Laporan Mini Project: Uptd Puskesmas DTP Pulomerak [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN MINI PROJECT EVALUASI PROGRAM PENGENDALIAN TUBERKULOSIS UPTD PUSKESMAS DTP PULOMERAK



Disusun Oleh: dr. Khalisah A. Aulia



Dokter Pendamping: dr. M. Tito Alvanza



PROGRAM INTERNSHIP DOKTER INDONESIA PUSKESMAS KEMUMU KABUPATEN BENGKULU UTARA PERIODE NOVEMBER 2021 - MEI 2022



PRAKATA



Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan YME yang telah memberikan rahmat dah hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan mini project ini dengan baik. Penulis melaksanakan mini project untuk memenuhi tugas program Dokter Internship serta menambah wawasan dan keterampilan di bidang kesehatan masyarakat. Dengan rasa hormat, penulis mengucapkan terimakasih kepada: 1. dr. H. Faisal, MARS, selaku pembimbing dan Kepala UPTD Puskesmas DTP Pulomerak



2. Hj.Widiastuti, SST,Keb selaku koordinator program tuberkulosis di UPTD Puskesmas DTP Pulomerak. 3. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan mini project ini Penulis menyadari sepenuhnya bahwa mini project ini tidak sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan masukan demi perbaikan selanjutnya. Penulis berharap agar mini project ini dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan di bidang kesehatan.



Cilegon, 19 Juli 2017



dr. Fendy Ferdian



BAB I PENDAHULUAN



1.1. Latar Belakang Tuberkulosis (TB) telah ada selama ribuan tahun dan masih menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat di dunia. TB merupakan penyakit infeksi menular dan salah satu dari 10 penyebab kematian terbanyak di dunia di atas HIV/AIDS. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri tahan asam (BTA) yaitu Mycobacterium tuberculosis. Sejak tahun 1993, penyakit ini telah dideklarasikan sebagai Global Health Emergency oleh World Health Organization (WHO). Berdasarkan laporan terbaru WHO pada tahun 2015 insiden kasus baru TBC mencapai 10,4 juta jiwa, di mana 5,9 juta (56%) diderita oleh pria, 3,5 juta (34%) pada wanita, dan 1 juta (10%) pada anak-anak. Sekitar 1,8 juta jiwa meninggal akibat penyakit ini (termasuk 400 ribu jiwa dengan HIV). Lebih dari 95% yang meninggal dunia berada di kalangan ekonomi menengah ke bawah.1 Penyebaran kasus TB di dunia memang tidak merata dan justru 86% dari total kasus TB ditanggung oleh negara berkembang. Sekitar 55% dari seluruh kasus tersebut terdapat pada negara-negara di benua Asia, 31% di benua Afrika, dan sisanya dalam proporsi kecil tersebar di berbagai negara di benua lainnya. Melihat hal ini, maka WHO telah menetapkan 22 negara yang dianggap sebagai high-burden countries dalam permasalahan TB untuk mendapatkan perhatian yang lebih intensif dalam hal penanggulangannya. Indoneisa adalah salah satu negara yang termasuk di dalamnya. Enam negara yang berkontribusi dengan jumlah penderita TB (60%) yaitu India sebagai yang terbanyak, selanjutnya diikuti oleh Indonesia, Cina, Nigeria, Pakistan, dan Afrika Selatan.1 Penyebab masih tinggi dan meningkatnya angka penyakit TB adalah 



Kemisinan pada kelompok masyarakat







Pertumbuhan ekonomi yang sudah tinggi tetapi disparitas dimasyarakat masih terlalu lebar







Beban sosial yang berat misalnya pengganguran, cacat, pendidikan rendah







Kegagalan dalam program TB yang sudah ada saat ini meliputi: o Tidak memadainya komitmen politik dan pendanaan 1 o Tidak memadainya organisasi pelayanan TB (kurang terakses oleh masyarakat, penemuan kasus/diagnosis yang tidak standar, obat tidak terjamin penyediaannya, tidak dilakukan pemantauan, pencatatan dan pelaporan yang standar, dan sebagainya).



1 o Tidak memadainya tatalaksana kasus (diagnosis dan paduan obat yang tidak standar, gagal menyembuhkan kasus yang telah didiagnosis). 1 o Salah persepsi terhadap manfaat dan efektifitas BCG. 1 o Infrastruktur kesehatan yang buruk pada negara-negara yang mengalami krisis ekonomi atau pergolakan masyarakat. 1 o Belum adanya sistem jaminan kesehatan yang bisa mencakup masyarakat luas secara merata.2 Target pada Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis di Indonesia saat ini adalah tercapainya penemuan pasien baru TB BTA positif paling sedikit 90%. Menurut laporan dari bulan suspek TB selama tahun 2016 sebanyak 496 kasus, yakni 88,25% dari target



penjaringan suspek TB di wilayah kerja UPTD Puskesmas DTP Pulomerak yaitu sebanyak 562 kasus per tahun. Sudah tercapainya angka cakupan penjaringan suspek TB ini tidak menjamin tingginya pencapaian angka penemuan kasus tuberkulosis di wilayah kerja UPTD Puskesmas DTP Pulomerak yaitu sebesar 89,28%, sedikit dibawah angka



pencapaian



nasional sebesar 90%. 1.2. Pernyataan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang yang dikemukakan di atas, maka dapat dirumuskan beberapa penyataan masalah, yaitu: 1. Faktor-faktor yang menyebabkan masih kurangnya angka penemuan kasus TB dilingkungan puskesmas Pulomerak 2. Cara untuk meningkatkan angka penemuan kasus TB dilingkungan Puskesmas Pulomerak 1.3.



Tujuan 1. Untuk mengidentifikasi masalah masih rendahnya angka penemuan kasus TB dilingkungan Pulomerak 2. Mencari upaya untuk menyelesaikan masalah atau alternatif lainnya agar angka penemuan kasus TB meningkat hingga melebihi target yang ditentukan



1.4.



Manfaat Manfaat untuk Puskesmas 1. Teridentifikasi masalah rendahnya angka penemuan kasus tuberkulosis dilingkungan puskesmas Pulomerak 2. Ditemukan penyebab rendahnya angka penemuan kasus tuberkulosis dilingkungan Pulomerak



3. Mendapatkan pembelajaran dan masukan dari laporan yang telah terselesaikan Manfaat untuk Masyarakat 1. Meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai penyakit tuberkulosis. 2. Meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai bahaya penyakit tuberkulosis. 3. Meningkatkan kesadaran masyarakat agar mau berobat dan sembuh dari penyakit tuberkulosis. 4. Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk berobat tanpa putus untuk mengurangi kasus TB MDR Manfaat untuk Dokter Internsip 1. Merupakan kesempatan untuk menambah pengalaman serta menerapkan ilmu kedokteran terutama Ilmu Kesehatan Masyarakat. 2. Meningkatkan keterampilan berkomunikasi dan bersosialisasi di masyarakat. 3. Meningkatkan kemampuan analisa dalam mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah pada dunia kesehatan. 4. Meningkatkan keilmuan dan pengalaman mengenai penyakit tuberkulosis.



BAB II TINJAUAN PUSTAKA



1.



Definisi



Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit infeksi kronik yang disebabkan oleh bakteri berbentuk batang bersifat aerob yang tahan asam (BTA), Mycobacterium tuberculosis. Bakteri TB dapat menyerang berbagai organ di tubuh, terutama menyerang paru-paru. Namun dapat juga menyerang tulang, persendian, kelenjar dan lainnya.2 2.



Epidemiologi



Penyebaran kasus TB didunia tidak merata. 86% dari total kasus TB ditanggung oleh negara yang sedang berkembang. 55% dari seluruh kasus TB berada di benua Asia, 31% di benua Afrika dan 14% sisanya tersebar di benua-benua lainnya. WHO telah menetapkan 22 negara yang dianggap sebagai High-burden countries dengan jumlah penderita TB terbanyak dan Indonesia masuk kedalam 22 negara tersebut, sehingga perlu pemantauan lebih untuk menanggulangkan dan menyelesaikan kasus TB tersebut. Walaupun jumlah kematian TB turun 22% antara tahun 2010 dan 2015, TB tetap merupakan salah satu dari 10 penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Berdasarkan laporan WHO dalam Global Report 2015, indonesia berada pada peringkat ke 2 penderita TB terbanyak di dunia setelah India yang menduduki peringkat pertama. Kemudian disusul oleh China, Nigeria dan Pakistan 3. Etiologi Bakteri utama penyebab penyakit tuberkulosis adalah Mycobacterium tuberculosis. M. tuberculosis berbentuk basil atau batang ramping lurus yang berukuran kira-kira 0,2-0,4 x 2-10 µm, dan termasuk gram positif. Mempunyai sifat khusus yaitu tahan terhadap asam pada pewarnaan. Oleh karena itu disebut pula Basil Tahan Asam (BTA). Kuman TBC cepat mati dengan sinar matahari langsung, tetapi dapat bertahan hidup beberapa jam di tempat yang gelap dan lembab. Dalam jaringan tubuh kuman ini dapat dormant, tertidur lama beberapa tahun.



Pada medium kultur, koloni bakteri ini berbentuk kokus dan filamen. Identifikasi terhadap bakteri ini dapat dilakukan melalui pewarnaan tahan asam metode ziehl-neelsen maupun tanzil, yang mana tampak sebagai basil berwarna merah di bawah mikroskop.



4. Penularan Sumber penularan adalah penderita TBC BTA positif, pada waktu batuk atau bersin, penderita menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk droplet (percikan dahak). Droplet ini dapat menetap dalam udara bebas selama 1-2 jam, tergantung ada tidaknya sinar UV, ventilasi yang buruk dan kelembaban. Seseorang dapat tertular bila droplet itu terhirup ke dalam saluran pernapasan. Daya penularan dari seorang penderita ditentukan oleh banyaknya kuman yang dikeluarkan dari parunya. Makin tinggi derajat positif hasil pemeriksaan dahak, makin menular penderita tersebut. Bila hasil pemeriksaan dahak negatif (tidak terlihat kuman), maka penderita itu dianggap tidak menular. Kemungkinan seseorang terinfeksi TBC ditentukan oleh konsentrasi droplet dalam udara dan lamanya menghirup udara tersebut. 5. Patofisiologi ► Tuberkulosis Primer Bila droplet terisap oleh orang sehat, ia akan menempel pada saluran nafas atau jaringan paru. Partikel dapat masuk ke alveolar bila ukuran partikel