Laporan Kasus - Stroke Hemoragik [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Laporan Kasus



STROKE HEMORAGIK



Oleh Adelia Anggraini Utama I1A008025



Pembimbing dr. Oscar Nurhadi, Sp.S



BAGIAN / SMF ILMU PENYAKIT SARAF FK UNLAM – RSUD PENDIDIKAN ULIN BANJARMASIN Juni, 2012



1



STATUS PENDERITA I.



II.



DATA PRIBADI Nama



: Tn. S



Jenis Kelamin



: Laki-laki



Umur



: 43 tahun



Alamat



: Jln. Lintas Kalimantan



Status



: Menikah



Suku



: Banjar



Bangsa



: Indonesia



Agama



: Islam



Pendidikan



: SLTA



Pekerjaan



: Swasta



MRS



: 26 Juni 2012



No RMK



: 99-85-41



Ruang



: Saraf



ANAMNESIS Heteroanamnesis dengan anak dan istri pasien tanggal 26 Juni 2012 KELUHAN UTAMA Tangan dan tungkai kanan tidak dapat digerakkan Keluhan tambahan: Tidak bisa bicara dan penurunan kesadaran



2



RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG Tanggal 23 Juni 2012, pasien tiba-tiba tidak bisa menggerakkan tangan dan tungkai kanan sehabis makan malam. Pasien juga tidak bisa bicara dan kesadarannya menurun. Pasien



mengalammi sakit kepala, mual dan



muntah. Muntah terjadi 4x. Pasien juga mengalami kejang seluruh tubuh ± 30 menit. Menurut keluarga pasien, muka dan bibir Os tidak ada mencong, buang air kecil dan buang air besar normal. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU Penderita memiliki riwayat penyakit hipertensi. Riwayat kencing manis tidak ada. Asma tidak ada. INTOKSIKASI Tidak ditemukan riwayat keracunan obat, zat kimia, makanan dan minuman. RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA Tidak ada riwayat penyakit hipertensi dan kencing manis pada keluarga penderita. KEADAAN PSIKOSOSIAL Penderita tinggal di rumah bersama istri dan ketiga anaknya. Penderita merokok sejak usia 18 tahun.



STATUS INTERNA SINGKAT Tanda Vital :



3



Tekanan Darah



: 100/70 mmHg



Nadi



: 92 kali/menit



Respirasi



: 28 kali/menit



Suhu Badan



: 37,1oC



Gizi



: Baik



Kepala/leher



: Konjungtiva anemis (-), sclera ikterik (-), dispneu (-), sianosis (-), JVP tidak meningkat, tidak ada pembesaran kelenjar getah bening



Paru-paru



: Suara nafas vesikuler, ronkhi (-/-), wheezing (-/-)



Jantung



: S1 dan S2 tunggal, bising tidak ada



Abdomen



: Hepar/Lien/Massa tidak teraba, tidak terdapat nyeri tekan, BU (+) N



Ekstremitas



: akral hangat, edema



-



-



, parese +



-



-



-



+



-



STATUS PSIKIATRI SINGKAT Emosi dan Afek



: sde



Proses Berfikir



: sde



Kecerdasan



: sde



Penyerapan



: sde



Kemauan



: sde



Psikomotor



: sde



4



STATUS NEUROLOGIS A. KESAN UMUM: Kesadaran



: Somnolen, GCS 3-x-6



Pembicaraan : Disartri



: sde



Monoton : sde Scanning : sde Afasia



: Motorik



: sde



Sensorik



: sde



Anomik



: sde



Kepala: Besar



: Normal



Asimetri



: (-)



Sikap paksa : (-) Tortikolis



: (-)



Muka:



1.



Mask/topeng



: (-)



Miophatik



: (-)



Fullmooon



: (-)



PEMERIKSAAN KHUSUS 2. Rangsangan Selaput Otak



5



Kaku Tengkuk



: (-)



Kernig



: (-)/(-)



Laseque



: (-)/(-)



Bruzinski I



: (-)



Bruzinski II



: (-)/(-)



2. Saraf Otak Kanan



Kiri



Hyposmia



sde



sde



Parosmia



sde



sde



Halusinasi



sde



sde



N. Optikus



Kanan



Kiri



Visus



sde



sde



Yojana Penglihatan



sde



sde



N. Olfaktorius



Funduskopi



tidak dilakukan



tidak dilakukan



N. Occulomotorius, N. Trochlearis, N. Abducens



Kedudukan bola mata



Kanan



Kiri



tengah



tengah



Pergerakan bola mata ke Nasal



:



sde



sde



Temporal :



sde



sde



Atas



sde



sde



:



6



Bawah



:



Temporal bawah : Eksopthalmus



sde



sde



sde



sde



:



-



-



Celah mata (Ptosis) :



-



-



Pupil Bentuk



bulat



bulat



Lebar



2mm



2mm



Perbedaan lebar



isokor



isokor



Reaksi cahaya langsung



(+)



(+)



Reaksi cahaya konsensuil



(+)



(+)



Reaksi akomodasi



sde



sde



Reaksi konvergensi



sde



sde



N. Trigeminus Kanan



Kiri



Otot Maseter



sde



sde



Otot Temporal



sde



sde



Otot Pterygoideus Int/Ext



sde



sde



N. Oftalmicus



sde



sde



II. N. Maxillaris



sde



sde



III. N. Mandibularis



sde



sde



Refleks kornea langsung



normal



Cabang Motorik



Cabang Sensorik I.



normal



7



Refleks kornea konsensuil



normal



normal



N. Facialis Kanan



Kiri



Waktu Diam Kerutan dahi



sama tinggi



Tinggi alis



sama tinggi



Sudut mata



sama tinggi



Lipatan nasolabial



kiri lebih tinggi



Waktu Gerak Mengerutkan dahi



sde



Menutup mata



sde



Bersiul



sde



Memperlihatkan gigi



sde



Pengecapan 2/3 depan lidah



sulit dievaluasi



Sekresi air mata



tidak dilakukan



Hyperakusis



sulit dievaluasi



N. Vestibulocochlearis Vestibuler Vertigo



: (-)



Nystagmus



: (-)



Tinitus aureum : Kanan : (-)



Kiri : (-)



Cochlearis : tidak dilakukan



8



N. Glossopharyngeus dan N. Vagus Bagian Motorik: Suara



: sde



Menelan



: sde



Kedudukan arcus pharynx



: sde



Kedudukan uvula



: sde



Pergerakan arcus pharynx



: sde



Detak jantung



: normal



Bising usus



: normal



Bagian Sensorik: Pengecapan 1/3 belakakang lidah : sde Refleks muntah: (+) Refleks palatum mole: sde N. Accesorius Kanan



Kiri



Mengangkat bahu



sde



sde



Memalingkan kepala



sde



sde



N. Hypoglossus Kedudukan lidah waktu istirahat



: tertarik ke sisi kiri



Kedudukan lidah waktu bergerak



: sde



9



Atrofi



: tidak ada



Kekuatan lidah menekan pada bagian dalam pipi kanan



: sde



Fasikulasi/Tremor pipi (kanan/kiri)



: sde



Sistem Motorik Kekuatan Otot Tubuh :



Otot perut



: normal



Otot pinggang



: normal



Kedudukan diafragma : Gerak Istirahat



: normal : normal



Lengan (Kanan/Kiri) M. Deltoid



: 0/3



M. Biceps



: 0/3



M. Triceps



: 0/3



Fleksi sendi pergelangan tangan



: 0/3



Ekstensi sendi pergelangan tangan : 0/3 Membuka jari-jari tangan



: 0/3



Menutup jari-jari tangan



: 0/3



Tungkai (Kanan/Kiri) Fleksi artikulasio coxae



: 0/3



Ekstensi artikulatio coxae



: 0/3



10



Fleksi sendi lutut



: 0/3



Ekstensi sendi lutut



: 0/3



Fleksi plantar kaki



: 0/3



Ekstensi dorsal kaki



: 0/3



Gerakan jari-jari kaki



: 0/3



Besar Otot : Atrofi



:-



Pseudohypertrofi



:-



Respon terhadap perkusi



: normal



Palpasi Otot : Nyeri



: sde



Kontraktur



: -



Konsistensi



: normal



Tonus Otot : Lengan



Tungkai



Kanan



Kiri



Kanan



Kiri



Hipotoni



+



-



+



-



Spastik



-



-



-



-



Rigid



-



-



-



-



Rebound



-



-



-



-



phenomen Gerakan Involunter



11



Tremor :



Waktu Istirahat



: -/-



Waktu bergerak



: -/0



Chorea



: -/-



Athetose



: -/-



Balismus



: -/-



Torsion spasme



: -/-



Fasikulasi



: -/-



Myokimia



: -/-



Koordinasi : Jari tangan – jari tangan



: tdl



Jari tangan – hidung



: tdl



Ibu jari kaki – jari tangan



: tdl



Tumit – Lutut



: tdl



Pronasi/supinasi



: tdl



Tapping dengan jari-jari tangan



: tdl



Tapping dengan jari-jari kaki



: tdl



Gait dan station : tdl 3. Sistem Sensorik Kanan/kiri Rasa Eksteroseptik  Rasa nyeri superfisial



: sde



 Rasa suhu



: sde



12



 Rasa raba ringan



: sde



Rasa Proprioseptik  Rasa getar



: tdl



 Rasa tekan



: tdl



 Rasa nyeri tekan



: tdl



 Rasa gerak posisi



: tdl



Rasa Enteroseptik  Refered pain



: tdl



Rasa Kombinasi  Streognosis



: tdl



 Barognosis



: tdl



 Grapestesia



: tdl



 Two point tactil discrimination



: tdl



 Sensory extimination



: tdl



 Loose of Body Image



: tdl



Fungsi luhur  Apraxia : sde  Alexia



: sde



 Agraphia: sde  Fingerognosis



: sde



 Membedakan kanan-kiri



: sde



 Acalculia



: sde



5. Refleks-refleks



13



Reflek kulit Refleks kulit dinding perut : normal Refleks cremaster



: tdl



Refleks gluteal



: tdl



Refleks anal



: tdl



Refleks Tendon/Periosteum (Kanan/Kiri):  Refleks Biceps



:



/0



 Refleks Triceps



:



/0



 Refleks Patella



:



/0



 Refleks Achiles



:



/0



Refleks Patologis : Tungkai Babinski



: -/-



Chaddock



: -/-



Oppenheim



: -/-



Rossolimo



: -/-



Gordon



: -/-



Schaffer



: -/-



Lengan Hoffmann-Tromner : -/Reflek Primitif : Grasp



: (-)



Snout



: (-)



Sucking



: (-)



Palmomental



: (-)



14



6. Susunan Saraf Otonom  Miksi



: inkontinensi tidak ada



 Defekasi



: konstipasi tidak ada



 Sekresi keringat : normal  Salivasi



: normal



 Gangguan tropik : kulit, rambut, kuku : tidak ada 7. Columna Vertebralis Kelainan Lokal 



Skoliosis



: tidak ada







Khypose



: tidak ada







Khyposkloliosis



: tidak ada







Gibbus



: tidak ada







Nyeri tekan/ketuk



: sde



Gerakan Servikal Vertebra  Fleksi



: tdl



 Ekstensi



: tdl



 Lateral deviation



: tdl



 Rotasi



: tdl



Gerak Tubuh : tdl 8. Pemeriksaan PA Tidak dilakukan 9. Pemeriksaan radiologik



15



Tengkorak



: Plain X – Foto



: -



CT scan



: -



MRI



: -



Cerebral Angiografi



: -



Plain X – Foto



: didapattkan kardiomegali



Columna vertebra



Myelografi / caudografi : CT scan



: -



MRI



: -



10. Pemeriksaan E.E.G. Tidak dilakukan 11. Pemeriksaan dengan Echoencefalografi Tidak dilakukan 12. Pemeriksaan Elektrodiagnostik Tidak dilakukan 13. Pemeriksaan Tambahan Laboratorium Darah Rutin Hemoglobin



: 12,3 g/dl



Leukosit



: 19,6 /ul



Eritrosit



: 4,37 juta/ul



Hematokrit



: 40,9 Vol%



Trombosit



: 184.000 /ul



16



Laboratorium Kimia Darah GDS



: 85 mg/dl



SGOT



: 1370 u/l



SGPT



: 2245 u/l



Ureum



: 133 mg/dL



Kreatinin



: 5,2 mg/dL



14. Diagnosis Diagnosis Klinis



: Hemiparese dekstra + parese N. VII sentral dekstra



Diagnosis Topis



: Hemisper sinistra



Diagnosis Etiologis : Stroke Hemoragik 15. Penatalaksanaan IVFD RL 20 tts/menit Brain art 250 mg 3x1 amp Ranitidin 2x1 amp Inj Fenitoin 3 x 1 Inj Ceftriakson 2 x 1 gr Manitol 200 cc /6 jam Lanjutkan 4x100 cc lalu diturunkan 100 cc/ hari



RESUME 1.



ANAMNESIS : Pasien tiba-tiba tidak bisa menggerakkan tangan dan tungkai kanan sehabis makan malam tanggal 23 Juni 2012. Pasien juga tidak bisa bicara dan



17



kesadarannya menurun. Pasien



mengalammi sakit kepala, mual dan



muntah. Muntah terjadi 4x. Pasien juga mengalami kejang seluruh tubuh ± 30 menit. Menurut keluarga pasien, muka dan bibir Os tidak ada mencong, buang air kecil dan buang air besar normal.



2. PEMERIKSAAN Interna Kesadaran



: Somnolen , GCS 3-x-6



Tekanan darah



: 100/70 mmHg



Nadi



: 92 kali/menit



Respirasi



: 28 kali/menit



Suhu



: 37,1o C



Kepala/Leher



: tidak ada kelainan



Thorax



: tidak ada kelainan



Abdomen



: tidak ada kelainan



Ekstremitas



: parese pada tangan kanan dan tungkai kanan



Status psikiatri



: tidak ada kelainan



Status Neurologis  Kesadaran : Somnolen, GCS 3-x-6  Pupil isokor, diameter 3mm/3mm refleks cahaya +/+, gerak mata normal  Rangsang selaput otak: normal, tak ada kelainan  Saraf kranialis : Parese N VII sentral sinistra



18



 Motorik : lengan 0/3, tungkai 0/3  Tonus : Lengan : / N, Tungkai : / N  Sensorik : sde  Reflek fisiologis BPR : / 0, TPR: / 0, KPR : / 0, APR : / 0  Refleks patologis tidak ada  Susunan saraf otonom :tidak ada kelainan  Columna Vertebralis tidak ada kelainan 3. DIAGNOSIS Diagnosis Klinis



: Hemiparese Dekstra



Diagnosis Etiologis



: Stroke Hemoragik



Diagnosis Topis



: Hemisper Sinistra



1. PENATALAKSANAAN IVFD RL 20 tts/menit Brain art 250 mg 3x1 amp Ranitidin 2x1 amp Inj Fenitoin 3 x 1 Inj Ceftriakson 2 x 1 gr Manitol 200 cc /6 jam Lanjutkan 4x100 cc lalu diturunkan 100 cc/ hari



19



PEMBAHASAN



Telah dilakukan pemeriksaan pada seorang laki-laki berusia 43 tahun dengan diagnosa klinis Hemiparesis dekstra. Pada pasien ini, diagnosa dapat ditegakan berdasarkan hasil anamnesa dan pemeriksaan fisik. Dari anamnesa didapatkan keluhan utama kelemahan pada tangan kanan dan tungkai kanan yang terjadi secara mendadak, sakit kepala, kejang, adanya mual dan muntah serta penurunan kesadaran. Keluhan muncul saat setelah penderita melakukan aktivitas. Penderita memiliki riwayat penyakit hipertensi. Dari hasil pemeriksaan fisik pada pemeriksaan motorik didapatkan adanya kelemahan pada tangan kanan dan tungkai kanan, pada pemeriksaan N. VII didapatkan lipatan nasolabial bagian kanan dan kiri simetris. Pada pemeriksaan refleks fisiologis, yaitu BPR, TPR, KPR dan APR didapatkan bahwa refleks tangan dan tungkai sebelah kanan menurun bila dibandingkan dengan sebelah kiri. Begitu juga dengan pemeriksaan tonus dan pemeriksaan sensorik, didapatkan tangan dan tungkai sebelah kanan menurun bila dibandingkan dengan sebelah kiri Pada penderita tidak didapatkan adanya refleks patologis. Sehingga dari



20



pemeriksaan fisik dapat disimpulkan bahwa penderita mengalami hemiparese dekstra. Berdasarkan hasil anamnesa dan pemeriksaan fisik diatas, maka pada penderita ini didapatkan defisit neurologik yang mendadak tanpa adanya trauma kepala sebelumnya berupa kelemahan pada tangan kanan dan tungkai kanan. Serangan ini muncul pada saat setelah penderita melakukan aktivitas. Hal ini menunjukkan bahwa penderita mengalami serangan stroke hemoragik. Menurut WHO (1996) stroke adalah manifestasi klinik gangguan serebral fokal maupun global yang berlangsung cepat, berlangsung lebih dari 24 jam atau berakhir dengan maut tanpa ditemukan penyebab lain selain gangguan vaskular. 1 Faktor



resiko



ialah



faktor



yang



menyebabkan



seseorang



lebih



rentan/mudah mengalami GPDO (baik iskemik ataupun hemoragik). Adapun yang termasuk faktor resiko dari stroke yang tidak dapat diubah adalah usia tua, jenis kelamin pria, ras, riwayat keluarga, dan riwayat stroke. Sedangkan faktor resiko dari stroke yang dapat diubah adalah hipertensi, diabetes mellitus, merokok, alkohol, kontrasepsi oral, hiperurisemia, dislipidemia2,3. Dari faktor resiko diatas, maka dapat disimpulkan bahwa faktor resiko dari penderita ini adalah usia dari penderita yang sudah tua, adanya riwayat hipertensi dan juga adanya riwayat stroke pada tahun lalu. Stroke dapat dibagi menjadi dua kelompok besar : 4,5 1.



Perdarahan (stroke hemoragik)



2. Infark (istroke non hemoragik/iskemik)



21



Menurut Chandra, kita dapat mendignosis terjadinya stroke perdarahan atau stroke infark dengan melihat gejala awal dan pemeriksaan klinis yaitu: (3) Tabel 1. Diagnosa banding stroke hemoragik dan non hemoragik GEJALA



PERDARAHAN



INFARK



Sangat akut



Sub akut



Aktif



Bangun tidur



-



++



Nyeri Kepala



++



-



Muntah



++



-



Kejang-kejang



++



-



Kesadaran Menurun



++



+/-



+++ (dari hari 1)



+



Perdarahan di Retina



++



-



Papil Edema



+



-



++



-



Ptosis



++



-



Lokasi



Subkortikal



Kortikal/subkortikal



Permulaan Waktu serangan Peringatan sebelumnya



Bradikardi



Kaku Kuduk, Brudzinski



Kernig,



Berdasarkan dari tabel diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa penderita ini memenuhi kriteria seperti yang ada pada tabel diatas yaitu awal terjadinya yang sangat tiba-tiba, disertai nyeri kepala. Satu-satunya cara yang akurat untuk dapat mendiagnosa stroke hemorragik dan non hemorragik adalah dengan bantuan CT Scan6. Pada kasus ini CT scan belum dilakukan karena CT scan pada saat itu sedang rusak. Gejala-gejala pada penyumbatan pembuluh darah berbeda-beda tergantung pembuluh darah mana yang tersumbat. Pada penyumbatan arteri cerebri media



22



terdapat hemiparesis yang sama. Hal ini terjadi jika sumbatan di pangkal arteri, bila tidak di pangkal maka lengan lebih menonjol. Apabila terdapat penyumbatan pada arteri cerebri anterior maka kelainan yang paling menonjol adalah pada daerah tungkai. Pengelolaan 5B pada pasien ini telah dilakukan sebagai berikut 7: 1. Pernapasan (breath); jalan napas harus bebas, berikan oksigen kalau perlu. Pada kasus ini pasien tidak diberikan oksigen karena pernafasan pasien masih baik. 2. Darah (blood); tekanan darah dipertahankan agak tinggi agar perfusi oksigen dan glukosa ke otak tetap optimal untuk menjaga metabolisme otak. 3. Otak (brain); berikan manitol atau kortikosteroid untuk mengurangi edema otak, bila ada kejang segera berikan diazepam atau dilantin intra vena secara perlahan. Pada pasien ini tidak ada kejang. Kemudian pemberian manitol tidak dilakukan karena kadar ureum dan kretaininnya yang tinggi yaitu 52 mg/dl dan 1,9 mg/dl. Pada pemberian manitol yang harus diperhatikan adalah tekanan darah saat itu kadar ureum dan kreatinin. 4. Saluran kemih (bladder); pelihara keseimbangan cairan dan pasang dauer kateter (penderita wanita) atau kondom kateter (penderita pria) bila ada inkontinensia uri. Pada pasien ini telah di pasang kondom kateter. 5. Gastrointestinal (bowel); berikan nutrisi yang adekuat, bila perlu berikan NGT. Terapi medikamentosa pada penderita ini yaitu infus RL, citikolin, ranitidin, fenitoin, ceftriakson dan manitol. Infus RL diberikan untuk menjaga



23



keseimbangan cairan dan elektrolit. Citicholin berfungsi sebagai metabolik aktivator (metabolik agent) jaringan otak yang iskemik (infark serebral). Ranitidin untuk mencegah efek samping citicholin yaitu gangguan gastrointestinal. Fenitoin sebagai anti-kejang karena pada pasien terdapat riwayat kejang setelah serangan stroke. Ceftriakson sebagai obat antibiotik untuk mencegah timbulnya infeksi karena higine pasien yang jelek selama sakit. Penderita dirawat selama 2 hari di ruangan saraf dan selama perawatan penderita tidak menunjukan tanda perbaikan keadaan umum. Penderita kemudian dipindahkan ke ruang ICU untuk mendapatkan perawatan yang lebih intensif.



24



DAFTAR PUSTAKA



1. Harsono. 2000. Kapita Selekta Neurologi. Yogyakarta. Gajah Mada University Press. 2. Aliah A, Kuswara FF, Limoa RA, Wuysang G. Gambaran Umum tentang GPDO. Dalam : Harsono ed. Kapita Selekta Neurologi. Yogjakarta: UGM Press, 2000; 84-89 3. Mansjoer, Arif (Ed). Strok . Dalam : Kapita Selekta Kedoikteran. FK UI, Jakarta. 2000,17 – 26 4. Aminuddin A. dkk. Gambaran Umum Tentang Gangguan Darah Otak (GPDO). Dalam Harsono (Editor). Kapita Selekta Neurologi Edisi II. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press, 1996. 5. Sidharta, Priguna dan Mahar Mardjono. 2000. Neurologi Klinis Dasar. Jakarta. PT. Dian Rakyat. 6. Chandra, B. Stroke. Dalam : Neurologi Klinik. Surabaya : FK UNAIR, 1994; 28-32 7. Mardjono M, Sidartha P, Mekanisme Gangguan Vaskular Susunan Saraf dalam Neurologi Klinis Dasar. Jakarta: Dian Rakyat, 1997; 268-301



25