Laporan PBL Gizi Masyarakat Kab. Tanah Datar [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTEK BELAJAR LAPANGAN (PBL) MANAJEMEN GIZI MASYARAKAT DI DINAS KESEHATAN KABUPATEN TANAH DATAR



DISUSUN OLEH : NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10



NAMA WINA KELTIRA SRI UTARI INTAN EKA PRIMADONA FETRI HELENA DEVI EFRILIA TRI ANESA RIZKI MULYANTI FATTIYA AZZAHRA RIEN ALDHILA SARI VANY DWI ASMARA



NIM 2020273065 2020273066 2020273067 2020273068 2020273064 2020273019 2020273023 2020273020 2020273055 2020273032



PROGRAM STUDI SARJANA GIZI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS PERINTIS INDONESIA TAHUN 2020



LAPORAN PRAKTEK BELAJAR LAPANGAN (PBL) MANAJEMEN GIZI MASYARAKAT DI UPT PUSKESMAS SUNGAI TARAB II DINAS KESEHATAN KABUPATEN TANAH DATAR



DISUSUN OLEH : NO 1 2 3 4



NAMA WINA KELTIRA FETRI HELENA RIEN ALDHILA SARI VANY DWI ASMARA



NIM 2020273065 2020273068 2020273055 2020273032



PROGRAM STUDI SARJANA GIZI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS PERINTIS INDONESIA TAHUN 2020



PERSETUJUAN LAPORAN Laporan Kegiatan Praktek Belajar Lapangan (PBL) Manajemen Gizi Masyarakat Mahasiswa Program Studi S1 Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Perintis Indonesia di Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Datar tahun 2021, telah disetujui.



Pembimbing PBL Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Datar



WIDYA ASTUTI, A.Md.Gizi NIP. 19881112 201101 2 001



PERSETUJUAN LAPORAN



Laporan Kegiatan Praktek Belajar Lapangan (PBL) Manajemen Gizi Masyarakat Mahasiswa Program Studi S1 Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Perintis Indonesia di UPT Puskesmas Sungai Tarab II tahun 2021, telah disetujui.



Pembimbing PBL UPT Puskesmas Sungai Tarab II



RINI AFNIZA, S.ST NIP. 19830404 200604 2 018



KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena berkat dan hidayah-Nya laporan Praktek Belajar Lapangan (PBL) Manajemen Gizi Masyarakat Mahasiswa Program Studi S1 Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Perintis Indonesia dapat disusun. Pembelajaran dilahan praktek merupakan suatu upaya untuk meningkatkan pemahaman, pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang telah didapat mahasiswa saat pembelajaran di kelas dan di laboratorium. Praktek Belajar Lapangan (PBL) sekaligus merupakan Program Internship (Magang) untuk mencapai kompetensi yang diakui oleh Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi) dan ditetapkan dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 374/Menkes/SK/III/2007 tentang Standar Profesi Gizi. Kami sampaikan ucapan terimakasih kepada Bapak dan Ibu pembimbing yang telah membantu dalam menyelasaikan laporan ini. Semoga laporan ini memberikan manfaat dalam rangka peningkatan kualitas pelaksanaan Praktek Belajar Lapangan (PBL) Manajemen Gizi Masyarakat Mahasiswa Program S1 Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Perintis Indonesia Tahun 2021.



DAFTAR ISI PERSETUJUAN LAPORAN.............................................................................................i PERSETUJUAN LAPORAN............................................................................................ii KATA PENGANTAR......................................................................................................iii DAFTAR ISI



.......................................................................................................iv



BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................5 A. Latar Belakang Perlunya PBL................................................................................5 B. Tujuan PBL............................................................................................................6 C. Manfaat PBL..........................................................................................................6 D. Lokasi dan Waktu PBL..........................................................................................7 BAB II PELAKSANAAN PBL........................................................................................8 A. Gambaran Umum Lokasi PBL...............................................................................8 B. Kegiatan Pelaksanaa PBL.....................................................................................15 C. Hasil Pelaksanaan Kegiatan PBL.........................................................................16 BAB III PEMBAHASAN...............................................................................................53 A. Kajian Manajemen Program Gizi di UPT Puskesmas Sungai tarab II dengan mengacu



kepada teori dengan Prioritas Masalah menurunkan jumlah Ibu Hamil



Anemia.........................................................................................................................53 1. Teori dan Tahapan Perencanaan Gizi..............................................................53 a. Kepatuhan dalam Mengkonsumsi Tablet Tambah Darah...........................53 b. Cara Mengukur Kepatuhan.........................................................................54 c. Keteraturan Konsumsi Tablet Tambah Darah.............................................55 d. Kehamilan...................................................................................................56 e. Hemoglobin.................................................................................................58 f. Kadar hemoglobin.......................................................................................58 g. Pemeriksaan Hemoglobin...........................................................................59 2. Melakukan Identifikasi Masalah Gizi..............................................................60 3. Menentukan Prioritas Masalah........................................................................62 4. Membuat Perencanaan Gizi.............................................................................66 5. Penyusunan Perencanan Promosi Kesehatan di Puskesmas............................68 6. Seni dan Filosofi Perencanaan.........................................................................69 7. Melakukan Pengambilan Data Gizi.................................................................71 8. Pengambilan Keputusan Gizi..........................................................................75



SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)...............................................................75 TENTANG PENTINGNYA TABLET TAMBAH DARAH SELAMA KEHAMILAN..........................................................................................................75 MATERI PENYULUHAN......................................................................................78 PEMBERIAN TABLET TAMBAH DARAH.........................................................78 BAB IV PENUTUP ......................................................................................................82 A. Kesimpulan...........................................................................................................82 B. Saran.....................................................................................................................83 DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................83 Lampiran



......................................................................................................84



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perlunya PBL Kurikulum program sarjana Ilmu Gizi yg diselenggarakan di Program Studi S1 Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Perintis Indonesia disusun dengan berpedoman pada Kurikulum Ilmu Gizi yang ditetapkan oleh Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI) Tahun 2003. Selanjutnya disempurnakan dengan mengacu Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) yang ditetapkan Tahun 2011 dan sejak tahun 2017 mengacu kepada Kurikulum Asosiasi Pendidikan Tinggi Gizi Indonesia (AIPGI) salah satu kompetensi utama lulusan S1 Ilmu Gizi adalah Bidang Gizi Masyarakaat. Kompetensi ini dibangun oleh berbagai mata kuliah sejak mahasiswa kuliah ditingkat satu. Selanjutnya, secara komprehenshif pencapaian Kompentasi Bidang Gizi Masyarakat dilaksanakan pada akhir semester 3 (tiga) melalui praktek kerja lapangan mahasiswa di Puskesmas dan Dinas Kesehatan. Peningkatan pelaksanaan program gizi menuntut peningkatan pengetahuan dan keterampilan dalam pengenalan masalah secara mendalam, alternatif pemecahan masalah, perencanaan, pengelolaan dan penilaian program. Pengetahuan dan keterampilan dalam pengelolaan program gizi ditingkat Kabupaten\Kota dan Puskesmas, merupakan kebutuhan yang penting bagi calon sarjana Gizi, yang kelak berfungsi sebagai pengelola program gizi di tingkat Kabupaten/Kota. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) saat ini telah membawa kehidupan manusia ke tingkat kemajuan yang lebih baik. Namun demikian kemajuan yang telah di capai masih menyisakan permasalahan yang memprihatinkan seperti, masalah kemiskinan, kekurangan gizi dan kelaparan, menurunnya kualitas anak, melemahnya ketahanan keluarga, masih lemahnya perlindungan untuk konsumen dan ketidakberdayaan masyarakat serta krisis ekologi dan etika, yang tidak hanya menjadi kepedulian bengasa Indonesia tetapi juga masyarakat dunia. Kegiatan PBL Gizi masyarakat ini sudah lama dilakukan, namun masih perlu perbaikan secara berkelanjutan agar dapat memenuhi target capaian pembelajaran (learning outcome) dan kompetensi yang ditetapkan, secara sinergi baik itu mata kuliah gizi masyarakat yang dilaksanakan dalam perkuliahan dan Praktek Belajar Lapangan (PBL) Bidang Gizi Masyarakat



B. Tujuan PBL 1. Tujuan Umum Tujuan umum PBL Bidang Gizi Masyarakat adalah meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam mengidentifikasi masalah gizi, membuat perencanaan penanganan masalah gizi, Implementasi dan evaluasi program gizi 2. Tujuan khusus a. Meningkatnya pengetahuan tentang ketenagaan di Dinas Kesehatan dan Puskesmas beserta Tupoksi masing-masing. b. Meningkatnya pengetahuan pengorganisasian penyelenggaraan program gizi masyarakat tingkat Dinas Kesehatan Kota/Kabupaten dan Puskesmas c. Meningkatnya pengetahuan tentang tanggung jawab Dinas Kesehatan dan Puskesmas dalam upaya pembangunan kesehatan dan gizi. d. Meningkatnya bentuk kerjasama Lintas sektoral dan Lintas Program dalam manajemen program Gizi e. Meningkatnya pengetahuan dan keterampilan proses asuhan gizi di Puskesmas f. Meningkatnya kemampuan analisis situasi untuk identifikasi masalah kesehatan dan gizi di wilayah kerja Puskesmas. g. Terbentuknya kemampuan merancang strategi/program penanggulanagan masalah kesehatan dan gizi di Dinas Kesehatan/Puskesmas yang bersifat inovatif dengan memanfaatkan sumberdaya lokal h. Menentukan rencana pemecahan masalah kesehatan dan gizi di wilayah kerja Puskesmas i. Mengimplementasikan berbagai program untk mengintervensi masalah kesehatan dan gizi C. Manfaat PBL 1. Mengetahui ketenagaan di Dinas Kesehatan dan Puskesmas beserta Tupoksi masing-masing 2. Mengetahui pengorganisasian penyelenggaraan program gizi masyarakat tingkat Dinas Kesehatan Kota/Kabupaten dan Puskesmas 3. Mengetahui tanggung jawab Dinas Kesehatan dan Puskesmas dalam upaya pembangunan kesehatan dan gizi 4. Mengetahui bentuk kerjasama Lintas Sektoral dan Lintas Program dalam manajemen program gizi



5. Mengetahui cara menentukan masalah kesehatan dan gizi di wilayah Dinas Kesehatan/Puskesmas 6. Mengetahui cara menentukan kebijakan dan cara penanggulangan masalah kesehatan dan gizi di Dinas Kesehatan/Puskesmas 7. Mengetahui cara menganalisis perencanaan dan berbagai jenis program kesehatan dan gizi yang sudah dilaksanakan di Dinas Kesehatan dan Puskesmas 8. Mengetahui cara mengevaluasi program gizi di tingkat Dinas Kesehatan dan Puskesmas. D. Lokasi dan Waktu PBL PBL Gizi Masyarakat mempunyai bobot 2 (dua) SKS yang diterjemahkan ke dalam 12 (dua belas) hari kerja (2 minggu) yang dibagi menjadi : 1. Hari pertama PBL dilaksanakan di Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Datar (1 hari) pada tanggal 15 November 2021 2. Hari kedua s/a akhir masa PBL di Puskesmas dan Masyarakat (11 hari) pada tanggal 16 s/d 27 November 2021



BAB II PELAKSANAAN PBL A. Gambaran Umum Lokasi PBL 1. Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Datar a. Keadaan Geografis Secara geografis Kabupaten Tanah Datar terletak pada 0⁰ 19⁰ 30⁰ Lintang Selatan dan 100⁰ 19⁰ - 100⁰ - 51⁰ Bujur Timur dengan luas wilayah Kabupaten Tanah Datar 1.336 Km2 atau 3,15% dari luas Provinsi Sumatera Barat, dengan batas-batas wilayah sebagai berikut : - Sebelah Utara



: berbatasan dengan Kabupaten Agam dan 50 Kota



- Sebelah Selatan : berbatasan dengan Kabupaten Solok - Sebelah Barat



: berbatasan dengan Padang Pariaman



- Sebelah Timur



: berbatasan dengan Kota Sawahlunto dan Kabupaten Sijunjung



Topografi Kabupaten Tanah Datar merupakan daerah perbukitan dan pegunungan. Bagian tengah wilayah Kabupaten Tanah Datar memiliki daerah perbukitan yang umumnya beriklim sedang dengan temperature antara 20⁰ 25⁰ C, dengan ketinggian antara 20 – 1000m diatas permukaan laut. Berdasarkan topografi dan keadaan tanahnya maka Kabupaten Tanah Datar sangat potensial untuk pengembangan agrobisnis dan agroindustri. b. Demografi Kabupaten Tanah Datar merupakan Kabupaten terkecil di Provinsi Sumatera Barat yang secara administrasi Pemerintah Kabupaten Tanah Datar terdiri atas 14 Kecamatan, 75 Nagari dan 395 Jorong. Penduduk



yang



berkualitas



merupakan



modal



dasar



untuk



kelangsungan pembangunan terutama pembangunan kesehatan. Penduduk yang



besar



dengan



kualitas



yang



rendah



merupakan



beban



bagi



pembangunan. Oleh karena itu pembangunan kesehatan Kabupaten Tanah Datar diarahkan pada pengendalian kualitas, pengembangan kualitas serta pengarahan mobilitas sehingga mempunyai ciri karakteristik yang menunjang pembangunan Kabupaten



Pada Tahun 2020 jumlah penduduk Kabupaten Tanah Datar sebanyak 374.691 Jiwa dengan 114.524 Rumah Tangga. Bila dilihat dari rata-rata jiwa per rumah tangga ditemukan 3,3 jiwa per rumah tangga. c. Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Datar



d. Visi dan Misi Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Datar VISI KABUPATEN TANAH DATAR 2021-2026 "Terwujudnya Kabupaten Tanah Datar Madani yang berlandaskan Adat Basandi Syara', Syara' Basandi Kitabullah" Penjelasan dari visi tersebut adalah sebagai berikut: 1. Meningkatkan kehidupan beragama, beradat dan berbudaya 2. Meningkatkan ekonomi masyarakat Kabupaten Tanah Datar dan perluasan lapangan kerja yang berbasis pertanian, industri dan UMKM 3. Meningkatkan sumberdaya manusia yang berkualitas dan berdaya saing. 4. Pembangunan pariwisata berkelanjutan yang berbasis adat, budaya dan sumberdaya alam. 5. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang akuntabel, efektif dan efisien. 6. Meningkatkan pembangunan infrastruktur dan lingkungan hidup yang berkelanjutan.



Dari Visi Kabupaten Tanah Datar tersebut, lahirlah Visi dan Misi dari Dinas Kesehatan yaitu: VISI “Terwujudnya Masyarakat Tanah Datar Sehat yang Berkeadilan dan sejahtera” MISI “Meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat dengan tersedianya upaya kesehatan yang paripuna,merata bermutu dan berkeadilan” e. Sejarah Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Datar Pada tahun 1950-an Dinas Kesehatan Tanah Datar berada di Padang Panjang. Sebagai kepala dinas adalah dr.Ahmad Sani dan Kepala Tata Usaha Munaf Hamid. Pada tahun 1954 terjadi pergantian kepala dinas, yakni dari dr Ahmad Sani digantikan dr.Tjan Ciong Swan. Pada bulan Januari 1960 Dinas Kesehatan dipindahkan dari Padang Panjang ke Batusangkar tepatnya di Jalan S. Parman Batusangkar (komplek Pertokoan Pertiwi sekarang) Tahun 1962 terjadi pergantian kepala dinas dari dr. Tjan Ciong Swan ke dr. Poa Giok Taw (dikenal dengan dr. Ahmad Yusuf). Dr. Ahmad Yusuf ini cukup lama memimpin dinas kesehatan Kabupaten Tanah Datar ± 8 tahun. Tahun 1970 dr. Ahmad Yusuf digantikan dengan dr. Iskandar Yusuf, yang memimpin dinas kesehatan 1,5 tahun kemudian digantikan oleh dr. Abdullah Adam sampai tahun 1976, kemudian pada tahun 1977 dr. Abdullah Adam digantikan oleh dr.Bachtiar Charattu. Tahun 1978 Dinas Kesehatan pindah tempat dari Jalan S.Parman ke Jalan. Hamka Parak Juar. Tiga tahun kemudian terjadi pergantian kepala Dinas Kesehatan dari dr. Bachtiar Charattu ke dr. Syafril Saleh. Selama ± 6 tahun dr. Syafril Saleh memimpin Dinas Kesehatan Tanah Datar. Tahun 1986 terjadi pergantian dari dr. Syafril Saleh ke dr. H. Dasril Iskandar sampai tahun 1998, kemudian dipertengahan tahun 1998 dr. H. Dasril Iskandar digantikan dr. Mustamar sampai tahun 2000 (Plt). Pada tahun 2000 Dinas Kesehatan pindah tempat dari Jalan Hamka Parak Juar ke Jalan Sutan Alam Bagagarsyah Pagaruyung. Sebagai kepala Dinas Kesehatan adalah dr. H. Faurizal Mawardi, MPPM. Seiring dengan pertukaran Pimpinan Daerah (Bupati) pada tahun 2000 juga terjadi penggabungan Instansi termasuk Dinas Kesehatan yang berubah menjadi Dinas Kesehatan dan Sosial



sampai tahun 2008. Pada awal tahun 2009 terjadi pergantian kepala dinas dari dr. H. Faurizal.Mawardi, MPPM ke dr. Hj. Desnalita, M.Kes hingga bulan September tahun 2012. Pada pertengahan September 2012 terjadi pergantian dari dr. Hj. Desnalita, M. Kes digantikan oleh dr. Hj. Dasmiwarita, M. Kes dan akhir Desember 2016 digantikan oleh dr. Ermon Revlin, MPH, pada pertengahan Agustus 2018 terjadi pergantian Kepala Dinas dimana Dr. Yesrita Zedrianis, M. Kes diangkat sebagai Plt Kepala Dinas Kesehatan hingga pertengahan Bulan November, selanjutnya dari pertengahan November 2018 hingga sekarang jabatan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Datar di pegang oleh Dr. Yesrita Zedrianis, M. Kes. Pada awal tahun 2012 terjadi perpindahan lokasi Kantor Dinas Kesehatan dari 3 tempat terpisah menjadi satu lokasi tetapi masih berada pada komplek perkantoran di Jalan Sutan Alam Bagagarsyah Pagaruyung. 2. UPT Puskesmas Sungai Tarab II a. Wilayah Kerja UPT Puskesmas Sungai Tarab II merupakan Unit Pelaksana Teknis Puskesmas pada Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Datar yang di bentuk berdasarkan Peraturan Daerah No. 4 tahun 2009 tanggal 23 Januari 2009 tentang Pembentukan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Puskesmas pada Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Datar. Dan merupakan



unsur pelaksana



pengembangan fungsi teknis kesehatan di Wilayah Kecamatan Sungai Tarab dan pelaksana urusan operasional Dinas Kesehatan dilapangan UPT Puskesmas Sungai Tarab II dengan wilayah kerja 36,2 Km2 yang terdiri dari 3 Nagari yakni Nagari Sungai Tarab, Nagari Simpuruik dan Nagari Padang Laweh dan terdapat 10 Jorong b. Data Wilayah / Geografis Wilayah kerja Puskesmas Sungai Tarab II mempunyai batas-batas sbb : - Sebelah Utara dengan Nagari Rao Rao - Sebelah Selatan dengan Kecamatan Lima Kaum - Sebelah Barat dengan Nagari Gurun - Sebelah Timur dengan Kecamatan Sungayang.



Peta Wilayah Kerja Puskesmas Sungai Tarab II



c. Data Kependudukan / Demografi Jumlah penduduk di wilayah Puskesmas Sungai Tarab II tahun 2021 adalah 15.920 jiwa yang terdiri dari 7819 jiwa laki-laki dan 8101 jiwa perempuan sebagaimana penjabaran jumlah penduduk disetiap Nagari bisa dilihat pada tabel 2.1 berikut ini. Tabel 2.1. Jumlah Penduduk Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Sungai Tarab II Tahun 2021 No



NAGARI



Penduduk LakiPerempuan Jumla Laki h 1 SUNGAI TARAB 4572 4738 9310 2 SIMPURUIK 1970 2041 4011 3 PADANG LAWEH 1277 1322 2599 Jumlah 7819 8101 15920 Sumber : Sungai Tarab II Dalam Angka Tahun 2021



% 58,5 25,2 16,3



Dari tabel diatas terlihat bahwa lebih dari 58,5 % dari total penduduk, berdiam di nagari sungai tarab sebagai pusat pemerintahan Kecamatan Sungai Tarab. Disamping itu jumlah penduduk sasaran pelayanan kesehatan tahun 2021 di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Sungai Tarab II bisa dilihat pada tabel berikut ini Tabel 2.2 Jumlah Penduduk Sasaran Kesehatan UPT Puskesmas Sungai Tarab II Tahun 2021. No



Nagari Bayi



Anak Balita



Jumlah Balita Bumil



Bulin



WUS



Anak SD



1 2



Sungai Tarab Simpuruik



139 61



1215 392



640 211



161 53



126 48



2255 277



1364 255



3



Padang Laweh



28



175



95



23



16



555



158



228



1782



946



237



190



3687



1777



Jumlah



d. Sarana dan Prasarana 1) Sarana Kesehatan Sarana pelayanan kesehatan di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Sungai Tarab II tahun 2021 bisa dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 2.5 Sarana Pelayanan Kesehatan di UPT Puskesmas Sungai Tarab II Tahun 2021 No 1 2 3 4 5 6 7



Sarana Pelayanan Kesehatan Puskesmas Puskesmas Pembantu Pos Kesehatan Nagari Posyandu Poliklinik Praktek Dokter Praktek Bidan Mandiri



Jumlah 1 1 3 24 1 9 3



Sarana dalam Gedung Puskesmas Sungai Tarab II Satu buah gedung puskesmas dengan fasilitas yang cukup memadai yaitu: a. 1 ruangan Kepala Puskesmas b. 1 ruangan Tata Usaha c. 1 ruangan rapat/ pertemuaan d. 1 ruang Pelayanan Promkes dan klinik Kesling e. 1 ruang Pelayanan Imunisasi f. 1 ruang mushala g. 1 ruang Pelayanan Rekam Medis h. 1 ruang Pelayanan tindakan/Gawat Darurat i. 1 ruang Pelayanan Pemeriksaan Umum j. 1 ruang Pelayanan Laboratorium k. 1 ruang Pelayanan Kefarmasian l. 1 ruang Pelayanan Pemeriksaan Gigi dan Mulut m. 1 ruangan Pelayanan KIA n. 1 ruangan Pelayanan KB o. 1 ruang Menyusui



p. D1 ruang tempat bermain anak q. 1 ruang Gudang Obat r. 12 ruang Toilet s. 1 ruang gudang alat 2) Sarana Pendidikan. Sarana pendidikan formal yang ada di wilayah Puskesmas Sungai Tarab II relatif cukup banyak, total sarana pendidikan formal mulai dari SD sampai SLTA bisa dilihat pada tabel 10 berikut ini. Tabel 2.3 Sarana Pendidikan Yang Tersedia Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Sungai Tarab II Tahun 2021. No 1 2 3



Nagari



Sarana Pandidikan TK SD SLTP SLT A Sungai Tarab 6 9 1 1 Simpuruik 1 2 0 0 Padang Laweh 1 2 0 0 Total 8 13 1 1



Jumlah Sekolah 17 3 3 23



Tabel diatas memperlihatkan bahwa jumlah sekolah yang ada di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Sungai Tarab II sebanyak 23 buah. 3) Sarana Peribadatan. Sarana peribadatan yang tersedia di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Sungai Tarab II terdiri dari : Mesjid 11 buah dan Mushalla 5 buah 4) Sarana Lain-Lain. Sarana Ekonomi lainnya yang terdapat di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Sungai Tarab II, terdiri dari pasar 1 buah, restoran/rumah makan 19 buah, industri pangan dan warung kopi 129 buah serta depot air minum 14 buah. e. Struktur Organisasi UPT Puskesmas Sungai Tarab II



B. Kegiatan Pelaksanaa PBL Tabel 2.3 Jadwal Kegiatan Pelaksanaan PBL No



Hari/ Tanggal



Waktu



KETERANGAN



1. Senin, 15 November 2021



07.20 – 16.00



1. Mengikuti Apel Pagi bersama Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Datar 2. Melapor ke Bagian Sumber Daya Manusia (SDK) Seksi Sumber Daya Manusia Kesehatan (SDMK) Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Datar 3. Serah Terima Mahasiswa dari Seksi SDMK ke Bagian Kesehatan Masyarakat Seksi Kesehatan keluarga dan gizi masyarakat dan Gizi Masyarakatdan Gizi 4. Melakukan Wawancara, Observasi dan pengambilan data yang dibutuhkan untuk pembuatan Laporan Pelaksanaan PBL



2. Selasa, 16 November 2021



08.00 – 14.30



1. Melapor dan meminta izin kepada Kepala UPT dan Kepala Tata Usaha Puskesmas Sungai Tarab II untuk melakukan Praktek Belajar lapangan dari mahasiswa Sarjana Gizi Universitas Perintis Indonesia 2. Perkenalan dengan Petugas Gizi dan seluruh staf di UPT Puskesmas Sungai Tarab II



3



Rabu, 17 November 2021



08.00 – 14.30



1. Mempersiapkan laporan Manajemen, struktur dan tupoksi Dinkes dan Puskesmas 2. Mempelajari Proses Asuhan Gizi di Puskesmas 3. Mempelajari cara menetukan masalah, prioritas masalah dan cara penaggulangan masalah gizi



4



Kamis, 18 November 2021



08.00 – 14.30



1. Meminta Laporan Pencapaian Program Gizi UPT Puskesmas Sungai Tarab II 2. Mengidentifikasi Masalah Gizi di Puskesmas tsb



5



Jum’at, 19 November



08.00 – 11.30



1. Masing-masing



mahasiswa



telah



dapat



2021



memprioritaskan diintervensinya



masalah



yang



akan



6



Sabtu, 20 November 2021



08.00 – 13.00



1. Membuat POA untuk intervensi masalah Gizi tsb



7



Senin, 22 November 2021



08.00-14.30



1. Masing-masing mahasiswa Mengidentifikasi 10 orang masyarakat yang mengalami masalah gizi 2. Membuat Pedoman Asuhan Gizi Terstandar dan Planning of Action (POA) untuk menanggulagi masalah gizi tsb



8



Selasa, 23 November 2021



08.00-14.30



1. Melakukan kunjungan rumah pada masing 10 orang masyarakat yang bermasalah gizi 2. Melakukan Asessment dan Diagnosis Gizi



9



Rabu, 24 November 2021



08.00-14.30



1. Membuat dan Mempersiapkan SAP untuk Intervensi masalah gizi tsb



10 Kamis, 25 November 2021



08.00 – 14.30



1. Melakukan implementasi dari Asuhan Gizi tsb berupa Intervensi langsung ke pasien yang bersangkutan 2. Melakukan Evaluasi kegiatan intervensi penanggulangan masalah gizi tsb



11 Jum’at, 26 November 2021



08.00 – 11.30



1. Melengkapi Dokumentasi kegiatan 2. Mempersiapkan laporan Manajemen, struktur dan tupoksi Dinkes dan Puskesmas 3. Menyerahkan laporan dan ucapan terima kasih kepada Dinas Kesehatan bahwasanya PBL telah selesai dilaksanakan



12 Sabtu, 27 November 2021



08.00 – 13.00 1.



Menyerahkan laporan dan ucapan terima kasih kepada Pimpinan, Tenaga Gizi dan seluruh staf Puskesmas bahwasanya PBL telah selesai dilaksanakan 2. Penyerahan laporan PBL



C. Hasil Pelaksanaan Kegiatan PBL 1. Ketenagaan di Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Datar dan UPT Puskesmas Sungai Tarab II Beserta Tugas Pokok dan Fungsi a. Ketenagaan, SOTK dan TUPOKSI Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Datar 1) Kepala Dinas Kepala Dinas mempunyai tugas memimpin dan mengatur penyelenggaraan urusan pengelolaan Dinas Kesehatan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan demi terwujudnya pengelolaan



dinas yang akuntabel untuk mendukung keberhasilan pembangunan daerah. Untuk menyelenggarakan tugas, Kepala Dinas mempunyai fungsi : a. Menyusun kebijakan teknis Dinas Kesehatan berdasarkan ketentuan peraturan



perundang-undangan



demi



terwujudnya



pengelolaan



kesehatan yang berdaya guna dan berhasil guna b. Merumuskan sasaran strategis berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan untuk pencapaian pengelolaan Dinas Kesehatan demi terwujudnya pengelolaan kesehatan yang akuntabel c. Merumuskan



program



kerja



berdasarkan



ketentuan



peraturan



perundang-undangan agar penyelenggaraan urusan Dinas Kesehatan dapat terukur secara tepat dan optimal d. Mengkoordinasikan penyelenggaraan urusan pengelolaan Dinas Kesehatan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan agar penyelenggaraan urusan dinas kesehatan dapat terukur secara tepat dan optimal e. Menyelenggarakan urusan pengelolaan Dinas Kesehatan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan demi terwujudnya kesehatan daerah f. Mengendalikan penyelenggaraan urusan pengelolaan Dinas Kesehatan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan agar tugastugas dapat dilaksanakan secara tepat guna dan tepat sasaran g. Membina aparatur dalam penyelenggaraan urusan pengelolaan Dinas Kesehatan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan guna mengetahui keberhasilan pelaksanaan tugas secara komprehensif h. Mengarahkan penyelenggaraan urusan pengelolaan Dinas Kesehatan berdasarkan



ketentuan



peraturan



perundang-undangan



demi



tercapainya pelaksanaan tugas yang tepat sasaran i. Mengevaluasi penyelenggaraan urusan pengelolaan Dinas Kesehatan berdasarkan



ketentuan



peraturan



perundang-undangan



guna



mengetahui keberhasilan pelaksanaan tugas secara komprehensif j. Melaporkan penyelenggaraan urusan pengelolaan Dinas Kesehatan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan sebagai bentuk akuntabilitas kinerja 2) Sekretariat



Sekretariat dipimpin oleh seorang Sekretaris Dinas yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Sekretaris Dinas Kesehatan mempunyai tugas pokok menyelenggarakan penyusunan program, pelaporan, pengelolaan keuangan serta urusan umum dan kepegawaian. Dalam



melaksanakan



tugas



pokoknya,



Sekretaris



Dinas



Kesehatan menyelenggarakan fungsi sebagai berikut : a. Penyusunan Rencana Kerja Sekretariat dan Rencana Kerja Dinas; b. Penyusunan Konsep Rencana Strategis Dinas; c. Penyusunan



Konsep



Kebijakan



Pemerintah



Daerah



dibidang



Kesehatan; d. Penyusunan Konsep Kebijakan Dinas untuk pengelolaan program dan pelaporan, keuangan, urusan umum dan kepegawaian; e. Pengorganisasian tugas dan kegiatan di lingkup Sekretariat; f. Pengorganisasian tugas dan program Sekretariat dengan bidang di lingkup Dinas; g. Penyelenggaraan pembinaan administrasi program dan pelaporan, keuangan serta administrasi urusan umum dan kepegawaian di lingkup Dinas; h. Pembinaan administrasi dan aparatur pada Sub Bagian Program dan Pelaporan, Sub Bagian Keuangan serta Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; i. Penyelenggaran penilaian kinerja di lingkupDinas; j. Penyelenggaraan pengawasan dan pengendalian, pemantauan dan evaluasi kegiatan Sekretariat; k. Pelaporan pelaksanaan tugas dan kegiatan di lingkup Sekretariat secara rutin dan berkala; l. Pelaporan pelaksanaan tugas dan program di lingkup Dinas secara rutin dan berkala; m. Pelaksanaan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan; Sekretariat terdiri dari Sub Bagian Program dan Pelaporan, Sub Bagian Keuangan serta Sub Bagian Umum dan Kepegawaian 1) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian Sub Bagian Umum dan Kepegawaian dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian yang berada di bawah



dan bertanggung jawab kepada Sekretaris Dinas. Kepala Sub  Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan umum dan pengelolaan administrasi kepegawaian. Dalam melaksanakan tugas pokoknya, Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian menyelenggarakan fungsi sebagai berikut a. Penyusunan rencana kerja Sub Bagian Program dan Pelaporan; b. Penyiapan aparatur, peralatan dan perlengkapan serta pendanaan untuk pelaksanaan kegiatan Sub Bagian Program dan Pelaporan; c. Pengkoordinasian tugas dan kegiatan Sub Bagian Program Informasi dan Humas dengan Sub Bagian lainnya di lingkup Sekretariat; d. Penyusunan bahan perumusan kebijakan Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; e. Pelaksanaan kegiatan urusan umum, pengelolaan administrasi kepegawaian dan administrasi perkantoran; f. Pelaksanaan



urusan



keperotokolan,



hubungan



masyarakat,



penyiapan rapat dinas dan pendokumentasian kegiatan Dinas; g. Pengelolaan kearsipan dan perpustakaan Dinas; h. Pelaksanaan urusan rumah tangga, ketertiban, keamanan dan kebersihan di lingkungan kerja; i. Pemeliharaan dan perawatan kendaraan Dinas, peralatan dan perlengkapan kantor dan asset lainnya; j. Penyiapan rencana kebutuhan, pengadaan sarana dan prasarana, pengurusan, penyimpanan, pendistribusian dan inventarisasi barang inventaris Dinas; k. Pengumpulan, pengelolaan, pemutahiran dan penyimpanan data dan kartu kepegawaian di lingkunganDinas; l. Penyiapan data dan dokumen administrasi kepegawaian sebagai bahan pembinaan untuk peningkatan kapasitas dan kinerja aparatur, penjabaran



standar



kompetensi,



kenaikan



pangkat,



daftar



penilaianpekerjaan, daftar urut kepangkatan, sumpah/janjipegawai, gaji berkala, pendidikan/pelatihan kepemimpinan, teknis dan fungsional, ujian dinas dan peningkatan kesejahteraan pegawai; m. Penyiapan pelaksanaan peningkatan kapasitas dan kompetensi aparatur melalui pendidikan dan pelatihan, ujian dinas, kenaikan



pangkat, dan promosi jabatan, penilaian kerja dan penjabaran disiplin pegawai; n. Pelaksanaan penyiapan administrasi dan pengusulan pegawai yang akan pensiun, serta pemberian penghargaan kepada aparatur yang berprestasi; o. Pelaporan perkembangan dan kondisi aparatur, peralatan dan dan perlengkapan,



rumah



tangga,



keprotokolan



dan



hubungan



masyarakat, ketata usahaan dan ketatalaksanaan, arsip dan perpustakaan Dinas secara rutin dan berkala; p. Pelaporan pelaksanaan tugas dan kegiatan di lingkup Sub Bagian Umum dan Kepegawaian secara rutin dan berkala; q. Pelaksanaan pengawasan dan evaluasi kegiatan Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; dan r. Pelaksanaan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan. 2) Sub BagianKeuangan Sub Bagian Keuangan dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian Keuangan  yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris Dinas. Kepala Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas pokok melaksanakan pengelolaan administrasi keuangan. Dalam melaksanakan tugas pokoknya, Kepala Sub Bagian Keuangan menyelenggarakan fungsi sebagai berikut: a. Penyusunan rencana kerja Sub Bagian Keuangan; b. Penyiapanaparatur, peralatan dan perlengkapan serta pendanaan untuk pelaksanaan kegiatan Sub Bagian Keuangan c. Pengkoordinasian tugas dan kegiatan Sub Bagian Keuangan dengan Sub Bagian lainnya di lingkup Sekretariat; d. Penyusunan rencana kegiatan pengelolaan administrasi keuangan Dinas; e. Penyusunan bahan perumusan kebijakan Sub Bagian Keuangan; f. Penghimpunan dan pengolahan rencana anggaran sekretariat dan bidang sebagai bahan penyusunan rencana anggaran Dinas; g. Pelaksanaan kegiatan perbendaharaan, verifikasi dan pembukuan keuangan anggaran belanja langsung dan belanja tidak langsung Dinas;



h. Pelaksanaan pengelolaan dokumen kontrak kerja dengan pihak ketiga i. Penyusunan laporan keuangan secara rutin maupun berkala untuk Dinas; j. Penyusunan 



pelaporan



perkiraan



capaian



target



realisasi



keuanganDinas; k. Pelaporan pelaksanaan tugas dan kegiatan di lingkup Sub Bagian Keuangan secara rutin dan berkala; l. Pelaksanaan pengawasan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan Sub Bagian Keuangan; m. Pelaksanaan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan; 3) Sub Bagian Program Informasi dan Humas Sub Bagian Program Informasi dan Humas di pimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian Program Informasi dan Humas yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris Dinas. Kepala Sub Bagian Program Informasi dan Humas mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan perencanaan program dan pelaporan kegiatan dinas. Dalam melaksanakan tugas pokoknya, Kepala Sub Bagian Program Informasi dan Humas menyelenggarakan fungsi sebagai berikut: a. Penyusunan rencana kerja Sub Bagian Program dan Pelaporan; b. Penyiapan aparatur, peralatan dan perlengkapan serta pendanaan untuk pelaksanaan kegiatan Sub Bagian Program dan Pelaporan; c. Pengkoordinasian tugas dan kegiatan Sub Bagian Program Informasi dan Humas dengan Sub Bagian lainnya di  lingkup Sekretariat; d. Penghimpunan, pengolahan dan penyiapan bahan penyusunan konsep rencana strategis Dinas; e. Penghimpunan, pengolahan dan penyiapan rencana program kerja dan kegiatan sekretariat dan bidang sebagai bahan penyusunan konsep rencana program kerja dan kegiatan tahunan Dinas; f. Penghimpunan dan pengolahan konsep kebijakan teknis masingmasing bidang sebagai bahan penyusunan konsep kebijakan Pemerintah Daerah di bidang kesehatan;



g. Penyusunan Kebijakan Umum Anggaran (KUA) dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (PPAS) Dinas; h. Pelaksanaan kompilasi hasil penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) masing-masing bidang; i. Penyusunan Rencana Kerja Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (RKA-SKPD) serta Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA-SKPD); j. Pengumpulan, pengolahan dan penyusunan data pelaksanaan program dan kegiatan tahunan Dinas; k. Penyusunan laporan capaian kinerja dan ikhtiar realisasi kinerja Dinas; l. Pelaporan pelaksanaan tugas dan kegiatan di lingkup Sub Bagian Program Informasi dan Humas secara rutin dan berkala; m. Pelaksanaan pengawasan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan Sub Bagian Program dan Pelaporan; n. Pelaksanaan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan 3) Bidang Sumber Daya Kesehatan Bidang Sumber Daya Kesehatan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Kepala Sumber Daya Kesehatan mempunyai tugas pokok melaksanakan



penyiapan



perumusan



dan



pelaksanaan



kebijakan



operasional, koordinasi, advokasi, bimbingan teknis, sosialisasi, fasilitasi serta pemantauan, evaluasi dan pelaporan Sumber Daya Kesehatan. Dalam melaksanakan tugas pokoknya, Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan menyelenggarakan fungsi sebagai berikut : a. Penyiapan perumusan kebijakan operasional Bidang Sumber Daya Kesehatan; b. Penyiapan pelaksanaan kebijakan operasional Bidang Sumber Daya Kesehatan; c. Penyiapan koordinasi, advokasi, sosialisasi, bimbingan dan fasilitasi teknis Bidang Sumber Daya Kesehatan; dan d. Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan Bidang Sumber Daya Kesehatan.



Bidang Sumber Daya Kesehatan terdiri dari Seksi Kefarmasian, Seksi Sumber Daya Manusia Kesehatan dan SIKdan Seksi Sarana Prasarana dan Alat Kesehatan. 1) Seksi Kefarmasian Seksi Kefarmasian dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang PelayananKesehatan. Kepala Seksi Kefarmasian mempunyai tugas pokok  melaksanakan penyiapan bahan penyusunan rencana dan program, melaksanakan kebijakan teknis di bidang Kefarmasian dan Makan Minuman. Dalam



melaksanakan



tugas



pokoknya,



Kepala



Seksi



Kefarmasian menyelenggarakan fungsi sebagai berikut : a. Penyiapan bahan penyusunan kebijakan, perencanaan program kegiatan Kefarmasian dan Makan Minuman; b. Penyiapan bahan bimbingan teknis dan fasilitasi kegiatan Kefarmasian dan Makan Minuman; c. Penyiapan bahan advokasi, sosialisai dan koordinasi kegiatan Kefarmasian dan Makan Minuman; d. Penyiapan bahan penyusunan pedoman kegiatan Kefarmasian dan Makan Minuman; dan e. Penyiapan bahan pemantauan, evaluasi dan pelaporan kegiatan Kefarmasian dan Makan Minuman. 2) Seksi Sumber Daya Manusia Kesehatan dan SIK Seksi Sumber Daya Manusia Kesehatan dan SIK dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan. Kepala Seksi Sumber Daya Manusia Kesehatan dan SIKtugas pokok  melaksanakan penyiapan bahan penyusunan rencana dan program, melaksanakan kebijakan teknis di bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia Kesehatan. Dalam melaksanakan tugas pokoknya, Kepala Seksi Sumber Daya Manusia Kesehatan dan SIKmenyelenggarakan fungsi sebagai berikut :



a. Penyiapan rencana kerja sub bidang pendidikan dan pelatihan penjenjangan dasar; b. Penyiapan bahan penyusunan kebijakan, perencanaan program kegiatan Pengembangan dan pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan dan Litbangkes; c. Penyiapan



bahan



bimbingan



teknis



dan



fasilitasi



kegiatanPengembangan dan pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan dan Litbangkes; d. Penyiapan bahan advokasi, sosialisai dan koordinasi kegiatan Pengembangan



dan



pemberdayaan



Sumber



Daya



Manusia



Kesehatan dan Litbangkes; e. Penyiapan bahan penyusunan pedoman kegiatan Pengembangan dan pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan dan Litbangkes; dan f. Penyiapan bahan pemantauan, evaluasi dan pelaporan kegiatan Pengembangan



dan



pemberdayaan



Sumber



Daya



Manusia



Kesehatan dan Litbangkes. 3) Seksi Sarana Prasarana dan Alat Kesehatan Seksi Sarana Prasarana dan Alat Kesehatan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan. Kepala



Seksi



Sarana



Prasarana



dan



Alat



Kesehatan



mempunyai tugas pokok menyiapkan bahan perumusan kebijakan ,koordinasi, advokasi, fasilitasi dan bimbingan, pengendalian serta sosialisasi kegiatan Sarana Prasarana dan Alat Kesehatan. Dalam  melaksanakan tugas pokoknya, Kepala Seksi Sarana Prasarana dan Alat Kesehatan menyelenggarakan fungsi sebagai berikut: a. Penyiapan bahan penyusunan kebijakan, perencanaan program kegiatan Sarana Prasarana dan Alat Kesehatan; b. Penyiapan bahan bimbingan teknis dan fasilitasi kegiatan SaranaPrasarana dan Alat Kesehatan; c. Penyiapan bahan advokasi, sosialisasi dan koordinasi kegiatan Sarana Prasarana dan Alat Kesehatan;



d. Penyiapan bahan penyusunan pedoman kegiatan Sarana Prasarana dan Alat Kesehatan; dan e. Penyiapan bahan pemantauan, evaluasi dan pelaporan kegiatan Sarana Prasarana  dan Alat Kesehatan. 4) Bidang Pelayanan Kesehatan Bidang Pelayanan Kesehatan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas; Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan mempunyai tugas pokok melaksanakan



penyiapan



perumusan



dan



pelaksanaan



kebijakan



operasional, koordinasi, advokasi, bimbingan teknis, sosialisasi, pasilitasi serta pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelayanan kesehatan primer, kesehatan rujukan, kefarmasian dan makanan minuman. Dalam melaksanakan tugas pokoknya, Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan menyelenggarakan fungsi sebagai berikut : a. Penyiapan perumusan kebijakan operasional Bidang Pelayanan Kesehatan; b. Penyiapan pelaksanaan kebijakan operasional Bidang Pelayanan Kesehatan; c. Penyiapan koordinasi, advokasi, sosialisasi, bimbingan dan fasilitasi teknis Bidang Pelayanan Kesehatan; dan d. Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan Bidang Pelayanan Kesehatan. Bidang Pelayanan Kesehatan terdiri dari Seksi Pelayanan Kesehatan Primer, Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan dan Seksi Pelayanan KesehatanTradisional 1) Seksi Pelayanan Kesehatan Primer Seksi Pelayanan Kesehatan Primer dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan. Kepala Seksi Pelayanan Kesehatan Primer mempunyai tugas pokok melaksanakan penyiapan bahan penyusunan rencana dan program, melaksanakan kebijakan teknis di bidang Pelayanan Kesehatan Primer. Dalam melaksanakan tugas pokoknya, Kepala Seksi Pelayanan Kesehatan Primer menyelenggarakan fungsi sebagai berikut :



a. Penyiapan bahan penyusunan kebijakan, perencanaan program kegiatan Pelayanan Kesehatan Primer b. Penyiapan bahan bimbingan teknis dan fasilitasi kegiatan Pelayanan Kesehatan Primer c. Penyiapan bahan advokasi, sosialisai dan koordinasi kegiatan Pelayanan Kesehatan Primer d. Penyiapan



bahan



penyusunan



pedoman



kegiatan



kegiatan



Pelayanan Kesehatan Primer e. Penyiapan bahan pemantauan, evaluasi dan pelaporan kegiatan Pelayanan Kesehatan Primer 2) Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan  dan Penunjang Pelayanan Kesehatan Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan dan Penunjang Pelayanan Kesehatan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan. Kepala Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan dan Penunjang Pelayanan



Kesehatan



mempunyai



tugas



pokok



melaksanakan



penyiapan bahan penyusunan rencana dan program, melaksanakan kebijakan teknis di bidang Kesehatan Rujukan dan Penunjang Pelayanan Kesehatan. Dalam melaksanakan tugas pokoknya, Kepala Seksi Pelayanan Kesehatan



Rujukan



dan



Penunjang



Pelayanan



Kesehatan



menyelenggarakan fungsi sebagai berikut : a. Penyiapan bahan penyusunan kebijakan, perencanaan program kegiatan Pelayanan Kesehatan Rujukan dan Penunjang Pelayanan Kesehatan; b. Penyiapan bahan bimbingan teknis dan fasilitasi kegiatan Pelayanan



Kesehatan



Rujukan



dan



Penunjang



Pelayanan



Kesehatan; c. Penyiapan bahan advokasi, sosialisai dan koordinasi kegiatan Pelayanan



Kesehatan



Rujukan



dan



Penunjang



Pelayanan



Kesehatan; d. Penyiapan bahan penyusunan pedoman kegiatan Pelayanan Kesehatan Rujukan dan Penunjang Pelayanan Kesehatan; dan



e. Penyiapan bahan pemantauan, evaluasi dan pelaporan kegiatan Pelayanan



Kesehatan



Rujukan



dan



Penunjang



Pelayanan



Kesehatan. 3) Seksi Pelayanan Kesehatan Tradisional Seksi Pelayanan Kesehatan Tradisional dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan. Kepala Seksi Pelayanan Kesehatan Tradisional mempunyai tugas pokok melaksanakan penyiapan bahan penyusunan rencana dan program, melaksanakan kebijakan teknis di bidang Pelayanan Kesehatan Tradisional. Dalam melaksanakan tugas pokoknya, Kepala Seksi Pelayanan Kesehatan Tradisional menyelenggarakan fungsi sebagai berikut : a. Penyiapan bahan penyusunan kebijakan, perencanaan program kegiatan Pelayanan Kesehatan Tradisional b. Penyiapan bahan bimbingan teknis dan fasilitasi kegiatan Pelayanan Kesehatan Tradisional c. Penyiapan bahan advokasi, sosialisai dan koordinasi kegiatan Pelayanan Kesehatan Tradisional d. Penyiapan



bahan



penyusunan



pedoman



kegiatan



kegiatan



Pelayanan Kesehatan Tradisional e. Penyiapan bahan pemantauan, evaluasi dan pelaporan kegiatan Pelayanan Kesehatan Tradisional 5) Bidang Kesehatan Masyarakat Bidang Kesehatan Masyarakat di pimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Dalam melaksanakan tugas pokoknya,Kepala Bidang Kesehatan masyarakat menyelenggarakan fungsi sebagai berikut : a. Penyiapan perumusan kebijakan operasional bidang kesehatan masyarakat ; b. Penyiapan pelaksanaan kebijakan operasional bidang kesehatan masyarakat ; c. Penyiapan masyarakat;



bimbingan



dan



fasilitasiteknis



bidang



kesehatan



d. Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan bidang kesehatan masyarakat. Bidang Kesehatan Masyarakat terdiri dari Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat, Seksi Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat dan Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olahraga, Kesehatan Kerja dan Olahraga 1) Seksi Kesehatan keluarga dan Seksi Kesehatan keluarga dan Gizi Masyarakat dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat. Dalam melaksanakan tugas pokoknya, Kepala Seksi Kesehatan keluarga dan Gizi Masyarakat menyelenggarakan fungsi, sebagai berikut : a. Perumusan bahan kebijakan dan perencanaan program kegiatan kesehatan keluarga dan gizi masyarakat; b. Penyiapan bahan bimbingan teknis dan fasilitasi kegiatan kesehatan keluarga dan gizi masyarakat; c. Penyiapan bahan advokasi dan koordinasi kegiatan kesehatan keluarga dan gizi masyarakat; d. Penyiapan bahan penyusunan pedoman kegiatan kesehatan keluarga dan gizi masyarakat; dan e. Penyiapan bahan pemantauan,evaluasi dan pelaporan kegiatan kesehatan keluarga dan gizi masyarakat. 2) Seksi Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat Seksi Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat. Dalam melaksanakan tugas pokoknya, Kepala Seksi Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat menyelenggarakan fungsi sebagai berikut : a. Penyiapan bahan penyusunan kebijakan, perencanaan program kegiatan promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat; b. Penyiapan bahan bimbingan teknis dan fasilitasi promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat; c. Penyiapan bahan advokasi dan koordinasi promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat;



d. Penyiapan bahan penyusunan pedoman kegiatan promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat; e. Penyiapan bahan bimbingan teknis dan fasilitasi kegiatan promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat 3) Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olahraga Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olahraga dipimpin seorang Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat. Kepala Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olahraga mempunyai tugas pokok melaksanakan penyiapan bahan penyusunan rencana dan program, melaksanakan kebijakan teknis dibidang Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olahraga. Dalam  melaksanakan tugas pokoknya, kepala Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olahraga menyelenggarakan fungsi  sebagai berikut : a. Penyiapan bahan penyusunan kebijakan, perencanaan program    kegiatan Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olahraga dan hygiene sanitasi pangan; b. Penyiapan bahan bimbingan teknis dan    fasilitasi kegiatan Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olahraga dan hygiene sanitasi pangan; c. Penyiapan bahan advokasi, sosialisai dan koordinasi kegiatan Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olahraga dan hygiene sanitasi pangan; d. Penyiapan



bahan



penyusunan



pedoman



kegiatan



kegiatan



Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olahraga dan hygiene sanitasi pangan; dan e. Penyiapan bahan pemantauan, evaluasi dan pelaporan kegiatan Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olahraga dan hygiene sanitasi pangan. 6) Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas;



Kepala



Bidang



Pencegahan



dan



Pengendalian



Penyakit



mempunyai tugas pokok melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi/advokasi, bimbingan teknis, fasilitasi, dan laporan kegiatan pencegahan dan pengendalian penyakit. Dalam



melaksanakan



tugas



pokoknya,



Kepala



Bidang



Pencegahan dan Pengendalian Penyakit menyelenggarakan fungsi sebagai berikut : a. Penyiapan perumusan kebijakan operasional Bidang Pencegahan, Pengendalian Penyakit dan Kesehatan Lingkungan; b. Penyiapan pelaksanaan kebijakan operasional Bidang Pencegahan, Pengendalian Penyakit dan Kesehatan Lingkungan; c. Penyiapan koordinasi, advokasi, sosialisasi, bimbingan dan fasilitasi teknis Bidang Pencegahan, Pengendalian Penyakit dan Kesehatan Lingkungan; dan d. Pemantauan,



evaluasi,



dan



pelaporan



Bidang



Pencegahan,



Pengendalian Penyakit dan Kesehatan. Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit terdiri dari Seksi Surveilans dan Imunisasi, Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Menular dan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit tidak Menular dan Kesehatan Jiwa 1) Seksi Surveilans dan Imunisasi Seksi Surveilans dan Imunisasi dipimpin seorang Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit. Kepala Seksi Surveilans dan Imunisasi mempunyai tugas pokok melaksanakan penyiapan bahan penyusunan rencana dan program, melaksanakan kebijakan teknis dibidang pengamatan penyakit dan penanggulangan bencana. Dalam  melaksanakan tugas pokoknya, Kepala Surveilans Epidemiologi, Imunisasi dan Kesehatan Bencana menyelenggarakan  fungsi  sebagai berikut : a. Penyiapan bahan penyusunan kebijakan, perencanaan  program  kegiatan



surveilan



KLB/Kesehatan



penyakit,



Bencana,



imunisasi,



Surveilan



penanggulangan



Kesehatan



Haji



dan



Kecelakaan, Kesehatan  Matra dan Karantina Kesehatan (Penyakit  Infeksi Emerging ); b. Penyiapan bahan bimbingan teknis dan fasilitasi kegiatan surveilan penyakit, imunisasi, penanggulangan  KLB /Kesehatan Bencana, Surveilan Kesehatan Haji dan Kecelakaan, Kesehatan Matra dan Karantina Kesehatan( Penyakit Infeksi Emerging); c. Penyiapan bahan advokasi, sosialisai dan koordinasi kegiatan surveilan penyakit, imunisasi, penanggulangan KLB/Kesehatan Bencana, Surveilan Kesehatan Haji dan Kecelakaan, Kesehatan Matra dan Karantina Kesehatan( Penyakit Infeksi  Emerging); d. Penyiapan bahan penyusunan pedoman kegiatan kegiatan surveilan penyakit, imunisasi, penanggulangan KLB/Kesehatan Bencana, Surveilan Kesehatan Haji dan Kecelakaan, Kesehatan Matra dan Karantina Kesehatan( Penyakit Infeksi Emerging); dan e. Penyiapan bahan pemantauan, evaluasi dan pelaporan kegiatan surveilan   penyakit, imunisasi, penanggulangan KLB/Kesehatan  Bencana, Surveilan Kesehatan Haji dan Kecelakaan, Kesehatan Matra dan Karantina Kesehatan( Penyakit Infeksi  Emerging); f. Penyiapan logistic untuk kegiatan surveilan penyakit, imunisasi, penanggulangan KLB/Kesehatan Bencana, Surveilan Kesehatan Haji dan Kecelakaan, Kesehatan Matra dan Karantina Kesehatan ( Penyakit Infeksi Emerging). 2) Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular dipimpin seorang Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Pencegahan, Pengendalian Penyakit menular. Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian  Penyakit  menular mempunyai  tugas pokok melaksanakan penyiapan bahan penyusunan  rencana dan program, melaksanakan kebijakan teknis dibidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit menular. Dalam



melaksanakan



tugas



pokoknya,



Kepala



Seksi



Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular menyelenggarakan  fungsi sebagai berikut :



a. Penyiapan bahan penyusunan kebijakan, perencanaan program kegiatan pencegahan dan pengendalian penyakit; b. Penyiapan bahan bimbingan teknis dan fasilitasi kegiatan pencegahan dan pengendalian penyakit; c. Penyiapan bahan advokasi, sosialisai dan koordinasi kegiatan pencegahan dan pengendalian penyakit; d. Penyiapan bahan penyusunan pedoman kegiatan pencegahan dan pengendalian penyakit; dan e. Penyiapan bahan pemantauan, evaluasi dan pelaporan kegiatan pencegahan dan pengendalian penyakit. 3) Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa dipimpin seorang Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Pencegahan, Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa. Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian  Penyakit  Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa mempunyai  tugas pokok melaksanakan penyiapan bahan penyusunan  rencana dan program, melaksanakan kebijakan teknis dibidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa. Dalam



melaksanakan



tugas



pokoknya,



Kepala



Seksi



Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa menyelenggarakan  fungsi sebagai berikut : a. Penyiapan bahan penyusunan kebijakan, perencanaan program kegiatan pencegahan dan pengendalian penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa; b. Penyiapan bahan bimbingan teknis dan fasilitasi kegiatan pencegahan dan pengendalian penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa; c. Penyiapan bahan advokasi, sosialisai dan koordinasi kegiatan pencegahan dan pengendalian penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa; d. Penyiapan bahan penyusunan pedoman kegiatan pencegahan dan pengendalian penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa; dan



e. Penyiapan bahan pemantauan, evaluasi dan pelaporan kegiatan pencegahan dan pengendalian penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa. b. Ketenagaan, SOTK dan TUPOKSI UPT Puskesmas Sungai Tarab II 1) Daftar Nama Pegawai UPT Puskesmas Sungai Tarab II Sesuai Dengan DUK Tahun 2021. UPT Puskesmas Sungai Tarab II memiliki petugas tenaga kesehatan yang terdiri dari tenaga medis, para medis. Tabel 2.4 Nama Pegawai UPT Puskesmas Sungai Tarab II NO 1. 2.



NAMA PETUGAS RICHA ANGGRAINI S.Farm.Apt HASLINDA SKM



NIP 198212072007012007 197607072003122005



Gol III.d III.c



JABATAN Kepala UPT Puskesmas Kepala TU Puskesmas



3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26.



drg UPI HARZANTI S.KG dr ULFAHMI FEBRI DELVITA A.Md.Keb NINA YUSTISI AMF NURAIDA AMK YETNAWATI Amak. YULIANTI SKM SILFITA YOSI A.Md.Keb ANA MUSTIKA A.Md.Keb RINI AFNIZA S.ST FATIMAH HANIM AMS DEWI FITRIA AMKG PRIMADONA A.Md.Keb SAFLINA Amk FATMI YANTI A.Md.Keb KHAIRIL SYAH SRI WAHYUNI Amd.RM ROSI PIRGOLINA Amd.Keb SHINTYA DEWI Amd.Keb SRI LUSIANA Amd.Keb FITRI Amd.Keb WIWIK KRISMIATI HIDAYATUL AMRI, Amd. KL MONA IRAWAN, SE



197508032006042010 199206032019022004 196902041990012001 196902071992032001 196702021988032004 197407202002122004 197807111999032001 197509132002122002 198303212006042019 198304042006042018 196411101987032004 197811212006042011 197705112005012004 197703062006042016 197705012006042015 196708032006041009 198506082010012032 198507142017042010 198805282017042008 198805232017042006 198307132017042004 -



IV.b III.b III.d III.d III.d III.d III.c III.c III.c III.c III.c III.b III.b III.b III.a II.d II.d II.c II.c II.c II.c -



Dokter Gigi Dokter Umum Bidan Asisten Apoteker Perawat Pranata Labkes Perawat Gigi Bidan Bidan Nutrisionis Sanitarian Perawat Gigi Bidan Perawat Bidan Pengadministrasi Umum Perekam Medis Bidan Desa Bidan Desa Bidan Desa Bidan desa K3 Pelaksana Kesling Pengelola Keuangan



2) Uraian Tugas Dan Tanggung Jawab Untuk Tenaga UPT Puskesmas Sungai Tarab II 1.



Tugas Pokok dan Fungsi Kepala Puskesmas 1) Melaksanakan fungsi-fungsi manajemen dan bimbingan



2) Mengadakan koordinasi di tingkat kecamatan 3) Sebagai penggerak pembangunan kesehatan di tingkat kecamatan 4) Mengkoordinir dan bertanggung jawab terhadap semua kegiatan puskesmas 2.



Tugas Pokok Dan Fungsi Kepala Tata Usaha/Kepegawaian 1) Merencanakan dan mengevaluasi kegiatan di unit TU 2) Mengkoordinir dan berperan aktif terhadap kegiatan di unit TU 3) Membuat laopran kepegawaian (absensi, DUK< bezeting, lap tahunan) 4) Mengetik DP3 yang sudah di isi dan di nilai oleh atasan langsung 5) Mendata dan mengarsipkan file pegawai 6) Mengusulkan cuti dan kenaikan pangkat pegawai 7) Merekap absensi pegawai 8) Membuat perencanaan untuk pengembangan kualitas SDM staf Puskesmas 9) Menyusun daftar pembagian tugas untuk staf puskesmas dengan persetujuan kepala puskesmas



3.



Tugas Pokok Dan Fungsi Bendahara 1) Menerima dan membukukan dalam Buku Kas Umum Penerimaan. 2) Mencatat dan membukukan dalam buku Kas Umum semua pengeluaran Puskesmas. 3) Membuat laporan keuangan penerimaan pengembalian setoran dan pengeluran Puskesmas serta SPJ dan pendukung lainnya. 4) Membantu Kepala Puskesmas dalam membuat perencanaan penggunaan dana Puskesmas. 5) Membantu Kepala Puskesmas dalam membuat laporan keuangan Puskesmas. 6) Mengarsipkan SPJ BPJS (Jasa Pelayanan dan Jasa Sarana).



4.



Tugas Pokok Dan Fungsi Bendahara Barang 1) Menerima dan mencatat barang-barang/alat medis dan non medis yang dikirim ke Puskesmas. 2) Melaksanakan pencatatan keluar masuknya barang pada buku inventaris barang/alat medis dan non medis. 3) Membuat laporan inventaris barang/alat medis dan non medis.



4) Memonitor



penggunaan



barang/alat



dan



melaporkan



kondisi/keadaan alat tersebut. 5) Membuat RKBU (Rencana Kebutuhan Buku Unit). 6) Membuat Kartu Inventrais Ruang (KIR) dan memasangnya disetiap ruangan. 5.



Tugas Pokok Koordinator UKM 1) Mengkoordinir



dan



bertanggungjawab



dalam



penyusunan



perencanaan dan evaluasi kegiatan di unit P2M, Promkes, KIA/KB, Gizi, dan Kesling 2) Mengkoordinir dan berperan aktif terhadap kegiatan di unitnya 6.



Tugas Pokok Koordinator unit pencegahan dan pemberantasana penyakit (P2M) 1) Menyusun perencanaan dan evaluasi kegiatan di unit P2M 2) Mengkoordinir dan berperan aktif terhadap kegiatan diunitnya 3) Ikut secara aktif mencegah dan mengawasi terjadinya peningkatan kasus penyakit menular serta menindak lanjuti terjadi KLB



7.



Tugas Pokok Pemegang Program Surveilans 1) Berperan aktif secara dini melakukan pengamatan terhadap penderita , kesling, perilaku masyarakat dan perubahan kondisi 2) Analisis tentang KLB 3) Penyuluhan kesehtan secara intensif 4) Pencatatan dan pelaporan



8.



Tugas Pokok Pemegang Program P2 Imunisasi 1) Bertanggung jawab dan mengkoordinir kegiatan pelaksanaan imunisasi polio, campak, HB, BCG, DPT, pada bayi di tempat pelayanan kesehatan (puskesmas, posyandu, dan pustu) 2) Pelakasanaan imunisasi TT ibu hamil dan WUS di tempat pelayanan kesehatan 3) Penyuluhan imunisasi dan follow up ke rumah target yang tidak datang ketempat pelayanan kesehatan 4) Pelaksanaan BIAS di setiap SD oleh tim puskesmas 5) Pengambilan vaksin ke dinkes kota 6) Sterilisasi alat dan pemeliharaan coldchain di puskesmas 7) Merencanakan persediaan dan kebutuhan vaksin secara teratur 8) Monitoring/evaluasi PWS



9.



Tugas Pokok pemegang program P2 Diare 1) Penyuluhan untuk masyarakat hidup bersih dan sehat 2) Surveillans yaitu mengurangi dan menghindari kontak untuk mencegah penyebaran kasus 3) Penemuan dan pengobatan penderita diare di dalam maupun diluar gedung 4) Aktif dalam penyelidikan KLB/peningkatan kasus 5) Pencatatan dan pelaporan



10. Tugas Pokok pemegang program P2 DBD 1) Pemberantasan vektor melalui PSM 2) Penemuan dan pengobatan penderita 3) Pencatatan dan pelaporan 4) Melaksanakan penyelidikan epidemiologi DBD 11. Tugas Pokok Pemegang Program TBC 1) Penyuluhan tentang TBC serta kunjungan dan follow up ke rumah pasien 2) Pencatatan dan pelaporan kasus 3) Penemuan secara dini pendereita TBC 4) Pengobatan penderita secara lengkap 5) Koordinasi dengan petugas laboratorium terhadap penderita TBC untuk mencari BTA + 12. Tugas Pokok pemegang program P2 ISPA 1) Penyuluhan tentang ISPA 2) Penemuan secara dini penderita ISPA 3) Pengobatan penderita secara lengkap 4) Pencatatan dan pelaporan kasus 13. Tugas Pokok pemegang program PMS-AIDS 1) Penyuluhan tentang PMS dan AIDS 2) Penemuan secara dini penderita 3) Pengobatan penderita yang menderita maupun yang dicurigai 14. Tugas Pokok pemegang program P2 Malaria 1) Penyuluhan tentang malaria 2) Pemberantasan nyamuk Anoples 3) Penemuan secara dini penderita 4) Pengobatan penderita yang menderita maupun yang dicurigai



15. Tugas Pokok pemegang program P2 Kusta 1) Penyuluhan tentang kusta 2) Penemuan penderita penderrita kusta dengan pemeriksaan kontak, pemeriksaan anak sekolah dengan case survey 3) Memberikan pengobatan yang cepat sesuai dengan diagnosa dan klasifikasinya 4) Melakukan



pencegahan



cacat



dengan,



mengawasi



dan



mengevaluasi pengobatan 5) Pencatatan dan pelaporan 16. Tugas Pokok Pemegang program P2 Rabies 1) Membuat perencanaan kegiatan P2 Kusta bersama petugas lintas program terkait. 2) Pencatatan pasien yang digigit HPR 3) Pemberian vaksin anti rabies (VAR) bagi pasien digigit anjing 4) Pencatatan pemakaian VAR 5) Pembuatan laporan pasien dan vaksin 17. Tugas Pokok pemegang program promosi kesehatan 1) Mengkoordinir dan bertanggung jawab terhadap semua kegiatan promosi kesehatan diwilayah kerja puskesmas 2) Perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi kegiatan promosi dilakukan bersama-sama dengan koordinir program terkait 3) Kegiatan dalam gedung: a) Penyuluhan langsung kepada perorangan maupun kelompok penderita di puskesmas/pustu b) Penyuluhan tidak langsung melalui media poster. 4) Kegiatan diluar gedung: a) Penyuluhan melalui media massa, pemutaran film, siaran keliling b) Penyuluhan kelompok melalui posyandu dan sekolah 5) Koordinator PHBS, serta pencatatan dan pelaporan 18. Tugas Pokok Koordinator Unit KIA, GIZI, KB 1) Menyusun perencanaan dan evaluasi kegiatan di unit KIA, KB, Gizi, Kes Anak, Kes Remaja 2) Mengkoordinir dan berperan aktif terhadap kegiatan di unitnya 19. Tugas Pokok pemegang kesehatan Ibu



1) Pemeliharaan kesehatan ibu dari hamil, melahirkan dan menyusui, serta bayi, anak balita, dan anak pra sekolah sampai usia lanjut 2) Imunisasi TT 2 kali pada bumil dan imunisasi pada bayi berupa BCG, DPT, Polio, dan HB sebanyak 3X serta campak sebanyak 1X 3) Penyuluhan kesehatan melalui berbagai aspek dalam mencapai tujuan program KIA, Gizi, dan perkembangan anak 4) Pelayanan KB kepada semua PUS dengan perhatian khusus kepada mereka yang melahirkan anak berkali-kali karena termasuk golongan ibu beresiko tinggi 5) Pengobatan bagi ibu untuk jenis penyakit ringan 6) Kunjungan rumah untuk perkesmas bagi yang memerlukan pemeliharaan, memberi penerangan dan pendidikan kesehatan dan untuk



mengadakan



pemantauan



pada



mereka



yang



lalai



mengunjungi puskesmas serta meminta agar mereka datang ke puskesmas lagi 7) Pembinaaan dukun bayi 20. Tugas Pokok pemegang program kesehatan anak 1) Pengawasan



dan



pembinaan



kepada



taman



kanak-kanak



pengobatan bagi bayi, anak balita dan anak pra sekolah untuk jenis penyakit ringan 2) Pemantauan / pelaksanaan DDTK pada bayi, anak balita, dan anak pra sekolah 3) Membuat laporan MTBS 21. Tugas Pokok pemegang program KB 1) Komunikasi informasi dan edukasi (KIE) 2)  Pelayanan kontrasepsi 3) Pembinaan dan pengayoman medis kontrasepsi peserta KB 4) Pelayanan rujukan KB 5) Pencatatan dan pelaporan 22. Tugas Pokok Pemegang Program Gizi 1) Upaya perbaikan gizi keluarga 2) Penanggulangan anemia zat besi 3) Penanggulangan GAKI 4) Penanggulangan defisiensi vit A 5) Penanggulangan masalah gizi buruk



6) Pengembangan pojok gizi 23. Tugas Pokok Pemegang Program Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olahraga 1) Menyususn perencanaan dan evaluasi diunit kesling 2) Penyehatan air bersih 3) Penyehatan pembuangan sampah 4) Penyehatan lingkungan pemungkiman 5) Penyehatan pembuangan air limbah 6) Penyehatan makanan dan minuman 7) Pengawasan sanitasi dan tempat-tempat umum 8) Pengawasan tempat pengolahan pestisida 9) Pembakaran sampah medis 10) Pencatatan dan pelaporan 24. Tugas Pokok koordinator UKP 1) Menyusun perencanaan dan evaluasi kegiatan di unit pengobatan 2) Mengkoordinir dan berperan aktif terhadap kegiatan di unitnya 25. Tugas Pokok koordinator upaya kesehatan pengembangan 1) Menyususn perencanaan dan evaluasi kegiatan di unit UKK, Usila, UKS/UKGS, Kesorga, Batra, Kes Gigi Mulut, Kesjiwa, Mata dan perkesmas 2) Mengkoordinir dan berperan aktif terhadap kegiatan di unitnya 26. Tugas Pokok pemegang program usia lanjut 1) Pendataan usila 2) Kegiatan promotif dengan penyuluhan gizi, kesehatan dimasa tua, agama ke masyarakat dan kelompok usila 3) Kegiatan preventif dengan pemeriksaan kegiatan berkala 4) Pengobatan melalui pelayanan kesehatan dasar dan rujukan, pemulihan untuk mengembalikan fungsi organ yang telah menurun 5) Pencatatan dan pelaporan 27. Tugas Pokok pemegang program UKS/UKGS 1) Inventaris jumlah sekolah, jumlah murid dan sasaran UKS 2) Melaksanakan program UKS melalui pendidikan dan pelayanan kesehatan 3) Aktif dalam menciptakan lingkungan sekolah yang sehat 4) Penjaringan kesehatan peserta didik baru kelas 1



5) Pengobatan ringan, pertolongan dan rujukan 6) Pelatihan dokter kecil 28. Tugas Pokok pemegang program kesorga 1) Penyuluhan tentang kesorga 2) Melaksanakan upaya kesorga kepada masyarakat khususnya peserta olahraga / atlet dan anak sekolah 3) Pencatatan dan pelaporan 29. Tugas Pokok pemegang program UKK 1) Pendataan semua kelompok kerja yang ada diwilayah kerja 2) Penyuluhan dan pembinaan terhadap kesehatan pengusaha/pekerja 3) Membina kelompok kerja dengan pelaksanaan k3 4) Pencatatan dan pelaporan 30. Tugas Pokok pemegang program Hatra 1) Pembinaan Kesehatan tradisional 2) Kerjasama dengan Kesehatan tradisional, agar merujuk pasiennya ke puskesmas / RS bila menderita sakit yang berbahaya 3) Penyuluhan pada masyarakat dan Kesehatan tradisional 4) Sosialisasi obat-obatan tradisional dan manfaatnya 31. Tugas Pokok Pemegang Program Kesehatan Gigi dan Mulut 1) Menyusun perencanaan 2) Melaksanakan UKGS dan UKGMD 3) Pelayanan pemeriksanaan, perawatan, pengobatan, penambalan, pencabutan, pembersih gigi. 4) Pencatatan dan pelaporan 32. Tugas pokok pemegang program UGD 1) Merencanakan kebutuhan obat 2) Melaksanakan tindakan pengobatan sesuai standar puskesmas sebagai pelayanan kesehatan tingkat pertama 3) Merujuk pasien ke sarana pelayanan kesehatan yang lebih tinggi 4) Pencatatan dan pelaporan 33. Tugas pokok pemegang program kesehatan mata 1) Menyusun perencanaan dan evaluasi 2) Pengobatan kasus lama dan baru 3) Pemeriksaan mata, tes buta warna dan penyuluhan 4) Merujuk pasien dan kerjasama dengan RS Indera



5) Pencatatan dan pelaporan 34. Tugas pokok pemegang program kesehatan Jiwa 1) Memberikan penyuluhan kepada masyarakat 2) Mengenali penderita yang memerlukan pelayananan kesehatan psikiatri 3) Memberikan



pertolongan



pertama



psikiatri,



memberikan



pengobatan atau rujukan pasien ke RS Jiwa 4) Kunjungan ke rumah penderita 5) Pencatatan dan pelaporan 35. Tugas Pokok Pemegang Program Pekesmas 1) Kunjungan rumah ke rumah rawan 2) Membuat rencana strategis (renstra) masing-masing kasus keluarga rawan, resti, penyakit kronis dan penyuluhan 3) Pencatatan dan pelaporan 36. Tugas Pokok Koordinator Penunjang Pelayanan 1) Menyusun perencanaan dan evaluasi kegiatan di unit lab, gudang obat, logistik, dan apotik 2) Pencatatan dan pelaporan 37. Tugas Pokok Pemegang Program Laboratorium 1) Mempersiapkan dan memeriksa sediaan 2) Mengirimkan sediaan untuk diperiksa ditingkat pelayanan yang lebih tinggi sesuai dengan sistem rujukan pelayanan kesehatan 3) Merencanakan kebutuhan bahan dalam setahun 4) Pemeriksaan khusus TB/ cross check 5) Memeriksa sediaan yang dikirim dari BLK 6) Pencatatan dan pelaporan 38. Tugas Pokok Pemegang Program Gudang Obat 1) Merencanakan amprahan dan pengadaan obat serta pendistribusian obat 2) Penerimaan, pengeluaran dan penyimpanan obat puskesmas maupun pustu 3) Pengecekkan obat di puskesmas dan pustu (kerapian dan kebersian gudang obat) 4) Penyuluhan cara pemakaian obat yang benar di puskesmas 5) Pencatatan dan pelaporan



39. Tugas Pokok Pemegang Program Loket 1) Menyusun perencanaan dan evaluasi jumlah kunjungan, pencatatan dan pelaporan serta registrasi pasien (Umum/BPJS) 40. Tugas Pokok Pemegang Program Logistic 1) Menyususn perencanaan dan evaluasi penerimaan dan pengeluaran logistik 2) Pengecekkan terhadap keadaan logistik (registrasi barang, KIR,dll) 3) Pencatatan dan pelaporan 41. Tugas Pokok Koordinator Apotik 1) Melayani resep sesuai petunjuk serta mengatur kebersihan dan kerapian apotik 2) Penyuluhan langsung ke pasien tentang tata cara pemakaian obat 3) Pengecekkan obat yang telah dikeluarkan/ sensus harian obat 4) Pencatatan dan pelaporan 42. Tugas Pokok Pustu/Poskeskel 1) Melaksanakan pelayanan kesehatan 2) Menggerakkan,



mengembangkan



dan



membina



kesehatan



masyarakat diwilayahnya 3) Membantu



upaya



masyarakat



dalam



meningkatkan



derajat



kesehatan 4) Pencatatan dan pelaporan 5) Perpanjangan tangan seluruh program di puskesmas 43. Tugas dan tanggung jawab TPG : Membantu tugas Puskesmas dalam menangani masalah gizi di wilayah kerja Puskesmas Anak Air a. Uraian Tugas 1) Membuat perencanaan kegiatan program Gizi, bersama petugas lintas program dan lintas sektoral terkait 2) Melaksanakan pendataan sasaran dan distribusi Vitamin A, dan tablet besi (Fe). 3) Melakukan Pemantauan Status Gizi 4) Mengkoordinir pelaksanaan PMT penyuluhan dan PMT Pemulihan Balita KEP. 5) Mengikuti dan berperan aktif dalam pertemuan rutin puskesmas 6) Melaksanakan tugas tambahan yang diberikan oleh atasan



b. Tanggung Jawab 1) Melaksanakan pencatatan, pengolahan dan analisa data program Gizi dan Upaya Tindak Lanjut 2) Bertanggung jawab terhadap kegiatan program Gizi dan tugas tambahan lainnya c. Wewenang 1) Membuat Laporan Program sebagai bahan monitoring dan evaluasi d. Tugas/kegiatan di dalam gedung puskesmas 1) Melakukan konseling gizi 2) Mengumpulkan Data Anak Balita, Bumil, Bufas di seluruh wilayah kerja Puskesmas Anak Air 3) Melakukan pengukuran atau memantau kegiatan pengukuran Berat Badan (BB), Tinggi Badan (TB), umur di seluruh posyandu balita wilayah kerja Puskesmas Anak Air 4) Menentukan status gizi balita 5) Mencatat dan melaporkan kegiatan penimbangan di posyandu berupa data SKDN, balita gizi kurang dan gizi buruk. 6) Mencatat dan Melaporkan Bumil Anemia, KEK, Cakupan pemberian ASI Ekslusif setiap bulan di wilayah Puskesmas Anak Air 7) Membuat rencana kegiatan 8) Membuat laporan hasil kegiatan 9) Pencatatan laporan kegiatan e. Tugas/kegiatan di luar gedung puskesmas : 1) Pendistribusian Tablet Tambah Darah (TTD) pada Remaja Putri disekolah-sekolah 2) Pemantauan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) disetiap desa 3) Pendataan Ibu Hamil Anemia dan Ibu Hamil KEK di wilayah kerja Puskesmas Anak Air. 4) Pemantauan status gizi



3. Kegiatan Program Gizi Puskesmas a. Pelaksanaan Program Gizi 1) Membuat perencanaan kegiatan program Gizi tahunan, bersama petugas lintas program dan lintas sektoral terkait. 2) Membuat Asuhan Gizi pada pasien rawan gizi 3) Melaksanakan PSG (Pemantauan Status Gizi). 4) Pelaksanaan Pemantauan Pertumbuhan di Posyandu 5) Pendistribusian Tablet Tambah Darah pada Ibu Hamil 6) Pendistribusian Tablet Tambah Darah pada Remaja Putri 7) Melaksanakan Pemantauan Vitamin A 8) Melaksanakan Pemantauan ASI Ekslusif 9) Melaksanakan Pemantauan Garam Beryodium. 10) Menyediakan ruangan laktasi 11) Pelacakan kasus gizi dan kunjungan rumah 12) Bersama petugas lintas sektoral merencanakan, memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan PMT-ASI. 13) Pendistribusian PMT Ibu Hamil dan PMT Pemulihan disetiap desa 14) Pelaksanaan Penyuluhan Gizi di tingkat Puskesmas 15) Melaksanakan pencatatan dan pelaporan kegiatan program gizi. 16) Promosi Asi Ekslusif 17) Pelatihan PMBA bagi Kader dan Ibu Balita b. Bentuk kerjasama lintas sektoral dan lintas program dalam manajemen program gizi Dalam melaksanakan pelayanan kesehatan pada masyarakat setiap program tidak dapat dipisahkan dan tidak dapat berjalan sendiri tanpa bantuan program yang lain dan memerlukan kerja sama dengan berbagai sektor. Tabel 2.5 Lintas Sektoral dan Lintas Program dalam Manajemen Program Gizi No 1



2



Kegiatan Lintas Program Pelacakan kasus gizi dan 1) Kesling kunjungan rumah 2) TB 3) Surveilans 4) KIA 5) Promkes Pemberian PMT pemulihan 1) Kesling gizi buruk 2) Promkes 3) KIA



Lintas Sektor 1) Nagari 2) Kader 3) Toma 1) Pembina wilayah 2) Kader 3) Kecamatan



4



Pemberian PMT bumil KEK



5



Posyandu Balita



6



7



8



Ibu



1) KIA 2) Promkes



hamil



dan 1) 2) 3) 4) Promosi ASI ekslusif dan 1) PMBA (Pemberian Makan 2) Bayi dan Anak)



KIA Promkes Imunisasi TB KIA Promkes



Pemantauan vitamin A



KIA Promkes Imunisasi DDTK UKS Promkes Kesling PKPR



pemberian 1) 2) 3) 4) 5) Distribusi Fe remaja putri 1) 2) 3)



4) 1) 2) 3) 4) 1) 2) 3) 4) 1) 2) 3)



Toma Kader Nagari Kecamatan Toma Kader Toma Nagari Kecamatan Kader Toma Nagari



1) 2) 3) 4)



Nagari Kader Toma Sekolah



1) 2) 3) 4)



Kader Nagari Toma Sekolah



c. Pelayanan Gizi di masa Pandemic Covid-19 Dalam masa pandemi COVID-19 untuk mencegah penularan, puskesmas telah meminimalisir kunjungan masyarakat untuk hal-hal yang tidak mendesak atau gawat darurat dengan memanfaatkan teknologi informasi atau media lainnya sesuai kebutuhan. Selain itu, tekonologi informasi juga dapat digunakan untuk kegiatan koordinasi maupun sosialisasi dengan berbagai pihak. Di UPT Puskesmas Sungai Tarab II pelayanan gizi yang dilakukan selama pandemic diantaranya : 1. Kunjungan rumah diprioritaskan kepada kelompok sasaran yang berisiko yaitu balita berisiko masalah gizi, ibu hamil KEK dan anemia 2. Kunjungan rumah bertujuan untuk melakukan tindak lanjut intervensi (pemberian MT, TTD dan vitamin A serta memantau kepatuhan konsumsinya), memantau pertumbuhan dan kesehatan balita serta memberikan konselling dan edukasi 3. Dalam



melakukan



kunjungan



rumah



petugas



memperhatikan prosedur pencegahan infeksi yaitu: a. Menggunakan masker. b. Menjaga jarak fisik setidaknya 1-2 meter.



kesehatan



harus



c. Konseling dilakukan pada udara terbuka atau ruangan dengan cukup ventilasi, d. Membatasi waktu konseling maksimal 15 menit e. Sebelum kunjungan rumah melakukan diskusi dengan ibu melalui telepon/ sms/ aplikasi chat untuk mengetahui masalah yang dihadapi ibu, sehingga konseling dilakukan secara efektif, dalam waktu terbatas, sesuai dengan masalah yang ada. f. Mengutamakan konseling melalui media virtual, sambungan telepon, SMS atau menggunakan aplikasi tatap muka lainnya secara daring (video call) 4. Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan balita dilakukan secara mandiri di rumah, atau bila memungkinkan dapat melakukannya di Posyandu dengan mematuhi prinsip pencegahan infeksi dan physical distancing 5. Pencatatan dan pelaporan pelayanan gizi pada masa pandemic Covid-19 tetap dilakukan seperti sebelumnya, termasuk pencatatan dan pelaporan hasil pemantauan pertumbuhan di posyandu apabila posyandu masih dibuka dengan pembatasan d. Proses Asuhan Gizi Puskesmas Problem gizi timbul akibat ketidaksesuaian antara asupan dan kebutuhan tubuh akan zat gizi. Asuhan gizi yang dilakukan melalui Pengkajian, Diagnosis, Intervensi dan Monitoring Evaluasi (PDIME) PDIME Gizi dilaksanakan di semua fasilitas pelayanan kesehatan, seperti di rumah sakit dan puskesmas. Langkah tersebut dapat dituangkan dalam standar operasional prosedur asuhan gizi di puskesmas setempat Tujuan Proses Asuhan Gizi (PAG) adalah memecahkan masalah gizi dengan mengatasi berbagai faktor yang mempunyai kontribusi pada ketidakseimbangan atau perubahan status gizi agar dapat menentukan akar masalah gizi yang akan menetapkan pilihan intervensi yang sesuai. Proses Asuhan Gizi memiliki manfaat yaitu: 1) Membuat keputusan untuk menentukan diagnosis/masalah gizi yang akan ditangani sampai monitoring dan evaluasi (dari tingkat merespon menjadi tingkat menentukan) 2) Memudahkan pemahaman dan komunikasi antar profesi



Di UPT Puskesmas Sungai Tarab II dilakukan Asuhan Gizi Pada: 1) Anak yang mempunyai masalah gizi seperti Underweight, Stunting dan Wasting 2) Ibu hamil KEK dan Anemia dilakukan Skrining terlebih dahulu 3) Konsultasi masalah gizi pada dewasa dilakukan Skrining dan riwayat gizi terlebih dahulu e. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat Permasalahan gizi di Indonesia dihadapkan dengan masalah Triple Burden



yakni



permasalahan



malnutrisi,



obesitas



dan



kekurangan



makronutrien (defisiensi vitamin A, yodium, dan zat besi). Permasalahan gizi di Indonesia merupakan masalah yang cukup berat dan komplit, pada umumnya dikarenakan keadaan ekonomi yang kurang dan kurangnya pengetahuan tentang gizi dan makanan yang ada. Sasaran Balita dan Ibu hamil : Output : 1. Semua Nagari bebas rawan gizi di wilayah kerja UPT Puskesmas Sungai Tarab II 2. Semua balita (6-59 bulan) mendapat makanan tambahan pendamping asi (MP-ASI) 3. Peningkatan status gizi balita dengan pendekatan keluarga dan terwujudnya keluarga sadar gizi. 4. Meningkatkan cakupan pemberian ASI ekslusif 5. Menurunnya prevalensi ibu hamil KEK 6. Menurunnya prevalensi balita kurang gizi 7. Meningkatnya cakupan pemberian vitamin A 8. Meningkatnya cakupan ibu hamil mendapat Fe I 9. Meningkatkan cakupan ibu hamil mendapat tablet Fe III Kegiatan : 1. Mendata jumlah balita dan ibu hamil yang ada di wilayah kerja UPT Puskesmas Sungai Tarab II 2. Melakukan survey terhadap keadaan gizi masyarakat terutama gizi balita dan ibu hamil 3. Melaksanakan pemberian vitamin A dosisi tinggi untuk mencegah defisiensi vitamin A pada balita di bulan Februari dan Agustus



4. Pemberian vitamin A kepada ibu nifas 2x pasca melahirkan (setelah melahirkan dan 24 jam setelah melahirkan) 5. Pemberian Fe remaja putri ke SMP dan SMA 6. Memberikan tablet penambah darah untuk mencegah dan mengobati anemia pada ibu hamil dan menyusui 7. Melakukan demonstrasi menu makanan dengan kearifan lokal yang bergizi dengan harga murah dan terjangkau di posyandu dan puskesmas 8. Memberikan penyuluhan terhadap masyarakat untuk memanfaatkan perkarangan rumah dengan makanan sayuran dan buah-buahan serta memelihara ternak terutama unggas. f. Indikator Keberhasilan Program Gizi berdasarkan laporan bulan Januari s/d September 2021 Dari Bulan Januari s/d September 2021 telah dilakukan surveilans Gizi Terhadap 21 Indikator Gizi seperti tabel dibawah ini : Table 2.6 Surveilans Gizi NO



INDIKATOR



TARGET 2021



Capaian Jan sd Sept 2021



KET



42



0



Tidak Tercapai Tidak Tercapai Tidak Tercapai



A 1



PELAYANAN KESEHATAN IBU Persentase Ibu Hamil Anemia



2



Persentase Ibu Hamil Kurang Energi Kronik (KEK) Cakupan Ibu hamil yang mendapatkan Tablet Tambah Darah (TTD) minimal 90 Tablet selama masa Kehamilan Cakupan Ibu Hamil Kurang Energi Kronik (KEK) yang Mendapat Makanan Tambahan Cakupan Ibu Nifas mendapat Kapsul Vitamin A   PELAYANAN KESEHATAN BAYI DAN BALITA Persentase Bayi dengan Berat badan lahir rendah (Berat Badan < 2500 gram) Cakupan Bayi yang baru lahir mendapat IMD



14,5



3.9



81



19



80



100



Tercapai



73



100



Tercapai



4,6



0,58



58



18



Cakupan Bayi Usia Kurang dari 6 bulan mendapat Asi Ekslusif Cakupan Bayi Usia 6 Bulan Mendapat ASI Ekslusif Cakupan Balita 6-59 Bulan mendapat Kapsul Vitamin A Cakupan Balita Kurus yang mendapat makanan tambahan



45



51,4



Tidak Tercapai Tidak Tercapai Tercapai



40



39



87



100



Tidak Tercapai Tercapai



85



100



Tercapai



3 4 5 B 6 7 8 9 10 11



12 13 14 15 16 17 18 19 C 20 D 21



Cakupan Kasus Balita Gizi Buruk Yang mendapat Perawatan Jumlah Balita yang mendapatkan Suplementasi Gizi Mikro Cakupan Balita yang ditimbang Berat Badannya (D/S) Cakupan Balita mempunyai Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)/ Kartu Menuju Sehat (KMS) Cakupan Balita ditimbang yang naik Berat Badannya (N/D) Prevalensi Berat Badan Kurang (Berat Badan Kurang dan Sangat Kurang) pada balita Prevalensi Stunting (Pendek dan Sangat Pendek) pada balita Prevalensi Wasting (Gizi Kurang dan Gizi Buruk) pada balita   PELAYANAN KESEHATAN REMAJA Cakupan Remaja Putri mendapat Tablet Tambah Darah (TTD)   PELAYANAN KESEHATAN KELUARGA Cakupan Rumah Tangga yang Mengkonsumsi Garam Beryodium



84



100



Tercapai



140000



824



Tercapai



70



28,69



70



88,7



Tidak tercapai Tercapai



82



74,65



15



10,7



21,1



15,1



7,8



0,7



52



0



Tidak tercapai



84



87,5



Tercapai



Tidak tercapai Tidak tercapai Tidak tercapai Tidak tercapai



g. Cara memprioritaskan masalah gizi Dari identifikasi masalah gizi yang ada, diantaranya ditemukan : 1) Tingginya angka ibu hamil anemia 2) Tingginya angka ibu hamil KEK 3) Rendahnya jumlah ibu hamil yang mengkonsumsi TTD minimal 90 Tablet 4) Tingginya angka balita Underweight 5) Tingginya angka balita Stunting 6) Rendahnya kunjungan posyandu, 7) Rendahnya cakupan ASI Ekslusif 8) Rendahnya bayi baru lahir yang melakukan IMD 9) Rendahnya Remaja putri mengkonsumsi tablet tambah darah Table 2.7 Penetapan Urutan Prioritas Masalah Program Gizi No



Masalah Program Gizi



U



S



G



1. 2. 3.



Persentase ibu hamil anemia Persentase ibu hamil KEK Prevalensi Berat Badan Kurang (Berat Badan Kurang dan Sangat Kurang) pada balita



5 4



5 4



4 4



Nilai (U+S+G) 11 12



3



4



3



10



Prioritas 1 2 4



4. 6.



Prevalensi Stunting (Pendek dan Sangat Pendek) pada balita Cakupan ibu hamil yang mendapat tablet tambah darah minimal 90 tablet selama masa kehamilan



4



4



3



14



3



3



3



3



11



5



h. Kebijakan dan cara penanggulangan masalah gizi Upaya penanggulangan terhadap masalah gizi yang ada di UPT Puskesmas Sungai Tarab II diantaranya : 1) Memberikan penyuluhan oleh petugas ataupun kader akan pentingnya membawa Bayi Balita ke Posyandu. 2) Memberikan makanan tambahan berupa biskuit untuk ibu hamil yang anemia 3) Memberikan makanan tambahan untuk balita dengan gizi kurang 4) Melakukan kunjungan kerumah balita gizi kurang untuk mengukur status gizi. 5) Memberikan penyuluhan kepada masyarakat dan Ibu balita pada saat pelaksanaan posyandu ataupun kegiatan kunjungan rumah untuk meningkatkan gizi agar produksi ASI optimal. i. Cara perencanaan (Planning Of Action) dari masalah gizi yang ada Rencana kegiatan dirumuskan dalam bentuk Rencana Usulan Kegiatan (RUK) tahunan serta Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) untuk tahun yang segera berjalan yang dituangkan dalam Kerangka Acuan Kegiatan (KAK). Dalam menyusun KAK harus menjawab pertanyaan What, Why, Who, Where, When, to Whom, How much, How dan Evaluation (6W2H1E). Proses penyusunan RUK dan RPK program gizi harus terintegrasi dengan proses penyusunan RUK dan RPK Puskesmas, sesuai Permenkes 44 Tahun 2016 tentang Pedoman Manajemen Puskesmas. Langkah-langkah penyusunan RUK program gizi, antara lain: 1) RUK program gizi disusun terintegrasi dengan RUK program kesehatan lainnya 2) Hasil kesepakatan rumusan usulan kegiatan kesehatan dikompilasi di puskesmas terintegrasi dengan rencana usulan kegiatan puskesmas, yang selanjutnya akan dibahas dalam forum Lokakarya Mini Puskesmas



3) Dinas kesehatan selanjutnya dapat mengalokasikan rincian anggaran untuk Puskesmas dengan alokasi rincian pemanfaatan, sesuai dengan sumber dana masing-masing yang tersedia 4) Atas rincian alokasi dana di setiap puskesmas, maka puskesmas harus merinci kembali dan menyelaraskan usulan kegiatannya dalam RUK tahun (N+1) menjadi RPK tahun (N+1), yang selanjutnya harus disusun kembali semua usulanusulan ke dalam kegiatan dengan target dan alokasi anggarannya, oleh puskesmas 2.8 POA Program Gizi UPT Puskesmas Sungai Tarab II Tahun 2021 KEGIATAN



RINCIAN



ATK Sosialisasi PMBA Transport Peserta Sosialisasi PMBA Transport Narasumber Sosialisasi PMBA Materi Sosialisasi PMBA Makan Peserta Sosialisasi PMBA Snack Peserta Sosialisasi PMBA Makan Petugas Sosialisasi PMBA Snack Petugas Sosialisasi PMBA SPPD Sosialisasi PMBA   Narasumber Sosialisasi PMBA   ATK Sosialisasi TTD dan Pembinaan di Sekolah Kertas HVS Map Gobi Map File Busines/Plastik Pena Pilot   Sosialisasi TTD dan Pembinaan di Sekolah Nasi Sosialisasi TTD dan Pembinaan di Sekolah Snack Sosialisasi TTD dan Pembinaan di Sekolah   Pembinaan dan Pemantauan Bayi Gizi Buruk Pembinaan dan Pemantauan Bayi Gizi Buruk



26 Org x 2 Keg 26 Org x 2 Keg



RINCIAN PENGHITUNGA N VOL SATUAN 52 Pkt 52 OT



BULAN KEGIATA N Oktober Oktober



    26 Org x 2 Keg 26 Org x 2 Keg 4 Org x 2 Keg 4 Org x 2 Keg 2 Org x 2 Keg 2 Org x 2 Keg 3 Org x 2 Keg x 1 Jam  



3 1000 52 52 8 8 4 4 6  



OT Lbr Bks Bks Bks Bks OH OH Jam



Oktober Oktober Oktober Oktober Oktober Oktober Oktober



75 PKT x 1 Keg 2 Rim 3 Buah 2 Buah 1 Kotak   15 Org x 5 Sek x 1 Keg



75 2 3 2 1  



PKT Rim Buah Buah Kotak



September



75



Org



September



95 Bks



95



Bks



95 Bks  



95  



Bks



4 Kasus x 12 Bulan



48



OH



Setiap Bulan



4 Kasus x 12 Bulan



48



OH



Setiap Bulan



Oktober



Konsultasi Program Gizi ke Kabupaten Pemantauan Tumbang Anak Balita dan Pra Sekolah Penjaringan Kesehatan Anak Prasekolah SDIDTK dan KESGILUT Pendistribusian Vitamin A Sweeping Pendistribusian Vitamin A Pemantauan ASI Ekslusif Pemantauan Garam Beryodium Pemantauan Balita Resti Pemantauan Status Gizi (PSG) Pendistribusian Obat Cacing ke SD Pendistribusian Tablet Tambah Darah (TTD) SMP dan SMA Sweeping Penimbangan Massal



  2 Org x 12 Bln x 2 Kasus



3



OH



48



OH



Setiap Bulan



4 Org x 11 TK 2 Org x 2 Keg x 7 Jrg



44 28



OH OH



September Feb & Agus



2 Org x 4 Keg x 14 Jrg 2 Org x 2 Keg x 7 Jrg 2 Org x 2 Keg x 7 Jrg 2 Org x 12 Bln x 2 Kasus 2 Org x 7 Jrg 2 Org x 1 Keg x 13 SD 2 Org x 12 Keg x 5 Sek 2 Org x 4 Keg x 14 Jrg



112 28 28



OH OH OH



Feb & Agus Feb & Agus



48 14 26



OH OH OH



Setiap Bulan Oktober September



120 112



OH OH



Setiap Bulan Feb & Agus



j. Cara Evaluasi program gizi di puskesmas Proses pengawasan dan pengendalian pelaksanaan kegiatan program gizi dilaksanakan terintegrasi dengan program kesehatan lainnya, akan dibahas : 1) setiap bulannya dalam forum lokakarya mini lintas program 2) setiap triwulan dalam forum lintas sektor 3) Pada akhir tahun dilakukan penilaian hasil kinerja program gizi yang terintegrasi 4) Hasil penilaian kinerja tahunan akan digunakan untuk penyelarasan rumusan RPK yang akan segera berjalan dari RUK yang telah disusun satu tahun sebelumnya, 5) Serta menjadi dasar penyusunan RUK satu tahun yang akan datang.



BAB III PEMBAHASAN A. Kajian Manajemen Program Gizi di UPT Puskesmas Sungai tarab II dengan mengacu kepada teori dengan Prioritas Masalah menurunkan jumlah Ibu Hamil Anemia 1.



Teori dan Tahapan Perencanaan Gizi a. Kepatuhan dalam Mengkonsumsi Tablet Tambah Darah Kepatuhan berasal dari kata dasar patuh yang berarti taat, suka menurut perintah. Kepatuhan adalah tingkat pasien melaksanakan cara pengobatan dan perilaku yang disarankan dokter atau oleh orang lain (Santoso, 2005). Menurut Arisman (2004) mengartikan kepatuhan adalah sebagai tingkat pasien melaksanakan cara pengobatan dan perilaku yang disarankan oleh bidannya atau oleh orang lain. Kepatuhan dalam penelitian ini menunjuk pada kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi zat besi (Tambah Darah). Perilaku mengonsumsi obat merupakan perilaku peran sakit yaitu tindakan



atau



kegiatan



yang



dilakukan



penderita



agar



dapat



sembuh.Kepatuhan menjalankan aturan pengobatan sangat penting untuk mencapai kesehatan secara optimal.Perilaku kepatuhan dapat berupa perilaku patuh dan tidak patuh yang dapat diukur melalui dimensi kemudahan, lama pengobatan, mutu, jarak dan keteraturan pengobatan. Kepatuhan akan meningkat bila instruksi pengobatan jelas, hubungan obat terhadappenyakit jelas dan pengobatan teratur serta adanya keyakinan bahwa kesehatan akan pulih, petugas kesehatan yang menyenangkan dan berwibawa, dukungan sosial keluarga pasien dan lain sebagainya (Medicastore, 2007). Definisi kepatuhan dalam mengkonsumsi tablet zat besi adalah ketaatan ibu hamil melaksanakan anjuran petugas kesehatan untuk mengkonsusmsi tablet zat besi. Kepatuhan menurut Sackett pada pasien sebagai “Sejauh mana perilaku individu sesuai dengan ketentuan yang diberikan oleh proTambah Darahsional kesehatan (Afnita, 2004). Kepatuhan mengkonsumsi tablet zat besi diukur dari ketepatan jumlah tablet yang dikonsumsi, ketepatan cara mengkonsumsi tablet zat besi, frekuensi konsumsi perhari. Suplementasi besi atau pemberian tablet



Tambah Darah merupakan salah satu upaya penting dalam mencegah dan menanggulagi anemia, khususnya anemia kekurangan besi. Suplementasi besi merupakancaraeTambah Darahktif karena kandungan besinya yang dilengkapi asam folat yang sekaligus dapat mencegah anemia karena kekurangan asam folat (Afnita, 2004). Menurut Afnita (2004) yang dikutip Hartati (2014), kepatuhan tergantung pada banyak faktor, diantaranya adalah pasien sering kali tidak mengakui bahwa merekatidak melakukanapayang dianjurkan dokter.Untuk itu diperlukan pendekatan yang baik dengan pasien agar dapat mengetahui kepatuhan mereka dalam melaksanakan pengobatan. b. Cara Mengukur Kepatuhan Sebagai sebuah perilaku, aspek-aspek kepatuhan pasien dalam mengkonsumsi obat dapat diketahui dari metode yang digunakan untuk mengukurnya. Berdasarkan pendapat Lailahtushifah (2012) yang mengutip pendapat Horne (2006), merangkum beberapa metode untuk mengukur kepatuhan dalam mengkonsumsi obat seperti berikut: 1. Metode langsung dapat dilakukan dengan observasi langsung, mengukur metabolisme dalam tubuh dan mengukur aspek biologis dalam darah. 2. Metode tidak langsung dengan cara memberikan kuesioner kepada pasien atau pelaporan diri pasien, melihat jumlah pil atau obat yang dikonsumsi,rate beli ulang resep (kontiniutas), monitoring pengobatan secara elektronik, catatan harian pasien dan kuesioner terhadap orangorang sekitar. Terdapat teori utama yang diungkapkan oleh Lailahtushifah dikutip dari pendapat



Weinman



dkk, menjelaskan



perilaku patuh dalam



mengkonsumsi obat yaitu, : 1. Health Belief Model. Menjelaskan perilaku sehat (misal memeriksakan diri) merupakan fungsi dari keyakinan personal terhadap besarnya ancaman penyakit dan penularannya serta keuntungan dari rekomendasi yang diberikan petugas kesehatan. Ancaman yang dirasakan berasal dari keyakinan tentang keseriusan yang dirasakan terhadap penyakit dan kerentanan orang tersebut. Individu kemudian menilai keuntungan tindakan yang diambil (misal: berobat akan memperingan simptom), meskipun dibayangbayangi oleh resiko-resiko dari tindakan yang diambilnya, seperti takut



akan eTambah Darahk samping atau pun biaya pengobatan. Berdasarkan dinamika



tersebut



dapat



dipahami



bahwa



kepatuhan



dalam



mengkonsumsi obat merupakan proses yang diawali oleh keyakinan seseorang akan keseriusan penyakitnya, yang berujung pada tindakan untuk berobat ke petugas kesehatan, termasuk kepatuhan dalam mengkonsumsi obat,. 2. Theory of Planned Behavior (TBP). Teori ini berusaha menguji hubungan antara sikap dan perilaku yang focus utamanya adalah pada intense (niat) yang mengantarkan hubungan antara sikap dan perilaku norma subjektif terhadap perilaku, dan control terhadap perilaku yang dirasakan. Sikap terhadap perilaku merupakan produk dari keyakinan tentang hasil akhir,(misal : frekuensi kekambuhan epilepsy berkurang) dan nilai yang dirasakan dari hasil akhir tersebut (kondisi jarang kambuh sangat penting bagi orang tersebut). Norma subjektif berasal dari pandangan orang-orang disekitar tentang perilaku berobat (misal: suami atau istri ingin agar orang tersebut mengikuti rekomendasi dari dokter), dan motivasi untuk mendukung pandangan-pandangan orang-orang disekitar tersebut. Contoh ibu hamil termotivasi untuk mengkonsumsi tablet zat besi didukung ingin menyenangkan hati pasangannya dengan mengikutin saran dan rekomendasi bidan atau dokter. Kontrol perilaku yang dirasakan menggambarkan tentang seberapa jauh orang tersebut merasakan bahwa perilaku patuh dapat dikendalikannya. Hal ini tergantung keyakinan orang tersebut bahwa dirinya mampu untuk mengontrol tindakannya c. Keteraturan Konsumsi Tablet Tambah Darah. Suplemen tablet tambah darah sangat penting sekali, bahkan pada wanita yang status gizinya sudah baik. Penambahan tablet tambah darah terbukti dapat mencegah penurunan kadar Hb dalam tubuh. Menurut anjuran Depkes, ibu hamil dianjurkan mengkonsumsi tablet tambah darah 30-60mg setiap hari selama 90 hari pada masa kehamilan dan 40 hari setelah melahirkan, dimana ketika hamil seorang ibu tidak saja dituntut memenuhi kebutuhan zat besi (Tambah Darah) untuk dirinya, tetapi juga harus memenuhi kebutuhan zat besi untuk pertumbuhan janinnya. Respon terhadap pengobatan terpatau melalui perbaikan nilai Hb yang seharusnya meningkat paling sedikit 0,3 g/dl/minggu. Kecenderungan bahwa semakin



kurang patuh mengkonsumsi tablet tambah darah maka akan semakin tinggi kejadian anemia. Dikatakan teratur dan patuh apabila dalam mengkonsumsi tablet tambah darah sesuai pada tepat waktu dan sama jumlahnya yang dikategorikan sebagai berikut : 1. Pada kehamilan trimester I, tidak dibutuhkan tablet tambah darah yang harus dikonsumsi ibu hamil karna menurut Menkes, 2013 asupan AKG dalam tabel Besi sama dengan nol 2. Pada kehamilan trimester II, dibutuhkan 30 tablet tambah darah yang harus dikonsumsi ibu hamil 3. Pada kehamilan trimester III, dibutuhkan 60 tablet tambah darah yang harus dikonsumsi ibu hamil Tambah Darah samping. Suplemen oral zat besi dapat menyebabkan mual, muntah, kram lambung, nyeri ulu hati, dan konstipasi (kadamgkadang dirare). Muntah dank ram perut merupakan Tambah Darah samping dan sekaligus tanda dini toksitasi zat besi, keduanya ini menunjukan perlu mengubah (menurunkan) dosis zat besi dengan segera. Ada beberapa cara yang dianjurkan untuk mengurangi keluhan dari eTambah Darahk samping konsumsi zat besi, diantaranya : 1. Sebaiknya zat besi diberikan pada saat sebelum tidur malam karena akan mengurangi rasa mual. 2. Pemberian zat besi harus dibagi serta dilakukan dengan interval sedikitnya 6- 8 jam, dan kemudian interval ini ditingkatkan hingga 12 atau 24 jam jika timbul eTambah Darahk samping. 3. Minum tablet tambah darah pada saat makan atau segera sesudah makan dapat mengurangi gejala mual yang menyertainya tetapi juga akan menurunkan jumlah zat besi yang diabsorpsi. 4. Jika dalam mengkonsumsi tablet tambah darah ibu mengalami sembelit, sebaiknya makan buah-buahan/makanan lain yang mengandung serat, serta minum sedikitnya delapan gelas cairan dalam sehari. d. Kehamilan Hamil adalah suatu masa dari mulai terjadinya pembuahan dalam rahim seorang wanita sampai bayinya dilahirkan. Kehamilan terjadi ketika seorang wanita melakukan hubungan seksual pada masa ovulasi atau masa subur (keadaan ketika rahim melepaskan sel telur matang), dan sperma (air



mani) pria pasanganya akan membuahi sel telur sel telur matang wanita tersebut. Telur yang telah dibuahi sperma kemudian akan menempel pada dinding rahim, lalu tumbuh dan berkembang selama kira–kira 40 minggu (280 hari) dalam rahim pada kehamilan normal (Suririnah, 2008). Kehamilan yang sehat dan kondisi yang aman dan keadaan emosi yang memuaskan baik bagi ibu maupun janin adalah hasil akhir yang diharapkan dari perawatan maternitas. Banyak adaptasi maternal yang tidak diketahui ibu hamil dan keluarganya. Perawatan maternitas yang memiliki pengetahuan dapat membantu ibu hamil mengenai hubungan antara status fisik dan rencana perawatannya. Berbagai informasi membangkitkan semangat ibu hamil untuk berpartisipasi dalam perawatannya sendiri. Hal ini tergantung kepada keingintahunya, kebutuhan akan pengetahuan, dan kesiapannya untuk belajar (Bobak, et al, 2004: 104). Menurut (Bobak,et al, 2004: 143). Kehamilan berlangsung selama 9 bulan menurut penanggalan internasional, 10 bulan menurut penanggalan lunar, atau sekitar 40 minggu. Kehamilan ini dibagi menjadi tiga priode, tiga bulan atau trimester yaitu: 1. Trimester pertama adalah: periode 1-11 minggu. 2. Trimester kedua adalah: periode 12-28 minggu 3. Trimester ketiga adalah: periode 29-40 minggu Pemeriksaan kehamilan. Pemeriksaan



kehamilan



bertujuan



untuk



mengenal



dan



mengidentifikasi masalah yang timbul selama masa kehamilan, sehingga kesehatan selama ibu hamil dapat terpelihara. Hal penting lainya ibu dan bayi dalam kandungan dalam kondisi baik dan sehat sampai saat persalinan. Pemeriksaan kehamilan dilakukan agar kita dapat segera mengetahui apabila terjadi gangguan (kelainan) pada ibu hamil dan bayi yang dikandung, sehingga dapat segera ditolong tenaga kesehatan. (Setianingrum, 2005). Menurut Suririnah (2008) pemeriksaan kehamilan harus dilakukan secara berkala, yaitu : 1. Setiap 4 minggu sekali selama kehamilan 28 minggu 2. Setiap 2 minggu sekali selama kehamilan 28 – 36 minggu 3. Setiap minggu atau satu kali seminggu selama kehamilan 36 minggu sampai masa melahirkan. Selain dari waktu yang telah ditentukan di atas ibu harus memeriksakan diri apabila terdapat keluhan lain yang merupakan kelainan yang ditemukan



4. Cakupan K1 dan K4. Cakupan pelayanan antenatal dapat dipantau melalui pelayanan kunjungan baru ibu hamil (K1) dan pelayanan ibu hamil sesuai standar paling sedikit empat kali dengan distribusi sekali pada triwulan pertama, sekali pada triwulan kedua, dan dua kali pada triwulan ketiga (K4). 5. Cakupan Tambah Darah1 dan Tambah Darah3. Pemberian tablet zat besi pada ibu hamil dapat dibedakan menjadi Tambah Darah1 yaitu yang mendapat 30 tablet dan Tambah Darah3 yaitu yang mendapat 90 tablet selama masa kehamilan e. Hemoglobin Hemoglobin terdiri dari materi yang mengandung besi yang disebut heme dan protein globulin. Terdapat sekitar 300 molekul hemoglobin dalam satu sel darah merah. Setiap molekul hemoglobin memiliki empat tempat pengikatan untuk oksigen. Oksigen yang terikat dengan hemoglobin disebut oksihemoglobin. Keempat cabang hemoglobin dalam sel darah merah dapat mengikat oksigen sebagian atau seluruhnya di keempat tempatnya f. Kadar hemoglobin Kadar hemoglobin ialah ukuran pigmenrespiratorik dalam butiranbutiran darah merah. Jumlah hemoglobin dalam darah normal adalah kirakira 15 gram setiap 100 ml darah dan jumlah ini biasanya disebut “100 persen”. Batas normal nilai hemoglobin untuk seseorang sukar ditentukan karena kadar hemoglobin bervariasi diantara setiap suku bangsa. Namun WHO telah menetapkan batas kadar hemoglobin normal berdasarkan umur dan jenis kelamin seperti dijelaskan dalam tabel berikut: Tabel. 3.1 : Batas Kadar Hemoglobin No 1 2 3 4 5 6



Kelompok Umur Anak 6 bulan – 6 tahun Anak 6 tahun – 14 tahun Pria Dewasa Ibu Hamil Wanita Melahirkan/Tidak Hamil Wanita Dewasa



Batas Kadar Hemoglobin(gr/dl) 11,0 12,0 13,0 11,0 13,5 12,0



Dan pada ibu hamil dibagi menjadi tiga kriteria yaitu: 1. Normal > 11 gr/dl



2. Anemia Ringan 8-11 gr/dl 3. Anemia Berat < 8 gr/dl Kriteria tersebut menjadi patokan yg umum melihat seberapa parah enemia terjadi pada ibu hamil selain ketiga kriteria tersebut berikut ini tabel batas normal kadar Hemoglobin pada ibu hamil meurut WHO g. Pemeriksaan Hemoglobin Mengukur kadar hemoglobin berdasarkan warna yang terjadi akibat perubahan Hb yang menjadi asam hematin oleh adanya HCL 0,1 N. Pemeriksaan hemoglobin dilakukan untuk mendeteksi adanya anemiadan penyakit ginjal. Peningkatan hemoglobin dapat menunjukan indikasi adanya dehidrasi, penyakit paru-paru obstruksi menahun, gagal jantung kongestif dan lain-lain. Dalam masa kehamilan, pemeriksaan kadar hemoglobin dilakukan minimal 2 kali, yaitu pada kehamilan trimester I (1-11 minggu) dan trimester III (29-40 minggu) Faktor-faktor yang mempengaruhi kadar hemoglobin. Beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi kadar hemoglobin adalah : 1. Kecukupan Besi dalam Tubuh Menurut Parakkasi, Besi dibutuhkan untuk produksi hemoglobin, sehingga anemia gizi besi akan menyebabkan terbentuknya sel darah merah yang lebih kecil dan kandungan hemoglobin yang rendah. Besi juga merupakan mikronutrien essensil dalam memproduksi hemoglobin yang berfungsi mengantar oksigen dari paru-paru ke jaringan tubuh, untuk dieksresikan ke dalam udara pernafasan, sitokrom, dan komponen lain pada sistem enzim pernafasan seperti sitokrom oksidase, katalase, dan peroksidase. Besi berperan dalam sintesis hemoglobin dalam sel darah merah dan mioglobin dalam sel otot. Kurang lebih 4% besi di dalam tubuh berada sebagai mioglobin dan senyawasenyawa besi sebagai enzim oksidatif seperti sitokrom dan flavoprotein. Walaupun jumlahnya sangat kecil namun mempunyai peranan yang sangat penting. Mioglobin ikut dalam transportasi oksigen menerobos sel-sel membran masuk kedalam sel-sel otot. Sitokrom, flavoprotein, dan senyawasenyawa mitokondria yang mengandung besi lainnya, memegang peranan penting dalam proses oksidasi menghasilkan Adenosin Tri Phosphat (ATP) yang merupakan molekul berenergi tinggi. 2. Metabolisme Besi dalam Tubuh



Menurut Wirakusumah, Besi yang terdapat di dalam tubuh orang dewasa sehat berjumlah lebih dari 4 gram. Besi tersebut berada di dalam sel-sel darah merah atau hemoglobin (lebih dari 2,5 g), myoglobin (150 mg), phorphyrin cytochrome, hati, limpa sumsum tulang (> 200-1500 mg). Ada dua bagian besi dalam tubuh, yaitu bagian fungsional yang dipakai untuk keperluan metabolik dan bagian yang merupakan cadangan. Hemoglobin, mioglobin, sitokrom, serta enzim heme dan nonhem adalah bentuk besi fungsional dan berjumlah antara 25-55 mg/kg berat badan. Sedangkan besi cadangan apabila dibutuhkan untuk fungsifungsi fisiologis dan jumlahnya 5-25 mg/kg berat badan. Tambah Darahrritin dan hemosiderin adalah bentuk besi cadangan yang biasanya terdapat dalam hati, limpa dan sumsum tulang. Metabolisme besi dalam tubuh terdiri dari proses absorpsi, pengangkutan, pemanfaatan, penyimpanan dan pengeluaran 2.



Melakukan Identifikasi Masalah Gizi Data Pencapaian Program Gizi UPT Puskesmas Sungai Tarab II dapat dilihat pada tabel di bawah ini :



Tabel 3.2 Pencapaian Program Gizi UPT Puskesmas Sungai Tarab II dari bulan Januari sd September 2021 NO



INDIKATOR



A 1 2



PELAYANAN KESEHATAN IBU Persentase Ibu Hamil Anemia Persentase Ibu Hamil Kurang Energi Kronik (KEK) Cakupan Ibu hamil yang mendapatkan Tablet Tambah Darah (TTD) minimal 90 Tablet selama masa Kehamilan Cakupan Ibu Hamil Kurang Energi Kronik (KEK) yang Mendapat Makanan Tambahan Cakupan Ibu Nifas mendapat Kapsul Vitamin A   PELAYANAN KESEHATAN BAYI DAN BALITA Persentase Bayi dengan Berat badan lahir rendah (Berat Badan < 2500 gram) Cakupan Bayi yang baru lahir mendapat IMD Cakupan Bayi Usia Kurang dari 6 bulan mendapat Asi Ekslusif Cakupan Bayi Usia 6 Bulan Mendapat ASI Ekslusif



3 4 5 B 6 7 8 9



TARGET 2021



Capaian Jan sd Sept 2021



KET



42 14,5



2,4 3.9



Tidak Tercapai Tidak Tercapai



81



19



Tidak Tercapai



80



100



Tercapai



73



100



Tercapai



4,6



0,58



Tidak Tercapai



58 45



18 51,4



Tidak Tercapai Tercapai



40



39



Tidak Tercapai



10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 C 20 D 21



Cakupan Balita 6-59 Bulan mendapat Kapsul Vitamin A Cakupan Balita Kurus yang mendapat makanan tambahan Cakupan Kasus Balita Gizi Buruk Yang mendapat Perawatan Jumlah Balita yang mendapatkan Suplementasi Gizi Mikro Cakupan Balita yang ditimbang Berat Badannya (D/S) Cakupan Balita mempunyai Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)/ Kartu Menuju Sehat (KMS) Cakupan Balita ditimbang yang naik Berat Badannya (N/D) Prevalensi Berat Badan Kurang (Berat Badan Kurang dan Sangat Kurang) pada balita Prevalensi Stunting (Pendek dan Sangat Pendek) pada balita Prevalensi Wasting (Gizi Kurang dan Gizi Buruk) pada balita   PELAYANAN KESEHATAN REMAJA Cakupan Remaja Putri mendapat Tablet Tambah Darah (TTD)   PELAYANAN KESEHATAN KELUARGA Cakupan Rumah Tangga yang Mengkonsumsi Garam Beryodium



87



100



Tercapai



85



100



Tercapai



84



100



Tercapai



140000



824



Tercapai



70



28,69



Tidak tercapai



70



88,7



Tercapai



82



74,65



Tidak tercapai



15



10,7



Tidak tercapai



21,1



15,1



Tidak tercapai



7,8



0,7



Tidak tercapai



52



0



Tidak tercapai



84



87,5



Tercapai



Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa dalam mengidentifikasi masalah gizi bisa dilihat dengan membandingkan antara target dan capaian Kinerja Tahunan. Program gizi memiliki 21 Indikator kinerja, dari 18 Indikator tersebut terdapat 5 Masalah gizi diantaranya : Tabel 3.3 Masalah Gizi di UPT Puskesmas Sungai Tarab II dari bulan Januari sd September 2021



No



Indikator Gizi



1 2 3



Persentase ibu hamil anemia Persentase ibu hamil KEK Prevalensi Berat Badan Kurang (Berat Badan Kurang dan Sangat Kurang) pada balita Prevalensi Stunting (Pendek dan Sangat Pendek) pada balita Cakupan ibu hamil yang mendapat tablet tambah darah minimal 90 tablet selama masa kehamilan



4 5



Masalah Masih ada 2,4 % Ibu hamil yang Anemia Masih ada 3,9 % Iu hamil KEK Masih ada 10,7 % kasus balita Underweight Masih ada 15,1 % kasus balita Stunting Masih ada 19 % Ibu hamil yang tidak mendapatkan TTD minimal 90 tablet selama kehamilan



Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa masih ada masalah paada Ibu hamil yang Anemia sebesar 2,4 %, Ibu Hamil KEK sebesar 3,9 %, jumlah kasus balita Underweight sebesar 10,7 %, jumlah kasus balita Stunting sebesar 15,1 %, dan masih ada ibu hamil yang mendapat tablet tambah darah minimal 90 tablet selama masa kehamilan sebesar 19 %. 3.



Menentukan Prioritas Masalah Pada penetapan masalah menggunakan Metode USG ( Urgency, Seriousness, and Growth ) dilihat dari 3 kriteria, yaitu : 1. Urgency



: Tingkat kegawatan sebuah masalah



2. Seriousness



: Tingkat keseriusan sebuah masalah



3. Growth



: Besar atau luasnya masalah berdasarkan perkembangan



Kemudahan



intervensi dilakukan didasarkan pada



Faktor terkait



dengan tinggi dan rendahnya intervensi potensial dapat dilakukan. Tabel 3.4 Rangking Suatu Masalah No



Rangking



Masalah



1 2 3 4



4-5 2-3 1-2 0-1



Sangat Serius Serius Kurang Serius Tidak Serius



ETambah Darahktivitas masalah ( masalah dapat tertangani ) 80-100% 50-70%% 20-40% 10%



Sumber : Metode USG Tabel 3.5 Penetapan Prioritas Masalah No



Masalah Program Gizi



U



S



G



1. 2. 3.



Persentase ibu hamil anemia Persentase ibu hamil KEK Prevalensi Berat Badan Kurang (Berat Badan Kurang dan Sangat Kurang) pada balita Prevalensi Stunting (Pendek dan Sangat Pendek) pada balita Cakupan ibu hamil yang mendapat tablet tambah darah minimal 90 tablet selama masa kehamilan



5 4



5 4



4 4



Nilai (U+S+G) 11 12



3



4



3



10



4



4



4



3



14



3



3



3



3



11



5



4. 6.



Prioritas 1 2



NB U = Waktu untuk menyelesaikan masalah capaian target, jangka penyembuhan S = Serius dalam penanganan, keterlibatan keluarga, pihak linsek terkait



G = Dampak Jangka Panjang, Jangka Pendek terhadap keluarga, masyarakat dan lingkungan



Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa Prioritas masalah dapat diurutkan berdasarkan total dan rangking sebagai berikut: 1. Persentase Ibu Hamil Anemia 2. Persentase Ibu Hamil KEK 3. Persentase Balita Underweight 4. Persentase Balita Stunting 5. Cakupan ibu hamil yang mendapat tablet tambah darah minimal 90 tablet selama masa kehamilan Akar Penyebab Masalah (Ibu hamil yg mendapatkan TTD) Untuk menggali akar penyebab masalah Tim menggunakan diagram fish bone terdiri dari penyebab duri-duri utamanya Input ( manusia, biaya , Metode, Alat/prasarana), Proses dan Lingkungan. Selain itu adanya kegiatan Diskusi dalam memecahkan Masalah kesehatan terutama di bidang gizi, maka UPT Pukesmas Sungai Tarab II mengadakan pertemuan yang di dihadiri oleh seluruh staf Puskesmas dan lintas sektor yang bertujuan untuk memecahkan masalah yang di hadapi pada saat ini, adapun rangkuman hasil diskusi sebagai berikut : 1. Ketidaktahuan masayarakat terutama ibu hamil tentang manfaat konsumsi Tablet Tambah darah (TTD) dan dampaknya apabila Ibu hamil menderita Anemia 2. Kurangnya Dukungan Keluarga tedekat seperti Suami dalam memantau Ibu hamil mengkonsumsi TTD 3. Kurangnya kesadaran dan kemauan Ibu hamil mengkonsumsi TTTD 4. Ibu hamil beranggapan minum TTD akan terasa mual 5. Ibu hamil merasa dirinya sehat sehat saja 6. Kurangnya memeperhatikan asupan makanan yang di konsumsi semasa hamil (1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN/HPK) 7. Ketidakmampuan sebagian masyarakat/ibu hamil dalam memenuhi makanan dalam hal ekonomi 8. Daya beli rendah sehingga tidak bisa memenuhi bahan makanan seimbang 9. Adanya factor buadaya tentang Mitos makan yang Amis (Protein) bisa menyebabkan cacingan.



Setelah diskusi mencari penyebab masalah maka ditemukan solusi dalam menanggulangi masalah tersebut diantaranya sebagai berikut : 1. Dari berbagai penyebab masalah Ibu hamil di UPT Pukesmas Sungai Tarab II berbagai



pihak



mengemukakan



pemecahan



masalah/solusi



sehingga



dirumuskan masalah yang akan diselesaikan terlebih dahulu itulah yang akan menjadi prioritas penanggulangan masalah ibu hamil. 2. Penanggulangan masalah ibu hamil tentunya menggunakan anggaran dana dalam menuntaskannya, oleh sebab itu dana desa bisa kita gunakan untuk mengatasi masalah ibu hamil di wilayah kerja UPT Pukesmas Sungai Tarab II . 3. Salah satu upaya dalam menanggulangi masalah Ibu hamil di wilayah kerja UPT Pukesmas Sungai Tarab II yaitu dengan Kartu Pemantauan Konsumsi Tablet Tambah Darah 4. Inovasi ini merupakan gerakan Suami terutama dalam memperhatikan pemantauan konsumsi Minum Tablet Tambah Darah selam 90 tablet. 5. Diharapkan dengan adanya gerakan suami dalam pemantauan konsumsi tablet tambah darah ibu hamil mampu menanggulangi masalah anemia pada saat hamil.



Man



FISH BONE IBU HAMIL ANEMIA



Proses



Minimnya kegiatan pemantauan Konsumsi TTD pd ibu hamil



Kurangnya kesadaran dan kemauan masyarakat ttg manfaat konsumsi TTD pada saat hamil



Kurangnya Frekuensi Penyuluhan Petugas kesehatan ttg Manfaat Konsumsi TTD



kurangnya pengetahuan ibu hamil dan keluarg/suami ttg manfaat konsumsi TTD



Keterbatasan dana dalam kegiatan penyuluhan Manfatat TTD



Money



Teknik penyuluhan yang kurang diminati/tidak menarik



Method



Kurangnya alat Peraga pada saat penyuluhan



Machine



2,4% Ibu hamil Anemia



4.



Membuat Perencanaan Gizi Cara Pemecahan Masalah dan Alternatif Pemecahan Masalah



NO 1.



PRIORITAS MASALAH Ibu hamil yang tidak mendapatkan TTD



PENYEBAB MASALAH ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH



PEMECAHAN MASALAH TERPILIH



 Kurangnya pengetahuan ibu hamil dan keluarg/suami ttg manfaat konsumsi TTD



 Penyuluhan/Konseling tentang Manfaat Konsumsi TTD pada ibu hamil



 Penyuluhan/Pendidikan Kesehatan tentang Manfaat Pemantauan Konsumsi Tablet Tambah Darah pada Ibu hamil



 Kurangnya kesadaran dan kemauan masyarakat ttg manfaat konsumsi TTD pada saat hamil



 Memberikan Motivasi kepada Ibu hamil tentang Manfaat Konsumsi TTD



 Kurangnya Frekuensi Penyuluhan Petugas kesehatan ttg Manfaat Konsumsi TTD melalui media



 Petugas akan meningkatkan Volume pemberian Informasi kepada masyarakat melalui Media Elektronik,Radio, Poster dll.



 Kunjungan Rumah dalam rangka Pemantauan Konsumsi TTD pada Ibu hamil



 Keterbatasan dana dalam kegiatan



 Akan menyusun anggaran kegiatan Pemantauan Konsumsi minum TTD pada



 Akan menyusun anggaran Kegiatan Pemantauan



penyuluhan Manfatat TTD



5.



Ibu hamil



 Kurangnya alat Peraga pada saat penyuluhan Masyarakat



 Mengajukan alat peraga ke dinas kesehatan atau ke anggaran dana desa



 Teknik penyuluhan yang kurang diminati/tidak menarik



 Membuat Inovasi yang menarik agar Ibu hamil tidak merasa Jenuh



 Minimnya kegiatan pemantauan Konsumsi TTD pd ibu hamil



 Meningkatkan Monev Petugas ke Ibu hamil tentang minum Tablet tambah darah



konsumsi TTD pada Ibu hamil, Operasional, alat peraga dan media informasi.



 Melakukan Advokasi dengan Lintas sector dalam mendukung Pemantauan Konsumsi TTD pada Ibu hamil



Penyusunan Perencanan Promosi Kesehatan di Puskesmas



KEGIATAN



TUJUAN



SASARAN



TARGET PENANGGUNG KEBUTUHAN MITRA WAKTU KEBUTUHAN INDIKATOR SUMBER



3



4



5



Penyuluhan/Pendidik Meningkatk Ibu hamil/ an kesehatan tentang an Masyarakat Manfaat Konsumsi pengetahuan TTD pada Ibu hamil Ibu hamil/masya rakat ttg Manfaat Pemantauan Konsumsi TTD pada Ibu hamil Kunjungan Rumah Memantau Ibu hamil pada Ibu hamil Konsumsi Suami TTD pada Ibu hamil



SASARAN



JAWAB



SUMBER DAYA 8



KERJA PELAKSA ANGGARAN NAAN 9 10 11



6



7



6 Desa



Pj.Gizi



ATK, Leaflet, Infocus, alat peraga, lembar balik Dll



Camat, Juni 2021 Rp 4.320.000 PKK, Kades, Kader, KUA



Meningkatkan APBD/ Capaian BOK Pemberian Tablet Tambah Darah Pada Ib Hamil



1 KK



Pj.Gizi



Leaflet, ATK, Kartu Pemantauan TTD



Kader Kades/ Kadus



Meningkatkan Kepatuhan Ibu hamil dalam mengkonsums i TTD di rumah



Juni 2021 Rp. 50.000



KINERJA PEMBIAY AAN 12 13



BOK



6.



Seni dan Filosofi Perencanaan Yang menjadi prioritas masalah disini adalah : Ibu Hamil Tidak Mendapat Tablet Tambah Darah Sehingga terbentuklah suatu kegiatan inovasi Kartu Pemantauan Konsumsi Tablet Tambah Darah. 1. Tujuan a. Tujuan Program  Meningkatkan pengetahuan petugas kesehatan dengan mengikuti pelatihan dan seminar  Meningkatkan Jumlah Ibu Hamil yang Mendapat Tablet Tambah Darah dari tahun sebelumnya b. Tujuan Pendidikan  Meningkatkan pengetahuan ibu hamil tentang Pentingnya Teblet Tambah Darah selama Kehamilan c. Tujuan Perilaku  Meningkatkan Jumlah Ibu Hamil yang Mendapat Tablet Tambah Darah  Meningkatkan pengetahuan ibu hamil tentang Manfaat Tablet Tambah Darah serta dapat mengkonsumsi secara teratur selama kehamilan 2. Sarasan Promosi Kesehatan a. Ibu hamil b. Suami / Keluarga ibu hamil 3. Materi Promosi Kesehatan Area promosi kesehatan yang dapat dilakukan untuk mengintervensi masalah kesehatan di atas adaah : a. Program Pendidikan Kesehatan Inovasi dengan Kartu Pemantauan Konsumsi Tablet Tambah Darah dan Penyuluhan materi kesehatan tentang “Pentingnya Tablet Tambah Darah Selama Kehamilan”



KEGIATAN Penyuluhan Gizi untuk Meningkatkan Pengetahuan ibu hamil tentang Pentingnya Tablet Tambah Darah Selama Kehamilan



JAN FEB MAR APR V



V



V



V



ME I V



TAHUN 2021 JUNI JUL AGUS SEPT OKT NOV DES I V V V V V V V



b. Pengembangan media dan sarana  Pemberian informasi kesehatan kepada masyarakat melalui media poster, laeflet maupun brosur kepada semua masyarakat khusunya ibu hamil dan Suamu / Keluarga Ibu Hamil  Penyuluhan gizi di kelas ibu  Kunjungan Rumah Ibu Hamil c. Pengembangan Organisasi Kegiatan Inovasi ini diadakan tidak hanya di lingkungan Puskesmas saja tetapi juga bermitra dengan Kader dan Lintas Sektor d. Pengembangan infrastruktur Pembangunan tempat konseling gizi dan kesehatan lainnya yang secara terbuka dan permanen di Puskesmas dan Kunjungan Rumah Ibu Hamil e. Pengembangan kemitraan Kerjasama dengan Kader agar dapat meningkatkan pengetahuan ibu hamil, suami dan keluraga Ibu Hamil tentang Pentingnya Tablet Tambah Darah Selama Kehamilan. KEGIATAN POKOK



PELAKSANAAN PROGRAM GIZI



LINTAS LINTAS PROGRAM SEKTOR TERKAIT TERKAIT Pemberian Kartu Pemantauan - Menyusun Rencana - Gizi - Suami Konsumsi Tablet Tambah Darah dan Kegiatan - Promkes - Keluarga Penyuluhan Gizi untuk Dukungan Suami/Keluarga KIA-KB - Kader Meningkatkan Pengetahuan ibu Ibu Hamil hamil tentang Pentingnya Tablet - Menentukan Tempat dan Tambah Darah Selama Kehamilan waktu pelaksanaan - Menyiapkan bahan Konseling - Membuat Laporan Kegiatan



KET Sumber Dana APBD/ (BOK)



4. Metode Promosi Kesehatan a. Pengetahuan Memberikan pendidikan gizi melalui penyuluhan dan konseling terbuka masalah Pentingnya Tablet Tambah Darah Selama Kehamilan. b. Sikap Pada saat penyuluhan dan konseling terbuka tersebut petugas menjelaskan materi tentang Pentingnya Tablet Tambah Darah Selama Kehamilan.



5. Media dalam promosi kesehatan a. Media Audio Visual Penggunakan Laptop, proyektor, dan sound system b. Media Visual Kartu Pemantauan Konsumsi Tablet Tambah Darah, Leaflet, Banner dan Lembar Balik dll 6. Rencana Evaluasi Evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan dilakukan setiap bulannya dengan jadwal kegiatan, dan pelaporan hasil yang dicapai pada bulan tersebut. Sistem pencatatan dan pelaporan yang secara rutin bisa digunakan yaitu laporan bulanan kegiatan, lokmin lintas sektor (2 bulan sekali) dan lokmin lintas program (1 bulan sekali)



7.



Melakukan Pengambilan Data Gizi KERANGKA ACUAN KEGIATAN (KAK)



PEMBERIAN TABLET TAMBAH DARAH PADA IBU HAMIL 1. Latar Belakang Hasil Riskesdas 2018 menunjukkan bahwa proporsi anemia ibu hamil pada tahun 2013 menuju 2018 mengalami peningkatan sebanyak 11,8%, pada tahun 2013 menunjukkan proporsi 37,1% dan pada tahun 2018 menunjukkan proporsi 48,9%. Prevalensi anemia ibu hamil di Sumatera Barat pada tahun 2018 sebesar 14,85% mengalami kenaikan pada tahun 2019 yaitu sebesar 16,09% dan kembali turun menjadi 14,32% pada tahun 2020 (Dinkes Prov Sumbar, 2020). Khususnya pada Kabupaten Tanah Datar masalah anemia pada ibu hamil sebesar 16,32% dengan capaian target kabupaten sebesar ≤15% (Dinkes Tanah Datar, 2020). Upaya penurunan prevalensi anemia ibu hamil harus lebih dilakukan secara optimal mengingat target penurunan jumlah kematian ibu menjadi prioritas permasalahan kesehatan di Sumatera Barat.



Cakupan tablet tambah darah yang diperoleh ibu hamil yang mendapatkan tablet tambah darah sebanyak 73,2% dan yang tidak mendapatkan sebanyak 26,8%. Dari ibu hamil data yang mendapatkan tablet tambah darah dengan jumlah lebih ≥90 butir sebanyak 24% dan yang < 90 butir sebanyak 76%. Konsumsi tablet tambah darah pada ibu hamil yang ,90 butir sebesar 61,9% dan yang hanya 38,1 % (Riskesdas, 2018) Pemerintah Indonesia sudah melakukan upaya penanggulangan anemia, di antaranya dengan memberikan TTD pada wanita hamil. Pendistribusian TTD juga telah dilakukan melalui Puskesmas dan Posyandu. Hasil Riskesdas 2010 menunjukkan bahwa 80,7 persen perempuan usia 1059 tahun telah mendapatkan TTD. Untuk meningkatkan konsumsi TTD, maka diperlukan sistem evaluasi dan monitoring yang dapat dipercaya. Peran dan fungsi keluarga sangat penting disaat salah satu anggota keluarga mengalami masalah kesehatan. Mereka dapat memberikan motivasi kepada pasien, mengingatkan pasien minum obat dan memantau kesehatannya Berdasarkan Data Program Gizi UPT Pukesmas Sungai Tarab II Kabupaten Tanah Datar Tahun 2020 dapat dilihat dari indikator Pemantauan Tablet Tambah Darah pada Ibu hamil dengan pencapaian sebesar 2,4 % dari 80 % target yang telah ditetapkan. Kebutuhan ibu hamil meningkat pada saat kehamilan, kebutuhan tersebut digunakan untuk ibu dan janin. Kebutuhan yang paling banyak, yaitu zat besi apabila ibu kekurangan zat besi maka akan mengakibatkan anemia. Untuk itu ibu hamil diwajibkan minum tablet tambah darah secara teratur untuk membantu memenuhi kebutuhan zat besi (Sari, 2013). Saat terbaik dalam memberikan tablet tambah darah, yaitu pada trimester II selama 90 hari kedepan dan dalam 30 hari dapat menaikkan kadar hemoglobin sebanyak 1 gr% (Susiloningtyas, 2007). Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, mendorong penyusun untuk melakukan pemecahan masalah Ibu hamil tersebut dengan Inovasi dengan Kartu Pemantauan Konsumsi Tablet Tambah Darah di wilayah kerja UPT Pukesmas Sungai Tarab II Kabupaten Tanah Datar. 2. Tujuan a. Tujuan Umum Untuk meningkatkan Jumlah Ibu Hamil yang Mendapat Tablet Tambah Darah di wilayah kerja UPT Pukesmas Sungai Tarab II



Kabupaten Tanah Datar b. Tujuan Khusus : 1. Untuk mencegah anemia pada ibu hamil. 2. Untuk meningkatkan jumlah ibu hamil yang mengkonsumsi Tablet Tambah Darah. 3. Untuk



meningkatkan



Pengetahuan



Ibu



Hamil



tentang



Pentingnya Tablet Tambah Darah selama Kehamilan. 3. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan Kegiatan Pokok  Pemberian Tablet Tambah Darah pada Ibu Hamil, dengan Rincian Kegiatan sebagai berikut: a. Tablet tambah darah disuplai oleh Dinas Kesehatan melalui gudang farmasi. b. Puskesmas melalui Petugas Gizi memetakan sasaran Ibu Hamil yang akan diberikan. c. Kartu Pemantauan Konsumsi Tablet Tambah Darah dan Distribusi Tablet Tambah Darah. d. Kerjasama dan Dukungan Suami/Keluarga Ibu Hamil untuk melakukan pemantauan Konsumsi Tablet Tambah Darah dengan Kartu yang sudah diberikan 4. Cara Pelaksanaan a. Bekerjasama dengan Suami/Keluarga untuk memberikan Tablet Tambah Darah pada ibu hamil sesuai dengan kebutuhan. b. Suami/Keluarga memberikan satu Tablet Tambah Darah pada ibu hamil setiap hari selama 90 hari, dengan menceklis Kartu Pemantauan Konsumsi Tablet Tambah Darah yang sudah diberikan c. Petugas Gizi melakukan pemantauan Konsumsi Tablet Tambah Darah setiap 14 hari sekali d. Petugas Gizi merekap hasil Konsumsi Tablet Tambah Darah untuk ibu hamil setiap bulan. 5. Jadwal Pelaksanaan Jadwal Pelaksanaan : Bulan Januari s/d Bulan Desember 2021



6. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan Pelaporan a. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan Evaluasi kegiatan dilakukan terhadap hal-hal : 1. Jadwal pelaksanaan. 2. Keterlibatan lintas sektor/lintas program. b. Pelaporan Pelaporan dilakukan dengan menggunakan format yang tersedia. 7. Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi Kegiatan a. Pencatatan dan Pelaporan Pencatatan dilakukan selama kegiatan berlangsung meliputi : jumlah tablet tambah darah terpakai dan jumlah Ibu Hamil. Pelaporan dibuat berdasarkan hasil evaluasi dan disampaikan ke Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Datar setelah pelaksaan kegiatan. b. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan Evaluasi dilakukan setelah pelaksanaan kegiatan di semua Desa/ Kelurahan. hasilnya disampaikan ke Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Datar. Pelaksana Tenaga Petugas Gizi UPT Pukesmas Sungai Tarab II



RINI AFNIZA, S.ST NIP. 19830404 200604 2 018



8.



Pengambilan Keputusan Gizi Satuan Acara Penyuluhan (SAP) pada Pelaksanaan Kegiatan Inovasi



SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PENTINGNYA TABLET TAMBAH DARAH SELAMA KEHAMILAN



Pokok Bahasan



: Pemberian Tablet Tambah Darah Pada Ibu Hamil



Sub Pokok Bahasan



: Pentingnya Tablet Tambah Darah selama Kehamilan



Sasaran



: Ibu Hamil, Suami dan Keluarga Ibu Hamil



Tempat



: Kelas Ibu dan Kunjungan Rumah Ibu Hamil



Hari/Tanggal



: (Sesuai dengan waktu yang ditentukan petugas)



Waktu



: 20 menit



Penyuluh



: Petugas Gizi



1. Tujuan : 1.



Tujuan Instruksional Umum ( TIU ) Setelah diberikan penyuluhan selama 20 menit diharapkan sasaran memahami tentang Pentingnya Tablet Tambah Darah Selama Kehamilan



2.



Tujuan Instruksional Khusus ( TIK ) Setelah diberikan penyuluhan selama 20 menit, tanpa membaca sasaran dapat : a. Menyebutkan kembali pengertian tablet Tambah Darah. b. Menyebutkan kembali tujuan pemberian tablet Tambah Darah. c. Menyebutkan kembali manfaat tablet Tambah Darah bagi ibu hamil d. Menyebutkan kembali kebutuhan/dosis tablet Tambah Darah selama kehamilan e. Menyebutkan kembali Efek samping tablet Tambah Darah. f. Menyebutkan kembali waktu dan cara minum tablet Tambah Darah yang benar.



2. Materi 1. Pengertian tablet Tambah Darah. 2. Tujuan pemberian tablet Tambah Darah. 3. Manfaat tablet Tambah Darah bagi ibu hamil dan untuk remaja putri. 4. Kebutuhan/dosis tablet Tambah Darah selama kehamilan dan untuk remaja putri. 5. ETambah Darahk samping tablet Tambah Darah.



6. Waktu dan cara minum tablet Tambah Darah yang benar. 3. Media 1. Leaflet 2. Lembar balik 3. Contoh tablet Tambah Darah 4. Metode 1. Ceramah 2. Tanya jawab/Diskusi 5. Kegiatan Belajar Mengajar : No



Tahap



Penyuluh Memberikan salam Memperkenalkan diri Menyampaikan maksud dan tujuan d. Menyampaikan pokok bahasan e. Apersepsi a. b. c.



1



Pendahuluan



2



Inti



1.



penyuluhan dengan ceramah mengenai Pengertian tablet Tambah Darah, tujuan pemberian tablet Tambah Darah, Manfaat tablet Tambah Darah, ETambah Darahk samping tablet Tambah Darah, Kebutuhan/dosis tablet Tambah Darah selama kehamilan, Manfaat tablet Tambah Darah bagi ibu hamil, Waktu dan cara minum tablet Tambah Darah yang benar dengan menggunakan media leaflet. 2.



sasaran untuk bertanya tentang materi yang belum jelas. 3.



sasaran. 4.



a. b. c. d. e.



Sasaran Menjawab salam Menyimak Menyimak Menyimak Menyimak



a. Memperhatikan dan mendengarkan secara seksama b. Mengajukan pertanyaan c. Memperhatikan d. Menjawab pertanyaan e. Memperhatikan



Waktu



2 menit



15 menit



materi pentingnya pemberian tablet Tambah Darah pada ibu hamil kepada sasaran. 5.



a. 3



b. c. d.



Penutup



Tablet Tambah Darah Pada Ibu Hamil. Menyimpulkan hasil penyuluhan. Klarifikasi Harapan penyuluh. Menutup penyuluhan dan mengucapkan salam.



a. b. c. d.



Memperhatikan Memperhatikan Memperhatikan Menjawab salam



3 menit



6. Evaluasi 1. Prosedur: Selama penyuluhan 2. Bentuk evaluasi : Lisan 3. Tipe : Essay 4. Butir soal : a. Sebutkan kembali pengertian tablet Tambah Darah! b. Sebutkan kembali tujuan pemberian tablet Tambah Darah! c. Sebutkan kembali manfaat tablet Tambah Darah bagi ibu hamil dan untuk remaja putri! d. Sebutkan kembali kebutuhan/dosis tablet Tambah Darah selama kehamilan dan untuk remaja putri! e. Sebutkan kembali eTambah Darahk samping tablet Tambah Darah! f. Sebutkan kembali waktu dan cara minum tablet Tambah Darah yang benar! 7. DAFTAR PUSTAKA Standar Pelayanan Kebidanan 2001. Jakarta Departemen Kesehatan RI Buku Kader Usaha Perbaikan Gizi Keluarga. Edisi XXVI 2000. Jakarta Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial RI Yulaikhah, Lily. 2008. Kehamilan. Jakarta: EGC



MATERI PENYULUHAN PEMBERIAN TABLET TAMBAH DARAH A.



Pengertian tablet Tambah Darah Besi merupakan mineral mikro yang paling banyak terdapat di dalam tubuh



manusia dan hewan, yaitu sebanyak



3-5 gram didalam tubuh manusia dewasa.



Besi mempunyai beberapa fungsi esensial didalam tubuh sebagai alat angkut oksigen dari sel,



dan



paru-paru ke jaringan tubuh, sebagai alat angkut elektron didalam



sebagai



bagian terpadu berbagai reaksi enzim didalam jaringan tubuh



(Almatzier, 2003). Tablet Tambah Darah adalah suplemen yang mengandung zat besi. Zat besi adalah mineral yang dibutuhkan untuk membentuk sel darah merah (Hemoglobin) Selain itu, mineral ini juga berperan sebagai komponen untuk membentuk mioglobin (protein yang membawa oksigen ke otot), kolagen (protein yang terdapat pada tulang, tulang rawan, dan jaringan penyambung), serta enzim. Tablet Tambah Darah (zat besi)  adalah tablet besi yang setiap tablet mengandung 200 mg sulfas Tambah Darahrosus (yang setara dengan 60 mg besi elemental) dan 0,25 mg Asam Folat (Ningrum, 2009). Zat besi adalah unsur vital untuk pembentukan hemoglobin, juga merupakan komponen penting pada system enzim pernafasan ( Siti Misaroh Ibrahim, 2011).



B.



Tujuan pemberian tablet Tambah Darah. Tujuan pemberian tablet Tambah Darah adalah untuk memperbaiki status zat



besi ibu, yang masih belum tercukupi dari makanan sehari-hari, menunjang persediaan darah bumil untuk pembentukan Hb, untuk mencegah anemia selama kehamilan yang dapat membahayakan jiwa ibu dan menghambat pertumbuhan janin.



C.



Manfaat tablet Tambah Darah bagi ibu hamil Tablet besi selama kehamilan sangat penting karena dapat membantu proses



pembentukan sel darah merah sehingga dapat mencegah terjadinya anemia/ penyakit kekurangan darah. Kekurangan zat besi (anemian defisiensi zat besi)selama hamil dapat berdampak tidak baik bagi ibu maupun janin. Perdarahan yang banyak sewaktu melahirkan bereTambah Darahk lebih buruk pada ibu hamil yang anemia. Kekurangan zat besi juga mempengaruhi pertumbuhan janin sehingga saat lahir, berat badannya di bawah normal ( BBLR). Akibat lain dari anemia defisiensi besi selam hamil adalah bayi lahir premature. Menurut Waryana, 2011 Manfaat tablet zat besi yaitu : 1.



Untuk memelihara kehamilan



Zat besi, sangat penting karena pada masa kehamilan volume darah anda meningkat 25%, dan juga penting untuk bayi membangun persediaan darahnya. Dapat dijumpai di hati, daging merah, sayuran hijau, wijen, buah-buahan kering, dan kuning telur. Penyerapan zat besi dapat terbantu dengan konsumsi vitamin c. Segera mulai minum begitu mengetahui hamil, setiap hari satu tablet paling sedikit 90 tablet selama masa kehamilan. Lebih baik bila lebih dari 90 tablet sampai melahirkan.  Zat besi juga dianjurkan untuk Ibu Nifas



2.



Lanjutkan minum tablet tambah darah (tablet Tambah Darah) setelah melahirkan setiap  satu tablet paling sedikit selama 40 hari. Lebih baik lebih dari 40 tablet selama 6 bulan masa pemberian ASI Ekslusif. Zat besi penting saat menyusui



3.



Tambahan zat besi sangat penting dalam masa menyusui karena dibutuhkan untuk kenaikan sirkulasi darah dan sel, serta menambah sel darah merah (HB) sehingga daya angkut oksigen mencukupi kebutuhan. 4.



Kekurangan zat besi berat pada ibu hamil dapat meningkatkan resiko kematian ibu hamil.



D.



Kebutuhan/dosis pemberian tablet Tambah Darah selama kehamilan. Kebutuhan akan zat besi selama trimester I relatif sedikit yaitu 0.8 mg sehari yang kemudian meningkat tajam selama trimester II dan III yaitu 6,3 mg sehari (Arisman, 2010). Khusus masa kehamilan terutama trimester III merupakan masa kritis dimana kebutuhan akan zat gizi meningkat. Jika zat besi dalam darah kurang



maka



kadar



hemoglobin akan



menurun



yang



mengakibatkan



gangguan pertumbuhan janin. Beberapa penelitian menyatakan bahwa kadar Hb ibu hamil trimester akhir dan tingginya angka anemia pada trimester III dapat mempengaruhi berat badan lahir. Pada masa tersebut kebutuhan zat besi tidak dapat diandalkan dari menu harian saja. Walaupun menu hariannya mengandung zat besi yang cukup, ibu hamil tetap perlu tambahan tablet besi atau vitamin yang mengandung zat besi. Zat besi bukan hanya penting untuk memelihara kehamilan. Ibu hamil yang kekurangan zat besi dapat menimbulkan perdarahan setelah melahirkan, bahkan inTambah Darahksi, kematian janin intra uteri, cacat bawaan dan abortus.



Bumil yang anemia gizi akan melahirkan bayi yang anemia pula, yang dapat menimbulkan disfungsi pada otaknya dan gangguan proses tumbuh kembang otak. Selanjutnya, maka bumil dianjurkan mengkonsumsi zat besi sebanyak 60-100 mg/ hari (Waryana, 2010). Wanita hamil memerlukan 800 mg atau 30-50 mg/ hari. Pemberian tablet tambah darah selama kehamilan merupakan salah satu cara yang paling cocok bagi ibu hamil untuk meningkatkan kadar Hb sampai tahap yang di inginkan, karena sangat eTambah Darahktif dimana satu tablet mengandung 60



mg



Tambah Darah.



Setiap tablet setara dengan 200mg Tambah



Darahrrosulfat. Selama kehamilan minimal diberikan 90 tablet sampai 42 minggu setelah melahirkan diberikan sejak pemeriksaan ibu hamil pertama. Pemberian preparat 60 mg/ hari dapat menaikkan kadar Hb sebanyak 1 gr/dl / bulan. Saat ini program nasional menganjurkan kombinasi 60 mg besi dan 50 nanogram asam folat untuk profilaksis anemia (Saifuddin, 2002). E.



Efek Samping Tablet Tambah Darah Konsumsi suplemen oral zat besi dapat menyebabkan mual, muntah, kram lambung, nyeri ulu hati, dan konstipasi (kadang-kadang diare). Namun derajat mual yang ditimbulkan oleh setiap preparat tergantung pada jumlah element zat besi yang diserap. Takaran zat besi diatas 60 mg dapat menimbulkan efek samping yang tidak dapat diterima pada ibu hamil sehingga terjadi ketidakpatuhan dalam pemakaian obat jadi tablet zat besi denagan dosis rendah lebih cenderung ditoleransi (dan diminum) dari pada dosis tinggi. Bagi banyak wanita dosis rendah sudah memadai (Soe jordan, 2003). Agar tidak terjadi efek samping dianjurkan untuk minum tablet besi atau sirup besi setelah makan pada malam hari. Setelah minum tablet besi atau sirup zat besi biasanya kotoran (feses) berwarna kehitaman. Hal ini merupakan hal yang wajar dan tidak perlu dikhawatirkan



F.



Waktu dan cara minum tablet Tambah Darah yang benar 1.



Pemberian tablet tambah darahi lebih bisa ditoleransi jika dilakukan pada saat sebelum tidur malam.



2.



Pemberian tablet tambah darah harus dibagi serta dilakukan dengan interval sedikitnya 6-8 jam , dan kemudian interval ini di tingkatkan hingga 12



atau 24 jam jika timbul efek samping. 3.



Minum tablet tambah darah pada saat makan atau segera sesudah makan selain dapat mengurangi gejala mual yang menyertainya tetapi juga akan menurunkan jumlah zat besi yang diabsorpsi.



BAB IV PENUTUP



A. Kesimpulan 1. UPT Puskesmas Sungai Tarab II dengan wilayah kerja 36,2 Km2 yang terdiri dari 3 Nagari yakni Nagari Sungai Tarab, Nagari Simpuruik dan Nagari Padang Laweh dan terdapat 10 Jorong 2. Pelaksanaan penilaian status gizi masyarakat di wilayah Puskesmas Sungai Tarab II didapatkan dalam kegiatan posyandu balita, posbindu, dan posyandu lansia dan penimbangan masal pada bulan Februari dan Agustus. Untuk penilaian status gizinya sudah sesuai dengan seharusnya dan pencatatan serta pelaporannya menggunakan EPPGBM. 3. Dalam melaksanakan pelayanan kesehatan pada masyarakat di UPT Puskesmas Sungai Tarab II setiap program sudah bekerjasama dengan lintas sektor 4. Dalam masa pandemi COVID-19 untuk mencegah penularan, UPT Puskesmas Sungai Tarab II telah meminimalisir kunjungan masyarakat untuk hal-hal yang tidak mendesak atau gawat darurat dengan memanfaatkan teknologi informasi atau media lainnya sesuai kebutuhan melalui WA dan Telpon 5. Di UPT Puskesmas Sungai Tarab II dilakukan Asuhan Gizi Pada: a. Anak yang mempunyai masalah gizi seperti Underweight, Stunting dan Wasting b. Ibu hamil KEK dan Anemia dilakukan Skrining terlebih dahulu c. Konsultasi masalah gizi pada dewasa dilakukan Skrining dan riwayat gizi terlebih dahulu 6. Identifikasi masalah gizi yang ada di UPT Puskesmas Padang Ganting dengan melihat pencapaian dari indikator program gizi setahun 7. Prioritas masalah dari program gizi dilakukan dengan metode USG dari beberapa masalah yang sangat penting untuk ditanggulangi yaitu Menurunkan jumlah ibu hamil Anemia 8. Rencana kegiatan program gizi dirumuskan dalam bentuk Rencana Usulan Kegiatan (RUK) tahunan serta Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) untuk tahun yang segera berjalan yang dituangkan dalam Kerangka Acuan Kegiatan (KAK) 9. Proses pengawasan dan pengendalian pelaksanaan kegiatan program gizi di puskesmas dilaksanakan terintegrasi dengan program kesehatan lainnya, akan dibahas setiap bulannya dalam forum lokakarya mini lintas program dan Pada akhir tahun dilakukan penilaian hasil kinerja program gizi yang terintegrasi



10. Intervensi dari masalah gizi dengan menurunkan jumlah ibu hamil anemia di UPT Puskesmas Sungai tarab II dengan melakukan penyuluhan dan pemberian PMT kepada ibu hamil B. Saran 1. Dari semua kegiatan program gizi di Puskesmas Sungai Tarab II selama tahun 2021 agar berhasil dan mencapai target diharapkan dari semua pihak baik petugas, kader, pemegang program lainnya dan lintas sektor lainnya agar melaksanakan tugasnya sesuai dengan fungsinya masing-masing dengan sebaiknya. 2. Asuhan Gizi yang telah dilakukan sangat bermanfaat untuk memecahkan masalah gizi dengan mengatasi berbagai faktor yang ada sehingga dapat menentukan akar masalah gizi untuk menetapkan intervensi yang sesuai



DAFTAR PUSTAKA Kementerian Kesehatan RI (2021) ‘Pedoman Pelaksanaan Teknis Surveilans Gizi” Kementerian Kesehatan RI. Direktorat Jendral Kesehatan masyarakat. Jakarta Kementerian Kesehatan RI (2021) ‘Pedoman Proses Asuhan Gizi Puskesmas” Kementerian Kesehatan RI. Direktorat Jendral Kesehatan masyarakat. Jakarta Kementerian Kesehatan RI (2020) ‘Pedoman Pelayanan Gizi pada masa tanggap Darurat Covid-19” Kementerian Kesehatan RI. Direktorat Jendral Kesehatan Masyarakat. Direktorat Gizi Masyarakat. Jakarta



Lampiran (Dokumentasi dan Surat Keterangan telah melaksanakan PBL)



A. Dokumentasi kegiatan



1. Pelaksanaan PBL di Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Datar



2. Pelaksanaan PBL di UPT Puskesmas Sungai Tarab II



3. Pengambilan Data Sekunder



4. Pelaksanaan Intervensi masalah Program Gizi ke Lapangan



B. Surat Keterangan telah melaksanakan PBL