Laporan Mikrobiologi Penentuan Sensitivitas Antibiotik [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI PENENTUAN SENSITIVITAS ANTIBIOTIK



Percobaan ke :22-23(Duapuluh Dua-Duapuluh Tiga) Hari dan Tanggal Percobaan: Kamis-Jum’a, 5-6 Januari 2017 Kelompok



: 2 (Dua)



GRUP F



NAMA



: YUNITA



NPM



: 1543050101



FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 JAKARTA



I. II.



Judul Percobaan



: Penentuan Sensitivitas Antibiotik



Tujuan Percobaan : a. Untuk mengetahui cara penentuan sensitivitas antibiotik b. Untuk mengukur luas hambatan pertumbuhan mikroba uji c. Untuk mengetahui antbiotik yang cocok untuk kuman penyebab penyakit d. Untuk mengetahui dan menentukan besarnya sensitivitas sampel antibiotika dipasaran terhadap antibiotika standar e. Untuk menghitung besarnya presentase sensitivitas antibiotika terhadap bakteri uji .



III.



Tinjauan Teori



:



Uji sentifitas bakteri merupakan suatu metode untuk menentukan tingkat kerentanan bakteri terhadap zat antibakteri dan untuk mengetahui senyawa murni yang memiliki aktivitas antibakteri. Metode Uji sensitivitas bakteri adalah metode cara bagaimana mengetahui dan mendapatkan produk alam yang berpotensi sebagai bahan anti bakteri serta mempunyai kemampuan untuk menghambat pertumbuhan atau mematikan bakteri pada konsentrasi yang rendah. Uji sentivitas bakteri merupakan suatu metode untuk menentukan tingkat kerentanan bakteri terhadap zat antibakteri dan untuk mengetahui senyawa murni yang memiliki aktivitas antibakteri. Seorang ilmuan dari perancis menyatakan bahwa metode difusi agar dari prosedur Kirby-Bauer, sering digunakan untuk mengetahui sensitivitas bakteri. Prinsip dari metode ini adalah penghambatan terhadap pertumbuhan mikroorganisme, yaitu zona hambatan akan terlihat sebagai daerah jernih di sekitar cakram kertas yang mengandung zat antibakteri. Diameter zona hambatan pertumbuhan bakteri menunjukkan sensitivitas bakteri terhadap zat antibakteri. Selanjutnya dikatakan bahwa semakin lebar diameter zona hambatan yang terbentuk bakteri tersebut semakin sensitif (Waluyo, 2008). Sensitivitas adalah suatu keadaan dimana mikroba sangat peka terhadap antibiotik atau sensitivitas adalah kepekaan suatu antibiotik yang masih baik untuk memberikan daya hambat terhadap mikroba. Uji sensitivitas terhadap suatu antimikroba untuk dapat menunjukkan pada kondisi yang sesuai dengan efek daya hambatnya terhadap mikroba. Suatu penurunan aktivitas antimikroba akan dapat menunjukkan perubahan kecil yang tidak dapat ditunjukkan oleh metode kimia, sehingga pengujian secara mikrobiologis dan biologi dilakukan. Biasanya metode merupakan standar untuk mengatasi keraguan tentang kemungkinan hilangnya aktivitas antimikroba (Djide, 2008). Intermediet adalah suatu keadaan dimana terjadi pergeseran dari keadaan sensitif ke keadaan yang resisten tetapi tidak resisten sepenuhnya. Sedangkan resisten adalah suatu keadaan dimana mikroba sudah peka atau sudah kebal terhadap antibiotik (Djide, 2008). Resisten adalah ketahan suatu mikroorganisme terhadap suatu anti mikroba atau antibiotik tertentu. Resisten dapat berupa resisten alamiah, resisten karena adaya mutasi spontan (resisten kromonal) dan resisten karena terjadinya pemindahan gen yang resisten (resistensi ekstrakrosomal) atau dapat dikatakan bahwa suatu mikroorganisme dapat resisten terhadap obat-obat antimikroba, karena mekanisme genetik atau non-genetik (Djide, 2008).



Penyebab terjadiya resisten terhadap mikroorganisme adalah penggunaan antibiotik yang tidak tepat, misalnya penggunaan dengan dosis yang tidak memadai, pemakaian yang tidak teratur, demikian juga waktu pengobatan yang tidak cukup lama, sehingga untuk mencegah atau memperlambat terjadinya resisten tersebut, maka cara pemakaian antibiotik perlu diperhatikan (Djide, 2008). Zona Hambat merupakan tempat dimana bakteri terhambat pertumbuhannya akibat antibakteri atau antimikroba. Zona hambat adalah daerah untuk menghambat pertumbuhan mikroorrganisme pada media agar oleh antibiotik. Contohnya: Tetracycline, Erytromycin, dan Streptomycin. Tetracycline merupakan antibiotik yang memiliki spektrum yang luas sehingga dapat menghambat pertumbuhan bakteri secara luas (Djide, 2008). Medium Mueller Hinton Agar (MHA) Medium Mueller Hinton Agar (MHA) merupakan medium tempat hidup dan berkembangbiaknya suatu bakteri. Adapun kandungan dari MHA adalah pepton (6 g), kasein (17,5 g), pati (1,5 g) dan agar (10 g). Semua kandungan tersebut dilarutkan dalam 1 liter air (Fadhlan, 2010). Medium Brain Heart Infusion Broth (BHIB) Medium Brain Heart Infusion Broth (BHIB) adalah media penyubur yang berguna untuk pertumbuhan berbagai macam bakteri baik bentuk cair maupun agar. Bahan utama terdiri dari beberapa jaringan hewan ditambah pepton, Buffer posfat dan sedikit dekstrosa. Penambahan karbohidrat memungkinkan bakteri dapat menggunakan langsung sebagai sumber energi (Fadhlan, 2010). Antibiotik Kegiatan antibiotik untuk pertama kalinya ditemukan oleh sarjana Inggris dr. Alexander Flemming pada tahun 1928 (penisilin). Penemuan ini baru dikembangkan dan dipergunakan dalam terapi di tahun 1941 oleh dr.Florey (Oxford) yang kemudian banyak zat lain dengan khasiat antibiotik diisolir oleh penyelidik-penyelidik di seluruh dunia, akan tetapi berhubung dengan sifat toksisnya hanya beberapa saja yang dapat digunakan sebagai obat (Suwandi, 2003). Antibiotik merupakan zat kimia yang dihasilkan mikroorganisme yang dalam jumlah amat kecil atau rendah bersifat merusak atau menghambat mikroorganisme lain. Antibiotik mempunyai nilai ekonomi yang tinggi terutama di bidang kesehatan, karena kegunaanya dalam mengobati berbagai penyakit infeksi. Adanya penemuan antibiotik-antibiotik baru sangat dibutuhkan dalam bidang kedokteran karena banyak kuman yang telah resisten terhadap antibiotik-antibiotik yang sudah ada. Untuk itu perlu dilakukan penelitian eksplorasi untuk mendapatkan isolasi bakteri yang dapat menghasilkan antibiotik. Antibiotik banyak dihasilkan oleh alga, lichen, tumbuhan tingkat tinggi, hewan tingkat rendah, vertebrata dan mikroorganisme (Suwandi, 2003).



Antibiotik sering digunakan untuk mengobati berbagai penyakit infeksi bakterial. Dalam melakukan terapi dengan menggunakan antibiotik guna penanggulangan penyakit infeksi bakterial, kadang diperlukan pemeriksaan kepekaan (tes sensitivitas) kuman terhadap antibiotik yang tersedia, karena pada masa kini telah banyak ditemukan kuman yang resisten terhadap antibiotik (Waluyo, 2008). Obat-obat antimikroba efektif dalam pengobatan infeksi karena toksisitas selektifnya. Kemampuan obat tersebut membunuh mikroorganisme yang menginvasi pejamu tanpa merusak sel. Pada kebanyakan kasus, toksisitas lebih relatif dari pada absolut, yang memerlukan kontrol konsentrasi obat secara hati-hati untuk menyerang mikroorganisme sehingga dapat ditolerir oleh tubuh. Terapi antimikroba selektif mempunyai keuntungan dengan adanya perbedaan biokimia yang timbul antara mikroorganisme dan manusia (Suwandi, 2003). Menurut Waluyo (2008), pemeriksaan kepekaan kuman terhadap antibiotika dilakukan dengan : Cara Cakram (Disc Method), menggunakan cakram kertas saring yang mengandung antibiotika/bahan kimia lain dengan kadar tertentu yang diletakkan di atas lempeng agar yang ditanami kuman yang akan diperiksa, kemudian di inkubasi. Apabila tampak adanya zona hambatan pertumbuhan kuman di sekeliling cakram antibiotik, maka kuman yang diperiksa sensitif terhadap antibiotik tersebut. Cara ini disebut juga cara difusi agar, yang lazim dilakukan adalah cara Kirby-Bauer. Cara Tabung (Tube Dilution Method), membuat penipisan antibiotik pada sederetan tabung reaksi yang berisi perbenihan cair. Ke dalam tabung-tabung tersebut dimasukkan kuman yang akan diperiksa dengan jumlah tertentu dan kemudian dieram. Dengan cara ini akan diketahui konsentrasi terendah antibiotik yang menghambat pertumbuhan kuman yang disebut Konsentrasi Hambat Minimal (KHM) atau Minimal Inhibitory Concentration (MIC). Cara penipisan seri agar lempeng. Pada umumnya cara ini hampir sama dengan cara tabung atau penipisan kaldu pepton, perbedaannya terletak pada media yang digunakan yaitu pada cara ini menggunakan media padat. Kelemahan cara ini adalah tidak dapat digunakan untuk semua jenis bakteri. Untuk beberapa bakteri tertentu seperti bakteri yang membentuk koloni yang sangat halus dalam media agar kaldu pepton (contoh : Streptococcus) atau bakteri yang akan menyebar pertumbuhannya dalam media padat (contoh : Proteus)cara ini tidak dapat digunakan. Eschericia coli



Escherichia coli merupakan bakteri patogen utama infeksi pada pasien rawat jalan maupun rawat inap. Sekitar 85% penyebab ISK (Infeksi Saluran Kemih) dan sekitar 50% infeksi nosokomkial di masyarakat penyebabnya adalah Escherichia coli. Berdasarkan data pola kuman dan resistensi dari isolat urin pada 3 tempat berbeda di Indonesia yaitu Jakarta (Bagian Mikrobiologi & Bagian Patologi Klinik FKUI-RSCM), Bandung (Bagian Patologi Klinik Sub Bagian Mikrobiologi RS Hasan Sadikin) dan Surabaya (Bagian Mikrobiologi RS Soetomo), jumlah kuman yang didapat dari periode 2002-2004, infeksi oleh Escherichia coli merupakan yang terbanyak ditemukan yaitu sebanyak 34,85% diikuti dengan Klebsiella sp (16,63%) dan Pseudomonas sp (14,95%) (Alke, 2012).



IV.



Alat dan bahan a. Alat No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.



Nama Alat Pipet volume Pipet volume Pipet volume Bunsen Erlenmeyer Batang L Labu Ukur Batang Pengaduk Lemari es Termometer Autoklaf



Ukuran 1 ml 5 ml 10 ml standar 250 ml Standar 50 ml standar -



Jumlah 1 1 1 1 6 1 6 1 1 1 1



b. Bahan



No. 1. 2. 3. 4. 5. 6.



Nama bahan Muller Hinton TSB Aquadestilata H2SO4 BaCl Antibiotik Disc



Wujud Padat Padat Cair Cair Padat Padat



Konsentrasi 10% -



Jumlah 9,2 gr 4 gr 500 mL 1 mL 1 gr 18 buah



V.



Prosedur Kerja



No. 1. 2.



Prosedur Kerja



Hasil Pengamatan



Sterilkan alat dan tangan Tuangkan



Mueller



Hunston



kedalam cawan petri @15 mL dan ditunggu hingga dingin



3.



Melakukan penggoresan (E.coli



dan



Streptococcus



pyogenesis) 4.



(Setelah di inkubasi dapat dilihat bahwa tidak



adanya



daerah



daya



hambat



antibiotik pada cawan petri yng disebabkan



5.



Masukkan antibiotik disc dalam nya kesalahan pada prosedur kerja dapat disimpulkan bahwa cawan petri yang berisi MH sehingga dengan menggunaka pinset steril



6.



percobaan ini gagal)



Inkubasi selama 24 jam dalam inkubator suhu 370C



Lakukan pengukuran menggunakan jangka sorong



(Setelah di inkubasi dapat dilihat bahwa tidak



adanya



daerah



daya



hambat



antibiotik pada cawan petri yng disebabkan nya



kesalahan



sehingga



pada



dapat



prosedur



disimpulkan



kerja bahwa



percobaan ini gagal)



VI.



Pembahasan Uji sensitivitas bakteri merupakan cara untuk mengetahui dan mendapatkan produk alam yang berpotensi sebagai bahan anti bakteri serta mempunyai kemampuan untuk menghambat pertumbuhan atau mematikan bakteri pada konsentrasi yang rendah.



Pada pengamatan yang dilakukan, terlebih dahulu melakukan fiksasi alat-alat yang akan digunakan pada praktikum. Fiksasi berfungsi agar tidak terdapat mikroba yang menempel. Bakteri Eschercia coli dimasukkan dalam media BHIB (Brain Heart Infusion Broth) yang berfungsi membantu pertumbuhan bakteri tersebut. Selanjutnya menggoreskan sweap secara zig zag pada cawan petri yang berisikan medium MHA (Mueller Hinton Agar) yang juga merupakan tempat hidup dan berkembangbiaknya suatu bakteri. Langkah selanjutnya, memasukkan antibiotik pada masing-masing cawan petri dengan jarak yang tidak terlalu dekat, agar nantinya dapat diketahui mana antibiotik yang intermediet, resisten dan sensitif terhadap bakteri. Resisten adalah suatu keadaan dimana bakteri kurang atau tidak peka terhadap antibiotic. Sensitive adalah suatu keadaan dimana bakteri sangat peka terhadap antibiotic. Sedangkan intermediet adalah suatu keadaan dimana terjadi pergeseran dari keadaan sensitive ke keadaan resisten. Dalam uji sensitifitas dengan menggunakan metode Kirby-Bouwer kami dapat mengetahui beberapa jenis bakteri yang sensitif terhadap antibiotika yang diujikan. Discus antibiotika yang mengandung antibiotika ditempatkan pada media agar (Na) yang telah membeku dan telah diolesi bakteri. Bakteri yang sensitif terhadap antibiotika akan menunjukkan lingkaran seperti cincin yang disekitar discus antibiotika yang diletakkan diatas media agar, dimana lingkaran disekitar discus antibiotika ini disebut zona hambatan atau zona inhibisi. Dengan menguji sensitifitas antibiotika pada bakteri yang sama akan diperoleh diameter zona hambatan yang berbeda-beda, hal ini disebabkan karena sensitifitas bakteri terhadap setiap antibiotika berbeda. Selain itu juga dipengaruhi oleh kerentanan dari bakteri yang diuji terhadap masing-masing antibiotika. Pada praktikum kali ini kelompok kami mengalami kegagalan prosdur kerja sehingga tidak dapat dihitung besarnya resisten antibiotik terhadap mikroba dan tidak dapat ditarik kesimpulan, hal ini terjadi karena pada salah satu prosedur kerja dilakukan dengan tidak benar dan alat-alat yanng digunakan pada saat praktikum tidak steril sehingga menyebabkan terjadinya kontaminasi. I. Kesimpulan 



Uji sensitivitas bakteri merupakan cara untuk mengetahui dan mendapatkan produk alam yang berpotensi sebagai bahan anti bakteri serta mempunyai kemampuan untuk menghambat pertumbuhan atau mematikan bakteri pada konsentrasi yang rendah.







Resisten adalah suatu keadaan dimana bakteri kurang atau tidak peka







terhadap antibiotic Sensitive adalah suatu keadaan dimana bakteri sangat peka terhadap







antibiotic Tidak dapat diambil hasil dari praktikum kali ini karena terjadi kesalahan pada prosedur kerja



II. Daftar Pustaka



a. Djide M, Natsir. 2008. Dasar-dasar Mikrobiologi. Universitas Hasanuddin. Makassar. b. Fadhlan. 2010. Mikrobiologi Farmasi. Salemba medika. Jakarta. c. Sumadio, H. 2004. Biokimia dan Farmakologi Antibiotika, USU Press, Medan. d. Suwandi, U. 2003. Perkembangan Antibiotik. Cermin Dunia Kedokteran No. 83. Pusat Penelitian dan Pengembangan PT. Kalbe Farma, Jakarta. e. Waluyo, Lud. 2008. Teknik dan Metode Dasar Dalam Mikrobiologi. Malang. UMM Press.



Jakarta, 22 Desember 2016



Nilai



(Tanda Tangan)



(Tanda Tangan)



(Tanda Tangan)



(Riong S.Panjaitan,M.Si)



(Harijadi Basri,IR)



Yunita