Laporan PI Yunior Yusron FIX [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PEKERJAAN ATAP PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH UNIVERSITAS WIDYAGAMA MALANG JL. TAMAN SUDIMORO NO. 16 KOTA MALANG



LAPORAN PRAKTIK INDUSTRI



Oleh Yunior Yusron Nur Pamungkas NIM. 160521610452



PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MALANG Mei 2020



PEKERJAAN ATAP PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH UNIVERSITAS WIDYAGAMA MALANG JL. TAMAN SUDIMORO NO. 16 KOTA MALANG



LAPORAN PRAKTIK INDUSTRI Diajukan kepada Universitas Negeri Malang Untuk memenuhi tugas mata kuliah Praktik Industri



Oleh Yunior Yusron Nur Pamungkas NIM. 160521610452



PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MALANG Mei 2020



KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan tugas mata kuliah Praktek Industri pada proyek Gedung Kuliah Universtas Widyagama Malang Jl. Taman Sudimoro No. 16 Kota Malang tanpa suatu hambatan apapun. Penulis menyadari bahwa penulisan dan penyusunan Laporan Praktik Industri ini masih terdapat kekurangan, oleh karena itu diharapkan saran yang bersifat membangun praktikan guna mencapai hasil yang lebih baik di masa yang akan datang. Untuk itu, pada kesempatan ini praktikan menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah banyak membantu kelancaran dalam menyelesaikan Laporan Praktik Industri, diantaranya : 1.



Dr. Ir. B. Sri Umniati, M.T. selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil Fakultas



Teknik Universitas Negeri Malang. 2.



Dr. R. M. Sugandi, S.T., M.T selaku Koordinator Praktik Industri dan



Dosen Pembimbing Praktik Industri di Jurusan Teknik Sipil Universitas Negeri Malang. 3.



PT. Citra Mandiri Cipta , selaku pihak menyediakan tempat Praktik



Industri. 4.



Bapak Khoirul Anwar, S.T, selaku pembimbing dilapangan yang telah



meluangkan waktunya untuk membimbing dan memberikan nasihat kepada praktikan selama melaksanakan Praktik Industri. 5.



Teman-teman yang telah memberikan dukungan dan motivasinya.



Penulis menyadari bahwa penulisan Laporan Praktikan Industri ini masih terdapat kekurangan,



untuk itu



penulis



mengharapkan



kritik



dan



saran untuk



memyempurnakan laporan ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat serta dapat menjadi salah satu referensi bagi pembaca yang ingin menambah pengetahuan serta untuk penulisan karya ilmiah lain. Malang,Mei 2020



Penulis



DAFTAR ISI BAB I



: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalah B. Rumusan Permasalah C. Tujuan D. Manfaat



BAB II



; KAJIAN PUSTAKA



BAB III



A. Definisi Atap B. Rangka Atap C. Fungsi Atap : HASIL PELAKSANAAN PRAKTIK A. Kegiatan Umum 1. 2. 3. 4. 5. 6.



BAB IV



Data informasi Proyek Lokasi proyek Struktur organisasi proyek Mekanisme requitment tenaga kerja System kesejahterraan dan upah tenaga kerja Sistem pengendali proyek



: PELAKSANAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI ATAP A. Lingkup Pekerjaan B. Alat dan Bahan C. Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Atap 1. Pekerjaan persiapan material 2. Pekerjaan persiapan plate 3. Pekerjaan persiapan rafter. Kolom 4. Pekerjaan settingan



5. Pekerjaan pengelasan 6. Pekerjaan erection (Pengangkatan) 7. Pekerjaan fitting atau penyambungan di atas rangka 8. Pekerjaan finishing D. Hasil Pelaksanaan E. Analisis F. Ulasan



BAB V



: PENUTUP A. Kesimpulan a. kegiatan umum 1. Evaluasi proyek 2. System pengendali proyek



b. Lingkup pekerjaan B. Saran 1. Pihak pelaksanaan 2. Pihak Jurusan 3. Pihak mahasiswa



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Universitas Widyagama adalah salah satu Universitas Swasta di Malang. Untuk



meningkatkan



fasilitas



kampus



universitas



ini



melakukan



pengembangan gedung yang semula hanya 3 lantai menjadi 5 lantai. Dengan pengembangan ini diharapkan dapat meningkatkan mutu dan kualitas mahasiswa Universitas Widyagama.



Program S1 Pendidikan Teknik Bangunan di Universitas Negeri Malang (UM) bertujuan untuk menghasilkan lulusan yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi pada taraf yang relative tinggi dan dapat menerapkannya secara professional dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Mahasiswa Pendidikan Teknik Bangunan Universitas Negeri Malang dituntut memiliki kemampuan untuk berkembang dan beradaptasi dengan berbagai masalah terkait dengan dunia kerja khususnya pada bidang keteknikan-sipilan melalui pendidikan dan pengajaran di dalam dan di luar lingkungan kampus. Pencapaian kompetensi lulusan dan tujuan program studi S1 Teknik Sipil Universitas Negeri Malang tertuang dalam kurikulum pendidikan yang mewajibkan setiap mahasiswa untuk menempuh mata kuliah Praktik Industri (PI). Pelaksanaan kegiatan mata kuliah PI ini diharapkan dapat meningkatkan ketrampilan dan kemampuan mahasiswa dalam mengaplikasikan teori yang diperoleh di perkuliahan ke Pratik pelaksanaan di lapangan, sehingga mahasiswa lebih memahami bidang pekerjaan yang sudah ditekuni. Pada pelaksanaannya, mata kuliah PI memerlukan kerja sama dengan dunia usaha dan dunia industry (DU/DI) atau lembaga yang masih relevan dengan bisang studi yang dipelajari mahasiswa di kampus. Sebagai usaha dalam mewujudkan program pendidikan mata kuliah PI untuk mahasiswa program srudi S1 Teknik Sipil UM. Pengalaman mahasiswa yang masih dasar belum memungkinkan untuk mengamati seluruh detail bangunan, maka dari itu dianjurkan untuk mengamati salah satu bagian dari struktur bangunan yang dipilih. Pelaksanaan pekerjaan atap merupakan salah satu bagian struktur bangunan yang menjadi topic bahasan dalam laporan praktik industri. Atap merupakan salah satu struktur bangunan berfungsi untuk menutupi bagian atas bangunan. Dengan adanya praktik industri diharapkan dapat memberikan masukan dan pengetahuan yang sesuai dengan disiplin ilmu yang diperoleh mahasiswa sehingga dapat memberikan solusi terhadap masalah-masalah yang nanti timbul di lapangan.



B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana persiapan pekerjaan atap dalam pembangunan Gedung Kampus II Universitas Widyagama ? 2. Bagaimana pelaksanaan pekerjaan atap dalam pembangunan Gedung Kampus II Universitas Widyagama ? C. Tujuan Tujuan khusus praktik industi ini adalah memberikan pemahaman dan wawasan yang luas di bidang pelaksanaan konstruksi dan perkembangan teknologi konstruksi, baik dari aspek teknis manajemennya. Berikut tujuan khusus praktik industri: 1. Mahasiswa dapat memahami dan mengerti tentang persiapan pekerjaan atap di lapangan 2. Mahasiswa dapat memahami dan mengerti pelaksanaan pekerjaan atap D. Manfaat Manfaat yang dapat diperoleh dari pelaksanaan kegiatan Praktik Industri (PI) pada jurusan S1 Teknik Sipil Universitas negeri Malang antara lain sebagai berikut: 1. Mahasiswa dapat meningkatkan keterampilan dan kemampuan dalam mengaplikasikan teori yang diperoleh di perkuliahan ke praktik pelaksanaaan di lapangan 2. Mahasiswa dapat memperoleh ilmu baru pada pelaksanaan kegiatan proyek atau konstruksi yang tidak dijumpai di perkuliahan.



BAB V PENUTUP A. Definisi Atap Atap adalah penutup rumah (bangunan) sebelah atas atau benda yang dipakai untuk menutup atas rumah. Jadi, atap bisa diartikan sebagai struktur



yang terletak di bagian paling atas bangunan dan berguna untuk menutupi struktur-struktur



di



bawahnya.Fungsi



utama



atap



yakni



untuk



melindungi rumah dari perubahan cuaca baik panas, hujan, salju, petir, angin, debu, dan sebagainya. Atap juga memiliki fungsi proteksi untuk menutupi ruangan yang berada di bawahnya, menahan radiasi panas yang berlebihan, mencegah tampias hujan, dan mengurangi pergerakan angin. Pada perkembangannya,



atap



pun



mempunyai



peranan



penting



dalam



mempengaruhi estetika suatu bangunan. Material yang digunakan untuk menutupi atap bangunan harus bersifat isolasi sehingga dapat menahan panas, dingin, dan bunyi. Material ini pun wajib rapat terhadap air hujan, tidak tembus air, dan tidak mengalami perubahan bentuk akibat pergantian cuaca. Di samping itu, bahan penutup atap ini juga gampang dirawat, tidak mudah terbakar, bobotnya ringan, kedudukannya mantap, serta tahan lama. Konstruksi yang biasanya digunakan untuk menyokong atap ialah rangka kuda-kuda. Tidak hanya menyangga beban atap, rangka ini sekaligus pula memberikan bentuk pada atap tersebut. Secara prinsip, rangka atap tipe kuda-kuda dibuat dengan menghubungkan batang penyangga sedemikian rupa sehingga membentuk bangun segitiga yang terbalik. Kebutuhan akan konstruksi kuda-kuda ini berbeda-beda tergantung pada berat atap dan bahan penutup yang digunakan. Namun satu hal yang sama, setiap susunan batang penopang ini harus saling mengikat dan membentuk satu kesatuan yang kokoh sehingga sanggup bekerjasama dalam memikul beban yang mengenainya tanpa mengalami perubahan. B. Definisi Rangka Atap Rangka atap adalah struktur bangunan yang posisi berada di atas bangunan yang berdiri . rangka memiliki beberapa struktur diantara nya adalah kuda - kuda. rangka atap ini berdiri tepat di atas ring balk yang



memungkinkan penyaluran tekanan langsung ke struktur bangunan lain yang berada di bawah nya . Rangka atap memiliki fungsi menyarur kan tekanan dari atap ke struktur bangunan lainnya yang berada di bawah nya . rangkap atau juga memiliki fungsi sebagai penahan atap dari tekanan - tekanan yang di berikan dari atap itu sendiri . dalam perkembangan jaman rangka atap pun ikut berkembang yang biasa nya pada dahulu kala bahan yang di gunakan untuk membuat rangka atap adalah balok kayu dengan seiring perkembangan jaman balok kayu pun mulai di tinggal kan . sekarang kebanyakan pengembang perumahan sudah beralih ke baja ringan . C. Fungsi Atap 1. Untuk menghindari sinar matahari dan mengurangi panas. 2. Untuk melindungi dari hujan. 3. Untuk melindungi dari petir dan bunga api. 4. Melindunhgi dari angin. 5. Untuk meredam bising. 6. Sebagai element estetik bangunan.



BAB III HASIL PELAKSANAAN PRAKTIK A. Kegiatan Umum Dalam kegiatan praktik industri kegiatan umum yang dilakukan oleh mahasiswa adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengamati identitas dan



manajemen perusahaan pelaksana proyek. Hal yang perlu dilakukan oleh mahasiswa praktik industry dalam kegiatan umum adalah melakukan pengamatan mengenai beberapa hal yaitu : 1. Informasi proyek 2. Struktur organisasi 3. Mekanisme rekruitmen tenaga kerja, system pengendalian proyek (bahan/tenaga kerja/peralatan)., pengembangan kerjasama dengan instansi lain, administrasi proyek dan evaluasi proyek. 1. Data Informasi Proyek Berikut ini adalah data-data umum proyek Pengembangan Gedung Kampus II Universitas Widyagama Malang : Pemilik (owner)



: Universitas Widyagama Malang



Nama Pekerjaan



: Pengembangan Gedung Kampus II Universitas Widyagama Malang



Lokasi Pekerjaan



: Jalan Borobudur, No.35, Mojolangu Kec. Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur



Nomor SPMK



: 01/SPMK/YPP/WMVIII2018



Tanggal SPMK



: 16 Agustus 2018



Kontraktor



: PT. Cipta Mandiri Cipta



Konsultan Perencana



: Tim Perencana Pembangunan Widyagama



Ketua Tim pengawas



: Ir. Sugeng P. Budio. MS, IPM, AU



Pelaksana



: Shedy Prasetyo, S.T



Nilai Kontrak



: Rp. 19.995.945.000,-



Waktu Pelaksanaan



: 16 Agustus 2018 – 22 Agustus 2019



Lingkup Pekerjaan



: Struktur, Arsitektural, Mekanikal Elektrikal, Plumbing



Jumlah Lantai Bangunan : 5 Lantai + Atap Luas Bangunan Lama



: ± 3.524 m²



Luas Bangunan Baru



: ± 3.828 m²



Total Luas Bangunan



: ± 7.352 m²



2. Lokasi Proyek Proyek Pengembangan Gedung Kampus II Universitas Widyagama berlokasi di Jalan Borobudur, No. 35 Mojolangu, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur. Dibawah ini Gambar 2 menjelaskan lokasi Pengembangan Gedung Kampus II Universitas Widyagama. a. Sebelah Utara



: Permukiman warga



b. Sebelah Barat



: Pertokoan



c.



: Tanah kosong



Sebelah Selatan



d. Sebelah timur



: Pertokoan



(Gambar 1 : Lokasi Proyek Pengembangan Gedung Kampus II Universitas Widyagama)



(Gambar 1 : Perspektif Proyek Pengembangan Gedung Kampus II Universitas Widyagama)



3. Struktur Organisasi Proyek Struktur organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara antara tiap bagian serta posisi yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasional untuk mencapai tujuan yang diharapkan dan diinginkan. Oleh karena itu dalam pengembangan Gedung Kampus II Universitas Widyagama dibentuk suatu struktur organisasi. Pada proyek konstruksi terdapat dua pihak utama yang terlibat dalam pembangunan mulai dari tahap ide sampai dengan tahap pelaksaaan secara garis besar adalah sebagai berikut : a. Pemilik Proyek/Owner Pemilik (owner) adalah seseorang atau instansi yang memiliki hak proyek yang dibangun dan membiayai seluruh biaya proyek. Pemilik akan menunjukkan suatu badan hokum yang bergerak di bidang jasa konstruksi sebagai konsultan perencana dan pemborong kerja/kontraktor. Dalam hal ini pemilik proyek Pengembangan Gedung Kampus II Universitas Widyagama adalah Universitas Widyagama.



Tugas dan kewajiban



pemilik owner adalah sebagai berikut : 1) Membayar semua biaya yang dipergunakan untuk mewwujudkan pembangunan yang diinginkan kepada konsultan perencana, konsultan pengawas, pelaksana/pemborong dan instansi lain yang berkaitan dengan pekerjaan tersebut. 2) Mengadakan pelelangan proyek 3) Menetapkan pemenang lelang 4) Menilai pekerjaan (menyetujui atau menolak perubahan) dan pengawasan berkala.



5) Menandatangani surat perjanjian/kontrak dan mengeluarkan surat permintaan kerja kepada pihak konsultan perencana, dan kontraktor. 6) Mengambil



keputusan



terakhir



terkait



dengan



proyek



dan



menghentikan pekerjaan apabila dianggap perlu. 7) Menetapkan waktu pelaksanaan dan menerima pekerjaan setelah selesai. 8) Menuntut perbaikan dan penyempurnaan bangunan dalam masa pemeliharaan jika hasil yang didapatkan tidak sesuai dengan syaratsyarat yang ditetapkan dalam kontrak kerja b. Kontraktor Kontraktor konstruksi adalah suatu perusahaan atau badan usaha konstruksi yang disewa oleh owner untuk mendesain dan membangun secara lengkap suatu fasilitas. Dalam hal ini kontraktor proyek konstruksi adalah PT. Citra Mandiri Cipta. Peranan dan tugas kontraktor konstruksi dalam suatu proyek secara garis besar adalah sebagai berikut : 1) Engineering (basic and detailed engineering) Perencanaan merupakan proses mewujudkan gagasan menjadi kenyataan dengan totalitas sistem dengan memperhatikan efektifitas sistem menyeluruh sampai pada operasi dan pemeliharaan. Tahapan pada proses ini adalah : 



Konseptual desain yang dilakukan pada waktu studi kelayakan, merumuskan garis besar dasar pemikiran teknis mengenai sistem yang akan diwujudkan, dan mengemukakan berbagai alternatif yang didasarkan atas perkiraan kasar, untuk dikaji lebih lanjut dari berbagai aspek.







Basic engineerimg atau perencanaan dasr yakni menjabarkan segala sifat atau fungsi pokok dari produk suatu proyek termasuk menentukan metode pelaksanaan yang akan digunakan selama proyek berlangsung







Detail engineering yang dilaksanakan oleh engineering yang dilaksanakan oleh engineer yang berpengalaman, meliputi :



peletakan dasar kriteria desain, mengumpulkan data teknis yang diperlukan untuk desain, membuat spesifikasi peralatan. 2) Manajemen proyek Manajemen proyek adalah gabungan antara sarana, sistem, prosedur, dan sumber daya manusia, untuk mengendalikan proyek agar memenuhi persyaratan yang ditentukan. Dalam menejemen proyek membutuhkan masukan atau input, yaitu lingkup pekerjaan (scope of work) yang akan dikerjakan : identifikasi komponen pekerjaan; desain dasar dan perubahannya; validasi data dari pemilik pekerjaan; detail master engineeringplanning, spesifikasi teknis material atau produk. Setelah memperoleh data masukan maka proses manajemen proyek dilaksanakan dengan tahapan sebagai berikut : 



Membuat daftar kegiatan proyek







Membuat perencanaan kebutuhan, dan perencanaan subkontraktor.







Merinci metode pelaksanaan yang akan digunakan







Menentukan organisasi proyek







Memperkirakan waktu dan biaya yang dibutuhkan selama proyek berlangsung







Menjadwalkan seluruh pekerjaan proyek







Membuat anggaran pelaksanaan proyek







Menentukan tugas dan tanggung jawab masing-masing anggota proyek







Mengidentifikasi dan menganalisa risiko serta merencanakan respon terhadap risiko.







Membuat work break down structure







Memonitor dan mengevaluasi progress dari pekerjaan proyek







Melakukan koordinasi dengan engineering, procurement, vendor, dan owner jika ada perubahan desain, baik yang datang dari lapangan maupun owner







Memonitor aktivias proyek untuk kesesuaian dengan lingkup pekerjaan dalam kontrak dan menyusun Change Contract Order (CCO)



3) Pengadaaan Tugas utama yang dilakukan pengadaan adalah membeli atau mengadakan serta mengendalikan mutu untuk seluruh peralatan dan material yang dibutuhkan selama proyek berlangsung. Di samping tugas tersebut pengadaan juga menentukan kapan dan bagaimana pengadaan itu dilakukan, memilih dan merencanakan kontrak dengan penyedia barang dan jasa. 4) Pengendalian Material Pengendalian material berupa aktivitas sebagai berikut : 



Membuat laporan penerimaan material







Mengatur area penyimpanan material







Mengatur sistem pergudangan







Mengatur pengeluaran material







Mendata ketersediaan material konstruksi



5) Pabrikasi dan Konstruksi Proses yang berlangsung di pabrikasi dan konstruksi antara lain : 



Menyiapkan keseluruhan perencanaan konstruksi







Melaksanakan pabrikasi sesuai dengan perencanaan dan daftar fabrikasi.







Mengelola dan mengawasi pekerjaan subkontraktor







Memahami teknis konstruksi, melaksanakan komponen K3







Mengevaluasi gambar yang diterima di lapangan



c. Struktur Organisasi Kontraktor pada proyek Pengembangan Gedung kampus II Universitas Widyagama :



Project Manager MASHUDI



Site Manager SHEDY PRASETYO



Engineering AHMAD FAUZI.,ST



Admini. Keuangan SUYITNO ( 0812-1021-7777 )



Surveor NANDA



Administrasi Logistik SAMSUL HUDA ( 0813-4963-1650 )



(Gambar 3 : Struktur Organisasi proyek pengembangan Gedung Kampus Universitas Widyagama) Sumber : Data Proyek Universitas Widyagama



a) Unsur Organisasi Pengelola Proyek Setiap proyek memiliki Struktur Organisasi yang menyesuaikan kebutuhan proyek tersebut. Strktur organisasi tersebut biasanya diperjelas dengan adanya diagram struktur organisasi. Diagram struktur organisasi PT. Citra Mandiri Cipta. Penjelasan mengenai struktur organisasi kontraktor adalah sebagai berikut : 1) Project Manajer (PM) Project manajer (PM) dari Proyek Pengembangan gedung Kampus II Universitas Widyagama adalah Bapak Mashudi. Dalam hal ini Project Manajer mengatur pelaksanaan di lapangan dengan bantuan staf yang menempati bidang masing-masing. Manajer proyek ditetapkan oleh pemimpin perusahaan untuk memimpin dalam melaksanakan proyek



yang sedang dikerjakan serta memiliki tugas dan wewenang terhadap pekerjaan dan keputusan yang tepat di lapngan, antara lain : 1. Bertanggung jawab penuh di lapangan terhadap keputusan dalam pembangunan proyek yang ditangani. 2. Berperan aktif dalam memonitor sebuah pekerjaan yang ada di proyek. 3. Memberi keputusan mutlak terhadap semua permasalahan yang ada di proyek 4. Berwenang dalam pemberian tugas kepada seluruh bawahannya. 5. Memastikan proyek telah berjalan sesuai dengan projrct planning. 6. Melaksanakan dan memimpin rapat secara internal maupun eksternal dengan owner. 7. Membuat laporan lengkap selama kegiatan proyek hingga selesai dari masa pemeliharaannya dalam buku 8. Mengatur manajemen dan mengawasi pelaksanaan proyek 9. Bertanggung



jawab



atas



kemajuan



dan



kesuksesan



selama



pembangunan proyek. 2) Site Manajer Site Manager pada proyek ini adalah Bapak Shedy Prasetyo. Site Manager mempunyai tugas dan tanggung jawab meliputi: a. Merencanakan time schedule pelaksanaan proyek sesuai dengan kewajiban dari perusahaan terhadap pemilik proyek atau kepentingan perusahaan. b. Mengadakan kontrol terhadap pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan instruksi-instruksi yang diberikan baik segi teknis, kualitas pekerjaan, maupun time schedule c. Mengatur penggunaan tenaga kerja di proyek untuk menunjang rencana time schedule d. Membicarakan kesulitan-kesulitan, rencana detail bangunan dengan proyek manager.



3) Engineer Engineer pada proyek ini adalah Bapak Ahmad Fauzi. Engineer memiliki tugas dan tanggung jawab meliputi : 1. Mengkoordinir pembuatan master schedule dan breakdown aktivitas mingguan dan bulanan 2. Mengkoordinir penentuan schedule material dan persetujuan material dari owner 3. Mengkoordinir pembuatan shop drawing. 4. Memaksimalkan kemungkinan pemanfaatan value engineering (VE) 5. Mengkoordinir pembuatan laporan progress pelaksanaan proyek secara periodic. 4) Surveyor Bagian survey atau surveyor merupakan bagian yang sangat penting karena bertugas menentukan dan memastikan letak titik-titik bangunan, letak pondasi, elevasi, sudut lengkung, titik koordinat dan lain sebagainya, sehingga bangunan dpat berdiri dengan kokoh, dan sesuai dengan shop drawing. Alat yang digunakan oleh surveyor dalam melaksanakan tugasnya adalah waterpass dan theodolite. Surveyor pada proyek ini adalah Bapak Nanda. Tugas dan tanggung jawab surveyor meliputi : 1. Melakukan pengukuran awal 2. Menentukan level ± 0.00 bangunan 3. Menentukan as bangunan 4. Melakukan pengukuran sesuai schedule pelaksanaan 5. Menentukan level bangunan 6. Perkerjaan marking 7. Pengecekan secara vertikal dan horizontal terhadap struktur bangunan dan bekisting 8. Membuat laporan harian pelaksanaan pengukuran 5) Administrasi Keuangan



Administrasi keuangan pada proyek ini adalah Bapak Suyitno. Administrasi Keuangan mempunyai tugas dan tanggung jawab meliputi : 1. Melakukan seleksi atau perekrutan pekerja di proyek 2. Pembuatan laporan keuangan atau laporan kas bank proyek, laporan pergudangan, lapran bobot prestasi proyek, daftar hutang dan lainlain 3. Membuat dan melakukan verivikasi bukti-bukti pekerjaan yang akan dibawyar oleh owner sebagai pemilik proyek. 4. Mengisi data-data kepegawaian, pelaksanaan, asuransi tenaga kerja, menyimpan data-data kepegawaian karyawan 5. Mencatat aktivitas proyek meliputi inventaris, kendaraan dinas, alatalat proyek dan sejenisnya. 6. Memelihara bukti-bukti kerja sub bagian administrasi proyek serta data-data proyek. 6) Administrasi Logistik Administrasi logistic pada proyek ini adalah Bapak Samsul Huda. Administrasi logistic memepunyai tugas dan tanggung jawab meliputi : 1. Bekerjasama dengan supervisor dalam pengadaan material 2. Mencatat kedatangan material 3. Mengatur pemulangan material sesuai schedule 4. Ikut menjaga material dan alat selama pekerjaan 4. Mekanisme Rekruitmen Tenaga Kerja Rekruitmen tenaga kerja pada proyek pembangunan Gedung Kampus II Universitas Widyagama



memiliki beberapa rekruitmen tenaga kerja



diantaranya adalah rekruitmen tenaga kerja kantor pelaksana (PT. Citra Mandiri Cipta) dan rekruitmen pekerja proyek.. rekruitmen tenaga kerja kantor pelaksana proyek diambil dari pekerja proyek sebelumnya dan rekrutan baru dengan seleksi yang ditentukan oleh PT. Citra Mandiri Cipta. Sedangkan rekruitmen pekerja proyek meliputi tukang dan pekerja dipilih sendiri oleh mandor masing-masing tiap sub pekerjaan yang telah ditunjuk.



5. Sistem Kesejahteraan dan Upah Tenaga Kerja Pada pembangunan Gedung Kampus II Universitas Widyagama untuk kesejahteraan tenaga kerja lapangan (mandor, tukang, pekerja) dan staff ahli kebanyakan berasal dari Malang Raya atau Luar Malang (Surabaya, Madura dll). Sehingga setelah selesai bekerja pra ekerja kembali ke bedeng masingmasing dan untuk para pekerja yang rumahnya disekitar proyek setelah selesai bekerja mereka pulang ke rumah masing-masing. System upah kerja dalam proyek ini untuk tenaga kerja lapangan dihitung per hari kerja, untuk pemberiannya dengan 2 minggu kerja sekali gaji. Pengupahan tenaga kerja lapangan langsung melalui mandor. Berikut adalah rincian upah pekerja lapangan : Tabel 2.1. Upah Pekerja Proyek Jenis Pekerjaan Mandor Kepala Tukang Pembantu Tukang Pekerja Biasa



Satuan/hari Org/hr Org/hr Org/hr Org/hr



Upah Pekerja 120.000,00 100.000,00 90.000,00 75.000,00



6. Sistem Pengendali Proyek System pengendalian proyek sangatlah penting karena hal ini berpengaruh terhadap efektifitas pembangunan. System pengendalian proyek merupakan suatu



bentuk



pengaturan



berhubungan



dengan



aktifitas



pekerjaan



pembangunan yang meliputi pengendalian bahan, tenaga kerja, dan peralatan. Secara garis besar pengendalian proyek dilapangan mengacu pada sasaran yang telah ditentukan yaitu dengan batasan penjadwalan, anggaran, dan mutu yang telah ditentukan. Dalam pelaksanaan lapangan untuk melaksanakan pekerjaan pembangunan. Kemudian pelaksanaan lapangan berkoordinasi dengan seorang mandor yang akan membagi menjadi beberapa kelompok tukang. Adapun penjelasan dari masing-masing aktifitas di atas adalah sebagai berikut : a. Bahan bangunan Pada pengadaan bahan bangunan menjalin kerjasama antara took atau wirausaha yang dibutuhkan oleh proyek, pengadaan bahan seperti bekisting,



semen, pasir, kayu dll. Pekerjaan pengecoran dengan volume besar, maka pihak proyek akan memesan ready mix. Pihak logistic mempunyai peran sangat penting karena kelancaran bahan akan berpengaruh dengan kelancaran pekerjaan. Pengontrolan sangat perlu agar tidak terjadi kekurangan atau keterlambatan dalam pengadaan bahan di lapangan sehingga pekerjaan di lapangan tidak terhambat. b. Peralatan Peralatan untuk menunjang kegiatan pekerjaan yaitu peralatan jerja, pada proyek ini utamanya disediakan oleh pihak kontraktor, antara lain berupa peralatan yang tidak dimiliki oleh tukang maupun pekerja seperti catut, tang, molen, pompa air, pemotong maupun pembengkokan besi dan lain-lainnya. c. Tenaga Kerja mandor memiliki tanggung jawab besar untuk menyediakan tenaga kerja yang dibutuhkan proyek. Selanjutnya mandor akan mencari tenaga kerja sesuai keahliannya dan mengatur jumlah pekerja pada jenis pekerjaan yang akan dilakukan dalam proyek ini, sehingga tidak akan terjadi kekurangan atau kelebihan tenaga kerja. d. Time Schedule Time schedule pada proyek sangat dibutuhkan sebagai pengendali semua pekerjaan yang berjalan. Pengendalian waktu di dasarkan pada time schedule pekerjaan. Keterlambatan pada pekerjaan dalam suatu proyek akan berpengaruh pada anggaran proyek. Agar tepat waktu time schedule disusun sebagai alat control untuk mengukur tingkat prestasi pekerjaan dengan lamanya pelaksanaan. Untuk mengetahui pekerjaan yang harus dimulai dan dilaksanakan terlebih dahulu dapat terlihat jelas pada time schedule, sehingga keterlambatan pekerjaan dapat dihindari. 7. Evaluasi Proyek Pada proyek pembangunan diperlukan evaluasi proyek, hal ini sangat diperlukan karena menyangkut pekerjaaan yang telah dikerjakan dan yang sedang dikerjakan agar dapat diketahui seberapa besar kemajuan proyek atau pekerjaa,



evalusai



terhadap



proyek



tersebut



hanya



mengacu



pada



tiemschedule. Evaluasi ini dilaksanakan setiap 2 minggu sekali dan diikuti oleh semua pihak yang ada pada proyek tersebut, kontraktor, pengawas maupun perencana yang ada pada proyek pembangunan Gedung Kampus II Universitas Widyagama.



BAB IV PELAKSANAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI ATAP A. Lingkup Pekerjaan Kegiatan praktik industri adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengamati identitas dan manajemen perusahaan pelaksana proyek. Hal yang perlu dilakukan oleh peserta praktik industri dalam kegitan umum adalah melakukan pengamatan mengenai beberapa hal yaitu meliputi informasi proyek, struktur organisasi, serta mengamati proses pekerjaan selama praktik industri, dalam bagian ini akan membahas tentang atap. Karena atap merupakan salah satu bagian struktur yang sangat penting. Atap adalah bagian dari bangunan gedung atau rumah yang letaknya berada dibagian paling atas, sehingga untuk perencanaannya atap ini haruslah diperhitungkan dan harus mendapat perhatian yang khusus dari perencana. Untuk itu dalam merencanakan sebuah atap mempunyai daya arstistik. Atap merupakan mahkota dari suatu bangunan rumah. Atap sebagai penutup seluruh ruangan yang ada di bawahnya, sehingga akan terlindung dari panas, hujan, angin dan binatang buas serta keamanan. Atap berfungsi sebagai penutup/pelindung bangunan dari kondisi cuaca yang buruk. Struktur



atap adalah bagian bangunan yang menahan /mengalirkan



beban-beban dari atap. Struktur atap terbagi menjadi rangka atap dan penopang rangka atap. Rangka atap berfungsi menahan beban dari bahan penutup atap sehingga umumnya berupa susunan balok –balok (dari kayu/bambu/baja) secara vertikal dan horizontal –kecuali pada struktur atap dak beton. Berdasarkan posisi inilah maka muncul istilah gording, kasau dan reng penopang rangka atap adalah balok kayu yang disusun membentuk segitiga, disebut dengan istilah kuda-kuda. Kuda-kuda berada dibawah rangka atap, fungsinya untuk menyangga rangka atap. Sebagai pengaku, bagian atas kuda-kuda disangkutkan pada balok bubungan, sementara kedua kakinya dihubungkan dengan kolom struktur untuk mengalirakan beban ke tanah. Untuk konstruksi atau struktur, pada umumnya, atap terdiri dari tiga bagian utama yaitu struktur penutup atap, gording dan rangka kuda-kuda. Penutup



atap akan didukung oleh struktur rangka atap, yang terdiri dari kuda-kuda, gording, usuk dan reng. Beban-beban atap akan diteruskan ke dalam fondasi melalui kolom dan atau balok. Struktur atap pada umumnya juga dibuat dengan mengikuti atau menyesuaikan dengan denah atau bentuk keseluruhan bangunan (desain atap rumah atau gedung). Jika rumah terdiri atas dua lantai, struktur atap dibuat mengikuti denah atau layout rumah pada lantai dua. Penutup atap merupakan bagian yang menutupi atap secara keseluruhan sehingga terciptalah ambang atas yang membatasi kita dari alam luar. Ada berbagai pilihan penutup atap dengan pilihan bentuk dan sifat yang berbeda. Dua faktor utama yang harus dipertimbangkan dalam pemilihannya adalah faktor keringanan material agar tidak terlalu membebani struktur bangunan dan faktor keawetan terhadap cuaca (angin, panas, hujan). Faktor lain adalah kecocokan/keindahan terhadap desain rumah. Ukuran dan desain dari penutup atap juga memberi pengaruh pada struktur, misalnya konstruksi kuda-kuda, ukuran reng, dan sudut kemiringan. Atap dapat dikatakan berkualitas jika strukturnya kuat/kokoh dan awet/tahan lama. Faktor iklim menjadi bahan pertimbangan penting dalam merancang bentuk dan konstruksi atap/bangunan. Keberadaan atap pada rumah sangat penting mengingat fungsinya seperti payung yang melindungi sisi rumah dari gangguan cuaca (panas, hujan dan angin). Oleh karena itu, sebuah atap harus benar-benar kokoh/kuat dan kekuatannya tergantung pada struktur pendukung atap. Mengacu pada kondisi iklim perancangan atap yang baik ditentukan 3 faktor, yakni jenis material, bentuk/ukuran, dan teknik pengerjaan. Penentuan material tergantung pada selera penghuni, namun harus tetap memerhatikan prinsip dasar sebuah struktur yaitu harus kuat, presisi, cukup ringan, dan tidak over design. Atap yang kuat harus mampu menahan besarnya beban yang bekerja pada elemen struktur atap. Atap yang baik adalah yang dapat menerima beban angin yang sama dari segala arah (idealnya adalah bentuk atap bulat). Bentuk ini sangat berpengaruh pada besarnya tekanan angin yang bekerja pada bangunan. Semakin tinggi bangunan akan semakin besar tekanan angin. Tekanan angin bekerja lebih ringan bila tinggi bangunan lebih kecil dari setengah lebar



bangunan. Kemiringan atap yang memberikan beban angin yg rendah adalah antara 10°-30°. Untuk sudut yang lebih besar dari dari 30°, perlu kekuatan yg lebih baik dan penutup yg sesuai. Bentuk atau model konstruksi atap bermacam – macam sesuai dengan peradaban dan perkembangan teknologi serta sesuai dengan segi arsitekturnya Lingkup pekerjaan yaitu kegiatan yang mengamati salah satu struktur bangunan yang sedang dikerjakan dalam proyek. Pengamatan yang dilakukan adalah bagian struktur atap. Atap yang digunakan pada pengembangan Gedung Kuliah II Universitas Widyagama sebagai berikut. Bentuk, ukuran pada atap dapat dilihat pada gambar dibawah ini :



(Gambar 1 : Konstruksi Atap Proyek Pengembangan Gedung Kampus II Universitas Widyagama) Sumber : Data Proyek Gedung Kampus II Universitas Widyagama



B. Alat dan Bahan Pekerjaan kolom pada Pembangunan Gedung Kampus II Universitas Widyagama ini terdapat beberapa tahap pekerjaan sebagai berikut : 1. Alat dan Bahan Pekerjaan Struktur Atap



a. Alat No.



1.



2.



3.



Alat



Las



Gambar



Fungsi



Sebagai penyambungkan bagian plate pada rangka atap



Mur Baut



Sebagai pengikat pada bagian lubang rangka atap maupun pada kolom



Crane



Untuk mengangkat rangka atap sampai diposisi pasang baut



Untuk memotong plat dalam pembuatan plate 4



5



Gerenda Potong



Katrol



b. Bahan



Untuk mengangkat penyambung kolom dengan kuda-kuda



No.



Bahan



1



Baja



2



Baja WF



3



Plate



Gambar



C. Pelaksanaan Pekerjaan Atap Pelaksanaan pekerjaan atap pada Pembangunan Gedung Kampus II Universitas Widyagama. Berikut penjelasan metode dalam pelaksanaan pekerjaan atap:



Start



Persiapan dan pengukuran



Persiapan plate dan persiapan rafter. kolom



Pemotongan plat



Penyambungan pengelasan



In



Perbaikan



si 1



Tidak Ya



Erection (pengangkatan) rangka atap Perbaikan



Gambar 2 :



In sp ek Diagram si Ya 1



Alir Pekerjaan (Atap) Tidak



1. Pekerjaan FabrikasiPenyembungan dan Pelaksanaan diatas rangka a. Pekerjaan persiapan Material Material baja yang disiapkan finishing sesuai dengan jenis, spesifikasi dan ukuran yang akan digunakan. bagian Kolom dan kuda-kuda memakai baja WF. Selesai



(Gambar 3.1 : Baja WF Gedung Kampus II Universitas Widyagama) Sumber : Foto Saat Di Lapangan Gedung Kampus II Universitas Widyagama



b. Pemotongan Pelat Plate banyak dipakai sebagai simpul, sambungan, stifener. Ukuran plate dan ketebalan serta titik lobang baut menyesuaikan dengan gambar kerja. Ukuran plate dan titik lobang baut harus benar presisi dengan menggunakan mal/meteran supaya potongan plate lebih akurat Plate baja dipotong dengan menggunakan mesin gerinda potong.



Gambar. 3.2 Pemotongan Plate Menggunakan Gerenda Potong Sumber : Foto saat di Lapangan Gedung Kampus II Universitas Widyagama



c. Pekerjaan Persiapan Rafter, Kolom Ukuran WF dipasaran biasanya berbeda dengan panjang bentangan atau tinggi kolom pada kontruksi baja yang akan dipasang nantinya. baja yang ada harus dipotong sehingga sesuai dengan ukuran dari gambar kerja. Bagian yang akan dipotong diukur dengan mal/jangkar secara akurat dan presisi sehingga tidak mengalami kesalahan setelah dipotong. Jika terjadi kesalahan mengakibatkan kerugian biaya yang cukup besar d. Pekerjaan Settingan Bagian batang baja dan plate yang sudah disiapkan dari proses sebelumnya, selanjutnya sambungkan dan setting bagian-bagian tersebut sehingga hasilnya sesuai bentuk, jarak dan ukuran pada gambar kerja.



Gambar 3.3 Batang Baja dan Plate Yang Tersambung Sumber : Foto Saat Di Lapangan Gedung Kampus II Universitas Widyagama



Yang harus diperhatikan saat pemasangan dan settingan: 1. Tidak boleh ada kemiringan/sudut, panjang melebihi atau kurang 2. Dudukan plate, gordeng dan maupun balok anak tidak miring e. Pekerjaan Pengelasan Untuk hasil terbaik, idealnya pengelasan dilakukan di pabrik atau bengkel. Jika terpaksa dikerjakan di lapangan, kegiatan pengelasan harus disetujui oleh pihak penanggung jawab, seperti pimpinan proyek atau konsultan. Perhatian khusus harus diberikan pada posisi pengelasan demi mendapatkan hasil terbaik dan menjaga keselamatan pekerja. Di mana pun pengelasan dikerjakan, berbagai prosedur sebelum dan sesudah pengelasan perlu dilakukan dengan benar. Pertama dengan memastikan kelengkapan peralatan las dan bahan pendukung yang sesuai; dan kedua perhatikan kebersihan setiap bagian yang akan dilas. Bagian yang akan dilas harus bebas dari debu dan segala kotoran, termasuk cat, minyak, karat, dan sebagainya.



Untuk mendapatkan sambungan las yang baik dan memenuhi standar, maka pengelasan harus dilakukan oleh tukang atau pekerja las bersertifikat dan berpengalaman. Kendati demikian, setelah proses pengelasan dilakukan, penanggung jawab perlu memeriksa. Baik secara visual atau dengan peralatan khusus untuk mengetahui ada tidaknya cacat ataupun kegagalan pada struktur.    



Gambar 3.4 Pekerjaan Penyambungan Pengelasan Menggunakan Las



2.



Pelaksanaan Konstruksi Rangka Atap a. Erection ( Pengangkatan ) Adalah proses pengangkatan bagian rangka baja seperti kudakuda/rafter, kolom yang sudah disambung dan disetting diangkat untuk dipasang dibagian atas kontruksi untuk difitting dengan bagian lainnya



Gambar 3.5 Pengangkatan Penyambung Kuda-Kuda Dengan Kolom Sumber : Foto Saat Di Lapangan Gedung Kampus II Universitas Widyagama



Gambar 3.6 Pengangkatan Kuda-Kuda Atap



b. Pekerjaan Fitting Atau Penyambungan di Atas Rangka Setelah rangka kuda-kuda/rafter diangkat keatas pakai catrol atau crane dan sampai diposisi nya pasang baut dan kencangkan sampai plate simpul rafter rapat dengan kolom.



Gambar 3.7 Penyambungan di Atas Atap Sumber : Foto Saat Di Lapangan Gedung Kampus II Universitas Widyagama



Gambar 3.8 Penyambungan Kuda-Kuda di Atas Atap Sumber : Foto Saat Di Lapangan Gedung Kampus II Universitas Widyagama



c. Pekerjaan Finishing Finishing adalah proses pembersihan, pengecekan dan pengecatan dari kontruksi baja yang sudah disambungkan pengecatan mulai dari cat



dasar dan cat vanishing. Sebaiknya pengecetan dilakukan dilantai kerja sebelum proses erection (pengangkatan) karena dilakukannya lebih mudah dan lebih aman. D. Hasil Pelaksanaan Pada pelaksanaan Praktik Industri di PT. Citra Mandiri Cipta dalam pembangunan Pengembangan Gedung Kampus II Universitas Widyagama, pekerjaan yang diamati berfokus pada bagian struktur bangunan atas yaitu atap. Berikut ini merupakan salah satu hasil dari pekerjaan struktur pada proyek pembangunan Pengembangan Gedung Kampus II Universitas Widyagama. Pekerjaan struktur atap merupakan bagian dari pekerjaan structural bangunan. Pekerjaan ini merupakan pekerjaan penting dari aspek kualitas pelaksanaan mengingat fungsi struktur atap yang penting dalam struktur Gedung atau bangunan. Perakitan kuda-kuda atap pengelasan maupun pengikatan terhadap plate dan baja ukuran dan jarak sesuai pada gambar kerja yang sudah ditentukan. Pelaksanaan pekerjaan erection (pengangkatan) meliputi kuda-kuda penyambung kolom dan kuda-kuda atap. Pekerjaan pengangkatan ini dilakukan dengan menepatkan lubang penyambung kolom dengan kuda-kuda agar dapat disambungkan dengan baut dengan hasil pekerjaan sesuai dan tepat sehingga penyambungan berjalan dengan lancer tanpa ada hambatan.



Gambar 3.9 Pekerjaan Atap Sumber : Foto saat dilapangan E. Analisis Di lapangan praktek indusrti hasil dari pekerjaan atap dapat di analis, pekerjaan atap ini dapat dikatakan sesuai dengan standar. Dikatakan sesuai dikarenakan komponen-komponen yang digunakan dalam pekerjaan atap sesuai dengan stadar. Seperti baja WF yang digunakan untuk membuat rangka atap. Baja Lipped Channel (CNP) yang menggunakan purlin (sebagai balok dudukan penutup atap) contoh ukuran yang sesuai digunakan adalah H= 75 mm,



B= 45mm, C= 15mm, dan t= 2,3mm. penggunaan baut dalam



penyambungan plat, jumlah plat yang akan dipasang harus >5d (d= diameter baut). Jarak dari sumbu ke sumbu dari 2 baut yang berurutan tidak boleh kurang dari 2,5d dan tidak boleh lebih besaar dari 7d. Syarat keamanan sambungan yaitu tebal plat penyambung lebih besar atau sama dengan tebal baja batang utama. Jarak antar pusat lubang pengencang tidak boleh kurang dari 3 kali nominal pengencang, jarak minimum harus melalui perhitungan struktur seperti pada SNI. Dalam proses pengelasan menggunkan 2 macam pengelasan yaitu: las tumpul, dan las sudut. dalam setiap proses pekerjaan dialakukan sesuai dengan standar yang ada. Dalam proses persiapan seperti persiapan plate ukuran dan bentuk plate tersebut sesuai dengan yang dibutuhkan dalam proses pembuatan atap. Saat proses pemasangan pun juga



sesuai dikarenakan bentuk rangka atap yang sudah dipasang atau di setting memiliki bentuk atap yang sesuai dan terlihat kokoh. Hanya saja proses pensettingan yang bisa dikatakan sedikit lama dikarenakan butuh ketelitian yang cukup, agar posisi pemasangan tepat pada penyambungnya.Proses erection (pengangktan) berjalan dengan lancar dan dapat dikatakan sesuai standar. Dikarenakan posisi berdirinya rangka atap sangatlah terlihat kokoh dan tersambung kuat.



F. Ulasan Pekerjaan atap dikatakan berhasil jika atap yang sudah jadi terlihat kuat dan kokoh, pengikat dan hasil las yang tepat dan pas, dan berdiri kokoh dan tersambung secara kuat. Struktur atap yang dilihat terlihat rapi dan terstruktur untuk dilihat sehingga tidak menimbulkan rasa takut atapun khawatir bagi pengguna Gedung di dalamnya. Jika gagal atap perlu di ganti dan membutuhkan biaya yang sangat banyak dan mengakibatkan kerugian bagi pihak kontraktor. Pelaksana pekerjaan atap sudah baik, rapi tidak ada bagian hasil penyambungan maupun pengelasan yang terlihat tidak kuat.



BAB V PENUTUP D. Kesimpulan Kegiatan praktik industri yang dilakukan selama 2 bulan (8 minggu) di proyek pembangunan pengembangan Gedung Kampus II Universitas Widyagama sangatlah bermanfaat bagi kita sebagai pengalama dan juga bekal untuk berpatisipasi dalam proyek pembangunan. Dalam pengawasan pekerjaan atap ini kita dapat melihat proses maupun langkah-langkah dalam pekerjaan atap, sehingga kita juga dapat menerapkan proses-proses tersebut di saat adanya lagi proyek pembangunan di suatu tempat yang berbeda. Dari mulai persiapan bahan ataupun alat yang digunakan dalam pekerjaan atap hingga proses pelaksanaan pekerjaan atap dalam sebuah gedung. Praktek industi ini juga dapat disimpulkan dibawah ini: a. Kegiatan Umum 1. Evaluasi Proyek Dalam kegiatan proyek semua pekerjaan mulai dari awal sampai pekerjaan berlangsung hingga pekerjaan selesai semua berdasarkan time schedule. Pelaksanaan pekerjaan mengalami kemajuan atau keterlambatan dapat diketahui karena ada kurva S dalam time schedule. Di dalam suatu proyek jika terjadi keterlambatan harus segera ditindak lanjuti dan dicari penyebab sehingga keterlambatan bisa dibatasi 2. System pengendali proyek Material dan peralatan kerja adalah bagian dari kegiatan pengendalian proyek. Proyek pembangunan pengembangan Gedung Kampus II Universitas Widyagama system pengendali proyek berjalan lancar walaupun terkadang ada material yang datang karena cuaca yang buruk dan sebagainya.



b. Lingkup Pekerjaan Pelaksanaan pekerjaan kolom 1. Pekerjaan persiapan material Pekerjaan persiapan material untuk struktur atap yang disiapkan sesuai dengan jenis dan sesuai material yang dibutuhkan, spesifikasi dan ukuran yang akan digunakan sesuai. Bagian Kolom dan maupun kuda-kuda memakai baja WF. . 2. Pekerjaan persiapan plate Plate merupakan sebuah sambungan ataupun simpul yang terbuat dari plat baja. Plate banyak dipakai sebagai simpul, sambungan, stifener. Ukuran plate dan ketebalan serta titik lobang baut menyesuaikan dengan gambar kerja. Ukuran plate dan titik lobang baut harus benar presisi dengan menggunakan mal/meteran supaya potongan plate lebih akurat. Plate baja dipotong dengan menggunakan mesin gerinda potong. 3. Pekerjaan settingan Pekerjaan settingan merupakan pekerjaan penyambungan sementara untuk mengetahui tata letak pasang bagian-bagian struktur dengan tepat. Bagian batang baja dan plate yang sudah disiapkan dari proses sebelumnya, selanjutnya sambungkan dan setting bagian-bagian tersebut sehingga hasilnya sesuai bentuk, jarak dan ukuran pada gambar kerja. 4. Pekerjaan pengelasan Pengelasan



merupakan



pekerjaan



yang



dilakukan



untuk



menyambukan suatu besi maupun baja, seperti halnya pengelasan terhadap plate dengan bagian kuda-kuda atap. Untuk hasil terbaik, idealnya pengelasan dilakukan di pabrik atau bengkel. Jika terpaksa



dikerjakan di lapangan, kegiatan pengelasan harus disetujui oleh pihak penanggung jawab, seperti pimpinan proyek atau konsultan. Perhatian khusus harus diberikan pada posisi pengelasan demi mendapatkan hasil terbaik dan menjaga keselamatan pekerja. Di mana pun pengelasan dikerjakan, berbagai prosedur sebelum dan sesudah pengelasan



perlu



dilakukan



dengan



benar.



Pertama



dengan



memastikan kelengkapan peralatan las dan bahan pendukung yang sesuai; dan kedua perhatikan kebersihan setiap bagian yang akan dilas. Bagian yang akan dilas harus bebas dari debu dan segala kotoran, termasuk cat, minyak, karat, dan sebagainya. Untuk mendapatkan sambungan las yang baik dan memenuhi standar, maka pengelasan harus dilakukan oleh tukang atau pekerja las bersertifikat dan berpengalaman. Kendati demikian, setelah proses pengelasan dilakukan, penanggung jawab perlu memeriksa. Baik secara visual atau dengan peralatan khusus untuk mengetahui ada tidaknya cacat ataupun kegagalan pada struktur.     5. Pekerjaan erection (pengangkatan) Adalah proses pengangkatan bagian rangka baja seperti kudakuda/rafter, kolom yang sudah disambung dan disetting diangkat untuk dipasang dibagian atas kontruksi untuk difitting dengan bagian lainnya. Pekerjaan ini dilakukan hanya untuk pada ketinggian yang tidak dapat dicapai dan juga beban yang ditanggung yang diletakan di bagian atas. 6. Pekerjaan fitting atau penyambungan di atas rangka atap Setelah rangka kuda-kuda/rafter diangkat keatas pakai catrol atau crane dan sampai diposisi nya pasang baut dan kencangkan sampai plate simpul rafter rapat dengan kolom. 7. Pekerjaan finishing



Finishing adalah proses pembersihan, pengecekan dan pengecatan dari kontruksi baja yang sudah disambungkan pengecatan mulai dari cat dasar dan cat vanishing. Sebaiknya pengecetan dilakukan dilantai kerja sebelum proses erection (pengangkatan) karena dilakukannya lebih mudah dan lebih aman. E. Saran Dari kesimpulan di atas, penulis menyampaikan saran kepada beberapa pihak diantaranya : 1. Pihak pelaksanan 



sistem pengawasan dan pelaksanaan proyek pengembangan Gedung Kampus II Universitas Widyagama sudah cukup baik. Tetapi walaupun sudah baik perlu ditingkatkan agar pada perencanaan dengan pelaksanaan tidak terjadi perbedaan.



2. Pihak jurusan 



Pihak jurusan seharusnya mengadakan pembekalan kepada mahasiswa jauh-jauh hari sebelum praktik industi dimulai, selain itu pembekalan harus dilakukan tidak hanya sekali, agar mahasiswa tidak merasa kebingungan dan sudah mendapatkan gambaran yang harus dilakukan ketika dilapangan nanti.







Pihak



jurusan



seharusnya menjalin



kerjasama



dengan



pihak



pelaksanaan proyek. sehingga jika jurusan mempunyai hubungan yang baik dengan pelaksana/kontraktor, untuk tahun-tahun kedepan mahasiswa yang menempuh praktik industri langsung diarahkan ke proyek-proyek yang dikerahkan oleh kontraktor yang sudah dijalin kerjasama. 3. Pihak Mahasiswa 



Untuk mahasiswa pada saat praktik industry sebaiknya lebih aktif sehingga pada saat di proyek tidak berdiam diri dan setelah selesai praktik indusri mahasiswa mendapat ilmu.







Untuk mahasiswa sebaiknya lebih meningkatkan kedisiplinan ketika datang ke tempat praktik industry. Karena pada saat praktik industry membawa nama jurusan dan universitas.







Untuk mahasiswa sebaiknya lebih banyak belajar dan menguasai software-software di bidang konstruksi sehingga menjadi bekal dan point tambahan untuk nantinya waktu bekerja di bidang konstrusi. DAFTAR PUSTAKA



Murdock, L.J., dkk. 1999. Bahan dan Praktek Beton . Jakarta : Erlangga. Purwako,T.Bejdo. 1982. Petunjuk Praktik Batu dan Beton 1. Jakarta : Departemen Pendidikan Menengah Kejuruan. Universitas Negeri Malang. 2017. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, Malang : Universitas Negeri Malang. Soeharto, Imam, Ir. 1995. Menejemen Proyek, Dari Konseptual Sampai Operasional. Jakarta : Erlangga. Prijono, Arko .1988. Menejemen Proyek Perekayasaan Edisi Ketiga. Jakrta : Erlangga. Wigbout, F.Ing. 1997. Bekisting (kotak cetak). Jakarta : Erlangga.



LAMPIRAN