Laporan Percobaan Bayam [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN



A.



Latar Belakang Masalah Meskipun secara kualitas Indonesia sudah mampu berswasembada pangan, tetapi secara kualitas, mutu pangan yang dikonsumsi sebagian besar



penduduk



masih



tergolong



rendah.



Status



kesehatan



sebagian



besar penduduk Indonesia masih perlu ditingkatkan terus-menerus untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Malnutrisi baik yang berupa kekurangan vitamin maupun mineral masih terjadi, khususnya pada penduduk yang berpenghasilan rendah. Sayuran, termasuk bayam, adalah sumber vitamin dan mineral yang dapat diproduksi secara murah dan jumlahnya tidak terbatas. Sayuran tersebut juga mengandung serat yang sangat berguna untuk membantu proses pencernaan makanan dalam lambung sehingga dapat mencegah kanker lambung.



Nilai nutrisi bayam sayur amat tinggi. Keunggulan nilai nutrisi bayam sayuran terutama pada kandungan vitamin A (beta-karoten), vitamin C; riboflavin dan asam amino thiamine dan niacin. Kandungan mineral terpenting yang terkandung dalam bayam sayur adalah kalsium dan zat besi, zat besi sangat penting untuk mengatasi anemia (kekurangan darah). Selain itu bayam sayur juga kaya akan mineral lain seperti seng (zink), magnesium, fosfor dan kalium. Kandungan protein dalam bayam sayur ternyata lebih unggul dibandingkan dengan kangkung, khususnya pada komposisi protein yang mudah dicerna.



Untuk itu perlu adanya kesadaran masyarakat untuk mulai menyukai mengkonsumsi sayur yang satu ini. Untuk mengurangi pengeluaran uang harian solusinya adalah menanam bayam sayur di rumah. Hal ini akan mempermudah kita untuk mengkonsumsinya tanpa harus membeli kedepannya.



ii



B.



Rumusan Masalah 1. Adakah pengaruh cahaya yang berbeda terhadap perkecambahan biji bayam sayur (Amaranthus viridis) ? 2. Adakah pengartuh tanah yang berbeda terhadap perkecambahan biji bayam sayur (Amaranthus viridis) ?



C.



Batasan Masalah Pada penelitian ini saya hanya membahas mengenai pengaruh cahaya dan tanah yang bebeda terhadap perkecambahan biji bayam sayur (Amaranthus viridis).



D.



Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk :



1. Mengetahui pengaruh cahaya yang berbeda terhadap perkecambahan biji bayam sayur (Amaranthus viridis). 2. Mengetahui pengaruh tanah yang berbeda terhadap perkecambahan biji bayam sayur (Amaranthus viridis).



E.



Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini diantaranya adalah :



1. Sebagai sumber informasi bagi petani tanaman bayam sayur (Amaranthus viridis).dalam meningkatkan penyediaan bibit atau benih bayam sayur (Amaranthus viridis). 2. Sebagai sumber informasi bagi masyarakat yang ingin bertanam bayam sayur (Amaranthus viridis) di rumah.



ii



BAB II TINJAUAN PUSTAKA



A.



Kajian Teori 1. Botani Tanaman Bayam Bayam sayur (Amaranthus viridis.) merupakan tanaman semusim dan tergolong sebagai tumbuhan C4 yang mampu mengikat gas CO2 secara efisien sehingga memiliki daya adaptasi yang tinggi pada beragam ekosistem. Bayam memiliki siklus hidup yang relatif singkat, umur panen tanaman ini 3-4 minggu. Sistem perakarannya adalah akar tunggang dengan cabang-cabang akar yang bentuknya bulat panjang menyebar ke semua arah. Umumnya perbanyakan tanaman bayam dilakukan secara generatif yaitu melalui biji Tanaman bayam secara sistematika di klasifikasikan sebagai berikut :



Divisio



: Spermatophyta



Class



: Angiospermae



SubClass



: Dicotyledoneae



Ordo



: Amaranthales



Family



: Amaranthaceae



Genus



: Amaranthus



Spesies



: Amaranthus viridis.



Tanaman bayam tidak menuntut persyaratan tumbuh yang sulit, asalkan kondisi tanah subur, penyiraman teratur, dan saluran drainase lancar. Bayam juga sangat toleran terhadap keadaan yang tidak menguntungkan sekalipun serta tidak memiliki jenis tanah tertentu. Akan tetapi, untuk pertumbuhan yang baik memerlukan tanah yang subur dan bertekstur gembur serta banyak mengandung bahan organik. Derajat keasaman tanah (pH) yang baik untuk tumbuhnya adalah antara 6-7. Apabila tanaman berada di bawah pH 6, bayam akan merana.



ii



Sedangkan di atas pH 7, tanaman akan menjadi klorosis (warnanya putih kekuning-kuningan, terutama pada daun-daun yang masih muda).



B.



Syarat Tumbuh Tanaman Bayam Iklim Keadaan angin yang terlalu kencang dapat merusak tanaman bayam khususnya untuk bayam yang sudah tinggi. Kencangnya angin dapat merobohkan tanaman. Karena tanaman bayam cocok ditanam di dataran tinggi maka curah hujannya juga termasuk tinggi sebagai syarat pertumbuhannya. Curah hujannya bisa mencapai lebih dari 1.500 mm/tahun. Tanaman bayam memerlukan cahaya matahari penuh. Kebutuhan akan sinar matahari untuk tanaman bayam cukup besar. Pada tempat yang terlindungi (ternaungi), pertumbuhan bayam menjadi kurus dan meninggi akibat kurang mendapat sinar matahari penuh. Suhu udara yang sesuai untuk tanaman bayam berkisar antara 16-20 derajat C. Kelembaban udara yang cocok untuk tanaman bayam antara 40-60%.



Media Tanam Tanaman bayam menghendaki tanah yang gembur dan subur. Jenis tanah yang sesuai untuk tanaman bayam adalah yang penting kandungan haranya terpenuhi. Tanaman bayam termasuk peka terhadap pH tanah. Bila pH tanah di atas 7 (alkalis), pertumbuhan daun-daun muda (pucuk) akan memucat putih kekuningkuningan (klorosis). Sebaliknya pada pH di bawah 6 (asam), pertumbuhan bayam akan merana akibat kekurangan beberapa unsur. Sehingga pH tanah yang cocok adalah antara 6-7. Tanaman bayam sangat reaktif dengan ketersediaan air di dalam tanah. Bayam termasuk tanaman yang membutuhkan air yang cukup untuk pertumbuhannnya. Bayam yang kekurangan air akan terlihat layu dan terganggu pertumbuhannya. Penanaman bayam dianjurkan pada awal musim hujan atau akhir musim kemarau. Kelerengan lahan untuk budidaya tanaman bayam adalah sekitar 15-45 derajat.



ii



Ketinggian Tempat Dataran tinggi merupakan tempat yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman bayam. Ketinggian tempat yang baik yaitu ±2000 m dpl.



C.



Rumusan Hipotesis Berdasarkan rumusan masalah yang diajukan dapat diperoleh rumusan hipotesis adalah sebagai berikut :



1. Ada pengaruh cahaya yang berbeda terhadap perkecambahan biji bayam sayur (Amaranthus viridis). 2. Ada pengartuh tanah yang berbeda terhadap perkecambahan biji bayam sayur (Amaranthus viridis).



ii



BAB III PROSEDUR PENELITIAN



A.



Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian kuantitatif, yaitu penelitian ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya. Proses pengukuran merupakan sentral dari penelitian ini. Pendekatan penelitian Pendekatan penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen yaitu dengan melakukan percobaan terhadap biji bayam sayur (Amaranthus viridis) dengan menanamnya menggunakan tanah yang berbeda dan perlakuan cahaya yang berbeda.



B.



Waktu dan Tempat Penelitian Waktu Penelitian Penelitian dimulai pada hari sabtu 17 Oktober 2015 pukul 14.00 WITA dan berakhir pada hari senin 9 November 2015 pukul 14.00 WITA.



Tempat Penelitian Tempat penelitian berlangsung di Jl. Taman Citra No. 2 Blok D RT 11 RW 1 Kelurahan Surgi Mufti Kecamatan Banjarmasin Utara.



C.



Populasi dan Sampel Populasi 



Populasi yang digunakan pada penelitian ini adalah semua biji bayam sayur (Amaranthus viridis) yang direndam pada perlakuan awal percobaan.



ii



Sampel 



Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 10 biji yang ada di 4 macam medium tanam.



D.



Instrumen (Alat dan Bahan) Alat dan bahan yang digunakan adalah sebagai berikut :



1. Alat tulis 2. Penggaris 3. Kamera 4. Lima buah gelas aqua bekas 5. Sendok 6. Biji bayam sayur (Amaranthus viridis) 7. Air 8. Tanah subur (gambut) yang disangrai dan tidak disangrai



E.



Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah melakukan percobaan dengan serangkaian kegiatan sebagai berikut :



1. Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan. 2. Mengambil dan merendam biji dalam gelas aqua selama kurang lebih 3 menit. 3. Mengisi 2 buah gelas aqua dengan tanah yang tidak disangrai dan mengisi 2` buah gelas aqua sisanya dengan tanah yang disangrai sampai ¾ bagian. 4. Meletakkan 10 biji yang sudah direndam pada setiap gelas dan memberi sedikit air. 5. Meletakkan 2 gelas aqua berisi tanah yang disangrai dan tidak disangrai di tempat terang dan 2 gelas sisanya di tempat yang tidak gelap. 6. Mengamati perkecambahannya pada hari ketiga setelah penanaman dan kemudian mengamati lagi setiap 3 hari sekali, mengukur tinggi batang dan menghitung jumlah daun yang tumbuh.



ii



7. Memberi air secukupnya setiap hari dan mencatat hasil pengukuran. 8. Mengakhiri pengamatan pada hari ke 24.



F.



Teknis Analisis Data Teknis analisis data yang dilakukan adalah dengan studi pustaka dan pengamatan. Pustaka yang digunakan adalah yang berhubungan dengan penelitian ini.



ii



BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN



A.



Hasil Penelitian 1. Tabel pengamatan Perlakuan Terang



No.



1



2



Gelap



Tanah yang tidak



Tanah yang



disangrai



disangrai



Hari/Tanggal



Tanah yang tidak disangrai Tanah yang disangrai



Sabtu /17



Biji belum



Biji belum



Biji belum



Biji belum



Oktober 2015



berkecambah



berkecambah



berkecambah



berkecambah



Senin/19



Biji belum



Biji belum



Biji belum



Biji belum



Oktober 2015



berkecambah



berkecambah



berkecambah



berkecambah



Ada 3 biji yang berkecambah (2



3



tidak bisa



Ada 3 biji yang



Kamis / 22



Ada 3 biji yang



Ada 1 biji yang



dihitung; 1 =



berkecambah (2 = 1



Oktober 2015



berkecambah



berkecambah



0,5 cm)



cm; 1 = 0,5 cm)



Ada 5 biji yang berkecambah (2 tidak bisa



4



Ada 5 biji yang



dihitung; 1 = 1,8



Ada 7 biji yang berkecambah (masing-



berkecambah (1 = 1



cm dan memiliki



berkecambah (2 masing tingginya 3 cm;



Minggu /25



cm; 1 = 0,5 cm; 2



2 daun; 2 = 0,5



= 2,5 cm; 1 = 3 2,5 cm;2 cm;0,5 cm



Oktober 2015



tidak dapat dihitung) cm)



Ada 3 biji yang



5



Ada 5 biji yang



cm; 3 = 1,5 cm) dan 1 cm)



Ada 3 biji yang



Ada 3 biji yang



berkecambah (2



berkecambah (2 Ada 3 biji yang



berkecambah (2 tidak tidak bisa



tidak bisa



berkecambah (2 tidak



Rabu / 28



bisa dihitung; 1 = 0,5 dihitung; 1 = 0,5



dihitung; 1 =



bisa dihitung; 1 = 0,5



Oktober 2015



cm)



0,5 cm)



cm)



cm)



ii



Ada 7 biji yang Ada 5 biji yang



berkecambah (3 Ada 9 biji yang



berkecambah (2 tidak



= 3 cm; sisanya berkecambah (2 tidak



bisa dihitung; 1 = 0,5



masing-masing bisa dihitung;1 layu; 2



cm; 1 = 1 cm dan



6



Ada 5 biji yang



3,5 cm; 2 cm;



= 4cm; sisanya



Sabtu/ 31



memiliki 2 daun; 1 = berkecambah



1,8 cm dan 1



masing-masing 1,5 cm;



Oktober 2015



1,5 cm)



cm)



2 cm;2,5 cm; 3 cm)



(mulai layu)



Ada 6 biji yang



7



8



9



B.



Ada 5 biji yang



Ada 6 biji yang berkecambah (2 tidak



berkecambah (1 tidak Ada 3 biji yang



berkecambah (2 bisa dihitung; sisanya



bisa dihitung; 2 = 1



berkecambah (2 = = 3,5 cm



3,5 cm; 3 cm dan



Selasa/ 3



cm dan memiliki 2



0,5 cm; 1 = 1 cm



sisanya 4 cm;



memiliki 2 daun; 4 cm;



November



daun; sisanya 1,5 cm dan memiliki 2



2,5 cm;2,3cm;



0,5 cm dan memiliki 2



2015



dan 0,5 cm)



daun)



dan 1,5 cm)



daun)



Ada 5 biji yang



Ada 2 biji yang



berkecambah (3 =



berkecambah (1 = Ada 6 biji yang



Jum’at/ 6



1,5cm; 1 = 0,5 cm



1cm dan memiliki berkecambah



November



memiliki 2 daun; 1 = 2 daun; 1 = 0,5



(1= 1,5 cm



Ada 6 biji yang



2015



1,5 memiliki 2 daun) cm)



sisanya layu)



berkecambah (layu)



Ada 4 biji yang



Ada 4 biji yang Ada 2 biji yang



berkecambah (1 =



Ada 2 biji yang



berkecambah



Senin/ 9



1,5 dan memiliki 2



berkecambah (1= (masing-masing masing 0,5 cm dan 3



November



daun; sisanya 1,5 cm; 1,5cm memiliki 2 3,5 cm; 2 cm;



cm; sama-sama



2015



1 cm; dan 0,5 cm)



memiliki 2 daun)



daun; 1 = 0,5 cm) 2= 1 cm)



berkecambah (masing-



Pembahasan Hasil Penelitian Pada tahap awal pertumbuhan biji mula-mula melakukan imbibisi atau penyerapan air sampai ukuran bijinya bertambah dan menjadi lunak. Saat air masuk ke dalam biji, enzim-enzim mulai aktif sehingga menghasilkan berbagai reaksi kimia. Kerja enzim ini antara lain, mengaktifkan metabolisme di dalam biji dengan mensintesis cadangan makanan sebagai persediaan cadangan makanan pada



saat



perkecambahan



berlangsung.



ii



Perkecambahan



terjadi



karena



pertumbuhan radikula (calon akar) dan pertumbuhan plumula (calon batang). Faktor yang memengaruhi perkecambahan adalah air, kelembapan, oksigen, dan suhu Biji mulai berkecambah setelah lebih dari 3 hari dari waktu penanaman. Hal ini dikarenakan biji-biji masih melakukan imbibisi. Dari hasil pengamatan dapat terlihat bahwa biji bayam di tempat gelap lebih cepat berkecambah dibandingkan dengan tempat terang. Hal ini disebabkan karena hormon auksin bekerja aktif. Salah satu fungsi hormon auksin adalah merangsang pertumbuhan, dan pemanjangan batang. Akan tetapi batang bayam di tempat gelap lebih kurus dan warnanya tidak sehijau di tempat terang Biji yang ditanam di tempat terang tumbuhnya lebih lambat, lebih kecil, akan tetapi batangnnya lebih besar dan warnanya lebih hijau. Hal ini berkaitan dengan hormon auksin yang terhambat bekerja di tempat terang sehinnga pertumbuhan batangnya tidak tinggi ke atas. Akan tetapi karena tanaman mendapat cahaya matahari yang cukup sehingga fotosintesis berlangsung baik dan hasilnya diedarkan dengan baik pula. Kecambah juga lebih cepat tumbuh pada medium tanah yang tidak disangrai. Hal ini karena tanah yang tidak disangrai masih banyak mengandung unsur hara, sedangkan tanah yang disangrai menyebabkan sebagian unsur hara menghilang. Selain itu proses penyangraian juga menyebabkan kemampuan tanah dalam mengikat air berkurang. Tanah yang digunakan pada penelitian ini adalah tanah gambut, tanah ini mempunyai daya ikat air yang tinggi sampai 20 kali berat keringnya. Biji



bayam



menghendaki



kebutuhan



air



yang



cukup



untuk



pertumbuhannya, akan tetapi jika jumlahnya berlebih maka hal itu berakibat buruk. Kecambah bayam yang layu pada penelitian ini disebabkan oleh kandungan air yang terlalu banyak di dalam media tanah. Hal ini disebabkan pemberian air yang lumayan banyak setiap harinya, sedangkan tempat yang digunakan untuk menanam ukurannya kecil.



ii



Dari 10 biji yang ditanam tidak semua biji yang berkecambah.Hal ini diduga karena ada biji yang tidak dapat menyerap air dengan baik. Dari hasil penelitian ini dapat dibuktikan faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ada cahaya, air, unsur hara, dan hormon.



ii



BAB V PENUTUP



A.



Kesimpulan 1. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan kecambah adalah cahaya, air, unsur hara dan hormon. 2. Pertumbuhan di tempat gelap lebih cepat karena hormon auksin aktif bekerja. 3. Tanah yang tidak disangrai mengandung lebih banyak unsur hara sehingga baik untuk digunakan sebagai media tanam. 4. Pemberian air yang terlalu banyak atau terlalu sedikit mempengaruhi pertumbuhan tanaman. 5. Biji mulai berkecambah setelah mendapatkan nutrisi yang cukup.



B.



Saran Setelah membaca laporan penelitian ini diharapkan makin banyak orang yang akan menanam bayam baik untuk konsumsi pribadi atau untuk dijual.



ii



DAFTAR PUSTAKA



Azwar, Maas, dkk. 2009. Restorasi Gambut dengan 3 Jenis Surfaktan dan Pengaruhnya terhadap Efesiensi Penyimpanan Kation dan Kapasitas Memegang Air. Yogyakarta



Hadisoeganda, A. Widjaja W. 1996. Bayam Sayuran Penyangga Petani di Indonesia.Monograf No. 4. BPPP. Lembang, Bandung.



Rahardi, F., CS. 1993. Agribisnis Tanaman Sayuran. Penebar Swadaya. Jakarta.



Rukmana, Rahmat. 1994. Bayam Bertanam & Pengolahan Pascapanen. Kanisius. Yogyakarta.



Setiawan, Ade Iwan. 1995. Sayuran Dataran Tinggi Budidaya dan Pengaturan Panen. Penebar Swadaya. Jakarta.



.



ii



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ..................................................................................... i DAFTAR ISI .................................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN\ A. B. C. D. E.



Latar Belakang ..................................................................................... 1 Rumusan Masalah ................................................................................ 2 Batasan Masalah................................................................................... 2 Tujuan Penelitian ................................................................................. 2 Manfaat Penelitian ............................................................................... 2



BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori ......................................................................................... 3 B. Syarat Tumbuh Tanaman Bayam ......................................................... 4 C. Rumusan Hipotesis .............................................................................. 5 BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. B. C. D. E. F.



Jenis dan Pendekatan Penelitian........................................................... 6 Waktu dan Tempat Penelitian .............................................................. 6 Populasi dan Sampel ............................................................................ 7 Instrumen (Alat dan Bahan) ................................................................. 7 Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 7 Teknis Analisis Data ............................................................................ 8



BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian .................................................................................... 9 B. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................................... 10 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan .......................................................................................... 13 B. Saran ..................................................................................................... 13 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 14



ii