Laporan PKL Sistem Pelumasan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB III KAJIAN TEORITIS A. Pelumasan Pelumas atau yang disebut dengan oli merupakan bagian tak terpisahkan dari kendaraan bermotor. Tanpa pelumas, mobil secanggih apapun dipastikan tidak akan bisa bekerja. Pada manusia, pelumas adalah darah. Pelumas sangat menentukan kemampuan kerja sebuah mesin, baik otomotif maupun industri. Salah memilih pelumas bisa berakibat fatal. Bila mutu pelumas jelek dan tercemar, mesin bisa rontok dalam waktu dekat. Pemilihan dan penggunaan pelumas yang tepat akan sangat membantu kelancaran kerja dan keawetan sebuah mesin. Mengapa mesin sangat membutuhkan pelumasan? Jawaban yang paling sederhana adalah untuk mengatasi gesekan. Dua permukaan logam yang bergerak satu sama lain mempunyai gesekan. Fungsi pelumas adalah “memisahkan” dua permukaan logam yang saling bergesekan itu agar keausan dapat dikurangi. Jika tidak ada lapisan pelumas, bisa dibayangkan apa jadinya. Mesin bisa rontok ! Pelumas juga berfungsi untuk mendinginkan mesin yaitu dengan cara menyalurkan panas akibat gesekan dan pembakaran. Selain itu juga berfungsi untuk membersihkan mesin dengan cara mengangkut kotoran dan elemen logam yang nantinya akan “dititipkan” di filter oli setiap sirkulasi. Fungsi lain dari pelumas yang tidak kalah penting adalah untuk memaksimumkan kompresi dan mempertahankan tekanan. Jika tekanan yang hilang terlalu besar pembentukan seal (lapisan pelumas) yang tidak baik, mesin akan kehilangan tenaga sehingga konsumsi bahan bakar meningkat – yang berarti pemborosan biaya. Begitu vitalnya pelumas bagi kendaraan bermotor atau mesin-mesin industri sehingga memacu para ahli untuk tak hentinya berusaha menciptakan formula yang dapat menghasilkan suatu pelumas berkualitas tinggi. Dulu, selama berabad-abad, orang menggunakan lemak binatang untuk mengurangi gesekan pada bantalan roda gerobak atau kereta pengangkut. Namun seratus tahun belakangan ini – sejak ditemukannya minyak bumi,



perkembangan pelumas memasuki era baru. Hal ini sejalan dengan perkembangan teknologi mesin otomotif dan industri saat ini yang menuntut kecepatan mesin yang lebih tinggi. Mesin-mesin modern saat ini menghasilkan tenaga lebih besar, kapasitas tampung minyak pelumas di dalam mesin lebih kecil, temperatur operasi lebih tinggi dan juga menuntut interval pergantian pelumas yang lebih lama. a. Fungsi Pelumas : - Mengendalikan gesekan - Mencegah keausan - Mendinginkan mesin - Mencegah korosi - Memelihara mesin tetap bersih - Memaksimumkan kompresi, mempertahankan tekanan b. Gesekan dan Keausan : - Gesekan : Hambatan yang menahan gerakan pada dua permukaan yang saling berkontak dan bergerak relative. - Akibat dari gesekan : timbul keausan, kehilangan energi, timbul getara (bunyi) - Keausan : proses hilangnya sebagian material dari salah satu atau kedua permukaan yang saling berkontak dan bergerak relative. - Akibat dari keausan : mengurangi umur pakai mesin, mengurangi kinerja mesin c. Bahan dasar dan Aditif Bahan dasar pelumas adalah base oil, yang didapat dari crude oil (minyak mentah). Tapi tidak semua crude oil bisa diolah menjadi base oil. Hanya minyak mentah dari jenis parafinik saja yang menghasilkan base oil untuk bahan dasar pelumas. Sayangnya, minyak mentah jenis ini sangat terbatas kandungannya di perut bumi. Untuk mendapatkan pelumas yang sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan mesin, ke dalam base oil ditambahkan aditif. Aditif merupakan senyawa-senyawa kimia (chemical compound) dalam formulasi tertentu



yang ditambahkan ke dalam base oil untuk mendapatkan pelumas sesuai spesifikasi yang ditentukan. Komposisi base oil dalam pelumas berkisar 80% dan komposisi aditif sekitar 30%. Fungsi aditif bermacam-macam, antara lain untuk membersihkan mesin, mengurangi gesekan, meminimalkan keausan, mencegah karat, meningkatkan indeks kekentalan pelumas sehingga pelumas tetap mudah mengalir pada suhu rendah dan tidak encer pada suhu tinggi. Pelumas yang baik sudah mengandung aditif, karenanya pelumas yang baik tidak memerlukan tambahan aditif. d. Memilih Pelumas Perhatikan tingkat mutu dan kekentalannya saat ini banyak sekali jenis dan merek pelumas yang beredar di pasar, masing-masing menawarkan kelebihan. Karenanya tak jarang banyak pengguna pelumas yang bingung memilih pelumas yang sesuai untuk kebutuhan mesinnya. Sayangnya, tak semua pemakai pelumas memahami dasar penggunaan pelumas. Biasanya pemilik kendaraan pasrah saja dan mempercayakan urusan yang satu ini kepada para mekanik di bengkel. Apapun kata mekanik mereka terima begitu saja. Karena tak heran jika satu mobil sering berganti-ganti merek dan jenis pelumas, sesuai saran dan “kepentingan” mekanik. Lalu bagaimana sebenarnya cara memilih pelumas yang baik untuk mesin kendaraan? Minyak pelumas terdiri dari berbagai jenis. Dalam penggunaannya harus disesuaikan dengan persyaratan mesin yang telah ditentukan oleh pembuat mesin. Karena itu kenalilah mesin anda dan ketahuilah pelumas dengan spesifikasi apa yang direkomendasikan untuk digunakan. Mesinmesin diesel berbahan bakar solar seperti truk atau angkutan umum berbeda kebutuhan pelumasnya dengan mobil yang berbahan bakar bensin. Karena itu ada pelumas yang dirancang khusus untuk mesin bensin, ada pula yang dirancang khusus untuk mesin diesel. Tapi ada juga pelumas yang dapat digunakan untuk keduanya, untuk mesin bensin bensin sekaligus mesin diesel. Pelumas yang pada spesifikasinya tercantum kode ganda misalnya



SG/CD, berarti pelumas tersebut dapat digunakan untuk mesin bensin (dengan spesifikasi SG) dan mesin diesel (dengan spesifikasi CD). Penyebutan kode SG terlebih dahulu menyatakan bahwa pelumas tersebut lebih diutamakan untuk mesin bensin. Pelumas sangat menentukan kemampuan kerja sebuah mesin, baik otomotif maupun industri. Pemilihan dan penggunaan pelumas yang tepat akan sangat membantu kelancaran kerja dan keawetan sebuah mesin. Salah memilih pelumas bisa berakibat fatal. Dalam memilih pelumas ada dua hal yang harus diperhatikan dengan seksama yaitu : klasifikasi mutu pelumas (API Service) dan tingkat kekentalan pelumas (SAE). e. Klasifikasi Mutu Pelumas (API Service) Untuk mengukur standar mutu pelumas dipakai standar American Petroleum Institute (API) Service. American Petroleum Institute adalah sebuah lembaga resmi di Amerika Serikat yang diakui di seluruh dunia, yang membuat kategori pelumas sesuai dengan kerja mesin. Klasifikasi pelumas mesin berbahan bakar bensin ditandai dengan huruf S sedangkan untuk mesin diesel (berbahan bakar solar) ditandai dengan huruf C. Klasifikasi sesuai dengan tingkat kemampuan pelumas dimulai dari yang terendah adalah SA, SB, SC, SD, SE, SF, SG, SH, SJ dan SL (untuk mesin bensin) dan CA, CB, CC, CD, CE, CF-4, CH-4 dan CI-4 (untuk mesin diesel). Pelumas yang memenuhi standar mutu ditandai dengan pencantuman kata “API Service”, diikuti dengan klasifikasinya. Contoh : Pennzoil GT Performance Plus, API Service SJ. Pelumas dengan API Service SL lebih baik kemampuan kerjanya dari SJ. Pelumas dengan API Service SJ lebih baik dari API Service SH, demikian seterusnya, yang berlaku juga untuk mesin diesel. Pelumas dengan API Service CH-4 lebih baik kemampuan kerjanya dari pelumas API Service CF-4. Oleh pembuat mesin, setiap kendaraan sudah ditentukan spesifikasi apa yang harus digunakan, yang tercantum dalam buku manual. Menggunakan pelumas yang spesifikasinya lebih tinggi dari yang ditentukan oleh pembuat mesin, tidak jadi masalah. Tetapi sangat tidak



disarankan menggunakan pelumas dengan klasifikasi lebih rendah dari yang ditentukan karena akan berakibat kurang baik pada mesin. f. Tingkat Kekentalan (SAE) Untuk mengurangi gesekan dan keausan, dibutuhkan “lapisan” di antara dua permukaan yang bergerak untuk mencegah kontak langsung logam dengan logam. Lapisan pelumas ini diperlukan dengan ketebalan yang minimum. Ketebalan lapisan pelumas tergantung pada kekentalan. Kekentalan adalah karakteristik yang sangat penting dari pelumas. Kalau kekentalan pelumas tinggi, maka lapisan pelumas yang terbentuk akan tebal. Kalau kekentalan rendah, maka lapisan pelumas yang terbentuk akan tipis. Kalau standar API dipakai untuk mengukur standar mutu pelumas, maka untuk mengukur tingkat kekentalan pelumas dipakai standar SAE – Society of American Engineers. Dalam pelumas dikenal dua tingkat kekentalan yaitu : 1. Pelumas dengan kekentalan tunggal (mono grade) Monograde ditandai dengan satu angka SAE misalnya SAE 10, SAE 30, SAE 40, SAE 90, dll 2. Pelumas dengan kekentalan ganda (multi grade) Multi grade ditandai dengan dua angka SAE misalnya SAE 10W40, SAE 20W-50, dll Pelumas mono grade hanya memiliki satu tingkat kekentalan. Pelumas kategori ini memiliki rentang yang relative sempit atau kecil terhadap perubahan temperatur. Kini yang banyak digunakan adalah pelumas multi grade. Pelumas multi grade memiliki rentang kekentalan yang relatif luas atau lebar, sehingga lebih fleksibel beradaptasi terhadap perubahan temperatur. Contohnya pelumas SAE 20W-50. Huruf W pada SAE 20W-50 menunjukkan



bahwa



bila



pelumas



dipakai



pada



suhu



rendah



(W=winter/dingin), pelumas akan bersifat seperti pelumas SAE 20. Sementara angka 50 menunjukkan bahwa pada suhu tinggi (panas) pelumas bersifat seperti SAE 50.



Dibanding dengan pelumas mono grade, maka pelumas multi grade bisa disebut “dingin tidak beku, panas tidak cair”. Karena sifatnya yang fleksibel mempertahankan kinerja pada berbagai tingkatan suhu, maka pelumas



ini



relatif



cocok



dipakai



untuk



semua



mesin.



beberapa jenis pelumas yang beredar di Indonesia. Pelumas memegang peranan penting dalam desain dan operasi semua mesin otomotif. Umur dan service yang diberikan oleh mobil tergantung pada perhatian yang kita berikan pada pelumasannya. Pada motor bakar,pelumasan bahkan lebih sulit dibanding pada mesin-mesin  lainnya, karena di sini terdapat panas terutama di sekitar torak dan silinder, sebagai akibat leadakan dalam ruang pembakaran. Tujuan utama dari pelumasan setiap peralatan mekanis adalah untuk melenyapkan gesekan, keausan dan kehilangan daya. Tujuan lain dari pelumasan pada motor bakar adalah: 1. Menyerap dan memindahkan panas. 2. Sebagai penyekat lubang antara torak dan silinder sehingga tekanan tidak bocor      dari ruang pembakaran. 3. Sebagai bantalan untuk meredam suara berisik dari bagian-bagian yang bergerak. Pada sistem pelumasan terdapat beberapa macam sistem yang saling melengkapi agar terjadinya pelumasan yang baik di dalam suatu kendaraan. B. Fungsi Pelumasan 1. Mengurangi gesekan Mesin sepeda motor terdiri dari beberapa komponen, terdapat komponen yang diam dan ada yang bergerak. Gerakan komponen satu dengan yang lain akan menimbulkan gesekan, dan gesekan akan mengurangi tenaga, menimbulkan keausan, menghasilkan kotoran  dan panas. Guna mengurangi gesekan maka antara bagian yang bergesekan dilapisi oli pelumas (oil film).



2. Sebagai peredam Piston, batang piston dan  poros engkol merupakan  bagian mesin menerima gaya yang berfluktuasi, sehingga saat menerima gaya tekan yang besar memungkinkan menimbulkan benturan yang keras dan menimbulkan suara berisik. Pelumas berfungsi untuk melapisi antara bagian tersebut dan meredam benturan yang terjadi sehingga suara mesin lebih halus. 3. Sebagai anti karat Sistem pelumas berfungsi untuk melapisi logam dengan oli, sehingga mencegah kontak langsung antar logam dengan udara maupun maupun air dan terbentuknya karat dapat dihindari. Bagian bagian yang penting dari mobil yang memerlukan pelumasan adalah 1. dinding silinder dan torak 2. bantalan poros engkol dan batang penggerak 3. bantalan poros kam 4. mekanisme katup 5. pena poros 6. kipas pendingin 7. pompa 8. mekanisme pengapian Fungsi dari oli pelumas : 1. Mengurangi keausan engine agar minimum. 2. Mengurangi gesekan dan kehilangan tenaga yang diakibatkannya. 3. Memindahkan panas. 4. Mengurangi suara engine 5. Sebagai perapat. 6. Membersihkan kompone-komponen engine. C. Macam - macam sistem pelumasan Sistem pelumasan pada kendaraan baik mobil atau sepeda motor dapat kita kelompokkan menjadi 3 macam yaitu :



1. Jenis percik ( splash type) Pada jenis ini stang seher dilengkapi dengan sendok yang berada pada ujung bagian bawah dari stang seher . Sehingga saat  mesin berputar, maka sendok pemercik akan memercikan oli yang di bak oli ke dinding silinder dan bearing. Jenis ini memiliki konstruksi yang sangat sederhana , namun sulit untuk melumasi bagian - bagian yang memiliki celah lebih sempit. Karena itu sistem pelumasan tipe ini sudah tidak lagi digunakan. 2. Jenis tekanan ( pressure feed type ) Pada jenis ini sistem pelumasan menggunakan pompa oli yang berguna untuk mensirkulasikan minyak pelumas.  Jenis inilah yang sekarang digunakan



pada



kendaraan



baik



mobil



ataupun



sepeda



motor.



Adapun pompa oli yang digunakan ada bermacam - macam yaitu : 



model roda gigi ( gear type )







model trocoid  



3. Jenis kombinasi Pada sistem pelumas tipe ini adalah penggabungan dari sistem pelumas tipe 1 dan tipe 2 . D. Tipe-Tipe Penggunaan Sistem Pelumasan pada Mesin Bermotor 1. Engine 2 Langkah (2TAX) Dalam engine dua langkah, oli pelumas dicampurkan dengan sebuah perbandingan campuran dengan bahan bakar, dan dimasukkan dalam tangki. Campuran oli dan bahan bakar dikabutkan melalui karburator kedalam ruang engkol disini melumasi bagian-bagian bergerak engine. 2. Tipe system pelumasan panci kering Beberapa engine menggunakan sistem pelumasan panci kering. Oli pelumas dikumpulkan pada sebuah tangki atau penampung yang terpasang dilluar rangkaian engine. Pengaliran dilakukan dengan tekanan menuju rangkaian mesin oleh pompa oli pengalir dan disebarkan kebagian-bagian yang bergerak oleh saluran serambi utama atau pembuluh (saluran-saluran halus) dalam engine. Setelah melumasi komponen yang bermacam-macam,



oli jatuh dipanci oli dibagian bawah engine dimana sebuah pompa pembilas mengambil oli tersebut dan mengembalikan ke penampung / tangki oli untuk disirkulasikan ulang.



Gambar : 3 Sistem Pelumasan Panci Kering. 3. Engine stationer 4 langkah kecil Mesin-mesin stationer 4 langkah kecil seperti pemotong rumput, menggunakan sistem pelumasan tipe ciprat / percik. Ketika poros engine berputar, bantalan ujung besar batang torak terendam didalam penampung oli, memercikan oli disekeliling bagian-bagian setengah bagian bawah engine. Skop kecil terkadang dipasangkan pada ujung besar batang torak untuk membantu proses pengambilan oli. Apabila putaran engine meningkat bagian kabutan tipis oli menembus bagian-bagian bawah yang bergerak. 4. Sistem penyaringan tipe aliran penuh Sistem penyaringan tipe aliran penuh dan penyaringan tipe by-pass adalah bahwa sistem aliran penuh menggunakan sebuah elemen kertas atau model kaleng atau cartridge yang terpasang antara pompa oli dan saluran utama oli, untuk menyaring semua partikel ukuran besar sebelum menggores bantalan dan bagian-bagian penggerak lain.



Gambar : 4 Sringan Oli Aliran Penuh. 5. Sistem penyaringan tipe by-pass Sistem penyaringan tipe by-pass menggunakan sebuah elemen saringan serupa, terpasang pada sisi tekanan dari pompa dan oli yang disaring kembali ke panci oli. Sebuah pembatas dipasang sehingga kira-kira 10 % dari oli yang dialirkan pompa tersaring.



Gambar : 5 Saringan oli By-pass. 6. Sistem Pelumasan Mesin Tipe Tekanan sistem pelumasan mesin tipe tekanan memiliki tambahan sebuah saringan pengambil (saringan kasar) dari pengayak baja selain telah dilengkapi saringan oli dengan elemen kertas (saringan halus). Saringan tambahan ini dipasangkan pada panci oli pada sisi masuk pompa oli dan terdiri dari sebuah saringan kasar atau pengayak. Fungsi primernya adalah untuk



mencegah pertikel-pertikel besar terisap naik ke pompa oli atau saluran oli. Tipe-tipe perbedaan pompa oli pelumas: 1. Pompa roda gigi. 2. Pompa rotor. 3. Pompa sabit. Dua tipe indikator tekanan oli yang digunakan pada engine untuk menunjukkan kerusakan /gangguan tekanan oli : 1. Lampu peringatan. 2. Pengukur tekana oli. Beberapa pabrik memasang sebuah magnet kecil pada pengetap panci oli yang menarik dan memegang partikel-partikel logam besi untuk mencegah partikelpartikel tersebut masuk kepompa karena dapat menyebabkan kerusakan. Magnet akan dibersihkan ketika melakukan penggantian oli. 3.3  NAMA BAGIAN DAN FUNGSI



Komponen-komponen Sistem Pelumasan : Oil Pressure Switch             Suatu komponen yang berfungsi sebagai switch yang mengaktifkan lampu



peringatan bila tekanan oli tidak tercukupi pada saat mesin mobil dinyalakan. Oil Pump             Suatu komponen yang berfungsi untuk menarik oli yang berada di Oil Pump dan memompa oli tersebut ke seluruh bagian mesin mobil. Oil Strainer             Komponen yang berupa saringan oli dan terpasang di saluran masuk oli untuk memisahkan partikel yang besar dari oli. Karter atau panci oli             terletak pada bagian bawah engine untuk menyimpan oli yang diperlukan untuk pelumasan engine. Tutup pengisi oli             ketika dibuka, menyediakan sebuah ruang yang memungkinkan oli dapat dimasukan kedalam engine. Tongkat kedalaman             merupakan batang yang dapat dicabut dengan mudah yang digunakan untuk menjelaskan jumlah oli engine dengan benar. Katup pembebas tekanan oli             memungkinkan takanan oli yang berlebihan untuk kembali ke panci oli, termasuk ketika engine dingin (oli pekat), untuk mengurangi kemungkinan kerusakan komponen-komponen sistem pelumasan. saringan oli             dipasangkan untuk menghalangi partikel-partikel kotoran terbawa masuk oleh oli engine yang dapat menimbulkan kerusakan engine. Katup By-pass             dipasangkan yang memungkinkan oli tidak tersaring dan masuk ke engine dengan jalan pintas ketika saringan buntu/ penuh klotoran. Saluran Serambi Utama dan pipa-pipa,             sebagai dipelumas menuju engine. Pendinginan oli



            sesuatu yang dipasang untuk mendinginkan oli pelumas dengan memindahkan kelebihan panas dengan pendingin udara yang dilewatkan pada inti pendingin. Katup Ventilasi Ruang Engkol (Positif Crankcase Ventilation (PCV))             dirancang untuk membuang kebocoran asap yang dihasilkan oleh pembakaran-pembakaran yang masuk keruang engkol. Asap ini dihasilkan karena tekanan pada engine yang meningkat, dihasilkan karena kebocoran perapat oli pada silinder.



Gambar : 2 Positive Crankcase Valve (PCV)



3.4  CARA KERJA



Prinsip kerja sistem pelumasan:             Oli diangkat dari bak oli ( carter), oleh suatu sedotan, dari pompa oli yang digerakkan oleh perputaran roda gerigi yang diputarkan dengan perputaran poros engkol, melalui pipa hisap. Dari pompa oli, disalurkan melalui pipa pembagi, kemudian dialirkan ke suatu media pendinginan yang berupa pipa penunjang melingkar satu setengah ( 1 ½ ) lingkar dengan dinding bersirip untuk memperluas permukaan pipa sehingga proses pendinginan lebih lancar dari udara sekitarnya atau berupa radiator oli atau tanpa kedua sistem pendinginan tersebut, tergantung dari kapasitas diesel. Dalam hal yang terakhir ini oli hanya disalurkan ke dalam pipa yang cukup pendek saja ( y pass). Dari ini kotoran oli yang mungkin terbawa, baik dari luar maupun sirkulasi di dalam mesin sendiri. Sistem Pelumasan pada Rocker Arm dari klep, didapatkan melalui camp shaft, tappel dan push rod langsung menembus baud pengatur jarak rocker arm ( Rocker Arm Bearing) kemudian menetes keluar sejenak ditampung bak per klep ; melalui celah antara push rod dan pipa pelindung push rod, oli mengalir ke bawah menuju ke bak charter. Untuk pelumasan ada metal-metal dan juga dinding-dinding silinder, oli disalurkan



melalui pipa kapiler yang terdapat dalam dinding charter ( crank case), juga masuk ke dalam pipa yang sejenis dengan crank case)



Apabila mesin mulai distart, gesekan antara bagian-bagian mesin akan mengurangi tenaga mesin. Oli pelumas yang memberikan pelumasan secara tetap pada bagian-bagian mesin untuk mencegah dan membatasi keausan. Pelumasan ini dilakukan oleh sistem pelumasan mesin. 3.5  GANGGUAN-GANGGUAN A.PERUBAHAN WARNA MINYAK MESIN 1.Warna merah berarti minyak tercampur bensin 2.Warna kelabu berarti bercampur serbuk bantalan 3.Warna susu berarti bercampur dengan air 4.Warna coklat berarti bercampur dengan karbon B.Lima kondisi yang mengotori oli pelumas: 1. Kotoran karbon dari pembakaran engine. 2. Debu dan kotoran yang terbawa masuk ke engine oleh oleh udara atau bahan bakar. 3. Bagian yang halus dari logam, merupakan hasil dari keausan engine, menjadi



bercampur dengan oli. 4. Bahan bakar liar dan pembakaran menghasilkan kebocoran melalui ring-ring piston kedalam ruang engkoll. 5. Kondensasi / pengembunan air dari udara yang melalui engine. C.Kondisi yang terasa pada saat mesin hidup: 1.Mesin terasa tidak stabil karena tingkat kekentalan sudah mengurang 2.Apabila saringan oli bocor dapat mengakibatkan mengurangnya oli di dalam mesin 3.Bila pompa oli tidak berfungsi dapat mengakibatkan hal yang fatal yaitu turun mesin karena gesekan yang terjadi sangat keras pada komponen yang bergesekan 4.Tercampur dengan bahan material 5.Tercampur dengan air 3.6  Keselamatan kerja 1.Memakai baju praktek saat melakukan pekerjaan 2.Memakai sepatu bengkel agar terhindar dari kecelakaan 3.Memakai topi agar terhindar dari cairan benda  yang dapat mengakibatkan kecelakaan 3.Hati-hati dalam membongkar dan memasang komponen 4.Simpan komponen yang telah di bongkar di tempat yang agar tidak hilang atau ruksak 5.Teliti dalam mengamati/mengecek komponen yang akan di periksa agar tidak salah dalam membenarkan kerusakannya



BAB IV PELAPORAN PEMERIKSAAN CARA PEMERIKSAAN MINYAK PELUMAS 1. Tempatkan kendaraan ditempat yang rata 2. Apabila kendaraan habis perjalanan/ panas, tunggu 30 menit 3. Apabila kendaraan dalam kondisi dingin hidupkan 1-3 menit kemudian matikan 4. Tarik batang pengukur minyak dan bersihkan dengan kain lap, kemudian masukkan kembali dengan tepat. 5. Tarik kembali batang pengukur kemudian perhatikan : 6. Periksa volume minyak ,harus pada level F dan L pada batang pengukur 7. Periksa Viskositas (kekentalan minyak) dengan jari tangan 8. Periksa perubahan warna minyak mesin PENGUKURAN             Cara pengukuran minyak pelumas atau oli dapat di lakukan dengan cara menuangkan oli yang bekas dan baru ke dalam wadah berbeda,lalu lakukan percobaan dengan menumpah kan oli tersebut ke tempat yang datar.apabila oli menggumpal berarti oli tersebut masih bagus tingkat kekentalan nya,namun apabila oli berceceran oli tersebut sudah tidak layak pakai,karena apabila di pakai dapat mengakibatkan kerusakan pada komponen yang bergesekan dalam mesin KESIMPULAN GANGGUAN             Jadi gangguan pada pelumasan sangat lah berbahaya,karena pelumasan sangat penting dalam kinerja mesin.apabila sistem pelumasan tidak ada maka gesekan pada komponen akan sangat keras dan komponen akan cepat aus.



Memasang dan menyetel 1.Mengganti oli 1).Pertama-tama sebelum membuka baud pembuangan sediakan terlebih dahulu wadah untuk menampung oli yang akan dikeluarkan 2).Buka terlebih dahulu baud pembuangan oli pada panci oli dengan menggunakan kunci shock 17    3).Setelah oli keluar tunggu beberapa menit agar semua oli keluar yang ada di dalam mesin 4).Setelah oli keluar semua tutup kembali baut pembungan oli 5).Lalu buka temler/tutup pengisian oli yang ada di kepala silinder 6).Masukkan oli dengan menggunakan corong agar oli masuk dengan rapih 7).Setelah semua tertuang,tutup kembali temler/penutup pengisian oli 2.Pompa Oli Membongkar: 1).Turunkan terlebih dahulu oli seperti langkah penggantian oli 2).Buka baut yang ada pada panci oli menggunakan kunci letter T 10 3).Setelah terbuka,lepaskan pompa oli yang ada di dalam panci oli dengan menggunakan kunci letter T 12 Memasang: 1).Pasangkan kembali pompa oli pada blok mesin menggunakan kunci letter T 12 2).sebelum memasangkan panci oli,lapisi terlebih dahulu lapisan panci oli yang akan menempel pada blok mesin menggunakan threebonds agar tidak terjadi kebocoran 3).lalu pasangkan panci oli menggunakan kunci letter T 10 3.Saringan oli Membongkar 1).Lepaskan saringan oli yang menempel pada blok mesin dengan menggunakan kunci Timing Chain



Memasang 1).Sebelum di pasangkan kembali lihat terlebih dahulu saringan oli bila ada bahan material yang terdapat di dalam saringan oli 2).Setelah di cek,pasangkan kembali menggunakan kunci Timing Chain



BAB V KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN           Pelumasan merupakan sistem yang sangat penting dalam kinerja mesin,karena system pelumasan berfungsi untuk meredam gesekan atau melemaskan mesin pada saat mesin menyala,karena apabila tidak adanya system pelumasan akan terjadinya getaran yang kencang bila mesin di hidupkan             Namun gejala yang sering terjadi adalah kerusakan yang sangat fatal bahkan mesin bisa sampai over houl akibat oli yang tidak mengalir ke atas yang di sebab kan oli rusaknya pompa oli atau berkurang nya oli karena terjadi kebocoran. SARAN Dengan



segenap



kekurangan



keterbatasan



yang



di



miliki,



penulis  menyarankan bagi semua pembaca khususnya siswa/siswi SMK Ma'arif Garut  terutama adik kelas agar lebih semangat dan bersungguh-sungguh dalam  melaksanakan program yang di adakan di sekolah dan bagi semua teman  perjuangan



agar



tetap



bersemangat



dan



berjuang



dalam



mengembangkan  potensi diri dan menjaga nama baik sekolah. Sebuah karya pasti mempunyai kelebihan dan juga kelemahan penulis  merasa bahwa karya yang telah di buat ini masih banyak kekurangannya oleh karena itu penulis senantiasa mengharapkan saran dan kritik yang dapat  membangun semangat kami agar dapat membuat yang lebih baik dari sebelumnya.     Adapun saran dari penulis adalah sebagai berikut: 1.      kepada



pihak



sekolah



SMK



Ma'arif



Garut



agar



tetap



menyelenggarakan  program prakerin sebagai bekal kami dalam memasuki dunia industri di         kemudian hari.



2.      dan



kepada



pihak



sekolah



tingkatkan



lagi



kualitas



monitoring



demi  kenyamanan kita semua. 3.      pada



pihak



perusahaan



senantiasa berpartisipasi



dalam



membantu



hal



ini NUGRAHA



program



pendidikan



MOTOR agar terutama



tidak



segan  memberikan bekal ilmu di lapangan bagi peserta prakerin peran serta pihak  perusahaan turut membantu pula menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dan siap pakai di lapangan kerja nanti.