Laporan Lengkap Kadar Klorin [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS AIR MAKANAN DAN MINUMAN I ANALISIS KADAR KLORIN PADA SAMPEL AIR



OLEH KELOMPOK VENNA MELINDA



B1D120093



FITRYAH WARDAYANI



B1D120094



ZAKIAH RASULLAH.A



B1D120095



DILA SAFUTRI



B1D120110



DESYA RAMDHANI JUARNO



B1D120112



KHAIRUNNISA HASANUDDIN B1D120125 ANNISA NOVIARTI



B1D120123



SINTIA MARJAL



B1D120126



YOHANA CHRISTI S. TAYAYA B1D120132



PRODI DIV TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS FAKULTAS TEKNOLOGI KESEHATAN UNIVERSITAS MEGA REZKY MAKASSAR 2022



HALAMAN PENGESAHAN Laporan pendahuluan praktikum kimia Analisis Air Makanan dan Minuman I dengan judul “ Analisis kadar klorin pada sampel air ” yang disusun oleh kelompok 1 yang beranggotakan 1. Venna Melinda



B1D120093



2. Fitryah Wardayani



B1D120094



3. Zakiah Rasullah.A



B1D120095



4. Dila Safutri



B1D120110



5. Desya Ramdhani Juarno B1D120112 6. Khairunnisa Hasanuddin B1D120125 7. Annisa Noviarti



B1D120123



8. Sintia Marjal



B1D120126



9. Yohana Christi S. Tayaya B1D120132 Telah diperiksa dan dikoreksi oleh dosen penanggungjawab



Makassar 24 Januari 2022 Dosen penanggung jawab



Perwakilan kelompok



Dr. Andis Sugrani, M.Si.



Venna Melinda



I.



JUDUL PERCOBAAN Analisis kadar klorin pada sampel air



II.



TUJUAN PERCOBAAN Untuk mengidentifikasi keberadaan klorin pada sampel air



III. LANDASAN TEORI Klor (berasal dari bahasa Yunani Chloros, adalah unsur kimia dengan nomor atom 17 dan simbol Cl termasuk dalam golongan halogen. Klorin merupakan unsur kedua dari keluarga halogen, terletak pada halogen VII A periode III. Sifat kimia klorin sangat ditentukan oleh konfigurasi elektron pada kulit terluarnya. Keadaan ini membuatnya tidak stabil dan sangat reaktif. Hal ini disebabkan karena struktuk electron gas mulia. Disamping itu, klorin juga bersifat sebagai oksidator. Seperti halnya oksigen, klorin juga membantu reaksi pembakaran dengan mengahasilkan panas cahaya. Dalam air laut maupaun sungai, klorin akan terhidrolisa membentuk asam hipoklorit (HClO) yang merupakan suatu oksidator (Edward dalam Sinuhaji, 2009). Klorin tidak terbakar di udara, melainkan bereaksi secara kimia. Klorin ialah unsur yang sangat aktif hampir dengan setiap unsur dapat langsung bersenyawa dan reaksinya besar sekali (Adiwasastra, 1987). Pada tahun 1850, desinfektan sudah dipakai dengan menggunakan metode klorinasi. Selama itu hipoklorit digunakan sebagai desinfektan sebelum adanya penelitian.



Pada



tahun



1912,



penggunaan



klorin



sebagai



desinfektan,



penambahannya dilakukan secara sembarangan atau tidak sesuai dengan dosis yang tepat sehingga malah mengakibatkan penyakit. Penyakit yang terjadi seperti typhus, infeksi hepatitis dan juga bisa karena protozoa. Dari sini maka Persatuan Negara melakukan



penelitian



dan



menghasilkan



kesimpulan



bahwa



penambahan



desinfektan harus melalui perhitungan (Sawyer, 2003). Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh Arianto F di Surakarta, bahwa terjadi kenaikan kadar klorin seiring dengan bertambahnya suhu. Berdasarkan Permenkes RI No. 492/Menkes/Per/IV/2010, bahwa kadar maksimum klorin yang diperbolehkan pada air minum adalah 5 mg/l air minum.



Klorin adalah salah satu dari sekelompok unsur yang berbagi sifat kimia yang mirip dikenal sebagai halogen, dengan anggota lain yang fluor, brom, yodium dan astatine. Klorin biasanya ditambahkan pada air dengan tujuan utamanya adalah untuk menghancurkan atau mendeaktivasi penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme, proses penambahan klorin pada air dikenal sebagai klorinasi (Pudjianto, 1984). Klorin banyak digunakan sebagai desinfektan karena klorin sangat efektif membasmi spora dan residu klorin mudah diukur. Residu klor (sisa klor) harus dapat terdeteksi untuk memastikan bahwa klorinasi telah berlangsung dengan baik. Residu klorin pun harus diukur karena residu yang terlalu tinggi dianggap membahayakan kesehatan dan juga menyebabkan korosif pada peralatan besi. Atau penyebab kebocoran pada pengalengan, sedangkan bila terlalu rendah tidak efektif sebagai desinfektan. Zat klorin jika bereaksi dengan senyawa organik akan membentuk suatu senyawa bersifat toksik seperti dioksin. Dioksin adalah senyawa organik yang sukar terdegradasi dan konsentrasinya akan berlipat ganda jika masuk ke dalam rantai makanan karena adanya proses biomagnifikasi sehingga akan menyebabkan gangguan kesehatan seperti kanker (Rini, 2006). Dalam bidang kesehatan Klorin digunakan sebagai desinfektan pada pengolahan air minum. Klorin yang digunakan adalah gas klor (Cl 2) atau kalsium hipoklorit Ca(OCl2). Selain itu, klorin juga digunakan sebagai bahan obat-obatan yang dikombinasikan dengan senyawa lain Dalam industritekstil dan kertas Klorin digunakan sebagai pemutih dan penghalus serta menguatkan permukaan kertas, sedngkan dalam bidang pertanian sebagai bahan peptisida dari kelompok organoklorin merupakan peptisida yang mengandung klorin yaitu Dikloro Difenil Trikloroetana (DDT) (Achmad, 2006). Klorin sebagai desinfektan dan pemutih merupakan bahan yang dilarang penggunaanya dalam makanan berdasarkan Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 033 / Menkes /Per/IX/2012, bahwa klorin tidak tercatat sebagai Bahan Tambahan Pangan (BTP) dalam kelompok pemutih dan pematang tepung yang diperbolehkan (Kemenkes RI. 2012).



Klorin, khlorin atau chlorine merupakan bahan utama yang digunakan dalam proses khlorinasi. Sudah umum pula bahwa khlorinasi adalah proses utama dalam proses penghilangan kuman penyakit air ledeng, air bersih atau air minum yang digunakan oleh masyarakat. Proses khlorinasi sangat efektif untuk menghilangkan kuman penyakit terutama dalam penggunaan air ledeng. Tetapi dibalik kefektifannya klorin juga dapat berbahaya bagi kesehatan. Orang yang meminum air yang mengandung klorin memiliki kemungkinan lebih besar untuk terkena kanker kandung kemih, dubur ataupun usus besar. Sedangkan bagi wanita hamil dapat menyebabkan melahirkan bayi cacat dengan kelainan otak atau urat saraf tulang belakang, berat bayi lahir rendah, kelahiran prematur atau bahkan dapat mengalami keguguran kandungan. Selain itu pada hasil studi efek klorin pada binatang ditemukan pula kemungkinan kerusakan ginjal dan hati (Pudjianto,1984). Pengolahan air minum merupakan cara untuk mendapatkan air bersih dan sehat sesuai dengan standar mutu air untuk kesehatan. Cara pembersihan air yang dialirkan melalui pipa-pipa air minum biasanya dengan cara klorinasi, yaitu dengan menambahkan kaporit (CaOCl2). Berbagai jenis senyawa organik yang berada di dalam air yang bereaksi dengan klorin akan dapat menginaktifkan klorin. Karena itu, selama masih banyak terkandung senyawa-senyawa tersebut, klorin yang ditambahkan tidak dapat berdaya sebagai desinfektan terhadap jasad - jasad renik. Hanya setelah kebutuhan klorin telah cukup banyak untuk menghilangkan senyawasenyawa tersebut di atas, baru penambahan klorin selebihnya dapat berfungsi dalam membunuh dan menghambat pertumbuhan mikroba (Winarno, 1986). Klorin sangat berbahaya bagi kesehatan manusia. Klorin, baik dalam bentuk gas maupun dalam bentuk cairan mampu mengakibatkan luka permanen, terutama kematian. Pada umumnya luka permanen disebabkan oleh asap gas klorin. Klorin sangat potensial untuk terjadinya penyakit kerongkongan, hidung dan tract respiratory (saluran kerongkongan di dekat paru-paru). Klorin juga membahayakan sistem pernafasan terutama bagi anak-anak dan orang dewasa (Hasan, 2006). Efek toksin klorin yang terutama adalah sifat korosifnya. Kemampuan oksidasi klorin sangat kuat, dimana di dalam air klorin akan melepaskan oksigen dan hydrogen klorida yang menyebabkan kerusakan jaringan (Adiwasastra, 1987).



Argentometri



diturunkan



dari



bahasa



latin



Argentum



(perak).



Argentometri merupakan metode untuk menentukan kadar zat dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasarkan pembentukan endapan dengan perak nitrat (AgNO3). Reaksi yang terjadi pada titrasi argentometri adalah Indikator



AgNO3 yang



dapat



+ digunakan



Cl adalah



AgCl



+



NO3



kalium



kromat



(K2CrO4)



yang apabila ada kelebihan ion Ag+ dapat menghasilkan warna merah (Rohman dan Gandjar, 2012). Metode-metode Titrasi Argentometri 1. Metode Mohr Metode ini digunakan untuk menetapkan kadar klorida (Cl) dan bromida (Br) dalam suasana netral dengan larutan baku perak nitrat (AgNO3) dan penambahan larutan kalium kromat (K2CrO4) sebagai indikator. Awal titrasi terjadi endapan perak klorida dan setelah tercapai titik ekivalen, maka penambahan perak nitrat (AgNO3) akan bereaksi dengan kromat (CrO4) yang membentuk endapan perak kromat (AgCrO4) yang berwarna merah. Dalam suasana asam, perak kromat (AgCrO4) larut karena terbentuk dikromat dan dalam suasana basa akan terbentuk endapan perak hidroksida (Rohman dan Gandjar, 2012). 2. Metode Volhard Metode Volhard ini dapat digunakan untuk menentukan kadar klorida, bromid, dan ioida dalam suasana asam dengan cara menambahkan larutan baku perak nitat dititrasi kembali dengan laritan balu tiosianat (Rohman dan Gandjar, 2012). 3. Metode K. Fajans Metode ini menggunakan indikator adsorbs, yang mana pada titik ekivalen, indikator teradsorbsi oleh endapan. Indikator ini tidak memberikan perubahan warna pada larutan, tetapi pada permukaan endapan. Hal-hal yang perlu diperhatikan pada metode ini yakni, endapan harus dijaga dalam bentuk koloid. Garam netral dan ion



bervalensi harus dihindarkan karena mempunyai daya mengkoagulasi. Larutan tidak boleh terlalu encer karena endapan yang terbentuk sedikit sekali yang dapat mengakibatkan perubahan warna tidak jelas. Ion indikator harus bermuatan berlawanan dengan ion pengendap dan harus tidak terabsorbsi sebelum mencapai titik ekivalen, tetapi harus segera terabsorbsi kuat setelah tercapai titik ekivalen. Ion indikator juga tidak boleh tetrabsorbsi sangat kuat karena indicator akan terabsorbsi lebih dulu sebelum titik ekivalen tercapai (Rohman dan Gandjar, 2012). 4. Metode Liebig Metode ini titik akhir titrasinya ditunjukkan dengan terjadinya kekeruhan. Ketika larutan perak nitrat ditambahkan kepada larutan alkali sianida akan terbentuk endapan putih, tetapi pada penggojokan akan larut kembali karena terbentuk kompleks sianida yang stabil dan larut. Cara Liebig menghasilkan titik akhir yang memuaskan apabila pemberian pereaksi pada saat mendekati titik akhir dilakukan perlahanlahan. Cara Liebig tidak dapat dilakukan pada keadaan larutan amonialkalis karena ion perak akan membentuk kompleks Ag(NH3)2+ yang larut. Hal ini dapat diatasi dengan menambahkan sedikit larutan kalium iodida (Rohman dan Gandjar, 2012).



IV. ALAT DAN BAHAN 1. Alat a. Buret b. Corong c. Pipet volume d. Bulp Pipet e. Erlenmeyer 250 mL. 2. Bahan a. Sampel Air b. Larutan Standar AgNO3 0.01 N c. Indikator Kalium Kromat d. NaCl



e. Aquades.



V. PROSEDUR KERJA 1. Titrasi Sampel Klorida 25 mL sampel Klorida Di dimasukkan ke dalam Erlenmeyer 250 mL



Erlenmeyer yang berisi sampel klorida Ditambahkan 1 mL Kalium Kromat 5 %



Erlenmeyer yang berisi sampel klorida dan Kalium Kromat Dititrasi dengan AgN03 0.01 N Hingga membentuk warna kemerahan atau endapan merah bata jmmm Erlenmeyer yang berisi



endapan merah bata



dicatat volume titran



Ulangi titrasi sebanyak dua kali



2. Titrasi Blanko



25 mL sampel Aquades Di dimasukkan ke dalam Erlenmeyer 250 mL Erlenmeyer yang berisi Aquades Ditambahkan 1 mL Kalium Kromat 5 % Erlenmeyer yang berisi Aquades dan Kalium Kromat Dititrasi dengan AgN03 0.01 N Hingga membentuk warna kemerahan atau endapan merah bata Erlenmeyer yang berisi endapan merah bata dicatat volume titran



Ulangi titrasi sebanyak dua kali



VI. HASIL PENGAMATAN VII. ANALISA DATA



VIII. PEMBAHASAN 1. Pembahasan oleh Venna Melinda Berdasarkan praktikum yang dilakukan yaitu kadar klorin pada sampel air yang kita amati menggunakan sampel air keran, air yang merupakan kebutuhan atau sumber utama kehidupan sehari-hari untuk menjaga Kesehatan maka air harus higienis atau bersih keberadaan air sekarang yang tercemar sudah bercampur dengan beberapa unsur atau spora ,dengan demikian klorin banyak digunakan sebagai desinfeksi karena klorin sangat efektif membasmi spora dan untuk menghancurkan dan mendeaktivasi penyakit yang disebebkan oleh mikroorganisme, pada bagian hasil pengamatan praktikum untuk titrasi sampel pertama yaitu air keran dengan volume awal : 4 ml dan volume akhir : 5 ml. 2. Pembahasan oleh sintia marjal Pada praktikum ini kami mengunakan sampel analisis kadar klorin pada sampel air kran, kadar klorin pada air kran .berguna untuk membunuh mikroorganisme phatogen,namun apabila kadar melebihi di dalam air dapat menimbulkan ganguan kesehatan seperti keluhan iriasi mata dan ph air, air adalah proses penambahan klorin (Cl2) atau hipoklorit pada air. Metode ini digunakan untuk membunuh bakteri dan mikrob tertentu di air keran karena klorin sangat beracun. Secara khusus, klorinasi digunakan untuk mencegah penyebaran penyakit yang ditularkan melalui air seperti kolera, disentri, dan tipus. 3. Pembahasan oleh Yohana Christi S Tayaya Berdasarkan praktikum yang dilakukan hari Kamis, 20 Januari 2022 yaitu analisis kadar klorin pada sampel air, kami menggunakan samper air keran yang di ambil hanya dari satu tempat yaitu keran air di dalam Lab kimia. Klorin adalah salah satu dari sekelompok unsur yang berbagi sifat kimia yang mirip dikenal sebagai halogen, dengan anggota lain yang fluor, brom, yodium dan astatine.Klorin sengaja ditambahkan sebagai disinfektan pada air untuk membunuh kuman patogen yang mengkontaminasi pada saat penyimpanan



dan pendistribusian air. Tanpa klorin, wabah mudah menyebar lewat sumber air, seperti penyakit -penyakit yang sering menular dengan perantaraan air. Untuk menganalisis kadar ion klorida atau klorin pada sampel air keran ini, digunakan titrasi argentometri dengan menggunakan larutan AgNO3. 4. Pembahasan oleh Dila safutri Klorin adalah unsur kimia dengan simbol Cl dan nomor atom 17. Senyawa berada



ini



adalah



halogen



kedua



paling



ringan,



berada



diantara fluor dan bromin dalam tabel periodik dan sifat-sifatnya sebagian besar di antara mereka. Klorin berwujud gas berwarna kuning-hijau pada suhu kamar. Unsur ini merupakan elemen sangat reaktif dan oksidator kuat: klorin mempunyai afinitas elektron tertinggi dan elektronegativitas ketiga tertinggi di belakang oksigen dan fluor. Fungsi utama klorin adalah menghambat pertumbuhan serta membasmi bakteri dan berbagai jenis mikroba. Karena manfaat ini, klorin sering kali digunakan sebagai penjernih air minum dan kolam renang. Klorin sangat reaktif dalam bentuk elemen bebas di alam namun jumlahnya sangat melimpah dalam bentuk garam klorida. Unsur ini merupakan elemen paling melimpah ke-20 di kerak bumi dan jumlahnya mencapai 126 bagian per juta. Jumlahnya paling besar dalam bentuk natrium klorida di laut. Di beberapa tempat, ada sejumlah natrium klorida dengan konsentrasi lebih tinggi, seperti Danau Garam Besar di Utah dan Laut Mati di Israel. Pada praktikum yang dilakukan kami menggunakan sampel air keran yang ada di lab kimiaˏ didapatkan hasil titrasi pertama didapatkan volume awal yaiti 4 ml dan volume akhir yaitu 5 ml, 5. Pembahasan zakiah Ardelawati Pada praktikum ini kami menggunakan sampel air keran untuk mengetahui kadar klorin dalam sampel air keran.Fungsi utama klorin adalah menghambat pertumbuhan serta membasmi bakteri dan berbagai jenis mikroba. Karena manfaat ini.klorin sering kali di gunakan sebagai penjernih air minum dan kolam renang.



IX. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan Klorin dari sekelompok unsur yang berbagi sifat kimia yang mirip dikenal sebagai halogen, dengan anggota lain yang fluor, brom, yodium dan astatine. Klorin biasanya ditambahkan pada air dengan tujuan utamanya adalah untuk menghancurkan atau mendeaktivasi penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme, proses penambahan klorin pada air dikenal sebagai klorinasi



2. Saran Mahasiswa harus lebih memahami materi dan prosedur kerja sebelum melakukan praktikum



DAFTAR PUSTAKA Achmad, H. 2006. Dampak Penggunaan Klorin. P3 Teknologi Konversi dan Konservasi Energi Deputi Teknologi Informasi, Energi Material dan Lingkungan. Jakarta Badan Pengkajian danPenerapan Teknologi. Adiwisastra, A. 1989. Sumber, Bahaya serta Penanggulangan Keracunan. Penerbit Angkasa. Bandung Damayati, Santy Dwi. 2014. Pengaruh Kandungan Klorin pada Air Teh Celup Berdasarkan Waktu dan Metode Pencelupan di Kota Makassar TAhun 2014. UIN Alauddin Makassar : Sulawesi Selatan Hasan, A. 2006. Dampak Penggunaan Klorin. Bandung Jurnal Teknologi Lingkungan, 7(1): 90-96. Kemenkes RI. 2012. Peraturan Menteri Kesehatan Tentang Bahan Tambahan Pangan No. 033 / Menkes /Per/IX/2012. Jakarta. Pudjianto, Edi Wahyu. 1984. Analisa Kualitas Air, Pengendalian dan pemeriksaan sampel Air. PT. Bina Indra Karya: Surabaya. Rini, Daru Setyo. 2006. gambaran kadar klorin pada sumber air bersih rsup. sanglah, Denpasar Jurnal kadar klorin Patologi Klinik. Rohman, Abdul., Gandjar. 2012. Kimia Farmasi Analis. Pustaka Pelajar. Yogyakarta. Diakses tanggal 20 Mei 2019. Sawyer, C.N., McCarty, P.L., Parkin, G.F. 2003. Chemistry for Enviromental Engineering and Science. McGraw-Hill. New York Winarno, F.G. 1986. Air untuk Industri Pangan. PT. Gramedia: Jakarta.



LAMPIRAN-LAMPIRAN 1. Deskripsi aktivitas Venna Melinda (B1D120093) -



Menambahkan materi pada landasan teori pada paragraf 4,5 Tentang Unsur kadar klorin, Manfaar klorin.



Fitryah Wardayani (B1D120094) -



Menambahkan materi pada landasan teori pada paragraf 3 tentang kadar klorin yang diperbolehkan pada air



Zakiah Rasullah.A (B1D120095) -



Menambahkan materi pada landasan teori pada paragraf 10, 11tentang efek toxin kadar klorin kesehatan manusia



Dila Safutri (B1D120110) -



Menambahkan materi pada landasan teori pada paragraph 12 tentang metode – metode dalam titrasi argentometri



Desya Ramdhani Juarno (B1D120112) -



Menambahkan materi pada landasan teori pada paragraf 2,9 tentang Desinfektan menggunakan metode klorinasi , dan manfaat air untuk Kesehatan masyarakat



Khairunnisa Hasanuddin (B1D120125) Annisa Noviarti (B1D120123) -



Menambahkan materi pada landasan teori pada paragraf 8 tentang pencegahan klorin



Sintia Marjal (B1D120126)



-



Menambahkan materi pada landasan teori pada paragraf 1 tentang pengertian kadar klorin



Yohana Christi S. Tayaya (B1D120132) -



Menambahkan materi pada landasan teori pada paragraf 6,7 tentang kegunaan krorin dalam bidang Kesehatan



2. Lampiran Pustaka Lampiran Venna Melinda B1D120093



Lampiran Fitryah Wardayani B1D120094



Lampiran Zakiah Rasullah.A B1D120095



Lampiran Dila safutri B1D120110



Lampiran Desya Ramdhani Juarno B1D120112



Lampiran Annisa Noviarti B1D120123



Lampiran Sintia Marjal B1D120126



Lampiran Yohana Christi S. Tayaya B1D120132