15 0 265 KB
LAPORAN MANAJEMEN RISIKO PUSKESMAS SUNGAI BILU
DINAS KESEHATAN KOTA BANJARMASIN TAHUN 2021
DAFTAR ISI DAFTAR ISI..................................................................................................................1 BAB I...........................................................................................................................2 A.
PENDAHULUAN.....................................................................................................2
B. LATAR BELAKANG................................................................................................2 C.TUJUAN...................................................................................................................2 BAB II..........................................................................................................................3 A.
DASAR HUKUM.....................................................................................................3
B. DASAR TEORI.......................................................................................................3 BAB III.........................................................................................................................4 METODE.....................................................................................................................5 BAB IV.........................................................................................................................7 A.
HASIL PELAKSANAAN KEGIATAN..........................................................................7
B. PEMBAHASAN HASIL ( RESUME)........................................................................17 BAB V........................................................................................................................18 KESIMPULAN DAN SARAN.........................................................................................18 BAB VI.......................................................................................................................19 PENUTUP...................................................................................................................19
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah salah satu sarana
pelayanan
Indonesia.
kesehatan
Puskesmas
kabupaten/kota
yang
masyarakat
adalah
unit
yang
amat
pelaksana
bertanggungjawab
penting
teknis
di
dinas
menyelenggarakan
pembangunan kesehatan di suatau wilayah kerja (Depkes, 2011). Manajemen risiko lingkungan di Puskesmas adalah penerapan manajemen risiko untuk meminimalkan dampak yang ditimbulkan oleh aktifitas atau kegiatan di Puskesmas pada kesehatan pasien, petugas maupun pada lingkungan. Manajemen resiko klinis merupakan suatu upaya sistematis yang dilakukan di Puskesmas dalam rangka mengurangi resiko akibat pelaksanaan pelayanan medis. Resiko klinis dapat berupa bahaya, kesalahan, musibah atau potensi terjadinya hal-hal yang merugikan pasien terkait dengan atau sebagai dampak asuhan klinis yang diberikan kepadanya. Keselamatan Pasien sudah diakui sebagai suatu prioritas dalam pelayanan kesehatan, sejak tahun 2007, ketika Sir Liam Donaldson, Chairman WHO World Alliance For Patient Safety meresmikan “Nine Live Saving Patient Safety Solution”. Pada perkembangannya, dunia perumah sakitan di Indonesia melalui PERSI, KKPRS Nasional, KARS dan Departemen Kesehatan mensosialisasi program Keselamatan Pasien selama kurun waktu tahun 2006-2007 diberbagai kota di Indonesia. Proses perbaikan mutu dan pelayanan kesehatan di Puskesmas Sungai Bilu adalah dengan mengidentifikasi faktor resiko Keselamatan Pasien yang mungkin terjadi, menganalisa dan kemudian menerapan solusi perbaikan dan tindak lanjutnya, diikuti dengan monitoring dan evaluasi dengan sistem. Puskesmas Sungai Bilu secara kontinyu melaksanakan perbaikan untuk selalu meningkatkan mutu dan keselamatan pasien. Untuk mengidentifikasi faktor resiko keselamatan pasien terbentuklah tim Manajemen Resiko yang terdiri dari beberapa staf layanan klinis maupun non klinis.
B. TUJUAN 1. Tujuan Umum: Menciptakan lingkungan kerja yang aman, sehat dan produktif untuk petugas Puskesmas, pasien, pengunjung/pengantar pasien, masyarakat dan lingkungan sekitar Puskesmas. 2. Tujuan Khusus: a. Membentuk kelompok kerja atau tim sebagai penanggung jawab kegiatan manajemen risiko di Puskesmas b. Mengidentifikasi potensi bahaya/risiko dan cara pengendaliannya c. Menyusun rencana kerja Manajemen Risiko di Puskesmas d. Melaksanakan kegiatan Manajemen Risiko di Puskesmas e. Melaksanakan monitoring dan evaluasi kegiatan Manajemen Risiko di Puskesmas.
BAB II A. DASAR HUKUM Landasan hukum yang digunakan dalam menyusun laporan manajemen risiko ini adalah: 1. Keputusan
Menteri
Kesehatan
Republik
Indonesia
Nomor
1457/MENKES/SK/X/2003 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota; 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116; 3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063); 4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 11 tahun 2017 tentang keselamatan pasien; 5. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional; 6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 tahun 2014, tentang Puskesmas;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 46 tahun
2015, tentang Akreditasi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama; 8. PMK no.25 tahun 2019 tentang Manajemen Risiko. B. DASAR TEORI Manajemen
risiko
merupakan
proses
identifikasi,
evaluasi,
mengendalikan dan meminimalkan risiko dalam suatu organisasi secara menyeluruh. Manajemen risiko layanan klinis adalah suatu pendekatan untuk mengenal keadaan yang menempatkan pasien pada suatu risiko dan tindakan untuk mencegah terjadinya risiko tersebut. Di puskesmas terdapat bermacam obat, bermacam test dan prosedur, bermacam alat dan teknologinya, bermacam jenis tenaga dan profesi dan non profesi yang siap memberikan pelayanan kepada pasien. Keberagaman dan kerutinan pelayanan tersebut apabila tidak dikelola dengan baik rawan terjadinya KTD, KTC, KPC dan KNC yang tidak jarang berakhir dengan tuntutan hukum. Oleh karena itu perlu program untuk lebih memperbaiki proses pelayanan, karena KTD, KTC, KPC dan KNC sebagian dapat merupakan kesalahan dalam proses pelayanan yang sebetulnya dapat dicegah melalui rencana pelayanan yang komprehensif dengan melibatkan pasien berdasarkan haknya. 1. Kejadian tidak diharapkan (KTD)/ adverse event yaitu insiden yang meangkibatkan cedera pada pasien akibat melaksanakan suatu
tindakan
atau
tidak
mengambil
tindakan
yang
seharusnya diambil. Cedera dapat diakibatkan oleh kesalahan medis atau bukan medis. 2. Kejadian nyaris cedera (KNC)/ near miss yaitu terjadinya insiden yang belum sampai terpapar ke pasien. 3. Kejadian tidak cedera (KTC) adalah insiden yang sudah terpapar ke pasien, tetapi tidak menimbulkan cedera, dapat terjadi karena "keberuntungan" (misal; pasien terima suatu obat kontra
indikasi
tetapi
tidak
timbul
reaksi
obat),
atau
"peringanan" (suatu obat dengan reaksi alergi diberikan, diketahui secara dini lalu diberikan antidotumnya. 4. Kejadian potensial cedera (KPC) adalah kondisi yang sangat berpotensi untuk menimbulkan cedera, tetapi belum terjadi insiden.
Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) merupakan suatu pendekatan untuk mengenali dan menemukan kemungkinan terjadinya kegagalan
pada
system
dan
strategi untuk
mencegah
terjadinya
kegagalan tersebut. FMEA digunakan untuk mengkaji suatu desain atau prosedur secara rinci dengan cara mengenali model-model kegagalan atau kesalahan yang mungkin terjadi pada suatu proses, melakukan penilaian terhadap setiap model tersebut, mencari akar penyebab terjadinya, mengenali akibat dari model-model tersebut, dan mencari solusi dengan melakukan perubahan desain atau prosedur. Jadi hasil akhir dari FMEA adalah disusunnya desain baru atau prosedur baru.
BAB III METODE Data dikumpulkan melalui pencatatan insiden kejadian yang dilakukan pada setiap ruangan pelayanan setiap bulan. Selain itu metode yang digunakan dalam untuk menemukan potensi risiko pada area prioritas adalah Failure Mode Effect Analysis (FMEA).
URAIAN KEGIATAN Kegiatan manajemen risiko dilaksanakan dengan jadwal kegiatan sebagai berikut: No
Kegiatan
2021 Jan
1.
2.
3.
4.
4. 5. 6. 7.
Membuat panduan sistem pencatatan dan pelaporan insiden keselamatan pasien Melaksanakan identifikasi resiko pelayanan Melaksanakan pencatatan dan pelaporan sentinel, KTD, KTC, KNC dan KPC Melakukan analisis kejadian KTD, KTC, KNC dan KPC Melakukan tindak lanjut Menentukan area prioritas Melakukan FMEA Rapat Tinjauan Manajemen
Feb
Mar
Apr
Mei
Ju n
Jul
Agt
Sep
Okt
Nov
Des
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x x x
x
BAB IV A. LAPORAN JUMLAH INSIDEN KESELAMATAN PASIEN JANUARI - JUNI 2021 N O 1 2 3 4 5 6
BULAN Januari Februari Maret April Mei Juni TOTAL
JUMLAH LAPORAN IKP KPC KNC KTD KTC 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0
JUMLAH 1 0 0 0 0 0 1
KETERANGAN KTD 1 Tidak terjadi insiden Tidak terjadi insiden Tidak terjadi insiden Tidak terjadi insiden Tidak terjadi insiden KTD 1
Hasil pelaksanaan kegiatan identifikasi risiko.
N O 1
INSIDEN Tangan peserta senam prolanis tergores ujung pagar puskes mas
UNIT/ PROGRA M
JENIS INSI DEN
Kesehata n olahraga (senam prolanis)
KTD
LOKASI INSIDEN
GRA DING
REGRAD ING
Halama n Puskes mas
Hijau
Hijau
BENTUK ANALISIS
Investigasi sederhana
TUJUAN Insiden yang sama tidak terulang kembali
PENYEBAB LANGSUNG
AKAR MASALAH
RENCANA TINDAK LANJUT
PELAKS ANAAN RTL
HASIL PELAKS ANAAN
EVALUASI
PLAN
DO
CHECK
ACTION
Peserta kurang berhati-hati dan terlalu dekat dengan pagar
Halaman puskesmas penuh dengan peserta senam yang laindan ujung pagar halaman
Mengusul kan perbaikan / pengganti an pagar halaman puskesma s yang lebih
Membu at surat usulan perbaik an/ penggan tian pagar halaman puskes
Belum ada balasan/ jawaban dari dinas kesehat an
Terus memfollow up jawaban dari dinas kesehatan dan selalu mengingatk an peserta senam untuk lebih
PENANGG UNG JAWAB Tim Keselamatan Pasien
puskesmas berbentuk runcing
safety (aman) ke dinas kesehata n
mas yang lebih safety (aman) ke dinas kesehat an
berhati-hati
B. HASIL RAPAT PENETAPAN AREA PRIORITAS N
PELAYANAN
HIG
HIG
HIGH
PROBLE
TOTA
PRIORITA
o
KLINIS
H
H
VOLUM
M
L
S
RIS
COS
E
PRONE
K
T
1
PENDAFTARA
1 4 1 3
9
1
2
2
20
N 2
RUANG UMUM
4 4 3 3
7
1
7
2
46
3
RUANG KIA/KB
3 4 4 3
5
1
6
2
41
4
RUANG GIGI
6 4 6 3
4
1
5
2
56
6 4 8 3
9
1
9
2
75
3
LABORATORIU 8 4 7 3
6
1
8
2
78
2
9 4 5 3
3
1
4
2
62
DAN MULUT 5
FARMASI
6
M 7
RUANG TINDAKAN
8
RUANG TB
2 4 3 3
2
1
1
2
18
9
RUANG
9 4 8 3
9
1
6
2
81
1
VAKSINASI ANALISA MASALAH -
Dilakukan analisis risiko alur pelayanan di area vaksinasi dengan metode FMEA
EVALUASI -
Dilakukan perbaikan pada SOP Pelayanan ruang vaksinasi FMEA PADA AREA PRIORITAS
Unit Kerja Proses yang dianalisis Tim FMEA Ketua
Ruangan Vaksinasi SOP Alur Pelayanan vaksinasi Covid-19
Anggota
Yulianita, S.SiT
Nama dr. Henny Novianti
Peran Memimpin kegiatan analisis resiko 1. Identifikasi resiko 2. Analisis resiko
Sekretaris
Renny Sislia, Amd,AK
3. Sebagai pelaksana Pelayanan Vaksinasi sesuai kebutuhan pasien 4. Bertanggung jawab pada pelayanan dan monitoring ketersediaan sarana dan prasarana di Ruang Vaksinasi Mencatat segala kegiatan analis resiko dan membuat pelaporan yang dilaporkan kepada ketua tim FMEA
Gambaran Alur Proses Yang Akan Dianalisis
Petugas menyiapkan kertas kendali, vaksin dan laptop
Petugas mengarahkan sasaran untuk mengisi kartu kendali
Petugas melakukan verifikasi data sasaran yang baru pertama kali vaksin
Petugas melakukan skrinning Kesehatan sasaran
Petugas melakukan penyuntikan vaksin kepada sasaran yang lolos skrining
Petugas mengarahkan sasaran ke ruang tunggu untuk dilakukan observasi
Petugas menginput data hasil vaksinasi sasaran
Tahapan Proses
Failure Modes
Petugas - Kertas kendali yang menyiapkan diambil tidak sesuai kertas rentang usia salah kendali, mengambil jenis vaksin dan vaksin laptop
Akibat
S
Kemungkinan sebab
O
Upaya yang dilakukan
D
RPN
- Data yang diisi salah - Data tidak bisa diinput - Keracunan efek samping obat pada pasien
3
Petugas tidak teliti
5
Petugas melakukan double check saat melakukan persiapan
5
75
3
Sasaran tidak bisa baca tulis
5
Petugas mendampingi sasaran saat mengisi kartu kendali
3
45
4
- Petugas terburuburu Petugas tidak teliti
5
Petugas melakukan double check
5
100
4
- Petugas terburuburu - Petugas tidak teliti
2
Petugas tidak usah terburuburu Petugas menanyakan semua riwayat kesehatan pasien sesuai checklist
6
48
- vaksin kadaluarsa - laptop tidak berfungsi jaringan internet tidak berfungsi Petugas - Sasaran tidak bisa - Data yang mengarahka baca tulis diinput tidak n sasaran - Sasaran salah sesuai untuk memasukkan data mengisi kartu terutama nik kendali - Salah identitas pasien Petugas Petugas salah Salah melakukan memasukkan data penyuntikan verifikasi sasaran jenis vaksin data sasaran yang baru pertama kali vaksin Petugas Salah identifikasi melakukan status Kesehatan skrinning sasaran kesehatan sasaran
Dilakukan penyuntikan pada sasaran yang tidak layak divaksin
-
Petugas melakukan penyuntikan vaksin kepada sasaran yang lolos skrining
- Petugas Tertusuk Jarum - Bekas Suntikan Bengkak - Vaksin yang diberikan tidak layak salah identitas pasien
Petugas mengarahka n pasien ke ruang tunggu untuk dilakukan observasi Petugas menginput data hasil vaksinasi sasaran
- Petugas Tertular penyakit - Sasaran Keracunan - Sasaran menaglami efek samping obat yang berbahaya - Salah suntik jenis vaksin
Sasaran tidak - Syok terobservasi anakfilakti Sasaran langsung - Sasaran pulang pingsan
Salah - Sertifikat memasukkan data vaksin salah pasien - Sertifikat Salah vaksin tidak memasukkan jenis keluar vaksin yang diberikan
9
- Petugas tidak memakai APD - Petugas melakukan recapping - Petugas tidak melakukan aseptic - Suntikan terlalu dangkal - Vaksin masih terlalu dingin - Petugas tidak teliti melihat kemasan vaksin 8 - Pasien tidak diarahkan untuk observasi - Pasien pulang
7
- Petugas memakai APD - Petugas tidak melakukan recapping - Petugas melakukan aseptic - Petugas mempersiapkan vaksin sesuai SOP - Petugas melakukan double check identitas pasien dan kemasan vaksin
6
378
4
-Petugas menjaga waktu 4 observasi pasien -Petugas menjelaskan dengan detail efek samping yang dapat terjadi
128
5
5 -Petugas agar lebih teliti Petugas melakukan double check
Petugas terburuburu
4
100
Failure modes: (urutkan dari RPN tertinggi ke terendah) Prosedur No 5 6 3
RPN
Kumulatif
Persentase kumulatif
378 128 100
378 503 603
43% 57% 69%
7
100
703
80,7 %
1 4 2
75 48 45
778 826 871
89 % 94,8 % 100
Keterangan
Cut off 80%
SOP baru sesuai dengan hasil analisis dan pelaksanaan FMEA: Petugas menyiapkan kertas kendali, vaksin dan laptop
Petugas mengarahkan sasaran untuk mengisi kartu kendali
Petugas melakukan verifikasi data sasaran yang baru pertama kali dan mencek vaksin yang sudah diterima pertama sasaran yang vaksin kedua Petugas melakukan skrinning Kesehatan sasaran Petugas melakukan double check identitas vaksin dan jenis vaksin yang akan diberikan
Petugas melakukan aseptic dan persiapan vaksin sesuai SOP
Petugas melakukan penyuntikan vaksin kepada sasaran yang lolos skrining
Petugas mengarahkan dan memastikan sasaran ke ruang tunggu untuk dilakukan observasi
Petugas mengisi waktu tunggu observasi di buku observasi
Petugas menginput data hasil vaksinasi sasaran
RENCANA TINDAK LANJUT -
Sosialisasi Alur Proses Pelayanan yang baru Setiap meja pelayanan vaksin harus membudidayakan double check pada setiap Tindakan
TINDAK LANJUT -
Setiap meja menandatangani kartu kendali yang menandakan telah melakukan double check pada identitas pasien dan jenis vaksin.
EVALUASI TERHADAP TINDAK LANJUT -
Alur Pelayanan yang telah di evaluasi dapat terlaksana dengan baik dan konsisten Tidak ditemukan adanya kesalahan identitas pasien dan jenis vaksin yang diberikan
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A.
Kesimpulan Dari hasil penilaian identifikasi resiko terdapat 1 KTD yang segera ditindak lanjuti. Dari rapat area prioritas yang dilaksanakan didapatkan ruang vaksinasi menjadi area prioritas selanjutnya dilakukan FMEA pada area tersebut dan didapatkan alur atau SOP ruang vaksinasi yang baru dengan perbaikan.
B.
Saran Masing
–
masing
unit
/
program
pelaksana
mohon
untuk
menindaklanjuti resiko, kesulitan dan hambatan dalam pelaksanaan pelayanan kegiatan di puskesmas Sungai Bilu. Mengetahui Kepala Puskesmas Sungai Bilu
Banjarmasin, 31 Desember 2021 Ketua Tim Manajemen Risiko
dr. Hj. Sri Heriyani NIP. 19730825 200501 2 009
Dr. Henny Novianti NI 19901108 201903 2 014