Laporan Pendahuluan Psikososial Lansia [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PENDAHULUAN PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL LANJUT USIA



NAMA



: LARA OKTA NINGSIH



NIM



: 1711436462



TANGGAL : 14-26 Mei 2018



A. PENGERTIAN Tahap terakhir dari masa dewasa, sehingga masa lansia sering juga disebut sebagai masa dewasa akhir sebelum memasuki tahap terakhir dari perkembangan manusia yaitu kematian. Masa lansia, yang biasanya dimulai pada usia 65 tahun, ditandai dengan banyaknya perubahan dalam hidup individu lansia secara fisik, kognitif, dan psikososial (Friedman, 2012). Dari ketiga perubahan tersebut, perubahan yang paling dirasakan dan dapat dilihat oleh individu lain adalah perubahan fisik, yang disebut juga sebagai proses penuaan (aging). Proses penuaan (aging) ini dapat dibagi menjadi dua, yaitu penuaan primer (senescence) dan penuaan sekunder. Penuaan primer, atau yang lebih dikenal dengan istilah senescence, adalah proses penuaan fisik individu lansia yang terjadi pada semua manusia yang tidak dapat dicegah karena bersifat genetik dan tidak dapat dicegah. Sebaliknya, penuaan sekunder merupakan perubahan pada fisik lansia yang disebabkan oleh penyakit, kebiasaan hidup sehat, dan berbagai faktor lainnya yang sebenarnya dapat dicegah oleh individu bersangkutan. Sebagai contoh, hanya beberapa individu lansia yang mengalami penyakit kencing manis (diabetes melitus) karena sering mengkonsumsi makanan yang manis dan jarang berolahraga.



Tugas Perkembangan lansia: Adapun tugas perkembangan pada masa lansia diantaranya: 1. Menciptakan kepuasan dalam keluarga sebagai tempat tinggal di hari tua. 2. Menyesuaikan hidup dengan penghasilan sebagai pensiunan 3. Membina kehidupan rutin yang menyenangkan. 4. Saling merawat sebagai suami-istri 5. Mampu menghadapi kehilangan (kematian) pasanan dengan sikap yang positif (menjadi janda atau duda). 6. Melakukan hubungan dengan anak-anak dan cucu-cucu.



7. Menemukan arti hidup dengan nilai moral yang tinggi.



B. TAHAP TUMBUH KEMBANG LANSIA 1. Perkembangan Fisik Lansia Perkembangan fisik pada masa lansia terlihat pada perubahan perubahan fisiologis yang bisa dikatakan mengalami kemunduran, perubahan perubahan biologis yang dialami pada masa lansia yang terlihat adanya kemunduran tersebut sangat berpengaruh terhadap kondisi kesehatan dan terhadap kondisi psikologis. Menurut Hurlock (1980) terjadi perubahan fisik berupa penampilan pada usia dewasa akhir, diantanya adalah : a. Daerah kepala  Hidung menjulur lemas  Bentuk mulut akan berubah karena hilangnya gigi  Mata kelihatan pudar  Dagu berlipat dua atau tiga  Kulit berkerut/keriput dan kering  Rambut menipis dan menjadi putih b. Daerah Tubuh  Bahu membungkuk dan tampak mengecil  Perut membesar dan tampak membuncit  Pinggul tampak mengendor dan tampak lebih besar  Garis pinggang melebar  Payudara pada wanita akan mengendor c. Daerah persendian  Pangkal tangan menjadi kendor dan terasa berat  Kaki menjadi kendor dan pembuluh darah balik menonjol  Tangan menjadi kurus kering  Kaki membesar karena otot-otot mengendor  Kuku tangan dan kaki menebal, mengeras dan mengapur.



2. Perkembangan Kognitif Lansia Kecerdasan dan Kemampuan memproses informasi mengalami penurunan pada masa dewasa akhir. Ada beberapa bukti bahwa orang-orang dewasa lanjut



kurang mampu mengeluarkan kembali informasi yang telah disimpan dalam ingatannya. Meskipun kecepatan tersebut perlahan-lahan menurun, namun terdapat variasi individual di dalam kecakapan ini. Dan ketika penurunan itu terjadi hal ini tidak secara jelas menunjukkan perngaruhnya terhadap kehidupan kita dalam beberapa segi substansial. Menurut david Wechsler dalam Desmita (2008) kemunduran kemampuan mental merupakan bagian dari proses penuaan organisme sacara umum, hampir sebagian besar penelitian menunjukan bahwa setelah mencapai puncak pada usia antara 45-55 tahun, kebanyakan kemampuan seseorang secara terus menerus mengalami penurunan, hal ini juga berlaku pada seorang lansia. Kemerosotan intelektual lansia ini pada umumnya merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindarkan, disebabkan berbagai faktor, seperti penyakit, kecemasan atau depresi. Tatapi kemampuan intelektual lansia tersebut pada dasarnya dapat dipertahankan. Salah satu faktor untuk dapat mempertahankan kondisi tersebut salah satunya adalah dengan menyediakan lingkungan yang dapat merangsang ataupun melatih ketrampilan intelektual mereka, serta dapat mengantisipasi terjadinya kepikunan.



3. Perkembangan Psikososial Lansia a. Perkembangan Emosional Memasuki masa tua, sebagian besar lanjut usia kurang siap menghadapi dan menyikapi masa tua tersebut, sehingga menyebabkan para lanjut usia kurang dapat menyesuaikan diri dan memecahkan masalah yang dihadapi (Widyastuti, 2011). Munculnya rasa tersisih, tidak dibutuhkan lagi, ketidakikhlasan menerima kenyataan baru seperti penyakit yang tidak kunjung sembuh, kematian pasangan, merupakan sebagian kecil dari keseluruhan perasaan yang tidak enak yang harus dihadapi lanjut usia. Sejalan dengan bertambahnya usia, terjadinya gangguan fungsional, keadaan depresi dan ketakutan akan mengakibatkan lanjut usia semakin sulit melakukan penyelesaian suatu masalah. Sehingga lanjut usia yang masa lalunya sulit dalam menyesuaikan diri cenderung menjadi semakin sulit penyesuaian diri pada masa-masa selanjutnya. Yang dimaksud dengan penyesuaian diri pada lanjut usia adalah kemampuan orang yang berusia lanjut untuk menghadapi tekanan akibat perubahan perubahan fisik, maupun sosial psikologis yang dialaminya



dan kemampuan untuk mencapai keselarasan antara tuntutan dari dalam diri dengan



tuntutan



dari



lingkungan,



yang



disertai



dengan



kemampuan



mengembangkan mekanisme psikologis yang tepat sehingga dapat memenuhi kebutuhan– kebutuhan dirinya tanpa menimbulkan masalah baru.



b. Perkembangan Spiritual Sebuah penelitian menyatakan bahwa lansia yang lebih dekat dengan agama menunjukkan tingkatan yang tinggi dalam hal kepuasan hidup, harga diri dan optimisme. Kebutuhan spiritual (keagamaan) sangat berperan memberikan ketenangan batiniah, khususnya bagi para Lansia. Religiusitas atau penghayatan keagamaan besar pengaruhnya terhadap taraf kesehatan fisik maupun kesehatan mental, hal ini ditunjukan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hawari (2007), bahwa :  Lanjut usia yang nonreligius angka kematiannya dua kali lebih besar daripada orang yang religius.  Lanjut



usia



yang



religius



penyembuhan



penyakitnya



lebih



cepat



dibandingkan yang non religius.  Lanjut usia yang religius lebih kebal dan tenang menghadapi operasi atau masalah hidup lainnya.  Lanjut usia yang religius lebih kuat dan tabah menghadapi stres daripada yang nonreligius, sehingga gangguan mental emosional jauh lebih kecil.  Lanjut usia yang religius tabah dan tenang menghadapi saat-saat terakhir (kematian) daripada yang nonreligius.



c. Perkembangan Kepribadian 1. Freud Percaya bahwa pada usia lanjut, lansia kembali kepada kecenderungan narsistik masa kanak-kanak awal (Santrock, 2010). Artinya tindakan yang dibuat harus diperlihatkan kepada orang lain. Ketika itu tidak bisa dilakukan maka tidak akan memperoleh kepuasan. 2. Carl Jung Mengatakan bahwa pada usia lanjut, pikiran tenggelam jauh di dalam ketidaksadaran (Santrock, 2010). Berdasarkan pendapat Jung ini, mungkin saja hal ini yang membuat orang yang sudah tua mudah lupa, karena sulit



untuk memanggilnya kembali ke alam sadar. Hal ini mungkin saja disebabkan oleh sedikitnya kontak dengan realitas, sehingga pikirannya terpendam dalam ketidaksadaran. 3. Erikson Integritas Vs Keputusasaan Percaya bahwa masa dewasa akhir dicirikan oleh tahap terakhir dari delapan tahap siklus kehidupan. Tahun-tahun akhir kehidupan merupakan suatu masa untuk melihat kembali apa yang telah dilakukan selama hudupnya. Jika kehidupan sebelumnya dapat dijalani dengan baik maka akan merasakan kepuasan/integritas pada masa tuanya, dan sebaliknya.



Karateristik perilaku yang diperlihatkan penyimpangan perkembangan lansia (putus asa):  Ketidaksiapan untuk mengadakan perubahan pola kehidupannya.  Dapat pula muncul pemikiran pada orang usia lanjut bahwa proses mental mereka sudah mulai dan sedang menurun. Misalnya mereka mengeluh sangat pelupa, kesulitan dalam menerima hal baru. Dan mereka juga merasa tidak tahan dengan tekanan. Perasaan seperti ini membentuk mental mereka seolah tertidur, dengan keyakinan bahwa dirinya sudah terlalu tua untuk mengerjakan hal tertentu, mereka menarik diri dari semua bentuk kegiatan.  Masalah psikologis lain yang dapat menjadi gangguan adalah perasaan bersalah karena menganggur. Sering kali hal ini akan tergantung dari sistem nilai yang ada dalam dirinya, seberapa jauh orang usia lanjut ini sangat mementingkan materi, dan seberapa jauh dia menilai pentingnya bekerja. Mereka merasa sangat membutuhkan pekerjaan agar sangat dihargai oleh orang lain, ingin memperoleh perhatian. Berkaitan dengan hal ini, mereka juga menyadari bahwa pendapatan mereka menurun.  Gangguan psikologis yang dipandang paling berbahaya adalah sikap mereka yang tidak ingin terlibat secara sosial. Sikap ini akan membuat mereka mudah curiga terhadap orang lain, atau menuntut perhatian berlebihan, atau mengasingkan diri dengan munculnya rasa tidak berguna dan rasa murung, rendah diri, bahkan juga mungkin akan menjadi sangat apatis



C. DIAGNOSA KEPERAWATAN Potensial (normal) : Potensial : berkembangnya integritas diri



D. TINDAKAN KEPERAWATAN Tindakan keperawatan untuk perkembangan psikososial lansia bertujuan : 1. Lansia mampu menyebutkan karakteristik perkembangan psikososial yang normal dan menyimpang, merasa disayangi dan dibutuhkan keluarganya, mampu mengikuti kegiatan sosial dan keagamaan dilingkungannya. 2. Lansia mampu menjelaskan cara mencapai perkembangan psikososial yang normal dan merasakan hidupnya bermakna. 3. Lansia mampu melakukan tindakan untuk mencapai perkembangan psikososial yang normal



Tugas perkembangan: Perkembangan yang normal: integritas diri/keutuhan konsep diri Tindakan keperawatan: 1. Jelaskan ciri perilaku perkembangan lansia yang normal dan menyimpang 2. Diskusikan cara yang dapat dilakukan oleh lansia untuk mencapai integritas diri yang utuh -



Mendiskusikan makna hidup lansia selama ini.



-



Melakukan Life review dan reminiscence (menceritakan kembali masa lalunya, terutama keberhasilannya)



-



Mendiskusikan keberhasilan yang telah dicapai oleh lansia



-



Mengukuti kegiatan sosial dilingkungannya



-



Melakukan kegiatan kelompok



3. Bimbing lansia dalam membuat rencana kegiatan untuk mencapai integritas diri yang utuh 4. Motivasi lansia untuk melaksanakan rencana yang telah dibuatnya.



Tugas perkembangan: Penyimpangan perkembangan: Putus asa Tindakan keperawatan: 1. Diskusikan penyebab dan hambatan dalam mencapai tugas perkembangan lansia, seperti adanya penyakit dan putus asa 2. Diskusikan cara mengatasi hambatan dan motivasi keinginan lansia untuk mengobati penyakit fisik yang dialaminya



3. Bantu lansia bersosialisasi secara bertahap 4. Fasilitasi untuk ikut kegiatan kelompok lansia



Tindakan keperawatan untuk keluarga bertujuan: 1. Keluarga mampu menjelaskan perilaku yang menggambarkan perkembangan psikososial lansia yang normal dan menyimpang 2. Keluarga mampu menjelaskan cara memfasilitasi perkembangan psikososial lansia 3. Keluarga mampu melakukan tindakan untuk memfasilitasi perkembangan psikososial lansia 4. Keluarga mampu merencanakan stimulasi untuk mengembangkan kemampuan psikososial lansia



Tugas perkembangan: Perkembangan yang normal: Integritas diri Tindakan keperawatan: 1. Jelaskan kepada keluarga tentang perkembangan psikososial lansia yang (normal) dan menyimpang 2. Diskusikan dengan keluarga mengenai cara memfasilitasi perkembangan lansia yang normal -



Bersama lansia diskusikan makna hidupnya selama ini



-



Diskusikan keberhasilan yang telah dicapai oleh lansia



-



Dorong lansia untuk mengikuti kegiatan sosial (arisan, menjenguk teman yang sakit) dilingkungannya



-



Dorong lansia untuk melakukan kegiatan kelompok



-



Dorong lansia untuk melakukan Life review dan Reminiscence (menceritakan kembali masa lalunya, terutama keberhasilannya)



3. Latih keluarga untuk memfasilitasi perkembangan psikososial lansia 4. Buat rencana stimulasi perkembangan psikososial lansia



Tugas perkembangan: Penyimpangan perkembangan: putus asa Tindakan keperawatan: 1. Diskusikan dengan keluarga mengenal penyebab hambatan dalam mencapai tugas perkembangan lansia saat ini, seperti penyakit fisik 2. Motivasi dan dampingi keluarga dalam menyelesaikan masalah tersebut 3. Diskusikan cara mengatasi hambatan tersebut



-



Mengobati penyakit fisik yang dialami



-



Memenuhi tugas perkembangan secara optimal



4. Diskusikan cara mencapai tugas perkembangan psikososial lansia