12 0 745 KB
LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS KUALITAS LINGKUNGAN PENGENALAN ALAT
Disusun oleh: Elma Aulia Ricky (2000029237) Golongan D1
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN YOGYAKARTA 2020
PENGENALAN ALAT A. Tujuan 1. Mahasiswa mengetahui berbagai macam alat yang digunakan pada saat praktikum Analisis Kualitas Lingkungan. 2. Mahasiswa mengetahui dan memahami cara menggunakan alat yang digunakan pada saat praktikum berlangsung. B. Tinjauan Pustaka Keberadaan laboratorium sangat penting dalam menunjang kegiatan belajar dan mengajar. Adanya laboratorium diharapkan proses pengajaran dapat dilaksanakan seoptimal mungkin. Setiap laboratorium sudah seharusnya memiliki manajemen laboratorium yang baik, agar kegiatan paktikum dapat terlaksana dengan lancar (Hamidah Afreni, dkk, 2013). Dalam sebuah praktikum, praktikan diwajibkan mengenal dan memahami cara kerja serta fungsi dari alat-alat yang terdapat pada laboratorium mikrobiologi. Selain untuk menghindari lecelakaan dan bahaya, dengan memahami cara kerja serta fungsi masing-masing alat, praktikan dapat melaksanakan praktikum dengan sempurna (Rukmana, 2013). Pengenalan alat-alat laboratorium penting dilakukan untuk keselamatan kerja saat melakukan penelitian. Alat-alat laboratorium biasanya dapat rusak atau bahkan berbahaya jika penggunaannya tidak sesuai dengan prosedur. Pentingnya dilakukan pengenalan alat-alat laboratorium adalah agar dapat diketahui cara penggunaan alat dengan baik dan benar, sehingga kesalahan prosedur pemakaian alat dapat diminimalisasi sedikit mungkin. Hal ini penting supaya saat melakukan penelitian, data yang diperoleh akan benar pula (Andriani, Ririn, 2016). Kesalahan penggunaan alat laboratorium adalah suatu kesalah besar yang menyebabkan tidak akuratnya data yang dihasilkan. Selain mengenal nama alat-alat tersebut kita juga harus mengetahui fungsi kegunaannya (Ihsan, Burhanudin, dkk, 2012). Sebelum melakukan praktikum, terlebih dahulu kita harus mengenal atau mengetahui tentang peralatan yang digunakan dalam melakukan praktikum tersebut. Hal ini berguna untuk mempermudah kita dalam melaksanakan percobaan, sehingga resiko kecelakaan di laboratorium dapat ditanggulangi. Kebersihan dan kesempurnaan alat sangat penting untuk bekerja di laboratorium (Yulinas, dkk, 2017).
Salah satu cara untuk memberikan pemahaman yang komprehensif dan meminimalisir kesalahan konsep/presepsi pada peserta didik adalah dengan menyelaraskan materi dengan praktikum yang terdapat di materi tersebut. keselarasan materi tersebut akan menjadi pemahaman peserta terhadap suatu materi menjadi lebih komprehensif dan konkret (Suharsono, dkk, 2016). Kesehatan dan keselamatan adalah hal yang harus paling diperhatikan sebelum melakukan percobaan laboratorium apapun. Peraturan dasarnya dalah selalu berhati-hati (jangan bermain atau berlarian di laboratorium), kenakan pakaian pelindung, dan ikuti semua oetunjuk dengan seksama (Farndon, 2010). C. Alat dan Bahan 1. Ecologykit 2. Sound Level Meter 3. Environment Test ( 5 In 1 ) 4. Lux Meter 5. Environment Test 6. Hygrometer 7. Portable EC TDS Temperatur 8. Seawater 9. PH Meter 10. Spektrofotometer 11. Kuvet 12. Incubator 13. Oven 14. Eksikator 15. Colony Country 16. Timbangan Analitik 17. Botol Sampel 18. Labu Erlenmeyer 19. Botol Timbang 20. Gelas Kimia 21. Batu Didih 22. Pro Pipet 23. Pipet Ukur
24. Biuret dan Statif D. Cara Kerja 1. Alat dan bahan dipelajari dan difoto E. Hasil Pengamatan No 1.
Nama alat Ecologykit
Gambar
Fungsi Untuk mengukur kualitas air sungai secara fisik dan kimia
2.
Sound
Level
Meter
Untuk mengukur tingkat kebisingan suatu tempat dengan satuan (dB).
3.
Environment Test
1.
( 5 In 1 )
kebisingan (db) 2.
Mengukur
tingkat
Mengukur kecepatan
angin (µm/h) 3.
Mengukur
intensitas
cahaya (lux) 4. Mengukur suhu (°c) 5. Mengukur kelembapan (%RH)
4.
Lux Meter
Untuk mengukur intensitas cahaya dengan satuan lux. S = Cahaya Matahari L = lampu kuning F = lampu putih C = lampu jalan
5.
Environment Test
1.
Mengukur
tingkat
kebisingan (db) 2.
Mengukur kecepatan
angin (µm/h) 3.
Mengukur
intensitas
cahaya (lux) 4. Mengukur suhu (°c) 5. Mengukur kelembapan (%RH) 6.
Hygrometer
Mengukur
kelembapan
dan mengukur suhu.
7.
Portable Ec Tds
1. Mengukur suhu air (°c)
Temperatur
2. Daya hantar listrik air (µs/cm) 3. TDS air (ppm)
8.
Seawater
Mengukur salinitas atau
Refractometer
kadar garam dalam air dengan satuan (ppt)
9.
PH Meter
Mengukur tingkat PH atau derajat asam dan basa pada sampel air.
10.
Spektrofotometer
Mengukur
absorban
dengan
melewatkan
cahaya
pada
Panjang
gelombang tertentu pada larutan atau sampel yang diukur. 11.
Kuvet
Wadah
untuk
menempatkan sampel yang akan
diperiksa
pada
spektrofotometer.
12.
Incubator
Menginkubasi
organisme
yang ditanam.
13.
Oven
Alat sterilisasi kering pada praktikum
atau
untuk
memanaskan mengeringkan sampel.
dan
14.
Eksikator
Mendinginkan
sampel
tanpa
sampel
membuat
terkena uap air yang bisa mempengaruhi
berat
sampel. 15.
Colony Counter
Menghitung
jumlah
bakteri pada petridish.
16.
17.
Timbangan
Menimbang mikroba skala
Analic
kecil.
Botol Sample
1. Botol sampel dengan pemberat mengambil
untuk sampel
air
pada kedalaman (sumur). 2. Botol sampel tanpa pemberat mengambil
untuk air
yang
mudah dicapai. 18.
Labu Erlenmeyer
Wadah untuk menapung cawan saat pengujian.
19.
Botol Timbang
Wadah menempatkan
untuk sampel
pemeriksaan lengas tanah.
20.
Gelas Kimia
Wadah
untuk
tempat
menampung larutan/sampel
dalam
proses menghomogenkan dan memanaskan cairan. 21.
Batu Didih
1.
Meratakan
panas
sehingga panas menjadi homogen
pada
seluruh
bagian larutan. 2. Menghindari titik lewat didih. 22.
Pro Pipet
1. Ukuran kecil (hijau) untuk mengambil cairan dengan skala pipet 1 ml. 2. Ukuran besar (merah) untuk mengambil cairan dengan skala pipet >5 ml.
23.
Pipet Ukur
Mengambil cairan pada pemeriksaan mikrobiologi.
24.
Buret dan Statif
Melakukan titrasi.
F. Pembahasan Berdasarkan hasil praktikum dapat diketahui alat-alat laboratorium dan fungsinya. Selain itu, kita sebagai praktikan juga harus memahami cara menjaga dan merawat alat-alat laboratorium tersebut. Kondisi ini sangat penting dilakukan sebagai praktikan untuk menghindari sebuah kecelakaan yang terjadi selama praktikum. Adapun alat-alat laboratorium itu sendiri diantaranya ecologykit, sound level meter, environment test (5 in 1), lux meter, environment test, spektrofotometer, hygrometer, portable EC TDS Temperature, seawer refractometer, pH meter, kuvet, incubator, oven, eksikator, colony counter, timbangan analitik, botol sampel, labu Erlenmeyer, botol timbang, gelas kimia, batu didih, propipet, pipet ukur, buret dan statif. Lux meter alat yang digunakan untuk mengukur besarnya intensitas cahaya di suatu tempat. Besarnya intensitas ini perlu untuk diketahui karena pada dasarnya manusia juga memerlukan penerangan yang cukup. Untuk mengetahui besarnya intensitas cahaya ini diperlukan sensor yang cukup peka dan linier terhadap cahaya (Alaydrus, Ismail dkk, 2013). Ecologykit berfungsi untuk mengukur kualitas air sungai secara fisik dan kimia (DO, CO2, alkali dan hardness). Alat-alat yang termasuk ke dalam ecologykit adalah pH meter, thermometer lingkungan, bola dan meterline untuk mengukur kecepatan air. Sound Level Meter memiliki fungsi untuk mengukur tingkat kebisingan suatu tempat. Kebisingan merupakan suatu hal yang tidak diinginkan yang menyebabkan keadaan menjadi gaduh. Mekanisme keja dari alat ini adalah apabila sutu benda bergetar, maka akan terjadinya perubahan tekanan udara yang tertangkap di alat ini. Kebisingan dapat membahayakan setiap individu dan mengakibatkan gangguan, gangguan akibat dari kebisingan diantaranya stress, kelelahan, dan performa kerja. Dampak dari kebisingan itu sendiri dapat mengganggu kesehatan mental para pekerja terutama gangguan fisiologis dan psikologisnya. Environment test alat ini dibagi menjadi dua macam yaitu environment test dan environment test (5in1). Kedua alat ini memiliki fungsi yang sama yaitu mengukur tingkat kebisingan (db), mengukur kecepatan angin (µm/h), mengukur intensitas cahaya (lux), mengukur suhu (°c), dan mengukur kelembapan (%RH). Portable Ec Tds Temperatur memiliki fungsi mengukur suhu air (°c), daya hantar listrik air (µs/cm), dan TDS air (ppm). Pengunaan alat ini yaitu dengan menyalakan tombol on/off kemudian saluran kabel dihubungkan ke dalam cairan. Setelah itu, skala cairan akan muncul di touch screen yang bisa kita baca hasilnya.
. PH meter mengilustrasikan du acara untuk menunjukan bahwa ionisasi telah terjadi larutan berair suatu asam, salah satunya menggunakan warna indicator asam basa, cara lainnya dengan pH meter (Safitri, 2007). PH meter berfungsi untuk mengatur tingkat pH atau derajat asam dan basa pada sampel air. Cara penggunaan alat ini tabung diberi air dan tetesan reagen dengan porsi sesuai, kemudian masukan pH meter ke dalam tabung tersebut. tunggu dalam beberapa menit setalah itu pH meter akan mengeluarkan hasil pengukuran sampel air tersebut. Seawater refractometer berfungsi untuk pengukuran salinitas atau kadar garam dalam air dengan satuan (ppt). Penggunaan alat ini tekan tombol on/off untuk menyalakan alat, kemudian teteskan aquades pada lingkaran alat atur tombol range, zero, and read untuk membaca hasil skala Hygrometer berfungsi untuk mengukur udara dan mengukur suhu. Cara pengunaan alat ini dengan diletakkan di temapt yang akan kita ukur kelembapannya, kemudian tunggu dan baca hasil skalanya. Pada saat penggunaan alat ini harus ada aliran udara yang berhembus kearah alat dengan mengipasi alat ini dengan kipas. Pembacaan skala hygrometer pada kelembapan ditandai dengan h dan pada suhu ditandai dengan derajat celcius. Penyimpanan alat ini harus ditempatkan di dalam container
penyimpanan
barang
yang
kelembapannya
terjaga,
karena
jika
kelembapannya rendah akan terhindar dari pertumbuhan jamur. Spektrofotometer berfungsi untuk mengukur absorban dengan melewatkan cahaya pada Panjang gelombang tertentu pada larutan atau sampel yang diukur. Pengoperasiannya dengan memastikan kuvet telah di pasang dan pompa peristatik telah dilingkari selang. Hubungkan kabel dengan arus listrik 220 V dan tekan tombol on/off untuk menghidupkan alat, diamkan 10 menit. Atur semua pengaturan pada touch screen, kemudian hasil analisis akan dicetak dan sampel yang diuji dibuang. Selang dari pompa peritaltik dilepas, alat dibersihkan dan tekan tombol on/off untuk mematikan alat kemudian lepas kabel yang menghubungkan arus listrik. Kuvet memiliki fungsi sebagai wadah untuk menempatkan sampel yang akan diperiksa pada spektrofotometer. Cara kerja alat ini yaitu dengan menyiapkan sprektofotometer, kemudian hubungkan kabel dengan arus listrik. Atur skala pada sprektofotometer, letakkan larutan pada kuvet selanjutkan letakkan kuvet ke dalam speltofotometer. Incubator berfungsi untuk menginkubasi mikroorganisme yang telah di tanam. Penggunaan alat ini dengan meletakkan mikroorganisme di wadah ke dalam
incubator, tunggu sampai dengan 30 menit. Oven memiliki fungsi sebagai alat sterilisasi kering untuk memanaskan dan mengeringkan sampel. Timbangan analik berfungsi unuk menimbang alat atau bahan yang memiliki skala kecil. Timbangan analitik secara umum kita pastikan timbangan sudah menyala dan menunjukan angka nol. Kemudian, letakkan benda yang akan diukur, baca skala yang tertera pada display sesuai dengan skala satuan timbangan. Tunggu 30 menit, tetapi jika pengukuran sensitive tidak perlu ditunggu 30 menit karena hanya bekerja pada temperature tetap. Eksikator berfungsi untuk mendinginkan sampel tanpa membuat sampel terkena uap air yang bisa mempengaruhi berat sampel (mempertahankan berat sampel kering). Colony counter berfungsi untuk menghitung jumlah koloni bakteri/mikrobia pada petridish atau media lainnya. Penggunaannya dengan menyalakan alat kemudian letakkan wadah diatas colony counter. Letakkan koloni bakteri di atas wadah untuk dihitung. Botol sampel memiliki dua macam yaitu botol sampel pemberat dan tanpa pemberat. Botol sampel pemberat berfungsi untuk mengambil air pada kedalaman (sungai dan sumur), sedangkan botol sampel tanpa pemberat berfungsi mengambil air yang mudah dicapai (keran air). Labu Erlenmeyer berfungsi sebagai wadah untuk tempat menampung larutan atau sampel saat pengujian. Erlenmeyer cara kerjanya yaitu disterilkan dulu dengan aquades, setelah itu di hitung air yang masuk. Jika Erlenmeyer sudah terisi air maka simpan dibawah burret yang dijepit statif, kemudian cairan reagen yang ada pada burret diteteskan pada air dalam labu Erlenmeyer dengan membuka keran pada burret. Botol timbang sebagai wasdah untuk menempelkan sampel pemeriksaan lengas tanah. Gelas kimia sebagai wadah untuk tempat menampung larutan atau sampel, dalam proses menghomogenkan dan memanaskan cairan. Batu didih berfungsi untuk meratakan panas sehingga panas menjadi homogen pada seluruh larutan dan untuk menghindari titik lewat didih. Propipet memiliki dua ukuran yaitu kecil dengan warna hijau dan besar dengan warna merah. Pada ukuran kecil digunakan untuk mengambil cairan skala 1 mL dan ukuran besar digunakan untuk mengambil cairan dengan skala > 5 mL. pipet ukur steril digunakan untuk mengambil cairan pada pemeriksaan mikrobiologi. Burret dan statif digunakan untuk melakukan titrasi, pada saat ini zat yang akan digunakan kita letakkan pada burret. Secara umum, fungsi setiap alat telah diberikan, karena tidak mungkin semua fungsi diutarakan dalam melakukan kegiatan laboratorium. Untuk memudahkan
dalam memahami alat-alat laboratorium yang dapat digunakan dalam waktu relative lama dan dalam keadaan baik, maka diperlukan pemekiharaan dan penyimpanan yang memadai (Wirjosoemarto, 2007).
G. Kesimpulan Berdasarkan hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa: 1. Praktikum Analisis Kualitas Lingkungan (AKL) menggunakan macam-macam alat diantaranya ecologykit, sound level meter, environment test (5 in 1), lux meter, environment test, spektrofotometer, hygrometer, portable ec tds temperature, seawer refractometer, ph meter, kuvet, incubator, oven, eksikator, colony counter, timbangan analitik, botol sampel, labu erlenmeyer, botol timbang, gelas kimia, batu didih, propipet, pipet ukur, buret dan statif. 2. Alat-alat praktikum ini memiliki berbagai fungsi yang berbeda dan fungsi alat-alat laboratorium ini sangat penting bagi praktikan untuk memahami dan mengetahui sebelum praktikum. H. Daftar Pustaka Alaydrus, Ismail dkk. 2013. Pengenalan Alat-Alat Praktikum Ekologi Terrestrial. Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Andriani, Ririn. 2016. Penhenalan Alat-Alat Laboratorium mikrobiologi Untuk Mengatasi
Keselamatan
Kerja
dan
Keberhasilan
Praktikum.
Jurnal
Mikrobiologi. Vol.1, No.1. Farndon, John. 2010. Materi Biologi Volume 1 Pengantar Biologi. Bandung: Pakar Raya. Hamidah Afreni, dkk. 2013. Manajemen Laboratorium Biologi Beberapa Sma Swasta Di Kota Jambi. Jurnal Sainsmatika. Vol 7, (1), ISSN 1979-0910. Ihsan, Burhanudin, dkk. 2012. Pengenalan Alat Laboratorium Dan Pembuatan Reagen. Yogyakarta. Rukmana. 2013. Alat Laboratorium Mikrobiologi. Palu: Universitas Tadukalo. Safitri, Amalia. 2007. Kimia dasar prinsip-prinsip dan aplikasi modern edisi kesembilan jilid ke 2. Jakarta: Erlangga.
Suharsono, dkk. 2016. Pelatihan Pengunaan Alat Dan Bahan Laboratorium IPA Bagi Guru IPA di Lingkungan SMP/MTs Se-Kecamatan Cikatomas Kabupaten Tasikmalaya. Jurnal Siliwangi. Vol.2, (2), ISSN 2477-6629. Wirjosoemarto. 2017. Pengenalan Alat-Alat Praktikum Ekologi Terrestrial. Jurnal ekologi. Vol.4, No. 1. Yulinas, dkk. 2017. Penuntun Praktikum Mikrobiologi Akuatik. diakses 10 Oktober 2020. http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/69263.