22 0 3 MB
LAPORAN TAHUN KE II TEAM BASED NUSANTARA SEHAT PUSKESMAS SOPOBUTAR KABUPATEN DAIRI PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2019
Oleh : TIM NUSANTARA SEHAT PUSKESMAS SOPO BUTAR ZULKIFAR, Amd.Kep IRNAL MARNINDA, Amd.Gz RUDISTI AMINAH, Amd.KL MUHAMMAD MANSUR, SKM CRISTIN J. LIMBONG, Amd.Keb MURNIATI,Amd.Ak
KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penyusunan laporan Tahun Ke 2 Team Based Nusantara Sehat Puskesmas SopoButar, Kabupaten Dairi Provinsi Sumatera Utara selesai tepat pada waktunya. Penyusunan laporan Team Based Nusantara Sehat ini bertujuan untuk mengetahui keadaan Setelah penempatan Team Based Nusantara Sehat di Puskesmas sopobutar tentang keadaan geografis-demografis, keadaan pembangunan kesehatan di Puskesmas Sopobutar, keadaan derajat kesehatan masyarakat di Kecamatan Siempat Nempu Hilir. Penyusunan laporan awal ini juga digunakan sebagai Evaluasi atau Pertimbangan Kinerja selama 2 tahun Team Based VI Nusantara Sehat di Puskesmas Sopo Butar. Penyusunan laporan Team Based VI Nusantara Sehat Puskesmas Sopobutar ini terwujud atas bimbingan, pengarahan dan bantuan dari berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Untuk itu penyusun menyampaikan ucapan terima kasih kepada 1. Bapak Drs Agustama, Apt, M. Kes Selaku kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara yang telah memberikan arahan kepada kami terkait masalah kesehatan Di Sumatera Utara pada umumnya dan Kabupaten Dairi pada khususnya. 2. Ibu dr. Nitawati Sitohang Selaku Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Dairi dimana Tim Nusantara Sehat ditempatkan di wilayah kerja beliau dan telah memberikan arahan serta masukan kepada kami. 3. Bapak Junipar Silalahi, SKM , selaku Plt.Kepala Puskesmas Sopo Butar yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. 4. dr. Jesman yang telah membibing dan mengarrahkan kami selama jadi Kapus hingga Menjabat sebagai dokter Puskesmas Sopobutar, Staf maupun pegawai Puskesmas yang telah memberi dukungan untuk melaksanakan program ini. Penyusun menyadari bahwa penulisan laporan Tahun ke II Team Based VI Nusantara Sehat Puskesmas SopoButar ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penyusun mengharapkan kritik dan arahan yang bersifat membangun guna i
memperbaiki laporan Team Based VI Nusantara Sehat ini. Penyusun berharap semoga laporan Team Based VI Nusantara Sehat bermanfaat bagi Puskesmas SopoButar dan pihak – pihak lain yang memerlukan.
Sopobutar,
April 2019
Tim Nusantara Sehat PKM Sopobutar
ii
DAFTAR ISI SAMPUL DEPAN KATA PENGANTAR …………………………………………………………............. i DAFTAR ISI ……………………………………………………………………............ iii BAB I ANALISA SITUASI ……………………………………………………............ 1 1.1 KEADAAN UMUM ……..………………………………………........…………... 1 1.1.1 GEOGRAFIS …………………………………………………………............... 1 1.1.2 DEMOGRAFI ..........………………………………………………………….... 3 1.1.3 SOSIO, EKONOMI DAN PENDIDIKAN …………………………...........… 6 1.2 GAMBARAN PEMBANGUNAN KESEHATAN ..........……………………….. 7 1.2.1 SARANA DAN PRASARANA PUSKESMAS .............……………………… 7 1.2.2 TENAGA KESEHATAN PUSKESMAS ............………………………….... 27 1.2.3 PEMBIAYAAN PUSKESMAS … …………………………………............... 28 1.2.4 MANAJEMEN DASAR PUSKESMAS ……….…………………............….. 29 1.3 SITUASI DERAJAT KESEHATAN MASYARAKAT ……………….............. 32 1.3.1 MORTALITAS ........…………………………………………………….......... 32 1.3.2 MORDIBIDAS .........…………………………….…………………………..... 33 BAB II PELAKSANAAN KEGIATAN PROGRAM NUSANTARA SEHAT 2.1 GAMBARAN PELAKSANAAN (MATRIK HASIL PELAKSANAAN KEGIATAN…………………………………………………………................ 46 2.2 URAIAN KEGIATAN SETIAP ANGGOTA TIM NS……………….............. BAB III PENUTUP…………………………………………………………..…… LAMPIRAN
iii
75 117
BAB I ANALISA SITUASI 1.1 KEADAAN UMUM 1.1.1 GEOGRAFIS A. Keadaan Geografi, Topografi, Dan Iklim Wilayah Penempatan Kecamatan Siempat Nempu Hilir dengan ibukota Sopobutar, merupakan satu dari 16 kecamatan yang ada di kabupaten dairi, secara geografis terletak pada bagian barat laut dari Sidikalang, ibukota kabupaten dairi pada ketinggian antara 700-1.100 meter diatas permukaan laut dengan suhu udara berkisar 26 ºC - 32 ºC. Luas wilayah 105,12 KM² (10.512 HA) dimana sebagian besar arealnya terdiri dari pegunungan yang bergelombang dengan tingkat kemiringan tanah bervariasi antara 0º - 25º, dengan batas-batas wilayah : - Sebelah Utara: Berbatasan dengan Kecamatan Siempat Nempu Hilir – batas alam Sungai (Lae) Simbolon ; - Sebelah Timur: Berbatasan dengan Kecamatan Silima Pungga – Pungga batas alam Sungai (Lae) Simbolon ; - Sebelah Selatan: Berbatasan dengan Propinsi NAD dan Kabupaten Pakpak Barat batas Alam Kawasan Hutan Lindung Register 66 Batu Ardan; - Sebelah Barat : Berbatasan dengan Propinsi NAD – batas alam Kawasan Hutan Lindung Register 66 Batu Ardan; Dari luas wilayah kecamatan tersebut, lebih dari 60 % merupakan kawasan hutan dengan fungsi hutan lindung ( Register 66 ), 32 % merupakan lahan petanian darat, 5% lahan pertanian sawah dan sisanya permukiman. Dari penelitian geologi ditemukan bahwa pegunungan yang melintang dibagian selatan dan barat kecamatan silima pungga pungga mengandung bahanbahan batuan mineral tambang seperti seng (Zⁿ) dan timah hitam (Pᵇ). B. Letak Puskesmas Dan Wilayah Kerja Puskesmas (Luas, Jumlah Desa, Dusun) Puskesmas Sopobutar berdiri di atas tanah seluas 5000 m2. Luas bangunan puskesmas 228m2. Puskesmas Sopobutar dibangun pada tahun 1
1985. Berada di wilayah ibukota kecamatan, yaitu di Siempat Nempu Hilir, kabupaten Dairi, Provinsi Sumatera Utara. Puskesmas Sopobutar sudah pernah direnovasi, tahun terakhir direnovasi adalah pada tahun 2015. Sumber dana renovasi berasal dari dana APBD. Puskesmas Sopobutar memiliki 3 buah rumah dinas, 1 buah ditempati oleh TIM NS dan 2 rumah ditempati oleh Pegawai Yang Lain. Keadaan bangunan rumah dinas puskesmas rusak sedang, tetapi masih bisa ditempati. Puskesmas Sopobutar merupakan puskesmas non rawat inap. Secara administrasi, wilayah kerja Puskesmas Sopobutar Kecamatan Siempat Nempu Hilir terdiri dari 10 desa yaitu. 1. Desa lae itam 2. Desa pardomuan 3. Desa jambur indonesia 4. Desa simungun 5. Desa janji 6. Desa lae markelang 7. Desa lae luhung 8. Desa sopobutar 9. Desa lae sering 10. Desa lae haporas
2
Tabel 1 Luas Wilayah Kerja Puskesmas Sopobutar Desa / Village
2
Luas/Area ( km )
1
3 17 10 3 4 8 17 14 3 10 20
2 18, 40 13, 20 7, 12 8, 62 11, 05 13, 50 8, 20 6, 58 7,95 10, 50
Lae Itam Pardomuan Jambur Indonesia Simungun Janji Lae Markelang Lae Luhung Sopobutar Lae Sering Lae Haporas Jumlah
Jarak Ke Ibu Kota Kecamatan (km)
105,12
1.1.2 DEMOGRAFI Tabel 2 Jumlah distribusi Penduduk, Kepala keluarga, dan penduduk menurut jenis kelamin No
Desa
Laki –laki
Perempuan
Jumlah Jumlah penduduk kk 1 Sopobutar 421 302 723 204 2 Jambur 602 591 1.193 284 3 Simungun 463 453 916 235 4 Lae Sering 509 508 1.017 248 5 Janji 888 849 1.737 425 6 Pardomuan 640 672 1.312 304 7 Lae Itam 796 787 1.583 363 8 Lae Luhung 579 541 1120 239 9 Lae Markelang 914 678 1592 354 10 Lae haporas 412 384 796 169 Jumlah 6224 5765 11.989 2.825 Sumber data dari Puskesmas Sopobutar tahun 2019 Dari tabel diatas dapat dilihat jumlah distribusi penduduk di kecamatan Siempat Nempu hilir yang menjadi sasaran pelayanan kesehatan puskesmas Sopobutar berjumlah 11.989 jiwa dengan jumlah KK sebanyak 2.825 yang terdiri dari laki-laki 6.224 orang (51,91%) dan perempuan 5.765 orang (48,08%). Dengan jumlah penduduk terbanyak pada Desa Janji, berjumlah 1.737.
3
A. Table distribusi penduduk menurut umur Tabel 3 Persentase penduduk menurut umur USIA 0 BULAN- 9 TH NO
Bayi 0 TH
Balita 0-1 th Balita 0-2 Th
Balita 0-4 th
2
L 120
L 243
L 629
P 112
P 228
L 371
P 348
P 597
Anak Balita 1-4 Th L P 510 486
Anak USIA Anak USIA Anak SD ( 7TH) SD ( 8TH) USIA SD ( 9TH) L P L P L P 136 130 138 133 139 133
Presentase Penduduk 7-12 Hingga Bulin dan Bufas N O
2
7-12 Th
18 th
L 825
L P L P 3141 3293 1978 1872
P 783
Usia Belum Produktif
Produktif 15-64
65
L
P L 3225 3226 248
WUS
P 365
15-49
UNSILA RESTI (70) 30-50
L 2344 1391 450
P 201
BUMI L
BULI N/BU FAS
277
260
Dari tabel diatas dapat kita ketahui penduduk masyarakat kecamatan siempat Nempu hilir sebagian besar adalah Wanita Usia Subur (WUS) dengan total 3735.
4
B. Table distribusi penduduk menurut suku dan agama Table 4 Persentase penduduk menurut suku dan agama No
Desa
Agama Islam Protestan Katolik
Hindu
Budha
Lainnya
1.
Lae Itam
96
515
910
-
-
-
2
Pardomuan
33
885
615
-
-
-
3
Jambur Indonesi
-
1172
15
-
-
-
4
Simungun
22
850
177
-
-
-
5
Janji
95
950
612
-
-
-
6
Lae Markelang
45
1139
407
-
-
-
7
Lae Luhung
95
323
702
-
-
-
8
Sopo Butar
24
687
125
-
-
-
9
Lae Sering
20
401
320
-
-
-
10
Lae Haporas
-
111
698
-
-
-
430
7033
4581
No
76
Suku/ Etnis Toba
Pak –pak
Karo
Jawa
Simalungun
1
1454
50
10
1
5
-
2
1515
10
2
-
5
-
3
1178
7
-
-
2
-
4
1024
25
-
-
-
-
5
1577
50
10
-
20
-
6
1518
67
5
-
2
-
7
963
150
5
-
2
-
8
819
10
2
-
5
-
9
706
15
5
-
15
-
10
804
5
-
-
-
-
11.558
389
39
1
56
Sumber data Kecamatan Siempat nempu hilir 2018
5
Lainnya
116
1.1.3 SOSIAL, EKONOMI DAN PENDIDIKAN Penduduk yang berada di wilayah kerja Puskesmas Sopobutar sebagian besar merupakan suku batak Toba, dan mayoritas masyarakat setempat menganut agama kristen. Bahasa yang digunakan sehari-hari pada umumnya yaitu bahasa daerah. Masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Sopobutar sebagian besar sumber mata pencaharian nya dengan berladang/bertani, sehingga lebih banyak waktu yang digunakan masyarakat untuk berladang sehingga yang menjadi kendala kita di lapangan adalah kurangnya antusias Masyarakat mengikuti Edukasi Kelompok kesehatan karena sibuk di ladang, kecuali hari minggu yang digunakan untuk ibadah. Berikut adalah tabel distribusi penduduk menurut pekerjaannya. Tabel 5 Distribusi penduduk menurut pekerjaan No
Desa
1 2 3
Lae itam Pardomuan Jambur Indonesia
4 5 6 7 8 9 10
Petani 1089 1493 1185
PNS 20 29 11
Pekerjaan TNI/POLRI Pedagang 11 11 1 10
Simungun 1028 11 10 Janji 1572 65 20 Lae markelang 1555 22 15 Lae luhung 1493 20 1 9 Sopobutar 795 30 11 Lae sering 723 8 10 Lae haporas 806 3 Sumber data kecamatan Siempat Nempu hilir tahun 2018
Buruh -
Berdasarkan tabel diatas kita mampu mengetahui mayoritas pekerjaan masyarakat Siempat Nempu hilir ini adalah bertani dengan jumlah 11739 (96,85%) sementara pegawai Negeri Sipil berjumlah 216 orang (1,78%), dan pedagang berjumlah 110 (0,90%). Hak untuk mendapatkan pendidikan termaksud dalam pembukaan Undang – Undang Dasar 1945, yang mewajibkan pemerintah menyediakan pendidikan yang berkualitas bagi warga negara. Pendidikan menjadi pelopor utama dalam rangka penyiapan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas. Jumlah sarana pendidikan yang tersedia terhadap jumlah penduduk usia sekolah menurut tingkatannya menunjukkan kesenjangan. Berikut adalah tabel distribusi jumlah sarana pendidikan yang ada di wilayah kerja Puskesmas Sopobutar. 6
Tabel 6 Distribusi Sarana Pendidikan No.
Jenis Pendidikan
Jumlah Sarana
1
PAUD
12
1
SD
15
2
SMP
3
3
SMA/SMK
2
Sumber data profil puskesmas sopobutar 2019 1.2 GAMBARAN PEMBANGUNAN KESEHATAN 1.2.1 SARANA DAN PRASARANA PUSKESMAS A. Data Puskesmas (Nama, Kode Puskesmas, Alamat, Jenis, Wilayah Kerja, Ketersediaan Listrik Dan Air Bersih) 1 2 3 4 5 6 7 8
Provinsi Kabupaten/Kota Nama Puskesmas Kode Puskesmas Alamat Puskesmas Nomor Telp Alamat Email Plt.Kepala Puskesmas No. Telp 9 Kategori Penilaian 10 Jenis Puskesmas 11 Letak Puskesmas 12 Topografi Wilayah
Sumatra utara Dairi Puskesmas sopobutar P1210090201 Desa sopobutar Junipar Silalahi, SKM 082272845974 Perdesaan Puskesmas non rawat inap Pedesaan Pegunungan bergelombang dengan tingkat kemiringan tanah bervariasi antara 0º - 25º Kecamatan Siempat Nempu Hilir 105,12 KM² 10 desa
13 Wilayah Kerja Puskesmas Luas Wilayah Puskesmas Jumlah Desa 14 Demografi Puskesmas Jumlah Penduduk Jumlah KK 15 Jejaring Puskesmas Posyandu Posyandu Lansia Pos Obat Desa Saka Bakti Husada Kader Kesehatan Jumlah Pustu Jumlah Poskesdes Bidan Desa Jumlah Dukun
12.120 2.895 29 10 0 0 145 6 5 10 2 7
16
17
18 19
Jumlah Bidan di Puskesmas Jumlah Pusling Roda 4 Jumlah Pusling Roda 2 Jumlah Pusling Perairan Rumah Dinas Rumah Dinas Dokter Rumah Dinas Paramedis Kendaraan Transportasi Roda 2 Roda 4 Tersedia angkutan umum untuk akses ke Puskesmas Ketersediaan air bersih Ketersediaan Listrik Sumber Data Puskesmas 2019
4 2 0 0 1 2 2 0 Tidak Ada Air pegunungan PLN
B. Fisik Puskesmas Dan Jejaringannya Puskesmas Sopobutar berdiri di atas tanah seluas 5000 m2. Luas bangunan puskesmas 228m2. Puskesmas Sopobutar dibangun pada tahun 1985. Berada di wilayah ibukota kecamatan, yaitu di Siempat Nempu Hilir, kabupaten Dairi, Provinsi Sumatera Utara. Puskesmas Sopobutar sudah pernah direnovasi, tahun terakhir direnovasi adalah pada tahun 2015. Sumber dana renovasi berasal dari dana APBD. Puskesmas Sopobutar memiliki 3 unit rumah dinas, 1 unit ditempati oleh tim Nusantara Sehat dan 2 rumah ditempati oleh paramedis. Keadaan bangunan rumah dinas puskesmas rusak sedang, tetapi masih bisa ditempati. Pada tahun 2018 ada penambahan bangunan yang digunakan sebagai Aula atau Ruang Rapat. Puskesmas Sopobutar merupakan puskesmas non rawat inap dan sudah mengikuti Proses Akreditasi pada Tahun 2018 dengan Status Terakreditasi Dasar. Puskesmas sopobutar juga memeliki beberapa ruangan kerja yaitu : 1. Ruang Kepala Puskesmas 2. Ruang Tata usaha 3. Ruang Imunisasi dan Gizi 4. Ruang Poliklinik umum 5. Ruang KIA dan KB 6. Ruang Laboratorium 7. Ruang Gudang Obat 8
C. Denah puskesmas R. DINAS
R. DINAS PETUGAS
AULA
R. DINAS NS Pojok Dahak
R. SP2TP, KESMAS, KESLING R. GIZI, IMUNISASI DAN POJOK ASI
WC. PETUGAS
WC.PASIEN DAHAK
LAB DAN TB PARU
R. KAPUS DAN TATA USAHA
POLIKLINIK UMUM
JL. SIEMPAT NEMPU HILIR
9
R.KIA RUANG TUNGGU PASIEN REKAM MEDIK DAN PENDATARA N
R. FARMASI
D. Jumlah Puskesmas Pembantu, Puskesmas Keliling UKBM (Poskesdes, Polindes, Desa Siaga, Posyandu, Rumah Tunggu Kelahiran) Tabel 7 Jumlah Puskesmas Pembantu Di Puskesmas Sopobutar No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Desa Lae Itam Pardomuan Jambur Indonesia Simungun Janji Lae Markelang Lae Luhung Sopobutar Lae Sering Lae Haporas
Sarana Kesehatan Puskesmas Pustu Poskesdes Polindes 1 1 1 1 1 1 -
1 2 1 -
1 1 1 1
RTK -
1
1 -
Jumlah Petugas Kesehatan PNS PTT THL* TKS* 1 1 2 1 1 2 1 11 1 -
-
2 1 2 2
*THL : Tenaga Harian Lepas termasuk supir (Driver hanya ada di Puskesmas) *TKS : Tenaga Kerja Sukarela. Sumber Data Puskesmas Sopobutar Tahun 2019
E. Jarak Pemukiman Dengan Layanan Kesehatan, Transportasi Yang Dapat
Menjangkaunya
(Ketersediaan
Transportasi)
Biaya
Transportasi, Waktu Tempuh. Tabel 8 Jarak pemukiman dengan layanan kesehatan dan alat transportasi Desa
17 km
Alat transportasi yang dapat menjangkau Mobil/Motor
10 km
Mobil /motor
Jambur Indonesia
3 km
Mobil/Motor
Simungun
4 km
Mobil/motor
Janji
8 km
Mobil / motor
Lae itam
Pardomuan
Jarak ke pelayanan kesehatan
10
Biaya transportasi
Waktu tempuh
Tidak ada tranportasi umum Tidak ada transportasi umum Tidak ada transportasi umu Tidak ada transportasi umu Tidak ada transportasi umum
± 1,5 jam ± 45 menit ± 20 menit ±30 menit ± 45 menit
2 -
Lae markelang
17 km
Mobil / motor
Lae luhung
14 km
Mobil / motor
Sopobutar
3 km
Mobil / motor
Lae sering
10 km
Mobil / motor
Lae haporas
20 km
Mobil / motor
Tidak ada transportasi umum Tidak ada transportasi motor Tidak ada transportasi umum Tidak ada transportasi umum Tidak ada transportasi umum
± 1,5 jam ± 1 Jam
± 10 menit ± 30 menit ± 1,5 Jam
Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa jarak Desa terjauh adalah 20 km, yaitu Desa Lae haporas, dengan perkiraan waktu tempuh kurang lebih 1,5 jam menggunakan kendaraan Roda dua. Untuk transportasi umum tidak ada yang menuju Puskesmas jadi jika masyarakat ingin ke puskesmas menggunakan kendaraan Pribadi Atau kadang Menumpang Kendaraan Yang akan ke Ibukota Provinsi namun itu hanya sekali jalan, dan untuk kembali ke rumah kadang menumpang kendaraan Tengkulak Sawit atau Durian.
11
F. Ketersediaan Obat Esensial, Obat Emergency, Dan Peralatan Medis Dan Peralatan Non Medis Tabel 9 Daftar ketersedian obat esensial dan obat emergency Pusekesmas Sopo Butar Januari Tahun 2017 NO
NAMA OBAT
SATUAN
1
2
3
STOK AWAL 4
1 Acyclovir 200 mg
Tablet
-
-
-
-
-
2 Aminofilin inj 24 mg/ml
Ampul
-
-
-
-
-
3 Aminofilin Tab 200 mg
Tablet
-
-
-
-
-
4 Alat Suntik
Set
-
-
-
-
-
5 Atalpugit Tab 600 mg
Tablet
50
-
50
50
-
6 Alkohol 70 %
Botol
-
-
-
-
-
7 Allupurinol tab 100 mg
Tablet
100
-
100
50
8 Ambroxol syr
Botol
-
-
-
-
-
9 Ambroxol Tab
Tablet
-
-
-
-
-
10 Amlodifin tab 11 Amoksisilin 500 mg
Tablet Kapsul
100 300
-
100 300
50 300
12 Amoksisilin Syrup
Botol
10
-
10
10
PENERIMAAN PERSEDIAAN PEMAKAIAN STOK 5 6 7 8
12
50
50 -
13 Ampisilin 500 mg
Kapsul
-
-
-
-
-
14 Antalgin 500 mg
Tablet
-
-
-
-
-
15 Antasida Doen tab
Tablet
-
-
-
-
-
16 Antasida Syr
Botol
-
-
-
-
-
17 Aqua Pro inj
Vial
-
-
-
-
-
18 Asam Mefenamat 500 mg
Tablet
-
-
-
-
-
19 Atropin Sulfat Inj
Ampul
-
-
-
-
-
20 Atropin Sulfat Tab
Tablet
200
-
200
-
200
21 Betahistin Tab 6 mg
Tablet
-
-
-
-
-
22 Betametason Z.K
Tube
-
-
-
-
-
23 Bisoprolol tab 5 mg Cat Gut DEMETECH 24 2.75C+Jarum 1/2 48m R Cat Gut DEMETECH 3/0 25 150 cm tanpa Jarum 26 CTM tab 4 mg
Tablet
-
-
-
-
-
Kotak
-
-
-
-
-
Tablet Tablet
-
-
-
-
-
27 Deksametason inj 28 Domperidon tab 10 mg
Ampul Tablet
-
-
-
-
-
13
29 Domperidon syr 5 mg/ml
Botol
5
-
5
5
-
30 Dekstrometorphan tab
Tablet
-
-
-
-
-
31 Diazepam Inj
Ampul
566
-
566
-
566
32 Diazepam tab
Tablet
400
-
400
-
400
33 Difenhydramin inj
Ampul
-
-
-
-
-
34 Epineprin
Ampul
-
-
-
-
-
35 Eritromisin Syr
Botol
-
-
-
-
-
36 Etanol (Alkohol 70 %) E- CARE ALCOHOL 37 SWAB CHG 0,5 % E-CARE ANTISEPTIC 38 Hand rub 10 Btl @500 ml E-CARE SURGI GLOVE 39 6.0 E-CARE SURGI GLOVE 40 7.0 E-CARE SURGICAL 41 MASK TIE ON
Botol
-
-
-
-
-
Kotak
-
-
-
-
-
Botol
-
-
-
-
-
Pasang
-
-
-
-
-
Pasang
-
-
-
-
-
Kotak
-
-
-
-
-
42 Eritromisin Kapsul 250 mg 43 Fitomenadion tab
Ampul Tablet
-
-
-
-
-
14
44 Furosemid tab 40 mg
Tablet
100
-
100
100
-
45 Garam Oralit
Bungkus
-
-
-
-
-
46 Gentamisin ZK Gentamisin salep mata 0,3 47 %
Tube
-
-
-
-
-
Tube
3
-
3
2
1
48 Glimepirid Tab 2 mg
Tablet
-
-
-
-
-
49 Gliserilguayakolat tab (gg)
Tablet
-
-
-
-
-
50 Glukosa Larutan Infus
Botol
-
-
-
-
-
51 Hidrokortison ZK 2,5 %
Tube
4
-
4
-
4
52 Ibuprofen tab
Tablet
-
-
-
-
-
53 Infusien Set
Set
-
-
-
-
-
54 IodiumPovidon 10 % 30 ml
Botol
-
-
-
-
-
55 Kalsium Laktat tab 500 mg 56 Kapas pembalut 250 mg
Tablet Bungkus
-
-
-
-
-
57 Kaptopril
Tablet
600
-
600
200
58 Kasa 2 x 80 cm
Bungkus
-
-
-
0
15
400 -
59 Kapas Pembalut 4 x 15 cm
Bungkus
4
-
4
3
1
60 Ketokonazole
Tablet
0
-
-
-
-
61 Ketorolac inj 30 mg
Ampul
0
-
-
-
-
62 Klindamisin tab 300 mg Kloramfenikol Kapsul 250 63 mg
Tablet
0
-
-
-
-
Kapsul
0
-
-
-
-
64 Kloramfenikol Syr
Botol
0
-
-
-
-
65 Kloramfenikol TT 3 %
Tube
0
-
-
-
-
66 Kloramfenikol ZM 1 %
Tube
0
-
-
-
-
67 Kloroquin
Tablet
0
-
-
-
-
68 Kodein tab 10 mg
Tablet
0
-
-
-
-
69 Kotrimoksazole 480 mg
Tablet
1800
-
1,800
400
70 Kotrimoksazole Suspensi Botol 71 Lansoprazole 30 mg Kapsul Kapsul
8 30
-
8 30
4 30
4 -
1,400
72 Lidocaine
Ampul
9
-
9
3
6
73 Loratadine tab 10 mg 74 Meloxicam tab 15 mg
Tablet Tablet
0 0
-
-
-
-
16
75 Meloxicam tab 7,5 mg Metoclopramide 10 76 ml/Gravistal
Tablet
0
-
-
-
-
Botol
0
-
-
-
-
77 Metoclopramide tab 5 mg
Tablet
180
-
180
50
130
78 Metilprednisolon 4 mg
Tablet
50
-
50
50
-
79 Metrodinazole tab500 mg
Tablet
600
-
600
400
80 Mikonazol Krim
Tube
0
-
-
-
-
81 Natrium Klorida Lar Infus
Botol
0
-
-
-
-
82 Nipedipine Nistatin Vaginal Tab 83 100.000 IU/mg
Ampul
100
-
100
100
-
Tablet
100
-
100
-
100
84 Oksitetrasiklin Inj
Vial
0
-
-
-
-
85 Oksitosin inj 10 IU 86 Oploxacin tab 400 mg
Ampul Tablet
0 400
-
400
100
87 Paracetamol Syr
Botol
0
-
-
-
-
88 Paracetamol tab 500 mg
Tablet
0
-
-
-
-
89 Pirantel Pamoat
Tablet
200
-
200
-
200
17
200
300
90 Pyrantel Pamoat Syrup
Ampul
40
-
40
-
40
91 Pirasetam Tab 1200 mg
Tablet
0
-
-
-
-
92 Pirasetam Tab 800 mg
Tablet
0
-
-
-
-
93 Piroxicam 20 mg
Tablet
0
-
-
-
-
94 Plester
Set
0
-
-
-
-
95 Prednison
Tablet
1500
-
1,500
500
96 Propanolol
Tablet
0
-
-
-
-
97 Protector Desinfektan
Botol
0
-
-
-
-
98 Ranitidin tab 150 mg
Tablet
300
-
300
200
99 Ringer Laktat inf
Botol
0
-
-
-
10 200
-
10 200
5 100
1,000
100 -
100 Ranitidin Injeksi 25 mg/ml 101 Salbutamol 2 mg
Ampul Tablet
102 Salisil Bedak
Tube
0
-
-
-
-
103 Sefadroksil Syrup Kering E-CARE SURGICAL 104 MASK 3 ply EARLOP 105 E-CARE SURGICAL
Botol
0
-
-
-
-
Kotak Kotak
2 17
-
2 17
1 4
1
18
5 100
MASK EARLOP E-CARE SURGICAL MASK PLUS 3 ply 106 EARLOP
13
Kotak
2
-
2
1
1
107 Setrizine tab 10 mg
Tablet
0
-
-
-
-
108 Syprofloksasin tab 500 mg
Tablet
0
-
-
-
-
109 Tetrasiklin Kapsul
Kapsul
400
-
400
100
110 Tramadol Inj
Ampul
0
-
-
-
-
111 Tramadol tab 50 mg
Tablet
0
-
-
-
-
112 Vit B 12 inj
Ampul
0
-
-
-
-
113 Vit B Compleks Tab Isosorbid Dinitrat tab 10 114 mg
Tablet
1500
-
1,500
Tablet
100
-
100
50
50
115 IV Chateter No. 22
Buah
20
-
20
-
20
116 Vit B12 tab
Tablet
0
-
-
-
-
117 Vit B6 tab
Tablet
0
-
-
-
-
118 Vit C tab
Tablet
1200
-
1,200
800
19
-
300
500
400
Table 10 Peralatan Medis dan Non Medis Puskesmas Sopobutar Tahun 2018 No. Nama Barang 1 Puskesmas Sopobutar Alat-Alat Angkutan Mobil ambulance Sepeda Motor Alat Kantor dan Rumah Tangga Rak besi/ metal Filling besi/ metal Lemari kaca Lemari kayu Meja periksa pasien Kursi tamu Kursi putar Kursi biasa Kursi lipat Kursi Plastik Meja computer Meja ½ biro Lemari es Computer computable Speker - Dispenser - Printer -Regulator Laptop Tirai Galon Air Meja kerja pimpinan Proyektor Slide Proyektor Gambar Presiden/wakil Presiden Tiang Bendera Lemari besi Papan pengumuman Meja Besi Tempat Tidur Besi Bangku Tunggu Matras Alat Alat kedokteran Stethoscope 20
Jumlah
2 8 2 8 4 5 3 2 3 17 6 78 1 14 4 2 1 1 3 1 2 1 1 1 1 1 1 1 6 1 7 3 9 3 4
-
2
Tensimeter Wascom Arteri Klem Nirbekhen KorenTang Tabung Oksigen Alat Kedokteran Umum Lainnya Aero Sterilisator Speculum Alat Kedokteran KB Lainya Suction Pump Operation Lamp Ecg Monitor Oxygen Regulator Examination Table Alat Kesehatan Kebidanan dan Kandungan Lainya Syringe Hb Meter Resuscitator Tread Mill
Alat Laboratorium Klem Spuit (Alat penyuntik) Lain lain - Reflex Hamer Pustu Lae Markelang Alat Kantor dan Rumah Tangga rak besi/metal Tempat tidur besi/metal (lengkap) Meja priksa pasien kursi lipat meja ½ biro Kursi Rotan Alat-alat kedokteran Stethoscope tensimetar Waskom infusing stand korem tang Alat kedokteran umum lainnya aero sterilisator Speculum pelvi meter 21
6 4 1 1 2 3 16 3 1 2 1 1 1 2 2 2 1 1
2 4 1
2 3 1 1 3 1 1 2 1 2 3 1 3 1
1 1 1 2 1 1 1 1 1 1
-
3
4
5
alat kedokteran kb lainnya gynecological examining table Neonatal resuscitation alat kesehatan kebidanan dan kandungan lainnya - Hb meter klem Spatel Lidah Hamer reflek Gunting Dopler Pustu pardomuan Alat kantor dan rumah tangga Rak kayu Filling besi /metal Tempat tidur besi /metal (lengkap) Kursi putar Meja ½ biro Matras Pustu Sirendu Alat kantor dan rumah tangga Tempat tidur kayu (lengkap) Examination Table Filling Kabinet Tensimeter Stetoscop Pustu perdamean Alat kantor dan rumah tangga Rak Kayu Meja Arjuna Tempat tidur besi/metal (lengkap) Meja priksa pasien Meja ½ biro Box Baby Lemari besi Alat alat kedokteran Tabung oksigen Alat kedokteran umum lainnya 0xygen regulator Examination table Pustusimungun Alat kantor dan rumah tangga Filling besi/metal Kursi putar 22
1 1 1 2 1
1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 2 1 1
1 2
6
7
8
2 2
Kursi lipat Meja ½ biro Alat –alat kedokteran Waskom - Gunting Pembalut Anatomische pinset Instrument table Korem tang Alat kedokteran umum lainnya Aero stalitator Spatel Lidah Alat kesehatan kebidanan dan kandungan lainnya Alat –alat laboratorium Tromol herbarium Klem Pustulae luhung Alat kantor dan rumah tangga lainnya Tempat tidur besi/metal (lengkap) Meja ½ biro Pustulaeitam Alat alat angkutan Sepeda motor Alat kantor dan rumah tangga Kursi lipat Meja ½ biro - Banggu Tunggu - filing Kabinet - Kursi Putar - Meja Besi/Metal - Lemari Besi Metal - Kursi Plastik Regulator Alat alat kedokteran tensimeter Waskom Infusing stand Korem tang Tabung oksigen Aero sterilisator Speculum Gynecological examining table - Dopler
1 1 1 3 1 1 1 1 1
Alat laboratorium Tromol herbarium
1 23
1 2 3 1 2 4 1 3 1 1 1 3 3 1 2
1 1 1 1 1 1 1 1 5 1
9
10
Klem Poskesdes laesokan Alat kantor dan rumah tangga Lemari besi/metal Tempat tidur besi/metal(lengkap) Meja priksa pasien Kursi lipat Meja ½ biro Alat alat kedokteran Stethoscope Tensimeter Waskom Infusing stand Korem tang Alat kedokteran umum lainnya Aero sterilisator Speculum Pelvi meter Alat Kedokteran KB Lainnya Ginekological examining table Neonatal resuscitation Alat kesehatan kebidanan dan kandungan lainnya - Gunting Klem - Reflex Hamer - Meteran PoskesdesLae Sering Alat-alat Angkutan Sepeda motor Alat Kantor dan Rumah Tangga Tempat tidur besi/metal (lengkap) Meja periksa pasien - Matras Meja bayi Kursi lipat Meja ½ biro Alat-Alat Kedokteran Stetoskop Tensimeter Waskom Infusing stand Korem tang Alat kedokteran umum lainnya Aero sterilitator 24
1
2 4 1 1 1 30 2 2 5 2 3 3 2 5 1 1 1 2 2 3 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 3 1 2 2 1
Spekulum Pelvimeter Alat kedokteran KB lainnya Ginekological examining table Alat kesehatan kebidanan dan kandungan lainnya Resuscitator Spatel Klem - Spatel Lidah - Hamer Refleks PoskesdesAeknauli Alat-Alat Angkutan Sepeda motor Alat Kantor dan Rumah Tangga Tempat tidur besi/metal (lengkap) Meja periksa pasien Kursi lipat - kursi Putar - Bangku tunggu - Meja Besi - Lemari Besi - Meja Ginekologi - Kursi Plastik 11
Poskesdes Lae Luhung Alat Kantor dan Rumah Tangga Filing besi/metal Lemari kaca Kursi kayu/rotan/bambu Tempat tidur besi/metal (lengkap) Meja periksa pasien Meja ½ biro Alat-alat Kedokteran Stetoskop Tensimeter Waskom Infusing stand Korem tang Alat kedokteran umum lainnya Aero sterilitator Spekulum Pelvimeter Alat kedokteran KB lainnya Gynecological examining table 25
3 1 1 1 2 1 1 1 1 1 25 2 2 6 2 1 1 1 1 1 1 5
9 1 1 1 1 1 1 3 1 2 2 1 3 1 2 1
1 1 1 2 2
Neonatal resuscitation Alat kesehatan kebidanan dan kandungan lainnya HB meter Alat Laboratorium Klem Sumber data Puskesmas Sopobutar 2019 bagian Inventaris barang. G. Daftar ketersediaan vaksin Tabel 11 Ketersediaan vaksin puskesmas
Vaksin yang tersedia di Puskesmas lengkap, kecuali Vaksin Rabies. Jika ada kasus tergigit anjing, maka puskesmas melakukan permintaan vaksin rabies Ke Dinas Kesehatan. Sementara untuk Ketersediaan Vaksin di puskesmas dilakukan permintaan vaksin ke dinas Setiap bulan sesuai kebutuhan, jadi untuk kekurangan vaksin belum pernah terjadi. - Penyimpanan vaksin? Untuk penyimpanan Vaksin sendiri di puskesmas memiliki 2 buah kulkas terdiri dari 1 freezer dan 1 kulkas refrigator. Suhu penyimpanan vaksin di puskesmas
diatur
antara
suhu
2°C
hingga
8°C.
sedangkan
ketika
pendistribusian vaksin ke kegiatan imunisasi di posyandu di simpan di dalam vaksin carier dan ditambahi cold pack agar suhu vaksin terjaga hingga sampai ke posyandu.
H. Daftar ketersediaan alat kontrasepsi Tabel 12 Daftar ketersediaan alat kontrasepsi No 1 2 3 4
Nama alkon
Kode barang/ No batch 160922-C 6100527 760115 16312
KONDOM SUSUK KB II SUNTIK KB I AUTO DISABLE 5 SAFETY BOX 6 PIL KB I F16B043B Sumber: Data Puskesmas Sopobutar.
Banyaknya 10 GROSS 5 SET 300 BLYS 200 BUAH
Ket,tahun produksi/ exp date SEP.2016/SEP.2020 JAN.2016/JAN.2021 SEP.2015/SEP.2020 OKTOBER.2016/SEP.2021
3 BUAH 500 VIAL
JUNI.2016/JUNI.2021
26
1.2.2 TENAGA KESEHATAN PUSKESMAS Table 13 Tenaga Kesehatan Puskesmas
No
1. 2 3 4 5 6
7 8 9 10 11 12 13 14 15
16 17 18 19
Nama
Junipar Silalahi dr. jesman
Jenis kelamin Laki-laki
Candra Jodi napitupulu Laostiar sianturi Liana saragih Rosmita katerin Usia sri ulina K Resdi megawati S Lasesti sinaga Josen tumpak S Murdani sinaga Elvi nanda Masrida manik
SKM
Laki – laki Kedokteran
Arni silalahi Perempua n Sortauli Perempua harianja n Ani siagian Permpuan Tiurma dame sihombing Osden simbolon Sepriliani A
Pendidikan
PROMKE S Dokter
Status kepegawaian /GOL PNS/III.C PNS / IV B
Bidan
PNS / III D
Perawat
PNS / III D
Perawat
PNS / III D
Perawat gigi
PNS / III C
Laki – laki SMA
TU
PNS / III B
Perempua D III gizi n Laki – laki D III farmasi Perempua DIII n kebidanan Perempua D III n kebidanan Perempua DIII n kebidanan Perempua DIII n kebidanan Perempua DIII n kebidanan Perempua SI n keperawatan n Laki – laki SPK
Tenaga gizi Tenaga farmasi Bidan
PNS / III D
Bidan
PNS / III D
Bidan
PNS / III D
Bidan
PNS / III D
Bidan
PNS / III D
Perawat
PNS / III B
Perawat
PNS / II D
Laki – laki SPK
Perawat
PNS / II D
Perempua n Perempua n
Bidan
PTT
Bidan
PTT
Perempua n
D III kebidanan DI keparawan D III keperawatan SPRG
Profesi
DIII kebidanan DIII kebidanan 27
PNS / III D PNS / II C
Lokasi kerja Puskesmas Sopobutar Puskesmas sopobutar Puskesmas sopobutar Puskesmas sopobutar Puskesmas sopobutar Puskesmas sopobutar Puskesmas sopobutar Puskesmas sopobutar Puskesmas sopobutar Puskesmas sopobutar Poskesdes lae sering Pustu lae itam Poskesdes aek nauli Polindes perdamean Puskesmas sopobutar Pustu pardomuan Puskesmas sopobutar Poskesdes lae luhung Pustu simungun
20
Dina sipayung
Perempua n
DIII kebidanan
Bidan
PTT
21
Pittaria manik Menaria saragih Maria Onike sitohang Urim situmorang Martogi sinabang
Perempua n Perempua n Perempua n
DIII kebidanan DIII Kebidanana DIII Kebidanan
Bidan
PTT
Bidan
THL
Bidan
THL
DIII Bidan kebidanan DIII Bidan KEBIDAN AN Parida Perempau DIII Bidan hanum n kebidanan Desnawanta Perempua SI kesehatan SKM Padang n masyarakat Novi anna Perempua DIII Bidan tambunan n kebidanan Arion Perempua DIII Bidan simanullang n kebidanan Rivai indah Perempua DIII Bidan saragih n kebidanan Sumber data puskesmas sopobutar tahun 2019
THL
22 23
24 25
26 27 28 29 30
Perempua n Perempua n
THL
THL THL THL TKS TKS
Poskesdes jambur Indonesia Pustu lae markelamg Polindes lae itam Polindes Lae Maromas Pustu sirunde Poskesdes lae haporas Poskesdes lae luhung Puskesmas sopobutar Pustu perdamean Puskesmas sopobutar Puskesmas sopobutar
1.2.3 PEMBIAYAAN PUSKESMAS Pengelolaan dana BOK non fisik di distribusikan oleh bendahara Dinas Kesehatan kepada bendahara Puskesmas yang di salurkan dana nya per triwulan sekali. Dana BOK nonfisik ditetapkan sesuai dengan NPD (Nota Pencairan Dana) yang telah dianggarkan setiap tahunnya. Dana BOK nonfisik yang disalurkan ke puskesmas digunakan untuk meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan dalam upaya promotif dan preventif di wilayah kerja puskesmas baik UKM esensial maupun UKM pengembangan. Adanya tim Nusantara Sehat di puskesmas, maka penyaluran dana BOK
nonfisik
dilaksanakan
untuk
melakukan
pelayanan
diluar
gedung,
pemberdayaan masyarakat terkhusus dalam menjangkau daerah daerah sulit yang ada di wilayah kerja puskesmas. Dana BOK nonfisik juga disalurkan untuk pemberian gaji tenaga kontrak promkes yang bekerja di puskesmas. Bentuk kegiatan dalam pengelolaan dana BOK nonfisik diuraikan untuk keperluan antara lain: a. Honorarium Pegawai Honorer/THL/Tidak tetap 28
b. Belanja ATK c. Belanja Perangko dan Materai d. Belanja Bahan Bakar Minyak/Gas e. Belanja Bahan praktek/Pelatihan/Peraga/Demo f. Belanja bahan makanan tambahan g. Belanja jasa tenaga narasumber h. Belanja cetak i. Belanja penggandaan j. Belanja sewa gedung/kantor/tempat k. Belanja sewa penginapan l. Belanja sewa meja/kursi m. Belanja sewa tenda n. Belanja sound system o. Belanja makanan dan minuman rapat p. Belanja perjalanan dinas dalam daerah dan luar daerah q. Belanja kursus singkat/pelatihan. Hambatan dalam pengelolaan dana BOK nonfisik tidak ada, namun pelaksanaan kegiatan yang telah direncanakan dalam RPK ( Rencana Pelaksanaan Kegiatan) Puskesmas terkadang sering tertunda dan tidak sesuai dengan yang direncanakan jadwal pelaksanaannya dikarenakan penyaluran dana BOK tersebut di salurkan setelah kegiatan tersebut terlaksana, 1.2.4 MANAJEMEN DASAR PUSKESMAS A. Visi dan misi puskesmas sopobutar VISI : Terwujudnya Pelayanan Kesehatan Yang Bermutu dan Profesional Mencapai Masyarakat Sehat diwilayah UPTD Puskesmas Sopobutar. MISI : a. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan Dasar yang Bermutu dan merata. b. Meningkatkan SDM Puskesmas. c. Mengoptimalkan
Peran
Poskesdes, dan Polindes. 29
dan
Fungsi
Puskesmas
Pembantu,
d. Mendorong Kemandirian Masyarakat untuk berperan Aktif dalam membudayakan Pola Hidup Bersih dan Sehat
30
B. STRUKUTUR ORGANISASI PUSKESMAS Plt. PUSKESMAS SOPOBUTAR JUNIPAR SILALAHI, SKM TATA USAHA Osden Simbolon
WAKIL MANAJEMEN MUTU LASESTI SINAGA
ADMIN Desnawanta Padang
UKM
UKP
Arni Silalahi
dr. Jesman
Penanggung Jawab UKM Arni Silalahi
UKM ESENSIAL Pelaksana Gizi Sepriliani Irnal Marninda
KIA ARNI, Christin Kb laostiar
UKM Pengembangan
Kesehatan Lingkungan Rudisti Aminah
JIWA Lasesti Sinaga
Promkes Desnawanta p.
Kes. Gigi Tiurma dame s
P2P (Imunisasi.p2 Diare, p2 Ispa, P2 TB,P2 DBD, P2 CAMPAK, P2 RABIES, P2 KECACINGAN, SURVEYLANCE SEPRILIANI, TIURMA DAME, SORTAULI, Murdani sinaga, Laostiar sianturi
Yankes Lansia Arni Silalahi
p KEPEGAWAIAN Sepriliani A. S
SIMPUS Rivai Indah S.
Penanggung Jawab UKP dr. Jesman
Rawat Jalan Dr.jesman
Laboratorium Murniati
Farmasi Chandra J.
POLI KB LAOSTIAR SIANTURI GIZI SEPRILIANI A. S R.TINDAKAN ANI SIAGIAN LASESTI SINAGA MURDANI SINAGA ZULKIFAR RIVAI I. SARAGIH ARION S
PUSTU
PUSTU SIRUNDE URIM SITUMORANG
POSKES DES L.SERING
LIANA SARAGI H
31
Keuangan Lasesti Sinaga
PENANGGUNG JAWAB JARINGAN DAN JEJARING
Pemeriksaan umum Dr.jesman POLI KIA ARNI SILALAHI CHRISTIN J. L Arion s.
Umum rumah Tangga Tiurma D. Sihombing
PUSTU PARDAMEAN NOVIANA T
POSKES DES JAMBUR DINA M SIPAYU NG
JARINGAN
JEJARING
PUSLING KHAIRUL P.
RS. RUJUKAN RSUD. SIDIKALANG
PUSTU SIMUNGUN MASRIDA MANIK
POSKES DES
POSKES DES
L.LUHUN G
AEK NAULI
FARIDA HANUM
USIA SRIULI NA K.
PUSTU PARDOMUAN TUMPAK SINAGA
POSKES DES L HAPORA S MARTO GI S.
LIMBAH MEDIS RSUD.SIDIKALANG
PUSTU LAE ITAM ROSMITA K.
POLIND ES SIRAT RESDI M. S
POLIND ES PAHLA WAN MENARI A
PUSTU L.MARKELANG PITARIA MANIK
POLIND ES LAE MAROM AS MARIA ONIKE S.
1.3 SITUASI DERAJAT KESEHATAN MASYARAKAT 1.3.1 MORTALITAS A. Angka Atau Kejadian Kematian Ibu, Bayi Balita Penyebab Kematian Terbesar. Angka kematian Ibu dan Bayi pada tahun 2019 sebanyak 2 orang Bayi dengan penyebab kematian adalah Satu Bayi lahir dengan BBLR serta Prematur,, Sementara Bayi Yang satunya, Asfiksia, dengan penyebab Asap yang dibuat di dalam kamar Ibu dan Bayi. Kejadian Ini terjadi pada Bulan Maret di Desa Jambur Indonesia dan Pardomuan.
32
1.3.2 MORBIDITAS Tabel 14 Morbiditas Penyakit di Puskesmas Sopobutar Bulan Februari 2019
No
Jenis penyakit
1
Penyakit infeksi pada usus Kolera Diare termasuk tersangka Kolera
101 102 103 104
Disentri Infeksi penyakit usus yang lain
2 201 202
Penyakit Tuberkulosa TB Paru TB Selain Paru (extra pulmoner)
3 301 302 303 304 305
Penyakit Bakteri Kusta I/T (MB) Kusta B/L (PB) Difteria Batuk rejan Tetanus
0-7 hr
8-28 hr
1bl - U 60 th. Sehingga presentase yg diukur 26,79%. Per Bulan Maret 7 orang yang diperiksa HIV tidak
43
ditemukan positif
II
UKM pengembangan 1. Keswa
2. UKS/Dokter Kecil
3. Pos lansia
kasus
Ada Pemantauan Setiap Bulan AdaDilakukan pemantauan Pada ODGJ setiap bulan Pada ODGJ Jika Pasien yang mengganggu Masyarakat Sekitar maka akan di rujuk Ke RSJ. Di Medan. Sudah ada namun belum Sudah ada dari Kelas 4 dan dilakukan pelatihan kepada 5 Yang berprestasi. dokter kecil sekolah
Ada Namun hanya Beberapa Ada dan semua Desa sudah desa yang aktif aktif melakukan Pos lansia, Termaksud senam Lansia dan pemantauan tekanan Darah Pada Lansia.
Capaian Indikator SPM 2018 No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
HIV
Indikator SPM @Bumil mendapatkan yan antenatal sesuai standar @Bulin mendapatkan yan persalinan sesuai standar @Bayi baru lahir mendapatkan yankes sesuai standar @Balita mendapatkan yankes sesuai standar @Anak usia pendidikan dasar mendapatkan skrining kesehatan sesuai standar @WNI 15-59 tahun mendapatkan skrining kesehatan sesuai standar @WNI 60 tahun ke atas mendapatkan skrining kesehatan sesuai standar @Penderita hipertensi mendapatkan yankes sesuai standar @Penderita DM mendapatkan yankes sesuai standar @ODGJ mendapatkan yankes sesuai standar @Orang dengan TB mendapatkan yankes sesuai standar @Orang berisiko terinfeksi HIV (Bumil, pasien TB, pasien IMS, waria/trans gender, pengguna NAPZA dan warga binaan LP) mendapatkan pemeriksaan HIV sesuai standar
44
Capaian (%) 77.48 90,9% 90,9% 79.24 95.2% 17,02% 52,3% 52,3% 2,32% 46.15 87,80% 84%
Capaian PIS-PK 2018 No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Indikator KS Keluarga mengikuti program Keluarga Berencana (KB) Ibu melakukan persalinan di fasilitas kesehatan Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap Bayi mendapat Air Susu Ibu (ASI) eksklusif Balita mendapatkan pemantauan pertumbuhan Penderita tuberculosis paru mendapatkan pengobatan sesuai standar Penderita hipertensi melakukan pengobatan secara teratur Penderita gangguan jiwa mendapatkan pengobatan dan tidak ditelantarkan Anggota keluarga tidak ada yang merokok
10 11 12
Keluarga sudah menjadi anggota Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Keluarga mempunyai akses sarana air bersih Keluarga mempunyai akses atau menggunakan jamban sehat
45
Capaian (%) 46,06 90,9 79,24% 51.25% 90.85% 84% 52,3% 46.15 Dari 12037 jiwa,Yang Terskrining merokok 180 0rang dari 979 Yang di jaring. 76,57% 100 94,7%
BAB II PELAKSANAAN KEGIATAN PROGRAM NUSANTARA SEHAT 2.1 GAMBARAN PELAKSANAAN ( MATRIK HASIL KEGIATAN) Situasi pada masa tugas Tim NS Tahun ke-2 No
Substansi
1
Penerimaan Tim Puskesmas
2
P1 (perencanaan) - SMD
Target/Sasar an
1 Bln
Triw.1
Triw.2
Triw.3
1 Tahun
Juni'18
Agt'18
Nov'18
Feb'19
Mei'19
Keterangan
Ada
Sudah dilaksanakan
Sudah dilaksanakan
Sudah dilaksanakan
Sudah Sudah Dilaksanakan Dilaksanakan
Puskesmas Sopobutar beserta Dinas Kesehatan Kabupaten Dairi Berharap agar ada lagi pengganti Ns TIM Di Puskesmas Sopobutar
10 desa
SDH Dilaksanakan
Sudah Dilaksanakan
Sudah Dilaksanakan
Sdh Dilaksanakan Di Tahun 2018 dan Sdh akan Dilaksanakan
Setelah Proses Penilaia Akreditasi Puskesmas Sopobutar
46
Sdh Dilaksanakan Di Tahun 2018 dan Sdh akan Dilaksanakan Kembali
Kembali November 2019
November 2019
sudah Berangsur melaksanakan Manajemen Puskesmas
- MMD
10 desa
SDH Dilaksanakan
Sudah dilaksanakan
Sudah dilaksanakan
Sdh Dilaksanakan Di Tahun 2018 dan Sdh akan Dilaksanakan Kembali November 2019
Sdh Dilaksanakan Di Tahun 2018 dan Sdh akan Dilaksanakan Kembali November 2019
Meski Belum Sempurna Puskesmas Sudah Mulai melaksanakan MMD dari yang sebelumnya belum Pernah.
- RUK
Ada
Sdh Dilaksanakan
Sudah dilaksanakan
Sudah Dilaksanakan
DI TW I Sudah dilaksanakan
Pada Tw 2 Belum ada RUK Yang diusulkan Karena Proses Verifikasi per TW dan Biasanya DI bulan Ke 2 atau awal tw.
Setiap Kegiatan yang diusulkan oleh TIM NS Dan Jika sesuai dengan DAK NON FISIK Usulan diterima.
- RUKUNS
Beberapa Diterima
Sudah dilaksanakan
Sudah Dilaksanakan
Sudah dilaksanan
Untuk TW I Semua RUK di terima dan sudah dilaksanakan
Pada Tw 2 Belum ada RUK Yang diusulkan Karena Proses Verifikasi per TW dan Biasanya DI bulan Ke 2 atau awal tw.
Setiap Kegiatan yang diusulkan oleh TIM NS Dan Jika sesuai dengan DAK NON FISIK Usulan diterima.
47
3
- Musrenbang Desa
Tk Ada
dilaksanakan
Dilaksanakan
Dilaksanakan
Dilaksanakan
Dilaksanakan
Setiap Musrembang tenaga kesehatan dan TIM Nusantara Sehat dilibatkan.
- Musrenbang Kecamatan
Tk Ada
dilaksanakan
Dilaksanakan
Dilaksanakan
Dilaksanakan
Dilaksanakan
Setiap Musrembang tenaga kesehatan dan TIM Nusantara Sehat dilibatkan.
- Musrenbang Kabupaten
Tk Ada
Dilaksanakan hanya mengikuti musrembang kecmatan
Dilaksanakan
Dilaksanakan namun hanya mengikuti musrembang kecamatan
Dilaksanakan namun hanya mengikuti musrembang kecamatan
Dilaksanakan namun hanya mengikuti musrembang kecamatan
TIM Nusantara sehat tidak mengikuti Musrmbang tk. Kabupaten
- Musrenbang Provinsi
Tk Ada
Hanya mengikuti di kecamatan
Hanya Mengikuti di Kecamatan
Hanya mengikuti di kecamatan
Dilaksanakan namun hanya mengikuti musrembang kecamatan
Dilaksanakan namun hanya mengikuti musrembang kecamatan
Tidak Mengikuti
- Musrenbang Nasional
Tk Ada
-
-
-
-
P2
Hanya mengikuti Musrembang kecamatan
(penggerakan
48
pelaksanaan) - Penyusunan RPK
dilakukan
- Pelaksanaan Ukm Luar Gedung: a. Promkes
dilakukan
dilaksanakan
Dilaksanakan
Dilaksanakan
dilaksanakan
Dilaksanakan
Dilaksanakan
a. Penyuluhan tentang 12 Indikator keluarga Sehat b. Penyuluhan PHBS DI SEKOLAH c. Penyuluhan Bahaya Rokok pada Masyarakat d. Melaksanakan SMD
a. Pemantauan tentang Rumah Tangga Yang Ber PHBS b. Pemantauan Kesehatan Anak Sekolah menggunakan Rapor Kesehatan
a. Memberikan Penyuluhan 10 Indikator PHBS Pada Rumah Tangga di 10 Desa b.
Penyuluhan TB Paru.
c. Skrining Kesehatan Usia Sekolah d. Sosialisasi PTM dan PM.
49
Dilaksanakan
Di Bulan Februari
dilaksanakan
-
Hasil dari Penyusunan RPK Akan di Informasikan Oleh Bendahara melalui Minilokakarya Puskesmas.
Kesulitan dalam melakukan Promosi Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Sopobutar adalah Kurangnya Antusias masyarakat dalam mengikuti Edukasi Kesehatan, selain Itu masih ada Budaya masyarakat
yang bertentangan dengan prinsip kesehatan misalkan Masih ada Budaya Menghangatkan Ibu dan Bayi yang baru lahir dengan Arang. b. KIA
dilakukan
a. Pertolongan persalinan di fasilitas kesehatan b. Membantu Pengobatan Di Poliklinik c. Melakukan Pemeriksaan IVA Di setiap Desa.
a. Pertolongan persalinan di fasilitas kesehatan
a. Pertolongan persalinan di fasilitas kesehatan
a. Pertolongan Persalinan di faskes
a.Pertolongan Persalinan di faskes
c. Penyuluhan Pentingnya ANC
b. Penyuluhan Pentingnya ANC C. BIAS (Bulan Imunisasi anak Sekolah)
b.Pemeriksaan HB pada Ibu Hamil di setiap Desa.
d. Melaksanakan kelas Ibu Hamil di tiap Posyandu.
b. Melakukan Penyuluhan di setiaP Desa tentang ANC, Persalinan Di Faskes dan ASI Ekslusif. c.Mengerjakan Partograf untuk pengklaiman Jampersal.
d. Melakukan Penyuluhan Bahaya Bagi Ibu dan Bayi yang baru lahir jika DIasapin . e. e. Melakukan Penyuluhan Pentingnya
d. Posyandu e. Sosialisasi Tentang Pentingnya Persalinan di Fasyankes.
50
c. Melaksanakan Kelas Ibu Hamil DI Setiap Desa
Kasus Kematian Bayi Masih ada hal ini terjadi karena masih ada Ibu yang tidak melakukan Persalinan Di faskes, kurang memanfaat kan Posyandu sehingga Ada BBLR Yang Meninggal karena Bersalin di faskes selain itu budaya menghangatkan Pake arang Pada Ibu dan bayi yang baru lahir masih
c. Kesling
dilakukan
a. Pembuatan laporan bulanan b. Penyuluhan di Posyandu tentang Rumah Sehat.
a. Pembuatan Laporan Bulanan b. Pemantauan tempat-tempat Umum c. Monitoring Air bersih dan Jamban di Desa PAMSIMAS.
a. Pembuatan Laporan BulanaN b. Pemantauan tempat-tempat Umum DI Setiap Desa c. Monitoring Air bersih dan Jamban di Desa PAMSIMAS.
a. Melaksana kan Pemantaua TTU Di setiap Sekolah b. Melakukan Penyuluha n CTPS dan PHBS Di Sekolah c. Monitoring dan
51
Mengikuti Posyandu bagi Kesehatan Ibu dan Bayi.
dilakukan.
a. Pembuatan Laporan Bulanan.
Untuk Kepemilikan Jamban Masih ada keluarga yang tidak memiliki jamban karena letak geografis tempat tinggalnya dekat dengan Hutan atau perkebunan sehingga kesadaran
b. Melakukan Pemicuan Di Desa Janji, Lae Luhung, Lae Itam karena masih Banyak Masayarakat yang belum memiliki
Evaluasi Kepemilika n Jamban di setiap Desa.
jamban.
d. Pendataan Data Dasar sanitasi di setiap Desa.
d. Gizi
dilakukan
a. Posyandu balita dan a. Posyandu balita A. Posyandu balita dan a. Posyandu bumil (melakukan dan bumil bumil (melakukan balita dan penimbangan BB (melakukan penimbangan BB bumil bayi dan balita, penimbangan BB bayi dan balita, (melakukan melakukan bayi dan balita, melakukan penimbanga pengukuran panjang melakukan pengukuran panjang n BB bayi badan dan tinggi pengukuran badan dan tinggi dan balita, badan pada bayi dan panjang badan dan badan pada bayi dan melakukan balita serta tinggi badan pada balita serta pengukuran melakukan bayi dan balita melakukan panjang pengukuran LILA serta melakukan pengukuran LILA badan dan pada bumil) pengukuran LILA pada bumil) tinggi badan b. Melakukan pada bumil) B. Melakukan pada bayi pengentrian data b.Melakukan pengentrian data dan balita hasil PSG pengentrian data hasil PSG serta c. Membuat laporan hasil PSG C. Membuat laporan melakukan bulanan gizi c. Membuat laporan bulanan gizi pengukuran bulanan gizi D. Pemberian kapsul LILA pada
52
a. Posyandu balita dan bumil (melakukan penimbangan BB bayi dan balita, melakukan pengukuran panjang badan dan tinggi badan pada bayi dan balita serta melakukan pengukuran LILA pada bumil) b. Melakukan
untuk memiliki jamban masih kurang, sementara itu Semua desa sudah bisa mengakses air bersih.
Untuk Capaian ASI Ekslusif yang belum mencapai 100% di karenakan masih ada anggapan Masyarakat bahwa jika bayi sering menangis maka Bayi sedang lapar dan ASI Saja tidak cukup. Sudah dilakukan penyuluhan di tiap Posyandu terkait
d. Pemberian kapsul Vitamin A, Tablet Fe Pada Bumil e. Imunisasi ( BCG, TT, Campak di Posyandu) dan Pemberian PMT
Vitamin A, Tablet Fe bumil) Pada Bumil E. Melakukan e. Imunisasi ( BCG, TT, pengentria Campak di Posyandu) n data hasil dan Pemberian PMT PSG F. Membuat f. Skrining Gizi kurang laporan bulanan gizi G. Pemberian kapsul Vitamin A, Tablet Fe Pada Bumil e. Imunisasi ( BCG, TT, Campak di Posyandu) dan Pemberian PMT f. Skrining Gizi kurang g. Pendistribusia n PMT Bumil dan Gikur.
53
pengentrian data hasil PSG c. Membuat laporan bulanan gizi d. Pemberian kapsul Vitamin A, Tablet Fe Pada Bumil e. Imunisasi ( BCG, TT, Campak di Posyandu) dan Pemberian PMT f. Skrining Gizi kurang g. Pendistribusian PMT Bumil dan Gikur.
Pentingnya ASI Ekslusif manfaat bagi Ibu dan Bayi, dan jika Ibu sudah paham dan mau memberikan ASI EKSLUSIF Yang jadi tantangan selanjunty adalah dari Ibu mertua atau nenek si Bayi yang mengintervensi Si Ibu untuk memberikan makanan ataau minuman selain ASI DI Umur 0-6 bulan.
e. P2P
dilakukan
a. Melakukan senam lansia
a. Melakukan senam lansia
a. Melakukan senam lansia
a. Melakukan senam lansia
a. Melakukan Senam Lansia
b. Melakukan Pos Bindu di 10 Desa tiap bulan ( Pemeriksaan Tekanan Darah, Gula Darah, Asam Urat dan Kolesterol)
b. Skrining Kesehatan Lansia
b. Skrining Kesehatan Lansia
b. Melakukan Imunisasi di Tiap Posyandu
C. Melakukan BIAS DI sekolah d. Melakukan Imunisasi di Posyandu.
b. Melakukan Pos Bindu di 10 Desa tiap bulan ( Pemeriksaan Tekanan Darah, Gula Darah, Asam Urat dan Kolesterol). e. Melakukan Skrining HIV Aids Pada Bumil dan Penderita TB Paru.
b. Melakukan c. Pengambilan Pos Bindu di Sampel Dahak 10 Desa tiap pada Anggota bulan ( Keluarga Yang Pemeriksaan memiliki Tekanan Keluarga Darah, Gula penderita TB. Darah, Asam d. Pemeriksaan Urat dan HIV Pada Ibu Kolesterol). Hamil dan d. Melakukan Penderita TB. Pemeriksaan IVA di Desa Jambur Indonesia, dan Lae Haporas. E. Melakukan Skrining HIV Aids Pada Bumil dan Penderita TB Paru.
54
Pada Kasus TB Paru masih ada masyarakat yang tidak mau memeriksakan dahak walau batuk lebih dari 2 Minggu jika petugas Ke rumahnya Untuk Pengambilan dahak kadang kala mereka mengatakan tidak berdahak atau sengaja memeberikan liur bukan dahak, Selain itu masih ada masyarakat yang yang sudah dinyatakan Positif TB TAPI Tidak mau menerima dan tidak mengkonsumsi OAT. Meski petugas sudah
F. Melakukan Pemberian Obat Racun Cacing.
menjelaskan tentang Penyakitnya Efek Samping obat jika dia minum dan Kemungkinan dia sembuh.
- Lokmin bulanan
dilakukan setiap bulan
1x
1X
1X
1x
1x
Tiap Bulan di Minggu ke 3 atau akhir Bulan dilaksankana Lokmin Bulanan Puskesmas, dengan membahas Capaian Masingmasing program. Serta Evaluasi Kinerja selama sebulan sebelumnya.
- Lokmin LS
4x dlm setahun (feb,mei,agt, nov)
-
1X
1X
1x
1x
Lokmin LS Dilakukan Sekali Per TW, Dengan Mengundang seluruh Kepala Desa, Camat, Kepala Sekolah, PKK, Babinsa dll,
55
dengan agenda Penyampaian Hasil Kinerja Puskesmas, Hambatan dan Masalah dilapangan, serta harapan agar semua Berperan dalam peningkatan taraf Kesehatan diwilayah kerja Puskesmas. Selain itu Penyampaian Tentang Keharusan untuk bersalin di Faskes termasuk Permenkes No 97 tahun 2014. 4
P3 (pengawasan pengendalian dan evaluasi) - PKP (penilaian kinerja puskesmas)
Ada, dan sudah diverifikasi
Ada
Ada
Ada
56
Ada
ada
Ada PKP Dari Dinas Kesehatan Namun tdk ada format Baku
Dinkes
5
yang diberikan, Yang dilakukan adalah Pemaparan Capaian Puskesmas di Dinkes, Biasanya Dilakukan Di awal Tahun, Pertengahan dan Akhir Tahun.
- Monev Terpadu LS
ada, dan ada Belum dilaksanakan dokumen
Dilaksanakan
dilaksanakan
Dilaksanakan
dilaksanakan
Setelah Proses Akreditasi Monev LS Dilaksanakan Per TW.
- Feed back hasil monev
ada, dan ada dokumen
dilaksanakan
dilaksanakan
Dilaksanakan
dilaksanakan
Semua Masukan saat Monev LS Jadi Pertimbangan dalam menyusun POA Puskesmas.
dilaksanakan
SIP (Sistem Informasi Puskesmas)
57
- Tenaga khusus
Ada
- Sarana
Ada
Ada
- Pencatatan
Manual/ komputerisa si
Manual komputerisasi
- Pelaporan
Dilaporkan tepat waktu pada awal bulan berikutnya
Laporan bulan
- Feedback (dari Dinkes Kabupaten)
Dilakukan
uraikan bentuknya : Belum dilakukan surat, analisis dll
tiap
dan
Awal
Tidak
Tidak
Tidak
tidak
Tidak ada
Ada
Ada
Tidak
tidak
Sarana Yang Dimaksud Kurang Spesifik.
Manual komputerisasi
dan
Laporan tiap Awal bulan
58
Manual Komputerisasi
Laporan Bulan
Tiap
dan
Manual Dan Manual dan Komputerisasi Komputerisasi
Masih ada pemegang Program yang membuat laporan manual dan sebagian telah di Komputerisasi.
Awal
Manual dan Manual dan Komputerisasi Komputerisasi
Semua Laporan di laporkan awal bulan untuk Laporan Bulan Sebelumnya.
-
Dinkes Kabupaten Melakukan Feedback Untuk TIM NS Bersamaan dengan Petugas Promkes yang THL dan NS Individu.
Evalusai Kinerja NS bersama THL di Silalahi.
-
6
Pencapaian SPM (12 indikator)
Hingga Maret 2019 Jumlah K1 33% DAN K4 MENCAPAI 16%
1) Setiap ibu hamil mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar
100% ibu hamil mendapatka n pelayanan antenatal sesuai standar
41,5% 56,1%
72,7%
4%
16%
Kesadaran Masyarakat untuk Memeriksakan Kehamilan Saat Hamil masih Kurang
2) Setiap ibu bersalin mendapatkan pelayanan persalinan sesuai standar
100% ibu bersalin mendapatka n pelayanan persalinan sesuai standar
43,8%
53,7%
83,8 %
3%
13%
Masih ada Ibu yang bersalin di Luar Faaskes atau Dukun Beranak, Namun di TW 1 Kami telah melakukan Penyuluhan TenTANG Persalinan di Faskes sesuai Permenkes No 97 Tahun 2014.
3) Setiap bayi baru lahir mendapatkan pelayanankesehatan sesuai standar
100% bayi baru lahir mendapatka n
43,8 %
53,7%
83,8%
3%
13%
Dari Target yang Bulin 260 Orang per Bulan Maret Jumlah
59
pelayananke sehatan sesuai standar
Ibu yang bersalin 34 Orang, sehingga bayi baru lahir yang mendapat pelayanan kesehatn baru berjumlah 34 orang.
4) Setiap balita mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar
100% balita mendapatka n pelayanan kesehatan sesuai standar
-
-
90,85 %
-
-
Petugas Gizi dan Bidan Melakukan Pemantauan Pelayanan Kesehatan namun Per bulan maret 2019 belum ada presentasenya Karena Jumlah IDL Belum ada, D/S Belum Mencapai 8 kali timbangan.
5) Setiap anak pada usia pendidikan dasar mendapatkan skrining kesehatan sesuai standar
100% anak pada usia pendidikan dasar mendapatka n skrining
-
-
98,2%
-
-
Per Maret 2019 Belum dilakukan Skrining kesehatan, Puskesmas Sopobutar
60
kesehatan sesuai standar
melakukan Skrining Kesehatan Per Bulan Agustus.
6) Setiap warga negara Indonesia usia 15 s.d. 59 tahun mendapatkan skrining kesehatan sesuai standar
100% WNI usia 15 s.d. 59 tahun mendapatka n skrining kesehatan sesuai standar
13,1%
14,2 %
17,02%
17,37
17,37%
Kurangnya antusias Masyarakat Mengunjungi Pos Bindu Menjadi Kendala Dilapangan, Jika harus Home Visit jarang Masyarakat ada di rumah karena mayoritas kerjaan bertani. Sehingga di setiap Pos Bindu Kaadang Orangnya Sama dengan Bulan Sebelumnya.
7) Setiap warga negara Indonesia usia 60 tahun ke atas mendapatkan skrining kesehatan
100% WNI usia 60 tahun ke atas mendapatka n skrining
52,3%
52,3%
52,3%
21.2%
28%
Di Setiap Desa Sudah memiliki Pos Lansia, Namun jarak dan akses yang kurang sehingga
61
sesuai standar
kesehatan sesuai standar
8) Setiap penderita hipertensi mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar
100% penderita hipertensi mendapatka n pelayanan kesehatan sesuai standar
Para lansia belum semua bias mengakses Pos Lansia. 52,3%
52,3%
52,3%
62
21.2%
28%
Dari target Yang Harus dicapai 1967 Sampai Bulan maret yang terdeteksi dan mendapat pelayanan sesuai standar adalah 339 0rang. Namun semua yang terdeteksi HT semua mendapatkan pelayanan sesuai standar. Dengan Rumus 23,6%xJumlah U15 Tahun keatas. Sehingga 23,6%x8338x10 0%= 1967 yang jadi target.
9) Setiap penderita Diabetes Melitus mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar
100% penderita Diabetes Melitus mendapatka n pelayanan kesehatan sesuai standar
10) Setiap orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar
100% orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) mendapatka n pelayanan kesehatan sesuai standar
11) Setiap orang dengan TB mendapatkan pelayanan TB sesuai standar
100% orang dengan TB mendapatka n pelayanan TB sesuai standar
2,4%
46,15%
2,4 %
2,4 %
2,73%
2,73%
Dari 731 Sasaran yang terdeteksi baru 20 orang per maret 2019.
46,15 %
46,15 %
46,15%
46,15%
Dari 13 orang yang didiagnosa gangguan Jiwa ada 6 orang yang mendapat pengobatan dan tidak ada yang di terlantarkan.
75,92%
90%
90%
per maret 2019 sudah di temukan 10 orang yang positif. Dan semua Pasien yang positif maka akan diberikan OAT dan Pelayanan TB Sesuai Standar. Namun
42,59% 64,4%
63
ada 1 ORANG Yang gagal Pengobatan.
12) Setiap orang berisiko terinfeksi HIV (ibu hamil, pasien TB, pasien IMS, waria/transgender, pengguna napza, dan warga binaan lembaga pemasyarakatan) mendapatkan pemeriksaan HIV sesuai standar
7
100% orang berisiko terinfeksi HIV (ibu hamil, pasien TB, pasien IMS, waria/transg ender, pengguna napza, dan warga binaan lembaga pemasyaraka tan) mendapatka n pemeriksaan HIV sesuai standar
28,84 %
35,21 %
63,8%
6,31%
18,54%
PIS-PK - Perencanaan
10 desa
0 desa
10 DESA
10 DESA
10 Desa
10 Desa
-
- Pendataan
10 desa
2 Desa
4 DESA
4 DESA
6 Desa
6 desa
Per Maret 2019 Sudah dilakukan Pendataan di 6
64
Desa namun Di puskesmas Kami belum Masuk Lokus PIS-PK dan belum ada pelatihan. Sehingga sementara Hasil Pendataan baru di input karena Akun PIS-PK Puskesmas BARU bias di akses. -Intervensi program a) Keluarga mengikuti program Keluarga Berencana (KB);
100% Keluarga mengikuti program Keluarga Berencana (KB)
b) Ibu melakukan persalinan di fasilitas kesehatan;
100% Ibu melakukan persalinan di fasilitas kesehatan;
46.04%
43,8%
46.04%
46,06%
40,3%
40,3%
-
53,7%
83,8 %
3%
13%
-
65
c) Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap;
100% Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap;
-
-
79,24% per Des 2018
-
-
-
d) Bayi mendapat Air Susu Ibu (ASI) eksklusif;
100% Bayi mendapat Air Susu Ibu (ASI) eksklusif;
61,53%
40 %
51,26%
84,6% dari Jumlah Bayi 6 bulan/ Jumlah bayi yang ASI Ekslusif.
84,6%
Untuk Capaian ASI Ekslusif yang belum mencapai 100% di karenakan masih ada anggapan Masyarakat bahwa jika bayi sering menangis maka Bayi sedang lapar dan ASI Saja tidak cukup. Sudah dilakukan penyuluhan di tiap Posyandu terkait Pentingnya ASI Ekslusif manfaat bagi Ibu dan Bayi, dan jika Ibu sudah paham dan mau memberikan ASI EKSLUSIF Yang
66
jadi tantangan selanjunty adalah dari Ibu mertua atau nenek si Bayi yang mengintervensi Si Ibu untuk memberikan makanan ataau minuman selain ASI DI Umur 0-6 bulan. e) Balita mendapatkan pemantauan pertumbuhan;
100% Balita mendapatka n pemantauan pertumbuha n;
f) Penderita tuberkulosis paru mendapatkan
100% Penderita tuberkulosis
-
-
42,59% 64,4%
67
90,85%
-
-
Untuk 2019 Presentase Balita mendapatkan Pemantau Pertumbuhan belum ada presentasenya karena penimbangan belum Cukup 8 kali, dan Presentase IDL Belum ada.
75,92%
22,7%
22,7%
Per Maret 2019 Jumlah Penderita TB 10
pengobatan sesuai standar;
paru mendapatka n pengobatan sesuai standar;
g) Penderita hipertensi melakukan pengobatan secara teratur;
100% Penderita hipertensi melakukan pengobatan secara teratur;
Oorang dan semuanya Mmendapatkan OAT dan Pengobatan sesuai Standar, Namun jika berdasarkan Target 2019 Target Penderita Harus 44 orang maka Presentase penemuan Kasu TB Adalah 22,7%. 52,3%
52,3%
52,3%
68
21.2%
28%
Semua penderita Hipertensi sudah Dilakukan pengobatan secara standar dan teratur, namun Jumlah Capaian yang dicapai hanya 339 orang yang terdeteksi sementara targetnya 1796
Orang.
h) Penderita gangguan jiwa mendapatkan pengobatan dan tidak ditelantarkan;
100% Penderita gangguan jiwa mendapatka n pengobatan dan tidak ditelantarkan ;
46,15%
46,15%
46,15%
i) Anggota keluarga tidak ada yang merokok;
100% Anggota keluarga tidak ada yang merokok;
-
-
j) Keluarga sudah menjadi anggota Jaminan Kesehatan Nasional (JKN);
100% Keluarga sudah menjadi anggota Jaminan Kesehatan Nasional (JKN);
59.02%
69,96%
69
46,15
46,15
Dari 13 Orang yang menderita gangguan Jiwa 6 Orang yang mendapat Pengobatan. Namun tidak ada penderita yang diterlantarkan.
Dari 12037 jiwa,Yang Dari 12037 Terskrining merokok jiwa,Yang 180 0rang dari 979 Terskrining Yang di jaring. merokok 180 0rang dari 979 Yang di jaring.
Dari 12037 jiwa,Yang Terskrining merokok 180 0rang dari 979 Yang di jaring.
-
75,47%
77%
-
77,07%
-Evaluasi 8
Dukungan LS - Kecamatan
Ada dukungan
Mengikutsertakan tim Mengikutsertakan Mengikutsertakan tim Dari kantor NS dalam kegiatan tim NS dalam NS dalam kegiatan yang Kecamatan yang ada di kecamatan kegiatan yang ada di ada di kecamatan mengutus kecamatan perangkat Saat Lokmin Linsek
Pemerintah kecamatan selalu mengutus Pegawainya jika Camat tidak bias hadir di setiap pertemuan yang diadakan Oleh Puskesmas Sopobutar.
- Desa
Ada dukungan
Mengikutsertakan tim NS dalam kegiatan yang ada di desa dan menggerakkan masyarakat desa untuk mengikuti kegiatan yang diadakan oleh tim NS
Sama dengan Kecamatan Setiap desa mengutus Perangkatnya untuk menghadiri Rapat Linsek jika Kepala Desa tidak Hadir, Selainitu jika ada kegiatan pendataan Misalkan pendataan Sarana Air Minum, Evaluasi Jamban, SMD Setiap Kadus Ikut terlibat atau mendampingi
Mengikut sertakan tim nusantara sehat dalam kegiatan yang ada didesa dan mengerakkan masyarakat desa untuk mengikuti kegiatan yang diadakan tim NS
70
Mengikut sertakan tim nusantara sehat dalam kegiatan yang ada didesa dan mengerakkan masyarakat desa untuk mengikuti kegiatan yang diadakan tim NS
Dari Kantor Desa Mengutus salah satu perangkatnya Untuk mengikuti Lokmin Linsek Yang diadakan Puskesmas.
Petugas Kesehatan.
9
10
Supervisi dari Dinkes Kabupaten - Supervisi terpadu
Ada
tidak ada
Ada
Ada
ada
ada
Supervisi Dilakukan Bersama dengan THL Promkes.
- Supervisi NS
Ada
ada
ada
ada
ada
ada
Supervisi Dilakukan Bersama dengan THL Promkes.
Masyarakat Sekitar Puskesmas
Sementara dilaksanakan
Sudah ditanami sayur Mayur
Proses Persiapan Lahan Kembali
Sudah Dipanen namun tdk Ditanami Lagi karena tanah yang digunakan tidak Subur
Sudah Dipanen namun tdk Ditanami Lagi karena tanah yang digunakan tidak Subur lagi.
Awal Penempatan kebun gizi terdapat di halaman Puskesmas, Namun sekarang tidak
Inovasi Tim NS Kebun Gizi
71
lagi.
Pemeriksaan Golongan Darah Pada Bumil, SMP, SMA Se Siempat Nempu Hilir.
Bumil, SMP,SMA Siempat nempu hilir
PAPBI (Papa Peduli PUS
ditanami lagi karena Tanahnya tidak subur lagi dan sudah banyak akar dari Pohon sekitar sehingga Untuk ITU KEBUN DI Pindahkan Ke halaman belakang rumah Dinas, dan Setiap rumah Dinas Menanam Macam2 Sayur.
Dilaksanakan
Dilaksanakan
Dilaksanakan dan Total Bumil yang sudah di periksa 90 orang.
Sudah Dilaksanakan
Semua Bumil Diperiksa Golongan darahnya. Selain itu Untuk Murid SMA Untuk pengurusan Kartu keluarga diharuskan untuk memeriksa golongan darah.
Untuk Pemeriksaan Golongan darah Pada Bumil Wajib dilakukan dan disediakan Alatnya Oleh Dinas Kesehataan.
Dilaksanakan di Desa
Dilaksanakan Desa
Dilaksanakan di Desa
Sudah
Untuk PAPBI
Hambatan yang
72
Bayi dan Ibu)
Lae Markelang
lae Markelang
73
Lae Markelang
Dilaksanakan
SUDAH Dilaksanakan DI Sepuluh desa, Per September Kami Tengah mengadvokasi Kepala Desa Simungun agar membuat PERDES Tentang Persalinan Di Faskes, ANC Dan ASI EKslusif.
kami temukan di lapangan adalh semua yang kita Sampaikan kepada masyrakat khususnya Ibu dan Bapak terkait ANC, Persalinan Di faskes dan ASI Eklusif seakan akan mereka sudah Paham dan Mau melakukannya bahkan berjanji untuk melakukannya, namun dalam Realitanya Masih ada Bayi yang tidak ASI Ekslusif, dan Persalinan di dukun beranak, sehingga Kami melakukan Advokasi di Desa Simungun dengan Tujuan
Nantinya Desa ini akan Jadi Contoh Untuk Desa Lain.
74
2.2 Uraian Kegiatan Setiap Anggota TIM I. Zulkifar A.Md. Kep, Perawat Di TIM Nusantara sehat. Selain memberikan Asuhan Keperawatan dan Kolaborasi dengan Dokter dalam Pelayanan Medis saya Juga Melakukan Kegiatan Seperti: 1. Pengelolaan Poliklinik Umum dan Pelayanan Medis a. Kondisi Sebelum NS Sebelum Tim Ns datang Perawat di Puskesmas Berjumlah 3 orang dan 1 orangnya akan pensiun tahun depan. Hari Pertama Kerja Poliklinik umum Tampak seperti Poli biasanya dimana ada 1 Meja untuk Mengisi Rekam Medis oleh dokter dan 1 buah tempat tidur yang cukup sempit, Troly untuk menyimpan Tensi meter, Betadine, dan Beberapa alat bedah minor. Ruangan Poliklinik Cukup Sempit dan hanya muat 1 tempat tidur Jika ada Pasien kecelakaan yang lebih dari 1 orang maka akan ditangani di ruangan KIA, Namun jika di ruangan KIA sedang ada pasien maka Jalan satu-satunya adalah melakukan pertolongan diatas meja. Selain Ruangan Yang Sempit , Dokter di puskesmas hanya 1 orang dan sekaligus menjabat sebagai kepala Puskesmas dan Jika dokter ke Kabupaten untuk rapat maka pengobatan dasar biasa dilakukan oleh perawat atau Bidan. Selain itu Dokter tidak tinggal di rumah Dinas sehingga jika sudah diluar jam Kerja maka dokternya sudah tidak stand by di puskesmas. jadwal Pelayanan Poliklinik belum memiliki jadwal yang pasti karena semua pasien yang datang semuanya dilayani meskipun di luar jam kerja. Sehingga Cukup Mengganggu jam Istirahat, karena jika sudah jam 14.00 dan semua petugas Sudah Pulang maka Perawat yang tersisa Hanya dari TIM NS atau 1 Bidan TKS yang tinggal Di rumah Dinas. b. Inovasi NS Hal yang pertama Kami pikirkan adalah bagaimana melayani pasien dengan efektif aman dan Nyaman, Sehingga Kami berinisiatif melobi ke Kapus untuk pelebaran ruangan dan penambahan tempat tidur di Ruang Poliklinik Umum, mengantisipasi jika ada kecelakaan karena sebelumnya saya pernah menjahit Luka diatas Meja, Tetapi setelah kami lobi dengan Kapus dan ternyata juga mengeluhkan Ruangan Yang cukup sempit, beliau mengatakan bahwa untuk tahun 2017 tidak ada alokasi dana untuk perehapan di Puskesmas. Sehingga apa boleh buat kami mengefektifkan fasilitas yang ada. Namun pada tahun 2018 Puskesmas kami masuk dalam daftar Puskesmas yang akan di Akreditasi sehingga untuk memenuhi Standar Bangunan sesuai PMK NO 75 Tentang Puskesmas sekitar akhir Tahun 2018 Ada perombakan Ruangan Dimana
75
Ruangan Poliklinik umum dijadikan Ruangan KIA, Dan Ruangan KIA Jadi Poliklinik dan Alhamdulillah di Poliklinik telah memiliki 2 buah tempat tidur. Yang kedua Membahas tentang Pendelegasian Tugas dengan Dokter, karena jika dokter Rapat atau berhalangan hadir, maka dalam melakukan pengobatan dasar boleh dilakukan Oleh perawat atau bidan, karena sebelum kami datang tidak ada pendelegasian Tugas oleh dokter sehingga secara hukum tidak diperbolehkan perawat atau bidan memberikan pengobatan dasar tanpa ada pendelagasian dari Dokter, dan Alhamdulillah sembari berproses untuk Kebutuhan akreditasi, Perawat atau bidan yang menggantikan dokter Lebih aman dalam bekerja. Menetapkan Jadwal Pelayanan Untuk Poliklinik
Umum dengan Membuat SK
Tentang jadwal Pelayanan Puskesmas, sehingga jika ada pasien yang datang diluar jam kerja kami tolak dengan tujuan Membiasakan Pasien berobat saat jam kerja atau jam pelayanan, Kecuali Pasien Persalinan, Kecelakaan atau gawat Darurat.
c. Kendala Dengan Tidak adanya Dokter yang menetap di rumah dinas atau sekitar Puskesmas Menjadi kendala, karena Jika ada Pasien tengah malam atau diluar jam kerja dalam keadaan gawat dan butuh penanganan dari dokter maka dengan terpaksa harus dilakukan oleh perawat atau bidan yang ada dipuskesmas. Selain itu di awal penempatan Rumah dokter belum memiliki jaringan telpon dan jarak yang sangat jauh dari Puskesmas sulit untuk dokter datang jika ada pasien darurat.
d. Saran 1) Alangkah Lebih baiknya Puskesmas melakukan Pelebaran pada beberapa Ruangan salah satunya Ruanga KIA Yang sudah bergantian dengan Poliklinik umum, 2) Agar perlu pengadaan dokter di Puskesmas dan menetap di rumah dinas, karena selain dokter tidak tinggal di rumah Dinas tahun depan dokter akan pension. 3) Jika ada Dokter baru maka agar ada pendelegasian wewenang/tugas, kepada perawat atau Bidan agar kerja kita sesama profesi aman.
76
e. Dokumentasi Gambar Poliklinik Umum
Pembuatan SK Pendelegasian Wewenang Bersama Dokter dan Bikor Puskesmas
Pelayanan Pada Pasien Luka Di Poliklinik Umum.
77
2. Pembuatan Alur Pelayanan UKP a. Kondisi sebelum NS Dalam melakukan pelayanan alur pelayanan sangat penting, karena selain untuk efektifitas pelayanan juga memudahkan pasien memperoleh informasi. Sebelum TIM Ns datang Tidak ada alur pelayanan yang tertempel di setiap dinding ruangan termasuk untuk Poliklinik dan pendaftaran. Awal kami datang pendaftaran dilakukan di depan ruangan Poliklinik Umum menggunakan satu buah meja setelah mendaftar pasien langsung masuk ke dalam ruang pendaftaran selain itu belum ada petugas Khusus untuk melakukan pendaftaran sehingga siapa yang bertugas di Poliklinik maka dia yang mendaftarkan pasiennya, meregistrasikan ke Buku register, mengisi rekam medisnya dan sekaligus mengobatinya dan semua dilakukan di dalam satu ruangan yaitu di Poliklinik dan didalam Poliklinik juga ada stok obat untuk Pasien. b. Hal yang dilakukan NS Dalam berproses untuk akreditasi maka kami perlahan-lahan membuatkan alur pelayanan dan SK Kepala Puskesmas Tentang Alur Pelayanan, mulai dari pendafataran hingga Pasien ke Ruangan dan Pulang, dengan melibatkan semua petugas dalam proses tersebut. Menunujuk petugas pendaftaran, di ruang pemeriksaan umum. Juga sudah ada petugas Khusu untuk Ruangan Pendaftaran sehingga kerjaan tidak dilakukan Hanya satu orang lagi, Loket farmasi di aktifkan kembali sehingga didalam ruang pemeriksaan umum tidak lagi memberikan obat melainkan hanya resep yang diberikan dan ditebus di loket Farmasi. c. Kendala Awal-awal pelaksanaan sebenarnya tidak ada kendala berarti hanya saja masih butuh proses dalam pelaksanaannya dan juga Membiasakan diri sesuai dengan Alur, d. Saran 1) Agar tetap memberikan pelayanan sesuai dengan alur yang telah di buat dan tertempel di dinding. 2) Jika di kemudian hari ada perubahan strukutur Ruangan atau penambahan layanan agar Alur pelayanan juga dierbaharui. 3) Tanggung jawab terhadap tugas yang telah diberikan sesuai dengan Alur yang telah dibuat.
78
e. Dokumentasi
Sosialisasi Alur Pelayanan Yang telah dibuat kepada Petugas Puskesmas.
Alur Pelayanan, Pendaftaran, Poliklinik Umum dan Jadwal Pelayanan UPTD Puskesmas Sopobutar
79
3. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular ( Tuberculosis) a. Kasus Yang ditemui Kesadaran Masyarakat untuk memeriksakan Penyakitnya masih Rendah, salah satunya adalah tentang penyakit TBC. Masih ada masyrakat yang malu untuk memeriksakan dahak meski sudah batuk lebih dari 2 Minggu, Mudah lelah, sesak, dan sering berkeringat dimalam hari. Masih ada masyarakat yang Malu atau takut mengetahui penyakitnya. Bahkan ada yang dengan sengaja jika dimintai agar menampung Dahak yang di tampung adalah Liur. b. Inovasi NS Melakukan Kunjungan
Rumah Penderita TB bersama Analis dari Ns Untuk
memberikan Edukasi terkait Penyakit tb pada keluarga Mulai dari cara penularannya, Efek samping OAT, Pendampingang minum Obat (PMO) oleh keluarga kepada penderita, dan Juga melakukan Pengambilan Sputum pada Anggota keluarga yang batuk, selain itu juga bekerja sama dengan bidan desa melakukan penglacakan pada masyarakat yang batuk lebih dari 2 Minggu dan kami datangi agar mau diperiksa Sputumnya tanpa harus datang ke Puskesmas. c. Kendala Kendala Yang kami temukan di lapangan adalah masalah jarak dari Beberapa desa Cukup jauh sehingga untuk pengambilan sputum membutuhkan waktu yang lama dari satu rumah ke rumah yang lain yang bisa mengurangi Kualitas Sputum karena kadang Sputum lama di jalan sebelum sampai di Puskesmas Untuk diperiksa Oleh Analis. d. Saran 1) Agar petugas TB Paru lebih giat memberikan penyuluhan tentang Penyakit TB Paru, Kepada masyarakat Sehingga masyarakat lebih peduli terhadapa kesehatannya. 2) Agar pemegang program lebih Intens lagi melakukan pelacakan Kasus dalam rangka pemutusan Rantai penularan.
80
e. Dokumentasi
Foto Kunjungan Rumah Pengambilan Sampel Dahak Di rumah Sekaligus Edukasi Pada Keluarga. 4. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak Kerja sama Bersama Bidan a. Kondisi Sebelum NS Pada tahun 2017 sebelum TIM Ns masuk ada kasus kematian Ibu dan Anak di Desa Lae Haporas. Masih ada Kasus ibu bersalin di Dukun Selain itu ada kebiasaan atau budaya masyarakat mengarangi Ibu dan bayi setelah lahir, Hal ini dilakukan dengan Maksud untuk menghangatkan Ibu dan Bayi Namun Justru bisa Mengganggu Pernapasan. Selain itu dari Hasil Survei kecil2an di beberapa Posyandu di 10 desa Kegagalan ASI Ekslusif dan IDL Adalah karena Kurangnya Pengetahuan Ibu dan Keluarga Seperti nenek dan Bapak Si bayi. Ada bayi yang tidak di Imunisasi kembali karena Bapaknya marah setelah di Imunisasi bayinya jadi demam. Ada nenek si bayi atau Mertua Si Ibu selalu menganjurkan Bayi yang belum cukup 6 bulan untuk diberikan makanan atau minuman karena nenek menganggap Bayi lapar dan ASI Saja tidak Cukup.
81
b. Inovasi NS Papa peduli Bayi dan Ibu ( PAPBI) Kami bersama TIM Melakukan Inovasi PAPBI, Dimana kegiatan ini berbentuk Penyuluhan yang diberikan tidak hanya kepada Ibu saja tapi juga melibatkan Bapak dan Keluarga yang dilakukan di Posyandu, mengenai Pentingnya Ke Posyandu untuk Memeriksakan Kehamilan (ANC), Persalinan yang dilakukan Di fasyankes, dan Pentingnya ASI Eklusif Diberikan kepada Bayi. Output yang kami harapkan dari kegiatan ini Bapak ikut berperan dalam Proses kehamilan sebagai pendamping yang paling dekat dengan Ibu, memantau kesehatan Ibu. Oleh sebab itu kami juga Mengajarkan Kepada Bapak tentang tanda kehamilan yang sehat, kehamilan yang berisiko dan Juga hal yang harus dilakukan oleh bapak kepada Ibu selama kehamilan agar produksi ASI Nya cukup seperti membantu Pijat Laktasi dll. selain itu kami juga menyuluh kepada bapak agar tidak merokok ketika menggendong Bayi atau saat disamping Ibu hamil. Persalinan di faskes daya tarik yang kami tawarkan kepada masyarakat untuk bersalin di faskes adalah, persalinan gratis, untuk Ibu yang tidak memiliki BPJS Bisa menggunakan Jampersal, selain itu kami juga Memberitahukan bahwa ada Undangundang yang mengatur tentang Persalinan Di fakses seperti PMK NO 97 TAHUN 2014. Untuk Budaya mengarangi kami mensosialisasikan kepada keluarga tentang bahaya asap dari arang untuk Si Ibu dan Bayi sehingga tidak boleh lagi mengarangi Ibu dan bayi, bukan hanya saat Posyandu tapi sesaat Setelah lahir atau pada saat bapaknya menunggu Proses Kelahiran, disitu kami Memberikan penyuluhan kepaa bapak. c. Kendala Masih ada bapak yang merasa tabu ketika kita melakukan penyuluhan tentang kehamilan, Pijat Laktasi, Sehingga di pertemuan berikutnya bapak-bapaknya Tidak hadir kembali dengan alasan berladang. selain itu terkait Meninggalkan Budaya Mengarangi pada saat kita melakukan penyuluhan masyarakat selalu mengatakan sudah tau bahaya dari mengarangi dan tidak akan melakukannya lagi Namun realitanya masih ada yang tetap mengarangi dengan Alasan bahwa Nenek Moyangnya juga diasapi waktu masih kecil namun tetap sehat. Tingkat kesadaran masyarakat terkait kesehatan masih kurang, Pada saat Penyuluhan tampak bersemangat mengkuti dan tampak paham apa yang kita sampaikan namun dalam pelaksanaannya masih belum dilakukan.
82
d. Saran 1) Agar ada Intervensi dari Pemerintah Desa atau Kecamatan terkait Regulasi yang mengharuskan Masyarakat untuk melakukan Persalinan Di faskes, ANC, ASI Ekslusif dan Budaya Mengarangi Misalkan PERDES atau Peraturan Camat tentang ini. 2) Tetap Intens Menyuluh Masyarakt terakit kesehatan Ibu dan Bayi baik itu Oleh Petugas Puskesmas atau Bidan Desa. 3) Pemerintah Kecamatan maupun desa Ikut mensosialisasikan Pentingnya Persalinan Di faskes, ANC dan ASI Ekslusif. Dan membangun Antusias Masyarakt untuk ikut dalam setiap kegiatan edukasi Kesehatan.
e. Dokumentasi
83
Foto Penyuluhan PAPBI Pada Bapak dan Ibu.
Foto Prosesi Mengarangi Pada Ibu Nifas yang dilakukan Oleh Masyarakat, dan pada saat itu Kami Tim Ns Sekaligus Memberikan Penyuluhan agar tidak boleh Mengarangi Ibu Nifas pada Keluarga. 5. Skrining Penyakit Tidak Menular di Pos Bindu PTM (POS Bindu PTM) a. Kondisi Sebelum NS Sebelum kami datang kegiatan Pos Bindu dilakukan namun belum ada pencatatan hasil Kegiatan juga Skrining PTM PADA U 15-59 Tahun. Pos Bindu 5 Meja belum dilaksanakan. Jarang memberikan Edukasi kesehatan tentang penyakit tidak menular. Pada saat Posbindu. b. Inovasi Pertama Kami Kordinasikan dengan petugas PTM Agar kami bisa terlibat dalam kegiatan POS BINDU PTM, Selanjutnya kami Mengumpulkan data Dari Bidan Desa yang menjadi sasaran POS Bindu dari Usia 15-59 tahun. Setelah itu kami menyusun jadwal dan Membuat surat pemberitahuan jadwal kegiatan agar Kepala Desa mengundang Masyarakat U 15 -59 Tahun mengikuti Pos Bindu dan di skrining Kesehatannya. Pada saat pelaksanaan kami melibatkan kader agar Pos Bindu 5 meja terlaksana,
84
Pada meja ke 4 di isi analis perawat atau Bidan dan untuk Edukasi di meja ke 5 Kami Biasanya Bergantian. Sebelum Skrining dimulai kami terlebih dahulu memberikan Penyuluhan Tentang PTM seperti HT, DM, Cholesterol (Arteriochlerosis), Rematik dll. termasuk beberapa Obat herbal yang bisa di tanam di Halaman Rumah. Dan setelah kami lakukan beberpa Bulan Maka Kami sudah bisa mengetahui Berapa persen Jumlah U15-59 Yang telah Di Skrining. Per Tahun 2018 telah di skrining 793 Orang Perempuan dan 436 Laki-laki. Dan kami juga telah melakukan Pencatatan Komputerisasi setiap hasil kegiatan Pos Bindu karena kami selalu membawa Komputer Di setiap Kegiatan. C. Kendala Kendala Yang ditemukan dilapangan adalah kurangnya Antusias Masyarakat mengikuti kegiatan, sehingga dalam sekali kegiatan hanya Bisa DI skrinig 20 – 30 orang dan kadang orang yang sama yang hadir. D. Saran agar Kepala Desa Ikut berpartisipasi dalam menghadirkan masyarakatnya saat Skrining PTM. Petugaas PTM Lebih Intens Melakukan Skrining pada PTM E. Dokumentasi
85
Selain Kegiatan Diatas Saya juga Ikut melakukan Imunisasi ( BIAS Atau Sesekali di Posyandu), Jika ada yang Memasang dan Membongkar Implan,dll. II. Tenaga Kesehatan Masyarakat NS: Muhammad Mansur, S.KM 1. Perbaikan Manajemen PuskesmaS. a. Kondisi sebelum NS batch 6 Manajemen puskesmas merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam penyelenggaraan puskesmas. Sebuah puskesmas yang baik tentu memiliki manajemen yang baik sehingga dalam melaksanakan kegiatan dan program kesehatan baik itu UKP dan UKM dapat memenuhi target dan hasil yang diharapkan. Manajemen di Puskesmas Sopobutar bisa dikatakan masih memiliki banyak kelemahan. Hal ini dikarenakan kurangnya tenaga serta tenaga yang ada belum mumpuni untuk mengelolanya. Apalagi fasilitas gedung di Puskesmas Sopobutar belum memadai serta banyak sarana prasarana yang masih kurang, sehingga kegiatan-kegiatan yang sifatnya pelayanan masyarakat sangat terganggu. Kami dari tim Nusantara Sehat Batch 6 harus memulai menata kembali manajemen Puskesmas yang bahkan bisa dikatakan mengulang kembali dari awal karena banyak nya arsip dan berkas-berkas yang hilang serta hal-hal lain terkait dengan manajemen Puskesmas. b. Kegiatan inovasi batch 6 1) Pembenahan dan Penataan kembali ruangan Puskesmas Ketika awal masuk tim NS batch 6 Puskesmas Sopobutar pada akhir bulan Mei 2017 hingga akhir penugasan tidak banyak perubahan yang dilakukan tim NS batch 6 pada tata letak ruangan Puskesmas Sopobutar, penataan dan pembenahan hanya dilakukan dilakukan dibeberapa sisi seperti gudang Farmasi yang dianggap sangat tidak terawat sehingga beresiko membuat cadangan obat-obatan Puskesmas menjadi cepat rusak serta ruangan persalinan Puskesmas, dan Pengadaan aula pertemuan puskesmas. Penentuan tata letak ruangan melibatkan semua komponen tenaga Puskesmas Sopobutar termasuk Kepala Puskesmas Sopobutar serta kepala tata usaha serta pihak ketiga yang membangun gedung baru Puskesmas untuk mempermudah pelayanan agar ruangan rapi dan teratur.
86
2) Manajemen arsip dan persuratan di Puskesmas Sopobutar Pengarsipan dan tata kelola persuratan ketika tim NS hadir sudah ada, hanya saja masih ada beberapa yang dianggap kurang seperti masih tergabungnya beberapa arsip dari beberapa tahun belakangan sebelum NS hadir, serta pembukuan yang masih belum baik. Melakukan pengarsipan dan tata kelola persuratan yang lebih baik dan mudah untuk dilakukan di Puskesmas Sopobutar, sehingga siapa saja yang ada di ruang Tata Usaha bisa mudah melakukan pembuatan surat serta pengarsipannya. Pelaksanaan dilakukan dengan melakukan permohonan kepada Kepala Puskesmas untuk menyediakan beberapa alat tulis kantor yang tidak tersedia untuk diadakan. Ketika itu dibantu oleh Kepala Tata Usaha, diberikan semua yang dibutuhkan sehingga semua peralatan yang lengkap dapat dilakukan dengan bantuan teman-teman Puskesmas. Pada akhirnya, dokumen-dokumen lama disimpan dan disatukan dalam folder yang lain di simpan di lemari arsip di gudang. Hal ini membuat lemari dan tempat penyimpanan surat di ruang Tata Usaha terlihat rapi dan tersusun. 3)
Pembuatan Standar Operasional Prosedur (SOP) Standar Operasional Prosedur (SOP) di sebuah instansi menjadi sebuah acuan dalam melakukan segala tindakan yang dilayani di unit pelayanan. Hal ini ketika tim NS hadir di Puskesmas Sopobutar SOP pada setiap bidang tidak terlihat, atau mungkin dengan kata lain tidak dapat dibuktikan dengan bentuk fisik. Kami menanyakan kepada kepala puskesmas mengenai bagaimana SOP di puskesmas, kami mendapatkan hanya beberapa bagian yang ada SOP (namun SOP yang tidak terdokumentasi baik). Akhirnya bersama tim NS dan petugas bidang masing-masing waktu itu minta waktu untuk membuat SOP yang tujuannya untuk memberikan acuan dalam segala tindakan dan memudahkan setiap bidang dalam memberikan tindakan dan layanan pada bidangnya. Seluruh petugas kesehatan yang memiliki peran sebagai penanggung-jawab program di bidangnya masing-masing. Terpenuhinya SOP pada setiap bidang, yang diutamakan pada bidang pelayanan yang langsung terhadap pasien. Metode yang digunakan adalah setiap bidang diperbolehkan mencari standar pelayanan pada materi pokok (buku-buku dan menghubungi dinkes kabupaten) serta mencari contoh SOP pelayanannnya masing-masing di internet, lalu melakukan
87
proses penyesuaian dengan kondisi dan standar prosedur yang berlaku seperti SOP pelayanan KB, SOP pelayanan persalinan, SOP pelayanan kefarmasian, SOP pendaftaran pasien, SOP pelayanan imunisasi. c. Kendala a. Kurangnya tenaga yang mumpuni dibidang manajemen Puskesmas, sehingga ini sangat mengganggu kegiatan pelayanan kesehatan di Puskesmas Sopobutar ketika tenaga NS turun kelapangan untuk melakukan kegiatan lapangan. b. Masih sangat kurangnya penataan dokumen di Puskesmas sehingga arsip-arsip dan berkas menumpuk tidak tertata rapi sehingga mengganggu pemandangan saat kerja. c. Kegiatan pengadministrasian berada di ruang Kepala Puskesmas, sedangkan pengarsipan dokumen berada gabung dengan ruangan Kesling dan Promkes, sehingga mengganggu kelancaran saat pelayanan kesehatan. d. Saran a. Pembenahan ruangan menjadi salah satu pendukung pelayanan program di puskesmas Sopobutar. Hal ini agar menjadi perhatian khusus dinas kesehatan untuk percepatan dalam rangka melengkapi sarana dan prasarana di Puskesmas Sopobutar. Seperti kelengkapan ruangan-ruangan perprogram yang masih sangat minim seperti ruangan promkes, ruangan gizi, dapur puskesmas serta ruangan tata usaha yang bisa dikatakan masih kosong sama sekali. Sehingga kegiatan ketata usahaan berpusat di ruang pendaftaran. b. Adanya petugas tersendiri yang ditunjuk untuk melaksanakan kegiatan tata kelola persuratan dan pengadministrasian Puskesmas Sopobutar. Sehingga tidak merangkap jabatan dalam kegiatan-kegiatan di Puskesmas. c. Harapan kedepannya, kepala puskesmas Sopobutar dapat memberikan arahan berupa instruksi dan pembinaan pegawai puskesmas khususnya untuk yang bertanggung-jawab terhadap program dan layanan agar meelaksanakan kegiatan sesuai SOP masing-masing. Apalagi ditahun 2018 Puskesmas Sopobutar sudah melakukan akreditasi Puskesmas.
88
e.
Dokumentasi Kegiatan
Before
Sesudah
Gambar Setelah ada Pembenahan Ruangan, Sebelumnya Belum ada Struktur Oragnisasi Yang Baru dan Data Kepegawaian Yang Tertempel di Dinding.
89
2. Kegiatan Promosi Kesehatan a. Sebelum NS Batch 6 masuk Puskesmas sebagai penanggungjawab penyelenggara upaya kesehatan terdepan, kehadirannya di tengah masyarakat tidak hanya berfungsi sebagai pusat pelayanan kesehatan bagi masyarakat, tetapi juga sebagai pusat komunikasi masyarakat. Disamping itu, keberadaan puskesmas di suatu wilayah dimanfaatkan sebagai upayaupaya pembaharuan (inovasi) di bidang kesehatan masyarakat maupun upaya pembangunan lainnya bagi kehidupan masyarakat sekitarnya sesuai dengan kondisi sosial budaya masyarakat setempat. Oleh karena itu, keberadaan puskesmas dapat diumpamakan sebagai “agen perubahan” di masyarakat sehingga masyarakat lebih berdaya dan timbul gerakan-gerakan upaya kesehatan yang bersumber pada masyarakat. Kegiatan promosi kesehatan di Puskesmas Sopobutar telah dilaksanakan oleh tenaga kesehatan yang ada di puskesmas, namun karena beberapa hal seperti kurang tenaga promosi kesehatan yang berada di Puskesmas Sopobutar membuat kegiatankegiatan promosi kesehatan yang memerlukan tindak lanjut seperti advokasi beberapa kebijakan dan kegiatan tidak bisa terlaksana sehingga kami dari tim NS batch 6 melanjutkan program-program tersebut dan merumuskan kembali kegiatan-kegiatan promosi kesehatan yang diperlukan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. b. Setelah NS Batch 6 masuk Puskesmas sebagai penanggungjawab penyelenggara upaya kesehatan terdepan, kehadirannya di tengah masyarakat tidak hanya berfungsi sebagai pusat pelayanan kesehatan bagi masyarakat, tetapi juga sebagai pusat komunikasi masyarakat. Disamping itu, keberadaan puskesmas di suatu wilayah dimanfaatkan sebagai upayaupaya pembaharuan (inovasi) di bidang kesehatan masyarakat maupun upaya pembangunan lainnya bagi kehidupan masyarakat sekitarnya sesuai dengan kondisi sosial budaya masyarakat setempat. Oleh karena itu, keberadaan puskesmas dapat diumpamakan sebagai “agen perubahan” di masyarakat sehingga masyarakat lebih berdaya dan timbul gerakan-gerakan upaya kesehatan yang bersumber pada masyarakat. Secara operasional, upaya promosi kesehatan di puskesmas dilakukan agar masyarakat mampu berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) sebagai bentuk pemecahan masalah-masalah kesehatan yang dihadapinya, baik masalah-masalah
90
kesehatan yang diderita maupun yang berpotensi mengancam, secara mandiri. Disamping itu, petugas kesehatan puskesmas diharapkan mampu menjadi teladan bagi pasien, keluarga dan masyarakat untuk melakukan PHBS. Metode pelaksanaan promosi kesehatan dilakukan dengan pemberdayaan masyarakat, bina suasana, advokasi dan kemitraan. Adapun kegiatan yang dilaksanakan berdasarkan kegiatan-kegiatan promosi kesehatan yaitu : 1)
Pendidikan dan penyuluhan kesehatan di Sekolah dan Masyarakat Salah satu fungsi dari promosi kesehatan adalah melakukan kegiatan berbasis
masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan dan kemandirian di masyarakat melalui kegiatan-kegiatan yang ditujukan untuk masyarakat. Salah satu kegiatan promosi kesehatan adalah pemberdayaan dan bina suasana, kegiatan ini bisa diaplikasikan di lapangan melalui kegiatan-kegiatan pertemuan kelas kecil dan kelas besar di masyarakat yang bertujuan untuk melakukan kegiatan yang bersifat pemberdayaan dan bina suasana di masyarakat yang menjadi sasaran promosi kesehatan. Adapun
pihak-pihak
yang
terlibat
yaitu
kepala
Puskesmas
sebagai
penanggungjawab kegiatan, pemegang program di Puskesmas yang berperan melakukan koordinasi dengan tim Nusantar Sehat mengenai program sosialisasi dan pemberdayaan masyarakat dan melakukan pendekatan dengan stakeholder terkait serta stakeholder sebagai pemangku kebijakan dan mengarahkan masyarakat untuk terlibat aktif dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat dibidang kesehatan. Adapun sasaran kegiatan yaitu masyarakat desa serta siswa-siswa SD hingga SMA dengan rincian kegiatan sebagai berikut : NO Kegiatan 1.
Sasaran
Penyuluhan
Mengenai 10 Desa
Bahaya Rokok 2.
Sosialisasi
Obat-obatan
Tradisional.
91
vol
Waktu
1 Kali
Oktober 2017
3
PendataaN Pelaku Praktik Pengobatan Tradisional
4
Sosialisasi
PHBS
Dan
CTPS 5
Sosialisasi Penyakit Tidak Menular ( HT, DM dan Cholesterol)
6
Pendataan PIS PK
92
2) Advokasi dengan Stakeholder Advokasi merupakan salah satu komponen kesehatan masyarakat yang merujuk pada pelaksanaan pendekatan melalui kerjasama dengan lintas sektor. Hal menjadi bahan advokasi adalah segala sesuatu yang dilakukan oleh puskesmas dengan mengangkat isu strategis. Sehingga proses advokasi untuk menghasilkan kebijakan secara bersama dapat diterima dan dipahami oleh masyarakat. Advokasi bertujuan mengangkat isu strategis untuk dihasilkannya kebijakan secara bersama demi mendukung program-program kesehatan di puskesmas. Adapun pihak-pihak yang terkait dengan advokasi kepada stakeholder yaitu Kepala Puskesmas Sopobutar yang memberikan pengarahan mengenai pendekatan kepada lintas sektor, pemegang program promkes yang berperan melakukan advokasi kepada stakeholder kemudian stakeholder selaku pemangku kebijakan yang memberikan dukungan berupa kerjasama kepada petugas kesehatan melalui diskusi dan negosiasi yang terdiri dari Kecamatan, Koramil, Kapolsek, Kepala Sekolah, Kepala KUA, Pusat Layanan KB, Kepala desa, Kader kesehatan serta ibu-ibu PKK. Metode advokasi yang kami lakukan sebagai berikut : a) Melakukan pendekatan kepada lintas sektor terkait dalam rangka memunculkan isu strategis agar muncul ke permukaan. b) Mencoba
membuatkan
kerangka
kegiatan
penunjang
untuk
menyelesaikan isu strategis. c) Mengolah data dan mengemas informasi sebaik mungkin agar dipahami dan sesuai harapan dari puskesmas. d) Mendengarkan masukan dari pihak lintas sector e) Melakukan pengesahan bersama solusi terhadap isu strategis yang dihadiri oleh lintas sektor lainnya. Rincian Kegiatan a. Advokasi mengenai program Imunisasi Measless Rubella Indonesia berkomitmen untuk mencapai eliminasi penyakit campak (measles)dan pengendalian penyakit Rubella (Congenital Rubella Syndrome) 93
pada tahun 2020. Salah satu strateginya dengan melaksanakan Kampanye dan Introduksi Imunisasi Measles Rubella (MR). Kampanye Imunisasi MR yang dilaksanakan dua fase, pada AgustusSeptember 2017 didaerah pulau Jawa dan bulan yang sama pada tahun 2018 untuk daerah luar pulau Jawa adalah suatu kegiatan imunisasi secara massal. Upaya ini untuk memutuskan transmisi penularan virus campak dan rubella secara cepat, tanpa mempertimbangkan status imunisasi sebelumnya. Adapun sasaran program ini yaitu anak usia 09 bulan hingga 15 tahun. Namun dengan banyaknya kabar mengenai imunisasi MR yang belum diketahui kebenarannya membuat masyarakat khawatir untuk mengikuti program ini, adanya berita-berita seperti kecacatan dan kematian setelah disuntik, kandungan DNA babi dalam vaksin hingga fatwa MUI yang belum jelas mengenai ke halalan vaksin tersebut menmbah kecemasan masyarakat terkhusus di wilayah kerja Puskesmas Sopobutar untuk melakukan imunisasi ini. Padahal cakupan yang harus dicapai untuk setiap daerah yaitu 95% semuanya telah divaksinasi. Sehingga untuk mencapai target tersebut kami melakukan advokasi dengan mengundang seluruh stakeholder yang ada di wilayah kerja Puskesmas Sopobutar untuk mendengarkan sosialisasi imunisasi MR dari petugas kesehatan dan mengklarifikasi mengenai berita-berita yang kebenarannya belum jelas serta menyesatkan. Melalui advokasi ini, kami meminta kepada seluruh stakeholder untuk mendukung kegiatan kampanye ini yang dilaksanakan serentak pada bulan Agustus 2018 agar masyarakat tidak lagi takut untuk mengikuti program ini, sehingga target yang ingin dicapai terpenuhi. 3)
Kemitraan dalam mendukung program Kesehatan. Kemitraan merupakan sarana membentuk koneksi dengan pihak ketiga untuk pembangunan kesehatan. Tak jarang dari mitra-mitra inilah kami memperoleh informasi lebih, dana kegiatan yang cukup untuk pelaksanaan program-program yang dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Sopobutar. Oleh sebab itu kemitraan mejadi sarana kami memperoleh nama dan dana sebagai bentuk kemampuan kami dalam mengesistensikan keberadaan tim kami disini. 94
Kemitraan bertujuan untuk mengkoneksikan pihak ketiga sehingga terlibat dalam membangun kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Sopobutar. Adapun pihak-pihak yang dilibatkan yaitu Pihak Puskesmas Sopobutar, Tim Nusantara Sehat serta Lintas sektoral di Kecamatan Sopobutar. Sasaran kegiatan ini yaitu lembaga pemerintah maupun non pemerintah, lembaga sosial, lembaga seni maupun lembaga kemanusiaan. Metode pelaksanaan kemitraan yang kami lakukan melalui berbagai proses: a)
Kemitraan dengan pihak pemerintah dalam sektor yang berbeda. Hal ini dilakukan dengan melakukan pendekatan dengan pihak-pihak pemerintah.
Rincian Kegiatan yaitu Kegiatan kemitraan dengan untuk lintas sektor ini yang pernah dilakukan di Sopobutar sebagai berikut: No.
Mitra Kerjasama
Jenis Mitra
Dukungan
Dukungan
1
Desa Se Kecamatan Sopobutar Lembaga
Pihak
Kadus
Menemani
Dalam
proses
SMD, MMD dll.
Pemerintah
c.
Saran
1)
Agar selanjutnya kegiatan promosi kesehatan di Sopobutar lebih banyak pemberdayaan kepada masyarakat, seperti pelaksanaan SMD dan MMD yang sudah mulai digalakkan di Puskesmas Sopobutar. Karena data dasar yang bisa menjadi rujukan dalam mengambil kebijakan terkait kebutuhan masyarakat desa ada di tangan masyarakat desa. 95
2)
Untuk lebih galak lagi dalam melakukan kegiatan-kegiatan advokasi sehingga kebijakan dari stakeholder bias sinergi dengan visi dan misi dari Puskesmas Sopobutar, kemudian untuk kebijakan kawasan tanpa rokok (KTR) untuk terus diadvokasi karena tim NS batch 6 hanya melakukan advokasi tapi belum ada kesepakatan antara pihak Puskesmas dengan sekolah.
3)
Harapannya tingkatkan kemitraan baik dengan pemerintah setempat maupun pihak ketiga. Untuk mitra yang sudah ada dijaga komunikasinya. Agar kedepannya Puskesmas Sopobutar bisa lebih banyak kegiatan yang disupport oleh pihak luar.
d.
Dokumentasi
Advokasi Kepada Kepala Desa dan Camat Tentang Imunisasi Rubela dan Refresing kader
Advokasi Pada Kasus Kematian BAyi Bersama Dinas Kesehatan
Foto Penyuluhan Bahya Rokok Di sekolah.
96
Promosi Kesehatan Di Masyarakat dan Di sekolah Tentang PHBS.
III. Irnal Marninda A.Md.gz, Tenaga GIZI NS PUSKESMAS SOPOBUTAR 1. Pelayanan dan Kegiatan Gizi a. Kondisi Sebelum ada NS Dilihat dari capaian D/S, kesadaran orang tua untuk mebawa anak ke posyandu masih kurang. Orang tua hanya akan mebawa anaknya ke posyandu apabila anaknya di imunisasi atau pada saat pembagian vitain A pada bulan Februari dan Agustus. Selain itu, kesadaran orang tua untuk meberikan ASI Ekslusif pada bayi juga masih kurang, hal tersebut dikarenakan pemahaan dan pengetahuan orang tua yang belum tentang pentingnya ASI Ekslusif b. Kegiatan yang Dilaksanakan 1) Kunjungan rumah balita gizi kurang Status gizi balita dapat diketahui dari hasil penimbangan berat badan dan pegukuran tinggi badan anak. Ada balita yang status gizinya normal atau
97
sesuai dengan umur, dan ada balita yang status gizinya bermasalah, seperti anak gizi kurang dan anak gizi buruk. Upaya yang dilakukan terhadap anak yang memiliki status gizi kurang adalah dengan memberikan PMT penyuluhan dan PMT pemulihan berupa biscuit balita serta pemberian konseling kepada ibu balita. Dan juga dilakukan monitoring terhadap berta badan dan tinggi badan balita. Untuk anak gizi buruk dilakukan kunjungan rumah rumah. Kegiatan yang dilakukan yaitu pemberian konseling kepada ibu balita tentang gizi anak dan pola asuh anak yang baik. Selan itu juga dberikan PMT berupa susu untuk meningkatkan status gizi balita tersebut.
2) Kunjungan ibu hamil KEK Kunjungan ibu hamil dilakukan kpada ibu hamil yang memiliki status gizi KEK (Kekurangan Energi Kronis). Status gizi ibu hamil dapat ditentukan melalui pengukuran LILA (Lingkar Lengan Atas). Upaya yang dilakukan adalah dengan pemberian PMT bumil KEK berupa biscuit dan susu ibu hamil.
98
3) Penyuluhan dan konseling gizi di posyandu Penyuluhan gizi yang dilakukan di posyandu dilakukan oleh petugas gizi saat pelaksaan posyandu. Materi penyuluhan dan konseling gizi dapat beragam, tergantung pada masalah yang ditemui di lapangan saat itu. Diantaranya gizi yang baik untuk bayi dan balita serta bumil, pentingnya pemberian ASI Ekslusif dan IMD, dan pemberian makanan tabahan bagi balita.
4) Penyuluhan gizi anak sekolah Penyuluhan yang dilakukan di sekolah bertujuan untuk menambah pegetahuan anak sekolah tentang gizi anak sekolah. Materi penyuluhan juga beragam, misalnya tentang makanan sehat, pentingnya sarapan pagi dan jajanan sehat. Di sekolah kadang juga dilaksankan pembagian PMT-AS bagi anak yang memiliki status gizi kurus (tidak normal sesuai umur).
99
c. Kendala yang Dihadapi Adapun kendala yang dihadapi dalam melaksanakan kegiatan gizi adalah : 1) Kurangnya jumlah kader di beberapa posyandu 2) Kurangnya keaktifan kader dalam pelaksaan posyandu 3) Masih minimnya pengetahuan masyarakat dalam menerapkan gizi seimbang dalam kehidupan sehari-hari 4) Masih kurangnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya membawa anak ke posyandu d. Saran 1) Rutin melakukan penyegaran kader dan melengkap jumlah kader di beberapa posyandu 2) Rutin melakukan penyuluhan tentang pentingnya membawa anak ke posyandu 3) Rutin melakukan penyuluhan gizi di posyandu, sekolah dan masyarakat
100
IV. Rudisti Aminah A.Md.KL Kesehatan Lingkungan Pelayanan Kesehatan Lingkungan adalah kegiatan atau serangkaian kegiatan yang ditujukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat baik dari aspek fisik, kimia, biologi, maupun sosial guna mencegah penyakit dan/atau gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh faktor risiko lingkungan. Kesehatan lingkungan Puskesms sopobutar sebelum Kami Datang, Puskesmas Sopobutar Sudah Memiliki Data Jamban Dan Data air bersih . Sebelum Kami datang Memang sudah Dilakukkan monitoring jamban ( pemantauan setiap desa yang belum memiliki jamban. Setiap 6 Bulan Sekali . kenapa hanya dilakukan Monitoring Jamban Karna disini jamban Sudah 80 % sehingga tidak dilakukan Lagi pemicuan . Disini Masih ada Warga yang belum Memiliki Jamban , alasan karna mereka merasa Lebih Nyaman Buang Air besar Di bawah pohon Durian ataupun kopi, Adapula karna keterbatasan Biaya. Untuk data Air bersih Disini Sebagian Masyarakat menggunakan mata air. Dan sebagian LaGi air Hujan Karna Daerah Disin Pegununggan . dan Data Kesehatan Lingkungan Lainnya Seperti Data TTU , TPM , Dan tempat yang Berhubungan Dengan Kesehatan Lingkungan Belum Ada Dilakukan . a. Kegiatan Kesehatan Lingkungan 1. Monitoring jamban (pemantauan langsung Rumah Kerumah ) Pemantauan jamban Dilakukkan 6 Bulan sekali disini kami memantau jamban keluarga langsung Rumah Kerumah , dan Disini Juga Kami memberikan Peenyuluhan Tentang Jamban sehat Dan jamban Tidak Sehat , maanfaat Menggunakan Jamban , dampak dari tidak mau menggunakan jamban.
101
Gambar Saat Monitoring Jamban 2. Pemeriksaan TTU Melakukan pemeriksaan tempat tempat umum seprti Rumah Ibadah , sekolah, Kantor , pasar yang sebelumnya belum pernah dilakukan sebelumnya oleh Puskesmas sopobutar . disini kita melakukan pemriksaan baik bagian dalam Maupun bagian Luar tempat tersebut .
Pemantauan Gereja di Desa Lae Luhung dan Kerja Bakti bersama Masyarakat Membersihkan Saluran Air.
102
Gambar saat Pemeriksaan TTU Di sekolah SMP N 3 Sinehi. 3. Pendaataan Air Minum Melakukan Pendataan air Minum Melalui E monev Air Minum dan melakukkan Pemeriksaan Pada Sumber Air Minum tersebut (IKL)
Gambar Bak Penampungan Air Bersih 4. Pembuatan Buku Register Kesehatan lingkungan . Disini Kita Membuat Buku atau cacatan Khusus Kesehatan lingkungan Seperti Data Air Minum Data jamban Per KK , Dengan menggunakan NIK Kepala Keluarga
per dusun Diwilayah kerja
PUskesmas Sopobutar . 5. Evalusi KK yang belum Memiliki jamban Evaluasi KK sebenarnya sama dengan monitoring jamban / Pemantauan Jamban tapi bedanya disini yang kita priksa Hanya Masyarakat yang memang belum memiliki jamban , menghimbau untuk memiliki jamban dan menanyakan alasan kenapa belum memiliki jamban. Dan disini kami meminta bantuan kepada aparat desa.
103
Gambar Saat Evaluasi KK Yang belum memiliki Jamban. b. Kendala Kendala yang Dialami, kendala yang kami Alamai selama Berada disini yaitu , kendala Bahasa disini menggunakan bahasa daerah dan ada sebagian Masyarakat Tidak Mengerti bahasa Indonesia. Kendala Untuk Program kesehatan lingkungan, Masih adanya Msayrakat yang belumj mau Menngunakan
jamban,
belum
ada
kesadaran
masyarakat
Untuk
menggunakan Jamban , alasan mereka belum mau menggunakan jamban karna masalah kenyamanan , Ada juga karna Keterbatasan Biaya . ada Juga Mayarakat merasa Tidak Penting Dengan Jamban , karna mereka masih Terlihat sehat sehat saja walaupun tidak menggunakan Jamban . c. Saran Saran kami Adanya kerja sama antara aparat Desa dan puskesmas untuk meningkatkan derajat kesehatan Masyarakat terutama dibidang kesehatan Lingkungan, Adanya himbauan Langsung dari aparat desa dengan masyarakat tentang penggunaan Jamban. Saran Untuk petugas puskesmas agar selanjutnya membuat klinik sanitasi. 104
V. Christin J. Limbong A.Md. Keb Profesi Bidan 1. Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) a. Kondisi sebelum NS Batch 6 Luas kondisi ruangan VK Puskesmas Sopobutar maupun seluruh ruangan Puskesmas Sopobutar masih kurang memadai. Namun kondisi kebersihan dan kerapian ruang VK Puskesmas Sopobutar juga kurang. Selain Itu Kesadaran Ibu Hamil untuk memeriksakan Kehamilannya Masih Kurang, Hal ini dibuktikan dengan Capaian KI dan K4 Belum Seratus Persen. Bukan cuman itu, Masih ada persalinan Yang dilakukan di rumah atau di tolong oleh dukun beranak sehingga potensi Persalinan Berisiko masih ada. Kebiasaan atau Budaya Masyarakat yang mengarangi Ibu Nifas masih ada meskipun beberapa kali sudah di lakukan penyuluhan bahwa memberikan atau mengarangi Ibu Hamil berbahaya bagi pernafasan Ibu dan Bayi. Selain itu Rumah tunggu kelahiran juga kurang untuk difungsikan, dengan alasan jarak rumah masyarakat ke RTK cukup jauh. Kurang nya kerjasama antar bidan Puskesmas Sopobutar ke bidan satelit, sehingga Puskesmas kurang difungsikan. Masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Sopobutar banyak yang belum mengetahui fungsi
JKN yang dimiliki, khususnya ibu hamil yang mau
melahirkan, sehingga bidan satelit menyalah gunakan persalinan untuk melakukan tarif. Kegiatan inovasi NS Batch 6 1). Revolusi KIA Setelah dilakukan renovasi pemindahan ruangan Puskesmas Sopobutar menyiapkan ruangan persalinan yang nyaman dan dilengkapi poster dan gambar menarik, lemari dan berkas tertata rapi. Menyiapkan pencatatan pelaporan dan dokumentasi yang lengkap seperti partograph. Serta setiap ibu hamil di Puskesmas Sopobutar dilakukan pemeriksaan HB, golongan darah dan HIV sebagai pemeriksaan penunjang dalam Antenatal Care
105
2) Pemeriksaan ANC, Penyuluhan Persalinan di Faskes dan ASI Ekslusif Bukan hanya Pada Ibu hamil tetapi pada Bapak dan Keluarga Atau Kami berinama Inovasi Papa Peduli Bayi dan Ibu (PAPBI). Masih kurangnya Pengetahuan Ibu tentang Pentingnya Persalianan Yang harus dilakukan Di faskes sehingga masih ada Ibu yang melakukan Persalinan dengan dukun Beranak, Selain itu alasan yang sangat mendasar adalah masalah biaya saat persalinan, sehingga kami Bukan Cuman Melakukan Penyuluhan terkait manfaat persalinan yang di lakukan di faskes dan ditolong Oleh Nakes, tetapi kami juga memberikana Sosialisasi tentang BPJS Dan juga Jampersal kepada Ibu hamil dan Keluarga. ANC Merupakan Salah satu Kegiatan yang dilakukan oleh Ibu hamil selama kehamilan guna memantau Kesehtannya, ANC bisa dilakukan di Posyandu atau Saat Home Visit ke Rumah Ibu Hamil, Namun Kami sepakat melakukan ANC Setiap Kali Ke Posyandu guna menanamkan Kebiasaan Pada Ibu Hamil ke Posyandu. ANC Idealnya Dilakukan 4 kali selama Kehamilan 1 kali pada Trimester Pertama, 1 Kali Pada Trimester Ke 2 dan 2 Kali Pada Trimester ke 3 Namun berdasarkan Laporan KIA Tahun 2018 KI DAN K4 Belum mencapai 100%. Inovasi PAPBI Dilakukan karena masih kurangnya Kepedulian Bapak terhadap Kesehatan Ibu selama Hamil, Selain itu Agar Bapak lebih tau tentang Kesehatan Ibu dan lebih tanggap jika ada masalah kesehatan pada Ibu, Selain itu Gagalnya ASI Ekslusif karena desakan Oleh Ibu mertua jika Bayi sering menangis di anggap bayi lapar dan ASI Yang diberikan tidak Cukup. 3) Kelas Ibu Hamil Untuk Sementara Kelas Ibu Hamil Masih dilakukan Bersamaan Saat Posyandu, Namun Rencana yang kami telah Rancang bersama Bikor agar Kelas Ibu hamil memiliki jadwal yang berbeda dengan Posyandu, sehingga Materi pada Kelas Ibu hamil lebih Efektif, Materi Kelas Ibu Hamil Sendiri Diambil dari Buku KMS Yang telah DibagikaN Saat Ibu dinyatakan Hamil, dengan Tujuan Ibu lebih tau tentang Kesehatannya, Perilaku selama kehamilan Hingga Gizi yang dibutuhkan saat 106
kehamilan, Karena Pada KMS Semua telah ada namun karena masih Kurangnya Minat baca Ibu atau SDM yang masih rendah sehingga perlu ada Pembahasan kembali oleh Bidannya. d. Kendala 1) Kurangnya Kesadaran atau masih kentalnya Budaya masyarakat sehinggam Penerimaan Masyarakat masih kurang terhadap Penyuluhan Yang diberikan Oleh Bidan atau Tenaga Kesehatan. 2) Kurangnya kesadaran untuk memelihaa alat-alat partus set pada Staff Puskesmas. 3) Kurang kondusifnya ruangan VK untuk dilakukan persalinan, ruangan yang cukup sempit. 4) TIdak adanya jadwal bidan untuk Stand by di Puskesmas Sopobutar e. Saran 1) Ada Regulasi yang bersifat mewajibkan Kepada Masyarakat Untuk Bersalin Di Puskesmas oleh Pemerintah Kecamatan maupun Desa. 2) Peraturan yang wajib diterapkan di Puskesmas untuk melakukan Sterilisasi alat-alat medis sebelum dan sesudah pemakaian. 3) Pembedahan ruangan menjadi salah satu pendukung pelayanan program di Puskesmas Sopobutar. Hal ini agar menjadi perhatian khusus dinas kesehatan untuk percepatan dalam rangka renovasi sarana dan prasarana di Puskesmas Sopobutar. f. Dokumentasi
Proses Renovasi Ruangan KIA
107
Pengisian Register KIA
VI. Murniati A.Md, AK Tenaga Analis DI Laboratorium 1. Pelayanan Laboratorium a. Kondisi sebelum NS. Pertama kali ditempatkan di puskesmas sopobutar tidak ada Analis Kesehatan sehingga pelayanan Laboratorium tidak berjalan. pelayanan laboratorium terakhir dilaksanakan pada tahun 2012 ,setelah itu tidak ada lagi tenaga Analis yang di tempatkan di puskesmas sopobutar. Dari segi sarana telah disiapkan 1 ruangan khusus untuk Laboratorium gabung dengan pengendalian dan pencegahan penyakit menular tubercolosis ( TBC ) walaupun sangat sempit tampa kamar mandi dan westafel, begitu juga dengan Alat – alat yang ada di laboratorium, saya menemukan beberapa alat seperti Pipet tetes, tabung reaksi,kertas 108
ph,corong, kertas golongan darah, deck glass, rak westergen, dan bunsen namun beberapa telah rusak seperti kertas ph dan kertas golongan darah karena terlalu lama tersimpan sehingga tidak bisa terpakai selain itu reagen tidak ada yang tersedia di puskesmas sopobutar. Sebelum Ns di tempatkan di puskesmas sopobutar, di Laboratorium telah di tempatkan 1 orang perawat sebagai pemegang program TB, hanya saja petugasnya hanya dilatih khusus untuk TB, sehingga pemeriksaan laboratorium lain nya tidak berjalan. Khusus untuk pelayanan TB dilakukan meskipun tidak sesuai standart, karena piksasi dilakukan di luar gedung dan tempat terbuka, sehingga preparat saat pewarnaan sangat beresiko bercampur dengan kotoran lain atau debu. Setelah kami penempatan Pelayanan laboratorium telah dilaksanakan oleh tenaga Analis kesehatan dari Nusantara sehat, Namun alat sangat minim, serta reagen tidak ada di puskesmas sopobutar. b. Kegiatan inovasi NS batc 6 Pelayanan laboratorium di puskesmas telah dilakukan secara perlahan-lahan, selanjutnya kami mulai merancang buku registrasi untuk pelayanan yang ada di laboratorium beserta dengan Alur pelayanan. Yang dulunya pasien datang langsung masuk ke laboratorium tapi setelah kami buat alur pelayanan pasien harus daftar kemudian di periksa oleh dokter dan kemudian di beri pengantar ke laboratorium. Alur pelayanan sudah berjalan, Beberapa pemeriksaan sudah bisa di lakukan di Laboratorium seperti pemeriksaan HEMOGLOBIN, GULA DARAH, CHOLESTROL, ASAM URAT, URIN PROTEIN, GLUKOSA PROTEIN, PLANO TEST, HIV TEST, GOLONGAN DARAH dan Pemeriksaan BTA. DI samping itu saya telah mengajukan pengadaan Alat Hematologi ke kepala puskesmas sopobutar dan dinas kesehatan kabupaten dairi. C. Kendala 1) Beberapa kendala yang saya temui dalam pelaksanaan kegiatan diantaranya adalah pengajuan alat dan bahan tidak direalisasikan oleh puskesmas dan dinas kesehatan minimal alat dasar, sehingga saya lebih memilih menggunakan alat yang dibuat seadanya.
109
2) Setelah Dibuatkan Westafel, Kondisi Ruangan Makin Sempit Sehingga Berisiko terjadinya Kecelakaan Kerja, atau Meningkatnya Risiko Infeksi Noskomial. d. Saran 1) Untuk Mencegah Terjadinya Kecelakaan Kerja atau kenyamaan Dalam bekerja agar Kiranya Dilakukan Pelebaran Ruangan Laboratorium. 2) Untuk Piksasi Dahak agar ada ruangan tersendiri dan Tidak dilakukan di luar Ruangan Lagi. e. Dokumentasi
110
2. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Deteksi Dini TBC a. Kondisi Sebelum NS datang Sebelum Ns datang Pemeriksaan Sputum hanya dilakukan di Puskesmas AtaU hanya menunggu Anjuran Dokter Untuk dilakukan Pemeriksaan sesuai dengan Hasil pemeriksaan Dokter. b. Inovasi NS Setelah saya ditempatkan di Puskesmas Sopobutar saya diberi tanggung jawab juga untuk memeriksaan Sputum dan Membuat Registrasi pasien yang telah dilakukan Pemeriksaan sehingga saya memiliki data Masyarakat yang Positif TB, Dari data ini kami Bersama TIM Membuat Inovasi dengan melakukan Deteksi Dini pada Keluarga pasien yang di diagnosa TB Paru Dengan cara kami datng langsung Ke rumahnya memberikan Penyuluhan Kepada Keluarga tentang Penyakit TB, Cara penularannya termasuk Asupan Untuk Pasien TB, Sekaligus Kami mengambil Dahak Keluarga Yang Batuk Untuk Kami Periksa. C. Kendala Yang Kami Temukan. 1) kendala yang kami hadapi terhadap pasien TB Yaitu masyarakat masih banyak yang menganggap penyakit TB adalah penyakit guna guna, sehingga beberapa yang sudah di diagnosa menderita TB masih saja pergi ke dukun berobat.
111
2) Kendala Yang kami temukan di lapangan adalah masalah jarak dari Beberapa desa Cukup jauh sehingga untuk pengambilan sputum membutuhkan waktu yang lama dari satu rumah ke rumah yang lain yang bisa mengurangi Kualitas Sputum karena kadang Sputum lama di jalan sebelum sampai di Puskesmas Untuk diperiksa. d. Saran 1) Kegiatan Seperi Penyuluhan TBC Pada Masyarakat Lebih di giatkan 2) Agar Deteksi Dini TBC Pada keluarga Pasien Tetap dilaksanakan Meskipun Saya tidak Bertugas Lagi Di Puskesmas Sopobutar. e. Dokumentasi
Selain itu saya Juga Melakukan Pemeriksaan HB, HIV, Gol. Darah, Protein Urin Pada Ibu hamil serta Pemeriksaan Glukosa, Cholestrol dan Asam Pada Pos Bindu Atau Skrining Kesehatan U 15-59 th.
112
Pemeriksaan Glukosa, Cholesterol, Asam Urat, HB, HIV, Dan Golongan darah Pada Ibu Hamil 2.2 HAMBATAN DAN LANGKAH PEMECAHAN MASALAH Ada beberapa hambatan dalam upaya peningkatan taraf
kesehatan
masyarakat di wilayah kerja puskesmas Sopobutar, salah satunya adalah keterbatasan Gedung pelayanan dalam puskesmas, misalkan pada Ruangan Persalinan, jika dalam waktu bersamaan ada dua Ibu yang bersalin maka yang satunya akan dipindahkan di ruangan Poli umum karena ruangan untuk persalinan sempit dan tidak memungkinkan untuk ditempati 2 orang sehingga dengan itu pelayanan di Poli pun terganggu. Pada suatu waktu hal itu terjadi dimana kami harus membersihkan luka diatas meja registrasi Poli, karena ruang tindakan Poli 113
digunakan oleh Ibu Nifas, sehingga kondisi yang nyaman untuk Ibu pasca persalinan pun akan terganggu. Langkah Pemecahan masalah, perlu adanya penambahan gedung guna meningkatkan pelayanan kesehatan yang prima kepada Masyarakat atau klien ketika berobat di Puskesmas. Kedua kesadaran masyarakat untuk berperilaku hidup sehat masih kurang, masih banyak warga yang tidak memeriksakan kesehatan mereka meskipun sudah sakit kecuali kondisinya sudah terlihat parah, masih banyak masyarakat yang menderita TB tidak mau memeriksakan kesehatannya, bahkan terkesan disembunyikan karena mereka masih ada yang menganggap penyakit itu sebagai keturunan atau hal yang memalukan untuk diketahui oleh masyarakat, Hal ini diperparah dengan status ekonomi masyarakat masih rendah. Hambatan selanjutnya Pada Ibu hamil, masih ada masyarakat yang tidak melakukan persalinan di fasyankes karena kondisi geografis dimana jarak rumah dengan Fasyankes yang cukup jauh menjadi salah satu alasan tidak melakukan persalinan di fasyankes, selain itu budaya masyarakat yang masih beranggapan bahwa jika bersalin di rumah maka banyak tetangga yang akan membantunya di rumah, misalkan membantu mempersiapkan Popoknya, gurita atau keperluan yang akan digunakan selama persalinan. Padahal Pemerintah daerah telah menyediakan Rumah Tunggu kelahiran namun masih kurang dimanfaatkan. Hambatan Selanjutnya adalah Budaya Menggunakan Arang pada Ibu Nifas untuk menghangatkan Tubuh, sehingga Bayinya pun Ikut menghirup asap dari arang, ada beberapa Kasus Asfiksia karena Arang yang Digunakan. Meskipun sudah sering di Suluh terkait bahaya menggunakan Arang sebagai Penghangat sehingga mengganggu pernapasan Ibu dan Bayi namun Masyarakat masih ada yang melakukannya. Langkah Pemecahan masalah adalah Edukasi kepada masyarakat terkait PHBS, penyakit TB, serta pentingnya melakukan persalinan di fasyankes dan resiko kemungkinan yang terjadi jika tidak melakukan persalinan di Fasyankes, dan sosialisasi Pemanfaatan Rumah tunggu kelahiran dalam rangka mengurangi risiko persalinan.
Perlu adanya Kerjasama Lintas sektor dengan melibatan 114
Pemerintah setempat Seperti Camat, Kepala Desa, hingga kepala dusun untuk menggalang komitmen bersama agar mau ber-PHBS dan melakukan Persalinan di fasyankes. seperti yang telah dilakukan Dinas kesehatan Kabupaten Dairi, pada masyarakat di Desa Lae Haporas. Serta Perlu adanya Kerja Sama Lintas Sektor agar membuatkan Regulasi terhadap penggunaan Arang pada Ibu dan Bayi karena jika hanya melakukan Penyuluhan Masyarakat hanya mendengarkan dan Mengiyakan saat diberi Penyuluhan namun kadang masih ada juga yang tetap menggunakannya. Hambatan selanjutnya adalah hampir semua desa dari sepuluh Desa di kecamatan siempat nempu hilir memiliki jarak yang cukup jauh dengan puskesamas kecuali Desa Sopobutar karena desa tersebut merupakan Ibu Kota. kondisi jalan yang rusak, sempit dan harus melewati beberapa gunung serta tidak tersedianya kendaraan umum yang menuju langsung Puskesmas Sopobutar menjadi salah satu alasan kurangnya kunjungan di Puskesmas Sopobutar. Meski puskesmas keliling tersedia, namun ada beberapa desa yang sulit dijangkau menggunakan Kendaraan Roda Empat apalagi jika dalam kondisi hujan. Sehingga masih ada petugas yang sulit menjangkau beberapa Desa dan terpaksa jalan kaki berkilo-kilo meter ketika akan memberikan penyuluhan kesehatan atau malakukan pendataan terkait tingkat kesehatan mayarakat. Langkah Pemecahan Masalah adalah dengan adanya pengadaan atau penambahan kendaraan roda dua sebagai alternatif pengganti
kendaraan puskesmas keliling (PusKel) jika harus
menjangkau daerah yang sulit. Selain itu kerja sama dari pemerintah setempat agar sedikit demi sedikt bisa memperbaiki infrastruktur jalan guna memudahkan akses ke fasilitas kesehatan. Hambatan selanjutnya adalah bahasa masih banyak masyarakat yang tidak paham bahasa Indonesia sehingga dalam proses penyuluhan atau komunikasi kita sehari-hari masih terkendala. Sehingga perlu metode khusus yang harus kita terapkan dalam proses penyuluhan, tidak harus selalu dengan metode ceramah, bisa dengan metode visual seperti memutar film terkait kesehatan, sehingga meski mereka tidak paham dengan bahasa yang kita sampaikan setidaknya mereka bisa melihat apa yang harus mereka lakukan. Penyuluhan yang kita berikan pun lebih
115
inovatif dan tidak monoton, sehingga lebih menarik minat masyarakat untuk mengikuti penyuluhan yang kita berikan serta harapannya mereka mudah paham.
116
BAB III PENUTUP Demikianlah yang dapat kami paparkan mengenai laporan Tahun ke 2 team based Puskesmas Sopobutar Tahun 2019. Dimana pada laporan ini terdapat data tentang geografis, demografi, sosio, ekonomi dan pendidikan, gambaran pembangunan kesehatan, sarana dan prasarana puskesmas, tenaga kesehatan puskesmas , pembiayaan puskesmas, manajemen dasar puskesmas, situasi derajat kesehatan masyarakat, mortalitas, morbiditas, serta pelaksanaan kegiatan program nusantara sehat, diharapkan dengan laporan ini pemerintah mendapat gambaran terkait puskesmas sopobutar dan menjadi pertimbangan dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan kesehatan di puskesmas Sopobutar. Serta Bisa menjadi bahan Pertimbangan atau acuan
Kerja Bagi TIM Nusantara sehat
Selanjutnya Jika ada lagi yang di tempatkan Di Puskesmas Sopobutar.
117
1
INSTRUMEN PEMANTAUAN PUSKESMAS MEMBERIKAN PELAYANAN SESUAI STANDAR PERMENKES 75/2014 NOMOR REGISTRASI PUSKESMAS
: P1210090201
NAMA PUSKESMAS
: PUSKESMAS SOPOBUTAR
TANGGAL PUSKESMAS DIDIRIKAN
: TAHUN
KECAMATAN
: SIEMPAT NEMPU HILIR
KABUPATEN/KOTA
: DAIRI
PROVINSI
: SUMATERA UTARA
PETUNJUK PENGISIAN : DIISI ANGKA “1” DI KOLOM “YA” BILA PUSKESMAS MEMENUHI PARAMETER, DAN ANGKA “0” DIKOLOM “TIDAK” JIKA PUSKESMAS TIDAK MEMENUHI PARAMETER PERSYARATAN PARAMETER PUSKESMAS
HASIL
A.Lokasi
1
1. 2.
3.
B.BANGUNAN
Ya
Tidak didirikan di lokasi berbahaya Tersaedia transportasi dari dan menuju puskesmas Tersedia fasilitas parker
1
Tersedia fasilitas pagar Tidak didirikan disekitar saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT).
6
Permanen
1
7.
Terpisah dengan bangunan lainnya Terdapat Rumah Dinas Nakes
1
Terdapat lambang puskesmas di depan bangunan puskesmas
1
8.
9
2
Tidak
0
4. 5.
0 1
1
KETERANGAN
Transportasi umum tidak ada yang menuju langsung Puskesmas
10.
Terdapat papan/tulisan nama Puskesmas Terdapat Ruang Administrasi kantor
1
Terdapat Ruangan Kepala puskesmas Terdapat ruangan rapat
1
Terdapat ruangan pendaftaran dan Rekam Medic Terdapat Ruangan tunggu
1
Terdapat ruangan pemeriksaan umum Terdapat ruangan tindakan/gawat darurat Terdapat ruangan KIA, KB, dan Imunisasi Terdapat ruangan kesehatan gigi dan mulut Terdapat ruangan ASI Terdapat ruangan promosi kesehatan
1
22
Terdapat ruang farmasi
1
23
Terdapat ruangan persalinan Terdapat ruangan pasca persalinan Terdapat laboratorium
1
11
12 13 14
15
16 17 18 19 20 21
24 25 26 27
28 29 C.PRASARANA
30 31 32
Terdapat ruangan sterilisasi Terdapat ruangan penyelenggaraan makanan/dapur Terdapat kamar mandi Terdapat Terdapat ventilasi Ruangan Terdapat sumber air bersih Terdapat system
0
1
1
1 1 0 1 1
Ruangan promosi kesehatan bergabung dengan Ruangan kesling dan P2P
0 0 0 0
1
1 1 0 3
Ruang Administrasi bergabung dengan ruangan Kapus
pembuangan air limbah 33 34 35 36 37 38 D.PERALATAN
39.
Terdapat sumber daya listrik Terdapat sambungan telepon Terdapat system proteksi petir Terdapat alat pemadam kebakaran Terdapat kendaraan puskesmas keliling Terdapat kendaraan Ambulan Terdapat set pemeriksaan umum
1 1 0 1 1 1 1
40.
Terdapat set tindakan medis/gawat darurat
0
41
Terdapat set pemeriksaan kesehatan Ibu
0
42.
Terdapat set pemeriksaan kesehatan anak
0
43.
Terdapat set pelayanan kb
1
44.
Tedapat set imunisasi
1
45.
Terdapat set obgyn
0
46.
Terdapat set insersi dan ekstraksi
0
47.
Terdapat set resusitasi bayi
0
48.
Terdapat set perawatan pasca persalinan Terdapat set kesehatan gigi dan mulut
0
49.
50.
Terdapat set promosi kesehatan
4
0
1
Minimal≥ 80% Pemenuhan alat dari standar PMK 75/2014 Minimal≥ 80% Pemenuhan alat dari standar PMK 75/2014 Minimal≥ 80% Pemenuhan alat dari standar PMK 75/2014 Minimal≥ 80% Pemenuhan alat dari standar PMK 75/2014 Minimal≥ 80% Pemenuhan alat dari standar PMK 75/2014 Minimal≥ 80% Pemenuhan alat dari standar PMK 75/2014 Minimal≥ 80% Pemenuhan alat dari standar PMK 75/2014 Minimal≥ 80% Pemenuhan alat dari standar PMK 75/2014 Minimal≥ 80% Pemenuhan alat dari standar PMK 75/2014 Minimal≥ 80% Pemenuhan alat dari standar PMK 75/2014 Minimal≥ 80% Pemenuhan alat dari standar PMK 75/2014
51.
Terdapat set ASI
0
52.
Terdapat set laboratorium
1
53.
Terdapat set farmasi
1
54.
Terdapat set sterilisasi
1
55.
Terdapat set pukesmas keliling
1
56.
Terdapat kit keperawatan kesehatan masyarakat
57.
Terdapat kit imunisasi
1
58.
Terdapat kit UKS
1
59.
Terdapat kit UKGS
60.
Terdapat kit bidan
61.
Terdapat kit Posyandu
62.
Terdapat kit kesehatan lingkungan
Minimal≥ 80% Pemenuhan alat dari standar PMK 75/2014 Minimal≥ 80% Pemenuhan alat dari standar PMK 75/2014 Set Sterilisasi Ada namun Ruangan Khusus Sterilisasi tdk ada Sehingga Set di tempatkan di Ruang Pemeriksaan Umum Minimal≥ 80% Pemenuhan alat dari standar PMK 75/2014
0
0
1
5
0
1
Minimal≥ 80% Pemenuhan alat dari standar PMK 75/2014
Minimal≥ 80% Pemenuhan alat dari standar PMK 75/2014 Minimal≥ 80% Pemenuhan alat dari standar PMK 75/2014 Minimal≥ 80% Pemenuhan alat dari standar PMK 75/2014 Minimal≥ 80% Pemenuhan alat dari standar PMK 75/2014 Minimal≥ 80% Pemenuhan alat dari standar PMK 75/2014 Minimal≥ 80% Pemenuhan alat dari standar PMK 75/2014 Minimal≥ 80% Pemenuhan alat dari standar PMK 75/2014
E.KETENAGAA N
63
1
64
Tersedia Dokter atau DL? Tersedia dokter gigi
65
Tersedia perawat
1
66
Tersedia bidan
1
67
Tersedia tenaga kesmas
1
68
Tersedia tenaga kesling
1
69
Tersedia tenaga ahli teknologi lab. Medic (analis lab) Tersedia tenaga gizi
1
Tersedia tenaga ke farmasian Tersedia tenaga kesehatan lainnyas
1
tersedia tenaga administrasi Memiliki izin penyelenggaraan yang masih berlaku Mempunyai nomor registrasi puskesmas
1
Kepala puskesmas memenuhi kriteria di pasal 33 PMK 75 tahun 2014 tentang Puskesmas Memilik struktur organisasi Melaksanakan pelayanan promosi kesehatan Melaksanakan pelyanan kesehatan lingkungan Melaksanakan pelayanan KIA dan KB Melaksanakan pelayanan Gizi Melaksanakan pelayana, pencegahan dan pengendalian penyakit
1
Melaksanakan UKM Pengembangan
1
70 71 72 73 F.PERIZINAN DAN REGISTRASI
74
75
G.PENYELENG GARAAN
76
77 78. 79. 80. 81 82
83
6
0
1
1
1
1
1 1 1 1 1 1
84 85 86 87
88
Melaksanakan UKP Melaksanakan Manajemen Melaksanakan Pelayanan Kefarmasian Melaksanakan Pelayanan Keperawtan kesehatan Masyarakat Mekanisme Pelayanan Laboratorium
1 1
Total Nila
64
7
1 1
1
Gambar Puskesmas Tampak Depan
8
PENYAMBUTAN TIM NUSANTARA SEHAT DI PUSKESMAS SOPOBUTAR
9
SENAM LANSIA DALAM KEGIATAN POSBINDU LANSIA DI DESA SOPOBUTAR
10
TIM NS MELAKUKAN SENAM PROLANIS DALAM KEGIATAN POSBINDU DI DESA JAMBUR INDONESIA
11
PENYULUHAN PHBS DAN PENYAKIT TUBERKULOSIS PARU DI KEGIATAN POSBINDU DESA JAMBUR INDONESIA
12
PEMERIKSAAN FISIK DAN TTV (TANDA TANDA VITAL)
PENYULUHAN TENTANG KESEHATAN IBU DAN ANAK SERTA MEMBUAT KESEPEPAKATAN PENANDATANGANAN KOMITMEN UNTUK BERSALIN DI FASYANKES
13
PEMBUATAN SPAL DI PUSKESMAS SOPOBUTAR
14
PELATIHAN TENAGA PROMOSI KESEHATAN DI DINAS
15
KESEHATAN KABUPATEN DAIRI
PENYULUHAN TENTANG PENANGANAN GADAR (GAWAT DARURAT) BAGI ANAK ANAK SEKOLAH DALAM KEGIATAN PERKEMAHAN PRAMUKA DI KECAMATAN SIEMPAT NEMPU HILIR
16
PENYULUHAN TENTANG STOP BAB SEMBARANGAN DALAM KEGIATAN POSBINDU DI DESA LAE ITAM PENYULUHAN TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI SAAT KEGIATAN POSBINDU DI DESA LAE ITAM
17
Daerah Yang Sulit Di Jangkau
18
19
20
20171106_114826.mp4
20171213_104944.mp4
21