Laporan Pendahuluan Sinusitis [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PENDAHULUAN PENYAKIT SINUSITIS



Disusun Oleh : Nama



: Arum Putri Nata



NIM



: AOA0200928



Program Studi DIII Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendedes Malang Tahun 2021/2022



A. Definisi Sinusitis merupakan suatu proses peradangan pada mukosa atau selaput lender sinus paranasal. Akibat peradangan ini dapat menyebabkan pembentukan cairan atau kerusakan tulang di bawahnya. Sinus paranasal adalah rongga-rongga yang terdapat pada tulang-tulang di wajah. Terdiri dari sinus frontal (di dahi), sinus etmoid (pangkal hidung), sinus maksila (pipi kanan dan kiri), sinus sfenoid (di belakang sinus etmoid). (Efiaty, 2007). Sinusitas didefinisikan sebagai inflamasi/ peradangan pada satu atau lebih dari sinus paranasal. Sinus adalah suatu rongga/ruangan berisi udara dengan dinding yang terdiri dari membran mukosa. Meskipun tipe sinusitis akut yang sering terjadi adalah disebabkan oleh virus dan alergi akan tetapi diagnosa sinusitis fungal atau bacterial yang akurat sangatlah penting bagi kebaikan pasien dan pencegahan komplikasi yang mungkin terjadi, seperti sinusitis kronis atau menyebarkan infeksi ke tempat lain (misalnya meningitis). Sinusitis adalah suatu peradangan pada sinus yang terjadi karena alergi, infeksi virus, bakteri dan jamur. Sinusitis biasa terjadi pada salah satu dari keempat sinus yang ada (Cangjaya, 2002). Fungsi sinus adalah sebagai bilik personansi saat bicara. Sinus menjadi tempat terjadinya infeksi. Sinusitis mencakup proporsi yang tinggi dalam infeksi saluran pernafasan atas. Jika ostium ke dalam nasal bersih, infeksi akan hilang dengan cepat. Namun demikian bila drainase tersumbat oleh septum yang mengalami penyimpanan atau oleh turbinasi yang mengalami hipertrofi, taji atau polips, maka sinusitis akan menetap sebagai pencetus infeksi sekunder atau berkembang menjadi suatu proses supurative akut. Sinusitis dibagi menjadi : 1.



Akut (berlangsung kurang dari 4 minggu)



2.



Kronik (berlangsung lebih dari 12 minggu)



B. Etiologi Sinus paranasal salah satu fungsinya adalah menghasilkan lender yang dialirkan ke dalam hidung, untuk selanjutnya dialirkan ke belakang, ke arah tenggorokan untuk ditelan ke saluran pencernaan. Semua keadaan yang mengakibatkan tersumbatnya aliran lendir dari sinus ke rongga hidung akan menyebabkan terjadinya sinusitis. Secara garis besar penyebab sinusitis ada 2 macam, yaitu : 1.



Faktor Lokal adalah semua kelainan pada hidung yang dapat mengakibatkan terjadinya sumbatan; antara lain infeksi, alergi, kelainan anatomi, tumor, benda



asing, iritasi polutan dan gangguan pada mukosilia (rambut halus pada selaput lendir). 2.



Faktor Sistemik adalah keadaan diluar hidung yang dapat menyebabkan sinusitis; antara lain gangguan daya tahan tubuh (Diabetes, AIDS), penggunaan obat-obat yang dapat mengakibatkan sumbatan hidung.



C. Patofisiologi Kesehatan sinus dipengaruhi oleh patensi ostium-ostium sinus dan lancarnya klirens mukosiliar (mucociliary clearance) di dalam KOM. Mukus juga mengandung substansi antimicrobial dan zat-zat yang berfungsi sebagai mekanisme pertahanan tubuh terhadap kuman yang masuk bersama udara pernafasan. Organ-organ yang membentuk KOM letaknya berdekatan dan bila terjadi edema, mukosa yang berhadapan akan saling bertemu sehingga silia tidak dapat bergerak dan ostium tersumbat. Akibatnya terjadi tekanan negative di dalam ronga sinus yang menyebabkan terjadinya transudasi, mulamula serous. Kondisi ini biasa dianggap sebagai rinosinusitis non-bacterial dan biasanya sembuh dalam beberapa hari tanpa pengobatan. Bila kondisi ini menetap, secret yang terkumpul dalam sinus merupakan media baik untuk tumbuhnya dan multiplikasi bakteri. Secret menjadi purulen. Keadaan ini disebut sebagai rinosinusitis akut bacterial dan memerlukan terapi antibiotic. Jika terapi tidak berhasil (misalnya karena ada factor predisposisi), inflamasi berlanjut, terjadi hipoksia dan bacteri anaerob berkembang. Mukosa makin membengkak dan ini merupakan rantai siklus yang terus berputar sampai akhirnya perubahan mukosa menjadi kronik yaitu hipertrofi, polipoid atau pembentukan polip dan kista. Pada keadaan ini mungkin diperlukan tindakan operasi. Klasifikasi dan mikrobiologi: Consensus international tahun 1995 membagi rinosinusitis hanya akut dengan batas sampai 8 minggu dan kronik jika lebih dari 8 minggu. Sedangkan Consensus tahun 2004 membagi menjadi akut dengan batas sampai 4 minggu, subakut antara 4 minggu sampai 3 bulan dan kronik jika lebih  dari 3 bulan. Sinusitis kronik dengan penyebab rinogenik umumnya merupakan lanjutan dari sinusitis akut yang tidak terobati secara adekuat. Pada sinusitis kronik adanya factor predisposisi harus dicari dan di obati secara tuntas. Menurut berbagai penelitian, bacteri utama yang ditemukan pada sinusitis akut adalah streptococcus pneumonia (30-50%). Hemopylus influenzae (20-40%) dan moraxella catarrhalis (4%). Pada anak, M.Catarrhalis lebih banyak di temukan (20%).



Pada sinusitis kronik, factor predisposisi lebih berperan, tetapi umumnya bakteri yang ada lebih condong ka rarah bakteri negative gram dan anaerob. Pathway Membran mukosa sinus



Infeksi oleh virus/ bakteri



Inflamasi



Peningkatan sekresi mukus



Hilangnya fungsi silia normal



Edema, kemerahan, demam, nyeri kepala



Pengeluaran sekresi terhambat



Bakteri dapat masuk dan berkembang



Hipertermi Nyeri



Bakteri dapat tumbuh dengan baik



Obstruksi sinus pada nasal



Penyebaran bakteri secara sistemik



Iritasi sinus



Kesalahan interpretasi



Pengobatan tidak adekuat



Sekresi nasal yang purulen



Defisiensi pengetahuan ansietas



Komplikasi



Ketidakefektifan bersihan jalan nafas Gangguan menelan



Intracranial



Orbita, osteomyelitis & abses sub periosteal pada tulang frontal



Meningitis akut Abses subdural diotak



D. Manifestasi Klinis 1.



Sinusitis Akut Sinusitis akut sering terjadi sebagai akibat infeksi traktus respiratorius atas, terutama infeksi virus atau eksaserbasi rhinitis alergika. Manifestasi klinis sinusitis akut : a) Nyeri diatasi area sinus Nyeri biasanya sesuai dengan daerah yang terkena, yaitu : - Sinusitis maksilaris : nyeri pipi tepat di bawah mata, sakit gigi, sakit kepala. - Sinusitis frontalis : sakit kepala di dahi. - Sinusitis etmoidalis : nyeri di belakang dan diantara mata serta sakit kepala di dahi, nyeri tekan di pinggiran hidung, berkurangnya indera penciuman dan hidung tersumbat. - Sinusitis sfenoidalis : nyeri yang lokasinya tidak dapat dipastikan dan bisa dirasakan di puncak kepala bagian depan ataupun belakang atau kadang menyababkan sakit telinga dan leher b) sekresi nasal yang purulent



2.



Sinusitis Kronik Sinusitis kronik biasanya disebabkan oleh obstruksi hidung kronik akibat rabas dan edema membrane mukosa hidung. Manifestasi klinis sinusitis kronik yaitu : a) Batuk, karena tetesan konstan rabas kental kea rah nasofaring b) Sakit kepala kronis pada daerah periorbital c) Nyeri wajah, yang paling menonjol saat bangun tidur pada pagi hari d) Keletihan



Gejala yang lainnya adalah : 1.



Hidung tersumbat



2.



Hiposmia/anosmia



3.



Halitosis



E. Pemeriksa Penunjang 1.



Rinoskopi anterior : Mukosa merah, mukosa bengkak, mukosa di meatus medius



2.



Rinoskopi posterior : Mukopus nasofaring



3.



Nyeri tekan pipi sakit



4.



Transiluminasi : kesuraman pada sisi sakit



5.



X foto sinus paranasalis: Kesuraman, gambaran “airfluidlevel”, penebalan muka



F. Penatalaksanaan Prinsip



pengobatan



ialah



menghilangkan



gejala



membrantas



infeksi,dan



menghilangkan penyebab. Pengobatan dpat dilakukan dengan cara konservatif dan pembedahan. Pengobatan konservatif terdiri dari : 1.



Istirahat yang cukup dan udara disekitarnya harus bersih dengan kelembaban yang ideal 45-55%



2.



Antibiotika ayang adekuat palingsedikit selama 2 minggu



3.



Analgetika untuk mengatasi rasa nyeri



4.



Dekongestan untuk memperbaiki saluran yang tidak boleh diberikan lebih dari pada 5harikarena dapat terjadi Rebound congestion dan Rhinitis redikamentosa. Selain itu pada pemberian dekongestan terlalu lama dapat timbul rasa nyeri, rasa terbakar,dan kering karena arthofi mukosa dan kerusakan silia



5.



Antihistamin jikaada factor alergi



6.



Kortikosteoid dalam jangka pendek jika ada riwayat alergi yang cukup parah. Pengobatan operatif dilakukan hanya jika ada gejala sakit yang kronis, otitis media



kronik, bronchitis kronis, atau ada komplikasi serta abses orbita atau komplikasi abses intracranial. Prinsip operasi sinus ialah untuk memperbaiki saluran sinus paranasalis yaitu dengan cara membebaskan muara sinus dari sumbatan. Operasi dapat dilakukan dengan alat sinoskopi (1-“ESS= fungsional endoscopic sinus surgery). Tekhnologi ballon sinuplasty digunakan sebagai perawatan sinusitis. Tekhnologi ini, sama dengan balloon Angioplasty untuk menggunakan kateter balon sinus yang kecil dan lentur (fleksibel) untuk membuka sumbatan saluran sinus, memulihkan saluran pembuangan Sinus yang normaldan fungsi-fungsinya. Ketika balon mengembang, ia akan secaraperlahan mengubah struktur dan memperlebar dinding-dinding dari saluran tersebut tanpa merusak jalur sinus.



G. Data Fokus 1.



Data Objektif a) Demam, drainage ada : Serous, Mukppurulen, Purulen b) Polip mungkin timbul dan biasanya terjadi bilateral pada hidung dan sinus yang mengalami radang → Pucat, Odema keluar dari hidng atau mukosa sinus c) Kemerahan dan Odema membran mukosa d) Pemeriksaan penunjung :



2.



-



Kultur organisme hidung dan tenggorokan



-



Pemeriksaan rongent sinus.



Data Subjektif a) Observasi nares : -



Riwayat bernafas melalui mulut, kapan, onset, frekwensinya



-



Riwayat pembedahan hidung atau trauma



-



Penggunaan obat tetes atau semprot hidung : jenis, jumlah, frekwensinyya , lamanya



b) Sekret hidung : -



warna, jumlah, konsistensi secret



-



Epistaksis



-



Ada tidaknya krusta/nyeri hidung.



c) Riwayat Sinusitis : -



Nyeri kepala, lokasi dan beratnya



-



Hubungan sinusitis dengan musim/ cuaca.



d) Gangguan umum lainnya : kelemahan A.Pengkajian Pengkajian dilakukan oleh Arum Putri Nata pada hari minggu tanggal 15 Oktober 2022 pada pukul 10.00 WIB . Yang dikaji adalah anggota keluarga B.Biodata