Laporan Pendahuluan Bayi Prematur [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PENDAHULUAN BAYI PREMATUR



OLEH



Rosdiana Saniapon C 121 13 752



PRESEPTOR INSTITUSI



(..............................................)



PRESEPTOR LAHAN



(............................................)



PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2015



LAPORAN PENDAHULUAN “PREMATUR”



A. PENGERTIAN Prematur adalah bayi yang kelahirannya kurang dari 37 minggu atau kurang dari 259 hari (Prawirohardjo ,2002) Prematuritas murni adalah bayi lahir pada kehamilan kurang dari 37 minggu dengan berat badan yang sesuai. (Mochtar ,1998). B. ETIOLOGI Penyebab prematur adalah : 1. Faktor ibu a) Riwayat kehamilan sebelumnya prematur b) Perdarahan anterpartum c) Malnutrisi d) Pnyakit jantung dan penyakit kronik lainnya e) Hipertensi f) Umur ibu lebih dari 35 tahun g) Jarak kehamilan yang terlalu dekat 2. Faktor janin a) Cacat bawaan b) Kehamilan ganda c) Hidramion d) Ketuban pecah dini 3. Keadaan sosial ekonomi yang rendah 4. Faktor-faktor lain seperti merokok peminum alkohol ,bekerja berat massa hamil C. KLASIFIKASI 1. Bayi prematur digaris batas a) 37 mg, masa gestasi b) 2500 gr, 3250 gr c) 16 % seluruh kelahiran hidup d) Biasanya normal e) Masalah :  Ketidak stabilan



 Kesulitan menyusu  Ikterik  RDS mungkin muncul f) Penampilan :  Lipatan pada kaki sedikit  Payudara lebih kecil  Lanugo banyak  Genitalia kurang berkembang 2. Bayi Prematur Sedang a) 31 mg – 36 gestasi b) 1500 gr – 2500 gram c) 6 % - 7 % seluruh kelahiran hidup d) Masalah :  Ketidak stabilan  Pengaturan glukosa  RDS  Ikterik  Anemia  Infeksi  Kesulitan menyusu e) Penampilan :  Seperti pada bayi premature di garis batas tetapi lebih parah  Kulit lebih tipis, lebih banyak pembuluh darah yang tampak 3. Bayi Sangat Prematur a) 24 mg – 30 mg gestasi b) 500 gr – 1400 gr c) 0,8 % seluruh kelahiran hidup d) Masalah : semua e) Penampilan :  Kecil tidak memiliki lemak  Kulit sangat tipis  Kedua mata mungkin berdempetan (Bobak. Ed 4. 2005) D. KARAKTERISTIK BAYI PREMATUR : 1. Ekstremitas tampak kurus dengan sedikit otot dan lemak sub kutan Kepala dan badan disporposional 2. Kulit tipis dan keriput 3. Tampak pembuluh darah di abdomen dan kulit kepala 4. Lanugo pada extremitas, punggung dan bahu 5. Telinga lunak dengan tulang rawan min dan mudah terlipatLabia dan 6. Klitoris tampak menonjol 7. Sedikit lipatan pada telapak tangan & kaki E. PATOFISIOLGI Enzim sitokinin dan prostaglandin , rupture membram , ketuban pecah aliran darah ke plasenta yang berkurang mengakibatkan nyeri dan intoleransi aktifitasi yang menimbulkan kontraksi uterus sehingga menyebabkan persalinan premature.



Persalinan preterm dapat diperkirakan dengan mencari faktor resiko mayor atau minor. Faktor resiko minor ialah penyakit yang disertai demam, perdarahan pervaginam pada kehamilan lebih dari 12 minggu, riwayat pielonefritis, merokok lebih dari 10 batang perhari, riwayat abortus pada trimester II, riwayat abortus pada trimester I lebih dari 2 kali Faktor resiko mayor adalah kehamilan multiple, hidramnion, anomali uterus, serviks terbuka lebih dari 1 cm pada kehamilan 32 minggu, serviks mendatar atau memendek kurang dari 1 cm pada kehamilan 32 minggu, riwayat abortus pada trimester II lebih dari 1 kali, riwayat persalinan preterm sebelumnya, operasi abdominal pada kehamilan preterm, riwayat operasi konisasi, dan iritabilitas uterus. Pasien tergolong resiko tinggi bila dijumpai 1 atau lebih faktor resiko mayor atau bila ada 2 atau lebioh resiko minor atau bila ditemukan keduanya. (Kapita selekta, 2000) F. TANDA DAN GEJALA 1. Berat lahir sama dengan atau kurang dari 2500 gram 2. Panjang badan kurang atau sama dengan 45 cm 3. Lingkaran dada kurang dari 30 cm 4. Lingkaran kepala kurang dari 33 cm 5. Umur kehamilan kurang dari 37 minggu 6. Kepala relative lebih besar dari badannya ,kulit tipis , transparan , lanugonya banyak, lemak subkutan kurang, sering tampak peristaltic usus 7. Tangisnya lemah dan jarang , pernapasan tidak teratur dan sering timbul apnea 8. Reflek tonik leher lemah dan reflek mono positif 9. Alat kelamin pada bayi laki-laki pigmentasi dan rugae pada skrotum kurang, testis belum turun kedalam skrotum. Untuk bayi perempuan klirotis menonjol, labia manora belum tertutup labia mayora 10. Tonus otot lemah , sehingga bayi kurang aktif dan pergerakannya lemah 11. Fungsi saraf yang belum tau kurang matang sehingga mengakibatkan reflek hisap, menelan , dan batuk masih lemah atau tidak efektif 12. Pergerakannya kurang dan masih lemah , pernafasan belum teratur 13. Pernafasan 45-50 kali per menit 14. Frekuensi nasi 100 sampai 140 kali per menit 15. Kepala tidak mampu tegak G. KONDISI YANG MENIMBULKAN MASALAH BAYI PREMATUR : 1. Sistem Pernapasan a) Otot-otot pernapasan susah berkembang b) Dinding dada tidak stabil c) Produksi surfaktan penurunan d) Pernafasan tidak teratur dengan periode apnea dan ajanosis e) Gag reflek dan batuk 2. Sistem Pencernaan



3.



4.



5.



6.



7.



a) Ukuran Lambung Kecil b) Enzim penurunan c) Garam Empedu Kurang d) Keterbatasan mengubah glukosa menjadi glikogenKeterbatasan melepas insulin e) Kurang koordinasi reflek menghisap dan menelan Kestabilan Suhu a) Lemak subkutaneus sedikit, simpanan glikogen & lipid sedikit b) Kemampuan menggigil menurunan c) Aktivitas kurang d) Postur flaccid, permukaan terexpose meningkat Sistem Ginjal a) Ekskresi sodium meningkat b) Kemampuan mengkonsentrasi & mengeluarkan urin menurun c) Jumlah tubulus glomerulus tidak seimbang untuk protein, as. Amino & sodium Sistem Syaraf a) Respon untuk stimulasi lambat b) Reflek gag, menghisap & menelan kurang c) Reflek batuk lemah d) Pusat kontrol pernafasan, suhu & vital lain belum berkabung Infeksi a) Pembentukan antibodi kurang b) Tidak ada munoglobulin M c) Kemotaksis terbatas d) Opsonization penurunan e) Hypo fungsi kel. axrenal Fungsi Liver a) Kemampuan mengkonyugasi bill b) Penurunan Hb setelah lahir



H. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK 1. Jumlah darah lengkap : Hb/Ht 2. Kalsium serum 3. Elektrolit (Na , K , U) : gol darah (ABO) 4. Gas Darah Arteri (GDA) : Po2, Pco2 (Doengoes. Ed. 2, 2001) I. KOMPLIKASI UMUM PADA BAYI PREMATUR 1. Sindrom Gawat Napas (RDS) Tanda Klinisnya : Mendengkur, nafas cuping hidung, retraksi, sianosis, peningkatan usaha nafas, hiperkarbia, asiobsis respiratorik, hipotensi dan syok 2. Displasin bronco pulmaner (BPD) dan Retinopati prematuritas (ROP) Akibat terapi oksigen, seperti perporasi dan inflamasi nasal, trakea, dan faring. (Whaley & Wong, 1995) 3. Duktus Arteriosus Paten (PDA) 4. Necrotizing Enterocolitas (NEC), (Bobak. 2005) Komplikasi pada bayi prematur dapat berupa asfiksia, aspirasi pneumonia, perdarahan intracranial, hipoglikemi, hipotermi, infeksi, dan ikterus.



J. PENATALAKSANAAN 1. Mengusap muka (tangan , dada , dan kaki tidak) 2. Melakukan IMD dan resutasi 3. Bayi baru lahir di angkat dan di timbang , kemudian melakukan pengukuran 4. 5. 6. 7. 8.



antoprometri BBL Memberikan tetes mata Memberikan ijeksi vit.K pada paha kiri bayi Membugkus tali pusat dan mengobservasi KU bayi Membungkus bayi / membedong kemudian menghangatkan bayi Menyusui bayi dengan ASI dan pemberian nutrisi yang cukup



K. ASUHAN KEPERAWATAN 1. Pengkajian a) Sirkulasi Nadi apikal mungkin cepat / tidak teratur dalam batas normal (120 sampai 160 dpm) murmur jantung yang dapat menandakan duktus arteriosus paten (PDA) b) Makanan / Cairan Berat badan kurang dari 2500 g c) Neurosensori  Tubuh panjang, kurus, lemas dengan perut agak gendut  Ukuran kepala besar dalam hubungan dengan tubuh : sutura mungkin mudah di gerakan, fontanel mungkin besar / terbuka lebar  Umumnya terjadi edema pada kelopak mata, mata mungkin merapat Reflek tergantung pada usia gestasi d) Pernafasan  Apgar score mungkin rendah  Pernafasan dangkal, tidak teratur, pernafasan diafragmatik intermiten (40-60 x/mnt) mengorok, pernafasan cuping hidung, retraksi suprasternal subternal, sianosis ada.  Adanya bunyi ampelas pada auskultasi, menandakan sindrom distres pernafasan (RDS) e) Keamanan  Suhu berfluktuasi dengan mudah  Menangis mungkin lemah  Wajah mungkin memar, mungkin kaput suksedaneum  Kulit transparan  Lanugo terdistribusi secara luas diseluruh tubuh  Ekstremitas tampak edema  Garis telapak kaki terlihat  Kuku pendek f) Seksualitas  Persalinan / kelahiran tergesa-gesa



 Genetalia ; Labia minora lebih besar dari labia mayora dengan kritoris menonjol testis pria tidak turun, rugae mungkin banyak / tidak ada pada skrotum g) Data Penunjang :  Pengobatan :  Cettrazidine 2 x 75 mg  Aminophylin 2 x 0,15 /IV  Mikasin 2 x 10 mg  Aminosteril 15 cc  Perhatian Khusus:  O2  Observasi TTV  Laboratorium pada tanggal 27 September 2005 :  Ht : 46 vol %  Hb : 15,7 gr/dl  Leukosit : 11 900 ul  Clorida darah : 112 mEq  Natrium darah : 140  Kalium : 4,1  GDS : 63 2. Diagnosa Keperawatan a) Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan perfusi ventilasi b) Ketidak efektifan pola napas berhubungan dengan imaturitas pusat pernafasan perkembangan otot, penurunan energi / kelelahan c) Risiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dismaturitas sistem pencernaan. d) Risiko ketidakefektifan termoregulasi berhubungan dengan imaturitas dan ketidak mampuan transisi neonatus terhadap lingkungan extrauterin e) Resiko infeksi berhubungan dengan ketidakadekuatan imun dapatan, prosedur invasif 3. Intervensi Keperawatan a) Risiko ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dismaturitas sistem pencernaan. Intervensi : 1) Pertahankan cairan parenteral atau nutrisi parenteral total sesuai instruksi. 2) Pantau adanya tanda-tanda intoleransi terhadap terapi parenteral total terutama protein dan glukosa. 3) Kaji kesiapan klien untuk menyusu pada payudara ibu, khususnya kemampuan untuk mengkoordinasikan menelan dan pernafasan.



4) Susukan bayi pada payudara ibu bila pengisapan kuat serta menelan dan refleks muntah ada. 5) Ikuti protokol unit untuk meningkatkan volume dan konsentrasi formula untuk menghindari intoleransi pemberian makan. 6) Gunakan pemberian makan orogastrik bila bayi dalam keadaan lemah. 7) Bantu ibu untuk mengeluarkan ASI untuk menciptakan dan mempertahankan laktasi sampai bayi dapat menyusu ASI. 8) Bantu ibu dengan menyusui bila mungkin dan diinginkan. b) Risiko ketidakefektifan termoregulasi berhubungan dengan imaturitas dan ketidak mampuan transisi neonatus terhadap lingkungan extrauterin Intervensi : 1) Tempatkan bayi dalam inkubator, penghangat radian atau pakaian hangat 2) Atur unit servokontrol atau control suhu udara sesuai kebutuhan tubuh 3) Pantau tanda-tanda hipertermi (mis : kemerahan, ruam, diaphoresis/jarang). 4) Periksa suhu bayi dalam hubungannya dengan suhu ambient dan suhu unit 5) Kurangi pemajanan pada aliran udara 6) Ganti pakaian bila basah 7) Observasi sistem pengaturan suhu inkubator setiap 15 menit 8) Observasi adanya sesak, sianosis, kulit belang dan menangis c) Risiko infeksi berhubungan dengan ketidakadekuatan imun dapatan, prosedur invasiv Intervensi : 1) Berikan isolasi/pantau pengunjung sesuai indikasi 2) Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukaan aktivitas walaupun menggunakan sarung tangan steril. 3) Dorong penggantian posisi , nafas dalam/ batuk. 4) Batasi penggunaan alat/prosedur invasif jika memungkinkan 5) Pantau suhu 4. Evaluasi : a) Jalan nafas tetap paten b) Bayi tidak menunjukan tanda-tanda TIK c) Bayi menunjukan bukti homeostatis d) Bayi dapat menunjukan penambahan berat badan (2x 20-30 gr/hr) e) Suhu aksila bayi tetap dalam rentang normal untuk usia pasca konsepsi



DAFTAR PUSTAKA



Boback. 2004. Keperawatan Maternitas. Ed. 4. Jakarta : EGC. Carpenito, Lynda Juall. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. Jakarta : EGC. Doenges, Marilynn E. 2001. Rencana Perawatan Maternal. Ed. 2. Jakarta : EGC. Dep . Kes RI , 1993 , Asuhan Kesehataan Anak Dalam Konteks Keluarga . Dep . Kes . Jakarta. Mansjoer, Arif , 2000 , kapita selekta kedokteran jilid 1 , Media Assculapiur, Jakarta . Saccharin, Rossa M. 2004. Prinsip Keperawatan Pediatrik. Ed. 2. Jakarta : EGC. Wong, Donna L. 2004. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Jakarta : EGC.