Laporan PKL Win Revisi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)



“PEMANFAATAN IRIGASI TETES PADA TANAMAN MELON”



Oleh :



WINE ANGELINA PUTRI 1811113013



PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN DAN BIOSISTEM FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS ANDALAS PADANG 2021



i HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 1.



Judul Program PKL



:



Pemanfaatan Irigasi Tetes Pada Tanaman Melon



2.



Pelaksana



a. Nama Lengkap



:



Wine Angelina Putri



b. No. BP



:



1811113013



c. Program Studi



:



Teknik Pertanian dan Biosistem



d. Fakultas



:



Teknologi Pertanian



3.



Waktu Pelaksanaan



:



13 Januari 2021 s.d 21 Februari 2021



4.



Lokasi Pelaksanaan



:



Gumilang Farm



5.



Alamat



:



Desa Sukajaya, Kecamatan Sukabumi, Kabupaten Sukabumi, Propinsi Jaw Barat



6.



Pembimbing Lapangan :



Teguh Gumilang, S.TP.



7.



Dosen Pembimbing



Dr. Delvi Yanti, S.TP, MP.



:



Batusangkar,



Maret 2021



Mahasiswa Bersangkutan,



Wine Angelina Putri No. BP. 1811113013



Menyetujui, Dosen Pembimbing PKL



Pembimbing Lapangan



Dr. Delvi Yanti, S.TP, MP.



Teguh Gumilang, S.TP.



NIP.198401232009122003



Owner Gumilang Farm



Mengetahui, Ketua Program Studi Teknik Pertanian dan Biosistem



Prof. Dr. Ir. Santosa, MP NIP.196407281989031003



KATA PENGANTAR Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan segala rahmat dan nikmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang dilaksanakan selama 40 hari di Gumilang Farm, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat. Penulisan laporan ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan Praktek Kerja Lapangan sekaligus sebagai bukti bahwasanya penulis telah melaksanakan PKL. Dalam penyusunan laporan Praktek kerja Lapangan (PKL) ini banyak bantuan dari berbagai pihak, dan pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih kepada : 1.



Bapak Teguh Gumilang sebagai Pembimbing Lapangan yang telah memberikan pengarahan dan ilmu selama praktek dilaksanakan.



2.



Bapak Dedi selaku konsultan yang telah membantu memberikan materi tambahan selama praktek kerja lapangan dan turut membimbing dalam kegiatan sehari-hari.



3.



Bapak Tatang dan seluruh pekerja yang telah membantu selama pelaksanaan PKL.



4.



Bapak Prof. Dr. Ir. Santosa, MP selaku Ketua Program Studi Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Andalas.



5.



Ibuk Dr. Delviyanti, S.TP, MP. selaku dosen pembimbing PKL.



6.



Orangtua penulis yang telah memberikan bantuan moril maupun materil sehingga PKL ini dapat terlaksana.



7.



Teman-teman yang mengikuti PKL di Gumilang Farm yang selalu memberikan support. Penulis menyadari masih banyak kekurangan yang terdapat pada laporan



akhir praktek kerja lapangan ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan adanya kritik dan saran untuk laporan akhir PKL selanjutnya. Penulis berharap semoga laporan akhir ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca. Batusangkar,



W.A.P



Maret 2021



DAFTAR ISI Halaman HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... i KATA PENGANTAR ...................................................................................... ii DAFTAR ISI ...................................................................................................iii DAFTAR TABEL ............................................................................................ v DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... vi I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 1 1.2 Tujuan.......................................................................................................... 2 1.3 Manfaat ........................................................................................................ 2 1.4 Waktu dan Tempat ....................................................................................... 3 II. DESKRIPSI TEMPAT PKL 2.1 Sejarah Perusahaan ..................................................................................... 4 2.2 Visi dan Misi Perusahaan ............................................................................ 5 2.3 Struktur Organisasi ..................................................................................... 6 2.4 Ruang Lingkup Kegiatan ............................................................................. 6 2.5 Aspek Produk………………………………………………………………… III.



ANALISIS



DATA



PEMANFAATAN



IRIGASI



TETES



PADA



TANAMAN MELON 3.1 Irigasi Tetes ................................................................................................. 8 3.2 Tanaman Melon (Cucumis melo L,.) ............................................................ 8 3.3 Metode Penelitian ........................................................................................ 9 3.3.1 Alat dan Bahan ................................................................................... 9 3.3.1 Prosedur Kerja.................................................................................... 9 3.3.2 Pengamatan ...................................................................................... 10



3.4 Hasil dan Pembahasan ................................................................................ 12 3.4.1 Hasil ................................................................................................ 12 3.4.2 Pembahasan .................................................................................... 12 IV. KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan ................................................................................................ 14 4.2 Saran.......................................................................................................... 14 DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….15 LAMPIRAN……………………………………………………………………16



DAFTAR TABEL



Tabel



Halaman



1. Nilai koefisien tanaman (Kc) melon pada berbagai tahap pertumbuhan ............ 7 2. Data bobot buah melon…………………………………………………………..



DAFTAR GAMBAR



Gambar



Halaman



1. Struktur organisasi Gumilang Farm .................................................................. 5 2. Skema pipa irigasi .......................................................................................... 5 3. Grafik pertambahan bobot melon 1 hingga tanaman melon 5………………… 4. Grafik pertambahan bobot melon 6 hingga 10………………………………….



BAB I PENDAHULUAN 1.1



Latar Belakang Praktek Kerja Lapangan (PKL) merupakan salah satu matakuliah wajib yang harus diambil mahasiswa untuk menyelesaikan studi di Prodi Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Andalas. Praktek Kerja Lapangan merupakan salah satu kegiatan yang dapat membantu mahasiswa mengetahui bagaimana pengalaman bekerja secara real, sehingga mahasiswa dapat mengetahui dan mengaitkan teori dan praktek yang didapat selama bangku perkuliahan dengan keadaan sebenarnya di lapangan. Selain itu, mahasiswa juga diharapkan dapat mengetahui dan memecahkan permasalahan yang ada di lapangan. Selama kegiatan ini mahasiswa diharapkan dapat memperoleh pengalaman sebanyak-banyaknya serta dapat berprilaku sebagai ilmuan yang bekerja dalam suatu institusi serta mampu menerapkannya dalam kehidupan dan berguna bagi orang banyak. Praktek ke lapangan menjadi salah satu program yang bertujuan untuk mendapatkan pengalaman kerja dalam suatu perusahaan / instansi pemerintah dan dapat mengimplementasikan teori yang diperoleh pada saat kuliah dan mempraktekkan ilmu tersebut di dunia kerja nyata. Gumilang Farm menjadi tempat pilihan yang penulis pilih dalam pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan saat ini karena berkaitan dengan hidroponik, irigasi tetes, dan juga bioflok. Gumilang Farm juga menjadi salah satu sumber edukasi bagi penulis untuk mengetahui dan memperdalam ilmu terkait urban farming. Urban farming sendiri merupakan kegiatan atau aktifitas yang dilakukan oleh masyarakat perkotaan untuk memenuhi kebutuhan pangan rumah tangga sekaligus memperoleh produk hasil pertanian yang berkualitas dari hasil olahan sendiri. Saat ini lahan yang terdapat di perkotaan semakin sempit, oleh karena itu urban farming dapat menjadi salah satu solusi yang tepat untuk ketahanan pangan, dapat dijadikan peluang usaha, dan juga menghemat pengeluaran. Sekurangkurangnya tujuan dari urban farming adalah untuk memenuhi kebutuhan pangan keluarga. Urban farming menjadi trend saat ini dikalangan masyarakat terlebih



pada saat pandemi, sehingga banyak masyarakat yang memanfaatkan waktu luang untuk bercocok tanam. Pemilihan topik penelitian berhubungan dengan irigasi tetes pada budidaya buah melon. System irigasi merupakan cara pemberian air pada tanah pertanian yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan air tanaman dengan jumlah dan waktu yang tepat. Ketersediaan air yang terbatas mendorong upaya penghematan dan harus ada efisiensi pemakaian air pada bidang pertanian. Oleh karena itu, irigasi tetes merupakan salah satu alternatif yang dapat digunakan untuk penghematan pemakaian air dalam kegiatan budidaya pertanian. Salah satu tanaman yang memiliki nilai ekonomi tinggi adalah tanaman melon. Melon merupakan tanaman yang sangat sensitif terhadap agroclimate yang ekstrem dan mudah terserang penyakit terlebih jika daerah tersebut sering terjadi hujan. Selain itu, buah melon juga membutuhkan perhatian yang lebih terlebih jika sudah terkena penyakit. Salah satu penyakit yang sering ditemukan pada buah melon adalah powder mildew yang bisa saja membuat tanaman mati dan pertumbuhan buah akan berhenti jika terlambat dilakukan penanganan. Oleh karena itu, greenhouse menjadi salah satu pilihan yang tepat untuk mengurangi resiko karena tanaman melon sangat sensifitif terhadap bakteri dan cuaca yang ekstem. Selain itu, penggunaan irigasi tetes pada tanaman melon sangat penting dilakukan terlebih tanaman tersebut berada di dalam greenhouse sehingga kebutuhan air tanaman harus dipasok agar dapat terjaga dan lebih hemat tenaga. Penyaluran dan penyediaan air untuk tanaman akan lebih sistematis dan terukur jika menggunakan sistem irigasi tetes. Besarnya kebutuhan air irigasi tergantung usia tanaman itu sendiri, begitupun dengan banyaknya nutrisi AB mix yang dipakai untuk memenuhi kebutuhan nutrisi tanaman tersebut. Banyaknya nutrisi AB mix yang dipakai pada setiap periode pertumbuhan tanaman melon pasti akan berbeda dari waktu ke waktu.



1.2



Tujuan



1.2.1



Tujuan PKL Tujuan dari pelaksanaan PKL ini adalah menyinkronkan ilmu dan teori yang



diperoleh selama perkuliahan, menambah ilmu dan pengetahuan baru mengenai



sistem irigasi tetes di lahan pertanian, serta dapat merasakan dan melatih kemampuan mahasiswa di dunia kerja (simulasi kerja). 1.2.2 Tujuan Topik PKL Adapun tujuan dari topik PKL mengenai pemanfaatan irigasi tetes pada tanaman melon yaitu dapat mengetahui bagaimana skema irigasi yang diterapkan pada penanaman melon dan mengetahui bagaimana pengaruh penggunaan irigasi tetes terhadap bobot buah melon. 1.3



Manfaat



1.3.1 Manfaat PKL Manfaat dari pelaksanaan PKL di Gumilang Farm adalah mahasiswa memperoleh gambaran dari system irigasi yang digunakan untuk budidaya, mahasiswa juga memperoleh informasi terkait system hidroponik yang digunakan, kemudian mahasiswa juga dapat menambah pengetahuan karena langsung terjun ke lapangan dan menerapkan ilmu yang dipelajari selama di perkuliahan, dan mahasiswa juga akan mendapatkan pengetahuan baru yang mungkin saja tidak didapatkan di bangku perkuliahan. 1.3.2 Manfaat Mempelajari Topik Manfaat yang didapatkan dari mempelajari topik ini adalah mengetahui bentuk dan ukuran instalasi drip irrigation pada tanaman melon, populasi tanaman yang dapat ditanaman di dalam greenhouse, volume air yang diberikan disetiap perkembangan tanaman melon, serta hal-hal apa saja yang harus diperhatikan sebelum dan pada saat penanaman buah melon berlangsung agar hasil panen yang didapatkan optimal dan tidak merugikan petani. 1.4



Tempat dan Waktu Pelaksanaan PKL Kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini dilaksanakan di Gumilang



Farm selama 40 hari terhitung dari tanggal 13 Januari 2021 sampai tanggal 21 Februari 2021. Kegiatan PKL ini dilaksanakan dari hari Sabtu hingga Kamis dari pukul 07.00 hingga 16.00 WIB.



BAB II DESKRIPSI TEMPAT PKL 2.1 Sejarah Perusahaan Gumilang Farm didirikan oleh tiga orang mahasiswa (Teguh Gumilang, Muhammad Furqan, dan Lovren Devter) pada sekitaran tahun 2008/2009 dengan tujuan memperoleh tambahan pemasukan bulanan untuk kuliah. Awal mula Gumilang Farm berdiri adalah dengan menjual jasa tenaga pembesaran ikan lele dengan modal awal yang dikumpulkan secara patungan sekitar lima ratus ribuan yang digunakan untuk menyewa kolam pembesaran ikan. Kemudian dari modal awal bersama yang hanya berjumlah lima ratus ribuan hanya terdapat satu kolom ikan, akhirnya pada tahun 2011 sudah semakin berkembang hingga memiliki 10 kolom ikan. Namun, pada tahun itu pula Gumilang Farm vakum karena beberapa pendiri memilih jalan berbeda. Hingga pada tahun 2015 Gumilang Farm kembali bergerak dan pada tahun 2015 Gumilang Farm resmi berdiri dan telah melebarkan sayapnya bukan hanya pada budidaya ikan saja tapi juga merambah ke pertanian konvensional, hidroponik, dan juga bioflok. 2.2 Visi dan Misi Perusahaan Gumilang Farm memiliki visi dan misi dalam menjalankan kerja adalah sebagai berikut : Visi : Pusat pelatihan budidaya bioflok dan hidroponik terkemuka di dunia. Misi: 1.Membangun sumber daya manusia yang tangguh, unggul dan bermartabat. 2.Melaksanakan tata kelola budidaya yang baik dan benar. 3.Mengoptimalkan nilai perusahaan dan kontribusi terhadap perusahaan serta tanggungjawab sosial. Pembentukan visi dan misi perusahaan sangat penting untuk dilakukan. Visi dan misi akan membuat perusahaan menjadi fokus terhadap apa yang ingin dicapai oleh perusahaan. Visi yang ditetapkan perusahaan tidak akan terlaksana dengan baik jika perusahaan tidak memiliki visi dan misi yang ingin dicapai. 2.3 Struktur Organisasi Owner (Teguh Gumilang)



Operasional



Marketing



Financial



Multimedia



(Ir. Dedi Haryanto)



(M. Khalid,SP)



(Atik N)



(Hardy) Hapriansya



Gambar 1. Struktur organisasi Gumilang Farm Sumber : Gumilang Farm 2.4 Ruang Lingkup Kegiatan Ruang lingkup selama melakukan kegiatan praktek kerja lapangan beralamatkan di Jl. Mayor Mahmud, Kampung Babakan Kiara RT. 23 RW. 09, Desa Sukajaya, Kecamatan Sukabumi, Kota Sukabumi, Provinsi Jawa Barat. Showcase Gumilang Farm merupakan suatu tempat produksi ikan air tawar, sayuran, dan buah segar. Selain itu Gumilang Farm juga menawarkan produk jasa yang ditawarkan berupa jasa pelatihan dan pendampingan budidaya ikan air tawar, open land, urban farming, dan juga hidroponik. Hasil dari showcase ini berupa produk yang siap untuk diperjualkan kepada konsumen dan sudah juga ada pasar tetap seperti lotte mart yang berlokasi di Jakarta serta dapat menjadi tempat pelatihan hidroponik, bioflok, dan lain-lain serta juga langsung terjun kelapangan. 2.5 Aspek Produk Produk yang dikembangkan dan ditawarkan oleh Gumilang Farm ada 2 jenis, yaitu produk fisik dan produk jasa. Produk fisik yang ditawarkan berupa ikan air tawar, sayuran dan buah segar. Sedangkan produk jasa yang ditawarkan berupa jasa pelatihan dan pendampingan budidaya ikan air tawar, open land dan hidroponik. Keunggulan yang dimiliki oleh produk segar yang ditawarkan oleh perusahaan adalah kualitas terbaik dengan pengawasan pada proses produksinya. Sedangkan keunggulan dari produk jasa yang ditawarkan adalah di tangani langsung oleh praktisi yang sudah bergelut lama dalam budidaya tersebut. Saat ini, untuk kapasitas produk fisik, Gumilang Farm memiliki kapasitas 200-400 kg per bulan untuk ikan segar, 1-2 ton sayuran dan buah segar per bulan. Sementara untuk kapasitas produk jasa, saat ini Gumilang Farm memiliki 2 pengajar tetap untuk pelatihan budidaya. 2.6 Teknologi Pertanian yang Ditangani Teknologi pertanian yang ditangani di Gumilang Farm adalah : 1. Irigasi mikro berupa irigasi tetes yang digunakan untuk penanaman cabai dan juga buah melon 2. Penerimaan jasa pembelian untuk urban farming berupa produk kit hidroponik (rockwool, instalasi hidroponik dengan system NFT dan DFT)



3. Penyediaan sayuran dan buah segar dengan kualitas baik dan harga terjangkau, salah satunya adalah kacang lurik yang memiliki motif garis berwarna merah pada biji kacang 4. Penyediaan pelatihan teknologi pertanian di bidang hidroponik, greenhouse, dan system irigasi mikro. 5. Konsultasi mengenai nutrisi AB Mix yang dapat digunakan sesuai tanaman yang ditanam, konnsultasi mengenai permasalahan pada produk



III.



PEMANFAATAN IRIGASI TETES PADA TANAMAN MELON 3.1 Irigasi Tetes



Irigasi secara umum didefenisikan sebagai penggunaan air pada tanah untuk keperluan penyediaan cairan yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanam– tanaman. Irigasi tetes (Drip Irrigation) merupakan salah satu teknologi mutakhir dalam bidang irigasi yang telah berkembang hampir diseluruh dunia. Teknologi ini pertamakali diperkenalkan di Israel, dan kemudian menyebar hampir ke seluruh pelosok penjuru dunia. Pada hakekatnya teknologi ini sangat cocok diterapkan pada kondisi lahan kering berpasir, air yang sangat terbatas, iklim yang kering dan komoditas yang diusahakan mempunyai nilai ekonomi yang tinggi (Bucks et al., 1982). Prinsip irigasi tetes atau yang sering disebut dengan Trickle Irrigation atau Drip Irrigation adalah irigasi yang menggunakan jaringan aliran dengan memanfaatkan gaya gravitasi. Jaringan irigasi tetes terdiri dari pipa utama, pipa sub utama dan pipa lateral. Pada ujung pipa lateral terdapat pemancar (emitter) yang digunakan untuk mendistribusikan air secara merata pada tanaman sesuai kebutuhan. Pemancar diletakkan di dekat perakaran sehingga tanah yang berada di daerah perakaran selalu lembab. Tujuan dari irigasi tetes adalah untuk memenuhi kebutuhan air tanaman tanpa harus membasahi keseluruhan lahan, sehingga dapat mereduksi kehilangan air akibat penguapan yang berlebihan, pemakaian air lebih efisien, mengurangi limpasan, serta menekan atau mengurangi pertumbuhan gulma (Hansen, 1986). Sedangkan kelemahan penggunaan irigasi tetes ialah seringnya terjadi penyumbatan pada penetes (emitter) yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman. Menurut Keller dan Bliesner (1990), komponen sistem irigasi tetes terdiri atas: 1.



Penetes, merupakan alat yang berfungsi untuk menyalurkan air dari pipa lateral ke tanah sekitar tanaman dengan debit air yang rendah.



2.



Pipa lateral merupakan tempat terpasangnya penetes.



3.



Pipa manifold atau sub utama merupakan pipa yang menyalurkan air ke pipa-pipa lateral.



4.



Pipa utama adalah komponen yang menyalurkan air ke pipa-pipa manifold



5.



Pompa dan tenaga penggerak berfungsi untuk mengangkat air dari sumber air menuju ke jaringan perpipaan untuk irigasi tanaman



6.



Komponen pendukung seperti katup, pengatuh tekanan, pengatur debit, tangki, dan system pengontrol. 3.2 Tanaman Melon Melon (Cucumis melo L,.) merupakan tanaman buah yang termasuk



kedalam family Cucurbitaceae. Banyak yang menyebutkan buah melon berasal dari Lembah Panas Persia atau daerah Mediterania yang merupakan perbatasan antara Asia Barat dengan Eropa dan Afrika. Tanaman ini akhirnya menyebar luas ke daerah Timur Tengah dan juga ke Eropa. Pada abad ke-14 melon dibawa ke Amerika oleh Columbus dan akhirnya ditanam luas di Colorado, California, dan Texas hingga akhirnya melon tersebar luas keseluruh penjuru dunia terutama di daerah tropis dan subtropics termasuk Indonesia. Tanaman Melon (Cucumis melo L.) termasuk yang bernilai ekonomi tinggi yang sering di budidayakan karena memiliki rasa yang cukup enak dan mempunyai kandungan gizi yang baik (Istiningdiyah et al., 2013). Di Indonesia buah melon termasuk buah yang diminati banyak orang, dan mempunyai pasar yang cukup bagus meski harganya tergolong tinggi dibanding harga rata-rata buah sejenis. Oleh karena itu konsumsi buah melon terus bertambah dari tahun ke tahun yang sangat mendukung perkembangan melon di Indonesia.Pada tahun 2010, produksi melon di Indonesia hanya sebesar 85.161 ton sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan melon di dalam negeri.Akibatnya 247.537 ton buah melon harus diimpor dari luar negeri (BPS, 2012). Bertanam melon dengan metode hidroponik cukup pupuler dan banyak diminati oleh masyarakat beberapa tahun belakangan ini, dimana kualitas buah yang dihasilkan lebih tinggi sehingga harga jualnya menjadi lebih tinggi pula. Bertanam hidroponik sangat bergantung pada sumber nutrisi dari bahan kimia / organik terlarut, lingkungan yang sehat bagi akar, pH air dan oksigen terlarut (Fathulloh, A.S, dkk, 2016). Menanam dengan teknik hidroponik harus memperhatikan pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi tanaman, dimana kandungan unsur hara makro dan mikronya harus tercukupi.



Tanaman Melon merupakan tanaman yang peka terhadap perubahan iklim, dan mudah sekali terserang penyakit. Sehingga memerlukan penanganan yang lebih intensif. Budidaya tanaman melon dengan system hidroponik merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan produksi melon yang berkualitas. Melakukan budidaya tanaman melon, selain memperhitungkan media tanam yang digunakan juga perlu memperhatikan pemberian air dengan teknik irigasi. Salah satu teknik irigasi yang dapat menghemat pemakaian air adalah teknik irigasi tetes, kita juga bisa melakukan pemberian air irigasi dengan jalan meneteskan air ke pipa-pipa di sepanjang larikan tanaman yang disebut dengan sistem Drip Irrigation. Dalam sistem drip irrigation ini, pemberian air irigasi sekaligus dikombinasikan dengan penambahan nutrisi pada tanaman melon. Sehingga dengan sistem drip irrigation dapat memberikan produksi yang optimal dan penggunaan air irigasi berlangsung lebih efesien dan efektif dalam budidaya tanaman melon Berikut nilai koefisien tanaman (Kc) melon pada berbagai tahap pertumbuhan : Tabel 1. Nilai koefisien tanaman (Kc) melon pada berbagai tahap pertumbuhan NO



Tahap Pertumbuhan



Lama (hari)



Nilai Kc



1



Tahap Awal (inisial)



10-15



0,65



2



Tahap pengembangan (development)



15-25



0,81



3



Tahap tengah musim (middle season)



10-20



0,97



4



Tahap akhir musim (late season)



15-20



1,16



5



Tahap panen (harvest)



Setelah 70-105



0,85



Sumber : google.com Melon merupakan buah non-klimaterik (tidak bisa diperam) dan dapat dipanen apabila tanaman menunjukkan tanda mulai dari aroma, tangkai buahnya yang retak, jaring pada melon sudah sempurna, dan umumnya dipanen setelah usia 75-90 HST. 3.3 Metodologi Penelitian 3.3.1 Alat dan Bahan



Adapun alat dan bahan yang digunakan selama pengamatan adalah timbangan digital, 10 sampel buah melon, ember, spidol meteran, gelas aqua plastik 220 ml, stopwatch, dan tds meter. 3.3.2 Prosedur kerja Adapun langkah kerja yang dilakukan selama pengamatan adalah dengan menimbang bobot 10 sampel tanaman melon dalam jangka waktu 10 hari berturut-turut. Setiap buah melon diberi penanda disetiap polybag dengan menggunakan spidol. Perhitungan bobot buah melon dilakukan dengan menggunakan bantuan timbangan digital. Dalam penimbangan bobot buah melon, ember dijadikan sebagai dasar untuk meletakkan timbangan karena permukaannya lebih datar, sehingga hasil timbangan buah melon lebih akurat. Meteran digunakan untuk pengukuran panjang dan lebar greenhouse, sedangkan gelas aqua plastik dan stopwatch digunakan untuk pengukuran debit air yang mengalir pada pipa irigasi, dan terakhir tds meter digunakan untuk mengukur besarnya Ec yang terkandung didalam nutrisi AB mix yang digunakan untuk memenuhi nutrisi buah melon. 3.3.3 Pengamatan Parameter-parameter yang diamati adalah sebagai berikut : a.



Jaringan Irigasi Greenhouse ini menggunakan irigasi tetes dimana terdapat 4 macam pipa



yang digunakan untuk mengaliri air dari tendon hingga sampai ke media tanam, yaitu pipa utama, pipa sekunder, pipa tersier, dan terakhir adalah emitter yang berfungsi untuk mengalirkan air langsung menuju media tanam (polybag). Ukuran diameter pipa utama sebesar ¾ inch, pipa sekunder ½ inch, dan pipa tersier yang digunakan memiliki diameter 5 mm. Pemberian air irigasi dilakukan sebanyak 3x setiap harinya. Waktu yang digunakan untuk pemberian air irigasi yaitu pukul 7 pagi, 12 siang, dan pukul 4 sore dimana pemberian air irigasi ini berkisar antara 10 hingga 15 menit disetiap penyiramannya. Berikut perhitungan besar debit yang dikeluarkan pipa irigasi tetes : Volume air (V) = 220 ml = 220 cm3 Waktu yang dibutuhkan untuk pengisian gelas aqua plastik (t) 220 ml = 4 menit 39 detik = 279 detik



Sehingga besar debit air : Q



=v/t = 220 cm3 / 279 detik = 0,7885 cm3/s



Sehingga volume air total yang dialirkan untuk 1x penyiraman selama 15 menit pada 1 polybag tanaman adalah : V



= 0, 7885 cm3/s x 900 detik = 709,677 cm3



Volume total untuk 3x penyiraman dalam 1 hari : V



= 3 x 709,677 cm3 = 2.129,031 cm3 = 2,13 liter/hari/polybag



Berikut skema pipa irigasi tetes buah melon saat pengamatan di greenhouse :



Gambar 2. Skema pipa irigasi Sumber : Hasil analisis pengamatan PKL Sumber air irigasi ini berasal dari air sumur yang digali didekat greenhouse. Air sumur dipompa dengan bantuan pompa air bertenaga 220 volt kemudian



mengalirkan air agar masuk kedalam tiga buah tendon dengan kapasitas volume masing-masing sebesar 520 liter. b.



Total populasi tanaman melon di dalam greenhouse



Diketahui : Luas greenhouse



= 17 m x 25m = 425 m2



Panjang bedengan



= 12 m



Lebar bedengan



= 50 cm



Lebar jalan



= 1 cm



Selokan



=1m



Jarak tanam



= 50 cm



Diameter polybag



= 40 cm



Luas 1 bedengan



= (pjg bedengan+jalan) x (lebar bedengan+selokan) = (12 m + 0,5 m) x (0,5 m + 1 m) = 12,5 m x 1,5 m = 17,5 m2



Jumlah bedengan



= (luas greenhouse : luas 1 bedengan) = 425 m2 : 17,5 m2 = 24 bedengan



Penanaman melon pada greenhouse ini menerapkan system double row (tanam dua baris), sehingga untuk satu polybag terdapat dua batang pohon melon yang ditanam. a. Maka populasi tanaman melon untuk 1 bedengan adalah : = (panjang bedengan : jarak tanam tanaman melon) x 2 = (12 m : 0,5 m) x 2 lubang tanam tiap polybag = (24 polybag) x 2 lubang tanam tiap polybag = 48 tanaman melon (dalam satu bedengan) b. Populasi tanaman pada bedengan yang tidak terpakai akibat pintu masuk greenhouse = (panjang bedengan : jarak tanam melon) x 2 = (10 m : 0,5 m ) x 2 = 20 polybag x 2 lubang tanam = 40 tanaman melon



Sehingga populasi tanaman melon yang tidak bisa ditanami adalah : = 48 tanaman melon – 40 tanaman melon = 8 tanaman melon c. Populasi tanaman melon untuk 1 greenhouse (belum dikurangkan dengan tanaman yang terpakai pada pintu masuk) adalah : = populasi tanaman melon dalam satu bedengan x total jumlah bedengan = 48 pohon melon x 24 bedengan = 1152 tanaman melon d. Populasi total tanaman melon dalam satu greenhouse : = 1152 tanaman melon – 8 tanaman melon = 1144 tanaman melon c. Media tanam Media tanam yang digunakan pada tanaman melon adalah arang sekam dan juga pupuk organik dengan perbandingan penggunaannya adalah 3 : 1, dimana arang sekam yang digunakan memiliki massa 3 kg sedangkan pupuk organic yang digunakan memiliki massa 1 kg. Tujuan penggunaan arang sekam pada penanaman melon secara hidroponik ini adalah karena arang sekam memiliki nilai C/N ratio 0. C/N ratio merupakan perbandingan antara massa karbon terhadap massa nitrogen pada suatu zat. Nilai c/n ratio akan semakin turun jika dilakukan pengomposan pada suatu zat tersebut. Salah satu cara yang digunakan untuk pengomposan sekam padi ini adalah dengan cara disanggrai jika kebutuhan arang sekam yang diinginkan tidak terlalu banyak. Nilai c/n ratio yang terdapat pada arang sekam padi ini sebesar 0, sehingga waktu yang diperlukan untuk penguraian tidak lama dan tanaman dapat langsung menyerap nutrisi AB Mix yang dialirkan melalui emitter tanpa harus menunggu waktu penguraian. Tujuan penggunaan pupuk organic adalah sebagai pengikat air yang lolos pada arang sekam. Selain itu, pupuk organic juga dapat dijadikan sebagai pupuk cadangan bagi tanaman melon.. 3.4



Hasil dan Pembahasan



3.4.1 Hasil Hasil penimbangan bobot buah melon selama 10 hari dapat dilihat pada tabel berikut :



Tabel 2. Data bobot buah melon



Melon (gram)



Umur (hst) 57



58



59



60



61



62



63



64



65



66



Sampel 1



860



963



1084



1121



1193



1205



1219



1227



1233



1238



Sampel 2



720



794



886



912



926



940



947



952



957



963



Sampel 3



926



1040



1076



1110



1134



1142



1152



1164



1171



1178



Sampel 4



683



763



897



960



982



993



1002



1009



1015



1019



Sampel 5



886



997



1064



1112



1130



1143



1148



1151



1158



1162



Sampel 6



893



961



1070



1093



1105



1116



1121



1126



1130



1136



Sampel 7



1067 1183



1243



1291



1302



1309



1313



1320



1325



1326



Sampel 8



761



864



906



949



976



991



1000



1006



1009



1011



Sampel 9



549



674



747



798



821



834



848



859



867



878



Sampel 10



434



560



615



654



675



689



715



725



730



737



Sumber : Hasil Analisis Data PKL



1400 1200



1000



melon 1



926 886 860 720 683



800



600



melon 2



melon 3 melon 4



400



melon 5



200 0 0



5



10



15



Gambar 3. Pertambahan bobot melon 1 hingga melon 5



1400 1200 1067



1000



melon 6 893 761



800 600



melon 7 melon 8



549 434



400



melon 9 melon 10



200 0



0



5



10



15



Gambar 4. Pertambahan bobot melon 6 hingga melon 10 3.4.2 Pembahasan Proses pengamatan bobot buah melon pada hari pertama terhitung sebagai 57 hari setelah tanam. Dari grafik dapat dilihat bahwa bobot buah melon selalu mengalami kenaikan selama 10 hari pengamatan data. Pertambahan bobot buah melon ini dipengaruhi oleh pemberian air dengan sistem irigasi tetes yang rutin dilakukan setiap harinya dan kebutuhan nutrisi AB Mix pada tanaman selalu terpenuhi melalui saluran pipa irigasi tetes yang dipasang pada setiap polybag sehingga pertambahan bobot buah melon selalu mengalami peningkatan. Pemberian air nutrisi yang teratur juga akan membantu tanaman melon dalam proses pembentukan jaring/net. Bobot buah melon terhitung dari 57 hari setelah tanam (pengamatan hari ke-1) hingga 61 hari setelah tanam (pengamatan hari ke-5) masih mengalami kenaikan yang cukup tinggi. Untuk usia 62 hari setelah tanam hingga 66 hari setelah tanam tetap terjadi kenaikan namun tidak terlalu signifikan. Hal ini biasanya dikarenakan pada saat usia tanam sudah melebihi 60 hari maka pertambahan bobot tanaman melon lambat laun mulai terhenti dan akan fokus ke proses pematangan buah. Selain itu, penurunan dari pertambahan bobot buah melon juga disebabkan oleh besarnya EC pada AB Mix yang diberikan untuk tanaman melon terhitung pada saat usia pematangan dikurangkan dari yang sebelumnya bernilai 2,5 menjadi 2. Hal ini dikarenakan pada saat usia pematangan, melon sudah tidak terlalu membutuhkan nutrisi dan fokus kepada tahap pematangan dan pemanisan



buah. Pemberian nutrisi AB Mix biasanya digunakan untuk menunjang tanaman melon selama tahap pertumbuhan. Pengurangan volume pemberian air dari nutrisi AB Mix pada irigasi tetes juga akan berpengaruh terhadap bobot buah melon yang dihasilkan. Pengurangan pemberian air dari irigasi tetes ini dikarenakan tanaman sudah mencapai tahap pematangan. Jika pemberian air dilanjutkan, maka buah melon akan memiliki kadar air yang sangat tinggi dan akan mempengaruhi tingkat kemanisan buah. Begitupun saat pemberian volume air irigasi tetes dikurangkan, maka bobot buah melon tidak akan mengalami pertambahan massa yang signifikan dikarenakan kadar air pada buah melon tidak akan bertambah pesat. Oleh karena itu dengan pengurangan pemberian volume air pada tahap pematangan melon akan membantu dalam tahap pemanisan buah. Pemberian air pada buah melon sengaja dikurangkan dengan tujuan membuat tanaman stress. Stress adalah kondisi saat tanaman tidak diberi air atau hanya diberi sedikit air, hal ini bertujuan agar tanaman sudah tidak fokus ke proses pertumbuhan lagi sehingga energi tanaman tidak habis dipakai untuk pertumbuhan dan lebih fokus terhadap pematangan dan pemanisan buah. Selain itu, tujuan membuat tanaman stress adalah agar kadar air yang terdapat pada buah melon tidak terlalu banyak, jika kadar air pada buah melon terlalu banyak hal ini juga bisa menjadi pemicu berkurangnya rasa manis pada buah melon. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil pengambilan data di lapangan yaitu pada saat menimbang bobot buah melon alas yang digunakan untuk meletakkan timbangan kurang datar. Penyebab lain juga dikarenakan buah pada tanaman melon terletak pada percabangan ke-7 hingga ke-11 membuat pengukuran sedikit sulit sehingga perlu alas seperti ember dan bangku untuk meletakkan timbangan.



BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1



Kesimpulan



Praktek Kerja Lapangan (PKL) adalah salah satu mata kuliah wajib yang harus diambil oleh mahasiswa dalam menyelesaikan studi perkuliahan di Prodi Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Andalas, dengan tujuan agar mahasiswa memperoleh wawasan yang luas, pengalaman bekerja, sekaligus menambah pengetahuan dengan mengetahui permasalahan yang terjadi di lapangan dan bagaimana penyelesaiannya. Selain itu, mahasiswa juga dapat menyinkronkan ilmu yang telah didapat selama di bangku perkuliahan dengan kondisi nyata pada lapangan, sehingga mahasiswa dapat memperoleh pengalaman praktek dan mengetahui kapasitas diri sebelum masuk ke dunia kerja. Penggunaan irigasi tetes pada buah melon memiliki dampak yang bagus terhadap pertumbuhan tanaman melon. Irigasi tetes bermanfaat dalam penyediaan air dan juga untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pada tanaman melon. Pada grafik dapat dilihat bahwa bobot buah melon selalu mengalami peningkatan setiap harinya. Pertambahan bobot buah melon disebabkan oleh bertambahnya kadar air pada buah yang terjadi karena terpenuhinya kebutuhan air dan nutrisi pada tanaman melon. Selain itu, pembentukan net/jaring pada tanaman melon juga mempengaruhi penambahan bobot buah melon itu sendiri. 4.2



Saran



1. Perlunya koordinasi antara mahasiswa dengan staf atau teknisi di tempat PKL pada saat melakukan kegiatan agar lebih baik lagi. 2. Pembimbing lapangan sebaiknya memberikan bimbingan atau arahan terlebih dahulu dan menata kegiatan apa saja yang akan dilakukan oleh mahasiswa selama melaksanakan PKL 3. Perusahaan meningkatkan lagi sumber daya manusianya sehingga selama bercocok tanam tidak melulu soal tanam-tuai akan tetapi bagaimana kualitas dari produk yang dihasilkan dapat masuk menuju market place yang bagus dan perusahaan tidak mengalami kerugian.



4. Perlunya perawatan terhadap peralatan kerja yang ada, sehingga umur simpan dari peralatan akan lebih lama. 5. Pertahankan keramahan dan kedekatan antar pekerja dengan mahasiswa PKL.



DAFTAR PUSTAKA BPS, 2012. jemberkab.bps.go.id/. Diakses tgl 6 Maret 2021. Bucks, D.A., F.S. Nakayama, & A. W. Warrick. 1982. Principles, practice and potentialities of trickle (drip) irrigation. Advance in Agronomy. Vol. 1: 219 – 297. Hansen, V. E., O. W. Israelsen, dan G.E. Stringham. 1979. Irrigation Principles and Practices. New York. John Wiley and Sons. Istiningdyah, A, Y. Tambing dan M. U. Bustami. (2013). Pengaruh BAP dan Kasei Hidrolisat Terhadap Pertumbuhan Tunas Melon (Cucumis melo L.) Secara In Vitro. e-J. Agrotekbis 1 (4) : 314-322, Oktober 2013 Keller, J., & Bliesner, R.D. 1990. Springkler and Trickle Irrigation. New York. Van Nostrand Reinhold



LAMPIRAN Lampiran 1. Surat dari Prodi Teknik Pertanian



Lampiran 2. Surat Balasan dari Gumilang Farm



Lampiran 5. Kegiatan Harian Hari/ Tanggal Rabu/



Kegiatan Pengenalan dan kontrak kerja



13 Januari 2021 Kamis/ 14 Januari 2021 Sabtu/



Membersihkan kacang lurik menggunakan air tekanan tinggi Diskusi bersama owner gumilang farm



16 Januari 2021 Minggu/



Penyemaian bibit terong ke tray semai



17 Januari 2021 Senin/



Kunjungan ke Naina farm



18 Januari 2021 Selasa/ 19 Januari 2021



Rabu/ 20 Januari 2021 Kamis/ 21 Januari 2021



Sabtu/ 23 Januari 2021



Minggu/



Packing kacang lurik dan pemberian materi dari pembimbing lapangan



Penyemaian kangkung, pakcoy, dan bayam pada rockwool Materi



perhitungan



populasi



tanaman



pembimbing lapangan



Pemisahan biji edamame yang telah dijemur dari kulitnya dengan cara diinjak hingga biji keluar



Pengukuran pada tanaman hasil semaian



24 Januari 2021 Senin/



Diskusi bersama kepala desa



25 Januari 2021 Selasa /



Materi dari pembimbing lapangan



26 Januari 2021 Rabu/ 27 Januari 2021



dari



Pengolahan tanah dengan hand tractor



Kamis/ 28 Januari 2021



Sabtu/ 30 Januari 2021



Minggu/



Pembuatan bedengan dan penggemburan tanah dengan hand tractor



Pembersihan lahan (greenhouse) dari rerumputan liar



Penyemaian biji lettuce kedalam tray semai



31 Januari 2021 Senin/ 1 Februari 2021 Selasa/ 2 Februari 2021



Rabu/ 3 Februari 2021



Kamis/



Materi dan diskusi topik pkl dengan pembimbing lapangan Penambahan nutrisi AB Mix untuk tanaman kangkung, pakcoy, dan bayam yang telah tumbuh



Pemisahan biji edamame yang layak tanam dengan yang tidak layak tanam



Diskusi dengan pembimbing lapangan



4 Februari 2021 Sabtu/



Pemberian pupuk kimia pada lahan



6 Februari 2021 Minggu/ 7 Februari 2021 Senin/ 8 Februari 2021 Selasa/ 9 Februari 2021 Rabu/ 10 Februari 2021 Kamis/ 11 Februari 2021



Penambahan pupuk kandang pada setiap bedengan yang terdapat di dalam greenhouse Pemasangan mulsa pada bedengan yang telah diberi pupuk kimia dan pupuk kandang Pemasangan



pipa



irigasi



tetes



untuk



setiap



bedengan Pemasangan emitter pada pipa sesuai jarak yang telah ditentukan Pengujian tingkat kemanisan buah melon dan juga pengampasan benih oyong sebelum ditanam



Sabtu/ 13 Februari 2021 Minggu/



Pengolahan tanah pada lahan terbuka menggunakan traktor roda 4 Pelubangan pada mulsa



14 Februari 2021 Senin/ 15 Februari 2020 Selasa/



Pengamatan terkait berapa ppm dan juga nilai Ec pada nutrisi AB Mix sekaligus penggunaan tds meter Diskusi dengan pembimbing lapangan



16 Februari 2020 Rabu/ 17 Februari 2020 Kamis/



Pemindahan



bibit



tanaman



melon



kedalam



bedengan Pengocoran pupuk pada tanaman terong



18 Februari 2020 Sabtu/



Pemasangan ajir untuk tanaman kacang



20 Februari 2020 Minggu/ 21 Februari 2020



Penyemprotan gulma menggunakan roundup



Lampiran 6. Dokumentasi



Pembersihan kacang lurik dengan air bertekanan tinggi



Penyemaian benih terong kedalam tray semai



Penyemaian benih kangkung kedalam rockwool



Peracikan nutrisi AB mix kedalam ember



Pemindahan tanaman dan pemberian nutrisi AB Mix kedalam wick sistem system wick



Penyemaian benih lettuce kedalam tray semai



Pemisahan antara biji edamame yang layak tanam dengan yang tidak layak tanam



Pemotongan pipa irigasi



Pengikisan edible coating pada benih oyong



Pemasangan rotan pada tepi bedengan agar plastik mulsa tegang dan tidak kendur



Menimbang massa buah melon



Penimbangan bobot buah melon



Pengukuran panjang greenhouse



Salah satu sampel melon yang diamati



Pemindahan bibit buah melon kedalam lubang bedengan



Tanah hasil olahan menggunakan traktor



Pengamatan hasil timbangan buah melon



Penimbangan bobot buah melon



Foto bersama owner Gumilang Farm



Packing kacang lurik



Greenhouse yang usai diberi pupuk kimia



Pengolahan lahan menggunakan traktor roda empat



Pengukuran besarnya Ec dan ppm nutrisi AB mix untuk buah melon menggunakan tds meter



Diskusi bersama bapak kades