Laporan Pencahayaan Dan Kebisingan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Laporan Pencahayaan dan Kebisingan LAPORAN Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah “Hygiene Industri” Dosen pengampu : Bapak Bina Kurniawan,SKM,M.Kes



Disusun Oleh : Siti Aryaningsih (SK215005)



PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KENDAL 2018/2019



Laporan Pencahayaan dan Kebisingan



PENCAHAYAAN A.



Dasar teori Pencahayaan sangat penting bagi kehidupan manusia. Pencahayaan yang baik adalah pencahayaan yang memungkinkan seseorang melihat pekerjaannya dengan teliti dan cepat serta membantu menciptakan lingkungan kerja yang nikmat dan menyenangkan. Untuk mendapatkan pencahayaan yang baik, biasanya orang menggunakan dua macam pencahayaan sekaligus yaitu: 1. Pencahayaan alami dari sinar matahari. 2. Pencahayaan buatan dengan menggunakan lampu-lampu. Sifat dari pencahayaan yang baik ditentukan oleh: 1. Pembagian luminensi dalam lapangan penglihatan. 2. Pencegahan kesilauan. 3. Arah sinar. 4. Warna dinding 5. Panas pencegahannya terhadap keadaaan lingkungan. Pencahayaan yang buruk dapat menimbulkan berbagai gangguan seperti berikut: 1. Kelelahan mata dengan berkurangnya daya dan efesiensi kerja. 2. Kelelahan mental. 3. Keluhan-keluhan pegal didaerah mata. 4. Kerusakan alat penglihatan. 5. Meningkatnya kecelakaan.



B.



Tujuan 1. Agar mahasiswa mampu melakukan intensitas cahaya pada lingkungan kerja.



C.



Loakasi dan Waktu Pengukuran Lokasi : Toko rumahan Hari dan taggal : Kamis,29 Juni 2018 Waktu : 08.00



D.



Alat a. Alat tulis b. Lux Meter.



E.



Prosedur Kerja a. Letakkan alat pada keadaan mendatar b. On kan alat tersebut



c. d. e. f. g. h.



Peganglah alat menghadap sumber cahaya. Setinggi satu meter dari permukaan Tekan tombol untuk memulai pengukuran Bila angka telah stabil,maka pencet tombol untuk mengetahui angkanya Pengukuran dilakukan pada titik disalah satu titik ruangan. Baca dan catat angka yang terlihat pada lux meter. Lanjutkan pengukuran pada titik berikutnya.Jarak antar titik yakni kurang lebih 85cm dan tinggi alat sekitar 1 m dari permukaan kemudian hadapkan sensor ke cumber cahaya i. Demikian pengukuran dilakukan, sehingga semua titik seluruh ruangan tersebut terukur semua. F.



Hasil Titik (fx)



1 93



2 3 105 176



jumlah 374



G.



Analisa Hasil a. Berdasarkan hasil yang diperoleh menujukkan bahwa intensitas penerangan di toko tersebut menunjukkan bahwa penerangan cukup tinggi dan cukup terang. Hal tersebut terjadi karena beberapa faktor: 1.Pengukuran dilakukan pada pagi hari jam 08.00 WIB. Sehingga kondisinya cukup terang. 2.Pada saat pengukuran berlangsung pintu dalam keadaan terbuka, sehingga cahaya yang masuk lebih banyak yang menyebabkan kondisinya menjadi terang 3. Di toko tersebut juga terdapat jendela dan pintu toko yang terbuka sehingga ada cahaya yang masuk.



H.



Kesimpulan Berdasarkan pengukuran yang telah dilakukan di toko tersebut diperoleh hasil dari tiga titik pengukuran yakni 374 lux,dimana hasil tersebut memenuhi standart penerangan dalam suatu ruangan pekerjaan. Persyaratan lingkungan kerja perkantoran dan industri intensitas cahaya di ruang kerja minimal 100 lux.



KEBISINGAN A. 1)



Dasar teori Pengertian kebisingan Bising dalam kesehatan kerja, bising diartikan sebagai suara yang dapat menurunkan pendengaran baik secara kwantitatif (peningkatan ambang pendengaran) maupun secara kwalitatif (penyempitan spektrum pendengaran), berkaitan dengan faktor intensitas, frekuensi, durasi dan pola waktu. Kebisingan didefinisikan sebagai suara yang tidak dikehendaki,misalnya yang merintangi terdengarnya suara-suara,musik dsb, atau yang menyebabkan rasa sakit atau menghalangi gaya hidup. (Kosa kata elekttro-teknik Internatisional Bab 801: Akustikal dan elektroakustik). Jadi dapat disimpulkan bahwa kebisingan adalah bunyi atau suara yang tidak dikehendaki dan dapat mengganggu kesehatan, kenyaman serta dapat menimbulkan ketulian. 2) Jenis-Jenis Kebisingan Jenis-jenis kebisingan yang sering ditemukan berdasarkan spektrum frekuensi dan sifat sumber bunyi, bising dapat dibagi atas: a. Bising terus menerus (continuous noise) Bising terus menerus dihasilkan oleh mesin yang beroperasi tanpa henti, misalnya blower, pompa, kipas angin, gergaji sirkuler, dapur pijar, dan peralatan pemprosesan. Bising terusmenerus adalah bising dimana fluktuasi dari intensitasnya tidak lebih dari 6 dB dan tidak putus-putus. Bising kontinyu dibagi menjadi 2 (dua) yaitu: b. Wide Spectrum adalah bising dengan spektrum frekuensi yang luas. bising ini relatif tetap dalam batas kurang dari 5 dB untuk periode 0.5 detik berturut-turut, seperti suara kipas angin, suara mesin tenun. c. Norrow Spectrum adalah bising ini juga relatif tetap, akan tetapi hanya mempunyai frekuensi tertentu saja (frekuensi 500, 1000, 4000) misalnya gergaji sirkuler, dan katup gas. d. Bising terputus-putus (intermittent noise) Adalah kebisingan saat tingkat kebisingan naik dan turun dengan cepat, seperti lalu lintas dan suara kapal terbang di lapangan udara. Bising jenis ini sering disebut juga intermittent noise, yaitu bising yang berlangsung secara tidak terus-menerus, melainkan ada periode relatif tenang, misalnya lalu lintas, kendaraan, kapal terbang, dan kereta api. e. Bising tiba-tiba (impulsive noise) Merupakan kebisingan dengan kejadian yang singkat dan tiba-tiba. Efek awalnya menyebabkan gangguan yang lebih besar, seperti akibat ledakan, misalnya dari mesin pemancang, pukulan, tembakan bedil atau meriam, ledakan dan dari suara tembakan senjata api. Bising jenis ini memiliki perubahan intensitas suara melebihi 40 dB dalam waktu sangat cepat dan biasanya mengejutkan pendengarnya seperti suara tembakan, suara ledakan mercon, dan meriam. f. Bising berpola (tones in noise)



Merupakan bising yang disebabkan oleh ketidakseimbangan atau pengulangan yang ditransmisikan melalui permukaan ke udara. Pola gangguan misalnya disebabkan oleh putaran bagian mesin seperti motor, kipas, dan pompa. Pola dapat diidentifikasi secara subjektif dengan mendengarkan atau secara objektif dengan analisis frekuensi. g. Bising impulsif berulang Sama dengan bising impulsif, hanya bising ini terjadi berulang-ulang, misalnya mesin tempa. 3) Pengaruh bising pada manusia Berdasarkan pengaruhnya pada manusia, bising dapat dibagi atas: a. Bising yang mengganggu (Irritating noise). Merupakan bising yang mempunyai intensitas tidak terlalu keras, misalnya mendengkur. b. Bising yang menutupi (Masking noise) Merupakan bunyi yang menutupi pendengaran yang jelas, secara tidak langsung bunyi ini akan membahayakan kesehatan dan keselamatan tenaga kerja, karena teriakan atau isyarat tanda bahaya tenggelam dalam bising dari sumber lain. c. Bising yang merusak (Damaging/Injurious noise) Merupakan bunyi yang intensitasnya melampui Nilai Ambang Batas. Bunyi jenis ini akan merusak atau menurunkan fungsi pendengaran.



B. Tujuan 1. 2. 3.



Untuk mengetahui intensitas kebisingan di suatu tempat kerja Mahasiswa mampu melakukan pengukuran kebisingan Mahasiswa mampu menganalisis hasil pengukuran kebisingan



Cara Kerja Praktikum A. Alat dan BAhan 1.



Kebisingan a. Sound level meter b. Lembar data



B. Cara Kerja 1.



Kebisingan 1) Persiapan Alat a. Sound level meter b. Buka aplikasi sound level meter 2) Pengukuran a. Tentukan lokasi pengukuran



b. Arahkan microphon pada handphone ke arah sumber suara dengan tinggi 1 m dari permukaan c. Hasil pengukuran ditunjukan pada monitor saat angkat stabil Hasil Pembahasan  Dari hasil pengukuran tingkat kebisingan menggunakan alat sound meter di tempat kerja penjual es blender diperoleh nilai 48 dB (Moderate rainfall),yang berarti bahwa kebisingan masih dalam keadaan sedang.  Dengan tidak adanya hasil pengukuran yang melebihi Nilai Ambang Batas maka wilayah kerja tersebut aman untuk dilakukan aktivitas kerja tanpa ada pengendalian atau pencegahan kebisingan