Laporan Pendahuluan Heart Failure [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PENDAHULUAN HEART FAILURE (HF) GAGAL JANTUNG A. TINJAUAN TEORITIS MEDIS HEART FAILURE (HF) 1. PENGERTIAN Gagal jantung adalah keadaan patofisiologik dimana jantung sebagai pompa tidak mampu memenuhi kebutuhan darah untuk metabolisme jaringan.(Price Sylvia A. 1994 : 583) Gagal jantung adalah suatu keadaan patofisiologik berupa kelainan fungsi jantung sehingga tidak mampu memompa darah untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan dan kemampuannya ada kalau disertai peninggian volume diastolic secara abnormal.(Mansjoer, 1999 Jilid I : 423). Gagal jantung (dikenal juga sebagai insufisiensi krodiak yaitu keadaan dimana jantung sudah tidak mampu lagi memompa darah untuk memenuhi kebutuhan tubuh. (C. Long, 1996 Vol. 2 : 579). Gagal jantung adalah suatu keadaan patofisiologik adanya kelainan fungsi jantung berakibat jantung gagal memompa darah untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan dan atau kemampuannya hanya ada kalau disertai peninggian tekanan pengisiann ventrikel kiri. (Noer, 1996 : 975). Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa gagal jantung adalah keadaan dimana jantung sudah tidak mampu memompa darah sesuai dengan kebutuhan tubuh dan kemampuannya hanya ada kalau disertai dengan peningkatan tekanan pengisian ventrikel kiri.



2. ETIOLOGI Penyebab



gagal



jantung



mencakup



apapun



yang



menyebabkan



peningkatan volume plasma sampai derajat tertentu sehingga volume diastolic akhir meregangkan serat-serat ventrikel melebihi panjang optimumnya. Penyebab tersering adalah cedera pada jantung itu sendiri yang memulai siklus kegagalan dengan mengurangi kekuatan kontraksi jantung. Akibat buruk dari menurunnya kontraktilitas, mulai terjadi akumulasi volume darah di ventrikel. Penyebab gagal jantung yang terdapat di jantung antara lain : Terjadinya gagal jantung dapat disebabkan : a. Disfungsi miokard (kegagalan miokardial) b. Beban tekanan berlebihan-pembebanan sistolik (systolic overload) Beban sistolik yang berlebihan diluar kemampuan ventrikel (systolic overload) menyebabkan hambatan pada pengosongan ventrikel sehingga menurunkan curah ventrikel atau isi sekuncup. c.Beban volume berlebihan-pembebanan diastolic (diastolic overload) Preload yang berlebihan dan melampaui kapasitas ventrikel (diastolic overload) akan menyebabkan volum dan tekanan pada akhir diastolic dalam ventrikel meninggi. Prinsip Frank Starling ; curah jantung mulamula akan meningkat sesuai dengan besarnya regangan otot jantung, tetapi bila beban terus bertambah sampai melampaui batas tertentu, maka curah jantung justru akan menurun kembali. d.Peningkatan



kebutuhan



metabolic-peningkatan



kebutuhan



yang



berlebihan(demandoverload) Beban kebutuhan metabolic meningkat melebihi kemampuan daya kerja jantung di mana jantung sudah bekerja maksimal, maka akan terjadi keadaan gagal jantung walaupun curah jantung sudah cukup tinggi tetapi tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan e. Gangguan pengisian (hambatan input). Hambatan pada pengisian ventrikel karena gangguan aliran masuk ke dalam ventrikel atau pada aliran balik vena/venous return akan



menyebabkan pengeluaran atau output ventrikel berkurang dan curah jantung menurun. f. Kelainan Otot Jantung Gagal jantung paling sering terjadi pada penderita kelainan otot jantung, menyebabkan menurunnya kontraktilitas jantung. Kondisi yang



mendasari



penyebab



kelainan



fungsi



otot



mencakup



arterosklerosis koroner, hipertensi arterial dan penyakit otot degeneratif atau inflamasi. g. Aterosklerosis Koroner Mengakibatkan disfungsi miokardium karena terganggunya aliran darah ke otot jantung. Terjadi hipoksia dan asidosis (akibat penumpukan asam laktat). Infark miokardium (kematian sel jantung) biasanya mendahului terjadinya gagal jantung. h. Hipertensi Sistemik / Pulmonal Meningkatkan beban kerja jantung dan pada gilirannya mengakibatkan hipertropi serabut otot jantung. i. Peradangan dan Penyakit Miokardium Berhubungan dengan gagal jantung karena kondisi ini secara langsung merusak serabut jantung, menyebabkan kontraktilitas menurun. j. Penyakit jantung Penyakit jantung lain seperti stenosis katup semilunar, temponade perikardium, perikarditis konstruktif, stenosis katup AV. k. Faktor sistemik Faktor sistemik seperti hipoksia dan anemia yang memerlukan peningkatan curah jantung untuk memenuhi kebutuhan oksigen sistemik. Hipoksia atau anemia juga dapat menurunkan suplai oksigen ke jantung. Asidosis



dan abnormalitas



elektrolit



juga



dapat



menurunkan kontraktilitas jantung. Semua situasi diatas dapat menyebabkan gagal jantung kiri atau kanan. Penyebab yang spesifik untuk gagal jantung kanan antara lain: -



Gagal jantung kiri



-



Hipertensi paru



-



PPOM



3. Klasifikasi Ada 3 penyakit gagal jantung: 1. Gagal Jantung Kiri Terjadi karena adanya gangguan pemompaan darah oleh ventrikel kiri sehingga curah jantung kiri menurun dengan akibat tekanan terakhir diastolek dalam ventrikel kiri dan volume akhir diastolik dalam ventrikel kiri meningkat. 2. Gagal Jantung Kanan Dapat terjadi karena gangguan / hambatan pada daya pompa ventrikel kanan, sehingga isi sekuncup ventrikel kanan menurun tanpa didahului oleh adanya gagal jantung kiri sehingga tekanan dan volume akhir diastolek ventrikel kanan akan meningkatkan dan keadaan menjadi beban bagi atrium kanan dalam kerjanya mengisi ventrikel kanan pada waktu diastolik.



3. Gagal Jantung Kongestive (CHF) Suatu kegagalan pemompaan (di mana cardiac output tidak mencukupi kebutuhan metabolik tubuh), hal ini mungkin terjadi sebagai akibat akhir dari gangguan jantung, pembuluh darah atau kapasitas oksigen yang terbawa dalam darah yang mengakibatkan jantung tidak dapat mencukupi kebutuhan oksigen pada erbagai organ (Ni Luh Gede Yasmin, 1993).



4. Tanda dan Gejala 1. Gagal jantung kiri .  Keluhan badan lemah, cepat lelah  Berdebar-debar  Sesak napas terutama saat beraktifitas  Batuk  Anorexia  Berkeringat dingin Dapat pula ditemui tanda :  Takikardia  Dipsnea (dyspnea d’effort, orthopnae atau paroxysmal noctural  



dyspnae). Bunyi jantung III, pulsus alternans. Ataupun tanda lain dari penyakit jantung yang menyertai.



2. Gagal jantung kanan.   



Oedem tumit dan dan tungkai bawah. Hati membesar dan lunak, nyeri tekan (hepatomegali). Bendungan pada vena jugularis (JVP meningklat), pulsasi vena



   



jugularis. Gangguan gastrointestinal ~ kembung, anorexia, nausea. BB meningkat (oedem) Asites Ataupun tanda lain dari dari penyakit jantung yang menyertai.



3. Gagal jantung kongestive. Merupakan kumpulan gejala atau tanda gangguan jantung kiri / kanan secara bersamaan, misalnya :  



Pembesaran jantung. Kadang terdengar bunyi jantung III (proto diastolik gallop).



5. Patofisiologi Jantung yang normal dapat berespons terhadap peningkatan kebutuhan metabolisme yang menggunakan mekanisme kompensasi yang bervariasi untuk



mempertahankan



kardiak



output.



Ini



mungkin



meliputi:



pengencangan dan pelebaran otot jantung untuk menyesuaikan terhadap peningkatan volume, vasokonstrinksi arteri renal dan aktivasi sistem renin angiotensin serta respon terhadap serum-serum sodium dan regulasi ADH dari reabsorbsi cairan. Kegagalan mekanisme kompensasi di percepat oleh adanya volume darah sirkulasi yang di pompakan untuk menentang peningkatan resisitensi vaskuler oleh pengencangan jantung. Kecepatan jantung memperpendeka waktu pengisian ventrikel dan arteri koronaria, menurunnya kardiak ouput menyebabkan berkurangnya oksigenasi pada miokard. Peningkatan tekanan dinding pembuluh darah akibat dilatasi menyebabkan peningkatan tunutan oksigen dan pembesaran jantung (hipertropi) terutama pada jantung iskemik atau kerusakan, yang menyebabkan kegagalan mekanisme pemompaan. 6. Pemeriksaan Penunjang a. hitung darah dapat menunjukan anemia , merupakan suatu penyebab gagal jantung output tinggi dan sebagai faktor eksaserbasi untuk bentuk disfunsi jantung lainnya b. pemeriksaan biokimia untuk menunjukan insufiensi ginjal c. tes fungsi ginjal untuk menentukan apakah gagal jantung ini berkaitan dengan azotemia prerenal d. pemeriksaan elektrolit untuk mengungkap aktivitas neuroendokrin e. fungsi tiroid pada pasien usia lanjut harus dinilai untuk mendeteksi tirotoksikosis atau mieksedema tersembunyi f. pemeriksaan EKG g. Radiografi dada h. Angiografi radionuklir mengukur fraksi ejeksi ventrikel kiri dan memungkinkan analisis gerakan dinding regional i. kateterisasi jantung untuk menentukan penyakit arteri koroner sekaligus luas yang terkena. 7. Komplikasi a. kematian b. edema pulmoner akut



8. Penatalaksanaan Medis Respon fisiologis pada gagal jantung membentuk dasar rasional untuk tindakan sasaran penatalaksanaan gagal jantung kongestif adalah untuk menurunkan kerja jantung untuk meningkatkan curah jantung dan kontraktivitas miokard untuk menurunkan retensi garam dan air. Penatalaksanaan yang biasa dilakukan adalah tirah diuretik hormon, reduksi, volume darah sirkulasi, terapi nitral dan casadilator digitalis dan inotrofik positif (Hundak, 1997 : 371)



9. Pathway



B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN 1.



Pengkajian Fokus a. Aktivitas / istirahat Kelemahan, kelelahan, ketidakmampuan untuk tidur (mungkin di dapatkan Tachycardia dan dispnea pada saat beristirahat atau pada saat beraktivitas). b. Sirkulasi Mempunyai riwayat IMA, Penyakit jantung koroner, CHF, Tekanan darah tinggi, diabetes melitus. Tekanan darah mungkin normal atau meningkat, nadi mungkin normal atau terlambatnya capilary refill time, disritmia. Suara jantung , suara jantung tambahan S3 atau S4 mungkin mencerminkan terjadinya kegagalan jantung/ ventrikel kehilangan kontraktilitasnya. Murmur jika ada merupakan akibat dari insufisensi katub atau muskulus papilaris yang tidak berfungsi. Heart rate mungkin meningkat atau mengalami penurunan (tachy atau bradi cardia). Irama jantung mungkin ireguler atau juga normal. Warna kulit mungkin pucat baik di bibir dan di kuku. c. Integritas ego Gejala : Ansietas, Stress yang berhubungan dengan penyakit Tanda : Marah, Ketakutan, Mudah tersinggung d. Eleminasi Bising usus mungkin meningkat atau juga normal, penurunan frekuensi BAK, diare/konstipasi e. Makanan/cairan Gejala : kehilangan nafsu makan, mual, muntah, pembengkakan ekstremitas bawah Tanda : penambahan BB cepat & distensi abdomen (ascites), edema f. Neurosensori Gejala : Kelemahan, pening, episode pingsan



Tanda : Letargi, kusut fikir, disorientasi, perubahan perilaku, mudah tersingung. g. Nyeri/kenyamanan Timbulnya nyeri dada yang tiba-tiba yang tidak hilang dengan beristirahat atau dengan nitrogliserin. Karakteristik nyeri dapat di katakan sebagai rasa nyeri yang sangat yang pernah di alami. Sebagai akibat nyeri tersebut mungkin di dapatkan wajah yang menyeringai, perubahan pustur tubuh, menangis, penurunan kontak mata, perubahan irama jantung, ECG, tekanan darah, respirasi dan warna kulit serta tingkat kesadaran. h. Pernapasan Dispnea dengan atau tanpa aktivitas, batuk produktif, riwayat perokok dengan penyakit pernafasan kronis. Pada pemeriksaan mungkin di dapatkan peningkatan respirasi, pucat atau cyanosis, suara nafas crakcles atau wheezes atau juga vesikuler. i. Keamanan Gejala : Perubahan fungsi mental, kehilangan kekuatan / tonus otot, kulit lecet. Tanda : Penurunan keikutsertaan dalam aktivitas sosial. 2. Diagnosa Keperawatan yang Sering Muncul a.



Aktual/risiko tinggi menurunnya curah jantung b.d penurunan kontraktilitas



ventrikel



kiri,



perubahan



frekuensi,



irama,



konduksiektrikal b.



Aktual/risiko tinggi terhadap kelebihan volume cairan b.d kelebihan cairan sistemik, perembesan cairan intertisial di sistemik sekunder dari penurunan curah jantung, gagal jantung kanan



c.



Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan antara suplai oksigen ke jaringan dengan kebutuhan sekunder dari penurunan curah jantung



3. Rencana Asuhan



1.



Aktual/risiko tinggi menurunnya curah jantung b.d penurunan kontraktilitas



ventrikel



kiri,



perubahan



frekuensi,



irama,



konduksiektrikal Mandiri : a. Kaji dan lapor tanda penurunan curah jantung b. Periksa keadaan klien dengan mengauskultasi nadi apical : kaji frekuensi, irama jantung c. Catat bunyi jantung d. Palpasi nadi perifer e. Pantau adanya haluaran f. g. h. i.



urine,



catat



jumlah,



warna



dan



kepekatan(konsentrasi urine) Istirahatkan klien dengan tirah baring optimal Atur posisi yang ideal, tinggikan kepala tempat tidur 20-30 cm Berikan oksigen tambahan dengan kanula/masker sesuai indikasi Hindari manuver dinamik seperti berjongkok sewaktu melakukan



BAB dan mengepal-ngepalkan tangan j. Kolaborasi :  Berikan diet jantung  Berikan obat Diuretik, misal Lasix (forusemid)  Berikan obat Digoxin  Berikan obat Captopril (capoten) 2. Aktual/risiko tinggi terhadap kelebihan volume cairan b.d kelebihan cairan sistemik, perembesan cairan intertisial di sistemik sekunder dari penurunan curah jantung, gagal jantung kanan a.



Kaji adanya edema ekstrimitas



b. Kaji tekanan darah c.



Kaji distensi vena jugularis



d. Ukur intake dan output e.



Timbang BB klien tiap hari



f.



Beri posisi yang membantu drainage ekstrimitas



g. Kolaborasi : 



Berikan diet tanpa garam







Berikan diuretik, Misal forusemide







Pantau data laboratorium elektrolit kalium



3. Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan antara suplai oksigen ke jaringan dengan kebutuhan sekunder dari penurunan curah jantung a. Anjurkan menghindari peningkatan tekanan abdomen missal, mengejan saat defekasi b. Jelaskan pola peningkatan bertahap dari tingkat aktivitas, contoh bangun dari kursi, bila tidak ada nyeri, ambulasi, dan istirahatkan c. d. e. f. g. h.



selama 1 jam setelah makan Tingkatkan klien duduk di kursi dan tinggikan kaki klien Pertahankan rentang gerak pasif selama sakit kritis Evaluasi tanda vital saat kemajuan aktivitas terjadi Berikan waktu istirahat diantara waktu aktivitas Pertahankan penambahan oksigen sesuai pesanan Selama aktivitas kaji EKG,dispnoe, sianosis, kerja napas dan



frekwensi napas serta keluhan subyektif b. Berikan diet sesuai pesanan (pembatasan air dan Natrium) c. Rujuk ke program rehabilitasi jantung.



DAFTAR PUSTAKA



Doenges Marilynn E. 2002. Rencana Asuhan Keperawatan (Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien), Edisi 3, Penerbit Buku Kedikteran EGC, Tahun 2002, Hal ; 52 – 64 & 240 – 249. Junadi P, Atiek S, Husna A, Kapita selekta Kedokteran (Efusi Pleura), Media Aesculapius, Fakultas Kedokteran Universita Indonesia, 1982, Hal.206 - 208 Mansjoer, Arief et all. 2001. Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Jilid 1. Media Aescalapius Smeltzer, Suzanne C. Brenda. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8. Jakarta: EGC Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan, 1993, Proses Keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem kardiovaskolar, Jakarta : Departemen Kesehatan



Banjarmasin,



Preseptor Akademik



(......................................)



Desember 2016



Preseptor Klinik



(.........................................)