Laporan Pengetahuan Lingkungan Praktikum Pengelolaan Lingkungan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PENGETAHUAN LINGKUNGAN PRAKTIKUM I PENGELOLAAN LINGKUNGAN



OLEH : NAMA



: AQIDATUL IZZAH



STAMBUK



: F1D1 15 012



KELOMPOK



: VI (ENAM)



ASISTEN PEMBIMBING : HESTIN WULANDARI



JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2016



I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lingkungan merupakan kombinasi antara kondisi fisik, kondisi biologi, serta kondisi sosial budaya. Lingkungan dapat digambarkan sebagai semua yang ada di sekitar manusia maupun makhluk hidup lain yang memiliki hubungan timbal balik dan interaksi antar komponen sehingga menciptakan suatu rantai yang kompleks. Lingkungan terdiri dari dua komponen penting, yaitu komponen biotik dan komponen abiotik. Pengelolaan lingkungan adalah upaya pelestarian fungsi lingkungan Pengelolaan lingkungan harus diselenggarakan dengan rasa penuh tanggung jawab, berkelanjutan dan mengutamakan manfaat yang ada berdasar pada tujuan dalam mewujudkan pembangunan. Setiap orang mempunyai hak dan kewajiban dalam rangka pengelolaan lingkungan, sehingga dapat tercapai kelestarian fungsi lingkungan. Pelestarian fungsi lingkungan hidup adalah rangkaian upaya pemeliharaan kelangsungan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup. Daya dukung merupakan kemampuan lingkungan hidup untuk mendukung kehidupan, sedangkan daya tampung merupakan kemampuan lingkungan hidup untuk menyerap zat, energi, dan komponen lain yang masuk atau dimasukkan ke dalamnya. Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, perlu dilakukan praktikum pengelolaan lingkungan. B. Rumusan Masalah Rumusan masalah pada praktikum ini yaitu sebagai berikut: 1. Bagaimana penataan, pemeliharaan dan pengelolaan lingkungan kampus?



2. Bagaimana penataan, pemeliharaan dan pengelolaan lingkungan persawahan? 3. Bagaimana penataan, pemeliharaan dan pengelolaan lingkungan perumahan? 4. Bagaimana penataan, pemeliharaan dan pengelolaan lingkungan padat kendaraan? 5. Bagaimana penataan, pemeliharaan dan pengelolaan lingkungan pasar? C. Tujuan Praktikum Tujuan yang ingin dicapai pada praktikum ini yaitu sebagai berikut: 1. Untuk



mengetahui



penataan,



pemeliharaan



dan



pengelolaan



lingkungan kampus. 2. Untuk mengetahui



penataan,



pemeliharaan



dan



pengelolaan



lingkungan persawahan. 3. Untuk mengetahui penataan,



pemeliharaan



dan



pengelolaan



lingkungan perumahan. 4. Untuk mengetahui penataan,



pemeliharaan



dan



pengelolaan



lingkungan padat kendaraan. 5. Untuk mengetahui penataan,



pemeliharaan



dan



pengelolaan



lingkungan pasar. D. Manfaat Praktikum Manfaat yang dapat diperoleh pada praktikum ini yaitu sebagai berikut: 1. Dapat



mengetahui



penataan,



pemeliharaan



dan



pengelolaan



lingkungan kampus. 2. Dapat mengetahui



penataan,



pemeliharaan



dan



pengelolaan



lingkungan persawahan.



3. Dapat



mengetahui



penataan,



pemeliharaan



dan



pengelolaan



lingkungan perumahan. 4. Dapat mengetahui penataan,



pemeliharaan



dan



pengelolaan



lingkungan padat kendaraan. 5. Dapat mengetahui penataan,



pemeliharaan



dan



pengelolaan



lingkungan pasar.



II. TINJAUAN PUSTAKA A. Lingkungan Lingkungan dalam pengertian klasik merupakan sekeliling tempat organisasi beroperasi, termasuk udara, air, tanah, sumber daya alam, flora, fauna, manusia, serta hubungan diantaranya. Sekeliling dalam organisasi ini jangkauannya dari dalam organisasi sampai sistem global. Pengertian lingkungan yang lain ialah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan makhluk hidup lain (Anies, 2006). B. Faktor Biotik dan Abiotik Setiap organisme dan non organisme seperti bahan dan senyawasenyawa kimia dipengaruhi oleh faktor-faktor biotik dan abiotik. Faktor biotik merupakan faktor-faktor hidup, seperti jenis-jenis organisme yang berada di lingkungan. Faktor abiotik merupakan faktor-faktor eksternal yang memengaruhi kehidupan, seperti iklim, pH, air, oksigen, serta ion-ion (Sembel, 2015). Lingkungan fisik adalah sesuatu yang berada di sekitar kita meliputi cahaya, warna, udara, serta apa pun yang akan memengaruhi diri makhluk hidup dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan. Lingkungan non fisik adalah semua keadaan yang berada di sekitar kita yang bersifat non fisik atau tidak berwujud atau disebut juga sebagai lingkungan psikis. Kedua jenis lingkungan ini dapat memengaruhi kinerja dari suatu komponen dalam lingkungan (Sukamanto, dkk., 2013). C. Pengelolaan Lingkungan Hidup Pembangunan berkelanjutan senantiasa menghendaki peningkatan kualitas hidup manusia dan selalu berorientasi jangka panjang dengan prinsip-prinsip keberlanjutan hidup manusia sekarang dan akan datang.



Manusia dengan segala aspek hidupnya bersama dengan komponen lingkungan alam dan lingkungan binaan dilihat sebagai suatu kesatuan dalam apa yang dinamakan lingkungan hidup. Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang memengaruhi kelangsungan perikehidupan kesejahteraan manusia serta makhluk lain (Purba, 2005). Pengelolaan lingkungan hidup merupakan usaha pemanfaatan sumber daya yang memiliki ciri khas seperti upaya terpadu pelestarian fungsi lingkungan hidup. Pengelolaan lingkungan hidup meliputi kebijakan



penataan,



pemanfaatan,



pengembangan,



pemeliharaan,



pemulihan, pengawasan dan pengendalian lingkungan hidup. Empat indikator POAC yaitu planning atau perencanaan, organizing atau pengelolaan , actuating atau pelaksaan, dan controlling atau pengendalian adalah prinsip utama dari pengelolaan lingkungan suatu wilayah. Pelaksaan dari suatu pengelolaan lingkungan hidup harus memerhatikan optimatisasi pemanfaatan sumber daya alam secara efisien, dorongan pelaksanaan konservasi sumber daya alam dalam penambangan, meningkatnya peran stakeholders dan kelembagaan yang terlibat (Purnaweni, 2014).



III. METODE PRAKTIKUM A. Waktu dan Tempat Praktikum ini dilaksanakan pada hari Minggu, 10 April 2016. Pukul 15.00-17.00 WITA. Bertempat di area kampus Universitas Halu Oleo, Konda, perumahan dosen, jalan M.T. Haryono dan pasar Andounohu. B. Alat dan Bahan 1. Alat Alat yang digunakan pada praktikum ini dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1. Alat dan kegunaan No. Nama Alat 1. Alat tulis 2. Kamera



Kegunaan Sebagai alat menulis Sebagai alat mengambil gambar



2. Bahan Bahan yang digunakan pada praktikum ini dapat dilihat pada tabel 2. Tabel 2. Bahan dan kegunaan No. Nama Bahan 1. Komponen fisik lingkungan 2. Komponen biologi lingkungan Komponen sosial budaya 3. lingkungan



Kegunaan Sebagai objek pengamatan Sebagai objek pengamatan Sebagai objek pengamatan



C. Prosedur Kerja Prosedur kerja yang digunakan pada praktikum ini yaitu sebagai berikut : 1. Mengamati dan mencatat kondisi lingkungan kampus, persawahan, perumahan, lingkungan padat kendaraan, dan lingkungan pasar. 2. Mengamati profil lingkungan kampus, persawahan, perumahan, padat kendaraan, dan pasar. 3. Membandingkan pengelolaan



lingkungan



kampus,



persawahan,



perumahan, lingkungan padat kendaraan, dan lingkungan pasar. 4. Menulis dan mendokumentasikan hasil pengamatan.



IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil pengamatan Hasil pengamatan praktikum ini adalah sebagai berikut. a. Kondisi Lingkungan Kampus Universitas Halu Oleo Tabel 3. Tabel kondisi lingkungan kampus Universitas Halu Oleo No Parameter Kondisi Lingkungan 1. Kondisi Fisik - Cat tembok memudar - Muatan kendaraan pada tempat parkir sesuai dengan lahan yang ada. - Halaman fakultas dipeting blok - Tempat sampah berada di luar serta di dalam. 2. Kondisi Biologi - Terdapat banyak tanaman yang tumbuh subur. - Adanya burung-burung gereja yang beterbangan di sekitar. 3. Kondisi Sosial- Aktivitas belajar mahasiswa berjalan Budaya dengan baik. - Pimpinan dan tenaga kerja dosen maupun staf bekerja dengan baik. - Petugas kebersihan melakukan tugas dengan baik. - Kegiatan praktikum di laboratorium berjalan lancar. b. Kondisi Lingkungan Area Persawahan Konda Tabel 4. Kondisi lingkungan area persawahan Konda No Parameter Kondisi Lingkungan 1. Kondisi Fisik - Terdapat rumah-rumahan sawah, irigasi, jembatan, dan sampahsampah.



2 .



Kondisi Biologi



- Terdapat banyak flora, seperti padi, jagung, ubi kayu dan ubi jalar, putri malu, kacang panjang, rumput, kelapa, lobak, keladi, kersen, genjer, dan rumput teki. - Terdapat banyak fauna, seperti



3 .



Kondisi SosialBudaya



bekicot, belalang, dan laba-laba. - Aktivitas petani dalam penanaman benih dan pembersihan lahan, serta perawatan persawahan.



c. Kondisi Lingkungan Area Perumahan di Perumahan Dosen Tabel 5. Kondisi lingkungan area perumahan di perumahan dosen No Parameter Kondisi Lingkungan 1. Kondisi Fisik - Bangunannya padat. - Limbah rumah tangga langsung terbuang ke saluran air atau selokan. - Drainase tersumbat di beberapa titik, namun selebihnya lancar. - Terdapat tempat pembuangan sampah, tetapi masih ada sampah yang dibuang sembarang tempat. 2. Kondisi Biologi - Ada banyak jenis flora, seperti kelapa, nangka, mengkudu, jambu air, ubi kayu, pisang, belimbing, asam, mangga, kelor, nanas, serai, dan beberapa jenis bunga. - Fauna yang berada di sekitar seperti kucing, anjing, burung gereja, dan tikus. 3. Kondisi Sosial- Orang-orang melakukan bersih-bersih Budaya seperti mencuci motor, membersihkan halaman rumah, dan memperbaiki dinding rumah. - Orang-orang berlalu lalang dengan menggunakan kendaraan seperti motor atau mobil, serta berjalan kaki. 4. Kondisi Lingkungan Area Padat Kendaraan Tabel 6. Kondisi lingkungan area padat kendaraan No Parameter Kondisi Lingkungan 1. Kondisi Fisik - Perumahan di sekitar kumuh dan banyak sampah. - Banyak kendaraan yang diparkir di



2.



Kondisi Biologi



3.



Kondisi SosialBudaya



sembarang tempat. - Terdapat jembatan yang sedang dibangun. - Saluran irigasi yang sangat buruk. - Jenis flora yang ada adalah pepohonan dan tidak ada bunga. - Interaksi antara pedagang dan pembeli di pertokoan sepanjang jalan berlangsung dengan baik.



5. Kondisi Lingkungan Area Pasar Andounohu Tabel 7. Kondisi lingkungan area pasar Andounohu No Parameter Kondisi Lingkungan 1. Kondisi Fisik - Drainase tidak merata karena sebagian tertutup dan sisanya terbuka. Kondisinya dipenuhi sampah organik dan anorganik sehingga air tergenang dan menjadi tempat jentik nyamuk. - Air tersedia di sumur penduduk. - Area parkir tidak memadai, sehingga penduduk memarkirkan kendaraan mereka di depan pedagang. - Tersedia toilet berbayar. - Tata ruang pedagang yang tidak merata. - Tempat pembuangan sampah tidak teratur. - Hanya sebagian kecil pedagang yang memiliki tempat pembuangan sampah sementara. - Luas area pasar mencapai 50.000 m2. 2. Kondisi Biologi - Tidak ada area penghijauan sebab tak ada lahan kosong yang tersedia. 3. Kondisi Sosial- Masyarakat kurang memerhatikan Budaya kebersihan dengan membiarkan sampah di sembarang tempat. - Petugas kebersihan hanya datang sekali sehari, yaitu pukul 18.00 WITA.



B. Pembahasan Lingkungan berasal dari kata lingkung yaitu sekeliling atau sekitar. Lingkungan melingkupi segala yang terlingkung di suatu daerah dan sekitarnya. Lingkungan adalah alam sekitar termasuk apa yang ada di dalamnya seperti orang-orang yang dalam hidup pergaulan dan mempengaruhi kehidupan serta kebudayaan. Lingkungan merupakan segala sesuatu yang ada diluar suatu organisme meliputi komponen tak hidup dan komponen hidup. Abiotik atau komponen tak hidup yaitu lingkungan diluar suatu organisme yang terdiri atas benda atau faktor alam yang tidak hidup, seperti bahan kimia, suhu, cahaya, gravitasi, atmosfer dan lainnya. Lingkungan hidup atau biotik yaitu lingkungan di luar suatu organisme yang terdiri atas organisme hidup seperti tumbuhan, hewan dan manusia. Sistem dalam lingkungan



meliputi



lingkungan



alam,



lingkungan buatan dan lingkungan sosial yang mempengaruhi kelangsungan kehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup



lainnya.



Keberadaan



lingkungan



hidup



harus



turut



dipertimbangkan dalam setiap pengelolaan suatu kegiatan manusia termasuk pengelolaan sampah pemukiman, karena lingkungan hidup manusia adalah sistem di mana berada perwujudan atau tempat terdapat kepentingan manusia di dalamnya. Semua lingkungan tersebut saling memengaruhi sebab setiap lingkungan alami akan mengalami perubahan drastis menjadi lingkungan buatan. Upaya peningkatan pengelolaan lingkungan hidup dilakukan dengan mengadakan koreksi terhadap



lingkungan dengan memodifikasi lingkungan, agar pengaruh merugikan dapat dijauhkan dan dilaksanakan pencegahan melalui efisiensi dan pengaturan lingkungan, sehingga bahaya lingkungan dapat dihindarkan dan keserasian serta keindahan dapat terpelihara. Pengamatan yang dilakukan pada kondisi kampus universitas Halu Oleo untuk area Fakultas MIPA memberikan hasil bahwa gedunggedungnya mempunyai cat yang telah memudar. Area parkirnya cukup luas sehingga muatan kendaraan sesuai dengan lahan yang ada. Halaman FMIPA UHO diberikan blok-blok penanda batas, sedangkan tempat sampah disediakan baik di dalam maupun di luar area gedung. Kondisi biologi FMIPA UHO menunjukkan bahwa tanaman-tanaman di sekitar tumbuh cukup subur dengan berbagai burung yang beterbangan di area fakultas. Kondisi sosial budaya di FMIPA UHO berjalan baik dan sesuai yang ada. Aktivitas belajar dan praktikum mahasiswa berlangsung dengan lancar sebab staf, pimpinan, dosen, serta petugas kebersihan yang menjalankan tugasnya dengan baik. Pengamatan yang dilakukan di area persawahan Konda menunjukkan kondisi fisik di mana terdapat rumah-rumahan sawah, irigasi, jembatan, serta sampah di beberapa titik. Jenis flora di area persawahan adalah padi, jagung, ubi kayu dan ubi jalar, putri malu, kacang panjang, rerumputan, kelapa, lobak, keladi, kersen, dan genjer. Jenis fauna yang berada di lingkungan area persawahan adalah hewanhewan kecil seperti bekicot, belalang, serta laba-laba. Kondisi sosial dan



budaya di lingkungan area persawahan meliputi aktivitas petani dalam penanaman benih dan pembersihan lahan, serta perawatan persawahan. Pengamatan yang dilakukan di area perumahan dosen memberikan hasil bahwa kondisi fisik di area perumahan mencakup bangunan rumahnya yang padat, di mana tak ada jarak antara halaman rumah yang satu dengan yang lain. Limbah rumah tangganya langsung terbuang melalui saluran air dan selokan sebab drainasenya cukup lancar, walau ada yang tersumbat di beberapa titik baik karena kesengajaan maupun ketidaksengajaan penduduk. Tempat sampah tersedia di area perumahan, namun masih ada banyak sampah yang dibuang di sembarang tempat. Kondisi biologi di area perumahan dosen cukup beragam. Faunanya meliputi kucing, anjing, burung-burung, serta tikus, sedangkan floranya mencakup kelapa, nangka, mengkudu, jambu, ubi kayu, pisang, belimbing, asam, mangga, kelor, nanas, serai, dan beberapa jenis bunga. Kondisi sosial budaya di area perumahan meliputi masyarakat yang sedang membersihkan dan memperbaiki area rumah serta orang-orang yang berlalu lalang dengan menggunakan kendaraan maupun jalan kaki. Kondisi area padat kendaraan yang dilakukan di jalan M.T. Haryono memberikan hasil bahwa kondisi fisik di area sekitar meliputi perumahan yang kumuh dan terdapat banyak sampah, kendaraan yang di parkir di sembarang tempat, jembatan yang dalam pembangunan, serta saluran irigasi yang tidak berjalan lancar. Kondisi biologi daerah ini hanya mencakup pepohonan menahun dan tidak ada tanaman-tanaman



kecil seperti bunga. Kondisi sosial budayanya meliputi interaksi antara pedagang dan pembeli serta penumpang dan sopir angkutan umum yang berjalan dengan lancar. Pengamatan yang dilakukan di area Pasar Andounohu seluas 50.000 m2 ini memberikan hasil bahwa kondisi fisiknya meliputi drainase yang tidak merata karena sebagian dibiarkan tertutup sedang yang lain terbuka. Selokan tersebut penuh dengan sampah baik organik maupun anorganik. Banyak air yang tidak mengalir sehingga menjadi tempat perkembangbiakan jentik nyamuk. Air di area pasar berasal dari sumur penduduk. Lahan parkirnya tidak memadai, sehingga masyarakat memarkirkan kendaraannya hingga ke depan kios-kios pedagang. Toilet umum di area pasar berbayar. Letak kios antar pedagang tidak merata. Ketersediaan tempat pembuangan sampahnya tidak merata. Pasar tidak menyediakan lahan kosong sehingga tidak ada celah untuk penghijauan. Kondisi sosial budaya di area Pasar Andounohu meliputi transaksi antara pedagang dan pembeli yang berjalan lancar, masyarakat yang kurang memerhatikan kebersihan sehingga sampah tersebar di mana-mana, serta petugas kebersihan yang hanya datang sekali dalam sehari, yaitu sekitar pukul 18.00 WITA.



V. PENUTUP A. Simpulan Simpulan pada praktikum ini yaitu sebagai berikut: 1. Penataan, pemeliharaan, dan pengelolaan lingkungan kampus dapat digolongkan terawat. 2. Penataan, pemeliharaan, dan pengelolaan lingkungan persawahan berjalan seimbang. 3. Penataan, pemeliharaan, dan pengelolaan lingkungan perumahan berjalan cukup terawat. 4. Penataan, pemeliharaan, dan pengelolaan lingkungan padat kendaraan tidak berjalan baik. 5. Penataan, pemeliharaan, dan pengelolaan lingkungan pasar berjalan sangat buruk. B. Saran Saran yang dapat diajukan untuk praktikum ini ke depannya adalah sebagai berikut: 1. Agar asisten mampu membimbing praktikan dan tidak asal meninggalkan praktikan untuk bekerja sendirian karena praktikan menjadi bingung bila tidak ada tempat untuk bertanya. 2. Agar praktikan mampu menjaga ketertiban selama praktikum berlangsung.



DAFTAR PUSTAKA Anies.



2006, Manajemen Berbasis Lingkungan Solusi Mencegah dan Menanggulangi Penyakit Menular, Elex Media Komputindo, Jakarta.



Purba, J. 2005. Pengelolaan Lingkungan Sosial, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta. Purnaweni, H. 2014, Kebijakan Pengelolaan Lingkungan di Kawasan Kendeng Utara Provinsi Jawa Tengah, Jurnal Ilmu Lingkungan, V XII (1): 55 Sembel, D. T. 2015, Toksikologi Lingkungan, Andi Offset, Yogyakarta. Sukamto, M. A., Masjaya, dan Riady, M. G. 2013, Pengaruh Lingkungan Kerja Fisik dan Non Fisik Terhadap Kinerja Pegawai pada Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Daerah Kota Samarinda, Jurnal Administrative Reform, V I (2): 4-5