Laporan Pendahuluan Perencanaan Rumah Dinas [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PENDAHULUAN PERENCANAAN REHABILITASI SEDANG/BERAT GEDUNG RUMAH DINAS GUBERNUR



BAB I PENDAHULUAN



1.1



Latar Belakang Pemerintah Provinsi Lampung telah membuat keputusan yang tepat untuk membangun gedung Rumah Dinas. Selain terpisah dengan gedung kantor tempat bekerja Gubernur, hal ini pula akan menunjang citra dan kewibawaan pemerintah Provinsi. Saat ini melalui salah satu program kegiatannya, Rehabilitasi Sedang/Berat Gedung Rumah Dinas Gubernur Provinsi Lampung terfokus pada perbaikan prasarana dan sarana gedung yang dapat meningkatkan aktifitas dan kenyamanan dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi termasuk pelayanan masyarakat.



Terlaksananya suatu pembangunan pekerjaan umum termasuk rehabilitasi dilakukan secara bertahap dan penataan tersebut diatur dalam suatu peraturan/pedoman perundang-undangan, yang secara garis besarnya adalah dimulai dengan tahapan perencanaan dan pelaksanaan konstruksi serta pengawasannya. Dengan keluarnya dana dari APBDP Provinsi Lampung yang dituangkan dalam DPA Provinsi Lampung TA. 2019, maka segera dimulai tahapan perencanaannya yang diserahkan kepada Konsultan Perencana melalui suatu proses. Dimana Konsultan Perencanaan ini nantinya akan menghasilkan suatu keluaran/produk yang dibutuhkan dalam rangka pelaksanaan Konstruksi. Dan secara kontraktual Konsultan Perencana ini bertanggung jawab kepada Pejabat Pembuat Komitmen.



Rehabilitasi Rumah Dinas merupakan entry point yang konsep penanganannya telah baku dengan dan akan menyentuh langsung secara komprehensif baik fisik gedung dan kawasannya maupun Gubernur dan perangkat yang tinggal atau beraktifitas didalamnya. Untuk menjamin terjadinya proses pelayanan



Halaman - 1



LAPORAN PENDAHULUAN PERENCANAAN REHABILITASI SEDANG/BERAT GEDUNG RUMAH DINAS GUBERNUR



masyarakat yang sehat, dinamis dan progresif maka pemerintah perlu memperhatikan pelayanan masyarakat dari segala strata. Rehabilitasi Rumah Dinas merupakan salah satu solusi untuk menjawab konsep pembangunan tersebut sebab fungsi Rumah Dinas ini selain tempat tinggal juga memberikan pelayanan kepada semua lapisan masyarakat. Prasarana dan sarana secara langsung mempunyai hubungan yang sangat signifikan dengan proses pelayanan masyarakat. Parasarana dan sarana suatu gedung yang memadai akan mampu mendukung kegiatan tersebut dan tentu akan meningkatkan kinerja pemerintah dan juga menimbulkan kepuasan masyarakat.



1.2



Lingkup Pekerjaan Lingkup tugas yang dilaksanan oleh konsultan perencanaan adalah menyusun Gambar Kerja Rencana Rehabilitasi dengan berpedoman pada ketentuan yang berlaku, khususnya Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara yang terdiri dari : A. Persiapan Perencanaan B. Penyusunan Pengembangan Rencana C. Penyusunan Rencana Detail



Halaman - 2



LAPORAN PENDAHULUAN PERENCANAAN REHABILITASI SEDANG/BERAT GEDUNG RUMAH DINAS GUBERNUR



BAB II RENCANA KERJA DAN PELAKSANAANNYA



2.1



Rencana Pekerjaan Sebagaimana arahan dari Tim Teknis dan Pejabat Pembuat Komitmen, ruang Lingkup Pekerjaan Konsultan Perencana telah dikembangkan dan mencakup Pembuatan Perencanaan Teknis (Gambar Kerja) Rehabilitasi Sedang/Berat Gedung Rumah Dinas pada Kegiatan Rehabilitasi Sedang/Berat Gedung dengan pekerjaan : a. Rehabilitasi Rumah Dinas Nuwo Agung b. Rehabilitasi Halaman Belakang Rumah Jabatan Dinas Gubernur c. Rehabilitasi Lansekap Nuwo Agung



Lingkup tugas konsultan perencanaan diberpedoman pada ketentuan yang telah dilaksanakan telah mengacu pada Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara, Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor 22/PRT/M/2018 Tentang Pembangunan Bangunan Gedung Negara. Tugas ini meliputi tugas-tugas perencanaan gedung, site/tapak bangunan dan perencanaan fisik bangunan gedung negara yang terdiri dari : A. Persiapan Perencanaan seperti mengumpulkan data dan informasi lapangan diantaranya pemeriksaan keadaan seperti - Pemeriksaan kondisi bangunan (rumah dinas) yang akan dikerjaan pada pekerjaan selanjutnya. - Serta membuat interpretasi secara garis besar terhadap KAK dan konsultasi dengan pengguna. B. Menyusun pra-rencana seperti rencana lay-out dll. C. Penyusunan pengembangan rencana, antara lain membuat :



Halaman - 3



LAPORAN PENDAHULUAN PERENCANAAN REHABILITASI SEDANG/BERAT GEDUNG RUMAH DINAS GUBERNUR



- Rencana Arsitektur (konsep penataan ruang dan yang berkaitan dengan disain arsitektur) - Rencana struktur dan utilitas - Perkiraan biaya atau Estimasi Engineer (EE) sesuai dengan Harga Satuan dari Konsultan Perencana. D. Penyusunan rencana detail antara lain membuat : - Gambar-gambar teknis kerja, detail arsitektur, detail struktur, detail utilitas yang sesuai dengan gambar rencana yang disetujui. - Spesifikasi teknis/rencana kerja dan syarat/syarat (RKS) - Rincian volume pelaksanaan pekerjaan, rencana anggaran biaya pekerjaan konstruksi. - Laporan akhir perencanaan. E.



Membantu memberikan masukan selama pelaksanaan konstruksi fisik seperti : - Melakukan penyesuaian gambar dan spesifikasi teknis pelaksanaan bila ada perubahan. - Memberikan penjelasan terhadap persoalan-persoalan yang timbul selama masa pelaksanaan konstruksi. - Memberikan saran-saran.



2.2



Program Kerja Rencana kerja yang telah dikembangkan dari program kerja adalah rencana kerja keseluruhan. Rencana Kerja disusun berdasarkan ruang-lingkup kerja konsultan. Menurut Kerangka Acuan Kerja, tahapan yang perlu dilaksanakan oleh Konsultan adalah sebagai berikut: A. Persiapan perencanaan termasuk survei. B. Pengembangan Rencana/Draft Design, meliputi : a. Gambar eksisting b. Rencana kebutuhan rehabilitasi arsitektur, struktur dan lansekap c. Rencana kebutuhan rehabilitasi jaringan elektrikal mekanikal.



Halaman - 4



LAPORAN PENDAHULUAN PERENCANAAN REHABILITASI SEDANG/BERAT GEDUNG RUMAH DINAS GUBERNUR



d. Penyusunan Rencana Anggaran Biaya. e. Penyusunan Rencana Detail (Gambar Kerja, RKS, EE).



Agar dapat diperoleh rencana kerja, maka tahapan pekerjaan diatas di breakdown lebih detail sebagai berikut:



Tabel 2.1. Program Kerja No 1



2



Kegiatan



Person in Charge



Persiapan Perencanaan dan Survei. A



Data Eksisting Rumah Dinas Gubernur



TA & Surveior



B



Survei Rumah Dinas Gubernur



TA & Surveior



C



Gambar Rencana sesuai hasil survei (draft)



D



Laporan Pendahuluan



Drafter TA



Penyusunan Gambar Kerja (final) A



Denah Keseluruhan dan Parsial



Drafter



B



Detail Rencana Rehabilitasi Arsitektur



Drafter



C



Detail Rencana Rehabilitasi Struktur



Drafter



D



Detail Rencana Rehabilitasi Utilitas/ME



Drafter



E



Detail Rencana Rehabilitasi Lansekap



Drafter



3



Penyusunan Rencana Anggaran Biaya.



TA



4



Penyusunan Rencana Kerja dan Syarat



TA



5



Laporan Akhir



TA



Halaman - 5



LAPORAN PENDAHULUAN PERENCANAAN REHABILITASI SEDANG/BERAT GEDUNG RUMAH DINAS GUBERNUR



Tabel 2.2. Jadwal Kerja No 1



2



Kegiatan



I 1



2



3



Persiapan perencanaan termasuk survei. A



Data Eksisting Rumah Dinas Gubernur



B



Survei Rumah Dinas Gubernur



C



Gambar Rencana



D



Laporan Pendahuluan



Gambar Gambar Kerja A



Denah Keseluruhan dan Parsial



B



Detail Rencana Rehabilitasi Arsitektur



C



Detail Rencana Rehabilitasi Struktur



D



Detail Rencana Rehabilitasi Utilitas/ME



E



Detail Rencana Rehabilitasi Lansekap



3



Penyusunan Rencana Anggaran Biaya.



4



Penyusunan Rencana Kerja dan Syarat



5



Laporan Akhir



Halaman - 6



4



LAPORAN PENDAHULUAN PERENCANAAN REHABILITASI SEDANG/BERAT GEDUNG RUMAH DINAS GUBERNUR



BAB III PROFIL LOKASI PEKERJAAN



3.1 Sejarah Provinsi Lampung Provinsi Lampung lahir pada tanggal 18 Maret 1964 dengan ditetapkannya Peraturan Pemerintah Nomor 3/1964 yang kemudian menjadi Undang-undang Nomor 14 tahun 1964. Sebelum itu Provinsi Lampung merupakan keresidenan yang tergabung dengan Provinsi Sumatra Selatan. Kendatipun Provinsi Lampung sebelum tanggal 18 Maret 1964 tersebut secara administratif masih merupakan bagian dari Provinsi Sumatra Selatan, namun daerah ini jauh sebelum Indonesia merdeka memang telah menunjukkan potensi yang sangat besar serta corak warna kebudayaan tersendiri yang dapat menambah khazanah adat budaya di Nusantara. Oleh karenanya, pada zaman VOC daerah Lampung tidak terlepas dari incaran penjajahan Belanda. Lampung Tarumanagara



pernah dan



menjadi



Kerajaan



Sunda



wilayah sampai



kekuasaan abad



ke-16.



Kerajaan Sebelum



akhirnya Kesultanan Banten menghancurkan Pajajaran, ibu kota Kerajaan Sunda. Sultan Banten yakni Hasanuddin, lalu mengambil alih kekuasaan atas Lampung. Hal ini dijelaskan dalam buku The Sultanate of Banten karya Claude Guillot pada halaman 19 sebagai berikut: "From the beginning it was abviously Hasanuddin's intention to revive the fortunes of the ancient kingdom of Pajajaran for his own benefit. One of his earliest decisions was to travel to southern Sumatra, which in all likelihood already belonged to Pajajaran, and from which came bulk of the pepper sold in the Sundanese region".[6] Di bawah pimpinan Sultan Ageng Tirtayasa (1651–1683) Banten berhasil menjadi pusat perdagangan yang dapat menyaingi VOC di perairan Jawa, Sumatra dan Maluku. Dalam masa pemerintahannya, Sultan Ageng berupaya



Halaman - 7



LAPORAN PENDAHULUAN PERENCANAAN REHABILITASI SEDANG/BERAT GEDUNG RUMAH DINAS GUBERNUR



meluaskan wilayah kekuasaan Banten yang terus mendapat hambatan karena dihalangi VOC yang bercokol di Batavia. VOC yang tidak suka dengan perkembangan



Kesultanan



Banten



mencoba



berbagai



cara



untuk



menguasainya termasuk mencoba membujuk Sultan Haji, Putra Sultan Ageng untuk melawan Ayahnya sendiri. Dalam perlawanan menghadapi ayahnya sendiri, Sultan Haji meminta bantuan VOC dan sebagai imbalannya ia menjanjikan akan menyerahkan penguasaan atas daerah Lampung kepada VOC. Akhirnya pada tanggal 7 April 1682 Sultan Ageng Tirtayasa disingkirkan dan Sultan Haji dinobatkan menjadi Sultan Banten. Dari perundingan-perundingan antara VOC dengan Sultan Haji menghasilkan sebuah piagam dari Sultan Haji tertanggal 27 Agustus 1682 yang isinya antara lain menyebutkan bahwa sejak saat itu pengawasan perdagangan rempah-rempah atas daerah Lampung diserahkan oleh Sultan Banten kepada VOC yang sekaligus memperoleh monopoli perdagangan di daerah Lampung. Pada tanggal 29 Agustus 1682 iring-iringan armada VOC dan Banten membuang sauh di Tanjung Tiram. Armada ini dipimpin oleh Vander Schuur dengan membawa surat mandat dari Sultan Haji yang mewakili Sultan Banten. Ekspedisi Vander Schuur yang pertama ini tidak berhasil dan ia tidak mendapatkan lada yang dicarinya. Perdagangan langsung antara VOC dengan Lampung mengalami kegagalan disebabkan karena tidak semua penguasa di Lampung langsung tunduk begitu saja kepada kekuasaan Sultan Haji yang bersekutu dengan kompeni, sebagian mereka masih mengakui Sultan Ageng Tirtayasa sebagai Sultan Banten dan menganggap kompeni tetap sebagai musuh. Sementara itu timbul keraguan dari VOC mengenai status penguasaan Lampung di bawah Kekuasaan Kesultanan Banten, yang kemudian baru diketahui bahwa penguasaan Banten atas Lampung tidaklah mutlak. Penempatan wakil-wakil Sultan Banten di Lampung yang disebut "jenang" atau



Halaman - 8



LAPORAN PENDAHULUAN PERENCANAAN REHABILITASI SEDANG/BERAT GEDUNG RUMAH DINAS GUBERNUR



kadang-kadang disebut gubernur hanyalah dalam mengurus kepentingan perdagangan hasil bumi (lada). Sedangkan para penguasa Lampung asli yang terpencar pada tiap-tiap desa atau kota yang disebut "adipati" secara hierarki tidak berada di bawah koordinasi penguasaan jenang/gubernur. Disimpulkan penguasaan Sultan Banten atas Lampung hanya dalam hal garis pantai saja dalam rangka menguasai monopoli arus keluarnya hasil bumi terutama lada. Dengan demikian jelas hubungan Banten-Lampung adalah dalam hubungan saling membutuhkan satu dengan lainnya. Selanjutnya pada masa Raffles berkuasa pada tahun 1811 ia menduduki daerah Semangka dan tidak mau melepaskan daerah Lampung kepada Belanda karena Raffles beranggapan bahwa Lampung bukanlah jajahan Belanda. Namun setelah Raffles meninggalkan Lampung baru kemudian tahun 1829 ditunjuk Residen Belanda untuk Lampung. Pada masa itu, sejak tahun 1817 posisi Radin Inten, pejuang perlawanan Lampung semakin kuat yang membuat Belanda merasa khawatir dan mengirimkan ekspedisi kecil dipimpin oleh Asisten Residen Krusemen yang menghasilkan persetujuan bahwa: 



Radin Inten memperoleh bantuan keuangan dari Belanda sebesar f. 1.200 setahun.







Kedua saudara Radin Inten masing-masing akan memperoleh bantuan pula sebesar f. 600 tiap tahun.







Radin Inten tidak diperkenankan meluaskan lagi wilayah selain dari desadesa yang sampai saat itu berada di bawah pengaruhnya.



Tetapi persetujuan itu tidak pernah dipatuhi oleh Radin Inten dan ia tetap melakukan perlawanan terhadap Belanda. Sehingga pada tahun 1825 Belanda memerintahkan Leliever untuk menangkap Radin Inten, namun dengan cerdik Radin Inten dapat menyerbu benteng Belanda dan membunuh Liliever serta anak buahnya. Belanda yang ketika itu juga tengah menghadapi Perang Diponegoro (1825–1830), dibuat



Halaman - 9



LAPORAN PENDAHULUAN PERENCANAAN REHABILITASI SEDANG/BERAT GEDUNG RUMAH DINAS GUBERNUR



tidak berkutik terhadap perlawanan tersebut. Tahun 1825 Radin Inten meninggal dunia lalu digantikan oleh putranya Radin Imba Kusuma. Setelah Perang Diponegoro selesai pada tahun 1830 Belanda menyerbu Radin Imba Kusuma di daerah Semangka, dilanjutkan pada tahun 1833 Belanda kembali menyerang benteng Radin Imba Kusuma, yang semuanya menemui kegagalan. Baru pada tahun 1834 setelah Asisten Residen diganti oleh Perwira Militer Belanda yang didukung dengan kekuatan penuh, maka Benteng Radin Imba Kusuma berhasil dikuasai. Radin Imba Kusuma menyingkir ke daerah Lingga, namun penduduk daerah Lingga ini menangkapnya dan menyerahkan kepada Belanda. Radin Imba Kusuma kemudian dibuang ke Pulau Timor. Belanda juga kian gencar mendekati rakyat pedalaman melalui "Jalan Halus" dengan memberikan berbagai hadiah kepada pemimpin perlawanan rakyat



Lampung



yang



ternyata



tidak



membawa



hasil.



Sehingga



akhirnya Belanda membentuk tentara sewaan yang terdiri dari orang-orang Lampung sendiri untuk melindungi kepentingan Belanda di daerah Teluk Betung dan sekitarnya. Dilain sisi perlawanan rakyat yang digerakkan oleh putra Radin Imba Kusuma yang bernama Radin Inten II terus berlangsung, sampai akhirnya Radin Inten II ini ditangkap dan dibunuh oleh tentara-tentara Belanda yang khusus didatangkan dari Batavia. Sejak itu Belanda mulai leluasa menancapkan kakinya di daerah Lampung. Perkebunan mulai dikembangkan yaitu penanaman kaitsyuk, tembakau, kopi, karet dan kelapa sawit. Untuk kepentingan pengangkutan hasil perkebunan itu pada tahun 1913 dibangun jalan kereta api dari Teluk Betung menuju Palembang. Hingga menjelang Indonesia merdeka tanggal 17 Agustus 1945 dan periode perjuangan fisik setelah itu, putra Lampung tidak ketinggalan ikut terlibat dan merasakan betapa pahitnya perjuangan melawan penindasan penjajah yang silih berganti. Sampai akhirnya sebagai mana dikemukakan pada



Halaman - 10



LAPORAN PENDAHULUAN PERENCANAAN REHABILITASI SEDANG/BERAT GEDUNG RUMAH DINAS GUBERNUR



awal uraian ini pada tahun 1964 Keresidenan Lampung ditingkatkan menjadi Daerah Tingkat I Provinsi Lampung. Kejayaan Lampung sebagai sumber lada hitam pun mengilhami para senimannya sehingga tercipta lagu Tanoh Lada. Bahkan, ketika Lampung diresmikan menjadi provinsi pada 18 Maret 1964, lada hitam menjadi salah satu bagian lambang daerah itu. Namun, sayang saat ini kejayaan tersebut telah pudar.



3.2



Rumah Dinas Gubernur Provinsi Lampung Kawasan Rumah Dinas Gubernur yang terdiri dari Mahan Agung, Nuwo Agung dan Lamban Agung, berada di Jalan Dr Susilo No 12 Kota Bandar Lampung. Gedung ini berada di samping kanan kantor Walikota Bandar Lampung, terpisahkan oleh Hotel Marcopolo dan rumah penduduk. Atau ke arah utara dari Kantor Gubernur. Kota Bandar Lampung adalah sebuah kota di Indonesia sekaligus ibu kota dan kota terbesar di Provinsi Lampung. Bandar Lampung juga merupakan kota terbesar dan terpadat ketiga di Pulau Sumatra setelah Medan dan Palembang mennurut jumlah penduduk, serta termasuk salah satu kota besar di Indonesia dan Kota terpadat di luar pulau Jawa. Secara geografis, kota ini menjadi pintu gerbang utama pulau Sumatra, tepatnya kurang lebih 165 km sebelah barat laut Jakarta, memiliki andil penting dalam jalur transportasi darat dan aktivitas pendistribusian logistik dari Jawa menuju Sumatra maupun sebaliknya. Kota Bandar Lampung memiliki luas wilayah daratan 169,21 km² yang terbagi ke dalam 20 Kecamatan dan 126 Kelurahan dengan populasi penduduk 1.015.910[2] jiwa (berdasarkan data tahun 2017). Saat ini kota Bandar Lampung merupakan pusat jasa, perdagangan, dan perekonomian di provinsi Lampung.



Halaman - 11



LAPORAN PENDAHULUAN PERENCANAAN REHABILITASI SEDANG/BERAT GEDUNG RUMAH DINAS GUBERNUR



3.3



Letak Geografi Rumah Dinas Gubernur terletak di Bandar Lampung dan merupakan kota terbesar di belahan Provinsi Lampung sekaligus sebagai ibukota Propinsi Lampung. Secara geografis, Rumah Dinas Gubernur terletak di 105 15' 55" E dan 5 25' 50" S, dan secara lahan/tapak batas-batasnya sebagai berikut: A. Sebelah Utara Jalan Dokter Susilo B. Sebelah Timur Gang Pendopo C. Sebelah Selatan Gang Danau Ranau VII D. Sebelah Hotel Marcopolo dan Rumah Penduduk



Gambar 3.1 Peta Lokasi Rumah Dinas Gubernur TUGU GAJAH/PUSAT KOTA



RUMAH DINAS GUBERNUR



3.4



Luas Tapak dan Bangunan Rumah Dinas Gubernur Rumah Dinas Gubernur mempunyai luas tapak 24.346 m². Di dalam tapak terdiri dari banyak bangunan, taman, kolam dan fasilitas penunjang. Bangunan Utama terdiri dari Nuwo Agung seluas 1.448 m², Mahan Agung seluas 1.020 m² dan Lamban Agung seluas 2.116 m².



Halaman - 12



LAPORAN PENDAHULUAN PERENCANAAN REHABILITASI SEDANG/BERAT GEDUNG RUMAH DINAS GUBERNUR



Gambar 3.2 Site Plan Kawasan Rumah Dinas Gubernur



21 5 10 9



11



6 4



8 7



12 3



2



1



18



19



14



20



13 15



16



17



Legenda: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.



Mahan Agung Nuwo Agung Lamban Agung Rumah Adat Lapangan Tembak Panggung Tribun Lapangan Tribun



8. Taman 9. Kolam 10. Bangunan Penunjang 11. Rumah Jaga 12. Pavilliun 13. Rumah Genset 14. Pos Jaga



15. Gerbang 1 16. Pagar Depan 17. Gerbang 2 18. Gedung Satpol PP 19. Pos Jaga 20. Garasi 21. Pagar Belakang



Halaman - 13



LAPORAN PENDAHULUAN PERENCANAAN REHABILITASI SEDANG/BERAT GEDUNG RUMAH DINAS GUBERNUR



Gambar 3.3 Area Pekerjaan Rumah Dinas Gubernur, Halaman Belakang dan Lansekap Nuwo Agung



Lingkup Pekerjaan Kegiatan Rehabilitasi Sedang/Berat Rumah Dinas Gubernur adalah: A. Rehabilitasi Rumah Dinas Nuwo Agung B. Rehabilitasi Halaman Belakang Rumah Jabatan Dinas Gubernur C. Rehabilitasi Lansekap Nuwo Agung



Halaman - 14



LAPORAN PENDAHULUAN PERENCANAAN REHABILITASI SEDANG/BERAT GEDUNG RUMAH DINAS GUBERNUR



3.5



Topografi Secara umum kondisi tanah di dalam tapak Rumah Dinas adalah datar. Terdapat perbedaan level tanah tetapi tidak relatif landai dan tidak curam. Perbedaan level tanah tertinggi ada di bagian belakang tapak dimana tapak berbatasan dengan jalan yang berada di belakang tapak.



Halaman - 15



LAPORAN PENDAHULUAN PERENCANAAN REHABILITASI SEDANG/BERAT GEDUNG RUMAH DINAS GUBERNUR



BAB IV PENDEKATAN DAN METODOLOGI PEKERJAAN



4.1



Pendekatan Penanganan pelaksanaan pekerjaan perencanaan akan dibuat seoptimal mungkin dengan mempertimbangkan faktor-faktor ekonomis, kontekstual, nyaman dan fungsional. Selain itu juga mempertimbangkan efisiensi pelaksanaan pembangunan, penggunaan maupun pemeliharaan.



4.2



Metode Perencanaan Untuk menghasilkan produk pekerjaan yang baik dan berkualitas maka Tim Konsultan akan menerapkan metode pekerjaan sebagai berikut:



DATA



ANALISA



Tahap 1



FEED-BACK



FEED-BACK



FEED-BACK



Tahap 2



PENGEMBANGAN DESAIN Tahap 3



GAMBAR KERJA



Tahap 4



Gambar 4.1 Diagram Metode Perencanaan



A. Tahap 1 - Data Data yang dibutuhkan pada tahap ini adalah Gambar Eksisting. Data ini merupakan hal yang mutlak harus ada. Tim Konsultan akan melihat kembali ketika Rumah Dinas Gubernur dioperasikan pada saat pertamakalinya. Dengan mempelajari Gambar Eksisting akan diperoleh gambaran awal bagaimana Bangunan Gedung ini direncanakan. Setelah itu, dilakukan survei awal berupa mempelajari perubahan-perubahan yang telah terjadi. Perubahan ini dapat berupa pengembangan ruang, penambahan dinding pemisah, pertambahan jumlah staf-karyawan, pertambahan meubelair, penambahan sistem utilitas seperti AC, Pemipaan, dll. Survei ini



Halaman - 16



LAPORAN PENDAHULUAN PERENCANAAN REHABILITASI SEDANG/BERAT GEDUNG RUMAH DINAS GUBERNUR



dilaksanakan secara detail dengan merekam semua perubahan. Setelah survei awal dilaksanakan, berdasarkan data survei awal dilaksakan survei terstruktur. Survei terstruktur dilaksanakan sesuai dengan lingkup pekerjaan sebagai berikut: a. Survei Struktur Mengidentifikasi kondisi Rumah Dinas yang berkaitan dengan pekerjaan struktur dan mendokumentasikan untuk dapat dilakukan langkah perbaikan ataupun pembuatan struktur baru sesuai kebutuhan. - Pondasi Gedung yang sudah berusia masih baru kadang juga terjadi kerusakan struktur. Perlu dilakukan pengamatan mengenai kondisi terkini sehingga akan dilakukan penanganan yang sesuai. Juga apabila dibutuhkan struktur pondasi baru maka akan direncanakan di dalam gambar kerja. - Pasangan Bata Pasangan bata di identifikasi pada perubahan yang terjadi. Kemudian juga di rencanakan pasangan bata baru yang nanti dibutuhkan apabila terjadi perubahan ruang sesuai dengan kebutuhan aktifitas Gubernur maupun staf yang menggunakan ruangan. - Atap Kondisi atap bisa rusak karena banyak faktor seperti usia, jenis bahan yang kurang baim atau pemasangan yang tidak sempurna. Perlu mengidentifikasi kondisi atap dan merencanakan perbaikan apabila memang dibutuhkan. b. Survei Arsitektur Mengidentifikasi semua perubahan antara gambar eksisting dengan kondisi terkini yang terkait dengan pekerjaan arsitektur.



Halaman - 17



LAPORAN PENDAHULUAN PERENCANAAN REHABILITASI SEDANG/BERAT GEDUNG RUMAH DINAS GUBERNUR



- Plafond Kondisi plafond apakah masih bisa di pertahankan ataukah ada yang perlu di ganti atau di perbaiki. Apabila terjadi kerusakan perlu di identifikasi penyebabnya sehingga mencegah terjadinya kerusakan yang sama setelah proses rehabilitasi. - Cat Lapisan penutup dinding mutlak harus di cek di lapangan terkait dengan kondisinya. Apabila terjadi cat mengelupas, memudar atau kotor maka harus dilakukan pengecatan ulang di dalam proses rehabilitasi gedung Rumah Dinas. Selain itu juga perlu di lakukan konsultasi mengenai pemilihan warna baru yang di inginkan pengguna gedung Rumah Dinas. - Kusen Penambahan ruang kadang mengharuskan di buat pintu atau jendela baru. Sesuai dengan kondisi terkini perlu dilihat kondisi kusen dan daun jendela maupun daun pintu apakah masih layak pakai. Dan juga apakah perlu di buat kusen baru sesuai dengan kebutuhan ruang ke depan sehingga dapat direncanakan dengan baik di dalam gambar kerja. Apabila pada kusen lama terjadi kerusakan, maka juga akan direncanakan perbaikannya baik itu kusen, daun pintu maupun aksesoris seperti handle, engsel dan grendel. - Partisi Partisi untuk penyekat ruang ini kadang dibuat permanen atau semi permanen. Materialnya juga beragam baik itu dinding, kayu, alumunium atau besi. Dalam proses survei akan di identifikasi mana partisi yang perlu diperbaiki atau di hilangkan. Juga tidak menutup kemungkinan di rencanakan partisi baru sesuai kebutuhan. - Penutup Lantai Di dalam kawasan Rumah Dinas Gubernur yang terdiri dari banyak bangunan juga terdapat banyak jenis penutup lantai. Maka dalam



Halaman - 18



LAPORAN PENDAHULUAN PERENCANAAN REHABILITASI SEDANG/BERAT GEDUNG RUMAH DINAS GUBERNUR



proses survei di identifikasi kerusakan yang ada dan rencana perbaikannya sesuai dengan jenis ruangnya dan berkonsultasi dengan penggunan bangunan. c. Survei Utilitas - Pemipaan Air Bersih Pemipaan Air Bersih adalah pemipaan PDAM, Reservoir atau Deep Well dan seluruh sistemnya baik diluar gedung maupun didalam gedung. Survei pemipaan air bersih adalah melakukan pendataan system sirkulasi air, pipa dan dimensi, kerusakan sistem maupun komponen dan penyebab kerusakan, stop kran, mata-kran, meter, dsb. - Pemipaan Air Kotor Pemipaan Air Kotor adalah semua perpipaan yang menyalurkan air kotor kedalam tangki-septik. Semua sistem pemipaan air kotor dideteksi kembali terutama kerusakan yang terjadi serta penyebab kerusakan tersebut. Semua type dan dimensi pipa didata termasuk kapasitas tangki-septik dan perletakan tangki-septiknya. - Pemipaan Air Hujan Pemipaan Air Hujan adalah semua perpipaan yang menyalurkan airhujan dari atap sampai dengan riool-kota. Data yang dibutuhkan adalah sistem distribusi air serta type dan dimensi pipa. Kerusakan dan penyebab kerusakan. - Pemipaan pembuangan Air Conditioner Pemipaan Air Conditioning System berupa perpipaan yang digunakan pada sistem AC Sentral. Pipa-pipa AC hanya pada Sistem AC sentral yang menggunakan ‘Chilled Water System’. Pipa-pipa ini adalah yang menyalurkan air dari kondensor ke cooling tower pulang-pergi dan yang menyalurkan refrigerant dari kondensor ke evaporator pulangpergi.



Halaman - 19



LAPORAN PENDAHULUAN PERENCANAAN REHABILITASI SEDANG/BERAT GEDUNG RUMAH DINAS GUBERNUR



d. Survei Mekanikal Elektrikal - Jaringan Listrik seluruh bangunan. Data yang diperlukan adalah sistem distribusi listrik, type dan jenis circuit box, stop-kontak, titik lampu, tipe dan daya lampu (jenis fiting, fixture dan mata lampu), aarde, alat-alat listrik yang digunakan seperti refrigerator, komputer, printer, televisi, dll dalam setiap unit ruang. - Jaringan Air Conditioning System dimana data yang dibutuhkan adalah Tipe Mesin AC (central AC, Air Handling Unit, Portable AC, AC Split, AC Window, Kapasitas, Ton, PK), ducting (supply duct dan return duct), difuser, dll). Perlu dilihat apakah sistemnya berjalan atau down penyebab kerusakan dan kondisi daripada mesin AC yaitu kompresor, condensor, evaporator, dll. e. Survei Lansekap - Kondisi ‘hijau’ di dalam kawasan Rumah Dinas Gubernur akan di data untuk dilakukan penanaman vegetasi yang sesuai dan menambah ke asri an lingkungan Rumah Dinas. Data-data yang diperoleh dikaji secara spasial dan komprehensif dan selanjutnya dikompilasikan dan bila mungkin di tabulasikan. Data-data ini merupakan fresh-data yang akan dianalisis pada Tahap 2.



B. Tahap 2 - Analisa Dalam tahap ini, tenaga ahli yang telah direkrut dan di tugaskan akan melaksanakan kajian baik teoritis maupun perhitungan. Kajian dapat berupa kajian sederhana ataupun kajian mendalam. Misalnya dalam penetapan Sistem AC, penentuan jenis struktur, pemilihan material arsitektur dan sebagainya. Setelah proses itu akan disusun data-data hasil analisis yang akan dibawa dalam Tahap 3 – Pengembangan Desain. Apabila dalam tahap analisis ini terjadi stagnan dan diperlukan datadata tambahan maka dilaksanakanlah prosedur feed-back. Feed-back



Halaman - 20



LAPORAN PENDAHULUAN PERENCANAAN REHABILITASI SEDANG/BERAT GEDUNG RUMAH DINAS GUBERNUR



adalah proses untuk memenuhi kekurangan-kekurang yang ada pada saat survei yaitu dengan melakukan resurvei sesuai kebutuhan analisis data.



C. Tahap 3 - Pengembangan Desain Tahap 3 ini, merupakan proses pengembangan desain dan rencana dari setiap unsur pekerjaan yang sudah ada yang meliputi: a. Pekerjaan Struktur b. Pekerjaan Arsitektur c. Pekerjaan Utilitas d. Pekerjaan Mekanikal Elektrikal e. Pekerjaan Lansekap Dengan data-data ini, proses pengembangan desain dilakukan kedalam gambar kerja. Semua sistem usulan di tuangkan kedalam gambar dan dikaji kembali secara keseluruhan. Bila dalam proses ini terdapat kesalahan atau tidak sinkron antara data dengan aplikasinya, maka dilakukan feedback ke Tahap Analisa. Hal-hal yang tidak sinkron tersebut di analisa kembali sampai ketemu dengan hasil yang diinginkan.



D. Tahap 4 - Gambar Kerja Tahap ini adalah tahap dimana semua hasil pengembangan desain telah tertuang kedalam gambar rencana. Tahap penyusunan Gambar Kerja adalah tahap akhir dimana semua pekerjaan selesai tergambar dan tersusun Rencana Anggaran Biayanya setelah melakukan konsultasi dengan pemilik pekerjaan.



Halaman - 21



LAPORAN PENDAHULUAN PERENCANAAN REHABILITASI SEDANG/BERAT GEDUNG RUMAH DINAS GUBERNUR



BAB V SURVEI DAN IDENTIFIKASI PEKERJAAN 5.1



Survei Teknis Untuk mendapat data secara akurat telah dilakukan survei teknis yang dilakukan oleh konsultan. Survei ini melakukan dokumentasi, pengukuran dan identifikasi mengenai kerusakan sehingga dapat di analisa untuk dilakukan perbaikan atau rehabilitasinya.



Kondisi plafond eksterior rusak



Kondisi plafond eksterior rusak



Halaman - 22



LAPORAN PENDAHULUAN PERENCANAAN REHABILITASI SEDANG/BERAT GEDUNG RUMAH DINAS GUBERNUR



Kondisi plafond interior rusak



Kondisi plafond interior rusak



Kondisi plafond kamar mandi rusak



Halaman - 23



LAPORAN PENDAHULUAN PERENCANAAN REHABILITASI SEDANG/BERAT GEDUNG RUMAH DINAS GUBERNUR



Kondisi cat dinding eksterior mengelupas



Kondisi cat dinding eksterior mengelupas



Kondisi cat pagar dan dinding eksterior mengelupas



Halaman - 24



LAPORAN PENDAHULUAN PERENCANAAN REHABILITASI SEDANG/BERAT GEDUNG RUMAH DINAS GUBERNUR



Kondisi cat dinding interior kusam



Kondisi cat dinding interior kusam



Kondisi dinding interior retak



Halaman - 25



LAPORAN PENDAHULUAN PERENCANAAN REHABILITASI SEDANG/BERAT GEDUNG RUMAH DINAS GUBERNUR



Kondisi wallpaper interior mengelupas



Kondisi wallpaper interior mengelupas



Kondisi wallpaper interior mengelupas



Halaman - 26



LAPORAN PENDAHULUAN PERENCANAAN REHABILITASI SEDANG/BERAT GEDUNG RUMAH DINAS GUBERNUR



Kondisi wallpaper interior mengelupas



Kondisi wallpaper interior mengelupas



Kondisi wallpaper interior mengelupas



Halaman - 27



LAPORAN PENDAHULUAN PERENCANAAN REHABILITASI SEDANG/BERAT GEDUNG RUMAH DINAS GUBERNUR



Kondisi kusen keropos



Kondisi kusen keropos



Halaman - 28



LAPORAN PENDAHULUAN PERENCANAAN REHABILITASI SEDANG/BERAT GEDUNG RUMAH DINAS GUBERNUR



Kondisi daun pintu retak



Kondisi daun pintu retak



Halaman - 29



LAPORAN PENDAHULUAN PERENCANAAN REHABILITASI SEDANG/BERAT GEDUNG RUMAH DINAS GUBERNUR



Kondisi saluran air



Kondisi saluran air



Kondisi saluran air



Halaman - 30



LAPORAN PENDAHULUAN PERENCANAAN REHABILITASI SEDANG/BERAT GEDUNG RUMAH DINAS GUBERNUR



Kondisi saluran air



Kondisi saluran air



Halaman - 31



LAPORAN PENDAHULUAN PERENCANAAN REHABILITASI SEDANG/BERAT GEDUNG RUMAH DINAS GUBERNUR



Kondisi closet



Kondisi wastafel



Kondisi wastafel



Halaman - 32



LAPORAN PENDAHULUAN PERENCANAAN REHABILITASI SEDANG/BERAT GEDUNG RUMAH DINAS GUBERNUR



Kondisi instalasi air bersih



Kondisi instalasi dan outdoor AC



Kondisi instalasi air panas dan exhaust fan



Halaman - 33



LAPORAN PENDAHULUAN PERENCANAAN REHABILITASI SEDANG/BERAT GEDUNG RUMAH DINAS GUBERNUR



Kondisi taman di belakang rumah dinas



Kondisi taman di area Nuwo Agung



Halaman - 34



LAPORAN PENDAHULUAN PERENCANAAN REHABILITASI SEDANG/BERAT GEDUNG RUMAH DINAS GUBERNUR



Halaman - 35