Laporan Pelatihan Perawat Terampil Anestesi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PELATIHAN PERAWAT ANESTESI DI RSUP SANGLAH DENPASAR PADA TANGGAL 17 APRIL 2017 – 14 JULI 2017



Disusun oleh Julianus Lende, S.Kep, Ns NIP. 19880725 201403 1 001



RUMAH SAKIT UMUM DAERAH WAIKABUBAK PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SUMBA BARAT 2017



A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Anestesi atau pembiusan adalah pengurangan atau penghilangan sensasiuntuk sementara, sehingga operasi atau prosedur lain yang menyakitkan dapatdilakukan. Anastesi ada dua jenis anastesi umum yang membuat pasien tak sadar dan anestesi lokal yang membuat mati rasa bagian tubuh yang akandiambil tindakan. Tidur yang di induksi anestesi tidak sama dengan tidur biasa, tetapi suatu bentuk ketidak sadaran sementara yang secara hati – hati dikendalikan olehdokter anestesi. Setiap jenis operasi membutuhkan pengelolaan jumlah yangtepat dari anestesi. Sepanjang prosedur, berbagai jenis obat – obatan ditambahkan atau di hapus untuk mengurangi rasa sakit dan mempertahankantingkat ketidak sadaran yang tepat. Untuk beberapa operasi, pilihan terbaik adalah menggabungkan biuslokal seperti spinal atau epidural dengan obat obatan anestesi untuk membuat pasien mengantuk.



2. Tujuan a. Tujuan Umum Setelah mengikuti pelatihan selama 3 bulan penuh diharapkan perawat mampu memberikan asuhan keperawatan pada pasien yang di anastesi dikamar operasi dengan baik dan benar sesuai dengan standar mutu pelayanan,sehingga dapat meminimalkan angka kematian dan kesakitan dan kecacatan yang dapat timbul selama pembiusan di kamar operasi. b. Tujuan Khusus 1) Memahami dan melakukan persiapan alat dan obat anestesi 2) Memahami dan melakukan asisten tindakan general atau regional anestesi. 3) Melakukan monitoring durante operasi pada general atau regional anestesi. 4) Melakukan asuhan keperawatan perioperatif pada pasien 5) Melakukan pendokumentasian laporan anestesi pada pasien 6) Melakukan penanganan kegawatan pada pasien 7) Melakukan perawatan pasca anestesi pada pasien



B. TEMPAT PELATIHAN Pembukaan hari Senin tanggal 17 April 2017, Tempat kuliah gedung diklat lantai 4 Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, penutupan pada hari Jumat tanggal 14 Juli 2017



C. PEMBIAYAAN (Terlampir)



D. GARIS BESAR MATERI 1. Building Learning Commitment (BLC) 2. Komunikasi terapeutik



3. Manual handling 4. Standar pelayanan anestesi dan reanimasi serta konsep ICU di Indonesia 5. Konsep caring 6. Konsep asuhan keperawatan perianestesi 7. Peran dan fungsi perawat anestesi 8. Tata ruang kamar operasi yang ideal 9. Pengendalian infeksi di kamar operasi 10. Alat-alat anestesi dan mesin anestesi 11. Akses IV line 12. Manajemen kamar operasi 13. Askep perianestesi pada pasien anak 14. Askep perianestesi pada pasien rawat jalan 15. Askep perianestesi pada pasien gawat darurat 16. Askep perianestesi pada pasien kebidanan 17. Surgical positioning 18. Asuhan keperawatan di ruang pulih 19. Sejarah pelayanan anestesi dan reanimasi 20. Terapi cairan dan transfuse darah 21. Obat-obat anestesi 22. Evaluasi pra anestesi 23. Review anatomi dan fisiologi anestesi 24. Teknik anestesi 25. Airway manajement 26. Monitoring anestesi 27. Penyulit intra dan pasca anestesi 28. Aspek legal dalam pelayanan anestesi dan reanimasi 29. Managemen nyeri 30. Anestesi pada pasien kebidanan 31. Transportasi pasien pasca anestesi 32. Anestesi pada pasien pediatric 33. Anestesi pada pasien gawat darurat 34. Anestesi pada pasien rawat jalan konsep PACU 35. Code Blue – AHA 2015



E. INSTRUKTUR 1. Dokter spesialis Anestesi konsultan 2. Dokter spesialis Anestesi 3. Staf perawat mahir anastesi



F. METODE PELATIHAN 1. Kuliah terstruktur 2. Skill station 3. Simulasi kasus 4. Praktek lapangan 5. Ujian komperhensif



G. PESERTA PELATIHAN Peserta pelatihan terdiri dari 34 perawat yang berasal dari berbagai daerah Bali 28 orang, Nusa Tenggara Timur 2 orang, Papua Barat 1 orang, Sulawesi Selatan 2 orang, dan Sumatra Selatan 1 orang.



H. JADWAL PELATIHAN ANESTESI (Terlampir)



I. MATERI PELATIHAN ANESTESI (Terlampir)



J. KESIMPULAN Setelah melakukan pelatihan perawat terampil anestesi selama 3 bulan yang terbagi dalam, 2 minggu full kuliah teori disambung dengan berbagai macam skill station dan ujian skill. Minggu ke-3 sampai bulan Juli praktik klinik ditempat berbeda dan bergantian tiap hari yaitu ruang OK IGD, OK WING, dan OK IBS, ruang pulih sadar recovery room, ruang CT scan. Dari hasil pelatihan ini dapat saya simpulkan sebagai berikut : 1. Perawat harus menggunakan tehnik steril dalam melakukan suction ETT atau traceostomy kecuali pada suction mulut hanya menggunakan tehnik bersih 2. Perawat cuci tangan 6 langkah dengan 5 moment (sebelum menyentuh pasien,sebelum melakukan tindakan, setelah menyentuh pasien, setelah terpapar cairan tubuh pasien, dan setelah menyentuh barang – barang di sekitar pasien). 3. STATICS harus selalu disiapkan apapun jenis pembiusan yang dipilih. 4. Adanya depo farmasi didalam kamar operasi. 5. Obat obatan yg sudah di pakai dan jika ada sisa langsung di buang. 6. Menyeterilan dan pembersihan alat tergantung pada golongan termasuk alat kritis, semi kritis, atau non kritis. Cairan yang digunakan untuk desinfektan adalah cairan enzymmatic 7. Menggunaan breathing sircuit pada mesin anestesi idealnya diganti setiap hari. 8. Penggunaan ETT, Mayo sekali pakai pada satu pasien/disposibel. 9. Observasi pasien dilakukan tiap 15 menit pada monitoring tanda – tanda vital, produksi urin, perdarahan, banyaknya cairan yang masuk.



10. Observasi pasien yang menggunakan mesin anestesi bila alarm berbunyi berarti ada tanda-tanda bahaya dari penggunaan mesin anestesi. 11. Pasien yang sudah dilakukan tindakan operasi dan menunggu pulih diruang RR minimal 60 menit baru pindah kecuali pasien pasien yang memerlukan kebutuhan khusus (pasien yang membutuhkan ventilator bisa langsung pindah ke kamar intensif.



K. SARAN 1. Perawat anestesi sangat membutuhkan knowledge serta skill yang selalu terbarudan harus menguasai keterampilan perawatan pasien kritis yang tepat sehingga memberikan pelayanan keseahatan pasien kritis yang optimal serta meminimalkan angka kematian pasien di kamar operasi. 2. Perawat terampil anestesi harus beda dengan perawat ruang perawatan biasa karena perawat anestesi harus lebih menguasai keterampilan pengoperasian alat – alat yang khusus anestesi penggunaan obat obatan anatesi dan emergency 3. Selalu menggunakan APD saat melakukan tindakan pada pasien.



L. PENUTUP Dengan selesainya pelatihan perawat terampil anestesi di RSUP Sanglah Denpasar selama 3 bulan semoga membawa perubahan besar, berguna dan bermanmaat bagi pelayanan RSUD Waikabubak di kamar operasi utamanya instalasi anestesi dan ruang perawatan yang lain. Demikian laporan ini saya buat semoga bermanfaat bagi pelayanan di RSUD Waikabubak.



Waikabubak, 20 Juli 2017 Yang mengikuti pelatihan



Julianus Lende, S.Kep, Ns NIP. 198807252014031001