Laporan Praktikum 12 Saltrans [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM SALURAN TRANSMISI



PRAKTIKUM 12 TRANSMISI SINYAL PAM MELALUI KABEL TEMBAGA (14 November 2019)



NAMA: YULIA SETIANI NIM/ KELAS : 3.33.18.0.24/ TK-2A



PROGRAM STUDI D3-TEKNIK TELEKOMUNIKASI



POLITEKNIK NEGERI SEMARANG 2019



PRAKTIKUM 12 TRANSMISI SINYAL PAM MELALUI KABEL TEMBAGA



I.



Tujuan Setelah melaksanakan praktikum, menyusun rangkaian,memeriksa rangkaian dan menganalisa data diharapkan mahasiswa dapat : a. Mengerti prinsip modulasi amplitude pulsa. b. Menjelaskan fungsi dan bentuk gelombang dari modulator PAM. c. Menjelaskan fungsi dan bentuk gelombang dari modulator PAM pada saluran koaksial 100 meter.



II.



Dasar Teori Pulse



Amplitude



Modulation



(PAM)



adalah



sebuah



teknik



untuk



menggambarkan sebuah perubahan dari sinyal analog ke sinyal tipe pulsa dimana dalam pulsa amplitudonya menunjukkan informasi analog. Sinyal PAM dapat diubah menjadi sinyal digital PCM (baseband). Dalam hal ini sinyal digital dari PAM dimodulasikan oleh carier di system komunikasi digital bandpass. Konsekuensi proses perubahan analog menjadi PAM adalah tahap pertama dalam merubah gelombang analog menjadi sinyal PCM (digital). Di dalam beberapa aplikasi sinyal PAM digunakan secara langsung dan perubahan menjadi PCM tidak dikehendaki. Tujuan pensinyalan PAM adalah menyediakan bentuk gelombang lain yang terlihat seperti pulsa yang berisi informasi lampau berbentuk sinyal analog. PAM terbagi dalam dua kelas, yaitu PAM yang memakai natural signaling dan PAM yang memakai instaneous sampling. PAM instaneous sampling lebih mudah dipergunakan untuk diturunkan dan dipakai dalam aplikasi yang lain. 1. Natural Sampling (Gating) Jika w(t) adalah bentuk gelombang analog bandlimited untuk B hertz sinyal PAM yang memakai natural sampling adalah: W(t)=w(t)S(t) S(t) adalah sebuah gelombang persegi switching waveform dan, spectrum untuk natural sampling adalah relative lebih mudah diturunkan karena hanya memerlukan



menggunakan analog switch yang ada pada CMOS hardware. Spectrum sinyal PAM dengan natural sampling adalah di dalam bentuk spectrum analog gelombang masukan. Bentuk gelombang analog asal bisa didapatkan kembali dari sinyal PAM melalui low pass filter gelombang. Analog tidak dapat kembali tanpa berdampak spectrum overlap dan disebut aliasing. Sinyal analog juga bisa di dapat kembali dari sinyal PAM dengan memakai produk pendeteksi. 2. Instantaneous Sampling (Flat-Top PAM) Sinyal analog mungkin juga dirubah ke pensinyalan pulsa dengan memakai flat-top signaling dengan instantaneous sampling. Definisi w(t) gelombang analog instantaneous sampling sinyal PAM diberikan tipe sinyal PAM dikatakan terdiri dari instantaneous sample dan sinyal flat top PAM dapat diturunkan memakai tipe – circuit elektronik sample- and hold. Potongan pulsa yang lain dari potongan sinyal persegi tetapi hasil gelombang PAM tidak dapat mencapai flat-topped. Hanya batas pada potongan menjadi di luar, agar pulsa tidak tumpeng tindih. Spectrum untuk flip- topped dihasilkan oleh farier transform.



Beberapa prefilter dibutuhkan sebelum pengali(untuk membuat pusat di dalam band pass) untuk mengganti kerugian pada spectrum yang saling hilang karena akibat celah secara umum system pulsa modulasi memerlukan sinyal sinkronisasi dalam penerimaan dan pengulangan regenerasi dalam perintah proses sinyal pulsa.



III.



Alat dan Bahan yang Digunakan 1. Osciloskop



: 1 buah



2. Modulator PAM



: 1 buah



3. Generator Fungsi



: 1 buah



4. Kabel tembaga 100 meter



: 1 buah



5. Power Supply ±15 V/2A



: 1 buah



6. Probe Test 10:1/1:1



: 2 buah



7. Probe adapter



: 2 buah



8. Kabel Jumper



: secukupnya



9. Connector



10. T-BNC



IV.



Gambar Rangkaian



V.



Langkah Percobaan



: 1 buah



1. Siapkan alat dan bahan untuk percobaan Pulse Amplitude Modulation. 2. Pasang konektor pada modul PAM. 3. Sambungkan kabel probe function generator dengan kabel probe oscillator kemudian amati sinyal yang dihasilkan untuk memastikan alat tersebut dapat berfungsi dengan baik. 4. Atur function generator pada frekuensi 1KHz. 5. Pasang probe power supply pada modul PAM(15 V, -15 V,0 V). 6. Pasangkan input dari function generator pada input modulator. 7. Pasang probe dari oscillator pada setiap bagian yang akan di analisa bentuk gelombangnya secara bergantian. 8. Setelah itu sambungkan modul PAM ke kabel tembaga100 meter. 9. Amati gelombang yang dihasilkan.



VI.



Data Hasil Percobaan



Jarak Percobaan



Sinyal Carrier



Sinyal Input dan sinyal infromasi



100 meter tanpa beban



F = 4,755 KHz



F = 1 KHz



Vo = 6V



Vo = 7,84 V



F = 4,755 KHz



F = 1,004 KHz



Vo = 6V



Vo = 592 mV



F = 4,755 KHz



F = 1, 149 KHz



Vo = 6V



Vo = 936 mV



100 meter dengan beban 50 ohm



100 meter dengan beban 100 ohm



VII.



ANALISA Pada percobaan ini adalah transmisi sinyal PAM melalui kabel tembaga, PAM adalah sebuah teknik untuk menggambarkan sebuah perubahan dari sinyal analog ke sinyal tipe pulsa dimana dalam pulsa amplitudonya menunjukkan informasi analog. Sinyal PAM dapat diubah menjadi sinyal digital PCM (baseband). Tujuan pensinyalan PAM adalah menyediakan bentuk gelombang lain yang terlihat seperti pulsa yang berisi informasi lampau berbentuk sinyal analog. pada percobaan ini digunakan gelombang sinusoida dari function generator sebagai gelombang informasi. Gelombang informasi yang digunakan frekuensinya sebesar 1 KHz dengan amplitudo 5 Vpp. Gelombang carrier yang digunakan berasal dari generator clock, dengan frekuensi 1 KHz. Gelombang carrier ini merupakan gelombang kotak (digital). Secara teori, gelombang carrier akan menjadi clock yang melakukan sampling pada gelombang informasi. Level tegangan saat bit 1 akan mengikuti amplitudo gelombang informasi. Hal ini terlihat pada bentuk gelombang output pada Osciloscope. Sinyal output berupa gelombang kotak yang level tegangannya membentuk sinyal sinus. Atau seakan-akan outputnya berupa gelombang sinus yang terbentuk dari step-step gelombang kotak Gelombang ini merupakan hasil sampling dari gelombang sinus. Gelombang output lalu dimasukkan ke rangkaian demodulator, dengan sinyal SYM digunakan sebagai clock. Pada output demodulator, terlihat bahwa gelombang mulai membentuk gelombang sinus yang sempurna. Akan tetapi masih terdapat sinyal sinyal sampling pada gelombang tersebut. Hal ini disebabkan sinyal output masih belum sinkron dengan clock demodulator. Selanjutnya, sinyal output modulator dimasukkan ke rangkaian ‘Hold’ sebelum dimasukkan ke demodulator. Fungsi rangkaian ini adalah untuk menahan sementara gelombang, sehingga gelombang output bias sinkron dengan clock demodulator. Hasilnya seperti yang ditunjukkan



pada



oscilloscope. Gelombang output demodulator berbentuk sinyal sinus yang sempurna seperti sinyal input (informasi) semula. Percobaan dilakukan dengan menggunakan kabel tembaga, dimulai dari kabel tembaga 100 meter yang tanpa beban, diberi beban 50 ohm dan diberi beban 100 ohm.. Pada kabel tembaga dengan jarak 100 meter diberi beban 100 ohm, dimana hasil



gelombang output yang dihasilkan adalah sinus di sertai dengan sampling dan tegangan yang di hasilkan lebih besar daripada dengan kabel tembaga yang diberi beban 50 ohm.



VIII. KESIMPULAN



1.



Pada PAM, gelombang carrier yang digunakan adalah gelombang kotak (digital) yang akan digunakan sebagai sinyal sampling.



2.



Tujuan pensinyalan PAM adalah menyediakan bentuk gelombang lain yang terlihat seperti pulsa yang berisi informasi lampau berbentuk sinyal analog.



3.



Gelombang informasi yang digunakan frekuensinya sebesar 1 KHz dengan amplitudo 5 Vpp.



4.



Sinyal output berupa gelombang kotak yang level tegangannya membentuk sinyal sinus.



5.



Gelombang output lalu dimasukkan ke rangkaian demodulator, pada output demodulator, terlihat bahwa gelombang mulai membentuk gelombang sinus yang sempurna.