Laporan Praktikum Automatic Processing [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LABORATORIUM PSIKOLOGI LANJUT LAPORAN PRAKTIKUM PSIKOLOGI KOGNITIF (Automatic Processing)



DISUSUN OLEH:



Nama



: Rifani Indrianti



NPM



: 16518134



Kelas



: 3PA08



Tutor



: Ahzanurmahyan



FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS GUNADARMA 2021



I.



TUJUAN Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui bagaimana suatu proses berpikir dapat berjalan secara otomatis, serta melatih otak kita untuk



fokus



dalam



satu



atau



beberapa



stimulus-stimulus



yang



membutuhkan keotomatisan seperti kata dan warna.



II.



POINT OF VIEW Menurut saya praktikum ini penting untuk membantu pratikan



memahami materi Automatic Processing pada mata kuliah Psikologi Kognitif serta melatih otak kita untuk fokus dalam satu atau beberapa aktifitas yang membutuhkan



keotomatisan



seperti stimulus yang



diberikan yaitu kata dan warna. III.



TEORI A. Landasan Teori Menurut Mac Leod (dalam Reisberg, 2013) automatic processing



adalah beberapa proses mental terjadi di luar ruang lingkup kesadaran dan kontrol proses ini pasti dapat ditimbulkan oleh munculnya rangsangan tertentu, dieksekusi secara paksa setelah digerakkan, hanya memakai sedikit atau tidak memakai sumber daya kognitif, dan tidakmengganggu aktivitas mental yang sadar. Menurut Reed (2004) automatic processing adalah kemampuan yang dilakukan secara berulang dan membutuhkan usaha mental yang sedikit. Menurut Baron & Byrne ( 2004) Pemrosesan otomatis (automatic processing) yaitu melakukan tugas dan memproses informasi tertentu tanpa usaha yang besar, secara otomatis dan tidak disadari. Hal ini terjadi ketika individu sudah berpengalaman melakukan tugas tertentu dan sering terpapar oleh jenis informasi tertentu. Berdasarkan definisi menurut beberapa tokoh diatas, dapat disimpulkan Automatic Processing adalah pemrosesan kognitif yang



terjadi di luar lingkup kesadaran dan berkembang dengan lambat, sehingga harus dilakukan latihan secara berulang agar proses pemikiran dapat berkembang dengan baik. Menurut Stenberg (2011) Proses otomatis seringkali mengabaikan perhatian sadar, juga membutuhkan usaha yang sedikit atau bahkan tidak sama sekali dan bahkan bias terjadi secara tidak sengaja, lebih dari satu proses otomatis bias terjadi secara bersamaan, atau bekerja dengan sangat cepat dan tidak dalam sebuah rangkaian



Tiga karakteristik pemprosesan otomatis



menurut Posner & Snyder



(1975) : a. Pemprosesan otomatis terjadi tanpa ada niat sadar. b. Pemprosesan otomatis tersembunyi dari kesadaran. c. Pemprosesan otomatis menggunakan hanya sedikit (atau tidak sama sekali) sumber daya sadar.



Aspek-Aspek Automatic Processing Menurut Friedenberg dan Silverman (2006) ada dua aspek dalam automatic processing, diantaranya yaitu : 1. Interference Dalam interference theory atau teori interferensi merupakansebuah teori yang menyatakan bahwa manusia lupa bukan karenakehilangan memori tetapi karena informasi lainnya yangmenghalangi hal yang diinginkan, gangguan konflik ini terbagimenjadi dua macam yaitu: a. Proactive interference Terjadi karena ketika informasi yang baru dipelajarimengganggu pengingat atau pemanggil memori yang lama. b. Retroactive interference Terjadi ketika informasi yang baru dipelajari mengganggu pengingat atau pemanggil memory yang lama



2. Facilitation Mekanisme respon-stimulus sederhana dapat mengontrolseluruh sistem kognitif secara sadar atau tidak. Mekanisme respon-stimulus yang menghasilkan respon otomatis disebut sebagai aturan produksi atau produksi.



B. Jurnal Terkait (From Controlled to Automatic Processes and Back Again: The



Role of Contextual Features) Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji kemungkinan penerapan fleksibilitas dalam pemrosesan otomatis melalui ketergantungan fitur kontekstual. Terdapat perbedaan antara proses otomatis dan terkontrol yang diperkenalkan oleh Shiffrin dan Schneiderv (1977; lihat juga Schneider & Chein, 2003 ). Pemrosesan otomatis bersifat



cepat, tenaga-kurang,



otonom, stereotip, tidak tersedia untuk kesadaran dan cukup bebas kesalahan. Otomatisitas telah dianggap sebagai fenomena all-or-none, yaitu suatu proses bisa otomatis atau terkontrol. Proses terkontrol dipertimbangkan eksklusif untuk domain kognisi sadar sedangkan proses otomatis dianggap dalam kognisi bawah sadar. Teori ini mendalilkan bahwa pemrosesan tidak sadar atau otomatis, secara umum,bergantung pada konfigurasi sistem kognitif terkait perhatian dan set tugas. Neumann (1990) mengemukakan bahwa informasi bawah sadar hanya akan diproses dan akan mempengaruhi respons motorik terhadap stimulus target sejauh hal itu sesuai dengan niat saat ini. Bukti terbaru menunjukkan bahwa proses otomatis dapat berkembang secara bertahap dengan latihan dan, lebih jauh lagi, mereka dapat bergantung padanya konteks di mana mereka dievaluasi. Masalah utama bagi peneliti adalah untuk memahami apakah dan bagaimana proses otomatis dapat menjadi fleksibel dan adaptif meskipun terlihat kaku. Satu potensi dan



jawaban dari pertanyaan ini adalah bahwa otomatisasi memperoleh fleksibilitas



melalui



kepekaan



terhadap



isyarat



kontekstual



(D'Angelo,Milliken, Jimenez, & Lupinz, 2013). Fokus utama penelitian ini adalah menganalisis bagaimana tugas yang dipelajari bisa menjadi lebih fleksibel melalui penyertaan fitur khusus konteks. Dalam penelitian ini pembelajaran suatu sequence tugas digunakan untuk menguji pemrosesan otomatis. Menurut penelitian sebelumnya otomatisitas bisa berkembang dari pengalaman sebelumnya dan dapat diungkapkan dengan peningkatan kecepatan pemrosesan secara bertahap. Tujuan spesifiknya adalah untuk menunjukkan bahwa peserta dapat meningkatkan kecepatan pemrosesan (otomatisasi) dua tugas urutan, dan kenaikan ini dapat dikaitkan dengan fitur kontekstual yang terkait dengan dua tugas. Seperti yang diharapkan, hasil penelitian menunjukkan bahwa subjek mengidentifikasi stimulus target yang sama pada pertama dan kedua urutan yang dipelajari, kecepatan eksekusi dan akurasi (penurunan jumlah kesalahan) meningkat. Oleh karena itu, kinerja meningkat melalui latihan, dan dua tugas urutan dipelajari secara progresif.



IV.



PELAKSANAAN DAN HASIL PERCOBAAN A. Langkah-Langkah 1. Masuk kedalam situs http://cogscidemos.swarthmore.edu/ 2. Selanjutnya pada menu home akan muncul tampilan pengaturan, dimana praktikan diminta untuk memilih Reverse stroop pada bagian “Experiments” 3. Setelah itu baca dan pahami instruksi yang akan muncul pada tampilan Reverse Stroop, lalu jika sudah mengerti klik “Try it” untuk memulai percobaan. 4. Lalu akan muncul tampilan parameter, isikan pada parameter sesuai dengan berikut : -



Number of Trials = 40



Jika sudah klik “Start Experiments” 5. Selanjutnya klik tulisan “Click to start” dan arahkan kursor ke arah tengah. 6. Setelah itu akan terdapat sejumlah lingkaran dengan berbagai warna dan juga sebuah tulisan. Praktikan diminta untuk memperhatikan tulisan yang ada dan memilih jawaban yang sesuai. 7. Pemilihan



jawaban



yang



benar



dilakukan



dengan



cara



mengarahkan kursor ke arah warna lingkaran yang dianggap benar. 8. Jika sudah, maka percobaan akan dilanjutkan ke soal baru. Silahkan dikerjakan sampai dengan selesai. 9. Lalu screen capture pada bagian tabel untuk hasil akhir praktikum.



B. Hasil Berdasarkan hasil praktikum Automatic Processing pada hari kamis, 22 april 2021 berikut hasil yang didapatkan pada saat praktikum berlangsung.



C. Pembahasan Berdasarkan hasil pratikum Reverse Stroop yang sudah dijalani, dapat diketahui bahwa menurut Durgin (2003) distractor dalam set respon menunda sekitar 30ms sedangkan memiliki patch respon yang sesuai hanya memperlambat respon sekitar 15ms. Hal tersebut dibuktikan jika gambar dan tulisan warna nya sesuai, otak akan berproses lebih cepat dibandingkan jika warna dan tulisannya berbeda. Terbukti banyak penundaan dan warna penganggu mungkin karena efek pada pemrosesan infromasi verbal (membentuk gambar pencarian darinya) daripada gangguan perhatian yang ditimbulkan oleh dua efek. Serta pada praktikum tersebut ketika praktikan sudah mengetahui instruksinya tetapi pada saat melihat gambar dan warna tersbut secara cepat otak dapat merespon secara tidak disadari atau otomatis terhadap jawaban yang salah. Maka dari itu apabila sudah mengerjakan urutan soal kesekian, otak semakin menjadi berpengalaman terhadap informasi tertentu tersebut. Hal ini sesuai seperti yang dikatakan oleh Baron & Byrne ( 2004) Pemrosesan otomatis (automatic processing) yaitu melakukan tugas dan memproses informasi tertentu tanpa usaha yang besar, secara otomatis dan tidak disadari. Hal ini terjadi ketika individu sudah berpengalaman melakukan tugas tertentu dan sering terpapar oleh jenis informasi tertentu. Pada jurnal dikatakan bahwa pemrosesan otomatis bersifat cepat, tenaga-kurang, otonom, stereotip, tidak tersedia untuk kesadaran dan cukup bebas kesalahan. Otomatisitas telah dianggap sebagai fenomena allor-none, yaitu suatu proses bisa otomatis atau terkontrol. Proses terkontrol dipertimbangkan eksklusif untuk domain kognisi sadar sedangkan proses otomatis dianggap dalam kognisi bawah sadar. Dibuktikan oleh saaat praktikum, warna dan kata bukanlah sesuatu yang di kontrol pada awalnya, namun proses otomatis ini dapat berkembang secara bertahap dengan latihan dan, lebih jauh lagi, mereka dapat bergantung pada konteks



di mana mereka dievaluasi. Menurut penelitian otomatisitas bisa berkembang dari pengalaman sebelumnya dan dapat diungkapkan dengan peningkatan kecepatan pemrosesan secara bertahap.



V. KESIMPULAN Kesimpulan pada praktikum kali ini yaitu Automatic processing adalah pemrosesan kognitif yang terjadi di luar lingkup kesadaran dan berkembang dengan lambat, sehingga harus dilakukan latihan secara berulang agar proses pemikiran dapat berkembang dengan baik. Otomatisitas bisa berkembang juga dari pengalaman sebelumnya dan dapat diungkapkan dengan peningkatan kecepatan pemrosesan secara bertahap. Melalui praktikum ini juga diketahui bagaimana suatu proses berpikir dapat berjalan secara otomatis, serta melatih otak kita untuk fokus dalam satu atau beberapa stimulus-stimulus yang membutuhkan keotomatisan seperti kata dan warna pada praktikum reverse strop.



Daftar Pustaka



Friedenberg, F., & Silverman, G. (2006). Cognitive science: an introduction to the study of mind. United State of America: Hazelden. Posner M. I., Snyder C. R. R. (1975). “Attention and cognitive control,” in Information Processing and Cognition: The Loyola Symposium, ed Solso R. L. (Hillsdale, NJ: Lawrence Erlbaum Associates; ), 55–85 Reed, S.K. (2004). Cognition theory and application. San diego : Thomson Wadworth. Reisberg, D. (2013). The oxford handbook of cognitive psychology. New York: Oxford University Press Rosa Angela Fabio, Tindara Caprì, Martina Romano. (2019). From Controlled to Automatic Processes and Back Again: The Role of Contextual Features, Vol. 15 No. 4. Italy : Europe Journals Of Psychology. Schneider W., Shiffrin R. M. (1977). Controlled and automatic human information processing: 1. Detection, search, and attention. Psychol. Rev. 84, 1–66 Sternberg, R. J., & Sternberg, K. (2011). Cognitive psychology sixth edition. Belmont: Cangage learning. Wilson, R. A., & Frank, C. (2001). The MIT encyclopedia of the cognitive science. Massachusetts Institute of Technology.Cambridge: MIT Press