Laporan PKL Lengkap [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

laporan pkl lengkap laporan pkl lengkap



Rabu, 01 April 2015 laporan praktek kerja lapangan lengkap



BAB I PENDAHULUAN 1.1 latar belakang



perkembangan ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang pesat sekarang ini, membuat kita untuk lebih membuka diri dalam menerima perubahan-perubahan yang terjadi akibat kemajuan dan perkembangan tersebut. Dalam masa persaingan yang sedemikian ketatnya sekarang ini, menyadari sumber daya manusia merupakan model utama dalam suatu usaha, maka kualitas tenaga kerja harus dikembangkan dengan baik. Jadi perusahaan atau instansi diharapkan memberikan kesempatan pada mahasiswa untuk lebih mengenal dunia kerja dengan cara menerima mahasiswa yang ingin mengadakan kegiatan praktek kerja lapangan, (Depkes RI, 1989). praktek kerja lapangan dipandang perlu karena melihat pertumbuhan dan perkembangan ekonomi yang cepat berubah. Praktek Kerja Lapangan (PKL) akan menambah kemampuan untuk mengamati, mengkaji serta menilai antara teori dengan kenyataan yang terjadi dilapangan yang pada akhirnya dapat meningkatkan kualitas managerial mahasiswa dalam mengamati permasalahan dan persoalan, baik dalam bentuk aplikasi teori maupun kenyataan yang sebenarnya, (Depkes RI, 2004)



Laboratorium



kesehatan



adalah



sarana



yang



melaksanakan



pelayanan



pemeriksaan,pemeriksaan,pengukuran,penetapan dan penguji terhadap bahan yang berasal dari manusia atau bahan bukan berasal dari manusia utnuk penentuan jenis penyakit,penyebab penyakit,kondisi kesehatan atau faktor-faktor yang dapat berpengaruh pada kesehatan perorangan dan Masyarakat.Analis Kesehatan merupakan tenaga kesehatan yang memiliki peran penting terhadap pemeriksaan laboratorium, (Notoatmodjo, 2003). Rumah sakit adalah sebuah institusi perawatan kesehatan yang pelayanannya disediakan oleh Dokter, Perawat dan Tenaga Ahli Kesehatan lainnya. Rumah sakit oleh WHO (1957) diberikan batasan yaitu suatu bagian menyeluruh (integrasi) dari organisasi medis yang berfungsi memberikan pelayanan kesehatan secara lengkap kepada masyarakat yang outputnya menjangkau pelayanan keluarga dan lingkungan. Rumah sakit juga merupakan pusat pelatihan tenaga kesehatan serta untuk penelitian biososial. Fungsinya menyediakan dan menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat penyembuhan (kuratif) dan pemulihan (rehabitasi pasien), (Depkes RI, 1998). Menurut surat Menteri Kesehatan RI no. 983/Menkes/17/1992 tentang pedoman organisasi Rumah Sakit umum adalah Rumah Sakit yang memberikan pelayanan kesehatan yang bersifat dasar, spesialistik, dan subspesialistik sedangkan klasifikasi didasarkan pada perbedaan tingkat menurut kemampuan pelayan kesehatan yang dapat disediakan yaitu Rumah Sakit kelas A, B (Pendidikan dan Non Pendidikan), C dan D. Rumah Sakit Umum Daerah Jayapura termasuk dalam Rumah Sakit dengan klasifikasi sebagai Rumah Sakit kelas B sehingga merupakan sarana pembelajaran (Pendidikan) merupakan tempat untuk mencari dan menambah pengalaman kerja maupun lapangan kerja. RSUD Jayapura memiliki Laboratorium sebagai salah satu sarana pendukung yang tak lepas dari setiap Rumah Sakit guna menunjang pelayanan utama dalam menunjang diagnosik dan perawatan penderita. Laboratorium Patologi Klinik RSUD Jayapura memberikan pelayanan



berupa pengambilan sampling, Malaria, Hematologi, Urine dan Feses, Kimia Klinik, Serologi dan Mikrobiologi. (Depkes RI, 1998). 1.1 Maksud Praktek Kerja Lapangan (PKL) Maksud Praktek Kerja Lapangan ini adalah: 1. Dapat melatih keterampilan dan kedisiplinan mahasiswa dalam menjalankan tugas dan kewajibannya sebagai Tenaga Medis didalam Laboratorium Klinik. 2. Dapat mengetahui pelayanan kesehatan di RSUD Jayapura 1.2 Tujuan Praktek Kerja Lapangan (PKL) Tujuan Praktek Kerja Lapangan ini adalah: 1. Untuk mengetahui Pelayanan Kesehatan yang dilakukan di Laboratorium Klinik RSUD 2.



Jayapura Untuk mengetahui sistem Menajemen Laboratorium Dan Pemantapan Mutu Laboratorium



3.



Klinik RSUD Jayapura. Untuk mengetahui Keamanan dan Kesehatan Kerja dalam Laboratorium Klinik RSUD



4. 5.



Jayapura. Untuk mengetahui Sistem Informasi di Laboratorium Klinik RSUD Jayapura. Untuk mengetahui Pengolahan Limbah di Laboratorium RSUD Jayapura.



1.1 Manfaat Praktek Kerja Lapangan (PKL) Manfaat Praktek Kerja Lapangan ini adalah: 1. Dengan adanya Praktek Kerja Lapangan ini mahasiswa dapat menambah dan pengetahuan baik secara teori maupun praktek serta



mengetahui



wawasan Pelayanan



2.



Kesehatan yang dilakukan di Laboratorium Kesehatan. Mahasiswa dapat menjalin kerjasama yang baik dengan petugas Laboratorium Klinik



3.



maupun petugas lain yang ada di RSUD Jayapura. Mahasiswa dapat mempelajari dan memahami sistem Manajemen Laboratorium dan Pemantapan Mutu Laboratorium Klinik RDUD Jayapura. BAB II TINJAUAN PUSTAKA



2.1 Pengertian Praktek Kerja Lapangan (PKL) praktek kerja lapangan (PKL) adalah suatu bentuk pendidikan dengan cara memberikan pengalaman belajar kepada mahasiswa untuk hidup ditengah-tengah masyarakat diluar kampus dan secara langsung mengindentifikasi serta menangani masalah-masalah pembangunan yang dihadapi sebelum terjun kedunia kerja.oleh karena itu,



untuk memenuhi perkembangan ilmu sains dan teknologi maka diperlukan sumberdaya manusia yang kompeten dibidangnya, (Notoatmodjo, 2003). Praktek Kerja Lapangan (PKL) adalah pengamalan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) melalui metode ilmiah langsung kepada masyarakat yang membutuhkan dalam upaya mensukseskan program kesehatan dan mengembangkan kompetensi yang dikuasai dibangku kuliah dan diluar kurikulum yang telah dikuasainya. PKL merupakan bagian dari kurikulum yang tidak dapat diselenggarakan diruang kelas dan wajib ditempuh oleh mahasiswa dalam rangka mengaplikasikan secara nyata pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh diruang kuliah sebelum menyelesaikan studinya. Untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan tersebut diperlukan pengalaman teknik, metode, prosedur dan tata laksana PKL di Rumah Sakit sehingga diperoleh lulusan siap pakai, yang terampil, dan profesional dibidangnya masing-masing, (Mukartipah, A. 2005)



Salah satu upaya yang dilakukan untuk memberikan bekal pengalaman kepada peserta didik adalah mengikutsertakan mahasiswa dalam Praktek Kerja Lapangan yang disingkat PKL. Hal ini dipilih karena Praktek Kerja Lapangan dianggap cara terbaik untuk menerapkan pengetahuan dan ketrampilan yang diperoleh selama mengikuti pendidikan. Selain itu, pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan merupakan sarana pengenalan lapangan kerja bagi peserta didik karena peserta didik dapat melihat, mengetahui, menerima dan menyerap Teknologi Kesehatan yang ada di masyarakat, sehingga hal tersebut menjadi orientasi bagi peserta didik sebelum langsung bekerja di masyarakat, (Notoatmodjo, 2003). Seiring majunya zaman seperti sekarang ini masyarakat semakin sadar akan pentingnya kondisi kesehatan mereka. Berbagai upaya preventif terus dilaksanakan masyarakat untuk menjaga kesehatannya. Salah satunya adalah dengan rutin memeriksa kondisi kesehatan di laboratorium kesehatan, (Notoatmodjo, 2003). Laboratorium Kesehatan adalah sarana yang melaksanakan



pelayanan



pemeriksaan, penetapan dan pengujian terhadap bahan yang berasal dari manusia atau



bahan bukan berasal dari manusia untuk penentuan jenis penyakit, penyebab penyakit, kondisi kesehatan atau faktor-faktor yang dapat berpengaruh pada kesehatan perorangan dan masyarakat. Analis kesehatan merupakan tenaga kesehatan yang memiliki peran penting terhadap pemeriksaan laboratorium. Sehubungan dengan hal tersebut mahasiswa Analis Kesehatan memerlukan Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang bermanfaat sebagai sarana latihan sebelum terjun ke dunia kerja. Program ini bermanfaat untuk meningkatkan keterampilan dan pembelajaran dalam bidang manajemen laboratorium, (Mukartipah, A. 2005). 2.1 Pengertian Laboratorium Kesehatan Laboratorium klinik atau Laboratorium medis adalah laboratorium dimana berbagai tes dilakukan pada spesimen biologi untuk mendapatkan informasi tentang kesehatan peasien.Laboratorium terdiri dari berbagai jenis pemeriksaan,Dalam buku Parasitologi Klinik diantaranya adalah Mikrobiologi : menerima usapan,Tinja,air seni,darah,spesimen ini



dikultur



untuk



memeriksa



mikroba



patogen.Parasitologi



untuk



mengamati



parasit.Hematologi menerima keseluruhan darah dan plasma untuk perhitungan darah.Kimia klinik biasanya menerima serum untuk menguji serum untuk komponenkomponen yang berbeda.Imunologi menguji antibodi, (Gandahusada, 2007). 2.2 Pengertian Rumah Sakit Menurut WHO (1957), Rumah Sakit adalah suatu bagian menyeluruh (integrasi) dari organisasi dan medis, berfungsi memberikan pelayanan kesehatan lengkap kepada masyarakat baik kuratif maupun rehabilitatif, dimana output layanannya menjangkau pelayanan keluarga dan lingkungan. Rumah sakit juga merupakan pusat pelatihan tenaga kesehatan serta untuk penelitian biososial. Menurut Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 031/Birhup/1972, Rumah Sakit diartikan sebagai : 1. Suatu Kompleks atau rumah atau ruangan yang diperlukan untuk menampung dan merawat orang sakit dan atau bersalin. 2. Kamar-kamar orang sakit yang berada dalam suatu perumahan khusus, seperti Rumah Sakit Khusus, Rumah Sakit Bersalin, Lembaga Masyarakat, dan Rumah Sakit Kapal Laut.



2.1 Klasifikasi Laboratorium Kesehatan laboratorium kesehatan merupakan sarana penunjang upaya pelayanan kesahatan, khususnya bagi kepentingan preventif dan kuratif, bahkan promotif dan rehabilitatif. Laboratorium



Kesehatan



adalah



tempat



memeriksa,



menganalisa,



menguraikan,



mengidentifikasi material-material (baik yang berasal dari manusia dan atau lingkungan), secara kualitatif maupun kuantitatif, (Munijaya, 1999). Jenis-jenis Laboratorium Kesehatan meliputi: 1. Laboratorium yang bertindak dalam kegiatan diagnosa, contohnya : a. Penunjang kuratif, misalnya Laboratorium Klinik di Rumah Sakit, Balai Pengobatan, Rumah Bersalin dan Tempat Praktek Dokter b. Penunjang kuratif dan Preventif yaitu Balai Laboratorium Kesehatan (BLK), Laboratorium c. 2. a. b. 3. 1) 2) 1. 2. 3. 2.2



Kesehatan Daerah (Labkesda) dan Laboratorium Kesehatan Swasta (LKS). Penunjang Preventif, yaitu Balai Teknik Kesehatan Lingkungan (BTKL). Laboratorium yang bertindak dalam kegiatan pemeriksaan dan pengawasan, meliputi : BPOM (Badan Pengawasan Obat dan Makanan) PPOM (Pusat Pengawasan Obat dan Makanan) Laboratorium yang bertindak dalam kegiatan penelitian Pusat Penelitian Penyakit Menular Pusat Penelitian dan Pengembangan Farmasi Sedangkan Laboratorium Kesehatan Swasta terdiri atas; Laboratorium Klinik Umum (Pratama dan Utama) Laboratorium Klinik Khusus (Mikrobiologi dan Patologi Anatomi) Laboratorium Kesehatan Masyarakat (Pratama dan Utama) Klasifikasi Rumah Sakit Menurut Mukartipah, A (2005), Klasifikasi Rumah Sakit Umum berdasarkan pembedaan tingkatan menurut kemampuan pelayanan kesehatan yang disediakan terbagi



dalam 3 kelompok, yaitu : 1. Pelayanan medik spesialistik dasar adalah pelayanan medik spesialistik penyakit dalam, kebidanan dan penyakit kandungan, bedah dan kesehatan anak. 2. Pelayanan medik spesialistik luas adalah pelayanan medik spesialistik dasar ditambah dengan pelayanan spesialistik THT, mata, saraf, jiwa, kulit, kelamin, jantung, paru-paru, radiology, anestesi, rahabiliatasi medik, patologi klinik, patologi anatomi, dan pelayanan spesialistik lainnya seuai dengan kebutuhan. 3. Pelayanan medik sub spesialistik luas adalah pelayanan sub spesialistik disetiap yang ada. 2.1 Manajemen Laboratorium



Manajemen menurut Mulyono (2006), adalah kemampuan atau keterampilan memperoleh hasil dalam rangka mencapai tujuan melalui kegiatan orang lain. Dalam pelaksanaannya, manajemen didasarkan atas tujuan menyeluruh yang hendak dicapai dan kebijakan umum yang mengikat. Menurut Mulyono (2006), Keseluruhan kegiatan manajemen dilaksanakan dalam organisasi, dimana organisasi mengandung arti wadah kerjasama sejumlah orang yang secara formal terikat untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Dengan demikian, kegiatan didalam laboratorium dilaksanakan dalam wadah organisasi. Hampir semua ahli manajemen berpendapat bahwa dalam manajemen selalu dimulai dengan perencanaan dan



1.



pengorganisasian guna meningkatkan kinerja laboratorium Kegiatan Manajemen Laboratorium mencakup hal-hal sebagai berikut: Perencanaan (Planning) Menurut Munijaya (1999), perencanaan dapat didefinisikan sebagai proses untuk merumuskan masalah-masalah kesehatan di masyarakat, menentukan kebutuhan dan sumber daya yang tersedia, menetapkan tujuan program yang paling pokok dan menyusun langkahlangkah untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan tersebut. Ada lima langkah penting yang perlu dilakukan dalam menjalankan fungsi



a. b. c. d. e. 2.



perencanaan, yaitu: Analisis situasi, Mengidentifikasi masalah dan menetapkan proiritas masalah, Merumuskan tujuan program dan besarnya target yang ingin dicapai, Mengkaji kemungkinan adanya hambatan dan kendala dalam pelaksanaan program, dan Menyusun Rencana Kerja Operasional (RKO). Pengadaan Alat dan Bahan Menurut Depkes RI (2004), pada saat pengadaan alat dan bahan, yang harus



dipertimbangkan adalah sebagai berikut: a. Tingkat persediaan, pada umumnya tingkat persediaan harus sama



dengan jumlah



persediaan, yaitu jumlah persediaan minimum ditambah jumlah stok. Tingkat persediaan minimum adalah bahan yang diperlukan untuk memenuhi kegiatan operasional normal, dan stok adalah jumlah persediaan yang harus ada untuk bahan-bahan yang sangat dibutuhkan diluar rutin atau yang sering terlambat diterima dari pemasok.



b. Perkiraan jumlah kesatuan, dapat diperoleh berdasarkan jumlah pemakaian atau pembelian bahan dalam satu periode 6 – 12 bulan yang lalu dan proyeksi jumlah pemeriksaan untuk periode 6 – 12 bulan yang akan datang. Untuk itu jumlah rata-rata pemakaian bahan tiap bulan perlu dicatat. c. Waktu yang dibutuhkan untuk mendapat bahan. Lamanya waktu yang dibutuhkan mulai dari pemasaran sampai bahan diterima dari pemasok perlu diperhitungkan teutama untuk bahan 3.



yang sulit didapatkan. Penyimpanan Reagen Bahan laboratorium yang sudah ada harus ditangani secara cermat dengan



mempertimbangkan: a. Perputaran pemakaian dengan menggunakan kaidah pertama masuk pertama keluar, yaitu bahan yang lebih dulu masuk persediaan harus digunakan lebih dulu untuk menjamin bahan tidak rusak akibat penyimpanan yang terlalu lama. b. Tempat penyimpanan, seperti lemari kayu untuk menyimpan alat-alat laboratorium dan dapat juga untuk menyimpan reagen-reagen seperti reagen untuk pemeriksaan Mikrobiologi, Malaria, dan Hematologi. Digunakan pula lemari es untuk menyimpan reagen-reagen Kimia dan Immunoserologi, serta dapat juga digunakan untuk menyimpan sampel spesimen yang tidak sempat dikerjakan. c. Suhu kelembaban, misalnya reagen yang harus disimpan pada suhu ruangan atau suhu kamar (25 – 37 °C) dapat disimpan didalam lemari kayu, dan ada juga reagen yang harus disimpan didalam lemari es (5 °C). d. Lama/waktu penyimpanan dengan melihat lamanya masa pakai, (Depkes RI, 2004). 4. Pencatatan dan Pelaporan Menurut Depkes RI, (2004) Pencatatan dan pelaporan kegiatan laboratorium diperlukan dalam perencanaan, pemantauan atau evaluasi, serta pengambilan keputusan untuk meningkatkan pelayanan laboratorium. Pencatatan kegiatan laboratorium secara umum adalah pelayanan, keuangan, logistik, dan kepegawaian. Setiap laboratorium harus menyimpan semua dokumen yang ada dan kemudian dapat dimusnahkan sesuai dengan tata cara kearsipan yang berlaku. Dokumen yang harus disimpan antara lain: a. Surat permintaan pemeriksaan, b. Hasil pemeriksaan, serta



c. Surat permintaan dan hasil rujukan. Semua disimpan dalam dokumen asli, pemusnahan dilakukan setelah dokumen berumur lima tahun. 2.7 Pemantapan Mutu Laboratorium Menurut Harjoeno (2003), Pemantapan Mutu Laboratorium adalah semua kegiatan



a.



yang ditujukan untuk menjamin ketelitian dan ketepatan hasil pemeriksaan laboratorium. Kegiatan Pemantapan Mutu meliputi: Pemantapan Mutu Internal (PMI) Pemantapan mutu internal adalah kegiatan pencegahan dan pengawasan yang dilaksanakan oleh setiap laboratorium secara terus-menerus agar diperoleh hasil pemeriksaan yang tepat, (Prabowo, 2004). Menurut Mukartipah (2005) pemantapan mutu internal meliputi tahap Pra Analitik,



Analitik, dan Pasca Analitik. 1) Tahap Pra Analitik, contohnya persiapan pasien, pengambilan dan pengolahan spesimen, kalibrasi peralatan, uji kualitas air, uji kualitas reagen, dan uji kualitas antigen/anti sera. 2) Tahap Analitik (fase analisa) termasuk uji ketelitian dan ketepatan dengan menggunakan serum kontrol yang mempunyai nilai target dan data laporan komulatif. 3) Tahap Pasca Analitik meliputi pencatatan dan pelaporan. Pencatatan meliputi pencatatan kegiatan pelayanan, pencatatan keuangan, pencatatan logistik, pencatatan kepegawaian, dan pencatatan pemantapan mutu internal dan keamanan kerja. Pelaporan meliputi laporan kegiatan rutin harian/mingguan/bulanan/triwulan/tahunan, laporan khusus (misalnya KLB, HIV), dan laporan hasil pemeriksaan. b. Pemantapan Mutu Eksternal (PME) Pemantapan mutu eksternal menurut Wijono (2004), adalah kegiatan pemantapan mutu yang diselenggarakan secara periodik oleh klinik lain di luar laboratorium yang bersangkutan untuk memantau dan menilai penampilan suatu laboratorium di bidang pemeriksaan tertentu. penyelenggaraan pemantapan mutu eksternal dilakukan oleh pihak pemerintah, swasta, maupun internasional yang diikuti oleh semua laboratorium, baik milik pemerintah maupun swasta dan dikaitkan dengan akreditasi laboratorium kesehatan serta perizinan laboratorium kesehatan swasta. Pemantapan mutu eksternal harus dilakukan sebagaimana kegiatan pemeriksaan yang biasa dilakukan oleh petugas yang biasa



melakukan pemeriksaan dengan reagen/peralatan/metode yang biasa digunakan sehingga benar-benar dapat mencerminkan penampilan laboratorium tersebut yang sebenarnya. Setiap nilai yang diperoleh dari penyelenggara harus dicatat dan dievaluasikan untuk mempertahankan mutu pemeriksaan atau perbaikan-perbaikan yang diperlukan untuk peningkatan mutu pemeriksaan. 2.8 Sistem Informasi Sistem informasi adalah penyampaian atau interaksi dari pihak analis dengan klinis maupun klien tentang hal-hal yang berhubungan dengan hasil pemeriksaan laboratorium. Pada



abad



informasi



ini



personil



laboratorium



dituntut



untuk



mampu



mengubah/menerjemahkan angka-angka yang diperoleh dari data tes menjadi informasi klinik yang penting, (Mukartpiah, 2005). 2.9 Keamanan dan Keselamatan Kerja Keamanan dan keselamatan kerja laboratorium menurut Mukartipah (2005) adalah bagian dari upaya keselamatan laboratorium yang bertujuan melindungi personil laboratorium dan orang-orang disekitarnya dari resiko terkena gangguan kesehatan yang 1. 2.



ditimbulkan dari laboratorium, seperti : Petugas laboratorium bekerja sesuatu yang tidak diketahui. Keinginan memperoleh hasil yang cepat, beban kerja yang berlebihan dan rutinitas pekerjaan yang mendorong kearah situasi yang membahayakan karena pada umumnya tidak



3.



mengindahkan pedoman kerja yang benar. Masih ada laboratorium yang belum atau tidak memperhatikan persyaratan keamanan



4.



kerja. Kurangnya kesadaran bahwa aktifitas laboratorium dapat berpotensi menjadi agen



1.



berbahaya bagi lingkungan. 2.10 Ruang dan Fasilitas Ruangan Laboratorium Menurut Wijono (2004), semua ruangan harus memiliki tata ruang yang baik sesuai alur pelayanan dan memperoleh sinar matahari atau cahaya dalam jumlah cukup. Secara



a. b.



umum tersedia ruang terpisah untuk : Ruang penerimaan pasien Ruang pemeriksaan



c.



Ruang administrasi/pengolahan hasil Persyaratan koneksi ruang laboratorium di rumah sakit adalah: a. Dinding terbuat dari bahan porselen atau keramik setinggi 1,50 meter dari atas lantai, b. c. d. e. f.



sisanya dicat dengan warna terang. Tinggi langit-langit antara 2,70 sampai 3,30 meter dari lantai. Lebar pintu minimal 1,20 meter dan tinggi minimal 2,10 meter. Ambang bawah jendela minimal 1,00 meter dari lantai. Semua stop kontak dan saklar dipasang minimal 1,40 meter dari lantai. Lantai terbuat dari bahan yang kuat, mudah dibersihkan, berwarna terang, dan tahan



terhadap perusakan oleh bahan kimia. g. Meja beton dilapisi porselen atau keramik dengan tinggi 0,8 sampai 1,00 meter. 2. Fasilitas Penunjang Fasilitas penunjang di Laboratorium pada umumnya harus memiliki: a. Kamar mandi/WC pasien dan petugas b. Penampungan/pengolahan limbah laboratorium c. Keselamatan dan keamanan kerja d. Ventilasi e. Air bersih dan mengalir f. Penerangan dan daya listrik 220 VA sampai dengan 3300 VA 2.11. Pengelolaan Logistik / Reagen Tujuan dari pengelolaan logistik adalah penggunaan reagen yang efektif dan efisien, penghematan dan ketersediaan reagen secara berkesinambungan. Macam atau jenis dari logistik atau reagen yaitu: a. Zat kimia yang digunakan adalah zat kimia/reagen tingkat analitis atau beberapa bahan kimia organik pada tingkat kimiawai murni yang telah melewati tahap pengujian sebelum dipakai rutin. b. Air yang digunakan sebagai pelarut adalah aquadest. Dasar pemilihan atau pertimbangan logistik atau reagen adalah sebagai berikut: 1. Kebutuhan, 2. Produksi pabrik yang telah dikenal, 3. Mempunyai masa kadaluarsa yang panjang, 4. Volume atau isi kemasan, 5. Digunakan untuk pemakaian ulang atau sekali pakai, 6. Mudah diperoleh dipasaran, 7. Nilai ekonomis, 8. Kelancaran dan kesinambungan pengadaan, dan Pelayanan purna jual (Wijono, dkk, 2004 ). 2.12 Kegiatan Pelayanan Kesehatan Pelayanan kesehatan yang dilakukan di laboratorium antara lain sebagai berikut: 2.12.1 Pelayanan Sampling Sampling adalah pengambilan atau pengumpulan sampel untuk keperluan pemeriksaan laboratorium. Kegiatan pelayanan sampling yang dilakukan selama Praktek Kerja Lapangan di laboratorium Klinik RSUD Jayapura meliputi pengambilan darah



kapiler, pengambilan darah vena, pemeriksaan masa perdarahan, dan pemeriksaan masa pembekuan. 1. Pengambilan Darah Kapiler Menurut Gandasoebrata (1985), untuk mengambil darah kapiler, pada orang dewasa pakailah ujung jari atau anak daun telinga. Pada bayi dan anak kecil boleh juga tumit atau ibu jari kaki. Tempat yang dipilih itu tidak boleh yang memperlihatkan gangguan peredaran darah seperti cyanosis atau pucat. Kesalahan-kesalahan lazim dalam memperoleh darah kapiler adalah sebagai berikut: a. Mengambil darah dari tempat yang menyatakan adanya gangguan peredaran seperti vasokonstriksi (pucat), vasodilatasi (oleh radang, trauma, dan lain-lain), kongesti atau b. c. d. e.



cyanosis setempat. Tusukan yang kurang dalam, sehingga harus diperas untuk memperoleh darah. Kulit yang ditusuk masih basah oleh alkohol. Tetes darah pertama dipakai untuk pemeriksaan. Terjadi bekuan dalam tetes darah karena terlalu lambat bekerja. Darah yang diperoleh dari pengambilan pada kapiler ini dapat digunakan untuk pemeriksaan yang menggunakan darah dengan volume yang sedikit, misalnya untuk



pemeriksaan Malaria, Hemoglobin, dan Hitung Jumlah Leukosit. 2. Pengambilan Darah Vena Menurut Gandaseobrata (1985), pengambilan darah vena pada orang dewasa biasanya menggunakan salah satu vena fossa cubiti, pada bayi dapat dilakukan pengambilan pada vena jugularis superficialis atau sinus sagittalis superior. Kesalahan-kesalahan lazim dalam memperoleh darah vena adalah sebagai a. b.



berikut: Menggunakan semprit dan jarum yang basah. Menggunakan ikatan pembendung yang terlalu lama atau terlalu keras sehingga terjadi



c. d.



hemokonsentrasi. Terjadi bekuan dalam semprit karena lambat bekerja. Terjadi bekuan dalam botol karena darah tidak tercampur semestinya dengan antikoagulan.Darah yang diperoleh dari pengambilan pada vena ini dapat digunakan untuk pemeriksaan yang menggunakan darah dengan volume yang lebih banyak atau pemeriksaan



yang membutuhkan plasma/serum, misalnya untuk pemeriksaan Darah Lengkap, Kimia Klinik, atau Serologi. 3. Pemeriksaan Masa Perdarahan (Bleeding Time) Masa perdarahan merupakan suatu test yang digunakan untuk menentukan waktu perdarahan pada ekstravaskuler yang memanfaatkan fungsi faktor-faktor hemostasis. Masa perdarahan ini biasanya dilakukan kepada pasien yang akan menjalani pembedahan. Menurut Gandasoebrata (2002), perdarahan yang berlangsung lebih dari waktu normal membuktikan adanya suatu kelainan dalam mekanismus hemostasis. Akan tetapi perlu juga menyadari kemungkinan lain, yakni tertusuknya suatu vena. Tusukan harus cukup dalam sehingga salah satu bercak darah pada kertas saring berdiameter 5 mm atau lebih. Percobaan dikatakan batal apabila tidak didapat bercak sebesar itu. Percobaan batal juga jika masa perdarahan kurang dari 1 menit. Kedua hal ini disebabkan karena penusukan yang kurang dalam. Waktu normal dari masa perdarahan adalah antara 1 – 6 menit. Masa perdarahan yang lebih dari normal atau berkepanjangan menadakan adanya defisiensi fungsi trombosit, dan dapat juga disebabkan oleh trombositopenia, (Sacher, 2002). 5. Pemeriksaan Masa Pembekuan (Clothing Time) Masa pembekuan adalah suatu uji untuk menentukan lamanya waktu yang diperlukan darah untuk membeku, dan hasilnya menjadi ukuran aktifitas faktor-faktor koagulasi darah, terutama faktor-faktor yang membentuk tromboplastin dan faktor yang berasal dari trombosit. Jika didapatkan kelainan, yaitu masa pembekuannya kurang atau lebih dari normal, maka pendapat itu menjadi indikasi lebih jauh untuk menyelidiki faktor pembekuan mana yang aktifitasnya berkurang, serta memeriksa jumlah dan fungsi trombosit. Nilai normal untuk masa pembekuan hendaknya ditentukan oleh tiap laboratorium. Tetapi pada umumnya ialah antara 9 sampai 15 menit. Masa pembekuan yang melebihi 20 menit dianggap abnormal (Gandasoebrata, 1985). 2.12.2 Pemeriksaan Parasitologi Pemeriksaan Parasitologi merupakan pemeriksaan-pemeriksaan yang memiliki sampel indikasi parasit, misalnya pemeriksaan helmintologi dan pemeriksaan sporozoa.



Pemeriksaan parasitologi yang dilakukan selama Praktek Kerja Lapangan adalah pemeriksaan Malaria. a. Pemeriksaan Malaria Malaria merupakan Penyakit Menular yang disebabkan oleh beberapa parasit plasmodium yang hidup dan berkembang biak dalam sel darah merah manusia, parasit plasmodium



antara



lain



Plasmodium



vivax,



Plasmodium



malariae,Plasmodium



Ovale,plasmodium falcifarum,yang ditularkan melalui nyamuk Anopheles Betina dari penderita malaria kepada orang lain, penyakit malaria dapat menyerang kelompok umur dan semua jenis kelamin, (Sutedjo, 2006). Menurut Widoyono (2005), dikenal empat spesies parasit penyebab malaria yang a. b. c. d.



menginfeksi manusia, yaitu: Plasmodium falciparum Plasmodium vivax Plasmodium malariae Plasmodium ovale Dari empat spesies di atas, hanya dua spesies yang paling banyak menyebabkan malaria di Indonesia, yaitu: a. Plasmodium falciparum Plasmodium falciparum merupakan parasit penyebab penyakit Malaria Tropika. Klasifikasi spesies ini adalah sebagai berikut: Kingdom : Animalia Filum : Protozoa Subfilum : Plasmodroma Kelas : Sporozoa Ordo : Coccidida Genus : Plasmodium Spesies : Plasmodium falciparum Menurut Widoyono (2005), hospes definitif Plasmodium falciparum adalah nyamuk Anopheles betina, dan hospes perantaranya adalah manusia. Parasit ini ditemukan didaerah tropik, terutama dibenua Afrika dan Asia Tenggara. Di Indonesia, parasit ini tersebar diseluruh kepulauan dan masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dibeberapa daerah Indonesia. Siklus hidup dari Plasmodium falciparum berlangsung secara seksual (Sporogoni) didalam tubuh nyamuk Anopheles betina dan secara aseksual (schizogoni) didalam tubuh



manusia. Siklus aseksual terjadi dalam eritrosit (schizogoni eritrosit) setelah sporozoit masuk kedalam sel hati. Tidak terdapat stadium eksoeritrosit yang menyebabken relaps jangka panjang (rekurens). Di dalam darah tepi dapat ditemukan stadium tropozoit yang akan berkembang menjadi schizon. Dalam waktu 24 jam, akan terjadi perkembangan schizogoni sehingga schizon yang telah matang akan mengisi 2/3 eritrosit dengan membentuk 8 – 24 merozoit. Eritrosit yang terinfeksi Plasmodium falciparum tidak membesar.



Diposkan oleh masran saimima di 12.26 Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest 5 komentar: 1. masran saimima1 April 2015 13.03 hello....??? Mr.blog Balas 2. masran saimima1 April 2015 13.04 Hay.....all apa kabar. Balas 3. farida sihotang9 Maret 2016 07.53 PUJI TUHAN, baik. terimakasih sdh mau berbagi ilmu. Balas



4. Nina Oktavia19 April 2016 02.13 terima kasih ilmunya sangat bermanfaat Balas 5. siti nur alifah27 Mei 2016 05.21 terima kasih, sangat bermanfaat Balas Muat yang lain... Beranda Langganan: Poskan Komentar (Atom)



Mengenai Saya



masran saimima Lihat profil lengkapku



laporan pkl lengkap Dilindungi UUD 1945. Template Awesome Inc.. Gambar template oleh molotovcoketail. Diberdayakan oleh Blogger. http://masran-saimima.blogspot.co.id/2015/04/laporan-praktek-kerja-lapanganlengkap.html