9 0 121 KB
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK IDENTIFIKASI KATION DENGAN UJI NYALA
OLEH : NI LUH IKA SANJIWANI
1513031002
NI LUH AYU PUTU HENDRAYANI
1513031005
A.A. ISTRI PUTRI PUSPADEWI
1513031008
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA Senin, 27 Februari 2017
I. Dasar Teori Analisis secara kualitatif merupakan teknik analisis yang dilakukan untuk mengidentifikasi komponen-komponen yang terkandung dalam suatu zat. Identifikasi ini dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu reaksi kering dan reaksi basah. Analisis cara kering relatif jarang dilakukan dibandingkan dengan cara basah. Analisis pendahuluan cara kering merupakam penyelidikan yang bersifat orientasi, yaitu mencari kemungkinan unsur-unsur penyusun suatu cuplikan, yang dapat diamati baik terhadap perubahan sifat fisika maupun kimia. Salah satu analisis cara kering adalah dengan uji nyala yang dilakukan dengan menggunakan nyala api. Reaksi kering ini umumnya dilakukan untuk zat-zat padat. Hal yang dapat diamati pada analisi ini antara lain 1) pengaruh pemanasan cuplikan pada tabung pemanas, 2) warna nyala api saat cuplikan terbakar dengan api Bunsen, dan 3) perubahan warna pada mutu boraks, fosfat dan karbonat. Logam-logam golongan alkali dan alkali tanah merupakan logam-logam ringan karena massa jenis atau rapatan logam golongan ini kecil. Semua golongan ini bereaksi baik dengan air membebaskan gas hidrogen dan menghasilkan basa kuat. Logam-logam ini terdapat di alam dalam bentuk persenyawaan. Pemanasan senyawa ini berawal dari reaksi pembakaran . Reaksi pembakaran merupakan bereaksinya bahan yang mudah terbakar dengan gas asam. Sumber gas pembakar dapat berasal dari tabung tertentu atau dari udara bebas. Hasil pemabakran, yaitu, berwarna kebiruan atau tidak berwarna. Logam alkali dan alkali tanah pada dasarnya memiliki beberapa sifat fisika dan sifat kimia yang dapat membeda kannya dengan unsur dari golongan lain. Salah satu sifat khas dari golongan alkali dan alkali tanah adalah warna nyala dari garam-garam alkali dan alkali tanah ketika dibakar dengan pembakar Bunsen. Jika senyawa kimia dipanaskan maka akan terurai menghasilkan unsur-unsur penyusunnya dalam wujud gas atau uap. Atom-atom dari unsur logam tersebut mampu menyerap sejumlah energi panas untuk membentuk atom logam berenergi tinggi (keadaan tereksitasi).
Pada keadaan berenergi tinggi atom logam tersebut sifatnya tidak stabil sehingga mudah kembali keadaan semula (berenergi rendah) dengan cara memancarkan energi yang diserapnya dalam bentuk cahaya (hv). Warna nyala khas dari beberapa atom unsur logam adalah sebagai berikut: Logam
Warna Nyala
Warna yang Menembus Kaca Kobalt
Natrium
kuning emas
-
Kalium
violet (ungu)
merah padam
Kalsium
merah bata
hijau (muda) langit
Stronsium
merah padam
ungu
Barium
hijau kekuningan
hijau kebiruan
II.
Tujuan Percobaan Untuk mengamati dan membedakan warna nyala dari beberapa jenis kation III. Alat dan Bahan Tabel 1. Alat dan Bahan Praktikum No. 1 2 3 4 5 6 7 8
Alat Kompor gas
Jumlah 1 buah
Bahan Garam klorida
Jumlah 1 gram
1 buah
dari natrium Garam klorida
1 gram
1 buah
dari kalium Garam klorida
1 gram
Kawat nikrom
1 buah
dari kalsium Garam klorida
1 gram
Gelas kimia 100 mL Spatula
1 buah 1 buah
dari barium HCl pekat Sampel
secukupnya 1 gram
1 buah
unknown A Sampel
1 gram
Plat tetes Kaca kobalt
Pipet tetes
unknown B Penjepit tabung reaksi
1 buah
IV. Prosedur Kerja Tabel 2. Prosedur Kerja No 1
Prosedur Kerja Kompor gas dinyalakan dengan memutar pelatuk kompor dan atur
2
besarnya nyala api Ujung kawat nikrom
dibuat
melingkar sebagai tempat sampel, lalu kawat nikrom dibersihkan dengan menggunakan HCl pekat dan dibakar dalam nyala api kompor.
Pembakaran
kawat
nikrom dilakukan secara berulangulang hingga kawat platina yang 3
dibakar berwarna putih Masing-masing satu gram sampel padat dari garam-garam klorida ditempatkan
dalam
plat
tetes,
kemudian ditambahkan beberapa tetes HCl pekat ke dalam sampel hingga menghasilkan sampel yang 4
kental Kawat nikrom yang sudah bersih ditempelkan bagian ujungnya ke dalam sampel kemudain dibakar
5
dalam nyala api kompor Diamati dan dicatat warna nyala yang
ditimbulkan
menggunakan maupun 6
kaca
mata
baik telanjang
kobalt
pembakaran tersebut Pengerjaan di atas
dari
dilakukan
Gambar
secara
berulang-ulang
sampai
warna nyala yang diamati dapat diketahui
kekhasannya
secara
jelas. Warna nyala yang timbul kemudian dibandingkan dengan 7
warna yang ada pada tabel diatas Kawat nikrom dibersihkan kembali
untuk
pecobaan
selanjutnya dengan menggunakan 8
sampel yang berbeda Dilakukan pengulangan
pada
langkah kerja untuk sampel yang mengandung unsur logam K, Ca, 9
dan Ba. Hal yang sama dilakukan untuk sampel unknown dan ditentukan unsur logam penyusun sampel
10
tersebut Setelah dibakar diatas nyala api, lalu
ditentukan
unsur
logam
penysun sampel unknown tersebut V. Hasil Pengamatan Tabel 3. Data Hasil Pengamatan No
Logam
Warna Nyala
Warna Nyala yang Menembus
1 2 3 4
Natrium
Kuning
Kalium Kalsium Barium
keemasan Ungu Merah bata Hijau
Kaca Kobalt Merah Hijau Hijau
Gambar
Tabel 4. Data Hasil Pengamatan Untuk Sampel Unknown No
Sampel
Warna Nyala
Warna Nyala
Gambar
yang Menembus 1 2
VI.
A
Kuning
B
keemasan Hijau
Kaca Kobalt Hijau kebiruaan
Pembahasan Uji nyala yang dilakukan sesuai dengan prosedur kerja. Pada percobaan uji
nyala kali ini tidak menggunakan nyala api pada bunsen melainkan menggunakan nyala api dari kompor gas, sehingga tidak dibutuhkan pengaturan nyala api seperti menggunakan bunsen. Kawat yang digunakan dalam percobaan ini adalah kawat nikrom, karena kawat nikrom bersifat inert. Sebelum digunakan untuk uji nyala kawat nikrom terlebih dahulu dibersihkan dengan menggunakan HCl pekat dan dipanaskan diatas nyala api agar pengotor yang menempel pada kawat nikrom menjadi lebur dan tidak menganggu sampel yang akan dibakar. Sampel yang digunakan untuk nyala dibuat menjadi garam-garam kloridanya dan ditempatkan pada plat tetes lalu ditambahkan HCl pekat hingga mendapatkan sampel yang kental. Penggunaan sampel berupa garam-garam klorida karena klorida termasuk senyawa yang sangat mudah menguap dan pada saat pembakaran tidak menunjukkan warna nyala, sehingga pada saat pembakaran hanya terlihat nyala unsur logam penyusun sampel tersebut. Kemudian ujung kawat nikrom dibakar pada daerah oksidasi bawah, hal ini dilakukan karena pada daerah tersebut sampel akan dioksidasi sehingga unsur logam penysusun sampel akan menguap dan menghasilkan warna yang sesuai dengan warna nyala unsur logam penyusun sampel tersebut. Warna nyala yang dihasilkan oleh masing-masing logam berbeda-beda, sesuai dengan panjang gelombangnya sehingga energi yang dihasilkan juga berbeda. Warna nyala yang timbul dapat diamati dengan menggunakan kaca
kobalt maupun tanpa kaca kobalt. Kaca kobalt berfungsi untuk menyerap polutan cahaya, sehingga warna yang ditimbulkan dari hasil pengamatan dengan menggunakan kaca kobalt berbeda dengan warna yang ditimbulkan tanpa menggunakan kaca kobalt. Dalam keadaan tereksitasi ini atom logam alkali dan alkali tanah bersifat tidak stabil sehingga mudah kembali ke keadaan semula dengan cara memancarkan energi dalam bentuk cahaya atau warna nyala. LX + q L + q L + q L* L* L + hv Pada proses pembakaran sampel yang mengandung logam alkali dan alkali tanah, logam –logam tersebut akan membentuk oksida, peroksida maupun superoksida. Hal ini tergantung dari jumlah oksigen yang digunakan pada saat pembakaran berlagsung. Berikut ini beberapa reaksi yang terjadi dari pembakaran sampel tersebut : a. Pembakaran pada garam klorida kalium : 4 KCl(s) + O2(g) 2 K2O(s) + 2 Cl2(g) Pembakaran pada garam klorida natrium : b. 4 NaCl(s) + O2(g) 2 Na2O(s) + 2 Cl2(g) c. Pembakaran pada garam klorida kalsium : 4 CaCl2(s) + O2(g) 2 Ca2O(s) + 2 Cl2(s) Pembakaran pada garam barium : d. 2 BaCl2(s) + O2(g) 2 BaO(s) + 2 Cl2(g) VII.
Kesimpulan Berdasarkan dari data hasil pengamatan tersebut dapat disimpulkan
bahwa pembakaran pada unsur logam alkali dan alkali tanah dengan menggunakan uji nyala dapat membuat logam-logam tersebut berada dalam keadaan tereksitasi, karena logam tersebut menyerap energi panas ketika
dibakar. Dalam keadaan tereksitasi logam cenderung tidak stabil dan akan melepaskan energi itu dalam bentuk radiasi cahaya, sesuai dengan panjang gelombangnya untuk mencapai keadaan dasar. Warna nyala yang dihasilkan oleh masing-masing logam berbeda-beda, karena setiap logam memiliki spektrum warna yang berbeda-beda, sesuai dengan panjang gelombangnya. Warna nyala api yang dihasilkan untuk beberapa logam alkali dan alkali tanah adalah sebagai berikut : Logam
Warna Nyala Tanpa Kaca Kobalt
Dengan Kaca Kobalt
Natrium (Na)
Kuning keemasan
-
Kalium (K)
Ungu
Merah padam
Kalsium (Ca)
Merah bata
Hijau muda
Barium (Ba)
Hijau kekuningan
Hijau
Unknown A
Kuning keemasan
-
Unknown B
Hijau kekuningan
Hijau
Jawaban Pertanyaan 1. Mengapa hanya atom unsur natrium, kalium, kalsium, stronsium dan barium yang umum diidentifikasi dengan uji nyala? Jawab : Karena atom-atom dari unsur natrium, kalium dan kalisum. berasal dari golongan alkali, stronsium dan barium berasal dari golongan alkali tanah. Golongan alkali dan alkali tanah ini memiliki elektron valensi pada sub kulit S dengan elektron valensi masing-masing 1 dan 2, sehingga golongan alkali dan golongan alkali tanah memiliki kecenderungan yang tinggi untuk melepaskan elektronnya. Ketika diberikan pengaruh panas logam-logam pada golongan alkali dan alkali tanah akan melepaskan elektronnya dan membentuk atom logam berenergi tinggi atau dalam keadaan tereksitasi. Dalam keadaan tereksitasi ini atom logam pada golongan alkali dan alkali tanah bersifat tidak stabil sehingga akan mudah
kembali ke keadaan semula dengan cara memancarkan energi yang diserapnya dalam bentuk spektrum emisi yang terdiri atas beberapa garis warna dengan panjang gelombang yang khas untuk setiap unsurnya untuk logam-logam alkali dan alkali tanah. Unsur-unsur pada golongan alkali dan alkali tanah digunakan dalam identifikasi uji nyala karena memiliki warna yang khas dan mudah diamati dengan mata telanjang. 2. Mengapa dalam percobaan ini digunakan HCl untuk membersihkan kawat nikrom dan dipakai agar sampel menjadi kental? Jawab : Pada percobaan ini HCl pekat digunakan untuk membersihkan kawat nikrom karena HCl yang bersifat asam dapat melarutkan pengotorpengotor yang menempel pada kawat nikrom. Selain itu HCl digunakan karena klorida yang terkandung dalam HCl merupakan senyawa yang sangat mudah menguap dan pada saat dibakar tidak menunjukkan warna nyala, sehingga pada saat pembakaran yang terlihat hanya warna nyala dari unsur logam penyusun sampel tersebut. Penambahan HCl pekat kedalam sampel hingga sampel menjadi kental bertujuan untuk membuat sampel menjadi lebih mudah menempel pada kawat nikrom. 3. Dalam prosedur analisis secara umum (kualitatif dan kuantitatif) haruskah dilakukan uji nyala? Jelaskan! Jawab : Dalam prosedur analisis secara kualitatif dan kuantitatif tidak harus dilakukan dengan uji nyala, uji nyala hanya dilakukan apabila senyawasenyawa yang ingin diketahui penyusunnya mampu menunjukkan warna yang khas. Analisis kualitatif dapat dilakukan dengan dua cara yaitu cara basah dan cara kering, tergantung dari wujud zat yang nantinya akan dianalisis. Secara umum analisis cara kering dilakukan dengan beberapa teknik diantaranya dengan cara pemanasan, uji nyala, uji pipa tiup, uji spektroskopi dan uji mutu. Uji nyala juga dapat dilakukan pada sampel yang berwujud cair dengan cara mengubah wujud sampel terlebih dahulu menjadi padat. Daftar Pustaka
Selamat, I Nyoman dan I Gusti Lanang Wiratma. 2004. Penuntun Pratikum Kimia Analitik. Singaraja : IKIP Negeri Singaraja. Selamat, I Nyoman dan I Gusti Lanang Wiratma. 2001. Buku Penuntun Belajar Kimia Analatik Kualitatif. Singaraja : IKIP Negeri Singaraja.