Laporan Lengkap Praktikum Kimia Analisis Kualitatif Uji Nyala [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS KUALITATIF “UJI NYALA”



DISUSUN OLEH NAMA



: MUHAMMAD REZA FAHLEVI



NIM



: 19TKM376



KELAS



:1A



JURUSAN TEKNIK KIMIA MINERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN RI POLITEKNIK ATI MAKASSAR TAHUN AJARAN 2019/2020



LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS KUALITATIF MODUL I



: ANALISA KERING ( UJI PENDAHULUAN) PERCOBAAN 1. UJI NYALA



Nama NIM /TKT



: Muhammad Reza Fahlevi : 19TKM376/1A



Tgl Mulai Tgl Selesai



: 18 Mei 2020 : 18 Mei 2020



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seperti yang telah diketahui unsur alkali terdapat pada golongan I A (kecuali H) sedangkan unsur alkali tanah terdapat pada golongan II A, unsur logam tersebut dapat membentuk oksida dan hidroksida yang larut dalam air menghasilkan larutan basa. Unsur-unsur alkali terdiri dari logam Li, Na, K, Rb, Cs, Fr. Unsur-unsur alkali ini memiliki kereaktifan yang besar. Sedangkan unsur-unsur alkali tanah terdiri dari logam Be, Mg, Ca, Sr dan Ra. Unsur-unsur alkali tanah ini pada umumnya ditemukan didalam tanah. Logam-logam alkali dan alkali tanah disebut juga logam-logam blok s karena hanya terdapat satu atau dua elektron pada kulit terluarnya. Elektron terluar ini menempati tipe orbital s (sub kulit s) dan sifat logam-logam ini seperti energi ionisasi (IE) yang rendah, ditentukan oleh hilangnya elektron s ini membentuk kation. Golongan 1 Logam Alkali yang kehilangan satu elektron s1 terluarnya menghasilkan ion M+ dan Golongan 2 Logam Alkali Tanah yang kehilangan dua elektron s2 terluarnya menghasilkan ion M2+. Sebagai akibatnya, sebagian besar senyawa dari unsur-unsur Golongan 1 dan 2 cenderung bersifat ionik. Alkali dan alkali tanah berbentuk padatan atau biasa disebut logam. Alkali dan alkali tanah mudah ditemukan dalam senyawa-senyawa umum atau dalam bentuk mineral. Keberadaan alkali dan alkali tanah yang banyak dan mudah digunkan, membuat berbagai penelitian menggunakan logam ini. Oleh karena itu, akan dilakukan percobaan uji nyala agar kita dapat membedakan unsur-unsur dengan reaksi nyala dari suatu sampel. Uji nyala akan memberikan warna yang berbeda pada setiap unsur. Warna tersebut akan menjadi ciri khas setiap unsur alkali dan alkali tanah.



1.2 Tujuan Percobaan Membedakan unsur-unsur dengan reaksi nyala dari suatu sampel/cuplikan. 1.3 Prinsip Percobaan Percobaan ini dilakukan dengan mencelupkan ujung kawat nikrom ke dalam HCl pekat lalu dibakar, kemudian dicelupkan kembali ujung kawat nikrom ke dalam HCl lalu ke dalam Kristal NaCl. Setelah itu, dimasukkan ke dalam nyala api dan dicatat warna nyalanya.



BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uji Nyala Uji nyala digunakan untuk mengidentifikasi keberadaan ion logam dalam jumlah yang relatif kecil pada sebuah senyawa (sampel). Karena tidak semua logam menghasilkan warna nyala. Untuk senyawa-senyawa golongan 1, uji nyala biasanya merupakan cara yang paling mudah untuk mengidentifikasi logam apa yang terdapat dalam senyawa.Prinsipnya sederhana, melihat perubahan warna nyala api. Karena beberapa logam memberikan warrna nyala yang khas bila dibakar pada api oksidasi. (Keenan, 1984). 2.2 Alkali Unsur golongan IA kecuali hidrogen mempunyai kecenderungan melepaskan elektron. Akibatnya unsur ini bersifat logam, yang disebut logam alkali karena oksidanya dalam air membentuk larutan basa (alkalis). Sebagai logam alkali bersifat sebagai penghantar panas dan listrik, mempunyai titik lebur relatif rendah dari logam lain. Hal ini disebabkan oleh logam alkali hanya melepas satu elektron, sehingga ikatan logam dalam kristalnya kuat (Syukri, 1999). Logam biasanya dianggap sebagai padatan yang keras dengan rapatan massa yang tinggi dan tidak reaktif. Namun kenyataannya, sifat-sifat logamlogam alkali berlawanan dengan sifat-sifat tersebut yaitu lunak, rapatan massa rendah dan sangat reaktif. Semua logam alkali (Li, Na, K, Rb, Cs, Fr) tampak mengkilat, berwarna keperakan, merupakan konduktor listrik dan panas yang baik. Logam alkali bersifat sangat lunak, dan semakin lunak dengan naiknya nomor atom pada unsur alkali tersebut. Litium dapat dipotong dengan pisau, tetapi kalium dapat diremas seperti mentega lunak. Sebagian besar logam mempunyai titik leleh yang sangat tinggi, tetapi logam alkali mempunyai titik leleh rendah dan semakin rendah dengan naiknya nomor atom. Cs meleleh pada temperatur sedikit diatas temperatur kamar. Kombinasi antara sifat konduktivitas panas yang tinggi dan titik leleh yang rendah, membuat natrium bermanfaat untuk mentransfer panas pada reaktor nuklir. Kelunakan dan



kerendahan titik leleh logam-logam alkali dapat dikaitkan dengan lemahnya ikatan metalik dalam unsur-unsur tersebut. Perubahan entalpi atomisasi logam-logam umumnya berharga antara 400 – 600 KJ mol-1. Ternyata terdapat hubungan antara sifat lunak dan rendahnya titik leleh dengan rendahnya perubahan entalpi atomisasi (Syukri,1999). Menurut Retno (2010), beberapa sifat umum senyawa logam alkali berkaitan dengan karakter ionik, kestabilan anion-anion besar bermuatan rendah, hidrasi ion dan kelarutan sebagaimana diuraikan sebagai berikut: Karakter ionik : ion logam alkali selalu mempunyai tingkat oksidasi +1 dan sebagian besar senyawanya berupa padatan ionik dan stabil. Senyawasenyawanya tidak berwarna kecuali dengan anion yang berwarna. Misalnya kromat (CrO3) dan permanganat (MnO4). Hidrasi ion : semakin tinggi densitas muatan ion, semakin kuat ion tersebut terhidrasi. Oleh karena logam-logam alkali mempunyai densitas yang jauh lebih rendah dari pada densitas logam-logam pada umumnya, maka energi hidrasi senyawa-senyawanya juga sangat rendah dan energi hidrasi semakin kecil dengan jari-jari ion. Kelarutan : sebagian besar senyawa-senyawa logam alkali larut dalam air, walaupun kelarutannya berbeda-beda. Sebagai contoh larutan jenuh litium klorida (LiCl) mempunyai konsentrasi 14 mol L-1, tetapi larutan jenuh litium karbonat (Li2CO3) mempunyai konsentrasi hanya 0,18 mol L-1 . Semua unsur golongan IA berwarna putih keperakan berupa logam padat, kecuali cesium berwujud cair pada suhu kamar. Logam alkali Natrium merupakan logam lunak dan dapat dipotong dengan pisau. Logam alkali Kalium lebih lunak dari natrium. Pada Tabel 3.8 tampak bahwa logam litium, natrium, dan kalium mempunyai massa jenis kurang dari 1,0 g cm–3. Akibatnya, logam tersebut terapung dalam air. Akan tetapi, ketiga logam ini sangat reaktif terhadap air dan reaksinya bersifat eksplosif disertai nyala (Retno,2010).



Tabel 1 Warna Nyala Alkali Nama Unsur Logam Alkali Litium Natrium Kalium Rubidium Cesium



Warna Nyala Api Merah Crimson Kuning Emas Merah – Ungu Biru-Ungu Biru –Ungu



2.3 Alkali Tanah Unsur golongan IIA disebut sebagai alkali tanah, sebab unsur tersebut bersifat basa dan banyak ditemukan dalam mineral tanah, umumnya reaktif namun kurang reaktif jika dibandingkan dengan logam alkali (Syamsidar, 2013). Golongan alkali tanah terdiri atas Be, Mg, Ca, Sr, Ba, Ra, dan Si yang mirip dengan konfigurasi gas mulia yang stabil. Karakter ini meningkat dari berilium hingga barium, dan khusus untuk berilium dialam lebih cenderung berbentuk molekuler dibandingkan bentuk ionik. Terutama oksidanya berbentuk oksida atmosfir bukan oksida logam yang bersifat basa (Keenan, 1984). Semua unsur dalam IIA tidak bereaksi dengan air kecuali pada suhu tinggi kecuali berilium dan magnesium berkorosi terus menerus dalam udara sampai mereka seluruhnya telah diubah menjadi oksida, hidroksida, atau karbonat. Berilium dan magnesium mudah bereaksi dengan oksigen tetapi selaput oksida yag kuat yang terbentuk, cenderung melindungi logam yang terletak disebelah bawahnya dari serangan lebih lanjut pada suhu kamar. Bila dipanaskan keraskeras, bahkan kedua logam ini pun akan terbakar dengan baik. Pada suhu tinggi, magnesium yang terbakar dalam udara tidak hanya bereaksi hanya dengan oksigen tetapi bahkan juga dengan nitrogen dan karbon dioksida (Keenan, 1984). Menurut Syukri (1999), makin kecil jari-jari menyebabkan daya tarik ion dengan molekul air lebih kuat. Muatan ion alkali tanah lebih besar dari ion alkali, maka daya tarik tersebut lebih kuat pada logam alkali tanah dibandingkan alkali. Logam alkali tanah mempunyai reaksi berbeda dengan logam alkali Ra adalah radioaktif dan tidak turut bereaksi. Secara spesifik, jika



loga alkali tanah dikenai api, maka warna nyala yang terjadi adalah sebagai berikut : Tabel 2 Warna Nyala Alkali Tanah Nama Unsur Logam Alkali Tanah Berilium Magnesium Kalsium Stronsium Barium Radium



Warna Nyala Api : Putih : Putih Cemerlang : Merah Bata : Merah Crimson : Hijau-Hijau Apel : Merah Crimson



Spektrum nyala pada unsur IA dan IIA memberi warna-warna yang khas pada nyala api biasa. Dalam pekerjaan laboratorium analitik, uji-uji nyala sering digunakan untuk mengungkapkan ada tidaknya berbagai unsur Alkali dan Alkali Tanah. Warna yang berbeda itu disebabkan oleh panjang gelombang yang berbeda. Berarti jarak orbital dari tiap atom unsur selalu berbeda. Jarak antar orbital ternyata tidak ada yang sama untuk setiap atom unsur (Keenan,1984).



BAB III METODOLOGI PERCOBAAN 3.1 Alat a. Kawat nikrom (Dawai Platina) b. Lampu Spertus c. Lempeng Tetes d. Gelas Kimia e. Spatula 3.2 Bahan a. HCl pekat b. Sampel ( Na, K, Ca, Sr, Ba, dan Cu) 3.3 Prosedur kerja a. Ditempatkan zat-zat yang akan diuji ke atas plat tetes dengan menggunakan spatula. b. Dimasukkan HCl pekat ke dalam gelas kimia. c. Dicelupkan ujung kawat nikrom ke dalam HCl lalu bakar. d. Dicelupkan kembali ujung kawat nikrom ke dalam HCl kemudian ke dalam Kristal NaCl yang akan diuji sehingga ada Kristal yang menempel. e. Dimasukkan ujung kawat tersebut ke dalam nyala api, catat warna nyala yang dihasilkan pada table. f. Diulangi langkah c sampai langkah e pada senyawa lainnya.



BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Pengamatan Warna Nyala dengan Api Bunsen Zat Mengandung Na K Ca Sr Ba Cu



Warna Nyala Kuning Violet Merah Bata Merah Hijau Kuning Biru Hijau



4.2 Pembahasan Pada praktikum ini, dilakukan percobaan warna nyala pada logam alkali dan logam alkali tanah. Percobaan ini dilakukan untuk menguji warna yang dihasilkan oleh alkali dan alkali tanah dalam nyala api. Metode yang dilakukan yaitu menempatkan sampel yang akan diuji ke atas plat tetes kemudian dilakukan pembersihan kawat nikrom dengan mencelupkan ke dalam HCl, dimana larutan HCl berfungsi untuk membersihkan pengotor atau kontaminan yang melekat pada kawat nikrom sehingga pengotor tersebut akan mudah menguap dari kawat nitrom, selain itu HCl digunakan karena tidak menghasilkan warna nyala pada saat dilakukan pemijaran di atas nyala api sehingga tidak akan mempengaruhi hasil pengamatan uji nyala. Percobaan uji nyala ini menggunakan garam-garam klorida karena garamgaram ini mampu membentuk garam-garam klorida yang ketika dibakar akan menunjukkan warna yang spesifik. Setelah kawat nikrom layak digunakan, maka dicelupkan ke dalam Kristal NaCl yang akan diuji sehingga ada Kristal yang menempel kemudian ujung kawat tersebut dimasukkan ke dalam nyala api dan dilihat warna nyala yang dihasilkan.



Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, (Na) menghasilkan warna kuning, (K) menghasilkan warna violet, (Ca) menghasilkan warna merah bata, (Sr) menghasilkan warna merah, (Ba) menghasilkan warna hijau kuning dan (Cu) menghasilkan warna biru hijau. Data yang didapatkan sudah sesuai dengan teori yang sudah dibahas. Itu disebabkan karena percobaan yang dilakukan telah mengikuti prosedur dengan baik sehingga tidak menimbulkan kesalahan pada praktikum. Adapun perbedaan warna nyala yang dihasilkan itu yang berbeda, disebabkan oleh panjang gelombang yang berbeda. Berarti jarak orbital dari tiap atom unsur selalu berbeda. Jarak antar orbital ternyata tidak ada yang sama untuk setiap atom unsur. Karena uji nyala akan memberikan warna yang berbeda pada setiap unsur. Warna tersebut akan menjadi ciri khas setiap unsur alkali dan alkali tanah.



BAB V KESIMPULAN Unsur-unsur golongan alkali dan alkali tanah memiliki warna yang khas, Natrium memiliki warna nyala kuning, Kalium warna ungu, Kalsium warna merah bata, Stronsium warna merah, dan barium hijau kuning serta tembaga warna biru hijau.



Makassar, 18 Mei 2020 DOSEN PEMBIMBING



PRAKTIKAN



Fitri Junianti,S.Si.,MT



Muhammad Reza Fahlevi



Daftar Pustaka Keenan, Charles W. 1984. Kimia Untuk Universitas. Jakarta : Erlangga. Retno, D, S. 2010. Kimia Anorganik Logam. Yogyakarta : Graha Ilmu. Syukri. 1999. Kimia Dasar Jilid 2. Bandung: UI Press.