Laporan Pendahuluan Kondiloma Akuminata Febriana Tri W [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PENDAHULUAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN REPRODUKSI (KONDILOMA AKUMINATA)



DISUSUN OLEH : FEBRIANA TRI WAHYUNINGTIAS



PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN MATERNITAS PROGRAM STUDI PROFESI NERS FAKULTAS SAINS DAN KESEHATAN UNIVERSITAS AN NUUR PURWODADI TAHUN AJARAN 2020/2021



LAPORAN PENDAHULUAN I. KONSEP DASAR PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN REPRODUKSI (KONDILOMA AKUMINATA) A. Pengertian Kondiloma Akuminata Kondiloma akuminata adalah penyakit yang disebabkan oleh Human Papilloma Virus (HPV) pada anogenital. Kondiloma akuminata memiliki gambaran klinis yang bervariasi dan paling sering mengenai area mukosa anogenital yang rentan terhadap mikrotrauma selama koitus, seperti introitus, kulit perianal, dan mukosa intraanal. Gambaran klinis penyakit kondiloma akuminata sebagai papul atau lesi bertangkai, dengan papila granular pada permukaan yang menyebabkan penampakan verukosa. Lesi awalnya muncul sebagai papul kecil dengan diameter berkisar antara 2 sampai 5 mm namun dapat tumbuh membentuk kelompok besar, konfluen dengan diameter hingga beberapa sentimeter (Gormley, 2012; Yanofsky, 2012). Menurut (Tripoli dkk, 2012) Kondilomata akuminata (KA) adalah infeksi menular seksual yang disebabkan oleh human papilloma virus (HPV) dengan kelainan berupa fibroepitelioma pada kulit dan mukosa. Kondiloma Akuminata (Kutil kelamin) adalah berupa munculnya benjolan kecil di area kelamin atau anus. Penyakit kutil kelamin bisa tumbuh satuan atupun berkelompok. Kutil kelamin dapat menular melalui hubungan seksual yang tidak sehat seperti, seks oral, anal, dan juga vaginal. Kutil Genitalis atau dengan nama lain Kondiloma Akuminata merupakan kutil di dalam atau di sekeliling vagina, penis atau dubur, yang ditularkan melalui hubungan seksual. Kondiloma akuminatum ialah vegetasi oleh Human Papiloma Virus tipe tertentu, bertangkai, dan permukaannya berjonjot. Tipe HPV tertentu mempunyai potensi onkogenik yang tinggi, yaitu tipe 16 dan 18. tipe ini merupakan jenis virus yang paling sering dijumpai pada kanker serviks. Sedangkan tipe 6 dan 11



lebih sering dijumpai pada kondiloma akuminatum dan neoplasia intraepitelial serviks derajat ringan. (Tripoli dkk, 2012) Menurut (Fathi, 2014) kutil genitalis sering ditemukan dan menyebabkan kecemasan karena: - Tidak enak dilihat, - Bisa terinfeksi bakteri - Bisa merupakan petunjuk adanya gangguan sistem kekebalan. - Kadang gatal Kondiloma akuminata dapat meluas ke rektum, uretra, vagina, dan serviks. Sebagian besar kasus kondiloma akuminata tidak menunjukkan gejala, tetapi beberapa pasien mungkin mengalami pruritus, rasa terbakar ringan, perdarahan, atau iritasi disamping stres psikologis, kecemasan dan rasa malu (Fathi, 2014). Lesi kondiloma akuminata dapat mengalami trauma akibat gesekan yang disebabkan oleh hubungan seksual atau pakaian sehingga mengakibatkan infeksi sekunder serta peningkatan risiko penularan, masa inkubasi virus bervariasi, biasanya 3 minggu sampai 8 bulan, namun pada beberapa kasus dapat mencapai hingga 18 bulan (Gilson, 2015). B. Faktor- faktor yang mempermudah transmisi Kondiloma Akuminata 1. Karakter demografi yaitu umur, status perkawinan janda, dan ras hitam. 2. Reproduksi yaitu umur saat HUS pertama kali, riwayat paritas dan pemakaian kontrasepsi oral. 3. Riwayat IMS yang pernah diderita, yaitu IMS KA, servisitis atau herpes genetalis. 4. Penyakit non IMS, terutama penyakit yang menurunkan sistem kekebalan tubuh/ imunosupresif.



5. HIV positif. Pada penderita HIV positif, imunitas tubuh mengalami penurunan sehingga lebih memudahkan terinfeksi KA. 6. Status gizi dan konsumsi makanan. 7. Imunitas tubuh. 8. Sosial ekonomi, yaitu tingkat pendidikan rendah, lama menjadi PSK, pendapatan/ kerentanan ekonomi/ kebutuhan keuangan. 9. Aktivitas Seksual 10. Vaginal Douching Membilas atau mencuci vagina dengan cara menyemprotkan air atau cairan lain (seperti cuka, baking soda, atau larutan douching yang dijual bebas) ke dalam vagina. Douching dilakukan dengan alasan untuk membilas darah setelah menstruasi, membersihkan vagina



setelah



melakukan



HUS,



mencegah



IMS,



dan



membersihkan sperma guna untuk mencegah kehamilan serta mencegah bau. Kebiasaan douching unutk membersihkan vagina akan merubah keseimbangankimiawi dan flora vagina, douching juga dapat menyebarkan infeksi vagina atau servikal yang sudah terjadi ke arah atas menuju organ-organ panggul (rahim, tuba fallopi, dan ovarium). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perempuan yang melakukan douching secara rutin cenderung mengalamii iritasi vagina (Golden, 2013: Qomariyah 2015). C. Etiologi Kondiloma Akuminata Menurut mubarok (2017) Kutil kelamin di sebabkan oleh infeksi bakteri yang bernama human papillomavirus. Penyebaran kutil kelamin melalui hubungan seksual baik melalui oral, anal dan juga vaginal. Selain itu, virus juga bisa menular ketika tangan si penderita kutil kelamin menyentuh kelamin sendiri, Setelah itu si penderita menyentuh kelamin pasangannya. Penyebaran kutil kelamin juga bisa dapat terjadi, akibat berbagi pengguanaan alat bantu seks. Pada kasus jarang jarang terjadi, kutil



kelamin juga dapat menular ke bayi, dari ibu yang terinfeksi virus melalui proses persalinan. Perlu di ketahui, kutil kelamin tidak dapat menular melalui ciuman, atau media tertentu seperti peralatan makan, handuk dan toilet. D. Gejala Klinis Kondiloma Akuminata Kutil genitalis paling sering tumbuh di permukaan tubuh yang hangat dan lembap. Pada pria, area yang sering terkena adalah ujung dan batang penis dan dibawah kulit depannya (jika tidak disunat). Pada wanita, kutil timbul di vulva, dinding vagina, leher rahim (serviks) dan kulit di sekeliling vagina. Kutil genitalis juga bisa terjadi di daerah sekeliling anus dan rektum, terutama pada pria homoseksual dan wanita yang melakukan hubungan seksual melalui dubur (Gilson, 2015). Kutil biasanya muncul dalam waktu 1-6 bulan setelah terinfeksi, dimulai sebagai pembengkakan kecil yang lembut, lembap, berwarna merah atau pink. Mereka tumbuh dengan cepat dan bisa memiliki tangkai. Pada suatu daerah sering kali tumbuh beberapa kutil dan permukaannya yang kasar memberikan gambaran seperti bunga kol (blumkol) (Tripoly dkk, 2012). Pada wanita hamil, pada gangguan sistem kekebalan (penderita AIDS atau pengobatan dengan obat yang menekan sistem kekebalan) dan pada orang yang kulitnya meradang, pertumbuhan kutil ini sangat cepat. Manifestasi Klinis menurut (Gilson, 2015). 1. Masa inkubasi bervariasi dari 1-2 bulan dengan rata-rata 2-3 bulan. 2. Terdapat dilipatan yang lembab, misalnya di daerah genital eksterna. 3. Pada pria : tepat prediksinya di perinium dan sekitar anus, sulkus koronarius, glans penis, muara uretra eksterna, korpus, dan pangkkal penis.



4. Pada wanita : di daerah vulva dan sekitarnya , intoitus vagina, terkadang di porsio uteri. Pada wanita hamil pertumbuhan penyakit lebih cepat. 5. Kelainan kulit berupa vegetasi yang bertingkai dan berwarna kemerahan kalau masih baru, jika telah lama agak kehitaman. 6. Permukaanya berjonjot (papilomatosa). 7. Jika timbul infeksi sekunder timbul warna kemerahan dan akan berubah menjadi ke abu-abuan dan berbau tidak enak Pemeriksaan penujang menurut (NANDA, 2015) : 1. Tes asam asetat Bubuhkan asam asetat 5% dengan lidi kapas pada lesi yang dicurigai. Dalam 1-5 menit lesi akan berubah warna menjadi putih (acetowhite). Perubahan warna pada lesi di daerah perianal perlu waktu lebih lama (sekitar 15 menit). 2. Koloskopi Pemeriksaan ini terutama berguna untuk melihat lesi kodiloma akuminata yang subklinis. 3. Tes sitologi Tes pap adalah dasat dari skrining kanker servic dan cervikal intraepithelial neoplasia. Tes ini terbukti sangat bermanfaat penerapannya karena sukses menurunkan insiden dan mortalitas kanker serviks. 4. Histologi Pemeriksaan histologis menunjukkan kelainan pada epidermis, termasuk akantosis (menebalnya stratum spinosum), parakeratosis (retensi nukklei di sel stratum korneum), dan hiperkeratosis (menebalnya stratum korneum), menyebabkan pembentukan papillomatosis yang khas. 5. Metode molekular



Menggunakan polymerase chain reaction (pcr) dan teknolohi hybrid capture adalah metode yang sensitif dan spesifik dalam mendignosa infeksi HPV. PCR menggunakan DNA pollimerase primer spesifik untuk memperbesar DNA HPV. HPV type-specific PCR assay telah tersedia. Hybrid capture menggunakan RNA probe spesifik untuk mengidentifikasi tipe HPV tertentu yang dibadi menjadi onkogenik (resiko tinggi) dan nononkogenik ( resiko rendah), tetapi tidak memberikan informasi tipe yang spesifik. 6. Serologi Enzim-lingked imunoabsobent assay digunakan untuk mengukur igG dan igM pada infeksi HPV denga terget partikel khusus seperti virus. E. Penatalaksanaan Kutil pada alat kelamin luar bisa diangkat melalui laser, krioterapi (pembekuan) atau pembedahan dengan bius lokal. Pengobatan kimiawi, seperti podofilum resin atau racun yang dimurnikan atau asam trikloroasetat, bisa dioleskan langsung pada kutil. Tetapi pengobatan ini memerlukan waktu beberapa minggu sampai beberapa bulan, bisa melukai kulit di sekelilingnya dan sering gatal (Fathi, 2014). Kutil di uretra bisa diobati dengan obat anti kanker seperti tiotepa atau florourasil. Pilihan lainnya adalah pengangkatan kutil dari uretra melalui pembedahan endoskopik. Kutil genitalis sering kambuh dan memerlukan pengobatan ulang. Pada pria yang belum disunat, kekambuhan bisa dicegah dengan menjalani penyunatan (Fathi, 2014). F. Patofisiologi Kutil Genitalis atau dengan nama lain Kondiloma Akuminata merupakan kutil di dalam atau di sekeliling vagina, penis atau dubur, yang ditularkan melalui hubungan seksual hal ini akan mengakibatkan terserangnya HPV (Human Paviloma Virus),



apabila jika virus HPV



(Human Paviloma Virus) ini masuk sampai lapisa basal maka virus akan sangat mudah bereplikasi dan tidak terkendali.



Jika virus yang tidak terkendali akan sangat mudah untuk ditumpangi oleh patogen yang dapat menimbulkan keputihan yang disertai infeksi dari mikroorganisme yang berefek menimbulkan bau tidak sedap dan merasa tidak nyaman saat berhubungan seksual maka dapat dimunculkan diagnosa Pola Seksual Tidakefektif. Selain bau terdapat tanda dan gejala disekitar genital, nodul berwarna kemerahan dan terasa gatal, jika tidak segera ditangani maka akan terjadi penumpukan nodul merah yang membentuk seperti bunga kol atau jengger ayam hal ini akan mempengaruhi Gangguan Citra Tubuh. Apabila peneumpukan ini pecah dan terdapat lesi maka akan terdapat Gangguan Integritas Kulit/ Jaringan, hal ini bisa menimbulkan peradangan yang merangsang mediator kimia dan stimulus syaraf perifer sehingga akan timbul rasa gatal yang berlebihan yang dapat memunculkan diagnosa Gangguan Rasa Nyaman.



G. Pathway



Hubungan seksusal



Kontak dengan HPV (Human Paviloma Virus)



PVG masuk melalui mikrolesi



Penetrasi melalui mulut



Tidak terkendali



Virus bereplikasi



HPV masuk lapisan basal



Mikroabrasi permukaan epitel



Ditumpangi oleh patogen



Keputihan disertai infeksi mikroorganisme



Bau, berwana kehijauan



Nodul kemerahan disekitar genital



Penumpukan nodul merah membentuk seperti bunga kol atau jengger ayam



Pecah/ muncul lesi



Gangguan Citra Tubuh



Tidak nyaman saat melakukan hubungan seksual



Pola Seksual Tidakefektif



Lesi terbuka, terpajan mikrogarnisme



Pelepasan sel virus bersama epitel



Respon radang



Merangsang mediator kimia



Stimulasi syaraf perifer



Gatal sepanjang nervus ke dorsalspinal cord



Thalamus



Korteks dan lokasi gatal di persepsikan



Persepsi gatal



Gangguan Rasa Nyaman (NANDA, 2015)



Gangguan Intregitas Kulit / Jaringan



II.



KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN



A. PENGKAJIAN Pengkajian keperawatan adalah tahap awal dan proses keperawatan dan merupakan suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien (Nursalam, 2010): a. Biodata klien. b. Riwayat kesehatan sekarang. c. Riwayat keperawatan 1. Riwayat Obstetri a) Riwayat menstruasi : Menarche : umur (?) Siklus : teratur ( )



tidak ( )



Banyaknya : (?)



Lamanya : (?)



HPHT : (?)



Keluhan : (?)



b) Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu :G….P…A Komplikasi kehamilan…………….? Ibu…….? Anak………………Riwayat nifas…………? Laktasi………….…Riwayat anak…………? c) Genogram 2. Riwayat Keluarga Berencana 3. Riwayat Kesehatan 4. Riwayat Lingkungan 5. Aspek Psikologis d. Status: 1. Aktivitas dan istirahat: kelemahan, susah berjalan/ bergerak, kram otot, gangguan istirahat dan tidur, takikardi atau takipnea pada waktu melakukan aktivitas dan koma.



2. Sirkulasi: riwayat hipertensi, penyakit jantung seperti IMA, nyeri, kesemutan pada ekstremitas bawah, luka yang sukar sembuh, kulit kering, merah dan bola mata cekung. 3. Eliminasi: poliuri, nocturi, nyeri, rasa terbakar, diare, perut kembung dan pucat. 4. Nutrisi: nausea, vomitus, berat badan menurun, turgor kulit jelek, mual/muntah. 5. Neurosensori: sakit kepala, menyatakan seperti mau muntah, kesemutan, lemah otot, disorientasi, letargi, koma dan bingung. 6. Nyeri: pembengkakan perut, meringis. 7. Respirasi: takipnea, kussmaul, ronchi, wheezing dan sesak nafas. 8. Keamanan: kulit rusak, lesi/ulkus, menurunnya kekuatan umum. 9. Seksualitas: adanya peradangan pada daerah vagina serta orgasme menurun dan terjadinya impoten pada pria. e. Pemeriksaan Fisik 1. Kepala a) Rambut



: Warna , bersih atau tidak, rontok atau tidak



b) Alis



: Mudah dicabut atau tidak



c) Mata



: Keadaan konjungtiva, kloasma gravidarum



d) Muka



: Oedema atau tidak



e) Hidung



: Kebersihan, ada polip atau tidak



f) Mulut



: Warna bibir, ada stomatitis atau tidak



g) Gigi



:



Kebersihan,



ada



karies/



tidak,



ada



ginggivitas/tidak h) Telinga atau tidak



: Kesimetrisan, kebersihan, ada serumen



2. Leher



: Dikaji adakah pembesaran kelenjar thyroid,



dan vena jugularis 3. Dada dan axilla : Ada pembesaran kelenjar limfe atau tidak 4. Mamae : Pembesaran mamae karena pengisian duktusduktus mamae, Hiperpigmentasi pada areola 5. Putting : Penonjolan puting, monthgomeri, pengeluaran colostrum 6. Abdomen : Ada bekas luka Operasi atau tidak, adakah pembesaran hati dan lien serta keadaan kandung kemih, adanya linea nigra, striae gravidarum, TFU 7. Ekstermitas a) Superior : Kesimetrisan, keadaan kuku (bersih atau tidak, panjang atau pendek, pucat atau tidak) b) Inferior : Kesimetrisan, keadaan kuku (bersih atau tidak, panjang atau tidak, pucat atau tidak), ada varices atau tidak ada tromboplebitis atau tidak) 8. Genetalia a) Vulva : Kebersihan b) Anus : Hemoroid/tidak



B. DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Pola Seksual Tidakefektif (D.0071) 2. Gangguan Citra Tubuh (D.0083) 3. Gangguan Integritas Kulit/Jaringan (D.0129) 4. Gangguan Rasa Nyaman (D.0074)



C. PERENCANAAN / INTERVENSI KEPERAWATAN No 1



1. Intervensi Keperawatan Diagnosa Keperawatan (SDKI) Pola Seksual Tidak Efektif (D.0071) Definisi kekhawatiran individu melakukan hubungan seksual yang berisiko menyebabkan perybahan kesehatan. Pola Seksual Tidak Efektif (D.0071) Berhubungan dengan  Kurang privasi  Ketiadaan pasangan  Konflik orientasi seksual  Ketakutan hamil  Ketakutan terinfeksi penyakit menular seksual  Hambatan hubungan dengan pasangan  Kurang terpapar informasi tentang seksualitas Gejala dan Tanda Mayor  Mengeluh sulit melakukan aktivitas seksual  Mengungkapkan aktivitas seksual berubah



Tujuan dan Kriteria Hasil (SLKI) Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama …. Jam diharapkan Identitas Seksual (L.07056)  Menunjukkan pendirian seksual yang jelas meningkat  Integrasi orientasi seksual kedalam kehidupan sehari-hari meningkat  Menyusun batasan-batasan sesuai jenis kelamin meningkat  Pencarian dukungan sosial meningkat  Verbalisasi hubungan harmonis meningkat  Verbalisasi hubungan seksual sehat meningkat Citra Tubuh (L.09067)  Melihat bagian tubuh meningkat  Menyentuh bagian tubuh meningkat  Verbalisasi kecacatan bagian tubuh meningkat  Verbalisasi kehilangan bagian tubuh



Intervensi Keperawatan (SIKI) Edukasi Seksualitas (I.12447) Observasi  Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi Terapeutik  Sediakan materi dan media pendidikan kesehtan  Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuaia kesepakatan  Berikan kesempatan untuk bertanya  Fasilitasi kesadran keluarga terhadap anank dan remaja serta pengaru media Edukasi  Jelaskan anatomi danfisiologi sistem reproduksinya laki-laki dan perempuan  Jelaskan perkembangan seksualitas sepanjang siklus kehidupan  Jelaskan perkembnagan emosoi masa anak dan remaja  Jelaskan pengaruh tekanan dan kelompok dan







Mengungkapkan perilaku seksual berubah  Orientasi seksual berubah Gejala dan Tanda Minor  Mengungkapkan hubungan dengan pasangan berubah  Konflik nilai



meningkat  Verbalisasi perasaan negatif tentang perubahan tubuh mrnurun  Verbalisasi kekhawatiran pada penolakan orang lain menurun  Verbalisasi perubahan gaya hidup mrnurun  Menyembunyikan bagian tubuh yang berlebihan menurun  Menunjukkan bagian tubuh berlebihan menurun  Fokus pada bagian tubuh menurun  Fokus pada penampilan masa lalu menurun  Fokus pada kekuatan masa lalu menurun  Respon nonverbal pada perubahan tubuh membaik  Hubungan sosial membaik Dukungan Sosial (L.13113)  Kemampuan meminta bantuan pada orang lain meningkat  Bantuan yang ditawarkan oleh orang lain  Dukungan emosi yang deisediakan oleh oarang lain  Jaringn sosial yang membantu



sosial terhadap aktivitas seksual  Jelaskan kosekuensi negatif mengasuh anak pad asuia dini (mis. Kemiskinanan, kehilangan karir, dan pendidikan)  Jelaskan resiko tertular penyakit menular seksual dan AIDS akibat seks bebas  Anjurkan orang tua menjadi edukator seksualitas bagi anak-annaknya  Anjurkan anak/remaja tidak melakukan seksual diluar nika  Ajarkan ketrampilan komunikatif asertif untuk menolak tekanan teman sebaya dan sosial dalam aktivitas seksual Konseling Seksualitas (I.07214) Observasi  Identifikasi tingkat pengetahuan, masalah sistem reproduksi, mmasalah seksualitas dan penyakit menular seksual  Identifikasi waktu disfungsi seksual dan kemungkinan penyebab  Monitor stress, kecemasan, depresi, dan penyebab disfungsi seksual Terapeutik  Fasilitasi komunikasi antara pasien dan pasangan



2



Gangguan Citra Tubuh (D.0083) Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama Definisi perubahan persepsi tentang …. Jam diharapkan penampilan, struktur dan fungsi fisik individu. Citra Tubuh (L.09067) Gangguan Citra Tubuh (D.0083)  Melihat bagian tubuh meningkat Berhubungan dengan :  Menyentuh bagian tubuh meningkat  Perubahan struktur/bentuk tubuh (mis,  Verbalisasi kecacatan bagian tubuh amputasi, trauma, luka bakar, obesitas, meningkat jerawat)  Verbalisasi kehilangan bagian tubuh  Perubahan fungsi tubuh (mis. Proses meningkat penyakit, kehamilan, kelumpuhan)  Verbalisasi perasaan negatif tentang



 Berikan kesempatan kepada pasangan untuk menceritakan permasalahan seksual  Berikan pujian terhadap perilaku yang benar  Berikan saran yang sesuai kebutuhan pasangan dengan menggunakan bahasa yang mudah diterima, dipahami dan tidak menghakimi Edukasi  Jelaskan efek pengobatan, kesehatan, dan penyakit terhadap disfungsi seksual  Informasikan pentingnya modifikasi pada aktivitas seksual Kolaborasi  Kolaborasi dengan spesialis seksologi, jika perlu Promosi Citra Tubuh (I.09305) Observasi  Identifikasi harapan citra tubuh berdasarkan tahap perkembangan  Identifikasi budaya, agama, jenis kelamin, dan umur terkait citra tubuh  Identifikasi perubahan citra tubuh yang mengakibatkan isolasi sosial  Monitot frekuensi pernyataan kritik terhadap diri sendiri



 



Perubahan fungsi kognitif perubahan tubuh mrnurun Ketidaksesuaian budaya, keyakinan  Verbalisasi kekhawatiran pada penolakan atau sistem nilai orang lain menurun  Transisi perkembangan  Verbalisasi perubahan gaya hidup  Gangguan psikososial mrnurun  Efek tindakan/ pengobatan (mis.  Menyembunyikan bagian tubuh yang Pembedahan, kemoterapi, terapi berlebihan menurun radiasi)  Menunjukkan bagian tubuh berlebihan Gejala dan Tanda Mayor menurun  Mengungkapkan kecacatan/ kehilangan  Fokus pada bagian tubuh menurun bagian tubuh  Fokus pada penampilan masa lalu  Kehilangan bagian tubuh menurun  Fungsi/struktur tubuh berubah/ hilang  Fokus pada kekuatan masa lalu menurun Gejala dan Tanda Minor  Respon nonverbal pada perubahan tubuh  Tidak mau mengungkapkan kecacatan/ membaik kehilangan bagian tubuh  Hubungan sosial membaik  Mengungkapkan perasaan negatif Identitas Diri (L.09070) tentang perubahan tubuh  Perilaku konsisten meningkat  Mengungkapkan kekhawatiran pada  Hubungan yang efektif meningkat penolakan orang lain  Strategi koping efektif meningkat  Mengungkapkan perubahan gaya hidup  Penampilan peran efektif meningkat  Menyembunyikan/ menunjukkan  Perasaan fluktatif terhadap diri menurun bagian tuuh secara berlebihan  Kebingungan dengan nilai-nilai budaya  Menghindari melihat dan/ atau menurun menyentuh bagian tubuh  Kebingungan dengan tujuan hidup



 Monitor apakah pasien bisa melihat bagian tubuh yang berubah Terapeutik  Diskusikan perubahan tubuh dan fungsinya  Diskusikan perbedaan penampilan fisik terhadap harga diri  Diskusikan perubahan akibat pubertas, kehamilan, penuaan  Diskusikan kondisi stress yang mempengaruhi citra tubuh (mis.luka, penyakit, pembedahan)  Diskusikan cara mengembangkan harapan citra rubuh secara realistis  Diskusikan persepsi pasien dan keluarga tentang perubahan citra tubuh Edukasi  Jelaskan kepada keluarga tentang perawatan perubahan citra tubuh  Anjurkan menggunakan gambaran diri tehadap citra tubuh  Anggunakan menggunakan alat bantu (mis.pakalan, wig, kosmetik)  Anjurkan mngikuti kelompok pendukung (mis. Kelompok sebaya)  Latih fungsi tubuh yang dimiliki



   



Fokus berlebihan pada perubahan tubuh Respon nonverbal pada perubahan dan persepsi tubuh Fokus pada penampilan dan kekuatan masa lalu Hubungan sosial berubah



menurun  Kebingungan dengan jenis kelamin menurun  Kebingungan dengan nilai-nilai ideal menurun Harga Diri (L.09069)  Penilaian diri positif meningkat  Perasaan memiliki kelebihan atau kemampuan positif meningkat  Penerimaan penilaian positif terhadap diri sendiri meningkat  Minatmencoba hal baru meningkat  Berjalan menampakkan wajah meningkat  Postur menampakkan wajah meningkat  Konsentrasi meningkat  Tidur meningkat  Kontak mata meningkat  Gairah aktivitas meningkat  Aktif emningkat  Percaya diri berbicara meningkat  Perilaku asertif meningkat  Kemampuan membuat keputusan meningkat  Perasaan malu menurun  Perasaan bersalah menurun



 Latih peningkatan penampilan diri (mis. Berdandan)  Latih pengungkapan kemampuan diri kepada orang lain maupun kelompok Promosi Koping (I.09312) Observasi  Identifikasi kegiatan jangka pendek dan panjang sesuai tujuan  Identifikasi kemampuan yang dimiliki  Identifikasi sumber daya yang tersedia untuk memenuhi tujuan  Identifikasi pemahaman proses penyakit  Identifikasi dampak situasi terhadap peran dan hubungan  Identifikasi metode penyelesaian masalah  Identifikasi kebutuhan dan keinginan terhadap dukungan sosial Terapeutik  Diskusikan perubahan peran yang dilami  Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan  Diskusikan alasan mengkritik diri sendiri  Diskusikan untuk mengklarifikasi kesalahpahaman dan mengevaluasi perilaku sendiri



 Perasaan tidak mampu melakukan apapun menurun  Meremehkan kemampuan mengatasi masalah menurun  Ketergantungan pada penguatan secara berlebihan menurun  Pencarian penguatan secara berlebihan menurun



 Diskusikan konsekuensi tidak menggunakan rasa bersalah dan rasa malu  Diskusikan risiko yang menimbulkan bahaya pada diri sendiri  Fasilitasi dalam memperoleh informasi yang dibutuhkan  Berikan pilihan realistis mengenai aspekaspek tertentu dalam perawatan  Motivasi untuk menentukan harapan yang realistis  Tinjau kembali kemampuan dalam pengambilan keputusan  Hindari pengambilan keputusan saat pasien berada di bawah tekanan  Motivasi terlibat dalam keg. Sosial  Motivasi mengidentifikasi sistem pendukung yang tersedia  Dampingi saat berduka (mis. Penyakit kronis, kecacatan)  Perkenalkan dengan orang atau kelompok yang berhasil mengalami pengalaman sama  Dukung penggunaan mekanisme perthanan yang sehat  Kurangi rangsangan lingkungan yang mengancam



3



Gangguan Integritas Kulit/Jaringan (D.0192) Definisi kerusakan kulit (dermis dan/atau epidermis) atau jaringan (membran mukosa, kornea, fasia, otot, tendon, tulang, kartilago, kapsul sendi dan/ atau ligamen). Gangguan Integritas Kulit/Jaringan (D.0192) Berhubungan dengan :  Perubahan sirkulasi



Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama …. Jam diharapkan Integritas Kulit dan Jaringan (L.14125)  Elastisitas meningkat  Hidrasi meningkat  Perfusi jaringan meningkat  Kerusakan jaringan menurun  Kerusakan lapisan kulit menurun  Nyeri menurun  Perdarahan menurun



Edukasi  Anjurkan menjalin hubungan yamng memiliki kepentingan dan tujuan yang sama  Anjurkan penggunaan sumber spirital, jika perlu  Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi  Anjurkan keluarga terlibat  Annjurkan membuat tujuan yang lebih spesifik  Ajarkan cara memecahkan masalah secara konstruktif  Latih penggunaan teknik relaksasi  Latih ketrampilan sosial, sesuai kebutuhan  Latih mengembangkan penilaian obyektif Perawatan Integritas Kulit (I.11353) Observasi  Identifikasikan penyebab gangguan integritas kulit (mis. Perubahan sirkulasi, perubahan status nutrisi, penurunan kelembaban, suhu lingkungan ekstrem, penurunan mobilitas Terapeutik  Ubah posisi tiap 2jam jika tirah baring  Lakukan pemijatan pada area penonjolan tulang, jika perlu







Perubahan status nutrisi (kelebihan/kekurangan)  Kekykarang/ kelebihan volume cairan  Penurunan mobilitas  Bahan kimia iritatif  Suhu lingkungan yang ekstrem  Faktor mekanis (mis. Penekanan pada tonjolan tulang, gesekan) atau faktor elektris (elektrodiatermi, energi listrik bertegangan tinggi)  Efek samping terapi radiasi  Kelembaban  Proses penuaan  Neuropati perifer  Perubahan pigmentasi  Perubahan hormonal  Kurang terpapar informasi tentang upaya mempertahankan/melindungi integritas jaringan Gejala dan Tanda Mayor  Kerusakan jaringan dan/ atau lapisan kulit Gejala dan Tanda Minor  Nyeri  Perdarahan



 Kemerahan menurun  Hematoma menurun  Pigmentasi abnormal menurun  Jaringan perut menurun  Nekrosis menurun  Abrasi kornea menurun  Suhu kulit membaik  Sensasi membaik  Tekstur membai  Pertumbuhan rambuut membaik Perfusi Perifer (L.02011)  Denyut nadi perifer meningkat  Penyembuhan luka sensasi meningkat  Warna kulit pucat menurun  Edema perifer menurun  Nyeri ekstremitas menurun  Parastesia menurun  Kelemahan otot menurun  Kram otot menurun  Bruit femoralis menurun  Nekrosis menurun  Pengisisan kapiler membaik  Akral membaik  Turgor kulit membaik  Tekanan darah sistolik membaik



 Bersihkan perineal dengan air hangat, terutama selama periode diare  Gunakan prpoduk berbahan petroliuam atau minyak pada kulit kering  Gunakan produk berbahan ringan/ lamai dan hipoalergik pada kulit sensitif  Hindari produk berbahan dasar alkohol pada kulit kering Edukasi  Anjurkan menggunakan pelembab (mis. Ltion, serum)  Anjurkan minum air yang cukup  Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi  Anjurkan menigkatkan asupan buah dan sayur  Anjurkan menghindari terpapar suhu ekstrem  Anjurkan menggunakan tabir surya SPF minimal 30 saat berada di luar rumah  Anjurkan mandi dan menggunakan secukupnya Perawatan Luka (I.14564) Obersvasi  Monitor karakteristik luka (mis. Drainase, warna, ukuran, bau)  Monitor tanda—tanda infeksi Terapeutik



 



Kemerahan Hematoma



 Tekanan darah diastolik membaik  Tekanan artei rata-rata membaik  Indeks ankle-brachial membaik Pemulihan Pascabedah (L.14129)  Kenyamanan meningkat  Selera makan meningkat  Mobilitas meningkat  Kemampuan melanjutkan pekerjaan meningkat  Kemampuan bekerja meningkat  Kemampuan perawatan diri meningkat



 Lepaskan balutan dan plester secara perlahan  Cukur rambut disekitar daerah lukak, jika perlu  Bersihakan dengan NaCl atau pembersih nontoksik, sesuai kebutuhan  Bersihkan jaringan nektrotik  Berikan salep yang sesuai ke kulit/ lesi, jika perlu  Pasang balutan sesuai jenis luka  Pertahnkan teknik steril saat melakukan perawatan luka  Ganti balutan sesuai jumlah eksudat dan drainase  Jadwalkan perubahan posisi setiap 2 jam atau kondisi pasien Edukasi  Jelaskan tanda dan gejala infeksi  Anjurkan mengkonsumsi makanan tinggi kalori dan protein  Ajarkan prosedur perawatan luka secara mandiri Kolaborasi  Kolaborasi prosedur debridement (mis. Enzimatik, biologis, mekanis, autolitik), jika perlu



4



Gangguan Rasa Nyaman (D.0074) Definisi perasaan kurang senang, lega dan sempurna dalam dimensi fisik, psikospiritual, lingkungan dan sosial. Gangguan Rasa Nyaman (D.0074) Berhubungan dengan  Gejala penyakit  Kurang pengendalian situasional/ lingkungan  Ketidakadekuatan sumber daya (mis. Dukungan fnansial,sosial dan pengetahuan)  Kurangnya privasi  Gangguan stimulus lingkungan  Efek samping terapi (mis. Medikasi, radiasi kemoterapi)  Gangguan adaptasi kehamilan Gejala dan Tanda Mayor  Mengeluh tidak nyaman  Gelisah Gejala dan Tanda Minor  Mengeluh sulit tidur



Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama …. Jam diharapkan Status Kenyamanan (L.08064)  Kesejahteraan fisik meningkat  Kesejahteraan psikologis meningkat  Dukungan sosial dari keluarga meningkat  Dukungan sosial dari teman meningkat  Perawatan sesuai keyakinan budaya meningkat  Perawatan sesuai kebutuhan meningkat  Kebebasan melakukan ibadah meningkat  Keluhan tidak nyaman gelisah menurun  Kebisingan menurun  Keluhan kedinginan menurun  Keluhan kepanasan menurun  Gatal menurun  Mual menurun  Lelah menurun  Merintih menurun  Menangis menurun  Iritabilitas menurun  Menyalahkan diri sendiri menurun  Konfusi menurun  Konsumsi alkohol menurun



 Kolaborasi pemberian antibiotik, jika perlu Manajemen Nyeri (I.08238) Observasi  Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, ferkuensi, kualitas, intensitas nyeri  Identifikasi skala nyeri  Identifikasi respon nyeri non verbal  Identifikasi faktor yang memperberat dan meringankan nyeri  Identifikasi pengetahuan tentang nyeri  Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup  Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah diberikan  Monitor efek samping penggunaan analgetik Terapeutik  Berikan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi rasa nyeri (mis. Akupresur, terapi musik, terapi pijat, kompres hangat/dingin)  Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis. Suhu ruangan, pencahayaan, kebisingan)  Fasilitas istirahat dan tidur  Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi meredakan nyeri



         



Tidak mampu rileks Mengeluh kedinginan kepanasan Merasa gatal Mengeluh mual Mengeluh lelah Menunjukkan gejala distress Tampak merintih/ menangis Pola eliminasi berubah Postur tubuh berubah Iritabilitas



 Penggunaan zat menurun  Percobaan bunuh diri mrnurun  Memori masa lalu membaik  Suhu ruangan membaik  Pola eliminasi membaik  Postur tubuh membaik  Pola hidup membaik  Pola tidur membaik Pola Tidur (L.05045)  Keluhan sulit tidur meningkat  Keluhan sering terjaga meningkat  Keluhan tidak puas tidur meningkat  Keluhan pola tidur berubah meningkat  Keluhan istirahat tidak cukup meningkat Tingkat Nyeri (L.08066)  Kemampuan menuntaskan aktivitas meningkat  Keluhan nyeri menurun  Meringis menurun  Sikap protektif menurun  Gelisah menurun  Kesulitan tidur menurun  Menarik diri menurun  Berfokus pada diri sendiri menurun  Diaforesis menurun



Edukasi  Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri  Jelaskan strategi meredakan nyeri  Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri  Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat  Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri Kolaborasi  Kolaborasi pemberian analgetik Terapi Relaksasi (I.09326) Observasi  Identifikasi penurunan tingkat energi, kemampuan berkonsentrasi, atau gejala lain yang mengganggu kemampuan kognitif  Identifikasi tehnik relaksasi yang pernah efektif digunakan  Identifikasi kesediaan, kemampuan, penggunaan teknik sebelumnya  Periksa ketegangan otot, frekuensi nadi, tekanan darah, dan suhu sebelum dan sesudah latihan  Monitor respons terhadap terapi relaksasi Terapeutik  Ciptakan lingkungan tenang dan tanpa gangguan dengan pencahayaan dan suhu ruang



 Perasaan depresi (tertekan) menurun  Perasaan takut mengalami cedera berulang menurun  Muntah menurun  Mual menurun  Frekuensi nadi membaik  Pola napas membaik  Tekanan darah membaik  Proses berpikir membaik  Fokus membaik  Fungsi berkemih membaik  Perilaku membaik  Nafsu makan membaik  Pola tidur membaik



nyaman  Berikan informasi tertulis tentang persiapan dan prosedur teknik relaksasi  Gunakan pakaian longgar  Gunakan nada suara lembut dengan irama lambat dan berirama  Gunakan relaksasi sebagai strategi penunjang dangan analgetik atau tindakan medis Edukasi  Jelaskan tujuan, manfaat, batasan dan jenis relaksasi yang tersedia  Jelaskan secara rinci intervensi relaksasi yang dipilih  Anjurkan sering mengulangi atau melatih teknik yang dipilih  Anjurkan mengambil posisi nyaman  Demonstrasikan dan latih tehnik relaksasi



D. EVALUASI KEPERAWATAN Setelah dilakukan implementasi sesuai dengan batas waktu dan kondisi pasien maka diharapkan 1. Pasien menunjukkan wajah rileks 2. Pasien dapat mengatasi kecemasan 3. Pasien mengatakan lebih mengerti cara behungungan seksual dengan sehat 4. Pasien dapat merawat diri



DAFTAR PUSTAKA Fathi , B. G. (2014). Kupas Tuntas Perawatan Reproduksi . Ungaran : Vivopublisher. Gilson (2013). Keperawatan Klinis. Jakarta. Erlangga. Golden, S.(2013). Perawatan Reproduksi Wanita. Yogyakarta. graha Ilmu. Gordon. (2013). Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri. Jakarta. EGC. Gormley. (2013). Konsep dan etiologi Kondiloma Akuminata. Jakarta. Salemba Medika. Mubarok, Wakhit Iqbal dkk (2017). Buku Ajar konsep kebidanan : Teori & Aplikasi Dalam Praktek. Jakarta. EGC. NANDA. 2015. Diagnosis Keperwatan 2015-2017. Jakarta : EGC Tripoly, Erfan dkk (2012). Buku ajar keperawtan. Jakarta : EGC. Qomariyah, A. P. (2015). Buku ajar patologi obstetri Dasar Manusia Edisi III. Jakarta : Salemba Medika. Yanofsky, W. I. (2017). PENDALAMAN TENTANG KONDILOMA AKUMINATA. Jakarta. Yayasan Bina Pustaka.