Laporan Pastura Kapasitas Tampung Dan Komposisi Botani [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Laporan Praktikum I Manajemen Pastura KAPASITAS TAMPUNG DAN KOMPOSISI BOTANI



Oleh: NAMA NIM KELAS KELOMPOK ASISTEN



: MARHAENS JAYATNO : L1A119070 :D : IX (SEMBILAN) : RISPA YULIANA



JURUSAN PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2021



HALAMAN KONSULTASI



No .



1



2



3



Hari/tanggal



Paraf



I. PENDAHULUAN



1.1. Latar Belakang Pastura merupakan suatu areal yang ditumbuhi vegetasi dominant famili Gramineae dan mungkin juga terdapat jenis tumbuhan lainya seperti legume, dan herba lainya yang digunakan untuk makanan ternak. Pastura daerah tropik biasanya menghasilkan hijauan yang melimpah pada musim hujan, pada saat sesudah itu tunas tanaman biji tumbuh dan berkembang dengan baik dan cepat. Hijauan makanan ternak memegang peranan penting bagi ternak Ruminansia, besarnya sumbangan hijauan bagi ternak Ruminasia 74-94% atau bisa mencapai 100% (Nurlaha. 2014). Pakan hijauan merupakan salah satu faktor penting dalam menentukan tingkat produksi dan produktivitas ternak sapi sehingga penyediaan pakan yang cukup sangat menentukan keberhasilan suatu usaha peternakan. Pemberian pakan hijauan oleh peternak sangat tergantung pada kondisi sosial ekonomi, motivasi dan tujuan beternak itu sendiri. Sampai saat ini beternak sapi sebagian besar masih merupakan usaha sambilan bagi peternak dimana peternak tidak mengalokasikan biaya khusus untuk pakan, sehingga pakan hijauan yang diberikan pada ternak tidak mencukupi sehingga performa produksi tidak seperti yang diharapkan. Penyediaan pakan hijauan sangat tergantung dengan tersedianya bibit yang mencukupi baik kuantitas maupun kualitas (Marta. 2015). Ketersediaan akan hijauan pakan ternak jangan sampai kekurangan maka salah satu alternatif yang dapat dilakukan adalah dengan memanfaatkan hijauan



yang tumbuh secara alami sebagai padang pengembalaan dan integrasi ternak terhadap tanaman makanan ternak kedalam pola perkebunan dan pertanian setempat, selain itu perlu adanya pembuatan kebun rumput atau padang penggembalaan yang dapat menyediakan berbagai jenis hijauan unggul serta disesuaikan dengan kapasitas tampung terhadap jumlah ternak (Akbar dkk. 2017). Berdasarkan latar belakang diatas, maka perlu dilakukan praktikum kapasitas tampung dan komposisi botani. 1.2. Tujuan Tujuan dari praktikum kapasitas tampung dan komposisi botani adalah untuk mengetahui kapasitas tampung dan komposisi botanis dari lahan pastura. 1.3. Manfaat Manfaat dari praktikum kapasitas tampung dan komposisi botani adalah diharapkan pada mahasiswa agar dapat mengetahui jeni-jenis tanaman pakan ternak dilahan pastura Labolatorium Agrostologi Universitas Halu Oleo.



II. METODEOLOGI PRAKTIKUM



2.1. Waktu dan Tempat Praktikum Kapasitas Tampung dan Komposisi Botani dilaksanakan Pada Hari Kamis 10 Juni 2021, pukul 07.00 WITA Sampai Selesai, Bertempat di Labolatorium Unit Ternak Potong, Kerja dan Satwa Harapan, Laboratorium Unit Teknologi Pabrikasi Pakan dan Laboratorium Analisis Pakan Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Halu Oleo. 2.2. Alat dan Bahan Alat yang digunakan dalam praktikum Kapasitas Tampung dan Komposisi Botani dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Alat dan kegunaan No Nama Alat 1 Timbangan digital 2 Kuadran 50 x 50 cm 3 Pisau 4 Amplop 5 Kamera 6 Alat Tulis 7 Timbangan digital 8 Kertas label 9 Oven 60 ℃ 10 Oven 105 ℃ 11 Cawan petri 12 Plastik sampel 13 Mesin copper



Kegunaan Untuk mengukur kapasitas produksi Untuk pengambilan sampel Untuk memotong rumput Untuk tempat rumput yang akan di oven Untuk mengambil dokumentasi Untuk menulis hasil pengamatan Untuk mengukur bobot sampel Untuk memberi tanda hasil pengamatan Untuk mengeringkan sampel Untuk mengeringkan sampel Untuk menyimpan sampel saat ditimbang Untuk menyimpan sampel Untuk memotong rumput



Bahan yang digunakan dalam praktikum Kapasitas Tampung dan Komposisi Botani dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Bahan dan kegunaan No Nama Bahan 1 Rumput alam 2 Legum 3 Gulma 4 Alang - alang



Kegunaan Sebagai bahan pengamatan Sebagai bahan pengamatan Sebagai bahan pengamatan Sebagai bahan pengamatan



2.3. Prosedur Kerja Prosedur kerja praktikum Kapasitas Tampung dan Komposisi Botani adalah sebagai berikut: 1. Menyiapkan alat dan bahan 2. Melakukan survei dan memilih lahan pastura sebagai tempat pelaksanaan dan pengambilan sampel. 3. Melemparkan kuadran ukuran 50 x 50 m pada lahan pastura untuk menentukan dalam pengambilan sampel sebanyak 5 kali lemparan dengan cara zig-zag. 4. Setiap pelemparan kuadran ditentukan perbandingan jumlah rumput, legum, gulma dan alang – alang. 5. Menuliskan dalam tabel yang telah disediakan sebanyak 5 lemparan yaitu tabel tabulasi jumlah rumput, legum, gulma dan alang – alang. 6. Mengambil sampel hijauan secara acak dengan cara memotong menggunakan pisau/gunting. 7. Memasukan hasil hijauan yang dipotong kedalam kantong plastik.



8. Menimbang sampel hijauan yang telah diambil. Kemudian dirata-rata jumlahnya. 9. Memasukkan sampel ke dalam oven 60 ℃. 10. Menggiling sampel yang telah di oven. 11. Melakukan analisi bahan kering. 2.4 Analisis Data Rumus : Kadar air (%) =



B . cawan dan sampel awal ( g )−B . cawandan sampel kering(g) x B . cawandan sampel awal ( g )−B. cawan kosong (g)



100% KA (60℃) (%) =



B . sampel awal ( g )−B . sampel setelah oven ( g) x 100% B . samel awal



Bahan Kering (%) = 100 – Kadar Air BK Total = (BK 60 X BK 105)/100 %



III. HASIL DAN PEMBAHASAN



3.1. Hasil Pengamatan Lemparan ke 1 2 3 4 5 Total (g) Persentasi (%)



Berat sampel awal g 150 144 106 193 259 852



Rumput g 95 105 73 184 257 714  



% 63 72 68 95 99   83,80



Gulma g 51 39 22 0 2 114



% 34 27 20 0 1   13,38



Alang alang g 4 0 11 9 0 24



BK Total



% 2,6 0 10 4 0  



% 44,18 20,46 20,79 1,89 4,76



2,82



92,08



3.2 Pembahasan Hijauan makanan ternak merupakan hal penting yang dapat mempengaruhi produktivitas ternak, untuk itu hijauan hijauan pakan. Hijauan yang baik dapat dilihat dari kualitas atau kandungan zat gizinya. Selain itu hijauan yang baik harus mempunyai jumlah yang cukup dan ketersediaannya secara kontinyu sepanjang tahun (Hawolambani dkk. 2015). Daya tampung atau kapasitas tampung (carrying capacity) adalah kemampuan padang penggembalaan untuk menghasilkan hijauan makanan ternak yang dibutuhkan oleh sejumlah ternak yang digembalakan dalam luasan satu hektar atau kemampuan padang penggembalaan untuk menampung ternak per hektar (Pangestu dkk. 2019). Komposisi botani adalah angka yang digunakan untuk menentukan peniliaian secara kualitatif terhadap padang penggembalaan alam yang dapat mempengaruhi aktivitas ternak. Metode peningkatan dan manajemen praktis dalam rangka



menjaga kesehatan ekositem padang penggembalaan antara lain melalui pemupukan dan pemotongan secara berkala. Pemupukan seperti penggunaan pupuk komerisial dapat meningkatkan produksi padang penggembalaan (Hae dkk. 2020). Bedasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada praktikum daya tampung dan komposisi botanis diperoleh hasil bahwa rumput memiliki persentase paling tinggi 83,80 %, kemudian gulma 13,38 %, alang – alang 2,82 %, sedangkan legum tidak ada ditemukan pada lahan tersebut, faktor yang mempengaruhi tidak adanya legum pada lahan pastura antara lain faktor lingkungan seperti musim hujan dan musim kemarau. Hal ini tidak jauh berbeda dengan pendapat Tana dkk. (2015) menyatakan bahwa, sebagian besar hijauan yang ada di padang penggembalaan adalah rumput alam dengan presentase rata-rata 89,77% kemudian diikuti gulma dengan nilai rata-rata 10,44% dan leguminosa sebesar 4,79%. Selanjutnya Muhajirin (2017) menyatakan bahwa, pertumbuhan tanaman hijauan pakan dipengaruhi oleh kondisi lingkungan, suhu, curah hujan dan intensitas cahaya. Pergantian musim hujan dan musim kemarau memberikan pengaruh yang negatif terhadap kualitas dan kuantitas hijauan pakan yang tersedia di padang penggembalaan dan secara tidak langsung berpengaruh terhadap proses produksi dan reproduksi pada ternak. Berdasarkan hasil pengamatan pada bahan kering dapat diperoleh hasil yaitu pada sampel pertama 44,18 %, sampel kedua 20,46 %, sampel ketiga 20,79 %, sampel keempat 1,49 % dan sampel kelima 4,76 %, dengan total keseluruhan 92,08 %. Menurut Wijaya dkk (2018) yang menyatakan bahwa, tanaman yang



ditanam pada kondisi tanpa naungan cenderung memiliki produksi berat kering akan yang lebih tinggi dibandingkan tanaman dengan naungan. Produksi hijauan yang toleran naungan masih dapat meningkat pada naungan sedang.



IV. KESIMPULAN DAN SARAN



5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa kapasitas tampung dan komposisi botani pada lahan pastura, didominasi oleh rumput sekitar 83,80 %, gulma 13,38 %, alang – alang 2,28 % dan legum tidak tumbuh atau tidak ditemukan pada lahan pastura, pertumbuhan legum dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti musim hujan dan musim kemarau, selain itu banyaknya gulma yang tumbuh pada lahan pastura. 5.2. Saran Saran dalam praktikum ini yaitu diharapkan praktikan dalam melakukan praktikum harus serius agar praktikum yang dilakukan dapat berjalan dengan baik dan dapat membuat laporan yang sesuai dengan praktikum yang dilakukan.



DAFTAR PUSTAKA



Akbar, R., Liman., dan A, K, Wijaya. 2017. Evaluasi Komposisi Botani dan Nilai Nutrien Pada Rumput di Rawa Kecamatan Menggala Kabupaten Tulang Bawang. Jurnal Ilmiah Peternakan Terpadu. Vol 5 (3). Hae, V, H., dkk. 2020. Produksi, Komposisi Botani dan Kapasitas Tampung Hijauan Pada Padang Pengembalaan Alam Awal Musim Kemarau. Jurnal Nukleus Peternakan. Vol 7 (1). Hawolambani, Y, U., dkk. 2015. Produksi Hijauan Makanan Ternak dan Komposisi Botani Padang Penggembalaan Alam Pada Musim Hujan di Kecamatan Amarasi Barat Kabupaten Kupang. Jurnal Nukleus Peternakan. Vol 2 (1). Muharijin., Despal., dan Khalil. 2017. Pemenuhan Kebutuhan Nutrien Sapi Potong Bibit yang digembalakan di Padang Mengatas. Buletin Makanan Ternak. Vol 104 (1). Marta, M. Sistem Pengembalaan Sebagai Alternatif Peternakan Sapi Potong yang Efektif dan Efisien. Pastura. Vol 5 (1). Nurlaha., A., dkk. 2014. Identifikasi Jenis Hijauan Makanan Ternak di Lahan Persawahan Desa Babakan Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor. Jitro. Vol 1 (1). Pangestu, H, R., dkk. 2019. Produksi Hijauan dan Kapasitas Tampung Ternak di Rawa Kecamatan Menggala Kabupaten Tulang Bawang. Jurnal Riset dan Inovasi Peternakan. Vol 3 (2). Tana, D, N., dkk. 2015. Komposisi Botani dan Produksi Hijauan Makanan Ternak Musim Hujan Pada Padang Pengembalaan Aalam Desa Oesao, Kecamatan Kupang Timur Kabupaten Kupang. Jurnal Nukleus Peternakan. Vol 2 (2). Wijaya, A, K.,dkk. 2018. Produksi Hijauan yang ditanam Pada Naungan Pohon Kelapa Sawit dengan Tanaman Campuran. Jurnal Ilmi Peternakan Terpadu. Vol 6 (3).



LAMPIRAN



Dokumentasi



Pelemparan Kuadran



Pemotongan Sampel



Menimbang Sampel



Menghaluskan Sampel



Memasukkan Sampel Kedalam Oven



Data Hasil Pengukuran Berat sampel awal : Lemparan 1 = 95 (g) Lemparan 2 = 105 (g) Lemparan 3 = 73 (g) Lemparan 4 = 184 (g) Lemparan 5 = 257 (g) Berat setelah oven 60 ℃ : Lemparan 1 = 45 (g) Lemparan 2 = 23 (g) Lemparan 3 = 20 (g) Lemparan 4 = 49 (g) Lemparan 5 = 82 (g) Berat sampel sebelum oven 105 ℃ : Lemparan 1 = 5,0010 (g) Lemparan 2 = 5,0099 (g) Lemparan 3 = 5,0082 (g) Lemparan 4 = 5,0009 (g) Lemparan 5 = 5,0020 (g) Berat cawan : Cawan 1 : 25,4023 (g) Cawan 2 : 29,7754 (g) Cawan 3 : 25,2070 (g)



Cawan 4 : 28,6939 (g) Cawan 5 : 25,5416 (g) Berat sampel setelah oven 105 ℃ : Lemparan 1 = 30,1237 (g) Lemparan 2 = 34,4167 (g) Lemparan 3 = 29,0715 (g) Lemparan 4 = 33,3637 (g) Lemparan 5 = 31,1887 (g) Penyelesaian : Lemparan 1 : KA % =



25,4023+5,0010−30,1237 x 100% 25,4023+5,0010−25,4023



=



0,2796 x 100% 5,001



=



28 =6 5,001



BK (%) = 100 – 6 = 94 KA (60℃) (%) =



95−45 x 100% 95



=



50 x 100% 95



=



5000 = 53 95



BK (%) = 100 – 53 = 47 BK Total =



(47 X 94) = 44,18 100 %



Lemparan 2 : KA % = =



29,7754+5,0099−34,4167 x 100% 29,7754+5,0099−29,7754 0,3686 x 100% 5,0099



=



37 =7 5,0099



BK (%) = 100 – 7 = 93 KA (60℃) (%) =



105−23 x 100% 105



=



82 x 100% 105



=



8200 = 78 105



BK (%) = 100 – 78 = 22 BK Total =



(22 X 93) = 20.46 100 %



Lemparan 3 : KA % =



25,2070+5,0082−29,0715 x 100% 25,2070+5,0082−25,2070



=



1,1394 x 100% 5,0082



=



114 = 23 5,0082



BK (%) = 100 – 23 = 77 KA (60℃) (%) =



73−20 x 100% 73



=



53 x 100% 73



=



5300 = 73 73



BK (%) = 100 – 73 = 27 BK Total =



(27 X 77) = 20.79 100 %



Lemparan 4 : KA % = =



28,6939+5,0009−33,3637 x 100% 28,6939+5,0082−28,6939 0,3311 x 100% 5,0009



=



33 =7 5,0009



BK (%) = 100 – 7 = 93 KA (60℃) (%) =



184−49 x 100% 184



=



135 x 100% 184



=



13500 = 73 184



BK (%) = 100 – 73 = 27 BK Total =



(27 X 7) = 1,89 100 %



Lemparan 5 : KA % =



26,5416+5,0020−31,1887 x 100% 26,5416+5,0020−26,5416



=



0,3549 x 100% 5,0020



=



35 =7 5,0020



BK (%) = 100 – 7 = 93 KA (60℃) (%) =



257−82 x 100% 257



=



175 x 100% 257



=



17500 = 68 257



BK (%) = 100 – 73 = 27 BK Total =



(68 X 7) = 4,76 100 %