Laporan PKP Bab 1, 2, 3 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BELAJAR ANAK MELALUI MEDIA PAPAN ANGKA PAUD KARYA BERSAMA







DI SUSUN OLEH : NAMA NIM



: Neska Yunita : 826243078



LAPORAN PEMANTAPAN KEMAMPUAN PROFESIONAL PAUD4501



PROGRAM STUDI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UPBJJ-UNIVERSITAS TERBUKA PALEMBANG TAHUN 2020.2



LEMBAR PENGESAHAN



UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KREATIVITAS DAN SAINS ANAK MELALUI METODE EKSPERIMAN DENGAN MEDIA BAHAN ALAM DI TKIT MUFIDATUL ILMI, BANYUASIN



Palembang, .... Mei 2021



SUPERVISOR 1



MAHASISWA



SHOMEDRAN, M.Pd. NIP.



Neska yunita Nim : 826243078



LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT



Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa laporan Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP) yang saya susun sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan dari Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (PGPAUD) Universitas Terbuka merupakan hasil karya saya sendiri. Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan laporan PKP yang saya kutip dari hasil karya orang lain telah dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah, dan etika penulisan ilmiah. Apabila di kemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian laporan PKP ini bukan hasil karya saya sendiri atau adanya plagiat dalam bagian tertentu. Saya bersedia menerima sanksi, termasuk pencabutan gelar akademik yang saya sandang dan sanksi-sanksi lain sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku.



Palembang, Mei 2021 Yang membuat pernyataan Materai 6000 Neska Yunita NIM : 826243078



KATA PENGANTAR



Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Penulisan Laporan Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP) di TKIT Mufidatul Ilmi Banyuasin. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada: 1. Rektor Universitas Terbuka dan Kepala UPBJJ Palembang. 2. Bapak Shomedran, M.Pd., selaku dosen pembimbing mata kuliah Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP) yang telah meluangkan waktu untuk mendidik dan membimbing dalam penulisan laporan ini. 3. Kedua orang tua, suami, anak-anak dan rekan sejawat, yang telah memberi dorongan dan bantuan baik material maupun spiritual sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik. 4. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian laporan ini.



Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik dari pembaca senantiasa kami harapkan. Semoga Laporan Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP) ini bermanfaat bagi peningkatan pendidikan dan peningkatan kemampuan mengajar penulis sebagai guru, serta dapat berguna dalam meningkatkan pembelajaran yang inovatif.



Palembang, Penulis,



Neska Yunita



ABSTRAK



DAFTAR ISI



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Anak Usia Dini sebagaimana yang dinyatakan dalam undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 14 adalah uoaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pedidikan untuk pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memilikiki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Hakikatnya pendidikan merupakan belajar yang berlangsung sepanjang hayat. Oleh karena itu pendidikan harus dilakukan sejak dini melalui program pendidikan anak usia dini (PAUD) sampai lanjut uisa. Untuk mewujudkanny amaka dipersiapkan pola pendidikan, pengasuhan dan pengembangan Anak Usia Dini secara terencana, terpadu dan menyeluruh yang melibatkan semua komponen yang dapat mempengaruhi tumbuh dan berkembangnya anak usia dini (Saripudin, 2017:1). Pola pembelajaran anak usia dini di satuan-satuan PAUD yang sebelumnya dilakukan dengan pelibatan aktif dari pendidik dan peserta didik melalui kegiatan bermain sambil belajar karena adanya coronavirus disease atau covid-19, semua aktivitas itu di rumahkan. Pemberian stimulasi perkembangan untuk perkembangan kognitif, fisik motorik, sosial emosional, agama dan moral serta seni harus dilakukan di rumah masig-masing peserta didik. Pemberian stimulasi terhadap perkembangan anak usia dini dilakukan secara efektif dan efisien oleh pendidik PAUD mengguanakan beragam media sebagai sarana pembelajaran dengan prinsip bahwa aktifitas utama anak adalahbermain sambil belaja. Zaini menyatakan bahwa



metode pembelajaran untuk anak usia dini adalah bermain menyatakan bahwa



metode pembelajaran untuk anak usia dini adalah bermain (Zaini, 2015). Bermain sebagai aktivitasa utama anak untuk mempelajari dan menyelami pengalaman yang dimiliki agar anak mendapatkan pengetauan baru.



Dan salah satu aktivitas pembelajaran yang bisa dilakukan dirumah sebagai



pengalaman dan pengetahuan adalah dengan bermain Sains yang bisa dilakukan di lingkungan rumah dan dengan bahan-bahan yang ada dilingkungan rumah juga tentunya. Sains adalah ilmu yang dapat diuji (hasil pengamatan sesungguhnya) kebenarannya dan dikembangkan secara konsisten dengan kaidah-kaidah tertentu berdasarkan kebenaran atau kenyataan semata sehingga pengetahuan yang dipedomani tersebut boleh dipercayai, melalui eksperimen secara teori mengartikan bahwa sains merupakan suatu proses maupun hasil atau produk serta sebagai sikap.



Sains berkaitan dengan mencari tahu tebtang alam sesmesta secara sistematis bukan hanya kumpulan pngetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip saja, tetapi juga merupakan proses penemuan yang menekankan pada pengalaman secara langsung. Sains merupakan proses mencari dan menemukan suatu kebenaran melalui ilmu pengetahuan. Tujuan pembelajaran Saisn adalah agar anak mampu sevara aktif memahami informasi tantang apa yang ada disekitar lingkungan tempat tiggalnya. Dalam Peraturan Mentri pendidikan No. 58 tahun 2009 tentang Standar Pedidikan Nasional Anak Usia Dini ditetapkan indikator perkembangan keterampilan sains anak yang dapat dicapai melalui pembelajaran sains sebagai berikut :



INDIKATOR 1. Memiliki perilaku yang mencerminakan sikap ingin tahu 2. Melakukan aktivitas eksploratif dan menyelidik 3. Melakukan inisiatif untuk melakukan eskperimen diluar interuksi guru 4. Menceritakan apa yang terjadi setelah eksperimen dilakukan. Sumber: Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomer 58 Tahun 2009



Sains memungkinkan anak melakukan eksplorasi terhadap berbagai benda, baik benda hidup maupun benda mati. Selain itu juga dapat melatih anak menggunakan panca inderanya untuk mengenal berbagai gejala benda benda dan peristiwa. Untuk menunjang terjadinya proses tersebut guru harus menyiapkan metode yang tepat dalam pembelajaran. Anak usia dini membutuhkan metode yang dapat membuat mereka berinteraksi langsung dengan kegiatan yang dilakukan.



Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan peneliti dilapangan dilakukan pada tanggal .... sampai.... pada murid Kelompok B di TKIT Mufidatul Ilmi tergambarkan bahwa kemampuan kreativitas dan Sains anak khususnya di bidang kemampuan proses sains belum sepenuhnya berkembang dengan baik. Guru lebih sering menggunakan metode pemberian tugas menggunakan Lembar Kerja Anak (LKA) dan majalah TK sehingga kurang memuaskan karena aktivitas pembelajaran yang dilakukan guru masih tidak kondusif, hal ini diketahui ketika peneliti mengajak anak untuk melakukan suatu permainan sains atau sebuah percobaan sederhana, anak tampak kesulitan ketika diminta menceritakan hasil percobaan jika sebuah balon ditiup dan dilepaskan. Proses pembelajaran sains yang dilakukan masih menggunakan metode ceramah, guru menceritakan percobaan sains melalui buku cerita bergambar atau majalah. Hal ini menyebabkan anak tidak dapat mengembangkan pengetahuannya dan rasa ingin tahu mereka, anak hanya berimajinasi dan membayangkan saja proses percobaan yang diceritakan guru.



Pembelajaran sains lebih banyak di dominasi oleh guru dengan memberikan contoh percobaan tanpa melibatkan anak dalam kegiatan, hal ini membuat anak susah bereksplorasi dengan media yang ada di sekeliling anak. Berdasarkan hasil pengamatan peneliti di kelompok B TKIT Mufidatul ilmi yang terdiri dari 14 orang anak menunjukkan bahwa masih banyak anak yang memiliki kekurangan dalam kemampuan proses sains belum berkembang. Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan oleh peneliti di kelas B pada bulan Agustus-Oktober 2020 ditemukan adanya keterlambatan dalam kemampuan kreativitas dan pengetahuan sains bahwa terdapat 9 dari dari 14 anak yang hasil belajarnya belum memenuhi kriteria. Sehingga yang sudah berhasil dengan kriteria baik hanya sekitar 5 orang anak saja. Hal ini terlihat dari beberapa anak yang memiliki proses sains pada aspek mengamati,



mengklasifikasikan, mengkomunikasikan serta penggunaan alat dan pengukuran masih mendapat kriteria belum optimal. Berdasarkan hasil pengamatan menunjukkan bahwa dalam proses pembelajaran sains, guru sudah dapat mentransformasikan pembelajaran dengan baik kepada anak hanya pada proses sains dalam mengamatiyang mampu berkembang maksimal. Disamping itu terdapat pula kekurangan pada saat proses pembelajaran antara lain, kurangnya menerapkan strategi pembelajaran yang bervariasi, kurangnya memberikan pengantar penyampaian awal tentang tema dan juga kurangnya dalam pemberian motivasi pada siswa dalam memasuki keiatan inti pembelajaran. Selain itu masih kurangnya penggunaan media sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran. Hal ini terlihat guru masih sering memanfaatkan media papan tulis dan juga buku sebagai media pembelajaran sains. Untuk meningkatkan kemampuan



sains yaitu dengan menngunakan alat bantu pembelajaran atau yang biasa dikenal dengan media pembelajaran. Selain itu sebaiknya guru harus mampu menerapkan strategi pembelajaran yang melibatkan keaktifan anak sebagai pelaku dalam proses pembelajaran yang berpusat pada anak. Melihat pentingnya pembelajaran sains terhadap aspek perkembangan anak maka diperlukan metode atau strategi yang baik dalam pembelajaran sains yang masih harus dikembangkan khususnya dalam dimensi proses, maka dari itu staregi atau metode pebelajaran diarahkan kepada metode eskperimen. Melalui metode eksperimen, anak dapat berinteraksi langsung dengan kegiatan yang diberikan oleh guru dan membuat eksperimen-eksperimen terutama dalam bidang sains. Dengan begitu diharapkan anak dapat memahami proses dari kegiatan eksperimen mencampur , mengerti konsep-konsep sains, dan tentunya mendukung kemampuan kognitif anak dalam keterampilan pembelajaran sains. Di samping itu penggunaan metode eksperimen juga memudahkan guru karena dapat menggunakan media yang ada di lingkungan sekitar. Dalam hal ini metode



eksperimen yang dilakukan di TKIT Mufidatul Ilmi menggunakan alat bantu pembelajaran atau media dengan memanfaatkan bahan alam yaitu air. Dengan kegiatan eksperimen meggunakan media air, diharapkan anak dapat lebih tertarik dan termotivasi kegiatan belajarnya dengan mengamati media yang digunakan serta perubahanperubahan yang terjadi pada media tersebut ketika kegiatan eskplorasi dilakukan. Dengan begitu metode eskperimen ini dapat meningkatkan kemampuan Sains anak di TKIT Mufidatul Ilmi. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian deskkripsi latar belakang masalah diatas maka rumusan masalah pada peneiltian ini adalah : “Bagaimana upaya penerapan metode eksperimen dapat meningkatkan kemampuan kreativitas dan Sains anak di TKIT Mufidatul Ilmi Banyuasin?”



C. Tujuan Penelitian Tuujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah, untuk mengetahui peningkatkan pengetahuan dan kemampuan sains pada anak di TKIT Mufidatul Ilmi melalui metode eksperimen menggunakan media bahan alam air. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat secara teoritis :



2. Manfaat praktis hasil penelitian ini adalah : 1.



Bagi Siswa



Untuk meningkatkan hasil belajar dalam mengembangkan kemampuan sains mengenai konsep eksperimen sederhana , meningkatkan kemampuan motorik halus dan aspek sosial emosionalnya sehingga anak mampu berinteraksi dengan teman, orang tua, dan guru secara optimal. 2.



Bagi Guru



Penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan guru dalam pembelajaran dengan menggunakan alat permainan edukatif, serta memotivasi guru dalam menciptakan modelmodel pembelajaran dan media pembelajaran. 3.



Bagi Sekolah



Dengan harapan hasil penelitian ini dapat memberikan masukan kepada TKIT Mufidatul Ilmi Banyuasin guna meningkatkan prestasi dan mutu pendidikan.



BAB II KAJIAN PUSTAKA



A. Pengertian Peningkatan Menurut seorang ahli bernama Adi S (2003:67) peningkatan berasal dari kata tingkat. Yang berarti lapis atau lapisan dari sesuatu yang kemudian membentuk susunan. Dalam kamus bahasanya istilah peningkatan berasal dari kata tingkat yang berarti berlapis-lapis dari sesuatu yang tersusun sedemikian rupa, sehingga membentuk suatu susunan yang ideal. Sedangkan peningkatan adalah kemajuan dari seseorang dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak bisa menjadi bisa. Peningkatan adalah proses, cara, perbuatan untuk menaikkan sesuatu atau usaha kegiatan untuk memajukan sesuatu ke sesuatu arah yang lebih baik lagi daripada sebelumnya. Contoh penggunaan katanya adalah peningkatan mutu pendidikan, peningkatan kesehatan masyarakat, serta peningkatan keterampilan pada penyandsang cacat. Peningkatan dalam cotoh diatas memiliki arti yaitu usaha untuk membuat sesuatu menjadi lebih baik dari pada sebelumnya. Suatu usaha untuk tercpainya suatu peningkatan biasanya diperlukan perencanaan dan eksekusi yang baik. perencanaan dan eksekusi ini harus berhubungan dan tidak menyimpang dari tujuan yang telah ditentukan. Kata peningkatan juga dapat menggambarkan perubahan dari keadaan atau sifat yang negatif beubah menjadi positif. Sedangkan hasil dari sebuah peningkatan dapat berupa kuantitas dan kualitas. Kuantitas adalah jumlah hasil dari sebuah proses atau dengan tujuan peningkatan. Sedangkan lualitas menggambarkan nilai dari suatu objek karena terjadinya proses yang memiliki tujuan berupa peningkatan. Hasil darisuatu peningkatan biasanya juga ditandai dengan tercapainya tujuan pada suatu titik tertentu. Dimana pada saat suatu usaha atau proses telah sampai pada titik tersebut maka akan timbul perasaan puas dan bangga atas pencapaian yang telah diharapkan. B. Teori Kemampuan



a. Pengertian Kemampuan kemampuan merupakan suatu hal yang sudah ada dalam diri kita sejak lahir. Kemampuan yang ada pada diri manusia juga bisa disebut dengan potensi. Potensi yang ada pada manusia pada dasarnya bisa diasah. Dalam hal ini banyak para ahli mengartikan kemamuan secara bervariasi akan tetapi pada dasarnya masih memiliki konteks yang sama. Salah satunya ialah Mohammad Zain, ia berpendapat bahwa kemampuan merupakan potensi yang ada berupa kesanggupan, kecakapan, kekuatan kita berusaha dengan diri sendiri. Sedangkan Anggiat M Sinaga dan Sri Hadiati mendefinisikan kemampuan lebih pada keefektifan seseorang dalam melakukan segala macam pekerjaan. Yang artinya kemampuan merupakan dasar dari seseorang tersebut melakukan sebuah pekerjaan secara efektif dan tentunya efisien. Kemampuan adalah sifat yang dibawa lahir atau dipelajari yang memungkinkan seseorang yang dapat menyelesaikan pekerjaannya, baik secara mental maupun fisik, Soelaiman (2007:122). Menurut Stephen P.Robins (2006,46) Kemampuan (ability) adalah kapasitas individu untuk melaksanakan berbagai tugas dalam pekerjaan tertentu. Seluruh kemmapuan seorang individu pada hakekatnya tersusun dari dua faktor yaotu kemampuan intelektual dan kemampuan fisik. Atau seperti yang di kemukanan oleh Mc Shane dan Glinow dalam Buyung (2007:37) , Kemampuan adalah kecerdasan-kecerdasan alami dan kapabilitas dipelajari yang diperlukan untuk menyelsaikan suatu tugas. Dari beberapa pengertian dan pendapat dari para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa kemampuan merupakan kecakapan setiap individu untuk menyelesaikan pekerjaannya atau menguasai hal-hal yang diinginkan dikerjakan dalam suatu pekerjaan, dan kemampuan juga dapat dilihat dari tindakan tiap-tiap individu. Kemampuan itu sendiri terbagi menjadi beberapa kelompok yaitu kemampuan intelektual, yang artinya adalah kemampuan yang dimiliki seseorang untuk mealakukan aktifitas yang membutuhkan kemampuan berfikir dan Kemampuan fisik, yang artinya merupakan kemampuan untuk melakukan tugas-tugas yang menuntut tenaga atau stamina berupa keterampilan, kekuatan, dan karakteristik serupa.



C. Teori Kreativitas a. Pengertian Kreativitas kreativitas adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru, baik yang benar-benar merupakan hal baru yang diperoleh dengan cara menghubungkan beberapa hal yang sudah ada dan



menjadikannya suatu hal yang baru. Selain itu kreativitas adalah hal-hal yang membuat kita takjub dengan hal-hal baru karena kreativitas bisa mewujudkan ide-ide cemerlang kita. Sejalan dengan pengertian diatas,



Barron (dalam Ali dan Asrori, 2006) mengungkapkan



kreativitas adalah kemampuan untuk meciptakan sesuatu yang baru. Berbeda hal nya dengan Solso, Maclin & Maclin (2007:44), memberi definisi kreativitas sebagai aktivitas kognitif yang meghasilkan suatu pandangan yang baru mengenai suatu bentuk permasalahan dan tidak dibatasi pada hasil yang pragmatis (selalu dipandang menurut penggunaannya). Sedangkan menurut Torrance (dalam Ali dan Asrori, 2006 :41) mendefinisikan kreatifitas sebagai proses kemampuan memahami kesenjangankesenjangan atau hambatan-hambatan dalam hidupnya, merumuskan hipotesis-hipotesis baru, dan mengkomunikasikan hasilnya, serta sedapat mungkin memodifikasi dan menguji hipotesis-hipotesis yang telah dirumuskan. Utami munandar (Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat, (Jakarta:Rieneka Cipta, 2019)) menyatakan bahwa kreativitas adalah suatu kemampuan untuk mencerminkan kelancaran, keluwesan (fleksibilitas), orisinalitas dalam berfikir, dan kemampuan dalam mengelaborasi (mengembangkan, memperkaya, dan merinci) suatu gagasan. Kreativitas juga berarti kecakapan seseorang untuk membuat kombinasi baru dari data, informasi dan unsur-unsur yang ada. Jadi kreativitas dapat diartikan sebagai kemmapuan seseorang untu menciptakan ide/gagasan (consep) baru berupa sesuatu yang belum pernah ada atau sesuatu yang pernah ada dengan cara mengelaborasi apa yang ada di dalam diri dan sekitarnya sehingga muncul ide/gagasan orisinal dari proses berfikir yang terintegrasi. D. Kemampuan Sains a. Pengertian Kemampuan Sains Sains secara harfiah dapat diartikan sebagai ilmu pengetahuan tentangalam atau yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam.Perlunya mempelajari sains dalam pembelajaran adalah agar anak dapat mengerti konsep-konsep sederhana sains yang tentunya dapat bermanfaat untuk kehidupan anak sehari-hari. Sains secara garis besar memiliki tiga komponen, yaitu: proses, produk, dan sikap ilmiah. Pembelajaran sains untuk anak usia dini tidak hanya menitikberatkan pada hasil saja, tetapi lebih kepada proses. Dengan memahami proses kegiatan sains, akan membuat anak lebih paham sehingga kegiatan pembelajaran yang dilakukan menjadi lebih bermakna. Sains sebagai proses disebut juga kemampuan sains (science process skills) atau disingkat proses sains yang merupakan keterampilan untuk



mengkaji fenomena alam dengan cara-cara tertentu untuk memperoleh dan pengembangan ilmu itu selanjutnya. Menurut Nuryani Rustaman dan Adrian (dalam Ali Nugraha. 2005:125)



kemampuan sains



adalah semua kemampuan yang diperlukan untuk memperoleh, mengembangkan, serta menerapkan konsep, prinsip, hukum, dan teori sains, baik berupa keterampilan mental, keterampilan fisik (manual), maupun keterampilan social. Suriasumantri dalam Trianto. 2012:136, Sains artinya ilmu Pengetahuan Alam atau Natural Science. Sedangkan menurut Wahyana (dalam Trianto, 2012:136), mendefisinisikan Ilmu Pengetahuan Alam adalah suatu kumpulan pengetahuan tersusun secara sistematis, dan dalam penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam. Perkembangannya tidak hanya ditandai oleh kumpulan fakta, tetapi oleh adanya metode ilmiah dan sikap ilmiah. Dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan sains untuk anak usia dini yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan keterampilan anak dalam mengenal dan memahami ilmu dan konsep yang ada dalam sains. Dengan penguasaan proses sains diharapkan anak mengalami perubahan dan kemajuan dalam proses-proses sains seperti kemampuan klasifikasi, aktivitas eksploratif, perencanaan kegiatan, sebab-akibat, inisiatif, dan pemecahan masalah. Dengan anak memahami proses pembelajaran sains akan memberikan hasil belajar yang berkesan dan tidak mudah lupa. Anak dapat menggunakan apa yang didapat dalam proses belajar sains tersebut untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Kemampuan sains perlu dikembangkan dalam pembelajaran sains anak usia dini. Alasan-alasan yang mendasari perlunya pengembangan kemampuan sains adalah: a. Perkembangan ilmu pengetahuan yang berlangsung semakin cepat, sehingga tidak mungkin untuk guru mengajarkan semua fakta dan konsep kepada anak dengan waktu mengajar yang ada. b. Anak akan lebih mudah memahami konsep-konsep yang rumit dan abstrak jika disertai dengan contoh yang nyata. c. Sifat penemuan yang tidak bersifat mutlak tetapi relatif sehingga memberikan kesempatan kepada anak untuk berpikir kritis. d. Adanya keterkaitan antara pengembangan konsep dan pengembangan sikap dan nilai. Kemampuan sains secara lebih rinci dapat dikelompokkan menjadi enam oleh Nuryani Rustaman Ali Nugraha,(2005:128-130) yaitu:



a. Mengamati. Di dalam mengamati terdapat kegiatan melihat, mencium, mendengar, mencicipi, meraba, dan mengukur yang melibatkan sebagaian atau seluruh alat indera. Hal-hal yang dapat diamati antara lain berupa gambar atau benda-benda yang diberikan kepada anak pada waktu kegiatan. b. Menggolongkan atau mengklasifikasi. Menggolongkan atau mengklasifikasi merupakan suatu sistematika yang digunakan untuk mengatur objek-objek kedalam sederetan kelompok tertentu. Kegiatan yang dapat dilakukan antara lain mencari persamaan suatu objek dalam kelompok dan menyusun obejk ke dalam suatu susunan berdasarkan kriteria tertentu, misalnya sifat dan fungsi. c. Menginferensi. Inferensi merupakan keterampilan dalam memberikan penjelasan atau interpretasi yang akan menuju pada suatu kesimpulan mengenai hasil observasi. d. Meramalkan atau memprediksi. Keterampilan memprediksi merupakan suatu keterampilan membuat perkiraan tentang sesuatu yang belum terjadi berdasarkan sesuatu keuntungan atau pola yang sudah ada. Prediksi di dalam sains dibuat atasdasar observasi. e. Mengkomunikasikan. Kegiatan mengkomunikasikan ini melibatkan kemampuan mengutarakan dalam bentuk lisan, tulisan, gambar, grafik, dan persamaan. Kegiatan ini dapat melatih anak berbahasa yang benar agar dapat dimengerti oleh orang lain. f. Menggunakan alat dan melakukan pengukuran. Menggunakan alat dan pengukuran amat penting dalam sains. Penggunaan alat harus benar dan mengetahui alasan penggunaannya. Pengukuran juga harus dilakukan dengan cermat dan akurat. Menurut Patta Bundu secara khusus pengembangan kemampuan difokuskan pada kemampuan observasi, penyusunan hipotesis, merancang percobaan, interpretasi, dan keterampilan komunikasi. Penjelasannya adalah sebagai berikut: a. Keterampilan observasi. Kesempatan menggunakan alat indera untuk mengamati suatu objek dan fenomena sangat penting untuk mengembangkan keterampilan observasi. Semakin banyak melakukan kegiatan observasi maka kemampuan keterampilan proses yang dimiliki anak akan berkembang dengan baik. Pada awalnya mungkin seorang anak hanya akan mengamati “permukaannya” saja, tetapi seiring dengan rasa ingin tahu yang tinggi maka anak akan mengamatinya lebih dalam lagi. b. Keterampilan penyusunan hipotesis. Hipotesis merupakan kecenderungan untuk menjelaskan beberapa hasil observasi, kejadian, dan hubungan antara setiap kejadian fenomena. Yang perlu dihindari adalah pemikiran bahwa suatu hipotesis harus selalu benar. Guru harus menanamkan



kepada anak rasa percaya diri dalam mengemukakan pendapat untuk memperkirakan pemecahan masalah. Hipotesis anak terhadap adanya masalah masih sangat sederhana sesuai dengan pengalaman mereka. Guru dapat membantu anak dengan mengajukan pertanyaan yang menimbulkan kemungkinan jawaban dari anak. c. Keterampilan merancang percobaan. Keterampilan merancang percobaan ini meliputi menyusun pertanyaan, membuat prediksi, dan mencari sendiri jawaban pemecahannya. Anak dilatih untuk memikirkan sendiri langkah-langkah pemecahannya tanpa instruksi yang berlebihan dari guru. d. Keterampilan interpretasi. Untuk mengembangkan ide-ide anak dari hasil mengumpulkan data yang diperlukan, mereka harus menafsirkan apa yang mereka temukan. Keterampilan interpretasi ini terkait dengan kemampuan memprediksi. e. Keterampilan komunikasi. Dalam kegiatan sains ada banyak potensi anak yang dapat dikembangkan, salah satunya komunikasi. Anak dapat mengkomunikasikan ide pemikiran, kegiatan yang dilakukan, temuan atau kesimpulan kepada teman maupun guru. b. Bentuk Kegiatan Sains untuk Anak TK Kegiatan sains untuk anak usia 5-6 tahun hendaknya disesuaikan dengan tingkat perkembangannya, kegiatan sains tersebut antara lain sebagai berikut : a. Hubungan sebab-akibat terlihat secara langsung. Anak usia 5-6 tahun tidak sulit menghubungkan sebab-akibat yang tidak terlihat secara langsung karenapikiran mereka yang bersifat transduktif. Sains memiliki banyak kegiatan yang akan memudahkan anak untuk mengetahui adanya hubungan sebab-akibat secara langsung, salah satunya dengan neraca dari kayu untuk kegiatan menimbang benda. b. Memungkinkan anak melakukan eksplorasi. Kegiatan sains sebaiknya memungkinkan anak untuk melakukan eksplorasi terhadap berbagai benda yang ada di sekitarnya, misalnya bermain dengan air, magnet, balon, layang-layang, suara, dan bayangbayang yang akan menyenangkan bagi anak. Anak dapat menggunakan pancainderanya untuk bereksplorasi atau melakukan penyelidikan. c. Memungkinkan anak mengkonstruksi pengetahuan sendiri. Kegiatan sains tidak cukup dengan memberi tahu anak tentang definisi atau nama-nama objek dengan cerita maupun gambar. Tetapi sains untuk anak membutuhkan objek yang nyata agar anak dapat berinteraksi secara langsung guna melatih kemampuan mengkonstruksi pengetahuan berdasarkan objek tersebut. Sebagai



contoh untuk mengenalkan kereta api, anak dapat dibawa ke stasiun untuk melihat secara langsung bentuk dari kereta api. d. Memungkinkan anak menjawab persoalan “apa” daripada “mengapa”. Pertanyaan “mengapa” merupakan pertanyaan yang sulit dijawab oleh anak karena masih terdapat keterbatasan untuk menghubungkan sebab-akibat. Pertanyaan tersebut harus dijawab dengan logika sebab-akibat. sebagai contoh saat anak bermain air di pipa, lalu anak ditanya, “Apa yang akan terjadi jika ujungpipa ini dinaikkan?”. Anak dapat menjawab “Air akan mengalir melalui ujung yang lain yang lebih rendah”. Anak tidak perlu ditanya “Mengapa jika ujung ini dinaikkan air mengalir ke ujung yang lebih rendah?” Hal itu tidak akan bisa dijawab oleh anak. e. Lebih menekankan proses daripada produk. Kegiatan sains yang menunjang anak untuk bereksplorasi dengan benda-benda disekitarnya dengan cara yang lebih menyenangkan bagi anak. Anak tidak akan berpikir hasilnya, mereka secara alami akan menemukan berbagai pengertian dari interaksinya tersebut. Sehingga dapat diartikan bahwa proses lebih penting dari produk hasil. f.



Memungkinkan anak menggunakan bahasa dan matematika. Kegiatan pengenalan sains hendaknya terpadu dengan ilmu lain seperti bahasa, matematika, dan seni. Melalui bahasa, anak dapat menceritakan apa yang baru ia lakukan kepada temannya. Melalui matematika, anak dapat melakukan pengukuran dengan bilangan dan juga membaca angka. Sedangkan melalui seni, anak dapat menggambarkan objek yang dia amati kemudian mewarnainya.



g. Menyajikan kegiatan yang menarik (the wonder of science). Melalui sains, percobaan yang menarik bagi anak misal sulap. Guru dapat menggunakan ilmu sains untuk membuat percobaan yang ajaib bagi anak TK yang masih memiliki pemikiran magis. Berdasarkan bentuk kegiatan sains untuk anak usia dini di atas, dapat dikatakan bahwa pengenalan bentuk sains sederhana khususnya pada tahapan usia 5-6 tahun dapat meningkatkan beberapa aspek perkembangan terutama dalam aspek pengetahuan umum dan sains. Kegiatan sains yang dilakukan dalam penelitian ini adalah membuat beberapa percobaan sederhana dengan media alam berupa air.



E. Metode Eksperimen 1. Pengertian Metode Eksperimen



Menurut Rusyanorang mengatakan pengertian eksperimen dengan kerja laboratorium, meskipun kedua pengertian ini mengandung prinsip yang hampir sama, namun berbeda dalam konotasinya. Eksperimen adalah percobaan untuk membuktikan suatu pertanyaan atau hipotesis tertentu. Eksperimen bisa dilakukan pada suatu laboratorium atau diluar laboratorium, pekerjaan eksperimen mengandung makna belajar untuk berbuat, karena itu dapat dimasukkan kedalam metode pembelajaran. Metode eksperimen adalah cara penyajian bahan pelajaran di mana siswa melakukan percobaa dengan mengalami untuk membuktikan sendiri sesuatu pertanyaan atau hipotesis yang di pelajari. Dalam proses pembelajaran dengan metode eksperimen ini peserta didik diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri, megikuti proses, mengamati suatu objek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri tentang suatu objek, keadaan atau proses sesuatu. Peran guru dalam metode eksperimen ini sangat penting, khususnya berkaitan dengan ketelitian dan kecermatan sehingga tidak terjadi kekeliruan dan kesalahan dalam memaknai kegitan eksperimen dalam kegiatan belajar dan mengajar. Jadi, peran guru untuk membuat kegiatan belajar ini menjadi faktor penentu berhasil atau gagalnya metode eksperimen ini. Menurut Syaiful Bahri Djamarah,(2014:125) Metode Ekperimen adalah cara penyajian pelajaran, dimana peserta didik melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari. Sementara itu senada dengan pengertian yang diungkapkan oleh Syaiful Bahri Djamarah tersebut yang sudah dijelaskan, menurut Rusyan (dalam Sagala, 2013:220), Eksperimen adalah percobaan untuk membuktikan suatu pertanyaan atau hipotesis tertentu. Eksperimen bisa dilakukan pada suatu laboratorium, pekerjaan eksperimen megandung makna belajar untuk berbuat. Metode eksperimen adalah cara penyajian bahan pelajaran dimana siswa melakukan percobaan dengan mengalami untuk membuktikan sendiri suatu pertanyaan atau hipotesis yang dipelajari. Dari pendapat diatas, penulis menyimpulkan bahwa metode eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini merupakan metode dimana anak diberikan kebebasan untuk melakukan percobaan dengan petunjuk dan bimbingan dari guru. Metode ini mencoba membantu siswa untuk lebih terlibat aktif dalam kegiatan yang diberikan oleh guru. Metode eksperimen ini berpusat terhadap proses dan hasil eksperimen



2. Tujuan Penggunaan Metode Eksperimen Penggunaan metode eksperimen dalam kegiatan belajar mengajar bertujuan untuk: a. Mengajar bagaimana menarik kesimpulan dari berbagai fakta, informasi, atau data yang berhasil dikumpulkan melalui pengamatan terhadap proses eksperimen.



b. Mengajar bagaimana menarik kesimpulan dari fakta yang terdapat pada hasil eksperimen, melalui eksperimen yang sama. c. Melatih anak merancang, mempersiapkan, melaksanakan, dan melaporkan percobaan. d. Melatih anak menggunakan logika induktif untuk menarik kesimpulan dari fakta, informasi, atau data yang terkumpul melalui percobaan.



3. Prosedur Penerapan Metode Eksperimen Untuk mendapatkan hasil yang optimal dalam memakai metode eksperimen, langkah-langkah berikut ini dapat diikuti. a. Mempersiapkan pemakaian metode eksperimen, yang mencakup kegiatan: 1) Menetapkan kesesuaian metode eksperimen terhadap tujuantujuan yang hendak dicapai; 2) Menetapkan kebutuhan peralatan, bahan, dan sarana lain yang dibutuhkan dalam eksperimen sekaligus memeriksa ketersediaannya di sekolah; 3) Mengadakan uji eksperimen (guru mengadakan eksperimen sendiri untuk menguji ketepatan proses dan hasilnya) sebelum menugaskan kepada anak, sehingga dapat diketahui secara pasti kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi; 4) Menyediakan peralatan, bahan dan sarana lain yang dibutuhkan untuk eksperimen yang akan dilakukan b. Melaksanakan pemakaian metode eksperimen, dengan kegiatankegiatan: 1) Mendiskusikan bersama seluruh anak mengenai prosedur, peralatan, dan bahan untuk eksperimen serta hal-hal yang perlu diamati selama eksperimen; 2) Membantu, membimbing, dan mengawasi eksperimen yang dilakukan oleh anak, di mana anak mengamati yang dieksperimenkan; dan 3) Anak membuat kesimpulan tentang eksperimennya. c. Tindak lanjut pemakaian metode eksperimen, melalui kegiatankegiatan: 1) Mendiskusikan hambatan dan hasil-hasil eksperimen; 2) Membersihkan dan menyimpan peralatan, bahan, atau sarana lainnya; dan



3) Evaluasi akhir eksperimen oleh guru



4. Langkah-langkah pelaksanaan metode eksperimen di PAUD a. Anak dalam 5 kelompok, masing-masing terdiri dari 4-5 anak b. Guru bercakap-cakap dengan anak mengenai prosedur, peralatan, dan bahan, yang akan digunakan dalam kegiatan percobaan c. Anak diajak melakukan prediksi dari percobaan yang akan dilakukan d. Guru memberikan penjelasan tentang pelaksaan percobaan disertai contoh dan menyampaikan kepada anak hal-hal yang perlu diamati selama percobaan e. Anak mempraktikkan sendiri apa yang telah disampaikan oleh guru, membuktikan kebenaran dari prediksi yang dilakukan, dan mengatasi permasalahan yang diberikan guru dalam percobaan f. Guru berdiskusi dengan anak untuk menarik kesimpulan dari percobaan yang telah mereka lakukan.



5. Kelebihan dan kelemahan metode eksperimen a. Kelebihan metode eksperimen Metode eksperimen mempunyai keunggulan sebagai berikut: 1) metode ini dapat membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaanya sendiri dari pada hanya menerima kata guru atau buku saja; 2) dapat mengembangankan sikap untuk mengadakan studi eksploratoris tentang sains dan teknologi, suatu sikap dari seseorang ilmuwan; 3) metode ini didukung oleh asas-asas didaktik modern, antara lain: a. Siswa belajar dengan mengalami atau mengamati sendiri suatu proses atau kejadian; b. Siswa terhindar jauh dari verbalisme; c. Memperkaya pengalaman dengan hal-hal yang bersifat objektif dan realistis. d. Mengembangkan sikap berpikir ilmiah; dan e. Hasil belajar akan tahan lama dan internalisasi.



b. Kelemahan metode eksperimen Selain keunggulan tersebut, metode eksperimen mengandung beberapa kelemahan sebagai berikut: (1) Pelaksanaan metode ini sering memerlukan berbagai fasilitas peralatan dan bahan yang tidak selalu mudah diperoleh dan murah; (2) setiap eksperimen tidak selalu memberikan hasil yang diharapkan karena mungkin ada faktorfaktor tertentu yang berada diluar jangkauan kemampuan atau pengendalian; dan (3) sangat menuntut penguasaan perkembangan materi, fasilitas peralatan dan bahan mutakhir. Sering kali terjadi siswa lebih dahulu mengenal dan menggunakan alat bahan tertentu dari pada guru. 6. Cara mengatasi kelemahan metode eksperimen Ada beberapa cara untuk mengatasi kelemahan-kelemahan dari metode manusia dari metode eksperimen: 1)



hendaknya guru menerangkan sejelas-jelasnya tentang hasil yang ingin dicapai sehingga guru mengetahui pertanyaan-pertanyaan yang perlu dijawab dengan eksperimen;



2)



hendaknya guru membicarakan bersama-sama dengan pesertadidik tentang langkah yang dianggap baik untuk memecahkan masalah dalam eksperimen, serta bahan-bahan yang diperlukan, variabel yang perlu dikontrol dan hal-hal yang perlu 26 dicatat;



3)



bila perlu, guru membantupesertadidik untuk memperoleh bahan-bahan yang diperlukan; dan



4)



guru perlu merangsang agar setelah eksperimen berakhir, guru membanding-bandingkan hasilnya dengan hasil eksperimen orang lain dan mendiskusikannya bila ada perbedaanperbedaan atau kekeliruan-kekeliruan.



F. Media Belajar a. Pengertian Media Pembelajaran Secara sederhana, media pembelajaran adalah alat-alat bantu yang digunakan untuk menunjang pelaksanaan proses belajar mengajar, mulai dari buku sampai penggunaan perangkat elektronik di kelas. Media pembelajaran berfungsi untuk menjelaskan atau memvisualisasikan suatu materi yang sulit difahami jika hanya menggunakan ucapan verbal. Miarso (2004) mengungkapkan bahawa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan serta dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan si



belajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar. Sedangkan menurut Karti Hari Sukarsih (2002:17) Media belajar yaitu segala sesuatu yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pengaturan media pembelajaran dan perabot kelas harus sedemikian rupa sehingga dapat mendukung suasana belajar mengajar. Dari beberapa pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan pengertian Media pembelajaran adalah alat, bahan atau segala sumber daya yang digunakan untuk menyampaikan materi-materi pelajaran dari guru kepada murid-murid dalam proses kegiatan belajar mengajar. b. Fungsi Media Pembelajaran Media pembelajaran mempunyai beragam fungsi. Secara definisi, fungsi-fungsi tersebut kadang berbeda semuanya tergantung siapa ahli yang menjabarkannya. Berikut adalah fungsi media pembelajaran secara umum: 1. Menarik perhatian siswa 2. Memperjelas penyampaian pesan 3. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan biaya 4. Menghindari kesalahan tafsir 5. Mengakomodasi perbedaan tipe gaya belajar siswa 6. Untuk mencapai tujuan pembelajaran secara efektif c. Manfaat Media Pembelajaran 1. Bagi Guru a) Memudahkan dalam menjelaskan materi yang rumit b) Metode pembelajaran yang digunakan bisa lebih bervariasi c) Efisiensi dalam penggunaan waktu dan tenaga d) Dapat lebih mudah memfokuskan perhatian murid pada materi yang sedang dipelajari e) Menata suasana kelas agar kebih hidup dan interaktif f) Membuat siswa menjadi lebih aktif di kelas dan tidak mudah merasa bosan g) Tercapainya tujuan kegiatan mengajar secara efektif 2. Bagi siswa a) Bisa lebih memahami materi yang disampaikan pengajar b) Pembelajaran lebih menyenangkan dan mudah dimengerti c) Kualitas belajar siswa meningkat d) Proses belajar dapat dilakukan dimana saja



e) Mendukung pembelajaran mandiri atau otodidak f) Membangkitkan motivasi, minat dan keinginan belajar.



BAB III PELAKSANAAN PERBAIKAN



A.      SUBJEK PENELITIAN 1.    Lokasi Penelitian ini akan dilaksanakan dipaud karya bersama Desa tempirai Kecamatan Penukal Utara, kabupaten pali, provinsi Sumatera Selatan. Beralamat di Jalan raya desa tempirai memiliki tiga gedung yang tediri dari 3 ruang kelas  yaitu kelompok, Play Group, kelompok A dan  kelompok B, satu kantor, satu ruang dapur dan satu  kamar mandi 2.   Tema Tema yang digunakan pada Siklus I dan Siklus II adalah binatang di darat, sub tema binatang ayam dan bebek Bahan gambar bebek dan ayam,krayon,pensil,dan LKA 3.    Kelas/Tingkatan Penelitian ini akan dilakukan pada Kelompok B dengan jumlah anak sebanyak 14 anak yang terdiri dari 8 anak perempuan dan 6 anak laki-laki. 4.    Waktu Pelaksanaan Waktu pelaksanaannya penelitian pada Semester I dengan Siklus I pada tanggal 26 april 30 april 2021 dan Siklus II pada tanggal 3 mei 7 Mei 2021 Rentang waktu pelaksanaan penelitian ini dari pukul 08.00-11.00 WIB. Dengan 1 hari persiklusnya.



B. DESAIN PER SIKLUS 1. Pelaksanaan a) Subjek, waktu, dan tempat pelaksanaan



Penelitian dilaksanakan di paud karya bersama pada kelompok B yang beralamat di Jln.raya desa tempirai selatan dusun 5 Kabupaten pali Penelitian dilakukan di semester II minggu ke 2 dan 3 Mei 2021 dengan rentang waktu yang disesuaikan dengan jadwal kegiatan yang tercantum dalam rencana Pelaksanaan Pembelajaran harian (RPPH). Pelaksanaan ini dilakukan di kegiatan Sentra Eksplorasi lebih kurang 45 menit. Adapun jadwal pelaksanaan kegiatan perbaikan pembelajaran dilakukan dalam dua siklus seperti yang tercantum dalam tabel dibawah ini : Tabel 1 Jadwal Pelaksanaan Perbaikan No 1



Pertemuan Siklus 1



Tanggal / waktu 26 – 30 2021



Tema / Sub Tema Gambar ayam



(08.00-11.00 wib)



Kegiatan Menggunakan



bahan



LKA,gambar ayam,krayon dan pensil  Percobaan untuk mewarnai  Mewarnai gambar ayam sesuai dengan keinginan anak  Membuat



2



Siklus 2



3 – 7 Mei 2021



Bahan alam / Air



(08.00-11.00 wib)



warna



ayam



semenarik mungkin  Mencipta warna dari bahan pewarna krayon seindah mungkin  Membuat



percobaan



mewarnai gambar bebek yang sederhana  Percobaan gambar



mewarnai bebek



dengan



campur warna  Membuat menarik



warna



lebih



dengan



warna



yang berbeda



b) Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran



1. Rencana Pelaksanaan Tiap Siklus Penelitian di adakan persiklus. Tiap siklus terdiri dari 5 hari pertemuan. Pada setiap pertemua, peneliti menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) serta menyediakan alat dan bahan yang akan digunakan untuk bermain di kegiatan sentra Eksplorasi dengan metode Eksperimen dengan bahan dan media utama yaitu Air. Berikut ini adalah rencana kegiatan untuk siklus pertama. Tabel 2 Rencana Penelitian Siklus I No 1



2



3



4



Pertemuan/



Tema / Sub



Kegiatan



Alat dan Bahan



Waktu Tanggal Tema Pertemuan ke Senin / 26 Bahan



Mewarnai



LKA,



1



semenarik mungkin



krayon,pensil,gambar



april 2021



gambar/gambar



(08.00-11.00) ayam Pertemuan ke Selasa / 27 Bahan



ayam Percobaan mewarnai Gabar yang belum di



2



dengan sederhana



april 2021



gambar /ayam



(08.00-11.00) Pertemuan ke Rabu / 28 Bahan



Mencampur



3



krayon



april 2021



gambar/gambar



warnai,



krayon,dan



pensil warna Kertas, krayon,pensil



(08.00-11.00) ayam Pertemuan ke Kamis / 29 Bahan gambar / Percobaan mewarnai LKA,pensil, krayon 4



5



Hari /



april 2021



gambar ayam



yang lebih indah



(08.00-11.00) Pertemuan ke Jumat / 30 Bahan gambar / Menghitung jumlah Gambar 5



april 2021



gambar ayam



ayam



ayam,dan



jumlah gambar nya



(08.00-11.00)



Setelah siklus pertama selesai dilaksanakan akan diteliti apakah masih perlu diadakan perbaikan dalam tehnik mengajar yang dilakukan oleh guru. Jika masih ada yang perlu diperbaiki, maka akan dilanjutkan pada siklus ke dua. Pada siklus kedua ini peneliti juga menyipakan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) serta menyediakan alat dan bahan yang akan digunakan untuk kegiatan sentra eksplorasi dengan metode eskperimen menggunakan media / bahan utama Air. Beriku adalah rencana untuk siklus kedua. Tabel 3



Rencana Penelitian Siklus II No 1



2



Pertemuan/



Hari /



1



bahan



2021



(08.00-11.00) Pertemuan ke Selasa



gambar/gambar /



Mei 2021



bebek 4 Bahan gambar



yang



Kertas,



di pensil



campur Membuat percobaan Air, /gambar Scuba



bebek



krayon,dan



Botol



Plastik



Diving bekas air mineral, klip



(penyelam)



kertas, sedotan



Pertemuan ke Rabu / 5 Mei Bahan



sederhana Percobaan Rainbow Kertas, krayon,pensil



3



gambar bebek



2021



(08.00-11.00) Pertemuan ke Kamis 4



5



Alat dan Bahan



Mencipta warna dari



(08.00-11.00)



4



Kegiatan



Waktu Tanggal Tema Pertemuan ke Senin / 3 Mei Bahan



2



3



Tema / Sub



gambar/gambar /



Mei 2021



(08.00-11.00) Pertemuan ke Jumat 5



bebek 6 Bahan



gambar/ Membuat



gambar bebek



/



7 Bahan



Mei 2021



bebek



bebek



gambar Lka, krayon,pensin, dengan



bermacam warna gambar Membuat percobaan Krayon,kertas,pensil warna yang menarik



(08.00-11.00)



2. Pelaksanaan Penelitian Siklus pertama penelitian berlangsung dari hari Senin 26 april 2021 sampai dengan hari Jumat, 30 april 2021. Pada hari pertama hingga hari terakhir pertememuan dilaksanakan penelitian dengan melakukan beberapa jenis kegiatan di sentra eksplorasi dengan melakukan percobaan menggunakan media air. Selama kegiatan belajar berlangsung peneliti melakukan observasi terhadap kemampuan guru, apakah ada peningkatan kemampuan dalam mengajar dengan metode eksperimen menggunakan media air. Dan pada hari terakhir pertemuan peneliti mengkaji ulang dan memeriksa apakah metode yang digunakan dalam kegiatan di sentra eksplorasi dinyatakan berhasil atau tidak. Apabila belum ada peningkatan maka akan dilakukan perbaikan pada siklus kedua dengan tema dan media yang sama. Berikut ini rancangan pelaksanaan tindakan untuk siklus pertama : Tabel 4 Pelaksanaan siklus I



No 1



Pertemuan /



Hari /



Tema / Sub tema



Kegiatan Anak



waktu Pertemuan ke 1



Tanggal Senin / 3 Mei Bahan Alam / Air



Bermain



(08.00-11.00)



2021



memindahkan air ke dalam botol kaca



di



sentra



eksplorasi



menggunakan gelas plastik  Menyebutkan nama bahan dan alat yang digunakan dalam kegiatan eksplorasi  Mengukur



dan



membandingkan



botol ketika masih kosong belum terisi air  Mengukur banyaknya air yang di tuangkan 2



Pertemuan ke 2



Selasa



/



(08.00-11.00)



Mei 2021



4 Bahan Alam / Air



ke



dalam



botol



menggunakan alat ukur gelas plastik Bermain percobaan terapung dan tengelam  Menyebutkan nama bahan dan alat yang digunakan dalm percobaan  Membedakan jenis benda dengan melakukan pengukuran benda yang berat dan ringan  Mencoba dan mengamati bendabenda yang terapung dan tenggelam



3



Pertemuan ke 3



Rabu / 5 Mei Bahan Alam / Air



ketika di masukkan kedalam air Bermain percobaan mencampur air



(08.00-11.00)



2021



dengan pewarna makanan  Menyebutkan nam bahan dan alat yang digunakan dalam percobaan  Mengukur menggunakan



banyaknya centong



air ketika



dituangkan kedalam gelas  Mengukur banyaknya tetes pewarna makanan yang akan di dicampur



kedalam gelas berisi air  Mencoba dan mengamati perubahan warna pada air yang telah diberi 4



Pertemuan ke 4



Kamis



/



(08.00-11.00)



Mei 2021



6 Bahan Alam /Air



pewarna Bermain percobaan Water and Magic Pencil  Menyebutkan nama bahan dan alat yang digunakan dalam percobaan  Mengukur berapa banyak air



di



dalam



menggunakan



volume



kantong gayung



dari



plastik gela



plastik  Mencoba dan mengamati apa yang terjadi ketika kantong plastik yang berisi air di tusuk menggunakan 5



Pertemuan ke 5



Jumat



/



(08.00-11.00)



Mei 2021



7 Bahan Alam / Air



pensil yang runcing Bermain kreativitas membuat Water Pump (Pompa Air) sederhana  Menyebutkan nama bahan dan alat yang



akan



digukanak



dalam



percobaan  Mengukur lubang yang akan di masukkan sedotan untuk membuat pompa air  Mengukur



banyaknya



air



yang



dituangkan kedalam botol plastik sebelum di pompa  Mencoba dan mengamati cara kerja pompa air sederhana dari botol plastik



Siklus kedua penelitian berlangsung dari hari Senin 10 Mei 2021 sampai dengan hari Jumat, 14 Mei 2021. Pada hari pertama hingga hari terakhir pertememuan dilaksanakan penelitian dengan melakukan beberapa jenis kegiatan di sentra eksplorasi dengan melakukan percobaan menggunakan



media air. Selama kegiatan belajar berlangsung peneliti melakukan observasi terhadap kemampuan guru, apakah ada peningkatan kemampuan dalam mengajar dengan metode eksperimen menggunakan media air. Dan pada hari terakhir pertemuan peneliti mengkaji ulang dan memeriksa apakah metode yang digunakan dalam kegiatan di sentra eksplorasi pada siklus kedua ini mengalami peningkatan kemampuan dan kreativitas dan sians anak dari siklus pertama. Untuk selanjutnya peneliti akan melakukan pengumpulan analisis data dari hasil yang duperoleh dari kedua siklus yang sudah dilaksanakan. Berikut ini rancangan pelaksanaan tindakan untuk siklus kedua : Tabel 5 Pelaksanaan siklus II No 1



Pertemuan /



Hari /



Tema / Sub tema



Kegiatan Anak



waktu Pertemuan ke 1



Tanggal Senin / 10 Bahan Alam / Air



Bermain percobaan menciptakan warna



(08.00-11.00)



Mei 2021



dari bahan alam tumbuhan daun dan kelopak bunga  Menyebutkan nama bahan dan alat yang digunakan dalam kegiatan percobaan  Menimbang banyaknya bahan alam yang digunakan untuk membuat warna dengan menghitung perhelai daun dan kelopak bunga  Mengukur



banyaknya



air



yang



digunakan untuk membuat warna dari daun dan kelopak bunga  Meremas daun dan kelopak bunga kedalam baskom atau wadah yang btelah diberi sedikit air  Mengamati warna yang muncul setelah daun dan kelopak bunga 2



Pertemuan ke 2



Selasa / 11 Bahan Alam / Air



dicampur dengan air Percobaan membuat Scuba



(08.00-11.00)



Mei 2021



(penyelam) sederhana



Diving



 Menyebutkan nama bahan dan alat yang digunakan dalam percobaan



 Membuat penyelam sederhana dari klip kertas dan sedotan  Membandingkan



dan



mengukur



volume air sebelum dan sesudah diisi dengan air  Mencoba cara kerja scuba diving dan mengamati yang terjadi ketika botol yang telah diisi dengan air dan ditutup rapat di tekan dengan kedua 3



Pertemuan ke 3



Rabu



/



Mei 2021



12 Bahan



tangan . Percobaan membuat



Rainbow



Run



gambar/gambar



(pelangi berlari)



ayam



 Menyebutkan nama bahan dan alat yang digunakan dalam percobaan  Menghitung banyaknya gelas dan tissu serta pewarna makanan yang akan digunakan membuat rainbow run  Mengisi gelas plastik dengan air dan mencampurnya



dengan



pewarna



makanan masing-masing gelas di capur



dengan



satu



warna



dari



pewarna makanan  Menyusun dan memeletakkan kertas tissu makan/tissu wajah diantara masing-masing gelas yang telah diisi pewarna  Mengamati apa yang terjadi ketika masing-masing ujung kertas tissu di celupkan kedalam masing-masing gelas yang telah diisi pewarna 4



Pertemuan ke 4



Kamis / 13 Bahan Alam / Air



makanan Percobaan membuat Lilin alternatif



(08.00-11.00)



Mei 2021



sederhana



 Menyebutkan nama bahan dan alat yang digunakan dalam percobaan  Membedakan benda-benda alam dan bukan alam yang digunakan dalam membuat percobaan  Mengisi air kedalam mangkuk yang telah diletakkan/disusun batu koral sebelumnya  Menuangkan/mencampur



minyak



sayur kedalam mangkuk berisi air dan batu diatas permukaannya  Meletakkan cotton buds ditengah mangkuk yang telah berisi air, batu dan minyak sayur sebagai sumbu api /lilin  Mengamati hasil percobaan yang 5



Pertemuan ke 5



Jumat / 14 Bahan alam / Air



telah dilakukan Percobaan membuat Rainbow Rain



(08.00-11.00)



Mei 2021



(Hujan Pelangi)  Menyebutkan nama bahan dan alat yang digunakan dalam percobaan  Mengukur volume air didalam gelas menggunakan centong  Mengukur banyaknya minyak sayur yang dituangkan ke dalam gelas menggunakan sendok  Mengukur banyaknya tetes pewarna makanan yang di campur kedalam minyak sayur  Mencoba dan mengamati apa hasil kegiatan percobaan hujan pelangi.



3. Tekhnik Analisa Data



Pengamatan dan pengumpulan data dilakukan berdasarkan hasil evaluasi perkembangan anak melalui tehnik evaluasi yaitu observasi, catatan anekdot, check list, tanya jawab, penugasan, unjuk kerja dan hasil kerja/karya. Lembar observasi yang digunakan adalah berupa lembar check list. Pada kolom penilaian perkembangan anak setiap harinya melalui kegiatan yang sudah terprogram dengan capaian perkembangan BB (Belum Berkembang), MB (Mulai Berkembang), BSH (Berkembang Sesuai Harapan), dan BSB (Berkembang Sangat Baik). Berikut tabel lembar observasi penilaian terhadap siswa kelas B di TKIT Mufidatul Ilmi yang seharusnya digunakan dalam penelitian. Tabel 6 Lembar Observasi Penilaian Anak Mengamati Nama BB



MB



BSH



BSB



Menggolongkan/mengklas ifikasi BB MB BSH BSB



BB



Mengiferensi /menjelaskan MB BSH BSB



Kriteria



Al Bachtiar Ardhito Aziz Linggo Fawwaz Ghoni Raka Hanum Kania Kalila Kirania Naurah Syakila Fatin Syakila Putri Zahra



Nama BB Al Bachtiar Ardhito Aziz Linggo Fawwaz Ghoni Raka Hanum Kania Kalila Kirania



Meramalkan / memprediksi MB BSH BSB



Mengkomunikasikan BB



MB



BSH



BSB



Menggunakan alat pengukuran BB MB BSH BSB



Kriteria



Naurah Syakila Fatin Syakila Putri Zahra



Keterangan : BB



: Menunjukkan kemampuan anak dalam kegiatan pada indikator penilaian belum bisa walau sudah dibimbing dan diberi contoh



MB



: Menunjukkan kemampuan anak dalam kegiatan pada indikator penilaian mulai berkembang / mulai bisa setelah dibimbing dan diberi contoh



BSH



: Menunjukkan kemampuan anak dalam kegiatan pada indikator penilaian sudah bisa dan sesuai harapan melalui bimbingan dan pemberian contoh



BSB



: Menunjukkan kemampuan anak dalam kegiatan pada indikator penilaian berkembang sangat baik bahkan akan dapat mengajarkan kepada anak lainnya setelah diberi bimbingan atau contoh



Persentase yang digunakan dalah sebesar 70% , apabila persentase hasil test lebih dari 70% maka siklus peneltitian dihentikan . Namun apabila persentase hasil test kurang dari 50% maka penelitian dilanjutkan ke siklus berikutnya dengan metode yang sama namun dengan tambahan alat peraga dan kegiatan cara kegiatan dan konsep yang sedikit berbeda. Karena pada saat ini penelitian berada pada masa pandemi Covid 19 maka cara analisis data diatas tidak dapat digunakan dalam penelitian. Pada penelitian di masa ini dilakukan dalam setiap siklusnya sebanyak 5 hari. Dalam perencanaan kegiatan guru akan membuat video simulasi pembelajaran dengan menerapkan metode yang dipakai dalam penelitian. Kemudian video simulasi tersebut diunggah ke Chanel Youtube. Analisis dan refleksi pelaksanaan siklus pertama dan kedua diadakan pada hari ke lima terhadap video yang diunggah. Pada tahap ini, guru dibantu tutor pembimbing akan melihat kelebihan dan kelemahan yang nampak dalam video simulasi yang telah diunggah pada siklus pertama. jika masih ditemukan kelemahan-kelemahan yang berdampak besar pada penerapan metode belajar, maka penelitian dilanjutkan ke siklus ke dua. Namun jika tidak ditemukan kelemahan-kelemahan yang berarti maka penelitian dihentikan yang artinya penerapan metode pembelajaran dianggap telah berhasil sesuai dengan apa yang diharapkan.