Laporan Pendahuluan Abortus [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN ANESTESI PADA Ny. I DENGAN ABORTUS TEKNIKANESTESI UMUM DI RSUD dr. R. GOETENG TAROENADIBRATA



Disusun Oleh: Nama : Gangsar Haryo Narendra NIM : 190106063 Mengetahui, Pembimbing Akademik



Pembimbing Klinik



(...................................................)



(...............................................)



PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS HARAPAN BANGSA 2022



LAPORAN PENDAHULUAN ABORTUS A. Konsep Teori Penyakit 1. Definisi Abortus Abortus adalah pengakhiran kehamilan, baik secara spontan maupun disengaja, sebelum 20 minggu berdasarkan hari pertama haid terakhir (Levano, 2015). Abortusadalah berakhirnya suatu kehamilan (oleh akibat-akibat tertentu) pada atau sebelum kehamilan tersebut berusia 22 minggu atau buah kehamilan belum mampu untuk hidup di luar kandungan dengan berat badan janin kurang dari 500 gram(Ratnawati, 2018). Abortus inkomplit adalah peristiwa pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan sebelum 20 minggu, dengan



masih



adanya



sisa



yang tertinggal



dalam



uterus (Nugroho, 2010). Abortus inkomplit merupakan salah satu perdarahan pada kehamilan muda yang merupakan salah satu penyebab kematian Neonatal dan Maternal di Indonesia. Risiko terjadinya abortus spontan meningkat bersamaan dengan peningkatan jumlah paritas, usia ibu. Abortus meningkat sebesar 12% pada wanita usia kurang dari 20 tahun dan meningkat sebesar 26% pada usia lebih dari 40 tahun. (Cunningham, 2012)



2. Jenis-Jenis Abortus a. Abortus imminens Merupakan perdarahan dari uterus pada usia kehamilan < 20



minggu dan tanpa diikuti oleh dilatasi uterus, dimana hasil konsepsi masih didalam uterus dan kehamilan ini dapat dipertahankan b. Abortus insipien Merupakan perdarahan dari uterus pada kehamilan < 20 minggu, diikuti oleh dilatasi servix yang meningkat dimana kehamilan tidak dapat dipertahankan. Karena akan berkembang menjadi abortus inkomplit atau abortus komplit. Abortus insipiens disebut juga dengan keguguran yang tidak bisa dihindari. Pada



keguguran jenis ini, janin masih utuh di dalam rahim, tetapi ibu hamil sudah mengalami perdarahan dan pembukaan jalan lahir sehingga keguguran pasti terjadi.



c. Abortus inklompletus Pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada usia kehamilan < 20 minggu, dan sebagian masih ada yang tertinggal didalam uterus d. Abortus kompletus Pengeluaran seluruh hasil konsepsi e. Abortus habitualis Abortus spontan yang terjadi lebih dari 3 kali atau lebih secara berturut-turut f. Missed Abortion Kematian janin didalam uterus pada usia kehamilan < 20 minggu dan janin tersebut sudah ≥ 8 minggu belum dikeluarkan.



3. Etiologi Faktor penyebab terjadinya abortus adalah : a. Faktor Fetal Abortus pada usia kehamilan awal pada umumnya disebabkan oleh abnormalitas zigot, atau plasenta. Abnormalitas kromosom ditemukan sekitar 60-75% kasus abortus spontan. Dan angka abortus yang disebabkan kelainan kromosom akan semakin berkurang seiring dengan bertambahnya usia kehamilan. Abnormalitas kromosom diturunkan dari gen kedua orang tuanya. b. Faktor maternal 1). Kelainan anatomi uterus Adanya kelainan anatomi uterus seperti Leiomyoma yang besar dan multipel atau adanya sinekia uterus (Ashermann Syndrome) dapat 6 meningkatkan risiko abortus.Malformasi kongenital yang disebabkan oleh abnormalitas fusi Ductus Mullerii dan lesi yang didapat memiliki pengaruh yang sifatnya masih kontroversial.Pembedahan pada beberapa kasus dapat menunjukkan hasil yang positif. 2). Infeksi Beberapa jenis infeksi dan hubungannya dengan abortus telah diteliti secara luas, misal: Lysteria monocytogenes, Mycoplasma hominis, Ureaplasma urealyticum, Toxoplasma gondii, dan Virus (Herpes simplex, Cytomegalovirus, Rubella) memiliki hubungan yang bervariasi dengan semua jenis abortus spontan. Data penelitian yang menghubungkan infeksi dengan abortus menunjukkan hasil yang beragam,sehingga American College of Obstetricians and Gynecologyst menyatakan bahwa infeksi bukan penyebab utama abortus trimester awal.



3). Penyakit metabolik Abortus sering dihubungkan dengan adanya penyakit metabolik pada ibu seperti tuberkulosis, Diabetes Mellitus, Hipotiroidisme, dan anemia. 4).Faktor Imunologi



Sindroma Antibodi Fosfolipid adalah gangguan imunologi autoimunitas yang ditandai dengan adanya antibodi dalam sirkulasi yang melawan fosfolipid membran dan setidaknya memperlihatkan satu sindroma klinik spesifik (abortus berulang, trombosis yang penyebabnya tak jelas dan kematian janin). 5) Trauma fisik Trauma yang tidak menyebabkan terhentinya kehamilan sering kali dilupakan.Yang diingat hanya kejadian tertentu yang dapat menyebabkan 13.Abortus.Namun, sebagian besar abortus spontan terjadi beberapa waktu setelah kematian mudigah atau janin (Smith, 2015). 6) Faktor paternal Tidak banyak yang diketahui tentang faktor paternal (ayah) dalam terjadinya abortus spontan.yang jelas, translokasi kromosom pada sperma dapat menyebabkan abortus.



4. Tanda dan Gelaja Tanda dan Gejala Secara umum tanda dari abortus adalah: -Amenorhoe kurang dari 20 minggu - Perdarahan pervaginam - Kram perut - Nyeri pinggang - Pada pemeriksaan dalan kanalis servicalis terbuka - Pada missed abortion; uterus tidak membesar, payudara mengecil



5. Patofisiologi Pada awal abortus, terjadi pendarahan dalam desidua basalis kemudian diikuti oleh nekrosi jaringan sekitarnya.Hal tersebut menyebabkan hasil konsepsi terlepas sebagian atau seluruhnya sehingga merupakan benda asing dalam uterus.Keadaan ini menyebabkan uterus berkontraksi untuk mengeluarkan isinya.Pada kehamilan kurang dari 8 minggu, hasil konsepsi itu biasanya dikeluarkan seluruhnya karena vili korialis belum menembus desidua secara mendalam.Pada kehamilan antara dan 14 minggu, vili korinalis menembus desidua lebih dalam dan umumnya plasenta tidak dilepaskan dengan sempurna sehingga dapat menyebabkan banyak 8 pendarahan.Pada kehamilan 14 minggu ke atas, umumnya yang dikeluarkan setelah ketuban pecah adalah janin, disusul setelah beberapa waktu kemudian adalah plasenta.Pendarahan tidak banyak jika



plasenta



segera



terlepas



dengan



lengkap.Peristiwa



abortus



ini



menyerupaipersalinan dalam bentuk miniatur. 6. Pemeriksaan Diagnostic USG kehamilan untuk mendeteksi adanya retensi produk atau sisa kehamilan. Pemeriksaan Ginekologi Pada pemeriksaan dalam, untuk abortus yang baru terjadi didapatkan serviks terbuka, kadang-kadang dapat diraba sisa-sisa jaringan dalam kanalis servikalis atau kavum uteri.



7. Penatalaksanaan Medis a. Penatalaksanaan Terapi Terapi intravena atau transfusi darah dapat dilakukan apabila diperlukan (Ratnawati, 2018). b. Penatalaksanaan Operatif Kehamilan tidak bisa dipertahankan maka dilakukan kuretage



B. Pertimbangan Anestesi 1. Definisi Anestesi Anestesi, secara umum berarti suatu tindakan menghilangkan rasa sakit ketika melakukan pembedahan dan berbagai prosedur lainnya yang menimbulkan rasa sakit pada tubuh. Istilah anestesi digunakan pertama kali oleh Oliver Wendel Holmes Sr pada tahun 1846. Anestesi (pembiusan; berasal dari bahasa Yunani an-"tidak, tanpa" dan aesthētos, "persepsi, kemampuan untuk merasa"), secara umum berarti suatu tindakan menghilangkan rasa sakit ketika melakukan pembedahan dan berbagai prosedur lainnya yang menimbulkan rasa sakit pada tubuh (Amarta,2012). Anastesiologi adalah cabang ilmu kedokteran yang mendasri berbagai tindakan meliputi pemberian anastesi maupun analgetik, pengawasan keselamatan pasien di operasi maupun tindakan lainnya, bantuan hidup (resusitasi), perawatan intensif pasien gawat, pemberian terapi inhalasi dan penanggulangan nyeri menahun.



2. Jenis Anestesi Anestesi umum atau general anestesi merupakan tindakan meniadakan nyeri secara sentral disertai hilangnya kesadaran yang dapat pulih kembali (reversible). Anestesi umum menyebabkan mati rasa karena obat ini masuk ke jaringan otak dengan tekanan setempat yang tinggi. Anestesi umum disebut juga sebagai narkose atau bius (Mangku dan Senapathi, 2010).



General anestesi atau anestesi umum



bertujuan untuk menghilangkan nyeri, membuat tidak sadar, dan menyebabkan amnesia yang bersifat reversible dan dapat diprediksi. Tiga pilar anestesi umum meliputi hipnotik atau sedatif, yaitu membuat pasien tertidur atau mengantuk/ tenang, analgesia atau tidak merasa sakit, rileksasi otot, yaitu kelumpuhan otot skelet, dan stabilitas otonom antara saraf simpatis dan parasimpatis (Pramono, 2015).



3. Teknik Anestesi TIVA (Total Intra Venous Anesthesia) adalah teknik anestesi umum di mana induksi dan pemeliharaan anestesi didapatkan dengan hanya menggunakan kombinasi obat-obatan anestesi yang dimasukkan lewat jalur intra vena tanpa penggunaan anestesi inhalasi termasuk N2O.TIVA dalam anestesi umum digunakan untuk mencapai 4 komponen penting dalam anestesi yaitu ketidaksadaran, analgesia, amnesia dan relaksasi otot.Namun tidak ada satupun obat tunggal yang dapat memenuhi kriteria di atas, sehingga diperlukan pemberian kombinasi dari beberapa obat untuk mencapai efek yang diinginkan tersebut.



4. Rumatan Anestesi      



Ondansetron 4mg Atropin Sulfate 0,25 mg Midazolam 2 mg Ketamine 60 mg Metergin 1 ampl Fentanyl 100 mcg (drip)



5. Resiko 1. Mual dan muntah 2. Mulut kering 3. Rasa kantuk 4. Menggigil 5. Timbul nyeri dan memar di area yang disuntik atau dipasangkan infus 6. Kebingungan C. Web of coution (WOC)



Trauma fisik



Faktor ibu



Infeksi



Abortus inkomplit



kuretase



Intra anestesi



Post anestesi



Efek obat anestesi



Efek obat anestesi



cemas



Penurunan kesadaran



Kelemahan ekstremitas



ansietas



Risiko ketidak Efektifan jalan nafas



Pre anestesi



Prosedur pembedahan



D. Tinjauan Teori Askan Pembedahan Khusus



Risiko jatuh



1.



Pengkajian a.



Data Subjektif Pasien mengatakan mengalami pendarahan dari jalan lahir sejak tanggal 13 mei 2022 dan ada hari selasa tanggal 24 mei 2022 mengeluarkan cairan kuning berbau.



b.



Data Objecktif



2.



Masalah Kesehatan Anestesi



3.



Rencana Intervensi a.



Masalah Kesehatan Anestesi Pre anestesi : Ansietas Intra anestesi : risiko ketidak efektifan jalan nafas Post anestesi : risiko jatuh a) Masalaha kesehatan anestesi (pre anestesi) -



Menjelaskan tindakan pembedahan yang akan dilakukan Menjelaskan tentang anestesi yang akan di berikan Berbicara dengan perlahan dan tenang Mengajarkan teknik relaksasi



b) Masalaha keperawatan (intra anestesi)



-



mengobservasi TTV secara rutin mengkaji keadaan fisik pasien mengkaji posisi lidah membantu nafas pasien bila pasien belum bernafas spontan berkolaborasi dengan dokter DPJP



c) Masalah keperawatan anestesi ( post anestesi )



4.



mengobservasi TTV memasang pengaman brangkar pasien menunggu pasien hingga efek anestesi hilang



Evaluasi Pre anestesi S:pasien mengatakan sudah sedikit rileks O: pasien sudah tidak terlihat pucat TD:102/76 N:88 RR: 20 A:masalah teratasi P: pertahankan kondisi pasien



Intra anestesi S:



-



O:



tidak terlihat adanya tanda gangguan jalan nafas TD: 110/70 N:88 RR:18 SpO₂ : 100%



A:



Masalah teratasi



P:



Pertahankan kondisi pasien



Post Anestesi



S:



pasien mengatakan sedikit pusing



O:



pasien sudah sadar dan bisa menggerakan ekstremitas dengan baik



TD:129/95 N:85 R:20 SpO₂ : 100% Pasien terpasang infus asering di drip fentanyl 100 mcg A:



Masalah teratasi



P:



Hentikan Intervensi



DAFTAR PUSTAKA



Cunningham F.G., 2012. Obstetri Williams. Cetakan 23, EGC, Jakarta. pp.774-797. Darma, Gde Kiki Sanjaya. (2015). Laporan Kasus Abortus Imminens Juni 2015 Faktor Resiko Patogenesis dan Penatalaksanaan. Diambil pada 07 Mei 2019 pukul 19.17 WIB. Manuaba. 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC Mitayani.2009. Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta: PT. Salemba Medika Nugroho, Sarafino, E.P., & Smith, T.W. (2015). Health Psychology: Biopsychosocial Interactions.John Wiley &Sons Inc Taufan. 2010. Buku Ajar Obstetric. Yogyakarta: Nuha Medika .