10 0 671 KB
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN DIAGNOSA MEDIS ISPA DI POLI ANAK PUSKESMAS GUNUNGSARI
Disusun Oleh : M.Diki Wardianto NPM: 017.02.0778
PROGRAM STUDI PROFESI NERS XIII B SEKOLAH TINGGI KESEHATAN (STIKES) MATARAM MATARAM 2017
LAPORAN PENDAHULUAN KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN DIAGNOSA MEDIS INFEKSI SALURAN PERNAPASAN
A. Pengertian Infeksi saluran pernafasan adalah suatu keadaan dimana saluran pernafasan (hidung, pharing dan laring) mengalami inflamasi
yang
menyebabkan
terjadinya
nafas
akan
menyebabkan
retraksi
dan
obstruksi
dinding
jalan
dada
pada
saat melakukan pernafasan. Infeksi saluran nafas adalah penurunan kemampuan pertahanan alami jalan nafas
dalam
menghadapi organisme asing. ISPA adalah suatu tanda dan gejala akut akibat infeksi yang terjadi pada setiap bagian saluran pernafasan baik atas maupun bawah yang disebabkan oleh jasad renik atau bakteri, virus maupun riketsin tanpa atau disertai radang dari parenkim (Wong, 2008).
B. Klasifikasi Menurut Depkes (2002), klasifikasi dari ISPA adalah : 1. Ringan Batuk tanpa pernafasan cepat/ kurang dari 40 kali / menit,
hidung
tersumbat/
telingan berair.
berair,
tenggorokan
merah,
2. Sedang Batuk dan nafas cepat tanpa stridor, gendang telinga merah,
dari
telinga
keluar
cairan
kurang
dari
2
minggu. Faringitis purulen dengan pembesaran kelenjar limfe yang nyeri tekan (adentis servikal). 3. Berat Batuk dengan nafas berat, cepat dan stridor, membran keabuan di taring, kejang, apnea, dehidrasi berat / tidur terus, tidak ada sianosis. 4. Sangat Berat Batuk dengan nafas berat, cepat, stridor, dan sianosis serta tidak minum.
C. Penyebab Infeksi saluran pernafasan adalah suatu penyakit yang mempunyai
angka
kejadian
yang
cukup
tinggi.
Penyebab
dari penyakit ini adalah infeksi agent/kuman. Disamping itu
terdapat
yaitu;
usia
pernafasan,
beberapa dari daya
faktor
yang
bayi/neonatus, tahan
tubuh
turut
ukuran
anak
mempengaruhi dari
tersebut
saluran terhadap
penyakit serta keadaan cuaca. Agen
infeksi
adalah
virus
atau
kuman
yang
merupakan
penyebab dari terjadinya infeksi saluran pernafasan. Ada beberapa jenis kuman yang merupakan penyebab utama yakni golongan
A-hemolitycstreptococus,
staphylococus,
haemophylus influenzae, clamydia trachomatis, mycoplasma dan pneumokokus. Usia bayi atau neonatus, pada anak yang mendapatkan air susu ibu angka kejadian pada usia dibawah 3 bulan rendah karena mendapatkan imunitas dari air susu ibu. Ukuran turut
dari
lebar
berpengaruh
Karena
penampang didalam
dari
derajat
saluran
pernafasan
keparahan
penyakit.
dengan lobang yang semakin sempit maka
dengan
adanya edematosa maka akan tertutup secara keseluruhan dari jalan nafas. Kondisi
klinis
secara
proses
terjadinya
umum
infeksi
turut antara
berpengaruh lain
dalam
malnutrisi,
anemia, kelelahan. Keadaan yang terjadi secara langsung mempengaruhi
saluran
pernafasanya
itu
alergi,
asthma
serta kongesti paru. Infeksi saluran pernafasan biasanya terjadi pada saat terjadi perubahan musim, tetapi juga biasa terjadi pada musim dingin.
D. Tanda Dan Gejala 1.Tanda dan gejala yang umum bisa ditemukan antara lain: Pilek biasa Keluar secret cair dan jernih dari hidung Kadang bersin-bersin Sakit tenggorokan Batuk Sakit kepala
Sekret menjadi kental Demam Nausea Muntah Anoreksia
Tanda dan gejala lain yang bias ditemukan antara lain 1. Demam, pada neonates mungkin jarang terjadi
tetapi
gejala demam muncul jika anak sudah mencaapai usia 6 bulan sampai dengan 3 tahun. Sering kali demam muncul sebagai tanda pertama terjadinya infeksi. Suhu tubuh bisa mencapai 39,5OC-40,5OC. 2. Meningismus, infeksi
pada
adalah
tanda
meningens,
meningeal biasanya
tanpa
adanya
terjadi
selama
periodic bayi mengalami panas, gejalanya adalah nyeri kepala,
kaku
dan
nyeri
pada
punggung
serta
kuduk,
terdapatnya tanda kernig dan brudzinski. 3. Anorexia,
biasa
terjadi
pada
semua
bayi
yang
mengalami sakit. Bayi akan menjadi susah minum dan bahkan tidak mau minum. 4. Vomiting, biasanya muncul dalam periode sesaat tetapi juga bias selama bayi tersebut mengalami sakit. 5. Diare
(mild
transient
diare),
sering
kali
terjadi
mengiringi infeksi saluran pernafasan akibat infeksi virus.
6. Abdominal pain, nyeri pada abdomen mungkin disebabkan karena adanya lymphadenitis mesenteric. 7. Sumbatan pada jalan nafas/Nasal, pada saluran nafas yang sempit akan lebih mudah tersumbat oleh karena banyaknya sekret. 8. Batuk, merupakan tanda umum dari tejadinya
infeksi
saluran pernafasan, mungkin tanda ini merupakan tanda akut dari terjadinya infeksi saluran pernafasan. Suara nafas, biasa terdapat wheezing, stridor, dan tidak terdapatnya suara pernafasan.
E. Clinical Pathways Masuknya kuman atau virus ke dalam tubuh melalui sistem pernafasan mengakibatkan terjadinya reaksi antigen dan antibody pada salah satu tempat tertentu di saluran nafas bagian atas. Reaksi tersebut berupa reaksi radang, sehingga banyak sekali dihasilkannya mukus seteret, dari reaksi radang tersebut akan merangsang interleukin 1 yang berupa pengeluaran mediator kima
berupa prostaglandin,
hal tersebut akan menggeser sel point pada hipotalamus posterior yang mengakibatkan tubuh menggigil dan demam. Reaksi tersebut disebut dengan comoon cold. Respon batuk akan
muncul
saluran
seiring
pernafasan
dengan akibat
terangsangnya adanya
mukus.
villi–villi Perjalanan
alamiah penyakit ISPA dibagi menjadi 3 tahap yaitu :
1. Tahap
prepatogenisis
:
penyebab
ada,
tetapi
belum
menunjukan reaksi apa- apa. 2. Tahap
inkubasi
:
virus
merusak
lapisan
epitel
dan
lapisan mukosa tubuh menjadi lemah apabila kedaan gizi dan daya tahan sebelumnya rendah. 3. Tahap
dini
penyakit
:
Mulai
dari
munculnya
gejala
penyakit dibagi menjadi 4 yaitu dapat tumbuh sempurna, sembuh
dengan
atelektatis,
menjadi
teronis
dengan
meninggal akibat pneumonia. Nursing Pathway :
Virus, bakteri, jamur Invasi saluran pernafasan Peradangan pada Inflamasi
saluran pernafasan
Meransang pengeluaran kuman melepaskan zat-zat seperti mediator endotoksin kimia dan prostaglandin nociseptor
Perubahan status kesehatan anak kurang terpapar informasi tentang penyakit
meransang tubuh untuk melepas zat pirogen oleh leukosit
kurang pengetahuan orangtua tentang penyakit
nyeri hipotalamus ke bagian termoregulator suhu tubuh meningkat
koping tidak efektif cemas
hipertermi system imun menurun resiko penularan infeksi
F. Pemeriksaan diagnostik Pemeriksaan pemeriksaan
penunjang
yang
kultur/biakan
lazim
kuman
dilakukan
(swab);
hasil
adalah yang
didapatkan adalah biakan kuman (+) sesuai dengan jenis kuman, pemeriksaan hitung darah (deferential count); laju endap darah meningkat disertai dengan adanya leukositosis dan bisa juga disertai dengan adanya thrombositopenia dan pemeriksaan foto thoraks jika diperlukan.
G. Penatalaksanaan Medis Tujuan
utama
dilakukan
terapi
adalah
menghilangkan
adanya obstruksi dan adanya kongesti hidung pergunakanlah selang dalam melakukan penghisaapan lender baik melalui hidung
maupun
melalui
mulut.
Terapi
pilihan
adalah
dekongestan dengan pseudoefedrin hidroklorida tetes pada lobang
hidung,
serta
obat
yang
lain
seperti
analgesic
serta anti piretik. Antibiotik tidak dianjurkan kecuali ada komplikasi purulenta pada sekret. Penatalaksanaan dirawat dapat
pada
posisi
mengalir
pada
bayi
dengan
telungkup,
dengan
lancer
pilek
sebaiknya
dengan
demikian
secret
sehingga
drainase
secret
akan lebih mudah keluar.
H. Komplikasi ISPA ISPA
(
saluran
pernafasan
akut
sebenarnya
merupakan self limited disease yang sembuh sendiri dalam
5 – 6 hari jika tidak terjadi invasi kuman lain, tetapi penyakit
ISPA
yang
tidak
mendapatkan
pengobatan
dan
perawatan yang baik dapat menimbulkan penyakit seperti : semusitis
paranosal,
penutupan
tuba
eustachii,
lanyingitis, tracheitis, bronchtis, dan brhonco pneumonia dan
berlanjut
pada
kematian
karena
danya
sepsis
yang
meluas (Wong, 2008)
I. Diagnosis banding Penyakit infeksi saluran
pernafasan ini mempunyai
beberapa diagnosis banding yaitu difteri, mononucleosis infeksi osadana granulositosis yang semua penyakit diatas memiliki
manifestasi
terbentuknya
klinis
membrana.
nyeri
Mereka
tenggorokan
masing-masing
dan
dibedakan
melalui biakan kultur melalui swab, hitungan darah dan test
Paul-bunnell.
Pada
infeksi
yang
disebabkan
streptokokus manifestasi lain yang muncul adalah
oleh nyeri
abdomen akut yang sering disertai dengan muntah.
J. Masalah Keperawatan dan data yang perlu dikaji 1. Pengkajian Fokus
utama
pada
pengkajian
pernafasan
ini
adalah
pola, kedalaman, usaha serta irama dari pernafasan. Pola, cepat (tachynea) atau normal. Kedalaman,nafas normal,
dangkal
atau
terlalu
dalam
yang
biasanya
dapat kita amati melalui pergerakan rongga dada dan pergerakan abdomen. Usaha,
kontinyu,
berhenti
terputus-putus,
disertai
pernafasan,
dengan
adanya
bervariasi
tergantung
kedalaman
pernafasan.
Observasi
terjadinya
infeksi
peningkatan
suhu
yang
tubuh,
atau
biasanya adanya
tiba-tiba
bersin. pada
Irama
pola
dan
lainya
adalah
ditandai
dengan
batuk,
suara
nafas
wheezing. Bisa juga didapati adanya cyanosis, nyeri pada
rongga
dada
dan
peningkatan
produksi
dari
sputum. Pemeriksaan Fisik a. Inspeksi 1) Membran mukosa hidung – faring tampak kemerahan 2) Tansil tampak kemerahan dan edema 3) Tampak baluk tidak produktif. 4) Tidak
tampak
penggunaan
otot-otot
pernapasan
tambahan 5) Pernapasan cuping hidung b. Palpasi 1) Adanya demam 2) Teraba
adanya
pembesaran
kelenjarlimfe
daerah leher / nyeri tekan pada
pada
nodus limfe
servikalis. 3) Tidak limfoid.
teraba
adanya
pembesaran
ke;enjar
c. Perkusi 1) Suara paru normal ( resonansi ). d. Auskaltasi 1) Suara napas vasikuler / tidak terdengar ronchi pada kedua sisi paru. 2. Diagnosa Keperawatan 1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan obstruksi jalan nafas, sekresi tertahan, banyaknya mukus ditandai dengan kelainan suara nafas
(wheezing),
batuk,
dan
adanya
produksi
sputum 2. Hipertermi terhadap
berhubungan infasi
agen
dengan
reaksi
virus/bakteri
imun
penyakit
ditandai dengan peningkatan suhu tubuh (> 37,50C)
3. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan penurunan badan
intake
tidak
normal
nutrisi sesuai
kurus dan tidak nafsu makan
ditandai usia,
dengan
tampak
Berat
lemah
dan
3. Perencanaan Keperawatan Hari
Diagnosa Keperawatan
Tujuan dan Kriteria
Rencana Tindakan
Rasional
a. Posisikan klien
a. Posisi semi fowler
/Tgl /Jam 1. Bersihan jalan nafas
Setelah dilakukan
tidak efektif
tindakan keperawatan
senyaman
membantu
berhubungan dengan
klien menunjukkan
mungkin untuk
memaksimalkan
obstruksi jalan nafas,
keefektifan jalan
memaksimalkan
respirasi klien.
sekresi tertahan,
nafas dibuktikan
ventilasi
banyaknya mukus
dengan criteria hasil:
Ds : -
-
Do : -
Kelainan
suara
Mendemonstrasika
b. Lakukan
membantu
fisioterapi
mengencerkan
dan suara nafas
dada
dahak.
yang bersih,
-
Batuk
tidak ada
-
Produksi sputum
sianosis dan
c. Batuk efektif membantu proses c. Keluarkan
mampu
sekret dengan
mengeluarkan
batuk efektif
pengeluaran sputum. d. Mengidentifikasi tanda dan gejala
sputum Mampu
dada
dimungkinkan untuk
n batuk efektif nafas (wheezing)
-
b. Fisioterapi
d. Auskultasi
klien untuk
mengidentifikasi
suara
nafas
kan dan mencegah
klien dan catat
diagnosa dan
faktor penyebab
adanya
intervensi
suara
tambahan
membantu penegakan
selanjutnya. e. Pengetahuan yang
e. Jelaskan pada klien
atau
tentang klien
keadaan klien
penyembuhan f. Terapi
saat ini.
yang obat
sesuai dengan
dengan reaksi imun
tindakan keperawatan
klien
sesuai kondisi membantu
kesembuhan
dokter a. Monitor
dengan
obat
mempercepat
instruksi
Setelah dilakukan
akan
proses
tentang
2. Hipertermi berhubungan
kondisi
mempercepat
keluarga
f. Berikan
baik
suhu
tubuh klien
a. Peningkatan suhu
tubuh
terhadap infasi agen
klien menunjukan
menjadi
virus/bakteri penyakit
tanda-tanda penurunan
stimulus kejang
Ds:
suhu yang ditandai
Do:
dengan kriteria hasil:
-
Kenaikan
suhu
(>37,50C) -
Palpasi
-
Suhu
tubuh
normal 36-370C
b. Beri kompres dingin di
klien b. Memberikan
kepala dan
respons dingin
aksila
pada pengatur panas dan pada
kulit
pembuluh darah
teraba hangat c. Pertahankan bedrest
besar c. Membantu
total selama
peningkatan
fase akut
proses kesembuhan
d. Kolaborasi
klien
pemberian obat
d. Obat penurun panas seperti obat analgetik membantu proses hypotalamus untuk
menurunkan suhu tubuh. 3. Nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
berhubungan dengan ketidak mampuan
Nutrisi klien terpenuhi dengan
menelan, keadaan
-
DS:
baik
Tidak nafsu
-
makan
Berat
badan
tidak
normal
sesuai usia -
Terdapat kemampuan
DO: -
Turgor kulit
Tampak lemah dan kurus
a. Faktor-faktor
klien dalam
tersebut
menelan, batuk
menentukan
dan adanya
kemampuan menelan
secret
klien
dan
harus
dilindungi
kriteria
hipermetabolik
-
a. Kaji kemampuan
klien
dari b. Auskultasi bowel
sounds,
resi
koaspirasi b. Fungsi gastro
amati
intestinal
penurunan atau
tergantung pula
hiperaktivitas
pada
suara bowell
otak, bowelll
kerusakan
sounds menentukan
menelan
respon feeding
-
Berat badan meningkat 1 kg
atau terjadinya c. Timbang badan indikasi
berat sesuai
komplikasi misalnya illeus c. Untuk megevaluasi efektifitas
dari
asupan makanan
d. Berikan makanan dengan
d. Menurunkan resiko
cara
regurgitasi atau
meninggikan
aspirasi
kepala
Membuat klien
Pertahankan
merasa aman
lingkungan
sehingga asupan
yang tenang
dapat
dan anjurkan
dipertahankan
keluarga atau orang terdekat untuk memberikan makanan pada klien
DAFTAR PUSTAKA
Azis, Alimul. 2005. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak, Edisi 1.Jakarta: Salemba Medika Iqbal, Chayatin. 2007. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia Teori&Aplikasi Dalam Praktik. Jakarta: EGC Nanda, 2012 – 2014, Diagnosis Klasifikasi. Jakarta: EGC Wong,
Et al. 2008.Buku Jakarta: EGC
ajar
Keperawatan
keperawatan
Definisi
pediatric
dan
Ed.6.
Maryunani, Anik. 2010. Ilmu Kesehatan Anak Dalam Kebidanan. Jakarta : CV Trans Info Medika
DOKUMENTASI FOTO
DOKUMENTASI FOTO