahap pertengahan ditandai dengan siklus menstruasi menjadi tidak teratur, tapi tetap terjadi setiap bulan; dan tahap akhir saat siklus menstruasi mulai menghilang sampai akhirnya berhenti sama sekali. Sekitar 6 bulan sebelum menopause, level estrogen turun secara drastis. Menurut WHO: definisi perimenopause adalah 2-8 tahun sebelum menopause dan 1 tahun setelah berakhirnya haid. 1,4 1. Gambaran ringkas dari gejala-gejala perimenopause A. Perubahan pola haid a.



b.



Siklus menjadi pendek (2-7 hari) : -



Siklus memanjang



-



Haid tak teratur



Perubahan bentuk perdarahan -



Mula-mula banyak (akibat siklus anovulatoar) kemudian menjadi sedikit



-



Spotting



-



Perdarahan



yang



banyak,



lama



atau



perdarahan



intermenstrual B. Ketidakstabilan vasomotor -



Hot flushes



-



Keringat malam



-



Gangguan tidur



C. Gangguan psikologis/kognitive -



Depresi



-



Irritabilitas



-



Perubahan mood



-



Kurang konsentrasi, pelupa.



D. Gangguan seksual -



Kejadian gangguan seksual pada wanita perimenopause bervariasi dan meningkat dengan bertambahnya umur.



-



Gejala-gejala berupa; berkurangnya lubrikasi vagina, menurunnya libido, dispareuni dan vaginismus.



E. Gejala-gejala somatik -



Sakit kepala



-



Pembesaran mammae dan nyeri



-



Palpitasi



-



Pusing



3. Fase Menopause Fase menopause adalah perubahan alami yang dialami seorang wanita saat siklus menstruasi terhenti. Keadaan ini sering disebut “change of life”, dan terjadi antara usia 45-55 tahun dan tidak menstruasi selama 12 bulan terakhir.4 4. Fase Pascamenopause (Postmenopause) Fase pascamenopause dimulai setelah umur 60 tahun. Kelenjar adrenal



merupakan



sumber



androgen



utama



bagi



wanita



pascamenopause. Fase ini setelah menopause sampai senium yang dimulai setelah 12 bulan amenore (menstruasi terakhir).4



Gambar 1 : Perubahan kadar hormon seks dari kematangan seksual sampai pascamenopause. 2.3. GEJALA KLINIS Sebagian besar pengetahuan saat ini tentang gejala yang terkait dengan perimenopause dan menopause terbatas karena populasi penelitian telah terutama terdiri dari wanita di atas usia 45. Gejala umum yang paling dikaitkan dengan ketidaktetapan produksi hormon termasuk gejala vasomotor, nyeri payudara, vagina kering, dan gangguan tidur.5,6 1. Gejala Vasomotor Rasa panas dalam tubuh “hot flushes” dan berkeringat di malam hari adalah gejala ketidakstabilan vasomotor dapat disertai dengan muka memerah dan jantung berdebar dan perasaan cemas, dan dapat diikuti dengan menggigil. Secara umum gejala vasomotor adalah hasil dari pengaruh kadar estrogen yang rendah di pusat termoregulasi di hipotalamus. Namun, kebanyakan wanita menopause memiliki tingkat konsisten rendah hormon estradiol dan tidak mengalami “hot flushes” setelah transisi awal. Demikian pula, perempuan prapubertas tidak



memiliki hot flushes. Sebuah hipotesis alternatif adalah bahwa itu adalah penarikan estrogen, atau kemampuan penurunan estrogen untuk mengikat reseptor estrogen, yang menimbulkan hot flushes. Ini akan menjelaskan sering terjadinya hot flushes di perimenopause ketika fluktuasi dari yang relatif tinggi ke rendah atau normal dari kadar estrogen.6,8 2. Gangguan tidur Gangguan tidur periode perimenopause sering berhubungan dengan gejala vasomotor. Pola kesulitan dalam tidur berbeda dari gejala lain dari menopause, menunjukkan bahwa tidak mungkin efek langsung dari perubahan hormonal melainkan hasil dari banyak faktor. Insomnia dapat mengakibatkan kelelahan yang berlebihan di siang hari, lekas marah, dan gangguan belajar dan kognisi. Karena ada banyak kemungkinan penyebab insomnia selain yang secara khusus terkait dengan perimenopause, penelitian lebih lanjut diperlukan, terutama untuk insomnia yang terjadi setiap malam dan berlangsung lama.6 3.



Nyeri Payudara Mastalgia terjadi pada fase luteal dari siklus menstruasi. Dan umumnya di fase premenopause dan periode perimenopause. 6



4. Gejala Urogenital Vaginal dryness dialami oleh wanita perimenopause dan dapat meningkat dari waktu ke waktu. Perubahan pertama yang terjadi adalah menurunnya lubrikasi dengan gairah seksual. gejala lainnya terkait urogenital adalah inkontinensia urin. Prevalensi inkontinensia



urin paling tinggi pada perimenopause sedangkan inkontinensia urgensi meningkat seletah menopause.6 5. Keluhan somatik Estrogen memicu pengeluaran  endorfin dari susunan saraf pusat.Kekurangan estrogen menyebabkan pengeluaran  endorfin berkurang, sehingga ambang sakit juga berkurang. Oleh karena itu, tidak heran kalau wanita peri/pascamenopause sering mengeluh sakit pinggang atau mengeluh nyeri pada daerah kemaluan, tulang, dan otot. Nyeri tulang dan otot merupakan



keluhan



peri/pascamenopause.



yang



paling



Pemberian



sering



TSH



dapat



dikeluhkan



wanita



menghilangkan



usia



keluhan



tersebut.3 6. Keluhan psikologi Steroid seks sangat berperan terhadap fungsi susunan saraf pusat, terutama terhadap perilaku, suasana hati, serta fungsi kognitif dan sensorik seseorang. Dengan demikian, tidak heran apabila terjadi penurunan sekresi steroid seks maka timbul perubahan psikis yang berat dan perubahan fungsi kognitif. Akibat kekurangan hormon estrogen pada wanita pascamenopause, timbullah keluhan seperti depresi, mudah tersinggung, cepat marah, dan merasa tertekan.3



2.4. DIAGNOSIS A. Anamnesis Harus ditanyakan kapan seorang wanita pertama kali merasakan gejalagejala menopause.Hal ini harus berdasarkan persepsi mereka dengan adanya kekhawatiran akibat perubahan pada tubuh mereka.6,8



Gejala klimakterik terutama merupakan keluhan vasomotor seperti hot flashes dan keringat malam. Gejala lain adalah akibat berfluktuasinya kadar hormon estrogen dan progesteron seperti vaginal dryness, keinginan seksual yang berubah, inkontinensia urine, depresi, ketegangan syaraf dan iritabilitas serta gangguan tidur. 7 Riwayat medis dan riwayat keluarga 1. Usia menopause orang tua Faktor genetic tampaknya menjadi faktor predisposisi bagi wanita untuk mengalami menopause lebih cepat. Pada penelitian ditemukan bahwa wanita dengan riwayat keluarga yang mengalami menopause sebelum usia 46 tahun beresiko tinggi untuk terjadi menopause yang lebih cepat.7,3 2. Status histerektomi Wanita dengan conservation ovarium pada histerektomi mengeluh adanya gangguan vasomotor lebih banyak, vaginal dryness, dan keluhan lain dibandingkan dengan wanita yang tidak menjalani histerektomi. 3 B. Tanda fisik 1. Indeks maturasi Penilaian terhadap defisiensi estrogen vagina adalah evaluasi terhadap indeks pematangan epitel vagina. Prosedur ini dilakukan dengan cara pengambilan sel pada batas atas dan sepertiga tengah dinding samping vagina menggunakan sikat. Dibuat slide dan dilakukan pengecatan dengan tehnik Papanicolaou kemudian persentase dari sel parabasal, intermediat dan superfisialis dihitung. Meskipun indeks maturasi



berubah secara bermakna setelah terapi pengganti estrogen, diagnosis tidak dapat membandingkan indeks maturasi dengan karakteristik siklus haid.5 2. pH vagina Beberapa peneliti mengatakan bahwa peningkatan pH vagina (6,0-7,5) dimana tidak ditemukan bakteri patogen menjadi alasan adanya penurunan kadar estradiol serum. Uji ini dilakukan secara langsung dengan kertas pH pada dinding lateral vagina. Perubahan pH dapat diakibatkan oleh berubahnya komposisi dari sekresi vagina yang menyertai atropi.5,9 3. Ketebalan kulit Estrogen menstimulasi pertumbuhan epidermal, pembentukan kolagen, dan asam hialuronik sehingga turgor dan vaskularisasi kulit bertambah. Selama klimakterik, berkurangnya kadar estrogen mengakibatkan epidermis menjadi tipis dan atrofi.5 C. Uji laboratorium 1. Pengukuran FSH Pengukuran kadar plasma FSH telah dilakukan untuk mencoba mengidentifikasi wanita perimenopause dan postmenopause. Kadar FSH yang tinggi menunjukkan telah terjadi menopause yang terjadi pada ovarium.Ketika ovarium menjadi kurang responsif terhadap stimulasi FSH dari kelenjar pituitari (produksi estrogen sedikit), kelenjar pituitari meningkatkan produksi FSH untuk mencoba merangsang ovarium menghasilkan estrogen lebih banyak.3



2. Estradiol Penelitian melaporkan bahwa wanita dengan early perimenopause (perubahan dalam frekuensi siklus) kadar estradiol premenopause terjaga sedangkan pada perimenopause lanjut (tidak haid dalam 3-11 bulan sebelumnya) dan wanita postmenopause



terjadi penurunan secara



bermakna dari kadar estradiol. Estradiol dapat diukur dari plasma, urine dan saliva. Seperti halnya FSH, kadar estradiol mempunyai variasi yang tinggi selama perimenopause. 3,7.8



2.5. PENATALAKSANAAN Semua wanita harus memahami bahwa pemberian Terapi Sulih Hormon (TSH) bukan bertujuan untuk memperlambat menopause atau untuk mencegah agar tidak tua, melainkan bertujuan untuk mengurangi, menghilangkan, dan mencegah keluhan ataupun penyakit akibat kekurangan estrogen. Wanita yang direkomendasikan untuk diberikan TSH adalah7 : -



semua wanita, tanpa kecuali, yang ingin menggunakan TSH untuk pencegahan



-



semua wanita yang memiliki resiko penyakit kardiovaskuler, osteoporosis, dan kanker usus



-



semua wanita dengan keluhan klimakterik



Bila akan mulai dengan TSH, hal-hal berikut ini perlu diperhatikan4,7 : A. Jelaskan kegunaan TSH. Berikan informasi terutama terhadap : -



lamanya TSH yang harus digunakan.



-



Dapat terjadi perdarahan



-



Pemberian TSH dapat menimbulkan beberapa efek samping



-



Hubungan TSH dengan kanker payudara.



B. Pemeriksaan dasar Pada saat pasien datang, perlu dilakukan pemeriksaan seperti 4,8,10 : -



pemeriksaan panggul : perlu diketahui ada tidaknya mioma uteri. TSH memicu pertumbuhan mioma uteri



-



palpasi payudara : adanya benjolan pada payudara merupakan indikasi mutlak untuk dilakukan mamografi/ USG payudara dan kalau perlu dilanjutkan dengan biopsy. Kecurigaan akan kanker payudara merupakan kontraindikasi pemberian TSH.



-



Pemeriksaan tekanan darah : hipertensi bukan merupakan kontraindikasi pemberian TSH, tetapi pasien memerlukan pengawasan dan TSH diberikan bersamaan dengan obat antihipertensi.



-



Pemeriksaan densitometer tidak mutlak dilakukan dan lebih diutamakan bagi pasien dengan faktor resiko osteoporosis



C. Tindak lanjut Satu bulan kemudian pasien diminta datang untuk mengetahui hasil pemberian TSH dan kemungkinan munculnya efek samping. Perdarahan bercak umumnya terjadi pada 6 bulan pertama pemberian TSH dan lambat laun akan hilang. Bila pada bulan pertama tidak ada masalah maka pasien diminta datang 3 bulan kemudian. Lalu pasien diminta untuk datang rutin setiap 6 bulan.10



Kontraindikasi Pemberian TSH Kontraindikasi untuk estrogen 1,3,4 :  Kanker payudara Kanker



payudara



merupakan



kontraindikasi



absolut



untuk



estrogen.Riwayat kanker payudara dalam keluarga bukan merupakan kontraindikasi pemberian TSH, asalkan pasien berada dibawah pengawasan dokter dan dapat melakukan kontrol secara rutin. 



Perdarahan dari vagina yang belum diketahui penyebabnya. Kanker endometrium merupakan kontraindikasi absolut untuk estrogen.







Kerusakan hati yang berat.







Porfiria. Merupakan gangguan salah satu enzim yang diperlukan untuk sintesis heme pada pembentukan hemoglobin. Estrogen dapat memberikan efek negatif terhadap enzim ini.







Menderita penyakit tromboemboli



Kontraindikasi untuk progesterone 



Meningioma. Pasien dengan meningioma boleh diberi estrogen saja



Terapi tambahan Terdiri dari diet dan olahraga.Sebagian besar pasien dengan sindroma klimakterium mengalami hipokalsemia, hiperkolesterolemia serta memiliki risiko terjadinya kanker endometrium. Untuk mencegah hipokalsemia, perlu intake kalsium 1.000-1.500 mg/hari (setara dengan 1 liter susu perhari), olahraga rutin. Pemberian preparat estrogen selama beberapa tahun akan menurunkan kejadian patah tulang 50-60% dan mencegah penyakit kardiovaskuler 45-50%.3



BAB III KESIMPULAN



Menopause merupakan salah satu fase kehidupan normal seorang wanita. Pada masa menopause, reproduksi seorang wanita berhenti dan terjadi sejumlah perubahan fisiologis. Perubahan fisiologis ini memang tidak mematikan namun dapat mengganggu kualitas hidup sehari-hari. Menopause sendiri adalah masa berhentinya haid yang permanen akibat dari hilangnya aktivitas folikuler ovarium dan terjadi sesudah 12 bulan berturut-turut tidak mendapat haid dan tidak ada penyebab patologis atau fisiologis lain yang nyata. Menopause alami biasa terjadi pada usia 45-55 tahun dengan rata-rata usia wanita mengalami menopause yaitu usia 51 tahun. Terdapat istilah klimakterik yaitu periode peralihan dari fase reproduksi menuju fase usia tua (senium). Klimakterik ini dibagi menjadi pramenopause, perimenopause, menopause, dan pascamenopause. Pada wanita yang mengalami menopause, biasa terjadi perubahan-perubahan fisiologis seperti perubahan pola haid, keluhan vasomotor, keluhan somatic, keluhan psikis, gangguan tidur, gangguan seksual, gangguan urogenital, osteoporosis, dan penyakit kardiovaskular. Untuk mendiagnosis menopause dapat dilakukan uji laboratorium seperti pengukuran FSH dan estradiol. Terapi yang dapat diberikan untuk wanita menopause yaitu Terapi Sulih Hormon namun pemberian terapi ini bukan bertujuan untuk memperlambat menopause melainkan untuk mencegah dan mengurangi keluhan ataupun penyakit akibat kekurangan estrogen.



DAFTAR PUSTAKA 1. Soewondo, Pradana. Menopause, Andropause dan Somatopause Perubahan Hormonal Pada Proses Menua dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi V. Jakarta: Interna Publishing. 2010. Hal 2078-2082. 2. Clinical challenge of the perimenopause: consensus opinion of The North American Menopause Society. Menopause 2013;7:5-13. 3. Baziad, Ali. Endokrinologi Ginekologi. Edisi 3. Jakarta:Media Auskulapius FK UI. 2008. Hal 115-117 4. Baziad, Ali. Menopause dan Andropause. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Juni 2013. 5. Prior JC. Perimenopause: the complex endocrinology of the menopausal transition. Endoc Rev 2018;19:398-428. 6. Dennerstein L, Dudley EC, Hopper JL, Guthrie JR, Burger HG.A prospective population-based study of menopausal symptoms. Obstet Gynecol 2010;96:3518. 7. Kronenberg F. Hot Flashes. In:Lobo RA (ed).Treatment of the Postmenopausal Woman:



Basic



and



Clinical



Aspects.



2nd



edition.



Philadelphia:



Lippincott,Williams & Wilkins, 1999;pp.157-77. 
 8. McKinlay SM, Brambilla DJ, Posner JG.The normal menopause transition. Maturitas 1992;14:103-15. 9. Professor E. Barrett-Connor, Professor H. Burger, et al. Research on the Menopause in the 2000s. WHO Scientific Group. Juni 2016. 10. Shuster, Lynne T. Premature Menopause or Early Menopause. NIHPA. February 2011.