Laporan Orientasi Pegawai Baru (CPNS) RS Jiwa Grhasia [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA



DINAS KESEHATAN



RUMAH SAKIT JIWA GRHASIA



Jalan Kaliurang Km 17 Sleman, Telepon: (0274) 895143, 895297, Faksimile: (0274) 895142 Laman: grhasia.jogjaprov.go.id, Surel: [email protected] Kode Pos 55582



LAPORAN ORIENTASI PEGAWAI BARU (CPNS)



I. PENDAHULUAN A. Umum/Latar Belakang Program Orientasi Pegawai Baru (CPNS) merupakan sebuah kegiatan yang wajib diikuti oleh pegawai Rumah Sakit Jiwa Grhasia. Orientasi ini bertujuan mengenalkan mengenai visi misi maupun etos kerja di lingkungan Rumah Sakit Jiwa Grhasia. Sehingga pegawai baru dapat segera menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja yang baru. Orentasi ini akan dibedakan menjadi dua yaitu Orientasi Umum dan Oreintasi Khusus. Orientatsi Umum berisi kegiatan on Class dan dilaksanakan selama dua hari yaitu pada tanggal 2 s/d 3 Juli 2019 di Gedung Diklat Grha Ganesha Lt 1 RS Jiwa Grhasia. Orientasi umum membahas mengenai lima materi wajib meliputi, pencegahan dan penanganan infeksi, pelayanan prima, keselamatan dan kesehatan kerja, keselamatan pasien rumah sakit, serta bantuan hidup dasar. Sedangkan Orientasi Khusus dilakukan di Unit Kerja masing-masing selama 1 bulan. Oreintasi khusus diampu oleh atasan langsung sehingga orientasi yang dilaksanakan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya di unit kerja. Diharpkan pegawai baru dalam hal ini CPNS dapat segera memahami secara penuh tugas pokok dan fungsinya. Sehingga dapat berkontribusi aktif bagi kemajuan Rumah Sakit Jiwa Grhasia. Laporan Orientasi Pegawai Baru (CPNS) disusun guna memenuhi tugas yang diberikan kepada pegawai baru yang bertujuan untuk segera membiasakan diri di lingkungan kerja. Serta dapat segera memahami dan mebiasakan diri terhadap budaya dan etos kerja di tempat kerja yang baru. Penyusunan laporan ini seluruhnya didapat dalam masa orientasi umum secara on class maupun orientasi khusus secara off class. B. Landasan Hukum 1. Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA) Badan Layanan Umum Daerah Rumah Sakit Jiwa Grhasia DIY Tahun Anggaran 2019 2. Surat Perintah Tugas Nomor 878/03815 tanggal 29 Juni 2019 untuk mengikuti Orientasi Pegawai Baru (CPNS)



1



C. Maksud dan Tujuan Secara umum tujuan Orientasi Pegawiai Baru (CPNS) dibagi menjadi dua bagian yaitu sebagai berikut: 1. Tujuan Orientasi Umum Orientasi umum bertujuan untuk mengenalkan mengenai budaya kerja di lingkungan Rumah Sakit Jiwa Grhasia. Sehingga dapat pegawai baru dalam hal ini CPNS dapat segera menerapkannya di Unit Kerja masing-masing. Materi yang diberikan meliputi PPI, Pelayanan Prima, K3, Keselamatan Pasien RS dan Bantuan Hidup Dasar. 2. Tujuan Orientasi Khusus Pegawai baru dapat segera menerapkan materi yang didapat secara on class di unit kerja masing-masing. Orientasi Khusus serta mempunyai tujuan agar pegawai baru dapat cepat terbiasa dengan lingkungan tempat kerja yang baru. Sehingga dapat melaksanakan tugas pokok dan fungsinya dengan maksimal. II. Kegiatan yang dilaksanakan A. Kegiatan Orientasi Umum Kegiatan orientasi umum dilakukan di Gedung Diklat Grha Ganesa Lt 1 RS Jiwa Grhasia DIY selama 2 hari. B. Kegiatan Orientasi Khusus Kegiatan Orientasi Khusus dilakukan di unit kerja masing-masing selama 1 bulan setelah orientasi khusus dilaksanakan. III. Hasil yang dicapai A. Pelaksanaan Orientasi Umum Hari pertama dan kedua orientasi dilaksanakan di gedung diklat lantai satu. Materi yang disampaikan pada hari pertama yaitu visi, misi dan kebijakan RS, penjelasan program orientasi, PPI, Pelayanan prima, K3RS serta peraturan perundang-undangan. Materi yang disampaikan di hari kedua yaitu tentang KPRS, orientasi lingkungan RS, BHD. Materi yang disampaiakn oleh masing-masing tim dapat diterima dengan jelas oleh peserta orientasi. Penyampaian materi juga dilakukan dengan mempraktikkan secara langsung sehingga peserta orientasi paham dengan materi. Berikut ini adalah materi yang didapatkan dalam orientasi Umum 1. Visi, Misi, dan Motto RS Jiwa Grhasia DIY Rumah Sakit Jiwa Grhasia mempunyai visi misi yaitu “Menjadi pusat pelayanan Kesehatan Jiwa dan NAPZA paripurna yang berkwalitas dan beretika”. Ada 4 buah misi Rumah Sakit Jiwa Grhasia sebagai upaya dalam mencapai visi rumah sakit yaitu sebagai berikut: a. Mewujudkan pelayanan kesehatan Jiwa dan NAPZA paripurna 2



b. Mewujudkan rumah sakit sebagai pusat pembelajaran, penelitian dan pengembangan kesehatan Jiwa dan NAPZA c. Mewujudkan



pelayanan



kesehatan



yang



berkwalitas



dan



menjamin



keselamatan pasien d. Mewujudkan



pelayanan



yang



bermutu



dan



mencerminkan



budaya



masyarakat DIY. Rumah Sakit Jiwa Grhasia mempunyai sebuah moto ketika melakukan pelayanan kepada masyarakat yaitu “Melayani dengan senyum”. Motto tersebut harus dilaksanakan oleh segenap pegawai Rumah Sakit Jiwa Grhasia tak terkecuali. Karena pelayanan dengan ramah dan penuh senyum sesuai dengan budaya masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta yang ramah dan santun. 2. Hak dan kewajiban Pemateri menerangkan mengenai hak yang didapat sebagai karyawan rumah sakit seperti gaji, cuti dan jaminan kesehatan. Dijelaskan pula dasar aturan tesebut sudah sesuai dengan peraturan undang-undang yang masih berlaku. Sehingga dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya tidak bertentangan dengan undang-undang yang berlaku. 3. Pencegahan dan Penanganan Infeksi (PPI) Pencegahan dan Penanganan Infeksi (PPI) adalah upaya yang dilakukan oleh pihak rumah sakit untuk meminimalkan dan mengurangi angka infeksi yang terjadi di rumah sakit.Salah satu caranya adalah dengan cuci tangan (hand hygine) dengan benar. Cuci tangan (hand hygine) ini dilakukan saat lima momen dan 6 langkah cuci tangan. Lima momen itu adalah 2 sebelum dan 3 sesudah. Sebelum mulai bekerja, dan sebelum tindakan Asepsis. Sedangkan 3 setelahnya yaitu, setalah kontak dengan pasien, setelah kontak dengan lingkungan pasien dan setelah terpapar cairan tubuh pasien.  Beberapa hal yang perlu diperhatikan saat melakukan cuci tangan baik menggunakan handrup ataupun di air mengalir yaitu: a. Tidak menggunakan perhiasan (misal : cincin, gelang) b. Kuku pendek dan rapi c. Tidak menggunakan cat kuku d. Tidak menggunakan kuku tambahan (nail extension)  Pada dasarya Prinsip cuci tangan adalah: a. Cuci tangan dengan air dan sabun jika tangan terlihat kotor b. Gosok tangan dengan hand rub berbasis alkohol jika tangan tidak terlihat kotor



3



c. Setelah cuci tangan dengan aplikasi handrub 5 – 10 x meskipun tangan tidak tampak kotor wajib cuci tangan dengan sabun dan air mengalir.  Penanganan tumpahan cairan tubuh dengan menggunakan spill kit. Spill kit berisi : a. Celemek / apron b. Kacamata / googles c. Masker d. Sarung tangan e. Tissue / Koran bekas / kain penyerap f.



Penjepit / pinset / korentang



g. Plastik sampah medis (warna kuning) h. Larutan klorin i.



Penyemprot / sprayer



j.



Gelas ukur



k. Lap bersih  Langkah – langkah penanganan tumpahan cairan tubuh : a. Petugas menyiapkan spill kit dan memasang tanda peringatan b. Petugas memakai APD (alat pelindung diri) c. Petugas menyiapkan plastik kuning untuk sampah medis d. Tumpahan cairan tubuh diserap dengan menggunakan tissue / Koran / kain hingga bersih dengan memakai penjepit. Petugas dilarang kontak langsung



dengan



tumpahan



sehingga



disarankan



menggunakan



penjepit e. Dengan menggunakan penjepit bahan penyerap dimasukkan ke dalam kantong plastik kuning yang sudah disiapkan f.



Bekas tumpahan cairan tubuh disemprot dengan larutan klorin 0.5% dan didiamkan selama 10 menit



g. Setelah 10 menit bersihkan dengan lap basah h. Masukkan lap basah ke dalam larutan air dan desinfektan i.



Ikat plastic sampah medis dan dimasukkan dalam tempat sampah infeksius / tempat sampah medis



j.



Lepaskan APD yang digunakan



k. Lanjutkan dengan 6 langkah cuci tangan 



Etika Batuk adalaj tata cara batuk atau bersin yang benar sehingga tidak menularkan penytakit kepada orang yang sehat. Berikut ini adalah etika batuk ataupun bersin yang benar, sebagai berikut, 4



a. Tutup hidaung dan mulut menggunakan tisu atau dengan menggunakan lengan dalam baju b. Jika mnggunakan tisu, segera buang tisu yang sudah dipakai kedalam tempat sampah c. Cuci tangan dengan menggunakan air bersih dan sabun atau dapat menggunaka pencuci tangan yang berbasis alkohol d. Gunakan masker ketika sedang batuk atau mengalami flu. 4. Pelayanan Prima Pelayanan Prima (excellent service) adalah segala upaya yang diberikan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan/calon pelanggan sesuai atau bahkan melebihi harapan dan memenuhi standar kualitas. Peluang dan tantangan rumah sakt saat ini adalah pemberlakuan MEA 2015, persaingan antar RS, persaingan antar rumah sakit jiwa, tuntutan masyarakat, BPJS, Akreditasi rumah sakit. Pelayanan yang harus diberikan di RS Jiwa Grhasia yaitu melayani dengan SENYUM sehingga pasien merasa diperhatikan. Pelayanan prima tidak melulu soal etika namun cara berpakain pun patut diperhatikan. Karyawan Rumah Sakit Jiwa Grhasia harus berpakaian atau berseragam lengkap dengan atribut yang sudah ditetapkan pada aturan rumah sakit. Sehingga ketika melayani pasien karyawan tampak rapi dan ramah sehingga pasien puas dengan layanan yang diberikan serta meminimalisir keluhan. Keluhan dari pasien merupakan indikator kepuasan pelanggan yang udah dilihat. Apabila keluhan pasien terhadap pelayanan yang dilakukan sedikit dapat disimpulkan, pasien puas dengan pelayanan yang telah dilakukan. Namun apabila yang terjadi sebaliknya, maka perlu dilakukan evaluasi sehingga dapat meingkatkan kepuasan pelanggan. Manfaat pelayanan prima secara tidak langsung yaitu meningkatnya kunjungan pasien di Rumah Sakit Jiwa Grhasia. Hal ini dapat terjadi karena pasien yang puas dengan pelayanan yang didapat akan menceritakan pengalaman yang dialaminya ketika berobat di Rumah sakit Jiwa Grhasia. Sehingga pasien tersebut menjadi media promosi bagi rumah sakit secara tidak langsung. Pelayanan prima ini perlu dilakukan agar pasien merasa terlayani dengan baik kebutuhannya sehingga dapat kembali berobat ke Rumah Sakit Jiwa Grhasia. Sehingga efek jangka panjang yang didapat oleh Rumah Sakit Jiwa Grhasia adalah loyalitas pasien dalam berobat. 5. Keselamatan Kesehatan Kerja Rumah Sakit (K3RS)  Definisi K3 a. Kesehatan Kerja (health) adalah pencegaha penyakit, sakit atau ketidak nyamanan yang parah sehubungan dengan pekerjaan yang dapat 5



mengganggu kondisi fisik dan mental pekerja ataupun anggota masyarakat. b. Keselamatan Kerja (safety) adalah pencegahan terjadinya kecelakaan untuk menghindari cedera bagi orang (manusia) atau kerusakan terhadap fasilitas kerja (mesin peralatan, dll) atau tempat lingkungan kerja.  Isu K3RS a. Keselamatan pasien dan pengunjung b. Keselamatan dan kesehatan petugas kesehatan c. Keselamatan bangunan d. Keselamatan lingkungan  Manfaat K3RS a. Bagi Rumah Sakit 1) Meningkatkan mutu pelayanan 2) Mempertahankan kelangsungan operasional RS 3) Meningkatkan citra rumah sakit b. Bagi Karyawan Rumah Sakit 1) Melindungi karyawan dari penyakit 2) Mencegah terjadinya Kecelakaan Akibat Kerja (KAK) c. Bagi pasien dan pengunjung 1) Mutu layanan yang baik 2) Kepuasan pasien dan pengunjung  Keselamatan Pasien RS Keselamatan pasien RS adalah Suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman. Hal ini termasuk: asesmen risiko; identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien; pelaporan dan analisis insiden; kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko. Sistem ini mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil.  Jenis – jenis kjadian yang terjadi di Rumah Sakit : Kejadian tidak diharapkan (KTD) / Adverse event : Suatu Insiden yang mengakibatkan pasien cidera akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil, dan bukan karena penyakit 6



dasarnya atau kondisi pasien. Berikut ini adalah jenis-jenis insiden yang terjadi di rumah sakit a. Kejadian Nyaris cedera (KNC) / Near miss Suatu Insiden yang tidak menyebabkan cedera pada pasien akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil (misal, suatu obat dengan overdosis lethal akan diberikan, tetapi staf lain mengetahui dan membatalkannya sebelum obat diberikan) b. Kondisi Potensial Cedera, selanjutnya disingkat KPC kondisi yang sangat berpotensi untuk menimbulkan cedera, tetapi belum terjadi insiden. c. Kejadian sentinel suatu KTD yang mengakibatkan kematian atau cedera yang serius. 



Code Red Adalah kegiatan yang dilakukan apabila terjadi bahaya kebakaran. Berikut ini adalah alur code red a. Petugas melihat Api b. Jangan panik, segera memanggil bantuan dengan kata sandi code red c. Melaporkan code red ke 3466 dengan format CODE RED, LOKASI, PELAPOR d. Petugas diruangan yang mengetahui api segera analisa situasi apakah bisa dipadamkan atau tidak. Bila api masih kecil segera ambil apar dan lakukan pemadaman dengan apar e. Petugas security/satpam menerima laporan code red “DITERIMA CODE RED, LOKASI” f.



Petugas penanggung jawab CODE RED di tiap ruangan RS yang bertugas piket hari itu memakai helm dan segera menuju lokasi CODE RED untuk membantu memadamkan api dan proses evakuasi bila diperlukan



g. Petugas RS yang lainnya juga segera menuu lokasi CODE RED untuk membantu memadamkan api dan proses evakuasi h. Apabila api tidak dapat dipadamkan maka petugas securty akan memanggil bantuan, segera komando lakukan evakuasi, kemudian membunyikan sirine kedua dan mengumumkan proses evakuasi dan diumukan lagi bila kondisi sudah dapat diaasi/proses tanggap darurat. Menuju titik kumpul di halaman depan Rumah Sakit Jiwa Grhasia.



7



6. Bantuan Hidup Dasar (BHD) Berikut ini prosedur melakukan bantuan hidup dasar untuk orang dewasa a. Pastikan keamanan diri sendiri, korban dan lingkungan b. Nilai kesadaran dengan menepuk pundak dan memanggil korban. Amati adanya usaha napas pasien (jika pasien tidak sadar, napas tidak ada) c. Panggil bantuan code blue d. Posisikan korban secara supinasi dan letakkan pada alas yang keras e. Periksanadi karotis selkama 5-10 detik sambil mengusahakan napas terbuka f.



Jika nadi teraba, pastikan jalan napas teebuka, lalu periksa pernapasan dengan teknik look and listen. Jika tidak ada napas berikan napas bantuan setiap 5-6 detik. Evaluasi nadi setelah 2 menit



g. Jika nadi kartis tidak teraba lakukan kompresi dada disertai dengan bantuan napas h. Evaluasinadi setlah 5 siklus RJP, jika masih tidak teraba lanjuktan RJP sampai bantuan tiba. B. Pelaksanaan Orientasi Khusus Pelaksanaan Orientasi Khusus dilaksanakan setelah oreintasi dilakukan. Orientasi khusus ini dilakukan di unit kerja masing-masing. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk lebih mengenal lingkungan kerja secara cepat. Dalam hal ini penulis ditempatkan di bawah Sekretariat yang dipimpin oleh Sekretaris. Sekretariat membawahi 3 Subbagian, yaitu Subbagian Umum, Subbagian Program, dan Subbagian Keuangan. Penlis secara lebih rinci ditempatkan di Subbagian umum sebagai seorang Arsiparis Terampil. Tugas pokok subbagian umum berdasarkan Peraturan Gubernur Nomer 88 Tahun 2019 tentang Susunan Organisasi, Tugas, Fungsi, dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Rumah Sakit Jiwa Grhasia pada Dinas Kesehatan. Adapun fungsi Subbagian Umum meliputi penyusunan rencana kerja Subbagian Umum, penyiapan bahan kebijakan teknis urusan umum, pengelolaan kearsipan, penyelenggaraan kerumahtanggaan rumah sakit, pengelolaan aset rumah sakit, pengelolaan kepegawaian Rumah Sakit, penyiapan bahan mutasi pegawai Rumah Sakit, penyiapan kesejahteraan pegawai Rumah Sakit, penyiapan bahan pembinaan pegawai rumah sakit, penyelenggaraan kehumasan rumah sakit, penyelenggaraan hukum Rumah Sakit, pengelolaan kepustakaan Rumah Sakit, pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan penyusunan laporan kegiatan Subbagian umum, pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsi rumah sakit. Subbagian umum melingkupi beberapa unit kerja yaitu, Tata Usaha, Rumah Tangga, SDM, Humas dan Satpam. Hari pertama dalam orientasi khusus adalah 8



pengenalan lingkungan sekretariat. Hal tersebut bertujuan agar penulis lebih paham mengenai unit kerja apa saja yang ada di Subbagian Umum meliputi tugas dan fungsinya secara garis besar. Kemudian sesuai dengan kompetensi sebagai arsparis maka penulis ditempatkan di Tata Usaha. Penulis diajari cara menggunakan e-office SISMINKADA atau Sistem Administrasi Perkantoran Daerah. E-office Sisminkada berperan sentral dalam kegiatan tata kelola persuratan di Rumah Sakit Jiwa Grhasia. Apabila ada surat masuk maupun keluar maka akan dilakukan pendataan menggunakan aplikasi tersebut. Sehingga memudahkan ketika akan



dilakukan pencarian kembali. Setiap surat dari instansi lain ataupun dari



organisasi yang ditujukan untuk RS Jiwa Grhasia, akan melalui TU sebagai pintu masuk pertama. Setelah surat di dentry dalam e-office Sisminkada dan dilampiri kartu kendali dan lembar disposisi, maka akan dibawa ke Sekretaris. Sekretaris yang akan mendisposisikan surat yang masuk untuk diproses sesuai dengan tugas pokok dan fungsi unit kerja di RS Jiwa Grhasia. Apabila RS Jiwa Grhasia akan mengeluarkan surat keluar maka setiap surat yang akan disahkan oleh direktur harus diberi nomor surat sesuai dengan perihal dan isi surat. Surat keluar harus dientry pada aplikasi e-office Sisminkada. Setelah selesai di entry maka secara otomatis nomor surat akan didapatkan pada aplikasi. Hal tersebut juga berlaku untuk semua surat keluar yang dikeluarkan oleh RS Jiwa Grhasia. Termasuk bagi surat yang dikeluarkan Bidang Pelayanan Medik seperti, Surat Keterangan Kesehatan, Hasil Laboratorium, surat keternagan rawat inap dan lain sebagainya. RS Jiwa Grhasia menggunakan asas sentraslisasi dalam mekaksanakan kegiatan kearsipan sehari-hari. Subbagian umum bertindak sebagai unit kearsipan, sehingga subbagian umum mengontrol seluruh kegiatan kearsipan di lingkungan RS Jiwa Grhasia. Unit kerja yang lain berperan sebagai unit pegolah. Pengelolaan arsip baik aktif maupun inaktif menjadi wewenang penuh unit pengolah masing-masing. Apabila akan dilakukan penyusutan arsip inaktif yang berada diunit pengolah, maka arsip harus dibuat daftar arsip inaktif. Arsip kemudian dibungkus menggunakan kertas kising serta dimasukkan dalam box arsip. Boks arsip diserahkan ke Subbagian umum disertai dengan berita acara penyerahan dan daftar arsip yang diserahkan. Subbagian umum akan menyimpan arsip inaktif kedalam records center yang sudah ada. Apabila akan dilakukan pemusnahan maka subbagian umum akan membuat daftar arsip usul musnah kepada Dinas Kesehatan DIY. Dinas Kesehatan yang akan menindaklanjuti usulan tersebut bersama dengan Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah DIY. Walaupun melalui prosedur yang panjang dalam kegiatan pemusnahan arsip, hal tersebut dikarenakan RS Jiwa Grhasia merupakan UPT dari Dinas Kesehatan DIY.



9



IV. Kesimpulan Dari hasil laporan orientasi umum yang telah diikuti, maka dapat disimpulkan bahwa: Rumah sakit jiwa Grhasia merupakan rumah sakit khusus jiwa kelas A yang bervisi menjadi pusat pelayanan kesehatan jiwa dan NAPZA paripurna yang berkualitas dan beretika. Pencegahan dan Penanganan Infeksi (PPI) adalah upaya yang dilakukan oleh pihak rumah sakit untuk meminimalkan dan mengurangi angka infeksi yang terjadi di rumah sakit. Pelayanan Prima (excellent service) adalah segala upaya yang diberikan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan/calon pelanggan. Keselamatan dan kesehatan kerja, mempunyai tugas untuk mengelola resiko di lingkungan kerja. Keselamatan pasien RS adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman. Bantuan Hidup Dasar adalah bantuan yang diberikan untuk seseorang yang mengalami henti nafas maupun henti jantung. Dari orientasi khusus di unit kerja masing-masing, dalam hal ini penulis ditempatkan di Subbagian Umum dapat diperoleh beberapa hal sebagai berikut. Semua kegiatan persuratan baik surat masuk dan keluar menggunakan aplikasi e-office sismikada. Kegiatan kearsipan dilakukan dengan asas sentralisasi. Subbagian Umum berperan sebagai unit kearsipan dan pengolah. Sedangkan unit kerja yang lain berperan sebagai unit pengolah. Setiap unit pengolah bertanggung jawab terhadap pengelolaan arsipnya baik arsip aktif maupun arsip inaktif. Apabila telah menjadi arsip inaktif maka unit pengolah menyerahkan ke subbagian umum. V. Penutup Pelayanan di Rumah Sakit Jiwa Grhasia untuk penyakit psikiatrik merupakan yang terbaik. Hal itu dapat dibuktikan karena Rumah sakit Jiwa Grhasia sudah terakreditasi dan lulus paripurna bintang lima. Namun untuk penyakit fisik seharusnya dapat lebih dioptimalkan serta ditingkatkan. Rumah sakit Jiwa Grhasia mempunyai lahan yang luas dan fasiltas yang tergolong lengkap. Sehingga dapat diupayakan untuk dapat mengoptimalkan pelayanan penyakit fisik. Sehingga Rumah Sakit Jiwa Grhasia dapat berkembang dengan pesat dengan melayani masyarakat dengan penyakit psikiatrik maupun fisik. Sehingga kehadiran Rumah Sakit Jiwa Grhasia ditengah-tengah masyarakat dapat membawa manfaat baik bagi masyarakat pakem khususnya, maupun bagi seluruh masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta dan sekitarnya. Dibuat di Sleman Pada tanggal 1 Oktober 2019 ARSIPARIS TERAMPIL



BUDI WARDOYO,A.Md NIP 19960103 201903 1 005 10



11