Laporan KLB Scabies [PDF]

  • Author / Uploaded
  • salma
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN HASIL PEMYELEDIKAN EPIDEMIOLOGI DAN PENGOBATAN MASSAL KASUS SCABIES DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS LAWANGA KECAMATAN POSO KOTA UTARA KABUPATEN POSO



I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Scabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh tungau (mite) sarcoptes scabei yang termasuk dalam kelas arachnida. Tungau ini berukuran sangat kecil dan hanya bisa dilihat dengan miokroskop atau bersifat mikroskopis, penyakit scabies sering di sebut kutu badan. Penyakit scabieis mudah menular dari manusia kemanusia, dari hewan kemanusia demikian sebaliknya. Scabies mudah menyebar baik secara langsung melalui sentuhan langsung dengan penderita maupun secara tak langsung melalui baju, seprei, handuk, bantal, air atau sisir yang pernah digunakan penderita yang belum dibersihkan dan masih terdapat tungau maupun tidak langsung Sarcoptes. Scabies menyebabkan rasa gatal pada bagian kulit seperti sela-sela jari, siku, selangkang. Penyebabnya adalah kondisi kebersihan yang kurang terjaga, sanitasi yang buruk,kurang gizi,dan kondisi ruangan terlalu lembab dan kurang mendapat sinar matari secara langsung. Masa inkubasi scabies berlangsung 2 sampai 6 minggu sebelum serangan gatal muncul pada orang yang sebelumnya belum pernah terpajan. Orang yang sebelumnya pernah menderita scabies maka gejala akan muncul 1 -4 hari setelah infeksi ulang Pada tanggal 03 Oktober 2013 Program Surveilans Dinas Kesehatan Kabupaten Poso mendapatkan laporan dari petugas surveilans Puskesmas Lawanga bahwa telah terjadi KLB scabies di wilayah kerja Puskesmas Lawanga Kecamatan Poso Kota Utara Kabupaten Poso dengan jumlah kasus sebanyak 200 orang dengan CFR 0% dan laporan tersebut diteruskan ke UPT Surveilans Data Informasi Dinas Kesehatan Propinsi Sulawesi Tengah melalui Laporan W1 tanggal 7 Oktober 2013. Berdasarkan laporan tersebut TGC KLB Kabupaten Poso melakukan koordinasi dengan program terkait dan TGC KLB Puskesmas Lawanga mengenai KLB scabies tersebut dan pada tanggal 7 Oktober 2013 Tim menuju lokasi KLB untuk melakukan Investigasi dan penanggulangan awal KLB scabies.Dan bersama dengan TGC KLB UPT Surveilans Data Informasi melakukan Investigasi kedua pada tanggal 9 Oktober 2013.



1



B.Lokasi dan Tanggal Investigasi Lokasi kejadian Kasus Scabies di beberapa kelurahan yang ada di Wilayah Kecamatan Poso Kota. Penyelidikan dimulai pada tanggal 9 s.d 11 Oktober Tahun 2013 C.Pelaksana Investigasi 1. Tim Provinsi 1 orang 2. Tim Kabupaten 4 Orang 3. Tim Puskesmas 4 Orang II. TUJUAN PENYELEDIKAN 1.



Untuk mengetahui memastikan penagakan diagnosa kasus Scabies di Wilayah Kecamatan Poso Kota Utara



2.



Untuk mengobati penderita scabies dan mencegah agar tidak menularkan ke masyarakat dan wilayah lainnya.



3.



Menggambarkan distribusi penderita Scabies menurut variabel waktu, tempat dan orang.



4.



Mengidentifikasi sumber dan cara penularan penyakit Scabies.



2



III. BAHAN DAN CARA A. Batasan penyelidikan 1.



Wilayah penyelidikan Penyelidikan dilakukan di Kelurahan Lawanga, Bonesompe, Lombogia, Kasintuwu dan Madale, Wilayah kerja Puskesmas Lawanga Kecamatan Poso Kota Kabupaten Poso.



2.



Sasaran Penyelidikan Sasaran penyidikan adalah penduduk yang ada di Kelurahan tersebut..



3.



Jenis Penyelidikan Deskriptif Untuk menggambarkan karakteristik epidemiologi KLB.



B. Pemastian diagnosis I. Diagnosis klinis Pemastian diagnosis kasus scabies didasarkan atas gejala klinis penderita berupa gejala : 1. Pruritus nokturna : Atau rasa gatal di malam hari, yang disebabkan aktivitas kutu yang lebih tinggi dalam suhu lembab. Rasa gatal dan kemerahan diperkirakan timbul akibat sensitisasi oleh kutu. 2. Adanya lesi kulit yg khas Berupa papula, vesikel pada kulit atau terowonganterowongan di bawah lapisan kulit (kanalikuli) yang berbentuk lurus atau berkelok-kelok berukuran 1-10 mm. Jika terjadi infeksi skunder oleh bakteri, maka akan timbul gambaran pustul (bisul kecil). Kanalikuli ini berada pada daerah lipatan kulit yang tipis, seperti sela-sela jari tangan, daerah sekitar kemaluan, wajah dan kulit kepala (pada anak), siku bagian luar, kulit sekitar payudara, bokong dan perut bagian bawah. 3. Gejala yang ditunjukan adalah warna merah, iritasi dan rasa gatal pada kulit yang umumnya muncul disela-sela jari, siku, selangkangan dan lipatan paha, dan muncul gelembung berair pada kulit. 4. Pada “crusted scabies” terdapat lesi berupa plak hiperkeratotik tersebar di telapak tangan dan kaki disertai penebalan dan distrofi kuku jari tangan dan kaki. Pruritus (gatal) bervariasi bahkan hilang sama sekali pada keadaan ini.



3



II. Diagnosis Laboratorium Untuk memastikan diagnosis perlu pemeriksaan laboratorium. Jenis pemeriksaan Pemeriksaan kerokan kulit secara mikroskopis positif adanya kutu, telur atau skibala (butiran feses). C. Cara penyelidikan 1. Pengumpulan data a. Data primer, diperoleh dari observasi dan melakukan wawancara terhadap penduduk.. b.Data sekunder, diperoleh berdasarkan laporan/rekam medis terhadap korban yang rawat inap maupun rawat jalan di puskesmas dan Fasilitas kesehatan lainnya. 2. Pengambilan sample /spesimen Sampel diambil berupa kerokan kulit. 3 .Analisis data Analisis data dilakukan dengan menggunakan komputer, untuk analsis deskriptif disajikan dalam bentuk narasi, table dan grafik D. Definisi operasional 1. Kelompok terpapar Adalah orang – orang yang mengalami kontak dengan faktor risiko yang dicurigai 2. Kelompok tidak terpapar. Adalah orang – orang yang tidak mengalami kontak dengan faktor risiko yang dicurigai 3. Waktu sakit Adalah waktu pertama



kali munculnya tanda dan gejala yang dirasakan oleh



penderita. 4. Scabies Adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh tungau (mite) Sarcoptes scabei, yang termasuk dalam kelas Arachnida. Tungau ini berukuran sangat kecil dan hanya bisa dilihat dengan mikroskop atau bersifat mikroskopis menyebabkan rasa gatal pada bagian kulit seperti disela-sela jari, siku, selangkangan Atau rasa gatal di malam hari, yang disebabkan aktivitas kutu yang lebih tinggi dalam suhu lembab. Rasa gatal dan kemerahan diperkirakan timbul akibat sensitisasi oleh kutu. 5. Tersangka KLB scabies



4



Adalah terjadinya peningkatan kasus 2 (dua) kali atau lebih dalam kurun waktu satu minggu atau bulan yang terjadi mengelompok dan dibuktikan adanya hubungan epidemiologi.



E. Prosedur penyelidikan, penanggulangan & komunikasi KLB



KLB



Outbreak



Penyidikan



Deskriptif



Gambar 1 Prosedur penyelidikan (modifikasi dari . investigation module, 2008): Pemeriksaan laboratorium



Analitik



Studi Kasus Structure of the outbreak Tabel 2 x 2 kontrol



Kontrol infeksi Komunikasi KLB



5



IV.HASIL PENYELIDIKAN A.



Distribusi Gejala dan tanda kasus scabies di Wilayah Kerja Puskesmas Lawanga Kabupaten Poso Tahun 2013 NO 1 2 3



Gejala Klinis Rasa gatal di malam hari Adanya lesi kulit yg khas Berupa papula Rasa gatal pada sela-sela jari, siku,



N= 200 200



% 100 100



selangkangan dan lipatan paha, dan



200



100



164 88



82 44



muncul gelembung berair pada kulit. 4 Crusted scabie 5 Adanya kanalikuli di kulit Sumber : Data Primer Investigasi KLB



Berdasarkan gejala klinis yang didapatkan sangat menunjang untuk menetapkan diagnose scabies. Tim tidak melakukan pengambilan specimen di karenakan dengan gejala klinis kita sudah dapat menegakan diagnose scabies. B. Gambaran Epidemiologi 1.



Gambaran Epidemiologi menurut ciri waktu Waktu kejadian Kasus gatal-gatal pertama kali di Kelurahan Tegalrejo



Kecamatan Poso Kota Utara yakni Sukatman umur 20 tahun dan Nuraini umur 35 tahun, terinfeksi parasit pada kulit yang duga disebabkan oleh tungau Sarcoptes scabiei semenjak



bulan juli yang lalu. Meningkatnya kasus dugaan scabies ke



seluruh kelurahan yang ada di wilayah kecamatan Poso Kota semenjak bulan September tahun 2013 sampai dengan sekarang, namun sebelumnya telah dilaporkan oleh Puskesmas Lawanga ke tim surveilans kabupaten pada bulan September 2013. Keterlambatan di laporkan menurut petugas surveilans karena kemungkinan alergi, sehingga tidak dilaporkan. Namun sampai dengan bulan September penderita sudah mulai resah karena gatal-gatal pada tubuhnya tak kunjung sembuh, meskipun sudah minum obat.



Grafik 1



6



Sumber : Data Primer Investigasi KLB Berdasarkan kurva epidemic pada saat terjadi KLB scabies di kecamatan Poso Kota utara Kabupaten Poso adalah kurve epidemic Propogate. Gambaran kurva ini menunjukan pola penyebaran yang terjadi pada awalnya ditularkan oleh orang yang sakit kemudian ditularkan kepada orang lain melalui kasur, handuk, pakaian yang dipakai bersama-sama dan melalui tempat duduk dan bersentuhan langsung dengan penderita. Masa inkubasi penyakit ini adalah 1- 4 hari maka diperkirakan mulainya menyebar penyakit ini adalah Minggu ke 34 sampai Minggu ke 40. 2.



Gambaran Epidemiologi menurut ciri Tempat Grafik 2



Sumber : Data Primer Investigasi KLB



7



Berdasarkan data diatas bahwa tempat kejadian penderita Scabies ditemukan saat invetigasi sebanyak 6 kelurahan yang terserang yakni dari Kelurahan Lawanga 103 penderita, Bonesompe 29 penderita, Kasintuwu 28 penderita, Madale 18 penderita, Tegalrejo 20 penderita, dan Lombogia 2 penderita. 3.



Gambaran Epidemiologi Berdasarkan Orang (Golongan Umur) Grafik 3



Sumber : Data Primer Investigasi KLB Penyakit Scabies banyak dijumpai pada anak dan orang dewasa muda, tetapi dapat juga mengenai semua umur, namun tertinggi terdapat pada golongan umur 1-10 tahun. 4.Gambaran Epidemiologi Berdasarkan Jenis Kelamin Grafik 4 Distribusi Kasus Scabies berdasarkan Jenis Kelamin di Kecamatan Poso Kota Utara Kabupaten Poso Tahun 2013



Sumber : Data Primer Investigasi KLB 8



Grafik 5



Sumber : Data Primer Investigasi KLB Berdasarkan Grafik diatas bahwa dari jumlah total penderita Scabies sebanyak 200 orang ditemukan jumlah penderita tertinggi pada jenis kelamin perempuan di bandingkan Laki-Laki. C.Analisis Epidemiologi Berdasarkan hasil Investigasi di Wilayah Kecamatan Poso Kota Utara khususnya di Kelurahan Lawanga, Bonesompe,Kasintuwu,Tegal Rejo,Madale dan Lombogia wilayah kerja puskesmas Lawanga pada tanggal 9 s.d 11 Oktober 2013 oleh TGC KLB Propinsi, TGC Kabupaten dan TGC Puskesmas. Berdasarkan Etiologi Scabies maka kasus gatal-gatal di wilayah kecamatan Poso Kota Utara, Kabupaten Poso



adalah



kasus Scabies yang di sebabkan oleh kutu/tungau



(sarcoptes scabiei) yang diawali dengan berobatnya pasien yang bernama Sukatman dan Nuraeni dari kelurahan Tegal Rejo 3 bulan yang lalu. Kasus scabies menyebar ke 6 Kelurahan yang ada di wilayah kecamatan Poso Kota semenjak bulan Agustus tahun 2013 sampai dengan sekarang, penyebaran kasus scabies ini sudah di Investigasi oleh tim Surveilans Puskesmas Lawanga dan sekaligus melaksanakan Pengobatan dan Penyuluhan pada bulan September 2013 namun dilaporkan ke Dinas Kesehatan Kabupaten Poso pada tanggal 3 Oktober 2013 dan langsung



dilakukan investigasi oleh tim surveilans kabupaten dan



selanjutnya tanggal 7 Oktober dilaporkan ke Propinsi Sulawesi Tengah dan pada tanggal 9 Oktober 2013 bersama dengan TIM TGC KLB Dinas Kesehatan Propinsi Sulawesi Tengah melaksanakan Investigasi dan Pengobatan Massal. Faktor 9



menyebarnya kasus Scabies disebabkan adanya kondisi kebersihan yang kurang terjaga,Sanitasi yang buruk,kurang Gizi,keadaan lingkungan yang sangat lembab dan kurang mendapat sinar matahari secara langsung maka dengan mudah penyakit scabies menular ke masyarakat lainnya D.Penanganan Yang Dilakukan Berdasarkan hasil investigasi dan observasi yang menemukan kasus scabies di Kecamatan Poso Kota Utara telah merebak begitu cepat, guna mencegah agar penularan scabies tidak meluas maka pada hari Rabu tanggal 9 Oktober 2013 Tim kabupaten, provinsi dan Puskesmas segera melakukan intervensi dengan melakukan pengobatan massal dan penyuluhan yang dipusatkan di pos pelayanan yakni di kelurahan Lawanga namun sebelumnya sejak tanggal 3 Oktober 2013 Tim Puskesmas Lawangan telah melakukan Pengobatan massal dan Penyuluhan di 2 Posko Kesehatan di dua Kelurahan yakni Bonesompe dan Kasintuwu.Jumlah seluruh penderita yang dilayani 200 orang, sebagaimana data di bawah ini: No 1 2 3 4 5 6



Kelurahan Lawanga Bonesompe Kasintuwu Lombogia Tegalrejo Madale Jumlah



Jml Pendk 4362 3369 968 256 1812 731 11498



Pend 103 29 28 2 20 18 200



Meninggl 0 0 0 0 0 0 0



AR 23,61 8,6 28,92 7,8 11,3 24,62 17,39



CFR 0 0 0 0 0 0 0



Obat yang digunakan dalam pelayanan tersebut selain menggunkan obat dari Puskesmas Lawanga juga menggunakan obat bantuan dari Dinas Kesehatan propinsi. Komposisi obat yang telah di berikan antara lain Dexamethazon, CTM, Acyclovir, Vit C, Larutan PK, Salef 2-4 Amox, Cefad, Betametazon salf, Salf Acylovir, Hydrokortison salf, Injeksi Dexa.Selain penderita scabies yang datang berobat banyak pula penderita penyakit kulit lainya. Sebelum pengobatan massal dilakukan terlebih dahulu dilakukan penyuluhan tentang penyakit scabies dan caracara penanggulangannya, diikuti dengan investigasi dilapangan.



10



V.KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan 1. Telah terjadi Kajadian Luar Biasa/ KLB Scabies di Kecamatan Poso Kota Utara Kabupaten Poso. 2.



Data Investigasi kasus scabies di wilayah kecamatan Poso Kota Utara sebanyak 200 penderita terdiri dari 6 kelurahan.



3.



Scabies disebabkan adanya kutu/tungau (Sarcoptes scabiei) yang awalnya terdapat pada pasien Sukatman dan Nuraeni sejak waktu 3 bulan yang lalu, faktor lain adanya kondisi kebersihan yang kurang terjaga, sanitasi yang buruk,kurang gizi,dan sebagian kondisi ruangan terlalu lembab dan kurang mendapat sinar matari secara langsung.



B.



Rekomendasi 1.



Untuk Puskesmas 1.Meningkatkan kewaspadaan dini KLB di Puskesmas, baik SKD tenaga dan logistik serta melaksanakan surveilans ketat dan pengobatan 2.Mengintesifkan Surveilans baik di Kelurahan maupun di Puskesmas



2.



Untuk Lintas Program 1. Kerja sama program (Promkes) sangat diharapkan dalam hal penyuluhan kepada masyarakat dan komunitas kesehatan tentang cara penularan, diagnosis dini dan cara pengobatan penderita scabies dan orang-orang yang kontak khususnya di wilayah yang telah terinfeksi penyakit scabies. 2. Kerja sama Program Kesling yakni dapat melihat kondisi lingkungan dan sumber air yang dikonsumsi masyarakat kecamatan Poso Kota Utara.



11



3. Untuk Tokoh Masyarakat Di harapkan kepada masyarakat: Mencuci baju dengan menggunakan sistim pemanasan pada proses pencucian dan pengeringan, Mandi dengan sabun anti septic dan dapat menyetrika pakaian sebelum digunakan, hal ini dapat membunuh kutu dan telur. Serta diharapkan ruangan rumah tidak lembab. . Mengetahui Kepala Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan



Investigator



Dinas Kesehatan Kabupaten Poso



Enoria Latulola,SKM NIP.196306111988032009



Faisal Podungge,SKM NIP. 19750228 1995021002



12