Laporan PLP 2 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PELAKSANAAN PROGRAM PENGENALAN LAPANGAN PERSEKOLAHAN (PLP) 2 DI SMAN 2 JEREBUU



Disusun oleh: FRANSISKA LKU NIM: 201905004



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN CITRA BAKTI NGADA 2021



KATA PENGANTAR Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan program Pengenalan Lingkungan Persekolahan 2 (PLP) di SMAN 1 GOLEWA WERE ini dapat terlaksana dan diselesaikan dengan baik dan penulis dapat menyelesaikan pembuatan laporan akhir Pengenalan Lapangan Persekolahan 2 (PLP) sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Laporan PLP 2 ini disusun sebagai bentuk pertanggung jawaban tertulis selama pelaksanaan PLP 2 di SMAN 1 GOLEWA WERE yang telah terlaksana yaitu terhitung selama tanggal 26 Oktober 2020 sampai Januari 2021. Dalam penyusunan laporan PLP 2 ini penulis banyak mendapat bantuan dan bimbingan dari banyak pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1.



Prof.Dr. I Wayan Koyan, M.Pd selaku ketua STKIP Citra Bakti Ngada yang telah memberikan bantuan secara moral dan memfasilitasi berbagai kepentingan studi selama penulis menempuh pendidikan di STKIP Citra Bakti Ngada.



2.



Bapak Wilfridus Muga, SE, Selaku ketua yayasan STKIP Citra Bakti Ngada yang telah memberikan ijin dan bantuan administrasi sehingga penulis mampu menyelesaikan PLP 2.



3.



Bapak Florentianus Dopo, S.S, M.Pd, selaku ketua koordinasi Program Studi yang



telah



memberikan



banyak



kemudahan



kepada



penulis



demi



terlaksananya PLP 2 4.



Bapak Ferdinandus Bate Dopo, S.Fil, M.Pd, selaku dosen pempimbing yang telah memberikan bimbingan, pengarahan, nasihat dan sarannya selama pelaksanaan PLP 2 dan penulisan laporan



5.



Bapak Drs. Yustinus Tae selaku Kepala Sekolah SMA NEGERI 1 GOLEWA WERE yang telah mengizinkan peserta PLP 2 untuk melakukan PLP 2 di sekolah tersebut.



6.



Bapak



Adelbertus



Dhogha,S.Pd



selaku



Guru



Pamong



yang



telah



membimbing penulis dalam melaksanakan PLP II dan membantu menyelesaikan laporan ini. 7.



Rekan sejawat yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan laporan ini. Saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan. Demikian laporan ini



dibuat, sebagai pertanggung jawaban atas pelaksanaan kegiatan PLP 2 di SMAN 1 Golewa Were.



Were, Januari 2021



Penulis



DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL....................................................................................... i HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ ii KATA PENGANTAR.................................................................................... iii DAFTAR ISI................................................................................................... v DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... vi BAB I. PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang.................................................................................. 1 1.2 Rumusan Masalah............................................................................ 3 1.3 Tujuan.............................................................................................. 3 BAB II. TEMUAN DAN PEMBAHASAN 2.1 Temuandalam Masa PandemiCovid 19........................................... 5 2.2 DeskripsiHasilPengembanganPerangkatPembelajaran.................... 6 2.1.1 TelaahKurikulum.................................................................. 6 2.1.2 Strategidan Media Pembelajaran.......................................... 8 2.1.3 SistemEvaluasi..................................................................... 8 2.1.4 Pemanfaatan TIK.................................................................. 9 2.3 DeskripsiHasilPelaksanaanPembelajaran......................................... 10 2.4 DeskripsiHasilPelaksanaanKegiatanEkstrakurikuler....................... 10 BAB III. REFLEKSI PENGALAMAN SELAMA PELAKSANAAN PLP 2 BAB IV. PENUTUP 4.1 Kesimpulan...................................................................................... 13 4.2 Saran................................................................................................. 14



DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. InstrumenPenilaianRencanaPersiapanPembelajaran Lampiran 2. InstrumenPenilaianLatihanMengajar Lampiran 3. InstrumenPenilaianKompetensiKepribadiandanSosial Lampiran 4. InstrumenPenilaianLaporan Lampiran 5. Format DaftarHadir PLP 2 Lampiran 6. Format JurnalHarian PLP2 Lampiran 7. Foto-fotoKegiatan



BAB I PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang Pendidikan mempunyai peran yang sangat menentukan bagi perkembangan dan perwujutan diri individu terutama bagi pembangunan bangsa dan negara. Kemajuan suatu kebudayan bergantung pada cara kebudayaan tersebut mengenali, menghargai dan memanfaatkan sumber daya manusia dan hal ini berkaitan erat dengan kualitas pendidikanyang diberikan kepada anggota masyarakat dan peserta didik. Tujuan pendidikan pada umumnya adalah menyediakan lingkungan yang memungkinkan peserta didik untuk mengembangkan bakat dan kemampuannya secara



optimal



sehingga



dapat



mewujudkan



dirinya



dan



berfungsi



sepenuhnyasesuai dengan kebutuhan pribadi dan kebutuhan masyarakat. Setiap orang mempunyai bakat dan kemampuan yang berbeda-beda pula. Pendidikan bertanggung jawab unutk memadu yaitu mengidentifikasi, membina dan memupuk keberbakatan tersebut ( Munandar, 1999:4). Keberadaan pendidikan musik merupakan salah satu program studi di STKIP Citra Bakti Ngada yang mampu mengthasilkan tenaga kependidikan dibidang seni yang berkualitas dalam upaya memenuhi tuntutan dan mengembangkan tugas di masa sekarang dan yang akan datang. Pendidikan musik dapat memberikan kesempatan dan pengalaman pada peserta didik dalam rangka mengembangkan kepribadian menuju manusia Indonesia seutuhnya, seprti yang tertuang dalam tujuan pendidikan Nasional Indonesia. Melalui rasa bermusik dan pengalaman berseni peserta didik dapat membekali diri dengan pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang akan mereka pergunakan dalam menjalani dan memecahkan permasalahan kehidupan sehari-hari, sekaligus mengembangkan kepribadiannya. Sebagai seorang mahasiswa yang bergumul dalam dunia pendidikan diharapkan mampu melaksanakan proses belajar mengajar yang efektif dan



efisien, oleh karena itu melalui pelaksanaan PLP 2 ini diharapkan mahasiswa sebagai calon guru, khususnya calon guru Pendidikan Musik dapat lebih dini mengenal bagaimana proses belajar mengajar yang sebenarnya dilaksanakan di sekolah, dan bagaimana seorang mahasiswa yang juga merupakan generasi penerus bangsa mampu menjawab tantangan global. Mahasiswa dituntut untuk aktif dan kreatif dalam menerapkan pembelajaran dikelas maupun diluar kelas dengan teknik dan cara-cara berseni yang baik sehingga siswanya menjadi bergairah (gemar) belajar musik sehingga berdampak pada pengembangan kreatifitas dan perkembangan bakat bermusik yang ada dalam dirinya. Pengenalan Lapangan Persekolahan (PLP) 2 merupakan media bagi mahasiswa untuk mengaplikasikan dasar profesi. Dalam menempuh gelar S-1 Pendidikan Musik di Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Citra Bakti Ngada mahasiswa harus menjalani Pengenalan Lapangan Persekolahan 2 yang diaplikasikan dalam bentuk praktik mengajar dan kegiatan educational lainnya di lembaga sekolah. Oleh karena itu PLP 2 dapat diartikan sebagai suatu program yang merupakan ajang pelatihan yang bertujuan untuk menerapkan dan menanamkan berbagai pengetahuan, sikap dan keterampilan dalam rangka pembentukan guru yang profesional. Dengan demikian maka PLP 2 adalah program pendidikan yang memprasyaratkan kemampuan aplikatif dan terpadu dari seluruh pengalaman belajar sebelumnya kedalam program pelatihan berupa kinerja dari semua hal yang berkaitan dengan jabatan keguruan, baik kegiatan belajar mengajar maupun tugas-tugas keguruan lainnya. Kegiatan-kegiatan tersebut diselenggarakan dalam bentuk pembelajaran terbatas (micro teaching), pelatihan terbimbing, dan pelatihan mandiri yang diarahkan pada terbentuknya kemampuan keguruan, yang berjadwal secara sistematis dibawah bimbingan dosen pembimbing dan guru pamong. PLP 2dirancang unutk menyiapkan mahasiswa calon guru untuk memiliki atau menguasai kemampuan keguruan yang menyeluruh dan terpadu, sehingga



setelah



mahasiswa



tersebut



menjadi



guru,



mereka



dapat



mengembangkan tugas dan tanggung jawabnya secara profesional. Di STKIP Citra Bakti Ngada melalui program pendidikan jenjang S-1 Pendidikan Musik,



PLP 2 tidak hanya kegiatan mengajar yang harus ditempuh oleh mahasiswa, tetapi



juga



menyangkut



kemampuan



berpartisipasi



membangun,



atau



mengembangkan potensi pendidikan dimana ia praktik. Partisipasi dapat berupa peran aktif keterlibatan mahasiswa dalam kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler yang ada di sekolah. 1.2 RumusanMasalah 1. Bagaimana proses pelaksanaan PLP 2 di sekolah SMAN Golewa Were? 1.3 Tujuan 1.3.1 Tujuan Umum Pengenalan lapangan persekolahan (PLP) program studi Pendidikan Musik Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Citra Bakti Ngada bertujuan untuk melatih mahasiswa calon guru musik agar memiliki pengalaman kegiatan kependidikan secara faktual sehingga akan terbentuk tenaga kependidikan yang berprofesional, yaitu tenaga kependidikan yang memiliki seperangakat pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang diperlukan bagi profesinya sebagai guru, serta mampu menerapkan atau memperagakan kinerja dalam situasi nyata, baik dalam kegiatan pembelajaran maupun tugas-tugas keguruan lainnya. 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Untuk mahasiswa 1) Mahasiswa mengenal secara cermat lingkungan fisik, administrasi , akademik, dan sosial psikologis di lingkungan SMAN 1 GOLEWA WERE sebagai tempat latihan Pengenalan Lapangan Persekolahan 2) Mahasiswa menguasai berbagai keterampilan dasar mengajar 3) Mahasiswa mampu menerapkan berbagai kemampuan profesional keguruan secara utuh dan terpadu dalam situasi nyata. 4) Mahasiswa mampu mengembangkan aspek pribadi dan sosial di lingkungan sekolah. 5) Mahasiswa mampu menarik kesimpulan edukatif dari penghayatan dan pengalaman selama pelatihan melalui refleksi dan menuangkan hasil refleksi ke dalam laporan.



2. Untuk lembaga STKIP Citra Bakti Ngada 1) Memberikan wahana aplikasi keilmuan bagi mahasiswa 2) Memberikan pengalaman profesional mahasiswa sebagai calon guru seni, sehing benar-benar bisa menjadi lulusan kependidikan yang siap terjun di masyarakat khususnya dunia kependidikan. 3) Menjalin kerja sama educational dengan lembaga sekolah sebagai mitra dalam perwujudan dari salah satu Try Dharma Perguruan Tinggi.



BAB II TEMUAN DAN PEMBAHASAN 2.1 Temuandalam Masa PandemiCovid 19 Pandemi covid-19 telah mewabah di seluruh Indonesia dengan angka pasien yang selalu meningkat setiap tahunnya. Berdasarkan



hal tersebut menteri



pendidikan dan kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim membuat kebijakan terkait pemblejaran dalam masa covid-19.



Prinsip kebijakan



pendidikan di masa pandemi covid-19 adalah mengutamakan kesehatan dan keselamatan peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, keluarga, dan masyarakat secara umum, serta mempertimbangkan tumbuh kembang peserta didik dan kondisi psikososial dalam upaya pemenuhan layanan pendidikan selama pandemi covid-19.



Pemerintah telah mengeluarkan berbagai kebijakan dan



inisiatif untuk menghadapi kendala pembelajaran di masa pandemi Covid-19 seperti Revisi Surat Keputusan Bersama (SKB). Selain itu sekolah diberi fleksibilitas



untuk



memilih



kurikulum



yang



sesuai



dengan



kebutuhan



pembelajaran siswa di masa pandemic, sebagaimana ditetapkan dalam Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan terkait kurikulum dalam masa darurat. Kemendikbud juga melakukan insiatif membantu mengatasi kendala yang dihadapi guru, orang tua, dan anak selama masa pembelajaran jarak jauh. Pemerintah melakukan penyesuaian terkait pelaksanaan pembelajaran di zona kuning dan hijau dapat melaksnakan pembelajaran tatap muka dengan penerapan protokol kesehatan yang sangat ketat. Bagi daerah yang berada di zona oranye dan merah dilarang melakukan pembelajaran tatap muka di satuan pendidikan dan tetap melanjutkan Belajar dari Rumah (BDR). Mengikuti kebijakan pemerintah tersebut sebagai salah satu Satuan Pendidikan, SMAN 1 GOLEWA WERE tetap menerapkan sistem pembelaran Tatap Muka secara langsung namun tetap mengikuti protokol kesehatan dan tetap menunggu perkembangan lanjutan dari pemerintah. Di sekolah SMAN 1 Golewa mereka melakukan pembagian belajar di sekolah seperti, kelas X mulai pada hari senin sampai hari rabu, kelas XI pada hari kamis sampai hari sabtu, sedangkan



kelas XII dari hari senin sampai sabtu. Setiap kelas hanya memiliki 14 atau 15 orang siswa saja, dan posisi duduk diatur dengan jarak yang agak jauh. Setiap guru diberikan waktu untuk melakukan bimbingan belajar hanya satu jam saja, jadi satu hari ada enam (6) mata pelajaran yang diajarkan. Sebelum melakukan kegiatan pembelajaran semua siswa maupun guru dan pegawai wajib mengikuti protokol kesehatan seperti pemeriksaan masker, pengecekan suhu tubuh dan mencuci tangan. Jika siswa tidak memakai masker maka siswa tersebut diberikan kesempatan untuk mengambil masker begitupun guru dengan pegawai. 2.2 Deskripsi Hasil Pengembangan Perangkat Pembelajaran 2.2.1 Telaah Kurikulum Pengembangan kurikulum cukup radikal di dunai pendidikan di Indonesia, ini mencerminkan pengaruh dan tekanan yang berbeda, yang berasal dari pemerintah, pendidik, orang tua serta dari anak didik itu sendiri. Perlu sekitarnya untuk diketahui bahwa terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kegiatan belajar mengajar (Munandar:2018), yaitu: 1.



Kualitas pendidik. Pendidik menurut Undang-undang merupakan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen atau sebutan lain (pamong belajar, konselor) yang ikit serta dan bertanggung jawab dalam gerakan penyelenggaraan pendidikan (transfer ilmu)



2.



Anak didik, dua aspek yang mempengaruhi perkembangan kepribadian anak didik. Pertama, latar belakang yang mencakup keluarga yang dimana anak didik dilhiirkan, dan dari lingkungan seperti apa tempat dia tinggal. Kedua aspek sifat, meliputi kemampuan dasar (knowleadge) anak didik dan sikap anak didik , karena setiap manusi memiliki kemampuan yang berbeda.



3.



Sarana dan prasaran, semisal media pembelajaran, alat-alat pembelajaran dan lain sebagainya.



4.



Lingkungan, baik lingkungan sekolah ( banyak dan sedikitnya peserta didik di dalam ruangan kelas, serta kompetensi yang dimiliki oleh teman dalam kelas), maupun lingkungan tempat bermain dan lingkungan dalam rumah (orang tua).



Mengikuti keputusan pemerintah, selama 5 tahun terakhir SMAN 1 Golewa Were menerapkan kurikulum 2013. Dan untuk pembelajaran saat ini SMAN 1 golewa Were menarapkan kurikulum 2013. Adapun kelebihan penerapan kurikulum 2013 di SMAN 1 Golewa Were, berdasarkan hasil wawancara dan observasi bersama wakil kepala sekolah (bagian KUR kurikulum) di SMAN 1 golewa Were adalah adalah sebagai berikut : a.



Proses pembelajaran mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan



b.



Penilaian sikap dapat terjadi di dalam kelas dan diluar kelas (oleh wali kelas dan guru BP/BK).



c.



Proses pembelajaran sudah lebih beesifat ilmiah dengan pendekatan saintifik, Discovery Learning, Project Based Learning.



d.



Penilaian keterampilan dengan tugas proyek mengarahkan siswa untuk menyelesaikan masalah dengan prosedur ilmiah.



e.



Guru makin kreatif menyiapkan LKPD (lembar kerja peserta didik)



f.



Guru dituntut lebih jeli untuk memantau setiap aktivitas siswa selama proses pembelajaran.



g.



Kompetensi inti secera berjenjang dari kelas X, XI, dan kelas XII. Sedangkan



untuk



kekurangan



dalam



pembelajaran



dengan



sistem



pembelajaran kurikulum 2013 di SMAN 1 Golewa Were diantaranya adalah : a.



Indikator sikap bervariasi



b.



Rubrik keterampilan berpikir terlihat belum obyektif menilai kemampuan berpikir siswa secara individu, jika keterampilan berpikir dilakkan secara berkelompok. Masalah yang dihadapi adalah pada awal penerapan kurikulum 2013 dalam



pembelajaran di SMAN 1 Golewa Were kesulitan dalam menyipakan instrumentinstrument terkait penilaian sikap dan keterampilan. Sedangkan



untuk



penyesuaian



penerapan



kurikulum



2013



dalam



pembelajaran di SMAN 1 Golewa Were dengan pembelajaran di masa pandemi Covid 19 adalah menggunakan kurikulum 2013 yang disederhanakan. Untuk mata pelajaran ada kompetensi dasar yang tidak diajarkan mengingat waktu yang tidak cukup dan hanya kompetensi dasar yang esensial yang diajarkan. Dalam masa



pandemi Covid-19 pembelajaran yang diselenggarakan di SMAN 1 Golewa Were menerapkan sistem pembelajaran tatap muka secara langsung. Adapun masalah yang di hadapi dalam penerapaan kurikulum di masa pandemi adalah sebagai berikut: a.



Kualitas pembelajaran kurang terukur



b.



Daya serap siswa kurang maksimal



c.



Penilaian sikap dan keterampilan kurang berjalan dengan baik.



d.



Target kurikulm tidak tercapai 100% Untuk mengatasi masalah tersebut tindak lanjut yang diambil oleh sekolah



dianataraya adalah sekolah menyiapkan modul untuk siswa, dari setiap mata pelajaran memiliki modulnya masing-masing. 2.2.2 Strategidan Media Pembelajara Sebelum masa pandemi Covid 19 di SMPN 1 Golewa



menggunakan



kurikulum 2013. Pembaharuan kurikulum yang baru dilakukan yaitu kurikulum 2013 yang telah direvisi ulang pada tahun 2017. Adapun strategi pembelajaran yang diterapkan dalam masa pandemi covid 19, pada pembelajaran seni budaya tetap melakukan pembelajaran tatap muka secara langsung adalah strategi pembelajaran scientifik. Penerapan strategi pembelajaran scientifik ini dengan menggunakan metode ceramah. Adapun masalah yang dihapadi dalam penerapan strategi pembelajaranscientifik dalam pembelajaran di masa covid 19 adalah : a.



Waktu yang terbatas dalam belajar di sekolah



b. Daya serap peserta didik kurang c.



Kurangnya persiapan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran, sebagian peserta didik datang terlambat untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar bersama teman-teman yang lain.



2.2.3 SistemEvaluasi Evaluasi pendidikan adalah suatu proses penilaian dalam mengumpulkan dan menganalisis untuk menentukan taraf kemajuan suatu aktivitas di dalam pendidikan guna menetapkan pencapaian suatu tujuan baik untuk pendidik dan



peserta didik. Evaluasi menurut kurikulum 2013, evaluasi pendidikan mencakup tiga hal penting: 1.



Penilaian sikap. Pendidik melakukan penilaian komptensi sikap melalui observasi,npenilaian diri, instrument sikap, jurnal dan lainnya. Instrument yang digunakan untuk observasi, penilaian diri, dan penilaian antar peserta didik adalah daftar cek atau skla penilaian yand disertai rubric, sedangkan pada jurnal berupa catatan pendidik.



2.



Penilaian pengetahuan. Menilai komptensi pengetahuan melalui tes tulis, tes lisan, dan penugasan.



3.



Penilaian keterampilan. Pendidik menilai kompetensi keterampilan melalui penilaian



kinerja,



yaitu



penilaian



yang



mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu



menuntut



peserta



didik



dengan menggunakan tes



praktik, projek, dan penilaian portofolio. Instrument yang digunakan berupa daftar cek atau skala penilaian yang dilengkapi rubrik. Sistem evaluasi yang digunakan dalam pembelajaran Seni Budaya di SMAN 1 Golewa Were juga menggunakan sistem evalusai kurikulum 2013 yakni mencakup penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Dalam pembelajaran normal sebelum pandemi covid 19 sistem evaluasi sesuai dengan sistem evaluasi dalam kurikulum 2013, penilaian diambil berurutan. 2.2.4 Pemanfaatan TIK Selama penulis melakukan PLP 2 di sekolah SMAN 1 Golewa Were TIK belum sepenuhnya digunakan, karena siswa melakukan pembelajaran tatap muka secara langsung. TIK hanya digunakan ketika ada tugas dan siswa diberikan untuk mengerjakan tugas di sekolah. Berdasarkan hasil pengamatan penulis tentang pemanfaatan teknologi informasi untuk pebelajaran, administrasi, dan komunikasi yang ada di sekolah SMAN 1 GOLEWA WERE sudah dilaksanakan dengan baik, fasilitas seperti komputer di bagian tatausaha untuk melancarkan administrasi sekolah, tersedianya kuranglebih 30 unit komputer yang digunakan oleh siswa untuk mengikuti ujian, tersedianya proyektor yang digunakan guru untuk memperlancar proses pembelajaran di kelas.



2.3 Deskripsi Hasil Pelaksanaan Pembelajaran Berdasarkan hasil pengamatan penulis di sekolah SMAN 1 GOLEWA WERE, penulis menemukan bahwa kegiatan belajar mengajar dimulai pada pukul 07.30. Guru mata pelajaran harus wajib masuk kelas sesuai dengan jam yang telah ditentukan.Sebelum memulai pembelajaran biasanya diawali dengan doa bersama sekaligus mengambil absensi. Pelaksanaan pembelajaran



yang dilakukan di



dalam kelas hanya 60 menit saja tiap mata pelajaran. Guru mata pelajaran ada yang hanya memberikan tugas saja kepada siswa dan ada juga guru menjelaskannya secara langsung. Setiap siswa memiliki modulnya masing-masing yang diberikan oleh guru mata pelajaran. 2.4 Deskripsi Hasil Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler Kegiatan ekstrakurikuler merupakan serangakaian program kegiatanbelajar mengajar



diluar



jam



pelajaran



terprogram,



yang



dimaksudkan



untuk



meningkatkan cakrawala berpikir siswa, menumbuhkan bakat dan minat siswa serta semangat pengabdian terhadap masyarakat. Peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan nomor 62 tahun 2014 tentang ekstrakurikuler menyebutkan bahwa kegiatan ekstrakurukuler adalah kegiatan yang dilakukan oleh peserta didik diluar jam belajar, kegiatan intrakurikuler, dan kegiatan kokurikuler , di bawah bimbingan dan pengawasan satuan pendidikan. Dengan adanya pandemi covid-19 SMAN 1 GOLEWA WERE jarang melakukan kegiatan ektrakurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler yang dilakukan hanya melakukan kerja bakti di lingkungan sekolah, dan juga melakukan olahraga bersama.



BAB III REFLEKSIPENGALAMANSELAMA PELAKSANAAN PLP 2 Dari awal penerjuanan tentunya mahasiswa akan mengalami hal yang baru yaitu sebagai guru dalam suatu sekolah yang harus menyesuaikan diri bukan lagi murid, bukan lagi mahasiswa tapi seorang pendidik. Penyesuaian ini tentunya tidak mudah, selain mahasiswa harus memahami kultur yang berlaku di SMAN 1 Golewa Were, mahasiswa juga perlu menerapkannya dalam bertingkah-laku. Selain itu juga saat mengajar tentu kita akan mengalami kecanggungan yang begitu luar biasa menghadapi murid yang usianya terpaut 4-5 tahun yang lebih modern, hal pertama yang praktikan banyangkan dalam mengajar adalah bagaimana bisa apa yang disampaikan dapat menginspirasi anak untuk tertarik dengan mata pelajaran yang kita berikan. Ternyata dalam praktiknya hal itu tidak mudah, saya mendapatkan kelas X dan XI kelas dengan karakter siswa yang sangan berbeda. Yakni kelas X IPS 1-7 dengan jumlah siswa masing-masiing kelas berkiar antara 28-30 orang dan kelas X IPA 1-3, dengan jumlah siswa berkisar antara 22-26 orang. Kelas IPA terkesan lebih tenang sedangkan kelas IPS siswanya cukup hiperaktif artinya murid-murid begitu ramai dikelas. Adapun pemahaman materi yang disampaikan kepada siswa benar adanya, dan mudah dipahami. Dalam kenyataanya mata pelajaran seni budaya membutuhkan berbagai media dan keahlian ataupun kreativitas yang lebih dari pengajar karena



pembelajaran tidak terlalu efektif dan efisien jika



pembelajarannya monoton. Saat pembelajaran materi seni budaya, praktikan memberikan tayangan video tentang apa itu seni budaya. Bagaimana seni itu sangat dekat dengan kita baik kita sadari maupun tidak kita sadari. Berbagai kejadian yang sering terjadi dan dilakukan dalam kehidupan sehari-hari ditayangkan dalam video ini sehingga wawasan siswa menjadi lebih terbuka tentang seni dan budaya itu. Hal lain yang dihadapi praktikan adalah waktu yang terlalu cepat karena menghadapi kelas yang ribut dan sulit dikondisikan, peringatan yang diberikan kepada siswa menghabiskan waktu karena terjadi berulang-ulang. Untuk mata



pelajaran seni budaya praktikan mengajar dijam ke 7-9 dan ini adalah jam dimana siswa sudah lelah dan tidak fokus mengikuti pelajaran. Kebanyakan siswa merasa kantuk dan untuk menghilangkan itu biasanya mereka akan saling mengganggu dan yang lainnya akan sibuk dengan urusan masing-masing. Juga karena sebelum jam ke 7 ini adalah istirahat maka sering siswa masuk kedalam kelas tidak tepat waktu sekitar 15 menit setelah bel berbunyi baru kembali ke kelas dan ini membuat banyak waktu terbuang sehingga materi yang seharusnya habis 2 x 45 menit harus diulang dipertemuan berikutnya. Pengalaman lain selain dalam kegiatan belajar mengajar yang baik untuk dimaknai adalah bagaimana sebagai guru piket, praktikan harus berelasi dengan baik dengan guru-guru yang lain sehingga mendapatkan pengalaman yang baik saat menjadi guru piket. Seperti harus berkeliling kelas untuk menanyakan siswa yang tidak hadir dihari tersebut, yang tentunya membutuhkan keberanian apalagi bagi praktikan yang jarang bersosialisasi didepan umum. Selain itu juga menjaga relasi dengan siswa yang akan diampu menjadi jurus terjitu agar dapat dihargai siswa saat mengajar, bukan karena kita bersifat keras namun lebih pada ketertarikan siswa untuk mengikuti secara aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Terlepas dari pengalaman yang menyenangkan ataupun tidak kegiatan PLP II di SMAN 1 Golewa Were ini memberikan banyak manfaat bagi praktikan, khususnya dalam mengembangkan kemampuan praktikan dalam bidang keguruan dan sebagai bekal untuk menjadi seorang guru di masa yang akan datang. Selain itu, praktikan menjadi paham akan kekurangan dan kelebihan praktikan sebagai seorang calon guru.



BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Berdasarkan uraian dan penjelasan yang telah disampaikan diatas maka dapat saya simpulkan beberapa hal yang penting antara lain: 1.



Dalam melaksanakan proses belajar mengajar harus berlandaskan kurikulum yang digunakan sebagai



alat dalam proses pendidikan. Kurikulum



merupakan salah satu program belajar bagi siswa yang disusun secara sistematis yang diberikan oleh lembaga pendidikan tertentu untuk mencapai tujuan pendidikan. 2.



Dalam proses pembelajaran terdapat tahap-tahap yang harus dilaksanakan oleh mahasiswa dalam mengajar. Tahap-tahapan ini terdiri dari tahap persiapan, dan tahap pelaksanaan. Pada tahap ini ada 3 kegiatan yang harus mahasiswa ketahui, yaitu kegiatan pembukaan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.



3.



Pengenalan Lapangan Persekolahan 2 adalah suatu program dalam pendidikan calon guru yang dirancang untuk melatih para calon guru menguasai keterampilan mengajar yang utuh dan terintegrasi, sehingga stelah menyelesaikan pendidikannya mereka siap secara mandiri mengembang tugas sebagai seorang guru yang profesional.



4.



PLP 2 sangat bermanfaat sekali bagi mahasiswa yang akan terjun kedalam dunia pendidikan, karena dapat mentransfer ilmu yang didapat dibangku kuliah sehingga bermanfaat untuk mengembangkan mutu pendidikan.



5.



Menjadi guru tidaklah mudah. Menjadi seorang pendidik tidak hanya memberikan ilmu (mengajar) tetapi banyak kegiatan non mengajar lain yang harus dikuasai oleh seorang guru agar mampu tampil profesonal dan berhasil dalam mendidik siswa.



6.



Dalam proses PLP 2 di SMAN 1 GOLEWA WERE berlangsung seperti apa yang diharapkan, adanya hubungan yang baik antara siswa, guru dan pegawai memudahkan proses pelaksanaan PLP 2, oleh karena itu PLP 2 yang



berlangsung sangat memberikan hal yang bermakna dan pengalaman baru yang sangat berharga. 4.2 Saran Adapun saran untuk kegiatan PLP 2 ini antara lain: 1.



Mahasiswa PLP harus mempersiapkan diri dengan baik, baik fisik maupun mental dan kemampuan pengetahuan.



2.



Sikap dan metode yang digunakan oleh guru dalam menyampaikan materi sangat mempengaruhi cara dan sikap siswa dalam belajar. Pendekatan guru dalam hal ini sangat diperlukan untuk menunjang kelancaran belajar mengajar.



3.



Untuk dapat memperkecil timbulnya hambatan dalam PLP, mahasiswa PLP harus mengetahui peraturan sekolah dan memiliki kreatifitas melaksanakan kegiatan belajar mengajar saat melaksanakan PLP.



4.



Bagi mahasiswa PLP harus betul-betul siap sebelum mengajar di kelas, siap mental, menguasai materi yang akan diajarkan dan mampu menangani serta mengatur kelas dengan baik.



5.



Hendaknya melakukan kerjasama yang baik antar teman kelompok, guru pamong maupun guru-guru yang lain guna mendapatkan masukan-masukan yang dapat membantu dalam kegiatan pelaksanaan pembelajaran baik di kelas maupun praktek.



LAMPIRAN



Media Pembelajaran 1.



Kompetensi dasar dan tujuan



2. Konsep pertunjukan musik dan bentuk musik tradisional



3. Jenis pertunjukan musik tradisional



4. Contoh video pertunjukan musik tradisional dan tugas



Foto-foto Kegiatan 1. Wawancara bersama kepala sekolah



2. Wawancara bersama wakil kepala sekolah



3. Pemeriksaan suhu tubuh, masker dan mencuci tangan



4.Kerja bakti



5.Pembelajaran dalam kelas



6. Rapat bersama kepala sekolah