Laporan Kerja Bangku Teknik Mesin USU [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KATA PENGANTAR



Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini. Laporan ini dibuat untuk melengkapi



syarat dan kelengkapannya yang terdapat pada



Laboratorium Teknologi Mekanik, Departemen Teknik Mesin, Universitas Sumatera Utara. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Orang tua yang telah memberi bantuan moril dan materil. 2. Bapak Ir. Alfian Hamsi, M.Sc selaku Kepala Laboratorium Teknologi Mekanik. 3. Asisten Laboratorium Teknologi Mekanik yang telah membimbing dan membantu penulis dalam penyelesaian laporan ini. 4. Teman-teman stambuk 2016 yang berjuang bersama.



Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan laporan ini, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna menyempurnakan laporan ini.



Medan, Maret 2018



Evander Saragi 160401023



i



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR ............................................................................................ i DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ iv DAFTAR TABEL ................................................................................................ vi BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1 1.1 Latar Belakang ............................................................................................1 1.2 Maksud ........................................................................................................1 1.3 Tujuan .........................................................................................................2 1.4 Batasan Masalah .........................................................................................2 1.5 Manfaat .......................................................................................................2 1.6 Metode Pengumpulan Data .........................................................................3 1.7 Sistematika Penulisan .................................................................................3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................5 2.1 Defenisi Kerja Bangku ................................................................................5 2.2 Sejarah Kerja Bangku .................................................................................5 2.3 Peralatan Utama yang Digunakan ...............................................................6 2.4 Jenis-Jenis Kikir ........................................................................................10 2.5 Jenis-Jenis Ragum .....................................................................................13 2.6 Klasifikasi Kerja Bangku ..........................................................................14 2.7 Cara Mengikir yang Baik ..........................................................................15 2.8 Perawatan pada Kerja Bangku ..................................................................16 2.8.1 Cara merawat kikir ..............................................................................16 2.8.2 Cara merawat ragum ............................................................................16 2.9 Drilling dan Boring ...................................................................................17



ii



2.10 TAP dan SNEI ........................................................................................18 2.11 Ukuran TAP dan SNEI ...........................................................................27 2.12 Bahan dan Tabel Kekerasan ....................................................................28 2.13 Kesalahan yang Sering Terjadi pada saat Praktikum ..............................29 2.14 Keselamatan dan Kesehatan Kerja ..........................................................29 2.14.1 Peralatan keselamatan kerja ...............................................................29 2.14.2 Penyakit yang ditimbulkan dari kerja bangku ...................................35 2.14.3 Dampak negatif yang ditimbulkan dari kerja bangku........................35 2.14.4 Cara menanggulangi dampak negatif yang ditimbulkan ...................36 2.15 Benda-Benda Hasil Kerja Bangku ..........................................................36 BAB III ALAT DAN BAHAN.............................................................................38 3.1 Alat ............................................................................................................38 3.2 Bahan ........................................................................................................40 BAB IV PROSEDUR PERCOBAAN .................................................................41 BAB V ANALISA PERCOBAAN ......................................................................42 5.1 Cara Mendapatkan Hasil yang Baik..........................................................42 5.2 Penyebab Persen Ralat yang Tinggi..........................................................42 5.3 Perhitungan Persen Ralat ..........................................................................43 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN..............................................................44 6.1 Kesimpulan ...............................................................................................44 6.2 Saran .........................................................................................................44 6.2.1 Saran untuk laboratorium ....................................................................44 6.2.2 Saran untuk asisten ..............................................................................44 6.2.3 Saran untuk praktikan ..........................................................................44 DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................45



iii



BAB I PENDAHULUAN



1.1



Latar Belakang Kerja bangku (benchwork) ialah aktivitas kerja yang dilakukan dengan



tenaga dan keahlian dari manusia di meja kerja. Teknik Kerja Bangku adalah teknik dasar yang harus dikuasai oleh seseorang dalam mengerjakan kerja bangku di dalam dunia teknik permesinan sebagai dasar untuk materi teknik permesinan pada tingkat selanjutnya. Kegiatan kerja bangku lebih dititikberatkan pada pembuatan benda kerja dari material logam dengan perkakas tangan, dan dilakukan di bangku kerja. Pekerjaan kerja bangku meliputi berbagai jenis kontruksi geometris yang sesuai dengan jobsheet atau perintah kerja. Persyaratan kualitas terletak kepada pemahaman seseorang dalam praktek kerja bangku dan pelaksanaannya di tempat kerja yang meliputi tingkat ketrampilan dasar penguasaan alat tangan, tingkat kesulitan produk yang dibuat, dan tingkat kepresisian hasil kerja. Kerja bangku tidak hanya menitikberatkan pada pencapaian hasil kerja, tetapi juga pada prosesnya. Dimana pada proses tersebut lebih menitikberatkan pada etos kerja yang meliputi ketekunan, disiplin, ketahanan, serta teknik sebagai dasar sebelum melanjutkan ke pengerjaan yang menggunakan mesin-mesin produksi. Pada dasarnya praktikum kerja bangku merupakan kerja yang dilakukan secara manual. Macam-macam pekerjaan tersebut meliputi mengikir, mengebor, menggergaji, menyenai, mengetap, menyetemping dan sebagainya. Diharapkan dengan adanya laporan ini dapat meningkatkan pemahaman mahasiswa di dalam praktek maupun teori kerja bangku sehingga kelak dapat menunjang keterampilan dan kemampuan mahasiswa di dalam dunia teknik pemesinan.



1.2



Maksud Adapun maksud dari pelaksanaan praktikum kerja bangku ini adalah



sebagai berikut: 1



1. Mahasiswa dapat mengoperasikan alat-alat kerja bangku dengan baik dan benar. 2. Mahasiswa mengerti fungsi dari alat kerja bangku. 3. Mahasiswa mampu menggunakan alat ukur dengan benar. 4. Mahasiswa mampu menentukan mana bagian yang harus dikikir sehngga ditemukan permukaan yang presisi. 5. Menyiapkan mahasiswa untuk menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik Teknik Mesin,



1.3



Tujuan Adapun tujuan dari pelaksanaan praktikum kerja bangku ini adalah sebagai



berikut: 1. Agar mahasiswa mengerti cara kerja mesin perkakas yang sangat sederhana yaitu mengikir. 2. Agar mahasiswa mengerti dan memahami cara kerja dari ragum dan kikir.



1.4



Batasan Masalah Adapun batasan masalah dari pelaksanaan praktikum kerja bangku ini



adalah sebagai berikut: 1. Proses yang dilakukan adalah mengikir. 2. Ragum yang digunakan adalah ragum datar. 3. Kikir yang digunakan adalah kikir rata. 4. Spesimen terbuat dari baja karbon rendah. 5. Alat ukur yang digunakan adalah jangka sorong.



1.5



Manfaat Adapun manfaat dari pelaksanaan praktikum kerja bangku ini adalah



sebagai berikut: 1. Mahasiswa mengetahui cara kerja mesin perkakas yang sangat sederhana yaitu mengikir.



2



2. Mahasiswa mengetahui dan memahami cara kerja dari ragum dan kikir.



1.6



Metode Pengumpulan Data Metodologi yang digunakan dalam penulisan laporan ini adalah



menggunakan studi literatur, studi lapangan dan studi wawancara. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut: 1. Studi Literatur Merupakan studi dimana praktikan mencari dan membaca buku, dan jurnal. 2. Studi Lapangan Merupakan studi dimana praktikan langsung terjun ke lapangan. 3. Studi Wawancara Merupakan studi dimana praktikan melakukan diskusi baik kepada asisten maupun kepada sesama praktikan.



1.7



Sistematika Penulisan



Laporan ini ditulis dengan sistematika sebagai berikut: 1. Bab I – PENDAHULUAN, berisi tentang latar belakang, maksud, tujuan, batasan masalah, manfaat, metode pengumpulan data, dan sistematikan penulisan. 2. Bab II – TINJAUAN PUSTAKA membahas tentang definisi dan sejarah kerja bangku, peralatan utama yang digunakan, jenis kikir dan ragum, klasifikasi kerja bangku, cara mengikir yang baik, perawatan pada kerja bangku, drilling dan boring, TAP dan SNEI, ukuran TAP dan SNEI, bahan dan tabel kekerasan, kesalahan pada praktikum, keselamatan dan kesehatan kerja, dan benda-benda hasil kerja bangku. 3. Bab III – ALAT DAN BAHAN membahas tentang alat dan bahan yang digunakan. 4. Bab IV – PROSEDUR PERCOBAAN berisi tentang langkah-langkah kerja.



3



5. Bab V – ANALISA PERCOBAAN berisi tentang cara mendapatkan hasil yang baik, penyebab persen ralat yang tinggi dan perhitungan persen ralat. 6. Bab VI – KESIMPULAN DAN SARAN berisi tentang kesimpulan dan saran. Kemudian dilengkapi dengan DAFTAR PUSTAKA.



4



BAB II TINJAUAN PUSTAKA



2.1



Defenisi Kerja Bangku Kerja bangku merupakan pekerjaan dasar yang harus dikuasai dalam



mengerjakan benda kerja secara manual bagi seseorang yang berkecimpung dalam bidang teknik mesin. Pekerjaan kerja bangku melakukan penekanan pada pembuatan benda kerja dengan alat tangan, dan dilakukan di bangku kerja. Praktik kerja bangku melatih mahasiswa agar mampu menggunakan alat kerja yang baik dan benar, serta mampu menghasilkan benda kerja yang memiliki standar tertentu sesuai dengan lembar kerja yang ditentukan. Hal ini dapat tercapai jika mahasiswa melakukan pekerjaan dengan baik sesuai dengan peraturan dan tata cara pengerjaan praktik kerja bangku. Kunci kesuksesan dari kerja bangku iniadalah kesabaran dan ketelitian dalam bekerja. Karena setiap pekerjaan yang dilakukan pasti akan menyita waktu yang lama bila dibandingkan dengan alat yang menggunakan mesin pada waktu sekarang.



2.2



Sejarah Kerja Bangku Sejarah



pembentukan



logam



dimulai



sejak



zaman



pra



sejarah



yang diperkirakan dalam rentang waktu antara tahun 4000 sampai 3000 S.M. Perkembangan



pembentukan



logam



ini



diawali



pada



pembuatan-



pembuatan aksesoris atau hiasan-hiasan kerajaan, perisai untuk keperluan perang, peralatan rumah tangga dan sebagainya. Bahan-bahan logam ini umumnya terbuat dari bahan perunggu dan kuningan. Proses pengerjaan yang dilakukan untuk pembuatan peralatan ini dilakukan secara manual. Proses pembentukan logam untuk berbagai macam peralatan ini dikerjakan oleh para ahli logam yang mempunyai keterampilan khusus. Para ahli logam ini mempunyai keahlian pekerjaan tangan (handy craft) yang diperoleh secara turun temurun. Proses pembentukan untuk bentuk-bentuk profil ini dilakukan seluruhnya dengan menggunakan keahlian tangan. Peralatan bantu yang digunakan meliputi



5



berbagai macam bentuk palu, landasan-landasan pembentuk serta modelmodel cetakan



sederhana.



Bentuk



profil



pelat



yang



dihasilkan



dari



proses pembentukan ini memiliki nilai seni yang tinggi, khususnya pada bentuk ukiran



yang



ditampilkan



dari



produk



tersebut.



Profil



yang



ditampilkan mempunyai arti dan nilai seni dengan menampilkan bentuk-bentuk dari, bunga-bunga, simbol-simbol, peradapan manusia serta profil-profil binatang. Beberapa hasil peninggalan sejarah ditemukan peralatan rumah tangga seperti bentuk-bentuk cangkir/cawan, berbagai macam piring. Produk piring dan cangkir ini memiliki desain dan ukiran khusus yang mempunyai arti dan nilai seni. Hasil survai bidang arkeologi memberikan gambaran bahwa produk rumah tangga yang digunakan untuk



keperluan



kerajaan



berbeda



dengan



produk-produk



yang dikeluarkan untuk rakyat biasa. Biasanya produk-produk ini mempunyai ciriciri khusus, mulai dari desain dan ukiran atau hiasan pada produk tersebut. Polapola atau bentuk profil yang dikerjakan untuk perhiasan atau asesoris untuk kerajaan ini memiliki tingkat artistik yang tinggi, hal ini terlihat dari beberapa peninggalan sejarah yang ditemukan di beberapa musium sejarah di Perancis dan kota-kota sejarah lainnya.



2.3 



Peralatan yang Digunakan Ragum Merupakan suatu alat penjepit untuk menjepit benda kerja yang akan dikikir,



dipahat, digergaji, ditap, disney, dan lain lain. Alat jugs merupakan peralatan yang harus ada dalam semua proses pengerjaan dalam praktikum kerja bangku. Dengan memutar tangkai (handle) ragum,Maka mulut ragum akan menjepit atau membuka/melepas benda kerja yang sedang dikerjakan. Bibir mulut ragum harus dijaga jangan sampai rusak akibat terpahat,terkikir dan lain sebagainya. 



Kikir Merupakan alat yang terbuat dari baja tempa yang mengandung karbo tinggi



dan meliputi bagian panjang, potongan bentuk dan gigi pemotong yang biasa digunakan sebagai alat penghalus atau pemerata permukaaan plat atau benda kerja lainya yang terbuat dari logam.



6







Tap Merupakan alat yang digunakan dalam kerja bangku sebagai peralatan



produksi yang berfungsi sebagai pembuat ulir dalam/ drat. Dalam praktikum kerja bangku tap yang digunakan adalah tap tangan yang terbuat dari baja karbon yang dikeraskan. Tap tangan biasanya terdiri dari tiga buah dalam satu set untuk diameter 5 mm. Tap yang pertamakali digunakan mempunyai bentuk tirus (intermediate tap) diujungnya, untuk mempermudah penyayatan. Bentuk ulir yang dihasilkan hanya 55% dari bentuk ulir sesnugguhnya. Tap nomor 2 (Tapper tap) bentuk tirus lebih pendek dari tap nomor 1dan dipakai setelah tap no 1 dengan penyayatan 25% kemudian menggunakan tap nomor 3 (Botoming tap) bentuk tirus ujungnya sangat pendek sehingga dapat dipakai untuk mencapai bagian dasar untuk lubang tak tembus. 



SNEI SNEI adalah alat yang berfungsi untuk membuat alur pada benda hasil



pengeboran atau membuat ulir sekrup luar. Yang terbuat dari bahan baja karbon tinggi. Penyayatan ulir luar digunakan untuk membuat/memotong ulir luar pada besi atau pipa. 



Gergaji Gergaji adalah sejenis alat yang digunakan untuk memotong sesuatu. Mata



gergaji berbentuk gerigi, dan bentuk gigi gergaji tergantung pada bahan yang dipotong, misalnya kayu atau logam. Ada banyak jenis gergaji. Antaranya merupakan peralatan tangan yang bekerja dengan kekuatan otot ataupun dengan menggunakan bantuan mesin. Gergaji biasanya menimbulkan suara bising. Menggunakan gergaji untuk memotong bahan agak berbahaya



karena tepinya yang tajam diperlukan



ketrampilan dan prosedur yang tepat dalam penggunaanya.



7







Mesin Bor Meja Mesin bor meja adalah mesin bor yang diletakkan diatas meja. Mesin ini



digunakan untuk membuat lobang benda kerja dengan diameter kecil (terbatas sampai dengan diameter 16mm). Prinsip kerja mesin bor meja adalah putaran motor listrik diteruskan ke poros mesinsehingga poros berputar. Selanjutnya poros berputar yang sekaligus sebagai pemegang matabor dapat digerakkan naik turun dengan bantuan tuas bor sesuai kedalaman penyayatan mata bor. 



Mesin penekuk Plat Mesin ini berfungsi sebagai pelipat ataupun menekuk plat dengan kesikuan



yang dinginkan proses penggunaan alat ini cukup sederhana dengan menjepit plat sesuai batas garis penggores yang akan ditekuk dan kunci benda kerja agar penekukan dapat prsisi. 



Mesin Las titik Las titik adalah pengelasan memakai metode resistansi listrik dimana pelat



lembaran dijepit dengan dua elektroda. Ketika arus dialirkan maka terjadi sambungan las pada posisi jepitan. Siklus pengelasan titik dimulai ketika elektroda menekan pelat dimana arus belum dialirkan. Waktu proses ini disebut waktutekan. Setelah itu arus dialirkan ke elektroda sehingga timbul panas pada pelat di posisi elektroda sehingga terbentuk sambungan las. Waktu proses ini disebut waktu las. Setelah itu arus dihentikan namun tekanan tetap ada dan proses ini disebut waktu tenggang. Kemudian logam dibiarkan mendingin sampai sambungan menjadi kuat dan tekanan di hilangkan dan pelat siap dipindahkan untuk selanjutnya proses pengelasan dimulai lagi untuk titik yang baru. Mesin Las Titik secara umum hampir sama dengan mesin las listrik. Mesin Las Titik berfungsi sebagai penyambung tetapi tidak menggunakan elektroda dan digunakan untuk menitik pada plat-plat/body mobil. 



Stampel Angka dan Huruf Stempel terbuat dari baja paduan yang tidak dikeraskan karena



sifatnyaharus ulet (tought) dan cukup keras bisa mengalahkan benda yangdistempel.Stempel digunakan untuk menandai/memberi identitas suatu



8



produk/benda kerja yang terbuat dari logam. Namun demikian produk/ bendakerja yang terbuat dari logam digunakan pada logam yang keras Spesifikasi stempel dibedakan menurut ukuran dan jenis huruf/angka.Jenis huruf ada yang timbul dan ada pula yang masuk. Ukuran stempelditentukan oleh ukuran tinggi huruf/angka dan ukuran yang banyakdipakai mulai dari 2 mm sampai 10 mm. 



Penitik Penitik adalah Alat yang digunakan untuk menandai membuatlogam pada



benda kerja. Dengan menitik benda kerja maka mata bor yang digunakan tidak akan melest dari sasaran. Penitik terbuat dari bahan yang ujungnya runcing membentuk sudut 30o-90o. Cara pemakaianya meliputi: -



Pegang penitik dengan kanan kiri, tempatkan pada benda.



-



Penitik harus tegak lurus dengan benda kerja



-



Penitik dipukul satu kali dengan pemukul yang ringan, serta periksa posisi kelurusan , apabila sudah tepat pukul dengan kuat agar didapatkan titik yang jelas. 



Penggores Penggores adalah proses pemindahan ukuran-ukuran dari gambar-gambar,



menurut suatu benda kerja, atau menurut petunjuk-petunjuk untuk dikerjakan dimesin, dengan tanda garis-garis.bahan dari ppenggores biasnya haruslah lebih kuat dari benda kerjanya. Cara pemakainya yaitu: -



Penggores dimiringkan dari pengarahnya dengan sudut 30°, sehingga hasil penggoresan sesuai dengan yang diinginkan.



-



Tekan penggaris besi, atau penyiku dengan kuat pada benda kerja dan goreslah hanya satu kali saja



-



Miringkan penggores ke arah gerakan 



Gunting Plat Merupakan perlatan manual yangberfungsi sebagai alat pemotong pelat



yang berukuran pendek atau yang sulit dijangkau oleh mesin potong serta untuk memotong pelat yang berbentuk radius atau lingkaran.



9



2.4



Jenis-Jenis Kikir Kikir digunakan untuk meratakan dan menghaluskan bidang. Bentuk kikir



dibuat bernacam-macam sesuai dengan fungsinya dan kebutuhannya. Menurut tingkat kekasaran gigi kikir, maka jenis kikir dibagi menjadi 3 yaitu : a. Kikir Kasar Kikir kasar digunakan untuk pekerjaan awal. b. Kikir Sedang Kikir sedang digunakan untuk pekerjaan penyelesaian. c. Kikir Halus Kikir halus untuk pekerjaan akhir atau penyelesaian.



Gambar 2.1 Bagian-bagian kikir (http://www.rokhmad.com/2014/08/macam-macam-peralatan-tangan-jenis.html)



Menurut penampangnya kikir dibedakan atas : a. Kikir blok / rata b. Kikir segitiga c. Kikir Bulat d. Kikir setengah bulat



Gambar 2.2 Kikir blok / rata (http://www.rokhmad.com/2014/08/macam-macam-peralatan-tangan-jenis.html)



10



Gambar 2.3 Kikir segitiga (http://www.rokhmad.com/2014/08/macam-macam-peralatan-tangan-jenis.html)



Gambar 2.4 Kikir bulat (http://www.rokhmad.com/2014/08/macam-macam-peralatan-tangan-jenis.html)



Gambar 2.5 Kikir setengah bulat (http://www.rokhmad.com/2014/08/macam-macam-peralatan-tangan-jenis.html)



Menurut bentuk giginya, kikir dibedakan atas : a. Gigi Pahatan tunggal



Gambar 2.6 Bentuk gigi pahatan tunggal (http://www.rokhmad.com/2014/08/macam-macam-peralatan-tangan-jenis.html) 11



b. Gigi Pahatan Silang



Gambar 2.7 Bentuk gigi pahatan silang (http://www.rokhmad.com/2014/08/macam-macam-peralatan-tangan-jenis.html)



c. Gigi Pahatan Parut



Gambar 2.8 Bentuk gigi pahatan parut (http://www.rokhmad.com/2014/08/macam-macam-peralatan-tangan-jenis.html)



d. Gigi Pahatan Tunggal Cembung



Gambar 2.9 Bentuk gigi pahatan tunggal cembung (http://www.rokhmad.com/2014/08/macam-macam-peralatan-tangan-jenis.html)



12



2.5



Jenis-Jenis Ragum Ragum adalah alat untuk menjepit benda kerja. Untuk membuka rahang



ragum dilakukan dengan cara memutar tangkai/tuas pemutar ke arah kiri (berlawanan arah jarum jam) sehingga batang berulir akan menarik landasan tidak tetap pada rahang tersebut, demikian pula sebaliknya untuk pekerjaan pengikatan benda kerja tangkai pemutar diputar ke arah kanan (searah jarum jam). Rahang penjepit diberi landasan terbuat dari besi tuang yang permukaannya pada umumnya diberi parutan bersilang agar penjepitan lebih kuat dan tidak licin. Dengan demikian apabila menjepit benda kerja yang halus dan dikawatirkan akan rusak permukaannya maka disarankan untuk memberi lapisan pelindung berupa plat yang dapat menjaga permukaan benda kerja tersebut. Namun ada juga jenis ragum kerja bangku yang rahang penjepitnya dibuat rata dan halus (digerinda), di mana jenis ragum ini digunakan untuk menjepit benda kerja yang sudah memiliki permukaaan rata.



Gambar 2.10 Bagian-bagian ragum (http://teknikmesin.org/ragum)



Secara umum ragum dibagi menjadi 3 yaitu: 1. Ragum biasa Ragum ini digunakan untuk menjepit benda kerja yang bentuknya sederhana dan biasanya hanya digunakan untuk mengefrais bidang datar saja.



13



2. Ragum berputar Ragum ini digunakan untuk menjepit benda kerja yang harus membentuk sudut terhadap spindle (poros putar ). Bentuk ragum ini sama dengan ragum biasa tetapi pada bagaian bawahnya terdapat alas yang dapat diputar 360 derajat. 3. Ragum universal Ragum ini mempunyai dua sumbu perputaran, sehingga dapat diatur letaknya secara datar dan tegak.



2.6



Klasifikasi Kerja Bangku Ada berbagai macam jenis pekerjaan yang tergolong dalam kompetensi



kerja bangku. Masing-masing pekerjaan tersebut memiliki tujuan tersendiri. Sebagai contoh anda ingin memotong baja, maka anda harus menggergajinya. Sehingga proses penggergajian bertujuan untuk memotong benda padat. Berikut beberapa jenis pekerjaan yang tergolong dalam kerja bangku: -



Mengikir Mengikir adalah kegiatan menyayat benda kerja sehingga benda tersebut



mencapai bentuk dan ukuran yang diinginkan. Sayatan-sayatan pada pekerjaan ini sangatlah lembut. Untuk mengurangi dimensi baja dengan cara dikikir, membutuhkan waktu yang cukup lama. Jenis pengerjaan ini dilakukan dengan alat yang disebut sebagai kikir (dalam Bahasa Inggris, kikir adalah file). -



Memahat Memahat adalah kegiatan mengurangi volume atau menyayat suatu benda



padat secara drastis. Proses pemahatan dilakukan dengan alat yang disebut sebagai pahat (chisel). Selain untuk menyayat, pemahatan juga digunakan untuk memotong benda padat (misalnya untuk memotong baut berkarat yang susah dilepas). -



Menggergaji Menggergaji adalah kegiatan memotong benda padat. Penggergajian



dilakukan dengan perkakas yang disebut sebagai gergaji (saw). Pada material kayu, penggergajian dilakukan dengan handsaw. Sedangkan pada material logam, penggergajian dilakukan dengan hacksaw.



14



-



Menggambar Menggambar adalah kegiatan memberi tanda atau menggores suatu bentuk



pada benda kerja. Kegiatan ini selalu dilakukan sebelum anda memotong suatu benda. Alat yang dapat digunakan untuk menggambar antara lain: penggores, penitik, mistar, pensil, kapur, dll.



2.7



Cara Mengikir yang Baik



Cara dan posisi mengikir yang baik dan benar a. Posisi Kaki Selama mengikir, posisi berada di sebelah kiri ragum dengan kaki tetap pada tempatnya. Kedua lutut harus dibentangkan, dan jarak antara kadua kaki disesuaikan dengan panjang kikir. Sudut antara poros ragum dan kaki kira-kira 30° untuk kaki kiri dan kurang lebih 75° untuk kaki kanan b. Gerakan Badan dan Lutut Badan berdiri tegak pada posisi awal dan selanjutnya dicondongkan ke depan selama gerakan pemotongan berlangsung. Kaki kanan tetap lurus selama proses pengikiran dan lutut kiri dibengkokkan ke dalam. Pandangan mata selalu tertuju pada benda kerja. c. Memegang Kikir Tangan kanan memegang gagang kikir dengan teguh. Ujung gagang di tekan dengan telapak tangan bagian tengah. Ibu jari terletak di atas dan jari-jari lainnya di bawah gagang. Tempatkan telapak tangan dan ibu jari tangan kiri pada ujung kikir. Jari-jari lainnya terletak di luar ujung kikir tersebut, dengan keadaan rapat satu sama lain dan melipat ke bawah, tetapi tidak menggenggam ujung kikir. Jika bekerja dengan menggunakan kikir kecil, maka gagang kikir harus dipegang dengan genggaman yang ringan dan tekanannya cukup dilakukan oleh jari-jari dan ibu jari saja. d. Tekanan Pada Kikir Tekanan yang diberikan pada kikir tergantung pada ukuran kikir dan benda kerja. Pada saat mulai mengikir, tekanan yang paling besar harus terdapat pada tangan kiri dan tekanan yang ringan berada pada tangan kanan. Pada saat kikir



15



berada di tengah-tengah benda kerja yang dikikir, tekanan kedua tangan harus sama besar. Jika posisi kikir telah berada pada ujung langkah, tekanan tangan kiri harus diperingan dan tekanan tangan kanan berada dalam keadaan maksimal. Pada saat langkah ke belakang tidak ada penekanan sama sekali.



2.8



Perawatan pada Kerja Bangku



2.8.1



Cara merawat kikir



Sama seperti perkakas lain, kikir juga harus dirawat. Perawatan pada kikir bertujuan agar usia pakai kikir tersebut lebih lama. Selain perawatan, penggunaan kikir yang tepat juga memengaruhi usia pakai dari kikir. Berikut beberapa hal yang harus diperhatikan ketika bekerja dengan kikir: -



Jangan gunakan kikir untuk memukul.



-



Jangan gunakan kikir untuk mengikir logam panas, misalnya logam las yang masih panas.



-



Bersihkan debu-debu atau serbuk-serbuk yang menempel pada kikir. Bersihkan dengan menggunakan sikat kawat.



2.8.2



Cara merawat ragum



Agar kondisi ragum tetap baik dan awet, ragum harus dirawat. Perawatan akan berdampak pada usia pakai ragum. Ragum yang rusak tentu saja harus diganti. Penggantian ragum berarti menambah biaya belanja alat. Oleh karena itu, lakukanlah perawatan terhadap ragum anda. Berikut beberapa cara merawat ragum: -



Jangan kencangkan gigitan ragum dengan cara memukul tuas pengatur mulut ragum menggunakan palu.



-



Jangan menambah atau menyambung tuas pengatur mulut ragum supaya panjang. Biasanya penyambungan dilakukan agar pemutaran tuas menjadi ringan. Hal itu tentu meringankan anda dalam mengencangkan mulut ragum. Namun konsekuensinya, torsi yang dialami ulir daya pada ragum menjadi sangat besar dan berlebihan. Torsi berlebih bisa merusak ulir daya pada ragum.



-



Bila telah selesai digunakan, kendorkan gigitan pada ragum (buka mulut ragum).



16



-



Tinggalkan ragum dalam kondisi bersih. Bersihkan debu-debu atau serbukserbuk logam sisa pengerjaan.



-



Olesi permukaan ragum dengan oli secukupnya.



-



Olesi ulir daya dalam ragum dengan oli.



-



Jangan gunakan mulut ragum sebagai landasan memukul.



-



Jangan jepit logam yang panas, misalnya logam yang baru saja dilas.



-



Jangan gunakan ragum sebagai penjepit benda kerja ketika mengelas benda kerja tersebut.



2.9



Drilling dan Boring Dalam kehidupan sehari-hari, segala bentuk kegiatan membuat ataupun



memperbesar lubang biasa disebut dengan pengeboran (boring). Namun dalam industri manufaktur, pengeboran memiliki pengertian yang berbeda. Secara garis besar dibedakan menjadi dua macam, yaitu drilling dan boring.. Pada dasarnya prosedur kerja dari mengebor dan mengedrill adalah sama. Namun tujuannya berbeda, pengeboran (boring) diartikan sebagai proses untuk memperbesar lubang, sedangkan drill digunakan untuk melubangi benda kerja. Drilling adalah operasi yang menghasilkan lubang-lubang bulat pada seluruh bahan,atau memperbesar lubang dengan mata bor (twist drill). Sedangkan yang dimaksud dengan boring ialah operasi yang bertujuan untuk memperbesar lubang yang telah dibor oleh alat potong yang dapat diatur atau core drill. Jenis core drill antara lain seperti counter sink, counter boring, reamer, tap,dan lain sebagainya. Mesin drilling dapat juga digunakan untuk boring, namun mata bor yang digunakan berbeda. Mesin bor yang digunakan pada percobaan ini adalah mesin bor manual. Mesin dapat digunakan untuk bermacam-macam operasi seperti srilling, boring, pemotongan ulir, pembuatan ulir dalam maupun luar,dan lain sebagainya. Secara umum mesin bor dapat digolongkan dalam 5 jenis, yaitu: a. Mesin bor tangan (mekanik dan elektrik) b. Mesin bor bangku atau dengan kaki



17



c. Mesin bor tiang (colum) ataumesin bor tegak (tunggal atau banyak poros) d. Mesin bor radial e. Mesin-mesin “jig bor” Dari beberapa jenis mesin bor tersebut, penggunaannya dalam pemakaian tertentu tergantung lebar lubang dan ukuran benda kerja.



2.10 



TAP dan SNEI TAP Tap adalah suatu alat potong yang dapat digunakan untuk membuat ulir



dalam baik secara manual dengan menggunakan tangan maupun dengan menggunakan mesin. Selain untuk membuat ulir dalam yang baru, tap dapat juga digunakan untuk memperbaiki ulir dalam yang rusak, serta memperbesar ulir dalam yang sudah ada, dimana ulir dalam tersebut mengalami kerusakan yang parah atau ulir lama tersebut sudah gundul. Ada beberapa jenis tap yang umum digunakan, seperti tap tangan standar, tap pipa, tap ujung spiral, tap galur spiral, tap puli (pulley taps), tap ekstta panjang, tap ulir otomotif dan lain-lain. 



Tap Tangan Standar (Standard Hand Taps) Tap tangan standar memiliki bentuk seperti ulir luar atau sekrup yang dibuat



dengan tiga atau lebih lekukan memanjang yang dikenal sebagai galur (flute), di mana galur-galur ini membentuk sisi-sisi pemotong dari tap.



18



Gambar 2.11 Bagian-bagian tap (http://pusat-lingkaran.blogspot.co.id/2017/01/jenis-jenis-tap-dan-fungsinya.html)



Tap terdiri dari tangkai bulat, badan dan camfer. Pada bagian badan tap terdapat ulir-ulir pemotong, di mana pada bagian ujung badan tap dibuat tirus (chamfer), dengan panjang camfer berkisar antara 1 - 10 ulir dan besarnya sudut camfer (chamfer angle) bervariasai sesuai dengan jenis tap. Galur atau flute dari tap berfungsi sebagai saluran penampung tatal (beram) dan saluran bagi minyak pemotong sehingga minyak pemotong dapat mencapai sisi-sisi pemotong dari tap. Tangkai tap terdiri dari bagian yang bulat dan ujung tangkai tap yang dibuat berbentuk persegi dengan maksud agar sewaktu tap dipegang/dijepit dengan pemegang tap, maka ujung tangkai tap akan terjepit dengan kuat di dalam pemegang tap. Ada dua jenis pemegang tap yang banyak digunakan, yaitu pemegang tapT (Tee handle tap wrench) dan pemegang tap lurus (straight tap wrench).



19



Pemegang tap-T terdiri dari lengan, badan dan cekam. Pada bagian badan pemegang tap-T terdapat tiga buah belahan atau celah yang memanjang dan di sekitar bagian tengah badan dari pemegang tap-T terdapat ulir di mana cekam yang memiliki ulir dalam dipasang pada badan pemegang tap - T ini. Pada pemakaiannya ujung tangkai tap dimasukkan ke dalam lubang belahan pemegang tap-T, kemudian cekam diputarkan sehingga ujung tap dijepit oleh belahan pemegang tap-T tersebut yang diketatkan oleh cekam.



Gambar 2.12 Pemegang tap-T dan pemegang tap lurus (http://pusat-lingkaran.blogspot.co.id/2017/01/jenis-jenis-tap-dan-fungsinya.html)



Sementara pemegang tap lurus terdiri dari lengan, rumah, rahang gerak dan rahang tetap. Rahang gerak dapat digerakkan atau digeserkan dengan cara memutarkan lengan pemutar. Pada pemakaiannya, ujung tap dimasukkan ke dalam rahang yang ujung-ujungnya biasanya berbentuk cowakan V. Kemudian lengan pemutar pemegang tap ini diputarkan sehingga rahang gerak akan bergeser dan akan menjepit ujung tap di antara rahang gerak dan rahang tetap. Tap pada umumnya dibuat dari baja karbon yang dikeraskan, baja kecepatan tinggi atau high speed steel (HSS), dan untuk material yang lebih keras, tap biasanya dibuat dari baja kobalt atau dari karbid solid (solid carbide), maupun dari karbid sisipan (carbide insert taps). Ada juga jenis tap yang bahannya dilapisi dengan titanium nitride (TiN). Dalam satu set tap tangan standar biasanya terdiri dari tiga buah tap, yaitu tap no. 1 (tapper tap), tap no. 2 (plug tap) dan tap no. 3 (bottoming tap). Tap no. 1 memiliki ujung tap yang tirus (chamfer), di mana panjang chamfer tap no. 1 ini adalah 7 - 10 ulir. Tap no. 2 memiliki panjang chamfer 3 - 5 ulir dan tap no. 3 mempunyai panjang chamfer 1 - 2 ulir.



20



Gambar 2.13 Panjang camfer jenis-jenis tap (http://pusat-lingkaran.blogspot.co.id/2017/01/jenis-jenis-tap-dan-fungsinya.html)



Gambar 2.14 Satu set tap tangan standar (http://pusat-lingkaran.blogspot.co.id/2017/01/jenis-jenis-tap-dan-fungsinya.html)



Taper tap (tap no. 1) digunakan untuk memulai pengetapan pada lubanglubang baru. Plug tap (tap no. 2) digunakan untuk melanjutkan pembuatan ulir dalam yang sebelumnya telah dikerjakan oleh tap no. 1. Dan bottoming tap (tap no. 3) digunakan untuk pengetapan akhir ulir dalam yang sebelumnya telah dikerjakan oleh taper tap dan plug tap. Ketiga tap ini dapat digunakan untuk membuat ulir dalam pada lubanglubang tidak tembus (lubang buntu). Dalam hal ini tap no . 3 atau bottoming tap mampu membuat ulir dalam hingga ke bagian dasar lubang buntu, di mana tap no. 1 dan tap no. 2 tidak bisa membuat ulir hingga ke bagian dasar lubang buntu tersebut. 



Tap Pipa (Pipe Tap) Tap pipa digunakan untuk memotong ulir pada sambungan-sambungan dan



alat-alat bantu pipa lainnya. Pada umumnya pipa digunakan sebagai saluran untuk mengangkut cairan dan gas, oleh karena itu ulir-ulir yang dibuat pada sambungan-



21



samhungan pipa harus memiliki suaian yang ketat untuk mencegah terjadinya kebocoran.



Gambar 2.15 Tap pipa tirus dan tap pipa lurus (http://pusat-lingkaran.blogspot.co.id/2017/01/jenis-jenis-tap-dan-fungsinya.html)



Tap pipa dapat dibedakan menjadi tap pipa lurus dan tap pipa tirus. Tap pipa lurus dirancang untuk mengetap ulir lurus pada lubang-lubang yang direncanakan untuk pemakaian tekanan rendah misalnya sebagai pipa penyalur bahan bakar dan minyak. Tap pipa tirus dirancang untuk mengetap ulir-ulir tirus pada alat-alat bantu pipa yang biasanya terbuat dari logam besi (ferro) dan bukan besi yang digunakan untuk membawa cairan atau gas. Tap pipa tirus dapat juga dipakai untuk pengetapan ulir-ulir aeronautical dan pekerjaan-pekerjaan yang memerlukan ulir dengan akurasi dan kinerja yang tinggi. 



Tap Ujung Spiral (Spiral Point Taps) Tap ini memiliki bagian ujung dengan bentuk spiral dan sering disebut



juga sebagai tap pistol (gun tap). Tap ujung spiral biasanya memiliki dua atau tiga galur (flute), dengan jumlah galur ini maka tap memiliki lebih banyak ruang bebas untuk tatal.



Gambar 2.16 Tap ujung spiral (http://pusat-lingkaran.blogspot.co.id/2017/01/jenis-jenis-tap-dan-fungsinya.html)



22



Bagian ujung dari tap dibentuk sedemikian rupa sehingga tatal yang dihasilkan dalam proses pengetapan akan didesak ke bagian depan ujung tap. Hal ini akan memperkecil beban pengetapan serta memperkecil terjadinya penyumbatan di dalam galur. Tap ujung spiral ini cocok digunakan untuk pemotongan ulir pada lubang tembus. Selain terbuat dari baja kecepatan tinggi (HSS), tap ujung spiral ada juga yang dibuat dari bahan karbida (carbide) yang dirancang untuk mengetap materialmaterial yang keras dan tangguh seperti baja tahan karat, paduan titanium, inconel, besi cor dan baja dengan kekerasan hingga Rockwel C45 (RC45). 



Tap Galur Spiral (Spiral Flute Taps) Tap jenis ini memiliki galur yang berbentuk spiral. Tap galur spiral dapat



dibedakan menjadi tap galur spiral biasa (tap galut spiral lambat) dan tap galur spiral cepat. Tap galur spiral biasa memiliki sudut heliks antara 25° sampai 30° yang cocok untuk mengangkut dan mengeluarkan tatal dari lubang buntu yang dalam pada benda kerja yang terbuat dari baja atau alumunium tangguh.



Gambar 2.17 Tap galur spiral biasa dan tap galur spiral cepat (http://pusat-lingkaran.blogspot.co.id/2017/01/jenis-jenis-tap-dan-fungsinya.html)



Tap galur spiral cepat memiliki sudut heliks antara 45° sampai 60° yang cocok untuk membawa dan mengeluarkan tatal dari lubang buntu yang dalam pada benda kerja yang terbuat dari logam-logam lunak. Jadi berbeda dengan tap ujung spiral yang mengeluarkan tatal ke arah depan ujung tap, maka tap galur spiral akan mengeluarkan tatal menuju ke arah belakang atau ke arah tangkai tap. 



Tap Puli (Pulley Taps) Tap puli digunakan untuk membuat ulir dalam pada hub puli. Tap puli



mempunyai tangkai yang ekstra panjang yang dapat dipakai untuk mengetap tempat



23



atau bagian yang tidak dapat dijangkau oleh tap yang memiliki panjang tangkai standar.



Gambar 2.18 Tap puli (http://pusat-lingkaran.blogspot.co.id/2017/01/jenis-jenis-tap-dan-fungsinya.html)



Tap puli bisa juga digunakan untuk pengetapan umum pada komponenkomponen di mana diperlukan tap yang panjang untuk mencapai lubang-lubang yang akan ditap. 



Tap Mur (Nut Taps) Tap mur merupakan tap yang panjang yang memiliki tangkai berdiameter



lebih kecil daripada ukuran bagian dalam ulir. Tap ini dirancang untuk mengetap mur dalam produksi yang besar, di mana tap mur mampu memotong ulir beberapa mur.



Gambar 2.19 Tap mur (http://pusat-lingkaran.blogspot.co.id/2017/01/jenis-jenis-tap-dan-fungsinya.html)



Di mana setelah pemotongan sebuah mur dilaksanakan, pekerjaan pengetapan tidak langsung dihentikan, tetapi mur-mur yang telah ditap akan ditampung pada tangkai tap yang panjang dan pekerjaan pengetapan mur-mur berikutnya dilanjutkan. Untuk mengeluarkan mur-mur yang ditampung pada tangkai tap, dilakukan dengan cara melepaskan pemegang tap dari tangkai tap kemudian mur-mur tadi dikeluarkan melalui ujung tangkai tap. Selain mempercepat proses pembuatan ulir pada mur-mur, pengeluaran mur melalui ujung tangkai dapat mencegah kerusakan tepi-tepi pemotong dari tap bila mur dikeluarkan dari ujung badan tap.



24







Tap Pembentuk Ulir (Thread Forming Taps) Berbeda dengan tap-tap lainnya, tap pembentuk ulir tidak memotong



material benda kerja yang akan dibuat ulir, tetapi tap ini melakukan pembentukan dingin dengan mengerol ulir ditempatnya dengan cara memindahkan material benda kerja.



Gambar 2.20 Tap pembentuk ulir (http://pusat-lingkaran.blogspot.co.id/2017/01/jenis-jenis-tap-dan-fungsinya.html)



Karena material benda kerja yang dibuat ulir tidak dipotong, maka dalam pembuatan ulir dengan tap pembentuk ulir ini tidak ada tatal yang dihasilkan. Tap pembentuk ulir umumnya dipakai untuk membentuk ulir pada material yang liat, seperti alumunium, tembaga, kuningan, baja karbon rendah dan lain-lain. Pada waktu membuat ulir dengan tap ini, karena tap tidak memotong ulir maka dianjurkan untuk membuat countersink pada permukaan lubang. 



Tap Perbaikan Ulir Otomotif (Automotive Thread Restoring Taps) Tap perbaikan ulir otomotif digunakan untuk memperbaiki ulir dalam yang



rusak pada komponen-komponen otomotif tanpa terjadi pemotongan bawah (undercutting) pada ulir yang masih baik. Dalam perbaikan ulir dengan tap perbaikan ulir otomotif dapat juga mennghilangkan goresan-goresan atau torehantorehan pada ulir.



Gambar 2.21 Tap perbaikan ulir otomotif (http://pusat-lingkaran.blogspot.co.id/2017/01/jenis-jenis-tap-dan-fungsinya.html)



25



Selain itu dikenal juga tap perbaikan ulir khusus lubang busi yang dapat memperbaiki ulir dan membersihkan jelaga (kerak karbon), partikel logam dan kotoran lainnya yang terdapat pada lubang busi. 



SNEI



Snei dipergunakan untuk membuat ulir luar, arah ke kiri atau ke kanan. Snei dibuat dari baja potong kualitas tinggi disepuh pada panas yang tertentu. Snei dibedakan atas 3 yaitu: -



Snei kaku Snei kaku baut Senai kaku baut dipergunakan untuk mereparasi kerusakan ulir, bukan untuk memotong ulir baru.



Gambar 2.22 Snei kaku (Soebandono, Alat Kerja Tangan dan Mesin, 2009)



-



Snei kancing Snei kancing dapat distel untuk menyesuaikan keadaan penguliran. Diameter ulir dapat diperkecil dan diperbesar. Harus diperbesar penuh untuk pemotongan pertama kemudian direduksi berangsur-angsur sampai ukuran akhir dicapai.



Gambar 2.23 Snei kancing (Soebandono, Alat Kerja Tangan dan Mesin, 2009)



26



-



Snei belah Snei belah mempunyai keuntungan ialah dapat dipergunakan berbagai ukuran diameter ulir. Snei belah harus dipergunakan bersama-sama.



Gambar 2.24 Snei belah (Soebandono, Alat Kerja Tangan dan Mesin, 2009)



2.11



Ukuran TAP dan SNEI Tabel 2.1 Ukuran TAP dan SNEI (Greenfield Industries, 2018)



27



2.12



Bahan dan Tabel Kekerasan Tabel 2.2 Tabel kekerasan baja karbon (Harsono Wiryosumarto dan T. Okumura, 2004:9)



28



2.13



Kesalahan yang Sering Terjadi saat Praktikum Dalam pengerjaan kerja bangku, praktikan mengalami beberapa kesalahan



dalam proses pengerjaannya yang ternyata memang tidak semudah yang dibayangkan saat pertama kali melihat bahan kerja yang dibagikan. Banyak prosedur yang mesti dipatuhi karena sebenarnya hal itu juga untuk kepentingan keselamatan praktikan sendiri. Pelaksanaan kerja bangku ternyata menuntut praktikan agar praktikan mempunyai ketelitian, kesabaran dan ketekunan yang kuat agar hasil benda kerja sesuai dengan yang diharapkan. Dan juga hal penting lainnya yaitu ketersediaan alat yang memadai dimana juga sangat menentukan hasil benda kerja. Pada saat mengikir banyak kendala yang di rasakan seperti tekor dan cembungnya hasil pengikiran yang tidak sesuai teori yang telah diberikan pengikiran menggunakan metoda menyilang dalam metoda ini seharusnya saat mengikir, gerakan tangan harus panjang dan kokoh, juga supaya permukaan kikir selalu menempel pada benda kerja agar benda kerja memperoleh hasil yang baik. Bidang pada benda kerja yang sudah dikikir tapi belum selesai jangan sekali-kali disentuh dengan tangan, ini akan berdampak permukaan yang akan dikikir menjadi licin, karena pada tangan mengandung minyak, sehingga untuk beberapa gerakan pengikiran menjadi licin. Dan jangan menggerakan tangan saat mengikir karena sesuai prosedur yang tepat adalah yang bergerak tubuh bukan tangan.



2.14



Keselamatan dan Kesehatan Kerja Menurut Mangkunegara (2002, p.163) Keselamatan dan kesehatan kerja



adalah suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya, dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budaya untuk menuju masyarakat adil dan makmur. 2.14.1 Peralatan keselamatan kerja Beberapa peralatan keselamatan kerja yaitu:



29



1. Helm Keselamatan



Gambar 2.25 Helm keselamatan (https://blog.ruparupa.id/alat-pelindung-diri-kesehatan-dan-keselamatan-kerja-k3)



Helm keselamatan atau safety helmet ini berfungsi untuk melindungi kepala dari benturan, pukulan, atau kejatuhan benda tajam dan berat yang melayang atau meluncur di udara. Helm ini juga bisa melindungi kepala dari radiasi panas, api, percikan bahan kimia ataupun suhu yang ekstrim. Untuk beberapa pekerjaan dengan risiko yang relatif lebih rendah bisa menggunakan topi ataupun penutup kepala sebagai pelindung. 2. Sabuk dan Tali Keselamatan



Gambar 2.26 Sabuk keselamatan (https://blog.ruparupa.id/alat-pelindung-diri-kesehatan-dan-keselamatan-kerja-k3)



Sabuk keselamatan atau safety belt ini berfungsi untuk membatasi gerak pekerja agar tidak terjatuh atau terlepas dari posisi yang diinginkan. Beberapa 30



pekerjaan mengharuskan pekerja untuk berada pada posisi yang cukup berbahaya seperti pada posisi miring, tergantung atau memasuki rongga sempit. Sabuk keselamatan ini terdiri dari harness, lanyard, safety rope, dan sabuk lainnya yang digunakan



bersamaan



dengan



beberapa



alat



lainnya



seperti



karabiner, rope clamp, decender, dan lain-lain. 3. Sepatu Boot



Gambar 2.27 Sepatu Boot (https://blog.ruparupa.id/alat-pelindung-diri-kesehatan-dan-keselamatan-kerja-k3)



Sepatu boot ini berfungsi untuk melindungi kaki dari benturan atau tertimpa benda berat, tertusuk benda tajam, terkena cairan panas atau dingin, uap panas, bahan kimia berbahaya ataupun permukaan licin. Bedanya dengan safety shoes umumnya adalah perlindungan yang lebih maksimal karena modelnya yang tinggi dan melindungi hingga ke betis dan tulang kering. 4. Sepatu Pelindung



Gambar 2.28 Sepatu pelindung (https://blog.ruparupa.id/alat-pelindung-diri-kesehatan-dan-keselamatan-kerja-k3)



31



Sepatu pelindung ini berfungsi untuk melindungi kaki dari benturan atau tertimpa benda berat, tertusuk benda tajam, terkena cairan panas atau dingin, uap panas, bahan kimia berbahaya ataupun permukaan licin. Selain fungsi di atas, sepatu safety berkualitas juga memiliki tingkat keawetan yang baik sehingga bisa digunakan dalam jangka waktu yang panjang. Berbagai sepatu pelindung ataupun safety shoes tersedia sesuai dengan kebutuhan. Ada yang antislip, antipanas, anti-bahan kimia, anti-listrik, dll. 5. Masker



Gambar 2.29 Masker (https://blog.ruparupa.id/alat-pelindung-diri-kesehatan-dan-keselamatan-kerja-k3)



Masker pernafasan ini berfungsi untuk melindungi organ pernafasan dengan cara menyaring vemaran bahan kimia, mikro-organisme, partikel debu, aerosol, uap, asap, ataupun gas. Sehingga udara yang dihirup masuk ke dalam tubuh adalah udara yang bersih dan sehat. Masker ini terdiri dari berbagai jenis, seperti respirator, katrit, kanister, tangki selam dan regulator, dan alat pembantu pernafasan. 6. Penutup telinga



Gambar 2.30 Penutup telinga (https://blog.ruparupa.id/alat-pelindung-diri-kesehatan-dan-keselamatan-kerja-k3)



32



Penutup telinga ini bisa terdiri dari sumbat telinga (ear plug) atau penutup telinga (ear muff), yang berfungsi untuk melindungi telinga dari kebisingan ataupun tekanan. 7. Kacamata Pengaman



Gambar 2.31 Kacamata pengaman (https://blog.ruparupa.id/alat-pelindung-diri-kesehatan-dan-keselamatan-kerja-k3)



Kacamata pengaman ini digunakan sebagai alat pelindung yang berfungsi untuk melindungi mata dari paparan partikel yang melayang di udara ataupun di air, percikan benda kecil, benda panas, ataupun uap panas. Selain itu kacamata pengaman juga berfungsi untuk menghalangi pancaran cahaya yang langsung ke mata, benturan serta pukulan benda keras dan tajam. Jenis kacamata pengaman ini bisa berupa spectacles atau googgles. 8. Sarung Tangan



Gambar 2.32 Sarung tangan (https://blog.ruparupa.id/alat-pelindung-diri-kesehatan-dan-keselamatan-kerja-k3)



Sarung tangan ini berfungsi untuk melindungi jari-jari tangan dari api, suhu panas, suhu dingin, radiasi, arus listrik, bahan kimia, benturan, pukulan, tergores benda tajam ataupun infeksi dari zat patogen seperti virus dan bakteri. Sarung



33



tangan ini terbuat dari material yang beraneka macam, tergantung dari kebutuhan. Ada yang terbuat dari logam, kulit, kanvas, kain, karet dan sarung tangan yang tahan terhadap bahan kimia. 9. Pelindung Wajah



Gambar 2.33 Pelindung wajah (https://blog.ruparupa.id/alat-pelindung-diri-kesehatan-dan-keselamatan-kerja-k3)



Pelindung wajah atau face shield ini merupakan alat pelindung yang berfungsi untuk melindungi wajah dari paparan bahan kimia berbahaya, partikel yang melayang di udara atau air, percikan benda kecil, panas ataupun uap panas, benturan atau pukulan benda keras atau tajam, serta pancaran cahaya. Terdiri dari tameng muka atau faceshield, masker selam, atau full face masker. 10. Pelampung



Gambar 2.34 Pelampung (https://blog.ruparupa.id/alat-pelindung-diri-kesehatan-dan-keselamatan-kerja-k3)



34



Pelampung ini digunakan oleh pekerja yang bekerja di atas air atau di permukaan air agar terhindar dari bahaya tenggelam. Pelampung ini terdiri dari life jacket, life vest



atau



buoyancy



control



device



untuk



mengatur



keterapungan. APD atau Alat Pelindung Diri ini harus diperhatikan kondisinya. Jika APD rusak atau rusak atau tidak dapat berfungsi dengan baik harus segera dimusnahkan. Beberapa APD juga memiliki masa pakai, sehingga perawatannya harus lebih diperhatikan dan dicatat waktu pembelian serta masa pemakaiannya. Dalam Peraturan Menakertrans ini juga disebutkan bahwa pengadaan APD dilakukan oleh perusahaan, dan pekerja berhak untuk menyatakan keberatan untuk melakukan pekerjaan jika alat keselamatan kerja yang disediakan tidak memenuhi ketentuan dan persyaratan.



2.14.2 Penyakit yang ditimbulkan dari kerja bangku Beberapa penyakit yang dapat ditimbulkan dari kerja bangku apabila saat pelaksanaannya terjadi kesalahan yaitu: 1.



Penyakit tulang punggung, terjadi apabila posisi badan saat mengikir tidak tegak lurus.



2.



Penyakit paru-paru, terjadi apabila saat mengikir tidak memakai masker sehingga geram hasil pengikiran masuk melalui saluran pernapasan.



3.



Penyakit mata, terjadi apabila saat mengikir tidak memakai kacamata pengaman.



2.14.3 Dampak negatif yang ditimbulkan dari kerja bangku Beberapa dampak negatif yang ditimbulkan dari kerja bangku adalah sebagai berikut: 1.



Hasil geram dapat terbawa udara sehingga terhirup oleh orang lain yang tidak memakai masker.



2.



Hasil geram dapat mencemarkan lingkungan karena geram hasil pengikiran sulit untuk diolah.



35



2.14.4 Cara menanggulangi dampak negatif yang ditimbulkan Cara untuk menanggulangi dampak negatif yang ditimbulkan dari kerja bangku yaitu: 1.



Melakukan proses kerja pada tempat kerja yang tertutup agar hasil geram tidak terhirup orang lain.



2.



Membangun tempat penampungan geram agar tidak mencemari lingkungan sekitar.



2.15



Benda-Benda Hasil Kerja Bangku Berikut ini adalah benda-benda hasil kerja bangku:



1. Mur



Gambar 2.35 Mur (http://kairosbaut.com/pemesanan/mur/mur-hex-stainlesssteel/mur-hex-ss316)



2. Baut



Gambar 2.36 Baut (http://kairosbaut.com)



36



3. Palu besi



Gambar 2.37 Palu besi (http://www.gemilang-store.com/shop/product/aldo-palu-besi-16-ozkenzo)



4. Plat nama



Gambar 2.38 Plat nama (http://www.platnama.net)



5. Kursi kayu



Gambar 2.39 Kursi kayu (https://www.blibli.com/furindo-2-kursi-makan-kayu-MTA.1285451.htm)



37



BAB III ALAT DAN BAHAN



3.1



Alat Peralatan yang dipakai pada saat pelaksanaan praktikum adalah sebagai



berikut: 1. Ragum datar



Gambar 3.1 Ragum datar



2. Kikir rata



Gambar 3.2 Kikir rata



3. Vernier Caliper / Jangka sorong



Gambar 3.3 Jangka sorong



38



4. Penggaris



Gambar 3.4 Penggaris



5. APD Beberapa Alat Perlindungan Diri (APD) yang digunakan selama praktikum yaitu: -



Masker



Gambar 3.5 Masker -



Sarung tangan



Gambar 3.6 Sarung tangan



39



-



Kacamata pengaman



Gambar 3.7 Kacamata pengaman



3.2



Bahan Bahan yang dipakai pada saat pelaksanaan praktikum adalah besi tuang /



baja karbon rendah.



40



BAB IV PROSEDUR PERCOBAAN



1. Ukur dimensi awal benda kerja. 2. Jepit benda kerja pada ragum. 3. Lakukan pengikiran pada keempat sisi benda kerja (untuk lebar dan tinggi). 4. Lakukan pengikiran untuk mengurangi panjang benda kerja. 5. Ukur benda kerja dengan stigmat. 6. Ulangi poin 3-5 untuk mendapatkan dimensi yang diinginkan. 7. Ukur benda kerja akhir. 8. Hitung % ralat yang terjadi. 9. Kumpulkan benda kerja dengan memberi tanda nama dan NIM.



41



BAB V ANALISA PERCOBAAN



5.1



Cara Mendapatkan Hasil yang Baik Untuk dapat mengikir kita harus mengetahui tekanan yang ada pada kikir.



Tekanan kikir tergantung pada ukuran kikir dan benda kerja. Jika anda ingin memulai pengikiran, ingatlah, tekanan yang besar harus terdapat pada tangan kiri dan tekanan ringan pada tangan kanan. Tekanan kedua tangan itu harus sama manakala kikir berada di tengah-tengah benda kerja yang dikikir. Jika kikir berada di ujung langkah, tekanan tangan kiri harus ringan dan tekanan tangan kanan dalam keadaan maksimal. Peganglah kikir dengan teguh dan tekanlah ujung ganggang tersebut dengan telapak tangan kanan bagian tengah. Ibu jari tangan kanan terletak di atas dan jarijari yang lain di bawah ganggang. Kemudian tempatkan telapak tangan dan ibu jari tangan kiri pada ujung kikir. Jari yang lain terletak di luar ujung kikir tersebut dengan keadaan rapat satu sama lainnya dan melipat ke bawah tetapi tidak menggenggam ujung kikir tersebut. Dan hal yang perlu anda ketahui adalah bahwa kikir dapat menyayat besi ketika kita menggesekkannya ke arah depan dan kikir tidak akan menyayat logam ke arah belakang (penyayatan kurang maksimal).



5.2



Penyebab Persen Ralat yang Tinggi 1. Cara mengikir yang salah. 2. Alat kerja yang kurang memadai. 3. Kurangnya bimbingan asisten saat praktikum.



42



5.3



Perhitungan Persen Ralat



T



L P



Spesimen awal: P = 60,6 mm L = 10,6 mm T = 10,6 mm



Teori: P = 55 mm L = 10 mm T = 10 mm



Rumus Persen Ralat: % Ralat = |



Hteori − Hpraktek | × 100 % Hteori



P1 = 55,2 mm > % Ralat = 0,36 % L1 = 10,3 mm > % Ralat = 3 % L2 = 10,3 mm > % Ralat = 3 % L3 = 10,1 mm > % Ralat = 1 % T1 = 10,5 mm > % Ralat = 5 % T2 = 10,5 mm > % Ralat = 5 % T3 = 10,3 mm > % Ralat = 3 %



43



BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN



6.1



Kesimpulan 1. Pada praktikum kerja bangku, dibutuhkan ketelitian, ketrampilan, tanggung jawab, dan kedisiplinan demi tercapainya hasil yang baik. 2. Menjaga kesehatan, keselamatan kerja dan mengetahui prosedur penggunaan alat merupakan



hal yang sangat ditekankan karena pada



praktikum kerja bangku semua alat yang digunakan moyoritas pengoperasiannya secara manual. 3. Hasil persen ralat untuk P1 = 0,36 %, L1 = 3 %, L2 = 3 %, L3 = 1 %, T1 = 5 %, T2 = 5 %, dan T3 = 3 %.



6.2



Saran



6.2.1 Saran untuk laboratorium 1. Memperbaiki alat-alat kerja yang digunakan pada saat praktikum. 2. Melakukan maintenance pada alat-alat kerja.



6.2.2 Saran untuk asisten 1. Memberikan bimbingan kepada praktikan pada saat praktikum berlangsung.



6.2.3 Saran untuk praktikan 1. Memperhatikan arahan asisten saat melakukan praktikum agar tidak melakukan kesalahan selama proses pengerjaan. 2. Tidak bercanda selama praktikum berlangsung.



44



DAFTAR PUSTAKA



Rochim, Taufiq. 2007. Proses Permesinan. Bandung: Institut Teknologi Bandung. Soebandono. 2009. Modul 10 Alat Kerja Tangan dan Mesin (Mengetap dan Menyenai). Probolinggo: SMK Negeri 2 Kota Probolinggo.



45